hubungan pengetahuan ibu tentang pijat bayi …repository.unjaya.ac.id/854/1/dian ferry...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DENGANPERILAKU IBU MENCARI PELAYANAN PIJAT BAYI DIKELURAHAN TAMANTIRTA KECAMATAN KASIHAN
KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana KeperawatanSTIKES A. Yani Yogyakarta
Disusunoleh:
DIAN FERRY PRIBADI3208110
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANIYOGYAKARTA
2013
ii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DENGANPERILAKU IBU MENCARI PELAYANAN PIJAT BAYI DIKELURAHAN TAMANTIRTA KECAMATAN KASIHAN
KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
Disusunoleh :
DIAN FERRY PRIBADINPM : 3208110
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah SatuSyarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Tanggal : ..........................
Menyetujui
Penguji,
Atik Badi’ah, S.Pd.,S,Kp.,M.KesNIP. 196512301988032001
Pembimbing I,
Ida Nursanti, S.Kep.,Ns.,MPHNIDN. 0619047702
Pembimbing II,
Sulistyaningsih, S.Kep.,NsNIDN. 0525097901
MengesahkanKetua Progran Studi Sarjana Keperawatan
STIKES A.Yani Yogyakarta
DwiSusanti, S.Kep.,NsNIDN. 0530058401
iii
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DENGANPERILAKU IBU MENCARI PELAYANAN PIJAT BAYI DIKELURAHAN TAMANTIRTA KECAMATAN KASIHAN
KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
Dian Ferry Pribadi1, Ida Nursanti2, Sulistyaningsih3
INTISARI
Latar Belakang : Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus pada permukaan kulit bayi, dilakukan dengan menggunakan tanganyang bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, system pernafasanserta sirkulasi darah dan limpha. Pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa diIndonesia masih dipegang peranannya oleh dukun bayi. Hasil wawancaralangsung di Dusun Ngebel, Kelurahan Tamantirta, Kecamatan Kasihan,Kabupaten Bantul, 5 ibu belum mengetahui dengan jelas seberapa penting pijatbayi jika dilakukan oleh ibu terhadap bayi. Hal ini karena perilaku masyarakatyang telah menjadi budaya dan kepercayaan dalam kelompok masyarakat.Perilaku masyarakat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor predisposisi, faktorpemungkin, serta faktor penguat, ketiga faktor tersebut merupakan faktor utamayang dapat mempengaruhi perilaku.Tujuan : Diketahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi denganperilaku ibu mencari tempat pelayanan pijat bayi di Kelurahan Tamantirta.Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitikdengan pendekatan cross sectional serta menggunakan metode kuantitatif. Teknikpengambilan sampel menggunakan sampel acak sederhana yang berjumlah 42bayi. Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis univariant dengan rumusprosentase serta analisis bivariant dengan Chi square.Hasil Penelitian : Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji chisquare hubungantingkat pengetahuan baik kurang dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayidiperoleh nilai p sebesar 0,000 < 0,05 dan pengujian hubungan tingkatpengetahuan cukup kurang dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayidiperoleh nilai p sebesar 0,017 < 0,05Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentangpijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di KelurahanTamantirto.Kata kunci : Pengetahuan, Pijat Bayi, Pelayanan Pijat Bayi
1Mahasiswa STIKES A. Yani Yogyakarta2DosenSTIKES A. Yani Yogyakarta3Dosen STIKES A. Yani Yogyakarta
iv
THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE ABOUT BABYMASSAGE AND MOTHERS’ ATTITUDE TOWARDS LOOKING
FOR BABY MASSAGE SERVICES IN TAMANTIRTAVILLAGE, KASIHAN DISTRICT, BANTUL
REGENCY, YOGYAKARTA
Dian Ferry Pribadi1, Ida Nursanti2, Sulistyaningsih3
ABSTRACT
Research Background: Baby massage is massaging doneby caressing softly theskin surface of babies using hands and aiming to produce effects totheir nerves,muscles, respiratory system, blood curculation and spleen. For people living invillages in Indonesia, baby massage remains done by baby shamans. Inaccordance with the interview results done in Ngebel Hamlet, Tamantirta Village,Kasihan District, Kabupaten Regency, it is suggested that there were 5 motherswho had not known clearly the importance of baby massage done by a mother toher baby. It is resulted from the attitude of the society which has been establishedas their culture and belief. The attitude of the society is influenced by threefactors, namely predisposition factor, possibility factor, as well as supportingfaktor, these three factors are the main factors influencing attitude.Research Purposes: To examine the relationship between mothers’ knowledgeabout baby massage and their attitude towards looking for baby massage servicesin Tamantirta Village.Research Methods: This is descriptive-analytic research using cross-sectionalapproaches and quantitative methods. The sampling technique employed wassimple random sampling technique consisting of 42 babies. The research findingswere analyzed using univariant analysis with percentage formulas as well asanalyzed using bivariant analysis with Chi-square.Research Findings: The findings were indicated by the results of chi square testconcerning the relationship between low-high level of knowledge and the attitudeof the mothers towards looking for baby massage services which generated the pvalue of 0.000<005 and investigation on the relationship between low-high levelof knowledge and the attitude of the mothers towards looking for baby massageservices which generated the p value of 0.017<0.05.Conclusions: There is a significant relationship between the knowledge aboutbaby massage and mothers’ attitude towards looking for baby massage services inTamantirta Village.
Keywords: Knowledge, Baby Massage, Baby Massage Services
1 Student of STIKES A. Yani Yogyakarta2 Lecturer of STIKES A. Yani Yogyakarta3 Lecturer of STIKES A. Yani Yogyakarta
v
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis yangpernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggidan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yangpernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalamnaskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 18 juli 2013
Dian Ferry pribadi
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang Berjudul “Hubungan
Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Dengan Perilaku Ibu Mencari Pelayanan Pijat
Bayi Di Kelurahan Tamantirta”
Penyusunan usulan penelitian ini kiranya tidak mungkin terselesaikan tanpa
ada bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan, pengarahan, maupun
pemberian kemudahan dalam pengumpulan data serta dukungan moril. Oleh
karena itu penulis sampaikan rasa terimakasih kepada :
1. dr. Edy Purwoko, SpB selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta.
2. Dwi Susanti, S.Kep, Ns selaku Ka. Prodi S1 Keperawatan Stikes Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta.
3. AtikBadi’ah, S.Pd., S.Kp.,M,Kes. Selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan banyak masukan dan saran yang berguna bagi penulis.
4. Ida Nursanti S.Kep.,Ns.,MPH selaku Pembimbing I dalam penyusunan Skripsi
Penelitian ini.
5. Sulistyaningsih, S.Kep.,Ns selaku Pembimbing II dalam penyusunan Skripsi
Penelitian ini.
6. Kedua orang tua, saudara dan sahabatku yang telah mendukung
terselesaikannya Skripsi.
7. Kader-kader posyandu di Kelurahan Tamantirta yang telah membantu
jalannya penelitian.
Akhir kata penulisan mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan menambah khasanah ilmu keperawatan.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Yogyakarta, Juli 2013
Penyusun
Dian Ferry Pribadi
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... iHALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iiINTISARI ..................................................................................................... iiiABSTRACT.................................................................................................. ivPENYATAAN............................................................................................... vKATA PENGANTAR.................................................................................. viDAFTAR ISI................................................................................................ viiDAFTAR TABEL ........................................................................................ ixDAFTAR GAMBAR.................................................................................... xDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ....................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................. 3C. Tujuan Penelitian ................................................................... 4D. Manfaat Penelitian ................................................................. 4E. Keaslian Penelitian................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Pijat Bayi................................................................................ 7B. Cara Pemijatan untuk Berbagai Kelompok Umur ................. 10C. Urutan Pemijatan Bayi ........................................................... 10D. Pelaksanaan Pijat Bayi di Indonesia ...................................... 15E. Pengetahuan ........................................................................... 16F. Perilaku .................................................................................. 18G. Landasan Teori....................................................................... 21H. Kerangka Teori....................................................................... 23I. Kerangka Konsep ................................................................... 23J. Hipotesis................................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIANA. Rancangan Penelitian ............................................................. 24B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 24C. Populasi dan Sampel .............................................................. 24D. Variabel Penelitian ................................................................. 27E. Definisi Operasional............................................................... 27F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ..................................... 28G. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................. 30H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 32I. Etika Penelitian ...................................................................... 34J. Jalannya Penelitian................................................................. 35
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ...................................................................... 37B. Pembahasan............................................................................ 41C. Keterbatasan Penelitian.......................................................... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan ............................................................................ 47B. Saran ...................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Urutan Pemijatan Bayi .................................................................. 10
Tabel 3.1 Definisi Operasional...................................................................... 27
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner....................................................................... 29
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Kelurahan
Tamantirta, Kabupaten Bantul ...................................................... 38
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Pijat Bayi
Pada Ibu Bayi di Kelurahan Tamantirta, Kabupateb Bantul ........ 39
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Mencari Pelayanan Pijat Bayi
Di Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul................................ 39
Tabel 4.4 Tabulasi Silang dan Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Baik
Kurang dan cukup kurang denganPerilaku Ibu Mencari Pelayanan
Pijat Bayi diKelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul................. 40
x
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 23
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ..................................................................... 23
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Lembar Cheklist
Lampiran 3 Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 Surat Ijin Uji Validitas
Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian
Lampiran 6 Data Hasil Penelitian
Lampiran 7 Tabulasi Skor Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 8 Lembar Konsultasi
Lampiran 9 Jadwal Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus
pada permukaan kulit bayi, dilakukan dengan menggunakan tangan yang
bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, sistem pernafasan serta
sirkulasi darah dan limpha (Subakti dan Anggraini, 2008). Sentuhan dan pijat
pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh
berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi. Laporan
tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di Papyrus Ebers, yaitu catatan
kedokteran zaman Mesir Kuno Ayur-Veda buku kedokteran tertua di India
(sekitar 1800 SM) yang menuliskan tentang pijat, diet, dan olah raga sebagai cara
penyembuhan utamamasa itu. Sekitar 5000 tahun yang lalu para dokter di Cina
dari Dinasti Tang juga meyakini bahwa pijat adalah salah satu dari 4 teknik
pengobatan penting (Roesli, 2010).
Ikatan batin yang sehat sangat penting bagi anak terutama dalam usia 2
tahun pertama yang akan menentukan perkembangan kepribadian anak
selanjutnya. Selain faktor bawaan yang dianugerahkan Tuhan sejak lahir, stimulus
dari luar juga berperan bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional
anak. Seorang anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa.
Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan
tangguh. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan
hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik,
lingkungan, perilaku, dan rangsangan atau stimulasi yang berguna (Subakti dan
Anggraini, 2008).
Pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa di Indonesia masih dipegang
peranannya oleh dukun bayi. Dewi (2006) melakukan penelitian mengenai
pelaksanaan pijat bayi oleh dukun bayi dan memperoleh hasil yaitu pelaksanaan
1
2
pijat bayi secara tradisional oleh dukun bayi dilakukan dengan langkah yang
kurang baik dan tidak sesuai dengan urutan pemijatan bayi.
Banyak penelitian tentang pijat bayi prematur dilakukan oleh psikologi T.
Field dan Scafidi tahun 1986 dan 1990, menunjukkan bahwa pada 20 bayi
prematur berat badan 1280 dan 1176 gr, yang dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari
mengalami berat badan per hari 20% sampai 47% lebih banyak dari yang tidak
dipijat. Penelitian pada bayi cukup bulan yang berusia 1 – 3 bulan yang dipijat 15
menit 2 x seminggu selama 6 minggu didapatkan kenaikan berat badan yang lebih
dan kontrol (Roesli, 2010).
Perilaku masyarakat desa selama ini tidak hanya melakukan pijat bila bayi
sehat tetapi juga pada bayi sakit dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi lahir.
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu
aktivitas dari pada manusia itu sendiri, karena itu perilaku manusia mencakup
bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, beraksi, berpakaian
dan lain-lain. Kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan
emosi merupakan perilaku manusia (Notoatmojo, 2010).
Perilaku masyarakat dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor predisposisi
yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai,
faktor pemungkin, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak
tersediannya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas,
obat-obatan, serta faktor penguat, yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat, dan dukungan dari keluarga, dukungan teman, dukungan dari
masyarakat, ketiga faktor tersebut merupakan faktor utama yang dapat
mempengaruhi perilaku (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian Aji (2008)
diketahui ibu dengan persepsi yang baik tentang pijat bayi memiliki perilaku yang
baik dalam menerapkan pijat bayi sebesar 80%, hal ini menunjukkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara antara persepsi ibu tentang pijat bayi dan
perilaku ibu dalam menerapkan pijat bayi.
3
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis melalui wawancara
langsung dengan 10 ibu di Dusun Ngebel, Kelurahan Tamantirta, Kecamatan
Kasihan, Kabupaten Bantul, 5 ibu belum mengetahui dengan jelas seberapa
penting pijat bayi jika dilakukan oleh ibu terhadap bayi. Mereka lebih
mempercayakan anaknya yang sedang rewel untuk dipijat ke dukun bayi.
Masyarakat sudah sangat mempercayakan anaknya kepada dukun bayi untuk
dipijat. Hal ini karena perilaku masyarakat yang telah menjadi budaya dan
kepercayaan dalam kelompok masyarakat. Kebanyakan dari warga disekitar tidak
mengetahui tentang informasi jika telah ada praktik pijat bayi di tempat praktik
tenaga kesehatan dan pusat kesehatan, dan ibu sudah biasa memijatkan anak-
anaknya ke dukun bayi, hal ini dapat dilihat dengan masih banyaknya ibu yang
datang ke dukun bayi untuk memijatkan bayinya. Hal tersebut dikarenakan oleh
kebudayaan yang masyarakat anut juga begitu kental.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, kebudayaan mempengaruhi
perilaku ibu memilih memijatkan bayinya kepada dukun bayi, sehingga peneliti
ingin mengetahui apakah pengetahuan mempengaruhi perilaku ibu untuk
memijatkan bayinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah
penelitian adalah “Apakah ada Hubungan Pengetahuan ibu Tentang Pijat Bayi
dengan Perilaku Ibu Mencari Pelayanan Pijat Bayi di Kelurahan Tamantirta?”
4
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Diketahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi dengan
perilaku ibu mencari tempat pelayanan pijat bayi di Kelurahan Tamantirta.
2. Tujuan khusus
a. Diketahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Kelurahan
Tamantirta.
b. Diketahui perilaku ibu mencari tempat pelayanan pijat bayi di Kelurahan
Tamantirta.
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian dapat memperkuat teori tentang pengetahuan terhadap
perilaku.
2. Bagi Pengguna
a. Bagi Ibu di Kelurahan Tamantirta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat khususnya ibu di Kelurahan Tamantirta untuk
mengaplikasikan pijat bayi dengan baik dan benar di tempat pelayanan
kesehatan ataupun dilakukan sendiri di rumah.
b. Bagi Petugas Puskesmas I di Wilayah Kelurahan Tamantirta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai suatu
masukan untuk mengadakan program promotif tentang pelaksanaan pijat
bayi di tenaga kesehatan serta memberikan penyuluhan kepada warga
tentang pentingnya pijat bayi terhadap tumbuh kembang anak.
5
c. Bagi peneliti lain
Mengembangkan penelitian ini tentang hal-hal yang mempengaruhi
perilaku ibu untuk melakukan pijat bayi misal dari faktor pemungkin dan
penguat.
E. Keaslian penelitian
1. Aji (2008) dengan judul ’’Persepsi Ibu Tentang Pijat Bayi Dan Perilaku Ibu
dalam Menerapkan Pijat Bayi’’. Penelitian ini dilakukan dengan subyek ibu-
ibu primipara dan multipara yang menyertakan anaknya untuk dipijat di
klinik anak Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, bayi sehat. Menunjukkan
persepsi ibu tentang pijat bayi sebagian besar baik. Perilaku positif dalam
menerapkan pijat bayi dan sebagian besar berpendidikan SMA, serta
pendapatan ibu menengah dan bekerja sebagai karyawan swasta. Jenis
penelitian adalah non eksperimen, menggunakan metode cross sectional dan
menggunakan analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan ada
hubungan antara persepsi ibu tentang pijat bayi dan perilaku ibu dalam
menerapkan pijat bayi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
adalah tujuan penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, lokasi dan
subyek penelitian. Persamaan dengan peneliti ini terletak pada jenis penelitian
yaitu kuantitatif serta karakteristik responden merupakan ibu yang
menerapkan pijat bayi.
2. Ningsih (2009) dengan judul ’’Perbandingan Peningkatan Pengetahuan Ibu
Tentang Pijat Bayi Pada Balita Setelah Mendapat Penyuluhan Dan Pemutaran
VCD Di Kelurahan Widodomartini, Ngemplak, Kabupaten Sleman,
Yogyakarta’’. Penelitian ini dilakukan dengan subyek penelitian adalah ibu
yang memiliki balita di Kelurahan Widodomartini, ngemplak, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan pretest dan posttest. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat
perbedaan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang pijat bayi
6
sebelumnya dan sesudah penyuluhan dan pemutaran VCD. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah tujuan penelitian, variabel
penelitian, lokasi dan subyek penelitian. Persamaan dengan peneliti ini
terletak pada jenis penelitiam yaitu menggunakan deskriptif dan karakteristik
respondennya yaitu pijat bayi.
3. Wahyuni (2006) dengan judul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang
Pijat Bayi di Desa Bedoyo Ponjong Gunung Kidul’’. Penelitian ini dilakukan
dengan subyek penelitian ibu-ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan di Desa
Bedoyo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif.. Hasil dari penelitian
sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Desa Bedoyo
adalah tinggi, sedangkan sikap ibu tentang pijat bayi sebagian besar adalah
mendukung. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah
tujuan penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, lokasi dan subyek
penelitian. Persamaan dengan peneliti ini terletak pada jenis penelitian yaitu
menggunakan deskriptif dan koesioner yang sama.
4. Dewi (2006) dengan judul “Gambaran Pelaksanaan Pijat Bayi oleh Dukun
Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan I” memperoleh hasil yaitu
gambaran pelaksanaan pijat bayi pada bagian kaki adalah kurang baik dengan
prosentase tertinggi 83,3%, pelaksanaan pijat bayi pada bagian perut bayi
prosentase kurang adalah 100%, pelaksanaan pijat bayi pada bagian dada bayi
adalah adalah kurang baik yaitu 100%, pelaksanaan pijat bayi pada bagian
tangan adalah kurang baik yaitu 66,7%, pelaksanaan pijat bayi pada bagian
wajah adalah kurang yaitu 66,7%, pelaksanaan pijat bayi pada bagian
punggung adalah kurang yaitu 83,3%, pelaksanaan gerakan relaksasi tidak
dilakukan oleh dukun bayi dan pelaksanaan gerakan peregangan adalah
kurang yaitu 100%. Perbedaan peneliti ini dengan peneliti terdahulu adalah
tujuan penelitian, metode penelitian, variable penelitian, lokasi. Persamaan
dengan peneliti ini terletak pada jenis penelitian menggunakan deskriptif
analitik dengan pendekatan cross sectional.
37
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Kelurahan Tamantirta merupakan kelurahan yang berada di wilayah
Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kelurahan ini berjarak dari Kota Yogyakarta sekitar 7 km dengan menyusuri
jalan Reng Road. Kelurahan Tamantirta terdiri dari 10 padukuhan.
Kelurahan Tamantirto masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kasihan I
Bantul. Puskesmas Kasihan I ini mempunyai beberapa unit pelayanan
diantaranya yaitu ruang pendaftaran, Poli lansia, Poli KIA, ruang bersalin, Poli
gigi, Laboratorium, Apotik. Pengelola Posyandu adalah pengurus yang
dibentuk oleh warga yang berasal dari kader PKK, tokoh masyarakat formal
dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah pedukuhan. Sasaran
Posyandu adalah bayi berusia kurang dari 1 tahun, balita usia 1 sampai dengan
5 tahun, ibu hamil, ibu menyusui, wanita usia subur. Tujuan Posyandu di
Kelurahan Tamantirta meliputi kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi,
peningkatan gizi, penanggulangan diare. Pada pelaksanaan Posyandu
melibatkan petugas Puskesmas Kasihan I. Kegiatan penyuluhan tentang
pentingnya pijat bayi bagi pertumbuhan bayi pernah dilakukan oleh tenaga
kesehatan dari Puskesmas Kasihan I.
2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan
umur, pendidikan, status ekonomi dan pekerjaan yang diuraikan sebagai
berikut:
38
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di KelurahanTamantirta, Kabupaten Bantul
Mei 2013
Karakteristik Frekuensi ProsentaseUmur20-35 tahun> 35 tahun
2913
69,031,0
PendidikanSDSMPSMAPT
319164
7,145,338,19,5
Status ekonomiPenghasilan < Rp 993.484Penghasilan > Rp 993.484
3111
73,826,2
PekerjaanPNSWiraswastaSwastaTidak bekerja
241125
4,89,526,259,5
Jumlah 42 100Sumber : Data primer tahun 2013
Tabel 4.1. menunjukkan sebagian besar responden berumur 20-35 tahun
sebanyak 29 orang (69%). Pendidikan responden sebagian besar adalah SMP
sebanyak 19 orang (45,3%). Status ekonomi responden sebagian besar adalah
berpenghasilan < Rp 993.484 sebanyak 18 orang (42,9%). Sebagian besar
responden tidak bekerja sebanyak 25 orang (59,5%).
3. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi
Hasil pengukuran tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi pada ibu
bayi di Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul disajikan pada tabel berikut:
39
Tabel 4.2.Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat BayiPada Ibu Bayi di Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul
Mei 2013
Tingkat Pengetahuan tentangPijat Bayi
Frekuensi Prosentase
Baik 13 31,0Cukup 13 31,0Kurang 16 38,0
Jumlah 42 100Sumber : Data Primer tahun 2013
Tabel 4.2. menunjukkan sebagian besar ibu bayi di Kelurahan
Tamantirta, Kabupaten Bantul memiliki tingkat pengetahuan kurang tentang
pijat bayi, yaitu sebanyak 16 orang (38%) dan prosentase yang seimbang antara
ibu pengetahuan baik dan ibu pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 13 orang
(31%).
4. Perilaku Ibu Mencari Pelayanan Pijat Bayi
Hasil penelitian perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di Kelurahan
Tamantirta, Kabupaten Bantul disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Perilaku Ibu Mencari Pelayanan Pijat Bayidi Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul
Mei 2013
Perilaku Ibu Mencari Pelayanan Pijat Bayi Frekuensi Prosentase
Positif 19 45,2Negatif 23 54,8
Jumlah 42 100Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa sebagian besar ibu di Kelurahan
Tamantirta, Kabupaten Bantul memiliki perilaku negatif dalam mencari
pelayanan pijat bayi, yaitu sebanyak 23 orang (54,8%).
40
5. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi dengan Perilaku Ibu
Mencari Pelayanan Pijat Bayi
Tabulasi silang dan hasil uji statistik hubungan pengetahuan tentang pijat
bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di Kelurahan
Tamantirta, Kabupaten Bantul disajikan pada tabel berikut:
Tabulasi silang dan hasil uji statistik menurut tingkat pengetahuan baik
kurang tentang pijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di
Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4. Tabulasi Silang dan Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Baik Kurangdan Cukup Kurang dengan Perilaku Ibu Mencari Pelayanan Pijat Bayi
di Kelurahan Tamantirta, Kabupaten BantulMei 2013
Pengetahuan Perilaku mencari pelayanan pijat bayi Total X2 p-Positif Negatif Hitung value
f % F % f %Baik 10 34,5 3 10,3 13 44,8 12,272 0,000Kurang 2 6,9 14 48,3 16 55,2Total 12 41,4 17 58,6 29 100Cukup 7 24,1 6 20,7 13 44,8 5,729 0,017Kurang 2 6,9 14 48,3 16 55,2Total 9 31,0 20 69,0 29 100
Sumber: Data Primer Tahun 2013
Tabel 4.4 menunjukkan ibu yang memiliki pengetahuan tentang pijat
bayi baik sebagian besar memiliki perlaku positif dalam mencari pelayanan
pijat bayi sebanyak 10 orang (34,5%). Ibu dengan pengetahuan kurang
sebagian besar memiliki perilaku negatif dalam mencari pelayanan pijat bayi
sebanyak 14 orang (48,3%).
Hasil uji chi square diperoleh p-value sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
tentang pijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di
Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul.
Tabulasi silang dan hasil uji statistik menurut tingkat pengetahuan cukup
kurang tentang pijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di
Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul dapat dilihat pada tabel berikut :
41
Tabel 4.4 menunjukkan ibu yang memiliki pengetahuan tentang pijat
bayi cukup sebagian besar memiliki perlaku positif dalam mencari pelayanan
pijat bayi sebanyak 7 orang (24,1%). Ibu dengan pengetahuan kurang sebagian
besar memiliki perilaku negatif dalam mencari pelayanan pijat bayi sebanyak
14 orang (48,3%).
Hasil uji chi square diperoleh p-value sebesar 0,017 < 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
tentang pijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di
Kelurahan Tamantirta, Kabupaten Bantul.
B. Pembahasan
1. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu di Kelurahan Tamantirta,
Kabupaten Bantul sebagian besar memiliki pengetahuan kurang tentang pijat
bayi sebanyak 16 orang (38,1%). Hasil penelitian ini berbeda dengan Aji
(2008) yang menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang pijat bayi sebagian besar
adalah baik. Perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian Aji (2008)
disebabkan oleh perbedaan karakteristik pendidikan responden. Pada penelitian
Aji (2008) sebagian responden berpendidikan SMA sedangkan pendidikan
responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah SMP.
Hasil penelitian ini juga berbeda dengan Wahyuni (2006) yang
menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang pijat bayi sebagian besar adalah
baik. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian Wahyuni (2006)
disebabkan oleh perbedaan karakteristik pendapatan dan pekerjaan responden.
Pada penelitian Wahyuni (2006) sebagian besar responden berpendapatan
menengah dan bekerja sebagai karyawan swasta sedangkan pendapatan
responden dalam penelitian ini adalah di bawah UMR dan sebagian besar
responden tidak bekerja. Hasil penelitian ini juga terdapat pada pendididkan
SMP dengan pengetahuan kurang dengan sikap positif disebabkan responden
mengikuti perilaku orang lain atau mengikuti anjuran petugas kesehatan dan
didapatkan pada pendidikan SMP pengetahuan baik dengan sikap negatif
42
disebabkan faktor ekonomi keluarga yang rendah. Hasil penelitian ini juga
diketahui pada pendidikan SMA pengetahuan baik dengan sikap negatif
disebabkan adanya faktor ekonomi yang rendah dan ibu bayi tersebut sibuk
dengan pekerjaanya.
Pengetahuan ibu yang kurang dipengaruhi oleh faktor pendidikan
responden yang sebagian besar masih berpendidikan SMP sebanyak 19 orang
(45,3%). Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya
semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.
Kondisi ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Depkes RI (2007),
pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan
kemampuan berpikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih
tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka
untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan individu yang
berpendidikan lebih rendah.
Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya pengetahuan responden
adalah status ekonomi yang sebagian besar < Rp 993.484 sebanyak 31 orang
(73,8%). Menurut Soekanto (2000) salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan adalah sosial ekonomi. Bila ekonomi keluarga baik, maka
tingkat pengetahuan meningkat. Banyaknya responden yang berpendapatan
rendah (dibawah upah minimum regional) mengakibatkan kurangnya
kemampuan untuk memperoleh sarana meningkatkan pengetahuan, khususnya
pengetahuan tentang pijat bayi.
Latar belakang pekerjaan responden yang sebagian besar tidak bekerja
sebanyak 25 orang (59,5%) juga turut mempengaruhi rendahnya pengetahuan
responden. Orang-orang yang bekerja biasanya mempunyai wawasan yang
lebih luas dibandingkan orang yang tidak bekerja. Sumber informasi baru bagi
mereka akan lebih mudah diperoleh dibandingkan bagi yang tidak bekerja di
luar rumah. Mereka bisa mendapatkan informasi di jalanan, tempat kerja dan
sebagainya. Hal ini didukung oleh teori Notoatmodjo (2010), bahwa pekerjaan
merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan. Lingkungan
43
pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Perilaku Ibu Mencari Tempat Pelayanan Pijat Bayi
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar ibu di Kelurahan
Tamantirta, Kabupaten Bantul memiliki perilaku negatif dalam mencari
pelayanan pijat bayi, yaitu sebanyak 23 orang (54,8%). Hasil penelitian ini
berbeda dengan Aji (2008) yang menunjukkan bahwa perilaku dalam
menerapkan pijat bayi sebagian besar adalah positif. Perbedaan hasil penelitian
ini dengan hasil penelitian Aji (2008) disebabkan oleh perbedaan karakteristik
pendidikan, pendapatan dan pekerjaan responden. Pada penelitian Aji (2008)
sebagian responden berpendidikan SMA, sebagian besar responden
berpendapatan menengah dan pekerjaan responden sebagian besar adalah
karyawan swasta sedangkan dalam penelitian ini pendidikan responden
sebagian besar adalah SMP, pendapatan responden sebagian besar di bawah
UMR dan sebagian besar responden tidak bekerja.
Banyaknya ibu yang memiliki perilaku negatif disebabkan faktor
pendidikan ibu yang sebagian besar masih rendah, yaitu SMP sebanyak 19
orang (45,3%). Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia,
terutama dalam membuka pikiran serta menerima hal-hal baru dan juga
bagaimana berpikir secara ilmiah, dengan perkataan lain, orang yang
berpendidikan rendah akan mengalami hambatan dalam menerima dan
mencerna ide-ide atau gagasan baru. Ini bisa membuktikan bahwa semakin
tinggi pendidikan seseorang dapat melakukan perilaku positif dalam mencari
pelayanan pijat bayi. Hal ini sesuai dengan Green (1980) dalam Notoatmodjo
(2007) mengemukakan bahwa tingkat pendidikan merupakan faktor
predisposisi untuk berperilaku.
Faktor lain yang mempengaruhi perilaku ibu mencari pelayanan pijat
bayi adalah status ekonomi responden yang sebagian besar dibawah upah
minimum regional (< Rp 993.484) sebanyak sebanyak 31 orang (73,8%).
Apabila penghasilan keluarga rendah maka mereka akan sulit memenuhi
kebutuhan dengan optimal termasuk dalam mencari pelayanan kesehatan. Hal
44
ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) bahwa Ketersediaan fasilitas-
fasilitas atau sarana-sarana kesehatan merupakan faktor pendukung perilaku
seseorang.
Faktor pekerjaan responden yang sebagian besar tidak bekerja sebanyak
25 orang (59,5%) juga mempengaruhi perilaku mencari pelayanan pijat bayi.
Pekerjaan akan mempengaruhi perilaku mencari pelayanan pijat bayi, selain itu
pekerjaan mempengaruhi banyak sedikitnya informasi yang diterima, dengan
demikian informasi tersebut dapat digunakannya untuk mencari pelayanan
kesehatan. Jenis pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pendapatan keluarga
yang akan mempunyai dampak terhadap pola hidup sehari-hari diantaranya
dalam mencari pelayanan pijat bayi.
3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi dengan Perilaku
Ibu Mencari Tempat Pelayanan Pijat Bayi
Hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan baik kurang tentang tentang
pijat bayi menunjukkan ibu yang memiliki pengetahuan tentang pijat bayi baik
sebagian besar memiliki perlaku positif dalam mencari pelayanan pijat bayi
sebanyak 10 orang (34,5%). Ibu dengan pengetahuan kurang sebagian besar
memiliki perilaku negatif dalam mencari pelayanan pijat bayi sebanyak 14
orang (48,3%). Hasil perhitungan statistik menggunakan uji chi square
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang
pijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di Kelurahan
Tamantirta, Kabupaten Bantul ditunjukkan dengan p-value sebesar 0,000 <
0,05.
Hasil tabulasi silang tingkat pengetahuan cukup kurang tentang tentang
pijat bayi menunjukkan ibu yang memiliki pengetahuan tentang pijat bayi
cukup sebagian besar memiliki perlaku positif dalam mencari pelayanan pijat
bayi sebanyak 7 orang (24,1%). Ibu dengan pengetahuan kurang sebagian besar
memiliki perilaku negatif dalam mencari pelayanan pijat bayi sebanyak 14
orang (48,3%). Hasil perhitungan statistik menggunakan uji chi square
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang
pijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan pijat bayi di Kelurahan
45
Tamantirta, Kabupaten Bantul ditunjukkan dengan p-value sebesar 0,017 <
0,05.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Aji (2008) yang menunjukkan ada
hubungan antara persepsi ibu tentang pijat bayi dan perilaku ibu dalam
menerapkan pijat bayi.
Pengetahuan merupakan salah satu pendorong seseorang untuk
merubah perilaku atau mengadopsi perilaku baru. Pengetahuan tentang pijat
bayi merupakan faktor yang menentukan seorang ibu dapat merubah negatif
dalam mencari pelayanan pijat bayi ke perilaku positif. Pengetahuan dapat
diperoleh melalui pengalaman dan proses belajar baik pendidikan formal
maupun informal. Seseorang yang berpengetahuan tinggi/memadai dalam
masalah-masalah kesehatan, diharapkan dapat berperilaku hidup sehat.
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), seseorang harus
tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi diri individu
maupun keluarganya menurut Notoatmodjo (2003) dalam buku (Wawan, dan
Dewi, 2010).
Apabila pengetahuan yang dimiliki individu tersebut juga diikuti
dengan urutan perubahan perilaku sesuai dengan yang ada di teori yaitu
menurut penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2003) maka individu
tersebut dapat menerapkan perilaku hidup sehat termasuk perilaku dalam
mencari pelayanan pijat bayi. Hal ini sesuai teori Notoatmodjo (2003) bahwa
pengetahuan merupakan faktor predisposisi terbentuknya perilaku, dengan
pengetahuan akan menimbulkan kesadaran dan akhirnya akan menyebabkan
orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan yang
diperoleh secara baik akan membentuk perilaku yang baik pula. Masih menurut
Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan factor yang penting untuk
terbentuknya perilaku seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian
terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
46
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak dilakukan pengontrolan
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mencari pelayanan pijat bayi,
meliputi: sikap, kepercayaan, tradisi, ketersediaan sarana dan prasarana serta sikap
dan perilaku petugas kesehatan. Hal ini karena perilaku masyarakat yang telah
menjadi budaya dan kepercayaan dalam kelompok masyarakat. Kebanyakan dari
warga disekitar tidak mengetahui tentang informasi jika telah ada praktik pijat
bayi di tempat praktik tenaga kesehatan dan pusat kesehatan, dan ibu sudah biasa
memijatkan anak-anaknya ke dukun bayi, hal ini dapat dilihat dengan masih
banyaknya ibu yang datang ke dukun bayi untuk memijatkan bayinya. Hal
tersebut dikarenakan oleh kebudayaan yang masyarakat anut juga begitu kental.
47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di Kelurahan Tamantirta sebagian
besar adalah kurang sebanyak 16 orang (38,1%).
2. Perilaku ibu mencari tempat pelayanan pijat bayi di Kelurahan Tamantirta
sebagian besar adalah negatif sebanyak 23 orang (54,8%).
3. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara
tingkat pengetahuan tentang pijat bayi dengan perilaku ibu mencari pelayanan
pijat bayi di Kelurahan Tamantirta. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji chi
square hubungan tingkat pengetahuan baik kurang dengan perilaku ibu
mencari pelayanan pijat bayi diperoleh nilai p sebesar 0,000 < 0,05 dan
pengujian hubungan tingkat pengetahuan cukup kurang dengan perilaku ibu
mencari pelayanan pijat bayi diperoleh nilai p sebesar 0,017 < 0,05
B. Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti sebagai berikut:
1. Bagi Ibu yang mempunyai bayi di Kelurahan Tamantirta
Ibu hendaknya aktif mencari informasi tentang pijat bayi baik melalui media
cetak dan elektronik maupun dari petugas kesehatan agar memiliki pemahaman
tentang pijat bayi sehingga bersedia melakukan pijat bayi sendiri di rumah.
2. Bagi Petugas Kesehatan di Kelurahan Tamantirta
Petugas Kesehatan di Kelurahan Tamantirta hendaknya memberikan
penyuluhan tentang latihan pijat bayi terhadap tumbuh kembang anak kepada
ibu di kelurahan Tamantirta agar meningkatkan pengetahuan mereka sehingga
bersedia melakukan pijat bayi sendiri di rumah.
47
48
3. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti yang akan datang perlu menyempurnakan hasil penelitian ini dengan
melakukan pengontrolan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
mencari pelayanan pijat bayi, meliputi: sikap, kepercayaan, tradisi,
ketersediaan sarana dan prasarana serta sikap dan perilaku petugas kesehatan.
49
DAFTAR PUSTAKA
Aji, K.U.P. (2008). Persepsi Ibu tentang Pijat Bayi dan Perilaku Ibu dalamMenerapkan Pijat Bayi. Skripsi Sarjana Keperawatan FakultasKedokteran UGM Yogyakarta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : PT.Asdi Mahasatya.
Azwar, S. (2009). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar Offset.
Budiarto, S. (2002). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.Jakarta : EGC.
Dewi, M. (2006). Gambaran Pelaksanaan Pijat Bayi oleh Dukun Bayi di WilayahDesa Ngebel. Skripsi Sarjana Keperawatan Universitas MuhammadiyahYogyakarta.
Maharani, S. (2009). Pijat dan Senam Sehat Untuk Bayi. Yogyakarta : Kata Hati.
Ningsih, A.W. (2009). Perbandingan Peningkatan Pengetahuan Ibu tentang PijatBayi pada Balita SetelahMendapat Penyuluhan dan Pemutaran VCDdiKelurahan Widodomartani, Ngemplak, Sleman Yogyakarta. SkripsiSarjana Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Notoatmodjo, S. (2005). Metode penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
_____________. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmukeperawatan pedoman skripsi, tesis dan instrumen penelitiankeperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Peter, S. (2002). Pijat Refleksi untuk Anak. Jakarta : Puspa Swara.
Prasetyono, D.S. (2009). Teknik-teknik Tepat Memijat Bayi Sendiri. Jakarta : PT.Roneka Cipta.
Putri, A. (2009). Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan PraktisMemijat Bayi dan Balita. Yogyakarta : Brilliant Offset
Depkes RI. (2007). Buku I Standar Pelayanan Kebidanan.Jakarta : Depkes RI.
Roesli, U. (2010). Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : PT. Trubus Agriwidya, AnggotaIKAPI.
50
Rosyida, A. (2010). Pengaruh Pijat Bayi terhadap Kenaikan Berat Badan BayiUmur 0-3 Bulan. Karya Tulis Ilmiah DIII Kebidanan STIKES A. YaniYogyakarta.
Soekanto, (2000). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali
Subakti dan Anggraini. (2008). Keajaiban Pijat Bayi dan Balita. Jakarta : WahyuMedia.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung :Alfabeta.
Suliha. (2002). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wahyuni, S. (2006). Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pijat Bayi diDesa Bedoyo Ponjong, Gunung Kidul. Yogyakarta. Yogyakarta : AkademiKeperawatan Panti Rapih Yogyakarta.
Wawan, dan Dewi. (2010). Teori & Pengukuran pengetahuan, sikap dan perilakumanusia. Yogyakarta : Nuha Medika.