hubungan pola asuh orang tua dengan hasil belajar...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV
SDN CEMPAKA PUTIH 02 TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh
Nike Aenun Najibah
NIM.1113018300025
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M / 1438 H
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGANHASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN CEMPAKA PUTIH 02
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi SalahSatu Syarat Mencapai Gelar Sarjana pendidikan (S.pd)
Oleh
Nike Aenun NaiibahNIM. 1113018300025
JURUSAI{ PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
I FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017M/1438H
Di Bawah Bimbingan
Pembimbi!g
NrP. 19690206 199s03 2 001
LEMBAR PEI{GESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Hasil Belajar Siswa
Kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan. Disusun oleh Nike
Aenun Najibah, NIM 1113018300025, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapan oleh fakultas.
Jakarta,02 Agustus 2017
Yang mengesahkan,
Pembimbing
NIP.19690206 199s03 2 001
LEMBAR PENGESAI{AN UJIAN MUNAQASAH
Skipsi yang berludr-rl "Ilubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Hasil Belajar Sislva
Xeirs IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan", disusun oleh Nike Aenun
Najibah, Nornor Induk Mahasiswa 1113018300025, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakafia, dinvatakan LULUS pada Ujian
Munaqasah tanggal 24 Oktober 2017 dihadapan Dewan Penguji. Oleh karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMD.
Jakarta, 24 Oktober 2017
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Pantia (Ketua Jurusan/Prodi)
Dr. Khalimi,I{.Ae.NIP.19650s1s r99403 1 006
Sekretaris ( Sekrctarr s Jurusan/Prodi)
Asep Ediana Latip, NLPd.
NIP. 19810623 200912 1 003
Penguji I
Dr. Fidrayani. M.Pd.. M.Si.NIP. 19760201 201s03 2 001
Penguji II
Anis Fuadah 2.. M.Pd.I.NIP. 19880606 201503 2 006
Tanggal
?'f v*v
?'/,, "7
0( //tt
20t7
hui,iyah
ffi
Nama
Tempat/Tgl. Lahir
NIM
Jurusan/Prodi
Alamat
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yaflg bertanda tangan di bawah ini:
Nike Aenun Najibah
Indramayu,02Mei 7994
1113018300025
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Blok Gebangmampang RT/RW 16104 Desa
Margamulya Kecamatan Bongas Kabupaten
Indramayu Kode Pos 45255
MEI{YATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan
Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan
adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing I : Dra. Hj. Zikri Neni Iska, M.Psi.
NIP :19690206199503 2001
Demikian suiat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.
J *.arta, 02 Agustus 20i 7
NrM. 1113018300037
i
ABSTRAK
Nike Aenun Najibah, NIM 1113018200025. Hubungan Pola Asuh
Orang Tua Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 02
Tangerang Selatan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang
tua dengan hasil belajar dan tingkat hubungan dari tiga tipe pola asuh. Penelitian
ini dilaksanakan di SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan dari bulan April
sampai dengan Mei Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode yang digunakan adalah analisis korelasi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara random sampling dan subjek siswa
kelas IV-B sebanyak 38 siswa. Tekhnik pengumpulan data yaitu berupa angket
dan observasi. Uji hipotesis penelitian ini adalah analisis koefisien korelasi
product moment. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan
positif yang signifkan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas
IV-B SDN Cempaka Putih 02 dengan besar korelasi12,1%. Besar hubungan tipe
demokratis diperoleh sebesar 17%, tipe otoriter sebesar 13,1% dan tipe permissif
sebesar 12,2%.
Kata kunci: Pola Asuh Orang Tua, Hasil Belajar
ii
ABTRACT
Nike Aenun Najibah, NIM 1113018300015. The Relationship Of
Parenting Style With Learning Outcome Of Class IV Students SDN Cempaka
Putih 02 Tangerang Selatan. The thesis, Elementary School Education Study,
Faculty of Tarbiyah and Teacher Science, Islamic State University of Syarif
Hidayatullah Jakarta.
This research aimed to determine the relationship parenting style with the
Learning Result and grade relationship of three parenting style. The research was
conducted at the SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan from April to May
academic year 2016/2017. This research used approachment quantitative that
used a method of analysis correlation. The removal sampling have done by
random samplingand the subjec IV-B class as 38 as students. Data collection
techniques are in the form of questionnaires and observation. It hypothesis test is
a correlation analysis coefficient product moment. The results of this research
indicate that there is a significant positive relationship between parenting pattern
with learning result of class IV-B SDN Cempaka Putih 02 with most correlation
12,1%. Grade demokrasi style of17%, otoriter style of 13,1% and permissive syle
of 12,2%.
Keyword: Parenting Style, Learning Outcome, Elementary School.
iii
KATA PENGANTAR
لة والسلم على نيا والذين والص الحمد هللا رب العلمين وبه نستعين على امورالد
ابعد . ز ا ن ياا والمز لين وعلى اله و ح ه ا معين ام
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada orang-orang yang beriman dan beramal sholeh. sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang
Selatan”. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Rasulullah
SAW, Keluarga, dan sahabatnya. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam proses penyusunan skripsi, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, baik berupa dorongan moril maupun materil. Karena penulis
yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Maka penulis mengucapkan rasa syukur dan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib’Raya, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Khalimi, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah dan Asep Ediana Latip, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
3. Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan arahan dan bimbingan.
4. Dra. Hj. Zikri Neni Iska, M.Psi selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah tulus, ikhlas, sabar dan bersedia menyempatkan waktunya dalam
memberikan bimbingan, arahan, bantuan dan motivasinya kepada penulis.
iv
5. Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang
senantiasa mengajarkan banyak ilmu pengetahuan dan memberikan makna
pendidikan dalam dunia dan akhirat. Semoga selalu mendapatkan rahmat
dan lindungan dari Allah SWT, sehingga ilmu yang diajarkan dapat
bermanfaat dikemudian hari.
6. Mai Witar Ningsih S.Pd., MM.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN Cempaka
Putih 02 yang telah mengizinkan penulis melakukan kegiatan penelitian,
Bapak Taufiq selaku wali kelas IV-B yang telah menyisihkan waktu
mengajarnya agar penulis dapat melaksanakan kegiatan penelitian
tersebut. Segenap guru dan tata usaha yang senantiasa meluangkan
waktunya untuk memberikan informasi atau data-data mengenai sekolah.
Serta seluruh siswa-siswi khususnya kelas IV-B yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk ikut berpartisipasi dalam melaksanakan
kegiatan penelitian ini.
7. Kepada yang teristimewa untuk keluargaku khususnya kedua orang tua
tercinta, U. Abd. Syukur dan Ibu Eni Sukaeni yang telah membesarkan,
membimbing dengan penuh kesabaran dan ketekunan. Serta saudara-
saudaraku dan seluruh keluarga besar tercinta.
8. Teman-teman angkatan 2013 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang
saling mendukung dan memberikan semangat dalam proses penyelesaikan
skrispsi ini. Khususnya Teman-teman tercinta Kharisma Luthfi Hanifah,
Suaebatul Aslamiyah, Dhea Khairunnisa, Annisa Qurota Ayun’i, Erfa
Sahnita, Febriana Eka Harianti, Ulfiyatul Makkiyah, Nurlailiyah Hanif,
Siti Maesyaroh, dan Rima Rahmawati yang tak lelah untuk saling
mengingatkan dan memberikan suport.
9. Teman seperjuangan, Aulia Rahmawati yang telah berjuang bersama dan
senantiasa mendukung serta meluangkan waktu dalam menyelesikan
skripsi ini.
10. Risda Oktavia Safitri yang selalu memberikan masukan dan arahan serta
support kepada penulis.
v
11. Syahrul Bunyan yang senantiasa memberikan semangat tiada henti dan
bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membantu penulis.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan dukungan dan
doa dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis berharap semoga jasa semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan pahala dan rahmat dari
Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya
bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT meridhoi dan
dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, amin.
Jakarta, 02 Agustus 2017
Penulis
Nike Aenun Najibah
NIM.1113018300025
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACK ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4
D. Perumusan Masalah .................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
F. Kegunaan Penelitian ................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Hakikat Hasil Belajar .................................................................. 6
1. Pengertian Belajar .................................................................. 6
2. Pengertian Hasil Belajar ......................................................... 7
3. Klasifikasi Hasil Belajar ........................................................ 8
4. Karakteristik Hasil Belajar ..................................................... 11
5. Indikator Hasil Belajar ........................................................... 12
6. Penilaian Hasil Belajar ........................................................... 13
7. Tingkat Keberhasilan ............................................................. 14
8. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................ 15
B. Hakikat Pola Asuh Orang Tua .................................................... 16
1. Keluarga ................................................................................. 16
a. Pengertian Keluarga .......................................................... 16
b. Peran Anggota Keluarga ................................................... 18
c. Pengasuhan Bersama ......................................................... 20
2. Pola Asuh Orang Tua ............................................................. 21
a. Pengertian Pola Asuh Orang Tua ...................................... 21
b. Gaya Pola Asuh Orang Tua ............................................... 22
c. Dampak Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak ................ 26
d. Faktor Yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua .......... 27
vii
3. Apa Yang Diharapkan Anak .................................................. 29
4. Menjadi Orang Tua Yang Lebih Baik .................................... 30
5. Relevansi Pola Asuh Orang Tua Pada Anak SD .................... 33
C. Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................... 34
D. Kerangka Berpikir ....................................................................... 36
E. Hipotesis Penelitian .................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................... 39
B. Metode Penelitian ....................................................................... 40
C. Variabel Penelitian ...................................................................... 40
D. Populasi Dan Sampel .................................................................. 40
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 41
F. Instrumen Penelitian ................................................................... 42
G. Uji Coba Instrumen ..................................................................... 44
H. Teknik Analisi Data .................................................................... 47
1. Analisis Deskriptif ................................................................. 47
2. Uji Prasyarat Analisis ............................................................. 47
a. Uji Normalitas ................................................................... 47
b. Uji Linieritas ...................................................................... 47
3. Uji Hipotesis .......................................................................... 48
I. Hipotesis Statistik ...................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 50
B. Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 51
1. Deskripsi Masing-masing Variabel Penelitian ....................... 51
a. Deskripsi Data Pola Asuh Orang Tua ............................... 51
1) Pola Asuh Otoriter ........................................................ 52
2) Pola Asuh Demokratis .................................................. 54
3) Pola Asuh Permissif ...................................................... 56
b. Deskripsi Data Hasil Belajar ............................................. 58
C. Pengujian Prasyarat Analisis ...................................................... 61
1. Uji Normalitas ........................................................................ 61
2. Uji Linieritas .......................................................................... 62
D. Uji Hipotesis Penelitian .............................................................. 63
E. Interpretasi Data .......................................................................... 64
F. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 67
G. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 69
viii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..................................................................................... 71
B. Saran ........................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... xiii
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Level Taksonomi ........................................................................... 10
Tabel 2.2 Pengaruh Parenting Style Terhadap Perilaku Siswa ..................... 26
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................... 39
Tabel 3.2 Kategori Alternatif Jawaban......................................................... 43
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrument Angket Pola Asuh Orang Tua (sebelum diuji ) 43
Tabel 3.4 Cross Check Hasil Uji Validitas.................................................... 45
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrument Angket (setelah diuji) ................................... 46
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................... 47
Tabel 4.1 Skor Hasil Angket Pola Asuh Orang Tua ..................................... 51
Tabel 4.2 Deskripsi Data Pola Asuh Otoriter ................................................ 52
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Otoriter ....................................... 53
Tabel 4.4 Deskripsi Data Pola Asuh Demokratis .......................................... 54
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Demokratis ................................. 55
Tabel 4.6 Deskripsi Data Pola Asuh Permissif ............................................. 56
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Permissif ..................................... 57
Tabel 4.8 Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa .............................................. 59
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa ...................................... 60
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas...................................................................... 61
Tabel 4.11 Hasil Uji Linieritas ........................................................................ 62
Tabel 4.12 Data Hasil Korelasi Pola Asuh Orang Tua (Otoriter, Demokrasi dan
Permissif) Dengan Hasil Belajar Siswa ........................................ 64
Tabel 4.13 Indeks Korelasi Product moment .................................................. 64
x
DAFTAR GAMBAR
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir ..................................................................... 37
Bagan 3.1 Desain Variabel Penelitian ........................................................ 40
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Otoriter ................................... 54
Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Demokratis ............................. 56
Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Permissif ................................. 58
Diagram 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar ............................................. 60
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Uji Referensi
Lampiran 2 Instrument Angket Uji Coba
Lampiran 3 Data Sampel Uji Coba Angket
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Lampiran 5 Data Responden Penelitian
Lampiran 6 Lembar Hasil Observasi Penelitian
Lampiran 7 Angket Penelitian Variabel X (Pola Asuh Orang Tua)
Lampiran 8 Data Angket Penelitian Siswa Nilai Tertinggi
Lampiran 9 Data Angket Penelitian Siswa Nilai Terendah
Lampiran 10 Data Mentah Variabel X (Pola Asuh Orang Tua)
Lampiran 11 Data Total Skor Variabel X (Pola Asuh Orang Tua)
Lampiran 12 Data Skor Variabel Y (Hasil Belajar)
Lampiran 13 Rekapitulasi Total Skor Pola Asuh Orang Tua Dan Hasil
Belajar
Lampiran 14 Perhitungan Persentase Penerapan Pola Asuh Orang Tua
Lampiran 15 Hasil Deskriptif Data Pola Asuh Orang Tua Dan Hasil Belajar
Lampiran 16 Distribusi Frekuensi Variabel X (Pola Asuh Orang Tua-
Otoriter)
Lampiran 17 Distribusi Frekuensi Variabel X (Pola Asuh Orang Tua-
Demokratis)
Lampiran 18 Distribusi Frekuensi Variabel X (Pola Asuh Orang Tua-
Permissif)
Lampiran 19 Distribusi Frekuensi Variabel Y (Hasil Belajar)
Lampiran 20 Hasil Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov
Lampiran 21 Hasil Uji Linieritas
Lampiran 22 Hasil Uji Koefisien Korelasi Pola Asuh Orang Tua Dengan
Hasil Belajar
Lampiran 23 Hasil Koefisien Determinasi (R)
xii
Lampiran 24 Tabel r Product Moment pada sig. 0,05
Lampiran 25 Tabel F Uji Linieritas
Lampiran 26 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 27 Surat Izin Penelitian
Lampiran 28 Surat Telah Melakukan Penelitian di SDN Cempaka Putih 02
Lampiran 29 Data Nilai Siswa Kelas IV-B SDN Cempaka Putih 02
Lampiran 30 Data Siswa Kelas IV-B SDN Cempaka Putih 02
Lampiran 31 Data Orang Tua Siswa Kelas IV-B SDN Cempaka Putih 02
Lampiran 32 Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap individu pada umumnya terlibat dalam dunia pendidikan. Dunia
pendidikan tidak akan lepas dari hal yang berkaitan dengan belajar. Belajar
merupakan sebuah bentuk investasi ilmu pengetahuan yang akan dirasakan
hasilnya di masa yang akan datang. Suatu proses pembelajaran dikatakan
berhasil jika kompetensi yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh siswa yang
mengikuti proses pembelajaran. Artinya ada perubahan prilaku pada diri siswa
baik dalam bentuk kognitif, afektif maupun psikomotorik kearah yang lebih
baik dari pada sebelum siswa memperoleh pembelajaran.
Hasil belajar memiliki kedudukan yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan dari proses pembelajaran. Hasil belajar digunakan sebagai tolak
ukur keberhasilan suatu proses pembelajaran. Proses penilaian dari hasil
belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan-kemajuan
yang dialami oleh siswa.
Dalam melakukan kegiatan belajar tidak semua anak memperoleh hasil
belajar yang memuaskan karena setiap individu memiliki perkembangan
kognitif yang berbeda-beda. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam mencapai hasil belajar dikelompokkan menjadi dua
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah segala faktor
yang berasal dari dalam diri siswa, diantaranya tingkat intelegensi, minat,
motivasi dan sebagainya. Sedangkan, faktor eksternal adalah segala faktor dari
luar diri siswa, diantaranya lingkungan keluarga, masyarakat, pergaulan,
fasilitas belajar, keadaan sosial ekonomi keluaraga dan sebagainya.1
Memiliki hasil belajar yang tinggi merupakan suatu dambaan bagi setiap
orang karena akan menumbuhkan rasa bangga bagi individu baik di sekolah,
keluarga, maupun masyarakat. Namun, apa yang terjadi apabila dalam sekolah
masih banyak siswa yang memperoleh nilai yang rendah. Berdasarkan data
1 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabet. 2013), h. 124.
2
hasil pengamatan yang diperoleh peneliti, menunjukkan bahwa sebagian besar
siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02 memiliki hasil belajar yang rendah. Hal
ini terlihat pada saat ulangan harian masih banyak siswa yang memperolah
nilai dibawah KKM, sehingga harus mengikuti ujian ulang atau remidial agar
nilai mencapai KKM.
Tuntutan biaya sekolah dan kehidupan yang semakin tinggi menyebabkan
orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga anak menjadi terabaikan.
Kurangnya perhatian, bimbingan dan keterlibatan orang tua terhadap proses
belajar siswa di rumah mengakibatkan siswa kurang mempersiapkan dirinya
dalam menghadapi ulangan harian di sekolah sehingga memperoleh hasil yang
rendah. Sementara, sikap orang tua yang terbuka dan selalu mengingatkan dan
menyediakan waktu untuk membantu anak dalam belajar di rumah akan
membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan adanya sikap yang
positif, maka anak akan merasa lebih mudah untuk meningkatkan semangat
belajarnya sehingga memperoleh hasil belajar yang tinggi.
Sementara itu, banyak orang tua beranggapan bahwa anak mereka setelah
diserahkan kepada guru di sekolah maka lepaslah tanggung jawab dan
kewajibannya untuk memberikan pendidikan kepada mereka. Semua tanggung
jawabnya telah beralih kepada guru di sekolah, apakah menjadi pandai atau
bodoh anak tersebut, akan menjadi nakal atau berbudi pekerti yang baik dan
luhur, maka itu adalah urusan guru di sekolah. Padahal bentuk pola pengasuhan
orang tua juga sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa di sekolahnya.
Dari hal tersebut terlihat jelas bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
hasil belajar rendah adalah keluarga yang dalam hal ini adalah pola asuh orang
tua. hal ini sejalan dengan Pamela yang mengatakan bahwa “Faktor yang
mempengaruhi hasil belajar adalah budaya keluarga, etnis, dan status sosial
ekonomi”.2 Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa pola asuh yang
2 Susanne Carter, The Impact of Parent / Family Involvement on Student Outcomes, An
Annotated Bibliography of Research from the Past Decade , 2002, pp. 2, diakses pada 02 April
2017, 14.30).
3
diterapkan membuat anak merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya,
bahkan ada merasa tidak disayang oleh orang tuanya.
SDN Cempaka Putih 02 dimana anak-anak yang menjadi asuhannya
memiliki moral dan kepribadian yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh
asal mereka yang kondisi keluarga dan pola asuh orang tuanya yang berbeda-
beda pula. Dimana dalam kehidupan orang tuanya masih banyak ekonomi
orang tua di bawah rata-rata. Di sekolah ini terlihat ada sebagian siswa yang
memiliki hasil belajar yang sangat rendah dan tinggi hal ini ditandai dengan
aktivitas yang mereka lakukan ketika belajar. Sangat terlihat jelas hasil belajar
siswa dari nilai yang siswa peroleh selama melakukan belajar disekolah.
Keluarga merupakan unit terkecil yang paling inti, dari keluargalah anak
mulai memperoleh pendidikan sebelum memasuki pendidikan secara formal di
sekolah, pola asuh orang tua dalam mendidik anak akan mempengaruhi
keberhasilan anak dalam belajar. Untuk itu setiap orang tua harus mampu
mengasuh, merawat dan mendidik anaknya dengan baik karena pola asuh yang
diterapkan oleh orang tua dapat menimbulkan perasaan positif dan negatif
dalam diri anak.
Berdasarkan beberapa konsep, argumen, dan kenyataan yang diamati oleh
penulis. Penelitian ini memfokuskan pada aspek “Hubungan Pola Asuh
Orang Tua Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 02
Tangerang Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat
menetapkan beberapa rumusan pokok permasalahan antara lain :
1. Masih banyak siswa yang tidak mengerjakan PR, nilai ulangan harian
dibawah KKM dan terlambat datang kesekolah.
2. Kurangnya perhatian, bimbingan dan keterlibatan orang tua terhadap proses
belajar siswa merupakan faktor eksternal bagi keberhasilan siswa.
4
3. Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa pola asuh yang diterapkan
membuat anak merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan
ada merasa tidak disayang oleh orang tuanya.
4. Tuntutan biaya sekolah yang tinggi menyebabkan orang tua terlalu sibuk
dengan pekerjaannya sehingga anak menjadi terabaikan.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah, terpokus dan
tidak menyimpang dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena itu peneliti
memfokuskan kepada pembahasan yang terdiri dari:
1. Pola asuh dalam hal ini adalah pola asuh otoriter, demokratis, dan permissif.
2. Hasil belajar siswa diambil dari nilai ulangan harian siswa.
3. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02
Tangerang Selatan.
D. Rumusan Masalah
Permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar
siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan?
2. Berapakah besar tingkat hubungan antar tipe pola asuh otoriter dengan hasil
belajar siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan?
3. Berapakah besar tingkat hubungan antara tipe pola asuh demokrasi dengan
hasil belajar siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan?
4. Berapakah besar tingkat hubungan antara tipe pola asuh permissif dengan
hasil belajar siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang terdapat diatas, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk menguji hubungan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar
siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan.
5
2. Untuk menguji tingkat hubungan pola asuh tipe orang tua otoriter dengan
hasil belajar siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan.
3. Untuk menguji tingkat hubungan pola asuh tipe orang tua demokratis
dengan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang
Selatan.
4. Untuk menguji tingkat hubungan tipe pola asuh orang tua permissif dengan
hasil belajar siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
1. Secara Teoritis
a. Bagi peneliti sebagai bahan untuk menambah wawasan dibidang kegiatan
belajar mengajar.
b. Bagi sekolah diharapkan bisa menjadi pertimbangan bagi pihak sekolah
untuk terus melakukan komunikasi yang intensif dengan pihak wali
murid demi mencapai tujuan bersama yakni membangun generasi muda
yang memiliki pribadi yang luhur.
c. Bagi guru memberi kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya untuk guru bimbingan konseling.
d. Bagi siswa diharapkan dapat mendorong siswa untuk taat dan patuh serta
mengikui arahan kedua orang tuannya dalam meningkatan hasil belajar
siswa.
2. Secara Praktis
Dapat menyelesaikan masalah secara teoritis, dan berguna sebagai bahan
evaluasi bagi orang tua supaya dapat meningkatkan pengasuhan dan
bimbingannya, khususnya mengenai upaya meningkatkan hasil belajar
siswa melalui pola asuh orang tua. Selain itu, dapat memberikan informasi
serta referensi dan acuan bagi guru BK dan sekolah mengenai arti
pentingnya pemahaman hubungan pola asuh orang tua terhadap hasil belajar
siswa.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Pada usia anak 6 – 12 merupakan masa sekolah, masa dimana anak
mulai belajar untuk menggali ilmu-ilmu pengetahuan dan mengembangkan
segala potensi yang dimilikinya. Menurut Anisah Basleman, “Belajar adalah
perubahan tingkah laku yang dialami oleh individu dalam berinteraksi
dengan lingkungan.”1 Sementara, Witherington dalam Sukmadinata
mengatakan bahwa, “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian,
yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.2 Eveline
Serigar mengatakan “Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang
terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi
(bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat.3
Dari beberapa paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses yang menuju perubahan tingkah laku yang dialami oleh
seseorang. Dalam melakukan kegiatan belajar tentunya tergantung pada
minat seseorang. Ketika minat seseorang untuk melakukan belajar sangat
tinggi tentunya hasil yang diperolehnya pun cukup memuaskan.
Arden N. Franden dalam Sumadi Suryabrata mengatakan bahwa ada
beberapa hal yang mendorong seseorang untuk belajar, diantaranya: 4
a) Adaya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas
b) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
selalu maju
1 Anisah Basleman dan Syamsu Mapps, Teori belajar orang dewasa, (Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 12. 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 155. 3 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Toeri Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indah,
2011), Cet. II, h. 3. 4 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 236-237.
7
c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan
teman-teman.
d) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha
yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi
e) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran
f) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar
Pada umumnya setiap individu melakukan suatu kegiatan belajar
dengan harapan memperoleh hasil belajar yang memuaskan tanpa
mengeluarkan tenaga dan waktu yang banyak. Muhibbin Syah
mengelompokkan ada dua macam efesiensi yang dapat dicapai oleh siswa
yakni efesiensi usaha belajar dan efesiensi hasil belajar.5 Seseorang
dikatakan efesien dalam belajar apabila melakukan usaha yang minim tetapi
dapat mencapai hasil belajar yang tinggi. Sebaliknya, seseorang dikatakan
efesien dalam hasil belajar apabila melakukan usaha belajar yang sama
besarnya dengan seseorang lain tetapi memproleh hasil yang berbeda.
2. Pengertian Hasil Belajar
Dalam melaksanakan suatu kegiatan tentunya ada hasil yang akan
diperoleh. Begitupun dengan belajar, ketika seseorang melaksanakan
kegiatan belajar ia akan memperoleh output/hasil belajar dari proses belajar
yang telah dilakukannya. Rusman mengatakan, “Hasil belajar adalah
sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik”.6 Sedangkan, menurut Nana Sudjana “Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yag dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya”.7 Sementara itu, menurut Oemar
Hamalik hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada
5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1996), Cet. 3, h. 125. 6 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabet. 2013), h. 123.
7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), h.22.
8
seseorang, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti.8
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
adalah suatu hasil yang dicapai oleh siswa yang menunjukan taraf
kemampuannya dalam mengikuti proses belajar.
Seperti yang telah dikatakan oleh Oemar Hamalik bahwa hasil belajar
adalah terjadinya perubahan tingkah laku. tingkah laku memiliki 2 unsur
yaitu unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur
rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah.9 Misalnya
seseorang sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya dalam
rohaniah tidak bisa kita lihat.
Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan
tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-
aspek hasil belajar menurut Oemar Hamalik yaitu: 10
a) Pengetahuan f) Emosional
b) Pengertian g) Hubugan Sosial
c) Kebiasaan h) Jasmani
d) Keterampilan i) Etis Atau Budi Pekerti
e) Apesiasi j) Sikap
Hasil belajar siswa dalam kelas harus diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dilingkungan rumah maupun dilingkungan sekolah.
Dengan kata lain, anak dapat mentranfer hasil belajar yang mereka peroleh
kedalam situasi-situasi yang sesungguhnya dalam masyarakat.
3. Klasifikasi Hasil Belajar
Selama proses belajar peserta didik harus memiliki aspek-aspek
kemampuan sebagai output yang dihasilkan dari proses pembelajarannya.
Berdasarkan taksonomi Bloom aspek-aspek kemampuan tersebut dapat
8 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h. 30.
9 Ibid., h. 31.
10 Ibid.
9
digolongkan dalam tiga klasifikasi. Blom menamakan cara klasifikasi itu
dengan “The taxonomy of education objectives”. Menurut Bloom dalam
buku Rusman, tujuan pembelajaran dapat diklasifikasikan kedalam tiga
ranah (domain), yaitu: 11
a) Domain Kognitif; berkenaan dengan kemampuan dan kecakapan-
kecakapan intelektual berfikir
b) Domain Afektif; berkenaan dengan sikap, kemampuan dan penguasaan
segi-segi emosional, yaitu perasaan, sikap dan nilai
c) Domain Psikomotor; berkenaan dengan suatu keterampilan-keterampilan
atau gerakan-gerakan fisik.
Nana Sudjana menyebutkan aspek-aspek yang terdapat dalam ketiga
ranah hasil belajar diantaranya ranah kongnitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor yaitu: 12
a) Ranah Kognitif merupakan hasil belajar intelektual yang meliputi aspek;
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kedua
aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek
berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
b) Ranah Afektif, merupakan hasil belajar sikap yang terdiri dai 5 aspek
yaitu; penerimaan, jawaban atau reaksi, peilaian, organisasi, dan
internalisasai.
c) Ranah Psikomotor, merupakan hasil belajar keterampilan yang terdiri
dari 6 aspek yaitu: gerakan reflek, keterampilan gerakan dasar,
kemampuan konseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dam interpretatif.
Budiman menyebutkan aspek-aspek ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik kedalam bentuk tabel.13
11
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabet. 2013), 125. 12
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 22.
10
Tabel 2.1
Level Taksonomi
Level Kognitif Afektif Psikomotor
1 Tahu Menerima Imitasi
2 Paham Memberi tanggapan Manipulasi
3 Aplikasi Menghargai Persisi
4 Analisis Mengorganisasi Artikulasi
5 Sintesis Internalisasi nilai Naturalisasi
6 Evaluasi
Dalam buku karya Rusman, Bloom juga menjelaskan bahwa domain
kognitif terdiri atas enam kategori, yaitu: 14
a) Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep,
prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat
menggunakannya.
b) Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran
yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus
menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan lagi
menjadi tiga yaitu menerjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi.
c) Penerapan (application), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun
metode, prinsip, dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret.
d) Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta
didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam
unsur-unsur atau komponen pembentukannya. Kemampuan analisis
dikelompokan menjadi tiga yaitu analisis unsur, analisis hubungan, dan
analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi.
13
Budiman dan Agus Riyanto, Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan, (Jakarta: Salemba Medika, 2014), h. 3. 14
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabet. 2013), . 125-
126.
11
e) Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut
pesertadidik untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara
menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa
tulisan, rencana, atau mekanisme.
f) (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep
berdasarkan ktiteria tertentu.
Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan
psikomotor. Namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi
bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran disekolah. Pada
tingkat sekolah dasar ranah kognitif yang dicapai hanya C1, C2 dan C3.
4. Karakteristik Hasil Belajar
Setiap perilaku belajar tentunya ditandai dengan ciri-ciri perubahan
yang spesifik. Hasil belajar yang diperoleh oleh setiap individu harus dapat
dilaksanakan atau diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ada
beberapa ciri perubahan yang menjadi karakteristik perilaku belajar,
diantaranya: 15
a) Perubahan Intensional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat
pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari,
atau dengan kata lain bukan kebetulan. Contoh perubahan ini misalnya
seorang siswa menyadari adanya perubahan dalam dirinya, seperti
penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pemandangan tertentu,
keterampilan dan seterusnya.
b) Perubahan Posotif – Aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar yang bersifat positif
dan aktif. Positif artinya baik, bermanfaat dan sesuai dengan apa yang
diharapkan, contohnya yakni diperolehnya sesuatu yang baru
15
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pres, 2013), Cet. 13, h. 117-118.
12
(pemahaman atau keterampilan yang baru). Adapun perubahan aktif
artinya tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi adanya usaha dari siswa itu
sendiri.
c) Perubahan Efektif – Fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni
berhasil guna. Artinya perubhan tersebut membawa pengaruh, makna,
dan manfaat tertentu bagi siswa. Adapun perubahan fungsional yakni
dapat diharapkan memberikan manfaat yang luas. Perubahan yang efektif
dan fungsional biasanya mendorong timbulnya perubahan-perubahan
positif lainnya.
5. Indikator Hasil Belajar
Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar merupakan sebuah
ukuran atas proses pembelajaran. Apabila merujuk pada rumusan
operasional keberhasilan belajar, maka menurut Pupuh F belajar dikatakan
berhasil apabila diikuti ciri-ciri: 16
a) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individu maupun kelompok;
b) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (TPK) telah
dicapai oleh siswa baik secara individual maupun kelompok;
c) Terjadinya proses pemahaman materi yang secara sekuensial
mengantarkan materi pada tahap berikutnya.
Ketiga keberhasilan tersebut tidak hanya mengukur keberhasilan hasil
belajar dari segi kongnitif, tetapi mesti melumatkan aspek-aspek lainnya,
seperti aspek afektif dan psikomotor. Hasil belajar yang hanya diukur dari
segi kognitif akan menyebabkan pengajaran kurang memiliki makna yang
bersifat komprehensif.
16
Pupuh F. Sobby Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum &
Konsep Islam, (T.tp.: Radika Aditama, t.t.), 113.
13
6. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar adalah segala macam prosedur yang digunakan
untuk mendapatkan informasi mengenai unjuk kerja (performance) siswa
atau seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.17
W. James Popham yang dikutip oleh Eveline S. mengatakan bahwa
telah terjadi pergeseran terhadap alasan pemberian penilaian. Alasan
tradisional seorang guru melakukan penilaian yaitu: 18
a) Mendiagnosa kekuatan siswa dan kelemahan siswa
b) Memonitor kemajuan siswa
c) Menetapkan tingkat kemajuan siswa
d) Menetapkan tingkatan siswa
e) Menentukan keefektifan intruksional
Sedangkan, saat ini penialaian hasil belajar yang dilakukan oleh guru
digunakan untuk meningkatakan kualitas dan kepentingan guru atau instansi
tersebut. Diantaranya yaitu:19
a) Mempengaruhi persepsi publik tentang keefektifan pendidikan
b) Membantu mengevaluasi guru
c) Meningkatkan kualitas intuksional
Ada beberapa cara penilaian yang dapat digunakan oleh guru untuk
mengumpulkan hasil-hasil kemajuan yang diperoleh oleh siswa, jenis-jenis
penilaiaan diantaranya yaitu:20
a) Penilaian portopolio
Penilaian portopolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang
sistematis dalam satu periode. Kumpulan dari hasil kerja ini
17
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Toeri Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indah,
2011), Cet. II, h. 144. 18
Ibid. 19
Ibid. 20
Ibid., h. 145.
14
memperlihatkan progres prestasi dan keterampilan yang dialami oleh
siswa.
b) Penilaian melalui unjuk kerja (performance)
Penilaian unjuk kerja merupakan penialain berdasarkan hasil
pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi.
Penilaian ini berupa menilai unjuk kerja siswa, tingkah laku, atau interksi
siswa.
c) Penilaian melalui penugasan (project)
Penilaian ini dilakukan terhadap suatu tugas atau penyelidikan yang
dilakukan siswa baik secara individu maupun kelompok dalam suatu
periode tertentu.
d) Penilaian memalui hasil kerja (product)
Penilaian hasil kerja adalah penialain terhadap kemampuan siswa
membuat produk-produk teknologi dan seni seperti, makanan, pahatan,
dan barang logam.
e) Penilaian melalui tes tulis
Penilaian tes tulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan
dalam kondisi tertentu. Secara umum tes tulis berupa benar-salah,
menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat, uraian atau esai.
7. Tingkat Keberhasilan
Dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa
selama belajar. Hasil penilaian tersebut selanjutnya akan diukur untuk
mengetahui sejauh mana tingkat prestasi yang telah dicapai oleh masing-
masing siswa. Djamarah mengemukakan bahwa tingkat keberhasilan belajar
dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf, diantaranya: 21
a) Istimewa/maksimal; apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu
dapat dikuasai siswa.
b) Baik sekali/optimal; apabila sebagian besar (76% s.d 99%) bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
21
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 107.
15
c) Baik/minimal; apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d
75% saja dikuasai oleh siswa.
d) Kurang; apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60%
dikuasai oleh siswa.
8. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan peranan yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan
informasi kepada guru tentang kemajuan siswa yang dalam upaya mencapai
tujuan-tujuan belajarnya. Dari hasil informasi tersebut guru dapat menyusun
dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut lagi, baik untuk
keseluruhan kelas maupun individu.
Berikut adalah faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut
Munadi yang dikutip oleh Rusman, diantaranya: 22
a) Faktor Internal
1) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang
prima, tidak dalam keadaan capek dan lelah, tidak dalam keadaan
cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi siswa
dalam menerima materi pelajaran.
2) Faktor Psikologis
Setiap individu siswa memiliki kondisi psikologis yang berbeda-
beda, tentunya hal ini juga mempengaruhi hasil belajar siswa.
Beberapa faktor psikologis diantaranya meliputi intelegensi (IQ),
perhatian, minat, bakat, motivasi, kognitif, dan daya nalar siswa.
b) Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik dan lingkungan
sosial. Lingkungan fisik/alam misalnya suhu, kelembapan dan lain-
lain. Belajar pada siang hari di ruangan dengan ventilasi udara yang
22
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabet. 2013), h. 124.
16
kurang tentunya akan berbeda dengan ketika belajar pada pagi hari
dengan udara yang masih segar dan ruangan yang cukup mendukung.
Faktor lingkungan sosial meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
2) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah
direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, saran
dan guru.
B. Hakikat Pola Asuh Orang Tua
1. Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Menurut Kusdwiratri, Keluarga adalah kelompok orang yang ada
hubungan darah atau perkawinan.23
Sementara, Uyoh Sadulloh
mengatakan, “Keluarga merupakan suatu lembaga yang terdiri atas suami
istri dan anak-anaknya yang belum menikah, hidup dalam sebuah
kesatuan kelompok berdasarkan ikatan tertentu.24
Selain itu, Reiss dalam
Sri Lestari, “Keluarga adalah suatu kelompok kecil yang terstruktur
dalam pertalian keluarga dan memiliki fungsi utama berupa sosialisasi
pemeliharaan terhadap generasi baru”.25
Sejalan dengan makna diatas,
John W. Santrock mengemukakan setiap keluarga adalah suatu sistem –
suatu kesatuan yang dibentuk oleh bagian-bagian yang saling
berhubungan dan berinteraksi.26
23
Kusdwiratri Setiono, Psikologi Keluarga, (Bandung: PT Alumni, 2011), Cet. 1, h. 24. 24
Uyoh Sadulloh, Pedagogik (Ilmu Mendidik), (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 186. 25
Sri lestari, Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), Cet. 1, h. 4. 26
Jhon W. Santrock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2007), Edisi Kesebelas, Jilid 2,
h.157.
17
Dari beberapa pengertian keluarga di atas, penulis menafsirkan
bahwa keluarga merupakan suatu kelompok kecil yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak yang memiliki ikatan hubungan darah. Keluarga
merupakan unit terkecil dalam berinteraksi. Interaksi yang dilakukan
dalam suatu keluarga merupakan interaksi yang pertama bagi seorang
anak. Interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak merupakan
interaksi dua arah yaitu adanya hubungan timbal balik antara orang tua
dan anak. Sejalan dengan pemikiran John W. Santrock yang mengatakan
bahwa “orang tua memang melakukan bersosialisasi dengan anak, namun
sosialisasi dalam keluarga bersifat timbal balik”.27
Orang tua juga merupakan tempat yang terpenting bagi
perkembangan anaknya baik secara fisik, emosi, spiritual, sosial, dan
intelektualnya. Seorang anak akan tumbuh lebih baik apabila diasuh oleh
orang tua yang lengkap yaitu ayah dan ibu. Anak-anak yang tinggal
serumah dengan kedua orang tuanya akan memperoleh emosi dan
intelektual yang lebih baik.28
Hal tersebut disebabkan karena
perkembangan anak akan diperhatikan oleh orang tuanya sehingga orang
tua mengetahui secara langsung proses-proses perkembangan yang
sedang dialami oleh anak. Selain itu, orang tua juga dapat mengarahkan
dan mendidik anaknya.
Dalam keluarga tidak hanya terdiri oleh ayah dan ibu tetapi ada
beberapa anggota-anggota keluarga yang disatukan dalam sebuah
keluarga. Lusi Nuryanti mengemukakan bahwa keluarga itu terdiri dari
orang-orang yang disatukan oleh hubungan darah, yaitu:29
1) Keluarga inti adalah unit rumah tangga yang terdiri dari dua generasi
yaitu ayah, ibu dan anak-anaknya;
27
Ibid., h.158 28
Sri, op. cit., h. l3. 29
Lusi Nuryanti, Psikologi Anak, ( Jakarta : PT Indeks, 2008), h. 63.
18
2) Keluarga besar adalah unit rumah tangga banyak generasi yang
biasanya terdiri dari kakek-nenek, paman-tante, kemenakan dan
sepupu.
Selain itu, ada beberapa ciri dalam keluarga menurut Mc. Iver dan
Page yang dikutip oleh Uyoh Sadulloh mengemukakan bahwa ciri-ciri
keluarga yaitu: 30
1) Adanya hubungan berpasangan antara kedua jenis (pria dan wanita)
2) Dikukuhkan oleh ikatan pernikahan;
3) Adanya pengakuan terhadap keturunan (anak) yang dilahirkan dalam
rangka hubungan tersebut;
4) Adanya hubungan ekonomi yang diselenggarkan secara bersama-
sama;
5) Diselenggarakannya kehidupan rumah tangga.
b. Peran Anggota Keluarga
Setiap anggota keluarga yaitu ayah dan ibu pada umumnya memiliki
peranan yang berbeda, parenting selalu dikaitkan dengan peran ibu
sedangkan mencari nafkah selalu dikaitkan dengan peran ayah. Namun,
pada era modern saat ini, peran wanita mulai bergeser dengan motif
mencari aktualisasi diri atau karena tuntunan ekonomi banyak wanita
yang bekerja purna waktu diluar rumah.31
Ketika para ibu mulai keluar
rumah untuk bekerja, berorganisasi atau berkegiatan sosial lantas
siapakah yang akan mengasuh anak dirumah. Pada zaman dahulu hal ini
biasanya dialihkan pada keluarga besar seperti nenek, kakaek, bibi dan
lainnya. Akan tetapi, dewasa in semakin tingginya tuntunan ekonomi
membuat keluarga kecil terpisah dengan lingkungan keluarga besar
Dahulu, perempuan yang telah berkeluarga sambil bekerja hanyalah
sebagai penunjang penghasilan suami. Namun, fenomena saat ini
semakin banyak perempuan yang menjadi sumber penghasilan utama
30
Uyoh Sadulloh, Pedagogik (Ilmu Mendidik), (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 187. 31
Kusdwiratri Setiono, Psikologi Keluarga, (Bandung: PT Alumni, 2011), Cet. 1, h. 94.
19
dalam keluarga. Hal ini terjadi karena banyak wanita yang menjadi orang
tua tunggal dalam keluarga, selain itu, banyak perempuan yang
memperoleh pendidikan lebih yang lebih tinggi dibanding pria.32
Sehingga peran ibu tidak hanya seutas pada pengasuhan saja melainkan
harus mampu berperan ganda. Adapun peran ayah dan ibu menurut
Ngalim Purwanto, diantaranya: 33
1) Peranan Ibu
a) Sumber dan pemberi rasa kasih sayang,
b) Pengasuh dan pemelihara,
c) Tempat mencurahkan isi hati,
d) Pengatur dalam kehidupan berumah tangga,
e) Pembimbing hubungan pribadi,
f) Pendidik dalam segi emosional.
2) Peranan Ayah
Menurut Ngalim Purwanto, bahwa peranan ayah adalah:
a) Sumber kekuasaan dalam keluarga
b) Penghubung intern antara keluarga dengan masyarakat atau dunia
luar
c) Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga
d) Pelindung terhadap ancaman dari luar
e) Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
f) Pendidik dalam segi-segi rasional
Selain peran orang tua di atas, orang tua juga berperan sebagai
manager bagi anak-anaknya. Orang tua dapat dikatakan sebagai manajer
untuk rumah tangga, karena mereka berperan sebagai pengelola situasi
dan kondisi rumah. Sejalan dengan pemikiran John w. Santrock yang
32
Umi Rasmi, Laporan Hasil Survey Pada Data Analaisis Sensus Biro US, 2017) 33
Uyoh, op. cit., , h. 194 – 195.
20
mengatakan “Satu cara untuk mengkonseptualisasikan peran orang tua
adalah memandang orang tua sebagai manajer bagi kehidupan anak”.34
Orang tua sangat berperan penting dalam menentukan masa depan
anak terutama pada pendidikan anak. Pengasuhan orang tua dalam
pendidikan anak tidak hanya mempengaruhi prestasi belajarnya tetapi
juga mempengaruhi motivasi, perhatian, ketekunan, keterampilan kosa
kata, dan perilaku masalah di dalam kelas.
c. Pengasuhan Bersama (coparenting)
Dahulu parenting hanya dikaitkan dengan peran ibu. Namun, dunia
wanita berkembang dengan motif mencari aktualisasi diri atau karena
tuntunan ekonomi, banyak para wanita bekerja di luar rumah. Dalam hal
ini siapakah yang mengasuh anak di rumah apabila seorang ibu sibuk
bekerja di luar. Alternatif yang paling utama yaitu adalah suami atau
pembantu yang secara psikologis tidak mempunyai ikatan emosional
dengan anak.
Pada zaman lampau biasanya dikerjakan oleh keluarga seperti bibi,
kakek atau nenek. Akan tetapi, dewasa ini akibat tuntunan ekonomi telah
membuat keluarga-keluarga kecil terpisah dari lingkungan keluarga
besar. Maka dari itu, mau tak mau kini seorang ayah harus berperan
dalam parenting anak. Sehingga tak heran jika kini keduanya ayah dan
ibu menerapkan pengasuhan bersama (coparenting) dalam mendidik dan
membimbing anak-anaknya.
Menurut Sri Lestari, “Pengasuhan bersama (coparenting) adalah
bila orang tua bersikap saling mendukung dan bertindak sebagai suatu
tim yang bekerja sama, bukan saling bertentangan”.35
Meskipun orang
tua yaitu ayah dan ibu memiliki peran yang berbeda namun mereka
memiliki tujuan yang sama yaitu menjadikan anaknya menjadi generasi
34
Jhon w. Santrock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2007), Edisi Kesebelas, Jilid 2,.
h. 164 35
Sri lestari, Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), Cet. 1, h. 64.
21
muda yang akan datang. Ada beberapa faktor dimana ayah dan ibu harus
menerapakan pengasuhan bersama diantaranya yaitu kondisi psikologis,
asal-usul keluarga, pengharapan terhadap pengasuhan bersama, dan
karakteristik pekerjaan.36
2. Pola Asuh Orang Tua
a. Pengertian Pola Asuh Orag Tua
Dari penjelasan sebelumnya sudah dibahas mengenai peran dari
masing-masing anggota keluarga. Dalam menjalankan perannya setiap
orang tua memiliki cara yang berbeda beda, cara tersebut disebut dengan
pola asuh.
Pola asuh berasal dari kata Pola dan Asuh. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Djamarah pola berarti corak, model,
sistem, cara kerja, atau bentuk yang tetap. Djamarah juga menyatakan,
pola bisa diartikan dengan istilah kebiasaan. Sedangkan, Asuh berarti
mengasuh, satu bentuk kata kerja yang bermakna menjaga (merawat dan
mendidik) anak kecil, membimbing (membantu dan melatih) supaya
dapat berdiri sendiri, memimpin (menyelenggrakan) suatu badan
kelembagaan.37
Yulia Singgih mengatakan, “Pola asuh adalah cara orang tua
bertindak, berinteraksi, mendidik, dan membimbing anak sebagai suatu
aktivitas yang melibatkan banyak perilaku tertentu secara individual
maupun bersama-sama sebagai serangkaian usaha aktif untuk
mengarahkan anak”.38
Sementara, Djamarah mengatakan bahwa “Pola
asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan
bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu”.39
Ahmad Susanto, pola
36
Ibid., h. 65. 37
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga, (Jakarta :
PT. Rineka Cipta, 2014), h. 50. 38
Yulia Singgih D Gunarsa, Psikologi Anak dan Remaja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002).
h. 37. 39
Syaiful, Op.Cit., h. 51.
22
asuh orang tua adalah perlakuan orang tua, terutama seorang ibu dalam
memelihara, mendidik dan membimbing anaknya.40
Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pola
asuh orang tua adalah semua cara atau aturan yang sudah menjadi suatu
kebiasaan yang diterapkan oleh orang tua yaitu ayah dan ibu dalam
mengasuh, mendidik dan mengarahkan anak-anaknya.
Dalam pengasuhan anak, anak akan memperoleh perkembangan
yang sangat baik apabila pola asuh yang diterapkan oleh orang tuanya
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dari setiap individu anak. Oleh
karena itu, orang tua harus lebih teliti dalam menyikapi perannya kepada
anak dan harus menerapkan pola asuh yang baik dalam mengasuh
anaknya karena seorang anak adalah aset dalam keluarga yang harus
dijaga, dibimbing dan diarahkan agar kelak menjadi anak yang memiliki
kepribadian luhur dan perkembangan intelektual yang tinggi.
Nana Syaodih mengatakan “Tidak ada dua individu yang tepat
sama”.41
Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa setiap individu
itu memiliki kepribadian atau kemampuan yang berbeda-beda. Maka dari
itu, meskipun tugas utama orang tua sama yaitu mengasuh dan mendidik
anaknya namun setiap orang tua memiliki cara atau perilaku yang
berbeda dalam mengasuh anaknya (parenting).
b. Tipe Pola Asuh Orang Tua
Menurut Lewis dalam Sri Lestari pengasuhan anak terpolarisasi
dalam dua pendekatan, yaitu pendekatan tipologi atau tipe pengasuhan
(pareting style) dan pendekatan interaksi sosial atau parent-child
40
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak, (Jakarta:Prenada media
Group, 2015) h. 142. 41
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 19.
23
system.42
Pendekatan tipologi memiliki dua dimensi dalam pelaksanaan
tugas pengasuhan yaitu demandigness dan responsiveness.
Demandigness merupakan dimensi yang berkaitan dengan tuntunan-
tuntunan orang tua mengenai keinginan menjadikan anak sebagai
bagian dari keluarga, harapan tentang perilaku dewasa, disiplin,
penyediaan supervisi, dan upaya menghadapi masalah perilaku.
Sedangkan, Responsiveness merupakan dimensi yang berkaitan
dengan ketanggapan orang tua dalam hal membimbing kepribadian
anak, membentuk ketegasan sikap, pengaturan diri, dan pemebuhan
kebutuhan-kebutuhan khusus.43
Pendekatan tipologi dipelopori oleh Diana Baumrind. Baumrind
mengelompokan tipe pengasuhan menjadi empat yaitu, authoritative,
authoritarian, permissive, dan rejecting-neglecting.44
Namun, secara
umum Baumrind mengidentifiksai gaya pengasuhan menjadi tiga
authoritative, authoritarian, dan permissive.45
Rejecting-neglecting
merupakan gaya pengasuhaan yang menindak lanjuti type permissive.
Berikut adalah beberapa karakteristik tipe pola asuh orang tua
menurut Diana Baumrind yang dipaparkan oleh beberapa tokoh
psikologi. Diantaranya yaitu:
1) Tipe Pengasuhan authoritarian (Otoriter)
Pengasuhan Otoritarian adalah tipe yang membatasi dan
menghukum, dimana orang tua mendesak anak untuk mengikuti
arahan orang tua dan menghormati pekerjaannya dan upaya mereka.46
Pengasuhan yang otoriter dilakukan oleh orang tua yang selalu
berusaha membetak, mengontrol, mengevaluasi perilaku dan tindakan
anak agar sesuai dengan aturan standar.47
Aturan yang diberikan oleh
42
Sri lestari, Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), Cet. 1, h. 48. 43
Ibid. 44
Ibid. 45
Kusdwiratri Setiono, Psikologi Keluarga, (Bandung: PT Alumni, 2011), Cet. 1, h. 92. 46
Jhon w. Santrock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2007), Edisi Kesebelas, Jilid 2,
h.167. 47
Sri op. cit., h. 48-49.
24
orang tua sangat ketat dan terdapat sanski atau hukuman apabila anak
melanggarnya dan orang tua tipe ini tidak pernah memberikan
penjelasan secara rasional terhadap segala aturan yang ditetapkannya.
Selain itu, Orang tua tidak memberikan kesempatan memberi dan
menerima secara verbal, tetapi lebih menyukai anak yang menerima
apa yang diucapkan orang tua adalah benar.48
Pengasuhan orang tua
otoriter tidak menghargai pendapat anaknya karena orang tua
menganggap bahwa anak merupakan tanggung jawabnya. Sehingga
apa yang diperintahkan oleh orang tua sudah pasti dianggap benar dan
pujian serta kebutuhan anak pun jarang diberikan dan diperhatikan.
Sementara itu, menurut SyamsuYusuf, sikap atau perilaku orang
tua gaya authoritarian, yaitu:49
a) Sikap acceptance rendah, namun kontrol tinggi
b) Suka menghukum secara fisik
c) Bersikap mengomando (mengharuskan/memeritah anak untuk
melakukan sesuatu tanpa kompromi)
d) Bersikap kaku (keras)
e) Cenderung emosional dan bersikap menolak
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan gaya pengasuhan ini
menggunakan pendekatan yang memaksakan kehendak orang tua
kepada anak.
2) Tipe Pengasuhan Othotitative (Demokratis)
Pengasuhan Otoritatif adalah tipe yang mendorong untuk mandiri,
namun masih menempatkan batas dan kendali pada tindakan
mereka.50
Tipe pengasuhan ini orang tua lebih mengarahkan perilaku
anak secara rasional. Orang tua akan memberikan penjelasan-
48
Kusdwiratri Setiono, Psikologi Keluarga, (Bandung: PT Alumni, 2011), Cet. 1, h. 92. 49
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 11, h. 51. 50
Jhon w. Santrock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2007), Edisi Kesebelas, Jilid 2,
h. 167.
25
penjelasan alasan kepada anak atas semua keputusan yang mereka
ambil.
Selain itu, orang tua bersikap lebih tanggap terhadap kebutuhan
dan pandangan anak serta menghargai kemandirian anak dan kualitas
kepribadian yag dimiliki anak merupakan keunikan pribadi. Orang tua
lebih memiliki sikap hangat dan penyayang yang tinggi pada anak,
orang tua cenderung memberikan pujian dan nasehat pada perilaku
yang oleh dilakukan anak meskipun memiliki unsur salah.
Orang tua juga mendorong terjadinya memberi dan menerima
secara verbal. 51
Orang tua akan meminta pendapat atau ide kepada
anak mengenai masalahnya disekolah atau pun masalah kecil dirumah.
Orang tua akan membiarkan anaknya memutuskan pendapatnya
sendiri setelah memperoleh ide-ide yang diberikan oleh orang tuanya.
3) Tipe Pengasuhan Permissive
Pengasuhan Permissive adalah tipe pengasuhan dimana orang tua
sangat terlibat dengan anak, namun tidak terlalu menuntut atau
mengontrol mereka.52
Selain itu, Orang tua tidak pernah memberikan
hukuman dan menegakkan aturan secara ketat, dan cenderung untuk
mengacuhkan dan memaafkan tingkah laku bermasalah.53
Orang tua
lebih banyak memberikan kebebasan pada anak dengan menerima dan
memaklumi segala perilaku, tuntutan, dan tindakan anak, namun
kurang menuntut sikap tanggung jawab dan keteraturan perilaku anak.
Orang tua yang demikian akan berperan sebagai sumber daya
pemenuhan segala kebutuhan anak. Orang tua akan menuruti semua
keinginan anak tanpa mempertimbangkannya. Sehingga anak tidak
akan memiliki sikap kemandirian pada dirinya.
51
Kusdwiratri Setiono, Psikologi Keluarga, (Bandung: PT Alumni, 2011), Cet. 1, h. 93. 52
Jhon, loc. cit. 53
Kusdwiratri, loc. cit.
26
c. Dampak Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak
Ada beberapa dampak yang terjadi terhadap gaya pola asuh yang
diterapkan oleh orang tua. Menurut Sri Lestari yaitu: 54
1) Tipe Pengasuhan otoriter
Anak dengan orang tua otoriter akan cenderung moody, kurang
bahagia, mudah tersinggung, kurang memiliki tujuan, dan tidak
bersahabat.
2) Tipe Pengasuhan otoritatif
Anak yang memiliki orang tua otoritatif akan cenderung periang,
memiliki rasa tanggung jawab sosial, percaya diri, berorientasi dan
lebih kooperatif.
3) Tipe Pengasuhan Permissive
Anak dengan orang tua permissive akan cenderung impulsif,
agresif, bossy, kurang kontrol diri, kurang mandiri, dan kurang
berorientasi prestasi.
Adapun dampak dari gaya perlakuan orang tua yang dikemukakan
oleh Syamsu Yusuf, yaitu:55
Tabel 2.2
Pengaruh “Parenting Style” Terhadap Perilaku Anak
Gaya Pola Asuh Dampak Perilaku Anak
authoritarian
1. Mudah tersinggung
2. Penakut
3. Pemurung, tidak bahagia
4. Mudah terpengaruh
5. Mudah strees
6. Tidak mempunyai arah masa depan yang jelas
7. Tidak bersahabat
54
Sri lestari, Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), Cet. 1, h. 50. 55
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 11, h. 51.
27
Permissive
1. Bersikap impulsif dan agresif
2. Suka berontak
3. Kurang memiliki rasa percaya diri dan
pengendalian diri
4. Suka mendominasi
5. Tidak jelas arah hidupnya
6. Prestasi rendah
authoritativ
1. Bersikap bersahabat
2. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi
3. Mampu mengendalikan diri (self control)
4. Bersikap sopan
5. Mau bekerja sama
6. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
7. Mempunyai tujuan/arah hidup yang jelas
8. Berorientasi terhadap prestasi
d. Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua
1) Status Ekonomi Keluarga
Status ekonomi keluarga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pola asuh yang diterapkan oleh orang tua. Status
ekonomi keluarga mencakup penghasilan, pendidikan, dan pekerjaan
orang tua.56
Seseorang yang mempunyai ekonomi rendah
kemungkinan besar akan lebih mengutamakan dirinya untuk bekerja,
baik itu ayah ataupun ibu. Orang tua yang bekerja akan menghabiskan
sebagian waktunya jauh dari anak karena mereka lebih mengutamakan
atau mementingkan tugas utamanya yaitu bekerja.
Orang tua yang lebih banyak menghabiskan waktunya diluar
rumah, tidak akan mampu mengamati proses-proses perkembangan
anaknya baik dalam segi kognitif, afektif maupun psikomotoriknya.
Selain itu, Status ekonomi keluarga juga akan mempengaruhi proses
belajar siswa. Hasil belajar yang baik, tidak hanya mengandalkan dari
56
Lusi Nuryanti, Psikologi Anak, ( Jakarta : PT Indeks, 2008), h. 64.
28
keterangan-keterangan yang dijelaskan oleh guru tetapi juga alat-alat
belajar yang memadai. Namun, apabila ekonomi keluarga kurang
memadai tentunya kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi.
Selain itu, Orang tua yang memiliki ekonomi menengah akan
berbeda dengan orang tua yang memiliki ekonomi yang rendah baik
dari segi gizi makanan, perawatan kesehatan, dan pendidikan. Robert
E. Slavin mengatakan bahwa “Banyak anak dari keluarga yang
berpenghasilan rendah memperoleh pengasuhan yang kurang sesuai
dengan apa yang diharapkan untuk mereka lakukan di sekolah
dibandingkan dengan pengasuhan anak-anak kelas menengah.”57
2) Status Pendidikan
Pendidikan yang ditempuh oleh orang tua anak berbeda-beda,
maka tak heran apabila pendidikan yang diterima oleh anak pun
berbeda. Menurut Halle “Ibu-ibu dengan pendidikan tinggi memiliki
harapan yang lebih tinggi terhadap prestasi akademik anak-anak
mereka”.58
Orang tua yang memiliki pendidikan yang tinggi
menginginkan anaknya memperoleh pendidikan yang sama seperti
orang tuanya bahkan adapula yang menginginkan lebih dari
pendidikan orang tuanya.
3) Budaya/Adat Pola Asuh Orang Tua Terdahulu
Dalam mengasuh anaknya kebanyakan orang tua menerapkan
sistem budaya/adat ibu-bapak mereka dulu. Andyda Meliala yang
mengatakan “Tanpa ada kesadaran untuk mempelajari pengasuhan
anak, kita akan menjadi orang tua yang secara otomatis mengulangi
cara pengasuhan orang tua kita”.59
Pernyataan tersebut menunjukan
57
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, Edisi Kedelapan, Jilid. 1, (Jakarta:
PT. Indeks, 2008), h. 135. 58
Pamela E. Davis-Kean, The Influence of Parent Education and Family Income on Child
Achievement: The Indirect Role of Parental Expectations and the Home Environment, Journal of
Family Psychology, vol. 9, 2005, pp. 294, diakses pada 03 April 2017, pkl. 13.00. 59
Andyda Meliala, Anak Ajaib: Temukan dan Kembangkan Anak Anda Melalui Kecerdasan
Majemuk, (Yogyakarta: ANDI, 2004), h. 3.
29
bahwa orang tua kita kebanyakan menerapkan pola asuh yang
diterapkan oleh orang tua nya dahulu.
Pada zaman dahulu kebanyakan orang tua menerapkan pola asuh
otoriter yaitu pola asuh yang lebih menekankan pada aturan dan
hukuman, tak salah jika orang tua zaman sekarang masih menerapkan
pola asuh tersebut. Namun ada beberapa orang tua yang meninggalkan
pola asuh orang tua mereka, karena mereka menginginkan anaknya
memiliki perkembangan yang jauh lebih baik bagi perkembanganya
bagi dalam segi kecerdasan, emosi maupun sosialnya.
3. Apa yang Diharapkan Anak
Terkadang orang tua mengedepankan ego dirinya sendiri. mereka
merasa sudah memperhatikan dan meluangkan waktu untuk anaknya.
Namun sebaliknya, terkadang seorang anak tidak merasakan apa yang telah
orang tuanya berikan. Sebagian besar orang tua berpikir bahwa mereka
sudah melakukan yang terbaik untuk anaknya. Tetapi, orang tua tidak
memahami apa yang sebenarnya diinginkan oleh anaknya.
Seorang anak tidak hanya membutuhkan waktu luang untuk bisa
bersama orang tuanya, melainkan seorang anak juga menginginkan orang
tuanya memahami dan mendengarkan isi hatinya. Menurut Ariesandi
“Kedekatan fisik tidak sama dengan kedekatan emosional”.60
Orang tua
yang meluangkan waktunya untuk anak mereka belum tentu cukup untuk
memahami keinginan anak. Oleh karena itu, disamping orang tua
meluangkan waktu untuk anak, orang tua pun harus membangun kedekatan
emosional seorang anak.
Andyda meliala mengatakan bahwa komponen yang terpenting dari
kualitas waktu adalah perhatian penuh dari orang tua dan aktifitas yang
dilakukan orang tua bersama anak.61
Meluangkan waktu saja tidaklah
cukup tanpa perhatian dan kebersamaan antara orang tua dan anak, hal itu
60
Ariesandi, Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan Bahagia, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2008), h. 97. 61
Andyda, op. cit., h. 12.
30
sangat penting karena akan merefleksikan energi positif pada anak.
Sehingga anak akan lebih merasa percaya diri.
Ada beberapa hal yang diharapkan oleh anak dari orang tua
sebagaimana yang dikatakan oleh Ariesandi, yaitu: 62
1) Mencintai tanpa syarat
2) Menghargai usaha dan pendapat anak
3) Menerima apa adanya, terutama saat anak dalam kondisi emosi yang
negatif
4) Menghormati dan rukun dengan pasangan
5) Menatap mata anak saat berbicara
6) Memegang tubuh anak saat berbicara
7) Melakukan waktu khusus untuk melakukan suatu kegiatan bersama
8) Berada di sisi anak saat anak menghadapi kesulitan, bahkan untuk
kesulitan kecil
Merasa mencintai, memerhatikan, dan menghargai seorang anak
belumlah cukup. Yang paling penting adalah bagaimana membuat mereka
merasa dicintai, dihargai, dan diterima.
4. Menjadi Orang Tua Yang Lebih Baik
Setiap orang tua mengharapkan anaknya memiliki kecerdasan yang
tinggi, sikap, dan perilaku yang baik serta tumbuh menjadi individu yang
dewasa secara sosial. Namun, ketika semua harapan yang diinginkan orang
tua tidak tercapai tentunya orang tua merasa gagal dalam mendidik anaknya.
Oleh karena itu, untuk menjadi orang tua yang lebih baik dibutuhkan ilmu
yang cukup. Semakin banyak orang tua belajar, maka akan menjadi orang
tua yang semakin baik. Orang tua yang ingin terus berkembang adalah
orang tua yang mampu menjadi teladan dan setiap sekuen kehidupan anak.63
Andyda Meliala mengatakan ada beberapa hal yang harus dipelajari
untuk menjadi orang tua yang lebih baik, diantaranya:
62
Ariesandi, op. cit., h. 102 - 103. 63
Andyda, op. cit., h. 2.
31
a) Membangun kasih sayang
Orang tua harus memberikan sayang yang tulus secara aktif.
Ucapkan dan nyatakan melalui kata-kata dan perbuatan. Pakar motivasi
dari Standford University yang dikutip oleh Andyda M. mengatakan
bahwa hubungan erat orang tua dengan anak mempunyai tiga komponen,
yaitu: 64
1) Penerima; orang tua menerima dan mencintai anak apa adanya, tanpa
syarat.
2) Hubungan atau Ikatan Batin; Orang tua menjalin hubungan dengan
anak dengan cara memberikan kehangatan dan terlibat dalam
kehidupan ank-anaknya. Hubungan yang erat antara orang tua dan
anak akan menciptakan rasa aman secara emosi bagi anak.
3) Dukungan; orang tua harus menghargai dan menghormati anak
sebagai pribadi yang unik dengan segala keberadaannya yaitu:
tempramen, karakter dan potensinya sehingga mendukung
pertumbuhannya untuk mandiri.
Menurut john Bowlby yang dikutip oleh Andyda Meliala bahwa
“Seseorang akan menjadi sangat efektif jika minimal ada satu orang yang
berdiri di belakangnya artinya ada seseorang yang selalu siap
mendukungnya apapun situasinya”.65
b) Membangun Struktur
Orang tua harus memiliki aturan, rutinitas dan batasan terhadap
anak. Untuk itu, orang tua perlu menyatakan dengan jelas perilaku seperti
apa yang diharapkan dari si anak dan sampai dimana kebebasan yang
orang tua berikan terhadap anak. Struktur yang pasti akan menimbulkan
rasa aman bagi anak. Selain itu, aturan membantu rumah, pada awalnya
anak akan mematuhi aturan orang tuanya tapi pada akhirnya aturan
tersebut akan dijalankan secara alami.
64
Ibid., h. 5-9 65
Ibid., h. 9.
32
c) Membangun keterlibatan
Untuk melibatkan diri dalam hidup anak merupakan pekerjaan yang
tidak mudah dan makan waktu. Orang tua harus mengetahui hal-hal yang
disukai dan yang tidak disukai oleh anak. Misalnya keterlibatan orang tua
dalam memerintah anaknya yang susah untuk menggosok gigi.
d) Meluangkan waktu
Seorang ibu rumah tangga yang tinggal di rumah sepanjang hari
namun jika pikirannya tidak tertuju pada anak maka tidak akan
membantu perkembangan anak. Selain itu, seorang ibu yang bekerja
sepanjang hari dan memiliki waktu yang sedikit untuk anak, akan
kehilangan momen penting dalam kehidupan anak.
Sementara, Ariesandi mengatakan ada beberapa hal penting dan
mendasar yang perlu dikuasai oleh orang tua agar bisa mendidik anak
menjadi sukses dan bahagia, diantaranya yaitu:66
a) Mengenali diri sendiri. Jika sebagai orang tua tidak mampu mengenali
diri sendiri bagaimana bisa memahami dan mengerti anaknya
b) Memiliki persepsi yang benar tentang mendidik dan mengasuh anak
c) Mengerti tentang mekanisme pikiran dan fungsi otak sehingga orang tua
mampu mempertimbangkan setiap tindakan dan ucapan
d) Mengerti bagaimana pikiran memproses informasi dan pengalaman serta
dampaknya dimasa depan
e) Kemampuan berkomunikasi yang bagus sehingga mampu menyampaikan
maksud baik orang tua kepada anak distorsi makna
f) Mengenali tipe kepribadian anak sehingga interaksi antara orang tua dan
anak berjalan dengan baik
g) Mengenali tipe dan gaya belajar anak sehingga orang tua mampu
mengarahkan anak mencapai prestasi yang maksimal
h) Mengerti setiap proses tumbuh kembang anak serta apa yang diperlukan
disetiap proses
66
Ariesandi, Op.Cit., h. xix-xx.
33
i) Kemampuan membantu anak mengatasi trauma sederhana, mengatasi
masalah emosional dan membantunya memiliki kontrol diri serta
kemampuan untuk mengembangkan disiplin anak.
Dari beberapa paparan di atas, Orang tua sebisa mungkin harus menjaga
keseimbangan antara waktu untuk anak, untuk bekerja, dan untuk hal
lainnya. Untuk itu, orang tua harus mengevaluasi prioritas hidupnya.
Kualitas seorang anak sangat ditentukan oleh kualitas pengasuhan orang
tuanya. Semakin tinggi kualitas yang orang tua harapkan, semakin tinggi
pula tuntunan waktu dan perhatian untuk mencapainya.
Adam Urbansi (Presiden Asosiasi Guru di New York) dalam buku
Andyda Meliala “Waktu yang diberikan orang tua untuk berbicara pada
anak dan kualitas dari pembicara merupakan prediktor utama untuk
keberhasilan anak di sekolah”.67
5. Relevansi Pola Asuh Orang Tua pada Anak SD
Pada anak usia anak sekolah dasar yaitu 6-12 tahun merupakan masa
matang sekolah. Pada masa ini anak sudah tertarik pada pekerjaan sekolah.
Di samping itu, mereka pun mulai memiliki kemampuan untuk mematuhi,
mengikuti, dan menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. Tanda-tanda tersebut
merupakan ciri-ciri kematangan dalam belajar.
Nasution dalam buku Djamarah masa usia SD sebagai masa kanak-
kanak akhir yang berlangsung dari 6-12 tahun, masa ini juga dikenal
sebagai masa matang untuk belajar.68
Dalam masa ini anak sudah matang
secara intelektual dan telah memasuki masa keserasian sekolah. Terbiasanya
anak belajar di rumah setiap hari bukan karena anak ingin menghadapi
ujian. Tetapi karena memang belajar sudah menjadi kebiasaan bagi anak,
meskipun anak memiliki hasrat ingin tahu dan ingin belajar tetapi kebiasaan
anak dalam belajar tidak mungkin tumbuh tanpa adanya kepeloporan orang
tua.
67
Andyda, op. cit., h. 13. 68
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2014), h. 91.
34
Dalam kehidupan tidak akan terhindar dari kata masalah. Demikian
juga dalam anak usia SD, dalam belajar tidak selalu mulus, terhindar dari
berbagai kesulitan belajar, mulai dari tingkat yang ringan sampai pada
tingkat yang sulit.
Tugas-tugas sekolah dan pekerjaan rumah pun merupakan kegiatan-
kegiatan anak dalam belajar. Perasaan bahagiapun akan dirasakan ketika
anak dapat menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya, selain itu perasaan cemas
dan tertekan juga tidak dapat disembunyikan oleh anak ketika tugas-tugas
belum juga dapat diselesaikan.
Masa-masa sulit seperti inilah kehadiran orang tua sangat diperlukan
sebagai konsultan yang siap mendengarkan berbagai keluhan anak, siap
membantu dan membimbing memecahkan tugas yang belum diselesaikan.
Bila tidak, orang tua sebagai pendidik akan gagal dalam melakukan tugas
utamanya yaitu mendidik anaknya agar menjadi pribadi yang baik dan
memperoleh prestasi belajar yang memuaskan. Menurut Pamela E. Davis-
Kean “faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah budaya
keluarga, etnis, dan status sosial ekonomi”.69
Maka dari itu, bagaimanapun
situasi atau kondisi, orang tua harus tetap mampu untuk terus berusaha
memberikan sikap atau perilaku yang baik dalam mengasuh dan mendidik
anaknya, agar anak tetap giat dan semangat dalam belajar.
C. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Rumliah. Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
2016. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Disiplin Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pola asuh orang tua memberikan
pengaruh terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam sebesar 13,5%.
69
Susanne Carter, The Impact of Parent / Family Involvement on Student Outcomes, An
Annotated Bibliography of Research from the Past Decade , 2002, pp. 2, diakses pada 02 April
2017, 14.30).
35
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Rumliah dengan penelitian
yang dilakukan oleh penulis adalah, penelitian yang dilakukan oleh penulis
bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan hasil
belajar siswa kelas IV SDN 02 Cempaka Putih Tangerang Selatan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rumliah adalah untuk
mengetahui apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua dan disiplin
belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan
agama islam.
2. Rima Devita Sari. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan
Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta. 2015. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Disiplin
Belajar Siswa Kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Se-Gugus I Sidoarum
Kecamatan Godean Kabupaten Sleman. Hasil penelitian menunjukan bahwa
terdapat hubungan signifikan antara pola asuh orang tua dengan disiplin
belajar di sekolah siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Se-Gugus I
Sidoarum Kecamatan Godean Kabupaten Sleman.
Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah,
penelitian yang dilakukan oleh rima devita sari bertujuan untuk mengetahui
hubungan pola asuh orang tua dengan disiplin belajar siswa kelas IV dan V
SD Negeri se-gugus I Sidoarum Kecamatan Godean Kabupaten Sleman dan
kisi-kisi instrumen angket yang digunakan untuk mengukur pola asuh orang
tua yaitu adalah dengan menggunakan dimensi pola asuh orang tua (dimensi
kehangatan dan dimensi kontrol). Sedangkan penulis melakukan penelitian
ini untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan hasil belajar
siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan dan kisi-kisi
instrumen pola asuh yang digunakan yaitu dengan menggunakan tipe pola
asuh orang tua (tipe otoriter, demokratis dan permissif).
3. Erma Lestari, dan Rizqie Auliana. Universitas Negeri Yogyakarta.
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa
Konsentrasi Patiseri SMK Negeri 1 Sewon Bantul. Hasil penelitian ini
36
adalah orang tua menerapkan pola asuh demokratis dalam mendidik anak
dinyakini dan terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah, penelitian
yang dilakukan penulis bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola
asuh orang tua dengan hasil belajar siswa SDN Cempaka Putih 02
Tangerang Selatan. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Erma Lestari
adalah untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan
prestasi belajar siswa konsentrasi patiseri SMK Negeri 1 Sewon Bantul.
Dari ketiga penelitian relevan yang dipaparkan, penulis akan mencoba
melakukan penelitian mengenai hubungan antara pola asuh orang tua
dengan hasil belajar siswa SDN Pamulang Permai. Penulis akan melihat
hubugan yang terjadi, apakah pola asuh orang tua dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa.
D. Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut:
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, dan industri sangat
berkembang pesat. Untuk itu, agar memperoleh sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi yang tinggi. Seorang siswa harus mampu belajar dengan
sungguh-sungguh agar memperoleh hasil yang maksimal. Sehingga dari proses
hasil belajar siswa tersebut kedepannya dapat mengkontribusikan sedikit
banyaknya sumber daya manusia yang berkompeten.
Banyak sekali para orang tua yang menginginkan anaknya memiliki
banyak prestasi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan (kognitif). Namun,
tidak semua orang tua menyadari bahwa memiliki anak yang cerdas bukan
hanya timbul dari kemampuan anak itu sendri tetapi juga membutuhkan
dorongan dan perhatian dari orang tuanya.
Perhatian orang tua terhadap anak tercermin dalam pola asuh yang
diterapkan oleh orang tua. Pengasuhan orang tua yang memberikan perhatian
dan bimbingan kepada anaknya akan memberikan dorongan kepada sang anak
37
dalam belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Pola
asuh orang tua yang dikembangkan oleh Diana Baurmid memiliki tiga gaya
yaitu, pola asuh othoritarian, othoritative dan permissive.
Penelitian ini ditulis untuk mengukur hubungan antara pola asuh orang tua
degan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cemapak Putih 02 Tangerang Selatan.
hubungan tersebut berguna untuk mengetahui seberapa besar dan kuat
hubungan dari tiga gaya pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa.
Dengan demikian, diduga terdapat hubungan positif yang signifikan antara
pola asuh orang tua degan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cemapak Putih 02
Tangerang Selatan.
Bagan 2.1
Kerangka Berpikir
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Hasil Belajar Siswa
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pendapat atau dugaan sementara dan masih perlu diuji
kebenarannya. Hipotesis dibagi menjadi dua yaitu hipotesis alternatif (Ha/H1)
dan hipotesis nol (H0).
Berdasarkan kerangka berpikir diatas dapat ditarik kesimpulan sekaligus
diputuskan untuk dijadikan hipotesis penelitian yang dirumuskan sebagai
berikut: Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang tua
dengan hasil belajar siswa. Sehingga, dapat ditentukan seberapa besar dan kuat
hubungan antara pola asuh yang diterapkan orang tua dengan hasil belajar
siswa.
Tipe Permissif
Pola Asuh Orang Tua
Hasil Belajar Siswa
Tipe Otoriter Tipe Demokratis
38
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ha :Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang tua
dengan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang
Selatan.
Ho :Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang
tua dengan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02
Tangerang Selatan.
.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cempaka Putih 02 Jln. Jambu No.10,
Kelurahan Kampung Utan, Rt/Rw 007/05, Ciputat Timur, Tangerang Selatan,
Banten. Objek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV-B SDN
Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan. Sedangkan, alokasi waktu dalam
melakukan penelitian ini pada semester Genap bulan April sampai Mei Tahun
Ajaran 2016/2017 dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Pelaksanaan
April Mei Juni Juli
1 Penyusunan Proposal
2 Penyusunan instrument
angket
3 Uji validitas dan realibilitas
4 Pelaksanaan penelitian
5 Pengumpulan data
6 Pengolahan data
7 Analisis data
8 Kesimpulan & saran
40
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis korelasional.
Teknik analisis korelasional ialah teknik analisis statistik mengenai hubungan
antara dua variabel atau lebih. 1 Penelitian ini menggunakan Teknik Analisis
Korelasional Bivariat (hubungan antara dua variabel) dengan teknik
perhitungan Product Moment.
Derajat hubungan dari dua variabel tersebut dinyatakan dalam suatu angka
(koefisien) yang disebut dengan Angka Indeks Korelasi. Koefisien korelasi ini
digunakan untuk mengetahui tinggi-rendah, kuat-lemah, atau besar kecilnya
korelasi dari dua variabel .
C. Variabel Penelitian
Paradigma penelitian ini menggunakan penelitian paradigma sederhana
dua variabel yaitu variabel X adalah pola asuh orang tua dan variabel Y adalah
hasil belajar siswa.
Keterangan:
X = Pola asuh orang tua
Y = Hasil belajar siswa
= Garis hubungan atau keterkaitan
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri
yang telah ditetapkan”.2 Adapun populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan
siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02 tahun ajaran 2016/2017 yang
berjumlah 78 siswa.
1 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2006), h.188.
2 Muslich Ansori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya:Airlangga
University Press, 2009), h. 92.
Y X
Bagan 3.1
Desain Variabel Penelitian
41
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.3 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan
teknik probability sampling jenis simple random sampling. Simple random
sampling adalah sampel dimana setiap element populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.4 Adapun sampel yang
akan diteliti yaitu siswa Kelas IV-B SDN Cempaka Putih 02 yang berjumlah
38 siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan angket berskala likert sebagai alat ukur angket pola asuh
orang tua dan observasi sebagai metode pengumpulan data.
1. Angket/Kuesioner
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk
dijawab.5 Dalam penelitian ini, Angket digunakan untuk mengetahui pola
asuh orang tua pada siswa kelas IV-B. Hasil angket yang didapat kemudian
akan diolah datanya untuk mengetahui hasil penelitian. Untuk itu angket
yang diberikan harus mempunyai ukuran terhadap penelitian. Peneliti
menggunakan jenis skala pengukuran dengan skala likert.
Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial.6 Bentuk angket dalam penelitian ini berupa Skala Likert dengan 4
pilihan skala jawaban yang harus dipilih oleh subjek yaitu siswa kelas IV-B
yaitu; 4 sangat setuju, setuju, tidak setuju, dangat tidak setuju.
3 Ibid., h. 94.
4Ali Idris Soentoro, Metodologi Penelitian dengan Aplikasi Statistika, (Depok: PT Taramedia
Bakti Persada, 2015), h. 66. 5 Ibid., h. 82.
6 Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatid dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2006), Cet.
1, h. 104.
42
2. Observasi
Ali Idris Soentoro mengatakan, “Observasi sebagai teknik pengumpulan
data dan pengukuran data yang mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain (wawancara dan kuesioner)”.7
Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
kondisi prapenelitian untuk menentukan lokasi penelitian, melakukan
pengamatan langsung terhadap subjek peneliti yaitu siswa kelas IV SDN
Cempaka Putih 02 agar mengetahui hasil belajar siswa selama belajar.
Observasi juga digunakan untuk pengumpulan data seperti data profil
sekolah, data nilai-nilai ulangan harian siswa kelas IV-B, data latar belakang
orang tua, serta data lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
F. Instrumen Penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian tentunya harus memiliki alat ukur
yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan dengan instrumen
penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.8Instrumen dalam penelitian ini
berupa angket pola asuh orang tua. Pengukuran instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan empat skala yaitu Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Pilihan jawaban sangat setuju atau setuju dipilih apabila dalam keseharian
penerapan pola asuh yang dilakukan oleh orang tua sangat sesuai atau sesuai
dengan pernyataan yang disediakan oleh peneliti. Sedangkan, apabila
pernyataan tidak sesuai dengan penerapan pola asuh yang diterapkan dalam
keseharian, maka dapat dipilih jawaban yang tidak setuju atau sangat tidak
setuju.
7 Ibid., h. 83.
8 Ibid., h. 114
43
Tabel 3.2
Kategori Alternatif Jawaban
No Alternatif Jawaban Nilai yang
diperoleh
1 Sangat Setuju (SS) 4
2 Setuju (S) 3
3 Tidak Setuju (TS) 2
4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sebelum instrumen disusun menjadi item-item pernyataan/pertanyaan
instrumen, untuk memudahkan penyusunan instrumen maka dibuat kisi-kisi
instrumen. Kisi-kisi instrumen angket indikator yang digunakan dalam peneliti
ini yaitu merujuk pada teori Diana Baumrind yang telah dipaparkan pada BAB
II. Berikut adalah kisi-kisi instrumen angket pola asuh.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Pola Asuh Orang Tua (instrumen sebelum uji)
Gaya Pola
Asuh Indikator
Butir
soal Jumlah
othoritarian
(otoriter)
1. Banyak aturan dan tuntunan 13, 28, 32
11 2. Berorientasi pada hukuman 17, 7, 9
3. Menutup katup musyawarah 31, 26, 25
4. Jarang memberikan pujian 39, 33
Authoritative
(demokrasi)
1. Mengarahkan perilaku anak secara
rasional
34, 11, 1,
12
14
2. Mendorong anak untuk
mengemukakan pendapat
8, 3, 27,
21, 37
3. Memberikan pujian 20, 36
4. Bersikap tanggap terhadap
kebutuhan anak dan pandangan
anak
35, 30, 15
Permissive
1. Cenderung mengacuhkan dan
memaafkan kesalahan anak
4, 16, 24,
10, 2
16
2. Memberi kebebasan pada anak
untuk mengatur dirinya sendiri
23, 6, 5,
22
3. Tidak pernah memberi hukuman 41, 40, 14
4. Tidak pernah memberikan hadiah
atau pujian
38, 18,
19, 29
Jumlah 41
44
G. Uji Coba Instrumen
Suatu alat ukur dapat dikatakan sebagai alat ukur yang baik dan mampu
memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi kriteria
valid dan reliable. Oleh karena itu agar kesimpulan tidak keliru dan
memberikan gambaran yang jauh berbeda dengan keadaan yang sebenarnya
diperlukan uji validitas dan reliabilitas.
1. Uji Validitas
Pengujian validitas instrument digunakan untuk mengukur butir-butir
angket apakah butir-butir tersebut valid atau tidak valid. Sugiyono
mengatakan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data data itu valid. Valid berarti intrumen yang dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.9 Butir soal yang
valid digunakan untuk angket penelitian. Namun, Apabila terdapat butir
angket yang tidak valid, maka butir angket tersebut diperbaiki dan diuji
ulang.
Dalam mengukur uji validitas, rumus peritungan yang dapat
digunakann yaitu dengan korelasi Bivariate Pearson (Product Moment
Pearson) dan Corrected Item – Total Correlation. Peneliti menggunakan
aplikasi SPSS 22 dengan rumus Corrected Item – Total Correlation.
(rhitung).
Harga rhitung kemudian akan dibandingkan dengan rtabel dengan taraf
signifikansi 5%. Jika nilai rhitung sama dengan atau lebih besar dari rtabel
maka butir instrument yang dimaksud adalah valid. Namun sebaliknya, jika
rhitung lebih kecil dari rtabel maka butir instrument tersebut tidak valid.
Dalam penelitian ini, uji validitas instrument dilakukan dengan uji coba
instrument angket pola asuh sebanyak 41 butir soal pada siswa kelas IV
SDN Cempaka Putih 01 dengan jumlah 36 siswa. Instrument yang diujikan
sebelumnya telah disetujui oleh dosen pembimbing.
Berdasarkan hasil uji coba instrument angket pola asuh orang tua dari
41 butir soal dengan jumlah n=36 didapat rtabel sebesar 0,329 terdapat 17
9 Ibid., 135.
45
butir soal yang tidak valid yaitu 7, 9, 31, 11, 12, 8, 20, 30, 15, 4, 16, 10, 2, 6,
14, 18, dan 19.
Tabel 3.4
Cross Check Hasil Uji Validitas
Tipe Pola
Asuh Indikator
Butir soal
(Sblm diuji)
Butir Soal
Tidak
Valid
Butir
Soal
valid
Jml
Otoriter
1. Banyak aturan dan tuntunan 13, 28, 32 - 13 , 28,
32
8 2. Berorientasi pada hukuman 17, 7, 9 7, 9 17
3. Menutup katup musyawarah 31, 26, 25 31 26, 25
4. Jarang memberikan pujian 39, 33 - 39, 33
Demokratis
1. Mengarahkan perilaku anak
secara rasional
34, 11, 1,
12 11, 12 34, 1
8
2. Mendorong anak untuk
mengemukakan pendapat
8, 3, 27, 21,
37 8
3, 27, 21,
37
3. Memberikan pujian 20, 36 20 36
4. Bersikap tanggap terhadap
kebutuhan anak dan
pandangan anak
35, 30, 15 30, 15 35
Permissive
1. Cenderung mengacuhkan dan
memaafkan kesalahan anak
4, 16, 24,
10, 2 4, 16, 10, 2 24
8
2. Memberi kebebasan pada
anak untuk mengatur dirinya
sendiri
23, 6, 5, 22 6 23, 5, 22
3. Tidak pernah memberi
hukuman 41, 40, 14 14 40, 41
4. Tidak pernah memberikan
hadiah atau pujian
38, 18, 19,
29 18, 19 38, 29
Total 41 17 24
46
Butir soal yang valid disusun kembali dan digunakan untuk penelitian
yang sesungguhnya.
Tabel 3.5
Kisi Kisi Instrument Angket Penelitian
(hasil angket yang telah diuji)
Gaya Pola
Asuh Indikator Butir Soal Jml
Othoritarian
(otoriter)
1. Banyak aturan dan tuntunan 13 , 28, 32
8 2. Berorientasi pada hukuman 17
3. Menutup katup musyawarah 26, 25
4. Jarang memberikan pujian 39, 33
Authoritative
(demokrasi)
1. Mengarahkan perilaku anak secara
rasional 34, 1
8
2. Mendorong anak untuk
mengemukakan pendapat
3, 27, 21,
37
3. Memberikan pujian 36
4. Bersikap tanggap terhadap
kebutuhan anak dan pandangan anak 35
Permissive
1. Cenderung mengacuhkan dan
memaafkan kesalahan anak 24
8
2. Memberi kebebasan pada anak untuk
mengatur dirinya sendiri 23, 5, 22
3. Tidak pernah memberi hukuman 40, 41
4. Tidak pernah memberikan hadiah
atau pujian 38, 29
Jumlah 24
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan.10
Uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan SPSS 22 dengan bantuan rumus Alpha
Cronbach. Hasil uji realibilitas yang telah dilakukan di SDN Cempaka Putih
01 diperoleh hasil realibilitas instrument r alpha sebesar 0,763.
10
Budiman dan Riyanto Agus, Kapita Selekta Kuesioer: Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan, (Jakarta: Salemba Medika, 2014), h. 22.
47
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.763 24
Berdasarkan dari data di atas, harga r alpha 0,763 > 0,60 maka
instrumen dapat dikatakan reliabel dan baik digunakan sebagai instrumen
penelitian. Hasil perhitungan uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada
Lampiran 4.
H. Teknik analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Analisis Deskriptif
Teknik analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan perhitungan mean, median, modus, dan standar deviasi
dengan bantuan SPSS 22.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi penelitian
tersebut normal atau tidak. Hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel
taraf kesalahan 5%. Apabila hasil hitung lebih besar dari taraf kesalahan
5% (p > 0,05), data tersebut berdistribusi normal. Pada penelitian ini uji
normalitas yang digunakan yaitu kolmogorov- smirnov dengan bantuan
SPSS 22.
b. Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan dua variabel,
hubungan dua variabel dikatakan linier apabila kenaikan skor pada
variabel X diikuti kenaikan skor pada variabel Y dan sebaliknya.
Hubungan antara pola asuh dengan hasil belajar siswa dikatakan linier
48
apabila sig linearity dibawah 0,05 dan nilai sig.deviation of linearity
diatas 0,05.
3. Uji Hipotesis
Analisis uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis
penelitian yang telah disusun dapat diterima atau tidak. Dimana analisis uji
hipotesis tidak menguji kebenaran hipotesis, tetapi menguji hipotesis
tersebut ditolak atau diterima.
a. Analisi Koefisien Korelasi
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisi
koefisien korelasi product moment . Penulis menggunakan perhitungan
koefisien korelasi product moment dengan bantuan SPPS 22.
b. Interpretasi
Setelah nilai rxy diketahui, maka penulis memberikan interpretasi
terhadap angka indeks korelasi “r” produk moment dengan dua cara:
1) Interprestasi secara sederhana atau secara kasar yaitu dengan
mencocokkan hasil perhitungan dengan indeks korelasi product
moment.
2) Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai „r‟ product moment, yaitu
dengan merumuskan Hipotesa alternatif (Ha) dan Hipotesa nol (Ho)
kemudian mencari derajat bebas (df atau db). Hasilnya dikosultasikan
pada tabel “r” product moment pada taraf sig. 1% atau 5%.
df = N – nr
df = Derajat kebebasan
N = Jumlah Responden
Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan (bivariat = 2)
Selanjutnya untuk mengetahui dan mencari seberapa besar
hubungan variabel x terhadap variabel y dengan menggunakan rumus:
49
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien determinasi kontribusi variabel x dan y
r2 = Koefisien korelasi antara variabel x dan y
I. Hipotesis Statistik
Di dalam penelitian kuantitatif, untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas IV SDN
Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan adalah:
Ha : p ≠ 0 : Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola asuh
orang tua dengan hasil belajar siswa.
HO : p = 0 : Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola
asuh orang tua dengan hasil belajar siswa.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
SDN Cempaka Putih 02 merupakan Sekolah Dasar yang berstatus Negeri
yang beralamat di Jln. Jambu No 10, Kelurahan Kampung Utan RT/RW
007/05, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten. No telepon 021-74708884.
Kepala Sekolah SDN Cempaka Putih 02 saat ini yaitu Mai Witar Ningsih,
S.Pd., MM.Pd. Jumlah guru dan tata usaha (TU) sebanyak 18 orang dan kelas
1-6 masing-masing memiliki dua rombel, sehingga total keseluruhan kelas
yaitu sebanyak 12. Keseluruhan siswa di SDN Cempaka Putih 02 kurang lebih
sebanyak 450 siswa. SDN Cempaka Putih 02 memiliki visi, misi, dan tujuan,
diantaranya:
1. Visi
“Terwujudnya Lulusan yang Cerdas, Berkompetensi, Mandiri, dan Religius
Berbasis Teknologi Modern”.
2. Misi
a. Mendidik lulusan yang berkompetensi dalam kepribadian, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.
b. Menciptakan lingkungan yang HATAM (hijau, asri, tenang, aman, dan
tentram).
3. Tujuan SDN Cempaka Putih 02
a. Siswa sehat jasmani dan rohani serta memiliki kesadaran untuk hidup
tertib dan disiplin.
b. Mengenal dan mencintai masyarakat, bangsa dan budayanya.
c. Siswa kreatif dan terampil untuk dapat mengembangkan diri secara
maksimal.
51
B. Deskripsi Data Penelitian
1. Deskripsi Masing-Masing Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu pola asuh orang tua
sebagai variabel X (variabel terikat) dan hasil belajar sebagai variabel Y
(variabel bebas). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV-B SDN
Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan dengan responden sebanyak 38
Responden.
a. Deskripsi Data Pola Asuh Orang Tua
Variabel pola asuh orang tua diperoleh melalui teknik pengumpulan
data berupa angket dengan 4 alternatif jawaban yang digunakan dengan
nilai teringgi 4 dan nilai terendah 1 (sangat setuju 4, setuju 3, ragu-ragu
2, sangat tidak setuju 1).
Pola asuh orang tua terdiri dari 3 gaya pola asuh yaitu pola asuh
otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh permissif . Butir soal angket
pola asuh otoriter, demokratis dan permissif masing-masing terdiri dari 8
item butir soal sehingga total keseluruhan jumlah butir soal angket
sebanyak 24 item butir soal dengan jumlah responden sebanyak 38 siswa.
Tabel berikut menunjukan persentase variabel pola asuh orang.
Tabel 4.1
Skor Hasil Angket Pola Asuh Orang Tua
Variabel Gaya Pola Asuh
Orang Tua
Jumlah Skor
yang diperoleh Persentasee
Pola Asuh
Orang Tua
Otoriter 765 62,9 %
Demokratis 842 69,2 %
Permissif 711 58,4 %
(Sumber: Lampiran 14)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tipe pola asuh otoriter
memperoleh persentase sebesar 62,9 %, pola asuh demokratis
memperoleh persentase sebesar 69,2 % dan pola asuh permissif
memperoleh 58, 4%. Maka dari data tersebut pola asuh demokratis
52
memperoleh persetase paling tinggi yaitu sebesar 69,2 %. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa dari angket yang disebarkan kepada siswa
kelas IV-B SDN Cempaka Putih Tangerang Selatan pola asuh yang
dominan digunakan oleh orang tua yaitu pola asuh demokratis.
Mean merupakan skor yang pada umumnya digunakan untuk
mengukur titik tengah. Mean dihasilkan dari penjumlahan skor-skor dan
membagi jumlah tersebut dengan jumlah banyaknya responden. Median
merupakan nilai tengah dan modus merupakan nilai yang paling sering
muncul. Sedangkan, range merupakan jarak antara nilai maksimal
dengan nilai minimal dan standar devasi adalah skor yang digunakan
sebagai pengukuran dari variabilitas. Standar deviasi mengunakan mean
dari distribusi sebagai titik tolak dan pengukuran mengukur jarak antara
skor dan mean.
Berikut merupakan deskripsi data dari pola asuh otoriter, demokratis
dan permissif.
1) Pola Asuh Otoriter
Tabel 4.2
Deskripsi Data Pola Asuh Otoriter
Statistics
Pola_Asuh_Otoriter
N Valid 38
Missing 38
Mean 20.13
Median 18.00
Mode 16a
Std. Deviation 4.515
Range 16
Minimum 13
Maximum 29
Sum 765
(Sumber: Lampiran 15)
53
Berdasarkan tabel 4.2 hasil analisis dan deskripsi data pola asuh
otoriter dengan menggunakan bantuan program SPSS 22 diperoleh
nilai rata-rata (mean) sebesar 20,13; nilai median sebesar 18,00;
modus sebesar 16 dan standar deviasi sebesar 4,515 dengan total
jumlah skor sebanyak 765. Nilai maksimum sebesar 29 dan minimum
13 maka diperoleh nilai rentang/range sebesar 16.
Jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus K=1+ 3,322 log
38, hasilnya adalah 6,25 dibulatkan menjadi 6. Rentang data (29 –
13)= 16, sedangkan panjang interval didapat dari rentang dibagi
dengan jumlah kelas interval (16/6 = 2,667) dibuatkan menjadi 3.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat dibuat
tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pola Asuh Otoriter
Interval Skor Frekuensi Persentase Rata-rata Pola
Asuh Otoriter
13 – 15 2 5,3 %
20,13
16 – 18 18 47,3 %
19 – 21 3 7,9 %
22 – 24 6 15,8 %
25 – 27 7 18,4 %
28 - 30 2 5,3 %
38 = N 100 %
(Sumber: Lampiran 16)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase jumlah
siswa yang memiliki skor tipe pola asuh orang tua otoriter antara 13-
15 sebesar 5,3%, yang memiliki nilai antara 16–18 sebesar 47,3%,
yang memiliki nilai antara 19 – 21 sebesar 7,9%, yang memiliki nilai
antara 2 –24 sebesar 15,8%, yang memiliki nilai antara 25 – 27sebesar
18,4%, yang memiliki nilai antara 28 – 30 sebesar 5,3%.
54
Data distribusi frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk
grafik sebagai berikut:
Diagram 4.1
Distribusi Frekuensi Pola Asuh Otoriter
2) Pola Asuh Demokratis
Tabel 4.4
Deskripsi Data Pola Asuh Demokratis
Statistics
Pola_Asuh_Demokratis
N Valid 38
Missing 38
Mean 22.16
Median 22.00
Mode 16a
Std. Deviation 4.475
Range 16
Minimum 14
Maximum 30
Sum 842
(Sumber: Lampiran 15)
0
5
10
15
20
13 – 15 16 – 18 19 – 21 22 – 24 25 – 27 28 - 30
Pola Asuh Otoriter
2
18
3
6
2
7
55
Berdasarkan tabel 4.4 hasil analisis dan deskripsi data pola asuh
demokratis dengan menggunakan bantuan program SPSS 22
diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 22,16; nilai median sebesar
22,00; modus sebesar 16 dan standar deviasi sebesar 4,475 dengan
total jumlah skor sebanyak 842. Nilai maksimum sebesar 30 dan
minimum 14 maka diperoleh nilai rentang/range sebesar 16.
Jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus K=1+ 3,322 log
38, hasilnya adalah 6,25 dibulatkan menjadi 6. Rentang data (30 – 14)
= 16, sedangkan panjang interval didapat dari rentang dibagi dengan
jumlah kelas interval (16/6 = 2,667) dibuatkan menjadi 3. Berdasarkan
hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat dibuat tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Pola Asuh Demokratis
Interval Skor Frekuensi Persen % Rata-rata Pola
Asuh Demokratis
14 - 16 5 13,1
22,16
17 - 19 7 18,4
20 - 22 8 21,1
23 - 25 6 15,8
26 - 28 10 26,3
29 - 31 2 5,3
38 = N 100%
(Sumber: Lampiran 17)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase jumlah
siswa yang memiliki skor tipe pola asuh orang tua demokratis antara
14–16 sebesar 13,1%, yang memiliki nilai antara 17-19sebesar
18,4%, yang memiliki nilai antara 20–22 sebesar 21,1%, yang
memiliki nilai antara 23–25 sebesar 15,8%, yang memiliki nilai
antara 26–28 sebesar 26,3%, yang memiliki nilai antara 29–31 sebesar
5,3%.
56
Data distribusi frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk
grafik sebagai berikut:
Diagram 4.2
Distribusi Frekuensi Pola Asuh Demokratis
3) Pola Asuh Permissif
Tabel 4.6
Deskripsi Data Pola Asuh Permissif
Statistics
Pola_Asuh_Permissif
N Valid 38
Missing 38
Mean 18.71
Median 17.00
Mode 16
Std. Deviation 4.033
Range 15
Minimum 11
Maximum 26
Sum 711
(Sumber: Lampiran 15)
0
2
4
6
8
10
14 - 16 17 - 19 20 - 22 23 - 25 26 - 28 29 - 31
Pola Asuh Demokrasi
5
7 8
6
10
2
57
Berdasarkan tabel 4.4 hasil analisis dan deskripsi data pola asuh
demokratis dengan menggunakan bantuan program SPSS 22
diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 18,71; nilai median sebesar
17,00; modus sebesar 16 dan standar deviasi sebesar 4,003 dengan
total jumlah skor sebanyak 711. Nilai maksimum sebesar 26 dan
minimum 11 maka diperoleh nilai rentang/range sebesar 16.
Jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus K=1+ 3,322 log
38, hasilnya adalah 6,25 dibulatkan menjadi 6. Rentang data (26 – 11)
= 15, sedangkan panjang interval didapat dari rentang dibagi dengan
jumlah kelas interval (15/6 = 2,5) dibuatkan menjadi 3. Berdasarkan
hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat dibuat tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Pola Asuh Permissif
Interval Skor Frekuensi Persen % Rata-rata Pola
Asuh Permissif
11 – 13 2 5,3
18,71
14 – 16 12 31,6
17 – 19 11 28,9
20 – 22 5 13,2
23 – 25 4 10,5
26 - 28 4 10,5
38 = N 100%
(Sumber: Lampiran 18)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase jumlah
siswa yang memiliki skor tipe pola asuh orang tua permissifi antara
11–13 sebesar 5,3%, yang memiliki nilai antara 14 - 16 sebesar
31,6%, yang memiliki nilai antara 17 - 19 sebesar 28,9%, yang
memiliki nilai antara 20 - 22 sebesar 13,2%, yang memiliki nilai
58
antara 23 - 25 sebesar 10,5%, yang memiliki nilai antara 26 - 28
sebesar 10,5%.
Data distribusi frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk
grafik sebagai berikut:
Diagram 4.3
Distribusi Frekuensi Pola Asuh Permissif
b. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa
Dalam penelitian ini nilai hasil belajar siswa diperoleh melalui nilai
ulangan harian siswa dari lima mata pelajaran diantaranya Bahasa
Indonesia, Matematika, IPS, IPA dan PKn. Dari nilai lima mata pelajaran
terrsebut kemudian mencari nilai rata-rata untuk menentukan hasil
perhitungan selanjutnya. Nilai ulangan harian merupakan bentuk evaluasi
pemahaman siswa selama belajar dalam satu pokok materi pembahasan.
Sehingga dapat diketahui perkembangan pemahaman siswa selama
proses belajarnya.
Tabel berikut menunjukan skor mean, median, modus, range dan
standar deviasi dari variabel hasil belajar siswa.
0
2
4
6
8
10
12
11 – 13 14 – 16 17 – 19 20 – 22 23 – 25 26 - 28
Pola Asuh Permissif
3
11
5
4 4
15
59
Tabel 4.8
Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa
Statistics
Hasil_Belajar_Siswa
N Valid 38
Missing 0
Mean 62.32
Median 62.50
Mode 54a
Std. Deviation 13.117
Variance 172.060
Range 55
Minimum 35
Maximum 90
Sum 2368
(Sumber: Lampiran 15)
Berdasarkan tabel 4.8 hasil analisis dan deskripsi data hasil
belajar siswa dengan menggunakan bantuan program SPSS 22
diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 62,32; nilai median sebesar
62,50; modus sebesar 54 dan standar deviasi sebesar 13,117 dengan
total jumlah skor sebanyak 2368. Nilai maksimum sebesar 90 dan
minimum 35 maka diperoleh nilai rentang/range sebesar 55.
Jumlah kelas interval ditentukan dengan rumus K=1+ 3,322 log
38, hasilnya adalah 6,25 dibulatkan menjadi 6. Rentang data (90 - 35)
= 55, sedangkan panjang interval didapat dari rentang dibagi dengan
jumlah kelas interval (55/6 = 9,17) dibuatkan menjadi 9. Berdasarkan
hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat dibuat tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
60
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar Siswa
Interval Skor Frekuensi Persen % Rata-rata Hasil
Belajar Siswa
31 – 39 3 7,9
62,32
40 – 48 3 7,9
49 – 57 8 21,1
58 – 66 10 26,3
67 – 75 6 15,8
76 – 84 7 18,4
85 - 93 1 2,6
38 = N 100%
(Sumber: Lampiran 19)
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase jumlah
siswa yang memiliki skor hasil belajar siswa antara 31 – 39 sebesar
7,9%, yang memiliki nilai antara 40 - 48 sebesar 7,9%, yang memiliki
nilai antara 49 - 57 sebesar 21,1%, yang memiliki nilai antara 58 – 66
sebesar 26,3%, yang memiliki nilai antara 67 – 75 sebesar 15,8%, yang
memiliki nilai antara 76 - 84 sebesar 18,4% dan yang memiliki nilai
antara 85 – 93 sebesar 2,6%. Data distribusi frekuensi tersebut dapat
disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Diagram 4.4
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa
0
2
4
6
8
10
31 – 39 40 – 48 49 – 57 58 – 66 67 – 75 76 – 84 85 - 93
Hasil Belajar Siswa
1
8 10
6
7
61
C. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan analisi statistik, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
atau uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian
tersebut memiliki distribusi normal atau tidak normal. Uji normalitas
distribusi data dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov
dengan alat bantu SPSS 22 for windows. Ketentuan dalam perhitungan
normalitas ini adalah apabila taraf signifikan > 0,05 maka data tersebut
normal, begitu pun sebaliknya apabila taraf signifikan < 0,05 maka data
tersebut tidak normal. Berikut hasil perhitungan uji normalitas dengan
menggunakan SPSS 22 for windows.
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas - Kolmogorov-Smirnov
Variabel Asymp. Sig Keterangan
Pola Asuh Otoriter 0,132 Normal
Pola Asuh Demokratis 0,179 Normal
Pola Asuh Permissif 0,162 Normal
Hasil Belajar Siswa 0,200 Normal
(Sumber: Lampiran 20)
Berdasarkan tabel hasil perhitungan uji normalitas menggunakan
Kolmogorov-Smirnov diatas bahwa data tersebut berdistribusi normal.
a) Tipe pola asuh otoriter menunjukan angka 0,132 > 0,005 yang berarti
berdistribusi normal.
b) Tipe pola asuh demokratis menunjukan angka 0,179 > 0,005 yang berarti
berdistribusi normal.
c) Tibe pola asuh Permissif menunjukan angka 0,162 > 0,005 yang berarti
berdistribusi normal.
62
d) Variabel hasil belajar siswa menunjukan angka 0,200 > 0,005 yang
berarti berdistribusi normal.
2. Uji Linieritas
Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat berbentuk linear atau tidak. Kriteria
pengujian linieritas yaitu jika nilai Fhitung lebih kecil (<) dari Ftabel dan nilai
taraf signifikansi lebih besar (>) dari 0,05, maka hubungan antara variabel
bebas terhadap varibel terikat adalah linier. Hasil rangkuman uji linieritas
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Hasil Uji Linieritas
Variabel N1 N2 Harga F
Sig. Ket. Hitung Tabel
Pola Asuh Orang Tua -
Hasil Belajar 15 21 0,866 2,18 0,606 Linier
Pola Asuh Otoriter -
Hasil Belajar 12 24 1,868 2,18 0,093 Linier
Pola Asuh Demokratis
- Hasil Belajar 14 22 1,073 2,17 0,428 Linier
Pola Asuh Permissif -
Hasil Belajar 13 23 1,451 2, 18 0,211 Linier
(Sumber : Lampiran 21)
Pola Asuh Orang Tua - Hasil Belajar Siswa menunjukan Fhitung < Ftabel
yaitu 0,866 < 2,18 dan signifikansi sebesar 0,606 > 0,05, sehingga variabel
pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa menunjukan linier.
Selain itu, hasil uji linieritas dari masing-masing gaya pola asuh dengan
hasil belajar siswa menunjukan bahwa:
a) Pola asuh otoriter – hasil belajar menunjukan Fhitung < Ftabel yaitu 1,868
< 2,18 dan signifikansi sebesar 0,093 > 0,05, sehingga variabel tersebut
dikatakan linier.
63
b) Pola asuh demokratis – hasil belajar menunjukan Fhitung < Ftabel yaitu
1,073 < 2,17 dan signifikansi sebesar 0,428 > 0,05, sehingga variabel
tersebut dikatakan linier.
c) Pola asuh permissif – hasil belajar menunjukan Fhitung < Ftabel yaitu
1,451 < 2,18 dan signifikansi sebesar 0,211 > 0,05, sehingga variabel
tersebut dikatakan linier.
D. Uji Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menguji hipotesis penelitian dengan teknik
analisis korelasi Produck Moment dari Karl Person dengan menggunakan
software SPSS 22. Uji korelasi ini dilakukan untuk menjawab hipotesis
penelitian yang telah diajukan pada Bab II. Hipotesis penelitian ini yaitu “
Terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa
kelas IV-B SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan”.
Dasar pengambilan keputusan koefisien korelasi (rxy).
1) Arah Korelasi
Jika angka indeks bernilai positif, maka hubungannya bersifat satu arah.
Artinya, apabila variabel x mengalami kenaikan maka akan diikuti pula
kenaikan pada variabel y. Sebaliknya, jika angka indeks bernilai negatif,
maka hubungannya bersifat berlawanan arah. Artinya, apabila variabel x
mengalami kenaikan maka akan mengalami penurunan pada variabel y.
2) Signifikansi
Membandingkan nilai rhitung dengan rtabel pada taraf signifikansi 5%.
Jika nilai rhitung sama dengan atau lebih besar dari nilai rtabel dan jika taraf
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Berarti memang benar antara variabel x dan y terdapat korelasi yang
signifikan. Sebaliknya, jika nilai rhitung lebih kecil dari rtabel dan jika taraf
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Hipotesis nol (Ho) Tidak dapat
diterima. Berarti antara variabel x dan y tidak terdapat korelasi yang
signifikan.
64
E. Interpretasi Data
Berikut merupakan data hasil analisis korelasi product moment variabel
pola asuh orang tua (otoriter, demokrasi dan permissif) dengan hasil belajar
siswa.
Tabel 4.12
Data Hasil Korelasi Pola Asuh Orang Tua Dengan Hasil Belajar Siswa
Variabel rhitung /
rxy rtabel Sig.
Koefisien
Determinasi
R2 100%
Pola Asuh Orang Tua dengan
Hasil Belajar Siswa 0,348 0,329 0,032 0,121 12,1%
Tipe Otoriter dengan Hasil
Belajar Siswa 0,362 0,329 0,026 0,131 13,1%
Tipe Demokrasi dengan Hasil
Belajar Siswa 0,413 0,329 0,010 0,170 17%
Tipe dengan Hasil Belajar
Siswa - 0,350 0,329 0,031 0,122 12,2%
(Sumber : Lampiran 22 dan 23)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka penulis memberikan
interpretasi terhadap angka indeks korelasi r product moment melalui dua cara:
1) Interpretasi Sederhana
Interpretasi sederhana dilakukan dengan cara mencocokan hasil
perhitungan (rxy) dengan Indeks korelasi product moment.
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi. Pola Asuh Orang Tua
dengan Hasil Belajar Siswa diperoleh rxy sebesar 0,348, besar kisarannya
antara 0,20 - 0,40 menunjukan interpretasi lemah dan angka korelasi atau rxy
bernilai positif (korelasi yang berjalan searah) artinya, apabila variabel x
mengalami kenaikan maka akan diikuti pula kenaikan pada variabel y.
Apabila makin meningkatnya kesadaran pola asuh orang tua maka akan
diikuti dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Sehingga dapat dinyatakan
bahwa korelasi antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa
termasuk korelasi positif yang lemah.
65
Selain itu, akan dipaparkan juga hasil uji koefisien korelasi dari masing-
masing Tipe pola asuh orang tua yaitu otoriter, demokratis, dan permissif
dengan hasil belajar siswa. Hasil koefisien korelasi menunjukan bahwa:
a) Tipe Pola asuh otoriter dengan hasil belajar siswa
Pola asuh otoriter dengan hasil belajar siswa diperoleh rxy sebesar
0,362, besar kisarannya antara 0,20 - 0,40 menunjukan interpretasi lemah
dan angka korelasi atau rxy bernilai positif (korelasi yang berjalan searah)
artinya, apabila variabel x mengalami kenaikan maka akan diikuti pula
kenaikan pada variabel y. Sehingga dapat dinyatakan bahwa korelasi
antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa termasuk korelasi
positif yang lemah.
b) Tipe Pola asuh demokratis dengan hasil belajar siswa
Tipe Pola asuh demokratis dengan hasil belajar siswa diperoleh rxy
sebesar 0,413, besar kisarannya antara 0,40 - 0,70 menunjukan
interpretasi sedang dan angka korelasi atau rxy bernilai positif (korelasi
yang berjalan searah) artinya, apabila variabel x mengalami kenaikan
maka akan diikuti pula kenaikan pada variabel y. Sehingga dapat
dinyatakan bahwa korelasi antara pola asuh orang tua dengan hasil
belajar siswa termasuk korelasi positif yang sedang.
c) Tipe Pola asuh permissif dengan hasil belajar siswa
Tipe Pola asuh permissif dengan hasil belajar siswa diperoleh rxy
sebesar -0,350 besar kisarannya antara 0,20 - 0,40 menunjukan
interpretasi lemah dan angka korelasi atau rxy bernilai Negatif (korelasi
yang berlawanan arah) artinya, apabila variabel x mengalami kenaikan
maka akan mengalami penurunan pada variabel y. Dengan demikian,
apabila makin meningkatnya tipe pola asuh permissif yang diterapkan
oleh orang tua maka akan makin menurunnya hasil belajar siswa.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa korelasi antara pola asuh orang tua
dengan hasil belajar siswa termasuk korelasi negatif yang lemah.
66
2) Interpretasi dengan menggunakan “r” tabel product moment
Pada interpretasi tahap ini terlebih dahulu merumuskan hipotesa
alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (HO) kemudian mencari derajat bebas (df
atau db). Hasilnya dikonsultasikan pada tabel r product moment pada taraf
signifikan 5%. Derajat kebebasan diperoleh 36 (df = 38 – 2 = 36)
menghasilkan rtabel 0,329.
Pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa diperoleh rxy/rhitung 0,348
lebih besar dari rtabel (0,348 > 0,329) dan diperoleh nilai signifikansi sebesar
0,032 lebih kecil dari 0,05 (0,032 < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut, maka
Ha diterima dan Ho ditolak. Besar hubungan yang diperoleh dari pola asuh
orang tua dengan hasil belajar yaitu sebesar 12,1% (0,3482 x 100 = 12,1).
Berarti terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola asuh
orang tua dengan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02
Tangerang Selatan diterima.
Selain itu, dari masing-masing Tipe pola asuh orang tua yaitu otoriter,
demokratis, dan permissif dengan hasil belajar siswa besar koreasinya
menunjukan bahwa:
a) Pola Asuh Otoriter – Hasil Belajar Siswa
Pola asuh otoriter dengan hasil belajar siswa memperoleh nilai rhitung
lebih besar dari rtabel (0,362 > 0,329) dan nilai signifikansi sebesar 0,026
lebih kecil dari 0,05 (0,026 < 0,05). Besar hubungan yang diperoleh dari
pola asuh tipe otoriter dengan hasil belajar yaitu sebesar 13,1% (0,3622 x
100 = 13,1).
b) Pola Asuh Demokratis – Hasil Belajar Siswa
Pola asuh demokratis dengan hasil belajar siswa memperoleh nilai
rhitung lebih besar dari rtabel (0,413 > 0,329) dan nilai signifikansi sebesar
0,010 lebih kecil dari 0,05 (0,010 < 0,05). Besar hubungan yang
diperoleh dari pola asuh tipe demokratis dengan hasil belajar yaitu
sebesar 17% (0,4132 x 100 = 17).
c) Pola Asuh Permissif – Hasil Belajar Siswa
67
Pola asuh demokratis dengan hasil belajar siswa memperoleh nilai
rhitung lebih besar dari rtabel (0,350 > 0,329) dan nilai signifikansi sebesar
0,031 lebih kecil dari 0,05 (0,031 < 0,05). Besar hubungan yang
diperoleh dari pola asuh tipe permissif dengan hasil belajar yaitu sebesar
12,2% (-0,3502 x 100 = 12,2).
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa Ha
diterima dan H0 ditolak. Pembahasan lebih lanjut tentang hasil penelitian ini
akan diuraikan sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan di SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan
bertujuan untuk melihat gambaran secara umum terkait dengan hubungan pola
asuh orang tua dengan hasil belajar siswa. Pola asuh orang tua dibagi menjadi 3
(tiga) macam, yaitu pola asuh otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh
permisif.
Hasil angket menunjukan bahwa, pola asuh tipe demokratis merupakan
tipe pola asuh yang paling banyak diterapkan orang tua siswa kelas IV-B
dibandingkan dengan pola asuh otoriter dan permissif. Pola asuh demokratis
memperoleh persentase sebanyak 69,2% dengan jumlah skor sebanyak 842.
Sedangkan, pola asuh otoriter memperoleh prosentase sebanyak 62,9% dengan
jumlah skor sebanyak 765 dan pola asuh permissif memperoleh prosentase
sebanyak 58,4% dengan jumlah skor sebanyak 711.
Berdasarkan hasil interpretasi data menunjukan bahwa, penelitian ini
membuktikan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas IV
SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan terdapat korelasi positif yang
signifikan akan tetapi, korelasinya lemah. Besar korelasi antara pola asuh orang
tua dengan hasil belajar siswa diperoleh sebesar 12,1% sedangkan, 87,9%
(100% - 12,1% = 87,9%) merupakan besar korelasi dari faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Adapun besar korelasi dari masing-masing tipe pola asuh yaitu; Besar
korelasi dari tipe pola asuh otoriter dengan hasil belajar siswa diperoleh
68
sebesar 13,1%, sedangkan 86,9% (100% - 13,1% = 86,9%) merupakan besar
korelasi dari faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Besar korelasi
dari tipe pola asuh demokratis dengan hasil belajar siswa diperoleh hubungan
sebesar 17%, sedangkan 83% (100% - 17% = 83%) merupakan besar korelasi dari
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Sementara itu, Besar
korelasi dari tipe pola asuh permissif dengan hasil belajar siswa diperoleh
hubungan sebesar 12,2%, sedangkan 87,8% (100% - 12,2% = 87,8%) merupakan
besar hubungan dari faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan
demikian, terdapat hubungan negatif yang signifikan antara pola asuh
permissif dengan hasil belajar siswa kelas IV-B SDN Cempaka Putih 02
Tangerang Selatan akan tetapi, koralasinya lemah.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa hasil perhitungan statistik dengan menggunakan analisis korelasi
Product Moment membuktikan bahwa “Terdapat hubungan positif yang
signifikan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas IV-B
SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan”.
Hasil penelitian ini ditemukan bahwa ternyata pola asuh yang paling
banyak memberikan sumbangan atau kontribusi yang paling tinggi pada
variabel X terhadap variabel Y ialah tipe pola asuh demoratis. Besar
hubungan/korelasi pola asuh demokratis dengan hasil belajar siswa yaitu
sebesar 17%. Sedangkan, besar hubungan/korelasi tipe pola asuh otoriter
dengan hasil belajar siswa yaitu sebesar 13.1% dan besar hubungan/korelasi
tipe pola asuh permissif dengan hasil belajar siswa yaitu sebesar 12.2%. Jadi
penelitian ini membuktikan bahwa anak yang dididik dengan pola asuh
demokratis akan memiliki dampak positif untuk perkembangan dan
kepribadian anak, sehingga akan memacu anak untuk memperoleh hasil belajar
yang memuaskan. Hal ini senada dengan pendapat Sri Lestari bahwa anak yang
dididik dengan pola asuh demokratis akan cenderung periang, memiliki rasa
tanggung jawab sosial, percaya diri, berorientasi dan lebih kooperatif.
Sedangkan anak yang dididik dengan pola asuh permisif akan cenderung
69
impulsif, agresif, bossy, kurang kontrol diri, kurang mandiri, dan kurang
berorientasi prestasi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan salah satu faktor yang mempengaruhi
hasil belajar menurut Rusman yaitu faktor eksternal lingkungan keluarga.
Selain itu juga sesuai dengan Pamela E. Davis-Kean yang dikutip oleh Susan
Carter mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
adalah budaya keluarga. Dimana dalam pengasuhan anak, seorang anak akan
memperoleh perkembangan yang sangat baik apabila pola asuh yang
diterapkan oleh orang tuanya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dari setiap
individu anak. Oleh karena itu, orang tua harus lebih teliti dalam menyikapi
perannya kepada anak dan harus menerapkan pola asuh yang baik dalam
mengasuh anaknya karena seorang anak adalah aset dalam keluarga yang harus
dijaga, dibimbing dan diarahkan agar kelak menjadi anak yang memiliki
kepribadian luhur dan perkembangan intelektual yang tinggi.
G. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan dilakukan sesuai dengan prosedur
ilmiah, tetapi masih memiliki keterbatasan antara lain:
1. Disadari bahwa terdapat banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa. Sementara peneliti hanya melibatkan satu unsur variabel saja yaitu
pola asuh orang tua.
2. Meskipun variabel bebas dan variabel terikat terdapat hubungan, dan
memiliki besar korelasi pola asuh demokratis sebesar 17%, pola asuh
otoriter 13,1% dan pola asuh permissif 12,2% . namun, terdapat beberapa
persentase korelasi dari faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel yang diteliti belum dapat menjelaskan
secara menyeluruh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan
pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa. Sehingga perlu adanya
penelitian lebih lanjut.
70
3. Hasil penelitian merupakan interpretasi sepenuhnya, sehingga ada
kemungkinan perbedaan analisis dengan peneliti sebelumnya. Karena
perbedaan tempat atau objek penelitian.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh orang
tua dan besar tingkat hubungan dari tipe-tipe pola asuh orang tua dengan hasil
belajar siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan analisis korelasi. Ketiga tipe
pola asuh orang tua (otoriter, demokratis, dan permissif) memiliki hubungan
dengan hasil belajar siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
menunjukan terdapat “Hubungan positif yang signifikan antara pola asuh
orang tua dengan hasil belajar siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 02
Tangerang Selatan” dengan besar korelasi sebesar 12,1%.
Berdasarkan hasil perhitungan besar persentase orang tua yang
menerapkan pola asuh demokratis 69,2% dan besar korelasi pola asuh
demokratis dengan hasil belajar siswa yaitu sebesar 17%. Besar prosentase
orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter sebesar 62,9% dan besar
korelasi pola asuh otoriter dengan hasil belajar siswa yaitu sebesar 13.1% .
Sedangkan, Besar prosentase prosentase orang tua yang menerapkan pola asuh
permissif sebesar 58,4% dan besar korelasi pola asuh permissif dengan hasil
belajar siswa yaitu sebesar sebesar 12.2%.
Penelitian ini membuktikan bahwa persentase yang paling tinggi diperoleh
oleh pola asuh orang tua demokratis. Oleh karena itu, anak yang dididik
dengan pola asuh demokratis akan memiliki dampak positif untuk
perkembangan dan kepribadian anak, sehingga akan memicu anak untuk
memperoleh hasil belajar yang tinggi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang penulis kemukakan di atas dapat
disampaikan saran dan masukan kepada:
1. Bagi Orang Tua
72
Supaya orang tua lebih mengembangkan pola asuh demokratis dalam
mendidik anak, agar siswa memiliki motivasi dan semangat yang tinggi
dalam belajar.
2. Bagi Guru
Guru hendaknya lebih membina hubungan dan kerja sama yang baik dengan
orang tua siswa dalam upaya meningkatkan proses pengajaran dan
pembelajaran.
3. Bagi Siswa
Kepada siswa IV-B SDN Cempaka Putih 02 agar lebih giat lagi dalam
belajar supaya memperoleh hasil belajar yang maksimal.
4. Bagi Peneliti
Berdasarkan dari keterbatasan yang peneliti alami bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat memperluas subyek penelitian tidak hanya kelas IV.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, Muslich dan Sri Iswati. Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Surabaya:Airlangga University Press. 2009.
Ariesandi. Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan Bahagia. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. 2008.
Basleman Anisah dan Syamsu Mapps, Teori belajar orang dewasa. Jakarta: PT
Remaja Rosdakarya. 2011.
Budiman dan Riyanto Agus. Kapita Selekta Kuesioer: Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. 2014.
Carter, Susanne . The Impact of Parent / Family Involvement on Student
Outcomes. An Annotated Bibliography of Research from the Past Decade.
2002.
Djamarah, Syaiful Bahri . Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
Djamarah, Syaiful Bahri. Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam
Keluarga. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2014.
E. Pamela dan Davis-Kean. The Influence of Parent Education and Family
Income on Child Achievement: The Indirect Role of Parental Expectations
and the Home Environment, Journal of Family Psychology. vol, 9. 2005.
E. Slavin, Robert . Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, Edisi Kedelapan,
Jilid. 1. Jakarta: PT. Indeks. 2008.
Gunarsa Yulia Singgih. Psikologi Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
2002.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2009.
Lestari, Sri. Psikologi Keluarga: Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik
dalam Keluarga, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.
Meliala, Andyda. Anak Ajaib: Temukan dan Kembangkan Anak Anda Melalui
Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: ANDI. 2004.
Menheere Adri & Edith H. Hooge, Parental involvement in children’s education:
A review study about the effect of parental involvement on children’s school
education with a focus on the position of illiterate parents, Journal of the
European Teacher Education Network JETEN , vol. 6, pp. 146,
xiv
Nuryanti, Lusi . Psikologi Anak. Jakarta : PT Indeks. 2008.
Rasmi, Umi. Laporan Hasil Survey pada Data Analisis Sensus Biro US. 2017
Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabet.
2013.
Sadulloh, Uyoh. Pedagogik (Ilmu Mendidik),. Bandung: Alfabeta. 2014.
Santrock, Jhon w. Perkembangan Anak. Edisi Kesebelas, Jilid 2. Jakarta:
Erlangga. 2007.
Setiono, Kusdwiratri. Psikologi Keluarga,. Bandung: PT Alumni. 2011.
Siregar Eveline dan Hartini Nara. Toeri Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indah. 2011
Sobby Sutikno, Pupuh F. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum & Konsep Islam. T.tp: Radika Aditama, t.t.
Soentoro, Ali Idris Metodologi Penelitian dengan Aplikasi Statistika. Depok: PT
Taramedia Bakti Persada. 2015.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. 2006.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2010.
Suharsono. Mencerdaskan Anak. Cet. 1. Depok: Inisiasi Press. 2004.
Suryabrata Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. 2010.
Susanto, Ahmad. Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak-kanak.
Jakarta:Prenada media Group. 2015.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Cet, 3. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 1996.
Syaodih Sukmadinata Nana. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya. 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2006.
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2010.
Lampiran 2
INSTRUMEN ANGKET (UJI COBA)
Nama : .................
Kelas : ..................
Petunjuk Pengisian Angket
1. Berdo’a sebelum memulai mengisi angket.
2. Tulislah nama lengkap.
3. Bacalah angket ini dengan seksama dan jawablah sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
4. Jawaban dalam angket tidak mempengaruhi penilaian dalam pembelajaran.
5. Berilah tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang disediakan.
Dengan keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Contoh pengisian
No Pernyataan SS S TS STS
1 Orang tua mengingatkan saya untuk belajar
dengan baik.
----Selamat Mengerjakan----
No PERNYATAAN PILIHAN
SS S TS STS
1 Orang tua mengingatkan saya untuk belajar dengan baik
2 Orang tua lebih mengutamakan pekerjaannya daripada saya.
3 Orang tua mendorong saya untuk berani menyatakan pendapat
4 Orang tua jarang berkomunikasi dengan saya
5 Ketika kesulitan mengerjakan PR, orang tua tidak pernah
membantu saya
6 Saya belajar dirumah jika ada PR saja
7 Orang tua memukul apabila saya berbuat nakal
8 Orang tua bisa memahami ketika saya berbeda pendapat
9 Saya dihukum apabila melanggar aturan yang telah ditentukan
orang tua
10 Orang tua hanya diam ketika saya harus membeli alat tulis,
meskipun mahal
11 Orang tua memberiku alasan apabila mereka melarang saya
bermain
12 Orang tua membimbing apabila saya menghadapi masalah
13 Saya dilarang bermain oleh orang tua setelah pulang sekolah
14 Meski saya sering terlambat sekolah, tetapi orang tua tidak pernah
memberi saya hukuman
15 Saya meminta orang tua untuk mengantarkan buku yang tertinggal
16 Orang tua membiarkan saya, ketika melanggar peraturan
17 Saya dihukum apabila melakukan kesalahan
18 Orang tua tidak memberikan hadiah atas keberhasilan saya
19 Apabila saya meraih kegagalan, orang tua diam saja
20 Orang tua bangga kepada saya, ketika saya menjadi juara
21 Saya lebih senang bercerita dengan orang tua dibandingkan
dengan teman-teman
22 Orang tua tidak pernah mengajak saya untuk menceritakan
pengalaman saya di sekolah
23 Orang tua membiarkan saya bermain dengan teman, tanpa
memperhatikan waktu pulang
24 Tanpa izin orang tua, saya bebas melakukan hal yang diinginkan
25 Orang tua memberikan peraturan tanpa memberikan penjelasan
kepada saya
26 Bila saya memberikan ide untuk keperluan keluarga, orang tua
akan marah dan menganggap saya lancang
27 Orang tua mendukung saya melakukan hobi yang disenangi
28 Waktu belajar saya diatur oleh orang tua
29 Ketika saya mengikuti lomba, orang tua tidak memberikan
semangat kepada saya
30 Orang tua saya menyiapkan bekal untuk makan siang disekolah
31 Pendapat saya diabaikan orang tua
32 Saya diharuskan untuk mengikuti semua aturan atau keinginan
orang tua
33 Jika saya memperoleh prestasi, orang tua tidak pernah memberi
penghargaan bahkan meminta saya untuk belajar lebih giat lagi
34 Saat saya melakukan kesalahan orang tua menasehati saya
35 Ketika nilai saya kurang baik, orang tua mendaftarkan saya di
bimbingan belajar
36 Ketika saya mendapat nilai ulangan yang bagus orang tua memuji
dan memberi saya hadiah
37
Ketika saya meminta orang tua untuk bertukar pikiran, orang tua
akan membantu memecahkan masalah saya, tetapi sayalah yang
memutuskan jalan keluarnya
38 Meskipun saya berbuat baik pada orang lain, orang tua tidak
pernah memberiku pujian dalam bentuk apapun
39 Apabila saya menghadapi kegagalan disekolah, orang tua
memarahi saya
40 Ketika saya melakukan suatu kesalahan orang tua hanya diam saja
41 Jika saya menonton acara TV dan lupa belajar, orang tua tidak
mengingatkan saya
Lampiran 3
DATA SAMPEL UJI COBA ANGKET
NO NAMA L/P
1 Siti Zahra Aulia P
2 Ferdi L
3 Valentino L
4 Bintang .C L
5 Zaqi L
6 Regina Laras P
7 M. Fajar L
8 Faras Fahira P
9 Khaila Putri P
10 Fardhan Gumilang L
11 Wulan P
12 Aylakania Destian P
13 M. Lawi .K L
14 Amanda Meti P
15 M. Arsha .V.S L
16 Vina Inayati Putri P
17 Hilmi L
18 Falentina P
19 Athaya Rakhi Novela L
20 Akhmal Rafa L
21 Shalsabila .M P
22 Geil Syafanada Pangestu L
23 Ichlasul .H L
24 Mega P
25 Kesya Febrianti .M P
26 Putri Hanifah P
27 Aisha Putri Nadifa P
28 Ardianha Firdaus L
29 Arya Bayu L
30 M. Aryasha L
31 Elsa Andiyani P
32 Eva Kumala Sari P
33 Aji . S L
34 Nawanda L
35 M. Fikri L
36 Rivan L
Lampiran 4
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
ANGKET POLA ASUH ORANG TUA
1. Uji Validitas
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 36 100.0
Excludeda 0 .0
Total 36 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.835 41
Item-Total Statistics
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach'
s Alpha if
Item
Deleted
KET
p1 109.83 218.086 .389 .829 Valid
p2 109.83 232.200 -.091 .840 Tidak Valid
p3 110.03 210.599 .596 .823 Valid
p4 109.89 227.244 .137 .835 Tidak Valid
p5 109.81 245.075 .517 .825 Valid
p6 109.75 229.050 .022 .838 Tidak Valid
p7 109.78 237.206 -.284 .844 Tidak Valid
p8 109.92 234.707 -.175 .843 Tidak Valid
p9 109.97 228.142 .073 .836 Tidak Valid
p10 110.36 220.466 .263 .833 Tidak Valid
p11 109.58 226.079 .189 .834 Tidak Valid
p12 109.56 225.054 .234 .833 Tidak Valid
p13 109.28 237.749 .379 .829 Valid
p14 109.61 229.216 .007 .839 Tidak Valid
p15 109.86 228.294 .030 .839 Tidak Valid
p16 109.72 224.092 .252 .833 Tidak Valid
p17 109.56 221.283 .369 .830 Valid
p18 110.31 224.275 .183 .835 Tidak Valid
p19 109.83 223.000 .220 .834 Tidak Valid
p20 109.83 231.800 -.076 .840 Tidak Valid
p21 109.97 215.228 .438 .828 Valid
p22 110.75 214.764 .481 .827 Valid
p23 110.58 209.221 .611 .822 Valid
p24 110.08 214.250 .458 .827 Valid
p25 110.08 204.479 .773 .818 Valid
p26 109.64 221.952 .383 .831 Valid
p27 110.58 211.793 .516 .825 Valid
p28 110.58 212.764 .486 .826 Valid
p29 110.58 211.793 .516 .825 Valid
p30 110.17 228.771 .010 .840 Tidak Valid
p31 110.11 221.416 .242 .833 Tidak Valid
p32 110.17 216.657 .369 .830 Valid
p33 110.19 217.533 .361 .830 Valid
p34 109.83 210.886 .533 .825 Valid
p35 110.08 204.479 .773 .818 Valid
p36 109.94 211.311 .527 .825 Valid
p37 110.31 205.990 .534 .824 Valid
p38 110.08 204.479 .773 .818 Valid
p39 110.44 216.197 .388 .829 Valid
p40 110.08 204.479 .773 .818 Valid
p41 109.42 221.564 .373 .830 Valid
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
112.75 230.536 15.183 41
2. Uji Realibilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.763 24
Lampiran 5
DATA RESPONDEN PENELITIAN
NO NAMA L/P
1 Ahmad Fauzi L
2 Abee Anelka Adianto L
3 Ahmad Malik Alfaqih L
4 Ainanda Febriana Prasetia P
5 Andre Hidayat L
6 Angga Putra Hari Pratama L
7 Angga Ramadiansyah .P L
8 Arfa Delis Pratama L
9 Ariny Haliza P
10 Asry Rahmah Safitri P
11 Biondra Putra L
12 Clara Adisty Dwiputri P
13 Derren Raditya L
14 Dhika Priansyah L
15 Dina Aprilia P
16 Genta Adi Firmansyah L
17 Ina Halimah Patty P
18 Muhammad Fachri Al Rasyid L
19 Muhammad Miftah Firdaus L
20 Nabilla Nur Cahya P
21 Nadya Amani Assegaf P
22 Rafi Ferdiansyah L
23 Raisha Maulida Hermawan P
24 Rasyaidh Ahmad L
25 Rifqi Fadillah L
26 Roudhotul Jannah P
27 Saniatul Faizah P
28 Shabrina Tsania P
29 Sharira Aulia Qumaira .O P
30 Sulthan Passha L
31 Triya Irfa Ameliya P
32 Tsany Sajid Ahmad Aris L
33 Zulfia Naurel Anandhita P
34 Deanka Lydea P
35 Putri Septiana Rahmawati P
36 Dewa Septian L
37 Eazy Augusty Chance P
38 Inestiani P
N 38
Lampiran 7
ANGKET PENELITIAN VARIABEL X (POLA ASUH ORANG TUA)
(SETELAH DIUJI)
Nama : ........................
Umur : ...............tahun
Anak ke : ..............dari ......... Saudara
Nama Ayah : ........................
Nama Ibu : ........................
Pekerjaan Ayah : ........................
Pekerjaan Ibu : ........................
Petunjuk Pengisian :
1. Berdo’a sebelum memulai mengisi angket.
2. Tulislah nama lengkap.
3. Bacalah angket ini dengan seksama dan jawablah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
4. Jawaban dalam angket tidak mempengaruhi penilaian dalam pembelajaran.
5. Berilah tanda ( √ ) pada kolom jawaban yang disediakan.
Dengan keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
NO PERNYATAAN PILIHAN
SS S TS STS
1 Orang tua mengingatkan saya untuk belajar
dengan baik
No PERNYATAAN PILIHAN
SS S TS STS
1 Orang tua mengingatkan saya untuk belajar dengan baik
2 Orang tua mendorong saya untuk berani menyatakan
pendapat
3 Ketika kesulitan mengerjakan PR, orang tua tidak pernah
membantu saya
4 Saya dilarang bermain oleh orang tua setelah pulang
sekolah
5 Saya dihukum apabila melakukan kesalahan
6 Saya lebih senang bercerita dengan orang tua
dibandingkan dengan teman-teman
7 Orang tua tidak pernah mengajak saya untuk
menceritakan pengalaman disekolah
8 saya dibiarkan bermain dengan teman, tanpa
memperhatikan waktu pulang
9 Tanpa izin orang tua, saya bebas melakukan hal yang
diinginkan
10 Orang tua memberikan peraturan tanpa memberikan
penjelasan kepada saya
11 Bila saya memberikan ide untuk keperluan keluarga,
orang tua akan marah dan menganggap saya lancang
12 Orang tua mendukung saya melakukan hobi yang
disenangi
13 waktu jam belajar saya diatur oleh orang tua
14 Ketika saya mengikuti lomba, orang tua saya tidak
memberikan semangat kepada saya
15 Saya diharuskan untuk mengikuti semua aturan atau
keinginan orang tua
16
Jika saya memperoleh prestasi, orang tua tidak pernah
memberi penghargaan bahkan meminta saya untuk
belajar lebih giat lagi
17 Saat saya melakukan kesalahan orang tua menasehati
saya
18 Ketika nilai saya kurang baik, orang tua mendaftarkan
saya di bimbingan belajar
19 Ketika mendapat nilai ulangan yang bagus orang tua
memuji dan memberi saya hadiah
20
Ketika saya meminta orang tua untuk bertukar pikiran,
orang tua akan membantu memecahkan masalah saya,
tetapi sayalah yang memutuskan jalan keluarnya.
21 Meskipun saya berbuat baik pada orang lain, orang tua
tidak pernah memberiku pujian dalam bentuk apapun
22 Apabila saya menghadapi kegagalan disekolah, orang
tua memarahi saya
23 Ketika saya melakukan kesalahan orang tua hanya diam
saja
24 Jika saya menonton acara TV dan lupa belajar, orang tua
tidak mengingatkan saya
Lampiran 10
DATA MENTAH VARIABEL X
(POLA ASUH ORANG TUA)
N P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24
1 3 2 3 1 1 2 4 4 3 2 2 1 2 2 3 1 1 2 2 3 3 1 3 4
2 3 4 3 2 3 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 1 4 2 3 2 3 3 2 1
3 3 4 2 4 3 4 2 1 3 2 2 3 4 3 4 1 4 4 4 4 3 2 1 2
4 3 2 3 4 3 3 1 2 1 3 2 3 4 1 3 1 4 3 3 3 2 2 1 4
5 3 4 2 4 4 3 3 1 2 3 2 4 4 1 3 3 4 4 3 4 1 4 1 2
6 3 3 2 2 3 2 2 3 1 2 1 2 2 2 2 3 3 1 1 2 1 2 1 4
7 3 3 1 3 4 3 3 1 1 1 2 3 3 1 4 3 4 1 2 1 2 3 1 1
8 3 3 3 2 4 1 2 1 2 2 2 4 4 1 4 1 4 2 3 2 2 3 2 3
9 3 3 2 3 4 2 3 4 3 3 1 3 2 3 2 1 2 2 1 1 3 1 2 4
10 3 2 2 4 3 3 2 2 2 4 4 3 4 3 4 3 2 1 2 2 2 3 2 2
11 4 3 2 2 3 2 1 3 1 3 1 4 2 2 3 1 4 2 3 4 3 1 2 2
12 2 3 3 2 2 2 4 2 3 2 2 1 4 4 1 1 2 1 1 2 4 2 3 3
13 4 4 3 4 2 3 3 4 4 2 2 3 1 3 2 1 4 4 2 3 3 2 2 3
14 3 3 3 2 3 2 3 1 2 2 1 2 2 2 1 3 2 1 2 1 3 3 1 2
15 3 2 2 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3 2 4 2 3 3 4 2 2 4 3 3
16 3 3 2 3 4 3 2 1 2 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 2 2 3 4 1
17 4 3 2 4 3 4 3 3 2 4 4 3 3 1 3 4 4 2 4 3 2 2 1 1
18 2 2 4 2 3 2 3 4 3 1 3 3 2 1 2 3 3 3 2 3 3 2 1 1
19 2 3 3 2 2 2 4 3 2 2 1 2 4 4 1 4 2 2 2 2 4 1 3 3
20 4 3 2 4 3 3 1 2 3 3 3 4 4 1 4 3 2 3 4 3 2 3 1 4
21 3 3 2 3 2 3 1 1 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2
22 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 1 2 2 2 2 3 2 3 3
23 2 2 3 2 3 2 3 3 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 1
24 4 4 2 3 2 4 3 3 2 3 4 4 4 1 3 4 3 2 4 3 1 3 2 2
25 4 3 2 2 2 2 1 3 2 1 2 3 3 3 1 2 3 3 3 1 3 3 3 2
26 1 2 4 2 3 3 3 3 1 2 2 3 3 4 3 2 4 1 4 2 3 3 3 4
27 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 3 2 2 2 4 1 3 3
28 3 1 2 3 3 4 2 2 1 3 3 3 4 1 4 2 4 4 2 3 3 3 1 2
29 3 3 2 3 2 4 3 2 2 1 2 4 4 1 1 1 3 2 4 4 2 2 2 3
30 4 4 4 3 4 2 2 4 3 2 3 4 4 2 4 1 4 3 3 3 2 2 3 2
31 1 2 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 1 4 1 4 2 2 2 2 3
32 2 2 3 2 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3
33 4 3 1 3 2 2 4 2 1 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2
34 3 4 2 2 3 2 1 1 3 2 2 4 2 4 3 3 4 1 3 4 2 2 4 4
35 4 4 3 4 3 3 2 1 3 2 1 4 3 2 2 2 4 3 3 3 2 1 2 3
36 3 4 3 2 2 4 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 4 3 3 4 2 2 3 2
37 4 4 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3
38 3 3 3 4 4 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 4 2 2 1 3 2 3 2 2
N=38 115 112 96 104 108 99 93 88 84 84 88 112 112 81 101 80 119 88 103 94 93 88 80 96
Lampiran 11
DATA SKOR VARIABEL X (POLA ASUH ORANG TUA)
N Otoriter Demokrasi Permissif Pola Asuh OT
1 13 16 26 55
2 16 23 16 55
3 22 30 17 69
4 22 24 15 61
5 27 29 13 69
6 17 17 16 50
7 23 20 11 54
8 22 22 16 60
9 17 17 24 58
10 29 18 17 64
11 16 26 16 58
12 16 14 26 56
13 14 27 25 66
14 17 16 17 50
15 25 22 18 65
16 28 26 16 70
17 27 27 15 69
18 18 20 20 58
19 17 17 26 60
20 27 26 16 69
21 23 23 15 61
22 18 18 22 58
23 17 16 17 50
24 26 28 16 70
25 17 22 19 58
26 20 20 25 65
27 16 19 26 61
28 26 24 14 64
29 16 27 17 60
30 23 27 22 72
31 16 20 23 59
32 16 16 20 52
33 19 24 19 62
34 19 25 21 65
35 18 28 18 64
36 17 28 18 63
37 18 21 17 56
38 27 19 16 62
N=38 765 842 711 2318
Lampiran 12
DATA SKOR VARIABEL Y (HASIL BELAJAR)
N Mata Pelajaran
Rata-Rata PKn B. Indo Mtk IPA IPS
1 60 15 30 30 40 35
2 80 45 65 60 60 62
3 90 75 60 65 75 73
4 80 80 70 45 65 68
5 90 65 75 50 75 71
6 80 45 50 40 55 54
7 75 85 65 75 45 69
8 75 55 45 65 65 61
9 90 10 55 50 65 54
10 80 25 65 50 55 55
11 80 85 70 40 40 63
12 90 65 55 45 65 64
13 65 75 50 30 50 54
14 60 15 40 35 55 41
15 70 85 65 55 45 64
16 90 100 70 55 50 73
17 80 100 75 70 70 79
18 70 20 50 50 50 48
19 80 90 75 75 75 79
20 60 85 35 45 40 53
21 80 55 60 60 55 62
22 80 55 40 50 40 53
23 90 10 50 65 70 57
24 75 85 70 85 85 80
25 90 95 75 70 70 80
26 70 20 20 40 45 39
27 70 55 50 55 70 60
28 90 100 70 65 75 80
29 90 95 55 70 70 76
30 75 45 65 60 45 58
31 70 30 25 40 30 39
32 80 80 55 40 65 64
33 80 90 60 70 80 76
34 100 95 90 85 80 90
35 80 40 75 60 70 65
36 50 65 50 30 35 46
37 80 25 65 60 45 55
38 70 95 60 65 50 68
Jumlah 2368
Lampiran 13
REKAPITULASI TOTAL SKOR
POLA ASUH ORANG TUA DAN HASIL BELAJAR
N Otoriter Demokrasi Permissif Pola Asuh
Orang Tua
Hasil
Belajar
1 13 16 26 55 35
2 16 23 16 55 62
3 22 30 17 69 73
4 22 24 15 61 68
5 27 29 13 69 71
6 17 17 16 50 54
7 23 20 11 54 69
8 22 22 16 60 61
9 17 17 24 58 54
10 29 18 17 64 55
11 16 26 16 58 63
12 16 14 26 56 64
13 14 27 25 66 54
14 17 16 17 50 41
15 25 22 18 65 64
16 28 26 16 70 73
17 27 27 15 69 79
18 18 20 20 58 48
19 17 17 26 60 79
20 27 26 16 69 53
21 23 23 15 61 62
22 18 18 22 58 53
23 17 16 17 50 57
24 26 28 16 70 80
25 17 22 19 58 80
26 20 20 25 65 39
27 16 19 26 61 60
28 26 24 14 64 80
29 16 27 17 60 76
30 23 27 22 72 58
31 16 20 23 59 39
32 16 16 20 52 64
33 19 24 19 62 76
34 19 25 21 65 90
35 18 28 18 64 65
36 17 28 18 63 46
37 18 21 17 56 55
38 27 19 16 62 68
Jumlah 765 842 711 2318 2368
Lampiran 14
PERHITUNGAN PERSENTASE PENERAPAN
POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP SISWA KELAS IV
SDN CEMPAKA PUTIH 02 TANGERANG SELATAN
Jumlah butir soal : 8
Skala tertinggi : 4
Jumlah responden : 38
Skor maksimal : 8 x 4 x 38 = 1.216
Skor ideal = Skor Hasil Angket yang diperoleh
Presentasi : Skor Ideal X 100 =
Skor Maksimal
Tipe Pola Asuh
Orang Tua Skor Hasil Angket Besar Persentase
Tipe Otoriter 765 (765 x 100) : 1.216 = 62,9 %
Tipe Demokratis 842 (842 x 100) : 1.216 = 69,2 %
Tipe Permissif 711 (711 x 100) : 1216 = 58,4 %
Lampiran 15
HASIL DESKRIPTIF DATA
POLA ASUH ORANG TUA DAN HASIL BELAJAR
1. Pola Asuh Otoriter
Frequencies
Statistics
Pola_Asuh_Otoriter
N Valid 38
Missing 38
Mean 20.13
Median 18.00
Mode 16a
Std. Deviation 4.515
Range 16
Minimum 13
Maximum 29
Sum 765
Pola_Asuh_Otoriter
Frequenc
y Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 13 1 1.3 2.6 2.6
14 1 1.3 2.6 5.3
16 7 9.2 18.4 23.7
17 7 9.2 18.4 42.1
18 4 5.3 10.5 52.6
19 2 2.6 5.3 57.9
20 1 1.3 2.6 60.5
22 3 3.9 7.9 68.4
23 3 3.9 7.9 76.3
25 1 1.3 2.6 78.9
26 2 2.6 5.3 84.2
27 4 5.3 10.5 94.7
28 1 1.3 2.6 97.4
29 1 1.3 2.6 100.0
Total 38 50.0 100.0 Missing System 38 50.0 Total 76 100.0
2. Pola Asuh Demokratis
Frequencies
Statistics
Pola_Asuh_Demokrasi
N Valid 38
Missing 0
Mean 22.16
Median 22.00
Mode 16a
Std. Deviation 4.475
Range 16
Minimum 14
Maximum 30
Sum 842
Pola_Asuh_Demokrasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 14 1 2.6 2.6 2.6
16 4 10.5 10.5 13.2
17 3 7.9 7.9 21.1
18 2 5.3 5.3 26.3
19 2 5.3 5.3 31.6
20 4 10.5 10.5 42.1
21 1 2.6 2.6 44.7
22 3 7.9 7.9 52.6
23 2 5.3 5.3 57.9
24 3 7.9 7.9 65.8
25 1 2.6 2.6 68.4
26 3 7.9 7.9 76.3
27 4 10.5 10.5 86.8
28 3 7.9 7.9 94.7
29 1 2.6 2.6 97.4
30 1 2.6 2.6 100.0
Total 38 100.0 100.0
3. Pola Asuh Permissif
Frequencies
Statistics
Pola_Asuh_Permissif
N Valid 38
Missing 0
Mean 18.71
Median 17.00
Mode 16
Std. Deviation 4.033
Range 15
Minimum 11
Maximum 26
Sum 711
Pola_Asuh_Permissif
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 11 1 2.6 2.6 2.6
13 1 2.6 2.6 5.3
14 1 2.6 2.6 7.9
15 3 7.9 7.9 15.8
16 8 21.1 21.1 36.8
17 6 15.8 15.8 52.6
18 3 7.9 7.9 60.5
19 2 5.3 5.3 65.8
20 2 5.3 5.3 71.1
21 1 2.6 2.6 73.7
22 2 5.3 5.3 78.9
23 1 2.6 2.6 81.6
24 1 2.6 2.6 84.2
25 2 5.3 5.3 89.5
26 4 10.5 10.5 100.0
Total 38 100.0 100.0
4. Hasil Belajar Siswa
Statistics
Hasil_Belajar N Valid 38
Missing 0 Mean 62.32
Median 62.50
Mode 54a
Std. Deviation 13.117
Variance 172.060
Range 55
Minimum 35
Maximum 90
Sum 2368
Hasil_Belajar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 35 1 2.6 2.6 2.6
39 2 5.3 5.3 7.9
41 1 2.6 2.6 10.5
46 1 2.6 2.6 13.2
48 1 2.6 2.6 15.8
53 2 5.3 5.3 21.1
54 3 7.9 7.9 28.9
55 2 5.3 5.3 34.2
57 1 2.6 2.6 36.8
58 1 2.6 2.6 39.5
60 1 2.6 2.6 42.1
61 1 2.6 2.6 44.7
62 2 5.3 5.3 50.0
63 1 2.6 2.6 52.6
64 3 7.9 7.9 60.5
65 1 2.6 2.6 63.2
68 2 5.3 5.3 68.4
69 1 2.6 2.6 71.1
71 1 2.6 2.6 73.7
73 2 5.3 5.3 78.9
76 2 5.3 5.3 84.2
79 2 5.3 5.3 89.5
80 3 7.9 7.9 97.4
90 1 2.6 2.6 100.0
Total 38 100.0 100.0
Lampiran 16
DISTRIBUSI FREKUENSI POLA ASUH OTORITER
a. Menentukan Kelas Interval
K = 1+ 3,322 log 38
= 6,25 dibulatkan menjadi 6.
Rentang data = Max – Min
= 30 – 14 = 16
Panjang Interval = Rentang/Kelas Interval
= 16/6 = 2,667 dibuatkan menjadi 3.
b. Rata-Rata
N= 38
Total Skor = 765
Interval Skor Frekuensi Proporsi (p) Persen %
Rata-rata
Pola Asuh
Otoriter
13 – 15 2 2/38 = 0,05 (2/38) x 100 = 5,3
765/38 =
20,13
16 – 18 18 18/38 = 0,47 (18/38) x 100 = 47,3
19 – 21 3 3/38 = 0,08 (3/38) x 100 = 7,9
22 – 24 6 6/38 = 0,16 (6//38) x 100 = 15,8
25 – 27 7 7/38 = 0,18 (7/38) x 100 = 18,4
28 - 30 2 2/38 = 0,05 (2/38) x 100 = 5,3
c. Median
Interval Skor Batas Bawah Batas Atas Frekuensi
13 – 15 12,5 15,5 2
16 – 18 15,5 18,5 18
19 – 21 18,5 21,5 3
22 – 24 21,5 24,5 6
25 – 27 24,5 27,5 7
28 - 30 27,5 30,5 2
Me = b + i . ½n-fb
f
= ½ (38) = 19
b = 15,5
i = 3
f = 18
fb = 2
Me = 15,5 + 3 . 19 - 2
18
= 15,5 + 3 . 17
18
= 15,5 + 2,8 = 18,3
Lampiran 17
DISTRIBUSI FREKUENSI POLA ASUH DEMOKRATIS
a. Menentukan Kelas Interval
K = 1+ 3,322 log 38
= 6,25 dibulatkan menjadi 6.
Rentang data = Max – Min
= 30 – 14 = 16
Panjang Interval = Rentang/Kelas Interval
= 16/6 = 2,667 dibuatkan menjadi 3.
b. Rata-Rata
N= 38
Total Skor = 842
Interval Skor Frekuensi Proporsi (p) Persen %
Rata-rata
Pola Asuh
Demokratis
14 - 16 5 5/38 = 0,13 (5/38) x 100 = 13,1
842/38=
22,16
17 - 19 7 7/38 = 0,18 (7/38) x 100 = 18,4
20 - 22 8 8/38 = 0,21 (8/38) x 100 = 21,1
23 - 25 6 6/38 = 0,16 (6/38) x 100 = 15,8
26 - 28 10 10/38 = 0,26 (10/38) x 100 = 26,3
29 - 31 2 2/38 = 0,05 (2/38) x 100 = 5,3
c. Median
Interval Skor Batas Bawah Batas Atas Frekuensi
14 - 16 13,5 16,5 5
17 - 19 16,5 19,5 7
20 - 22 19,5 22,5 8
23 - 25 22,5 25,5 6
26 - 28 25,5 28,5 10
29 - 31 28,5 31,5 2
Me = b + i . ½n-fb
f
= ½ (38) = 19
b = 19,5
i = 3
f = 8
fb = 7 +5 = 12
Me = 19,5 + 3 . 19 - 12
8
= 19,5 + 3 . 7
8
= 19,5 + 2,6 = 22,1
Lampiran 18
DISTRIBUSI FREKUENSI POLA ASUH PERMISSIF
a. Menentukan Kelas Interval
K = 1+ 3,322 log 38
= 6,25 dibulatkan menjadi 6.
Rentang data = Max – Min
= 26 – 11 = 15
Panjang Interval = Rentang/Kelas Interval
= 15/6 = 2,5 dibuatkan menjadi 3.
b. Rata-Rata
N= 38
Total Skor = 711
Interval Skor Frekuensi Proporsi (p) Persen %
Rata-rata
Pola Asuh
Permissif
11 – 13 2 2/38 = 0,05 (2/38) x 100 = 5,3
711/38 =
18,71
14 – 16 12 12/38 = 0,31 (12/38) x 100 = 31,6
17 – 19 11 11/38 = 0,28 (11/38) x 100 = 28,9
20 – 22 5 5/38 = 0,13 (5/38) x 100 = 13,2
23 – 25 4 4/38 = 0,10 (4/38) x 100 = 10,5
26 - 28 4 4/38 = 0,10 (4/38) x 100 = 10,5
c. Median
Interval Skor Batas Bawah Batas Atas Frekuensi
11 – 13 10,5 13,5 2
14 – 16 13,5 16,5 12
17 – 19 16,5 19,5 11
20 – 22 19,5 22,5 5
23 – 25 22,5 25,5 4
26 - 28 25,5 28,5 4
Me = b + i . ½n-fb
f
= ½ (38) = 19
b = 16,5
i = 3
f = 11
fb = 12 +2 = 14
Me = 16,5 + 3 . 19 - 14
11
= 16,5 + 3 . 5
11
= 16,5 + 1,3 = 17,8
Lampiran 19
DISTRIBUSI FREKUENSI HASIL BELAJAR
a. Menentukan Kelas Interval
K = 1+ 3,322 log 38
= 6,25 dibulatkan menjadi 6.
Rentang data = Max – Min
= 90 – 35 = 55
Panjang Interval = Rentang/Kelas Interval
= 55/6 = 9,17 dibuatkan menjadi 9.
b. Rata-Rata
N= 38
Total Skor = 2368
Interval Skor Frekuensi Proporsi (p) Persen %
Rata-rata
Hasil Belajar
Siswa
31 – 39 3 3/38 = 0,07 (3/38) x 100 = 7,9
2368/38=
62,32
40 – 48 3 3/38 = 0,07 (3/38) x 100 = 7,9
49 – 57 8 8/38 = 0,21 (8/38) x 100 = 21,1
58 – 66 10 10/38 = 0,26 (10/38) x 100 = 26,3
67 – 75 6 6/38 = 0,16 (6/38) x 100 = 15,8
76 – 84 7 7/38 = 0,18 (7/38) x 100 = 18,4
85 - 93 1 1/38 = 0,026 (1/38) x 100 = 2,6
c. Median
Interval Skor Batas Bawah Batas Atas Frekuensi
31 – 39 30,5 39,5 3
40 – 48 39,5 48,5 3
49 – 57 48,5 57,5 8
58 – 66 57,5 66,5 10
67 – 75 66,5 75,5 6
76 – 84 75,5 84,5 7
85 – 93 84,5 93,5 1
Me = b + i . ½n-fb
f
= ½ (38) = 19
b = 57,5
i = 9
f = 10
fb = 8 +3 + 3 = 14
Me = 57,5 + 9 . 19 - 14
10
= 57,5 + 9 . 5
10
= 57,5 + 4,5 = 62
Lampiran 20
HASIL UJI NORMALITAS
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pola_Asuh_Ot
oriter
Pola_Asuh_De
mokratis
Pola_Asuh_Pe
rmissif
Pola_Asuh_Or
ang_Tua
Hasil_Belajar_
Siswa
N 38 38 38 38 38
Normal Parametersa,b
Mean 19.76 22.16 17.97 59.89 62.32
Std. Deviation 4.149 4.475 4.600 5.331 13.117
Most Extreme Differences Absolute .126 .120 .122 .110 .081
Positive .081 .106 .122 .110 .062
Negative -.126 -.120 -.097 -.109 -.081
Test Statistic .126 .120 .122 .110 .081
Asymp. Sig. (2-tailed) .132c .179
c .162
c .200
c,d .200
c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran 21
HASIL UJI LINIERITAS
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Hasil Belajar Siswa
* Pola Asuh Orang
Tua
Between
Groups
(Combined) 2908.844 16 181.803 1.104 .409
Linearity 769.836 1 769.836 4.676 .042
Deviation from
Linearity 2139.008 15 142.601 .866 .606
Within Groups 3457.367 21 164.637
Total 6366.211 37
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Hasil Belajar Siswa *
Tipe Pola Asuh
Otoriter
Between
Groups
(Combined) 3505.758 13 269.674 2.263 .040
Linearity 834.524 1 834.524 7.002 .014
Deviation from
Linearity 2671.234 12 222.603 1.868 .093
Within Groups 2860.452 24 119.186
Total 6366.211 37
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Hasil Belajar Siswa *
Pola Asuh
Demokratis
Between
Groups
(Combined) 3227.294 15 215.153 1.508 .186
Linearity 1083.600 1 1083.600 7.595 .012
Deviation from
Linearity 2143.694 14 153.121 1.073 .428
Within Groups 3138.917 22 142.678
Total 6366.211 37
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Hasil Belajar Siswa *
Pola Asuh Permissif
Between
Groups
(Combined) 3295.877 14 235.420 1.764 .110
Linearity 778.604 1 778.604 5.833 .024
Deviation from
Linearity 2517.273 13 193.636 1.451 .211
Within Groups 3070.333 23 133.493
Total 6366.211 37
Lampiran 22
HASIL KOEFISIEN KORELASI
POLA ASUH ORANG TUA DAN HASIL BELAJAR SISWA
1. Pola Asuh Orang Tua - Hasil Belajar Siswa
Correlations
Pola_Asuh_
Orang_Tua
Hasil_Belajar
_Siswa
Pola Asuh Orang
Tua
Pearson
Correlation 1 .348
*
Sig. (2-tailed) .032
N 38 38
Hasil Belajar Siswa Pearson
Correlation .348
* 1
Sig. (2-tailed) .032
N 38 38
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
2. Tipe Pola Asuh Otoriter - Hasil Belajar Siswa
Correlations
Pola_Asuh_O
toriter
Hasil_Belajar
_Siswa
Pola_Asuh_Otoriter
Pearson
Correlation
1 .362*
Sig. (2-tailed) .026
N 38 38
Hasil_Belajar_Siswa
Pearson
Correlation
.362* 1
Sig. (2-tailed) .026
N 38 38
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
3. Tipe Pola Asuh Demokratis - Hasil Belajar Siswa
Correlations
Demokratis
Hasil_Belajar
_Siswa
Demokratis Pearson Correlation 1 .413*
Sig. (2-tailed) .010
N 38 38
Hasil_Belajar Pearson Correlation .413* 1
Sig. (2-tailed) .010
N 38 38
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
4. Tipe Pola Asuh Permissif - Hasil Belajar Siswa
Correlations
Pola Asuh
Permissif
Hasil Belajar
Siwsa
Pola Asuh Permissif Pearson Correlation 1 -.350*
Sig. (2-tailed) .031
N 38 38
Hasil Belajar Siwsa Pearson Correlation -.350* 1
Sig. (2-tailed) .031
N 38 38
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 23
KOEFISIEN DETERMINASI
1. Pola Asuh Orang Tua
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .348a .121 .097 12.468
a. Predictors: (Constant), Pola Asuh Orang Tua
2. Pola Asuh Otoriter
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .362a .131 .107 12.396
a. Predictors: (Constant), Otoriter
3. Pola Asuh Demokratis
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .413a .170 .147 12.114
a. Predictors: (Constant), Demokratis
4. Pola Asuh Permissif
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .350a .122 .098 12.458
a. Predictors: (Constant), Permissif
Lampiran 24
TABEL r PRODUK MOMENT PADA SIG. 0,05
NILAI-NILAI r PRODUK MOMENT
Lampiran 25
Tabel F Uji Linieritas
KEMENTERIAN AGAMAtc. urN JAKARTA
]:X= F.ITKI$!!J 77. 7r, g 7, anda No 95 Ciputat t 5412 hldonesid
FORM (FR)
No. Dokurnen : FITK-FR-AKD-085Tgl. Terbit : 1 Marct 2010
No. Revisi: : 0lHal 1/t
SURAT BIMBINGAN SKRIPSINo :Un.01,8.1/KM.0l.3lLr{Ll20l7 lakafia,l4 Maret 2017
Lamp
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
Pembimbing Skipsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
LrIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
A s s a I amual aikum wr.w b.
Dengan ini diharapkan kesediaa.n saudara untuk menjadi pembimbing I/II (materi/teknis)
penulisan skripsi mahasiswa:
Dra. HJ .2tkti Nent llta.h,Pgi
Nama
MM
Jurusan/Prodi
Semester
Judul
Nike Aenun Naiibah
l l13018300025
PGMI
8 (Delapan)
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN02
Cempaka Putih Tangeraag Selatan
Judul tenebut telah diajukan oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 17 Januari 2017, abstraksi
/outline terlampfu. Saudara dapat melakukan perubahan paCa judul tersebut. Apabila perubahan
subtansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi Jurusan terle ih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan dan dapat dapat diperpaqiang
selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjang.
Atas perhatian dan kerjasama saudam. Kami ucapkan terima kasih.
l/'a s s al am ual q ikum wr.w b
I 006
Tembusan:
1. Dekan FITK2. Ma.hasiswa ybs
a-n Dekan
ds;s
W
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJt t. tt Juanda No 95Cipulal15412lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl. Terbit : 1 lvlaret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.01 /F 1 1KM.01.317&..12017Lamp. :-Hal : Permohonan lzin Penelitian
Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
Jakafta, 17 Aptil 2017
Kepada Yth.
Kepala Sekoiah SDN Cernpaka Putih 02diTempat
Assal am u' al ai ku m w r. w b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : Nike Aenun Najibah
NIM :1'1 13018300025
Jurusan :PGMI , \Semester : 8 (delapan)
Judul Skripsi : Hubungan Pola Asuh Orang Tuan Dengan Hasil Belajar Siswa
Kelas lV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan
adalah benar mahasisr,',,a/i Fakultas llrnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakada yangsedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terjma kasih.
Wassalam u' alaikum wr.wb.
1 006limi, MA
96505 1 5 199403
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJt t. tt Juanda No 95Cipulal15412lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl. Terbit : 1 lvlaret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.01 /F 1 1KM.01.317&..12017Lamp. :-Hal : Permohonan lzin Penelitian
Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembantu Dekan Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan
Jakafta, 17 Aptil 2017
Kepada Yth.
Kepala Sekoiah SDN Cernpaka Putih 02diTempat
Assal am u' al ai ku m w r. w b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama : Nike Aenun Najibah
NIM :1'1 13018300025
Jurusan :PGMI , \Semester : 8 (delapan)
Judul Skripsi : Hubungan Pola Asuh Orang Tuan Dengan Hasil Belajar Siswa
Kelas lV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang Selatan
adalah benar mahasisr,',,a/i Fakultas llrnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakada yangsedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terjma kasih.
Wassalam u' alaikum wr.wb.
1 006limi, MA
96505 1 5 199403
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATANDINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UPT PENDIDIKAN KECAMATAN CIPUTAT TIMURSEKOLAH DASAR NBGERI CEMPAKA PUTIH 02Alamat : Jl. Jambu No. '10 Rt, 007/05 Kel. Cempaka Putih - Ciputat Timur Telp. (021)74708884
e-mail : [email protected] web : http://cempakaputih2.wordpress.com
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN
Nomor : 023/ SDN.CPO2 / V 12017
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Dasar Negeri Cempaka Putih 02 Kecamatan
Ciputat Timur Kota Tangeralg Selatan, menerangkan bahwa:
Nama
Tempat Tanggal Lahir
NIM
Jurusan
Universitas
NIKE AENUN NA.IIBAH
Indramayu, 02 Mei 1994
1113018300025
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
UIN Syarif Hidayatulloh - Jakarta
Mahasiswi tersebut telah melaksanakan penelitian dalam rangka penulisan tugas akhir (skripsi)
dengan judul : "Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN
Cempaka Putih 02" di SDN Cempaka Putih 02 dari tanggal 27 April - 02 Mei 2017 .
Demikian surat keterangan ini kami buat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Cempaka Putih, 06 Mei 2017
Kgpala SDN Cempaka Putih 02(al--{.-,'' .
BIODATA PENULIS
Nama lengkap Nike Aenun Najibah biasa
dipanggil “Nike”. Lahir di Kota Indramayu, pada
tanggal 02 Mei 1994. Putri dari pasangan Bpk. U. Abd.
Syukur dan Ibu Eni Sukaeni. Penulis merupakan anak
ketiga dari enam bersaudara.
Alamat email penulis [email protected].
Pendidikan yang ditempuh oleh penulis diantaranya di MI Darul Falah
tahun 2001-2007, MTs Darul Uluum PUI Majalengka tahun 2007-2008, MTs
PERSIS 51 Pamanukan-Subang tahun 2008-2010, MA Putri PUI Majalengka
2010-2013, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013-2017 pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah.
Skripsi yang penulis buat berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua
Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 02 Tangerang
Selatan”. Skripsi ini dibuat melalui berbagai arahan dan bimbingan dari Ibu Dra.
Hj. Zikri Neni Iska, M.Psi.