hubungan pengetahuan gizi dan status gizi … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan...

40
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI SMA 9 BOGOR MUHAMMAD RAFIQ DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: buinguyet

Post on 07-Mar-2019

254 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

i

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS

GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI

SMA 9 BOGOR

MUHAMMAD RAFIQ

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan
Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

i

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan
Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

i

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan Pengetahuan

Gizi dan Status Gizi dengan Ketahanan Fisik pada Siswi SMA 9 Bogor adalah benar

karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam

bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, April 2014

Muhammad Rafiq

NIM I14114013

__________________________

*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak luar

IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan
Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

i

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan
Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

i

ABSTRAK

MUHAMMAD RAFIQ. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Status Gizi dengan

Ketahanan Fisik pada Siswi SMA 9 Bogor. Dibimbing oleh HADI RIYADI.

Pengetahuan gizi akan mempengaruhi mind set seseorang khususnya remaja

putri yang memiliki kecenderungan untuk tampil cantik. Status gizi dari remaja

putri sedikit banyak akan mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi. Tujuan

penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan gizi, status gizi dan

kebiasaan berolahraga dengan daya tahan kardiorespirasi. Desain penelitian ini

adalah cross sectional. Hasil menunjukan bahwa rata-rata umur contoh adalah 16

tahun dengan mayoritas status gizi adalah normal, besar keluarga sedang dan

pendapatan rata-rata di atas 5 juta perbulan. Daya tahan kardiorespirasi sebagian

besar adalah Poor dengan pengetahuan gizi mayoritas sedang. Sebaran aktifitas

fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu

dengan durasi 2 jam. Terdapat hubungan pada daya tahan kardiorespirasi dengan

status gizi (p=0,077 r= -0,472) dan frekuensi olahraga (p=0,012 r= 0,26). Terdapat

hubungan yang signifikan antara frekuensi olahraga dengan physical activity level

(p=0,006 r=0,29). Berdasarkan uji regresi linear sebagai uji lanjut diketahui hasil

yang signifikan untuk status gizi (p=0,008) dan frekuensi olahraga (p=0,009)

dengan daya tahan kardiorespirasi sebagai variable terikat.

Kata kunci: daya tahan kardiorespirasi, pengetahuan gizi, status gizi

ABSTRACT

MUHAMMAD RAFIQ. Relationship of Nutrition Knowledge and Body Mass

Index with Cardiorespiratory Endurance in Female Student of Bogor Highschool 9.

Supervised by HADI RIYADI.

Nutrition knowledge would affected people’s mind set especially female

teenage who had to be looked a like beauty. Female teenage body mass index (BMI)

would affected cardiorespiratory endurance (CE). The objective of this study was

analyzing the relationship between nutrition knowledge, body mass index and sport

habit to cardiorespiratory endurance. The study design was cross sectional. Subject

mostly 16 years old with normal BMI, counted of family member was intermediate

and salary over 5 million a month. Subject mostly have CE Score was Poor and

intermediate knowledge. Physycal activity subject sprout mostly light by frequency

2 hours a day and it was done 2 times a week. There were a correlation between

CE with BMI (p=0,077 r= -0,472) and sports frequency (p=0,012 r= 0,26). There

were a correlations between sport frequency with physical activity level (p=0,006

r=0,29). Depends of linear regression correlations test as further test known that

there were a significant results for BMI (p=0,008) and sports frequency (p=0,009)

with CE as dependent variable.

Key word : body mass index, cardiorespiratory endurance, nutrition knowledge

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

ii

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

iii

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS

GIZI DENGAN KETAHANAN FISIK PADA SISWI

SMA 9 BOGOR

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

MUHAMMAD RAFIQ

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Gizi

dari Program Studi Ilmu Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

iv

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

v

Judul : Hubungan Pengetahuan Gizi dan Status Gizi dengan Ketahanan

Fisik pada Siswi SMA 9 Bogor.

Nama : Muhammad Rafiq

NIM : I14114013

Disetujui oleh

Dr Ir Hadi Riyadi

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Rimbawan

Ketua Departemen

Tanggal Lulus

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan
Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

iii

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan
Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

vii

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan September 2013 ini ialah

‘Ketahanan Fisik’, dengan judul Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Status Gizi

Dengan Ketahanan Fisik Pada Siswi SMA Negeri 9 Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Hadi Riyadi selaku

pembimbing, atas segenap bimbingan, saran dan dukungannya selama penulis

menyusun karya ilmiah ini. Terima kasih juga penulis persembahkan kepada Ibu

Dr. Ir. Cesilia Meti Dwiriani, M.Sc yang telah menguji dan memberi banyak

masukan yang berguna bagi penyempurnaan karya ilmiah ini.

Akhirnya penulis berharap, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi

banyak pihak. Amin.

Bogor, Juni 2014

Muhammad Rafiq

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan
Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

vii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i

PRAKATA ............................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2 Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2

Hipotesis Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2

Kerangka Pemikiran 3 METODE ................................................................................................................. 4

Desain, Waktu, dan Tempat 4 Teknik Penarikan Contoh 4 Jenis dan Metode pengumpulan data 4 Pengolahan dan Analisis Data 6

Keterbatasan Penelitian 8 Definisi Operasional 9

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 9 Karakteristik Keluarga Contoh 9 Status Gizi 11

Pengetahuan Gizi 11 Aktifitas Fisik (PAL) 12

Kebiasaan Olahraga 13 Daya Tahan Kardiorespirasi 14

Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi 14 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Daya Tahan Kardiorespirasi 15 Hubungan Status Gizi dengan Daya Tahan Kardiorespirasi 15

Hubungan Aktifitas Fisik dengan Daya Tahan Kardiorespirasi 16 Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Daya Tahan Kardiorespirasi 16

Faktor yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi 17 SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 17

Simpulan 17

Saran 18 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 18

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

viii

DAFTAR TABEL

1 Jenis dan metode pengumpulan data ................................................... 5

2. Pembagian Status Gizi Berdasarkan Umur Menurut Umur (Kg/m2) .. 6 3 Nilai Physical Activity Rate (PAR) per satuan waktu ......................... 7 4 Kategori tingkat aktifitas fisik berdasarkan nilai PAL ........................ 8 5 Kategori daya tahan kardiorespirasi berdasarkan nilai VO2 max ........ 8 6 Karakteristik keluarga contoh ............................................................ 10

7 Sebaran status gizi contoh .................................................................. 11 8 Jumlah contoh yang menjawab benar setiap pertanyaan ................... 12 9 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan gizi .................................. 12 10 Sebaran contoh berdasarkan PAL .................................................... 13 11 Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan olahraga ............................. 13

12 Sebaran contoh berdasarkan daya tahan kardiorespirasi ................. 14

13 Hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi .................... 14

14 Hubungan antara pengetahuan gizi dengan VO2 Max .................... 15 15 Hubungan antara status gizi dengan VO2 Max ............................... 15 16 Hubungan antara aktifitas fisik dengan VO2 Max .......................... 16 17 Hubungan antara kebiasaan olahraga dengan VO2 Max ................. 16

18 Hasil uji signifikansi variabel yang mempengaruhi VO2 Max ........ 17

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian ................................................................... 3

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usia remaja (10-18 tahun) merupakan periode rentan gizi disebabkan oleh

beberapa hal, yaitu kebutuhan zat gizi meningkat, perubahan gaya hidup dan

aktifitas fisik remaja itu sendiri. Pertama, remaja memerlukan zat gizi yang lebih

tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan tubuh yang

signifikan. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan remaja

mempengaruhi sedikit banyak baik asupan maupun kebutuhan gizinya dapat

meningkat maupun berkurang. Ketiga, remaja memiliki tingkat aktifitas yang tinggi

baik durasi maupun bentuk aktifitas fisik itu sendiri (Almatsier 2011). Data hasil

Riskesdas 2013 (Kemenkes 2014) menunjukkan rata-rata kecukupan konsumsi

energi penduduk umur 13-15 tahun (usia pra remaja) sebanyak 54.5%

mengonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal dan yang mengonsumsi protein

di bawah kebutuhan minimal sebanyak 38.1%. Rata-rata kecukupan konsumsi

energi penduduk umur 16-18 tahun (usia remaja) sebanyak 54.5%% di bawah

kebutuhan minimal dan kecukupan konsumsi protein di bawah kebutuhan minimal

sebanyak 35.6%.

Pengetahuan gizi seseorang merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi body image yang salah terhadap orang tersebut. Pengetahuan gizi

ada yang berasal dari lingkungan sekitar, pendidikan orang tua, dan media massa.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang

diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang (Notoatmodjo 2007).

Wanita pada umumnya memiliki pola pikir bentuk tubuh langsing itu cantik,

sehingga tidak sedikit siswi SMA yang melakukan diet berlebihan untuk mencapai

berat badan yang dianggap ideal tanpa mengetahui berat badan ideal yang

seharusnya. Hasil penelitian Kusumajaya et al. (2007) menemukan persepsi remaja

terhadap body image sebanyak 23.8% remaja memiliki persepsi negatif atau

menganggap diri mereka lebih gemuk. Terdapat sebanyak 41.1% remaja merasa

memiliki berat badan yang lebih dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya

yaitu mereka merasa gemuk akan tetapi keadaan sebenarnya kurus. Sebagian

merasa normal tetapi kurus dan bahkan ada yang merasa gemuk kenyataannya

kurus.

Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi dan perubahan kebiasaan

makan pada remaja adalah pengetahuan gizi yang rendah yang terlihat pada

kebiasaan makan yang salah. Permaesih (2003) menyatakan bahwa pengetahuan

dan praktek gizi remaja yang rendah tercermin dari perilaku menyimpang dalam

kebiasaan memilih makanan. Remaja yang memiliki pengetahuan gizi yang baik

akan lebih mampu memilih makanan sesuai dengan kebutuhannya (Emilia 2009).

Kebugaran merupakan kemampuan tubuh untuk melaksanakan suatu

kegiatan dengan menggunakan kekuatan, daya kreasi, dan daya tahan dengan

efisien dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti,

serta dengan cadangan energi yang tersisa masih mampu untuk menikmati waktu

luang dan menghadapi hal-hal yang tidak terduga. Kebugaran dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu latihan yang intensif dan teratur, faktor genetik, dan asupan

gizi yang cukup. Kecukupan gizi merupakan faktor yang sangat mempengaruhi

kebugaran tubuh seseorang. Asupan gizi yang cukup dibutuhkan untuk mencapai

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

2

ketahanan fisik dan kondisi tubuh yang prima. Kecukupan gizi dapat dicapai jika

asupan energi yang diperoleh dari makanan sama dengan energi yang dikeluarkan

untuk kegiatan sehari-hari.

Aktifitas yang tinggi dapat meningkatkan kebutuhan terhadap energi tubuh.

Khususnya bagi siswi SMA yang sedang dalam tahap pembelajaran dengan jam

belajar yang cukup lama di sekolah dan aktifitas fisik di luar sekolah. Energi yang

digunakan untuk beraktifitas fisik bervariasi dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,

tinggi badan, dan berat badan seseorang (WHO 2007). Hal ini merupakan penyebab

pentingnya untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan

gizi dan status gizi dengan ketahanan fisik pada siswi SMA 9 Bogor.

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian adalah untuk menganalisis hubungan antara

pengetahuan gizi dan status gizi dengan ketahanan fisik pada siswi SMA 9 Bogor.

Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian antara lain:

1. Mengidentifikasi karakteristik dan keluarga contoh

2. Mempelajari status gizi dan pengetahuan gizi contoh

3. Menganalisis aktifitas fisik dan kebiasaan olahraga contoh

4. Mengukur daya tahan kardiorespirasi contoh

5. Menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi dan status gizi dengan daya

tahan kardiorespirasi

6. Menganalisis hubungan antara aktifitas fisik dengan daya tahan

kardiorespirasi

7. Menganalisis hubungan antara kebiasaan olahraga dengan daya tahan

kardiorespirasi

Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah adanya

hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi, hubungan antara status gizi

dengan daya tahan kardiorespirasi dan kebiasaan olahraga contoh, adanya

hubungan antara kebiasaan olahraga dengan daya tahan kardiorespirasi.

Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian “Hubungan Antara Pengetahuan Gizi Dan Status Gizi

Dengan Ketahanan Fisik Pada Siswi SMA 9 Bogor” antara lain untuk memberikan

informasi mengenai pola konsumsi yang tepat dan hubungannya dengan status gizi.

Status gizi yang baik akan membantu didalam peningkatan ketahanan fisik dari

siswi SMA tersebut. Informasi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

orangtua dalam memperhatikan pola konsumsi anak sehingga ketahanan fisik siswi

SMA tersebut dapat tercapai. Bagi perguruan tinggi diharapkan juga sebagai

perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan,

pengembangan penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

3

Kerangka Pemikiran

Remaja wanita cenderung memiliki kegiatan yang cukup padat sehari-

harinya, baik selama di sekolah maupun selama di luar sekolah atau hari libur.

Remaja wanita selain terkenal aktif dalam berbagai kegiatan juga aktif membantu

pekerjaan rumah. Berbeda dengan remaja pria yang cenderung aktif pada kegiatan

di luar ruangan saja. Seorang remaja wanita seyogyanya bertanggungjawab untuk

membantu pekerjaan rumah khususnya membantu berbagai tugas ibu rumah tangga

di rumah. Remaja wanita juga memiliki siklus biologis dalam bentuk menstruasi

yang rutin terjadi setiap bulan yang berperan besar dalam tingginya anemia di

kalangan remaja.

Peningkatan pengetahuan gizi akan membantu perubahan pola konsumsi

remaja untuk mencapai kesehatan optimal. Konsumsi pangan merupakan faktor

utama untuk memenuhi kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan

energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh serta

untuk pertumbuhan. Media, pergaulan, body image, dan food preferences adalah

faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi remaja secara langsung maupun tidak

langsung. Status gizi remaja diperkirakan berhubungan positif terhadap daya tahan

kardiorespirasi, demikian juga aktifitas fisik dan kebiasaan olahraga. Daya tahan

kardiorespirasi yang baik akan sangat mendukung proses belajar mengajar yang

berlangsung di sekolah yang pada akhirnya meningkatkan performa belajar siswa.

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: : Variabel yang tidak diteliti

: Hubungan yang dianalisis

: Hubungan yang tidak dianalisis

Karakteristik keluarga:

- Umur

- Pendidikan orangtua

- Pendapatan orangtua

- Pekerjaan orangtua

- Budaya

Karakteristik contoh:

- Umur

- Tinggi badan

- Berat badan

Konsumsi

pangan

Daya tahan

kardiorespirasi

Pengetahuan

gizi

Status gizi

(IMT)

- Aktifitas fisik

- Kebiasaan olahraga

- Media

- Pergaulan

- Body image

- Food prefrences

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

- Speed

- Agility

- Flexibility

- Endurance

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

4

METODE

Desain, Waktu, dan Tempat

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study dan dilakukan

secara purposive di Sekolah Menengah Atas Negeri 9, Bogor. Lokasi dipilih secara

purposive dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut berada di pusat kota

sehingga diharapkan jumlah contoh yang diambil akan beragam. Waktu

pelaksanaan penelitian adalah pada bulan September hingga Oktober 2013.

Teknik Penarikan Contoh

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswi SMA 9 Bogor. Siswi kelas XII

tidak diambil contohnya karena sedang dalam persiapan dalam menempuh ujian

akhir sekolah sehingga memiliki banyak kegiatan bimbingan di luar jam pelajaran

sekolah. Contoh yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh siswi kelas XI.

Alasan pemilihan kelas XI sebagai sampel adalah berdasarkan pertimbangan dari

kapasitas dan permintaan sekolah. Penarikan contoh dilakukan secara purposif

dimana contoh adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi. Adapun yang

merupakan kriteria inklusi adalah siswi yang memiliki status aktif sebagai siswi di

SMA 9 Bogor, bersedia menjadi contoh dalam penelitian dan bersedia diukur,

orangtua bersedia memberikan informasi, serta tidak memiliki penyakit yang

menyulitkan proses pengukuran. Besar contoh dalam penelitian ini dihitung

menggunakan rumus Slovin (Singarimbun & Effendi 2011) sebagai berikut:

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁(𝑑2)

Keterangan:

n = Jumlah contoh

N = Jumlah populasi

d = Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir (10%)

Jumlah populasi adalah sebesar 320 contoh maka jumlah minimal contoh

yang diperlukan berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas

adalah 76 contoh. Pemilihan sample menggunakan simple random sampling dengan

cara di undi. Dari 9 kelas yang ada di kelas XI diambil secara acak dari masing-

masing kelas sebanyak 10 contoh sehingga didapatkan total 90 contoh secara acak.

Alasan penentuan contoh yang lebih banyak dari seharusnya yaitu 90 contoh dari

76 contoh yang seharusnya adalah untuk mengantisipasi adanya contoh yang drop

out ditengah-tengah penelitian.

Jenis dan Metode pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder (Tabel 1). Data

primer meliputi karakteristik keluarga, karakteristik contoh, data status gizi

antropometri, pengetahuan gizi, aktifitas fisik, kebiasaan olahraga, dan daya tahan

kardiorespirasi contoh. Data sekunder yaitu data mengenai gambaran umum lokasi

penelitian, yang meliputi profil SMA, fasilitas SMA, dan jumlah siswi.

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

5

Pengambilan data karakteristik contoh dan karakteristik keluarga contoh

dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Pengambilan data melalui kusioner

dengan cara pembagian kuisoner kepada contoh dan diberikan arahan kepada

contoh selama mengerjakannya dan dikerjakan bersama-sama dalam waktu

bersamaan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir bias data yang sering terjadi

apabila contoh dibiarkan mengisi data kusioner sendirian. Data status gizi

antropometri diambil dengan cara mengukur tinggi badan secara langsung dengan

menggunakan microtoise, dan berat badan menggunakan timbangan digital. Data

pengetahuan gizi, aktifitas fisik, dan kebiasaan olahraga contoh dikumpulkan

dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh contoh.

Tabel 1 Jenis dan metode pengumpulan data

No. Variabel Alat dan Cara Pengumpulan Data

Data primer

1 Karakteristik contoh:

- Usia Pengisian kuisioner dengan panduan

2 Karakteristik keluarga:

- Besar keluarga Pengisian kuisioner dengan panduan

- Pekerjaan orang tua Pengisian kuisioner dengan panduan

- Pendidikan orang tua Pengisian kuisioner dengan panduan

- Budaya/asal daerah Pengisian kuisioner dengan panduan

3 Status gizi antropometri

- Berat badan Pengukuran langsung dengan timbangan digital

- Tinggi badan Pengukuran langsung dengan microtoise

4 Pengetahuan gizi Contoh menjawab pertanyaan pada kuisioner

5 Aktifitas fisik Pengisian kuisioner dengan panduan

6 Kebiasaan olahraga Pengisian kuisioner dengan panduan

- Jenis olahraga

- Frekuensi olahraga

- Durasi atau lama olahraga

7 Daya tahan kardiorespirasi

Pengukuran jarak tempuh lari dan VO2 max

dengan metode Balke

Data sekunder

1 Gambaran umum lokasi penelitian:

- Profil SMA 9 Mencatat dari data yang ada di SMA 9 Bogor.

- Jumlah siswi

Variabel daya tahan kardiorespirasi diukur dengan menggunakan metode

tes Balke. Contoh diminta untuk menempuh jarak sejauh mungkin dalam waktu 15

menit, dengan cara berlari atau jalan, subjek tidak boleh berhenti diam atau istirahat

di lintasan. Persiapan sebelum tes atau sehari sebelum tes yaitu subjek tidak boleh

melakukan aktifitas fisik yang melelahkan, harus cukup tidur, makan teratur, tidak

boleh minum kopi, coklat, minuman bersoda, makanan atau minuman yang

mengandung antihistamin, diazepam seperti obat flu atau obat sakit badan

(Budiman 2007).

Contoh yang dites tidak boleh merokok, pakaian tidak ketat, cukup longgar,

nyaman dipakai dan tidak mengganggu gerakan tubuh, untuk laki-laki memakai

celana pendek (Budiman 2007). Prosedur tes Balke yaitu:

1. Subjek berlari mengelilingi lintasan selama 15 menit, secepat mungkin.

2. Subjek selama 15 menit itu tidak boleh berhenti, tetapi harus berlari atau jalan.

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

6

3. Ukur jarak yang ditempuh oleh subjek selama 15 menit itu, dari jarak itu dapat

dihitung berapa VO2 max nya dalam ml O2/kg BB/menit.

Pengolahan dan Analisis Data

Proses pengolahan data meliputi editing, coding, entry, cleaning dan

analisis. Proses editing adalah pemeriksaan seluruh kuesioner setelah data

terkumpul. Coding adalah pemberian angka atau kode tertentu yang telah disepakati

terhadap jawaban-jawaban pertanyaan. Entry adalah memasukkan data jawaban

kuesioner sesuai kode. Cleaning yaitu melakukan pengecekan terhadap isian data

yang diluar jawaban. Data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel

dan gambar serta dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensia menggunakan

program Microsoft Excel dan SPSS 16 for Windows.

Data karakteristik contoh meliputi usia, berat badan, dan tinggi badan.

Pengukuran status gizi pada penelitian dilakukan dengan metode antropometri

melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan. Ukuran ini dapat

menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif dan spesifik (Soekirman

2000). Data status gizi dihitung menggunakan standar penilaian status gizi

berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) berdasarkan umur menggunakan software

WHO AnthroPlus 2007 dengan rumus sebagai berikut (WHO 2007):

IMT=berat badan (kg)

tinggi badan (cm)2

Tabel 2. Pembagian Status Gizi Berdasarkan Umur Menurut Umur (Kg/m2)

Umur -3 SD -2 SD -1 SD Median 1 SD 2 SD 3 SD

15 14,4 15,9 17,8 20,2 23,5 28,2 35,5

16 14,6 16,2 18,2 20,7 24,1 28,9 36,1

17 14,7 16,4 18,4 21 24,5 29,3 36,3

Kurus = -3 ≤ SD Z-Score ≤ -2 SD

Normal = -2 ≤ SD Z-Score ≤ -1 SD

At Risk = +1 ≤ SD Z-Score ≤ +2 SD

Gemuk = +2 ≤ SD Z-Score ≤ +3 SD

Obesitas = Z-Score > + SD

Data karakteristik keluarga meliputi besar keluarga, pekerjaan orangtua,

pendidikan orangtua, dan pendapatan orangtua. Data besar keluarga dikategorikan

menjadi keluarga kecil (≤ 4 orang), keluarga sedang (5-6 orang), dan keluarga besar

(≥ 7 orang). Data pekerjaan ayah dikategorikan ke dalam enam kelompok, yaitu

PNS, swasta, wiraswasta, buruh, TNI/Polri, dan lainnya (jika ada). Data pekerjaan

ibu dikategorikan ke dalam enam kelompok, yaitu ibu rumah tangga, PNS, swasta,

wiraswasta, buruh, dan lainnya (jika ada). Data pendidikan terakhir ayah dan ibu

dikategorikan dalam lima kelompok, yaitu tidak sekolah, SD/sederajat,

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

7

SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi. Data pendapatan

dikategorikan dala tiga kelompok yaitu rendah, sedang, dan tinggi.

Cut off point kategori pengetahuan gizi menurut Khomsan (2000) dapat

dibagi dalam tiga kelompok, yaitu baik (>80%), sedang (60%-80%), dan kurang

(<60%). Nilai Physical Activity Rate (PAR) pada Tabel 2 diperlukan untuk

menentukan tingkat aktifitas fisik. Tingkat aktifitas fisik yang dilakukan seseorang

selama 24 jam dinyatakan dalam PAL (Physical Activity Level). PAL merupakan

besarnya energi yang dikeluarkan (kkal) per kilogram berat badan dalam 24 jam.

PAL ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

PAL= ΣPAR×Alokasi waktu tiap aktivitas

24 jam

Tabel 3 Nilai Physical Activity Rate (PAR) per satuan waktu

Aktivitas

Nilai PAR per

Satuan Waktu

(jam)

Tidur (siang dan malam) 1.00

Tidur-tiduran, Duduk diam, Membaca 1.20

Duduk sambil menonton TV 1.72

Mandi dan berpakaian 2.30

Berdiri diam, Beribadah, Menunggu (Berdiri), Berhias 1.50

Berkendaraan di mobil/bus/angkutan 1.20

Makan Minum 1.60

Jalan santai 2.50

Berbelanja (membawa beban) 2.40

Mengendarai kendaraan 2.50

Menjaga anak 2.50

Melakukan perkerjaan rumah tangga 2.75

Setrika pakaian (duduk) 1.70

Kegiatan berkebun 2.70

Bekerja di kantor (Duduk didepan meja, Menulis,

mengetik) 1.30

Bekerja di kantor (Berjalan, Membawa arsip) 1.60

Olahraga (Badminton) 4.85

Olahraga (Jogging, Lari jarak jauh) 6.50

Olahraga (Bersepeda) 3.60

Olahraga (Aerobik, Berenang, Sepak Bola, dll) 7.50

Kegiatan dilakukan dengan duduk 1.50

Kegiatan ringan 1.40

Memasak 2.10 Sumber : FAO/WHO/UNU 2001

Kategori tingkat aktifitas fisik berdasarkan nilai PAL menurut

FAO/WHO/UNU (2001) terdapat pada Tabel 3. Seseorang dikatakan beraktifitas

ringan (sedentary) bila tidak banyak melakukan kerja fisik, tidak berjalan jauh,

umumnya menggunakan alat transportasi, tidak latihan atau berolahraga secara

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

8

teratur, menghabiskan waktu senggang dengan duduk dan berdiri dengan sedikit

bergerak seperti pelajar.

Tabel 4 Kategori tingkat aktifitas fisik berdasarkan nilai PAL

No Kategori Nilai PAL

1 Sangat ringan (very sedentary lifestyle) <1,39

2 Ringan (sedentary lifestyle) 1.40-1.69

3 Sedang (active or moderately active lifestyle) 1.70-1.99

4 Berat (vigorous or vigorously active lifestyle) 2.00-2.40 Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)

Data tingkat kebugaran diperoleh dari pengukuran nilai VO2 max yang

diperoleh dari tes lari selama 15 menit kemudian dihitung seberapa jauh jarak

tempuh subjek. Hasil perhitungan jarak tersebut kemudian dihitung dengan

menggunakan software perhitungan Tes Balke (Balke VO2 max calculator). Hasil

perhitungan jarak yang telah ditempuh subjek dapat dilakukan dengan

menggunakan perhitungan sebagai berikut:

Tabel 5 Kategori daya tahan kardiorespirasi berdasarkan nilai VO2 max

No Kategori daya tahan kardiorespirasi Nilai VO2 max

1 Very Poor <25.0

2 Poor 25.0-30.9

3 Fair 31.0-34.9

4 Good 35.0-38.9

5 Excellent 39.0-41.0

6 Superior >41.0 Sumber : FAO/WHO/UNU (2001)

Kategori daya tahan kardiorespirasi dilihat dari nilai VO2 max (Tabel 4).

Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara deskriptif dan dilakukan uji

korelasi. Data yang diolah secara deskriptif terdiri dari karakteristik keluarga,

aktifitas fisik, kebiasaan olahraga, dan daya tahan kardiorespirasi. Uji korelasi yang

dilakukan menggunakan uji korelasi Pearson. Uji korelasi digunakan untuk

menganalisis hubungan antara variabel pengetahuan dan status gizi dengan daya

tahan kardiorespirasi, variabel aktifitas fisik dengan daya tahan kardiorespirasi, dan

variabel kebiasaan olahraga dengan daya tahan kardiorespirasi.

Keterbatasan Penelitian

Data pengukuran kebugaran tubuh yang dilakukan pada SMA Negeri 9

Bogor memiliki banyak kendala seperti keadaan lintasan lari yang tidak rata,

banyaknya gangguan dari lingkungan dan waktu pengambilan data yang dilakukan

pada siang hari. Berbagai faktor yang disebutkan diatas sedikit banyak

mempengaruhi hasil maksimum yang dapat diperoleh oleh contoh.

%VO2 max = [((Jarak total yang ditempuh/15) –133) x 0.172] + 33.3

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

9

Definisi Operasional

Besar keluarga adalah banyaknya individu yang tinggal dalam satu rumah dan

hidup dari sumber penghasilan yang sama. Besar keluarga di kategorikan

menjadi keluarga kecil (≤ 4 orang), keluarga sedang (5-6 orang), dan

keluarga besar (≥ 7 orang).

Contoh adalah siswi SMA Negeri 9 Bogor yang bersedia mengikuti setiap tahap

penelitian.

Jenis pekerjaan orangtua adalah pekerjaan atau mata pencaharian orangtua

contoh yang dikelompokkan menjadi PNS, swasta, wiraswasta, buruh,

TNI/Polri, dan ibu rumah tangga (hanya ibu).

Karakteristik contoh adalah keadaan contoh yang meliputi usia, status BB/TB,

dan pengetahuan gizi.

Karakteristik keluarga adalah keadaan keluarga contoh yang meliputi pekerjaan,

besar keluarga, pendidikan, dan pendapatan.

Ketahanan fisik adalah kemampuan tubuh untuk melaksanakan suatu kegiatan

dengan menggunakan kekuatan, daya kreasi, dan daya tahan dengan efisien

dalam waktu yang relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti,

serta dengan cadangan energi yang tersisa masih mampu untuk menikmati

waktu luang dan menghadapi hal-hal yang tidak terduga.

Pendidikan terakhir orangtua adalah Jenjang pendidikan terakhir yang diikuti

orangtua contoh, yang dikelompokkan menjadi tidak sekolah, SD/sederajat,

SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan Perguruan Tinggi.

Pengetahuan gizi adalah pengetahuan tentang makanan dan zat gizi, sumber-

sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi sehingga

tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar zat

gizi dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat (Notoatmodjo

2007).

Status gizi adalah status gizi berdasarkan perhitungan Indeks Massa Tubuh.

Usia adalah Lama hidup contoh yang dihitung berdasarkan waktu lahir dan waktu

pengukuran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Keluarga Contoh

Cleland et al. (2009) melakukan penelitian mengenai hubungan antara

status sosial ekonomi orangtua remaja contoh dengan daya tahan kardiorespirasi.

Ditemukan posisi sosial ekonomi yang tinggi melalui pendidikan maternal pada

saat remaja berhubungan dengan peningkatan kebugaran kardiorespirasi remaja.

Karakteristik keluarga pada 90 contoh yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi

umur contoh, besar kelurga, tingkat pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan

ibu, dan pendapatan kelurga (Tabel 6). Distribusi umur contoh memperlihatkan

bahwa sebagian besar contoh (71.1%) berumur 16 tahun dan sebagian kecil (6.7%)

berumur 15 tahun.

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

10

Tabel 6 Karakteristik keluarga contoh

Karakteristik SMA 9

n %

Umur contoh (tahun)

15 6 6.7

16 64 71.1

17 20 22.2

Total 90 100.0 Rata-rata±SD 16.6 ± 0.5

Besar keluarga

Kecil (≤4 orang) 34 37.8

Sedang (5-6 orang) 52 57.8

Besar (≥7 orang) 4 4.4

Tingkat Pendidikan

- Ayah

Tamat SD/sederajat 5 5.6

Tamat SMP/sederajat 5 5.6

Tamat SMA/sederajat 37 41.1

Tamat PT/sederajat 43 47.8

- Ibu

Tamat SD/sederajat 9 10.0

Tamat SMP/sederajat 11 12.2

Tamat SMA/sederajat 39 43.3

Tamat PT/sederajat 31 34.4

Pekerjaan

- Ayah

PNS 0 0.0

TNI/POLRI 29 32.2

Pegawai BUMN/swasta 37 41.1

Wiraswasta/pedagang/jasa 5 5.6

Petani/nelayan/buruh 4 4.4

Lainnya 15 16.7

- Ibu

PNS 61 67.8

TNI/POLRI 18 20.0

Pegawai BUMN/swasta 6 6.7

Wiraswasta/pedagang/jasa 0 0.0

Petani/nelayan/buruh 0 0.0

Lainnya 5 5.6

Pendapatan keluarga (per bulan)

< Rp2 000 000 11 12.2

Rp2 000 000 – Rp3 000 000 14 15.6

Rp3 000 000 – Rp5 000 000 29 32.2

≥ Rp5 000 000 36 40.0

Rata-rata±SD Rp4 616 022 ± Rp3 476 019

Kategori besar keluarga contoh sebagian besar termasuk dalam kategori

sedang (57.8%). Tingkat pendidikan ayah contoh sebagian besar (47.8%) tamat

perguruan tinggi/sederajat sedangkan tingkat pendidikan ibu contoh sebagian besar

(43.3%) tamat SMA/sederajat. Temuan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

orang tua berhubungan positif dengan peningkatan aktifitas dan kebugaran fisik

remaja (Cleland et al. 2009). Pekerjaan ayah contoh sebagai pegawai

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

11

BUMN/swasta sebanyak 41.1%, TNI/POLRI sebanyak 32.2%, Lainnya sebanyak

16.4%, wiraswasta/pedagang/ jasa sebanyak 5.6%, dan petani/nelayan/buruh

sebanyak 4.4%. Ibu contoh mayoritas (67.8%) bekerja sebagai PNS, dan sebagian

(20.0%) sebagai TNI/POLRI.

Pendapatan merupakan faktor utama yang menentukan konsumsi pangan

(Martianto dan Ariani 2004). Menurut teori Bennet, peningkatan pendapatan akan

membuat seseorang beralih dari pangan yang berharga murah ke pangan yang lebih

mahal. Peningkatan pendapatan juga akan menurunkan persentase alokasi untuk

pangan. Pendapatan keluarga contoh bervariasi mulai kurang dari Rp2 juta sampai

lebih dari Rp5 juta. Pendapatan kelurga contoh mayoritas (36.0%) pada kelompok

lebihdari Rp5 juta. Pendapatan keluarga contoh pada kelompok pendapatan kurang

dari Rp2 juta hanya sebagian kecil, yaitu 12.2%.

Status Gizi

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi (Almatsier 2011). Sebaran status gizi contoh pada Tabel 7

menunjukkan 67.8% contoh normal, 18.9% contoh gizi lebih, dan 13.3 % contoh

gizi kurang. Hasil hasil Riskesdas 2013 (Kemenkes 2014) menunjukkan prevalensi

status gizi remaja umur 16-18 tahun berdasarkan IMT/U di Jawa Barat, yaitu 1.4%

sangat kurus, 7.7% kurus, 83.4% normal, 6.2% berat badan lebih, dan 1.4% obese.

Penelitian yang dilakukan oleh Ferreira (2013) menemukan bahwa persentase

remaja yang mengalami obesitas ada sebesar sekitar 15% dan sekitar 15-20%

remaja memiliki status gizi kurang dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.

Kegemukan dan obesitas pada remaja (12-17 tahun) menyebabkan penurunan

tingkat kebugaran kardiorespirasi (Ferreira 2013; Ortega et al. 2012).

Tabel 7 Sebaran status gizi contoh

No Kategori Status Gizi SMA 9

n %

1 Kurus 0 0

2 Normal 13 14.4

3 At Risk 74 87.2

4 Gemuk 3 3,3

5 Obesitas 0 0

Pengetahuan Gizi

Penentuan nilai pengetahuan gizi adalah dengan cara pemberian 15 soal

kepada contoh yang dikerjakan dalam waktu 15 menit dengan alokasi waktu satu

menit untuk mengerjakan satu soal. Pemberian nilai terhadap contoh adalah dengan

cara menjumlahkan jumlah soal yang dijawab benar dan dibagi dengan total soal

(15) dan dikali 100.

Sebagian besar contoh dapat menjawab pertanyaan dengan baik hal ini

terlihat dari rata-rata persentase contoh menjawab tiap soal di atas 80 persen.

Contoh memiliki persentase menjawab pertanyaan yang tinggi pada kategori soal

fungsi zat gizi dan sumber zat gizi makro. Hal ini terlihat dari jumlah contoh yang

menjawab dengan tepat 100 persen pada soal nomor 5 yang membahas mengenai

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

12

pangan sumber karbohidrat. Sedangkan contoh memiliki kesulitan di dalam

menjawab pertanyaan mengenai kategori soal sumber zat gizi mikro. Hal ini terlihat

dari rendahnya persentase contoh yang menjawab tepat pada soal nomor 6 yang

membahas mengenai pangan sumber vitamin D yaitu sebesar 48,9 persen.

Tabel 8 Jumlah contoh yang menjawab benar setiap pertanyaan

No Pertanyaan SMA 9

n %

1 Zat gizi diperlukan oleh tubuh untuk menunjang kehidupan

sehari-harinya.

80 88,9

2 Terpenuhinya kebutuhan zat gizi akan membentuk anak yang

aktif dan sehat.

65 72,2

3 Zat gizi terdiri dari zat gizi makro dan mikro. 76 84,4

4 Susu, keju dan tempe adalah pangan sumber protein. 83 92,2

5 Kentang, beras dan singkong adalah pangan sumber karbohidrat. 90 100,0

6 Kuning telur dan susu adalah pangan sumber vitamin D. 44 48,9

7 Zat gizi mikro dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh tubuh. 75 83,3

8 Asupan gizi yang tidak seimbang akan mengakibatkan tumbuh

kembang anak terhambat. 56 62,2

9 Sebelum makan dan setelah makan sebaiknya mencuci tangan. 76 84,4

10 Makanan yang tidak segar dapat menyebabkan keracunan

makanan.

78 86,7

11 Kekurangan vitamin C akan mengakibatkan sariawan. 83 92,2

12 Kekurangan energi dan protein disebut kwashiorkor-marasmus. 57 63,3

13 Wortel adalah pangan nabati sumber vitamin A. 74 82,2

14 Daging kambing mengandung kolesterol. 78 86,7

15 Buah alpukat kaya akan lemak didalamnya. 74 82,2

Dari hasil perhitungan nilai tersebut masing-masing nilai contoh dimasukan

kedalam tiga kategori pengetahuan gizi. Sebagian besar (54.4%) pengetahuan gizi

contoh termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan ada sebanyak 12 orang contoh

yang termasuk dalam kategori pengetahuan gizi kurang (13.3%). Untuk kategori

pengetahuan gizi baik ada sebanyak 29 orang (32.2%).

Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan pengetahuan gizi

No Kategori Pengetahuan Gizi SMA 9

n %

1 Kurang 12 13.3

2 Sedang 49 54.4

3 Baik 29 32.2

Aktifitas Fisik (PAL)

FAO (2001) menyatakan bahwa aktifitas fisik adalah variabel utama setelah

angka metabolisme basal dalam penghitungan pengeluaran energi. Besarnya

aktifitas fisik yang dilakukan seseorang selama 24 jam dinyatakan dalam PAL

(Physical Activity Level) atau tingkat aktifitas fisik. PAL merupakan besarnya

energi yang dikeluarkan per kilogram berat badan dalam 24 jam. Tingkat aktifitas

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

13

fisik contoh sebagian besar (67.8%) dalam kategori sangat ringan. Contoh aktifitas

fisik yang termasuk dalam kategori sangat ringan adalah menonton tivi, sedangkan

yang termasuk ke dalam kategori berat adalah berlari dan jogging minimal selama

20 menit. Sallis (2000) mengatakan bahwa dua dari tiga remaja putri melakukan

kegiatan dengan kategori ringan minimal selama 20 menit dengan frekuensi 3 kali

perminggu.

Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan PAL

No Kategori Nilai PAL SMA 9

n %

1 Sangat Ringan 61 67.8

2 Ringan 27 30.0

3 Sedang 0 0.0

4 Berat 2 2.2

Kebiasaan Olahraga

Kebiasaan olahraga dapat dilihat dari seberapa sering seseorang melakukan

olahraga dalam periode waktu tertentu. Frekuensi olahraga pada penelitian ini

diamati dalam periode waktu seminggu. Secara umum kebiasaan olahraga terbukti

dapat meningkatkan daya tahan kardiorespirasi (Cleland et al. 2009) dan dipercaya

bermanfaat dalam mengurangi kejadian dismenore. Dismenore merupakan salah

satu gangguan ginekologi yang paling umum dirasakan perempuan usia produktif

yang mengalami sensasi nyeri selama menstruasi. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa kejadian dismenore terjadi secara signifikan pada remaja putri yang tidak

berolahraga (Thing 2011).

Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan kebiasaan olahraga

No Kebiasaan Olahraga

SMA 9

n %

1 Frekuensi olahraga (per minggu)

<1 kali 1 1.1

1-2 kali 68 75.6

≥ 3 kali 21 23.3

Total 90 100.0

Rata-rata±SD 1.7±0.7

2 Durasi Olahraga (jam per minggu)

< 1 jam 1 1.1

1-2 jam 66 73.3

> 3 jam 23 25.6

Total 90 100.0

Rata-rata±SD 1.5±0.7

Tabel 11 menunjukkan bahwa contoh paling banyak melakukan olahraga

sebanyak 1-2 kali dalam seminggu, sebagian contoh (23.3%) melakukan olahraga

lebih dari tiga kali dalam seminggu, serta ada 1.1% contoh yang tidak rutin

melakukan olahraga tiap minggu. Durasi olahraga mengukur seberapa lama

seseorang melakukan olahraga dalam satu waktu. Durasi olahraga pada sebagian

besar contoh dilakukan selama 1-2 jam dan sebanyak 25.6% contoh melakukan

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

14

olahraga selama lebih dari 3 jam. Pengukuran frekuensi olahraga kepada contoh

hanya yang dilakukan di luar dari jam olahraga yang dilakukan secara rutin setiap

minggunya di sekolah.

Daya Tahan Kardiorespirasi

Daya tahan kardiorespirasi contoh kebanyakan (46.7%) berada pada

kategori Poor, 40.0% pada kategori Fair, dan 8.9% berada pada kategori Very Poor.

Terdapat 4.4% contoh yang memiliki daya tahan kardiorespirasi kategori Good.

Menurut hasil Riskesdas 2013 (Kemenkes 2014) kelompok umur 15-19 tahun

memiliki proporsi 43,1% aktifitas sedentary dengan durasi 3-5,9 jam. Daya tahan

kardiorespirasi remaja putri sebagian besar berada kategori rendah sebesar 34,3

persen (Ortega 2012).

Tabel 12 Sebaran contoh berdasarkan daya tahan kardiorespirasi

No Kategori Daya Tahan Kardiorespirasi SMA 9

n %

1 Very Poor 8 8.9

2 Poor 42 46.7

3 Fair 36 40.0

4 Good 4 4.4

Total 90 100

Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi

Pengetahuan gizi contoh berhubungan dengan status gizi contoh (r=-0.456;

p=0.08). Tabel 13 menunjukkan bahwa terdapat 9 contoh yang memiliki status gizi

normal dan memiliki pengetahuan gizi kategori sedang. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Agustini (2007) menunjukkan tidak adanya hubungan yang nyata

antara pengetahuan gizi dengan status gizi (p<0,05). Contoh yang memiliki

pengetahuan kategori baik dan status gizi normal sebanyak 15.4%. Adapun contoh

yang memiliki pengetahuan gizi kategori kurang dan memiliki status gizi normal

adalah sebanyak 15.4%.

Prevalensi gemuk pada remaja umur 15-18 tahun sebanyak 7,3 persen yang

terdiri dari 5,7 persen gemuk dan 1,6 persen obesitas (Kemenkes 2013). Contoh

dengan status gizi normal dan memiliki pengetahuan gizi kategori baik sebanyak

2,2%. Sedangkan contoh yang memiliki status gizi normal dengan pengetahuan gizi

sedang sebanyak 10%.

Tabel 13 Hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi

Pengetahuan Gizi

Status Gizi

Total Normal At Risk Gemuk

n % n % n %

Kurang 2 15.4 9 12.2 1 33.3 12

Sedang 9 69.2 39 52.7 1 33.3 49

Baik 2 15.4 26 35.1 1 33.3 29

Total 13 100.0 74 100.0 17 100.0 90

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

15

Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Daya Tahan Kardiorespirasi

Pengetahuan gizi contoh tidak berhubungan dengan daya tahan

kardiorespirasi contoh (r=0.2; p=0.051). Sebanyak 11.1% contoh dengan

pengetahuan gizi kurang, 52.8% contoh dengan pengetahuan gizi sedang, dan

36.1% contoh dengan pengetahuan gizi baik memiliki daya tahan kardiorespirasi

kategori Fair. Contoh dengan pengetahuan gizi kategori sedang dan memiliki daya

tahan kardiorespirasi kategori Good adalah sebanyak 75.0%. Hasil penelitian yang

dilakukan di beberapa SMA di Jawa Tengah adalah 19,1% Very Poor dan 29,8%

Poor (Wahyu 2008)

Tabel 14 Hubungan antara pengetahuan gizi dengan daya tahan kardiorespirasi

Pengetahuan Gizi

Daya Tahan Kardiorespirasi

Total Very Poor Poor Fair Good

n % n % n % n %

Kurang 4 50.0 4 9.5 4 11.1 0 0.0 12

Sedang 4 50.0 23 54.8 19 52.8 3 75.0 49

Baik 0 0.0 15 35.7 13 36.1 1 25.0 29

Total 8 100.0 42 100.0 36 100.0 4 100.0 90

Hubungan Status Gizi dengan Daya Tahan Kardiorespirasi

Status gizi contoh berhubungan dengan daya tahan kardiorespirasi contoh

(r=-0.472; p=0.077). Sebanyak 50% contoh memiliki status gizi normal dan daya

tahan kardiorespirasi kategori Good. Sebanyak 25% contoh dengan status gizi kurus

dan sebanyak 25% contoh yang memiliki status gizi overweight memiliki daya

tahan kardiorespirasi kategori Good. Terdapat 83.3% contoh dengan status gizi

normal memiliki daya tahan kardiorespirasi kategori Fair. Contoh dengan status

gizi normal dan memiliki daya tahan kardioraspirasi kategori Very Poor sebanyak

12.5%. Sebanyak 62.5% contoh yang memiliki status gizi overweight memiliki

daya tahan kardiorespirasi kategori Very Poor. Hubungan antara IMT dan tingkat

kesegaran jasmani pada penelitian ini tidak terlihat dengan jelas. Secara teoritis,

semakin tinggi tingkat kesegaran jasmani, maka kemampuan melakukan aktivitas

fisik juga akan meningkat, demikian pula dengan jumlah pengeluaran energi

sehingga neraca energi cenderung negatif yang akan menyebabkan penurunan IMT

(Ortega et al. 2012; Anam 2010; Wahyu A 2008; Utari A 2007).

Tabel 15 Hubungan antara status gizi dengan daya tahan kardiorespirasi

Status Gizi

Daya Tahan Kardiorespirasi

Total Very Poor Poor Fair Good

n % n % n % n %

Normal 1 12.5 5 11.9 6 16.7 1 25.0 13

At Risk 7 87.5 35 83.3 29 80.6 3 75.0 74

Gemuk 0 0 2 4.8 1 2.8 0 25.0 3

Total 8 100.0 42 100.0 36 100.0 4 100.0 90

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

16

Hubungan Aktifitas Fisik dengan Daya Tahan Kardiorespirasi

Aktifitas fisik contoh tidak berhubungan dengan daya tahan kardiorespirasi

contoh (r=0.1; p=0.422). Sebanyak 75% contoh dengan PAL kategori ringan

memiliki daya tahan kardiorespirasi kategori Good. Sebanyak 25% contoh dengan

PAL kategori sangat ringan memiliki daya tahan kardiorespirasi kategori Good.

Sebanyak 87.5% contoh dengan PAL kategori sangat ringan dan sebanyak 12.5%

contoh dengan PAL kategori ringan memiliki daya tahan kardiorespirasi kategori

Very Poor.

Tabel 16 Hubungan antara aktifitas fisik dengan daya tahan kardiorespirasi

PAL

Daya Tahan Kardiorespirasi

Total Very Poor Poor Fair Good

n % n % n % n %

Sangat ringan 7 87.5 27 64.3 26 72.2 1 25.0 61

Ringan 1 12.5 14 33.3 9 25.0 3 75.0 27

Berat 0 0.0 1 2.4 1 2.8 0 0.0 2

Total 8 100.0 42 100.0 36 100.0 4 100.0 90

Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Daya Tahan Kardiorespirasi

Kebiasaan olahraga contoh tidak berhubungan dengan daya tahan

kardiorespirasi (r=0.26; p=0.068). Tabel 17 menunjukkan bahwa 21.4% contoh

dengan frekuensi olahraga tiga kali seminggu memiliki daya tahan kardiorespirasi

kategori Good, 42.9% contoh dengan frekuensi olahraga tiga kali seminggu

memiliki daya tahan kardiorespirasi kategori Fair, dan 35.7% contoh dengan

frekuensi olahraga tiga kali seminggu memiliki daya tahan kardiorespirasi kategori

Poor. Contoh dengan frekuensi olahraga sekali seminggu yang memiliki daya tahan

kardiorespirasi kategori Good sebanyak 2.4% dan yang memiliki daya tahan

kardiorespirasi kategori Poor sebanyak 46.3%. Berdasarkan uji korelasi yang

dilakukan oleh Agustini (2007) pada remaja di Semarang, tidak terdapat hubungan

antara tingkat kebiasaan olahraga dengan daya tahan kardiorespirasi.

Tabel 17 Hubungan antara kebiasaan olahraga dengan daya tahan kardiorespirasi

Daya Tahan

Kardiorespirasi

Frekuensi Olahraga/minggu

Total 0 1 2 3

n % n % n % n %

Very Poor 0 0.0 6 14.6 2 5.9 0 0.0 8

Poor 1 100.0 19 46.3 17 50.0 5 35.7 42

Fair 0 0.0 15 36.6 15 44.1 6 42.9 36

Good 0 0.0 1 2.4 0 0.0 3 21.4 4

Total 1 100.0 41 100.0 34 100.0 14 100.0 90

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

17

Faktor yang Mempengaruhi Daya Tahan Kardiorespirasi

Hasil analisis regresi linear berganda terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi ditunjukkan pada Tabel 17. Nilai R2 yang

diperoleh yaitu sebesar 0.100, hal ini berarti 10.0% variasi daya tahan

kardiorespirasi dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen,

yaitu status gizi, pengetahuan gizi, PAL, dan frekuensi olahraga. Sedangkan sisanya

(90.0%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar keempat variabel tersebut.

Tabel 18 Hasil uji signifikansi variabel-variabel yang mempengaruhi daya tahan

kardiorespirasi

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 2.620 .316 8.285 .000

Status Gizi -.361 .126 -.287 -2.861 .005

Pengetahuan Gizi .165 .109 .150 1.513 .134

PAL .041 .122 .035 .336 .737

Frekuensi Olahraga .278 .100 .290 2.777 .007

Terdapat dua dari keempat variabel yang signifikan mempengaruhi daya

tahan kardiorespirasi pada α=5%, hal ini terlihat dari probalitas signifikansi

keduanya jauh di bawah 0.05. Berdasarkan analisis regresi multivariat yang

dilakukan oleh (Wahyu 2008) diketahui bahwa perubahan asupan diet merupakan

prediktor yang lebih berpengaruh terhadap perubahan IMT (0,74 Kkal/hari; p-0,00),

dibandingkan dengan beban olahraga (0,238 Kkal/minggu; p=0,176). Jadi dapat

disimpulkan bahwa daya tahan kardiorespirasi dipengaruhi oleh status gizi,

pengetahuan gizi, PAL, dan frekuensi olahraga, dengan persamaan sebagai berikut:

Y = 2.620 - 0.361X1 + 0.165X2 + 0.041X3 + 0.278X4 + ε

Keterangan:

X1 = Status gizi

X2 = Pengetahuan gizi

X3 = PAL

X4 = Frekuensi olahraga

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Distribusi umur contoh memperlihatkan bahwa sebagian besar contoh

(71,1%) berumur 16 tahun, 22,2% berumur 17 tahun dan sebagian kecil (6,7%)

berumur 15 tahun. Kategori besar keluarga termasuk dalam kategori sedang

(57,8%). Tingkat pendidikan ayah sebagian besar tamat perguruan tinggi (47,8%)

sedangkan (43,3%) ibu tamat SMA. Pekerjaan ayah sebagian besar sebagai pegawai

BUMN/swasta (41,1%) sedangkan untuk ibu sebanyak 67,8% bekerja sebagai PNS.

Pendapatan rata-rata orangtua contoh sebagian besar sebanyak 40% di atas 5 juta

perbulan.

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

18

Sebaran status gizi contoh dibagi tiga yaitu rendah, normal dan obesitas.

Sebanyak 13,3 % contoh masuk kedalam kategori rendah, 67,8 % normal dan

18,9 % obesitas. Sedangkan untuk sebaran daya tahan kardiorespirasi dibagi

kedalam 6 kelompok, yaitu 9,8 % Very Poor, 45,7 % Poor, 39, 1 % Fair, dan 5,4 %

Good. Kategori pengetahuan gizi dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu 13,3 % kurang,

54,4 % sedang dan 32,2 % baik. Aktifitas fisik contoh (67,8%) berada dalam

kategori sangat ringan. Frekuensi olahraga yang dilakukan (75,6%) contoh

melakukan olahraga 2 kali seminggu dengan (73,6%) selama 2 jam.

Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan daya tahan

kardiorespirasi dan pengetahuan gizi (r=0,002 & r=0,001), tidak signifikan dengan

frekuensi olahraga dan PAL (r=0,109 & r= 0,832). Tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara pengetahuan gizi dengan ketiga variable lainnya karena r>0,05.

Daya tahan kardiorespirasi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan ketiga

variable lainnya hal ini ditunjukan dengan nilai r>0,05. Untuk variable PAL dan

frekuensi olahraga perminggu juga tidak memiliki hubungan dengan variable

lainnya.

Berdasarkan uji korelasi pearson terdapat hubungan dalam bentuk Negatif

antara status gizi dengan daya tahan kardiorespirasi (R=-0,25) akan tetapi hubungan

yang terbentuk tidak terlalu kuat. Sedangkan untuk hubungan antara frekuensi

olahraga dengan daya tahan kardiorespirasi terbentuk hubungan yang positif

(R=0,26) akan tetapi tidak terbentuk hubungan yang kuat. Dilakukan uji lanjut

untuk melihat apakah tetap ada hubungan antara kedua variable yang terikat

menggunakan metode regresi linear berganda. Berdasarkan uji regresi linear

berganda didapatkan hasil status gizi (p=0,008) dan frekuensi olahraga (p=0,009)

memiliki hubungan.

Saran

Untuk mendapatkan data hasil pengukuran daya tahan kardiorespirasi yang

lebih akurat perlu merencanakan lebih baik untuk waktu dan tempat pengambilan

data. Penelitian ini mengambil tempat di lapangan terbuka dan dilakukan pada siang

hari. Pada saat penelitian penulis tidak memperhitungkan musim hujan sehingga

pengambilan data terkendala dengan hujan. Waktu pengambilan data yang

dilakukan pada siang hari sedikit banyak juga berpengaruh kepada hasil yang

maksimal yang seharusnya. Penelitian ini dapat menjadi topic penelitian yang baik

bagi yang ingin melanjutkannya dengan metode yang sudah disempurnakan. Hasil

dari penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah kota Bogor untuk

mengetahui gambaran status gizi, pengetahuan gizi dan daya tahan kardiorespirasi

remaja putri di kota Bogor. Data tersebut dapat menjadi pertimbangan pemerintah

kota Bogor untuk meningkatkan kemampuan remaja putri di dalam berbagai

kegiatan kompetitif di tingkat nasional maupun internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Agustini U. 2007. Hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat kesegaran jasmani

pada anak usia 12-14 tahun [tesis]. Semarang (ID): Universitas

Diponegoro.

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

19

Almatsier S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia

Anam MS. 2010. Pengaruh intervensi diet dan olahraga terhadap indeks massa

tubuh, kesegaran jasmani, hscrp dan profil lipid pada anak obesitas

[tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

Budiman. 2007. Perbandingan Tes Lari 12 Menit Cooper dengan Tes Ergometer

Sepeda Astrand. J Kesehat Masy. 7(1):91-94.

Cleland VJ, Ball K, Magnussen C, Dwyer T. 2009. Socioeconomic position and the

tracking of physical activity and cardiorespiratory fitness from childhood

to adulthood. Am J Epidemiol. 170(9):1069-1077.

Emilia E. 2009. Pengetahuan, Sikap, dan praktek gizi pada remaja dan implikasinya

pada sosialisasi perilaku hidup sehat. Media Pendidikan, Gizi dan

Kuliner. 1(1):1-10.

[FAO] Food and Nutrition Technical Report Series. 2001. Human Energy

Requirements. Rome: FAO/WHO/UNU.

Ferreira FS. 2013. Relationship between physical fitness and nutritional status in a

Portuguese sample of school adolescents. J Obes Weight Loss Ther.

3(5):1-6. doi:10.4172/2165-7904.1000190.

[Kemenkes] Kementerian Kesehatan (ID). 2013. Riskesdas 2013. Badan Peneliti

dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan : Republik

Indonesia 2008.

Kusumajaya NAA, Wiardani NK, Juniarsana IW. 2008. Persepsi remaja terhadap

body image (citra tubuh) kaitannya dengan pola konsumsi makan dan

status gizi. J Skal Hus. 5(2):114-125.

Martianto D & Ariani M. 2004. Analisis Perubahan Konsumsi dan Pola Konsumsi

Pangan Masyarakat Dalam Dekade Terakhir. Dalam Soekirman et al.,

editor. Widya Nasional Pangan dan Gizi VIII “Ketahanan Pangan dan

Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi”; Jakarta 17-19 Mei 2004.

Jakarta: LIPI.

Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Mayarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Ortega FB, Tresaco B, Ruiz JR, Moreno LA, Martin-Matillas M, Mesa JL,

Warnberg J, Bueno M, Tercedor P, Gutiérrez Á et al. 2012.

Cardiorespiratory fitness and sedentary activities are associated with

adiposity in adolescents. J Obes. 15(6):1589-1599.

Permaesih. 2003. Status Gizi Remaja dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi

[Internet]. [diunduh 2014 Jan 28]; dapat diunduh di

http://digilib.litbang.depkes.go.id.html.

Sallis JF et al. 1992. Determinants of physical activity and interventions in youth.

Medicine and Science in Sports and Exercise, 24(6): S248-S257.

Singarimbun M, Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta: Pustaka

LP3ES Indonesia.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat.

Jakarta: Ditjen Dikti, Departemen Pendidikan Nasional

Thing TC. 2011. Hubungan kebiasaan olahraga dengan dismenore pada siswi SMA

Santo Thomas 1 Medan [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera

Utara.

Utari A. 2007. Hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat kesegaran jasmani

pada anak usia 12-14 tahun [tesis]. Semarang (ID): Universitas

Diponegoro.

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN STATUS GIZI … · fisik contoh sebagian besar ringan dengan frekuensi olahraga 2 kali seminggu dengan ... Tujuan Umum 2 Tujuan Khusus 2 ... pendidikan

20

Wahyu A. 2008. Pengaruh intervensi olahraga di sekolah terhadap indeks massa

tubuh dan tingkat kesegaran kardiorespirasi pada remaja obesitas [tesis].

Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

[WHO] World Health Organization. 2007. Growth Reference 5-19 years.

[terhubung berkala]. http://www.who.int /growthref/who2007_bmi_for

_age/en/index.html [Oktober 2011]

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama lengkap Muhammad Rafiq dilahirkan di Jakarta,

tanggal 4 Oktober 1991 dari pasangan H. Nailun Najah dan Wasmini. Penulis

merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Jenjang pendidikan dimulai

penulis dimulai di TK Bappenas Depok dari tahun 1995 s.d. 1996, kemudian

pendidikan dilanjutkan di SDN Bappenas Depok dari tahun 1996 s.d. 1998. Penulis

pindah sekolah ke SDN Kampung Utan II Jakarta dari tahun 1998 s.d. 2002.

Penulis melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu Sekolah

Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Ciputat dari tahun 2002 s.d. 2005, dan di

SMA Dua Mei Jakarta hanya satu tahun yaitu dari tahun 2005 s.d. 2006. Penulis

pindah sekolah ke MAN 4 Model Jakarta selama sisa pendidikannya di bangku

SMA. Setelah lulus dari MAN 4 Model Jakarta, penulis diterima sebagai

mahasiswa Program Keahlian Supervisor Jaminan Mutu Pangan, Direktorat

Program Diploma, Institut Pertanian Bogor melalui jalur test reguler. Lulus dari

program Diploma pada tahun 2011. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan

pendidikannya pada jenjang pendidikan Strata 1 di Institut pertanian Bogor jurusan

Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia.

Selama menjalani perkuliahan, selain ikut serta dalam beberapa kepanitiaan

seperti kuliah umum (2010), goes to baros (2009), malam keakraban mahasiswa

SJMP (2011), dan seminar pangan mengenai fortifikasi. Penulis juga telah

mengikuti seminar, antara lain adalah kuliah umum “sertifikasi produk dan

sertifikasi halal produk pangan” (2009). Penulis pada tahun 2013 turut serta dalam

kepanitiaan sebagai photographer di seminar pangan gizi yang dilaksanakan di

gedung Balai Kartini Jakarta Selatan.