hubungan penularan dan pencegahan virus hepatiis pada mahasiswa tingkat 3 semester vi yang praktek...

6
“HUBUNGAN PENULARAN DAN PENCEGAHAN VIRUS HEPATIIS PADA MAHASISWA TINGKAT 3 SEMESTER VI YANG PRAKTEK DI RUMAH SAKIT” Hepatitis virus menyebabkan inflamasi yang menyebar kejaringan hepar melalui infiltrasi, inflamasi, degenerasi, dan regenerasi dapat terjadi serentak inflasi yang disertai pembengkakan dapat menekan cabang vena porta, transaminase serum dan meningkat masa protombin memanjang (Baradero. 2008 : 31). Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrose dan inflamasi pada sel – sel hati yang hasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler (Brunner & Suadarth. 2002 : 1169). Hepatitis B merupakan penyakit endemik seluruh bagian dunia, pada anak sering menimbulkan gejala yang minimal bahkan sering terjadi iskemik, namun sering menyebabkan hepatitis yang kronik, dalam kurun waktu 10 – 20 tahun dapat berkembang menjadi serosis ataupun hepatoma, sedangkan pada orang dewasa lebih sering menjadi hepatitis akut. Masa inkubasi berkisar antara 48 – 180 hari (6 minggu – 6 bulan) dengan masa penularan tertingi tejadi beberapa minggu 5 bulan timbul gejala sampai berakhirnya gejala akut. Indonesia dengan angka Hbsag-emia berkisar 3 – 2 % termasuk endemis sedang sampai tinggi (Ranuh.2001 : 83).

Upload: nugi

Post on 03-Oct-2015

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

F

TRANSCRIPT

HUBUNGAN PENULARAN DAN PENCEGAHAN VIRUS HEPATIIS PADA MAHASISWA TINGKAT 3 SEMESTER VI YANG PRAKTEK DI RUMAH SAKIT

Hepatitis virus menyebabkan inflamasi yang menyebar kejaringan hepar melalui infiltrasi, inflamasi, degenerasi, dan regenerasi dapat terjadi serentak inflasi yang disertai pembengkakan dapat menekan cabang vena porta, transaminase serum dan meningkat masa protombin memanjang (Baradero. 2008 : 31). Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrose dan inflamasi pada sel sel hati yang hasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler (Brunner & Suadarth. 2002 : 1169). Hepatitis B merupakan penyakit endemik seluruh bagian dunia, pada anak sering menimbulkan gejala yang minimal bahkan sering terjadi iskemik, namun sering menyebabkan hepatitis yang kronik, dalam kurun waktu 10 20 tahun dapat berkembang menjadi serosis ataupun hepatoma, sedangkan pada orang dewasa lebih sering menjadi hepatitis akut. Masa inkubasi berkisar antara 48 180 hari (6 minggu 6 bulan) dengan masa penularan tertingi tejadi beberapa minggu 5 bulan timbul gejala sampai berakhirnya gejala akut. Indonesia dengan angka Hbsag-emia berkisar 3 2 % termasuk endemis sedang sampai tinggi (Ranuh.2001 : 83).

Insiden hepatitis virus yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit tersebut penting karena ditularkan memiliki morbiditas yang tinggi. Enam puluh sampai sembilan puluh persen dari kasus hepatitis virus diperkiraan berlangsung tanpa dilaporkan beberapa kasus kasus sub klinis, ketidak berhasilan mengenali kasus ringan dan kesalahan diagnose diperkiraan turut menjadi penyebab pelaporan yang kurang dari keadaan sebenarnya (Brunner & Sudarth. 2002 : 1169). Kelompok resiko tinggi yang terpapar hepatitis adalah pengguna obat-obatan terlarang (suntikan), homoseksual yang aktif, pasangan seksual dan orang-orang serumah cerier HBV, petugas kesehatan yang berhubungan dengan darah (Baradero.2008:35). Menurut penelitian mengenai risiko perawat tertusuk jarum dilakukan oleh sebuah rumah sakit. Risiko perawat tertusuk jarum cukup tinggi karena kerap7. Pencegahan Resiko yang Mengancam Kehidupan dan Kesejahteraan Kebersihan kamar mandi: Konsumsi vitamin: Imunisasi: Olahraga : Upaya keharmonisan keluarga:

8. Peningkatan Kesehatan dan Pengembangan Potensi Dalam Hubungan Sosial Konsultasi dokter: Pelayanan kesehatan lingkungan rumah: Komunikasi lingkungan:

3.Analisa data pada kelompok khusus resiko tinggi rawan tertular penyakit.Analisa DataNoDataEtiologiMasalah

1DS : pasien mengatakan cepat lelah (keletihan) DO : defisiensi kekebalan tubuhPenyakit (Gangguan kekebalan tubuh) Ketidak efektifan perlindungan diri

2DS : Pasien mengatakan akhir-akhir ini matanya bernarwana kuningDO : Pasien bertanya tentang penyakitnyaKeterbatasan kognitifDefisit pengetahuan

3DS : Pesien mengatakan mengeluh ketakutanDO : Gelisah, wajah

tegang

Ancaman dan Perubahan status kesehatan

ketahanan tubuhAnsietas

4. Diagnosa Keperawatan1. Ketidakefektifan perlindungan diri berhubungan dengan penyakit (gangguan kekebalan tubuh)2 Defisit pengetahuan berhubungan dengan Keterbatasan kognitif3.Ansietas berhubungan dengan ancaman dan perubahan status kesehatan ketahanan tubuh

5. Intervensi Keperawatan

DX 1: Ketidakefektifan perlindungan diri berhubungan dengan penyakit (gangguan kekebalan tubuh)

Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan menunjukkan status kekebalan tubuh yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut (gangguan ekstrim, berat, sedang, ringan atau tidak mengalami gangguan) : hitung jenis sel darah putih, kadar komplemen, sel-T4, dan sel-T8.

KH : Pasien akan mengungkapkan secara verbal rencana untuk memberikan keamanan bagi diri (misalnya, melaksanakan instruksi pembatasan).

IntervensiRasional

1)NIC :Memantau kondisi fisik yang berdampak pada kelompok dan komunitas.1)Untuk menetapkan cara mengatasinya.

2)Mengembangkan dan memberikan bimbingan dan pengalaman belajar untuk kesehatan individu, keluarga, kelompok serta komunitas.2 menambah pengetahuan dan informasi akan memperoleh dampak yang baik bagi suatu individu

3)Menganalisis faktor resiko potensial, menentukan resiko kesehatan, dan meprioritaskan strategi yang menurunkan resiko untuk individu atau kelompok.3. mengidentifikasi masalah dapat menentukan dan memprioritaskan intervensi yang tepat

DX 2: Defisit pengetahuan berhubungan dengan Keterbatasan kognitif Tujuan : Setelah dilakukan proses keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan pasien memahami konsep penyakit yang dialami dan cara penanganannya.KH : Pasien mampu memperlihatkan kemampuan untuk melindungi dirinya.NIC Rasional

1. Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya2. Jelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala), identifikasi kemungkinan penyebab. Jelaskan kondisi tentangklien3. Jelaskan tentang program pengobatan dan alternatif pengobantan4. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin digunakan untuk mencegah komplikasi5. Diskusikan tentang terapi dan pilihannya6. Tanyakan kembali pengetahuan klien tentang penyakit, prosedur perawatan dan pengobatanMempermudah dalam memberikan penjelasan pada klienMeningkatan pengetahuan dan mengurangi cemas

3. Mempermudah intervensi

Mencegah keparahan penyakit

Memberi gambaran tentang pilihan terapi yang bisa digunakan6.mengetahui pemahaman pasien tentang penyakit dan prosedur