hubungan penerapan prinsip gizi seimbang dengan …

101
HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA JURUSAN GIZI POLTEKKES KEMENKES MEDAN SKRIPSI YUNI TAMARA LUBIS P01031214060 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA IV 2018

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGANSTATUS GIZI PADA MAHASISWA JURUSAN GIZI

POLTEKKES KEMENKES MEDAN

SKRIPSI

YUNI TAMARA LUBIS

P01031214060

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV2018

Page 2: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGANSTATUS GIZI PADA MAHASISWA JURUSAN GIZI

POLTEKKES KEMENKES MEDAN

Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Program Studi Diploma IV di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan

YUNI TAMARA LUBIS

P01031214060

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV2018

Page 3: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul : Hubungan Penerapan Prinsip Gizi Seimbang

dengan Status Gizi Pada Mahasiswa Jurusan

Gizi Poltekkes Kemenkes Medan

Nama : Yuni Tamara Lubis

Nomor Induk Mahasiswa : P01031214060

Program studi : Diploma IV

Menyetujui :

Dr. Ir. Zuraidah Nasution, M. KesPembimbing Utama

Mahdiah, DCN, M.Kes Efendi S. Nainggolan, SKM, M.KesPenguji I Penguji II

Mengetahui:Ketua Jurusan

Dr. Oslida Martony, SKM, M.KesNIP. 196403121987031003

Tanggal lulus : 12 Juli 2018

Page 4: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Hubungan Penerapan Prinsip GiziSeimbang dengan Status Gizi Pada Mahasiswa Jurusan Gizi PoltekkesKemenkes Medan”.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis

menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Zuraidah Nasution, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dengan ikhlas dan penuh kesabaran memberikan

bimbingan, nasehat, masukan serta motivasi dalam menyusun skripsi ini.

2. Ibu Mahdiah, DCN, M.Kes. selaku penguji 1 yang memberikan masukan dan

saran terhadap perbaikan skripsi ini.

3. Bapak Efendi S. Nainggolan, SKM, M.Kes selaku penguji 2 yang

memberikan masukan dan saran terhadap perbaikan skripsi ini.

4. Ketua Jurusan Gizi dan seluruh Civitas Akademik di lingkungan Jurusan Gizi

Poltekkes Kemenkes Medan.

5. Kedua orang tua saya Bapak Muhammad Nurdin Lubis dan Ibu Almh. Ratna

Sari serta kedua abang saya Amora Halomoan Lubis dan muhammad

Torang Lubis yang senantiasa memberikan doa dan Motivasi.

6. Sahabat seperjuangan dan teman satu bimbingan mahasiswa semester VIII

dan VI Jurusan Gizi T.A. 2017/2018 yang tak dapat disebutkan namanya

satu persatu, terimakasih atas kerjasama, motivasi, dan dukungan.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis mengarapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan Skripsi ini nantinya.

Penulis

Page 5: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

v

ABSTRAK

YUNI TAMARA LUBIS “HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZISEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA JURUSANGIZI POLTEKKES KEMENKES MEDAN” (DIBAWAH BIMBINGANZURAIDAH NASUTION)

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 41 tahun2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang, Gizi Seimbang adalahsusunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalamjenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, denganmemerhatikan prinsip gizi seimbang, yaitu : membiasakanmengonsumsi makanan beragam, membiasakan perilaku hidup bersih,melakukan aktivitas fisik serta mempertahankan dan memantau BeratBadan (BB) normal. Penerapan prinsip gizi seimbang diharapkandapat meningkatkan status gizi dan mencapai status gizi optimal .

Desain Penelitian yang digunakan adalah potong lintang atau crosssectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh MahasiswaSemester 5 DIII A, B, dan DIV Jurusan Gizi Poltekkes KemenkesMedan, sedangkan sampel pada penelitian berjumlah 61 orang. Teknikpengambilan sampel pada penelitian ini dengan stratified randomsampling. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 25 November - 11Desember 2017, dengan menggunakan Uji chi-square.

Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 13,1% mahasiswamemiiki status gizi kurang, dan 11,5% mahasiswa memiliki status gizilebih. Terdapat hubungan antara kebiasaan mengonsumsi makananberagam (p=0,017), aktivitas fisik (p=0,027), dan pemantauan beratbadan normal (p=0,027) dengan status gizi. Sedangkan tidak adahubungan antara pola hidup bersih sengan status gizi (p=1,000).

Kata Kunci : Status Gizi Mahasiswa , Prinsip Gizi Seimbang.

Page 6: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

vi

ABSTRACT

YUNI TAMARA LUBIS "THE RELATIONS OF THE IMPLEMENTATIONOF BALANCED NUTRITION PRINCIPLES WITH NUTRITION STATUSIN STUDENTS OF NUTRITION DEPARTMENT OF MEDAN HEALTHPOLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH " (CONSULTANT:ZURAIDAH NASUTION)

According to the Regulation of the Minister of Health of the Republicof Indonesia number 41 of 2014, Balanced Nutrition Guidelines is thecomposition of daily food containing nutrients in the type and amount thatsuits the body's needs. The principle of balanced nutrition, namely: gettingused to eating a variety of foods, familiarizing the behavior of clean living,physical activity and maintaining and monitoring a normal body weight.The application of the principle of balanced nutrition is expected toimprove nutritional status and achieve optimal nutritional status.

This study used cross sectional design. The population in this studywere all Semester 5 students of DIII A, B, and DIV of the Department ofNutrition at the Ministry of Health Poltekkes Medan, While sampel thestudy amounted to 61 people stratified random sampling technique. Thisresearch was conducted on 25 November - 11 December 2017, and wastested by chi-square test.

The results of this study showed that 13.1% of students had poornutritional status, and 11.5% of students had more nutritional status. Thereis a relationship between various food consumption habits (p = 0.017),physical activity (p = 0.027), and monitoring of normal body weight (p =0.027) with nutritional status. Whereas there is no correlation between aclean lifestyle and nutritional status (p = 1,000).

Keywords: Student Nutritional Status, Balanced Nutrition Principle.

Page 7: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................. iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

ABSTRAK ................................................................................................ v

ABSTRACT................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

1. Tujuan umum ............................................................................ 4

2. Tujuan khusus........................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 6

A. Gizi Seimbang............................................. .................................... 6

1. Pengertian………………………………………………………… .. 6

2. Prinsip ....................................................................................... 6

1) Kebiasaan Mengonsumsi makanan beragam .................... 7

2) Pola Hidup Bersih ............................................................... 10

3) Aktivitas Fisik ...................................................................... 11

4) Pemantauan Berat Badan (BB) normal .............................. 14

B. Status Gizi....................................................................................... 14

1. Pengertian ................................................................................. 14

Page 8: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

viii

2. Penilaian Status Gizi .................................................................. 15

1) Penilaian Status Gizi Langsung .......................................... 15

2) Pengukuran Tidak Langsung.............................................. 16

3. Indeks Massa Tubuh............................................................... 19

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Status Gizi........................ 20

C. Hubungan Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Beragam dengan

Status Gizi ..................................................................................... 21

D. Hubungan Pola Hidup Bersih dengan Status Gizi ......................... 22

E. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi................................ 22

F. Hubungan Pemantauan Berat Badan Normal dengan Status Gizi 23

G. Kerangka Teori.............................................................................. 24

H. Kerangka Konsep.......................................................................... 25

I. Definisi Operasional ...................................................................... 26

J. Hipotesis ....................................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 29

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 29

B. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................... 29

C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 29

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................................ 31

1. Jenis Data............................................................................... 31

2. Cara Pengumpulan Data ........................................................ 32

E. Pengolahan dan Analisa Data......................................................... 33

1. Pengolahan Data .................................................................... 33

2. Analisis Data........................................................................... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................... 38

A. Hasil ............................................................................................ 38

1. Karakteristik Responden............................................................ 38

2. Gambaran Status Gizi................................................................ 39

3. Prinsip Gizi Seimbang................................................................ 39

4. Gambaran Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Beragam.......... 40

Page 9: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

ix

5. Gambaran Pola Hidup Bersih .................................................... 41

6. Gambaran Aktifitas Fisik ............................................................ 41

7. Gambaran Pemantauan Berat Badan Normal ........................... 42

8. Hubungan Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Beragam dengan

Status Gizi ................................................................................. 43

9. Hubungan Pola Hidup Bersih dengan Status Gizi ..................... 44

10.Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi ............................ 44

11.Hubungan Pemantauan BB Normal dengan Status Gizi............ 45

B. Pembahasan .................................................................................. 46

1. Gambaran Status Gizi................................................................ 46

2. Prinsip Gizi Seimbang................................................................ 47

3. Hubungan Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Beragam dengan

Status Gizi ................................................................................. 48

4. Hubungan Pola Hidup Bersih dengan Status Gizi ..................... 49

5. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi ............................ 51

6. Hubungan Pemantauan Berat Badan Normal dengan Status Gizi.. 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 55

A. Kesimpulan ..................................................................................... 55B. Saran ............................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 57

LAMPIRAN ............................................................................................ 60

Page 10: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Angka Kecukupan Gizi (AKG) Wanita Usia Subur ................................ 8

2. Anjuran Makanan Wanita Usia Subur Rata-rata Satu Hari .................... 9

3. Klasifikasi Aktivitas Fisik Berdasarkan Intensitasnya ............................. 13

4. Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)...................................................... 19

5. Definisi Operasional .............................................................................. 26

6. Kategori Jenis Kelamin .......................................................................... 38

7. Kategori Umur Responden .................................................................... 39

8. Status Gizi Responden Berdasarkan IMT.............................................. 39

9. Distribusi Frekuensi Asupan Energi ....................................................... 40

10.Distribusi Frekunsi Asupan Protein....................................................... 40

11.Gambaran Distribusi Frekuensi Pola Hidup Bersih............................... 41

12.Gambaran Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik...................................... 42

13.Gambaran Distribusi Frekuensi Pemantauan Berat BadaN Normal .... 42

14.Hubungan Asupan Energi dengan Status Gizi ..................................... 43

15.Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi .................................... 43

16.Hubungan Pola Hidup Bersih dengan Status Gizi ................................ 44

17.Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi ....................................... 45

18.Hubungan Pemantauan Berat Badan Normal dengan Status Gizi ....... 45

Page 11: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Tumpeng Gizi Seimbang ....................................................................... 7

2. Kerangka Teori ...................................................................................... 24

3. Kerangka Konsep .................................................................................. 25

Page 12: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Pernyataan Ketersediaan Menjadi Responden Penelitian ..................... 60

2. Kuesioner Penelitian .............................................................................. 61

3. Formulir SQ-FFQ ................................................................................... 65

4. Master Tabel .......................................................................................... 70

5. Output Bivariat ....................................................................................... 73

6. Output Univariat ..................................................................................... 78

7. Dokumentasi .......................................................................................... 81

8. Bukti Bimbingan .................................................................................... 82

9. Pernyataam............................................................................................ 84

10. Riwayat Hidup...................................................................................... 85

11. Surat Komisi Etik Penelitian ................................................................. 86

12. Lampiran Data Survey Pendahuluan ................................................... 87

Page 13: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan nasional ditetukan adanya sumber

daya manusia (SDM), salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang

memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang

tinggi, ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014).

Mahasiswa dengan SDM yang berkualitas dicirikan sebagai manusia

yang cerdas, produktif dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas

kemahasiswaannya (Punakarya, 2009).

Mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang

menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta

atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Umumnya

mahasiswa berada pada tahapan awal dewasa, yaitu berusia 18-21

tahun. Tentunya seorang mahasiswa masih mengalami pertumbuhan

dalam hal tinggi badan, berat badan, lemak tubuh, dan otot serta

penyempurnaan berbagai sistem organ (Pratami, 2016).

Pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi bagi mahasiswa

berpengaruh terhadap status gizi yang akan digunakan secara efisien

untuk pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan

pergerakan aktifitas selama perkuliahan. Namun, masih banyak dari

mahasiswa gizi yang kebutuhan zat gizinya belum terpenuhi sehingga

menyebabkan masalah gizi (Patimah, 2017).

Permasalahan gizi yang seringkali dihadapi pada usia dewasa

adalah permasalahan gizi ganda, yaitu gizi kurang dan gizi lebih.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013,

prevalensi gizi kurang pada usia dewasa (>18 tahun) di Indonesia

sebesar 8,7%, dan prevalensi gizi kurang di Sumatera Utara sebesar

10%. Berdasarkan data National Health And Nutrition Examination

Survey (NHANES) tahun 2013-2014 prevalensi overweight dan obesity

dinegara Amerika pada usia dewasa sebesar 73,7% pada laki-laki, dan

sebesar 66,9% pada perempuan. Berdasarkan hasil Rikesdas Tahun

Page 14: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

2

2013, prevalensi Obesitas pada laki-laki umur >18 tahun di Indonesia

sebesar 19,7%, dan prevalensi obesitas pada perempuan umur >18

tahun di Indonesia sebesar 32,9%. Hasil Rikesdas tahun 2013

prevalensi obesitas di Sumatera Utara pada laki-laki sebesar 28%, dan

prevalensi obesitas pada perempuan sebesar 38,9%.

Faktor penyebab langsung masalah gizi, baik masalah gizi lebih

atau masalah gizi kurang adalah ketidakseimbangan antara asupan

makanan dengan kebutuhan tubuh serta adanya penyakit infeksi

seperti diare, dan anemia. Gizi kurang disebabkan karena asupan gizi

dibawah kecukupan yang dianjurkan sedangkan gizi lebih disebabkan

karena asupan gizi melebihi kecukupan yang dianjurkan dan tidak

diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup (Supariasa, 2014).

Perubahan kehidupan sosial mahasiswa sangat mempengaruhi

pola hidup sehat, khususnya pola makan sehari-hari sehingga sering

mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, kurang istirahat, merokok.

Meningkatnya kesibukan menyebabkan seseorang tidak lagi

mempunyai waktu yang cukup untuk berolah raga secara teratur

(Jafar, 2012).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 41

tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. Pemerintah bertanggung

jawab terhadap pendidikan dan informasi yang benar tentang gizi

kepada masyarakat. Salah satu lapisan masyarakat yang berhak

menerima pendidikan tentang gizi yaitu mahasiswa. Perlunya

pemahaman dan praktik pola hidup sehat antara lain dengan pola

makan berprinsip gizi seimbang. Gizi Seimbang adalah susunan

makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan

jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan

prinsip gizi seimbang, yaitu : membiasakan mengonsumsi makanan

beragam, membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas

fisik, serta mempertahankan dan memantau Berat Badan (BB) normal,

(Kemenkes, 2014). Penerapan prinsip gizi seimbang diharapkan dapat

Page 15: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

3

meningkatkan status gizi dan mencapai status gizi optimal (Bappenas,

2011).

Konsumsi pangan masyarakat masih belum sesuai dengan

pesan gizi seimbang. Hasil penelitian Riskesdas (2010) menyatakan

gambaran sebagai berikut. Pertama, konsumsi sayuran dan buah-

buahan pada kelompok usia di atas 10 tahun masih rendah, yaitu

masing-masing sebesar 36,7% dan 37,9%. Kedua, kualitas protein

yang dikonsumsi rata-rata perorang perhari masih rendah karena

sebagian besar berasal dari protein nabati seperti serealia dan

kacangkacangan. Ketiga, konsumsi makanan dan minuman berkadar

gula tinggi, garam tinggi dan lemak tinggi, baik pada masyarakat

perkotaan maupun perdesaan, masih cukup tinggi (Kemenkes, 2014)

Berdasarkan penelitian Zakiah (2014) berjudul “Hubungan

Penerapan Pedoman Gizi Seimbang dengan Status Gizi Pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta” diperoleh 60% mahasiswa

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) mahasiswa memiliki status

gizi normal; 16,8% mahasiswa memliki status gizi kurang; dan 23,2%

mahasiswa memiliki status gizi lebih. Sedangkan 100 % mahasiswa

memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan beragam. Kemudian

sebanyak 38,1 % mahasiswa menerapkan pola hidup bersih yang

kurang, 39,4% mahasiswa memiliki aktivitas fisik kurang, dan 80,6%

mahasiswa tidak memantau berat badan normal.

Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada

Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan, seharusnya

mahasiswa yang telah dibekali ilmu mengenai Kesehatan dan Gizi

sesuai dengan mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat, Gizi Dalam

Daur Kehidupan, Penilaian Status Gizi, Epidemiologi Gizi, Survey

Konsumsi Makanan mampu menerapkan prinsip gizi seimbang dalam

kehidupan sehari-hari. Namun, hasil penilaian status gizi yang

dilakukan dengan antopometri berdasarkan IMT pada mahasiswa

Page 16: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

4

semester 5 DIII-A, B, dan DIV berjumlah 70 orang diperoleh gizi kurang

sebesar 20%; gizi normal 55,7%; dan gizi lebih 24,3%. Untuk

mencegah timbulnya masalah gizi tersebut, perlu penerapan prinsip

gizi seimbang yang bisa dijadikan sebagai pedoman makan,

beraktivitas fisik, pola hidup bersih dan memantau berat badan normal.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Penerapan Prinsip

Gizi Seimbang dengan Status Gizi Pada Mahasiswa Jurusan Gizi

Poltekkes Kemenkes Medan”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan

masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah Hubungan Penerapan

Prinsip Gizi Seimbang dengan Status Gizi Pada Mahasiswa Jurusan

Gizi Poltekkes Kemenkes Medan?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Hubungan Penerapan Prinsip Gizi Seimbang dengan Status Gizi pada

Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan.

2. Tujuan Khusus

a. Menilai status gizi pada mahasiswa jurusan gizi poltekkes

kemenkes medan

b. Menilai kebiasaan mengonsumsi makanan beragam pada

mahasiswa jurusan gizi poltekkes kemenkes medan

c. Menilai pola hidup bersih pada mahasiswa jurusan gizi poltekkes

kemenkes medan

d. Mengidentifikasi aktivitas fisik pada mahasiswa jurusan gizi

poltekkes kemenkes medan

Page 17: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

5

e. Mengidentifikasi praktik pemantauan berat badan normal pada

mahasiswa jurusan gizi poltekkes kemenkes medan

f. Menganalisis hubungan kebiasaan mengonsumsi makanan

beragam dengan status gizi pada mahasiswa jurusan gizi

poltekkes kemenkes medan

g. Menganalisis hubungan pola hidup bersih dengan status gizi

pada mahasiswa jurusan gizi poltekkes kemenkes medan

h. Menganalisis hubungan aktivitas fisik dengan status gizi pada

mahasiswa jurusan gizi poltekkes kemenkes medan

i. Menganalisis hubungan pemantauan berat badan normal

dengan status gizi pada mahasiswa jurusan gizi poltekkes

kemenkes medan

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Pengalaman berharga dan latihan untuk memperoleh wawasan

dan pengetahuan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan yang

telah diterima selama kuliah.

2. Bagi Responden

Memberikan tambahan informasi tentang hubungan penerapan

prinsip gizi seimbang dengan status gizi bagi mahasiswa jurusan gizi

poltekkes kemenkes medan agar dapat memahami dan menerapkan

prinsip gizi seimbang dalam kehidupannya sehari-hari.

3. Bagi Institusi Pendidikan

1) Sebagai tambahan referensi penelitian yang berguna bagi

masyarakat di bidang gizi.

2) Sebagai bahan untuk penelitian lanjutan oleh peneliti lain dalam

topik yang sama.

3) Menambah referensi atau pustaka diperpustakaan kampus.

Page 18: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gizi Seimbang

1. Pengertian Gizi Seimbang

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 41

tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. Gizi seimbang adalah

susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam

jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan

memerhatikan prinsip gizi seimbang yaitu mengonsumsi makanan

beragam, pola hidup bersih, aktivitas fisik, dan pemantauan berat

badan normal untuk mencegah masalah gizi (Kemenkes, 2014).

Menurut Almatsier (2005), gizi yang seimbang dikelompokkan

berdasarkan tiga fungsi utama yaitu sumber energi, sumber

pembangun, dan sumber zat pengatur. Sumber energi berasal dari zat

gizi karbohidrat, serta lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat ini

menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktivitas.

Selanjutnya, sumber zat pembangun terdiri dari protein, mineral, dan

air. Zat pembangun diperlukan tubuh untuk pembentukan sel-sel baru,

memelihara dan menggati sel yang rusak. Kemudian sumber zat

pengatur terdiri dari protein, mineral, air, dan vitamin, berfungsi

mengatur keseimbangan air, mengatur proses oksidasi, proses

penuaan sel, dan mengatur proses ekskresi sisa-sisa oksidasi dalam

tubuh.

2. Prinsip Gizi Seimbang

Di Indonesia, pedoman gizi seimbang mengacu pada Nutrition

Guide for Balance Diet yang ditetapkan pada konferensi pangan

sedunia tahun 1992 di Roma dan Genewa, yang diadakan oleh FAO,

dalam rangka menghadapi beban ganda mengenai gizi di Negara

berkembang. Prinsip gizi seimbang sivisualisasi berupa “Piramida” Gizi

Seimbang, bentuk piramida disesuaikan dengan budaya Indonesia

Page 19: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

7

dalam bentuk tumpeng yang disebut “Tumpeng Gizi Seimbang”

(Kurniasih, 2010).

Tumpeng Gizi Seimbang dirancang untuk membantu setiap

orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai

dengan kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, Usia Subur,

serta usia lanjut, dan sesuai dengan keadaan kesehatan (hamil,

menyusui, aktivitas fisik, sakit). TGS menggambarkan 4 prinsip Gizi

Seimbang, yaitu : 1) mengonsumsi makanan beragam 2) pola hidup

bersih 3) aktivitas fisik, dan 4) berat badan normal (Kemenkes, 2014).

Gambar 1. Tumpeng Gizi Seimbang (Kemenkes, 2014)

Perlunya menerapkan prinsip gizi seimbang untuk mengatasi

masalah gizi beban ganda. Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat)

Pilar yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk

menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk

dengan memonitor berat badan secara teratur.

1) Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Beragam

Kebiasaan adalah suatu perilaku yang berhubungan dengan

makan seseorang, pola makanan atau susunan hidangan yang

Page 20: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

8

dimakan, pantangan, distribusi makanan dalam anggota keluarga.

Kebiasaan makan yang baik dimulai dirumah, atas bimbingan dari

orang tua baik ibu, ayah dan anggota keluarga lainnya seperti kakak,

abang, atau nenek serta pembantu (Maria, 2012).

Kebiasaan mengonsumsi makanan terbentuk dari empat

komponen, yaitu (1) Konsumsi makanan (pola konsumsi), meliputi

jumlah, jenis frekuensi dan proporsi makanan yang dikonsumsi atau

komposisi makanan; (2) Preferensi atau selera terhadap makanan,

mencakup sikap terhadap makanan (suka atau tidak suka terhadap

makanan); (3) Ideologi atau pengetahuan terhadap makanan, terdiri

atas kepercayaan dan tabu; (4) Sosisal budaya makanan, meliputi

umur, asal, pendidikan, kebiasaan membaca, besar keluarga, mata

pencaharian atau pekerjaan, luas pemilikan lahan, dan ketersediaan

makanan (Maria, 2012).

Berdasarkan pedoman umum gizi seimbang (2014), makanan

yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur

zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya,

dalam ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan yang

mengandung zat tenaga, pembangun, dan pengatur. Tingkat konsumsi

makanan ditentukan oleh kualitas dan kuantitas makanan, kualitas

makanan menunjukkan masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan

tubuh. Makanan sehat harus memenuhi tiga prinsip dasar yaitu :

1)Beragam, 2) Seimbang, dan 3) Cukup (Zakiyah, 2014)

Mengonsumsi makanan yang beranekaragam sangat

bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beranekaragam terdiri dari

masing-masing golongan pangan, yaitu makanan pokok, lauk pauk,

sayur, dan buah (Almatsier, 2011). Kebiasaan mengonsumsi makan

bergizi seimbang dapat mengatur secara proporsional keragaman

golongan makanan, baik dalam jenis maupun jumlah sesuai dengan

kebutuhan masing-masing kelompok usia dewasa. Untuk mengetahui

asupan makanan yang telah dikonsumsi Usia Dewasa telah memenuhi

Angka Kecukupan Gizi (AKG).

Page 21: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

9

Tabel 1. Angka Kecukupan Gizi (AKG) Usia Dewasa

Jenis zat gizi Laki-laki Perempuan Satuan

16-18 19-29 16-18 19-29

Energi 2675 2725 2125 2250 Kkal

Protein 66 62 59 56 Gr

Lemak 89 91 71 75 Gr

Karbohidrat 368 375 292 309 Gr

Omega-3 1,6 1,6 1,1 1,1 Gr

Serat 37 38 30 32 Gr

Vit. A 600 600 600 500 µg

Vit. D 15 15 15 15 µg

Vit. C 90 90 75 75 Mg

Vit. B9 400 400 400 400 µg

Vit. B12 2,4 2,4 2,4 2,4 µg

Besi 15 13 26 26 Mg

Kalsium 1200 1100 1200 1100 Mg

Natrium 1500 1500 1500 1500 Mg

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 75 Tahun 2013.

Dalam tumpeng gizi seimbang, bentuk porsi makanan dibagi

menjadi tujuh golongan makanan yang harus dipenuhi. Perhitungan

anjuran rata-rata merupakan porsi standar sehingga masih memerlukan

variasi atau pemilihan jenis bahan makanan yang akan dikonsumsi (Yusuf,

2008).

Tabel 2. Anjuran Makanan Usia Dewasa sehari-hari

Bahan makanan Laki-laki Perempuan

16-18 thn 19-29 thn 16-18 thn 19-29 thn Nasi 8 p* 8 p 5 p 5 p

Sayuran 3 p 3 p 3 p 3 p

Buah 4 p 5 p 4 p 5 p

Tempe 3 p 3 p 3 p 3 p

Daging 3 p 3 p 3 p 3p

Minyak 6 p 7 p 5 p 5 p

Gula 2 p 2 p 2 p 2 p

Sumber : Kementrian Kesehatan 2014

Keterangan :

*) p : porsi

a) Nasi 1 porsi = ¾ gelas = 100 gr = 175 kkal

b) Sayuran 1 porsi = 1 gelas = 100 gr = kkal

c) Buah 1 porsi = 1 buah pisang ambon = 50 gr = 50 kkal

d) Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = 50 gr = 80 kkal

Page 22: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

10

e) Daging 1 porsi = 1 potong sedang = 35 gram = 50 kkal

f) Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gr = 50 kkal

g) Gula = 1 sdm = 20 gr = 50 kkal

2) Pola Hidup Bersih

Pentingnya pola hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari,

seperti menghindari konsumsi rokok, alkohol, serta hal-hal yang dapat

membahayakan kesehatan. Prinsip pola hidup bersih dalam Gizi

seimbang mendukung program kesehatan lingkungan yang dikenal

dengan program PHBS (Prilaku Hidup Bersih dan Sehat) (Zakiyah,

2014).

Menurut Kemenkes (2014) Pola hidup bersih dan sehat harus

dibiasakan agar terhindarkan dari penyakit infeksi. Penyakit infeksi

seperti diare dapat dicegah dengan mencuci tangan. Mencuci tangan

adalah suatu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari

jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih

dan memutuskan mata rantai kuman.

Menurut Zakiyah (2014) Syarat-syarat air bersih sebagai berikut :

a) Air tidak berwarna harus bening/jernih

b) Air tidak keruh, harus bebas dari pasir, debu, lumpur,

sampah, busa, dan kotoran lainnya.

c) Air tidak terasa, tidak berasa asin,asam, payau, pahit,

haru bebas dari bahan kimia beracun

d) Air tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk, atau bau

belerang.

Menurut Kurniasih (2010) penggunaan jamban yang sehat

yaitu dengan menggunakan jamban yang tertutup, dan Septictank

berjarak kurang lebih 10 meter dari sumber air.

Menurut zakiyah (2014) Penerapan pola hidup bersih berkaitan

erat dengan bagaimana hygiene sanitasi penyelenggaraan makanan.

Hygiene personal pada saat mengolah makanan sangat diharapkan

Page 23: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

11

untuk menghasilkan makanan yang terhindar dari kuman, sehingga

menyebabkan keracunan dapat diantisipasi dengan menerapkan :

a) Mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan atau

sebelum makan

b) Mencuci buah dan sayur dengan baik sebelum dimasak atau

dimakan dalam keadaan mentah

c) Mencuci peralatan makan dengan alat pencuci piring atau air

sabun hangat menggunakan kain bersh, tidak menggunakan

spon karena dapat menyebarkan kuman. Bilas, bersihkan

dan keringkankan.

d) Menyimpan bahan makanan kering (seperti beras dan gula)

di dalam wadah yang tertutup rapat

e) Menyimpan bahan pembersih atau obat jauh dari makanan

dan jangkauan anak-anak.

3) Aktivitas Fisik

Prinsip ketiga gizi seimbang adalah kesesuaian antara asupan

makan dan pengeluaran energi untuk beraktivitas. Aktivitas fisik adalah

setiap pergerakan yang menggunakan energi. Sebagian mahasiswa

cenderung mempunyai aktivitas kurang gerak (sedentary activities)

yang disebabkan perubahan gaya hidup. Akibat kemajuan dibidang

tekonolgi khususnya dalam bidang elektronik dan transpotasi,

sehingga kurang menggunakan aktivitas fisik yang akan berpengaruh

terhadap kondisi tubuh. Meningkatnya kesibukan menyebabkan

seseorang tidak lagi mempunyai waktu yang cukup untuk berolahraga

secara teratur (Jafar, 2012).

Aktvitas bisa berupa kegiatan sehari-hari yaitu : berjalan kaki,

berkebun, kerja ditaman, mencuci pakaian, mengepel lantai, naik turun

tangga, membawa belanjaan. Aktivitas berupa olah raga seperti push-

up, berlari, bersepeda, berenang, dan meluncur (skating), lompat tali,

menari, dan olahraga beregu seperti sepakbola, basket, dan voli.

World Health Organization (WHO) tahun 2010 merekomendasikan

Page 24: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

12

paling sedikit melakukan aktivitas fiisik intensitasnya sedang minimal

30-60 hari, dan frekuensi olahraga minimal 2-5 perminggu.

Jumlah aktivitas fisik yang dilakukan dapat diukur dengan

menggunakan Internasional Physical Activity Questionnaire (IPAQ).

Kuesioner IPAQ telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, serta

telah diuji validitas dan realibiditasnya di 14 tempat dan 12 negara.

Nilai validitas dan realibiditas kuesioner ini adalah 0,30 dan 0,80.

Sehingga kuesioner ini secara internasional telah digunakan sebagai

instrument untuk mengukur aktivitas fisik pada usia dewasa antara 15-

49 tahun (IPAQ, 2005).

Kelebihan kuesioner IPAQ adalah aktivitas fisik yang

digambarkan tidak hanya berolahraga seperti aktivitas fisik diwaktu

santai, pekerjaan rumah, aktivitas fisik yang berhubungan dengan

pekerjaan atau aktivitas fisik yang berhubungan pergerakan/ transport

dalam tujuh hari terakhir. Kelemahan dari kuesioner ini responden

seringkali hanya dapat mengingat kegiatan yang dilakukan selama

seminggu tetapi tidak dapat memperkirakan jumlah waktu yang

digunakan bahkan lupa dengan aktivitas apa saja yang sudah

dilakukan sehingga dapat memunculkan jumlah aktivitas fisik yang

tidak sesuai dengan sesungguhnya (Pratami, 2016).

Kuesioner ini terdiri dari dua jenis, IPAQ short form dan IPAQ

long from. IPAQ short form menanyakan secara umum tentang 3 jenis

aktivitas yaitu ringan, sedang, dan berat. IPAQ long from menanyakan

secara detail tentang aktivitas fisik yang dilakukan termasuk berjalan

untuk transpotasi dan aktivitas saat waktu santai atau aktivitas fisik

yang berhubungan pergerakan atau transport dalam tujuh hari terakhir

(IPAQ, 2005).

Page 25: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

13

Tabel. 3 Klasifikasi Aktivitas Fisik berdasarkan Intensitasnya.

Aktivitas Fisik MET

Aktivitas Intensitas Ringan <3

Tidur 0.9

Menonton 1.0

Menulis, mengetik, naik turun tangga 1.8

Berjalan 1.7 mph (2.7 km/jam), menurun, jalan santai 2.3

Berjalan 2.5 mph (4 km/jam) 2.9

Aktivitas Intensitas Sedang 3 to 6

mengepel lantai, mencuci baju 3.0

Berjalan 3.0 mpg (4.8 km/jam) 3.3

Senam, latihan dirumah, usaha ringan hingga sedang 3.5

Berjalan 3.4 mph (5.5 km/jam) 3.6

Bersepeda, kurang dari 10 mph (16 km/jam), bersepeda dengan kelajuan sedang saat menuju tempat kerja/ kampus atau bersenang-senang (Sepeda santai)

4.0

Bersepeda ditempat 5.5

Aktivitas Intensitas Berat >6

Jogging, bersepeda dengan kelajuan cepat, senam aerobik 7.0

Senam (Push-up, sit-up, pull-up, jumping jacks), Lari 8.0

Lompat tali 10.0

Sumber : WHO, 2010 dalam Zakiyah 2014

MET (Metabolic Equivalent of Task) adalah satuan yang

digunakan untuk memperkirakan jumlah oksigen yang digunakan

tubuh selama melkakukan aktivitas fisik (Quinn,2007).

IPAQ short from menghitung semua aktivitas fisik dari ringan;

aktivitas sedang; dan aktivitas berat. Jumlah aktivitas dihitung dalam

satuan METs menggunakan nilai anilisis data IPAQ 3.3 METs untuk

berjalan; 4.0 METs untuk aktivitas sedang; dan 8.0 METs untuk

aktivitas berat. Perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :

Hasil perhitungan tersebut selanjutnya diklasifikasikan menjadi:

a. Berat jika ≥ 3000 MET-menit/minggu, dan

b. Sedang jika < 2999 MET-menit/minggu.

Total aktivitas fisik MET-menit/minggu = (3.3 x jumlah menit berjalan

x jumlah hari berjalan) + (4.0 x jumlah menit ativitas sedang x jumlah

hari aktivitas sedang) + (8.0 x jumlah menit aktivitas berat x jumlah

hari aktivitas berat)

Page 26: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

14

4) Pemantauan Berat Badan Normal

Keseimbangan antara asupan makanan dan aktivitas dapat

diukur dengan naik turunya berat badan. Badan yang sehat dapat

dilihat dari kemampuan tubuh untuk mempertahankan berat badan

ideal (Kurniasih, 2010).

Pemantauan berat badan penting untuk dilakukan secara

berkala, karena berat badan merupakan indikator yang mudah dalam

menentukan status gizi seseorang. Pemantauan berat badan

sebaiknya dilakukan penimbangan minimal satu kali dalam sebulan

untuk melihat perubahan berat badan akan mengindikasikan status

kesehatan. Sangat penting bagi individu untuk mempertahankan berat

badan ideal. Karena dengan berat badan yang ideal, maka status

kesehatan yang optimal dapat diraih. Pemantauan berat badan secara

berkala akan menjadi tindakan preventif terhadap obesitas maupun

KEK (Kemenkes, 2014).

B. Status Gizi

1. Pengertian Status Gizi

Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan kesimbangan

dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan nutriture dalam

bentuk variabel tertentu, (Supariasa, 2014). Menurut Susilowati (2016)

status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang

yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan pengggunaan

zat-zat didalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu

status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih.

2. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses

pemeriksaan seseorang dengan cara mengumpulkan data penting,

baik yang bersifat objektif maupun subjektif, untuk kemudian

dibandingkan dengan baku yang tersedia. Penilaian status gizi dapat

Page 27: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

15

ditentukan dengan dua cara, yaitu penilaian langsung dan penilaian

tidak langsung (Supariasa, 2016).

1) Penilaian Langsung

a. Antropometri

Penggunaan antropometri untuk menilai status gizi merupakan

pengukuran yang paling sering dipakai. Antropometri dilakukan dengan

mengukur beberapa parameter sebagai salah satu indikator status gizi

diantaranya umur, tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas,

lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak di bawah

kulit. Penelitian ini menggunakan pengukuran dengan antropometri

untuk menghitung status gizi. Namun hanya ada dua parameter dalam

pembahasan ini, yaitu (Supariasa, 2016) :

a) Berat badan

Berat badan merupakan indikator antropometri yang paling

banyak digunakan karena parameter ini mudah dimengerti sekalipun

oleh mereka yang buta huruf. Agar berat dapat dijadikan satu ukuran

yang valid, maka harus dikombinasikan dengan parameter

antropometri yang lain. Berat badan menggambarkan protein, lemak,

air, dan massa mineral tulang. Alat yang digunakan sebaiknya

memenuhi beberapa persyaratan yaitu: mudah dibawa dari satu

tempat ke tempat yang lain dan mudah digunakan; harganya relatif

murah dan mudah diperoleh; skalanya mudah dibaca dan ketelitian

penimbangan maksimum 0,1 kg (Supariasa, 2016).

b) Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan ukuran antropometri yang

menggambarkan keadaan pertumbuhan skletal. Tinggi badan dalam

keadaan normal tumbuh bersamaan dengan pertambahan umur.

Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang

sensitif terhadap defisisensi gizi dalam jangka pendek. Pengaruh

Page 28: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

16

defisiensi terhadap tinggi badan akan muncul setelah beberapa waktu

yang cukup lama. Pengukuran tinggi badan dapat dilakukan dengan

menggunakan alat pengukur tinggi mikrotoa (microtoise) dengan

ketelitian 0,1 cm (Supariasa, 2016).

2) Pengukuran Tidak Langsung

a. Pengertian Konsumsi Metode Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ)

SQ FFQ adalah Semi Quantitative FFQ dengan penambahan

ukuran porsi perkiraan sebagai standar atau kecil, sedang, besar

(Fahmida & Dillon, 2007). SQ-FFQ digunakan untuk memperoleh data

tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan

jadi selama periode tertentu (hari minggu, bulan dan tahun) yang

selanjutnya makanan yang di makan baik seminggu, sebulan maupun

setahun dikonversikan menjadi rata-rata berat asupan per hari. SQ-

FFQ digunakan untuk memperoleh kebiasaan konsumsi makanan

serta dapat memperoleh informasi nilai gizi yang diasup dalam lembar

FFQ semikuantitatif tersebut karena tersedianya kolom ukuran rumah

tangga (URT). Metode ini sering digunakan dalam epidemiologi gizi

karena metode ini dapat memperoleh gambaran pola konsumsi bahan

makanan secara kualitatif, karena periode pengamatannya lebih lama

dan dapat membedakan individu berdasarkan rangking tingkat

konsumsi (Suparjo dkk, 2013).

Metode SQ-FFQ lebiih valid untuk mengukur asupan zat gizi

makro dan rata-rata asupan mineral yang dihasilkan lebih tinggi

dibandingkan dengan metode food recall 24 jam dikarenakan pada

saat dilakukan wawancara food recall 24 jam, responden memiliki

kecenderungan tidak mengkonsumsi semua jenis makanan yang ada

pada SQ-FFQ (Suparjo dkk, 2013).

Page 29: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

17

b. Prosedur Pelaksanaan

Adapun prosedur penggunaan SQ-FFQ menurut (Fahmida &

Dillon, 2007) adalah :

a) Subyek diwawancarai mengenai frekuensi mengkonsumsi jenis

makanan sumber zat gizi yang ingin diketahui, apakah harian,

mingguan, bulanan atau tahunan. Bahan makanan yang digunakan

dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang dikonsumsi dalam

frekuensi yang sering oleh responden

b) Subyek diwawancarai mengenai ukuran rumah tangga dan porsinya.

Untuk memudahkan subyek menjawab, pewawancara

menggunakan alat bantu foto ukuran bahan makanan. URT yang

digunakan berdasarkan acuan dari buku Survey Diet Total

(Kemenkes RI, 2014) sehingga didapatkan berapa jumlah bahan

makanan yang dikonsumsi responden untuk sekali makan.

c) Mengestimasi ukuran porsi yang dikonsumsi subyek ke dalam

ukuran berat (gram)

d) Mengkonversi semua frekuensi daftar bahan makanan untuk

perhari. Misalnya :

- Nasi dikonsumsi 3 kali sehari sama dengan 3/1 = 3 kali per hari

- Tahu dikonsumsi 4 kali per minggu, sama dengan 4/7 hari = 0.57

kali per hari

- Es krim dikonsumsi 5 kali dalam sebulan maka sama dengan 5/30

= 0.17 kali per hari

- Untuk buah dan sayuran musiman yang menggunakan kategori

tahun. Contoh mangga dikonsumsi 10 kali dari Oktober hingga

tahun Desember maka sama dengan 10/365 per hari =0.03 kali

per hari.

e) Mengkalikan frekuensi perhari dengan ukuran porsi (gram) untuk

mendapatkan berat yang dikonsumsi dalam gram/hari.

f) Hitung semua daftar bahan makanan yang dikonsumsi subyek

penelitian sesuai dengan yang terisi di dalam form

Page 30: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

18

g) Setelah semua bahan makanan diketahui berat yang dikonsumsi

dalam gram/hari, maka semua berat item dijumlahkan sehingga

diperoleh total asupan asupan zat gizi dari subyek

h) Cek dan teliti kembali untuk memastikan semua item bahan

makanan telah dihitung dan hasil penjumlahan berat (gr) bahan

makanan tidak terjadi kesalahan.

Kelebihan dalam menggunakan metode ini antara lain biaya yang

dikeluarkan relative murah, metodenya sederhana, pengisian

kuesioner dapat dilakukan sendiri oleh responden, tidak memerlukan

keahlian khusus, mudah didistribusikan, dan dapat menjelaskan

hubungan antara penyakit dan kebiasaan makan, serta tepat

digunakan pada penelitian kelompok besar yang asupan pangan

setiap hari sangat variatif (Supariasa 2014).

c. Interpretasi Nilai Gizi

Pada SQ-FFQ, selain dapat mengetahui pola makan, metode ini

dapat melihat rata-rata intake gr/hari yaitu dengan cara (Anggraeni,

2012):

Rata-rata asupan gizi per hari =

d. Kategori Tingkat Konsumsi

Apabila ingin melakukan perbandingan antara konsumsi zat gizi

dengan keadaan gizi seseorang, biasanya dilakukan perbandingan

pencapaian konsumsi zat gizi individu tersebut terhadap AKG. Untuk

menentukan AKG individu dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus (Supariasa dkk, 2016) :

AKG individu =

X nilai kecukupan zat gizi

Setelah diketahui AKG individu, selanjutnya adalah menghitung

pencapaian tingkat konsumsi zat gizi yang di makan masing-masing

Page 31: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

19

individu dengan AKG yang bersangkutan (Depkes RI, 2004). Adapun

rumus perhitungan pencapaian tingkat kecukupan gizi (TKG) masing-

masing individu adalah sebagai berikut ( Supariasa dkk, 2016) :

TKG =

x 100 %

Tingkat kecukupan zat gizi energi dan protein yang dikonsumsi

dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Baik : ≥81% AKI

Kurang : <80,9% AKI

3. Indeks Massa Tubuh (IMT)

IMT digunakan sebagai alat untuk memantau status gizi orang

dewasa yang berhubungan dengan kelebihan dan kekurangan berat

badan. Indikator status gizi yang digunakan untuk usia dewasa

didasarkan pada pengukuran antopometri berat badan (BB dalam kg)

dan tinggi badan (TB dalam meter²) (Supariasa, 2016).

Indeks Massa Tubuh (IMT) pada usia dewasa dihitung

berdasarkan rumus berikut :

Berdasarkan perhitungan tersebut maka akan dapat ditentukan

standar IMT seseorang dengan berpedoman sebagai berikut (Depkes,

2011).

Tabel 4. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT)

Kategori Batas ambang

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0 kg/m²

Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4 kg/m²

Normal 18,5 – 25,0 kg/m²

Gemuk

Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0 kg/m²

Kelebihan berat badan tingkat berat 27,0 kg/m²

Sumber : Depkes, 2011.

Page 32: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

20

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

1) Penyebab Langsung

Penyakit infeksi merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung. Seseorang yang

menderita penyakit infeksi akan mengalami penurunan nafsu makan

sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang masuk ke tubuh berkurang.

Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh membutuhkan zat gizi yang lebih

banyak untuk memenuhi peningkatan metabolisme pada orang yang

menderita infeksi terutama apabila disertai panas. Orang yang menderita

penyakit diare, berarti mengalami kehilangan zat gizi dan cairan secara

langsung akan memperburuk kondisinya. Demikian pula sebaliknya,

seseorang yang menderita kurang gizi akan mempunyai risiko terkena

penyakit infeksi karena pada keadaan kurang gizi daya tahan tubuh

seseorang menurun, sehingga kuman penyakit lebih mudah masuk dan

berkembang (Kemenkes, 2014). Sedangkan gizi lebih disebabkan

karena asupan gizi melebihi kecukupan yang dianjurkan dan tidak

diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup (Supariasa, 2014).

2) Penyebab Tidak Langsung

Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga,

pola asuh, serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan.

Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup

dan baik mutunya. Pola asuh adalah kemampuan keluarga untuk

menyediakan waktunya, perhatian dan dukungan terhadap anak agar

dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental, dan

sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah

tersedianya air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang

terjangkau oleh seluruh keluarga (Hardiansyah, 2016).

Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan,

pengetahuan, dan keterampilan keluarga. Semakin tinggi pendidikan,

pengetahuan dan keterampilan terdapat kemungkinan makin baik

tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan anak

Page 33: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

21

dan keluarga makin banyak memanfaatkan pelayanan yang ada.

Ketahanan pangan keluarga juga terkait dengan ketersediaan pangan,

harga pangan, dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi

dan kesehatan (Supariasa, 2016).

C. Hubungan Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Beragam dengan Status Gizi

Kebiasaan mengonsumsi makanan yang beragam merupakan

cara mempertahankan berat badan normal. Mengonsumsi makanan

dalam porsi yang seimbang, jumlah cukup, tidak berlebihan dan teratur

akan menyeimbangkan zat gizi yang masuk dan keluar (Kemenkes,

2014).

Menurut Emilia (2009), pemenuhan sumber energi dan protein

berkaitan langsung dengan berat badan dan tinggi badan normal. Jika

asupan energi tidak terpenuhi, protein akan digunakan untuk

memenuhi kebutuhan energi namun, tidak ada persediaan untuk

sintesis jaringan baru atau perbaikan jaringan yang rusak. Keadaan ini

menyebabkan penurunan tingkat pertumbuhan dan massa otot

meskipun konsumsi protein cukup.

Berdasarkan hasil penelitian Zakiyah (2014) semua mahasiswa

memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan yang beragam yang tidak

sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Mahasiswa memliki jumlah

konsumsi yang tidak seimbang dilihat dari porsi makan yang

seharusnya dipenuhi. Kebutuhan makanan pokok paling banyak

dipenuhi dengan sumber makanan berupa nasi, mie, dan gorengan;

sedangkan kebutuhan lauk paling banyak dipenuhi dengan sumber

makanan berupa telur, ayam, dan ikan; dan kebutuhan makanan pauk

paling banyak dipenuhi dengan sumber makanan tempe dan tahu,

sedangkan untuk sayur dan buah konsumsi jumlah kurang dan jarang.

Kesibukan menjadi alasan mahasiswa tidak makan secara

teratur. Mahasiswa cenderung mencari makanan yang mudah ditemui,

dikantin atau disekitar kampus tanpa mempertimbangkan pemenuhan

Page 34: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

22

zat gizi. Mahasiswa cenderung memilih makanan seperti gorengan,

tahu sumedang, bakso bakar atau makanan ringan yang praktis untuk

dimakan disela waktu kuliah. Mahasiswa yang tinggal bersama orang

tua atau keluarga mengonsumsi makanan yang telah disediakan

dirumah sehingga memiliki kebiasaan makan yang teratur, sedangkan

mahasiswa yang tinggal dikosan harus memasak atau membeli sendiri

makananya, sehingga sering melewatkan waktu makan (Pratami,

2016).

.

D. Hubungan Pola Hidup Bersih dengan Status Gizi

Pola hidup bersih berhubungan dengan bagaimana hygiene

sanitasi penyelenggaraan makanan keluarga. Upaya pengamanan

atau hygiene dan sanitasi makanan pada dasarnya meliputi orang

yang menangani makan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan

pengolahan makanan, proses pengolahan makanan, penyimpanan

makanan dan penyajian makanan (Purnomo, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian Zakiyah (2014) menunjukkan

38,1% mahasiswa menerapkan pola hidup bersih. Pola hidup bersih

berkaitan penyakit infeksi yang merupakan salah satu faktor penting

yang mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung.

Seseorang yang menderita penyakit infeksi akan mengalami

penurunan nafsu makan sehingga jumlah dan jenis zat gizi yang

masuk ke tubuh berkurang. Sebaliknya pada keadaan infeksi, tubuh

membutuhkan zat gizi yang lebih banyak untuk memenuhi peningkatan

metabolisme pada orang yang menderita infeksi terutama apabila

disertai panas. Orang yang menderita penyakit diare, berarti

mengalami kehilangan zat gizi dan cairan secara langsung akan

memperburuk kondisinya (Kemenkes,2014).

E. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi

Aktivitas fisik merupakan setiap pergerakan yang

menggunakan tenaga atau energi. Asupan makan yang dikonsumsi

Page 35: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

23

akan dirubah menjadi energi, apabila energi yang masuk jumlahnya

lebih kecil dari kebutuhan untuk menjalanan aktivitas dapat

menyebabkan kekurusan. Sebaliknya bila asupan melebihi kebutuhan

untuk beraktivitas, dapat menyebabkan kegemukan. Jenis aktivitas

fisik yang sehari-hari dilakukan antara lain, berjalan kaki, berlari, naik

turun tangga, senam, berolahraga, mengangkat dan memindahkan

benda, menganyun sepeda, dll (Kurniasih, 2010).

Aktivitas fisik dapat memperlancar sistem metabolisme di

dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Oleh karena itu, aktivitas

fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dan zat

yang masuk ke dalam tubuh (Kemenkes, 2014)

Hasil penelitian Zakyiah (2014) menunjukkan 39,4%

mahasiswa memiliki aktivitas fisik ringan; 49,0% memiliki aktivitas fisik

sedang; dan 11,6% memliki aktivitas fisik berat dengan menggunakan

kuesioner IPAQ.

F. Hubungan Pemantauan Berat Badan Normal dengan Status Gizi Berat badan adalah indikator kesehatan yang penting bagi setiap

orang. Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan berat badan

secara teratur. Menurut Kemenkes (2014), pemantauan BB normal

merupakan hal yang harus menjadi bagian dari „Pola Hidup‟ dengan

„Gizi Seimbang‟, sehingga dapat mencegah penyimpangan BB dari BB

normal. Sangat penting bagi seseorang mempertahankan dan

memantau berat badan untuk mecapai status kesehatan yang optimal.

Pemantauan dapat dilakukan secara berkala akan menjadi tindakan

preventif terhadap obesitas maupun Kurang Energi Kronik (KEK).

Hasil penelitian Zakiyah (2014) 80,6% mahasiswa melakukan

penimbangan berat badan lebih satu minggu yang lalu atau tidak tahu

kapan terakhir kali ia melakukan penimbangan berat badan.

Page 36: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

24

G. Kerangka Teori

Berdasarkan dari tinjauan pustaka, maka peneliti membuat

kerangka teori sebagai berikut :

Gambar 2. Kerangka Teori

Status Gizi

Penyakit infeksi

dan masalah

kesehatan lainnya

Asupan zat gizi Prinsip Gizi seimbang

1. Mengonsumsi

Makanan Beragam

2. Pola Hidup Bersih

3. Aktivitas Fisik

4. Memantau Berat

Badan Noramal

Ketersediaan

Pangan Keluarga

Tingkat pendidikan, pengetahuan,

keterampilan

Page 37: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

25

H. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori, maka kerangka konsep dibentuk

sebagai berikut:

Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian

Kebisaan Mengonsumsi Makanan

Beragam

Pola Hidup Bersih

Aktifitas Fisik

Pemantauan Berat Badan Normal

Status Gizi

Page 38: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

26

I. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah status gizi,

sedangkan variabel independent dalam penelitian ini adalah kebiasaan

makan makanan beragam, pola hidup bersih, aktivitas fisik,

pemantauan berat badan normal.

Tabel 5. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala

1 Status gizi Hasil Kedaan gizi responden berdasarkan indeks antopometri IMT yang dihitung dari perbandingan antara berat badan (BB dalam Kg), dan tinggi badan (TB dalam m²). Dilakukan dengan menggunakan kuesioner, timbangan berat badan dengan tingkat ketelitian 0,1 kg dan microtoice dengan ketelitian 0,1 cm.

Dikategorikan menjadi tiga, yaitu (Depkes, 2011): 1. Gizi Kurang :

< 18,4 kg/m² 2. Gizi Baik :

18,5 – 25,0 kg/m² 3. Gizi Lebih :

25,1 kg/m²

Ordinal

2 Kebiasaan mengonsumsi makanan beragam

Rata-rata jenis dan jumlah asupan makanan energi dan protein yang dikonsumsi responden dalam sehari dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) usia dewasa. Dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner SQ-FFQ (Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire). Selanjutnya dianalisis menggunakan nutri survey.

Dikategorikan menjadi dua

yaitu (Supariasa dkk, 2016)

:

1. Baik : ≥81% AKI

2. Kurang : < 80,9% AKI

Ordinal

3 Pola hidup bersih

Kebiasaan responden dalam sanitasi makanan yang mencakup memastikan kebersihan, penyimpanan makanan dengan baik, penggunaan air yang

Dikategorikan menjadi tiga yaitu: 1. Kurang, jika skor :0-6

2. Cukup, jika skor : 7-13

3. Baik, jika skor : 14-20

Ordinal

Page 39: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

27

bersih, dan jamban sehat. Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan, untuk 8 pertanyaan diberikan : skor = 2, Jika jawaban selalu, skor = 1, Jika jawaban kadang-kadang, skor = 0, jika jawaban tidak. Sedangkan untuk pertanyaan No. 7 dan 8 diberikan skor = 2, Jika jawaban tidak skor = 1, Jika jawaban kadang-kadang, skor = 0, jika jawaban selalu.

4 Aktivitas fisik Setiap pergerakan fisik yang dilakukan responden dalam waktu satu minggu yang menggunakan energi. Dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner IPAQ (Short last 7 days) terdiri dari 7 pertanyaan

Dikategorikan menjadi dua yaitu: 1. Berat = ≥3000 MET-

menit/minggu

2. Sedang = <2999 MET-

menit/minggu

Ordinal

5 Pemantauan berat badan normal

Jumlah penimbangan berat badan yang dilakukan responden dalam setahun terakhir. Dilakukan dengan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner sebanyak 3 pertanyaan

1. Baik = jika responden melakukan penimbangan BB ≥6 kali dalam setahun.

2. Kurang = jika reponden melakukan penimbangan BB <6 kali dalam setahun

Ordinal

Page 40: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

28

J. Hipotesis

Ha1 : Ada hubungan kebiasaan mengonsumsi makanan beragam

dengan status gizi pada Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes

Kemenkes Medan

Ha2 : Ada hubungan pola hidup bersih dengan status gizi pada

Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan

Ha3 : Ada hubungan aktivitas fisik dengan status gizi pada

Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan

Ha4 : Ada hubungan pemantauan berat badan normal dengan status

gizi pada Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan

Page 41: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan Pada Mahasiswa Semester 5 DIII-A, B,

dan DIV Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan. Waktu Survey

Pendahulan dilakukan tanggal 7 November 2017, bertujuan untuk

mendata jumlah mahasiswa, sedangkan pengumpulan data secara

keseluruhan dilakukan pada bulan November-Desember 2017.

B. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif untuk melihat

hubungan penerapan pedoman gizi seimbang dengan status gizi pada

mahasiswa jurusan gizi poltekkes kemenkes medan, dimana pada

penelitian ini variabel dependent adalah status gizi; dan variabel

independent adalah kebiasaan mengonsumsi makanan beragam, pola

hidup bersih, aktivitas fisik, dan pemantauan berat badan normal.

Penelitian ini menggunakan desain potong lintang atau cross

sectional, yaitu desain penelitian yang pengumpulan data dan

informasi serta pengukuran antara variabel independent dan

dependent dilakukan pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2012).

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa

Semester 5 DIII A, B, dan DIV Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes

Medan Tahun Ajaran 2017/2018 berjumlah 156 orang.

2. Sampel

Penentuan jumlah sampel dapat dihitung dengan rumus

(Notoatmodjo, 2012) :

Page 42: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

30

Keterangan :

n : Besar sampel

N : Besar Populasi

d : Tingkat kepercayaan/ketetapan yang diinginkan (0,1)

Pada penelitian ini besar populasinya (N) adalah 156, dengan

jumlah mahasiswa semester 5 DIII-A yaitu 49, DIII-B yaitu 53, dan D-IV

berjumlah 54 orang. Maka jumlah adalah sebagai berikut :

n = 60,93

n = 61

DIII-A : (61/156) X 49 = 19,16 digenapkan menjadi 19

DIII- B : (61/156) X 53 = 20,72 digenapkan menjadi 21

D-IV : (61/156) X 54 = 21,11 digenapkan menjadi 21

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan

stratified random sampling, caranya adalah membagi jumlah atau

anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan,

hasilnya adalah interval sampel. Sampel diambil dengan membuat

daftar elemen atau anggota populasi secara acak antara 1 sampai

dengan banyaknya anggota populasi. Kemudian membagi dengan

jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya sebagai interval adalah X,

maka yang terkena sampel adalah setiap kelipatan dari X tersebut.

Penentuan rumus Interval sebagai berikut :

Page 43: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

31

I = 2,56 digenapkan menjadi 3

Maka anggota populasi yang terkena sapel adalah setiap

elemen (nama absen mahasiswa) yang mempunyai nomor kelipatan 3,

misalnya 3,6,9,12,15,18,21, dan seterusnya sampai mencapai jumlah

anggota sampel perkelas.

Kemudian penentuan sampel dilakukan dengan melakukan

screening sesuai dengan kriteria inklusi (subjek yang diikutkan dalam

penelitian) seperti di bawah ini:

a. Kriteria Inklusi untuk Mahasiswa atau responden :

1) Mahasiswa yang sudah lulus mata kuliah Ilmu Kesehatan

Masyarakat, Gizi Dalam Daur Kehidupan, Penilaian Status

Gizi, Epidemiologi Gizi, Survey Konsumsi Makanan.

2) Bersedia menjadi responden penelitian

3) Menandatangani surat persetujuan menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi

Responden droup out dengan kriteria sebagai berikut : Mahasiswa

yang tidak masuk kuliah atau sakit saat penelitian dilakukan.

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data

primer dan data sekunder.

1. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini, meliputi data

primer dan data sekunder.

1) Data Primer

Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari

Mahasiswa Semester 5 Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan

yang menjadi responden dalam penelitian. Data dikumpulkan melalui

Page 44: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

32

wawancara dengan mengisi formulir kuesioner yang telah disediakan,

data primer menyangkut :

a. Identitas sampel

b. Pola hidup bersih

c. Aktivitas fisik

d. Pemantauan berat badan normal

e. Data kebiasaan mengonsumsi makanan yang beanekaragam

yang diperoleh dari formulir Semi Quantitative Food Frequency

Questionnaires (SQ-FFQ)

f. Pengukuran status gizi berat badan, tinggi badan, dan Indeks

Massa Tubuh (IMT) menggunakan alat antopometri.

2) Data sekunder

Data sekunder berupa absen mahasiswa semester 5 D-IIII A,

B, dan D-IV diperoleh dari bagian akademis Jurusan Gizi Poltekkes

Kemenkes Medan. Data ini dikumpulkan terlebih dahulu untuk

megetahui jumlah populasi, dan menentukan populasi yang menjadi

sampel penelitian atau responden penelitian.

2. Cara Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data ini dibantu oleh 5 enumerator

penelitian. Enumerator penelitian merupakan mahasiswa jurusan gizi

poltekkes kemenkes Medan yang telah mendapatkan mata kuliah

Penilaian Status Gizi dan Survei Konsumsi Makanan, dan masing-

masing enumerator mempunyai 1 buku foto makanan SDT (Studi Diet

Total).

Proses pengumpulan data :

1) Mahasiswa yang telah terpilih menjadi sampel atau reponden

penelitian, terlebih dahulu berikan lembar pernyataan kesediaan

menjadi responden penelitian (Informed Consent).

2) Selanjutnya dilakukuan wawacara dengan menggunakan

kuesioner yang diisi oleh peneliti atau enumerator. Data yang

Page 45: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

33

diperoleh dari kuesioner berupa data identitas sampel, pola hidup

bersih, aktivitas fisik, dan pemantauan berat badan ideal.

3) Kemudian dilakukan penimbangan dan pengukuran dengan

antopometri. Hasilnya akan diisi pada kolom status gizi pada

lembar kuesioner. Pada tahap ini data yang diperoleh yaitu BB,

TB, dan IMT.

4) Selanjutnya peneliti atau enumerator, melakukan wawancara

langsung dan gambaran asupan responden dibantu dengan

menunjukkan ukuran masing-masing bahan makanan pada buku

foto makanan SDT (Studi Diet Total) mengenai data kebiasaan

mengonsumsi makanan yang beanekaragam yang diperoleh dari

formulir Semi Quantitative Food Frequency Questionnaires (SQ-

FFQ). SQ-FFQ yang diperoleh berupa frekuensi konsumsi bahan

makanan atau makanan jadi selama periode tertentu (seperti hari,

minggu, bulan atau tahun). Kemudian hasil pengukuran

menggunakan SQ-FFQ akan dibandingkan dengan angka

kecukupan gizi (AKG) usia dewasa.

E. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

1) Data Identitas Sampel

Data identitas sampel yang sudah dikumpulkan diolah secara

manual menggunakan program komputer dengan tahapan sebagai

berikut :

a. Memeriksa kelengkapan data

b. Memberikan kode sesuai dengan karakteristik data identitas

c. Mengentri data ke dalam program komputer

d. Mentabulasi data sesuai dengan kategori data (misalnya jenis

kelamin, dan umur)

e. Menguji kenormalan data

f. Menganalisis data menggunakan program komputer.

Page 46: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

34

2) Data Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Beragam

a. Konsumsi Energi dan Protein

Setelah diperoleh data frekuensi konsumsi subyek selanjutnya

dikonversi menjadi rata-rata frekuensi konsumsi per hari. Sedangkan

data porsi konsumsi yang diperoleh selanjutnya dicari jumlah rata-rata

intake konsumsi (gr/hari) yaitu dengan menggunakan rumus :

Rata-rata asupan gizi per hari =

Setelah diperoleh rata-rata asupan gizi per hari reponden,

selanjutnya dinilai kandungan zat gizi seng dan protein dengan

menggunakan DKBM yang dibantu oleh program nutrisurvey hingga

didapatkan nilai gizi yang dikonsumsi. Untuk mendapatkan kategori

konsumsi, terlebih dahulu dicari AKG individu tersebut dengan rumus

(Supariasa dkk, 2016) :

AKG individu =

X nilai kecukupan zat gizi

Setelah diperoleh AKG individu subyek, selanjutnya dicari berapa

persen pencapaian Tingkat Konsumsi Zat Gizi (TKG) untuk subyek

dengan menggunakan rumus (Supariasa dkk, 2016) :

TKG =

x 100 %

Kemudian TKG dikategori menjadi (Supariasa dkk, 2016)

1. Baik : ≥81% AKI

2. Kurang : <80,9% AKI

3) Data Status Gizi

Data status gizi pada responden, diperoleh dengan melakukan

pengukuran BB, TB dan menghitung dari perbandingan antara berat

badan (BB dalam Kg), dan tinggi badan (TB dalam m²) dilakukan oleh

Page 47: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

35

peniti atau enumerator, alat ukur yang digunakan adalah kuesioner,

timbangan berat badan dengan tingkat ketelitian 0,1 kg dan microtoice

dengan ketelitian 0,1 cm. Kemudian dikategorikan menjadi

(Depkes,2011) :

1. Gizi Kurang : < 18,4 kg/m²

2. Gizi Baik : 18,5 - 25,0 kg/m²

3. Gizi Lebih : 25,1 kg/m²

4) Data Pola hidup bersih

Data Pola hidup bersih diperoleh dengan melakukan wawacara

menggunakan kuesioner sebanyak 10 pertanyaan. Untuk 8 pertanyaan

diberikan :

skor = 2, Jika jawaban selalu,

skor = 1, Jika jawaban kadang-kadang,

skor = 0, jika jawaban tidak.

Sedangkan untuk pertanyaan No. 7 dan 8 diberikan

skor = 2, Jika jawaban tidak

skor = 1, Jika jawaban kadang-kadang,

skor = 0, jika jawaban selalu.

Kemudian dikategorikan menjadi tiga yaitu :

1. Kurang, jika skor : 0 – 6

2. Cukup, jika skor : 7-13

3. Baik, jika skor : 14-20

5) Data aktivitas fisik

Data aktivitas fisik diperoleh dengan melakukan wawancara

menggunakan kuesioner sebanyak 7 pertanyaan, kemudian

dikategorikan menjadi tiga yaitu:

1. Berat = ≥3000 MET-menit/minggu

2. Sedang = < 2999 MET-menit/minggu

Nilai MET diperoleh dari kuesioner pertanyaan 1-7, yang

merupakan IPAQ (Analysis of the Internasional Physical Activity

Page 48: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

36

Questionnaire) yag telah di standarisasikan secara internasional untuk

mengukur aktivitas fisik dan telah diterjemahkan dalam beberapa

bahasa. Nilai MET-menit/minggu diperoleh dengan menjumlahkan nilai

MET yang digunakan untuk aktivitas ringan, aktivitas sedang dan

aktivitas berat dikaitkan dengan durasi (dalam menit) dan frekuensi

aktivitas dalam seminggu (dalam hari). Nilai MET untuk aktivitas ringan

adalah 3,3; aktivitas sedang 4,0; dan aktivitas berat 8,0.

Misalnya : jika diketahui berat responden melakukan aktivitas fisik 1

jam, 2 hari dalam seminggu, aktivitas sedang 10 menit, 2 hari dalam

seminggu dan aktivitas berjalan 30 menit, 7 hari dalam seminggu,

maka :

Total aktivitas fisik MET- menit/minggu = (3.3 x 30 x 7) + (4.0 x 10 x 2)

+ (8.0 x 60 x 2) = 1733 MET- menit/minggu, diklasiifikasikan sebagai

aktivitas sedang.

6) Data Pemantauan Berat Badan Normal (Ideal)

Data pemantauan berat badan normal (ideal), diperoleh

dengan menggunakan kuesioner sebanyak 3 pertanyaan, lalu

dikategorikan menjadi :

1. Baik = jika responden melakukan penimbangan BB ≥6 kali dalam

setahun.

2. Kurang = jika responden melakukan penimbangan BB <6 kali

dalam setahun.

2. Analisis Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat untuk melihat gambaran distribusi frekuensi

masing-masing variabel penelitian yang meliputi variabel dependent

yaitu status gizi dan variabel independent terdiri dari variabel

kebiasaan mengonsumsi makanan yang beraneka ragam, pola hidup

bersih, aktivitas fisik, dan pemantauan berat badan ideal dalam bentuk

jumlah dan persentase.

Page 49: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

37

b. Analisis Bivariat

Anlisa bivariat dilakukan untuk membuktikan hipotesis dalam

penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel

independent dengan variabel dependent. Analisa data yang digunakan

yaitu uji chi-square karena variabel dependent dan independent

berbentuk kategorik. Dalam penenitian ini uji statistik chi-square

dilakukan untuk melihat :

1) Adanya hubungan kebiasaan mengonsumsi makan beragam

dengan status gizi pada Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes

Kemenkes Medan

2) Adanya hubungan pola hidup bersih dengan status gizi pada

Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan

3) Adanya hubungan aktivitas fisik dengan status gizi pada

Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan

4) Adanya hubungan pemantauan berat badan normal dengan

status gizi pada Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes

Medan

Pada Uji statistik chi-square diperoleh nilai p, dimana dalam

penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan (𝛼) = 0,05 yaitu jika

diperoleh p 0,05, berarti ada hubungan yang signifikan antara

variabel independent dan dependent, dan jika diperoleh nilai p >0,05,

maka tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel independent

dan dependent (Dahlan, 2010).

Page 50: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

38

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Setelah melakukan survey pendahuluan, pengumpulan data

dengan wawancara langsung kepada responden, dan menganalis data

dapat dilihat hasil sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden

Responden penelitian ini merupakan mahasiswa Jurusan Gizi

semester V Poltekkes Kemenkes Medan. Adapun karekteristik

responden meliputi jenis kelamin, dan umur sebagai berikut :

a. Jenis Kelamin

Tabel 6. Kategori Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 7 11.5 Perempuan 54 88.5

Total 61 100.0

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa sebesar 88,5%

mahasiswa berjenis kelamin perempuan dan 11,5% berjenis kelamin

laki-laki.

b. Usia Responden

Usia responden yang paling muda adalah 20 tahun yang paling tua

berumur 22 tahun. Adapun kategori usia reponden disajikan sebagai

berikut :

Tabel 7. Kategori Umur Responden

Kategori Usia (Tahun) n %

20 Tahun 29 47,5 21 Tahun 31 50,8 22 Tahun 1 1,6

Total 61 100.0

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa sebesar 50,8%

mahasiswa berumur 21 tahun, sedangkan sebesar 47,5% berumur 20

tahun, dan 1,6% berumur 22 tahun.

Page 51: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

39

2. Gambaran Status Gizi

Distribusi status gizi responden berdasarkan Indeks Massa Tubuh

(IMT) disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Status Gizi Responden Berdasarkan IMT

Status Gizi n %

Gizi Kurang 8 13,1 Gizi Baik 46 75,4 Gizi Lebih 7 11,5

Total 61 100,0

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa sebesar 75,4% status

gizi mahasiswa termasuk kategori gizi baik, namun terdapat 13,1%

responden dengan status gizi kurang, dan 11,5% dangan status gizi

lebih.

3. Prinsip Gizi Seimbang

Gizi seimbang adalah susunan makanan dalam sehar-hari yang

mengandung zat-zat gizi dalamdan jumlah yang sesuai dengan

kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip gizi sembang, yaitu:

membiasakan mengonsumsi makanan beragam, membiasakan

perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, serta mempertahankan

dan memantau berat badan normal.

Perlunya menerapkan prinsip gizi seimbang untuk mengatasi

masalah gizi ganda. Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar

yang pada dasarnya merupakan rangkaian upaya untuk

menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk

dengan memonitor berat badan secara teratur.

1) Gambaran Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Beragam

Dalam penelitian ini, kebiasaan mengonsumsi makanan beragam

dikategorikan berdasarkan rata-rata jenis dan jumlah asupan makanan

energi dan protein yang dikonsumsi responden dalam sehari-hari

dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) usia dewasa.

Dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner SQ-FFQ

(Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire), selanjutnya

Page 52: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

40

dianalis menggunakan nutri survey. Gambaran distrbusi frekuensi

kebiasaan megonsumsi makanan beragam pada Mahasiswa Jurusan

Gizi Poltekkes Kemenkes Medan diperoleh 61 responden yang diteliti

semuanya memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan yang beragam.

Jika dianalisis berdasarkan jumlah aupan energi dan protein disajikan

sebagai berikut :

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Asupan Energi

Asupan Energi n %

Baik 41 67,2

Kurang 20 32,8

Total 61 100.0

Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa sebesar 67,2% asupan

energi mahasiswa sudah terpenuhi dengan mengonsumsi makanan

beragam dan 32,8% asupan energi kurang dikonsumsi pada

mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari.

Tabel 10. Distribusi Asupan Protein

Asupan Protein n %

Baik 53 86,9 Kurang 8 13,1

Total 61 100,0

Berdasarkan tabel 10 menunjukkan bahwa sebesar 86,9% asupan

protein mahasiswa sudah terpenuhi dengan mengonsumsi makanan

beragam dan 13,1% asupan protein kurang dikonsumsi pada

mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari.

2) Gambaran Pola Hidup Bersih

Dalam penelitian ini, pola hidup bersih dikategorikan berdasarkan

median skor pola hidup bersih. Gambaran distribusi frekuensi pola

hidup bersih pada Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes

Medan dapat dilihat dari tabel 11.

Page 53: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

41

Tabel 11. Gambaran Distribusi Frekuensi Pola Hidup Bersih

Pola Hidup Bersih n %

Cukup 15 24,6 Baik 46 75,4

Total 61 100,0

Tabel 11 menunjukkan bahwa sebanyak 75,4% mahasiswa sudah

menerapkan pola hidup bersih, dan 24,6% mahasiswa cukup

menerapkan pola hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari.

3) Gambaran Aktivitas Fisik

Dalam penelitian ini, aktivitas dikategorikan berdasarkan nilai

Metabolic Equivalent for Task (MET)-menit/ minggu. Gambaran

distribusi frekuensi aktivitas fisik pada Mahasiswa Jurusan Gizi

Poltekkes Kemenkes Medan dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Gambaran Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik

Aktivitas Fisik n %

Berat 18 29.5 Sedang 43 70.5

Total 61 100,0

Tabel 12 Menunjukkan bahwa sebanyak 70,5% mahasiswa

melakukan aktifitas dengan intensitas sedang (<2999 MET-

menit/minggu), dan sebanyak 29,5% mahasiswa melakukan

aktifitas dengan intensitas berat (≥3000 MET-menit/minggu).

4) Gambaran Pemantauan Berat Badan Normal

Dalam penelitian ini, pemantauan berat badan normal dilakukan

dengan jumlah penimbangan berat badan yang dilakukan responden

dalam setahun terakhir. Pemantauan berat badan penting untuk

dilakukan secara berkala, karena berat badan merupakan indikator

yang mudah dalam menentukan status gizi seseorang. Pemantauan

berat badan sebaiknya dilakukan penimbangan minimal satu kali

dalam sebulan. Gambaran distribusi frekuensi pemantauan berat

badan normal pada Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Medan dapat

dilihat dari tabel 13.

Page 54: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

42

Tabel 13. Gambaran Distribusi Frekuensi Pemantauan Berat Badan Normal

BB Normal n %

Baik 25 41,0

Kurang Pemantauan 36 59,0

Total 61 100,0

Tabel 13 menunjukkan bahwa sebanyak 59% mahasiswa

kurang memantau berat badan dengan melakukan penimbangan

berat badan secara rutin dalam setahun, dan 41% mahasiswa

memantau berat badan normal dengan melakukan penimbangan

berat badan baik secara rutin dalam setahun.

5) Hubungan Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Beragam dengan Status Gizi

Hasil analisis hubungan antara mengonsumsi makanan beragam

dengan status gizi disajikan pada tabel 14 dan 15.

Tabel 14. Hubungan Asupan Energi dengan Status Gizi

Asupan

Energi

Status Gizi Total p-value

Normal Tidak Normal

N % N % n %

Baik 34 85 6 15 40 100 0,037

Kurang 12 57,1 9 42,9 21 100

Tabel 15. Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi

Asupan

Protein

Status Gizi Total p-value

Normal Tidak Normal

n % N % n %

Baik 43 81,1 10 18,9 53 100 0,017

Kurang 3 37,5 5 62,5 8 100

Berdasarkan tabel 14 hasil analisis hubungan antara

kebiasaan mengonsumsi makanan beragam dengan status gizi pada

Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan antara 40

mahasiswa sudah memenuhi asupan energinya dengan mengonsumsi

makanan beragam terdapat 6 mahasiswa (15%) yang memiliki status

Page 55: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

43

tidak normal (status gizi kurang dan status gizi lebih). Sedangkan

diantara 21 mahasiswa kurang mengonsumsi aneka ragam makanan

ditandai dengan kurangnya asupan energi terdapat 9 mahasiswa

(542,9%) memiliki status gizi tidak normal (gizi kurang dan gizi lebih).

Sedangkan pada tabel 15 diatas menunjukkan bahwa 53

mahasiswa sudah memenuhi asupan protein dengan mengonsumsi

makanan beragam diperoleh bahwa asupan protein mahasiswa sudah

terpenuhi terdapat 10 mahasiswa (18,9%) yang memiliki status gizi

tidak normal (status gizi kurang dan lebih). Sedangkan 8 mahasiswa

kurang mengonsumsi aneka ragam makanan ditandainya dengan

kurangnya asupan protein terdapat 5 mahasiswa (62,5%) memiliki

status gizi tidak normal termasuk kedalam status gizi kurang dan lebih.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,037; p=0.017 pada energi dan

protein dengan demikian p< 0,05 artinya Ha diterima, berarti ada

hubungan antara kebiasaan mengonsumsi makanan beragam dengan

status gizi.

6) Hubungan Pola Hidup Bersih dengan Status Gizi

Hasil analisis hubungan antara pola hidup bersih dengan status gizi

disajikan pada tabel 16.

Tabel 16. Hubungan Pola Hidup Bersih dengan Status Gizi

Pola

Hidup

Bersih

Status Gizi Total p-value

Normal Tidak Normal

n % N % n %

Cukup 11 73,3 4 26,7 15 100 1,000

Baik 35 76,1 11 23,9 46 100

Berdasarkan tabel 16 hasil analisis hubungan antara pola

hidup bersih dengan status gizi pada Mahasiswa Jurusan Gizi

Poltekkes Kemenkes Medan diperoleh bahwa antara 15 mahasiswa

yang menerapkan pola hidup bersih yang cukup (skor 7-13) terdapat 4

mahasiswa (26,7%) yang memiliki status gizi tidak normal baik itu

status gizi kurang maupun status gizi lebih. Sedangkan diantara 46

Page 56: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

44

mahasiswa yang menerapkan pola hidup bersih yang baik (skor 14-

20) kali melakukan penimbangan dalam setahun, terdapat 11

mahasiswa (23,9%) yang memiliki status gizi tidak normal (status gizi

kurang maupun gizi lebih). Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 1,000

dengan demikian p>0,05 artinya Ha ditolak, berarti tidak ada ada

hubungan antara pola hidup bersih dengan status gizi.

7) Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi

Hasil analisis hubungan antara aktifitas fisik dengan status gizi

disajikan pada tabel 17.

Tabel 17. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi

Aktivitas

Fisik

Status Gizi Total p-value

Normal Tidak Normal

n % n % n %

Berat 10 55,6 8 44,4 18 100 0,027

Sedang 35 83,7 7 16,3 43 100

Berdasarkan tabel 17 hasil analisis hubungan antara aktivitas

fisik dengan status gizi pada Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes

Kemenkes Medan diperoleh antara 18 mahasiswa yang melakukan

aktifitas fisik berat (≥3000 MET-menit/minggu) terdapat 8 mahasiswa

(44,4%) yang memiliki status gizi tidak normal hal ini dikarenakan

mahasiswa dalam keadaan status gizi kurang dan lebih. Sedangkan

diantara 43 mahasiswa yang melakukan aktifitas fisik sedang (<2999

MET-menit/minggu), terdapat 7 mahasiswa (16,3%) yang memliki

status gizi tidak normal. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai

p= 0,027 dengan demikian p <0,05 artinya Ha diterima, berarti ada

hubungan antara aktifitas fisik dengan status gizi.

8) Hubungan Pemantauan Berat Badan Normal dengan Status Gizi

Hasil analisis hubungan antara pemantauan berat badan normal

dengan status gizi disajikan pada tabel 18.

Page 57: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

45

Tabel 17. Hubungan Pemantauan BB Normal dengan

Status Gizi

Pemantauan

BB Normal

Status Gizi Total p-value

Normal Tidak

Normal

n % n % n %

Baik 23 92,0 2 6,1 25 100 0,027

Kurang 23 63,9 13 36,1 36 100

Berdasarkan tabel 18 hasil analisis hubungan antara

pemantauan berat badan normal dengan status gizi pada Mahasiswa

Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan diperoleh bahwa diantara

25 mahasiswa memantau berat badan dengan melakukan

penimbangan baik (≥6 kali) dalam setahun secara rutin, terdapat 2

mahasiswa (6,1%) yang memiliki status gizi tidak normal (status gizi

kurang dan lebih). Sedangkan diantara 36 mahasiswa memantau

berat badan kurang (<6 kali) dalam setahun melakukan penimbangan

dalam setahun, terdapat 13 mahasiswa (36,%) yang memliki status

gizi tidak normal (status gizi kurang dan gizi lebih). Berdasarkan hasil

uji statistik diperoleh nilai p= 0,027 dengan demikian p< 0,05 artinya

Ha diterima, berarti ada hubungan antara pemantauan berat badan

normal dengan status gizi.

B. Pembahasan

1. Gambaran Status Gizi

Status gizi baik menggambarkan keseimbangan antara pemasukan

dan pengeluaran energi dalam tubuh. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebanyak 75,4% status gizi mahasiswa termasuk kategori gizi

baik, namun terdapat 13,1% mahasiswa dengan status gizi kurang,

dan 11,5% dangan status gizi lebih.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa bahwa terdapat dua masalah

gizi pada Mahasiswa Jurusan Gizi Polekkes Kemenkes Medan, yaitu

masalah gizi kurang dan gizi lebih. Kejadian status gizi kurang yang

mencapai 13,1% merupakan jumlah cukup tinggi. Berdasarkan hasil

Page 58: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

46

pengamatan dan wawancara kepada mahasiswa yang memiliki status

gizi kurang, umumnya mahasiswa jarang mengonsumsi makanan

dengan teratur, dan mahasiswa sering mengeluh karena terbatasnya

uang saku sehingga mereka cenderung mengonsumsi makanan cepat

saji seperti indomie, sarden, dll. Status gizi kurang dapat

mengakibatkan mahasiswa mudah letih, mudah terkena penyakit

infeksi, anemia, dan kurang berkosentrasi dan bekerja keras, sehingga

sangat mempengaruhi performa mahasiswa dibidang akademiknya

(Supariasa, 2002). Masalah gizi kurang disebabkan redahnya

konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari. Terjadinya

gizi kurang karena konsumsi energi lebih rendah dibandingkan dengan

kebutuhan yang mengakibatkan sebagian cadangan energi tubuh

dalam bentuk lemak akan digunakan (Emilia, 2009).

Kejadian status gizi lebih yang mencapai 11,5% sangat beresiko

untuk terjadinya penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, hipertensi,

gangguan ginjal, gangguan sendi, dan tulang, serta gangguan kantung

empedu dan kanker (Supariasa, 2002).

Kebiasaan mengonsumsi makanan yang berlebih termasuk suka

ngemil yang sering, makan dengan porsi besar, pola binge-eating, dan

makan diluar, maka dari itu untuk mengindari terjadinya kelebihan

berat badan (obesitas) dengan melakukan aktifitas fisik yang cukup

seperti sering berolahraga, bersepeda dan kegiatan membersihkan

rumah (Zakiyah, 2014).

Mahasiswa gizi seharusnya mampu menyeimbangkan antara

asupan gizi yang masuk dan yang keluar agar tidak terjadinya masalah

status gizi kurang maupun status gizi lebih, dengan menerapkan

prinsip gizi seimbang meliputi kebiasaan mengonsumsi makanan

beragam, pola hidup bersih, melakukan aktifitas fisik, dan pemantauan

berat badan normal.

Page 59: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

47

2. Prinsip Gizi Seimbang

Di Indonesia, pedoman gizi seimbang mengacu pada Nutrition

Guide for Balance Diet yang ditetapkan pada konferensi pangan

sedunia tahun 1992 di Roma dan Genewa, yang diadakan oleh FAO,

dalam rangka menghadapi beban ganda mengenai gizi di Negara

berkembang. Prinsip gizi seimbang sivisualisasi berupa “Piramida” Gizi

Seimbang, bentuk piramida disesuaikan dengan budaya Indonesia

dalam bentuk tumpeng yang disebut “Tumpeng Gizi Seimbang”

(Kurniasih, 2010).

Tumpeng Gizi Seimbang dirancang untuk membantu setiap

orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, sesuai

dengan kebutuhan menurut usia (bayi, balita, remaja, Usia Subur,

serta usia lanjut, dan sesuai dengan keadaan kesehatan (hamil,

menyusui, aktivitas fisik, sakit). TGS menggambarkan 4 prinsip Gizi

Seimbang, yaitu : 1) mengonsumsi makanan beragam 2) pola hidup

bersih 3) aktivitas fisik, dan 4) berat badan normal (Kemenkes, 2014).

1) Hubungan Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Beragam

dengan Status Gizi

Kebiasaan mengonsumsi makanan beragam menggambarkan

asupan makan yang dikonsumsi setiap hari. Menyeimbangkan zat gizi

yang masuk dan keluar untuk menjaga berat badan agar tetap normal

(Kemenkes, 2014). Mengonsumsi makanan yang beranekaragam

sangat bermanfaat bagi kesehatan, makanan yang beranekaragam

terdiri dari masing-masing golongan pangan, yaitu makanan pokok,

lauk pauk, sayur, dan buah (Almatsier, 2011).

Mengonsumsi makan bergizi seimbang dapat mengatur secara

proporsional keragaman golongan makanan, baik dalam jenis maupun

jumlah sesuai dengan kebutuhan masing-masing kelompok usia

dewasa. Dengan mewawancarai mahasiswa menggunakan kuesioner

SQ-FFQ untuk mengetahui rata-rata jenis dan jumlah asupan energi

dan protein yang dikonsumsi mahasiswa dalam sehari-hari yang

dibandingkan dengan AKG Untuk mengetahui asupan makanan yang

Page 60: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

48

telah dikonsumsi usia dewasa telah memenuhi AKG yang kemudian

dianalis dengan mengunakan nutrisurvey.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata asupan energi yaitu

2341,90 kkal, dengan asupan energi tertinggi sebesar 3365,3 kkal dan

terendah 1110,7 kkal. Bila dibandingkan dengan AKG 2013 untuk

golongan umur 19-29 tahun, maka nilai rata-rata asupan energi sudah

terpenuhi dengan baik. Hasil temuan ini berkaitan dengan frekuensi

dan jumlah bahan makanan akan kandungan energi yang tinggi yang

dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan rata-rata asupan protein yaitu 69,20 gr, dengan asupan

protein tertinggi sebesar 178,5 gr dan terendah 33,1 gr. Bila

dibandingkan dengan AKG 2013 untuk golongan umur 19-29 tahun,

maka nilai rata-rata aupan protein sudah terpenuhi dengan baik. Hasil

temuan ini berkaitan dengan frekuensi dan jumlah bahan makanan

akan kandungan protein yang tinggi baik dari hewani maupun nabati.

Adapun jenis makanan yang umumnya dikonsumsi mahasiswa

setiap hari berdasarkan kelompok padi-padian dan umbi umumnya

mahasiswa sering mengonsumsi nasi putih 3 kali sehari kemudian

mengonsumsi beras merah, kentang, dan bihun dengan frekuensi 3

kali dalam seminggu, sedangkan sumber hewani yang sering

dikonsumsi mahasiswa adalah ikan kembung, telur ayam dengan

frekuensi 1 kali sehari kemudian ikan dencis, ikan teri, dan daging

ayam dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu, kemudian jenis sumber

nabati yang sering dikonsumsi adalah tempe dan tahu dengan

frekuensi 1 kali sehari, dan susu kedelai, kecap, dan kacang ijo

dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu.

Sementara jenis buah-buahan yang sering dikonsumsi adalah

semangka, dan nenas dengan frekuensi 1 kali dalam sehari, jeruk,

pisang, dan jambu biji sering dikonsumsi dengan frekuensi 2 kali dalam

seminggu. Jenis serba-serbi umumnya yang sering dikonsumsi adalah

jus dan teh manis dengan frekuensi 4 kali dalam seminggu. dan

cemilan yang sering dikonsumsi mahasiswa yang berada disekitar

Page 61: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

49

kampus adalah gorengan dengan frekuensi 1 kali sehari, bakso bakar,

tahu sumedang, dan mie sop dengan frekuensi 2 kali dalam seminggu.

Berdasarkan hasil penelitian sebesar 42,9% mahasiswa dengan

status gizi tidak normal memiliki asupan energi yang kurang hal ini

tentunya karena kesibukan mahasiswa dalam mengonsumsi makanan

secara teratur dan optimal. Mahasiswa cenderung mencari makanan

yang mudah ditemui dikantin atau disekitar kampus tanpa

mempertimbangkan pemenuhan zat gizi. Mahasiswa cenderung

memilih makanan seperti gorengan, kue basah, atau makanan ringan

yang praktis untuk dimakan disela waktu kuliah.

Tempat tinggal dan jumlah uang saku juga salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi jumlah asupan. Mahasiswa yang tinggal

bersama orang tua atau keluarga cenderung memiliki kebiasaan

konsumsi yang baik daripada mahasiswa yang tinggal dikosan.

Mahasiswa yang tinggal bersama orang tua atau keluarga

mengonsumsi makanan yang telah disediakan dirumah sehingga

memiliki kebiasaan makan yang teratur, sedangkan mahasiswa yang

tinggal dikosan harus memasak atau membeli sendiri makanannya,

sehingga melewatkan waktu makan.

Konsumsi makanan yang kurang atau lebih mengakibatkan

kekurangan dan kelebihan zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein,

dan lemak. Menurut Emilia (2009), pemenuhan sumber energi dan

protein berkatan dengan berat badan dan tinggi badan yang normal.

Jika asupan energi tidak terpenuhi, protein digunakan untuk memenuhi

kebutuhan energi namun tidak ada persdiaan untuk sintesis jaringan

baru atau untuk perbaikan jaringan yang rusak. Keadaan ini dapat

menyebabkan penurunan tingkat pertumbuhan dan massa otot

meskipun konsumsi protein cukup. Pada usia dewasa kekurangan zat

gizi makro dapat dinilai melalui Indeks Massa Tubuh (IMT), yang dilihat

hubungannya dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada mahasiswa

gizi dengan hasil uji statistik menunjukkan asupan energi dengan

Page 62: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

50

status gizi p=0,037 (p=0,05) dan asupan protein dengan status gizi

p=0,017 (p=0,05), hal ini menunjukkan ada hubungan kebiasaan

mengkonsumsi makanan beraneka ragam energi dan protein dengan

status gizi pada mahasiswa gizi. Sejalan dengan hasill penelitian

Pratami (2016) yang menujukkan ada hubungan yang signifikan

antara konsumsi energi dan protein dengan status gizi (p=0,037;

p=0,017; p<0,05).

2) Hubungan Pola Hidup Bersih dengan Status Gizi

Pola hidup bersih berhubungan dengan bagaimana hygiene

sanitasi penyelenggaraan makanan keluarga. Upaya pengamanan

atau hygiene dan sanitasi makanan pada dasarnya meliputi orang

yang menangani makan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan

pengolahan makanan, proses pengolahan makanan, penyimpanan

makanan dan penyajian makanan (Purnomo, 2009).

Hasil analisis menunjukkan sebesar 26,7% mahasiswa dengan

status gizi tidak normal (status gizi kurang dan lebih) cukup

menerapkan pola hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini

terjadi karena mahasiswa cenderung mencari makanan yang mudah

ditemui dikantin atau disekitar kampus tanpa mempertimbangkan

pemenuhan zat gizi ataupun proses pengolahan makanannya

sehingga berisiko meningkatkan kejadian penyakit infeksi, dan pola

hidup bersih yang baik dapat mencegah terjadinya infeksi, dengan

membiasakan perilaku hidup bersih menghindarkan sesorang dari

paparan sumber infeksi yang merupakan faktor penting yang

mempengaruhi status gizi seseorang secara langsung.

Berdasarkan Hasil penelitian menunjukkan sebesar 76,1%

mahasiwa sudah menerapkan pola hidup bersih dengan baik (Skor 14-

20), hal ini disebabkan karena baiknya pengetahuan mahasiswa yang

dijadikan mahasiswa sebagai mahasiswa bidang kesehatan tentang

pentingnya pola hidup bersih. Sejalan dengan hasil penelitian Sani

(2011) bahwa ada hubungan antara pengetahuan mahasiswa terhadap

Page 63: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

51

perilaku hidup bersih. Umumnya mahasiswa cenderung nyaman

dengan kebiasaan yang sudah dilakukan yaitu mahasiswa yang tidak

mencuci tangannya setelah makan serta tidak menyimpan bahan

makanan dengan baik dan benar sehingga masih bahan makanan dan

obat pembersih dengan jarak yang dekat.

Hasil penelitian Pramitasari (2013) ada hubungan pola hidup

bersih kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan dengan

kejadian demam tifoid (p= 0,0001).

Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan pada mahasiswa gizi dengan hasil uji statistik p= 1,000

(p>0,05) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola hidup

bersih dengan status gizi. Studi yang dilakukan oleh Zakiyah (2014)

sejalan dengan hasil penelitian ini, bahwa tidak ada hubungan pola

hidup bersih dengan status gizi (p= 0,183).

3. Hubungan Aktifitas Fisik dengan Status Gizi

Aktifitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk

olehraga merupakan satu upaya untuk menyeimbangkan antara

pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam

tubuh (Kemenkes, 2014).

Hasil analisis aktifitas diperoleh dari setiap pergerakan fisik yang

dilakukan oleh mahasiswa dalam waktu satu minggu yang

menggunakan energi. Rata-rata aktifitas fisik pada seluruh mahasiswa

sebesar 2522 MET-menit/minggu. Aktifitas dengan intensitas berat

sebesar 6360 MET-menit/minggu, dan terendah 320 MET-menit/

minggu. Hasil temuan ini berkaitan dengan jumlah aktifitas fisik yang

dihitung dalam satuan METs. Aktvitas bisa berupa kegiatan sehari-hari

yaitu : berjalan kaki, berkebun, kerja ditaman, mencuci pakaian,

mengepel lantai, naik turun tangga, membawa belanjaan. Aktivitas

berupa olah raga seperti push-up, berlari, bersepeda, berenang, dan

meluncur (skating), lompat tali, menari, dan olahraga beregu seperti

sepakbola, basket, dan voli.

Page 64: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

52

Hal ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara aktifitas fisik

dengan status gizi (p=0,027). Penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian Zakiyah (2014) yang menyatakan bahwa tidak ada

hubungan signifikan antra aktivitas fisik dengan status gizi (p =0,782).

Hasil penelitian ini berbeda karena dapat dimungkinan oleh cara

pengukuran yang berbeda.

Penelitian Zakiyah (2014) menilai aktifitas fisik dengan melihat

intensitas kegiatan berdarkan jenis aktifitas fisik yang sehari-hari

dilakukan seperti berjalan kaki, berlari, berolahraga, mengangkat dan

memindahkan benda dengan menggunakan kuesioner IPAQ seperti

yang dilakukan penelitian ini.

Penggunaan kuesioner IPAQ pada penelitian ini bertujuaan menilai

semua kegiatan yang menggunakan energi yang dilakukan dalam

seminggu. Kelebihan kuesioner ini aktivitas fisik yang digambarkan

tidak hanya kegiatan berat atau olahraga, namun juga semua kegiatan

intensitas dilakukan selama seminggu, baik kegiatan sehari-hari

maupun kegiatan berat atau olahraga yang disegaja. Kuesioner ini

memperkecil bias penelitian, karena kuesioner ini dapat diisi sendiri

oleh responden sehingga pengaruh peneliti yang menyesuaikan

aktifitas fisik dan status gizi tidak terjadi pada penelitian ini. Namun

yang menjadi kelemahan kuesioner ini, responden seringkali hanya

dapat mengingat kegiatan yang dilakukan secara tepat sehingga dapat

memunculkan jumlah aktifitas fisik yang sesuai dengan sesungguhnya.

Hal ini yang mengakibatkan tidak adanya hubungan antara aktifitas

fisik dengan status gizi.

4. Hubungan Pemantauan Berat Badan Normal dengan Status Gizi

Berat badan adalah indikator kesehatan yang penting bagi

setiap orang. Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan berat badan

secara teratur. Menurut Kemenkes (2014), pemantauan berat normal

merupakan upaya untuk mencegah penyimpangan berat badan dari

Page 65: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

53

berat badan normal dan apabila menyimpang dapat dilakukan

pencegahan dan penanganan. Sehingga penimbangan berat badan

secara teratur membuat seseorang menjaga status gizi normalnya.

Hasil analisis pemantauan berat badan normal diperoleh dari

jumlah penimbangan berat badan yang dilakukan responden dalam

setahun terakhir. Umumnya mahasiswa melakukan pemantauan berat

badan dengan melakukan penimbangan berat badan hanya 1 kali

dalam sebulan, bahkan ada mahasiswa yang tidak melakukan

penimbangan berat badan dalam satu tahun karena alasan ia takut jika

berat badannya bertambah atau kurang. Seharusnya mahasiswa

mampu memantau berat badan normal secara rutin yaitu 1 kali dalam

sebulan sehingga mencegah penyimpangan BB. Sehingga menjadi

tindakan preventif terhadap obesitas maupun Kurang Energi Kronik

(KEK).

Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 25 mahasiswa

melakukan pemantauan berat badan dengan melakukan penimbangan

berat badan baik (≥6 kali dalam setahun), sedangkan 36 mahasiswa

melakukan pemantauan berat badan yang kurang (<6 kali dalam

setahun). Hal ini menunjukkan ada hubungan signifikan antara

pemantauan berat badan normal dengan status gizi (p=0,027).

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Zakiyah (2014) yang

menyatakan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara pemantauan

berat badan normal dengan status gizi (p=0,456), hasil penelitian ini

berbeda karena dapat dimungkinan oleh cara pengukuran yang

berbeda.

Hasil wawancara pada mahasiswa menunjukkan sebesar 36,1%

melakukan pemantauan penimbangan berat badan kurang (<6 kali

dalam setahun) dengan status gizi tidak normal (status gizi kurang dan

gizi lebih), penimbangan dilakukan sebagian besar hanya pada saat

mendapat tugas kuliah yang memerlukan penimbangan berat badan,

sedangkan sebesar 92,2% mahasiswa yang melakukan penimbangan

(≥6 kali dalam setahun) dengan status gizi normal, dari penelitian

Page 66: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

54

sebagian besar memiliki keinginan untuk melakukan penurunan berat

badan atau peningkatan berat badan baik yang memiliki status gizi

normal, kurang, atau lebih.

Pengetahuan tentang status gizi berhubungan dengan presepsi

tentang citra tubuh (body image). Body image adalah suatu konsep

pribadi seseorang tentang penampilan fisiknya. Menurut penelitian

Sada (2012) pada mahasiswa Politeknik Kesehatan Jayapura, terdapat

hubungan yang bermakna antara body image dengan status gizi

(p=0,0001).

Page 67: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai hubungan

penerapan prinsip gizi seimbang dengan status gizi pada Mahasiswa

Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara kebiasaan

mengonsumsi makanan beranekaragam dengan status gizi

(p=0,025 dan p= 0,024 ; p<0,05)

2. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pola

hidup bersih dengan status gizi (p=0,568; p>0,05).

3. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara aktifitas fisik

dengan status gizi (p=0,024; p<0,05)

4. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara pemantauan

berat badan normal dengan status gizi (p=0,043; p<0,05)

B. Saran

1. Bagi mahasiswa yang memiliki berat badan kurang diharapkan

dapat memperbaiki status gizinya menjadi normal melalui perbaikan

kebiasaan mengonsumsi makanan beragam, pola hidup bersih

yang baik, melakukan aktifitas fisik yang tidak berlebihan,

disesuaikan dengan jumlah konsumsi dan pematauan berat badan

secara teratur agar mengetahui status gizi aktual.

2. Bagi mahasiswa yang memiliki berat badan lebih diharapkan dapat

memperbaiki status gizinya menjadi normal melalui perbaikan

kebiasaan mengonsumsi makanan beragam dan mengurangi

konsumsi makanan pokok, lauk dan pauk, pola hidup bersih yang

baik, melakukan aktifitas fisik yang tidak berlebihan, disesuaikan

dengan jumlah konsumsi dan pematauan berat badan secara

teratur agar mengetahui status gizi aktual.

Page 68: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

56

3. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian

mendalam tentang faktor yang mempengaruhi kebiasaan

mengonsumsi makanan beragam atau asupan makanan

mahasiswa untuk engetahui faktor-faktor yang berkaitan langsung

dengan asupan makan yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Page 69: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

57

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2005. Gizi Seimbang Prinsip dalam Daur Kehidupan.

Jakrta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC

Almatsier, Sunita. Setardjo, Surirah. Soekarti, Moesijanti,2011. Gizi

Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

BAPPENNAS. 2011. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi. Jakarta :

Kementrian Peencanaan Pembangunan Nasional/ Badan

Perencanaan Pembangungan Nasional

Dahlan M.S. (2010). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan, diksriptif,

bivariat, dan multivariat dilengkapi aplikasi dengan menggunakan

SPSS, Jakrta: Salemba Medika

Emilia, Esi. 2009. Pendidikan Gizi Sebagai Salah Satu Sarana Perubahan

Perilaku Gizi Pada Remaja. Medan :Universitas Negeri Medan.

Fahmida, U, & Dillon, D.H. 2007. Handbook Nutritional Assessment.

Jakarta : Seameo-Tropmed RCCN UI.

Hardinsyah. Supariasa, I Dewa Nyoman, 2017. Ilmu Gizi Teori & Aplikasi.

Penerbit Buku Kedokteran EGC

International Physical Activity Questionnaire (2005) Guidelines for data

processing and analysis.http://www.ipaq.ki.se/scoring.pdf. diakses

pada 22 Februari 2016.

Jafar, Nurhaedar. 2012. Perilaku Gizi Seimbang Pada Remaja. Makassar:

Universitas Hassanuddin.

Kementerian Kesehatan RI, 2013. Angka Kecukupan Gizi (AKG). Jakrta:

Kementerian Kesehatan RI

Kementerian Kesehtan RI. 2011. Pedoman Praktis Memantau Status Gizi

Orang Dewasa. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta:

Kementrian Kesehatan RI.

Kurniasih, Dedeh. Hilmansyah, Hilman. Astuti, Marfuah Panji. Iman,

Saeful. 2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka

Maria, Ani. 2012. Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Gizi Seimbang Serta

Hubungannya dengan Status Gizi Mahasiswa Institut Pertanian

Bogor. Skripsi

Page 70: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

58

National Health And Nutrition Examination Survey (NHANES). 2014.

Prevalensi Overweight dan Obesity. Amerika

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Patimah, sitti. 2017. Gizi Remaja Putri Plus 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Bandung : PT Refika Aditama.

Pramitasari, Okky Purnia. 2013. Faktor Risiko Kejadian Penyakit Demam

Tifoid Pada Penderita Yang Dirawat Di Rumah Sakit Umum Daerah

Ungaran. Skripsi.

Pratami, Tessanika Juniar. Laksmi Widajanti. Ronny Aruben. 2016.

Hubungan Penerapan Prinsip Pedoman Gizi Seimbang Dengan

Status Gizi Mahasiswa S1 Departemen Ilmu Gizi Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal

Kesehatan Masyarakat. ISSN (2356-3346).

Purnakarya. 2009. Studi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Padang: Universitas

Andalas.

Quinn, Elizabeth. 2007. MET- The Standart Metabolic Equivalent.

http://sportmedicine.about.com/od/glossary/g/MET.htm. diakses

pada 29 Februari 2014.

Rikesdas. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas). Jakarta :

Depkes RI: 2013.

Sada, Merinta. Hadju, Veni. Dachlan, Djunaedi M. 2012. Hubungan Body

Image, Pengetahuan, Gizi Seimbang dan Aktifitas Fisik terhadap

Status Gizi Mahasiswa Politeknik Kesehatan Jayapura. Skripsi.

Sani, Fakhrudin Nasrul. 20. Hubungan Tingkat Pengetahuan Sehat-sakit

Dengan Sikap Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta

Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat. Skripsi

Supariasa, I Dewa Nyoman. Bakri, Bachyar. Fajar, Ibnu. 2002. Penilaian

Status Gizi, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Supariasa, I Dewa Nyoman. Bakri, Bachyar. Fajar, Ibnu. 2014. Penilaian

Status Gizi, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Supariasa, I. D. N, Bakri, B, & Fajar, I. 2016. Penilaian Status Gizi (Revisi).

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Suparjo, D. O, Jafar, N., & Najamuddin, U. 2013. Studi Validasi Semi-

Quantitatif Food Frequency Questionnaire (FFQ) dan Recall 24

Jam Terhadap Asupan Zat Gizi Makro Ibu Hamil Di Kecamatan

Page 71: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

59

Bontonompo Kabupaten Gowa. Jurnal Fakultas Keehatan

Masyarakat, FKM Unhas Makassar, 1-10.

Susilowati. Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan . Bandung : PT

Refika Aditama.

World Health Organization. 2010. Global Recommendations on Physical

Activity for Healh. Geneva : WHO Press

Yusuf, Liswarti. Yulastri, Asmar. Kasmita. Faridah , Anni. 2008. Teknik

Perencanaan Gizi. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah

Menegah Kejuruan, Departemen Pendidikan Indonesia.

Zakiah. 2014. Hubungan Penerapan Pedoman Gizi Seimbang Pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Skripsi.

Page 72: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

60

Lampiran 1.

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Selamat Pagi/ Siang/ Sore

Saya Yuni Tamara Lubis Mahasiswa Semester VII Program Studi

D-IV Jurusan Gizi Poltekkes Medan, bermaksud melakukan penelitian

mengenai “Hubungan Penerapan Prinsip Gizi Seimbang dengan Status

Gizi Pada Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan”.

Penlitian ini dilakukan sebagai bagian dari proses pembelajaran dalam

penyelesaian studi di Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Medan.

Saya berharap ketersediaan saudari menjadi responden dalam

penelitian ini dimana akan dilakukan pengisisan kuesioner melalui

wawancara. Responden yang terkait dengan penelitian dan semua

informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk

penelitian ini.

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

NIM :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir :

No. Telepon/ HP :

Demikian pernyataan ini dibuat untuk seperlunya dan apabila

dalam penelitian ini ada perubahan dan keberatan menjadi responden

dapat mengajukan pengunduran diri. Atas perhatian dan ketersediaan

saudara menjadi responden dalam penelitian ini., saya ucapkan terima

kasih.

Lubuk Pakam ……………….. 2018

Peneliti Responden

( Yuni Tamara Lubis) (…………………….)

Page 73: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

61

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Skripsi

HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN

STATUS GIZI PADA MAHASISWA JURUSAN GIZI

POLTEKKES KEMENKES MEDAN

Nomor Responden

Tanggal :……………………

I. Identitas sampel

Nama :

NIM :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan

Tanggal lahir :Tanggal………….. Bulan………….. Tahun……

No. Tlp/ Hp :

II. A. Pola Hidup Bersih

1. Apakah anda mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak

2. Adakah anda mencuci sayur dan buah sebelum dimasak atau

dimakan mentah?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak

3. Apakah anda mencuci tangan sebelum dan setelah makan ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak

4. Apakah anda mencuci peralatan makan dengan sabun dan air

yang mengalir?

Page 74: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

62

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak

5. Menyimpan bahan makanan kering (seperti beras dan gula)

didalam wadah yang tertutup rapat

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak

6. Apakah anda menyimpan bahan pembersih dan obat jauh dari

makanan ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak

7. Apakah anda merokok?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak

8. Apakah anda mengonsumsi alkohol?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak

9. Apakah sumber air yang anda gunakan air jernih (tidak

berwarna dan tidak berbau ) ?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak

10. Apakah jamban yang anda gunakan merupakan jamban yang

tertutup?

a. Selalu

b. Kadang-kadang

c. Tidak

Page 75: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

63

III. B. Aktivitas Fisik

Pertanyaan dibawah ini adalah pertanyaan seputar aktivitas

fisik yang anda lakukan selama 7 hari terakhir. Ingat kembali semua

aktivitas fisik berat; sedang; dan ringan yang telah anda lakukan

selama 7 hari terakhir. Pikirkan aktivias fisik yang telah anda

lakukan sekurang-kurangnya 10 menit.

1. Dalam waktu 7 hari yang lalu, berapa harikah anda telah

melakukan aktivitas fisik berat, contohnya mengangkat barang

berat (lebih dari 20 kg), senam aerobik atau bersepeda dengan

kelajuan cepat ke kampus, bermain sepak bola ?

a. ……………………. hari per minggu

b. Tidak ada aktivitas fisik berat. Lanjut ke pertanyaan 3

2. Berapa lama waktu yang anda biasa gunakan untuk melakukan

aktivitas fisik berat tersebut dalam satu hari ?

a. …………jam

b. …………. menit per hari

c. Tidak tahu/tidak pasti

3. Selama 7 hari terakhir, berapa harikah anda telah melakukan

aktivitas fisik sedang, contohnya mengangkat barang ringan

(kurang dari 20 kg), mengepel lantai, mencuci baju, bersepeda

pada kelajuan biasa/ sedang saat kekampus?

a. …………hari per minggu

b. Tidak ada aktivitas fisik sedang. Lanjut ke pertanyaan 5

4. Berapa lama waktu yang anda biasa gunakan untuk melakukan

aktivitas fisik sedang tersebut dalam sehari ?

a. …………jam

b. …………. menit per hari

c. Tidak tahu/tidak pasti

5. Dalam waktu 7 hari yang lalu, berapa harikah anda telah

melakukan aktivitas ringan, contohnya berjalan kaki sekurang-

kurangnya 10 menit, mengetik, menulis, naik turun tangga

kampus?

Page 76: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

64

a. ……………………. hari per minggu

b. Tidak ada aktivitas fisik ringan. Lanjut ke pertanyaan 7

6. Berapa lama waktu yang bisa anda gunakan untuk beraktivitas

ringan dalam satu hari ?

a. …………jam

b. …………. menit per hari

c. Tidak tahu/tidak pasti

7. Selama 7 hari terakhir, berapa banyak waktu yang anda

gunakan untuk duduk dalam satu hari ?

a. …………jam

b. …………. menit per hari

c. Tidak tahu/tidak pasti

IV. C. Pemantauan Berat Badan Normal

1. Kapan terakhir kali anda menimbang berat badan ?

a. > 1 tahun yang lalu. Lanjut ke Pertanyaan Nomor. 3

b. 1 tahun

2. Berapa kali anda melakukan penimbangan dalam 1 tahun

terakhir ? Sebutkan.

……………… kali

3. Berapa berat badan anda saat menimbang terakhir kalinya ?

………………. Kg

V. D. Status Gizi * diisi peneliti atau enumerator setelah penimbangan

dan pengukuran

Berat Badan = , kg

Tinggi Badan = , cm

Indeks Massa Tubuh (IMT) = , kg/m²

Page 77: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

64

Lampiran 3.FORM SQ-FFQ BAHAN MAKANAN

Nama Responden : Nama Pewawancara :

NIM : Tanggal Pewawancara :

Jenis kelamin Sampel :

Tempat dan tanggal lahir :

No. Tlp/HP :

Petunjuk : berilah tanda check mart (√) pada kolom frekuensi bila tidak pernah (TP) dan isi berapa kali dikonsumsiberdasarkan jenis bahan makanan dan frekuensi makan yang tersedia.

NamaMakanan

Frekuensi (H=Harian, M=Mingguan,B=Bulanan, T=Tahunan, TP=Tidak Pernah)

Porsi frekuensiper hari

Rata-rataintakegr/hr

TotalAnalisaZat GiziEnergi

TotalAnalisaZat GiziProtein

H M B T TP URT Gram

Kelompok Padi-padian dan UmbiBeras Ketan HitamBeras Ketan PutihBeras PutihBeras MerahHavermoutJagung KuningKentangMacaroniTalasTepung Beras

Page 78: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

65

Tepung SaguTepung TeriguUbi Jalar PutihBihun

Sumber HewaniDaging SapiDaging AyamDaging BabiIkan KakapIkan PatinIkan KembungIkan TongkolIkan DencisIkan TeriUdangKerangCumi-CumiKepitingIkan MasIkan MujahirIkan AsinTelur AyamTelur Puyuh

Sumber Nabati

Page 79: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

66

EmpingJengkolKacang IjoKelapa Muda, AirKelapa Muda, DagingKacang KedelaiKacang MerahKacang KoroKacang Tanah KupasKecapKwaciSantanSusu KedelaiTempe KedelaiTaucoTahu

SayuranBayamKankungWortelTomatSawi HijauTaugeTerongBuncisKacang PanjangKembang Kol

Page 80: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

67

Labu SiamKangkungWortel

Buah-BuahanJambu BijiPisangPapayaNenasKedongdongJambu AirAnggurMelonSemangkaJerukManggaSalak

Serba-SerbiTeh ManisJusKopiSirup

Page 81: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

68

CemilanGorenganBakso BakarTahu SumedangIfumieIndomie GorengMie Sop

Page 82: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

69

Page 83: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

70

Lampiran 4. Master Tabel

NAMA NIM JK UmurSkorPHB

KatPHB

TtlAF Kat AF

TtlPBBN

KatPBBN

BB(Kg)

TB(Cm)

IMT(Kg/m²) Kat IMT

AsupanEnergi(Kkal)

NilaiTKE(%)

KatTKE

AsupanProtein(Gr)

NilaiTKP(%)

KatTKP

MF P01031115095 P 21 18 Baik 1980 Sedang 5 Kurang 60.0 160.0 23.44 Gizi Baik 3365,2 123,5 Baik 178,5 287,9 BaikGVG P01031115080 P 21 17 Baik 1700 Sedang 6 Baik 60.1 158.0 24.07 Gizi Baik 2250 82,6 Baik 60,5 97,6 BaikY P01021115116 P 20 17 Baik 2100 Sedang 3 Kurang 51.7 150.0 22.98 Gizi Baik 2334,8 85,7 Baik 72 116,1 Baik

JR S P01031115086 L 21 11 Cukup 4085 Berat 2 Kurang 48.6 165.8 17.68GiziKurang 2365,5 86,8 Baik 70 112,9 Kurang

EP P01031115074 P 21 19 Baik 1560 Sedang 8 Baik 40.0 148.0 18.26GiziKurang 1790,8 65,7 Kurang 50,1 80,8 Kurang

ES P01031115076 P 20 16 Baik 2700 Sedang 4 Kurang 56.6 143.0 27.68 Gizi Lebih 1449,6 53,2 Kurang 42,7 68,9 BaikAA P01031116068 P 21 20 Baik 1920 Sedang 0 Kurang 44.5 155.0 18.52 Gizi Baik 2677,5 98,3 Baik 50,3 81,1 BaikAV P01031115060 P 22 20 Baik 1515 Sedang 3 Kurang 43.0 152.0 18.61 Gizi Baik 2557,6 93,9 Baik 66,8 107,7 Baik

PDS P01031115103 P 21 20 Baik 2160 Sedang 2 Kurang 37.7 152.4 16.23GiziKurang 2223,5 81,6 Baik 72 116,1 Baik

DAW P01031115070 P 21 20 Baik 3780 Berat 0 Kurang 56.0 149.0 25.22 Gizi Lebih 1821,5 66,8 Kurang 80,9 130,5 BaikKA P01031115089 P 21 16 Baik 840 Sedang 4 Kurang 54.3 153.0 23.2 Gizi Baik 2973,8 109,1 Baik 93,8 151,3 Baik

DA P01031115071 P 21 20 Baik 1260 Sedang 5 Kurang 40.0 152.0 17.31GiziKurang 1228,3 45,1 Kurang 40,9 66,0 Kurang

TR P01031115113 P 20 16 Baik 2640 Sedang 8 Baik 55.0 153.0 23.5 Gizi Baik 2379,3 87,3 Baik 53,7 86,6 BaikAFBG P01031115064 P 21 19 Baik 1320 Sedang 6 Baik 57.0 153.0 24.35 Gizi Baik 2249,8 82,6 Baik 67,5 108,9 BaikRT P01031115106 P 21 19 Baik 2160 Sedang 6 Baik 53.0 155.0 22.06 Gizi Baik 2683,8 98,5 Baik 83,6 134,8 BaikFIY P01031115077 P 21 18 Baik 2280 Sedang 6 Baik 52.0 162.0 19.81 Gizi Baik 2683,4 98,5 Baik 83,6 83,6 BaikAMS P01031115067 P 20 17 Baik 2640 Sedang 5 Kurang 56.0 156.0 23.01 Gizi Baik 2001,4 73,4 Kurang 69,3 111,8 BaikPU P01031115043 P 21 16 Baik 1440 Sedang 11 Baik 40.8 148.0 18.63 Gizi Baik 2228,9 81,8 Baik 63,1 101,8 BaikAP P01031115001 L 21 14 Baik 3360 Berat 3 Kurang 79.0 170.0 27.34 Gizi Lebih 2413,3 88,6 Baik 70,7 114,0 Baik

ENY P01031115017 P 21 19 Baik 4740 Berat 2 Kurang 43.0 153.0 18.37GiziKurang 1631,4 59,9 Kurang 53,9 86,9 Baik

RS P01031115047 P 20 13 Cukup 1830 Sedang 6 Baik 52.0 149.0 23.42 Gizi Baik 2308,7 84,7 Baik 68,3 110,2 Baik

Page 84: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

71

NAMA NIM JK UmurSkorPHB

KatPHB

TtlAF Kat AF

TtlPBBN

KatPBBN

BB(Kg)

TB(Cm)

IMT(Kg/m²) Kat IMT

AsupanEnergi(Kkal)

NilaiTKE(%)

KatTKE

AsupanProtein(Gr)

NilaiTKP(%)

KatTKP

NIS P01031115039 P 20 17 Baik 2760 Sedang 11 Baik 53.4 165.0 19.61 Gizi Baik 1877,8 68,9 Kurang 63,4 102,3 BaikNL P01031115040 P 21 17 Baik 1080 Sedang 11 Baik 54.8 150.0 24.36 Gizi Baik 2644,8 97,1 Baik 69,7 112,4 BaikAD P01031115003 P 20 18 Baik 1380 Sedang 5 Kurang 54.0 155.0 22.48 Gizi Baik 2574,1 94,5 Baik 73,6 118,7 BaikDH P01031115011 P 20 18 Baik 960 Sedang 6 Baik 61.0 163.0 22.96 Gizi Baik 2437,2 89,4 Baik 68,1 109,8 BaikE P01031115020 P 21 13 Cukup 2520 Sedang 11 Baik 51.0 160.0 19.92 Gizi Baik 2798,4 102,7 Baik 80,6 130,0 BaikNKS P01031115041 P 20 14 Baik 840 Sedang 0 Kurang 44.0 153.0 18.8 Gizi Baik 2933,7 107,7 Baik 98,7 159,2 BaikEWL P01031115015 P 20 13 Cukup 3080 Berat 2 Kurang 55.0 155.0 22.89 Gizi Baik 2688,4 98,7 Baik 63,9 103,1 BaikJSP P01031115088 P 20 12 Cukup 2740 Sedang 3 Kurang 51.0 155.0 21.23 Gizi Baik 2570,4 94,3 Baik 33,1 53,4 Kurang

EAS P01031215016 P 20 13 Cukup 2640 Sedang 4 Kurang 41.3 154.0 17.41GiziKurang 1988,3 73,0 Kurang 69,3 111,8 Baik

MPS P01031215032 P 21 19 Baik 1040 Sedang 11 Baik 48.0 152.0 20.78 Gizi Baik 2683,4 98,5 Baik 72,5 116,9 BaikBT P01031215007 P 20 8 Cukup 2680 Sedang 4 Kurang 44.0 151.0 19.3 Gizi Baik 2895,1 106,2 Baik 80,9 130,5 BaikN P01031215038 P 20 19 Baik 3240 Berat 5 Kurang 45.0 155.0 18.73 Gizi Baik 2005,4 73,6 Kurang 70,6 113,9 BaikAML P01031215015 P 20 16 Baik 1920 Sedang 2 Kurang 41.0 145.0 19.5 Gizi Baik 1207,8 44,3 Kurang 35,8 57,7 KurangMST P01031215031 P 20 18 Baik 2970 Sedang 6 Baik 44.9 145.0 21.36 Gizi Baik 2801,6 102,8 Baik 74,5 120,2 BaikIAH P01031215022 P 20 19 Baik 1800 Sedang 2 Kurang 48.0 154.0 20.24 Gizi Baik 2750,6 100,9 Baik 82,3 132,7 BaikWRP P01031215054 P 20 18 Baik 3540 Berat 4 Kurang 80.9 153.0 34.56 Gizi Lebih 3200,6 117,5 Baik 98,3 158,5 BaikYH P01031215060 P 20 19 Baik 2820 Sedang 11 Baik 44.5 145.5 21.02 Gizi Baik 2411,2 88,5 Baik 70,6 113,9 BaikMH P01031215028 P 20 20 Baik 960 Sedang 0 Kurang 52.0 152.0 22.51 Gizi Baik 2913 106,9 Baik 82,5 133,1 Baik

M P01031215034 P 21 15 Baik 320 Sedang 0 Kurang 40.0 160.0 15.63GiziKurang 2348,6 86,2 Kurang 66,8 107,7 Baik

BRZ P01031215008 P 20 11 Cukup 5940 Berat 2 Kurang 54.3 160.0 21.21 Gizi Baik 2899,4 106,4 Baik 83,9 135,3 BaikFR P01031215019 L 20 17 Baik 5520 Berat 11 Baik 62.8 168.2 22.2 Gizi Baik 2730,6 100,2 Baik 83,2 134,2 BaikDT P01031215012 P 21 17 Baik 3000 Berat 11 Baik 56.0 167.0 20.08 Gizi Baik 2399,2 88,0 Baik 69,3 111,8 BaikJFD P01031215025 P 21 17 Baik 3240 Berat 10 Baik 52.0 160.0 20.31 Gizi Baik 2100,4 77,1 Kurang 80,3 129,5 BaikWG P01031215057 L 20 16 Baik 5160 Berat 2 Kurang 64.0 165.0 23.51 Gizi Baik 2033,8 74,6 Kurang 75,8 122,3 BaikAOH P01031215001 P 20 20 Baik 2160 Sedang 6 Baik 45.0 155.9 18.51 Gizi Baik 2093,8 76,8 Kurang 72,8 117,4 Baik

Page 85: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

72

NAMA NIM JK UmurSkorPHB

KatPHB

TtlAF Kat AF

TtlPBBN

KatPBBN

BB(Kg)

TB(Cm)

IMT(Kg/m²) Kat IMT

AsupanEnergi(Kkal)

NilaiTKE(%)

KatTKE

AsupanProtein(Gr)

NilaiTKP(%)

KatTKP

RAS P01031215041 L 21 15 Baik 6360 Berat 1 Kurang 98.6 169.8 34.2 Gizi Lebih 2694,6 98,9 Baik 74,1 119,5 BaikFS P01031215018 P 21 17 Baik 2880 Sedang 11 Baik 51.5 155.0 21.44 Gizi Baik 2000,1 73,4 Kurang 70,3 113,4 BaikAYS P01031215006 P 21 18 Baik 900 Sedang 5 Kurang 47.1 154.0 19.86 Gizi Baik 2821,8 103,6 Baik 62,8 101,3 BaikVG P01031215052 P 21 18 Baik 3000 Berat 10 Baik 63.8 155.5 26.39 Gizi Lebih 2901,3 106,5 Baik 49,2 79,4 KurangANU P01031115006 P 21 15 Baik 1200 Sedang 2 Kurang 40.0 142.0 19.84 Gizi Baik 1632,8 59,9 Kurang 51,7 83,4 BaikPAL P01031115037 P 21 17 Baik 1200 Sedang 3 Kurang 50.0 160.0 19.53 Gizi Baik 1576,1 57,8 Kurang 57,6 92,9 BaikENS P01031115018 P 21 18 Baik 2700 Sedang 5 Kurang 55.0 153.0 23.5 Gizi Baik 2311,6 84,8 Baik 51,1 82,4 BaikFFB P01031115021 P 21 13 Cukup 2700 Sedang 5 Kurang 70.0 160.0 27.34 Gizi Lebih 2431,9 89,2 Baik 50,9 82,1 KurangINN P01031115024 P 21 13 Cukup 3195 Berat 2 Kurang 50.0 160.0 19.53 Gizi Baik 1110,7 40,8 Kurang 46,9 75,6 KurangKNR P01031115027 P 20 13 Cukup 3000 Berat 4 Kurang 50.0 155.0 20.81 Gizi Baik 1222,4 44,9 Kurang 51,1 82,4 BaikMS P01031115030 P 21 13 Cukup 3300 Berat 8 Baik 48.0 157.0 19.47 Gizi Baik 2318,3 85,1 Baik 60,8 98,1 BaikOMS P01031115036 P 20 13 Cukup 2190 Sedang 6 Baik 42.0 149.0 18.92 Gizi Baik 2418,3 88,7 Baik 70,3 113,4 BaikMS P01031115094 L 20 13 Cukup 2490 Sedang 6 Baik 52.0 167.0 18.65 Gizi Baik 2701,8 99,1 Baik 70,9 114,4 Baik

RHS P01031115104 L 20 8 Cukup 3570 Berat 2 Kurang 46.9 165.0 17.23GiziKurang 2500,4 91,8 Kurang 69,8 112,6 Baik

YD P01021115118 P 20 18 Baik 2850 Sedang 6 Baik 52.3 154.0 22.05 Gizi Baik 2607,8 95,7 Baik 70,7 114,0 Baik

Page 86: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

73

Lampiran 5. Output Bivariat

1. Hubungan Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Beragam denganStatus Gizi

Crosstab

Kat_IMT

TotalNormal Tidak Normal

Kat_TKE Baik Count 34 6 40

Expected Count 30.2 9.8 40.0

% within Kat_TKE 85.0% 15.0% 100.0%

Kurang Count 12 9 21

Expected Count 15.8 5.2 21.0

% within Kat_TKE 57.1% 42.9% 100.0%

Total Count 46 15 61

Expected Count 46.0 15.0 61.0

% within Kat_TKE 75.4% 24.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.763a 1 .016

Continuity Correctionb 4.358 1 .037

Likelihood Ratio 5.551 1 .018

Fisher's Exact Test .027 .020

Linear-by-Linear Association 5.668 1 .017

N of Valid Casesb 61

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,16.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 87: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

74

Crosstab

Kat_IMT

TotalNormal Tidak Normal

Kat_TKP Baik Count 43 10 53

Expected Count 40.0 13.0 53.0

% within Kat_TKP 81.1% 18.9% 100.0%

Kurang Count 3 5 8

Expected Count 6.0 2.0 8.0

% within Kat_TKP 37.5% 62.5% 100.0%

Total Count 46 15 61

Expected Count 46.0 15.0 61.0

% within Kat_TKP 75.4% 24.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Exact Sig.

(2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 5.763a 1 .016

Continuity Correctionb 4.358 1 .037

Likelihood Ratio 5.551 1 .018

Fisher's Exact Test .027 .020

Linear-by-Linear Association 5.668 1 .017

N of Valid Casesb 61

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,16.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 88: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

75

2. Hubungan Pola Hidup Bersih dengan Status Gizi

kategori total PHB * Kat_IMT Crosstabulation

Kat_IMT

TotalNormal Tidak Normal

kategori total PHB Cukup Count 11 4 15

Expected Count 11.3 3.7 15.0

% within kategori total PHB 73.3% 26.7% 100.0%

Baik Count 35 11 46

Expected Count 34.7 11.3 46.0

% within kategori total PHB 76.1% 23.9% 100.0%

Total Count 46 15 61

Expected Count 46.0 15.0 61.0

% within kategori total PHB 75.4% 24.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .046a 1 .830

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .046 1 .831

Fisher's Exact Test 1.000 .539

Linear-by-Linear Association .045 1 .831

N of Valid Casesb 61

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,69.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 89: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

76

3. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi

Kat_AF * Kat_IMT Crosstabulation

Kat_IMT

TotalNormal Tidak Normal

Kat_AF Berat Count 10 8 18

Expected Count 13.6 4.4 18.0

% within Kat_AF 55.6% 44.4% 100.0%

Sedang Count 36 7 43

Expected Count 32.4 10.6 43.0

% within Kat_AF 83.7% 16.3% 100.0%

Total Count 46 15 61

Expected Count 46.0 15.0 61.0

% within Kat_AF 75.4% 24.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.428a 1 .020

Continuity Correctionb 4.016 1 .045

Likelihood Ratio 5.112 1 .024

Fisher's Exact Test .027 .025

Linear-by-Linear Association 5.339 1 .021

N of Valid Casesb 61

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,43.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 90: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

77

4. Hubungan Pemantauan Berat Badan Normal dengan Status Gizi

Kat_PBBN * Kat_IMT Crosstabulation

Kat_IMT

TotalNormal Tidak Normal

Kat_PBBN Baik Count 23 2 25

Expected Count 18.9 6.1 25.0

% within Kat_PBBN 92.0% 8.0% 100.0%

Kurang Count 23 13 36

Expected Count 27.1 8.9 36.0

% within Kat_PBBN 63.9% 36.1% 100.0%

Total Count 46 15 61

Expected Count 46.0 15.0 61.0

% within Kat_PBBN 75.4% 24.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6.288a 1 .012

Continuity Correctionb 4.863 1 .027

Likelihood Ratio 7.020 1 .008

Fisher's Exact Test .016 .011

Linear-by-Linear Association 6.184 1 .013

N of Valid Casesb 61

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,15.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 91: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

78

Lampiran 6. Output Univariat

1. Jenis Kelamin Responden

Jenis_Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 7 11.5 11.5 11.5

Perempuan 54 88.5 88.5 100.0

Total 61 100.0 100.0

2. Umur Responden

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20 29 47.5 47.5 47.5

21 31 50.8 50.8 98.4

22 1 1.6 1.6 100.0

Total 61 100.0 100.0

3. Gambaran Status Gizi

Kategori IMT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Gizi Kurang 8 13.1 13.1 13.1

Gizi Baik 46 75.4 75.4 88.5

Gizi Lebih 7 11.5 11.5 100.0

Total 61 100.0 100.0

Page 92: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

79

4. Gambaran Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Beragam

Kat_TKE

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 41 67.2 67.2 67.2

Kurang 20 32.8 32.8 100.0

Total 61 100.0 100.0

Kat_TKP

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 53 86.9 86.9 86.9

Kurang 8 13.1 13.1 100.0

Total 61 100.0 100.0

5. Gambaran Pola Hidup Bersih

kategori total PHB

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Cukup 15 24.6 24.6 24.6

Baik 46 75.4 75.4 100.0

Total 61 100.0 100.0

6. Gambaran Aktivitas Fisik

Kat_AF

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Berat 18 29.5 29.5 29.5

Sedang 43 70.5 70.5 100.0

Total 61 100.0 100.0

Page 93: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

80

7. Gambaran Pemantauan Berat Badan Normal

Kat_PBBN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 25 41.0 41.0 41.0

Kurang 36 59.0 59.0 100.0

Total 61 100.0 100.0

Page 94: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

81

Lampiran 7. Dokumentasi

Pengukuran Status Gizi Mahasiswa

Wawancara Langsung pada Responden

Page 95: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

82

Lampiran 8. Lembar Bukti Bimbingan

Nama Mahasiswa : Yuni Tamara Lubis

NIM : P01031214060

Prodi : D-IV

Judul : Hubungan Penerapan Prinsip Gizi

Seimbang dengan Status Gizi Pada

Mahasiswa Jurusan Gizi Poltekkes

Kemenkes Medan

Bidang Peminatan : Gizi Masyarakat

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Zuraidah Nasution, M. Kes

NIP : 196101101989102001

Page 96: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

83

BUKTI BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Yuni Tamara LubisNIM : P01031214060Prodi : D-IVJudul : Hubungan Penerapan Prinsip Gizi

Seimbang dengan Status Gizi PadaMahasiswa Jurusan Gizi PoltekkesKemenkes Medan

Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Zuraidah Nasution, M. Kes

No Tanggal Topik Bimbingan TTDMahasiswa

TTDPembimbing

1 28 Sep 2017 Diskusi penentuan TopikPenelitian

2 2 Okt 2017 Diskusi tentang Judul, Tujuan,Rumusan Masalah (LatarBelakang/ BAB I)

3 9 Okt 2017 Membahas Latar Belakang danKoreksi Latar Belakang/ BAB I

4 18 Okt 2017 Mendiskusikan tinjauan pustakadan metode penelitian.

Penentuan pembuatan sampel. Penyusunan daftar pustaka

serta melengkapi lampiran-lampiran usulan skripsi

5 19 Okt 2017 Survey pendahuluan6 20 Okt 2017 Revisi BAB I, II, dan III7 22 Okt 2017 ACC BAB I, II, dan III, dan revisi

kuesioner8 24 Okt 2017 ACC Kuesioner9 26 Okt 2017 Pembuatan powerpoint untuk

materi persentasi seminarproposal.

10 13 Nov 2017 Pengumpulan Proposal Skripsi11 25 Nov- 11

Des 2017Melakukan penelitian

12 12 Des 2017 Pemeriksaan kelengkapan dataserta mencleaning data

13 12 Mei 2018 Entry data14 1 Juni 2018 Analisis data15 8 Juni 2018 Merapikan BAB III dan memulai

penulisan BAB IV hasil danpembahasan

16 12 Juni 2018 Melengkapi lampiran17 25 Juni 2018 Revisi BAB I sampai BAB V18 26 Juni 2018 Pembuatan powerpoint

Page 97: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

84

Lampiran 9. Pernyataan

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Yuni Tamara Lubis

NIM : P01031214060

Menyatakan bahwa data penelitian yang teradapat di Skripsi saya adalahbenar saya ambil dan bila tidak saya bersedia mengikuti ujian ulang (ujianutama saya dibatalkan).

Yang membuat pernyataan

(Yuni Tamara Lubis)

Page 98: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

85

Lampiran 10.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Yuni Tamara Lubis

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Juni 1996

Jumlah Anggota Keluarga : 3 orang

Alamat Rumah : Desa Singengu Jae, Kec. Kotanopan, Kab.

Mandiling Natal

No. Hp/Telepon : 08137098187

Riwayat Pendidikan :

1) SD Negeri No. 142619 Kec. Kotanopan2) SMP Negeri 1 Kotanopan3) SMA Negeri 1 Kotanopan4) Politeknik Kesehatan Medan, Jl. Simpang Tanjung Garbus, Lubuk

Pakam

Hobby : Membaca dan Travelling

Motto : Man Jadda Wajada

Page 99: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

87

Lampiran 12. Lampiran Data Survey Pendahuluan.

Statisticskategori imtN Valid 70

Missing 0

kategori IMTFrequency Percent Valid

PercentCumulative

PercentValid kurang 14 20.0 20.0 20.0

normal 39 55.7 55.7 75.7lebih 17 24.3 24.3 100.0Total 70 100.0 100.0

Mahasiswa D-III A SEM. 5No Nama Bb TB Tb (m) TB (m²) IMT

1 Aflizar 65 170 1.7 2.89 22.492 Afrina 58 155 1.55 2.40 24.143 Agustina 42 150 1.5 2.25 18.674 Chyntia 80 155 1.55 2.40 33.305 Eko Neo 42 155 1.55 2.40 17.486 Febrina 40 150 1.5 2.25 17.787 Fetra 70 160 1.6 2.56 27.348 Irna 80 155 1.55 2.40 33.309 Junita 45 155 1.55 2.40 18.73

10 Lenny 48 159 1.59 2.53 18.9911 Nibenia 56 150 1.5 2.25 24.8912 Putri 64 163 1.63 2.66 24.0913 Rosanti 53.8 152 1.52 2.31 23.2914 Vitriani 61 154 1.54 2.37 25.7215 Yurika 40 156 1.56 2.43 16.4416 Yohana 60 150 1.5 2.25 26.6717 Melati 47 153 1.53 2.34 20.0818 Nada 53 160 1.6 2.56 20.7019 Delima 60 163 1.63 2.66 22.5820 Demak 50 158 1.58 2.50 20.0321 Desmuliana 42 150 1.5 2.25 18.6722 Dira 50 160 1.6 2.56 19.5323 Efriwanti 55 155 1.55 2.40 22.8924 Eka Sepri 50 153 1.53 2.34 21.36

Page 100: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

88

Mahasiswa D-III B SEM. 5No Nama BB TB TB (m) TB (m²) IMT

1 Fany 41.9 154.2 1.54 2.38 17.622 Vivi 84.6 158 1.58 2.50 33.893 Dita 40 152 1.52 2.31 17.314 Devi 52.3 154 1.54 2.37 22.055 Pina Deli 37.7 152.4 1.52 2.32 16.236 Anggi 64.5 160.3 1.60 2.57 25.107 Juliana Manalu 61.3 147 1.47 2.16 28.378 Gita 60.1 158 1.58 2.50 24.079 Yeni 51.7 150 1.50 2.25 22.98

10 Erna 55.2 159 1.59 2.53 21.8311 Nanda 57.8 148.5 1.49 2.21 26.2112 Lolita 65.8 153 1.53 2.34 28.1113 Alwi 59.9 150 1.50 2.25 26.6214 Rian 46.9 165 1.65 2.72 17.2315 Joni 48.6 165.8 1.66 2.75 17.6816 Martin 52 167 1.67 2.79 18.6517 Agita 42.3 149.5 1.50 2.24 18.9318 Sonita 44.5 146 1.46 2.13 20.8819 Trisna 55 153 1.53 2.34 23.5020 Eka Trio 60 156 1.56 2.43 24.6521 Nova 64 151 1.51 2.28 28.0722 Jessica 51.7 151.7 1.52 2.30 22.4723 Ester 56.6 143 1.43 2.04 27.68

Page 101: HUBUNGAN PENERAPAN PRINSIP GIZI SEIMBANG DENGAN …

89

Mahasiswa D-IV SEM. 5No Nama BB TB TB (m) TB (m²) IMT

1 Reinhard Alwi Simanjuntak 98.6 169.8 1.70 2.88 34.202 Faisal Reza Pahlevi S. 62.8 168 1.68 2.82 22.253 Ira Renny Margaretha 47 149 1.49 2.22 21.174 Mayesti Turnip 60.3 160 1.60 2.56 23.555 Maya Syntia 41.8 155 1.55 2.40 17.406 Dianda Tauhidarahmi 56.6 168 1.68 2.82 20.057 Miftah Dhiyaul Fathiyyah 49.5 160 1.60 2.56 19.348 Siti Maimuna 50.4 153 1.53 2.34 21.539 Dita Maria Agusti 56 156 1.56 2.43 23.01

10 Nindawana Erlikasna 44.3 155 1.55 2.40 18.4411 Besta Risman Zai 53 160 1.60 2.56 20.7012 Aulia Resa Maulidia 50 149 1.49 2.22 22.5213 Yohanna Br Tarigan 46 151 1.51 2.28 20.1714 Annisa Olni 45.3 155.9 1.56 2.43 18.6415 Arbaini Putri Harahap 42.3 153 1.53 2.34 18.0716 Vania Gohanna 63.8 155.5 1.56 2.42 26.3917 Juita Tarigan 75 160 1.60 2.56 29.3018 Ayu Yunita Simanjuntak 47.1 154 1.54 2.37 19.8619 Sarah Diastari 55 150 1.50 2.25 24.4420 Winda Sauci Br Panjaitan 50 149 1.49 2.22 22.5221 Winda Rizki Pebrina 80.9 153 1.53 2.34 34.5622 Ervinna Ayu 40.3 154 1.54 2.37 16.9923 Inggrid Aulia 39 154 1.54 2.37 16.44