hubungan kompetensi tutor dalam menggunakan media belajar …

12
119 HUBUNGAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR DENGAN MUTU PEMBELAJARAN PADA PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI Asep Saepudin PLS – Universitas Pendidikan Indonesia - Bandung ([email protected]) Abstrak: Tutor PAUD merupakan bagian yang strategis dan kunci dari keberhasilan peningkatan mutu pembelajaran, sebab tutor PAUD sebagai tenaga pendidik merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan peserta didik. Di antara kompetensi tutor yang berdampak terhadap peningkatan mutu pembelajaran adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan tutor dalam penggunaan media belajar. Permasalahan utama penelitian adalah mengetahui hubungan antara kompetensi tutor pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan mutu pembelajaran peserta didik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan model analisis deskriptif korelasional. Responden adalah tutor PAUD sejumlah 30 orang. Hasil penelitian terungkap bahwa kompetensi tutor berupa penguasaan kompetensi pengunaan media pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap peningkatan mutu pembelajaran pada program pendidikan anak usia dini. Kata Kunci: Kompetensi Tutor, Mutu Pembelajaran, Pendidikan Anak Usia Dini. THE CORRELATION BETWEEN TUTOR COMPETENCE IN USING LEARNING MEDIA AND QUALITY OF LEARNING IN EARLY CHILHOOD EDUCATION PROGRAM Abstract: Tutor of early childhood education is a strategic part of the success and the key to improving the quality of learning, because the tutor as an early childhood educator is spearheading that relate directly to the learner. Among the tutor competencies that influence the quality of learning are knowledge, attitudes and skills of tutors in the use of learning media. The main problem of the study was to determine the relationship between tutor competence in aspects of knowledge, attitudes, and skills of the use of instructional media and the improvement of the quality of student learning. The approach used in this study was a quantitative approach with a descriptive correlational analysis model. Respondents of this research were 30 tutors of early childhood education. The results revealed that the tutor competency, the mastery of instructional media use, had significant effect on the improvement of the quality of learning in early childhood education program. Key words: Tutor Competence, Quality Learning, Early Childhood Education.

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR …

11912341234123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234

HUBUNGAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENGGUNAKANMEDIA BELAJAR DENGAN MUTU PEMBELAJARANPADA PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Asep SaepudinPLS – Universitas Pendidikan Indonesia - Bandung

([email protected])

Abstrak:Tutor PAUD merupakan bagian yang strategis dan kunci dari keberhasilan peningkatan mutupembelajaran, sebab tutor PAUD sebagai tenaga pendidik merupakan ujung tombak yangberhubungan langsung dengan peserta didik. Di antara kompetensi tutor yang berdampakterhadap peningkatan mutu pembelajaran adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan tutordalam penggunaan media belajar. Permasalahan utama penelitian adalah mengetahuihubungan antara kompetensi tutor pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilanpenggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan mutu pembelajaran peserta didik.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif denganmodel analisis deskriptif korelasional. Responden adalah tutor PAUD sejumlah 30 orang.Hasil penelitian terungkap bahwa kompetensi tutor berupa penguasaan kompetensi pengunaanmedia pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap peningkatan mutu pembelajaran padaprogram pendidikan anak usia dini.

Kata Kunci: Kompetensi Tutor, Mutu Pembelajaran, Pendidikan Anak Usia Dini.

THE CORRELATION BETWEEN TUTOR COMPETENCE IN USINGLEARNING MEDIA AND QUALITY OF LEARNING

IN EARLY CHILHOOD EDUCATION PROGRAM

Abstract:Tutor of early childhood education is a strategic part of the success and the key to improvingthe quality of learning, because the tutor as an early childhood educator is spearheading thatrelate directly to the learner. Among the tutor competencies that influence the quality oflearning are knowledge, attitudes and skills of tutors in the use of learning media. The mainproblem of the study was to determine the relationship between tutor competence in aspectsof knowledge, attitudes, and skills of the use of instructional media and the improvement ofthe quality of student learning. The approach used in this study was a quantitative approachwith a descriptive correlational analysis model. Respondents of this research were 30 tutorsof early childhood education. The results revealed that the tutor competency, the mastery ofinstructional media use, had significant effect on the improvement of the quality of learningin early childhood education program.

Key words: Tutor Competence, Quality Learning, Early Childhood Education.

Page 2: HUBUNGAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR …

120

Jurnal Teknodik Vol. XVI Nomor 2, Juni2012

123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang

Salah satu bentuk layanan pendidikannonformal pada tingkat yang paling awaladalah pendidikan anak usia dini. Programpendidikan anak usia dini ini diperuntukanbagi warga masyarakat yang berada padarentang usia antara 0-6 tahun.Keberhasilan penyelenggaraan pendidikananak usia dini dalam rangka mewujudkanpendidikan nasional yang bermutu akanterwujud apabila komponen yang terlibatdi dalamnya memiliki kualitas sesuaidengan Standar Nasional Pendidikan(SNP) yang tercantum pada PeraturanPemerintah Nomor 19 tahun 2005. Salahsatu komponen utama dalampenyelenggaraan pendidikan anak usiadini tersebut adalah tenaga pendidik.Dalam konteks pendidikan nonformaltenaga pendidik ini disebut tutorpendidikan ank usia dini.

Tenaga pendidik dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional(USPN) No 20 tahun 2003 pasal 9 ayat 2disebutkan bahwa; tenaga profesionalyang bertugas merencanakan danmelaksanakan proses pembelajaran,menilai hasil pembelajaran, melakukanpembimbingan dan pelatihan, sertamelakukan penelitian dan pengabdiankepada masyarakat. Berdasarkan undang-undang tersebut dalam melaksanakantugas profesionalnya, seorang tenagapendidik harus memiliki pengetahuan danketerampilan di bidangnya. Hal inidiperkuat dengan pernyataan pada pasalberikutnya, yaitu pasal 42 ayat 1 yangmenyatakan bahwa: “Pendidik harusmemiliki kualifikasi minimum dansertifikasi sesuai dengan jenjangkewenangan mengajar, sehat jasmani danrohani serta memiliki kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional”.Undang-undang Sisdiknas tersebut, dapatkita lihat betapa pentingnya kompetensiseorang tenaga pendidik dalam upayapeningkatan pendidikan nasional yangberkualitas melalui pemberianpengetahuan, keterampilan dan sikapserta pembinaan terhadap peserta didik.

Sekaitan dengan hal tersebut di atas,mutu pendidikan anak usia dini akanmeningkat antara lain jika seorangpendidik memiliki kompetensi yangmenunjang tugas dan peranannyasebagai pendidik. Kompetensi tenagapendidik dalam hal ini tutor padapendidikan anak usia dini berdasarkanStandar Nasional Pendidikan meliputi;kompetensi pedagogik/andragogik,kompetensi kepribadian, kompetensiprofesional, dan kempetensi sosial.Melihat kenyataan di atas, jelaspeningkatan kompetensi tutor sangatperlu dilakukan. Tugas seorang tutortidak hanya bertugas mentransfer ilmukepada peserta didik, tetapi harusmemiliki nilai lebih dalam menanamkanilmu pengetahuan, keterampilan danakhlak/moral kepada peserta didik dalambentuk kepribadian yang baik dan sesuaidengan standar kompetensi lulusannya.Salah satu kompetensi yang harusdikuasai oleh tutor pendidik anak usia diniadalah pengetahuan, sikap danketerampilan penggunaan mediapembelajaran dalam meningkatkan mutupembelajaran. Media belajar dalamproses pembalajaran, khususnya padaprogram pendidikan anak usia dinimemegang peranan penting. Dalamkonsep AECT (Anwas: 2011:192) mediadimaknai sebagai wahana yang bisamerangsang dan digunakan sebagaiproses pembelajaran gunameningkatkan kemampuan ataukompetensi.

Berdasarkan alur pemikiran di atas,dipandang perlu melakukan penelitianapakah ada hubungan antara kompetensitutor pendidikan anak usia dini berkenaandengan aspek pengetahuan, sikap danketerampilan dalam menggunakan mediabelajar dengan mutu prosespembelajaran.

Rumusan masalah penelitian adalah:apakah terdapat hubungan kompetensitutor pendidikan anak usia dini padaaspek pengetahuan, sikap danketerampilan dalam menggunakan mediabelajar dengan mutu pembelajaran padaprogram pendidikan anak usia dini?.

Page 3: HUBUNGAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR …

12112341234123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234

I Ketut Darma, Efektivitas Media Pembelajaran Matematika Berbasis Software Maple

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuanPenelitian adalah untuk mengetahuitentang hubungan kompetensi tutor baikaspek pengetahuan, sikap danketerampilan dalam menggunakan mediabelajar dengan mutu pembelajaran padaprogram pendidikan anak usia dini.Secara spesifik tujuan penelitian ini dirinciuntuk mengetahui: (a) hubunganpengetahuan kompetensi tutor PAUDdalam menggunakan media belajardengan mutu pembelajaran, (b)hubungan sikap kompetensi tutor PAUDdalam menggunakan media belajrdengan mutu pembelajaran, (c)hubungan keterampilan kompetensi tutorPAUD dalam menggunakan media belajardengan mutu pembelajaran, dan (d)hubungan pengetahuan, sikap, danketerampilan kompetensi tutor PAUDdalam menggunakan media belajardengan mutu pembelajaran.

B. KAJIAN LITERATUR1. Konsep Kompetensi

Kompetensi merupakan gambaranhakikat kualitatif dari perilaku seseorang.Menurut Lefrancois (1995: 5),kompetensi merupakan kapasitas untukmelakukan sesuatu, yang dihasilkan dariproses belajar. Selama proses belajarstimulus akan bergabung dengan isimemori dan menyebabkan terjadinyaperubahan kapasitas untuk melakukansesuatu. Apabila individu suksesmempelajari cara melakukan satupekerjaaan yang kompleks darisebelumnya, maka pada diri individutersebut pasti sudah terjadi perubahankompetensi. Perubahan kompetensi tidakakan tampak apabila selanjutnya tidakada kepentingan atau kesempatan untukmelakukannya. Dengan demikian bisadiartikan bahwa kompetensi adalahberlangsung lama yang menyebabkanindividu mampu melakukan kinerjatertentu.

Kompetensi diartikan oleh Cowell(1988: 95-99) sebagai suatuketerampilan atau kemahiran yang

bersifat aktif. Kompetensi dikategorikanmulai dari tingkat sederhana atau dasarhingga lebih sulit atau kompleks yangpada gilirannya akan berhubungandengan proses penyusunan bahan ataupengalaman belajar, yang lazimnya terdiridari: (1) penguasan minimal kompetensidasar, (2) praktik kompetensi dasar, dan(3) penambahan penyempurnaan ataupengembangan terhadap kompetensiatau keterampilan. Ketiga proses tersebutdapat terus berlanjut selama masih adakesempatan untuk melakukanpenyempurnaan atau pengembangankompetensinya.

Syah (2000:229) mengemukakanpengertian dasar kompetensi adalahkemampuan atau kecakapan. Usman(1994:1) mengemukakan kompentensiberarti suatu hal yang menggambarkankualifikasi atau kemampuan seseorang,baik yang kualitatif maupun yangkuantitatif. McAhsan (Mulyasa 2003:38)mengemukakan bahwa kompetensidiartikan sebagai pengetahuan,keterampilan, dan kemampuan yangdikuasai oleh seseorang yang telahmenjadi bagian dari dirinya, sehingga iadapat melakukan perilaku-perilakukognitif, afektif, dan psikomotorik dengansebaik-baiknya. Majid (2005:6)menjelaskan kompetensi yang dimilikioleh setiap tutor akan menunjukkankualitas tutor dalam mengajar.Kompetensi tersebut akan terwujuddalam bentuk penguasaan pengetahuandan profesional dalam menjalankanfungsinya sebagai tutor.

Berdasarkan uraian di atas, makadapat disimpulkan bahwa kompetensimerupakan satu kesatuan yang utuhyang menggambarkan potensi,pengetahuan, keterampilan, dan sikapyang dinilai, yang terkait dengan profesitertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dandiujudkan dalam bentuk tindakan ataukinerja untuk menjalankan profesitertentu.

Kompetensi selalu diukur denganstandar tertentu, sehingga memberikan

Page 4: HUBUNGAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR …

122

Jurnal Teknodik Vol. XVI Nomor 2, Juni2012

123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234

patokan ukuran yang dapat diuji danditafsirkan. Dalam konsep pendidikankompetensi dapat pula diukurberdasarkan ranah kompetensi yaknipengetahuan (kognitif), sikap (afektif),dan psikomotor (keterampilan) BenyaminS. Bloom (Siregar & Nara, 2010:80)menjelaskan dalam teori taksonomibelajar sebagai berikut :a. Ranah Kognitif (pengetahuan/

pemahaman)Kognitif adalah perilaku yang

merupakan proses berpikir atauperilaku yang termasuk hasil kerjaotak. Tujuan kognitif berorientasikepada kemampuan intelektual.kawasan kognitif adalahsubtaksonomi yang mengungkapkantentang kegiatan mental yang seringberawal dari tingkat pengetahuansampai ke tingkat yang paling tinggiyaitu evaluasi. Beberapa kemampuankognitif menurut Bloom(Aunurrahman 2010:49) terdiri darienam jenis peri laku, yaitu; 1)Pengetahuan; 2) Pemahaman; 3)Penerapan; 4) Analisis; 5) Sintesis;6) Evaluasi.

Seorang yang mempunyaikemampuan kognitif yang baik,menguasai bidangnya dengan baikpula. Keputusan-keputusannyamenunjukan warna kemahiranseorang yang professional dalambidangnya yang didasarkan padasikap dan keterampilanprofesionlanya.

b. Ranah Afektif (sikap)Afektif adalah perilaku yang

dimunculkan seseorang sebagaipertanda kecenderungannya untukmembuat pilihan atau keputusanuntuk beraksi di dalam lingkungantertentu. Kawasan afektif merupakantujuan yang berhubungan denganperasaan, emosi, sistem nilai, dansikap hati (attitude) yang menunjukanpenerimaan atau penolakan terhadapsesuatu. Tujuan afektif terdiri dariyang paling sederhana, yaitumemperhatikan suatu fenomena

sampai kepada yang kompleks yangmerupakan faktor intern seseorang,seperti kepribadian dan hati nurani.Ranah afektif menurut Krathwohl &Bloom, (Dimyati & Mujiono, 2006:27)terdiri dari lima perilaku, yaitu:1) Penerimaan; 2 Partisipasi;3) Penilaian; 4) Organisasi; 5)Pembentukan pola hidup.

Bersikap adalah merupakanwujud keberanian untuk memilihsecara sadar. Setelah itu adakemungkinan ditindaklanjuti denganmempertahankan pilihan lewatargumentasi yangbertanggungjawab, kukuh danbernalar.

c. Psikomotor (keterampilan).Psikomotor adalah perilaku yang

dimunculkan oleh hasil kerja fungsitubuh seseorang. Ranah ini berbentukgerakan tubuh. Kawasan psikomotoradalah kawasan yang berorientasipada keterampilan motorik yangberhubungan dengan anggota tubuh,atau tindakan (action) yngmemerlukan koordinasi antara syarafdan otot. Kawasan psikomotor adalahkawasan yang berhubungan denganseluk beluk yang terjadi karenaadanya koordinasi otot-otot olehfikiran sehingga diperoleh tingkatketerampilan tertentu.

Menurut Simpson (Aunurrahman,2010:52) ranah psikomotor terdiridari tujuh perilaku, yaitu: 1) Persepsi;2) Kasiapan; 3) Gerakan terbimbing;4) Gerakan terbiasa; 5) Gerakankompleks; 6) Penyesuaian polagerakan; 7) Kreativitas.

Kaitannya dengan tutor,kompetensi menurut Sahertian(Saepudin, 2011:3) , ada tiga definisiyang dapat dikemukakan. Pertama,Kompetensi tutor adalahkemampuannya untuk mewujudkantujuan-tujuan pendidikan yang telahdirancangkan. Kedua, Kompetensitutor adalah ciri hakiki darikepribadiannya yang menuntunnyakearah pencapaian tujuan

Page 5: HUBUNGAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR …

12312341234123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234

pendidikannya yang telah ditentukan.Ketiga, kompetensi tutor adalahperilaku yang dipersyaratkan untukmencapai tujuan pendidikan. Jadikompetensi tutor adalah kecakapan,kemampuan, dan keterampilan yangdimiliki oleh seseorang yang bertugasmendidik peserta didik agarmempunyai kepribadian yang luhurdan mulia serta memilikipengetahuan, keterampilan, dansikap yang beguna perkembangankehidupannya.

2. Kompetensi Tutor dalamPenggunaan Media Belajar

Media berasal dari bahasa latinmerupakan bentuk jamak dari “Medium”yang secara harfiah berarti “Perantara”atau “Pengantar” yaitu perantara ataupengantar sumber pesan denganpenerima pesan. Bagi tutor pendidikananak usia dini keberadaan media sangatutma, sebab sejalan denganperkembangan ilmu pengetahuan danteknologi (IPTEK), khususnya dalambidang pendidikan, saat ini penggunaanalat bantu atau media pembelajaranmenjadi semakin luas dan interaktif,seperti adanya komputer dan internet

Menurut Sudrajat (2011:2) mediabelajar memiliki banyak fungsi bagipeningkatan kompetensi pendidik/tutor,diantaranya: pertama, mediapembelajaran dapat mengatasiketerbatasan pengalaman yang dimilikioleh anak usia dini. Pengalaman tiap anakusia dini berbeda-beda, tergantung darifaktor-faktor yang menentukan kekayaanpengalaman anak, seperti ketersediaanbuku, kesempatan melancong, dansebagainya. Media pembelajaran dapatmengatasi perbedaan tersebut. Jika siswaanak usia dini tidak mungkin dibawa keobyek langsung yang dipelajari, makaobyeknyalah yang dibawa ke posisi anakusia dini. Obyek dimaksud bisa dalambentuk nyata, miniatur, model, maupunbentuk gambar – gambar yang dapatdisajikan secara audio visual dan audial.

Kedua, media pembelajaran dapatmelampaui batasan ruang kelas. Banyakhal yang tidak mungkin dialami secaralangsung di dalam kelas oleh siswa anakusia dini tentang suatu obyek, yangdisebabkan, karena : (a) obyek terlalubesar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyekyang bergerak terlalu lambat; (d) obyekyang bergerak terlalu cepat; (e) obyekyang terlalu kompleks; (f) obyek yangbunyinya terlalu halus; (f ) obyekmengandung berbahaya dan resikotinggi. Melalui penggunaan media yangtepat, maka semua obyek itu dapatdisajikan kepada peserta didik. Ketiga,media pembelajaran memungkinkanadanya interaksi langsung antara siswapendidikan anak usia dini denganlingkungannya.

3. Konsep Mutu PembelajaranMutu berkaitan dengan sesuatu yang

dihasilkan atau produk. Menurut Juran(Hadis & Nurhayati, 2010:84), mutuproduk ialah suatu kecocokanpenggunaan praduk (fitness for use)untuk memenuhi kebutuhan dankepuasan pelanggan. Kecocokanpengguna produk tersebut didasarkanatas lima ciri utama, yaitu 1) teknologi,yaitu kekuatan; 2) psikologis, yaitu citarasa atau status; 3) waktu, yaitukehandalan; 4) kontraktual, yaitu adajaminan; 5) etika, yaitu sopan santun.

Kecocokan penggunaan produktersebut memiliki dua aspek utama, yaituciri produknya memenuhi tuntutancustomer dan tidak memiliki kelemahan.Adapun ciri-ciri produk yang memenuhituntutan pelanggan yaitu produk tersebutbermutu tinggi dan memiliki ciri khususyang berbeda dari produk pesaing sertadapat memenuhi harapan sehingga dapatmemuaskan pelanggan. Dengan mutuyang lebih tinggi memungkinkanlembaga/perusahaan meningkatkankepuasan pelanggan.

Tampubolon (1992:110)mengemukakan dalam pemahamanumum, mutu dapat berarti mempunyaisifat yang terbaik dan tidak ada lagi yang

Page 6: HUBUNGAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR …

124

Jurnal Teknodik Vol. XVI Nomor 2, Juni2012

123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234

melebihinya. Mutu tersebut disebutabsolute, dan di lain pihak mutu dapatberarti kemampuan dalam memenuhikebutuhan pelanggan yang disebut muturelative.” Mutu absolute jugamengandung arti: 1) sifat terbaik itu tetapatau tahan lama, 2) tidak semua orangdapat memiliki, dan 3) eksklusif. Muturelative selalu berubah sesuai denganperubahan pelanggan, dan sifat produkselalu berubah sesuai dengan keinginanmasyarakat.

Depdiknas (2001:4) mengemukakanparadigma mutu dalam kontekspendidikan, mencakup input, proses, danoutput pendidikan. Banyak masalah mutudihadapi dalam dunia pendidikan, sepertimutu lulusan, mutu pembelajaran, sertamutu profesionalisme dan kinerjapendidik (guru dan tutor). Mutu-mututersebut terkait dengan manajerialstakeholder pendidikan, media, sumberbelajar alat dan bahan latihan, iklimbelajar, lingkungan pendidikan, sertadukungan dari pihak-pihak terkait denganpendidikan. Semua kelemahan mutu darikomponen-komponen pendidikantersebut berujung pada rendahnya mutululusan.

Mutu pembelajaran dapat dikatakansebagai gambaran mengenai baik-buruknya hasil yang dicapai oleh pesertadidik dalam proses pembelajaran yangdilaksanakan. Pembelajaran dianggapbermutu bila berhasil mengubah sikap,perilaku dan keterampilan peserta didikdikaitkan dengan tujuan pendidikannya.Mutu pembelajaran selanjutnyatergantung pada mutu komponen yangmembentuk sistem, serta prosespembelajaran yang berlangsung hinggamembuahkan hasil.

4. Konsep Pendidikan Anak Usia DiniAnak bukanlah orang dewasa dalam

ukuran kecil. Oleh karena itu, anak harusdiperlakukan sesuai dengan tahap-tahapperkembangannya. Namun ternyatadalam praktik pendidikan sehari-hari,tidak selalu demikian yang terjadi. Sudahbanyak contoh yang menunjukkan

betapa para orang tua dan masyarakatpada umummnya memperlakukan anaktidak sesuai dengan tingkatperkembangannya. Di dalam keluargaorang tua sering memaksakankeinginannya sesuai kehendaknya sendiri.Di sekolah tidak sedikit pula tutor yangmemberikan tekanan (preasure) tidaksesuai dengan tahap perkembangan anakPadahal, setiap anak memiliki metodeberbeda dalam hal menyajian pendidikan.Khusus bagi anak pra sekolah atau usiadini ada dua hal yang perlu diperhatikanpada pendidikannya, yakni materipendidikan, dan metode pendidikan yangdipakai.

Pendidikan anak Anak usia Dini,mencakup berbagai program yangmelayani anak dari lahir sampai dengandelapan tahun yang dirancang untukmeningkatkan perkembangan intelektual,sosial, emosi, bahasa dan fisik anak”(Bredecamp,1997). Sedangkan dalamUndang-Undang Sistem PendidikanNasional (2003) pada pasal 1 ayat 14menyatakan bahwa “Pendidkan AnakUsia Dini adalah suatu upaya pembinaanyang ditujukan kepada anak sejak lahirsampai dengan usia enam tahun yangdilakukan melalui pemberian rangsanganpendidikan untuk membantupertumbuhan dan perkembanganjasmani dan rohani agar anak memilikikesiapan dalam memasuki pendidikanlebih lanjut.

Adapun tujuan PAUD secara umumadalah membantu anak untuk terusbelajar sepanjang hayat guna menguasaiketerampilan hidup. Tujuan tersebutseiring dengan UU Sisdiknas yangberbunyi pendidikan anak usia dini(PAUD) adalah suatu upaya pembinaanyang ditujukan kepada anak sejak lahirsampai dengan enam tahun yangdilakukan melalui pemberian rangsanganpendidikan untuk membantupertumbuhan dan perkembanganjasmani dan rohani agar anak memilikikesiapan dalam memasuki pendidikanlebih lanjut.

Page 7: HUBUNGAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR …

12512341234123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234

C. METODOLOGI PENELITIANTujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui: (a) hubungan pengetahuankompetensi tutor PAUD dengan mutupembelajaran, (b) hubungan sikapkompetensi tutor PAUD dengan mutupembelajaran, (c) hubungan keterampilankompetensi tutor PAUD dengan mutupembelajaran, dan (d) hubunganpengetahuan kompetensi tutor PAUD, sikapkompetensi tutor PAUD, keterampilankompetensi tutor PAUD dengan mutupembelajaran.

Pendekatan yang digunakan dalampenelitian ini adalah pendekatan kualitatifdan kuantitatif. Melalui pendekatan inipenelitian bertumpu pada latar belakangmasalah dan hipotesis yang diajukan sertaingin mengetahui adanya hubungan antarvariabel dan ingin mengetahui kesesuaianantara teori dengan dunia empirik. Populasidalam penelitian ini adalah seluruh tutorPendidikan Anak Usia Dini yang berada diwilayah Jatinangor 150 orang. Sampel yangdiambi l sebanyak 20% denganmenggunakan teknik random sampling,sehingga jumlah sampel penel i t iansebanyak 30 orang. Tempat penelitianadalah di wilayah Jatinangor KabupatenSumedang. Pengumpulan data dilakukanpada bulan Februari sampai dengan April2010. Data yang dikumpulkan denganmenggunakan kuesioner dan studidokumentasi. Selain itu, untuk mendukungdan memperkaya penjelasan hasil ujistatistik dilakukan pengumpulan datamelalui pengamatan dan wawancaramendalam dengan responden dan pihak-pihak terkait dengan penelitian.

Pengujian instrumen mel iputi uj ivaliditas dan reabilitas. Teknik analisis yangdigunakan meliputi analisis deskriptif daninferensial. Analisis deskriptif meliputi,mean, standard error of mean, median,standard deviasi, varians, skeweness,kurtosis, range, kuartil, dan percentils.Analisis inferensial meliputi analisis korelasidan regresi.

D. HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Interpretasi hasil penelitian mengacupada hasil pengujian tiga hipotesis penelitian,yaitu; (a) hubungan pengetahuankompetensi tutor dalam menggunakanmedia belajar dengan mutu pembelajaran,(b) hubungan sikap kompetensi tutor dalammenggunakan media belajar dengan mutupembelajaran, (c) hubungan keterampilankompetensi tutor dalam menggunakanmedia belajar dengan mutu pembelajaran,dan (d) hubungan pengetahuan kompetensitutor, sikap kompetensi tutor, keterampilankompetensi tutor dalam menggunakanmedia belajar dengan mutu pembelajaran.

1. Interpretasi HubunganPengetahuan Kompetensi Tutordalam menggunakan mediabelajar dengan MutuPembelajaran

Persamaan regresi yang diperoleh=Y 77,832 + 2,794X1, jelas bahwa

setiap kenaikan skor pengetahuankompetensi tutor dalam menggunakanmedia belajar diikuti oleh naiknya skormutu pembelajaran atau makin tinggipengetahuan kompetensi tutor dalammenggunakan media belajar, makin tinggimutu pembelajaran. Ditinjau dari nilaikoefisien determinasi (r2) = 0,78, dapatdipahami bahwa sebesar 78% variasimutu pembelajaran dapat dijelaskan olehpengetahuan kompetensi tutor PAUDdalam menggunakan media belajar.Sedangkan sebesar 22% dijelaskan olehfaktor lain. Hal ini menguatkanargumentasi bahwa mutu pembelajaranditentukan oleh banyak faktor di antaradari faktor tersebut adalah pengetahuankompetensi tutor dalam menggunakanmedia belajar. Pengetahuan kompetensitutor dalam menggunakan media belajaryang dicapai secara nyata atau sebesar78% dapat meningkatkan mutupembelajaran responden. Berdasarkandata diatas menunjukkan aspekpengetahuan kompetensi tutor dalammenggunakan media belajar memilikihubungan yang relatif kuat yaitu sebesar

Page 8: HUBUNGAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR …

126

Jurnal Teknodik Vol. XVI Nomor 2, Juni2012

123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234

78% dengan mutu pembelajaran,sehingga secara statistik telah diperolehbahwa hubungan itu signifikan.

Pengetahuan tutor pendidikan anakusia dini tentang media belajar mutlakdiperlukan sebab anak usia dini adalahpeserta didik yang rentang usianya antara1-6 tahun. Usia tersebut adalah masabermain, sehingga tingkat nalar danberpikir abstraknya relative rendah.Dalam pemikiran Saepudin (2011:2)salah satu langkah yang signifikan danstrategis, untuk dapat memberikanpembekalan yang optimal pada anak,adalah didahului dengan memahamikarakteristik dan tujuan pendidikan danpembelajaran yang akan diterapkan padaanak usia dini termasuk dalampengembangan media pembelajaransebagai alat bantu. Data nilai koefisiendeterminasi (r2) tutor PAUD tentangpengetahuan media belajar yangmencapai angka 0,78 menujukan bahwaresponden penelitian ini adalah tutoryang memiliki kompetensi baik padaaspek pengetahuan totur PAUD akanpemahamannya terhadap media belajardalam program pendidikan anak usia dinisebagai sarana peningkatan mutupembelajaran.

2. Interpretasi Hubungan SikapKompetensi Tutor dalammenggunakan media belajardengan Mutu Pembelajaran

Persamaan regresi yang diperoleh11,422 + 0,945X2 maka setiap kenaikanskor sikap kompetensi tutor dalammenggunakan media belajar diikuti olehnaiknya skor mutu pembelajaran ataumakin tinggi sikap kompetensi tutordalam menggunakan media belajar,makin tinggi mutu pembelajaran. Ditinjaudari nilai koefisien determinasi (r2) = 0,97dapat dipahami bahwa sebesar 96%variasi mutu pembelajaran dapatdijelaskan oleh sikap kompetensi tutordalam menggunakan media belajar,Sedangkan sebesar 3% dijelaskan olehfaktor lain. Hal ini dapat menjadi dasarargumentasi bahwa mutu pembelajaran

ditentukan oleh banyak faktor di antaradari faktor tersebut adalah sikapkompetensi tutor dalam menggunakanmedia belajar. Sikap kompetensi tutordalam menggunakan media belajarsecara nyata atau sebesar 97% dapatmeningkatkan mutu pembelajaranresponden. Berdasarkan data di atasmenunjukkan aspek sikap tutor dalammenggunakan media belajar dalammenggunakan media belajar memilikihubungan yang relatif sangat kuat yaitusebesar 97% dengan mutupembelajaran, sehingga secara statistiktelah diperoleh bahwa hubungan itusangat signifikan sehingga tidak dapatdiabaikan.

Berdasarkan data hasil penelitiantersebut diatas, sikap tutor dalammenggunakan media belajar sangattinggi kontribusinya. Hal tersebut cukupberalasan sebab sikap merupakan wujudkeberanian untuk memilih secara sadardan pilihan lewat argumentasi yangbertanggungjawab, kukuh dan bernalar.Oleh karena itu Tutor yang memiliki sikapbaik dalam menggunakan media belajarakan konsisten mengusahakankeberadaan media belajar dan akandigunakan secara berkelanjutan, karenadalam anggapan tutor tersebut secararasional media belajar dianggap pentingsebagai alat bantu proses belajarmengajar dalam rangka meningkatkanmutu pembelajaran. Pembentukan sikaptutor yang konsisten dalammenggunakan media belajar tersebuttentu terbentuk lewat proses yang cukupkondusif. Menurut Krathwohl & Bloom,(Dimyati & Mujiono, 2006:27) terdiri darilima perilaku pembetukan sikap, yaitu:1) Penerimaan; 2 Partisipasi; 3) Penilaian;4) Organisasi; 5) Pembentukan polahidup. Sehubungan pendapat tersebut,tutor PAUD yang menjadi respondenpenelitian ini adalah tutor yang secarasadar memahami konsep dan urgensimedia belajar sehingga terbentuk sikappositif dan konsisten untuk menggunakanmedia belajar dalam proes pendidikananak usia dini.

Page 9: HUBUNGAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR …

12712341234123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234

3. Interpretasi HubunganKeterampilan Kompetensi Tutordalam menggunakan mediabelajar dengan MutuPembelajaran

Persamaan regresi yang diperoleh47,008 + 0,678X3 maka setiap kenaikanskor keterampilan kompetensi tutordalam menggunakan media belajar diikutioleh naiknya skor mutu pembelajaranatau makin tinggi keterampilankompetensi tutor dalam menggunakanmedia belajar, makin tinggi mutupembelajaran. Ditinjau dari nilai koefisiendeterminasi (r2) = 0,56 dapat dipahamibahwa sebesar 56% variasi mutupembelajaran dapat dijelaskan olehketerampilan kompetensi tutor dalammenggunakan media belajar, Sedangkansebesar 44% dijelaskan oleh faktor lain.Hal ini dapat menjadi dasar argumentasibahwa mutu pembelajaran ditentukanoleh banyak faktor di antara dari faktortersebut adalah keterampilan kompetensitutor dalam menggunakan media belajar.Keterampilan kompetensi tutor secaranyata atau sebesar 56% dapatmeningkatkan mutu pembelajaranresponden. Berdasarkan data di ataswalaupun aspek keterampilankompetensi tutor dalam mengguankanmedia belajar memiliki hubungan yangrelatif sedang yaitu sebesar 56% denganmutu pembelajaran, namun secarastatistik telah diperoleh bahwa hubunganitu signifikan sehingga tidak dapatdiabaikan.

Kawasan psikomotor adalah kawasanyang berorientasi pada keterampilanmotorik yang berhubungan dengantindakan (action). Kawasan psikomotoradalah kawasan yang berhubungandengan seluk beluk yang terjadi karenaadanya koordinasi otot-otot oleh fikiransehingga diperoleh tingkat keterampilantertentu. Keterampilan tertentu dimaksudadalah kemampuan nyata dalammenggunakan media belajar. Kompetensipsikomotor (keterampilan) menggunakanmedia bagi tutor PAUD adalah aspekpenting, sebab sasaran belajar adalah

anak usia dini yang lebih peka terhadapaspek nyata (riil) dan mudah ditiru.Berdasarkan data nilai koefisiendeterminasi, responden penelitian inimemiliki kemampuan yang signifikandalam menggunakan media belajarsecara nyata bagi anak usia dini sebagaisasaran pendidikan dalam meningkatkanmutu hasil belajar.

4. Interpretasi HubunganPengetahuan Kompetensi Tutor,Sikap Kompetensi Tutor, danKeterampilan Kompetensi Tutordalam menggunakan mediabelajar dengan Mutupembelajaran

Persamaan regresi yang diperoleh45,06 + 1,713X1 + 0,303X2 + 0,123X3,jelas bahwa setiap kenaikan skorpengetahuan kompetensi tutor, sikapkompetensi tutor dan keterampilankompetensi tutor dalam menggunakanmedia belajar, diikuti oleh naiknya skormutu pembelajaran atau makin tinggipengetahuan kompetensi tutor, sikapkompetensi tutor dan keterampilankompetensi tutor dalam menggunakanmedia belajar, maka makin tinggi mutupembelajaran.

Mengacu pada ukuran nilai koefisienkorelasi (Sugiyono, 2008:257), dimanakoefisien korelasi positif memiliki nilai; (a)0,00 – 0,199 berkorelasi sangat rendah,(b) 0,20 – 0,399 berkorelasi rendah, (c)0,40 – 0,599 berkorelasi sedang, (d) 0,60– 0,799 berkorelasi kuat, dan (e) 0,80 –1,000 berkorelasi sangat kuat, makakorelasi pengetahuan kompetensi tutordalam menggunakan media belajardengan mutu pembelajaran ry1 = 0,88berkorelasi sangat kuat, sikap kompetensitutor dalam menggunakan media belajardengan mutu pembelajaran ry2 = 0,98berkorelasi sangat kuat, sedangkanketerampilan kompetensi tutor dalammenggunakan media belajar denganmutu pembelajaran ry3 = 74 berkorelasikuat. Gabungan pengetahuankompetensi tutor, sikap kompetensi tutordan keterampilan kompetensi tutor

Page 10: HUBUNGAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR …

128

Jurnal Teknodik Vol. XVI Nomor 2, Juni2012

123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234

dalam menggunakan media belajarmenunjukkan koefisien sebesar ry.123 =0,66 artinya prosentase variasi mutupembelajaran yang dapat dijelaskansecara bersama-sama oleh pengetahuan,sikap dan keterampilan tutor dalammenggunakan media belajar sebesar0,66. Koefisien determinasi korelasimultipel (r2) sebesar 0,66. Dengandemikian 66% variasi mutu pembelajarandapat ditentukan secara bersama-samaoleh pengetahuan kompetensi tutor, sikapkompetensi tutor dan keterampilankompetensi tutor dalam menggunakanmedia belajar, sedangkan 44% dijelaskanoleh faktor lain.

Data koefisien determinasi korelasimultiple menunjukan bahwa ketigavariable (Pengetahuan, sikap, danketeramilan) menggunakan media belajarsecara bersama-sama berkorelasi denganmutu pembelajaran. Melalui penelitianini dapat dipastikan mutu pembelajaranberhubungan erat dengan mutu ataukompetensi guru dan l ingkunganpendukung pembelajaran yakni mediabelajar. Depdiknas (2001:4)mengemukakan paradigma rendahnyamutu pendidikan seperti mutupembelajaran, mutu profesionalisme dankinerja pendidik (guru dan tutor)berujung pada rendahnya mutu lulusan.

Mutu pembelajaran dapat dikatakansebagai gambaran mengenai baik-buruknya hasil yang dicapai oleh pesertadidik dalam proses pembelajaran yangdilaksanakan. Pembelajaran dianggapbermutu bila berhasil mengubah sikap,perilaku dan keterampilan peserta didikdikaitkan dengan tujuan pendidikannya.Mutu pembelajaran selanjutnyatergantung pada mutu komponen yangmembentuk sistem, serta prosespembelajaran yang diselenggarakan olehpendidik. Oleh karena itu guru (tutor)yang kurang kompeten dan professionalbaik pengetahuan, sikap danketerampilannya merupakan salah satupenyebab rendahnya mutupembelajaran.

Mutu pembelajaran meliputi mutuproses pembelajaran dan mutu hasil

proses pembelajaran. Menurut para ahlimutu proses pembelajaran dapatdiartikan sebagai mutu dari aktivitasmengajar yang dilakukan oleh pendidik(guru, tutor, pamong belajar, instruktur)dan mutu aktivitas belajar yang dilakukanoleh peserta didik di kelas, dilaboratorium, di bengkel kerja, dan dikancah belajar lainnya. Sedangkan mutuhasil proses pembelajaran ialah mutu dariaktivitas mengajar yang dilakukan olehpendidik dan mutu aktivitas belajar yangdilakukan oleh peserta didik di kelas, dilaboratorium, di bengkel kerja, dankancah belajar lainnya yang terwujuddalam bentuk hasil belajar nyata yangdicapai oleh peserta didik (Hadis Abduldan Nurhayati, 2010 : 97).

Secara teoritis, mutu pembelajarantidak hanya ditentukan oleh tutor sebagaipendidik utama, tetapi juga ditentukanoleh aspek lain diantaranya media belajarsebagai media lingkungan terkecil dalamproses pembelajaran. Dalam teoriekologi yang dirumuskan psikologterkenal Bronfenbrenbner (1979),dijelaskan bahwa perkembangan anakdipengaruhi oleh sistem interaksi yangkompleks dengan berbagai tingkatanmedia belajar. Lingkungan anakdigambarkan sebagai rangkaian strukturyang meliputi interaksi yang salingberhubungan. Oleh karenanya anak tidakpernah terpisah dari media belajardengan lingkungan sekitarnya. Dalamteori ekologi perkembangan anak, anakmerupakan pusat dari lingkaran yangdikelilingi oleh berbaga lingkaran mediasistem interaksi yang terdiri atas sistemmikro, sistem messo, sistem exo, dansistem makro.

Sistem mikro adalah media lingkaranyang paling dekat dengan anak yangmeliputi kegiatan pola pembelajaran danpola interaksi langsung dari anak denganlingkungan terdekatnya seperti mengenalbenda dan alat sebagai mainan dalamkegiatan belajar. Sistem messo adalahsistem media belajar yang menyatakanhubungan anak dengan dunia sekitarnyaseperti keluarga dan linkungan alam.Sistem exo mengandung makna bahwa

Page 11: HUBUNGAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR …

12912341234123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234

perkembangan anak dipengaruhi olehsistem media sosial yang lebih luas,meskipun anak tidak terlibat secara aktifatau langsung dengan sistem sosialtersebut. Sementara itu sistem makroadalah sistem sosial yang lebih luas lagiyang di dalamnya adalah nilai-nilai budya,hukum dan peraturan perundangan, adatkebiasaan, kebijakan sosial dan lainsebagainya. Seluruh komponen darisistem media belajar ini jugaberpengaruh terhadap perkembangananak. Dari teori di atas Bronfebrennermengungkapkan pentingnya mediabelajar bagi perkembangan anak, karenaanak menghabiskan sebagian terbesarwaktunya dengan menggunakan saranamedia belajar. Dengan demikian, tutoryang kompeten dalam memilih danmenggunakan media belajar akanmemberikan kontribusi positif dalampeningkatan mutu proses dan mutu hasilbelajar.

E. SIMPULAN DAN SARAN1. Simpulan

a. Terdapat hubungan positif antarapengetahuan kompetensi tutor dalammenggunakan media belajar denganmutu pembelajaran. Pengetahuankompetensi tutor dalammenggunakan media belajarberkontribusi secara signifikandengan mutu pembelajaran. Adanyahubungan positif ini memberikanpengertian bahwa semakin tinggi skorpengetahuan kompetensi tutordalam menggunakan media belajarsemakin tinggi pula mutupembelajaran. Sebaliknya semakinrendah skor pengetahuan kompetensitutor dalam menggunakan mediabelajar maka semakin rendah pulamutu pembelajaran.

b. Terdapat hubungan positif antarasikap kompetensi tutor dalammenggunakan media belajar denganmutu pembelajaran. Sikapkompetensi tutor dalammenggunakan media belajarberkontribusi secara signifikandengan mutu pembelajaran. Adanya

hubungan positif ini memberikanpengertian bahwa semakin tinggi skorsikap kompetensi tutor dalammenggunakan media belajar semakintinggi pula mutu pembelajaran.Sebaliknya semakin rendah skor sikapkompetensi tutor dalammenggunakan media belajar, makasemakin rendah pula mutupembelajaran.

c. Terdapat hubungan positif antaraketerampilan kompetensi tutor dalammenggunakan media belajar denganmutu pembelajaran. Keterampilankompetensi tutor dalammenggunakan media belajarberkontribusi secara signifikandengan mutu pembelajaran. Adanyahubungan positif ini memberikanpengertian bahwa semakin tinggi skorketerampilan kompetensi tutor dalammenggunakan media belajar semakintinggi pula mutu pembelajaran.Sebaliknya semakin rendah skorketerampilan kompetensi tutor dalammenggunakan media belajar makasemakin rendah pula mutupembelajaran.

d. Terdapat hubungan positif antarapengetahuan kompetensi tutor, sikapkompetensi tutor, keterampilankompetensi tutor dalammenggunakan media belajar secarabersama-sama dengan mutupembelajaran. Hal ini berarti bahwasemakin tinggi pengetahuankompetensi tutor, sikap kompetensitutor, keterampilan kompetensi tutordalam menggunakan media belajar,maka semakin tinggi mutupembelajaran. Sebaliknya semakinrendah pengetahuan kompetensitutor, sikap kompetensi tutor,keterampilan kompetensi tutor dalammenggunakan media belajar, makasemakin rendah pula mutupembelajaran.

2. SaranSaran yang diajukan berdasarkan

hasil penelitian disampaikan kepada pihakpemerintah daerah dalam hal ini Dinas

Page 12: HUBUNGAN KOMPETENSI TUTOR DALAM MENGGUNAKAN MEDIA BELAJAR …

130

Jurnal Teknodik Vol. XVI Nomor 2, Juni2012

123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234123412341234

Pendidikan Kabupaten Sumedang JawaBarat, bahwa selayaknya dilakukanpembinaan rutin bagi tenaga tutorPendidikan Anak Usia Dini melaluikegiatan pelatihan kompetensipenguasan media belajar. Bagi pengelolalembaga Pendidikan Anak Usia Dini baikjenis Taman Kanak-Kanak (TK) maupunKelompok Bermain (Kober) selayaknyamengoptimalkan kemampuan tutordalam mengembangkan media belajardengan memanfaatkan potensi lokal.Melalui kegiatan tersebut sekolah telah

memberikan kesempatan kepada paratutor PAUD untuk meninkatkankompetensi dirinya.

Saran juga disampaikan kepada parapengurus HIMPAUDI (HimpunanPendidik Anak Usia Dini) pengurus IGTKI(Ikatan Guru Taman kanak-kanakIndonesia), pengurus IGRA (Ikatan GuruRadhiatul Atfal) wilayah Kab. Sumedanguntuk menyelenggarakan programpelatihan atau pembinaan kepada paraTutor/Guru PAUD secara rutin danberkesinambungan.

DAFTAR PUSTAKA

Anwas, Oos M. (2011). Strategi PemanfaatanMedia Pembelajaran dalam MeningkatkanKompetensi Penyuluh Pertanian. Jakarta:Jurnal Teknodik. Vol XV No. 2 Des 2011.

Aunurrahman, (2010). Upaya MeningkatkanMutu Pembelajaran Di Sekolah. Bandung:Alfabeta.

Bronfenbrenner, Urrie, 1997, The Ecology ofHuman Development Experiments By Natureand Design, London.

Bredechamp, S dan Cople, C. (1997).Decelopmentally Appropriate Practice. USA:National Assosiation for the Young Children

Cowell, Richard N. (1988) Buku Pegangan ParaPenulis Paket Belajar. Jakarta: ProyekPengembangan Pendidikan TenagaKependidikan, Depdikbud.

Depdiknas. (2001). Manajemen PeningkatanMutu Berbasis Sekolah. Buku1 , Konsep danpelaksanaan. Jakarta: Balitbang.

Dimyati dan Mudjiono, (2006). Belajar danPembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hadis, A dan Nurhayati B. (2010). ManajemenMutu Pendidikan. Bandung. Alfabeta

Hajar, Ibnu. (1999). Dasar-Dasar MetodologiPenelitian Kuantitatif dalam Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Lefrancois, Guy R. (1995) Theories of HumanLearning. Kro: Kros Report.

Majid, Abdul. (2005). PerencanaanPembelajaran: Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: Rosdakarya.Mulyasa, E. (2003). Kurikulum Berbasis

Kompetensi: Konsep, Karakteristik, danImplementasi. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Saepudin, A. (2011). Pembelajaran Sains PadaProgram Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:Jurnal Teknodik. Vol XV No. 2 Des 2011.

_________. (2011). Etika Profesi Tutor dalamProgram Pendidikan Non Formal. Bandung:Handout Jurusan PLS UPI.

Siregar, E & Nara, H. (2010). Teori Belajar danPembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia

Syah, M. (2000). Psikologi Pendidikan denganPendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya.

Standar Nasional Pendidikan (SNP) (2006) .Jakarta: Asa Mandiri.

Sudrajat, A. (2011). Konsep MediaPembelajaran. Available: http://akhmadsudrajat. wordpress.com/2008/01/12/konsep-media-pembelajaran/

Sugiyono. (2008). Statiska untuk Penelitian,Bandung: Alfabeta

Tampubolon, D.P. (1992). Perguruan TinggiBermutu: Paradigma Baru ManajemenPendidikan Tinggi Menghadapi TantanganAbad Ke-21. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.

Usman, M. (1994). Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Undang - Undang Sistem Pendidikan NasionalNo. 20 Tahun 2003.

*******