hubungan kerentanan terhadap bangunan tahan gempa
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Hubungan Kerentanan Terhadap Bangunan Tahan Gempa
1/6
TUGAS IVMANAJEMEN INFRA STRUKTUR PEMUKIMAN DAN BANGUNAN--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
HUBUNGAN KERENTANAN (VULNERABILITY)
TERHADAP BANGUNAN TAHAN GEMPA--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
_________________OLEH :
GEMA HILLA RAUZY1509200060054
-
8/18/2019 Hubungan Kerentanan Terhadap Bangunan Tahan Gempa
2/6
MANAJEMEN INFRA STRUKTUR PEMUKIMAN DAN BANGUNAN
GEMA HILLA RAUZY | 1509200060054
1HUBUNGAN KERENTANAN (VULNERBILITY) TERHADAP BANGUNAN TAHAN GEMPA
HUBUNGAN KERENTANAN (VULNERABILITY)
TERHADAP BANGUNAN TAHAN GEMPA
PENGERTIAN
Menurut literatur, kerentanan (vulnerability) sangat erat kaitannya dengan bencana
(disaster). Terlebih lagi di Indonesia yang merupakan wilayah yang letak geografisnya sangat
rawan akan bencana gempa (earthquake disaster). Dampak yang ditimbulkan dari bencana
gempa berupa kerugian akan kerusakan bangunan dan fasilitas lainnya, disamping juga
menimbulkan korban jiwa dan kehilangan harta benda. Maka dari itu, Pemerintah mulai
mendorong terealisasinya standar tindak pencegahan (pra, ), saat terjadi bencana dan
penanganan (pasca) dalam segala aspek baik secara regulasi, teknis, maupun kebijakan terkait
penanggulangan bencana yang terjadi di Indonesia. Salah satunya dengan mensosialisasikan
Prinsip-prinsip Bangunan Tahan Gempa seperti yang Penulis lampirkan pada Tugas III Mk.
Manajemen Infrastruktur Pemukiman dan Bangunan ini sebelumnya.
Berikut ini merupakan pengertian Bencana, Bahaya, Risiko dan Kerentanan.
Bencana (Disaster)
Bencana adalah kerusakan yang serius akibat fenomena alam luar biasa dan/atau disebabkan
oleh ulah manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerugian material dan
kerusakan lingkungan yang dampaknya melampaui kemampuan masyarakat setempat untuk
mengatasinya dan membutuhkan bantuan dari luar.
Disaster terdiri dari 2(dua) komponen yaitu Hazard dan Vulnerability ;
Kerentanan (Vulnerability)
Kerentanan ( Vulnerability ) adalah keadaan atau kondisi yang dapat mengurangi kemampuan
masyarakat / objek untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi bahaya atau ancaman
bencana;
Bahaya ( Hazards )
Bahaya adalah fenomena alam yang luar biasa yang berpotensi merusak atau mengancam
kehidupan manusia, kehilangan harta-benda, kehilangan mata pencaharian, kerusakan
lingkungan. Misal : tanah longsor, banjir, gempa-bumi, letusan gunung api, kebakaran dll;
Bencana = Kerentanan (Vulnerability) x Bahaya ( Hazards )
-
8/18/2019 Hubungan Kerentanan Terhadap Bangunan Tahan Gempa
3/6
MANAJEMEN INFRA STRUKTUR PEMUKIMAN DAN BANGUNAN
GEMA HILLA RAUZY | 1509200060054
2HUBUNGAN KERENTANAN (VULNERBILITY) TERHADAP BANGUNAN TAHAN GEMPA
KERENTANAN PADA BENCANA GEMPA PADA SUATU KAWASAN
Kerentanan (Vulnerability) menggambarkan seberapa mudahnya dan seberapa kuatnya suatu
infrastruktur pada kota, populasi, ekonomi dan sistem sosial-politik yang dapat dipengaruhi
oleh kejadian gempa. Kerentanan mengacu pada potensi untuk infrastruktur fisik akanmenjadi rusak atau hancur; untuk individu menjadi terluka atau tewas atau kehilangan rumah,
atau kehidupan sehari-hari mereka menjadi terganggu; dan untuk ekonomi dan sistem sosial-
politik terganggu.
Kerentanan (Vulnerability) merupakan salah satu dari lima faktor selain hazard, exposure,
external context dan emergency response & recovery capability dalam pengkajian risiko
bencana gempa bumi dengan metode Earthquake Disaster Risk Index (EDRI). Metode ini
awalnya dikembangkan oleh Davidson (1996, 1997) untuk mengukur indeks risiko bencana
gempa suatu wilayah dan kemudian membandingkannya dengan indeks risiko bencana
gempa di wilayah lainnya. Dalam penelitiannya, Davidson mengukur indeks risiko bencanagempa di beberapa kota di dunia.
KERENTANAN PADA BANGUNAN
Kerentanan bangunan adalah faktor-faktor yang dapat menyebabkan suatu bangunan rusak
atau tidak dapat memenuhi kinerja yang diharapkan apabila terjadi gempa. Semakin banyak
faktor kerentanan dalam suatu bangunan, maka semakin rentan bangunan tersebut dan
semakin kecil kinerjanya apabila terkena gempa. Berikut ini merupakan contoh kerentanan
yang terdapat pada bangunan:
a. Bentuk bangunan yang tidak beraturan
b.
Kekuatan elemen struktur yang tidak memadai
c. Kualitas bahan bangunan / material yang tidak memenuhi standar
d. Ikatan atau sambungan antar elemen struktur yang tidak kokoh
e. Dibangun pada tanah atau pondasi yang tidak stabil
Karena manusia tidak bisa mencegah terjadinya gempa bumi, maka berbagai usaha harus
dilakukan untuk mengurangi risiko gempa sehingga apabila terjadi gempa maka tidak akan
menjadi suatu bencana. Salah satu kegiatan risk reduction tersebut adalah identifikasi
kerentanan bangunan yang sudah ada terhadap ancaman gempa, sehingga bisa segera
dilakukan antisipasi apabila ditemukan bangunan yang rentan.
Contoh Metode Evaluasi Kerentanan
Untuk mengetahui kerentanan suatu bangunan perlu dilakukan evaluasi kerentanan
bangunan, contoh metode yang bisa digunakan adalah metode dari FEMA 154. Hasil dari
evaluasi kerentanan tersebut akan dijadikan pedoman dalam melakukan tindakan berikutnya
sebagai langkah risk reduction terhadap ancaman gempa. Apabila hasil dari evaluasi
menunjukkan bahwa bangunan belum memenuhi persyaratan, maka bisa dilakukan tindakan
berikutnya yaitu diruntuhkan atau diperkuat dengan metode retrofitting, bracing, dll (FEMA
172, FEMA 356). Evaluasi Gedung terhadap risiko gempa dapat dilakukan dengan 2 tahap:
-
8/18/2019 Hubungan Kerentanan Terhadap Bangunan Tahan Gempa
4/6
MANAJEMEN INFRA STRUKTUR PEMUKIMAN DAN BANGUNAN
GEMA HILLA RAUZY | 1509200060054
3HUBUNGAN KERENTANAN (VULNERBILITY) TERHADAP BANGUNAN TAHAN GEMPA
1. Rapid Visual Screening** (FEMA 154). Apabila score >2, maka gedung dinyatakan
aman/tidak beresiko dan tidak perlu dilakukan cek lebih lanjut (lebih derinci)
2. Apabila Rapid Visual Screening (FEMA 154), ternyata menunjukkan score
-
8/18/2019 Hubungan Kerentanan Terhadap Bangunan Tahan Gempa
5/6
MANAJEMEN INFRA STRUKTUR PEMUKIMAN DAN BANGUNAN
GEMA HILLA RAUZY | 1509200060054
4HUBUNGAN KERENTANAN (VULNERBILITY) TERHADAP BANGUNAN TAHAN GEMPA
5. Struktur Atap
Jika tidak terdapat batang pengaku (bracing) pada struktur atap yang menahan beban
gempa dalam arah horizontal, maka keruntuhan akan terjadi seperti, diperlihatkan
pada gambar berikut:
6. Desain Kapasitas (Capacity Design)
Konsep Desain Kapasitas adalah dengan meningkatkan daktalitas elemen- elemen
struktur dan perlindungan elemen- elemen struktur lain yang diharapkan dapat
berperilaku elastik. Salah satunya adalah dengan konsep “strong column weak beam”.
Dengan metode ini, bila suatu saat terjadi goncangan yang besar akibat gempa, kolom
bangunan di desain akan tetap bertahan, sehingga orang- orang yang berada dalam
Gedung masing mempunyai waktu untuk menyelamatkan diri sebelum Bangunan
roboh seketika. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendesain kolom yang kuat
antara lain :a. Pengaturan jarak antar sengkang,
b. Peningkatan mutu beton, dan
c. Perbesaran penampang.
d. Serta untuk struktur bangunan dengan baja, bisa dimodifkasi sambungan
hubungan antara balok dengan kolom.
Tiap Negara mempunyai desain sendiri dalam merencanakan tingkat daktilitas untuk
keamanan bangunan yang mereka bangun, hal ini tergantung dari letak geologi negara
masing- masing. Misalnya Jepang yang menerapkan tingkat daktilitas 1. Dengan desain
ini, bangunan di desain benar- benar kaku (full elastic).
Berikut ini adalah macam- macam tingkat daktlitas beserta kondisi yang ditimbulkan :
a. Daktilitas 1 : Keadaan elastis, dengan konsep ini tulangan di desain besar- besar
untuk membuat bangunan menjadi kaku (full elastic). Contohnya : Jepang.
Konsekuensinya, saat gempa melebihi rencana, maka Gedung akan langsung
roboh tanpa memberi tanda (peringatan) terlebih dahulu.
b. Daktilitas 2 : Keadaan Plastis (intermediete)
c. Daktilitas 3 : Keadaan plastis dengan struktur yang daktil, perecanaan struktur
dengan metode Capasity Design. Ini menjadi dasar perencanaan bangunan
tahan gempa di Indonesia, yaitu dengan pembentukan sendi plastis di balok,
sehingga saat ada gempa Bangunan akan memberi 'tanda' atau peringatan
terlebih dahulu, sehingga orang- orang dalam gedung mempunyai waktu untuk
menyelamatkan diri.
-
8/18/2019 Hubungan Kerentanan Terhadap Bangunan Tahan Gempa
6/6
MANAJEMEN INFRA STRUKTUR PEMUKIMAN DAN BANGUNAN
GEMA HILLA RAUZY | 1509200060054
5HUBUNGAN KERENTANAN (VULNERBILITY) TERHADAP BANGUNAN TAHAN GEMPA
KESIMPULAN
Kerugian yang disebabkan oleh gempa bumi tidak langsung disebabkan oleh gempa bumi,
namun disebabkan oleh kerentanan (vulnerability) bangunan sehingga terjadi runtuhan
bangunan, kejatuhan peralatan dalam bangunan, kebakaran, dan lain sebagainya. Faktorkerentangan bangunan sangat erat hubungannya untuk perhitungan bencana gempa bumi di
masa yang akan dating. Faktor gempa bumi tidak dapat dielakkan tapi harus dihadapi dengan
merencanakan bangunan dan lingkungannya yang tahan terhadap gempa bumi. Maka untuk
itu diperlukan Prinsip-Prinsip Bangunan Tahan Gempa sebagai acuan dalam merancang dan
merencanakan suatu bangunan agar dapat mengurangi faktor kerentanan (vulnerability)
sehingga resiko bencana gempa bumi bisa diatasi dengan baik.