hubungan pola makan dan sindrom dispepsia pada...

64
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2019 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh : Wahdaniah Irfan NIM : 11161030000081 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441H/2019M

Upload: others

Post on 25-Mar-2020

37 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM

DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK

FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 2019

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

Wahdaniah Irfan

NIM : 11161030000081

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441H/2019M

Page 2: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

i

Page 3: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

ii

Page 4: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

iii

Page 5: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

iv

ABSTRAK

Wahdaniah Irfan. Program Studi Pendidikan Kedokteran. Hubungan Pola

Makan dan Sindrom Dispepsia Pada Mahasiswa Pre Klinik Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2019.

Latar belakang : Sindrom dispepsia merupakan salah satu dari 10 besar penyakit

yang ada di Provinsi Banten pada tahun 2016. Terdapat beberapa faktor risiko yang

menyebabkan sindrom dispepsia salah satunya adalah pola makan. Komponen pola

makan yaitu berupa frekuensi, jumlah dan jenis makanan. Seseorang dengan pola

makan yang tidak teratur dan memiiki kebiasaan mengkonsumsi makanan dan

minuman iritatif dapat meningkatkan risiko munculnya sindrom dispepsia. Tujuan

: Mengetahui hubungan antara pola makan dan sindrom dispepsia pada mahasiswa

pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode :

Penelitian menggunakan desain potong lintang di Fakultas Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Sampel dalam penelitian ini sebesar 90 responden dengan

consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil: Hasil

analisis univariat menunjukan jumlah responden terbanyak berdasarkan usia adalah

dalam usia 19 tahun sedangkan berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah

perempuan yaitu sebanyak 72 orang (80%). Pada penelitian ini terdapat 66 orang

mengalami sindrom dispepsia dan 42 orang diantaranya memiliki pola makan yang

kurang baik. Berdasarkan hasil uji Chi-Square, tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara pola makan dengan sindrom dispepsia (p=0,987) dan tidak

terdapat hubungan terhadap makanan iritatif dengan sindrom dispepsia (p=0.812),

begitu juga dengan minuman iritatif tidak memiliki hubungan yang bermakna

dengan sindrom dispepsia (p=0,715). Kesimpulan : Jumlah responden dengan

gejala sindrom dispepsia terdapat 66 orang dan 42 orang diantaranya memiliki pola

makan kurang baik. Keteraturan makan serta makanan dan minuman iritatif tidak

memiliki hubungan dengan kejadian sindrom dispepsia pada mahasiswa pre klinik

Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kata kunci : sindrom dispepsia, mahasiswa, pola makan, makanan dan minuman

iritatif.

Page 6: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

v

ABSTRACT

Wahdaniah Irfan. Medical Studies Program. Diet and Dyspepsia Syndrome

Relationships in Pre Clinical Students of the Faculty of Medicine UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2019.

Background: Dyspepsia syndrome becomes the top 10 diseases in Banten Province

in 2016 and diet is one of the contributing factors to it. In addition, its components

are frequency, amount and type of food. Someone with an irregular diet and

consuming irritative food and drink habitually can cause the risk of dyspeptic

syndrome increasingly. Objective: To determine the diet and dyspepsia syndrome

relationships in Pre Clinical Students of the Faculty Medicine UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Methods: This research uses a cross-sectional design at

Faculty of Medicine UIN Syarif Hidayatullah Jakarta with consecutive sampling of

90 respondents and a questionnaire in data collection. Results: The univariate

analysis reveals that the highest number of respondents are in the age of 19,

moreover; females consist of 72 people (80%). 66 are in dyspepsia syndrome and

42 of them have the poor diet. Based on the results of the Chi-Square test, there is

no significant relationship between diet and dyspepsia syndrome (p = 0.987), the

irritative food and dyspepsia syndrome (p = 0.812), and the irritative drink with

dyspepsia syndrome (p = 0.715). Conclusion: The number of respondents with

symptoms of dyspepsia syndrome are 66 people and 42 of them have poor diet.

Regularity of eating and irritative food and drink have nothing to do with dyspepsia

syndrome in pre-clinical students of the Faculty Medicine UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Keywords: Dyspepsia Syndrome, Students, Diet, Irritative Food and Drink.

Page 7: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

vi

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum w.w.,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat rahmat, hidayah, dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini yang

berjudul “Hubungan Pola Makan dan Sindrom Dispepsia Pada Mahasiswa Pre

Klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2019”

sebagai salah satu syarat yang diajukan untuk menyelesaikan studi di Program Studi

Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta

salam tak lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, kekasih Allah

SWT dan suri tauladan yang baik bagi umat dengan sebaik-baiknya akhlak.

Penulis menyadari bahwa selesainya penelitian ini tidak terlepas dari berkat

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan

penghargaan, rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI

yang telah memberikan beasiswa yaitu Program Beasiswa Santri Berprestasi

sehingga penulis bisa menjalani pendidikan di Program Studi Kedokteran

Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. H. Hari Hendarto, Ph.D Sp.PD-KEMD, dr. Flori Ratna Sari, Ph.D, dr. Fika

Ekayanti, M. Med, bu Dr. Endah Wulandari, S.Si., M.Biomed, selaku Dekan

dan Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Dr. dr. Achmad Zaki, Sp.OT., M.Epid selaku Ketua Program Studi Kedokteran

Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4. dr. Yanti Susianti Sp.A(K) selaku dosen pembimbing 1 dan Dr. dr. Francisca

A. Tjakradidjaja MS., Sp.GK, selaku dosen pembimbing 2 yang telah banyak

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing

selama melakukan penelitian ini.

5. dr. Femmy Nurul Akbar, Sp. PD-KGEH, selaku dosen penguji 1 dan bu Silvia

Fitrina Nasution, S.Si, M.Biomed. selaku dosen penguji 2 yang memberikan

bimbingan, saran dan kritik untuk penelitian ini.

6. drg. Laifa Hendarmin, Ph.D selaku penanggung jawab modul riset Program

Studi Kedokteran angkatan 2016.

Page 8: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

vii

7. dr. Taufik Zain Sp.OG(K), selaku pembimbing akademik dan seluruh dosen-

dosen pengajar Program Studi Kedokteran yang telah memberikan ilmu yang

sangat bermanfaat bagi penulis.

8. Kedua orang tua penulis, H. Irfan Daming, S.Ag, M.Pd dan Hj. Nuraedah S.Ag,

M.Pd yang sangat penulis sayangi, cintai dan hormati, yang selalu menyayangi,

memanjatkan doa, senantiasa mendidik dengan baik, dan tak lupa juga terima

kasih kepada saudara-saudara tercinta penulis, kakak Muhammad Abrar Irfan,

kakak Muhammad Nashrun Irfan, adik Muhammad Syafaat Irfan, serta

keluarga besar Bapak Ona, keluarga besar Nenek Daming dan seluruh keluarga

penulis yang telah memberikan doa, motivasi, dan juga dukungan baik moral

maupun material selama ini sehingga penulis tidak bisa membalas jasa dengan

apapun.

9. Ayu Saputri Rahmatillah, Ayu Namirah Filayeti, Salsabilla Al-Khansa, dan

Keiza Bella Clarissa sebagai teman seperjuangan penelitian ini yang merasakan

senang dan susah bersama sejak mencari pembimbing, menentukan judul

penelitian, mencari tempat penelitian, mengambil data serta menghabiskan

waktu, pikiran, dan tenaga dalam menyelesaikan penelitian ini.

10. Teman seangkatan sekaligus calon sejawat penulis yaitu Pacemaker 2016 yang

telah mengalami suka duka bersama dalam dunia kedokteran Fakultas

Kedokteran UIN Jakarta. Keluarga besar penulis CSSMoRA UIN Jakarta,

khusus kepada Maestro angkatan 2016 yang selalu ada untuk penulis,

memberikan semangat dan motivasi serta mendoakan penulis.

11. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna,

maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi

penelitian ini. Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang

membacanya.

Wassalaamu’alaikum w.w.

Ciputat, Desember 2019

Penulis

Page 9: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

viii

DAFTAR PUSTAKA

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

Latar Belakang.......................................................................................... 1

Rumusan Masalah .................................................................................... 2

Hipotesis Penelitian .................................................................................. 2

Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

Manfaat Penelitian .................................................................................... 3

BAB II ..................................................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4

2.1 Landasan Teori ......................................................................................... 4

2.1.1. Sindrom Dispepsia ............................................................................ 4

2.1.2. Pola Makan...................................................................................... 12

2.1.3. Hubungan Pola Makan dengan Sindrom Dispepsia ........................ 13

2.2. Kerangka Teori ....................................................................................... 15

2.3. Kerangka Konsep ................................................................................... 16

2.4. Definisi Operasional ............................................................................... 17

BAB III .................................................................................................................. 18

METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 18

3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 18

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 18

3.3 Populasi dan Sampel............................................................................... 18

3.3.1. Populasi Penelitian ............................................................................... 18

3.3.2. Sampel Penelitian ................................................................................ 18

3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................... 20

3.5 Cara Kerja Penelitian .............................................................................. 20

3.5.1. Persiapan penelitian ............................................................................. 20

3.5.2. Pengambilan sampel ............................................................................ 20

Page 10: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

ix

3.5.3. Pengambilan data melalui kuesioner ................................................... 21

3.5.4. Pengolahan dan analisis data ............................................................... 21

3.6 Managemen Data .................................................................................... 21

3.6.1. Pengumpulan data ................................................................................ 21

3.6.2. Pengolahan dan analisis data ............................................................... 22

3.7 Etika penelitian ....................................................................................... 22

3.8 Alur Penelitian ........................................................................................ 23

BAB IV .................................................................................................................. 24

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 24

4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas.................................................................. 24

4.2. Respon Rate ............................................................................................ 24

4.3. Analisis Univariat ................................................................................... 24

4.3.1. Karakteristik Subjek ........................................................................ 25

4.3.2. Perilaku Pola Makan Serta Frekuensi Jenis Makanan dan Minuman

Iritatif……………………………………………………………………..26

4.3.3. Kejadian Sindrom Dispepsia ........................................................... 27

4.4. Analisis Bivariat ..................................................................................... 28

4.4.1. Hubungan Pola Makan dan Sindrom Dispepsia.............................. 28

4.5. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 32

BAB V .................................................................................................................... 34

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 34

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 34

5.2. Saran ....................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 35

Page 11: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi responden berdasarkan usia dan jenis kelamin

pada mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta……………………………………….. 25

Tabel 4.2. Distribusi responden berdasarkan kategori perilaku pola

makan……………………………………………………… 26

Tabel 4.3. Distribusi responden berdasarkan frekuensi jenis makanan

dan minuman iritatif………………………………………... 27

Tabel 4.4. Distribusi responden dengan kejadian sindrom dispepsia….. 28

Tabel 4.5. Distribusi responden dengan pola makan dan kejadian

sindrom dispepsia mahasiswa pre klinik Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta……………… 29

Tabel 4.6. Distribusi responden dengan makanan pedas dan kejadian

sindrom dispepsia mahasiswa pre klinik Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah……………………… 30

Tabel 4.7. Distribusi responden dengan makanan asam dan kejadian

sindrom dispepsia mahasiswa pre klinik Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah……………………… 30

Tabel 4.8. Distribusi responden dengan minuman iritatif dan kejadian

sindrom dispepsia mahasiswa pre klinik Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah……………………… 31

Page 12: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi Lambung.............................................................................. 5

Gambar 2.2. Fase sekresi lambung ......................................................................... 8

Gambar 2.3. Alur diagnosis dispepsia belum diinvestigasi .................................. 11

Page 13: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

xii

DAFTAR SINGKATAN

GERD : Gastroesofageal Refluks Disease

Hp : Helicobacter Pylori

KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia

SPSS : Statistic Package for Social Science

FFQ : Food Frequency Questionnaire

Page 14: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ……………………………………………………………….. 40

Lampiran 2 ………………………………….……………………………. 45

Lampiran 3 ……………………………………………………………….. 51

Page 15: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sindrom dispepsia merupakan kumpulan beberapa gejala seperti rasa tidak

nyaman pada saluran pencernaan bagian atas yang bisa dirasakan dalam waktu tertentu

oleh seseorang terutama dirasakan di bagian epigastrium (perut bagian atas), serta

terdapat rasa mual, muntah, cepat kenyang, sendawa, perut kembung, dan perut terasa

penuh (1). Secara global, prevalensi dispepsia didapatkan bervariasi antara 11%-29,2%.

Didapatkan prevalensi dispepsia di Amerika Serikat sebesar 23-25,8%, di India 30,4%,

New Zealand 34,2%, Hongkong 18,4%, dan Inggris 38-41%(2). Berdasarkan profil

kesehatan Indonesia 2010 diketahui dispepsia menduduki peringkat ke 6 dari 10 besar

penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan dan peringkat ke 5 pada pasien rawat inap

di rumah sakit yang berada di Indonesia (3). Menurut penelitian Asri, C(2016) dispepsia

merupakan salah satu dari 10 besar penyakit yang ada di Provinsi Banten (4).

Sindrom dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai penyakit, bisa berlokasi dari

dalam lambung, luar lambung, maupun penyakit sistemik yang bermanifestasi

sekunder. Penyebab timbulnya sindrom dispepsia diantaranya adalah faktor pola

makan (diet), sekresi asam lambung, infeksi Helicobacter pylori, fungsi motorik

lambung, dan persepsi visceral lambung (5). Penelitian yang dilakukan oleh Afifah N

(2018) yang meneliti tentang hubungan stress dan pola makan dengan kejadian

sindrom dispepsia didapatkan hasil bahwa pola makan yang rendah atau tidak teratur

dapat mengalami sindrom dispepsia yaitu sebanyak 20,4%(6). Begitu juga dengan

Nasution dkk (2015) yang meneliti mengenai sindrom dispepsia didapatkan hasil

bahwa terdapat sekitar 84% pada pelajar yang memiliki pola makan tidak teratur

cenderung mengalami sindrom dispepsia lebih besar dibandingkan pelajar yang

memiliki pola makan teratur (7).

Secara umum pola makan memiliki 3 komponen utama yaitu jenis, frekuensi,

dan jumlah makanan. Seseorang dengan pola makan yang tidak teratur akan

mempengaruhi proses kerja lambung (8). Kebiasaan mengkonsumsi makanan dan

minuman, misalnya makan pedas atau asam, minum teh atau kopi, dan minuman

berkarbonasi lainnya dapat meningkatkan risiko munculnya sindrom dispepsia (9).

Remaja merupakan salah satu kelompok yang berisiko untuk terkena sindrom

Page 16: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

2

dispepsia (1). Menurut Papalia dan Olds remaja adalah masa transisi perkembangan

dari anak-anak menjadi dewasa yaitu berawal dari umur 12-20 tahun termasuk

mahasiswa (10). Pada tahap ini mahasiswa mereka sedang mengalami perkembangan

dan pemantapan pendirian hidup. Mahasiswa juga memiliki kecerdasan dalam berfikir

kritis dan bertindak lebih cepat selain itu mahasiswa sering disibukkan dengan urusan

organisasi maupun urusan tugas kuliah yang dapat mengurangi waktu sehingga hal

tersebut dapat menyebabkan waktu makan tertunda atau lupa untuk makan (11).

Berdasarkan latar belakang di atas, kejadian sindrom dispepsia terjadi cukup

banyak dan biasanya pada remaja dengan pola makan yang tidak teratur maka peneliti

tertarik untuk melakukan pembaharuan dan penelitian kembali pada tempat dan waktu

yang berbeda dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nasution dkk (2015)

dengan populasi pada mahasiswa mengenai “Hubungan Pola Makan dan Sindrom

Dispepsia Pada Mahasiswa Pre Klinik Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2019”.

Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara pola makan dan kejadian sindrom dispepsia

pada mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan antara pola makan dan sindrom dispepsia pada mahasiswa

pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

1. Mengetahui hubungan pola makan dan kejadian sindrom dispepsia pada

mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik subjek berdasarkan usia dan jenis kelamin pada

mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Mengetahui riwayat penyakit lambung sebelumnya pada mahasiswa pre

klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Mengetahui perilaku pola makan berdasarkan keteraturan makan serta jenis

makanan dan minuman iritatif dengan menggunakan kusioner pada

mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 17: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

3

4. Mengetahui kejadian sindrom dispepsia dalam 3 bulan terakhir berdasarkan

kriteria Rome III pada mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, beberapa manfaat yang dapat diambil diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Subjek

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai hubungan

pola makan terhadap sindrom dispepsia.

2. Institusi

Hasil penelitian dapat dijadikan informasi dan referensi kepada mahasiswa

mengenai pengaruh dari pola makan yang dapat dijadikan kuliah atau

pedoman sehingga mahasiswa dapat mengetahui pola makan yang baik.

3. Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang benar

bagi masyarakat pada umumnya khususnya mengenai hubungan pola makan

dan dispepsia.

4. Peneliti

- Menjadi syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran.

- Mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama masa proses

pembelajaran di masa non-klinik.

- Memperluas serta menambah wawasan dan pengetahuan mengenai

penelitian.

- Sebagai bekal edukasi untuk di kemudian hari ketika mendapatkan

pasien sindrom dispepsia saat menjadi dokter.

Page 18: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Sindrom Dispepsia

2.1.1.1. Definisi dan Klasifikasi

Menurut Konsensus Nasional, dispepsia merupakan rasa tidak

nyaman berupa nyeri atau rasa terbakar di epigastrium, cepat kenyang, rasa

kembung di saluran cerna atas, rasa penuh setelah makan, mual, muntah,

serta sendawa yang dirasakan pada abdomen bagian atas (12) .

Dispepsia umumnya terjadi karena terdapat masalah pada lambung

dan duodenum. Keluhan refluks gastroesofageal seperti rasa panas di dada

(heartburn) dan regurgitasi pada asam lambung tidak termasuk dalam

sindrom dispepsia tetapi langsung dimasukkan dalam alur atau algoritme

dari penyakit gastroesofageal refluks disease (GERD). Hal ini disebabkan

karena sensitivitas dan spesifitas dari keluhan tinggi untuk terjadinya proses

refluks gastroesofageal (1).

Dispepsia dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu dispepsia organik

yang disebabkan karena adanya kelainan organik pada saluran pencernaan

dan dispepsia fungsional yang tidak terdapat kelainan organik atau kelainan

struktural pada saluran pencernaan tetapi dapat diakibatkan karena pengaruh

psikologis atau intoleransi makanan (13).

2.1.1.2. Epidemiologi

Dispepsia merupakan salah satu masalah yang paling sering ditemui

dalam praktek medis. Berdasarkan penelitian populasi umum kejadian

dispepsia terdapat 15-30% orang dewasa pernah mengalami keluhan umum

dari dispepsia (1). Prevalensi kejadian dispepsia pada unit perawatan

kesehatan mencapai 30% dari layanan dokter umum dan 50% layanan oleh

spesialis gastroenterologi. Berdasarkan hasil penelitian dari Nasution dkk

(2015) didapatkan hasil sebesar 84% pelajar yang memiliki pola makan

tidak teratur cenderung mengalami sindrom dispepsia lebih besar

dibandingkan dengan pelajar yang memiliki pola makan teratur (8). Hasil

studi dari negara-negara Asia didapatkan kejadian dispepsia 43%-79,5%

Page 19: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

5

adalah dispepsia fungsional (12). Studi populasi dari Amerika Serikat dan

Eropa menunjukkan bahwa 20-25% orang dewasa mengalami dispepsia

pada waktu tertentu dan setelah ditinjau, kebanyakan pasien tersebut

memiliki gejala yang sama dengan dispepsia fungsional yaitu dengan

prevalensi 12-15%, beberapa penelitian menunjukkan perbandingan

prevalensi perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki yaitu 4:1 (14).

Di Indonesia, prevalensi terjadinya dispepsia fungsional dengan

metode diagnostik didapatkan sebanyak 20-40% (15). Menurut Profil

Kesehatan Indonesia tahun 2010, dari 10 besar penyakit terbanyak di rumah

sakit Indonesia pada pasien rawat inap didapatkan dispepsia berada di

urutan ke 5 yaitu sebesar 24.716 kasus sedangkan pada pasien rawat jalan

dispepsia berada di urutan ke 6 sebesar 88.599 kasus (4).

2.1.1.3. Anatomi dan Fisiologi Lambung

a. Fungsi Motorik Lambung

Berdasarkan dari aspek anatomis, lambung dibagi atas 3 bagian

yaitu fundus bagian lambung yang terletak di atas lubang esofagus,

korpus (body) bagian tengah yang merupakan bagian utama lambung

dan antrum bagian bawah lambung yang memiliki otot yang lebih tebal,

lebih lengkapnya dapat dilihat dari gambar di bawah : (16)

Gambar 2.1. Anatomi lambung. (17)

Fungsi motorik lambung terdiri dari pengisian lambung,

penyimpanan lambung, pencernaan lambung, dan pengosongan

lambung. Lambung dalam keadaan kosong memiliki volume sekitar 50

Page 20: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

6

ml, tetapi apabila sudah terisi volumenya dapat mencapai sekitar 1 liter.

Pada permukaan dalam dinding lambung terdapat lipatan-lipatan yang

dapat mendatar sehingga dapat memperbesar luas permukaan lambung

(16).

Terdapat gerakan peristaltik yang terjadi dalam lambung

sehingga akan menyebar ke seluruh bagian lambung yaitu dimulai di

fundus dan korpus kemudian akan ke antrum dan sfingter pilorus. Pada

saat makanan masuk fundus dan korpus akan mengakomodasi makanan

dan ototnya akan melemah (2). Pada fundus dan korpus memiliki otot

yang tipis sehingga gerakan peristaltik yang terjadi lemah, sedangkan

pada antrum gelombang gerakan peristaltik menjadi jauh lebih kuat

karena otot yang dimiliki antrum lebih tebal dibandingkan otot yang

dimiliki fundus dan korpus. Gerakan peristaltik yang lemah pada korpus

membuat makanan akan tersimpan lebih tenang tanpa terjadi

pencampuran, kemudian makanan akan mengalir dari korpus ke antrum

(tempat terjadinya pencampuran makanan) (16).

Gerakan peristaltik yang kuat pada antrum membuat makanan

tercampur dengan sekresi lambung untuk menghasilkan kimus

(campuran cair kental). Setiap gerakan peristaltik antrum akan membuat

kimus terdorong menuju sfingter pilorus yang sedikit terbuka ke dalam

duodenum. Normalnya pada kotraksi otot tonik spinter pilorus akan

menyebabkan sfingter pilorus hampir tertutup sehingga butuh dorongan

peristaltik yang kuat untuk mendorong kimus melewatinya, semakin

kuat kontraksi antrum terdorong semakin banyak kimus yang lolos

melewati sfingter pilorus dan masuk ke duodenum. Ketika gelombang

peristaltik melalui sfingter pilorus kemudian akan menutup dengan erat

dan membuat partikel yang besar kembali lagi ke korpus lambung dan

massa kimus antrum akan terdorong ke jauh ke depan dan mengalami

pencampuran kemudian akan kembali lagi ke arah korpus pilorus seiring

dengan meningkatnya gerakan peristaltik selanjutnya, sampai massa

kimus tersebut hancur dan lunak sehingga menjadi partikel yang lebih

kecil untuk pengosongan, hal ini disebut retropulsi (16).

Page 21: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

7

Kontraksi peristaltik antrum selain mencampur isi lambung,

proses ini juga merupakan pendorong untuk mengosongkan lambung.

Jumlah kimus yang lolos masuk ke duodenum bergantung pada

kekuatan gerakan peristaltik. Gerakan kekuatan gelombang peristaltik

bisa sangat bervariasi hal ini dipengaruhi oleh sinyal yang berada di

lambung dan duodenum. Tingkat aktivitas peristaltik antrum

dipengaruhi oleh faktor-faktor eksitabilitas otot sehingga semakin

tinggi eksitabilitas otot maka pengosongan lambung akan lebih cepat

(16).

b. Sekresi Asam Lambung

Mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubulular yaitu

kelenjar oksintik (kelenjar gastrik) yang mensekresi asam dan kelenjar

pilorus yang mensekresi mukus yang berfungsi untuk melindungi

mukosa pilorus dari cedera mekanik. Kelenjar oksintik terletak di bagian

fundus dan korpus lambung, sedangkan kelenjar pilorus terletak di

bagian antrum lambung (17). Pada mukosa lambung juga terdapat chief

cells (sel utama) yang berfungsi mensekresikan pepsinogen untuk

mencerna protein dan mensekresikan gastrik lipase untuk mencerna

lemak (16).

Kelenjar oksintik lambung juga memiliki sel parietal yang

mensekresi asam hidroklorida dan faktor instrinsik yang berperan dalam

proses penyerapan vitamin B12. Asam hidroklorida apabila dirangsang

akan membuat sel parietal mensekresi larutan asam yang didalamnya

terdapat asam hidroklorida sekitar 160 mmol/L, pH pada larutan asam

ini menunjukkan tingkat keasaman yang tinggi yaitu kira-kira 0,8 (17).

Asam hidroklorida dapat membunuh mikroorganisme serta berfungsi

untuk mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi pepsin (16).

Selain fungsi di atas asam hidroklorida juga membantu penguraian serat

otot dan jaringan ikat sehingga partikel yang memiliki ukuran besar akan

dipecah menjadi partikel yang kecil yang nantinya akan berubah

menjadi kimus (16). Sel parietal memiliki hubungan erat dengan sel lain

yaitu sel ECL yang berfungsi mensekresi histamin. Sel ECL juga

Page 22: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

8

terletak di kelenjar pilorus sehingga ketika histamin dilepas akan

berhubungan langsung dengan sel parietal (17).

Kelenjar pilorus lambung terdapat didalamnya hormon yang

berperan penting dalam sekresi asam lambung yaitu hormon gastrin

yang disekresi oleh sel G yang terletak di bagian antrum lambung.

Fungsi utama dari gastrin adalah perangsang sekresi asam lambung dan

perangsang pertumbuhan mukosa lambung (16).

Gambar 2.2 Fase sekresi lambung. (18)

Pada gambar di atas menjelaskan proses sekresi lambung yang

terdapat tiga fase yaitu fase sefalik, fase gastrik, dan fase intestinal. Fase

sefalik berlangsung pada saat memikirkan, mencium, mengecap, dan

mencicipi makanan sehingga hal ini akan mengirim sinyal neurogenik

pada korteks serebri dan pusat nafsu makan di hipotalamus, kemudian

sinyal akan ditransmisikan melalui nukleus motorik dorsalis nervus

vagus, lalu nervus vagus menstimulasi daerah kelenjar pilorus untuk

menghasilkan gastrin dan saraf intrinsrik merangsang sel parietal dan

chief cells untuk menghasilkan sekresi lambung (16).

Pada fase gastrik rangsangan berpengaruh dari makanan berupa

protein, fragmen peptida dalam makanan, peregangan, kafein, alkohol

yang akan membuat refleks vagovagal dari lambung ke otak kembali

lagi ke lambung dan membuat reflek enterik setempat sehingga hal ini

Page 23: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

9

memnyebabkan sekresi asam lambung ketika makanan berada di

lambung (16,17).

Pada fase intestinal rangsangannya disebabkan oleh adanya

produk pencernaan protein di duodenum untuk meningkatkan gastrin

sehingga gastrin dibawa oleh aliran darah ke lambung kemudian

merangsang sel parietal dan chief cells untuk memproduksi sel lambung

(16).

2.1.1.4. Faktor Risiko Sindrom Dispepsia

Faktor risiko dispepsia fungsional yang paling banyak adalah

sekresi asam lambung, infeksi, dismotilitas gastrointestinal, disfungsi

autonom, faktor diet, psikologis, dan lingkungan (1).

1) Sekresi Asam Lambung

Sel kelenjar pada lambung menghasilkan asam lambung sekitar 2500

ml tiap hari. Hasil sekresi lambung berupa asam hidroklorida (HCl)

dan pepsinogen (2). Dinding dalam mukosa lambung dilindungi oleh

mukus dan lapisan mukosa lambung yang juga disebut sebagai sawar

mukosa. Apabila sawar mukosa lambung terganggu maka hasil sekresi

lambung akan merusak mukosa lambung sehingga akan menyebabkan

iritasi pada mukosa lambung akibat kuatnya konsentrasi asam dari

HCl dan pepsinogen dalam lambung (16). Pada dispepsia fungsional

diduga terjadi akibat adanya peningkatan sensitivitas mukosa lambung

terhadap asam sehingga menimbulkan rasa yang tidak enak pada perut

(1).

Peningkatan sensitivitas mukasa lambung terhadap asam dapat terjadi

akibat pengaruh pola makan yang tidak teratur sehingga akan

membuat lambung sulit beradapasi dalam sekresi asam lambung dan

apabila berlangsung lama akan mengiritasi dinding mukosa lambung

(15).

2) Infeksi Helicobacter Pylori (Hp)

Prevalensi infeksi Hp yang didapatkan bervariasi sekitar 39% -

87%.(12) Dari berbagai laporan terdapat sekitar 50% kekerapan

Helicobacter Pylori pada dispepsia fungsional.(1) Hubungan infeksi

Hp yang didapatkan dengan gangguan motilitas pada pencernaan

Page 24: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

10

ditemukan tidak konsesten tetapi ketika infeksi Hp diperbaiki

membuat gejala-gejala dispepsia fungsional jadi lebih baik (12).

3) Dismotilitas Gastrointestinal

Dismotiltas gastrointestinal terdiri dari menurunnya kapasitas

lambung dalam menerima makanan, tidak seimbangnya koordinasi

antar duodenum, dan terjadinya perlambatan dalam pengosongan

lambung (12). Berdasarkan berbagai studi melaporkan bahwa dsipepsia

fungsional terjadi akibat perlambatan pengosongan lambung dan

berkaitan dengan adanya mual muntah, 50% kasus terjadi karena

adanya hipomotilitas antrum, gangguan pola makan sehingga

berhubungan dengan adanya rasa cepat kenyang dan penurunan berat

badan, dan juga terjadi akibat hipersensitivitas viseral terhadap

lambung yang menyebabkan adanya keluhan nyeri, sendawa, dan

penurunan berat badan (1).

4) Disfungsi Autonom

Hal ini berkaitan dengan neuropati vagal yang berpengaruh dalam

kegagalan relaksasi lambung di bagian proksimal ketika menerima

makanan sehingga menyebabkan gangguan akomodasi lambung dan

rasa cepat kenyang (1).

5) Faktor Diet

Pada kasus dispepsia fungsional berkaitan dengan adanya perubahan

pada pola makan, seperti lambat atau menunda waktu makan, makan

dalam porsi kecil dan menghindari porsi besar serta intolensi makanan

(1).

6) Psikologis dan Lingkungan

Pada sebuah penelitian menunjukkan bahwa salah satu faktor

terjadinya dispepsia fungsional adalah gangguan psikososial. (12)

Kejadian dispepsia fungsional berikatan dengan adanya stress,

peningkatan kecemasan, depresi dan gangguan somatisasi. Hal di atas

dapat berpengaruh terhadap fungsi gastrointestinal, adanya penurunan

kontraktilistas lambung (1).

Page 25: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

11

2.1.1.5. Diagnosis

Ketika didapatkan kelainan organik maka perlu dipikirkan

kemungkinan diagnosis banding yaitu dispepsia organik, tetapi apabila tidak

ditemukan kelainan organik maka pikirkan kecurigaan dispepsia fungsional.

Dispepsia organik terdiri dari ulkus duodenum, ulkus gaster, gastritis,

gastritis erosif, duodenitis, dan proses keganasan. Pada dispepsia fungsional

dapat didiagnosis berdasarkan kriteria Rome III dengan didapatkan satu atau

lebih gangguan di gastrointestinal seperti rasa yang mengganggu setelah

makan, cepat kenyang, kembung, rasa tidak nyaman atau nyeri dan rasa

terbakar di epigastrium. Gejala yang dirasakan harus berlangsung kurang

lebih selama tiga bulan terakhir. (12)

Diagnosis dispepsia ditegakkan dengan melakukan anamnesis,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan lab, dan pemeriksaan penunjang lainnya. (14)

Penegakkan dispepsia dapat ditemukan tumpang tindih dengan GERD pada

praktik sehari-hari. (12) Berikut merupakan alur diagnosis dispepsia yang

belum diinvestigasi:

Gambar 2.3. Alur Diagnosis Dispepsia Belum Diinvestigasi.(12)

Terdapat tanda bahaya yang harus dievaluasi pada pasien yang

datang dengan keluhan dispepsia, keluhan ini harus dilakukan investigasi

lebih dahulu dengan endoskopi, (12) Tanda bahaya dispepsia yaitu penurunan

berat badan, perdarahan saluran cerna, anemia, demam, disfagia progresif,

muntah rekuren atau persisten, massa di daerah abdomen bagian atas, dan

riwayat keluarga kanker lambung.

Page 26: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

12

2.1.2. Pola Makan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pola makan merupakan

cara ataupun usaha dalam mengatur kegiatan makan untuk memenuhi kebutuhan

tubuh agar menjadi lebih baik (19). Menurut Depkes RI (2009), pola makan adalah

suatu cara atau usaha dalam mengatur jumlah dan jenis makanan dengan maksud

mempertahankan kesehatan tubuh, status nutrisi, mencegah penyakit atau membantu

kesembuhan penyakit (20). Pola makan terdiri dari frekuensi makan, jenis makanan,

dan, porsi atau jumlah makan (21). Pembahasan yang akan dibahas hanya frekuensi

makan dan jenis makanan saja karena menurut penelitian yang dilakukan Pasaribu

(2014) dan Okviani (2011) mengatakan bahwa porsi makan tidak berhubungan

dengan terjadinya kelainan gastrointestinal bagian atas.(22,23)

2.1.2.1. Frekuensi Makan

Frekuensi makan merupakan kegiatan makan yang dilakukan

seseorang dalam sehari baik makanan utama maupun selingan. Frekuensi

makan yang baik dikatakan apabila makan 3 kali sehari dalam setiap harinya

atau ketika seseorang 2 kali makan makanan utama dan 1 kali selingan,

kurang dari 2 kali makanan utama maka dikatakan frekuensi makan kurang

baik. (24)

Pada umumnya seseorang melakukan makan utama 3 kali dalam

sehari yaitu pagi, siang dan malam. Pada mahasiswa biasanya memiliki

kebiasaan makan yang tidak teratur dengan membuat jeda waktu makan

yang lama atau frekuensi makan kurang dari 3 kali sehari sehingga akan

berpengaruh dalam pengisian dan pengosongan lambung. Jeda waktu

makan yang baik berkisar 4-5 jam.(16)

2.1.2.2. Jenis Makanan

Jenis makanan dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu makanan

utama dan makanan selingan. Makanan utama adalah makanan yang biasa

dikonsumsi seperti makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahan

yang dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pagi, siang, dan malam, sedangkan

makanan selingan adalah makanan kecil yang dibuat sendiri maupun yang

dibeli seperti keripik, kue-kue, dan cemilan lainnya. Makanan pokok adalah

makanan yang memiliki peran penting dalam hidangan seperti nasi, roti,

Page 27: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

13

sereal, kentang serta mie, yang berfungsi sebagai sumber utama kalori atau

energi dalam tubuh dan membuat rasa kenyang.(25)

Terdapat beberapa jenis makanan dan minuman yang dapat merusak mukosa

lambung sehingga kurang baik untuk dikonsumsi, seperti (26) :

a. Minuman kopi, susu, dan anggur putih dapat merangsang sekresi asam

lambung.

b. Makanan yang asam dan pedas dapat merangsang lambung dan merusak

mukosa lambung.

c. Makanan yang berlemak dapat memperlambat pengosongan lambung

sehingga terjadi peningkatan peregangan lambung yang menyebabkan

meningkatnya asam lambung.

Pada Pedoman Gizi Seimbang Kemenkes Kesehatan RI telah memberikan 7

pesan untuk remaja yaitu (27) :

1) Biasakan makan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan malam bersama

keluarga.

2) Biasakan mengkonsumsi ikan dan sumber protein lainnya.

3) Perbanyak mengkonsumsi sayuran dan cukup buah-buahan.

4) Biasakan membawa air putih dan bekal makanan dari rumah.

5) Kurangi mengkonsumsi makanan yang cepat saji, jajanan, dan maknan

selingan yang berlemak, manis dan asin.

6) Biasakan sikat gigi 2 kali sehari yaitu waktu bangun tidur dan ketika

ingin tidur.

7) Hindari merokok.

2.1.3. Hubungan Pola Makan dengan Sindrom Dispepsia

Salah satu faktor penyebab dari terjadinya dispepsia fungsional adalah

lingkungan, sekresi asam lambung, dan diet.(1) Kebiasaan mengkonsumsi makanan

pedas, makanan atau minuman asam, minum kopi, minum teh, dan minuman yang

berkarbonasi dapat meningkatkan risiko terjadinya dispepsia.(9) Pola makan yang

kurang baik dapat menyebabkan terjadinya sindrom dispepsia sehingga sekresi asam

lambung akan berlebihan yang akan berakibat pada rusaknya mukosa lambung dan

menimbulkan keluhan seperti mual.(28)

Page 28: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

14

Mahasiswa memiliki aktivitas dan jadwal pekuliahan yang sangat padat

sehingga akan mempengaruhi pola makan dan perilaku hidup sehatnya. Aktivitas

dan jadwal yang padat tersebut dapat membuat mahasiswa menunda waktu makan

bahkan dapat lupa untuk makan sehingga hal ini dapat mempengaruhi kerja lambung

terutama sekresi asam lambung sehingga akan membuat lambung sulit beradaptasi

dengan waktu makan. Penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Nasution dkk (2015)

menemukan adanya hubungan antara pola makan dan sindrom dispepsia yang

didapatkan hasil bahwa pelajar yang memiliki pola makan yang tidak teratur

cenderung mengalami sindrom dispepsia dibandingkan dengan yang memiliki pola

makan teratur (7). Apabila pola makan teratur maka akan memudahkan kerja lambung

untuk mengenali waktu makan sehingga produksi asam lambung dapat terkontrol.

Jika hal ini berlangsung lama, sekresi asam lambung akan meningkat sehingga dapat

mengiritasi mukosa lambung yang dapat menyebabkan adanya gastritis dan dapat

menjadi tukak peptik. Hal ini dapat menyebabkan mual dan rasa tidak enak serta

nyeri pada gastrointestinal bagian atas (29).

Disebutkan dalam sebuah ayat di dalam Al-Quran mengenai pentingnya

menjaga pola makan yaitu pada surah Taha ayat 81 :

ا ول رزق ناكم ما طي بات من كلوا غو لل ومن غضبي علي كم فيحل فيه تط هوى فقد غضبي علي ه يح

Artinya :

“Makanlah diantara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu,

dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-

Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka

sesungguhnya binasalah ia”

Dari ayat di atas dijelaskan bahwa dalam memilih makanan harus memilih

yang baik dan seimbang yaitu seimbang dalam ukuran, jenis, porsi, pola, maupun

waktu. Jika hal tersebut di atas tidak diperhatikan maka akan dapat memicu

timbulnya sebuah penyakit sehingga dapat mengakibatkan kematian.

Page 29: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

15

2.2. Kerangka Teori

Pola Makan kurang baik

Efusi dan ulserasi

mukosa lambung

↑ sekresi HCL

Impuls ke pleksus

Meisner

Nervus vagus

Pelepasan mediator (bradikinin,

histamin, prostaglandin)

Infeksi Hp Psikologis

Disfungsi

autonom Iritasi

lambung

Lambung mengalami

kosong yang lama

Menstimulasi

stress sentral

Disfungsi

saraf vagal

+ medulla oblongata

Impuls ke pleksus

miesenterikus pada

mukosa lambung

Mual muntah

Nosiseptor

Thalamus

Saraf aferen

Nyeri

↑ sensitivitas

asam

gastrointestinal

Kegagalan

relaksasi

Distensi

lambung

Rasa cepat

kenyang dan tidak

enak di perut

Sendawa

SINDROM DISPEPSIA

Makanan masuk

Peregangan di perut

Refleks enterik dinding lambung

+ hormon gastrin

Stimulasi sel parietal

Page 30: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

16

2.3. Kerangka Konsep

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan dan

sindrom dispepsia . Variabel independen dari penelitian ini adalah pola makan, sedangkan

variabel dependennya adalah sindrom dispepsia, sehingga kerangka penelitian dapat

dilihat seperti sebagai berikut :

Keterangan :

: variabel yang diteliti

: variabel yang tidak diteliti

Pola makan

Variabel Independen

Infeksi Hp

Psikologis

Disfungsi

autonom

Sindrom

dispepsia

Variabel Dependen

Gejala :

- Mual muntah

- Sendawa

- Cepat kenyang

- Rasa penuh setelah makan

- Nyeri ulu hati/epigastrik

- Rasa terbakar di epigastrium

Jenis

makanann

Frekuensi

Jumlah

Page 31: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

17

2.4. Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Alat

ukur

Hasil ukur Skala

1. Usia Rentang suatu kehidupan

yang dihitung dengan

tahun yang dapat

ditanyakan melalui

tanggal lahirnya.

Kusioner • Data numerik Rasio

2. Jenis kelamin Karakteristik biologis

responden dari lahir yang

bersifat permanen

Kusioner • (1) laki-laki

(2) perempuan

Nominal

3. Pola makan Suatu cara atau usaha

dalam mengatur jumlah,

porsi dan jenis makanan

dengan maksud

mempertahankan

kesehatan tubuh, status

nutrisi, mencegah

penyakit atau membantu

kesembuhan penyakit.

Kusioner • Penilaian dilakukan

dengan skala likert.

• Apabila responden

menjawab

(a) Skornya yaitu 0

(b) Skornya yaitu 1

(c) Skornya yaitu 2

(d) Skornya yaitu 3

Dari skor di atas dibagi

atas 2 kategori yaitu :

a. Baik, apabila skor

< 4,00 (nilai median)

b. Kurang baik, apabila

skor ≥4,00 (nilai

median)

Ordinal

4. Sindrom

dispepsia

Rasa tidak nyaman

berupa nyeri atau rasa

terbakar di epigastrium,

cepat kenyang, rasa

kembung di saluran

cerna atas, rasa penuh

setelah makan, mual,

muntah, serta sendawa

yang dirasakan pada

abdomen bagian atas

kurang lebih 3 bulan

terakhir

Kusioner 1. Negatif, apabila

terdapatnya jawaban

(tidak) pada seluruh

pertanyaan

2. Positif, apabila

terdapatnya jawaban

(ya) pada 1 atau lebih

pertanyaan 1-4 ataupun

2 atau lebih dari seluruh

pertanyaan

Nominal

5. Makanan dan

minuman

iritatif

Makanan serta minuman

yang dapat mengiritasi

lambung

FFQ Skor dibagi atas 2 kategori

yaitu :

Makanan pedas :

a. jarang, apabila skor

<2,51 (nilai median)

b. sering, apabila skor

≥2.51 (nilai median)

Makanan asam :

a. jarang, apabila skor

<0,66 (nilai median)

b. sering, apabila skor

≥0,66 (nilai median)

Minuman iritatif :

a. jarang, apabila skor

<0,84 (nilai median)

b. sering, apabila skor

≥0,84 (nilai median)

Ordinal

Page 32: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

18

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan desain studi potong

lintang.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi: Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah

Waktu: November – Desember 2019

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3.2. Sampel Penelitian

Untuk memenuhi besar sampel yang dibutuhkan, pada penelitian ini

pengambilan sampel berupa subyek yang diambil berdasarkan populasi yag

memenuhi kriteria dan telah menyatakan akan bersedia dalam penelitian ini serta

telah menandatangani lembar informed consent (persetujuan). Besar sampel yang

ditentukan didapatkan dengan rumus berdasarkan jenis masalah penelitian secara

statistik yaitu pada penelitian ini adalah analitik kategorik tidak berpasangan

sehingga didapatkan rumus besar sampel sebagai berikut :

n₁ = n₂ = (𝑍𝛼√2𝑃𝑄+𝑍𝛽√𝑝1𝑄1+𝑝2𝑄2

𝑝1−𝑝2)

2

Keterangan :

n = jumlah sampel

𝑍𝛼 = nilai Z pada derajat kemaknaan (CI) 95% dengan α =0,05 yaitu 1,96

Zβ = nilai Z pada kekuatan uji (power) 1-β = 20% yaitu 0,84

P2 = Proporsi pada kelompok satu 20,4% = 0,20.(6)

P1 = Proporsi pada kelompok dua yaitu clical judgment peneliti 5% = 0,05

Page 33: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

19

Q2 = 1- P2 = 1- 0,20 = 0,8

Q1 = 1- P1 = 1- 0,05 = 0,95

P = (𝑃1+𝑃2)

2=

0,05+0.20

2= 0,125

Q = 1- P = 1- 0,125 = 0,875

Sehingga dapat dihitung jumlah sampel :

= ((1,96√2×0,125×0,875+0,84√(0,05 × 0,0,95+0,20×0,8)

0,05−0,20)

2

= 1,684

0,0225

= 74

Setelah dilakukan penghitungan, didapatkan besar sampel minimal yaitu

74 responden. Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya drop out, maka besar

sampel diperbesar dengan rumus sebagai berikut :

𝑁 = 𝑛

(1−𝑓)=

74

(1−10%)=

74

1−0,1=

74

0,9= 83 orang

Keterangan :

N = jumlah sampel koreksi

𝑛 = besar sampel awal

f = perkiraan proporsi drop out 10%

Pengambilan sampel dengan proportional stratified random sampling yaitu

teknik pengambilan sampel pada populasi heterogen dan berstrata dengan

mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi yang jumlahnya disesuaikan dengan

anggota masing-masing sub populasi secara acak. Dalam penelitian ini, jumlah

sampel dilebihkan sampai dengan 90 responden dan akan diambil pada masing-

masing mahasiswa pre klinik yang jumlahnya 403 dengan proporsional sesuai

dengan populasi.

Angkatan 2016 = 83/403 × 90 = 18,53

Angkatan 2017 = 95/403 × 90 = 21,21

Page 34: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

20

Angkatan 2018 = 174/403 × 90 = 27,69

Angkatan 2019 = 101/403 × 90 = 22,55

Untuk memudahkan penelitian, maka jumlah dari perhitungan tersebut

dapat dibulatkan menjadi angkatan 2016 sebesar 18 responden, angkatan 2017

sebesar 21 responden, angkatan 2018 sebesar 28 responden, dan angkatan 2019

sebesar 23 responden, sehingga total sampel adalah 90 responden.

Kriteria Inklusi

➢ Mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah

➢ Bersedia menjadi sampel, mengisi kuesioner dan menandatangani

lembar persetujuan penelitian

Kriteria Eksklusi

➢ Pernah terdiagnosis penyakit gastrointestinal yang masuk kedalam tanda

bahaya sindrom dispepsia berupa penurunan berat badan, perdarahan

saluran cerna, timbulnya anemia, demam, dan difagia progresif.

➢ Mahasiswa yang tidak mengisi dengan lengkap

3.4 Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode

pengumpulan data kuantitatif yaitu kuesioner atau angket. Responden mengisi sendiri

lembar kuesioner yang telah dibagikan dengan bentuk pertanyaan-pertanyaan yang mudah

untuk dipahami oleh responden.

3.5 Cara Kerja Penelitian

3.5.1. Persiapan penelitian

Persiapan penelitian meliputi permintaan izin kepada pihak FK terkait

untuk melaksanakan penelitian. Perizinan meliputi : izin pengisian kuesioner oleh

responden.

➢ Pembuatan kuesioner

➢ Validasi kuesioner

3.5.2. Pengambilan sampel

Pengambilan sampel dengan proportional stratified random sampling dari

populasi yang telah ditentukan.

Page 35: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

21

3.5.3. Pengambilan data melalui kuesioner

Sebelum mengisi kuesioner responden diminta untuk mengisi formulir

persetujuan penelitian dan formulir identitas terlebih dahulu. Pengambilan data

melalui kuesioner untuk mendapatkan perilaku pola makan responden dan

kejadian sindrom dispepsia.

3.5.4. Pengolahan dan analisis data

Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul baik pola makan

ataupun sindrom dispepsia. Data yang kami peroleh diolah menggunakan SPSS

dan dilakukan uji univariat dan uji bivariat.

3.6 Managemen Data

3.6.1. Pengumpulan data

Penelitian ini dilakukan setelah memperoleh izin dari pihak Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta dan mendapat persetujuan setelah

penjelasan (informed consent) dari responden. Pengumpulan data dimulai pada

November 2019 sampai Desember 2019 responden yang diambil yaitu mahasiswa

pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sesuai

kriteria inklusi dan ada saat pengambilan data. Dalam mengambil data tersebut

instrumen yang digunakan yaitu kuesioner, peneliti bertemu langsung dengan

responden untuk melakukan tanya jawab mengenai perilaku pola makan dan

kejadian sindrom dispepsia.

Kriteria penilaian kusioner adalah sebagai berikut:

a. Kusioner Pola Makan

Kusioner ini terdiri dari 5 pertanyaan menggunakan skala likert dengan

pilihan jawaban (a), (b), (c), atau (d). Skor tertinggi untuk setiap pertanyaan

adalah 3 dan skor terendah adalah 0. Pola makan dikatakan kurang baik apabila

jumlah skor ≥ 4,00 (nilai median) dan dikatakan baik apabila jumlah skor <4,00

(nilai median).

b. Kusioner Sindrom Dispepsia

Kusioner sindrom dispepsia terdiri dari 6 pertanyaan dengan pilihan

jawaban “ya” dan “tidak” yang dibuat berdasarkan Kriteria Rome III.

Dikatakan positif apabila terdapat jawaban “ya” pada 1 atau lebih pertanyaan

Page 36: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

22

nomor 1-4 ataupun terdapat 2 atau lebih jawaban “ya” dari seluruh pertanyaan

dan dikatakan negatif apabila seluruh pertanyaan dengan jawaban “tidak”.

c. Kusioner Makanan dan Minuman Iritatif

Kusioner ini menggunakan FFQ dengan hasil dikategorikan menjadi 2

kategori yaitu sering dan jarang, untuk mendapatkan kategori tersebut maka

hasil FFQ harus diolah terlebih dahulu dengan mengubah seluruh frekuensi

menjadi satuan hari. Nilai diolah seperti berikut:

- Frekuensi per hari/1 hari = … per hari

- Frekuensi per minggu / 7 hari = … per hari

- Frekuensi per bulan / 30 hari = … per hari

Setelah hasil di atas didapatkan untuk frekuensi per hari kemudian nilai

dijumlahkan per variabel. Setelah nilai konsumsi per hari didapatkan

dilanjutkan dengan menjumlahkan nilai konsumsi per hari pada setiap

responden kemudian dikategorikan, jika skor ≥ nilai median maka

dikategorikan sebagai frekuensi konsumsi sering, sebaliknya jika skor < nilai

median maka dikategorikan sebagai frekuensi konsumsi jarang. Untuk variabel

makanan pedas nilai mediannya yaitu 2,51, makanan asam mediannya 0,66,

dan minuman iritatif nilai mediannya 0,84.

3.6.2. Pengolahan dan analisis data

Data yang telah dikumpulkan oleh peneliti dari responden diolah dengan

menggunakan program SPSS (Statistic package for social science) versi 22.0.

tahapan untuk pengolahan data yaitu coding, editing, data entry, cleaning, saving,

dan analisis data. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dengan

menyajikan data pola makan responden dan kejadian sindrom dispepsia pada

responden. Sedangkan analisis bivariat digunakan untuk mengetahui bagaimana

pengaruh pola makan dan sindrom dispepsia.

3.7 Etika penelitian

Menggunakan informed consent sebagai bukti bahwa responden bersedia

berpartisipasi dalam penelitian ini.

Page 37: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

23

3.8 Alur Penelitian

Persiapan Penelitian

Penyebaran Kuesioner

Perizinan etik

Pengolahan dan

analisis data

Pengisian kuesioner oleh

responden secara mandiri

Non Dispepsia Dispepsia

Laporan hasil

penelitian

Pengisian kuesioner

secara mandiri

Uji validasi dan

reliabilitas kusioner

Kusioner memenuhi

kriteria

Page 38: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kusioner yang dipakai dibuat sendiri oleh peneliti dengan jumlah keseluruhan

pertanyaan adalah 11 pertanyaan, sehingga dilakukan uji validasi terhadap kusioner

tersebut. Uji instrument dilakukan kepada 30 responden yaitu kepada mahasiswa jurusan

kesehatan masyarakat angkatan 2016 Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Alat ukur (instrumen) yang baik untuk penelitian harus mengukur dengan benar

(valid) dan konsisten (reliabel). Setelah dilakukan pengumpulan data kemudian dilakukan

uji analisis menggunakan program statistik dan didapatkan hasil nilai r > r tabel (0,3550)

pada setiap item pertanyaan yang diuji. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan

mengetahui nilai cronbach’s alpha, berikut ini interpretasi nilai cronbach’s alpha:(30)

a. Kurang reliabel : cronbach’s alpha 0,00 – 0,20

b. Agak reliabel : cronbach’s alpha 0,02 - 0,40

c. Cukup reliabel : cronbach’s alpha 0,041 – 0,60

d. Reliabel : cronbach’s alpha 0,61 – 0,80

e. Sangat reliabel : cronbach’s alpha 0,81 – 1,00

Dari hasil uji validasi dan reliabilitas didapatkan 5 pertanyaan untuk pola makan

tervalidasi dan nilai reliabilitasnya baik, yaitu 0,645. Sedangkan untuk 6 pertanyaan

sindrom dispepsia juga tervalidasi dan nilai reliabilitasnya baik, yaitu 0,696.

4.2. Respon Rate

Data penelitian diperoleh dengan cara membagikan kusioner kepada responden

yaitu mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah

kusioner yang dibagikan sebanyak 90 lembar. Dari jumlah keseluruhan kusioner tersebut

yang dijawab dan dikembalikan (respon rate) oleh responden sebanyak 90 kusioner, dan

semuanya dapat dianalisis.

4.3. Analisis Univariat

Analisis Univariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis variabel

karakteristik individu yang ada secara deskriptif dengan menggunakan distribusi frekuensi

dan persentase (30). Analisis univariat pada penelitian ini dilakukan pada variabel

Page 39: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

25

penelitian yang meliputi : karaktekteristik subjek yang terdiri dari usia dan jenis kelamin;

perilaku pola makan berdasarkan keteraturan makan serta frekuensi jenis makanan dan

minuman iritatif; dan kejadian dispepsia dalam 3 bulan terakhir. Penilitian ini melibatkan

90 responden sebagai objek penelitian.

4.3.1. Karakteristik Subjek

Karakteristik subjek yang diamati oleh peneliti adalah usia dan jenis

kelamin. Sebagaimana tabel di bawah ini :

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan usia dan jenis kelamin pada

mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Variabel Kategori Jumlah (n=90)

N Persentase (%)

Usia 17 th 5 5,6

18 th 17 18,9

19 th 29 32,2

20 th 16 17,8

21 th 21 23,3

22 th 1 1,1

24 th 1 1,1

Jenis kelamin Laki-laki 18 20,0

Perempuan 72 80,0

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden yang mengisi kuesioner

adalah mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan usia berkisar dari 17-24 tahun dengan frekuensi terbanyak responden

dalam usia 19 tahun sebanyak 29 orang (32,2%). Penelitian lain yang juga

melakukan penelitian mengenai sindrom dispepsia mendapatkan rentang usia yang

terbanyak adalah 15-17 tahun (31). Perbedaan frekuensi usia pada beberapa

penelitan kemungkinan dapat disebabkan karena adanya perbedaan rentang usia

serta jumlah responden pada penelitian lain.

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah terbanyak responden

berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan yaitu sebanyak 72 orang (80%). Hal

ini sesuai dengan penelitian Putri RN dkk (2015) mengenai gambaran sindrom

Page 40: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

26

dispepsia, menunjukkan jenis kelamin perempuan memiliki distribusi terbanyak

yaitu 99 orang (71,7%) (32). Disebutkan pada penelitian yang dilakukan Li M

(2014) tentang prevalensi dan karaktekeristik dispepsia pada mahasiswa di

Provinsi Zhejiang bahwa sindrom dispepsia lebih besar terjadi pada perempuan

berdasarkan kriteria diagnosis dispepsia (33).

4.3.2. Perilaku Pola Makan Serta Frekuensi Jenis Makanan dan Minuman Iritatif

a. Perilaku pola makan

Dari hasil data yang didapatkan nilai median dari SPSS adalah 4.00.

Sehingga didapatkan hasil distribusi responden sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan kategori perilaku pola makan

Pola makan N %

Kurang baik 58 64,4

Baik 32 35,6

Total 90 100

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui hasil univariat responden dengan pola

makan yang kurang baik yaitu 58 orang (64,4%) lebih banyak dibandingkan

dengan responden yang memiliki pola makan yang baik. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Dewi A (2017) mengenai hubungan pola makan dan

karakteristik individu terhadap sindrom dispepsia yang mengatakan bahwa pola

makan yang tidak teratur atau kurang baik lebih banyak terjadi pada mahasiswa

yaitu 51,5% (15). Begitu juga dengan penelitian Tiana A dkk (2017) tentang

hubungan sindroma dispepsia dengan pola makan dan jenis kelamin pada

mahasiswa didapatkan bahwa distibusi mahasiswa yang memiliki pola makan

yang kurang baik lebih tinggi yaitu 54,6% (34). Pola makan merupakan salah satu

faktor yang berperan dalam kejadian sindrom dispepsia. Pola makan yang kurang

baik, sering menunda dan tergesa saat makan serta waktu makan yang tidak

teratur dapat menyebabkan dispepsia yang berisiko menimbulkan keluhan nyeri

bagian perut sampai ke ulu hati, mual dan muntah, serta sendawa (1).

b. Frekuensi jenis makanan dan minuman iritatif

Pada penelitian ini, frekuensi jenis makanan dan minuman iritatif

dikategorikan menjadi dua yaitu sering dan jarang. Cara pengkategorian dengan

Page 41: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

27

menggunakan nilai median sebagai titik potong. Responden dengan nilai skor <

median dikategorikan jarang, responden dengan nilai skor ≥ median

dikategorikan sering. Dari data yang didapatkan berdasarkan hasil pengumpulan

melalui tabel FFQ (food frequency questionnaire) didapatkan nilai median dari

SPSS adalah 2,51 untuk makanan pedas, 0,66 untuk makanan asam, dan 0,84

untuk minuman iritatif, Sehingga didapatkan hasil distribusi responden sebagai

berikut :

Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan frekuensi jenis

makanan dan minuman iritatif

Variabel Makanan iritatif Minuman iritatif

N(90) % N(90) %

Sering 45 50.0 46 51,1

Jarang 45 50,0 44 48,9

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa responden yang mengkonsumsi

makanan iritatif memiliki hasil frekuensi yang sama sedangkan pada responden

yang mengkonsumsi minuman iritatif lebih banyak terjadi dengan frekuensi

sering yaitu 46 orang (51,1%) dibandingkan responden yang jarang

mengkonsumsi minuman iritatif. Berbeda dengan penelitian Dewi A (2017) yang

mendapatkan hasil penelitian bahwa jumlah responden yang megkonsumsi

makanan dan minuman tidak iritatif lebih banyak terjadi dibandingkan

responden dengan konsumsi makanan dan minuman yang iritatif (15). Pada

penelitian Putri RN dkk (2015) mengatakan bahwa perbedaan hasil frekuensi

konsumsi makanan dan minuman iritatif terjadi karena secara umum pada setiap

orang memiliki selera yang berbeda dalam hal memilih jenis makanan dan

minuman yang akan dikonsumsi (32).

4.3.3. Kejadian Sindrom Dispepsia

Pada penelitian ini, kejadian sindrom dispepsia pada mahasiswa pre klinik

Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dikategorikan menjadi dua

yaitu positif sindrom dispepsia dan negatif sindrom dispepsia.

Page 42: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

28

Tabel 4.4 Distribusi responden dengan kejadian sindrom dispepsia

Sindrom dispepsia Jumlah %

Positif 66 73,3

Negatif 24 26,7

Total 90 100

Data yang didapatkan diidentifikasi berdasarkan penentuan diagnosis awal

yaitu menggunakan Rome Criteria III. Berdasarkan tabel 4.4 diketahui responden

lebih banyak mengalami positif sindrom dispepsia yaitu sebanyak 66 orang

(73,3%). Banyaknya jumlah dengan positif sindrom dispepsia dapat dipengaruhi

oleh sekresi asam lambung, infeksi bakteri Helicobacter pylori, kebiasaan makan,

psikologis, dan tukak peptikum (1). Hasil di atas sejalan dengan peneltian yang

dilakukan oleh Sumarni dan Andriani D (2019) mengenai hubungan pola makan

dengan kejadian dispepsia yang mengatakan bahwa distribusi frekuensi kejadian

dispepsia dari 30 responden ternyata lebih banyak yang mengalami kejadian

sindrom dispepsia dibandingkan yang tidak mengalami yaitu sebanyak 96,8% (35).

Selain itu, pada penelitian Putri RN dkk (2015) yang dilakukan pada mahasiswa

Fakultas kedokteran juga didapatkan hasil yang sesuai dengan penelitian ini yaitu

responden lebih banyak yang mengalami sindrom dispepsia sebanyak 55,8% (32).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian lain kemungkinan dikarenakan

karakteristik responden yang sama yaitu mahasiswa. Seorang mahasiswa memiliki

aktivitas yang padat dan kesibukan di kampus sehingga dapat menimbulkan stress

serta tidak jarang mengabaikan waktu makan dan menjaga pola makan dengan baik

yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom dispepsia.

4.4. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk membuktikan hipotesis dari penelitian, yaitu

apakah terdapat hubungan pola makan dan sindrom dispepsia pada mahasiswa pre klinik

Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Data dianalisis menggunakan

metode Chi-Square yaitu menguji apakah terdapat hubungan antara baris dengan kolom

pada tabel kontigensi dengan menggunakan data kuantitatif.

4.4.1. Hubungan Pola Makan dan Sindrom Dispepsia

Page 43: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

29

Tabel 4.5 Distribusi responden dengan pola makan dan kejadian sindrom

dispepsia mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Pola Makan

Sindrom Dispepsia Total p value

Positif Negatif

N N N

0.987 Kurang baik 42 16 58

Baik 24 8 32

Total 66 24 90

Hasil analisis bivariat di atas antara pola makan dan sindrom dispepsia

menurut uji Chi-Square memperlihatkan tidak adanya hubungan yang bermakna

antara pola makan dan sindrom dispepsia pada mahasiswa pre klinik Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu nilai significancy-nya adalah

0,987, akan tetapi mahasiswa yang memiliki pola makan yang kurang baik yaitu

sebanyak 42 orang lebih cenderung mempunyai sindrom dispepsia dibandingkan

dengan mahasiswa yang memiliki pola makan baik yaitu sebanyak 16 orang.

Responden dengan pola makan yang kurang baik rata-rata memiliki jadwal makan

yang tidak teratur pada sarapan pagi dan makan malam serta memiliki jeda waktu

makan yang lama.

Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang diteliti oleh Nasution

dkk (2015) yang menemukan adanya hubungan antara pola makan dan sindrom

dispepsia yang didapatkan hasil bahwa pelajar yang memiliki pola makan yang

tidak teratur cenderung mengalami sindrom dispepsia dibandingkan dengan yang

memiliki pola makan teratur (7). Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rosalina M (2018) berdasarkan uji korelasi terdapat hubungan yang signifikan

antara keteraturan makan, jeda waktu makan, sarapan pagi dan frekuensi makan

dengan kejadian sindrom dispepsia (31). Mekanisme yang menghubungkan belum

diketahui lebih jelas, namun jeda waktu makan yang lama dapat membuat

pengosongan lambung lambat, gangguan pada sekresi lambung, gangguan

akomodasi lambung serta hormon gastrointestinal (36). Berbeda dengan peneltian di

atas yang menjelaskan adanya hubungan pola makan dengan sindrom dispepsia,

penelitian yang dilakukan oleh Goktas Z (2016) di Turki mendapatkan bahwa tidak

Page 44: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

30

ditemukan adanya perbedaan episode makan dan frekuensi makan antara kelompok

dispepsia fungsional dengan kelompok kontrol (37).

Tabel 4.6 Distribusi responden dengan makanan pedas dan kejadian sindrom

dispepsia mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Makanan pedas

Sindrom Dispepsia Total p value

Positif Negatif

N N N

0.812 Sering 32 13 45

Jarang 34 11 45

Total 66 24 90

Berdasarkan hasil analisis bivariat di atas yang dilakukan dengan uji Chi-

Square menunjukkan bahwa mahasiswa yang sering mengkonsumsi makanan

pedas lebih cenderung lebih banyak mengalami sindrom dispepsia dibandingkan

yang jarang mengkonsumsi makanan pedas, akan tetapi hasil di atas antara makanan

pedas dan sindrom dispepsia menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna

antara makanan pedas dan sindrom dispepsia pada mahasiswa pre klinik Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (0,812).

Tabel 4.7 Distribusi responden dengan makanan asam dan kejadian sindrom

dispepsia mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Makanan asam

Sindrom Dispepsia Total p value

Positif Negatif

N N N

0,812 Sering 34 11 45

Jarang 32 13 45

Total 66 24 90

Page 45: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

31

Hasil analisis bivariat di atas yang dilakukan dengan uji Chi-Square

menunjukkan antara makanan asam dan sindrom dispepsia tidak memiliki

hubungan yang bermakna antara makanan asam dan sindrom dispepsia pada

mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(0,812), tetapi mahasiswa yang sering makan makanan asam cenderung lebih

banyak mengalami sindrom dispepsia dibandingkan mahasiswa yang jarang

mengkonsumsi makanan asam.

Tabel 4.8 Distribusi responden dengan minuman iritatif dan kejadian sindrom

dispepsia mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Minuman iritatif

Sindrom Dispepsia Total p value

Positif Negatif

N N N

0.715 Sering 35 11 46

Jarang 31 13 44

Total 66 24 90

Hasil analisis bivariat antara minuman iritatif dan sindrom dispepsia yang

dilakukan dengan uji Chi-Square memperlihatkan tidak adanya hubungan yang

bermakna antara minuman iritatif dan sindrom dispepsia pada mahasiswa pre klinik

Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (0,715). Akan tetapi

mahasiswa yang sering mengkonsumsi minuman iritatif cenderung lebih banyak

mengalami sindrom dispepsia dibandingkan mahasiswa yang jarang mengkonsumsi

minuman iritatif.

Pada penelitian yang dilakukan Rosalina, M (2018) didapatkan hasil bahwa

terdapatnya hubungan antara mengkonsumsi makanan dan minuman iritatif dengan

kejadian sindrom dispepsia yang dijelaskan bahwa terlalu mengkonsumsi banyak

makanan dan minuman iritatif dapat merangsang lambung untuk berkontraksi serta

mengiritasi dinding lambung sehingga akan menyebabkan timbulnya rasa nyeri

pada perut dan rasa terbakar pada ulu hati (31). Selain itu, penelitian yang dilakukan

oleh Nugroho R (2018) juga didapatkan bahwa sebagian besar pasien sindrom

dispepsia memiliki jenis makanan dan minuman kelompok yang iritatif yaitu

Page 46: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

32

23,1%(38). Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Dewi (2017), yang

meneliti tentang hubungan makanan dan minuman iritatif diketahui bahwa

responden yang mengkonsumsi makanan dan minuman iritatif lebih banyak

mengalami sindrom dispepsia serta keduanya memiliki hubungan yang signifikan

(15). Sedangkan hasil analisis hubungan makanan dan minuman iritatif dengan

sindrom dispepsia pada penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian di atas,

pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara makanan dan

minuman iritatif dengan kejadian sindrom dispepsia pada mahasiswa pre klinik

Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Jaber N (2016) yang meneliti pada mahasiswa pre

klinik di Ajman, Arab Saudi didapatkan bahwa konsumsi minuman iritatif berupa

teh dan kopi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian sindrom

dispepsia (39).

Perbedaan hasil di atas kemungkinan dapat disebabkan karena pada

penelitian ini tidak semua faktor risiko terjadinya sindrom dispepsia dinilai

sehingga kurang jelasnya faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya sindrom

dispepsia. Faktor-faktor lain yang menyebabkan terjadinya sindrom dispepsia, salah

satu contohnya yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Ulfe, LT (2018) pada 4

sekolah yang berada di Amerika menyebutkan bahwa beberapa faktor yang dapat

menyebabkan sindrom dispepsia adalah depresi, gangguan tidur, dan meminum

kopi (40). Hal lain yang juga dapat membedakan hasil penelitian berbeda adalah

kemungkinan karena jumlah, ukuran sampel dan desain disetiap penelitian yang

berbeda dengan penelitian ini. Selain itu dapat juga disebabkan karena teknik

penilaian dan karakteristik variabel pada penelitian yang tidak sesuai dengan hasil

yang didapatkan. Oleh karena itu perlu untuk diteliti lebih mendalam lagi untuk

mengetahui pengaruh dari pola makan terhadap terjadinya sindrom dispepsia

dengan pembaharuan metode penelitian dan kriteria variabel yang lebih cocok

untuk digunakan.

4.5. Keterbatasan Penelitian

a. Kurang lengkap dan banyaknya pertanyaan mengenai pola makan sehingga dapat

mempengaruhi hasil yang didapatkan.

b. Masih terdapat faktor penyebab lain seperti stress, pengaruh tempat tinggal,

lingkungan, masalah sosial ekonomi, gaya hidup dan masih banyak lagi yang

Page 47: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

33

mungkin berkonstribusi terhadap sindrom dispepsia yang tidak diteliti pada

penelitian ini.

c. Jumlah sampel perlu ditambah lagi sehingga dapat meningkatkan ke akuratan hasil

karena dilihat dari hasil korelasi yang didapatkan hasilnya mendekati nilai yang

signifikan.

d. Pengalaman peneliti yang baru pertama kali melakukan penelitian sehingga

kemungkinan masih banyak kekurangan dan masih perlu banyak bimbingan dan

masukan untuk melakukan penyelesaian penelitian ini.

Page 48: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

34

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Responden yang mengisi kuesioner adalah mahasiswa pre klinik Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan usia berkisar dari 17-24

tahun dengan frekuensi terbanyak responden dalam usia 19 tahun sebanyak 29

orang (32,2%). Jumlah terbanyak responden berdasarkan jenis kelamin adalah

perempuan yaitu sebanyak 72 orang (80%).

2. Jumlah responden dengan gejala sindrom dispepsia adalah 66 orang (73,3%).

3. Pola makan berhubungan dengan sindrom dispepsia pada mahasiswa pre klinik

Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan hasil p 0,987.

4. Makanan serta minuman iritatif tidak berhubungan dengan sindrom dispepsia

pada mahasiswa pre klinik Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yaitu dengan hasil sebagai berikut :

- Makanan pedas dan sindrom dispepsia (p 0,812)

- Makanan asam dan sindrom dispepsia (p 0,812)

- Minuman iritatif dan sindrom dispepsia (p 0,715)

5.2. Saran

- Peneliti menyarankan penelitian selanjutnya dilakukan dengan menggunakan

food record sehingga dapat lebih melihat kebiasaan makan secara kuantitatif

maupun kualitatif.

- Perlu untuk diteliti lebih mendalam lagi untuk mengetahui pengaruh dari pola

makan terhadap terjadinya sindrom dispepsia dengan pembaharuan metode

penelitian dan kriteria variabel yang lebih cocok untuk digunakan.

- Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat lebih jauh faktor risiko dispepsia

dengan menggunakan data lebih objektif contohnya seperti endoskopi.

Page 49: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

35

DAFTAR PUSTAKA

1. Djojoningrat, D. Dispepsia fungsional. In : Sudoyo A, penyunting. Buku ajar ilmu

penyakit dalam. Jilid I edisi ke VI. Jakarta : Balai Penerbit Departemen Ilmu

Penyakit Dalam FK UI; 2014. h. 1805-10.

2. Mahadeva S & Goh KL. Epidemiology of functional dyspepsia: A global

perspective. World J Gastroenterol. 2006;12:2661-6.

3. Kementerian Kesehatan. Profil kesehatan Indonesia 2011. Jakarta: Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia. 2012. h. 60-1. [diakses pada tanggal 26 juni 2019].

Tersedia di :

https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/13010200016/profil-kesehatan-indonesia-

tahun-2011.html.

4. Asri. C. Addendum II analisis dampak lingkungan hidup (Amdal), rencana

pengelolaan lingkungan hidup (Rkl) dan rencana lingkungan hidup (Rpl).Banten :

Chandra Asri Petrochemical. 2018.

5. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta : EGC; 2008. h.

473-7.

6. Afifah N. Hubungan tingkat stress dan pola makan dengan kejadian sindrom

dispepsia pada mahasiswa ilmu keperawatan semester delapan Universitas

'Aisyiyah Yogyakarta[skripsi]. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan. 2018.

7. Nasution dkk. Hubungan pola makan dengan kejadian sindrom dispepsia pada

mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Tahun

2015[skripsi]. Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. 2015.

8. Renita. Gambaran Pola makan dan status gizi mahasiswa baru Program Studi

Diploma III Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang[skripsi]. Semarang :

Universitas Muhammadiyah Semarang. 2017.

9. Susanti, A. Faktor risiko dispepsia pada mahasiswa Institut Pertanian Bogor

(IPB)[skripsi]. Bogor : Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia

IPB. 2011.

10. Jahja, Yudrik. Psikologi perkembangan. Jakarta : Kencana; 2012. h. 238.

11. Nuraini, Kurnia. Motivasi berprestasi mahasiswa penyandang tunadaksa[skripsi].

Surabaya : UIN Sunan Ampel Surabaya. 2014.

Page 50: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

36

12. Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter

Pylori Indonesia (KSHPI). Konsensus nasional penatalaksaan dispepsia dan infeksi

Helycobacter Pylori. Jakarta; 2014. h.1-6.

13. Putri, NP et al. Gambaran sindroma dispepsia fungsional pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Riau Angkatan 2014[skripsi]. Riau : Fakultas Kedokteran

Riau. 2015.

14. Lacy, BE et al. Functional and motility disorders of the gastrointestinal tract. New

York : Springer+Business Media; 2015. h. 61-73.

15. Dewi, A. Hubungan pola makan dan karakteristik individu terhadap sindrom

dispepsia pada mahasiswa angkatan 2015 dan 2016 Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin[skripsi]. Makassar : Universitas Hasanuddin. 2017.

16. Sherwood L. Introduction to human physiology. 9th ed. US : Cengage Learning;

2015. h. 578-88.

17. Drake, RL, et al. Gray's atlas of anatomy. 2 th ed. Philadelphia : Elsevier; 2015.

h.158.

18. Hall, John E. Gayton and hall textbook of medical physiology. edisi ke 13.

Philadelphia : Elsevier; 2016. h. 807-24.

19. Departemen Pendidikan Indonesia. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta : Balai

Pustaka; 2008.

20. Departemen Kesehatan RI. Profil kesehatan. Jakarta : Direktorat Gizi Masyarakat.

2009. [diakses tanggal 28 oktober 2019]. Tersedia di :

https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-

indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2009.pdf

21. Wahyu, Duwi, dkk. Pola makan sehari-hari penderita gastritis. Poltekes Kemenkes

Malang. Jurnal informasi kesehatan Indonesia. 2015;1:17-24. [diakses tanggal 10

november 2019]. Tersedia di :

http://jurnal.poltekkes-malang.ac.id/berkas/15b9-17-24.pdf

22. Pasaribu, PM. The relationship between eating habits : with the gastritis at the

Medical Faculty Level Og Student 2010 Sam Ratulangi University Manado. Jurnal

kedokteran komunitas dan tropik. 2014;2:49-57. [diakses tanggal 10 november

2019]. Tersedia di : https://ejournal.unsrat.ac.id › index.php

Page 51: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

37

23. Oktaviani, W. Hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada mahasiswa S1

Keperawatan Program AFikes UPN Veteran[skripsi]. Jakarta : FKIK UPN Veteran.

2011.

24. Hudha, L. Hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik terhadap obesitas pada

remaja kelas II SMP Theresiana 1 Yayasan Bernadus Semarang. 2006 [diakses

tanggal 12 november 2019]. Tersedia di : https://lib.unnes.ac.id/1530/

25. Yatmi, Fitriah. Pola makan mahasiswa dengan gatritis yang terlibat dalam kegiatan

organisasi kemahasiswaan di Universitas Islam Negeri Jakarta[skripsi]. Ciputat :

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2017.

26. Abata, Qorry A. Ilmu penyakit dalam. Madiun : Al-Furqon; 2014. h. 41-6.

27. Direktur Jendral Bina Gizi dan KIA. Pedoman gizi seimbang. Jakarta : Kemenkes

RI; 2014. h. 12-24.

28. Sorongan Im, dkk. Hubungan antara pola makan dengan kejadian sindroma

dispepsia pada siswa-siswi kelas di SMA Negeri 1 Manado. Manado : E-journal

keperawatan. 2013;1:1-6. [diakses tanggal 20 november 2019]. Tersedia di :

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2190

29. Arisman, MB. Gizi dalam daur kehidupan. Edisi ke-2. Jakarta : EGC; 2008. h. 233-

39.

30. Syahdrajat, T. Panduan penelitian untuk skripsi kedokteran dan kesehatan. Jakarta:

diandra; 2017.

31. Rosalina, M. Faktor-faktor yang berhubungan dengan dispepsia pada remaja SMA

di Bogor[skripsi].IPB : Bogor. 2018.

32. Putri RN dkk. Gambaran sindroma dispepsia fungsional pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Riau angkatan 2014. Jurnal online mahasiswa FK.

2015;2:1-10. [diakses tanggal 20 november 2019]. Tersedia di :

https://media.neliti.com/media/publications/186776-ID-gambaran-sindroma-dispepsia-

fungsional-p.pdf.

33. Li M et al. Prevalence an characteristics of dyspepsia among collage students in

Zhejiang Province. World J Gastroenterol. 2014;20:3649-54.

34. Tiana A dkk. Hubungan antara sindroma dispepsia dengan pola makan dan jenis

kelamin pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

angkatan 2013. Jurnal kedokteran meditek. 2017;23:33-8. [diakses tanggal 20

desember 2019].Tersedia di :

Page 52: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

38

https://doi.org/10.36452/jkdoktmeditek.v23i63.1562

35. Sumarni dan Andriani D. Hubungan pola makan dengan kejadian dispepsia. Jurnal

keperawatan dan fisioterapi. 2019;2:61-6. [diakses tanggal 20 desember 2019].

Tersedia di : https://doi.org/10.35451/jkf.v2i1.282

36. Hassanzadeh S, et al. Meal frequency in relation to prevalence of functional

dyspepsia among Iranian adults. Nutrition. 2015;32:242-8.

37. Goktas Z, et al. Nutritional habits in functional dyspepsia and its subgroups : a

comparative study. Scand J Gastrienterol.2016;51:903-7.

38. Nugroho R dkk. Gambaran karakteristik pasien dengan sindrom dispepsia di

Puskesmas Rumbai. Fakultas Keperawatan Universitas Riau. Jurnal online

mahasiswa. 2018;5:823-30. [diakses tanggal 26 desember 2019]. Tersedia di:

https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/download/22061/21350.

39. Jaber N et al. Dietary and lifestyle factors associated with dyspepsia among pre-

clinical students in Ajman, United Arab Emirates. Cent Asian J Glob Health.

2016;5:192-2.

40. Ulfe LT et al. Factors associated with uninvestigated dyspepsia in students at 4 latin

American Schools of medicine. 2018. 83:215-22.

Page 53: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

39

Lampiran 1

Kusioner Penelitian

KETERANGAN PENELITIAN

Saudara/i yang saya hormati,

Saya Wahdaniah Irfan, mahasiswi jurusan pendidikan dokter angkatan 2016 Fakultas

Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melaksanakan

penelitian mengenai:

Hubungan Pola Makan dan Sindrom Dispepsia Pada Mahasiswa Pre Klinik Fakultas

Kedokteran UIN Jakarta Tahun 2019

Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar

mengajar pada program S1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UIN SH. Untuk

kepentingan tersebut kami mohon kesedian Saudara/i untuk ikut sebagai responden dalam

penelitian ini. Jika Saudara/i bersedia, silahkan menandatangani persetujuan sebagai bukti

kesukarelaan.

Identitas pribadi sebagai responden akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan

hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Jika ada hal yang kurang dapat dipahami dapat

bertanya langsung kepada peneliti.

Atas perhatian dan kesediaan Saudara/i menjadi responden dalam penelitian ini kami

ucapkan terima kasih.

Ciputat, 2019

Page 54: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

40

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Tanggal Lahir :

Jenis Kelamin : 1. laki-laki

2. perempuan

Angkatan :

No. Hp :

Telah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan

tanpa paksaan, saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian

ini.

Ciputat, 2019

Responden

( )

Page 55: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

41

LEMBAR KUESIONER

Bacalah setiap pertanyaan dan tuliskan tanda silang (x) pada pilihan jawaban yang menurut

anda paling benar.

I. Pola Makan

1. Berapa kali anda mengkonsumsi makanan pokok dalam satu hari ?

a. >3 kali/hari

b. 3 kali/hari

c. 2 kali/hari

d. 1 kali/hari

2. Apakah anda sarapan setiap hari?

a. Ya, rutin setiap hari

b. Kadang-kadang

c. Jika ingin saja

d. Tidak pernah

3. Apakah anda makan siang setiap hari?

a. Ya, rutin setiap hari

b. Kadang-kadang

c. Jika ingin saja

d. Tidak pernah

4. Apakah anda makan malam setiap hari?

a. Ya, rutin setiap hari

b. Kadang-kadang

c. Jika ingin saja

d. Tidak pernah

5. Berapa lama jeda waktu disetiap makan anda?

a. 2-5 jam

b. 5-6 jam

c. 6-9 jam

d. >10 jam

II. Sindrom Dispepsia

1. Dalam 3 bulan terakhir apakah anda merasakan sakit atau rasa tidak enak di

bagian ulu hati (bagian perut atas) selama beberapa kali?

a. Ya

b. Tidak

2. Dalam 3 bulan terakhir, apakah anda merasakan adanya rasa panas terbakar atau

rasa tidak nyaman di dada selama beberapa kali?

a. Ya

b. Tidak

3. Dalam 3 bulan terakhir, apakah adan merasakan kembung setelah makan selama

beberapa kali?

a. Ya

Page 56: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

42

b. Tidak

4. Dalam 3 bulan terakhir, apakah anda merasakan rasa cepat kenyang dengan

porsi yang normal dalam beberapa kali dalam semiggu?

a. Ya

b. Tidak

5. Dalam 3 bulan terakhir, apakah anda rasa mual muntah selama beberapa kali

dalam seminggu?

a. Ya

b. Tidak

6. Dalam 3 bulan terakhir, apakah anda merasakan sering sendawa selama

beberapa kali dalam seminggu?

a. Ya

b. Tidak

Page 57: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

43

FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ)

Berilah tanda check list (✓) pada kolom yang sesuai dengan kebiasaan kamu dalam mengkonsumsi

makanan dan minuman ( dalam 3 bulan terakhir )

Jenis makanan dan minuman

Frekuensi konsumsi makanan dan minuman

>1x/hr 1x/hr 4-6x/mg 1-3x/mg 1-3x/bln Tidak

pernah

Makanan pedas

Seblak

Bacil pedas

Cilor pedas

Ayam geprek

Ayam penyet

Macaroni pedas

Tahu gejrot

Mie pedas

Bakso pedas

Cabai

Sambal

Saus cabai

Lain-lain : …….......

Makanan Asam

Rujak

Jeruk

Jeruk nipis

Lemon

Asinan

Nanas

Yogurt

Cuka

Tomat

Lain-lain: …………..

Minuman Iritatif

Kopi

Teh

Soda

Alkohol

Lain-lain: …………..

Page 58: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

44

Lampiran 2

Data statistik penelitian

Validasi dan Reliabilitas

a. Pertanyaan pola makan

Correlations

B1 B2 B3 B4 B5 TotalBB

B1 Pearson Correlation 1 .249 .523** .475** .417* .762**

Sig. (2-tailed) .193 .004 .009 .024 .000

N 29 29 29 29 29 29

B2 Pearson Correlation .249 1 -.019 .296 -.123 .535**

Sig. (2-tailed) .193 .924 .119 .524 .003

N 29 29 29 29 29 29

B3 Pearson Correlation .523** -.019 1 .396* .704** .695**

Sig. (2-tailed) .004 .924 .033 .000 .000

N 29 29 29 29 29 29

B4 Pearson Correlation .475** .296 .396* 1 .318 .740**

Sig. (2-tailed) .009 .119 .033 .092 .000

N 29 29 29 29 29 29

B5 Pearson Correlation .417* -.123 .704** .318 1 .621**

Sig. (2-tailed) .024 .524 .000 .092 .000

N 29 29 29 29 29 29

TotalBB Pearson Correlation .762** .535** .695** .740** .621** 1

Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .000 .000

N 29 29 29 29 29 29

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.645 5

Page 59: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

45

b. Pertanyaan sindrom dispepsia

Correlations

C1_ C2_ C3_ C4_ C5_ C6_ TOTAL_C

C1_ Pearson Correlation 1 .395* .296 .513** .374* .302 .776**

Sig. (2-tailed) .034 .119 .004 .045 .112 .000

N 29 29 29 29 29 29 29

C2_ Pearson Correlation .395* 1 .127 .346 .066 .110 .523**

Sig. (2-tailed) .034 .511 .066 .735 .571 .004

N 29 29 29 29 29 29 29

C3_ Pearson Correlation .296 .127 1 .330 .154 .057 .540**

Sig. (2-tailed) .119 .511 .080 .427 .768 .002

N 29 29 29 29 29 29 29

C4_ Pearson Correlation .513** .346 .330 1 .201 .438* .757**

Sig. (2-tailed) .004 .066 .080 .295 .017 .000

N 29 29 29 29 29 29 29

C5_ Pearson Correlation .374* .066 .154 .201 1 .373* .572**

Sig. (2-tailed) .045 .735 .427 .295 .046 .001

N 29 29 29 29 29 29 29

C6_ Pearson Correlation .302 .110 .057 .438* .373* 1 .593**

Sig. (2-tailed) .112 .571 .768 .017 .046 .001

N 29 29 29 29 29 29 29

TOTAL_C Pearson Correlation .776** .523** .540** .757** .572** .593** 1

Sig. (2-tailed) .000 .004 .002 .000 .001 .001

N 29 29 29 29 29 29 29

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.696 .692 6

Page 60: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

46

HASIL

USIA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 17 5 5.6 5.6 5.6

18 17 18.9 18.9 24.4

19 29 32.2 32.2 56.7

20 16 17.8 17.8 74.4

21 21 23.3 23.3 97.8

22 1 1.1 1.1 98.9

24 1 1.1 1.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

JENIS_KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid LAKI-LAKI 18 20.0 20.0 20.0

PEREMPUAN 72 80.0 80.0 100.0

Total 90 100.0 100.0

Nilai median pola makan

N Valid 90

Missing 0

Mean 4.36

Median 4.00

Mode 4

Std. Deviation 2.007

Pola_Makan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 32 35.6 35.6 35.6

Kurang Baik 58 64.4 64.4 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 61: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

47

Sindrom_Dispepsia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Negatif 24 26.7 26.7 26.7

Positif 66 73.3 73.3 100.0

Total 90 100.0 100.0

Nilai median makanan dan minuman iritatif

D1 D2 D3

N Valid 90 90 90

Missing 0 0 0

Mean 3.28 1.40 1.16

Median 2.51 .66 .84

Mode 0 0 0a

Std. Deviation 2.986 2.318 1.197

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Makanan_Pedas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Jarang 45 50.0 50.0 50.0

Sering 45 50.0 50.0 100.0

Total 90 100.0 100.0

Makanan_Asam

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Jarang 45 50.0 50.0 50.0

Sering 45 50.0 50.0 100.0

Total 90 100.0 100.0

Minuman_Iritatif

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Jarang 44 48.9 48.9 48.9

Sering 46 51.1 51.1 100.0

Total 90 100.0 100.0

Page 62: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

48

Pola_Makan * Sindrom_Dispepsia Crosstabulation

Count

Sindrom_Dispepsia

Total Negatif Positif

Pola_Makan Baik 8 24 32

Kurang Baik 16 42 58

Total 24 66 90

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .071a 1 .791

Continuity Correctionb .000 1 .987

Likelihood Ratio .071 1 .790

Fisher's Exact Test 1.000 .498

Linear-by-Linear Association .070 1 .792

N of Valid Cases 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.53.

b. Computed only for a 2x2 table

Makanan_Pedas * Sindrom_Dispepsia Crosstabulation

Count

Sindrom_Dispepsia

Total Negatif Positif

Makanan_Pedas 1 11 34 45

2 13 32 45

Total 24 66 90

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .227a 1 .634

Continuity Correctionb .057 1 .812

Likelihood Ratio .227 1 .633

Fisher's Exact Test .812 .406

Linear-by-Linear Association .225 1 .635

N of Valid Cases 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 63: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

49

Makanan_Asam * Sindrom_Dispepsia Crosstabulation

Count

Sindrom_Dispepsia

Total Negatif Positif

Makanan_Asam Jarang 13 32 45

Sering 11 34 45

Total 24 66 90

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .227a 1 .634

Continuity Correctionb .057 1 .812

Likelihood Ratio .227 1 .633

Fisher's Exact Test .812 .406

Linear-by-Linear Association .225 1 .635

N of Valid Cases 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Minuman_Iritatif * Sindrom_Dispepsia Crosstabulation

Count

Sindrom_Dispepsia

Total Negatif Positif

Minuman_Iritatif Jarang 13 31 44

Sering 11 35 46

Total 24 66 90

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .365a 1 .546

Continuity Correctionb .134 1 .715

Likelihood Ratio .365 1 .546

Fisher's Exact Test .636 .357

Linear-by-Linear Association .361 1 .548

N of Valid Cases 90

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.73.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 64: HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · HUBUNGAN POLA MAKAN DAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA PRE KLINIK FAKULTAS

50

Lampiran 3

Riwayat penulis

1. Name (first/middle/last) : Wahdaniah Irfan

2. Nickname : Wahda

3. Sex : Female

4. Place, Date of Birth : Ujung Pandang, 20 September 1998

5. Age : 21

6. Blood : O

7. Religion : Moslem

8. Language : Bahasa Indonesia

9. Address : Griya Kurnia Asri No. 42a Jl. Pisangan Barat

10. Phone/Mobile : 08118209981

11. Email (yahoo) : [email protected]

12. Education

a. Elementary School : SD Inpres 227 Romanga Jeneponto

b. Junior High School : MTsN Binamu Jeneponto

c. Senior High School : MAS Al-Ikhlas Ujung Bone

d. University : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta