hubungan perilaku merokok dan vaping terhadap...

95
HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP KEJADIAN GEJALA DEPRESI PADA PELAJAR SLTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh: Putri Amalia Nasution NIM : 11161030000069 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLLAH JAKARTA 1441 H/2019 M

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING

TERHADAP KEJADIAN GEJALA DEPRESI PADA

PELAJAR SLTA DI PROVINSI JAWA BARAT

TAHUN 2017

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Oleh:

Putri Amalia Nasution

NIM : 11161030000069

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLLAH

JAKARTA

1441 H/2019 M

Page 2: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan
Page 3: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan
Page 4: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan
Page 5: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin, dengan menyebut nama Allah Yang Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang, puji dan syukur kehadirat Allah SWT berkat

rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang

berjudul “Hubungan Perilaku Merokok dan Vaping Terhadap Kejadian

Gejala Depresi Pada Pelajar SLTA di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017”.

Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu

menjadi panutan umat manusia.

Penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, kritik, saran dan dukungan

dari berbagai pihak sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. dr. Hari Hendarto, Sp.PD-KEMD, Ph.D, FINASIM selaku Dekan Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, SpOT selaku Ketua Program Studi Kedokteran

yang telah membimbing penulis selama menjalanai pendidikan di program

studi kedokteran FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Risahmawati, Dr. Med.Sc., selaku Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu, memberikan arahan, dan saran yang sangat membangun dalam

pelaksanaan penelitian ini sehingga dapat terselesaikan.

4. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D, selaku pembimbing II dan Penanggung

Jawab Riset Fakultas Kedokteran angkatan 2016 yang telah meluangkan

waktu untuk membimbing, memberi masukan serta arahan dan memotivasi

penulis selama pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian.

5. dr. Mukhtar Ikhsan, Sp.P(K)., MARS dan dr. Isa Multazam Noor, SPKJ(K)

selaku penguji I dan penguji II sidang saya

6. Seluruh staf pengajar yang telah memberikan banyak ilmu kepada saya

selama pendidikan di Progam Studi Kedokteran dan Profesi Dokter FK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

7. Ayah dan mama yang tercinta, H. Mulia Nasution dan Hj. Samroh Nasution,

S.H. Serta abang kandung penulis, Sutan Rijal Hakim Nasution S.TI dan dr.

Page 6: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

vi

Fathur Rahman Nasution, yang selalu memberikan doa, motivasi, kasih

sayang, dan dukungan kepada penulis selama menempuh pendidikan

program studi kedokteran dan dalam menyelesaikan laporan penelitian.

8. Sepupu peneliti dr. Zulfahmi Siregar dan Resky Yuniarty Siregar, S.KM

serta kakek nenek saya H. M. Juddar Nasution dan Hj. Timasiah Nasution

yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama menempuh

pendidikan kedokteran dan dalam menyelesaikan laporan penelitian.

9. Ariana dan Griffin selaku teman kelompok dalam penelitian ini yang

berjuang, saling membantu, dan memberikan semangat selama proses

penyelesaian penelitian ini.

10. Sahabat-sahabat preklinik saya Salwa Luthfianissofa, Ainun Asri P,

Dheasita Permata, Ananda Chairia, Salsabila Alkhansa, Rendika Fajryah

Utami, dan Rara Syifa Idzdihariyah yang selalu ada dalam suka dan duka

sehingga kehidupan selama di preklinik dapat terlewati walaupun penuh

dengan keseriusan, canda, tawa, sedih, garing, pahit dan drama.

11. Dewanta Mahesi N, M. Hanzalah Huzaifi, dan M. Ridho Fauzan yang telah

membantu selama proses penelitian.

12. Semua pihak yang telah memberikan semangat selama menempuh

pendidikan preklinik dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan. Sehingga, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar laporan penelitian ini jauh lebih baik lagi. Demikian laporan

penelitian ini, semoga penelitian ini mendapat berkah dan ridho dari Allah SWT,

serta memberikan manfaat bagi semua orang.

Ciputat, 10 Desember 2019

Penulis

Page 7: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

vii

ABSTRAK

Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan Perilaku

Merokok dan Vaping Terhadap Kejadian Gejala Depresi Pada Pelajar SLTA

di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017.

Latar Belakang: Perilaku merokok dan vaping merupakan perilaku berisiko yang

berkaitan dengan masalah kesehatan pada remaja. Saat ini, jumlah pengguna rokok

dan vape di kalangan remaja mengalami peningkatan. Perilaku merokok dan vaping

dapat mengganggu kesehatan mental emosional dan berisiko mengalami depresi.

Tujuan: Mengetahui hubungan perilaku merokok dan vaping terhadap kejadian

gejala depresi pada pelajar SLTA di provinsi Jawa Barat. Metode: Penelitian ini

merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional melalui pengisian

kuesioner YRBS. Sampel dipilih dengan metode multistage randomization

sebanyak 689 sampel. Analisis data bivariabel menggunakan uji Continuity

Correction dan uji Fisher. Hasil: Terdapat hubungan signifikan (p = 0,003) antara

pengguna vape dengan kejadian gejala depresi berupa sedih atau putus asa selama

dua minggu berturut-turut dalam 12 bulan terakhir. Tidak tedapat hubungan

signifikan antara perilaku merokok dan dual use terhadap kejadian gejala depresi.

Simpulan: Perilaku vaping berhubungan secara bermakna terhadap kejadian gejala

depresi pada pelajar SLTA di provinsi Jawa barat.

Kata kunci: merokok, vaping, vape, gejala depresi, pelajar, YRBS

Page 8: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

viii

ABSTRACT

Putri Amalia Nasution. Medical Study Program. The Relationship Between Life

Behaviour and Vaping to The Incidence of Depression in High School Students

in West Java 2017. 2019.

Background: Smoking and vaping behavior are the risk issues related to health

problems in adolescents. Currently, cigarette and vape users among adolescents

has increased. Smoking and vaping behavior can interfere with emotional mental

health and cause risk of depression. Purpose: To determine the relationship

between smoking and vaping to the incidence of depression in High School Students

in West Java. Method: This study was an observational analytic study using a

cross-sectional design study through filling out the YRBS 2017. Samples were

selected by a multistage randomization method of 689 samples. Bivariable data

analysis using Continuity Correction and Fisher tests. Result: There is a significant

relationship (p = 0.003) between vape users and the occurrence of depressive

symptoms in the form of sadness or hopelessness for two consecutive weeks in the

last 12 months. There is no significant relationship between smoking and dual use

on the occurrence of depressive symptoms. Conclusion: Vaping behavior was

significantly related to the incidence of depression among high school students in

West Java province.

Keyword: cigarette, vaping, vape, depressive symptoms, student, YRBS.

Page 9: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ................................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

ABSTRACT ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xvii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3

1.3. Hipotesis ........................................................................................................... 3

1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3

1.4.1. Tujuan Umum ........................................................................................ 3

1.4.2. Tujuan Khusus ....................................................................................... 3

1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................................... 4

1.5.1. Bagi Peneliti ........................................................................................... 4

1.5.2. Bagi Siswa ............................................................................................. 4

1.5.3. Bagi Masyarakat .................................................................................... 4

1.5.4. Bagi Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6

2.1. Landasan teori ................................................................................................... 6

2.1.1. Rokok ...................................................................................................... 6

2.1.1.1. Definisi Rokok ........................................................................ 6

2.1.1.2. Epidemiologi Merokok ............................................................. 6

2.1.1.3. Jenis-jenis Rokok ..................................................................... 7

2.1.1.4. Kandungan Rokok .................................................................... 7

2.1.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok ............ 9

2.1.1.6. Efek Setelah Merokok .............................................................. 9

2.1.2. Vape/Rokok elektrik ............................................................................ 11

2.1.2.1. Definisi Vape/ Rokok Elektrik ............................................... 11

2.1.2.2. Epidemiologi .......................................................................... 12

2.1.2.3. Struktur Vape/ Rokok Elektrik ............................................... 12

2.1.2.4. Kandungan Rokok Elektrik .................................................... 13

2.1.3. Depresi .................................................................................................. 14

2.1.3.1. Definisi ................................................................................... 14

Page 10: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

x

2.1.3.2. Epidemiologi .......................................................................... 15

2.1.3.3. Etiologi Depresi...................................................................... 15

2.1.3.3.1. Faktor Organobiologik .......................................... 15

2.1.3.3.2. Faktor Genetik....................................................... 16

2.1.3.3.3. Faktor Psikososial ................................................. 17

2.1.3.3.4. Faktor Kepribadian ............................................... 17

2.1.3.3.5. Faktor Psikodinamik Pada Depresi ....................... 18

2.1.3.3.6. Formulasi Lain Dari Depresi................................. 18

2.1.3.4. Tanda dan gejala Depresi ....................................................... 18

2.1.3.4.1 Mood Terdepresi .................................................... 18

2.1.3.4.2. Pikiran Bunuh Diri ................................................ 19

2.1.3.4.3. Penurunan Energi dan Motivasi ............................ 19

2.1.3.4.4. Gangguan tidur, Nafsu makan, dan Perubahan

Berat badan ........................................................................... 19

2.1.3.4.5. Kecemasan dan Gangguan Fungsi Biologik Lain . 19

2.1.3.5. Efek Rokok dan Vape Terhadap Depresi ............................... 20

2.1.3.6. Kriteria Diagnosis Depresi ..................................................... 21

2.1.3.7. Alasan Bunuh Diri .................................................................. 22

2.1.4. Kuesioner Penelitian ............................................................................. 23

2.2. Kerangka Teori ............................................................................................... 25

2.3. Kerangka Konsep ............................................................................................ 26

2.4. Definisi Operasional........................................................................................ 27

BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................................ 30

3.1. Desain Penelitian ............................................................................................ 30

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................ 30

3.2.1. Tempat .................................................................................................. 30

3.2.2. Waktu .................................................................................................... 30

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 30

3.3.1. Pupulasi Target ..................................................................................... 30

3.3.2. Populasi Terjangkau .............................................................................. 31

3.3.3. Sampel ................................................................................................... 31

3.4. Kriteria Sampel ............................................................................................... 31

3.4.1. Kriteria Inklusi ...................................................................................... 31

3.4.2. Kriteria Eksklusi ................................................................................... 31

3.5. Besar Sampel ................................................................................................... 31

3.5.1. Besar Sampel Penelitian Analitik Kategorik Tidak Berpasangan ....... 32

3.6. Cara Pengambilan Sampel .............................................................................. 34

3.7. Cara Kerja Penelitian ...................................................................................... 34

3.8 Alur Penelitian ................................................................................................. 37

3.9 Manajemen Data .............................................................................................. 38

3.9.1. Pengumpulan Data ................................................................................ 38

3.9.2. Instrumen Penelitian ............................................................................. 38

3.9.3. Uji Validitas dan Reabilitas .................................................................. 38

3.9.4. Pengolahan dan Analisis Data............................................................... 38

3.9.5. Editing ................................................................................................... 38

3.9.6. Coding ................................................................................................... 39

3.9.7. Data Entry ............................................................................................. 39

Page 11: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

xi

3.9.8. Analisis Data ......................................................................................... 39

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 40

4.1. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian .......................................... 40

4.1.1. Uji Validitas .......................................................................................... 40

4.1.2. Uji Reliabilitas ...................................................................................... 42

4.2. Analisis Univariat............................................................................................ 42

4.2.1. Karakteristik Sampel ............................................................................. 43

4.2.2. Status Merokok ..................................................................................... 44

4.2.3. Frekuensi Vape ...................................................................................... 45

4.2.4. Frekuensi Dual Use ............................................................................... 46

4.2.4. Frekuensi Depresi ................................................................................. 47

4.3. Analisis Bivariat .............................................................................................. 48

4.3.1. Hubungan Variabel Merokok dengan Depresi ..................................... 48

4.3.1.1. Hubungan Perilaku Merokok dengan Sedih dan Putus Asa

Selama Dua Minggu Berturut-turut dalam 12 bulan terakhir sehingga

tidak ingin melakukan kegiatan apapun ................................................ 48

4.3.1.2. Hubungan Perilaku Merokok dengan Niat Bunuh Diri dalam 12

Bulan Terakhir ....................................................................................... 49

4.3.1.3. Hubungan Perilaku Merokok dengan Menyusun Rencana

Bunuh Diri dalam 12 Bulan Terakhir .................................................... 50

4.3.1.4. Hubungan Perilaku Merokok dengan Mencoba Bunuh Diri

dalam 12 Bulan Terakhir ....................................................................... 51

4.3.2. Hubungan Perilaku Vaping dengan Depresi ......................................... 52

4.3.2.1. Hubungan Perilaku Vaping dengan Sedih atau Putus Asa Selama

Dua Minggu Berturut-turut dalam 12 Bulan Terakhir........................... 52

4.3.2.2. Hubungan Perilaku Vaping dengan Niat Bunuh Diri dalam 12

Bulan Terakhir ....................................................................................... 53

4.3.2.3. Hubungan Perilaku Vaping dengan Menyusun Rencana Bunuh

Diri dalam 12 Bulan Terakhir ................................................................ 54

4.3.2.4. Hubungan Perilaku Vaping dengan Mencoba Bunuh Diri dalam

1 Bulan Terakhir .................................................................................... 54

4.3.3. Hubungan Dual Use dengan Gejala Depresi ........................................ 55

4.3.3.1. Hubungan Dual Use dengan Sedih atau Putus Asa Selama Dua

Minggu Berturut-turut dalam 12 Bulan Terakhir .................................. 55

4.3.3.2. Hubungan Dual Use dengan Niat Bunuh Diri dalam 12 Bulan

Terakhir ................................................................................................. 56

4.3.3.3. Hubungan Dual Use dengan Menyusun Rencana Bunuh Diri

dalam 12 Bulan Terakhir ....................................................................... 56

4.3.3.4. Hubungan Dual Use dengan Mencoba Bunuh Diri dalam 12

Bulan Terakhir ....................................................................................... 57

4.4. Pembahasan ..................................................................................................... 58

4.5. Kelebihan Penelitian ....................................................................................... 61

4.6 Keterbatasan penelitian .................................................................................... 62

Page 12: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

xii

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 63

5.1. Simpulan ........................................................................................................ 63

5.2. Saran ............................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 69

Page 13: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur Rokok Elektrik ................................................................................... 12

Page 14: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Efek-efek Setelah Merokok ............................................................................. 10

4.1 Hasil Validitas pada Item Kuesioner................................................................ 40

4.2 Interpretasi Nilai Cronbach’s Alpha ................................................................ 42

4.3 Hasil Uji Reliabilitas Item Kuesioner .............................................................. 42

4.4 Distribusi Sampel Menurut Usia, Jenis Kelamin, Jens Sekolah, Kelas,

Jurusan43

4.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Status Merokok ............................................. 45

4.6 Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Vaping .......................................... 46

4.7 Distribusi Sampel Berdasarkan Dual Use ........................................................ 46

4.8 Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Gejala Depresi .............................. 47

4.9 Hubungan Merokok dengan Sedih atau Putus Asa Selama Dua Minggu

Berturut-turut dalam 12 Bulan Terakhir ................................................................ 48

4.10 Hubungan Perilaku Merokok dengan Niat Buruh Diri dalam 12 Bulan Terakhir

................................................................................................................................ 49

4.11 Hubungan Perilaku Merokok dengan Menyusun Rencana Bunuh Diri Dalam

12 Bulan Terakhir .................................................................................................. 50

4.12 Hubungan Perilaku Merokok dengan Mencoba Bunuh Diri Dalam 12 Bulan

Terakhir .................................................................................................................. 51

4.13 Hubungan Perilaku Vaping dengan Sedih dan Putus Asa Selama Dua Minggu

Berturut-turut dalam 12 Bulan Terakhir ................................................................ 52

4.14 Hubungan Perilaku Vaping dengan Niat Bunuh Diri dalam 12 Bulan

Terakhir .................................................................................................................. 53

4.15 Hubungan Perilaku Vaping dengan Menyusun Rencana Bunuh Diri dalam 12

Bulan Terakhir ....................................................................................................... 54

4.16 Hubungan Perilaku Vaping dengan Mencoba Bunuh Diri dalam 12 Bulan

Terakhir .................................................................................................................. 54

4.17 Hubungan Dual User dengan Sedih dan Putus Asa Selama Dua Minggu

Berturut-turut dalam 12 Bulan Terakhir ................................................................ 55

4.18 Hubungan Dual User dengan Niat Bunuh Diri dalam 12 Bulan Terakhir ..... 56

Page 15: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

xv

4.19 Hubungan Dual User dengan Menyusun Rencana Bunuh Diri dalam 12 Bulan

Terakhir .................................................................................................................. 56

4.20 Hubungan Dual User dengan Mencoba Bunuh Diri dalam 12 Bulan

Terakhir .................................................................................................................. 57

Page 16: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner YRBS 2017 ...................................................................................... 69

2. Parental Informed Consent Passive Form ........................................................ 73

3. Surat Rekomendasi Penelitian ........................................................................... 75

4. Surat Rekomendasi Izin Penelitian .................................................................... 77

5. Riwayat Penulis ................................................................................................. 78

Page 17: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

xvii

DAFTAR SINGKATAN

GYTS : Global Youth Tobacco Survey

YRBS : Youth Risk Behavior Survey

SLTA : Sekolah Lanjut Tingkat Atas

Riskesda : Riset Kesehatan Dasar

TSNAs : Tobacco-specific nitrosamine

DEG : Diethylene glycol

SKM : Sigaret Kretek Mesin

SKT : Sigaret Kretek Tangan

CO : Karbon Monoksida

DAP : Diamonium Fosfat

FDA : Food and Drug Administration

WHO : World Health Organization

ENDS : Electronic Nicotine Delivery System

SRQ : Self Reporting Questionnaire

ENDS : Electronic Nicotine Delivery System

NYTS : National Youth Tobacco Survey

WHO-FCTC : Framework Convention on Tobacco Control

NRT : Nicotine Replacement Therapy

Page 18: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adolescent atau remaja merupakan periode kritis peralihan dari anak

menjadi dewasa yang melewati beberapa tahapan perkembangan hormonal, fisik,

psikologis maupun sosial yang berlangsung secara sekuensial. Perubahan

psikososial pada remaja dibagi dalam tiga tahap yaitu remaja awal (early

adolescent), pertengahan (middle adolescent), dan akhir (late adolescent).1

Beberapa masalah kesehatan yang terjadi pada remaja berkaitan dengan

perilaku berisiko yaitu: kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol,

penyalahgunaan obat-obat terlarang, depresi/stress, kesehatan mental, melakukan

hubungan seksual pranikah, gizi tidak seimbang, aktivitas fisik kurang, kekerasan,

cedera dan hygiene atau sanitasi yang buruk.2,3

Berdasarkan data Tobacco Atlas 2015, Indonesia menjadi negara keempat

dengan konsumsi rokok tertinggi di dunia setelah Cina, Rusia, dan Amerika

Serikat.4 Lebih buruknya lagi, menurut data Global Youth Tobacco Survey (GYTS)

Indonesia sebagai negara dengan angka perokok remaja tertinggi di dunia.5

Berdasarkan data yang diperoleh dari Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) tahun

2018, Proporsi penduduk umur ≥15 tahun yang merokok dan mengunyah tembakau

cenderung meningkat dari tahun 2007-2013 dan mengalami penurunan pada tahun

2018, dengan prevalensi konsumsi tembakau sebagai berikut: Riskesdas 2007

sebesar 34,2%, Riskesdas 2010 sebesar 34,3%, Riskesdas 2013 sebesar 36,3%, dan

Riskesdas 2018 menurun menjadi 33,8%.6

Selain itu, berdasarkan data yang diperoleh dari National Youth Tobacco

Survey (2018) menyatakan bahwa terjadi juga peningkatan pengguna rokok elektrik

pada siswa SMA Di Amerika Serikat dari 11,7% pada tahun 2017 menjadi 20,8%

pada tahun 2018. Tren serupa terjadi juga di Canada, vaping meningkat di antara

remaja berusia 15-19 pada tahun 2013-2015 dan tidak ada perubahan yang

signifikan pada 2017.7 Saat ini, jumlah pengguna rokok elektronik (vape) di

Page 19: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

2

Indonesia mengalami peningkatan. Berdasarkan Riskesdas (2013), ditemukan 2,1%

remaja penghisap vape selama 30 hari terakhir, dan hal ini terjadi pada 3% remaja

laki-laki dan 1,1% pada remaja perempuan.8

Data yang dimiliki oleh Riskesdas menyebut adanya peningkatan prevalensi

merokok dan vaping pada remaja dari tahun ke tahun.6,8 Kandungan zat dalam

rokok dan vape khususnya nikotin akan menstimulasi pelepasan acetyl‐ choline,

serotonin, hormon‐hormon pituitary, dopamin, epinephrine dan norepinephrine

yang dapat pengaruhi kondisi psikologi, sistem syaraf, serta aktivitas dan fungsi

otak, baik pada perokok aktif maupun pasif. Nikotin bersifat adiktif, ketika

seseorang telah mengalami ketergantungan pada nikotin, maka saat withdrawal

(putus zat) individu tersebut akan mengalami perasaan tidak nyaman seperti cemas,

merasa tertekan, sulit mengendalikan diri atau mudah marah, mudah putus asa, dan

depresi. Para pecandu rokok juga memiliki resiko lebih besar untuk mengalami

gangguan tidur, penurunan kemampuan mengingat tugas‐tugas sederhana, serta

mendorong munculnya perilaku kompulsif.9

Pada penelitian sebelumnya ditemukan korelasi yang signifikan antara

perokok dengan depresi dan perilaku bunuh diri pada remaja.9,10 Depresi adalah

gangguan suasana perasaan, perubahan nafsu makan dan pola tidur, penurunan

berat badan yang signifikan dan ketidakmampuan untuk mengalami kesenangan.11

Penelitian yang dilakukan oleh Peltzer, K dan Pengpid di Indonesia pada tahun

2018 menemukan bahwa 21,8% responden berusia 15 tahun ke atas melaporkan

gejala depresi sedang atau berat, dan perempuan memiliki tingkat gejala depresi

lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Tingkat depresi tertinggi ditemukan pada

rentang usia remaja atau dewasa muda, dan cenderunng menurun seiring

pertambahan usia.12

Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa perilaku merokok dan

vaping terus meningkat dari tahun ke tahun pada remaja. Selain itu, tingkat depresi

tertinggi ditemukan pada rentang usia remaja atau dewasa muda. Penelitian

bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku merokok dan vaping terhadap

kejadian gejala depresi pada pelajar SLTA. Pada studi ini, wilayah provinsi Jawa

Barat menjadi tempat penelitian, mengingat jumlah siswa SLTA terbanyak di

wilayah tersebut dibanding dengan provinsi lain di Indonesia.13

Page 20: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah :

1. Apakah terdapat hubungan perilaku merokok terhadap kejadian gejala

depresi pada pelajar SLTA provinsi Jawa Barat tahun 2017?

2. Apakah terdapat hubungan perilaku vaping terhadap kejadian gejala depresi

pada pelajar SLTA provinsi Jawa Barat tahun 2017?

3. Apakah terdapat hubungan perilaku merokok dan vaping (dual User)

terhadap kejadian gejala depresi pada pelajar SLTA provinsi Jawa Barat

tahun 2017?

1.3 Hipotesis

Perilaku merokok dan vaping memiliki hubungan terhadap kejadian gejala

depresi pada pelajar SLTA provinsi Jawa Barat tahun 2017.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan perilaku merokok dan vaping terhadap kejadian

depresi pada pelajar SLTA provinsi Jawa Barat tahun 2017.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui prevalensi perilaku merokok, vaping dan dual use pada

pelajar SLTA di provinsi Jawa Barat tahun 2017.

2. Mengetahui hubungan perilaku merokok terhadap kejadian gejala

depresi pada pelajar SLTA di provinsi Jawa Barat tahun 2017.

3. Mengetahui hubungan perilaku vaping terhadap kejadian gejala depresi

pada pelajar SLTA di provinsi Jawa Barat tahun 2017.

Page 21: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

4

4. Mengetahui hubungan perilaku merokok dan vaping (dual use) terhadap

kejadian gejala depresi pada pelajar SLTA di provinsi Jawa Barat tahun

2017.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat:

1.5.1 Bagi Peneliti

1. Memenuhi tugas akhir sebagai syarat memperoleh gelar sarjana kedokteran.

2. Memperoleh dan memanfaatkan ilmu yang telah didapat selama pendidikan

sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan dan menganalisa hasil

penelitian.

1.5.2 Bagi Siswa

Mengetahui informasi mengenai hubungan perilaku merokok dan vaping

terhadap kejadian depresi pada pelajar SLTA provinsi Jawa Barat tahun 2017.

1.5.3 Bagi masyarakat

1. Memberikan informasi prevalensi perilaku merokok dan vaping pada

pelajar SLTA di provinsi Jawa Barat tahun 2017

2. Memberikan informasi mengenai hubungan perilaku merokok dan vaping

terhadap kejadian depresi pada pelajar SLTA provinsi Jawa barat tahun

2017 kepada intansi pemerintahan, pendidikan, kesehatan serta media

informasi dan komunikasi serta pihak-pihak yang terlibat.

1.5.4 Bagi Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Menjadi referensi penelitian di Fakultas Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Page 22: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

5

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data untuk penelitian-penelitian

selanjutnya.

Page 23: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori

2.1.1 Rokok

2.1.1.1 Definisi Rokok

Menurut KBBI, rokok adalah gulungan tembakau (kira-kira sebesar

kelingking) yang dibungkus (daun nipah, kertas).14 Sedangkan, menurut Heryani

(2014), rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari

tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya

yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.15

2.1.1.2 Epidemiologi Merokok

Merokok merupakan bentuk utama penggunaan tembakau. Secara global,

terjadi peningkatan konsumsi rokok terutama di negara berkembang. Berdasarkan

data dari Tobacco Control Support Centre (2015), diperkirakan saat ini jumlah

perokok di seluruh dunia mencapai 1,3 milyar orang dan data dari Tobacco Atlas

2015, Indonesia menjadi negara keempat dengan konsumsi rokok tertinggi di dunia

setelah Cina, Rusia, dan Amerika Serikat. Lebih buruknya lagi, Global Youth

Tobacco Survey (GYTS) menyatakan Indonesia sebagai negara dengan angka

perokok remaja tertinggi di dunia. 4,5

Kemudian, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,

Proporsi penduduk umur ≥15 tahun yang merokok dan mengunyah tembakau

cenderung meningkat dari tahun 2007-2013 dan mengalami penurunan pada tahun

2018, dengan prevalensi konsumsi tembakau sebagai berikut: berdasarkan

Riskesdas 2007 sebesar 34,2%, Riskesdas 2010 sebesar 34,3%, Riskesdas 2013

sebesar 36,3%, dan Riskesdas 2018 menurun menjadi 33,8%.6

Page 24: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

7

2.1.1.3 Jenis-Jenis Rokok

Jenis-jenis rokok dibagi berdasarkan bahan pembungkus rokok, isi rokok,

penggunaan filter pada rokok, dan proses pembuatan rokok:16,17

1. Rokok berdasarkan bahan pembungkus yaitu:

a. Cerutu : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau

b. Sigaret : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas

c. Klobot : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung

d. Kawung : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren

2. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi:

a. Rokok kretek : Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau dan cengkeh dengan penambah rasa dan aroma tertentu

b. Rokok putih : Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun

tembakau saja tanpa campuran bahan yang lain

c. Rokok tingwe : Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau, cengkeh, klembek dan terkadang juga kemenyan dengan

penambah rasa dan aroma tertentu

3. Rokok berdasarkan penggunaan filter:

a. Rokok filter : Rokok yang di bagian pangkalnya terdapat gabus

b. Rokok non filter : Rokok yang di bagian pangkalnya tidak terdapat gabus

4. Rokok berdasarkan proses pembuatannya:

a. Sigaret Kretek Mesin (SKM) : Rokok yang proses pembuatannya

dilakukan dengan mesin yang hasil keluarannya berupa rokok batangan

b. Sigaret Kretek Tangan (SKT) : Rokok yang proses pembuatannya

dilakukan dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan

tangan atau alat bantu sederhana

2.1.1.4 Kandungan Rokok

Kandungan Pada sebatang rokok terdapat kandungan lebih dari 4000

senyawa kimia, dan 2000 di antaranya berdampak buruk bagi kesehatan tubuh,

seperti bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan yang digunakan dalam dalam

cat seperti aseton, hidrogen sianida, dan lainnya.16

Page 25: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

8

Terdapat 3 komponen utama pada rokok yaitu:16,17,18

1. Nikotin adalah zat yang bersifat adiktif atau menyebabkan kecanduan.

Nikotin pada rokok akan menimbulkan rangsangan psikologis dan memberi

efek ketagihan dan ketergantungan.

2. Tar adalah zat yang bersifat karsinogenik atau menimbulkan kanker.

Sumber tar dari tembakau, cegkeh, pembalut rokok, dan bahan organic

lainnya yang dibakar.

3. Karbon Monoksida (CO) adalah gas beracun yang memiliki afinitas atau

kemampuan berikatan dengan hemoglobin di sel darah merah lebih kuat

dibandingkan dengan oksigen. Pada perokok dapat meningkatkan kadar

karboksi-haemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%, padahal kadar normal

karboksi-haemoglobin hanya 1% pada bukan perokok. Adanya perubahan

struktur pada pembuluh darah akibat berbagai mekanisme yang diinduksi

oleh karbon monoksida dan radikal bebas yang terbentuk. Radikal bebas

yang terbentuk akan menyebabkan lipoperoksidasi dengan melepaskan

banyak mediator radang dan netrofil. Kerusakan pada striatum akibat

penurunan suplai oksigen menyebabkan deteriorasi intelektual, memory

impairment, dan perubahan emosi. Kondisi ini terjadi pada paparan jangka

panjang.

Amonia beserta senyawa pembentuknya seperti diamonium fosfat (DAP)

dan urea, merupakan salah satu bahan tambahan yang terdapat di dalam rokok.

Walaupun ditolak oleh sebagian besar perusahaan tembakau di Amerika Serikat,

badan pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat, FDA (Food and Drug

Administration) berargumen bahwa penggunaan ammonia bertujuan untuk

meningkatkan dan mengontrol masuknya alkaloid nikotin ke jalur pernapasan

perokok. Hal tersebut diperkuat oleh teori amonium-garam yang menyatakan

bahwa ketika dimasukkan ke dalam campuran tembakau, amonia bereaksi dengan

garam nikotin (indigenous nicotine salts) dan melepaskan nikotin bebas atau basal

(free nicotine) melalui proses peningkatan pH, sehingga mengakibatkan jumlah

nikotin yang masuk ke tubuh menjadi lebih besar.17,19

Page 26: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

9

2.1.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok

Berdasarkan hasil penelitian terhadap perilaku remaja berikut didapatkan

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku merokok remaja. Menurut

Alamsyah (2009), ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mempunyai

kebiasaan merokok. Secara umum dapat dibedakan menjadi 3 bagian:20

a. Faktor farmakologis, salah satu zat yang terdapat dalam rokok adalah

nikotin yang dapat mempengaruhi perasaan atau kebiasaan.

b. Faktor sosial, yaitu jumlah teman yang merokok. Faktor psikososial dari

merokok akan lebih diterima dalam lingkungan teman dan merasa lebih

nyaman.

c. Faktor psikologis, yaitu merokok dianggap meningkatkan konsentrasi,

menyenangkan atau hanya sekedar untuk menikmati asap rokok.

Selain itu, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku merokok

adalah pengetahuan tentang rokok, pengaruh iklan dan sarana yang mendukung

perilaku merokok.20

2.1.1.6 Efek Setelah Merokok

Saat pertama kali mengkonsumsi rokok, gejala-gejala yang mungkin terjadi

adalah batuk-batuk, lidah terasa getir, dan perut mual. Namun demikian, sebagian

dari para pemula tersebut mengabaikan perasaan tersebut, biasanya berlanjut

menjadi kebiasaan, dan akhirnya menjadi ketergantungan. Ketergantungan ini

dipersepsikan sebagai kenikmatan yang memberikan kepuasan psikologis. Perilaku

merokok pada remaja, kepuasan psikologis memberikan sumbangan yang sangat

tinggi yaitu 40,9%. Gejala ini dapat dijelaskan dari konsep tobacco dependency

(ketergantungan rokok). Artinya, perilaku merokok merupakan perilaku yang

menyenangkan dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat obsesif. Hal ini

disebabkan sifat nikotin adalah adiktif, jika dihentikan secara tiba-tiba akan

menimbulkan stres. Secara manusiawi, orang cenderung untuk menghindari

ketidakseimbangan dan lebih senang mempertahankan apa yang selama ini

dirasakan sebagai kenikmatan sehingga dapat difahami jika para perokok sulit

Page 27: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

10

untuk berhenti merokok. Dikatakan Klinke & Meeker (dalam Aritonang, 1997)

bahwa motif para perokok adalah relaksasi. Dengan merokok dapat mengurangi

ketegangan, memudahkan berkonsentrasi, pengalaman yang menyenangkan, dan

relaksasi.21

Hal ini memberikan gambaran bahwa perilaku merokok bagi subjek

dianggap memberikan kenikmatan dan menyenangkan. Rokok diyakini dapat

mendatangkan efek-efek yang menyenangkan. Berikut tabel perasaan subjek

setelah merokok.21

Tabel 2.1 Efek-efek Setelah Merokok

Efek-efek %

Nikmat

Puas

Tenang

Biasa saja

Santai

Hangat

Percaya diri

Gaya hidup

Perasaan hilang masalah

Mengantuk

Pusing

Pahit

38,298

15,957

12,766

11,703

5,319

3,192

2,128

1,064

1,064

1,064

5,257

2,218

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa merokok bagi remaja mempunyai kaitan

yang erat dengan aspek psikologis terutama efek yang positif yaitu sejumlah

91,491% sedangkan efek negatif hanya sebesar 8,539% (pusing, ngantuk, dan

pahit). Hasil ini menunjukkan bahwa subjek merasakan kepuasan setelah merokok.

Kepuasan ini berkaitan dengan aspek-aspek emosi. Yang paling menonjol

dirasakan subjek adalah kenikmatan (38,298%), kepuasan (15,957%), dan

merasakan ketenangan (12,766%). Kepuasan psikologis ini kemungkinan

Page 28: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

11

berhubungan erat dengan frekuensi merokok subjek. Rata-rata subjek merokok 7

batang per hari.21

Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa orang yang merokok lebih awal

dapat memicu kejadian depresi dan anxietas sekitar 5 tahun lebih cepat daripada

perokok late onset. Hal ini dapat disebabkan kecanduan nikotin terjadi secara cepat

sehingga kerusakan yang ditimbulkan pun lebih cepat. Belum ada penelitian yang

secara tegas menyebutkan berapa jumlah rokok yang dikonsumsi per hari yang

dapat memicu depresi. Akan tetapi berdasarkan penelitian, dinyatakan bahwa

konsumsi jumlah rokok lebih dari 20 batang per hari berdampak cepat dan berat

terhadap gangguan kesehatan.22,23

2.1.2 Vape / Rokok Elektrik

2.1.2.1 Definisi Vape / Rokok Elektrik

World Health Organization (WHO) mengistilahkan rokok elektrik sebagai

Electronik Nicotine Delivery System (ENDS) karena menghasilkan nikotin kedalam

bentuk uap yang dihirup oleh penggunanya. WHO membentuk WHO Framework

Convention on Tobacco Control (WHO-FCTC) yang merupakan solusi untuk

masalah epidemi tembakau yang telah mendunia dengan berbagai metode, salah

satunya adalah menggunakan NRT atau Nicotine Replacement Therapy (terapi

pengganti rokok).35

Nicotine Replacement Therapy atau NRT adalah metode yang

menggunakan media untuk memberikan nikotin tanpa pembakaran tembakau dan

sering dipakai sebagai alat bantu dalam program berhenti merokok dengan cara

menurunkan kadar nikotin secara bertahap untuk mencegah withdrawal effect

nikotin. Terdapat beberapa macam NRT, salah satunya adalah rokok elektrik atau

vape. Rokok elektrik merupakan salah satu NRT yang menggunakan listrik dari

tenaga baterai untuk memperoleh nikotin dalam bentuk uap yang disebut dengan

electronic nicotine delivery system (ENDS).25

Page 29: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

12

2.1.2.2 Epidemiologi

National Youth Tobacco Survey (2018) menyatakan bahwa terjadi

peningkatan pengguna rokok elektrik pada siswa SMA Di Amerika Serikat dari

11,7% pada tahun 2017 menjadi 20,8% pada tahun 2018.7 Di Polandia, pengguan

vape di kalangan remaja meningkat secara signifikan dari 5,5% pada tahun 2010-

2011 menjadi 29,9% pada tahun 2013-2014.10 Hal serupa juga terjadi di Canada,

vaping meningkat di antara remaja berusia 15-19 pada tahun 2013-2015 dan tidak

ada perubahan yang signifikan pada 2017.7 Saat ini, jumlah pengguna rokok

elektronik (vape) di Indonesia mengalami peningkatan. Berdasarkan Riskesdas

(2013), ditemukan 2,1% remaja penghisap vape selama 30 hari terakhir, dan hal ini

terjadi pada 3% remaja laki-laki dan 1,1% pada remaja perempuan.8

2.1.2.3 Struktur Vape / Rokok Elektrik

Gambar 2.1 Sruktur Rokok Elektrik

Rokok elektrik diciptakan oleh salah satu perusahaan di Cina pada tahun

2003. Rokok elektrik dengan cepat menyebar diseluruh dunia dengan berbagai

nama dagang seperti NJOY, green smoke, smoking everywhere dan lain-lain. Pada

umumnya rokok elektrik terdiri dari 3 bagian yaitu : battery ( bagian yang berisi

baterai), atomizer (bagian yang memanaskan dan menguapkan larutan nikotik) dan

catridge (berisi larutan nikotin).36

Page 30: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

13

2.1.2.4 Kandungan Vape/ Rokok Elektrik

Kandungan di dalam rokok elektrik berbeda-beda, namun pada umumnya

berisi larutan yang terdiri dari 4 jenis campuran utama yaitu: nikotin, propilen

glikol, gliserin, serta tambahan air dan flavoring (perisa). Kandungan kadar nikotin

dalam liquid rokok elektrik bervariasi, yaitu dari kadar rendah hingga kadar tinggi.

Namun, seringkali kadar nikotin yang tertera di label tidak sesuai dan terdapat

berbedaan yang signifikan dari kadar yang sebenarnya. Propilen glikol merupakan

suatu zat dalam kepulan asap buatan yang biasanya dibuat dengan “fog machine”

di acara panggung teatrikal, atau juga sebagai antifrezee, pelarut obat dan pengawet

makanan.24

Beberapa senyawa yang berbahaya lainnya yang ditemukan antara lain:24

a. Tobacco-specific nitrosamine (TSNAs) bersifat toksik

b. Diethylene glycol (DEG) dikenal sebagai karsinogen

c. Logam : partikel timah, perak, nikel, aluminium, dan kromium di dalam uap

rokok elektrik dengan ukuran yang sangat kecil (nano-partikel) shingga

dapat dengan mudah masuk ke dalam saluran napas di paru-paru

d. Karbonil : kasinogen potensial antara lain formaldehida, asetaldehida dan

akrolein. Juga senyawa organik volatil (VOCs) seperti toluena dan pm-

xylene.

e. Zat lainnya : kumarin, tadalafil, rimonabant, serat silika.

Menurut American Heart Association dan CDC (Centers for Disease Control

and Prevention), vape atau rokok elektrik mengandung nikotin yang terkadang

dalam beberapa kondisi lebih berbahaya daripada paparan nikotin pada rokok

tradisional terutama bagi perkembangan otak remaja. 26 Nikotin yang dihisap oleh

tubuh akan berikatan dengan reseptor asetilkolin-nikotinik yang kemudian

mengaktifasi reward system pathways dan jalur adrenergik. Pada reward system

pathways, perokok akan merasa nikmat dan memicu sistem dopaminergik sehingga

perokok akan merasa lebih tenang dan mood terkontrol. Efek nikotin berlangsung

sebentar saja, oleh karena itu perokok harus terus merokok untuk mempertahankan

efek sensasi dari nikotin dan untuk menghindari gejala putus zat. Sementara pada

Page 31: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

14

jalur adrenergik, nikotin akan mengaktifkan sistem adrenergik pada bagian otak

lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin. Meningkatnya serotonin

menimbulkan rasa senang, nafsu makan dan tidur terkontrol. Secara fisiologis tubuh

akan memproduksi serotonin secara autoregulasi. Namun, pada pengguna tetap

nikotin menyebabkan disregulasi serotonin, dimana tubuh kesulitan memproduksi

serotonin jika kadar nikotin dalam tubuh tidak mencukupi. Hal ini menyebabkan

tubuh akan tergantung pada nikotin untuk memproduksi serotonin.40

2.1.3 Depresi

2.1.3.1 Definisi

Menurut WHO, depresi merupakan gangguan mental yang ditandai dengan

munculnya gejala penurunan mood, kehilangan minat terhadap sesuatu, perasaan

bersalah, gangguan tidur atau nafsu makan, kehilangan energi, dan penurunan

konsentrasi.27 Dalam buku Synopsis of Psychiatri gangguan depresi termasuk ke

dalam gangguan mood. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai gangguan

depresi kita perlu memahami apa yang dimaksud dengan mood terlebih dahulu.

Mood dapat didefinisikan sebagai emosi yang meresap dan berkelanjutan

atau nada perasaan yang memengaruhi perilaku seseorang dan memberikan warna

terhadap persepsinya mengenai di dunia. Menurut definisi yang diapaparkan dalam

Buku Ajar Psikiatri, mood merupakan subjektivitas peresapan emosi yang dialami

dan dapat diutarakan oleh pasien dan terpantau oleh orang lain, sebagai contoh

adalah depresi, elasi, dan marah.28

Pasien dalam keadaan mood terdepresi memperlihatkan kehilangan energi

dan minat, merasa bersalah, sulit berkonsentrasi, mengalami hilangnya nafsu

makan, berpikir mati atau bunuh diri. Tanda dan gejala lain termasuk perubahan

aktivitas, kemampuan kognitif, bicara dan fungsi vegetatif (termasuk tidur, aktivitas

seksual dan ritme biologik yang lain). Gangguan ini hampir selalu menghasilkan

hendaya interpersonal, sosial, dan fungsi pekerjaan.28

Page 32: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

15

2.1.3.2 Epidemiologi

Epidemiologi Data WHO pada tahun 2016 melaporkan sekitar 35 juta orang

mengalami depresi. Pada perempuan risiko terkena depresi 2 kali lipat lebih besar

dibanding laki-laki yang diduga adanya perbedaan hormon, hubungan melahirkan,

perbedaan stressor psikososial antara laki-laki dan perempuan. Pada anak sekolah

didapatkan prevalensi depresi sekitar 2% dan usia remaja 5%. Paling sering terjadi

pada orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat atau pada mereka

yang bercerai atau berpisah.29

Angka kejadian masalah kesehatan jiwa di Indonesia masih terbilang tinggi.

Pada data Riskesdas tahun 2018, prevalensi depresi pada penduduk usia 15 tahun

keatas berdasarkan wawancara dengan Mini International Neuropsychiatric

Interview (MINI) terdapat 6,1% yang mengalami depresi secara nasional. Provinsi

dengan prevalensi depresi tertinggi adalah Sulawesi Tengah, Gorontalo, Nusa

Tenggara Timur, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Barat. Prevalensi depresi di

Jawa Barat melampaui prevalensi nasional.6

2.1.3.3 Etiologi Depresi

Ada beberapa penyebab depresi yang sudah diketahui antara lain: 28

2.1.3.3.1 Faktor Organobiologik

Dilaporkan terdapat kelainan atau disregulasi pada metabolit amin biogenik,

seperti asam 5-hydroxyindoleacetic (5-HIAA), asam homovalinic (HVA), dan 3-

methoxy-4-hydroxyphenyl-glycol (MHPG) di dalam darah, urin, dan cairan

serebrospinal (CSF) pasien dengan gangguan mood. Terdapat neurotransmitters

yang paling berperan dalam terjadinya gangguan mood.

1) Amino Biogenik

Norepinephrine dan serotonin adalah dua neurotransmitters yang paling

terlibat patofisiologi gangguan mood.

Page 33: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

16

2) Norepinefrin

Penurunan regulasi reseptor beta adrenergik dan respons klinis antidepresi

mungkin merupakan peran langsung sistem noradrenergik pada depresi.

Bukti lain yang juga melibatkan reseptor b2-presinaptik pada depresi, yaitu

aktifnya reseptor yang mengakibatkan pengurangan jumlah pelepasan

norepinefrin. Reseptor b2-presinaptik juga terletak pada neuron serotonergik

dan mengatur jumlah pelepasan serotonin.

3) Serotonin

Aktivitas serotonin bekurang pada depresi. Serotonin bertanggung jawab

untuk kontrol regulasi afek, agresi, tidur dan nafsu makan. Pada beberapa

penelitian ditemukan jumlah serotonin yang berkurang di celah sinap

dikatakan bertanggung jawab untuk terjadinya depresi.

4) Dopamin

Aktivitas dopanin mungkin berkurang pada depresi. Penemuan subtipe baru

reseptor dopamin dan meningkatnya pengertian fungsi regulasi presinaptik

dan pascasinaptik dopamin memperkaya hubungan antara dopamin dan

gangguan mood. Dua teori terbaru tentang dopamin dan depresi adalah jalur

dopamin mesolimbik mungkin mengalami disfungsi pada depresi dan

reseptor dopamin D1 mungkin hipoaktif pada depresi.

2.1.3.3.2 Faktor Genetik

Genetik merupakan faktor penting dalam perkembangan gangguan mood,

tetapi jalur penurunan sangat kompleks. Sulit untuk mengabaikan efek psikososial,

dan juga, faktor nongenetik kemungkinan berperan sebagai penyebab

berkembangnya gangguan mood, setidaknya pada beberapa orang. Hasil studi

dalam keluarga didapatkan bahwa keluarga yang memiliki riwayat depresi pada

anggota keluarga generasi pertama, 210 kali lebih sering mengalami depresi berat.

Page 34: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

17

2.1.3.3.3 Faktor Psikososial

Peristiwa kehidupan yang membuat seseorang merasa tertekan (stres) dapat

mencetuskan terjadinya depresi. Episode pertama ini lebih ringan dibandingkan

episode berikutnya. Ada teori yang mengemukakan adanya stres sebelum episode

pertama menyebabkan perubahan biologi otak yang bertahan lama. Hal ini

menyebabkan perubahan berbagai neurotransmiter dan sistem sinyal intraneuron,

termasuk hilangnya beberapa neuron dan penurunan kontak sinaps. Dampaknya,

seorang individu berisiko tinggi mengalami episode berulang gangguan mood,

sekalipun tanpa stressor dari luar.

Data paling mendukung sehubungan dengan peristiwa kehidupan atau

stressor lingkungan yang sering berkaitan dengan depresi adalah kehilangan orang

tua sebelum berusia 11 tahun dan kehilangan pasangan. Faktor risiko lain adalah

kehilangan pekerjaan; orang yang keluar dari pekerjaannya berisiko 3 kali lebih

besar untuk timbulnya gejala dibandingkan yang bekerja. Kehilangan objek cinta

pada masa perkembangan walaupun tidak secara langsung dapat mencetuskan

gangguan depresi, namun berhubungan terhadap ekspresi penyakit, misalnya

awitan timbulnya gangguan, episode yang lebih parah, adanya gangguan

kepribadian dan keinginan untuk bunuh diri.

2.1.3.3.4 Faktor Kepribadian

Semua orang, apapun pola kepribadiannnya, dapat mengalami depresi

sesuai dengan situasinya. Orang dengan kepribadian obsesi kompulsi, histrionik

dan ambang, berisiko tinggi untuk mengalami depresi dibandingkan dengan

gangguan kepribadian paranoid atau antisosial. Pasien dengan gangunan disritmik

dan siklotimik berisiko mengalami gangguan depresi berat. Peristiwa stres

merupakan prediktor terkuat untuk kejadian episode depresi. Riset menunjukkan

bahwa pasien yang mengalami stresor akibat tidak adanya kepercayaan diri sering

mengalami depresi.

Page 35: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

18

2.1.3.3.5 Faktor Psikodinamik Pada Depresi

Pemahaman psikodinamik yang dikemukakan oleh Sigmund Freud dan

dilanjutkan oleh Karl Abraham dikenal sebagai pandangan klasik depresi. Teori

tersebut mencakup empat hal utama:

1) Gangguan hubungan ibu-anak selama fase oral (10-18 bulan) menjadi faktor

predisposisi untuk rentan terhadap episode depresi berulang;

2) Depresi dapat dihubungkan dengan cinta yang nyata maupun fantasi

kehilangan objek;

3) Introjeksi merupakan terbangkitnya mekanisme pertahanan untuk

mengatasi penderitaan akibat kehilangan objek cinta;

4) Kehilangan objek cinta, diperlihatkan dalam bentuk campuran antara benci

dan cinta, serta perasaan marah yang diarahkan kepada diri sendiri.

2.1.3.3.6 Formulasi lain dari depresi

Depresi merupakan hasil penyimpangan kognitif spesifik yang membuat

seseorang mempunyai kecenderungan menjadi depresi. Postula Aaron Beck

menyatakan trias kognitif dari depresi mencakup:

1) Pandangan terhadap diri sendiri berupa persepsi negatif terhadap dirinya;

2) Tentang lingkungan yakni kecenderungan menganggap dunia bermusuhan

terhadapnya;

3) Tentang masa depan yakni bayangan penderitaan dari kegagalan.

2.1.3.4 Tanda dan Gejala Depresi

2.1.3.4.1 Mood Terdepresi

Mood terdepresi, kehilangan minat dan berkurangnya energi adalah gejala

utama dari depresi. Pasien mungkin mengatakan perasaannya sedih, tidak

mempunyai harapan, dicampakkan, atau tidak berharga. Emosi pada mood depresi

kualitasnya berbeda dengan emosi duka cita atau kesedihan yang normal.28

Page 36: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

19

2.1.3.4.2 Pikiran Bunuh Diri

Pikiran untuk melakukan bunuh diri dapat timbul pada sekitar dua per tiga

pasien depresi dan 10-15% diantaranya melakukan bunuh diri. Mereka yang

dirawat di rumah sakit dengan percobaan bunuh diri mempunyai umur hidup lebih

panjang dibanding yang tidak dirawat. Beberapa pasien depresi terkadang tidak

menyadari ia mengalami depresi dan tidak mengeluh tentang gangguan mood

meskipun mereka menarik diri dari keluarga, teman, dan aktivitas yang sebelumnya

menarik bagi dirinya.28

2.1.3.4.3 Penurunan Energi dan Motivasi

Hampir semua pasien depresi (97%) mengeluh tentang penurunan energi.

Mereka mengalami kesulitan menyelesaikan tugas, mengalami hendaya di sekolah

dan pekerjaan, dan menurunnya motivasi untuk terlibat dalam kegiatan baru.28

2.1.3.4.4 Gangguan Tidur, Nafsu Makan, dan Perubahan Berat Badan

Sekitar 80% pasien mengeluh masalah tidur, khususnya terjaga dini hari

(terminal insomnia) dan sering terbangun di malam hari karena memikirkan

masalah yang dihadapi. Kebanyakan pasien menunjukkan peningkatan atau

penurunan nafsu makan, demikian pula dengan bertambah dan menurunnya berat

badan, serta mengalami tidur lebih lama dari yang biasanya.28

2.1.3.4.5 Kecemasan dan Gangguan Fungsi Biologik Lain

Kecemasan adalah gejala tersering dari depresi dan menyerang 90% pasien

depresi. Berbagai perubahan asupan makanan dan istirahat dapat menyebabkan

timbulnya penyakit lain secara bersamaan, seperti diabetes, hipertensi, penyakit

paru obstuksi kronik, dan penyakit jantung. Gejala lain termasuk haid yang tidak

normal dan menurunnya minat serta aktivitas seksual.

Page 37: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

20

2.1.3.5 Efek Rokok dan Vape Terhadap Depresi

Rokok dan vape mengandung bahan-bahan kimia yang bersifat

karsinogenik dan berbahaya bagi kesehatan tubuh. Pada rokok terdapat 3 komposisi

utama, yaitu: nikotin, karbon monooksida, dan tar. Sedangakan, pada vape berisi

larutan yang terdiri dari 4 jenis campuran yaitu: nikotin, propilen glikol, gliserin,

air dan flavoring (perisa).17,24

Nikotin adalah kandungan zat yang paling banyak ditemukan dalam rokok

dan vape. Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi

bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, bersifat adiktif, dan dapat

mempengaruhi kondisi psikologi, sistem syaraf, serta aktivitas dan fungsi otak, baik

pada perokok aktif maupun pasif. Nikotin menstimulasi pelepasan acetylcholine,

hormon‐hormon pituitary, epinephrine, dan norepinephrine. Selain itu nikotin juga

menstimulasi pelepasan dopamin dan serotonin yang berfungsi mengontrol mood

atau suasa hati, daya ingat, nafsu makan dan tidur. Dalam jangka panjang, nikotin

akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok

dan vapor akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk

mencapai tingkat kepuasan dan ketagihannya. Ketika seseorang telah mengalami

ketergantungan pada nikotin, maka saat withdrawal (putus zat) individu tersebut

akan mengalami perasaan tidak nyaman seperti cemas, merasa tertekan, sulit

mengendalikan diri atau mudah marah, mudah putus asa, dan depresi. Para pecandu

rokok juga memiliki resiko lebih besar untuk mengalami gangguan tidur, penurunan

kemampuan mengingat tugas-tugas sederhana, serta mendorong munculnya

perilaku kompulsif. Pada beberapa kasus ditemukan korelasi yang signifikan antara

perokok dengan gangguan emosi bipolar dan kecenderungan bunuh diri.9,16

Pada rokok terdapat Karbon Monoksida (CO) yang merupakan gas beracun

yang memiliki afinitas atau kemampuan berikatan dengan hemoglobin di sel darah

merah lebih kuat dibandingkan dengan oksigen. Pada perokok dapat meningkatkan

kadar karboksi-haemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%, padahal kadar normal

karboksi-haemoglobin hanya 1% pada bukan perokok. Adanya perubahan struktur

pada pembuluh darah akibat berbagai mekanisme yang diinduksi oleh karbon

monoksida dan radikal bebas yang terbentuk. Radikal bebas yang terbentuk akan

Page 38: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

21

menyebabkan lipoperoksidasi dengan melepaskan banyak mediator radang dan

netrofil. Kerusakan pada striatum akibat penurunan suplai oksigen menyebabkan

deteriorasi intelektual, memory impairment, dan perubahan emosi. Kondisi ini

terjadi pada paparan jangka panjang.18

2.1.3.6 Kriteria Diagnosis Depresi

Diadaptasi dari Diagnostic and Statitical Manual of Mental Disorder, 4th

edition, kriteria diagnosis gangguan depresi berat adalah:28

A. Pasien mengalami mood terdepresi (sebagai contoh, sedih atau perasaan

kosong) atau kehilangan minat atau kesenangan sepanjang waktu selama 2

minggu atau lebih ditambah 4 atau lebih gejala berikut ini :

1. Gangguan tidur, seperti insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.

2. Menurunnya minat atau kesenangan hampir pada semua kegiatan hampir

sepanjang waktu.

3. Perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak sesuai atau rasa tidak

berharga hampir sepanjang waktu.

4. Kehilangan energi atau letih hampir sepanjang waktu.

5. Menurunnya kemampuan untuk berpikir atau konsentrasi serta sulit

membuat keputusan hampir sepanjang waktu.

6. Selera makan yang menurun atau meningkat.

7. Dalam pengamatan ditemukan agitasi/retardasi.

8. Timbul pikiran berulang tentang mati/ingin bunuh diri.

B. Gejalanya tidak memenuhi untuk kriteria episode campuran (episode

depresi berat dan episode manik).

C. Gejalanya menimbulkan penderitaan atau hendaya sosial, pekerjaan atau

fungsi penting lainnya yang bermakna secara klinik.

D. Gejalanya bukanlah merupakan efek fisiologi langsung dari zat (sebagai

contoh: penyalahgunaan obat, atau medikasi) atau suatu kondisi medik

umum (sebagai contoh: hipotiroidisme).

E. Gejalanya tidak lebih baik dibandingkan dengan dukacita, misalnya, setelah

kehilangan seseorang yang dicintai, gejala menetap lebih dari 2 bulan atau

Page 39: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

22

ditandai hendaya fungsi yang jelas, preokupasi rasa ketidak bahagiaan yang

abnormal, gagasan bunuh diri, gejala psikotik atau retardasi psikomotor.

2.1.3.7 Alasan Bunuh Diri

Menurut Alex Lickerman, terdapat 6 alasan orang mencoba bunuh diri,

yaitua:30

1) Depresi

Depresi adalah alasan paling umum terjadinya aksi bunuh diri. Saat depresi,

seseorang akan merasa menderita sehingga bunuh diri dianggap jalan keluar

dari situasi tersebut. Keadaan depresi bisa menyesatkan pikiran dan

munculnya ide seperti ‘semua orang akan lebih baik tanpa saya’.

2) Psikosis

Penderita psikosis atau gangguan jiwa mengalami delusi. Penderita psikosis

sering mendengar suara-suara tidak nyata yang memerintahkan untuk

melakukan sesuatu, termasuk menyuruh untuk bunuh diri.

3) Dorongan Impulsif

Tindakan percobaan bunuh dapat terjadi karena dorongan impulsif akibat

pengaruh obat-obatan atau alkohol. Saat sadar, orang dengan dorongan

impulsif akan merasa malu atas tindakannya. Namun, kejadian ini dapat

terulang kembali dengan tidak terduga.

4) Mencari pertolongan tapi tidak tahu caranya

Sebagian orang melakukan aksi percobaan bunuh diri karna tidak tahu

bagaimana caranya mendapatkan pertolongan. Lickerman menyebutkan

orang-orang seperti ini tidak memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup

melainkan hanya untuk mengingatkan orang-orang sekitar bahwa ada

sesuatu yang salah pada dirinya.

5) Ada hasrat untuk mati

Pada sebagian orang, keputusan untuk mengakhiri hidupnya menjadi masuk

akal. Orang-orang seperti ini tidak mengalami gangguan mental melainkan

terdorong oleh penyakit kronis yang dideritanya karena beranggapan tidak

ada harapan sembuh.

Page 40: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

23

6) Melakukan kesalahan

Pada sebagian orang, rasa bersalah yang dapat mendorong seseorang untuk

melakukan tindakan percobaan bunuh diri.

2.1.4 Kuesioner Penelitian

Kuesioner Youth Risk Behavior Survey (YRBS)

Kuesioner YRBS merupakan alat ukur yang berisi pertanyaan-pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memantau enam kategori perilaku berisiko terhadap

kesehatan yang berkontribusi pada penyebab utama kematian dan kecacatan di

kalangan remaja dan dewasa.

Kuesioner YRBS berisi 6 kategori pertanyaan mengenai, yaitu:31

1. Kekerasan dan cedera yang tidak disengaja

2. Perilaku seksual terkait dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan

penyakit menular seksual, termasuk infeksi HIV

3. Alkohol dan penggunaan obat-obat terlarang

4. Penggunaan tembakau

5. Perilaku diet yang tidak sehat

6. Aktivitas fisik yang tidak memadai

Kuesioner berisi 116 butir pertanyaan, diantaranya terdapat pertanyaan

mengenai perilaku merokok, elektronik vapor dan gejala depresi yang dirincikan

sebagai berikut: 31

a. Perilaku Merokok

(42) Pernah mencoba merokok walaupun satu atau dua batang

(43) Usia ketika pertama kali merokok satu atau dua kali hisap

(47) Jumlah rokok yang dihisap per hari selama 30 hari terakhir

(51) Mencoba untuk berhenti merokok selama 12 bulan

b. Elektronik Vapor (Vape)

(53) Menggunakan vape selama 30 hari terakhir.

c. Depresi

(37) Merasa sedih atau putus asa selama dua minggu atau lebih berturut-

turut sehingga Anda tidak ingin melakukan kegiatan apapun selama 12

bulan terakhir.

Page 41: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

24

(38) Berniat untuk bunuh diri selama 12 bulan terakhir.

(39) Menyusun rencana untuk bunuh diri selama 12 bulan terakhir.

(40) Mencoba bunuh diri selama 12 bulan terakhir.

Page 42: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

25

2.2 Kerangka Teori

Perilaku berisiko pada remaja2 3

Faktor yang mempengaruhi:20

1. Farmakologis: zat nikotin

2. Psikologis: mengontrol mood,

konsentrasi meningkat, senang

3. Lingkungan sosial: teman-

teman merokok

4. Faktor lain: kurangnya

pengetahuan tentang rokok,

pengaruh iklan, sarana yang

mendukung perilaku merokok

Minum alkohol

Narkoba

kekerasan

Merokok

Menstimulus pengeluaran

dopamin dari nucleus

Accumbens9,16

Mood terdepresi

Pemikiran dan perilaku bunuh diri dan kompulsif

Hilangnya semangat hidup

Gangguan tidur dan nafsu makan

Kecemasan dan gangguan fungsi biologik lain28

Nikotin berikatan dengan α4β2

(reseptor nikotin) pada otak

Komponen utama nikotin16,24

Vaping

Mengandung zat

berbahaya

Bersifat adiktif9 16

Mengontrol mood, senang, mengurangi cemas,

memudahkan berkonsentrasi, memberi

kenikmatan dan kepuasan psikologis9,16

Perilaku berulang

Depresi

Nikotin menyebabkan disregulasi serotonin dan dopamin9,16,40

Ketergantungan

Faktor resiko:

1. Farmakologis: Nikotin

2. Lingkungan: Tren

3. Faktor lain: Varian rasa,

coba-coba

Faktor resiko yang

diteliti

Faktor risiko yang

tidak diteliti

Perilaku makan, hygien

individu, kesehatan mental,

Kesehatan reproduksi,

aktifitas fisik, cedera

Menstimulus pengeluaran

serotonin dari lokus

seruleus40

Page 43: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

26

2.3 Kerangka Konsep

Variabel Dependen Variabel Independen

Faktor Organobiologik

MEROKOK

1. Merokok secara rutin (paling

tidak sebatang rokok per hari

semala 30 hari terakhir)

2. Jumlah rokok yang dihisap

selama 30 hari terakhir

3. Mencoba untuk berhenti

merokok dalam 12 bulan

terakhir

KEJADIAN DEPRESI

1. Merasa sedih atau

putus asa selama dua

minggu atau lebih

berturut-turut sehingga

tidak ingin melakukan

apapun selama 12

bulan terakhir.

2. Berniat bunuh diri

selama 12 bulan

terakhir.

3. Menyusun rencana

bunuh diri selama 12

bulan terakhir.

4. Mencoba bunuh diri

selama 12 bulan

terakhir.

VAPING (ELEKTRIK VAPOR)

1. Jumlah hari menggunakan

vape selama 30 hari terakhir.

Faktor Genetik

Faktor Psikososial

Faktor Kepribadian

Faktor Psikodinamik

Faktor risiko yang diteliti

Faktor risiko yang tidak

diteliti

Page 44: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

27

2.4 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Pengukuran Skala

Variabel Independen

1 Merokok Merokok adalah

kegiatan membakar

tembakau kemudian

dihisap, baik

menggunakan

rokok maupun pipa.

Temperatur pada

sebatang rokok

yang sedang

dibakar adalah 90

derajat celcius

untuk ujung rokok

yang dibakar dan

30 derajat celcius

untuk ujung rokok

yang terselip di

antara bibir

perokok.31

Kuesioner

YRBS dalam

butir pertanyaan

No. 42, 43, 47,

51

1. Pada pertanyaan

nomor 42 pilihan

jawaban berupa “ya”

dan “tidak”,

dikategorikan

sebagai “pernah”

apabila jawaban

adalah “ya” dan

“tidak pernah”

apabila menjawab

“tidak”.

2. Pada pertanyaan

nomor 43 pilihan

jawaban berupa tidak

pernah merokok, usia

<9 tahun, 9 atau 10

tahun, 11 atau 12

tahun, 13 atau 14

tahun, 15 atau 16

tahun, > 17 tahun.

3. Pada pertanyaan

nomor 47 dengan

pilihan jawaban

berupa intensitas

merokok,

dikategorikan

sebagai “perokok

ringan” apabila

menjawab kurang

dari 1 rokok – 10

rokok per hari,

“perokok sedang “

apabila menjawab 11

– 20 rokok per hari,

Nominal

Page 45: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

28

dan “perokok berat”

apabila menjawab >

dari 20 rokok per

hari.34

4. Pada pertanyaan

nomor 51, Pernah

(menjawab “iya”

pada pilihan jawaban

berupa mencoba

berhenti merokok),

Tidak pernah

(menjawab “tidak”

pada pilihan jawaban

berupa mencoba

berhenti merokok)

5. Tidak merokok

(menjawab “tidak”

pada pilihan jawaban

berupa usia pertama

kali merokok rutin

dan kuantitas rokok

yang dihisap) 43, 45,

47

2 Vape

(rokok

elektrik)

Rokok elektronik

adalah perangkat

yang dirancang

untuk

menghantarkan

nikotin tanpa asam

tembakau dengan

cara memanaskan

larutan nikotin,

perasa, propilen

glycol dan

glycerin.20

Kuesioner

YRBS dalam

butir pertanyaan

No. 53

1. Pengguna (menjawab

“ya” pada pilihan

jawaban berupa

pertanyaan dan

menjawab ≥1 kali

pada pilihan jawaban

yang berupa

intensitas)

2. Bukan pengguna

(menjawab “tidak”

pada pilihan jawaban

berupa pertanyaan

dan menjawab 0 kali

pada pilihan jawaban

berupa intensitas)

Nominal

Page 46: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

29

Variabel Dependen

3 Depresi Depresi merupakan

gangguan mental

yang serius yang

ditandai dengan

perasaan sedih dan

cemas. Gangguan

ini biasanya akan

menghilang dalam

beberapa hari tetapi

dapat juga

berkelanjutan yang

dapat

mempengaruhi

aktivitas sehari-

hari.22

Kuesioner

YRBS dalam

butir pertanyaan

No. 37, 38, 39,

40

1. Pernah (menjawab

“ya” pada pilihan

jawaban berupa

pertanyaan dan

menjawab ≥1 kali

pada pilihan jawaban

yang berupa

intensitas)

2. Tidak pernah

(menjawab “tidak”

pada pilihan jawaban

berupa pertanyaan

dan menjawab 0 kali

pada pilihan jawaban

berupa intensitas)

Nominal

Page 47: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

30

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan

menggunakan desain potong lintang (cross sectional) untuk mengetahui

hubungan merokok dan vaping terhadap kejadian gejala depresi.32

3.2 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat

Penelitian ini dilakukan pada tujuh SLTA di provinsi Jawa Barat, yaitu: MA

Salafiyah kota Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas

Cendekia, SMA 1 Ciwaringin, SMK Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2

3.2.2 Waktu

Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2017 sampai dengan bulan

November 2019.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Target

Populasi target dari penelitian ini adalah seluruh pelajar SLTA di Provinsi

Jawa Barat.

Page 48: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

31

3.3.2 Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah pelajar MA Salafiyah kota

Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia,

SMA 1 Ciwaringin, SMK Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2.

3.3.3 Sampel

Sampel penelitian ini adalah pelajar kelas X, XI, dan XII MA Salafiyah kota

Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia,

SMA 1 Ciwaringin, SMK Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2 yang terpilih secara

acak dan bersedia menjadi responden.

3.4 Kriteria Sampel

3.4.1 Kriteria Inklusi

Pelajar kelas X, XI, dan XII di MA Salafiyah kota Cirebon, SMA 3 Kota

Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia, SMA 1 Ciwaringin, SMK

Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2 yang bersedia menjadi responden.

3.4.2 Kriteria Eksklusi

1. Pelajar yang memiliki gangguan kognitif atau gangguan psikiatri.

2. Pelajar yang tidak mengisi kuesioner YRBS dengan lengkap.

3. Pelajar yang mencantumkan jawaban yang tidak tersedia dalam pilihan

jawaban dalam kuesioner YRBS

3.5 Besar Sampel

Jumlah seluruh pelajar di MA Salafiyah kota Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon,

SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia, SMA 1 Ciwaringin, SMK

Page 49: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

32

Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2 yang terpilih menjadi sampel sebanyak 689

siswa.

Rumus yang digunakan untuk menentukan besar sampel pada penelitian ini

adalah analitik kategorik tidak berpasangan, yaitu sebagai berikut:32

3.5.1 Besar Sampel Penelitian Analitik Kategorik Tidak Berpasangan

𝑛 =(Zα√2PQ + 𝑍𝛽√P1Q1 + P2Q2 ) 2

(𝑃1 − 𝑃2)2

Keterangan:

n = besar sampel

Zα = derivat baku normal untuk α

Zβ = derivat baku normal untuk β

α = kesalahan tipe satu yang nilainya ditetapkan oleh peneliti

β = kesalahan tipe dua yang nilainya ditetapkan oleh peneliti

P = proporsi total = (P1 + P2)/2

P1 = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement

penelitian

P2 = proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya dari

kepustakaan

P1 – P2 = 0,2

Q = 1 – P

Q1 = 1 – P1

Q2 = 1 – P2 atau (Q1 – Q2)/2

Diketahui:

α = Kesalahan tipe 1 , ditetapkan 5%

Zα = Nilai standar α, yaitu 1,96

β = Kesalahan tipe 2, ditetapkan 10%

Zβ = Nilai standar β, yaitu 1,28

P1 = 0,4

Page 50: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

33

P2 = 0,5

Q2 = 1 – 0,5 = 0,5

Q1 = 1 – 0,4 = 0,6

P = (0,4 + 0,5)/2 = 0,45

Q = 1- 0,45 = 0,55

Maka besar sampel yang diperlukan adalah:

𝑛 =(1,96√0,495 + 1,28√0,24 + 0,25 ) 2

(0,1)2

𝑛 =(1,379 + 0,896) 2

(0,1)2

𝑛 =(2,275) 2

(0,1)2

𝑛 = 517,5

𝑛 = 518

Berdasarkan rumus besar sampel di atas, maka dapat ditemukan jumlah

sampel minimum yang dibutuhkan sebesar 518 responden. Untuk mengantisipasi

terjadinya drop out pada penelitian ini, maka sampel ditambahkan 10% dari jumlah

sampel, dengan menggunakan rumus:

n′ =𝑛

(1 − 𝑓)

Keterangan:

nʹ = besar sampel setelah antisipasi drop out

n = besar sampel yang dibutuhkan

ƒ = prediksi drop out = 10%

Page 51: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

34

maka sampel setelah besar prediksi drop out adalah:

n′ =518

(1 − 0,10)

n′ =518

0,9

n′ = 575,5

n′ = 576

Dengan demikian, jumlah sampel minimun yang dibutuhkan pada

penelitian ini adalah 576 sampel.

3.6 Cara Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara

multistage random sampling, yakni terdapat beberapa jenis randomisasi yang

digunakan pada setiap tingkatan. Dilakukan pendataan jumlah SLTA yang berada

di Provinsi Jawa Barat, lalu dilakukan randomisasi bertingkat berdasarkan jenis

sekolah, sehingga terpilihlah MA Salafiyah kota Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon,

SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia, SMA 1 Ciwaringin, SMK

Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2. Ketujuh sekolah yang terpilih kemudian

dilakukan randomisasi kembali untuk pemilihan kelas mana yang akan dijadikan

sampel berdasarkan tingkat kelas. Kelas X, XI, dan XII yang terpilih akan dilakukan

randomisasi kembali menggunakan simple random sampling untuk memilih pelajar

mana yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini.

3.7 Cara Kerja Penelitian

1. Menentukan tema dan judul penelitian.

2. Menentukan desain dan metode penelitian.

3. Menentukan instrumen penelitian.

Memilih kuesioner YRBS 2017 dari CDC sebagai instrumen penelitian.

Page 52: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

35

4. Permohonan izin kepada yang mempatenkan kuesioner YRBS 2017

untuk diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dan penggunaan

kuesioner tersebut dalam penelitian ini.

5. Uji validitas dan realibilitas kuesioner YRBS versi Bahasa Indonesia

6. Permohonan izin dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

7. Mendata seluruh SLTA di Provinsi Jawa Barat.

8. Memilih SLTA yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini secara

random.

9. Meminta perizinan ke fakultas untuk melakukan penelitian

10. Datang ke sekolah yang telah terpilih sebagai sampel dan meminta izin

kepada kepala sekolah untuk mengambil data penelitian.

11. Identifikasi sampel penelitian

a. Pendataan jumlah pelajar kelas X, XI, dan XII di sekolah yang

terpilih.

b. Melakukan randomisasi pada seluruh pelajar di MA Salafiyah kota

Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS

Tunas Cendekia, SMA 1 Ciwaringin, SMK Ciwaringin 1, dan

SMK Ciwaringin 2 untuk dijadikan sampel.

12. Melakukan pengambilan data di sekolah terpilih

a. Penyerahan passive form informed consent.

Jika setuju dan bersedia menjadi sampel penelitian, lembar

informed consent tidak perlu dikembalikan ke peneliti. Namun,

apabila sampel terpilih tidak bersedia menjadi sampel penelitian,

maka lembar imformed consent ditandatangani oleh orang tua

sampel terpilih, dan kemudian dikembalikan kepada peneliti.

b. Menyampaikan informed consent kepada sampel penelitian berupa

penjelasan mengenai penelitian yang akan dilakukan.

c. Penjelasan tentang pengisian kuesioner kepada sampel terpilih

yang telah bersedia.

d. Mengisi kuesioner YRBS 2017 dalam Bahasa Indoensia dengan

lengkap.

Page 53: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

36

Siswa/siswi yang setuju dan bersedia menjadi sampel penelitian

diminta untuk mengisi kuesioner YRBS dalam Bahasa Indonesia.

13. Sortir Data

Kuesioner yang telah diisi dikumpulakan, kemudian peneliti melakukan

penyortiran data untuk melihat apakah memenuhi kriteria penelitian

atau tidak.

14. Analisi Data

Menganalisis dan mengolah data penelitian menggunakan SPSS versi

22.0.

15. Penulisan laporan penelitian.

Page 54: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

37

3.8 Alur Penelitian

6. Memilih SLTA yang akan dijadikan sampel penelitian secara random*

7. Melakukan perizinan ke fakultas untuk dilakukan penelitian*

8. Meminta perizinan penelitian kepada sekolah*

8. Datang ke sekolah yang terpilih sebagai sampel penelitian*

Tidak bersedia Bersedia

13. Melakukan laporan penelitian**

12. Mengolah data menggunakan SPSS**

1,2. Menentukan tema, judul, desain dan metode penelitian*

3. Memilih kuesioner YRBS sebagai instrumen penelitian*

4. Menerjemahkan kuesioner YRBS kedalam Bahasa Indonesia*

11. Pengumpulan data kuesioner kemudian menyortir data

yang memenuhi kriteria penelitian*

5. Mendata seluruh SLTA di provinsi Jawa Barat*

9a. Mendata jumlah siswa/siswi di sekolah terpilih*

9b. Melakukan randomisasi pelajar di sekolah terpilih*

10d. Pengisian kuesioner YRBS*

10. Melakukan pengambilan data di sekolah terpilih*

9. Identifikasi sampel penelitian*

10b,c. Penyerahan dan pengisian passive informed consent serta penjelasan

tentang pengisian kuesioner*

10a. Menyampaikan informed consent kepada sampel penelitian*

*: Sudah dilakukan oleh Tim

YRBSS Fakultas

Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

**: Dilakukan peneliti

Page 55: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

38

3.9 Manajemen Data

3.9.1 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulakan pada penelitian ini merupakan data primer karena

kuesioner diisi langsung berdasarkan pengetahuan dan pengalaman responden.

3.9.2 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Youth Risk

behavior Survey (YRBS) 2017 yang sudah diterjemahkan kedalam Bahasa

Indonesia oleh tim peneliti YRBS Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dan penelitian ini dilakukan bersama dengan tim peneliti YRBS yang

dipimpin oleh dr. Risahmawati, Dr.Med.Sc. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan-

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi

mengenai identitas dan perilaku berisiko pada remaja, termasuk perilaku merokok,

vaping dan depresi.

3.9.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas telah dilakukan oleh tim peneliti YRBS

Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.9.4 Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data pada penelitian in menggunakan program IMB

SPSS (Statistic Package for Social Sciences) versi 22.0. Berikut ini beberapa

tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data, yaitu:

3.9.5 Editting

Pemeriksaan kembali kebenaran dan kelengkapan data kuesioner.

Page 56: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

39

3.9.6 Coding

Pemeriksaan kode numerik kepada data yang terdiri atas beberapa kategorik

menggunakan excel.

3.9.7 Data Entry

Memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam Microsoft Excel

kemudian ke dalam program IBM SPSS Statistics.

3.9.8 Analisis Data

Melakukan analisis univariat untuk melihat frekuensi atau distribusi data

dan analisis bivariat menggunakan uji chi square.

Page 57: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

40

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Intrumen Penelitian

Instrumen penelitian diuji dilakukan kepada 50 orang responden

menggunakan kuesioner YRBS 2017 yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa

Indonesia oleh tim peneliti YRBS Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Uji instrumen dilakukan pada semua pertanyaan kuesioner YRBS 2017,

yaitu 116 butir pertanyaan.

4.1.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana ketepatan suatu alat

ukur dalam mengukur suatu data. Pada penelitian ini, berdasarkan jumlah sampel

didapatkan nilai untuk korelasi r product-moment (r tabel) sebesar 0,273 dan tingkat

signifikan yang dipilih yaitu 0,05. Jika r hitung > r tabel maka Ho ditolak, artinya

variabel valid dan jika r hitung < r tabel maka Ho gagal ditolak, artinya variabel

tidak valid.32

Tabel 4.1 Hasil Validitas pada Item Kuesioner

No Variabel Nilai r

hitung

Nilai r

tabel

Keterangan

validitas

1. Usia 0,600 0,273 Baik

2. Jenis Kelamin -0,196 0,273 Kurang baik

3. Jenis Sekolah 0,470 0,273 Baik

4. Tingkat Kelas 0,562 0,273 Baik

5. Merasa sedih atau putus asa

selama dua minggu atau lebih

selama 12 bulan terakhir

-0,343 0,273 Kurang baik

6. Berniat untuk bunuh diri selama 12

bulan terakhir

-0,014 0,273 Kurang baik

Page 58: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

41

7. Menyusun rencana untuk bunuh

diri selama 12 bulan terakhir

-0,143 0,273 Kurang baik

8. Pernah mencoba bunuh diri selama

12 bulan terakhir

0,103 0,273 Kurang baik

9. Pernah mencoba merokok, walau

hanya satu atau dua batang

-0,449 0,273 Kurang baik

10. Usia ketika pertama kali mencoba

merokok walaupun hanya satu dua

hisap

0,471 0,273 Baik

11. Usia pertama kali merokok secara

rutin

0,472 0,273 Baik

12. Jumlah rokok yang dihisap per hari

selama 30 hari

0,613 0,273 Baik

13. Mencoba untuk berhenti merokok

selama 12 bulan terakhir

0,566 0,273 Baik

14. Berapa hari menggunakan vape

selama 30 hari terakhir

0,271 0,273 Kurang baik

Pada tabel 4.1 diketahui bahwa hasil validitas untuk pertanyaan berupa jenis

kelamin, merasa sedih atau putus asa selama dua minggu atau lebih selama 12 bulan

terakhir, berniat untuk bunuh diri selama 12 bulan terakhir, menyusun rencana

untuk bunuh diri selama 12 bulan terakhir, pernah mencoba bunuh diri selama 12

bulan terakhir, pernah mencoba merokok walau hanya satu atau dua batang dan

berapa hari menggunakan vape selama 30 hari terakhir memiliki hasil yang kurang

baik, karena nilai r hitung < nilai r tabel. Hal ini dikarenakan jawaban yang kurang

bervariasi. Pertanyaan yang hasilnya kurang baik tetap akan digunakan dalam

kuesioner.

Sedangkan untuk pertanyaan berupa usia, jenis sekolah, tingkat kelas, usia

ketika pertama kali mencoba merokok walaupun hanya satu dua hisap, usia pertama kali

merokok secara rutin, jumlah rokok yang dihisap per hari selama 30 hari, mencoba

untuk berhenti merokok selama 12 bulan terakhir memiliki hasil yang baik, karena

nilai r hitung > nilai r tabel.

Page 59: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

42

4.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana hasil pengukuran

tetap konsisten bila dilakukan pengukuran berulang kali terhadap suatu gejala yang

sama dan dengan alat ukur yang sama.32 Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan

dengan mengetahui nilai cronbach’s alpha. Berikut interpretasi nilai cronbach’s

alpha:32

Tabel 4.2 Interpretasi nilai cronbach’s alpha

No Cronbach’s alpha Interpretasi

1. Cronbach’s alpha 0,00 – 0,20 Kurang reliabel

2. Cronbach’s alpha 0,02 – 0,40 Agak reliabel

3. Cronbach’s alpha 0,041 – 0,80 Cukup reliabel

4. Cronbach’s alpha 0,061 – 0,80 Reliabel

5. Cronbach’s alpha 0,81 – 1,00 Sangat reliabel

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas Item Kuesioner

Cronbach’s alpha

0,763

N of items

116

Tabel 4.3 menunjukan bahwa nilai cronbach’s alpha pada seluruh item kuesioner

adalah 0,763. Dengan demikian, seluruh item kuesioner YRBS 2017 adalah

reliabel, sehingga dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten bila

dilakukan pengukuran berulang kali.

4.2 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menganalisis setiap variabel pada

penelitian. Pada penelitian ini dilakukan terhadap variabel penelitian berdasarkan

karakteristik sampel yaitu: usia, jenis kelamin, jenis sekolah, kelas, frekuensi

merokok, vaping, dan frekuensi kejadian depresi.

Page 60: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

43

Pada penelitian ini, jumlah sampel terpilih sebesar 689 sampel. Setelah

dilakukan penilaian ulang pada hasil pengisian kuesioner, ditemukan 86 sampel

drop out karena tidak mengisi kuesioner dengan lengkap serta mengisi jawaban

yang tidak sesuai dengan pilihan jawaban yang tersedia sehingga jumlah sampel

akhir adalah 603 orang.

4.2.1 Karakteristik Sampel

Karakteristik sampel yang diamati pada penelitian yaitu: usia, jenis kelamin,

jenis sekolah, kelas, jurusan berdasarkan tabel dibawah ini.

Tabel 4.4 Distribusi Sampel Menurut Usia, Jenis Kelamin, Jenis Sekolah, Kelas,

Jurusan.

No. Variabel Kategori Jumlah Proporsi (%)

1 Usia 12 tahun atau kurang

13 tahun

14 tahun

15 tahun

16 tahun

17 tahun

18 tahun

19 tahun atau lebih

2

1

21

134

178

195

56

16

0.3

0.2

3.5

22.2

29.5

32.3

9.3

2.7

2 Jenis kelamin Laki-laki

Perempuan

221

382

36.7

63.3

3 Jenis Sekolah SMA

MA

SMK

276

64

263

45.8

10.6

43.6

4 Kelas 10

11

12

216

181

206

35.8

30.0

34.2

Page 61: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

44

Pada tabel 4.4 diketahui bahwa jumlah sampel perempuan lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah sampel laki-laki yaitu 382 (63.3%) untuk sampel

perempuan dan 221 (36.7%) untuk sampel laki-laki. Kemudian, seluruh sampel

yang terpilih adalah remaja dengan sampel paling banyak pada kelompok usia 17

tahun yaitu sebanyak 195 (32.2%) dan jumlah sampel paling sedikit pada kelompok

usia 13 tahun yaitu sebanyak 1 (0.2%).

Distribusi sampel bersadarkan jenis sekolah, jumlah sampel pada SMA dan

SMK tidak jauh berbeda yaitu sebanyak 276 (45.8%) berasal dari SMA dan 263

(43.6%) berasal dari SMK. Sedangkan, jumlah sampel paling sedikit berasal dari

MA sebanyak 64 (10.6%). Kemudian, berdasarkan tingkat kelas, jumlah sampel

paling banyak berasal dari kelas X sebanyak 216 (35.8%) dan jumlah sampel paling

sedikit berasal dari kelas XI sebanyak 181 (30.0%). Hal ini sesuai dengan sasaran

sampel penelitian yaitu pelajar SLTA di Indonesia yang dipilih menggunakan

metode multistage random sampling.

4.2.2 Status Merokok

Pada kuesioner YRBS dipilih 4 pertanyaan mengenai perilaku merokok

yaitu pertanyaan nomor 42, 43, dan 47. Pada pertanyaan nomor 42 pilihan jawaban

berupa “ya” dan “tidak”, peneliti mengkategorikan sebagai “pernah” apabila

jawaban adalah “ya” dan “tidak pernah” apabila menjawab “tidak”. Pada

pertanyaan nomor 47 dengan pilihan jawaban berupa intensitas merokok, peneliti

mengkategorikan sebagai “perokok ringan” apabila menjawab kurang dari 1 rokok

– 10 rokok per hari, “perokok sedang “ apabila menjawab 11 – 20 rokok per hari,

dan “perokok berat” apabila menjawab > dari 20 rokok per hari.34

Page 62: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

45

Tabel 4.5 Distribusi Sampel Berdasarkan Status Merokok

No Status Merokok Kategori Jumlah Presentasi (%)

42. Mencoba merokok

satu atau dua batang

Tidak Pernah

Pernah

421

182

69,8

30,2

43. Usia ketika pertama

kali mencoba

merokok walaupun

hanya satu atau dua

kali hisap

Tidak Pernah

< 9 tahun

9 atau 10 tahun

11 atau 12 tahun

13 atau 14 tahun

15 atau 16 tahun

17 tahun atau

lebih

409

27

29

41

47

42

8

67.8

4.5

4.8

6.8

7.8

7.0

1.3

47. Jumlah rokok yang

dihisap perhari selama

30 hari terakhir

Bukan Perokok

Perokok Ringan

Perokok Sedang

Perokok Berat

518

85

0

0

85.9

14.1

0

0

Pada tabel 4.5 di atas, dari 603 responden yang diteliti diketahui bahwa 182

responden pernah mencoba merokok satu atau dua batang dan 421 responden tidak

pernah mencoba merokok satu atau dua batang.

Berdasarkan usia pertama kali mencoba merokok walaupu hanya satu dua

kali hisap mengalami peningkatan seiring bertambahnya usia. Pada usia < 9 tahun

27 responden (4,5%), usia 9 atau 10 tahun 29 responden (4,8%), usia 11 atau 12

tahun 41 responden (6,8%), usia 13 atau 14 tahun 47 responden (7,8%), dan pada

usia 15 atau 16 tahun dan usia > 17 tahun mengalami penurunan.

Berdasarkan jumlah rokok yang dihisap per hari selama 30 hari terakhir

terdapat 85 responden perokok ringan (1-10 rokok per hari) dan tidak ada responden

yang perokok sedang (11-20 rokok per hari) maupun perokok berat (>20 rokok per

hari).

Page 63: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

46

4.2.3 Frekuensi Vape

Pada penelitian ini, frekuensi vaping dikategorikan menjadi dua yaitu

“pengguna” dan “bukan pengguna”. Dari kuesioner YRBS dipilih satu pertanyaan

mengenai vape yaitu pertanyaan nomor 53 dengan pilihan jawaban berupa

intensitas vaping, peneliti mengkategorikan sebagai “pengguna” apabila

intensitasnya ≥ 1 dan “bukan pengguna” apabila menjawab 0 hari.

Tabel 4.6 Distribsi sampel Berdasarkan frekuensi Vaping

Vaping Kategori Jumlah Presentasi (%)

Frekuensi

menggunakan vape

selama 30 hari terakhir

Pengguna

Bukan Pengguna

49

554

8.1

91.9

Berdasarkan tabel 4.6 di atas diketahui bahwa dari 603 responden yang

diteliti terdapat 49 (8.1%) responden pengguna vape dan 554 (91.1%) responden

bukan pengguna vape selama 30 hari terakhir.

4.2.4 Frekuensi Dual Use

Pada Penelitian ini, dual use adalah responden pengguna rokok dan vape.

Frekuensi dual user dikategorikan menjadi “iya” apabila responden mengunakan

rokok dan vape dan “tidak”apabila responden tidak menggunakan rokok dan atau

vape.

Tabel 4.7 Distribsi sampel Berdasarkan Dual Use

Dual Use

Kategori Jumlah Presentasi (%)

Iya

Tidak

32

571

5,3

94,7

Page 64: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

47

Berdasarkan tabel 4.7 di atas diketahui bahwa dari 603 responden yang diteliti

terdapat 32 (5,3%) responden yang merupakan dual user dan 571 (94,7%)

responden tidak dual use.

4.2.5 Frekuensi Depresi

Pada penelitian ini, frekuensi depresi dikategorikan menjadi dua yaitu

“pernah” dan “tidak pernah”. Terdapat 4 pertanyaan mengenai depresi dari YRBS,

yaitu nomor 37, 38, 39, dan 40. Pada pertanyaan no 37, 38, dan 39 dengan pilihan

jawaban berupa pernyataan “ya” dan “tidak”, peneliti mengkategorikan sebagai

“pernah” apabila jawaban adalah “ya” dan “tidak pernah” apabila menjawab tidak.

Kemudian, pada pertanyaan nomor 40 dengan pilihan jawaban berupa intensitas

mencoba bunuh diri, peneliti mengkategorikan sebagai “pernah” apabila

intensitasnya ≥ 1 dan “tidak pernah” apabila menjawab 0 kali.

Tabel 4.8 Distribusi Sampel Berdasarkan Frekuensi Gejala Depresi

No Depresi Kategori Jumlah Presentasi (%)

1. Sedih atau putus asa selama

dua minggu berturut-turut

dalam 12 bulan terakhir

Pernah

Tidak pernah

167

436

27.7

72.3

2. Niat buruh diri dalam 12

bulan terakhir

Pernah

Tidak Pernah

29

574

4.8

95.2

3. Menyusun rencana bunuh

diri dalam 12 bulan terakhir

Pernah

Tidak pernah

28

575

4.6

95.4

4. Mencoba bunuh diri dalam

12 bulan terakhir

Pernah

Tidak pernah

31

572

5.1

94.9

Berdasarkan tabel 4.8 di atas diketahui bahwa gejala depresi yang paling

banyak dialami responden adalah merasa sedih atau putus asa selama dua minggu

berturut-turut dalam 12 bulan terakhir yaitu 167 (27.7%). Niat buruh diri dalam 12

bulan terakhir sebanyak 29 responden (4.8%). Menyusun rencana bunuh diri dalam

Page 65: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

48

12 bulan terakhir sebanyak 28 responden (4.6%). Mencoba bunuh diri dalam 12

bulan terakhir sebanyak 31 responden (5.1%).

4.3 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang

siginifikan antara dua variabel. Penelitian ini menggunakan analisis uji Continuity

Correction dan uji Fisher untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen

dan independen. Uji Continuity Correction dan Uji Fisher dinyatakan bermakna

jika p value <0,05.

4.3.1 Hubungan Variabel Merokok dengan Depresi

4.3.1.1 Hubungan Merokok dengan Sedih Atau Putus Asa Selama Dua Minggu

Berturut-turut dalam 12 Bulan Terakhir

Tabel 4.9 Hubungan Merokok dengan Sedih Atau Putus Asa Selama Dua

Minggu Berturut-turut dalam 12 Bulan Terakhir

Merokok

Kategori

Sedih atau putus asa selama dua minggu

berturut-turut dalam 12 bulan terakhir

Nilai

P Pernah Tidak Pernah N % N %

Kuantitas rokok

yang dihisap per

hari selama 30 hari

Bukan Perokok

Perokok Ringan

Perokok Sedang

Perokok berat

137

30

0

0

26,4

35,3

0

0

381

55

0

0

73,6

64,7

0

0

0,119*

Mencoba berhenti

merokok dalam 12

bulan terakhir

Pernah

Tidak Pernah 40

127

34,2

26,1

77

359

65,8

73,9

0,102*

* Continuity Correction

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 85 responden perokok

ringan, terdapat 30 responden pernah mengalami sedih atau putus asa selama dua

minggu berturut-turur dalam 12 bulan terakhir. Selanjutnya, tidak ada responden

perokok sedang maupun berat.

Hasil uji Continuity Correction diperoleh nilai p = <0.119 atau p>0.05.

Berdasarkan statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

kuantitas rokok yang dihisap per hari selama 30 hari terakhir dengan sedih

Page 66: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

49

atau putus asa selama dua minggu berturut-turut dalam 12 bulan terakhir

pada pelajar di MA Salafiyah kota Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon, SMK PUI kota

Cirebon, MAS Tunas Cendekia, SMA 1 Ciwaringin, SMK Ciwaringin 1, dan SMK

Ciwaringin 2, provinsi Jawa Barat tahun 2017.

Berdasarkan tabel di atas juga diketahui bahwa dari 117 responden yang

mencoba berhenti merokok, terdapat 40 pernah mengalami sedih atau putus asa

selama dua minggu berturut-turur dalam 12 bulan terakhir.

Hasil uji Continuity Correction diperoleh nilai p = 0,102 atau p>0.05.

Berdasarkan statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara mencoba

berhenti merokok dalam 12 bulan terakhir dengan sedih atau putus asa

selama dua minggu berturut-turut dalam 12 bulan terakhir pada pelajar di MA

Salafiyah kota Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas

Cendekia, SMA 1 Ciwaringin, SMK Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2, provinsi

Jawa Barat tahun 2017.

4.3.1.2 Hubungan Merokok dengan Niat Bunuh Diri dalam 12 Bulan Terakhir

Tabel 4.10 Hubungan Merokok dengan Niat Bunuh Diri dalam 12 Bulan

Terakhir

Merokok

Kategori

Niat buruh diri dalam 12 bulan terakhir

Nilai

P Pernah Tidak Pernah

N % N %

Kuantitas rokok

yang dihisap per

hari selama 30 hari

Bukan Perokok

Perokok Ringan

Perokok Sedang

Perokok berat

25

4

0

0

4,8

4,7

0

0

493

81

0

0

95,2

95,3

0

0

1,000**

Mencoba berhenti

merokok dalam 12

bulan terakhir

Pernah

Tidak Pernah 9

20

7,7

4,1

108

466

92,3

95,9

0,167*

* Continuity Correction

** Fisher

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 85 responden perokok ringan,

terdapat 4 responden pernah memiliki niat buruh diri dalam 12 bulan terakhir.

Selanjutnya, tidak ada responden yang perokok sedang maupun berat.

Hasil uji Fisher diperoleh nilai p = 1,000 atau p>0.05. Berdasarkan statistik

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kuantitas rokok yang dihisap

Page 67: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

50

per hari selama 30 hari terakhir dengan niat buruh diri dalam 12 bulan

terakhir pada pelajar di MA Salafiyah kota Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon, SMK

PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia, SMA 1 Ciwaringin, SMK Ciwaringin 1,

dan SMK Ciwaringin 2, provinsi Jawa Barat tahun 2017.

Berdasarkan tabel di atas juga diketahui bahwa dari 117 responden yang

mencoba berhenti merokok, terdapat 9 responden memiliki niat buruh diri dalam

12 bulan terakhir.

Hasil uji Continuity Correction diperoleh nilai p = 0,167 atau p>0.05.

Berdasarkan statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara mencoba

berhenti merokok dalam 12 bulan terakhir dengan niat buruh diri dalam 12

bulan terakhir pada pelajar di MA Salafiyah kota Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon,

SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia, SMA 1 Ciwaringin, SMK

Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2, provinsi Jawa Barat tahun 2017.

4.3.1.3 Hubungan Merokok dengan Menyusun Rencana Bunuh Diri Dalam 12

Bulan Terakhir

Tabel 4.11 Hubungan Merokok dengan Menyusun Rencana Bunuh Diri

Dalam 12 Bulan Terakhir

Merokok

Kategori

Menyusun rencana bunuh diri dalam 12

bulan terakhir

Nilai

P Pernah Tidak Pernah N % N %

Kuantitas rokok

yang dihisap per

hari selama 30 hari

Bukan Perokok

Perokok Ringan

Perokok Sedang

Perokok berat

25

3

0

0

4,8

3,5

0

0

493

82

0

0

95,2

96,5

0

0

0,784**

Mencoba berhenti

merokok dalam 12

bulan terakhir

Pernah

Tidak Pernah

8

20 6,8

4,1

109

466

93,2

95,9

0,312*

* Continuity Correction

** Fisher

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 85 responden perokok

ringan, terdapat 3 responden pernah menyusun rencana bunuh diri dalam 12 bulan

terakhir. Selanjutnya, tidak ada responden perokok sedang maupun berat.

Page 68: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

51

Hasil uji Fisher diperoleh nilai p = 0,784 atau p>0.05. Berdasarkan statistik

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kuantitas rokok yang dihisap

per hari selama 30 hari terakhir dengan menyusun rencana bunuh diri dalam

12 bulan terakhir pada pelajar di MA Salafiyah kota Cirebon, SMA 3 Kota

Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia, SMA 1 Ciwaringin, SMK

Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2, provinsi Jawa Barat tahun 2017.

Berdasarkan tabel di atas juga diketahui bahwa dari 117 responden yang

mencoba berhenti merokok dalam 12 bulan terakhir, terdapat 8 responden memiliki

niat buruh diri dalam 12 bulan terakhir.

Hasil uji Continuity Correction diperoleh nilai p = 0,312 atau p>0.05.

Berdasarkan statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara mencoba

berhenti merokok dalam 12 bulan terakhir dengan menyusun rencana bunuh

diri dalam 12 bulan terakhir pada pelajar di MA Salafiyah kota Cirebon, SMA 3

Kota Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia, SMA 1 Ciwaringin,

SMK Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2, provinsi Jawa Barat tahun 2017.

4.3.1.4 Hubungan Merokok dengan Mencoba Bunuh Diri dalam 12 Bulan

Terakhir

Tabel 4.12 Hubungan Merokok dengan Mencoba Bunuh Diri dalam 12

Bulan Terakhir

Merokok

Kategori

Mencoba bunuh diri dalam 12 bulan

terakhir

Nilai

P Pernah Tidak Pernah N % N %

Kuantitas rokok

yang dihisap per

hari selama 30 hari

Bukan Perokok

Perokok Ringan

Perokok Sedang

Perokok berat

24

7

0

0

4,6

8,2

0

0

494

78

0

0

95,4

91,8

0

0

0,182**

Mencoba berhenti

merokok dalam 12

bulan terakhir

Pernah

Tidak Pernah

10

21

8,5

4,3

107

465

91,5

95,7

0,104*

* Continuity Correction

** Fisher

Page 69: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

52

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 85 responden perokok

ringan, terdapat 7 responden pernah mencoba bunuh diri dalam 12 bulan terakhir.

Selanjutnya, tidak ada responden perokok sedang maupun berat.

Hasil uji Fisher diperoleh nilai p = 0,182 atau p>0.05. Berdasarkan statistik

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kuantitas rokok yang dihisap

per hari selama 30 hari terakhir dengan mencoba bunuh diri dalam 12 bulan

terakhir pada pelajar di MA Salafiyah kota Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon, SMK

PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia, SMA 1 Ciwaringin, SMK Ciwaringin 1,

dan SMK Ciwaringin 2, provinsi Jawa Barat tahun 2017.

Berdasarkan tabel di atas juga diketahui bahwa dari 117 responden yang

mencoba berhenti merokok dalam 12 bulan terakhir, terdapat 10 responden

memiliki niat buruh diri dalam 12 bulan terakhir.

Hasil uji Continuity Correction diperoleh nilai p = 0,104 atau p>0.05.

Berdasarkan statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara mencoba

berhenti merokok dalam 12 bulan terakhir dengan mencoba bunuh diri dalam

12 bulan terakhir pada pelajar di MA Salafiyah kota Cirebon, SMA 3 Kota

Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia, SMA 1 Ciwaringin, SMK

Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2, provinsi Jawa Barat tahun 2017.

4.3.2 Hubungan Perilaku Vaping dengan Depresi

4.3.2.1 Hubungan Perilaku Vaping dengan Sedih Atau Putus Asa Selama Dua

Minggu Berturut-turut dalam 12 Bulan Terakhir

Tabel 4.13 Hubungan Perilaku Vaping dengan Sedih Atau Putus Asa

Selama Dua Minggu Berturut-turut dalam 12 Bulan Terakhir

Vape

Kategori

Sedih atau putus asa selama dua

minggu berturut-turut dalam 12 bulan

terakhir

Nilai

P Pernah Tidak Pernah

N % N %

Frekuensi

menggunakan vape

selama 30 hari

terakhir

Pengguna

Bukan pengguna

23

144

46,9

26,0

26

410

53,1

74,0

0,003*

* Continuity Correction

Page 70: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

53

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 49 responden yang

menggunakan vape, terdapat 23 responden pernah sedih atau putus asa selama dua

minggu berturut-turut dalam 12 bulan terakhir.

Hasil uji Continuity Correction diperoleh nilai p = 0,003 atau p<0.05.

Berdasarkan statistik terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku

vaping dengan sedih atau putus asa selama dua minggu berturut-turut dalam

12 bulan terakhir pada pelajar di MA Salafiyah kota Cirebon, SMA 3 Kota

Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia, SMA 1 Ciwaringin, SMK

Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2, provinsi Jawa Barat tahun 2017.

4.3.2.2 Hubungan Perilaku Vaping dengan Niat Bunuh Diri dalam 12 Bulan

Terakhir

Tabel 4.14 Hubungan Perilaku Vaping dengan Niat Bunuh Diri dalam 12

Bulan Terakhir

Vape

Kategori

Niat bunuh diri dalam 12 bulan terakhir

Nilai

P Pernah Tidak Pernah

N % N %

Frekuensi

menggunakan vape

selama 30 hari

terakhir

Pengguna

Bukan pengguna

1

28

2

5,1

48

526

98,0

94,9

0,500**

**Fisher

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 49 responden yang

menggunakan vape, terdapat 1 responden pernah niat bunuh diri dalam 12 bulan

terakhir.

Hasil uji Fisher diperoleh nilai p = 0,500 atau p>0.05. Berdasarkan statistik

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku vaping dengan niat

bunuh diri dalam 12 bulan terakhir pada pelajar di MA Salafiyah kota Cirebon,

SMA 3 Kota Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia, SMA 1

Ciwaringin, SMK Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2, provinsi Jawa Barat tahun

2017.

Page 71: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

54

4.3.2.3 Hubungan Perilaku Vaping dengan Menyusun Rencana Bunuh Diri

dalam 12 Bulan Terakhir

Tabel 4.15 Hubungan Perilaku Vaping dengan Menyusun Rencana Bunuh

Diri dalam 12 Bulan Terakhir

Vape

Kategori

Menyusun rencana bunuh diri dalam 12

bulan terakhir

Nilai

P Pernah Tidak Pernah N % N %

Frekuensi

menggunakan vape

selama 30 hari

terakhir

Pengguna

Bukan pengguna

3

25

6,1

4,7

46

529

93,9

95,9

0,490**

** Fisher

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 49 responden yang

menggunakan vape, terdapat 3 responden pernah menyusun rencana bunuh diri

dalam 12 bulan terakhir.

Hasil uji Fisher diperoleh nilai p = 0.490 atau p>0.05. Berdasarkan statistik

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku vaping dengan

menyusun rencana bunuh diri dalam 12 bulan terakhir pada pelajar di MA

Salafiyah kota Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas

Cendekia, SMA 1 Ciwaringin, SMK Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2, provinsi

Jawa Barat tahun 2017.

4.3.2.4 Hubungan Perilaku Vaping dengan Mencoba Bunuh Diri dalam 12

Bulan Terakhir

Tabel 4.16 Hubungan Perilaku Vaping dengan Mencoba Bunuh Diri

dalam 12 Bulan Terakhir

Vape

Kategori

Mencoba bunuh diri dalam 12 bulan

terakhir

Nilai

P Pernah Tidak Pernah N % N %

Frekuensi

menggunakan vape

selama 30 hari

terakhir

Pengguna

Bukan pengguna

4

27

8,2

4,9

45

527

91,8

95,1

0,306**

** Fisher

Page 72: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

55

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 49 responden yang

menggunakan vape, terdapat 5 responden pernah mencoba bunuh diri dalam 12

bulan terakhir.

Hasil uji Fisher diperoleh nilai p = 0.306 atau p>0.05. Berdasarkan statistik

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku vaping dengan

mencoba bunuh diri dalam 12 bulan terakhir pada pelajar di MA Salafiyah kota

Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia,

SMA 1 Ciwaringin, SMK Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2, provinsi Jawa

Barat tahun 2017.

4.3.3 Hubungan Dual Use dengan Gejala Depresi

4.3.3.1 Hubungan Dual Use dengan Sedih Atau Putus Asa Selama Dua Minggu

Berturut-turut dalam 12 Bulan Terakhir

Tabel 4.17 Hubungan Dual Use dengan Sedih Atau Putus Asa Selama

Dua Minggu Berturut-turut dalam 12 Bulan Terakhir

Kategori

Sedih atau putus asa selama dua

minggu berturut-turut dalam 12 bulan

terakhir

Nilai

P Pernah Tidak Pernah

N % N %

Dual Use

Iya

Tidak

12

155

37,5

27,1

20

416

62,5

72,9

0,284*

* Continuity Correction

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 32 responden pengguna dua

use, terdapat 12 responden pernah sedih atau putus asa selama dua minggu berturut-

turut dalam 12 bulan terakhir.

Hasil uji Continuity Correction diperoleh nilai p = 0,284 atau p>0.05.

Berdasarkan statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dual use

dengan sedih atau putus asa selama dua minggu berturut-turut dalam 12

bulan terakhir pada pelajar di MA Salafiyah kota Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon,

Page 73: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

56

SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia, SMA 1 Ciwaringin, SMK

Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2, provinsi Jawa Barat tahun 2017.

4.3.3.2 Hubungan Dual Use dengan Niat Bunuh Diri dalam 12 Bulan Terakhir

Tabel 4.18 Hubungan Dual Use dengan Niat Bunuh Diri dalam 12 Bulan

Terakhir

Kategori

Niat bunuh diri dalam 12 bulan terakhir

Nilai

P Pernah Tidak Pernah

N % N %

Dual Use

Iya

Tidak

1

28

3,1

4,9

31

543

96,9

95,1

0,974*

** Continuity Correction

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 32 responden pengguna dual

user, terdapat 1 responden pernah niat bunuh diri dalam 12 bulan terakhir.

Hasil uji Fisher diperoleh nilai p = 0,974 atau p>0.05. Berdasarkan statistik

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dual use dengan niat bunuh

diri dalam 12 bulan terakhir pada pelajar di MA Salafiyah kota Cirebon, SMA 3

Kota Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia, SMA 1 Ciwaringin,

SMK Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2, provinsi Jawa Barat tahun 2017.

4.3.3.3 Hubungan Kategorik Dual Use dengan Menyusun Rencana Bunuh Diri

dalam 12 Bulan Terakhir

Tabel 4.19 Hubungan Dual Use dengan Menyusun Rencana Bunuh Diri

dalam 12 Bulan Terakhir

Kategori

Menyusun rencana bunuh diri dalam 12

bulan terakhir

Nilai

P Pernah Tidak Pernah N % N %

Dual Use

Iya

Tidak

1

27

6,1

4,7

31

544

96,9

95,3

1,000**

** Fisher

Page 74: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

57

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 32 responden pengguna dual

use, terdapat 1 responden pernah menyusun rencana bunuh diri dalam 12 bulan

terakhir.

Hasil uji Fisher diperoleh nilai p = 1,000 atau p>0.05. Berdasarkan statistik

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara dual use dengan menyusun

rencana bunuh diri dalam 12 bulan terakhir pada pelajar di MA Salafiyah kota

Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia,

SMA 1 Ciwaringin, SMK Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2, provinsi Jawa

Barat tahun 2017.

4.3.3.4 Hubungan Dual Use dengan Mencoba Bunuh Diri dalam 12 Bulan

Terakhir

Tabel 4.20 Hubungan Dual Use dengan Mencoba Bunuh Diri dalam 12

Bulan Terakhir

Kategori

Mencoba bunuh diri dalam 12 bulan

terakhir

Nilai

P Pernah Tidak Pernah N % N %

Dual Use

Pengguna

Bukan pengguna

2

29

6,3

5,1

30

542

93,8

94,9

0,677**

** Fisher

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 32 responden pengguna dual

use, terdapat 2 responden pernah mencoba bunuh diri dalam 12 bulan terakhir.

Hasil uji Fisher diperoleh nilai p = 0.677 atau p>0.05. Berdasarkan statistik

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengguna dual use dengan

mencoba bunuh diri dalam 12 bulan terakhir pada pelajar di MA Salafiyah kota

Cirebon, SMA 3 Kota Cirebon, SMK PUI kota Cirebon, MAS Tunas Cendekia,

SMA 1 Ciwaringin, SMK Ciwaringin 1, dan SMK Ciwaringin 2, provinsi Jawa

Barat tahun 2017.

Page 75: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

58

4.4 Pembahasan

Hasil analisis data univariat berdasarkan usia pertama kali mencoba

merokok mengalami peningkatan. Pada usia < 9 tahun terdapat 27 responden

(4,5%), usia 9 atau 10 tahun terdapat 29 responden (4,8%), usia 11 atau 12 tahun

terdapat 41 responden (6,8%), usia 13 atau 14 tahun terdapat 47 responden (7,8%).

Kemudian, pada usia 15 atau 16 tahun dan usia > 17 tahun mengalami penurunan.

Hal ini sesuai dengan data yang hasil survei perilaku verisiko pada pelajar SMP dan

SMA tahun 2015 bahwa, pada usia 7 tahun atau lebih muda (2,89%), usia 8 atau 9

tahun (3,06%), usia 10 atau 11 tahun (5,02%), usia 12 atau 13 tahun (6,35%), usia

14 atau 15 tahun (3,90%), dan mengalami penurunan pada usia 16 atau lebih dari

17 tahun.2

Berdasarkan hasil analisis data univariat mengenai perilaku vaping pada

pelajar SLTA di provinsi Jawa Barat tahun 2017 bahwa terdapat sebanyak 49

(8,1%) remaja menggunakan vape selama 30 hari terakhir. Kemudian, berdasarkan

data Riskesdas (2013), menunjukkan bahwa 2,1% remaja menghisap vape selama

30 hari terakhir, 3 % pada laki-laki dan 1,1% pada perempuan.8 Peningkatan

pengguna vape sangat signifikan, hal ini dapat disebabkan oleh pengetahuan yang

kurang tentang bahaya vape dan adanya anggapan bahwa vape aman bagi

kesehatan. Pada penelitian yang dilakukan oleh Apsari Damayanti pada pengguna

vape di komunitas personal vaporizer Surabaya bahwa alasan menggunakan vape

adalah sebagai alternatif untuk berhenti merokok (80,6%), coba-coba (12,9%), dan

lifestyle (6,5%).38

Berdasarkan hasil analisis data univariat mengenai frekuensi kejadian gejala

depresi, diketahui bahwa gejala depresi yang paling banyak dialami oleh responden

adalah merasa sedih atau putus asa disertai kehilangan minat selama 2 minggu atau

lebih berturut-turut (27,7%), diikuti oleh mencoba bunuh diri (5,1%), niat bunuh

diri (4,8%), dan menyusun rencana bunuh diri (4,6%). Dari data tersebut terlihat

ketidaksesuaian antara jumlah responden yang berniat bunuh diri, menyusun

rencana bunuh diri, dan mencoba bunuh diri. Hal ini dapat disebabkan oleh

beberapa faktor lain yang dapat menimbulkan depresi dan tidak diteliti dalam

penelitian ini, seperti adanya kelainan organik, riwayat depresi pada keluarga, pola

Page 76: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

59

kepribadian tertentu, serta penyimpangan kognitif yang spesifik.28 Selain itu,

adanya perbedaan pemahaman antara peneliti dan responden terhadap pertanyaan

mengenai pemikiran dan perilaku bunuh diri pada kuesioner YRBS 2017.

Jika hasil penelitian ini dibandingkan dengan hasil survei perilaku berisiko

pada pelajar SMP dan SMA tahun 2015, maka pelajar SLTA yang berniat bunuh

diri di provinsi Jawa Barat (4,8%) mendekati angka hasil survei nasional (5,14%),

sama halnya dengan menyusun rencana bunuh diri (4,6% vs 5,54%) dan mencoba

bunuh diri sangat tinggi melebihi angka survei nasional (2,39% vs 5,1%). Dengan

begitu, perlunya perhatian khusus kepada pelajar SLTA di provinsi Jawa Barat

terhadap perilaku bunuh diri, sehingga angka kejadian remaja akibat bunuh diri

dapat dicegah.2

Berdasarkan hasil analisis bivariat antara perilaku merokok terhadap

kejadian gejala depresi pada pelajar SLTA di provinsi Jawa Barat tahun 2017,

bahwa tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna secara statistik (p>0,05).

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yeji Lee dan

Kang-Sook Lee tentang kejadian depresi dan bunuh diri pada pengguna rokok dan

vape pada remaja di Korea Selatan menujukkan bahwa tingkat kejadian depresi

paling tinggi terjadi pada pengguna rokok setelah pengguna dual use dan vape.10

Pada penelitian ini responden yang mencoba berhenti merokok memiliki

peluang lebih besar untuk mengalami depresi dibandingkan dengan yang tidak

mencoba berhenti merokok. Hal ini dapat dipengaruhi oleh efek nikotin yang

bersifat adiktif pada rokok yang dapat merangsang otak untuk melepaskan hormon

dopamin yang sehingga memberikan rasa nyaman dan ketergantungan. Ketika

seseorang telah mengalami ketergantungan pada nikotin, maka saat withdrawal

(putus zat) akan mengalami gangguan psikologis berupa perasaan tidak nyaman

seperti cemas, merasa tertekan, sulit mengendalikan diri atau mudah marah, mudah

putus asa dan depresi.9 Pada penelitian ini, hanya terdapat responden perokok

ringan (1-10 batang per hari). Belum ada penelitian yang secara tegas menyebutkan

berapa jumlah rokok yang dikonsumsi per hari yang dapat memicu depresi. Akan

tetapi berdasarkan penelitian, dinyatakan bahwa konsumsi jumlah rokok lebih dari

20 batang per hari berdampak cepat dan berat terhadap gangguan kesehatan.37

Page 77: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

60

Berdasarkan hasil analisis bivariat antara perilaku vaping terhadap kejadian

gejala depresi berupa sedih atau putus asa pada pelajar SLTA di provinsi Jawa

Barat tahun 2017, bahwa ditemukan adanya hubungan yang bermakna secara

statistik (p=0,003). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Yeji Lee dan Kang-Sook Lee tentang kejadian depresi dan bunuh diri pada

pengguna rokok konvensional dan vape pada remaja di Korea Selatan menujukkan

bahwa tingkat kejadian depresi paling tinggi pada pengguna dual use (37,6%),

diikuti oleh pengguna vape (33,3%), pengguna rokok konvensional (33,0%) dan

tidak pengguna (23,4%). Pengguna vape lebih cenderung memiliki risiko depresi

dan bunuh diri yang lebih tinggi daripada pengguna konvensional.10 Tetapi, pada

penelitian ini tidak terdapat hubungan bermakna antara dual use dengan kejadian

gelaja depresi.

Vape mengandung nikotin yang terkadang dalam beberapa kondisi lebih

berbahaya daripada paparan nikotin pada rokok tradisional terutama bagi

perkembangan otak remaja, anak, bayi dan wanita hamil. ternyata setelah dilakukan

penelitian lebih lanjut tentang penelitian rokok elektrik oleh FDA di Amerika pada

tahun 2009 dilaporkan bahwa rokok elektrik lebih berbahaya dibandingkan dengan

rokok tembakau. Kemudian, adanya anggapan bahwa rokok elektrik aman dan

dapat digunakan sebagai terapi untuk menghentikan kecanduan pada perokok

sehingga penggunaan vape lebih sering dan kadar nikotin yang dihisap akan lebih

banyak.39

Dalam agama islam, hukum merokok telah tetapkan. Berdasarkan fatwa

Muhammadiyah Fatwa tentang hukum merokok di Muhammadiyah dikeluarkan

oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui keputusan

NO. 6/SM/MTT/III/2010. Dalam putusan tersebut, Muhammadiyah dengan tegas

memberikan status haram terhadap hukum merokok. Dalam pandangan

Muhammadiyah, ada enam alasan keharaman merokok, yaitu:41

1. Merokok termasuk kategori perbuatan khabaaits (perbuatan keburukan

yang bisa menimbulkan dampak negatif) yang dilarang dalam Al-Qur’an

(Q.7:157).

2. Perbuatan merokok mengandung unsur menjatuhkan diri ke dalam

kebinasaan dan bahkan merupakan perbuatan bunuh diri secara perlahan,

Page 78: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

61

oleh karena itu bertentangan dengan larangan Al-Qur’an dalam Q.2:195 dan

4:29.

3. Perbuatan merokok membahayakan diri dan orang lain yang terkena

paparan asap rokok sebab rokok adalah zat adiktif dan berbahaya

sebagaimana telah disepakati oleh para ahli medis dan para akademisi.Oleh

karena itu, merokok bertentangan dengan prinsip syariah dalam Hadits Nabi

bahwa tidak ada perbuatan membahayakan diri sendiri dan membahayakan

orang lain.

4. Rokok diakui sebagai zat adiktif dan mengandung unsur racun yang

membahayakan walaupun tidak seketika melainkan dalam beberapa waktu

kemudian; oleh karena itu, perbuatan merokok termasuk kategori

melakukan sesuatu yang melemahkan sehingga bertentangan dengan Hadi

Nabi saw yang melarang setiap perkara yang memabukkan dan

melemahkan.

5. Membahayakan kesehatan bagi perokok dan orang sekitar yang terkena

paparan asap rokok, maka pembelanjaan uang untuk rokok berarti

melakukan perbuatan mubazir (pemborosan) yang dilarang dalam Islam dan

Al-Qur’an Q. 17: 26-27.

6. Merokok bertentangan dengan unsur-unsur tujuan syariah (maqashid

asysyari’ah), yaitu (1) perlindungan agama (hifz ad-din), (2) perlindungan

jiwa/raga (hifz an-nafs), (3) perlindungan akal (hifz al-‘aql), (4)

perlindungan keluarga (hifz an-nasl), dan (5) perlindungan harta (hifz al-

maal).

4.5 Kelebihan Penelitian

1. Penelitian lebih luas karena selain membahas mengenai hubungan perilaku

merokok dan vaping dengan kejadian depresi, penelitian ini juga membahas

mengenai usia pertama kali merokok secara rutin, prevalensi merokok,

prevalensi vaping dan prevalensi kejadian depresi pada pelajar SLTA di

provinsi Jawa Barat tahun 2017.

Page 79: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

62

2. Penelitian ini pertama kali dilakukan di Indonesia dan dapat menjadi

referensi penelitian.

4.6 Keterbatasan Penelitian

1. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengisian kuesioner

YRBS dengan pertanyaan dalam 12 bulan terakhir dan bersifat subjektif

sehingga memungkinkan terjadinya recall bias

2. Penelitian ini tidak melakukan pengendalian terhadap faktor perancu.

3. Referensi yang menunjang penelitian ini masih sedikit terutama yang

dilakukan di Indonesia.

Page 80: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

63

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Jumlah pertama kali mencoba merokok mengalami peningkatan seiring

bertambahnya usia. Pada usia < 9 tahun 4,5%, usia 9 atau 10 tahun 4,8%,

usia 11 atau 12 tahun 6,8%, usia 13 atau 14 tahun 7,8%. Kemudian, usia 15

atau 16 tahun dan usia > 17 tahun mengalami penurunan yaitu 7,0% dan

1,3% pada siswa SLTA di provinsi Jawa Barat pada tahun 2017.

2. Terdapat sebanyak 8,1% remaja menggunakan vape selama 30 hari terakhir

pada pelajar SLTA di provinsi Jawa Barat pada tahun 2017

3. Prevalensi kejadian gejala depresi pada pelajar SLTA di provinsi Jawa Barat

tahun 2017 yaitu 27,7% pernah merasa sedih atau putus asa disertai

kehilangan minat selama 2 minggu atau lebih berturut-turut, 4,8% pernah

memiliki niat bunuh diri, 4,6% pernah menyusun rencana bunuh diri, dan

5,1 % pernah mencoba bunuh diri.

4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku merokok dengan

kejadian gejala depresi pada pelajar SLTA di provinsi Jawa Barat tahun

2017.

5. Terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku vaping dengan kejadian

gejala depresi pada pelajar SLTA di provinsi Jawa Barat tahun 2017 berupa

merasa sedih atau putus asa selama 2 minggu berturut-turut dalam 12 bulan

terakhir dengan p=0,003

6. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengguna dual use dengan

kejadian gejala depresi pada pelajar SLTA di provinsi Jawa Barat tahun

2017.

Page 81: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

64

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian berikutnya mengenai hubungan perilaku

morokok dan vape terhadap kejadian gejala depresi berdasarkan

pengukuran hormon dopamin dan serotonin pada pelajar SLTA di Provinsi

Jawa Barat.

2. Perlu dilakukan penelitian berikutnya mengenai hubungan perilaku

merokok dan vape terhadap kejadian sindrom depresi pada pelajar SLTA di

Provinsi Jawa Barat.

3. Perlu dilakukan penelitian oleh peneliti berikutnya mengenai faktor-faktor

penyebab timbulnya depresi selain dari rokok dan vape pada pelajar SLTA

di Provinsi Jawa Barat.

4. Melihat prevalensi perilaku merokok dan vaping yang cukup tinggi pada

pelajar SLTA di Provinsi Jawa barat Tahun 2017 khususnya SMA dan

SMK, peneliti menyarankan untuk dilakukanya upaya preventif terhadap

perilaku merokok dan vaping.

5. Melihat mudanya usia merokok yaitu 9 tahun maka perlu edukasi sejak dini,

sasaran bukan hanya untuk anak tetapi orang tua juga.

6. Perlu adanya ketegasan hukum mengenai keberadaan vape di Indonesia.

7. Melihat prevalensi kejadian gejala depresi pada pelajar SLTA di provinsi

Jawa Barat Tahun 2017, peneliti menyarankan untuk dilakukanya edukasi

mengenai pengenalan gejala depresi kepada pelajar, orang tua dan

masyarakat, sehingga mereka lebih menyadari dan tahu tindakan awal yang

harus dilakukan memiliki gejala depresi.

8. Perlu dilakukan upaya preventif dalam mengatasi kejadian depresi pada

pelajar SLTA sehingga dapat terjadi penurunan angka gangguan kesehatan

mental emosional khususnya di provinsi Jawa Barat.

Page 82: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

65

DAFTAR PUSTAKA

1. Batubara, Jose RL. Adolescent development (Perkembangan Remaja). Jakarta:

departemen Ilmu Kesehatan Anak, RS Dr. Cipto Mangunkusumo, FK UI 2010

2. PUSLITBANG Upaya Kesehatan Masyarakat. Perilaku Berisiko Kesehatan

Pada Pelajar SMP dan SMA di Indonesia. Badan LITBANGKES Kementrian

Kesehatan RI. 2015

https://www.who.int/ncds/surveillance/gshs/GSHS_2015_Indonesia_Report_

Bahasa.pdf [disitasi 24 Oktober 2019]

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Buku Pedoman Standar nasional

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Jakarta: Kementrian Kesehatan

RI. 2013

4. World Lung Foundation. The Tobacco Atlas 5th ed. Atlanta: American Cancer

Society, Inc. 2015

5. WHO, R. O. of S.-E. A. (2014). Global Youth Tobacco Survey (GYTS) Global

Youth Tobacco Survey (GYTS) Indonesia Report. 2014

6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) 2018. Jakarta: Kemenkes RI. 2018

7. Hammond D, et al. Prevalence of vaping and smoking among adolescents in

Canada, England, and the United States: repeat national cross sectional

surveys. 2019. https://www.bmj.com/content/365/bmj.l2219#aff-5. [disitasi 23

Juni 2019]

8. Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan

Litbangkes; 2013

9. Liem Andrian. Pengaruh Nikotin Terhadap Aktivitas Dan Fungsi Otak Serta

Hubungannya Dengan Gangguan Psikologis Pada Pecandu Rokok. Makalah

Psikologi Universitas Gajah Mada. 2010

10. Yeji, Lee dan Kang-Sook Lee. Association of Depression and Suicidality with

Electronic and Conventional Cigarette Use in South Korea Adolescents. 2019.

https://doi.org/10.1080/10826084.2018.1552301 [disitasi 30 Oktober 2019]

11. WHO. Health for the world’s adolescents: a second chance in the second

decade: summary; 2014.

Page 83: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

66

12. Peltzer. K, Pengpid. S. Depressive Symptoms and Social Demographic, Stress

and Health Risk Behaviour Among University Students in 26 low, middle and

high income countries. International Journal of Psychiatry in Clinical Practice.

2015

13. Pusat Data dan Statistik Pendidikan. 2018.

http://statistik.data.kemdikbud.go.id/ [disitasi 28 April 2019]

14. KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016.

15. Heryani, R. Kumpulan Undang – Undang dan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Khusus Kesehatan. Jakarta : CV. Trans Info Media; 2014.

16. Sitepoe M. Kekhususan rokok Indonesia. Jakarta: Grasindo, 2000

17. Larasati, A. Perbedaan Derajat Keasaman (pH) Saliva Pada Perokok Keretek

dan Non Keretek. Penelitian Kedokteran Universitas Syarif Hidayatullah.

2016.

18. Townsend, CL dan RL Maynard. Effects on Health of Prolonged Exposure to

Low Concentrations of Carbon Monoxide. Ocoup Environ Med. 2002

19. Geiss O, Kotzias D. Tobacco. European Comission: Cigarettes, and Cigarette

Smoke. Italy: European Communities; 2007

20. Alamsyah, R.M. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok dan

Hubungan dengan Status Penyakit Periodontal Remaja Kota Medan 2007.

Tesis S2 Universitas Sumatera Utara 2009.

http://repository.usu.ac.id/123456789/6703/09E02236.pdf [disitasi 28 April

2019]

21. Komasari D, Avian F H. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok pada

Remaja; 2000

22. Townsend, CL dan RL Maynard. Effects on Health of Prolonged Exposure to

Low Concentrations of Carbon Monoxide. Ocoup Environ Med. 2002

23. The International Bank of Reconstruction and Development. Meredam Wabah

Pemerintah dan Aspek Ekonomi Pengawasan Terhadap Tembakau.

USA:Wachington DC. 2000.

Page 84: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

67

24. Badan POM. infoPOM. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik

Indonesia. Jakarta. 2015

25. William M., Trtchounian A, dan Talbot P. 2010. Conventional and electronic

cigarette (e-cigarette) have different smoking characteristics. Nicotine Tobacco

Res.

26. American Heart Association. Is Vaping Better Than Smoking?. 2019.

https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-lifestyle/quit-smoking-

tobacco/is-vaping-safer-than-smoking [disitasi 24 November 2019]

27. WHO. Depression; 2012

28. Ismail RI, Kristiana S. Gangguan Depresi dalam Buku Ajar Psikiatri. edisi 2.

Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015.

29. Kementrian Kesehatan RI. Peran Keluarga Dukung Kesehatan Jiwa

Masyarakat; 2016

30. Lickerman, Alex. The Six Reasons People Attempt Suicide. Psychology Today

April 29, 2010. https://www.psychologytoday.com/us/blog/happiness-in-

world/201004/the-six-reasons-people-attempt-suicide [disitasi 20 November

2019]

31. CDC. Youth Risk Behavior Surveillance System (YRBSS). 2018.

https://www.cdc.gov/healthyyouth/data/yrbs/index.htm [disitasi 25 November

2019].

32. M. Sopiyudin Dahlan. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam

Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika. 2016

33. Sastroasmoro S, Sofyan I. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. edisi 5.

Jakarta: CV Sagung Seto; 2014

34. WHO. WHO Report on the Global Tobacco Epidemic 2013.

https://www.who.int/tobacco/.global_report/2013/en/. [disitasi 11 November

2019]

35. WHO (World Health Organization). Report on the global tobacco epidemic.

2009

Page 85: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

68

36. Electronic Cigarette Association. The Facts About Electronic Cigarette.

Washington. 2009

37. Herawati MH. Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Pada Produk Rokok dan

Dampaknya Terhadap Kesehatan. Seminar nasional Kimia dalam Industri dan

Lingkungan. 2010. Yogyakarta.

38. Apsari Damayanti, Pengguna Rokok Elektronik di Komunitas Personal

Vaporizer Surabaya. 2016

39. U.S Food and Drug Administration (FDA). 2011. Flavored Tobacco.

http://www.fda.gov/TobaccoProducts/ProtectingKidsfromTobacco/FlavoredT

obacco/default.htm. [sitasi 5 Desember 2019]

40. Benowitz, N. L. Neurobiology of Nicotine Addiction: Implications for

Smoking Cessation Treatment. The American Journal of Medicine vol 121.

2008

41. Al Qurtuby, Sumanto. Menimbang Fatwa Rokok NU dan Muhammadiyah.

2018. https://www.nu.or.id/post/read/97536/menimbang-fatwa-rokok-nu-dan-

muhammadiyah. [sitasi 29 Desember 2019]

Page 86: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

69

Lampiran 1.

Kuesioner YRBS 2017

SURVEI PEILAKU KESEHATAN REMAJA INDONESIA TAHUN 2017

Survei ini tentang perilaku kesehatan remaja. Kuesioner dalam survei ini

dikembangkan sedemikian rupa sehingga Anda bisa memberitahu kami tentang

kebiasaan Anda yang mungkin bisa mempengaruhi kesehatan Anda. Informasi

yang Anda berikan akan digunakan untuk memperbaiki pendidikan kesehatan para

remaja seusia Anda.

JANGAN menuliskan nama Anda. Informasi yang Anda berikan akan dirahasiakan.

Tidak ada seorangpun yang tahu apa yang Anda tulis. Tolong jawab

pertanyaanpertanyaan di bawah ini sesuai dengan apa yang Anda benar-benar

kerjakan.

Pertanyaan tentang latar belakang Anda hanya digunakan untuk menggambarkan

karakteristik seluruh siswa yang menjadi responden, dan bukan untuk mencari tahu

nama Anda. Tidak ada nama siswa yang dilaporkan. Patikan bahwa Anda telah

membaca seluruh pernyataan. Isi lembar jawaban secara lengkap.Apabila telah

selesai mengisinya, ikuti petunjuk petugas survei.

Terima kasih atas kerjasama Anda

DESKRIPSI DIRI

1. Berapa usia Anda sekarang?

A. 12 tahun atau kurang

B. 13 tahun

C. 14 tahun

D. 15 tahun

E. 16 tahun

F. 17 tahun

G. 18 tahun

H. 19 tahun atau lebih

Page 87: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

70

2. Apa jenis kelamin Anda?

A. Laki-laki

B. Perempuan

5. Apa sekolah Anda?

A. SMA

B. MA

C. SMK

7. Anda duduk di kelas berapa saat ini?

A. 10

B. 11

C. 12

DEPRESI

37. Selama 12 bulan terakhir, apakah Anda pernah merasa sedih atau putus asa

selama dua minggu atau lebih berturut-turut sehingga Anda tidak ingin melakukan

kegiatan apapun?

A. Ya

B. Tidak

38. Selama 12 bulan terakhir, apakah Anda pernah sungguh-sungguh berniat untuk

bunuh diri?

A. Ya

B. Tidak

39. Selama 12 bulan terakhir, apakah Anda pernah menyusun rencana untuk bunuh

diri?

A. Ya

B. Tidak

Page 88: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

71

40. Selama 12 bulan terakhir, berapa kali Anda pernah mencoba bunuh diri?

A. 0 kali

B. 1 kali

C. 2 atau 3 kali

D. 4 atau 5 kali

E. 6 kali atau lebih

PERILAKU MEROKOK

42. Apakah Anda pernah mencoba merokok, walau hanya satu atau dua batang?

A. Ya

B. Tidak

43. Berapakah usia Anda ketika pertama kali mencoba merokok walaupun hanya

satu atau dua kali hisap?

A. Saya tidak pernah mencoba merokok

B. Saat usia kurang dari 9 tahun

C. Saat usia 9 atau 10 tahun

D. Saat usia 11 atau 12 tahun

E. Saat usia 13 atau 14 tahun

F. Saat usia 15 atau 16 tahun

G. Saat usia 17 tahun atau lebih

47. Selama 30 hari terakhir, pada hari dimana Anda merokok, berapa jumlah rokok

yang dihisap per hari?

A. Saya tidak merokok selama 30 hari terakhir

B. Kurang dari 1 rokok per hari

C. 1 rokok per hari

D. 2-5 rokok per hari

E. 6-10 rokok per hari

F. 11-20 rokok per hari

G. Lebih dari 20 rokok per hari

Page 89: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

72

51. Selama 12 bulan terakhir, apakah Anda mencoba untuk berhenti merokok?

A. Saya tidak merokok selama 12 bulan terakhir

B. Iya

C. Tidak

PERILAKU VAPING

53. Selama 30 hari terakhir, dalam berapa hari Anda menggunakan vape?

A. 0 hari

B. 1 atau 2 hari

C. 3-5 hari

D. 6-9 hari

E. 10-19 hari

F. 20-29 hari

G. 30 hari seluruhnya

Page 90: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

73

Lampiran 2

Parental Informed Consent Passive-Form

Yth. Orang tua siswa,

Sekolah putera-puteri Anda terpilih untuk ikut berpartisi pasi dalam Survei

Perilaku Kesehatan Remaja Indonesia tahun 2017, bersama-sama para siswa

dari 29 sekolah lanjutan tingkat atas lainnya di Provinsi DKI Jaya, Jawa Barat dan

Banten. Survei ini disponsori oleh Pusat Penelitian dan Penerbitan (Puslitpen)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Survei ini menanyakan

tentang perilaku kesehatan putera-puteri Anda, antara lain kebiasaan makan, tidur,

olah raga, merokok, minum minuman keras, cedera, aktivitas menggunakan

internet, dan kesehatan reproduksi. Setiap siswa memerlukan waktu 40-60 menit

untuk mengisi kuesioner pada survei ini. Setiap jawaban atas pertanyaan survey ini

berupa pilihan berganda. Jawaban dituliskan di atas kertas dengan menggunakan

pensil 2B.

Survei ini dirancang untuk melindungi privasi siswa. Siswa tidak diperkenankan

menuliskan nama mereka pada lembar isian kuesioner. Selain itu, nama siswa dan

sekolah tidak dicantumkan dalam laporan penelitian. Siswa tidak memperoleh

keuntungan financial apapun dengan mengikuti survei ini. Hasil survei ini akan

bermanfaat bagi kesehatan seluruh remaja Indonesia di masa depan. Hasil survei

ini akan digunakan untuk memperbaiki pendidikan kesehatan bagi remaja.

Pendidikan kesehatan yang tepat bagi para remaja akan mencegah mereka dari

berbagai penyakit ketika dewasa nanti, antara lain seperti penyakit jantung, stroke,

kanker, kencing manis, tekanan darah tinggi, penyakit ginjal, dan sebagainya.

Kami berharap seluruh siswa terpilih bisa berpartisipasi dalam survei ini. Namun,

survei ini bersifat sukarela.Tidak ada sanksi apapun bagi sekolah, siswa maupun

orang tuanya apabila siswa tidak mengikuti survei ini ataupun memutuskan untuk

berhenti kapan saja ketika sedang mengikuti survei.Siswa juga diperkenankan

untuk melewati pertanyaan tertentu yang tidak ingin mereka jawab. Mohon

lengkapi form di bawah ini dan diserahkan kembali kepada sekolah dalam 3 hari

Page 91: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

74

sejak dibagikan kepada siswa hanya jika Anda tidak mengizinkan putera-puteri

Anda mengikuti survei ini. Apabila Anda masih memiliki pertanyaan lagi tentang

survei ini yang tidak bisa dijawab oleh guru putera-puteri Anda atau kepala sekolah,

silakan hubungi …………………………………………………….

Di Nomor _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ .

Terima kasih.

_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

_ _ _ _ _

Mohon lengkapi dan serahkan kembali form di bawah ini apabila Anda tidak

mengizinkan putera-puteri Anda mengikutisurvei.

Nama siswa : …………………………………………….….

Kelas : ………………….…………………….

Saya telah membaca form ini dan memahami tentang survei ini.

[ ] TIDAK, anak saya tidak boleh mengikuti survei ini

Nama orang tua : …………………………………………….

Nomor HP : …………………………………………….

Tandatangan : …………………………………………….

Page 92: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

75

Lampiran 3.

Surat Rekomendasi Penelitian

Page 93: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

76

Page 94: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

77

Lampiran 4.

Surat Rekomendasi Izin Penelitian

Page 95: HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DAN VAPING TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49125... · 2020. 1. 9. · Putri Amalia Nasution. Program Studi Kedokteran. Hubungan

78

Lampiran 5.

Riwayat Penulis

Identitas

Nama : Putri Amalia Nasution

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Tanjung Balai, 09 April 1997

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jambu, Perumahan D’ Arden No B1, Ciputat

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2001 – 2003 : TK Aisyah Aek Mual

2003 – 2009 : SDN 142558 Tangga Bosi

2009 – 2012 : Pesantren Darul Mursyid Sipirok

2012 – 2015 : SMA Negeri 3 Medan

2016 – sekarang : Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Riwayat Organisasi

2017 – 2018 : Anggota Departemen Kesejahteraan Sosial

DEMA FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2018 – 2019 : Ketua Departemen Pembangunan Ekonomi

DEMA FK UIN Syarif Hidayatullah jakarta

2019 – sekarang : Anggota bidang Funding and Partnership ISMKI

Wilayah 2