hubungan jenis fasilitas kesehatan tingkat pertama, status
TRANSCRIPT
TESIS
HUBUNGAN JENIS FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA, STATUS KEPESERTAAN DAN
KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFIS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
DI KOTA DENPASAR
NI MADE WIDIASTUTI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR 2015
i
TESIS
HUBUNGAN JENIS FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA, STATUS KEPESERTAAN DAN
KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFIS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
DI KOTA DENPASAR
NI MADE WIDIASTUTI NIM 1392161018
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR 2015
ii
HUBUNGAN JENIS FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA, STATUS KEPESERTAAN DAN
KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFIS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
DI KOTA DENPASAR
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
NI MADE WIDIASTUTI NIM 1392161018
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR 2015
iii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 5 JUNI 2015
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya,M,Repro,PA(K) dr. Ni Made Sri Nopiyani, MPH
NIP. 194402011964091001 NIP. 198311042008012005
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH NIP.194810101977021001
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP.195902151985102001
iv
Tesis ini Telah Diuji Pada Tanggal 5 Juni 2015
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No.: 1530/ UN 14.4/ HK/ 2015, Tanggal 5 Juni 2015
Ketua : Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro.,PA(K)
Anggota :
1. dr. Ni Made Sri Nopiyani, MPH 2. Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, Msi 3. Dr. dr. Ni Made Ayu Sri Ratna Sudewi, MM, AAK 4. Dr. I Putu Ganda Wijaya, S.Sos. MM
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NAMA :NI MADE WIDIASTUTI
NIM :1392161018
PROGRAM STUDI :MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
JUDUL TESIS :HUBUNGAN JENIS FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA, STATUS KEPESERTAAN DAN KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFIS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KOTA DENPASAR
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010
dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 5 Juni 2015
Ni Made Widiastuti
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang
berjudul Hubungan Jenis Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, Status Kepesertaan
dan Karakteristik Sosio-Demografis dengan Tingkat Kepuasan Pasien Jaminan
Kesehatan Nasional di Kota Denpasar.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro.,
PA(K) sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah
memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti
program magister, khususnya dalam menyelesaikan tesis ini. Terimakasih sebesar-
besarnya pula penulis sampaikan kepada Ibu dr. Ni Made Sri Nopiyani, MPH
selaku pembimbing kedua yang penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan
bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada
1. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp PD-KEMD,
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A. A Raka
Sudewi, Sp. S (K) dan Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. dr. Dewa
Nyoman Wirawan, MPH atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
vii
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Udayana.
2. Tim penguji pada sidang tesis, yaitu Ibu Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa,
MSi., Ibu Dr. dr. Ni Made Ayu Sri Ratna Sudewi, MM, AAK., Bapak Dr. I
Putu Ganda Wijaya, S.Sos. MM yang telah memberikan koreksi dan saran
untuk perbaikan tesis ini.
3. BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, BPJS Kesehatan Kantor Cabang
Denpasar, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) BPJS Kesehatan di
Kota Denpasar dan responden penelitian telah yang berpartisipasi dalam
penelitian ini.
4. Teman-teman angkatan V MIKM Universitas Udayana yang telah saling
memberikan semangat dan dukungan.
Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
menyempurnakan tesis selanjutnya.
Demikian tesis ini penulis susun dan dapat memberi manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga Ida Sang Hyang Widi Wasa selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan
dan menyelesaikan tesis ini.
Denpasar, Juni 2015
Penulis
viii
ABSTRAK HUBUNGAN JENIS FASILITAS KESEHATAN
TINGKAT PERTAMA, STATUS KEPESERTAAN DAN KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFIS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KOTA DENPASAR
Kepuasan pasien merupakan salah satu outcome yang ingin dicapai dalam
implementasi Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Beragamnya jenis fasilitas kesehatan serta perbedaan standar penilaian FKTP dalam masa peralihan berisiko menyebabkan perbedaan mutu layanan yang diterima pasien JKN. Terdapat kecendrungan ketidakpuasan pasien pengguna jaminan kesehatan pada layanan kesehatan primer sebelum era JKN. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan faktor jenis FKTP, status kepesertaan dan karakteristik sosio-demografis dengan tingkat kepuasan peserta JKN terhadap pelayanan kesehatan FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.
Desain penelitian survei sampel ini adalah cross sectional analitik dengan jumlah sampel 148 orang. Sampel dimasing-masing cluster FKTP terpilih (empat Puskesmas, tiga klinik pemerintah, empat klinik swasta dan empat dokter umum) di Kota Denpasar diambil secara consecutive sampling. Pengumpulan data dengan kuisioner dan analisis data dilakukan secara univariat, bivariat (chi-square) dan multivariat (poisson regresi).
Sebagian besar pasien JKN (69,6%) puas terhadap mutu layanan pada FKTP dengan tingkat kepuasan tertinggi (90%) di dokter umum dan terendah di klinik swasta (47,5%). Berdasarkan dimensi mutu, kepuasan tertinggi pada dimensi empathy (96,6%) dan terendah pada dimensi tangible (71,1%). Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan signifikan jenis FKTP (dokter umum PR=1,9; 95% CI =1,1-3,4; p=0,034 dan Puskesmas PR= 1,9; 95% CI =1,2- 3,0; P=0,009), status kepesertaan (PR= 1,5; 95% CI= 1,3-1,7; p=0,009) dan pendidikan (PR= 0,7; 95% CI =0,6-0,9; p=0,023) dengan kepuasan pasien JKN. Pada analisis multivariat variabel yang berhubungan dengan kepuasan pasien JKN adalah jenis FKTP yaitu dokter umum (PR=1,9; 95% CI=1,1-3,5; p=0,032) dan Puskesmas (PR=1,8; 95% CI =1,0- 3,0; p=0,034).
Faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien JKN adalah jenis FKTP. Diperlukan upaya peningkatan dimensi fisik oleh pengelola FKTP dan peningkatan penilaian kredensialing serta rekredensialing oleh BPJS Kesehatan.
Kata kunci : JKN, FKTP, kepuasan pasien
ix
ABSTRACT
THE ASSOCIATION BETWEEN TYPE OF PRIMARY HEALTH PROVIDER, MEMBERSHIP STATUS AND CHARACTERISTICS TO
THE LEVEL OF SATISFACTION OF PATIENT USING JKN IN DENPASAR
Patient satisfaction is one of the intended outcomes of Indonesian National
Health Insurance (JKN). Due to the various primary health providers and the difference of assessment standard during transition period could affect the patient satisfaction. Moreover, dissatisfaction to primary provider tend to happen before this new program. This study aims to determine the association between type of primary health provider, sosio-demographic characteristic and membership status to the satisfaction level of patient using JKN in Denpasar.
This study is a cross-sectional analytic study, which involving 148 samples. Samples in each provider cluster (four primary health centers, three public clinics, four private clinic and four private practitioners) were selected using concecutive sampling. Data were collected using questionnaire then analyzed using chi-square and poisson regression.
The most of patient (69,6%) satisfied to the health service given by the primary health provider. The highest satisfaction found in private practitioners (90%) while the lowest one in private clinic (47,5%). Based on the quality dimensions, the highest satisfaction found on empathy (96,6%) and the lowest on tangible (71,1%). In addition, bivariate analysis shows a significant association between type of primary health provider (private practitioners PR=1,9; 95% CI=1,1-3,4; p=0,034 and primary health centres, PR= 1,9; 95%; CI=1,2-3,0; p= 0,032), membership status (PR= 1,5; 95% CI= 1,3-1,7; p=0,009) and educational background (PR= 0,7; 95% CI =0,6-0,9; p=0,023) to the satisfaction level of patient. According to the multivariate analysis, there is a significant association between the type of primary health provider (private practitioners PR=1,9; 95% CI=1,1-3,5; p=0,032 and Primary health centres PR=1,8; 95% CI =1,0- 3,0; p=0,034) to the level of patient satisfaction.
Factor that associated to the patient satisfaction is the type of primary health provider. Hence, primary health provider in Denpasar need to increase the level of patient satisfaction particularly on tangible dimension. Moreover BPJS Kesehatan also recommended to improve the assessment system. Keywords: JKN, primary health provider, patient satisfaction
x
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL DALAM ...................................................................................................i PRASYARAT GELAR ........................................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI ......................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................. 7
1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................ 8
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................. 8
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 10
2.1 Jaminan Kesehatan Nasional .....................................................................10
2.2 Fasilitas KesehatanTingkat Pertama Program JKN ....................................10
2.3 Status Kepesertaan dalam JKN ................................................................12
2.4 Kepuasan Pasien .......................................................................................13
2.4.1 Metode Pengukuran Kepuasan .......................................................15
2.4.2 Manfaat Kepuasan Pasien ..............................................................17
xi
2.5 Hubungan Jenis Fasilitas Kesehatan Primer dengan Kepuasan Pasien .......19
2.6 Hubungan Status Kepesertaan dengan Kepuasan Pasien ............................21
2.7 Hubungan Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien ........23
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 25
3.1 Kerangka Berpikir ....................................................................................25
3.2 Konsep Penelitian .....................................................................................27
3.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................................27
BAB IV METODE PENELITIAN ..........................................................................29
4.1 Rancangan Penelitian ................................................................................29
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................................29
4.3 Penentuan Sumber Data ............................................................................29
4.3.1 Populasi Penelitian .........................................................................29
4.3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ..........................................................30
4.3.3 Besar Sampel .................................................................................30
4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel ..........................................................32
4.4 Variabel Penelitian....................................................................................32
4.4.1 Variabel Bebas ...............................................................................32
4.4.2 Variabel Terikat .............................................................................33
4.4.3 Definisi Operasional ......................................................................34
4.5 Instrumen Penelitian .................................................................................38
4.6 Pengumpulan Data ....................................................................................38
4.6.1 Jenis Data yang Dikumpulkan ........................................................38
4.6.2 Cara Pengumpulan Data .................................................................38
4.7 Pengolahan Data .......................................................................................39
4.7.1 Editing ...........................................................................................39
4.7.2 Coding ...........................................................................................40
4.7.3 Scoring ..........................................................................................40
4.7.4 Data Entry .....................................................................................40
4.7.5 Cleaning Data ...............................................................................41
4.8 Analisis Data ............................................................................................41
4.8.1 Analisis Univariat ..........................................................................41
4.8.2 Analisis Bivariat ............................................................................41
4.8.3 Analisis Multivariat .......................................................................42
xii
4.9 Etika Penelitian .........................................................................................42
BAB V HASIL PENELITIAN ............................................................................... 43
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..........................................................43
5.2 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian ..........................................45
5.3 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Dimensi Mutu Berdasarkan Jenis FKTP di Kota Denpasar ...........................................................................47
5.4 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Item Dimensi Mutu Berdasarkan Jenis FKTP di Kota Denpasar ...................................................................49
5.5 Analisis Bivariat Hubungan Jenis FKTP, Status Kepesertaan dan Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien JKN.................51
5.6 Analisis Multivariat Variabel Bebas dan Variabel Tergantung ..................54
BAB VI PEMBAHASAN ....................................................................................... 56
6.1 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Dimensi Mutu Pada FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar .....................................................................56
6.1.1 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Bukti Fisik (Tangible) Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar ...........56
6.1.2 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Kehandalan (Reliability) Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar .........57
6.1.3 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Daya Tanggap (Responsiveness) Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar .59
6.1.4 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Jaminan (Assurance) Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar ............................61
6.1.5 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Perhatian (Empathy) Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar ............................62
6.2 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Pada FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar ..................................................................................................64
6.3 Hubungan Jenis FKTP Dengan Kepuasan Pasien JKN Pada Pelayanan Primer FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar ....................................66
6.4 Hubungan Status Kepesertaan dengan Kepuasan Pasien JKN Pada Pelayanan Primer FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar ....................68
6.5 Hubungan Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien JKN Pada Pelayanan Primer FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar ....70
6.6 Keterbatasan Penelitian .............................................................................71
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 72
7.1 Simpulan ..................................................................................................72
7.2 Saran ........................................................................................................73
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis FKTP di Kota Denpasar........32
Tabel 4.2 Definisi Operasional......................................................................................34
Tabel 5.1 Distribusi dan Jumlah FKTP BPJS Kesehatan Denpasar Tahun 2015...........44
Tabel 5.2 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Jenis FKTP....45
Tabel 5.3 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Dimensi Mutu Berdasarkan Jenis FKTP di Kota Denpasar Tahun 2015........................................................................47
Tabel 5.4 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Item Dimensi Mutu Berdasarkan Jenis FKTP di Kota Denpasar Tahun 2015.............................................................49
Tabel 5.5 Hasil Analisis Bivariat Hubungan Jenis FKTP, Status Kepesertaan dan
Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien JKN di Kota Denpasar Tahun 2015....................................................................................52
Tabel 5.6 Hasil Analisis Multivariat Hubungan Jenis FKTP, Status Kepesertaan dan
Pendidikan dengan Kepuasan Pasien JKN di Kota Denpasar Tahun 2015...54
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Konsep Penelitian……………………………………………………...27
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Penjelasan Penelitian
Lampiran 3. Lembar Persetujuan Diwawancara
Lampiran 4. Kuesioner Penelitian
Lampiran 5. Lembar Observasi
Lampiran 6. Output Hasil Analisis Stata SE 12
Lampiran 7. Surat Permohonan Data Awal di BPJS Kesehatan Divisi Regional XI
Lampiran 8. Surat Keterangan Kelaikan Etik
Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian Dinas Penanaman Modal dan Perijinan Provinsi Bali
Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota
Denpasar Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian Dinas Kesehatan Kota Denpasar
xvi
DAFTAR SINGKATAN
Alkes : Alat kesehatan
Askes : Asuransi kesehatan
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
BPS : Badan Pusat Statistik
DPP : Dokter Praktek Perorangan
Faskes : Fasilitas Kesehatan
FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
Jamsostek : Jaminan sosial tenaga kerja
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
PBI : Penerima Bantuan Iuran
PNS : Pegawai Negeri Sipil
Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan
Perpres : Peraturan Presiden
PPK : Pemberi Pelayanan Kesehatan
Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat
SDM : Sumber Daya Manusia
SJSN : Sistem Jaminan Sosial Nasional
1
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014
berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40
tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) demi tercapainya
jaminan kesehatan semesta. Aspek pelayanan kesehatan merupakan aspek yang
perlu diperhatikan dimana pelayanan kesehatan merupakan kunci keberhasilan
kedua dalam penyelenggaraan JKN selain aspek regulasi, kepesertaan, manfaat,
keuangan dan kelembagaan (DJSN, 2012).
Penyelengaraan pelayanan kesehatan di era JKN meliputi semua fasilitas
kesehatan yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan berupa Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), dimana FKTP berupa
Puskesmas atau yang setara, dokter, praktek dokter gigi, klinik pratama atau yang
setara dan rumah sakit kelas D Pratama atau yang setara, yang harus
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara komprehensif (Kemenkes RI,
2013).
Pelayanan kesehatan sebelum era JKN mencakup fasilitas kesehatan yang
berbeda-beda. Fasilitas kesehatan (faskes) yang dicakup dalam Program Jaminan
kesehatan masyarakat (Jamkesmas), Jaminan sosial bagi tenaga kerja (Jamsostek),
Asuransi kesehatan (Askes) bagi PNS, penerima pensiun, veteran, perintis
kemerdekaan beserta keluarga dan Program Jaminan kesehatan daerah (Jamkesda)
yang berbeda antara satu penyelenggara dengan penyelenggara lainnya. Pemberi
Pelayanan Kesehatan (PPK) I Jamkesmas menggunakan Puskesmas dan
jaringannya, PPK I Jamsostek menggunakan praktek dokter swasta, PPK I Askes
menggunakan Puskesmas, dokter praktek swasta dan Jamkesda hanya
menggunakan PPK milik pemerintah (Situmorang, 2013). Pada masa peralihan
pelaksanaan JKN, seluruh FKTP milik TNI/ POLRI dinyatakan sebagai klinik
pratama dan menyesuaikan perizinan sebagai klinik pratama dalam waktu dua
tahun sejak Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 Tahun 2013 berlaku serta FKTP
yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dikecualikan dari kewajiban
terakreditasi dan harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam jangka waktu lima
tahun (Kemenkes RI, 2013). Beragamnya jenis faskes dan perbedaan standar
penilaian FKTP dalam masa peralihan ini tentu berisiko dapat menyebabkan
adanya perbedaan mutu layanan yang diterima oleh pasien JKN dan berpengaruh
terhadap kepuasan pasien. Disisi lain pemerintah melalui BPJS Kesehatan sedang
giat-giatnya melaksanakan program optimalisasi pelayanan primer sehingga
FKTP dituntut memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan pasien.
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) pada era JKN wajib
memberikan pelayanan primer yang komprehensif sebagai gate keeper dengan
kualitas pelayanan kesehatan menjadi prioritas. Kualitas layanan kesehatan primer
selama ini dirasakan pasien khususnya pengguna jaminan atau asuransi kesehatan
cenderung kurang memuaskan. Disebutkan dalam beberapa hasil penelitian
seperti penelitian kualitas layanan Puskesmas Kelurahan Sukorame Kecamatan
Mojoroto Kota Kediri berdasarkan sistem pembayaran ditinjau dari persepsi
konsumen menunjukkan, bahwa terdapat perbedaan kualitas layanan kesehatan
terhadap pasien berdasarkan sistem pembayaran pasien, dimana pengguna sistem
pembayaran langsung mempersepsikan kualitas layanan lebih baik dibandingkan
pengguna Askes dan Jamkesmas (Suciati, 2013). Penelitian analisis Survei Aspek
Kehidupan Rumah Tangga Indonesia menyatakan bahwa peserta asuransi
cenderung memilih provider swasta dibandingkan milik pemerintah karena tidak
memberikan kepuasan konsumen (Hidayat, 2010).
Pelayanan kesehatan bermutu sering dikaitkan dengan pelayanan kesehatan
yang memuaskan pasien. Kepuasan pasien merupakan bagian menyeluruh dalam
pelaksanaan jaminan mutu layanan kesehatan, dimana kepuasan pasien adalah
dimensi mutu layanan kesehatan yang penting (Pohan, 2006). Kepuasan pasien
merupakan tanggapan terhadap terpenuhinya kebutuhan sesuai harapan pasien
(Koentjoro, 2007).
Kepuasan pasien menurut Hall dan Dorman dalam Pohan (2006)
dipengaruhi oleh banyak faktor (konsep multi dimensi). Faktor penentu kepuasan
pasien juga dipengaruhi oleh karakteristik sosio-demografis pasien yang
merupakan ciri-ciri atau kekhasan yang membedakan seseorang meliputi umur,
jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan. Penelitian kepuasan perawatan primer di
Amerika didapatkan hasil, bahwa selain kontinuitas perawatan juga terdapat
faktor kepuasan lain yaitu demografis dan sosial ekonomi (Fan et al., 2005).
Penelitian kepuasan pasien pada 21 negara di Eropa didapatkan hasil penelitian,
bahwa umur dan pendidikan mempunyai hubungan positif dengan kepuasan
pasien dan tingkat kepuasan pasien pada pelayanan faskes swasta lebih rendah
daripada pelayanan oleh faskes pemerintah karena pasien yang menerima layanan
dari provider swasta cenderung mengharapkan layanan yang lebih memuaskan
(Bleich et al., 2009). Terdapat penelitian kepuasan pasien dengan hasil penelitian
bahwa terdapat perbedaan bermakna antara tingkat kepuasan pasien cara bayar
umum dengan peserta Askes pada pelayanan dokter keluarga Askes di Kota
Semarang (Nurkholiq, 2011). Pasien yang membayar untuk layanan kesehatan
cenderung tidak mudah puas dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan
layanan kesehatan secara gratis.
Ketidakpuasan pasien atau masyarakat dalam menggunakan layanan
kesehatan cenderung menyebabkan ketidakpatuhan pasien dalam kegiatan
pengobatan, tidak menuruti nasehat dan pindah ke faskes lainnya (Pohan, 2006).
Salah satu sasaran yang dicapai dalam pengembangan JKN adalah kepuasan
pasien, dimana dalam peta jalan JKN disebutkan bahwa paling sedikit 75% pasien
menyatakan puas diberikan pelayanan oleh faskes yang bekerjasama dengan BPJS
pada tahun 2014 dan pada akhirnya mencapai kepuasan pasien sebesar 85% pada
tahun 2019 (DJSN, 2012).
Berdasarkan data BPJS Kesehatan Divisi Regional XI tercatat jumlah
peserta JKN di Provinsi Bali sebanyak 1.602.683 orang dan jumlah peserta JKN
Kota Denpasar sebanyak 681.279 orang (42,5%) dari total peserta JKN di
Provinsi Bali pada tahun 2014. Jumlah peserta JKN akan terus meningkat pada
masa mendatang, salah satu penyebabnya karena masyarakat yang sebelumnya
menggunakan Jamsostek sekarang menjadi tanggungan JKN dan terlebih pada
tahun 2019 kepesertaan JKN bersifat wajib bagi seluruh masyarakat. Hal ini tentu
berdampak pada dibutuhkannya faskes yang lebih banyak dari sebelumnya untuk
melayani peserta JKN.
BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar menggunakan kembali faskes
yang sebelumnya milik Jamsostek, TNI dan POLRI untuk memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat peserta JKN. FKTP lama (PPK I Jamsostek dan PPK I
TNI, POLRI) sebelumnya melewati proses seleksi yang berbeda dengan standar
persyaratan kredensialing BPJS Kesehatan dan harus dikredensialing ulang
menurut standar baru dari BPJS Kesehatan. Menurut penelitian gambaran
pelaksanaan kredensialing PPK I di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar
tahun 2014 bahwa pelaksanaan kredensialing hanya berupa screening untuk
mengetahui keadaan faskes saat ini, karena masih adanya faskes yang berasal dari
existing provider yang memiliki nilai yang dibawah standar, namun mereka tetap
masuk menjadi provider FKTP BPJS Kesehatan (Ulandari, 2014). Saat ini
terdapat 101 buah FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar yang terdiri dari 18
FKTP milik pemerintah dan 83 buah FKTP milik swasta yang terdiri dari klinik,
dokter umum dan dokter gigi (BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar, 2014).
Terpenuhinya akses layanan kesehatan, maka selanjutnya masyarakat
pengguna JKN mulai memperhatikan mutu layanan yang ditunjukkan dengan
kepuasan mereka menerima pelayanan dari faskes BPJS Kesehatan. Berdasarkan
hasil wawancara dengan BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar didapatkan
data mengenai keluhan peserta JKN di FKTP di Kota Denpasar meliputi
pelayanan yang kurang ramah, kurang informatif, antrian panjang, penolakan
peserta yang tidak terdaftar, penolakan pasien luar wilayah dan pasien tidak
terlayani karena berobat di luar jam kerja FKTP. Hal ini merupakan indikasi
adanya permasalahan dalam kepuasan pasien JKN sedangkan kepuasan pasien
merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan program JKN.
Penelitian kepuasan pasien telah banyak dilakukan, penelitian kepuasan
pasien pada pelayanan primer di Indonesia pada umumnya dilakukan di PPK I
program jaminan kesehatan (Jamkesmas, Jamkesda) dan asuransi kesehatan yang
berbeda antara satu penyelenggara dengan penyelenggara lainya sedangkan pada
penelitian ini akan dilakukan pada semua jenis FKTP JKN mencakup Puskesmas,
klinik pemerintah, klinik swasta dan dokter umum. Penelitian kepuasan layanan
kesehatan primer berdasarkan jenis faskes pernah dilakukan di Kota Denpasar
pada Puskesmas dan dokter keluarga provider Askes untuk mengetahui perbedaan
tingkat kepuasaan peserta Askes (Witriasih, 2012) namun belum ada penelitian
tentang kepuasan pasien di FKTP pada era JKN khususnya di Provinsi Bali.
Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, maka penelitian ini perlu
dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien JKN serta mengetahui
hubungan faktor jenis FKTP, status kepesertaan dan karakteristik sosio-
demografis dengan kepuasan pasien JKN terhadap pelayanan kesehatan primer
pada FKTP di Kota Denpasar mengingat program JKN merupakan program baru,
dimana BPJS kesehatan mencanangkan program optimalisasi pelayanan primer
dengan kepuasan pasien merupakan sasaran yang akan dicapai dalam
pengembangan program JKN.
1.2 Rumusan Masalah
Program JKN merupakan program baru dan beragamnya jenis faskes serta
perbedaan standar penilaian FKTP dalam masa peralihan tentu berisiko
menyebabkan adanya perbedaan mutu layanan yang diterima oleh pasien JKN.
Terdapat kecendrungan ketidakpuasan pasien pengguna asuransi dan jaminan
kesehatan pada layanan kesehatan primer sebelum era JKN. Berdasarkan
permasalahan yang diuraikan, maka dirumuskan pertanyaan penelitian yaitu.
1. Bagaimana tingkat kepuasan pasien JKN terhadap mutu layanan primer pada
FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar ?
2. Apakah ada hubungan antara jenis FKTP dengan kepuasan pasien JKN pada
pelayanan primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar ?
3. Apakah ada hubungan antara status kepesertaan dengan kepuasan pasien JKN
pada pelayanan primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar ?
4. Apakah ada hubungan antara karakteristik sosio-demografis dengan kepuasan
pasien JKN pada pelayanan primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar ?
5. Apakah ada hubungan antara jenis FKTP, status kepesertaan dan karakteristik
sosio-demografis secara bersama-sama dengan kepuasan pasien JKN pada
pelayanan primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan faktor jenis FKTP, status kepesertaan dan
karakteristik sosio-demografis dengan tingkat kepuasan peserta JKN terhadap
pelayanan kesehatan primer yang diberikan oleh FKTP BPJS Kesehatan di Kota
Denpasar.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini untuk mengetahui.
1. Tingkat kepuasan pasien JKN terhadap mutu layanan primer pada FKTP
BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.
2. Hubungan jenis FKTP dengan kepuasan pasien JKN pada pelayanan primer
di FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.
3. Hubungan status kepesertaan dengan kepuasan pasien JKN pada pelayanan
primer di FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.
4. Hubungan karakteristik sosio-demografis dengan kepuasan pasien JKN pada
pelayanan primer di FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.
5. Hubungan jenis FKTP, status kepesertaan dan karakteristik sosio-demografis
secara bersama-sama dengan kepuasan pasien JKN pada pelayanan primer di
FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai sumber informasi
tambahan dalam memperkuat hasil-hasil studi yang berkaitan dengan kepuasan
pasien dalam layanan kesehatan dan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam
peningkatan mutu layanan kesehatan bagi FKTP dan BPJS Kesehatan selaku
pengelola JKN. Adanya perbaikan mutu layanan kesehatan di FKTP maka secara
tidak langsung masyarakat akan dapat menerima pelayanan sesuai dengan yang
diharapkan.
10
2 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Jaminan Kesehatan Nasional
Program JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme
asuransi sosial dengan tujuan agar seluruh penduduk Indonesia terlindungi dalam
sistem asuransi sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
(Kemenkes RI, 2014a).
2.2 Fasilitas KesehatanTingkat Pertama Program JKN
Fasilitas kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan
untuk melaksanakan upaya pelayanan kesehatan perorangan baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah atau
masyarakat (Kemenkes RI, 2013). Fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan bagi pengguna JKN terdiri atas FKTP dan FKRTL. Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) adalah faskes yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan individu yang bersifat umum untuk keperluan pengamatan,
promotif, preventif, mendiagnosis, perawatan atau pelayanan kesehatan lainnya
(Kemenkes RI, 2014b).
Prosedur layanan kesehatan dalam JKN yaitu pelayanan bagi pasien
dilaksanakan secara berjenjang yang dimulai dari FKTP yang diselenggarakan
oleh FKTP tempat peserta terdaftar. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
peserta JKN terdiri dari Puskesmas, dokter, dokter gigi, klinik pratama dan
Rumah Sakit Kelas D Pratama yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan
(Kemenkes RI, 2014b).
Dokter praktek baik dokter umum maupun dokter gigi termasuk fasilitas
kesehatan tingkat pertama pada program JKN dengan melakukan kerja sama
dengan BPJS Kesehatan dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Pusat
kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas merupakan faskes
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya (Kemenkes RI, 2014c). Puskesmas harus didirikan pada setiap
kecamatan namun dalam kondisi tertentu pada satu kecamatan dapat didirikan
lebih dari satu Puskesmas berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan,
jumlah penduduk dan aksesbilitas. Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang
diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem.
Klinik merupakan faskes yang melaksanakan layanan kesehatan
perorangan dengan melayani pelayanan medis dasar dan atau spesialistik
(Kemenkes RI, 2014d). Berdasarkan jenis pelayanan, klinik terdiri dari klinik
pratama dan utama. Klinik pratama merupakan klinik yang melaksanakan
pelayanan medis dasar baik umum maupun khusus. Klinik dapat diselenggarakan
oleh pemerintah maupun masyarakat.
BPJS Kesehatan dalam menetapkan pilihan fasilitas kesehatan melakukan
seleksi, kredensialing dan rekrendensialing dengan kriteria teknis yang meliputi
sumber daya manusia, kelengkapan sarana dan prasarana, lingkup pelayanan serta
komitmen pelayanan (Kemenkes RI, 2013). Kriteria teknis digunakan untuk
penetapan kerjasama dengan BPJS Kesehatan, besaran kapitasi dan jumlah peserta
yang bisa dilayani. Seluruh FKTP milik TNI/ POLRI yang bekerjasama dengan
BPJS Kesehatan, pada masa peralihan dinyatakan sebagai klinik pratama dan
dalam jangka waktu dua tahun harus memenuhi persyaratan sebagai klinik
pratama sejak Permenkes No. 71 Tahun 2013 berlaku, serta FKTP yang bekerja
sama dengan BPJS Kesehatan dikecualikan dari kewajiban terakreditasi dan harus
menyesuaikan dengan ketentuan dalam jangka waktu lima tahun (Kemenkes RI,
2013).
2.3 Status Kepesertaan dalam JKN
Peserta program JKN merupakan setiap orang termasuk orang asing yang
bekerja minimal selama enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh pemerintah. (Kemenkes RI, 2014b). Peserta program JKN
terdiri dari atas dua kelompok yaitu: Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI)
jaminan kesehatan dan peserta bukan PBI jaminan kesehatan. Peserta PBI
jaminan kesehatan adalah fakir miskin dan orang tidak mampu. Peserta bukan
PBI jaminan kesehatan adalah pekerja penerima upah dan anggota keluarganya,
pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya serta bukan pekerja dan
anggota keluarganya (Kemenkes RI, 2014b). Iuran Jaminan kesehatan untuk
peserta pekerja penerima upah dibayarkan oleh pemberi kerja dan pekerja sendiri
sedangkan iuran peserta mandiri (pekerja bukan penerima upah dan bukan
pekerja) dibayarkan oleh peserta sendiri kepada BPJS Kesehatan sesuai kelas
perawatannya (Kemenkes RI, 2014b).
2.4 Kepuasan Pasien
Kepuasan menjadi bagian menyeluruh dari kegiatan jaminan mutu layanan
kesehatan, dimana kepuasan pasien menjadi salah satu dimensi mutu layanan
kesehatan yang penting dengan demikian maka kepuasan pasien merupakan salah
satu tujuan dari peningkatan mutu layanan kesehatan. Kepuasan pelanggan
merupakan respon pelanggan terhadap kesesuaian harapan sebelum menerima
pelayanan dan setelah pelayanan yang diterima pelanggan (Muninjaya, 2011).
Kepuasan merupakan tanggapan pelanggan dengan terpenuhinya kebutuhan dan
harapan (Koentjoro, 2007). Hal tersebut diatas merupakan bentuk penilaian
pelanggan terhadap pelayanan yang diterima, mencerminkan kesesuaian
pemenuhan kebutuhan dengan harapan.
Salah satu sasaran yang dicapai dalam pengembangan JKN adalah kepuasan
pasien, dimana dalam peta jalan JKN disebutkan bahwa paling sedikit 75% pasien
menyatakan puas diberikan pelayanan oleh faskes yang bekerjasama dengan BPJS
pada tahun 2014 dan pada akhirnya mencapai kepuasan pasien sebesar 85% pada
tahun 2019 (DJSN, 2012). Perpres No. 12 Tahun 2013 menyebutkan bahwa dalam
jangka waktu paling sedikit tiga bulan peserta JKN berhak memilih FKTP yang
diinginkan. Adanya mutasi peserta JKN tentu akan berdampak bagi FKTP terkait
besaran kapitasi dan jumlah peserta yang bisa dilayani.
Parasuraman dan Beryy dalam Muninjaya (2011) telah melaksanakan
penelitian dan mengidentifikasi lima dimensi dalam menilai mutu pelayanan.
Kelima dimensi karakteristik mutu pelayanan.
1. Bukti langsung (tangibles) bahwa mutu pelayanan kesehatan dapat dirasakan
oleh para penggunanya secara langsung dengan menggunakan inderanya
(mata, telinga dan rasa) untuk menilai mutu layanan kesehatan yang diterima
meliputi ketersediaan sarana dan prasarana, kebersihan dan kenyamanan
ruang penerimaan pasien, ketersediaan sarana komunikasi, tempat parkir,
penampilan staf yang rapi, menarik dan bersih.
2. Kehandalan (reliability) meliputi kemampuan memberikan pelayanan dengan
segera, terpercaya, akurat, sesuai dengan yang telah dijanjikan dan bersikap
simpati kepada pelanggan.
3. Daya tanggap (responsiveness) yaitu keinginan dan kemampuan dalam
memberikan pelayanan yang tanggap, cepat, tepat waktu dan tidak lama
kepada pelanggannya.
4. Jaminan (assurance) yaitu kriteria yang berkaitan dengan pengetahuan,
kesopanan dan kepercayaan pelanggan kepada petugas. Dimensi ini meliputi
keramahan, kompetensi teknis dan keamanan.
5. Empati (empathy) yaitu kriteria yang berkaitan dengan kepedulian dan
perhatian kepada setiap pelanggan, memahami kebutuhan mereka dan bisa
dihubungi pelanggan yang membutuhkan bantuan.
Terkait dengan dimensi mutu pelayanan terdapat beberapa pendapat dari hasil
penelitian. Hasil penelitian mutu pelayanan di Puskesmas Pamboang Kabupaten
Majene Tahun 2012 didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara ketepatan
waktu, hubungan antar manusia, informasi, kenyamanan dengan mutu pelayanan
(Halil et al., 2012). Hasil yang sama didapatkan pada penelitian (Wati et al., 2012)
bahwa ada hubungan antara kenyamanan, informasi, akses dan kompetensi teknis
petugas dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daya Makasar. Wira
(2014) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa persepsi kehandalan, daya
tanggap, jaminan, empati memiliki hubungan yang bermakna dengan kepuasan
pasien rawat inap Rumah Sakit Wangaya Denpasar.
Menurut Hall dan Dorman dalam Pohan (2006), kepuasan pasien
dipengaruhi oleh faktor lingkungan fisik gedung maupun penampilan petugas,
kejelasan informasi, perhatian petugas terhadap masalah psikososial pasien,
pengaturan sistem layanan kesehatan untuk memberi kemudahan pasien,
kompentensi petugas dengan konsisten terhadap standar layanan kesehatan, akses,
biaya layanan kesehatan dan kesinambungan layanan kesehatan. Disebutkan juga
bahwa kepuasan pasien dipengaruhi oleh reliability, assurance, humanitas,
responsiveness, tangible, aksesibilitas, empati, sumber biaya, diagnostik dan
karakteristik pasien (Budijanto & Suharmiati, 2007). Dapat disimpulkan bahwa
kepuasan pasien dipengaruhi oleh banyak faktor atau merupakan konsep multi
dimensi.
2.4.1 Metode Pengukuran Kepuasan
Pengukuran kepuasaan pasien digunakan sebagai dasar dalam perubahan
sistem layanan kesehatan sehingga perangkat yang digunakan untuk mengukur
kepuasan harus dapat dipercaya dan handal. Menurut Pohan (2006) terdapat
indikator untuk mengukur kepuasan pasien.
1. Kepuasan pasien terhadap akses layanan kesehatan, dinyatakan oleh sikap dan
pengetahuan sejauh mana layanan kesehatan tersedia, kemudahan memperoleh
layanan kesehatan pada saat biasa maupun gawat darurat.
2. Kepuasan pasien terhadap mutu layanan kesehatan, dinyatakan oleh sikap
terhadap kompetensi teknis dokter maupun petugas dalam melayani pasien,
perubahan yang dalami pasien setelah mendapatkan layanan kesehatan.
3. Kepuasan pasien terhadap proses layanan kesehatan, dinyatakan dengan
kepuasan termasuk hubungan antar manusia dengan tingkat kepercayaan pada
dokter, pengertian tentang diagnosis dan sejauh mana kesulitan untuk
memahami penjelasan dokter serta rencana pengobatan.
4. Kepuasan pasien terhadap sistem layanan kesehatan, dinyatakan oleh sikap
melalui pengamatan terhadap fasilitas fisik, sistem perjanjian dalam hal waktu
tunggu, jumlah dan jenis keluhan yang diterima oleh sistem layanan kesehatan.
Terdapat beberapa metode yang dipergunakan untuk mengukur kepuasan
pelanggan (Kotler, 2002).
1. Sistem keluhan dan saran dengan penyediaan kotak saran, hotline service, dan
lain-lain yang memberikan kesempatan pada pelanggan atau pasien dalam
menyampaikan keluhan, komentar saran dan pendapat pelanggan.
2. Ghost shopping (pembelanja misterius) dengan mempekerjakan beberapa
orang (ghost shopper) sebagai pasien atau pembeli produk selanjutnya
melaporkan temuannya sehingga dapat dijadikan pertimbangan oleh organisasi
untuk pengambilan keputusan.
3. Lost customer analysis dengan menghubungi pelanggan yang telah berhenti
atau beralih kelayanan kesehatan lain sehingga diketahui penyebabnya
sehingga organisasi dapat mengambil keputusan dalam penyempurnaan
berikutnya.
4. Survei kepuasan pelanggan dengan melakukan survei dan penelitian mengenai
kepuasan pelanggan melalui kuesioner, wawancara langsung, telepon maupun
pos.
Beberapa penelitian kepuasan pelanggan yang menggunakan survei
kepuasan pelanggan sebagai tehnik dalam pengumpulan data seperti penelitian
yang dilakukan di Amerika menggunakan survei kepuasan melalui telepon pada
pasien dan keluarga yang merupakan pelanggan rumah sakit dan pusat pengobatan
kanker (Quinn et al., 2004). Terdapat pula penggunaan metode lain pada survei
kepuasan pelangggan dengan wawancara langsung menggunakan kuisioner pada
pasien rawat inap di Rumah Sakit Toraja Utara (Allo et al., 2013). Penelitian
Nurkholiq (2011) mengenai kepuasan pasien umum dan pengguna Askes juga
menggunakan kuisioner dalam pengumpulan pengumpulan data. Pada umumya
penelitian kepuasan pasien menggunakan survei kepuasan pasien dengan cara
wawancara dan kuisioner pada pasien.
2.4.2 Manfaat Kepuasan Pasien
Komponen kepuasan pasien menjadi salah satu komponen yang penting
dari mutu layanan kesehatan. Pasien atau masyarakat yang mengalami kepuasan
dalam pelayanan kesehatan memiliki kecenderungan pasien untuk mengikuti
nasihat dan taat pada pengobatan yang dilakukan, sedangkan ketidakpuasan
pasien dalam pelayanan kesehatan cenderung akan menyebabkan ketidakpatuhan
akan pengobatan dan berpindah ke faskes lainnya (Pohan, 2006).
Pelanggan yang loyal adalah mitra (Koentjoro, 2007). Pasien yang
mendapatkan pelayanan memuaskan akan menjadi pembeli ulang, jika terus
menerus memperoleh kepuasan maka akan menjadi pelanggan setia. Pelanggan
setia inilah yang dapat dijadikan sebagai mitra dalam pelayanan kesehatan.
Kepuasan pelanggan diupayakan sebagai langkah menuju kesetiaan dan kemitraan
dengan pelanggan.
Manfaat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di faskes
berdampak pada kesetiaan pasien dalam menggunakan kembali faskes tersebut.
Hasil penelitian pengaruh kualitas layanan terhadap kesetiaan pasien di Teheran
Iran menunjukkan patient loyalty dapat berupa membicarakan hal yang positif
tentang faskes dari mulut kemulut, kemauan untuk merekomendasikan faskes
tersebut kepada teman sampai kemauan menggunakan faskes itu kembali sangat
dipengaruhi oleh kepuasannya terhadap mutu layanan faskes yang ditunjukkan
dengan empat dimensi mutu yaitu kehandalan, komunikasi, empati, bukti fisik dan
biaya (Arab et al., 2012). Hasil penelitian di India menunjukkan, bahwa kepuasan
pasien diantaranya ditentukan oleh kualitas layanan yang diberikan oleh provider,
sikap, perilaku tenaga kesehatan dan biaya yang dikeluarkan. Keterlibatan
provider dalam pelayanan kesehatan sering dikaitkan atau berujung pada
kepuasan pasien, sehingga kepuasan pasien ini akan mempengaruhi loyalitasnya
pada provider tersebut yaitu berupa merekomendasikan provider pada koleganya,
kepatuhan dan mau menggunakan kembali pelayanan bahkan untuk tingkat
pelayanan yang lebih tinggi atau lebih mahal (Naidu, 2009). Terdapat pula hasil
penelitian, bahwa terdapat hubungan antara kepuasan dan minat kunjungan ulang
pasien ke Puskesmas di Kota Bekasi yang bermakna secara statistik (Prastiwi &
Ayubi, 2008). Kepuasan pasien merupakan hal yang penting dalam era persaingan
di dunia kesehatan saat ini, dimana pasien yang merasakan kepuasan akan
membuat mereka loyal untuk tetap memakai jasa layanan di faskes tersebut dan
pelanggan yang setia tentunya akan membuat faskes mampu bersaing dan
bertahan.
2.5 Hubungan Jenis Fasilitas Kesehatan Primer dengan Kepuasan Pasien
Beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan hubungan jenis fasilitas
kesehatan dengan kepuasan pasien dengan hasil yang berbeda. Penelitian analisis
Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia mengenai bukti empiris
kebijakan asuransi kesehatan sosial dengan rancangan studi observasional dan
penggunaan data putaran kedua Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga
Indonesia untuk mengukur permintaan (demand), didapatkan hasil penelitian
bahwa ketika peserta asuransi menghadapi alternatif PPK (publik dan swasta)
maka peserta asuransi cenderung memilih PPK swasta dibandingkan publik
karena tidak memberikan kepuasan konsumen (Hidayat, 2010). Pemberi
Pelayanan Kesehatan (PPK) swasta diminati oleh mereka yang sakit, belum
menikah, kaya dan berpendidikan tinggi. Berbeda halnya dengan hasil penelitian
kepuasan pasien terhadap mutu layanan PPK I di Kota Kendari pada peserta
Askes wajib dan Askes sukarela, dimana didapatkan hasil tingkat kepuasan
peserta Askes sukarela yang berobat pada dokter keluarga lebih rendah
dibandingkan dengan kepuasan peserta Askes wajib di Puskesmas (Aga et al.,
2005). Hal ini disebabkan oleh perbedaan akan mutu pelayanan dokter, peresepan
obat, sistem rujukan pasien, kemudahan akses ke layanan kesehatan, ketersediaan
fasilitas dan kondisi lingkungan fisik Puskesmas dan dokter keluarga.
Penelitian tentang kepuasan terhadap layanan kesehatan primer berdasarkan
jenis faskes pernah dilakukan di Provinsi Bali pada Puskesmas dan dokter
keluarga yang merupakan PPK I Askes di Kota Denpasar (Witriasih, 2012)
dengan hasil bahwa tingkat kepuasan pasien peserta PT ASKES (Persero) Cabang
Denpasar pada dokter keluarga lebih tinggi dibandingkan Puskesmas karena
hubungan kedekatan pasien dengan dokter keluarga meskipun kepuasan pasien
ASKES di Puskesmas dan dokter keluarga tergolong sama-sama sangat puas.
Pelayanan kesehatan melibatkan pasien dan provider, keterlibatan provider
dalam pelayanan kesehatan sering dikaitkan atau berujung pada kepuasan pasien.
Kepuasan pasien ini diantaranya ditentukan oleh kualitas pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh provider, sikap dan perilaku tenaga kesehatan (Naidu, 2009).
Ketidakpuasan pasien terhadap mutu layanan kesehatan disebabkan oleh
perbedaan harapan pasien terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh
provider. Perbedaan mutu pelayanan kesehatan pada jenis fasilitas kesehatan
karena kompetensi pemberi layanan, sistem peresepan obat, sistem rujukan
pasien, kemudahan akses ke layanan kesehatan, ketersediaan fasilitas dan kondisi
lingkungan fisik faskes tersebut (Aga et al. , 2005). Baik buruknya kualitas
pelayanan provider tergantung kemampuan provider dalam menyediakan layanan
kesehatan memenuhi keinginan pasien secara efisien dan konsisten.
2.6 Hubungan Status Kepesertaan dengan Kepuasan Pasien
Penelitian tentang hubungan status kepesertaan pasien dengan tingkat
kepuasan pasien yang cenderung menunjukkan perbedaan kepuasan pasien
dengan status kepesertaan sebagai pasien umum dengan status kepesertaan
sebagai peserta jaminan dan asuransi kesehatan. Penelitian perbedaan kualitas
layanan Puskesmas Kelurahan Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota Kediri
berdasar sistem pembayaran ditinjau dari persepsi konsumen menunjukkan ada
perbedaan kualitas layanan yang di berikan Puskesmas dimana pengguna sistem
pembayaran langsung mempersepsikan kualitas layanan lebih baik dibandingkan
pengguna sistem pembayaran Askes dan Jamkesmas (Suciati, 2013).
Penelitian sistem atau cara pembayaran dan kualitas pelayanan Puskesmas
di Kota Wonogiri didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara sistem
pembayaran pasien dengan kualitas pelayanan rawat jalan di Puskesmas yang
secara statistik signifikan dimana pasien yang membayar langsung (out of pocket)
merasakan mendapatkan kualitas pelayanan tertinggi dibandingkan dengan pasien
Askes dan Jamkesmas (Budi, 2010). Terdapat pula penelitian kepuasan pasien
cara bayar umum dengan pengguna kartu Askes pada pelayanan dokter keluarga
Askes di Kota Semarang dengan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan
bermakna pada tingkat kepuasan pasien berdasarkan status kepesertaan, yaitu
pada pasien cara bayar umum dengan peserta Askes (Nurkholiq, 2011).
Hasil penelitian Setiawan (2014) menyebutkan bahwa terdapat perbedaan
kepuasan Pasien JKN dengan status kepesertaan PBI dengan pasien umum
terhadap kualitas layanan kesehatan di Sukoharjo dimana pasien PBI lebih puas
dibandingkan dengan pasien umum. Berbeda halnya dengan hasil penelitian Rattu
et al ( 2015) bahwa tidak terdapat perbedaan kualitas layanan keperawatan pada
pasien PBI dan non PBI di Manado.
Kepesertaan Peserta PBI jaminan kesehatan adalah fakir miskin dan orang
tidak mampu dimana iuran peserta PBI dibayarkan Pemerintah Pusat melalui
Kementrian Kesehatan ke BPJS Kesehatan (Kemenkes, RI 2014b). Peserta bukan
PBI jaminan kesehatan adalah pekerja penerima upah dan anggota keluarganya,
pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya serta bukan pekerja dan
anggota keluarganya. Iuran peserta pekerja penerima upah dibayar oleh pemberi
kerja dan pekerja sendiri sedangkan iuran peserta mandiri (pekerja bukan
penerima upah dan bukan pekerja) dibayarkan oleh peserta sendiri kepada BPJS
Kesehatan sesuai kelas perawatannya (Kemenkes RI, 2014b).
Pasien yang membayar untuk layanan kesehatan cenderung lebih banyak
menuntut, tidak mudah puas dan berharap layanan yang diterima memang
berkualitas dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan layanan kesehatan
secara gratis atau membayar lebih murah. Tuntutan pasien akan kepuasan
cenderung meningkat karena merasa telah membayar iuran asuransi kesehatan
yang dipotong dari gaji tiap bulannya atau sebagai penanggung (Tukimin, 2005).
2.7 Hubungan Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien
Faktor penentu kepuasan pasien juga dipengaruhi oleh karakteristik pasien
yang merupakan ciri-ciri atau kekhasan seseorang yang membedakan seseorang
dengan yang lain meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan
penghasilan. Peneliti hendaknya mempertimbangkan karakteristik sosio
demografis penduduk setempat. Beberapa penelitian tentang hubungan
karakteristik sosio-demografis dengan tingkat kepuasan pasien. Penelitian
kepuasan pasien pada perawatan primer di Amerika didapatkan hasil, bahwa
selain kontinuitas perawatan yang berhubungan dengan kepuasan pasien juga
terdapat faktor lain yaitu demografis dan sosial ekonomi pasien (Fan et al., 2005).
Penelitian kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas Kabupaten Bandung Barat
didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara umur, pekerjaan, penghasilan
dan sumber dana dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas
sedangkan tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dan tingkat pendidikan
dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas (Abdilah & Ramdan,
2007). Hasil penelitian yang sama didapatkan pada penelitian kepuasan pasien
Jamkesmas di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado Tahun 2013
bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat
kepuasan pasien Jamkesmas di Puskesmas (Laurina et al., 2013). Hasil penelitian
Handayani (2003) disebutkan bahwa karakteristik pasien yang mempengaruhi
tingkat kepuasan pasien rawat inap pada Puskesmas di kabupaten Cilacap dalam
pelayanan kesehatan adalah umur, pendidikan dan tempat asal pasien.
Kelompok umur usia produktif cenderung lebih banyak menuntut dan
berharap banyak terhadap layanan kesehatan. Pasien usia tua pada umumnya lebih
bersifat terbuka sehingga tuntutan dan harapannya lebih rendah dibandingkan
pasien usia muda maka hal ini menyebabkan pasien tua lebih cepat puas daripada
pasien usia muda (Oroh et al., 2009). Pria cenderung lebih banyak menuntut dan
mengkritik layanan kesehatan daripada wanita karena dalam keluarga seorang pria
yang menjadi kepala keluarga yang melindungi, memberi rasa aman dan
cenderung mengintervensi wanita dalam melakukan sesuatu.
Pendidikan pasien dapat mempengaruhi kepuasan pasien akan layanan
kesehatan sesuai dengan nilai-nilai dan harapan pasien (Abdilah & Ramdan,
2007). Pendidikan dan pengetahuan pasien yang tinggi menuntut diberikannya
pelayanan kesehatan yang lebih baik, sebaliknya pada pasien dengan tingkat
pendidikan rendah cenderung lebih banyak menerima karena jarang memikirkan
hal-hal di luar daya nalarnya, tidak tahu apa yang dibutuhkannya dan kesembuhan
saja sudah cukup bagi pasien.
Masyarakat yang bekerja cenderung lebih banyak menuntut atau mengkritik
layanan kesehatan yang diterimanya karena dipengaruhi oleh lingkungan
pekerjaannya dan lingkungan keluarganya dibandingkan dengan masyarakat yang
bekerja (Abdilah & Ramdan, 2007). Pasien yang berpenghasilan tinggi dan
merasa mampu membayar mahal maka tidak akan mudah merasa puas bila
layanan kesehatan yang diterima tidak sesuai kehendaknya sedangkan pasien yang
berpenghasilan rendah dan tidak bekerja tidak akan terlalu menuntut (Handayani,
2003).
25
3 BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Pelaksanaan JKN membuat paradigma pelayanan kesehatan bergeser ke
arah mutu pelayanan. Masyarakat yang dapat mengakses layanan kesehatan baik
primer maupun sekunder mulai memperhitungkan mutu layanan yang
diterimanya. BPJS sebagai badan penyelenggara di era JKN melakukan berbagai
upaya dalam mengoptimalisasi mutu layanan primer dan menegaskan fungsi gate
keeper dari FKTP. FKTP dalam pelaksanaan JKN berupa Puskesmas, dokter
praktek perorangan, klinik pratama dan rumah sakit kelas D Pratama yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara komprehensif.
Penggunaan FKTP yang sebelumnya merupakan PPK I Askes, Jamsostek
dan TNI/ POLRI menjadi FKTP BPJS Kesehatan dengan menyesuaikan standar
kredensialing yang ditetapkan BPJS Kesehatan. Jenis FKTP yang berasal dari
sistem asuransi yang beragam meskipun sudah melalui sistem kredensialing
terutama di masa peralihan tentu berisiko menyebabkan perbedaan mutu layanan
yang dikaitkan dengan kepuasan pasien.
Mutu pelayanan khususnya pelayanan kesehatan primer sering dikaitkan
dengan kepuasan pasien. Kepuasan pasien merupakan salah satu sasaran utama
yang dicapai dalam pengembangan JKN. Kepuasan pasien merupakan tanggapan
pasien terhadap kesesuaian kebutuhan (ekspektasi) pasien sebelum dan sesudah
menerima pelayanan, maka pasien yang merasakan kepuasan terhadap layanan
kesehatan memiliki kecenderungan untuk patuh, taat terhadap kegiatan
pengobatan dan menjadi pelanggan setia. Lima dimensi untuk mengevaluasi mutu
layanan kesehatan meliputi bukti fisik, daya tanggap, kehandalan, empati dan
jaminan.
Kepuasan pasien dipengaruhi oleh banyak faktor (konsep multi dimensi)
meliputi faktor jenis tempat layanan, status kepesertaan dan karakteristik sosio-
demografis pasien (umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan). Perbedaan
mutu layanan kesehatan pada jenis fasilitas kesehatan karena kompetensi pemberi
layanan, sistem peresepan obat, sistem rujukan, kemudahan akses ke layanan
kesehatan, ketersediaan fasilitas dan kondisi lingkungan fisik. Pasien yang
membayar langsung atau mandiri menginginkan mendapatkan kualitas pelayanan
tertinggi dibandingkan dengan pasien asuransi dan jaminan kesehatan yang
disubsidi pemerintah. Kelompok umur usia produktif cenderung lebih banyak
menuntut dan berharap banyak terhadap layanan kesehatan. Pria cenderung lebih
banyak mengkritik layanan kesehatan daripada wanita, pasien dengan pendidikan
tinggi tidak akan mudah merasa puas bila layanan kesehatan yang diterima tidak
sesuai keinginan pasien.
3.2 Konsep Penelitian
Gambar 3.1 Konsep Penelitian
Modifikasi dari Budijanto & Suharmiati (2007); Handayani (2003); Parasuraman
& Beryy dalam Muninjaya (2011)
3.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis pada penelitian tentang hubungan jenis fasilitas kesehatan tingkat
pertama, status kepesertaan dan karakteristik sosio-demografis dengan tingkat
kepuasan pasien Jaminan Kesehatan Nasional di Kota Denpasar.
1. Ada hubungan antara jenis FKTP dengan kepuasan pasien JKN pada
pelayanan primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.
Kepuasan Pasien Responsiveness Reliability Assurance Empathy Tangible
Karakteristik Sosio-Demografis
Umur Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Status Pekerjaan
Jenis Kepesertaan
PBI Non-PBI
Jenis FKTP
Puskesmas Klinik Pemerintah Klinik Swasta Dokter Umum
2. Ada hubungan antara status kepesertaan dengan kepuasan pasien JKN
pada pelayanan primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.
3. Ada hubungan antara karakteristik sosio-demografis dengan kepuasan
pasien JKN pada pelayanan primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota
Denpasar.
4. Ada hubungan antara jenis FKTP, status kepesertaan dan karakteristik
sosio-demografis pasien dengan kepuasan pasien JKN pada pelayanan
primer FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.
29
4 BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional. Rancangan yang
digunakan dalam penelitian survei sampel ini adalah rancangan cross-sectional
analitik dengan pendekatan kuantitatif yaitu melakukan pengukuran atau
pengamatan pada seluruh variabel tergantung (dependent) dengan variabel bebas
(independent) dilakukan dalam waktu yang sama.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di beberapa jenis FKTP yang bekerjasama
dengan BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar meliputi empat dokter umum,
empat klinik swasta, tiga klinik pemerintah dan empat Puskesmas yang berada di
Kota Denpasar. Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Maret sampai dengan bulan April 2015.
4.3 Penentuan Sumber Data
4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi target dalam penelitian ini adalah semua pasien JKN yang
menerima pelayanan kesehatan sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian
ini adalah pasien JKN yang menerima pelayanan kesehatan primer di FKTP BPJS
Kesehatan yang meliputi dokter umum, klinik swasta, klinik pemerintah dan
Puskesmas di Kota Denpasar pada tahun 2015.
30
4.3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
4.3.2.1 Kriteria inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini.
1. Pasien yang menerima pelayanan primer pada FKTP BPJS Kesehatan di Kota
Denpasar (dokter umum, klinik swasta, klinik pemerintah dan Puskesmas)
yang pernah berkunjung minimal satu kali di FKTP tersebut.
2. Pasien berusia minimal 17 tahun dengan asumsi responden dapat
mendeskripsikan hal-hal yang aktual tentang pelayanan yang diterima dari
pelayanan primer pada FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar.
4.3.2.2 Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah keadaan atau penyakit pasien
yang menyebabkan pasien tidak mampu menjawab.
4.3.3 Besar Sampel
Penentuan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus uji
hipotesis beda proporsi pada dua kelompok independen dengan rumus dari
(Lwanga & Lemeshow, 1997). Besar sampel dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
n =
Keterangan:
n : Jumlah sampel (pada 1 kelompok)
Z 1-α /2 : Standar deviasi dengan confidence level 95 % adalah 1,96
Z1- β : Power penelitian (80%)
31
P1 : Proporsi kepuasan pasien yang menerima pelayanan primer di
faskes swasta (75 %)
P2 : Proporsi kepuasan pasien yang menerima pelayanan primer di
populasi (53 %) (Prastiwi & Ayubi, 2008)
P : ½ ( )= ½ (0,75 + 0,53) = 0,64
Hasil perhitungan sampel:
n = 74 sampel
Berdasarkan rumus sampel diatas didapatkan jumlah sampel untuk satu
kelompok adalah 74 sampel sehingga total sampel keseluruhan adalah sebanyak
148 sampel.
Menentukan jumlah sampel pada masing masing jenis FKTP (Puskesmas,
klinik pemerintah, klinik swasta dan dokter umum) dipilih secara probability
proportional to size, dimana dalam menentukan jumlah sampel pada masing-
masing jenis FKTP dihitung berdasarkan proporsi kunjungan pasien JKN di
masing-masing jenis FKTP agar sampel yang diambil akan terproporsi sesuai
dengan kondisi di populasi.
Menentukan jumlah sampel di masing-masing jenis FKTP (Puskesmas,
klinik pemerintah, klinik swasta dan dokter umum) pada tiap kecamatan dengan
membagi empat jumlah sampel perjenis FKTP berdasarkan empat wilayah atau
kecamatan di Kota Denpasar.
32
Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis FKTP di Kota Denpasar
Jenis FKTP Kunjungan
(setahun) Persentase kunjungan
Besar sampel (orang)
Jumlah sampel di masing-masing FKTP per kecamatan (orang)
Puskesmas 78.959 33% 49 12-13 Klinik Pemerintah
34.291 14% 21 5-6
Klinik Swasta
97.098 40% 59 14-15
Dokter Umum
32.245 13% 19 5-6
Total 242.593 100% 148 148
Pemilihan cluster FKTP (Puskesmas, klinik pemerintah, klinik swasta dan
dokter umum) pada masing-masing kecamatan di Kota Denpasar menggunakan
acak sederhana (cluster random sampling).
4.3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Tehnik pengambilan sampel dimasing-masing cluster FKTP terpilih
(Puskesmas, klinik pemerintah, klinik swasta dan dokter umum) di Kota Denpasar
secara consecutive sampling, dimana semua pasien JKN yang datang ke FKTP
terpilih selama periode pengumpulan data dan memenuhi kriteria inklusi,
diikutsertakan dalam penelitian sampai jumlah sampel terpenuhi dengan
melakukan wawancara menggunakan kuesioner terstruktur setelah responden
mendapatkan layanan kesehatan (exit interview) di FKTP terpilih.
4.4 Variabel Penelitian
4.4.1 Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah jenis FKTP, status kepesertaan
dan karakteristik sosio-demografi. Variabel jenis FKTP terdiri empat sub variabel
33
yaitu Puskesmas, klinik pemerintah, klinik swasta dan dokter umum. Variabel
jenis kepesertaan terdiri dari dua sub variabel yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI)
dan non PBI. Variabel karakteristik sosio-demografi terdiri dari empat sub
variabel yaitu umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan.
4.4.2 Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kepuasan pasien yang terdiri
dari lima sub variabel yaitu bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan dan
empati.
34
4.4.3 Definisi Operasional
Tabel 4.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional Cara dan
alat pengukuran
Skala Data
Jenis FKTP FKTP yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan Cabang Denpasar untuk memberikan pelayanan kesehatan primer peserta JKN di Kota Denpasar yang terdiri dari dokter umum, klinik pemerintah (milik TNI dan POLRI), klinik swasta dan Puskesmas (Kemenkes RI, 2013.)
Wawancara dengan Kuesioner
Nominal a. Dokter umum b. Klinik
Pemerintah c. Klinik Swasta d. Puskesmas
(Kemenkes RI, 2013)
Status Kepesertaan
Status kepesertaan JKN di Kota Denpasar yang terdiri dari peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang mendapat subsidi premi penuh dari pemerintah (eks-Jamkesmas) dan peserta bukan Penerima Bantuan Iuran (Non PBI) yang membayar secara mandiri premi JKN dan mendapat sebagian subsidi dari pemerintah atau perusahaan (Askes, Jamsostek, ASABRI) (Kemenkes RI, 2014b).
Wawancara dengan Kuesioner
Nominal a. PBI b. Non PBI
(Kemenkes RI, 2014b)
Karakteristik Demografis Pasien
a. Umur Bilangan tahun terhitung sejak lahir sampai sekarang yang dihitung dalam satuan tahun yang diakui responden saat mengisian kuesioner.
Wawancara dengan Kuesioner
Ordinal a. Dewasa
muda (17-30 th)
b. Dewasa (31-45 th)
c. Pralansia
35
(>45 th) (Bleich et al. , 2009)
b. Jenis kelamin Jenis kelamin responden.
Wawancara dengan Kuesioner
Nominal a. Laki-laki b. Perempuan
(Supardi et al. 2008)
c. Tingkat
pendidikan Pendidikan formal tertinggi responden berdasarkan pengakuan responden. Pendidikan ≤ SMP jika responden menamatkan pendidikan SMP atau kurang dari SMP. Pendidikan ≥ SMA jika responden menamatkan pendidikan SMA atau lebih dari SMA
Wawancara dengan Kuesioner
Ordinal a. ≤ SMP b. ≥ SMA (Mikrajab &
Budisuari 2011)
d. Status pekerjaan Status pekerjaan
responden yang diakui responden pada saat wawancara.
Wawancara dengan Kuesioner
Nominal a. Tidak bekerja b. Bekerja (Prastiwi & Ayubi, 2008)
Kepuasan Pasien JKN a.Kepuasan
pasien terhadap bukti fisik (tangible)
Kepuasan pasien JKN di pelayanan primer terhadap aspek bukti fisik yang meliputi kebersihan, kerapihan, kenyamanan ruang pelayanan dan ruang tunggu. Penampilan petugas bersih dan rapi. ketersediaan tempat parkir. Keadaan, kesiapan, alat kesehatan dan alat penunjang di FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar. Penilaian menggunakan 8 item pertanyaan dengan 4 tingkatan skala yaitu
Wawancara dengan Kuesioner
Nominal a. Tidak puas
= < 24 b. Puas
= ≥ 24
36
Sangat tidak puas= 1 Tidak puas= 2 Puas=3 Sangat puas=4
b.Kepuasan pasien terhadap kehandalan (reliability)
Kepuasan pasien JKN di pelayanan primer terhadap aspek kehandalan yang meliputi kecepatan prosedur pendaftaran, ketepatan waktu tunggu, jadwal pelayanan serta ketepatan layanan di FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar. Penilaian menggunakan 4 item pertanyaan dengan 4 tingkatan skala yaitu Sangat tidak puas= 1 Tidak puas= 2 Puas=3 Sangat puas=4
Wawancara dengan Kuesioner
Nominal a. Tidak puas
= < 12 b. Puas
= ≥ 12
c.Kepuasan pasien terhadap daya tanggap (responsiveness)
Kepuasan pasien JKN di pelayanan primer dalam terhadap aspek daya tanggap meliputi ketanggapan petugas terhadap keluhan, kecepatan memberikan bantuan dan kejelasan informasi ke pasien di FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar. Penilaian menggunakan 4 item pertanyaan dengan 4 tingkatan skala yaitu Sangat tidak puas= 1 Tidak puas= 2 Puas=3 Sangat puas=4
Wawancara dengan Kuesioner
Nominal a. Tidak puas
= < 12 b. Puas
= ≥ 12
d.Kepuasan pasien terhadap jaminan (assurance)
Kepuasan pasien JKN di pelayanan primer terhadap aspek jaminan meliputi ketrampilan petugas, kerahasiaan pasien, keramahan, kesopanan petugas dan jaminan akan
Wawancara dengan Kuesioner
Nominal a. Tidak puas
= < 15 b. Puas
= ≥ 15
37
kesembuhan pasien di FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar. Penilaian menggunakan 5 item pertanyaan dengan 4 tingkatan skala yaitu Sangat tidak puas= 1 Tidak puas= 2 Puas=3 Sangat puas=4
e.Kepuasan pasien terhadap empati (empathy)
Kepuasan pasien JKN di pelayanan primer dalam aspek empati meliputi perhatian petugas, kesabaran petugas dalam memahami keluhan pasien, kesempatan pasien untuk berkonsultasi di FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar. Penilaian menggunakan 3 item pertanyaan dengan 4 tingkatan skala yaitu Sangat tidak puas= 1 Tidak puas= 2 Puas=3 Sangat puas=4
Wawancara dengan Kuesioner
Nominal a. Tidak puas
= < 9 b. Puas
= ≥ 9
f.Tingkat Kepuasan pasien JKN
Kepuasan pasien JKN terhadap pelayanan primer yang diberikan oleh berbagai jenis FKTP di Kota Denpasar yang dilihat dari kelima dimensi mutu pelayanan Penilaian menggunakan 24 item pertanyaan dari kelima dimensi mutu dengan 4 tingkatan skala yaitu Sangat tidak puas= 1 Tidak puas= 2 Puas=3 Sangat puas=4
Wawancara dengan Kuesioner
Nominal a. Tidak Puas
= < 72 b. Puas
= ≥ 72
38
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi
pertanyaan terstruktur untuk mengukur masing-masing variabel yang diteliti ,yaitu
berisikan tentang jenis FKTP, status kepesertaan, karakteristik sosio-demografis
(umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan) dan kepuasan pasien
terhadap pelayanan kesehatan primer yang diterima di FKTP BPJS Kesehatan di
Kota Denpasar berdasarkan lima dimensi mutu yaitu persepsi bukti fisik, daya
tanggap, kehandalan, empati dan jaminan. Kuisioner yang digunakan adalah
kuisioner modifikasi dari penelitian Baequny (2009) dan Witriasih (2012), sebagai
pendukung dalam pengumpulan data juga digunakan lembar observasi yang diisi
oleh interviewer.
4.6 Pengumpulan Data
4.6.1 Jenis Data yang Dikumpulkan
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer. Data
primer yang dikumpulkan meliputi hasil wawancara terhadap responden mengenai
jenis FKTP, status kepesertaan, karakteristik sosio-demografis dan kepuasan
pasien terhadap pelayanan kesehatan primer yang diterima di FKTP BPJS
Kesehatan di Kota Denpasar dan hasil observasi yang meliputi bukti fisik dan
kondisi di FKTP.
4.6.2 Cara Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai dari pengurusan ijin dan administrasi lainnya
yang dibutuhkan serta melakukan uji coba kuisioner pada 15 orang dengan
39
kriteria memiliki ciri-ciri yang sama dengan responden di beberapa FKTP BPJS
Kesehatan di Kota Denpasar yang tidak terpilih menjadi sampel. Uji coba
kuisioner dilakukan sebelum pelatihan terhadap tenaga interviewer
(pewawancara) untuk memastikan apakah responden memahami pertanyaan dan
mampu menjawab dengan baik. Pengumpulan data primer dengan merekrut empat
orang tenaga interviewer (pewawancara) dari mahasiswa Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat (PS IKM) Universitas Udayana yang dikoordinir oleh
peneliti kemudian dilakukan pelatihan pengisian kuesioner dan lembar observasi
untuk penyamaan persepsi antara peneliti dan pewawancara serta dilakukan uji
coba survei oleh interviewer (pewawancara) kepada beberapa responden pada
FKTP yang tidak terpilih. Tenaga interviewer (pewawancara) mendapatkan uang
transport dan insentif selama proses penelitian. Data primer dikumpulkan oleh
peneliti bersama interviewer dengan melakukan wawancara, menggunakan
kuesioner terstruktur kepada responden setelah mendapatkan layanan kesehatan
(exit interview) di FKTP terpilih (Puskesmas, klinik pemerintah, klinik swasta dan
dokter umum) dan interviewer melakukan observasi dengan mengisi lembar
observasi situasi dan kondisi FKTP terpilih.
4.7 Pengolahan Data
Data penelitian yang terkumpul, diolah dengan cara kuantitatif melalui
beberapa tahapan antara lainnya adalah.
4.7.1 Editing
Proses editing dilakukan peneliti dan interviewer dengan melihat kembali
data hasil wawancara dalam kuesioner yang mencakup kelengkapan, tulisan
40
terbaca dan relevansi jawaban. Editing segera dilakukan oleh peneliti dan
interviewer di FKTP terpilih setelah wawancara selesai dilakukan pada responden
di FKTP.
4.7.2 Coding
Proses coding dilakukan dengan memberikan kode atau
mengklasifikasikan jawaban responden dengan menggunakan tanda atau kode
tertentu. Data yang dikodekan adalah data responden tentang karakteristik
demografis responden (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan)
jenis FKTP BPJS (Puskesmas, klinik pemerintah, klinik swasta dan dokter umum)
dan status kepesertaan JKN (PBI, non PBI).
4.7.3 Scoring
Memberikan nilai jawaban pada setiap jawaban responden sehingga setiap
jawaban responden dapat diberikan skor. Data yang telah terkumpul dari masing-
masing responden diberi skor sesuai dengan variable dimensi mutu (bukti fisik,
reabilitas, jaminan, empati dan daya tanggap) yang ditanyakan. Pemberian skor
untuk masing-masing pertanyaan adalah sama untuk semua pertanyaan pada
masing-masing sub variabel yaitu skor 1 untuk jawaban sangat tidak puas, skor 2
untuk jawaban tidak puas, skor 3 untuk jawaban puas dan skor 4 untuk jawaban
sangat puas.
4.7.4 Data Entry
Proses memasukkan data yang sudah terstruktur yang dilakukan oleh
peneliti ke komputer dengan menggunakan program Stata SE 12.
41
4.7.5 Cleaning Data
Peneliti melakukan pembersihan data untuk mencegah kesalahan yang
mungkin terjadi dengan cara melihat distribusi dari variabel-variabel dan nilai
kelogisannya.
4.8 Analisis Data
Analisis kuantitatif dan uji statistik yang dilakukan dalam penelitian ini
dilakukan dengan analisis secara bertingkat yaitu:
4.8.1 Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan pada setiap variabel penelitian yaitu jenis FKTP,
status kepesertaan, karakteristik sosio-demografis, kepuasan pasien menurut
persepsi bukti langsung, persepsi kehandalan, persepsi daya tanggap, persepsi
jaminan, persepsi empati. Data dianalisa menggunakan statistik deskriptif untuk
mendapatkan hasilnya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berupa proporsi
atau persentase (%) dari masing-masing variabel yang dilengkapi dengan narasi
untuk menjelaskan tabel yang dihasilkan.
4.8.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk menilai hubungan satu variabel bebas
dengan satu variabel tergantung dilakukan dengan membuat tabel silang 2 x 2
dimana variabel bebas berada di row dan variabel tergantung berada di column.
Menilai hubungan dihitung dengan ukuran asosiasi berupa Crude Prevalence
Ratio (PR), jika nilai PR > 1 berarti meningkatkan resiko terjadinya kepuasan,
nilai PR < 1 berarti mencegah terjadinya kepuasan sedangkan jika nilai PR = 1
maka tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung. Uji
42
statistik yang digunakan adalah chi square test dengan melihat 95% Confidence
Interval (CI) dan nilai p < 0,05.
4.8.3 Analisis Multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel
bebas (jenis FKTP, status kepesertaan dan sosio-demografi) dengan variabel
terikat (kepuasan pasien JKN) dan variabel bebas mana yang mempunyai
hubungan paling besar terhadap variabel terikat. Analisis multivariat
menghubungkan secara bersamaan antara beberapa variabel independen dengan
satu variabel dependen. Uji statistik yang digunakan adalah uji poisson regresi
Ukuran asosiasi yang digunakan adalah Adjusted Prevalence Ratio (PR)
kemudian kemaknaan dinilai dengan menggunakan 95% CI dan nilai p < 0,05.
4.9 Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan ijin dari komisi Etik Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali No. 54/
UN.14.2/Litbang/2015, ijin penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan Perijinan
Provinsi Bali No. 070/36870/IV/BPMP dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kota Denpasar No.070/182/BKBP. Responden diberikan lembar persetujuan
setelah responden mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat penelitian,
informasi yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan
bersedia menjadi responden penelitian. Penelitian ini tidak mencantumkan nama
pada lembar pengumpulan data namun hanya berisi kode-kode tertentu untuk
menjamin kerahasiaan responden.
43
5 BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kota Denpasar merupakan Ibukota Provinsi Bali dengan luas wilayah
Kota Denpasar 127,78 km2 atau 2,18% dari luas wilayah Provinsi Bali. Batas
wilayah Kota Denpasar di bagian utara, selatan dan barat berbatasan dengan
Kabupaten Badung sedangkan di bagian timur berbatasan dengan Kabupaten
Gianyar. Secara administratif Kota Denpasar terdiri dari empat kecamatan, 43
desa atau kelurahan dengan 209 dusun. Hasil perhitungan geometris berdasarkan
proyeksi Sensus Penduduk 2010 yang dibantu oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
Provinsi Bali, pencerminan penduduk Kota Denpasar tahun 2014 berjumlah
867.700 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 424.600 jiwa dan
penduduk perempuan sebanyak 443.100 jiwa. Sex ratio penduduk Denpasar
adalah 104,36 artinya penduduk laki-laki 4,36% lebih banyak dari penduduk
perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Kota Denpasar mencapai angka 4,28
(Dinkes Kota Denpasar, 2014). Berdasarkan data BPJS Kesehatan Divisi Regional
XI tercatat jumlah peserta JKN di Provinsi Bali sebanyak 1.602.683 orang dan
jumlah peserta JKN Kota Denpasar sebanyak 681.279 orang (42,5%) dari total
peserta JKN di Provinsi Bali pada tahun 2014. Jumlah peserta PBI Kota Denpasar
sebanyak 241.863 orang (35,5%) sedangkan jumlah peserta non PBI sebanyak
439.416 (64,5%) orang dari total peserta JKN di Kota Denpasar pada tahun 2014
(BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, 2014).
44
Fasilitas kesehatan di Kota Denpasar meliputi 11 buah Puskesmas induk
yang telah memiliki kemampuan gawat darurat dan 25 buah Puskesmas pembantu
serta 11 unit Puskesmas keliling. Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk adalah
1,29. Rumah sakit di Kota Denpasar terdiri dari 5 buah rumah sakit pemerintah (1
buah RS Tipe A, 1 buah RS Tipe B dan 3 buah RS Tipe C) dan 14 rumah sakit
swasta yang seluruhnya termasuk dalam Rumah Sakit Tipe C.
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) BPJS Kesehatan Kota
Denpasar terdiri dari 18 FKTP milik pemerintah dan 83 buah FKTP milik swasta
terdiri dari klinik, dokter umum dan dokter gigi (BPJS Kesehatan Kantor Cabang
Denpasar, 2014). Menurut BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar rasio jumlah
FKTP dengan jumlah peserta idealnya adalah 1: 5000 peserta sedangkan untuk
Kota Denpasar rasio FKTP adalah 1: 3550 peserta yang artinya jumlah FKTP
sudah mencukupi untuk peserta JKN di Kota Denpasar. Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama BPJS Kesehatan tersebar di empat kecamatan di Kota Denpasar.
Tabel 5.I Distribusi dan Jumlah FKTP BPJS Kesehatan Denpasar Tahun 2015
Jenis FKTP
Kecamatan
Total Denpasar Selatan
Denpasar Barat
Denpasar Timur
Denpasar Utara
Puskesmas 4 2 2 3 11 Klinik Pemerintah (TNI, POLRI) 2 3 2 - 7 Klinik Swasta 2 6 1 4 13 Dokter Praktek Perorangan 17 26 13 14 70 Total 25 37 18 21 101
45
Menurut data BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar, kunjungan
pasien JKN untuk mendapatkan layanan kesehatan primer di FKTP di Kota
Denpasar pada tahun 2014 sebanyak 242.593. Kunjungan pasien JKN tertinggi di
klinik swasta sebanyak 97.098 (40%), Puskesmas sebanyak 78.959 (33%), klinik
pemerintah sebanyak 34.291 (14%) dan kunjungan terendah di dokter umum
sebanyak 32.593 (13%) (BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar, 2014).
5.2 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian
Deskripsi karakteristik responden penelitian ini dilihat dari umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan dan status kepesertaan berdasarkan jenis FKTP
dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Gambaran Karakteristik Responden Penelitian Berdasarkan Jenis FKTP
Karakteristik
Jenis FKTP
Total Dokter umum
Klinik Pemerintah
Klinik Swasta Puskesmas
(N=20) (N=21) (N=59) (N=48) n (%) n (%) n (%) n (%) Umur, median IQR 40,5 (12,5) 39 (11,0) 34 (18,0) 42 (27,0) 39(16,0) 17 - 30 th 5 (25,0) 5 (23,8) 17 (28,8) 7 (14,6) 34 (22,8) 31 - 45 th 13 (65,0) 9 (42,9) 27 (45,8) 18 (37,5) 67 (45,3) >45 th 2 ( 10,0) 7 (33,3) 15(25,4) 23 (47,9) 47(31,8) Jenis Kelamin Perempuan 13 (65,0) 12 (57,1) 30 (50,8) 24 (50,0) 79 (53,4) laki-laki 7 (35,0) 9 (42,9) 29 (49,2) 24 (50,0) 69 (46,6) Pendidikan ≤ SMP 2 (10,0) 1 (4,8) 10 (17,0) 21 (43,8) 34 (23,0) ≥ SMA 18 (90,0) 20 (95,2) 49 (83,1) 27 (56,3) 114 (77,0) Status Pekerjaan Tidak Bekerja 2 (10,0) 3 (14,3) 10 (17,0) 14 (29,2) 29 (19,6) Bekerja 18 (90,0) 18 (85,7) 49 (83,1) 34 (70,8) 119 (80,4) Status Kepesertaan Non PBI 20 (100,0) 21 (100,0) 59 (100,0) 34 (70,8) 134 (90,5) PBI 0 (0,0) 0 (0,0) 0 (0,0) 14 (29,2) 14 (9,5)
46
Berdasarkan tabel 5.2, median umur tertinggi pada kelompok Puskesmas
sebesar 42 tahun dengan interquartil range 27 tahun sedangkan median umur
terendah pada klinik swasta adalah 34 tahun dengan interquartil range 18 tahun.
Hal ini sejalan dengan distribusi kategori berdasarkan jenis FKTP dimana pada
kelompok Puskesmas, reponden terdistribusi pada umur yang lebih tua atau lebih
dari 45 tahun sebanyak 23 orang (47,92%), sedangkan pada klinik swasta
responden cenderung pada usia yang lebih muda yaitu 17-30 tahun sebanyak 17
orang (28,8%) dan usia 31-45 tahun sebanyak 27 orang (45,8%). Berdasarkan
jenis kelamin, responden penelitian ini terdistribusi hampir merata antara
perempuan sebanyak 79 orang (53,4%) dan laki-laki sebanyak 69 orang (46,6%).
Distribusi pendidikan berdasarkan jenis FKTP terlihat bahwa ada
perbedaan antara Puskesmas dengan tiga jenis FKTP lainnya dimana pada
Puskesmas terdistribusi hampir merata antara pendidikan responden SMP atau
lebih rendah dari SMP sebanyak 21 orang (43,8%) dengan pendidikan SMA atau
lebih tinggi dari SMA sebanyak 27 orang (56,25%), sedangkan pada tiga jenis
FKTP lainnya sebagian besar pendidikan responden SMA atau lebih tinggi dari
SMA. Pada semua jenis FKTP, sebagian besar responden dalam penelitian ini
bekerja berkisar antara 70,8% hingga 90%. Berdasarkan status kepesertaan,
responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah non PBI (bukan Penerima
Bantuan Iuran) sebanyak 134 orang (90,5%) dan hanya terdapat 14 orang (9,5%)
responden dengan status kepesertaan PBI, dimana semua pasien PBI tersebut
mendapatkan layanan kesehatan di Puskesmas.
47
5.3 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Dimensi Mutu Berdasarkan Jenis
FKTP di Kota Denpasar
Deskripsi tingkat kepuasan pasien perdimensi mutu (tangible, reliability,
responsiveness, assurance, empathy) berdasarkan jenis FKTP dilihat dari dua
kategori yaitu tidak puas dan puas dapat dilihat pada tabel 5.3
Tabel 5.3 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Dimensi Mutu Berdasarkan Jenis FKTP
di Kota Denpasar Tahun 2015 Jenis FKTP
Total
Dimensi Mutu Dokter umum Klinik Pemerintah
Klinik Swasta Puskesmas
(N=20) (N=21) (N=59) (N=48)
n (%) n( %) n (%) n (%) Tangible Tidak Puas 3 (15,0) 6 (28,6) 26 (44,1) 8 (16,67) 43 (29,1) Puas 17 (85,0) 15 (71,43) 33 (55,9) 40 (83,3) 105 (71,0) Reliability Tidak Puas 2 (10,0) 4 (19,1) 18 (30,5) 10 (20,8) 34 (23,0) Puas 18 (90,0) 17 (81,0) 41 (69,5) 38 (79,2) 114 (77,0) Responsiveness Tidak Puas 0 (0,0) 1 (4,8) 5 (8,5) 4 (8,3) 10 (6,8) Puas 20 (100,0) 20 (95,2) 54 (91,5) 44 (91,7) 138 (93,2) Assurance Tidak Puas 1 (5.0) 1 (4,8) 8 (13,6) 4 (8,3) 14 (9,5) Puas 19 (95,0) 20 (95,2) 51 (86,4) 44 (91,7) 134 (90,5) Empathy Tidak Puas 0 (0,0) 0 (0,0) 0 (0,0) 5 (10,4) 5 (3,4) Puas 20 (100,0) 21 (100,0) 59 (100,0) 43 (89,6) 143 (96,6) Kepuasaan Keseluruhan Tidak Puas 2 (10,0) 7 (33,3) 31 (52,5) 5 (10,4) 45 (30,4) Puas 18 (90,0) 14 (66,7) 28 (47,5) 43 (89,6) 103 (69,6)
Berdasarkan dimensi mutu bukti fisik (tangible), terlihat di empat jenis
FKTP sebagian besar responden puas tetapi ada perbedaan proporsi kepuasan,
dimana kepuasan yang terendah adalah di klinik swasta (55,9%) dan tertinggi di
dokter umum (85%). Berdasarkan dimensi kehandalan (reliability) pada empat
48
jenis FKTP juga didapatkan bahwa sebagian besar responden puas namun ada
perbedaan proporsi kepuasan, dimana yang terendah adalah di klinik swasta
(69,5%) dan tertinggi di dokter umum (90%) .
Berdasarkan dimensi daya tanggap (responsiveness) pada FKTP, terlihat
di empat jenis FKTP bahwa sebagian besar responden puas dimana yang tertinggi
adalah di dokter umum (100%) sedangkan berdasarkan dimensi jaminan
(Assurance) pada empat jenis FKTP juga didapatkan bahwa sebagian besar
responden puas berkisar antara 86,4% hingga 95,2%. Berdasarkan dimensi
perhatian (empathy) sebagian besar responden puas tetapi terdapat hal yang
menarik dimana pada tiga jenis FKTP yaitu dokter umum, klinik pemerintah dan
klinik swasta semua responden puas (100%) tetapi di Puskesmas terdapat 10,4%
responden yang tidak puas pada dimensi perhatian (empathy).
Berdasarkan lima dimensi mutu, kepuasan responden tertinggi pada dimensi
empathy (96,6%) sedangkan kepuasan terendah pada dimensi tangible (71,1%).
Dilakukan penilaian kepuasan secara umum pada empat jenis FKTP setelah
menilai kepuasan per dimensi mutu. Secara keseluruhan sebagian besar pasien
JKN di Kota Denpasar puas dengan pelayanan kesehatan di FKTP sebesar 69,6%
tetapi ada jenis FKTP yang memiliki kepuasan secara keseluruhan kurang dari
50%. Jenis FKTP dengan kepuasan keseluruhan paling rendah adalah klinik
swasta (47,5%), sedangkan FKTP dengan kepuasan keseluruhan tertinggi adalah
dokter umum (90%) .
49
5.4 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Item Dimensi Mutu Berdasarkan
Jenis FKTP di Kota Denpasar
Deskripsi kepuasan pasien per item dimensi mutu berdasarkan jenis FKTP
dilihat dari dua kategori yaitu tidak puas dan puas dapat dilihat pada tabel 5.4
Tabel 5.4 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Item Dimensi Mutu Berdasarkan Jenis
FKTP di Kota Denpasar Tahun 2015
Jenis FKTP
Item Dimensi Mutu Dokter
Umum Klinik Pemerintah
Klinik Swasta Puskesmas
Puas (%)
Tidak Puas (%)
Puas (%)
Tidak Puas (%)
Puas (%)
Tidak Puas (%)
Puas (%)
Tidak Puas (%)
Tangible Kerapian ruang periksa 90 0 90,5 0 93,2 0 83,3 0 Kebersihan ruang periksa 90 0 100 0 93,2 0 87,5 0 Kenyamanan ruang periksa 90 0 95,2 4,8 89,3 1,7 83,3 2,1 Kenyamanan ruang tunggu 95 5 76,2 23,8 72,9 22 75 4,8 Keadaan dan kesiapan alkes 100 0 95,2 4,8 94,9 3,4 85,4 4,2 Keadaan dan kesiapan alat
penunjang 95 5 95,2 4,8 93,2 1,7 87,5 4,2 Ketersediaan Parkir 65 25 85,7 9,5 62,7 27,2 70,8 18,8 Penampilan dokter 65 0 90,5 0 88,1 1,7 85,4 0 Reliability Kecepatan pendaftaran 90 0 90,5 4,8 83,1 13,6 72,9 6,3 Waktu tunggu pasien 85 10 90,5 4,8 74,6 20,3 62,5 22,9 Ketepatan jadwal
pelayanan 85 5 90,5 9,5 93,2 3,4 91,7 4,2 Ketepatan pemeriksaan 90 0 95,2 0 86,4 3,4 77,1 4,2 Responsiveness Ketanggapan keluhan 80 0 85,7 4,8 83,1 6,9 66,7 2,1 Kecepatan penanganan 75 0 95,2 0 84,8 3,4 64,6 4,2 Kejelasan informasi penyakit dan tindakan 70 0 85,7 0 71,2 5,1 62,5 4,2 Kejelasan informasi
pemakaian obat 60 0 81 0 71,2 5,1 68,8 4,2 Asurannce Ketrampilan dokter 90 0 81 0 86,4 1,7 79,2 2,1 Kerahasiaan pasien 95 0 90,5 0 93,2 0 75 4,2 Keramahan 45 0 90,5 0 76,3 3,4 52,1 4,2 Kesopanan 50 0 90,5 0 81,4 0 60,4 0 Jaminan kesembuhan 75 5 90,5 9,5 81,4 8,5 64,6 4,2
50
Jenis FKTP
Item Dimensi Mutu Dokter Umum
Klinik Pemerintah
Klinik Swasta Puskesmas
Puas (%)
Tidak Puas (%)
Puas (%)
Tidak Puas (%)
Puas (%)
Tidak Puas (%)
Puas (%)
Tidak Puas (%)
Empaty Ketersediaan waktu 80 0 85,7 0 91,5 0 62,5 6,3 Kesabaran 75 0 95,2 0 86,4 0 64,6 0 Perhatian 65 0 90,5 0 83,1 0 56,3 4,2
Berdasarkan sembilan item pertanyaan pada dimensi mutu bukti fisik
(tangible), terlihat di empat jenis FKTP sebagian besar responden puas tetapi
terdapat ketidakpuasan responden pada aspek kenyamanan ruang periksa dan
ruang tunggu, keadaan dan kesiapan alat kesehatan serta alat penunjang,
ketersediaan parkir dan penampilan dokter. Hal yang menarik bahwa pada empat
jenis FKTP mengalami permasalahan dalam ketersediaan dan pengaturan parkir
berkisar 9,5% hingga 27,2% terutama di klinik swasta serta permasalahan
kenyamanan ruang tunggu berkisar 4,8% hingga 23,8% terutama di klinik
pemerintah.
Sebagian besar responden puas pada dimensi reliability tetapi dari empat
item pertanyaan terdapat ketidakpuasan responden di empat jenis FKTP terhadap
waktu tunggu pasien yang berkisar 4,8% hingga 22,9% terutama di Puskesmas,
ketidaktepatan jadwal pelayanan terutama di klinik pemerintah (9,5%).
Berdasarkan empat item pertanyaan pada dimensi responsiveness terdapat
ketidakpuasan pasien tertinggi di klinik swasta terutama pada aspek ketanggapan
penanganan keluhan (6,9%), kejelasan informasi penyakit dan tindakan (5,1%),
kejelasan informasi pemakaian obat (5,1%).
51
Berdasarkan lima item pertanyaan pada dimensi assurance terdapat
ketidakpuasan pasien tertinggi di Puskesmas pada aspek keramahan (4,2%),
kerahasiaan pasien (4,2%). Terdapat ketidakpuasan responden di empat jenis
FKTP terhadap jaminan kesembuhan yang berkisar 4,2% hingga 9,5% terutama di
klinik pemerintah. Sebagian besar reponden puas pada dimensi empathy tetapi
dari tiga item pertanyaan terdapat ketidakpuasan pasien di Puskesmas terutama
pada aspek ketersediaan waktu luang petugas untuk berkomunikasi dengan pasien
(6,3%) dan perhatian petugas terhadap keluhan pasien sebesar (4,2%).
5.5 Analisis Bivariat Hubungan Jenis FKTP, Status Kepesertaan dan
Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien JKN
Hasil analisis bivariat hubungan jenis FKTP, status kepesertaan dan
karakteristik sosio-demografis dengan kepuasan pasien JKN dapat dilihat pada
tabel 5.5
52
Tabel 5.5 Hasil Analisis Bivariat Hubungan Jenis FKTP, Status Kepesertaan dan
Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien JKN di Kota Denpasar Tahun 2015
Kepuasan Nilai
P Variabel Tidak Puas Puas
Crude PR 95% CI
Jenis FKTP Klinik Swasta 31 (52,5) 28 (47,5) ref - - Dokter Umum 2 (10,0) 18 (90,0) 1,9 1,1,-3,4 0,034 Klinik Pemerintah 7 (33,3) 14 (66,7) 1,4 0,7-2,7 0,299 Puskesmas 5 (10,4) 43 (90,0) 1,9 1,2-3,0 0,009 Status Kepesertaan Non PBI 45 (33,6) 89 (66,4) ref - - PBI 0 (100,0) 14 (100,0) 1,5 1,3-1,7 0,009 Umur Median (IQR) 35 (19) 40 (16) 1,0 0,99-1,020 0,400 Jenis Kelamin
Perempuan 21 (26,6) 58 (73,4) ref - - Laki-laki 24 (34,8) 45 (65,2) 0,9 0,7-1,1 0,279 Pendidikan ≤ SMP 5 (14,7) 29 (85,3) ref - - ≥ SMA 40 (30,4) 74 (64,9) 0,7 0,6-0,9 0,023 Status pekerjaan Tidak Bekerja 9 (31,0) 20 (69,0) ref - - Bekerja 36 (30,3) 83 (69,7) 1,0 0,8-1,3 0,935
Berdasarkan hasil analisis bivariat, dapat dinilai beberapa faktor yang
berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien JKN dimana dalam tabel distribusi
frekuensi sebelumnya ditetapkan pembanding (referensi). Terlihat bahwa jenis
FKTP yang memiliki tingkat kepuasan terendah adalah klinik swasta sehingga
yang digunakan sebagai pembanding (referensi) adalah klinik swasta, jika kita
lihat Prevalance Ratio (PR) dokter umum sebesar 1,9 dibandingkan dengan PR
klinik swasta maka dapat diartikan bahwa pasien JKN yang dilayani di dokter
umum memiliki peluang puas 1,9 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien
JKN di klinik swasta dan secara statistik hubungan tersebut bermakna dengan
53
95% CI 1,1- 3,4 dan nilai P 0,034. Puskesmas juga memiliki hubungan yang kuat
dengan kepuasan dimana nilai PR Puskesmas juga sebesar 1,9 dibandingkan
dengan PR klinik swasta yang berarti pasien JKN yang dilayani di Puskesmas
memiliki peluang puas 1,9 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien JKN di
klinik swasta dan secara statistik hubungan tersebut bermakna dengan 95% CI
1,2- 3,0 dan nilai P 0,009.
Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap kepuasan pasien JKN adalah
status kepesertaan. Pasien dengan status kepesertaan PBI cenderung merasa puas
dengan PR 1,5 kali dibandingkan dengan non PBI yang berarti pasien JKN
dengan status kepesertaan PBI memiliki peluang puas 1,5 kali lebih besar
dibandingkan dengan pasien JKN non PBI dan secara statistik hubungan tersebut
bermakna dengan nilai 95% CI 1,3-1,7 dan nilai P 0,009.
Analisis bivariat juga menunjukkan bahwa faktor pendidikan yang juga
berpengaruh terhadap kepuasan pasien JKN. Prevalence Ratio (PR) pendidikan
responden SMA atau lebih tinggi dari SMA sebesar 0,7 dibandingkan dengan
pendidikan responden SMP atau kurang dari SMP yang berarti bahwa pasien JKN
dengan pendidikan SMA atau lebih tinggi dari SMA memiliki peluang puas 0,7
kali lebih kecil dibandingkan dengan pasien JKN dengan pendidikan SMP atau
lebih rendah dari SMP atau dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan pasien
dengan pendidikan SMA atau lebih tinggi dari SMA cenderung lebih rendah
(tidak puas). Secara statistik hubungan pendidikan dengan kepuasan pasien JKN
bermakna dengan nilai 95% CI 0,6-0,9 dan nilai P 0,023. Variabel lainnya seperti
54
umur, jenis kelamin dan status pekerjaan tidak berpengaruh terhadap kepuasan
pasien JKN atau tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistik.
5.6 Analisis Multivariat Variabel Bebas dan Variabel Tergantung
Analis multivariat dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
secara independen beberapa variabel bebas yang ada pada analisis bivariat
berhubungan dengan kepuasan pasien JKN yaitu hubungan jenis FKTP, status
kepesertaan dan pendidikan dengan kepuasan pasien JKN.
Tabel 5.6 Hasil Analisis Multivariat Hubungan Jenis FKTP, Status Kepesertaan dan Pendidikan dengan Kepuasan Pasien JKN di Kota Denpasar Tahun 2015
Variabel Adjusted
PR 95% CI Nilai P
Jenis FKTP Klinik swasta ref - - Dokter umum 1,9 1,1,-3,5 0,032 Klinik pemerintah 1,4 0,8-2,7 0,275 Puskesmas 1,8 1,0-3,0 0,034 Status Kepesertaan Non PBI ref - - PBI 1,1 0,6-2,2 0,806 Pendidikan ≤ SMP ref - - ≥ SMA 0,7 0,5-1,4 0,554
Berdasarkan hasil analisis multivariat didapatkan bahwa jenis FKTP
secara independent berhubungan dengan kepuasan setelah mengendalikan variabel
status kepesertaan dan pendidikan. Seperti halnya pada analisis bivariat maka
pada analisis multivariat ini, kategori yang menjadi pembanding (referensi) pada
variabel jenis FKTP adalah klinik swasta. Berdasarkan analisis multivariat
tersebut didapatkan Adjusted Prevalence Ratio (PR) terhadap klinik swasta
55
sebesar 1,9 kali yang artinya pasien JKN yang memanfaatkan layanan di dokter
umum memiliki peluang puas 1,9 kali lebih besar dibandingkan dengan pasien
JKN di klinik swasta dan hubungan tersebut bermakna secara statistik dengan
nilai 95% CI 1,1- 3,5 dan nilai P 0,032. Puskesmas juga memiliki tingkat
kepuasan lebih tinggi dibandingkan klinik swasta dengan PR 1,8 yang berarti
peluang puas pasien JKN yang dilayani di Puskesmas adalah 1,8 kali lebih besar
dibandingkan dengan pasien JKN klinik swasta dan hubungan tersebut bermakna
secara statistik dengan nilai 95% CI 1,0- 3,0 dan nilai P 0,034.
56
6 BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Per Dimensi Mutu Pada FKTP BPJS
Kesehatan di Kota Denpasar
6.1.1 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Bukti Fisik (Tangible)
Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Bukti langsung (tangible) mutu pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh
para penggunanya secara langsung dengan menggunakan inderanya (mata, telinga
dan rasa) untuk menilai mutu layanan kesehatan. Dimensi bukti fisik pada
penelitian ini meliputi kerapian, kebersihan, kenyamanan ruang periksa dan ruang
tunggu, kesediaan dan kelengkapan alat–alat kesehatan serta alat penunjang,
ketersedian tempat parkir dan penampilan petugas.
Berdasarkan dimensi mutu bukti fisik (tangible), pada empat jenis FKTP
sebagian besar responden puas dimana yang tertinggi di dokter umum (85%) dan
terendah di klinik swasta (55,9%). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
perbandingan kepuasan pasien peserta ASKES sukarela dan wajib di Puskesmas
dengan dokter keluarga di Sulawesi Tenggara, bahwa dari segi penampilan fisik
ruang pemeriksaan, kenyamanan ruang tunggu pada dokter keluarga lebih baik
daripada Puskesmas (Aga et al. , 2005). Dimensi kenyamanan yang terkait dengan
penampilan fisik layanan kesehatan, pemberi layanan, peralatan medis dan non
medis, tidak berhubungan langsung dengan efektivitas layanan kesehatan tetapi
mempengaruhi kepuasan pasien sehingga mendorong pasien untuk berobat
kembali ke tempat layanan tersebut (Pohan, 2006).
57
Ketidakpuasan responden pada aspek dimensi tangible atas kenyamanan
ruang tunggu pasien pada tertinggi pada klinik pemerintah (23,8 %) dan di klinik
swasta (22,03%). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebanyak 33,3%
FKTP memiliki ruang tunggu yang tidak memadai. Masih terdapat pasien yang
berdiri karena kurangnya kursi tunggu, kondisi kursi yang tidak nyaman dan
ruang tunggu yang sempit. Ketersediaan ruang tunggu yang nyaman dapat
menimbulkan kenyamanan tersendiri sehingga waktu tunggu tidak menjadi hal
yang membosankan.
Ketidakpuasan responden pada aspek dimensi tangible atas ketersediaan dan
pengaturan parkir tertinggi pada klinik swasta (27,2%). Hasil observasi juga
menunjukkan, sebanyak 40% FKTP tidak memiliki tempat parkir yang memadai
sehingga pasien mengalami kesulitan terutama memarkir kendaraan roda empat.
Masalah ketersediaan dan pengaturan parkir pada klinik swasta bisa disebabkan
oleh tingginya kunjungan rata-rata perhari (lebih dari 250 kunjungan dari total
97.098 kunjungan pertahun). Data dari BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar
menunjukkan bahwa total kunjungan pasien JKN di klinik swasta tahun 2014
adalah 97.098 kunjungan yang merupakan kunjungan tertinggi dibandingkan
dengan tiga jenis FKTP lainnya. Tingginya angka kunjungan berakibat pada
tingginya kebutuhan akan tempat parkir yang memadai.
6.1.2 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Kehandalan (Reliability)
Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Kehandalan (reliability) meliputi kemampuan memberikan pelayanan
dengan segera, terpercaya, akurat, sesuai dengan yang telah dijanjikan dan
58
bersikap simpati kepada pelanggan. Persepsi kehandalan pada penelitian ini
meliputi kecepatan prosedur pendaftaran, waktu tunggu, ketepatan jadwal
pelayanan dan ketepatan pemeriksaan.
Berdasarkan dimensi kehandalan (reliability) pada empat jenis FKTP juga
didapatkan bahwa sebagian besar responden puas namun ada perbedaan proporsi
kepuasan, dimana yang terendah adalah di klinik swasta (69,5%) dan tertinggi di
dokter umum (90%). Terdapat ketidakpuasan responden atas aspek dimensi
kehandalan (reliability) meliputi kecepatan prosedur pendaftaran pasien tertinggi
pada klinik swasta (13,6%). Hal ini bisa terjadi mengingat klinik swasta
merupakan FKTP dengan angka kunjungan pasien JKN tertinggi di Kota
Denpasar sehingga terjadi antrian saat pendaftaran pasien.
Terdapat ketidakpuasan responden pada aspek dimensi kehandalan
(reliability) atas waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan tertinggi di
Puskesmas (22,9%). Kepuasan pasien dapat dilihat dari prosedur layanan yang
cepat, tidak berbelit-belit sehingga konsumen tidak menunggu lama untuk
mendapatkan layanan (Allo et al. , 2013). Harapan pasien terhadap kecepatan
pelayanan cenderung meningkat dari waktu ke waktu, dimana nilai waktu bagi
pasien semakin mahal karena kegiatan ekonominya semakin meningkat
(Muninjaya, 2011). Puskesmas merupakan FKTP dengan angka kunjungan pasien
JKN tertinggi setelah klinik swasta, belum lagi melayani pasien jamkesda dan
pasien umum lainnya. Pada dasarnya pasien ingin cepat dilayani karena memiliki
kesibukan maka pasien mengukur kepuasan dari aspek ekonomi bahwa dengan
layanan yang cepat dapat melakukan kegiatan lain, apalagi pasien yang berobat di
59
Puskesmas dengan jam pelayanan pagi harus mengorbankan jam kerjanya untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Ketidakpuasan responden pada aspek dimensi kehandalan (reliability) atas
ketepatan jadwal pelayanan yang meliputi jadwal buka dan tutup pelayanan
terdapat di empat jenis FKTP terutama di klinik pemerintah (9,5%). Pasien yang
datang ke pelayanan kesehatan adalah seseorang yang dalam kondisi sakit dan
membutuhkan pertolongan, sehingga menginginkan segera dilayani. Apabila
pasien harus menunggu dokter ataupun pelayanan sudah tutup sebelum waktunya
akan memicu timbulnya ketidakpuasan.
Ketidakpuasan responden pada aspek dimensi kehandalan (reliability)
atas ketepatan pemeriksaan oleh dokter tertinggi di Puskesmas (4,2%). Ketepatan
pemeriksaan dokter merupakan hal penting pada dimensi kehandalan (reliability)
karena kesembuhan pasien salah satunya disebabkan oleh ketepatan pemeriksaan
sehingga pengobatan diberikan sesuai penyakit (Baequny, 2009). Dapat
disimpulkan bahwa kepuasan pasien terpenuhi ketika mendapatkan kesembuhan
dari penyakitnya. Secara umum dimensi kehandalan merefleksikan hal yang dapat
dipercaya dan dipertanggung jawabkan dari penyedia layanan kesehatan, dengan
kata lain sejauh mana jasa mampu memberikan apa yang telah dijanjikan kepada
pelanggannya dengan memuaskan.
6.1.3 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Daya Tanggap
(Responsiveness) Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Daya tanggap (responsiveness) merupakan keinginan dan kemampuan
dalam memberikan pelayanan yang tanggap, cepat, tepat waktu dan tidak lama
60
kepada pelanggannya. Persepsi daya tanggap pada penelitian ini meliputi
ketanggapan, kecepatan, kejelasan informasi tentang penyakit, tindakan dan
pemakaian obat. Berdasarkan hasil penelitian pada dimensi daya tanggap
(responsiveness), terlihat di empat jenis FKTP bahwa sebagian besar responden
puas dimana yang tertinggi adalah di dokter umum (100%). Secara teori dimensi
ini menekankan pada sikap penyedia layanan untuk cepat dan tepat dalam
menghadapi keluhan dan masalah dari pasien sehingga menimbulkan kepuasan
(Bustami, 2011). Menurut asumsi peneliti, dokter umum memiliki ketanggapan
karena merupakan FKTP dengan kunjungan pasien terendah dari tiga jenis FKTP
lainnya dan juga memiliki kelebihan hubungan kedekatan dokter pasien karena
pada umumnya merupakan pemilik dari FKTP.
Terdapat ketidakpuasan responden atas beberapa item pada dimensi daya
tanggap di klinik swasta meliputi ketanggapan dokter (6,8%), ketidakpuasan
responden atas informasi tentang penyakit dan tindakan medis (5,1%),
ketidakpuasan responden atas informasi tentang pemberian obat (5,1%). Asumsi
peneliti, hal ini bisa disebabkan karena banyaknya pasien yang diperiksa maka
petugas kurang merespon keluhan pasien dan waktu untuk menjelaskan informasi
menjadi singkat sehingga kejelasan informasi yang dibutuhkan pasien tidak
maksimal diberikan oleh dokter maupun petugas.
Layanan kesehatan bermutu dengan aspek-aspek yang mempengaruhi
kepuasan adalah pasien mendapatkan informasi yang jelas dan menyeluruh
tentang apa, siapa, kapan, dimana dan bagaimana layanan kesehatan akan atau
telah dilaksanakan, informasi perawatan di rumah dan pencegahan (Pohan, 2006).
61
Ketanggapan dokter dan petugas dalam memberikan layanan kesehatan
mempengaruhi kepuasan pasien dimana, petugas dituntut untuk segera merespon
dan memberikan informasi terkait penyakit, tindakan maupun pemberian obat.
Pemberian informasi terkait dengan kepatuhan pasien dalam pengobatan dan
mampu untuk melakukan pencegahan tetapi jika informasi yang diberikan tidak
jelas akan menyebabkan pasien tidak puas, terlebih informasi tersebut semakin
sulit didapatkan ketika pasien sudah keluar dari tempat layanan tersebut.
6.1.4 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Jaminan (Assurance)
Pada FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Jaminan (assurance) yaitu kriteria yang berkaitan dengan pengetahuan,
kesopanan dan kepercayaan pelanggan kepada petugas. Dimensi ini meliputi
keramahan, kompetensi teknis dan keamanan. Dimensi jaminan (assurance)
dalam penelitian ini meliputi ketrampilan petugas, kerahasiaan pasien, keramahan,
kesopanan dan jaminan kesembuhan.
Berdasarkan dimensi jaminan (assurance) pada empat jenis FKTP juga
didapatkan bahwa sebagian besar responden puas namun terdapat ketidakpuasan
responden pada item dimensi jaminan (assurance) di Puskesmas yang meliputi
ketrampilan dokter (2,1%), ketidakpuasan responden atas keramahan dokter dan
petugas (4,2%). Pada dasarnya pasien menginginkan kesinambungan dengan
petugas kesehatan artinya ingin dilayani dengan petugas kesehatan yang sama
(Pohan, 2006). Menurut asumsi peneliti, ketidakpuasan responden atas
ketrampilan, keramahan dokter dan petugas di Puskesmas bisa disebabkan oleh
62
layanan berlapis di Puskesmas yang meliputi petugas loket, dokter, perawat, bidan
dan petugas lainnya serta tingginya angka kunjungan pasien di Puskesmas .
Terdapat pula ketidakpuasan responden pada aspek dimensi jaminan
(assurance) atas jaminan kesembuhan pasien di empat jenis FKTP terutama di
klinik pemerintah (9,52%) karena pasien harus datang berulang kali dan pindah ke
tempat layanan kesehatan lainnya untuk mendapatkan kesembuhan. Kesembuhan
merupakan ekspektasi atau kepentingan utama pasien yang mempengaruhi
kepuasan berdasarkan hasil studi kepuasan pasien (Muninjaya, 2011). Kepuasan
pasien terhadap mutu layanan dinyatakan oleh sikap terhadap kompetensi teknik
dokter dan petugas serta keluaran atau perubahan yang dirasakan oleh pasien
sebagai hasil dari layanan kesehatan yang diterima (Pohan, 2006). Dapat
disimpulkan pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan oleh petugas yang
kompeten dan mendapatkan keluaran berupa kesembuhan merupakan hal utama
yang diinginkan oleh pasien.
6.1.5 Kepuasan Pasien JKN Berdasarkan Dimensi Perhatian (Empathy) Pada
FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Dimensi perhatian (empathy) yaitu kriteria yang berkaitan dengan
kepedulian dan perhatian kepada setiap pelanggan, memahami kebutuhan mereka
dan bisa dihubungi pelanggan yang membutuhkan bantuan. Dimensi perhatian
(empathy) dalam penelitian ini meliputi ketersediaan waktu luang petugas untuk
berkomunikasi dengan pasien, kesabaran petugas dan perhatian petugas.
Berdasarkan hasil penelitian, pada dimensi perhatian (empathy) sebagian
besar responden puas, tetapi terdapat hal yang menarik dimana pada tiga jenis
63
FKTP semua responden puas sebesar 100% tetapi terdapat 10,4% responden yang
tidak puas di Puskesmas. Ketidakpuasan responden meliputi kurangnya
ketersediaan waktu untuk komunikasi dengan pasien dan kurangnya perhatian
dokter terhadap keluhan pasien. Ketidakpuasan pasien pada dimensi perhatian
(empathy) di Puskesmas kemungkinan karena tingginya kunjungan pasien
sehingga perhatian petugas tidak maksimal ke pasien.
Hasil penelitian Resnani (2002) menyatakan ada pengaruh positif antara
komunikasi dokter terhadap kepuasan pasien rawat jalan. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan di Arab bahwa kepuasan pasien terhadap mutu layanan
kesehatan berhubungan dengan kualitas interaksi berupa komunikasi dan empati
(Arab et al. , 2012). Terbinanya hubungan dokter pasien merupakan kewajiban
etik dimana dokter diharapkan bersedia memberikan perhatian kepada pasien,
mendengarkan keluhan pasien dan memberikan penjelasan tentang segala hal
yang ingin diketahui pasien (Azkha & Elnovriza, 2006). Hubungan yang baik
akan menimbulkan kepercayaan dengan cara saling menghargai, responsif,
memberi perhatian (Pohan, 2006). Dapat disimpulkan hubungan antar manusia
dalam layanan kesehatan merupakan interaksi antara petugas kesehatan dengan
pasien, secara psikologis tentunya dengan perhatian petugas dalam mendengarkan
keluhan serta memberi kesempatan pasien untuk bertanya maka pasien akan
merasa dihargai. Peranan petugas kesehatan akan menentukan mutu pelayanan
kesehatan karena mereka secara langsung dapat memenuhi kepuasan pasien.
64
6.2 Tingkat Kepuasan Pasien JKN Pada FKTP BPJS Kesehatan di Kota
Denpasar
Kepuasan pasien JKN pada penelitian ini dinilai berdasarkan lima dimensi
mutu meliputi dimensi fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance) dan perhatian (empathy). Berdasarkan lima
dimensi mutu, kepuasan responden tertinggi pada dimensi empathy (96,6%)
sedangkan terendah pada dimensi tangible (71,1%).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian terhadap layanan
poliklinik di Malaysia bahwa kepuasan pasien tertinggi pada dimensi fisik
(tangible) sedangkan terendah pada dimensi perhatian dan daya tanggap
(Ganasegeran et al., 2015) dan hasil penelitian kepuasan pasien JKN di
Puskesmas Tuminting Manado dengan kepuasan tertinggi pada dimensi daya
tanggap (responsiveness) (Gaghana, 2014). Sebaliknya terdapat penelitian yang
sejalan dengan hasil penelitian ini bahwa kepuasan responden tertinggi di RSUD
Wangaya pada dimensi perhatian (empathy) (Wira, 2014).
Menurut Chunlaka dalam (Wira, 2014) dimensi perhatian (empathy)
merupakan dimensi yang sangat berhubungan dengan kepuasan pasien terkait
hubungan pasien dan petugas karena dapat membantu proses kesembuhan pasien.
Pada dasarnya setiap pasien ingin diperlakukan secara individu atau khusus
dengan rasa empati petugas sehingga pasien merasa dihargai. Penampilan fasilitas
fisik sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien (Aga et al., 2005). Semakin
rendah penilaian pasien terhadap lingkungan fisik maka akan memberikan kesan
negatif karena pada dasarnya pasien menghendaki kenyamanan lingkungan fisik
dalam proses menerima layanan kesehatan.
65
BPJS Kesehatan dalam menetapkan pilihan fasilitas kesehatan melakukan
seleksi, kredensialing dan rekrendensialing dengan kriteria teknis yang meliputi
sumber daya manusia, kelengkapan sarana dan prasarana, lingkup pelayanan serta
komitmen pelayanan (Kemenkes RI, 2013). Kriteria teknis digunakan untuk
penetapan kerjasama dengan BPJS Kesehatan, besaran kapitasi dan jumlah peserta
yang bisa dilayani. Dapat disimpulkan bahwa dimensi mutu terutama tangible
FKTP merupakan hal yang seharusnya mendapatkan perhatian dari pemilik atau
pengelola FKTP karena selain merupakan kriteria teknis yang harus dipenuhi
tetapi untuk kepuasan pasien. Sesuai Perpres No. 12 Tahun 2013 disebutkan
bahwa dalam jangka waktu paling sedikit tiga bulan peserta JKN berhak memilih
FKTP yang diinginkan (Menkumham RI, 2013). Tentu mutasi peserta JKN karena
ketidakpuasan akan membawa dampak bagi FKTP tersebut terkait besaran
kapitasi dan jumlah peserta yang bisa dilayani.
Secara keseluruhan sebagian besar responden di Kota Denpasar puas
dengan pelayanan kesehatan di FKTP (69,6%). Jenis FKTP dengan kepuasan
keseluruhan paling rendah adalah klinik swasta (47,5%) sedangkan FKTP dengan
kepuasan keseluruhan tertinggi adalah dokter umum (90%). Meskipun secara
keseluruhan responden puas dengan pelayanan kesehatan di FKTP (69,6%) tetapi
belum mencapai kepuasan sesuai peta jalan JKN yang menyebutkan bahwa paling
sedikit 75% pasien menyatakan puas diberikan pelayanan oleh faskes yang
bekerjasama dengan BPJS pada tahun 2014 dan mencapai kepuasan pasien
sebesar 85% pada tahun 2019 (DJSN, 2012).
66
Hasil observasi juga didapatkan, sebanyak 53,33% FKTP tidak memiliki
kotak saran. Adanya kotak saran ataupun sarana penyampaian keluhan pasien
lainnya seperti telepon dapat menjadi sarana bagi pasien untuk memberikan
masukan, keluhan atas layanan kesehatan yang diterima sehingga memberikan
informasi bagi provider untuk peningkatan mutu layanan.
6.3 Hubungan Jenis FKTP Dengan Kepuasan Pasien JKN Pada Pelayanan
Primer FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Hasil penelitian ini berdasarkan analisis bivariat menunjukkan terdapat
hubungan jenis FKTP dengan kepuasan pasien JKN di Kota Denpasar yaitu pada
dokter umum dan Puskesmas yang secara statistik memiliki hubungan bermakna.
Hasil uji statistik multivariat menunjukkan bahwa jenis FKTP secara independent
berhubungan dengan kepuasan pasien JKN pada pelayanan primer FKTP BPJS
Kesehatan di Kota Denpasar dimana pasien JKN yang dilayani di dokter umum
memiliki peluang puas 1,9 kali lebih besar dibandingkan pasien JKN di klinik
swasta dan hubungan tersebut bermakna secara statistik dengan nilai 95% CI 1,1-
3,5 dan nilai p 0,032. Pasien JKN yang dilayani di Puskesmas memiliki peluang
puas 1,8 kali lebih besar dibandingkan dengan klinik swasta dan hubungan
tersebut bermakna secara statistik dengan nilai 95% CI 1,0- 3,0 dan nilai p 0,034.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian analisis Survei
Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia yang menyatakan bahwa peserta
asuransi cenderung memilih provider swasta dibandingkan milik pemerintah
karena tidak memberikan kepuasan konsumen (Hidayat, 2010). Begitu pula
dengan penelitian yang dilakukan oleh Aga (2005) juga didapatkan bahwa
kepuasan peserta Askes di Puskesmas Kota Kendari lebih tinggi dibandingkan
67
yang mendapatkan pelayanan di dokter keluarga (p=0,000) terkait dengan mutu
layanan dokter, sistem rujukan, akses layanan, peresepan obat dan fasilitas
lingkungan fisik yang dimiliki dokter keluarga dan Puskesmas.
Terdapat hasil penelitian yang sejalan dengan penelitian ini, bahwa secara
umum kepuasan peserta ASKES pada dokter keluarga dan Puskesmas di Kota
Denpasar sama-sama tergolong sangat puas Witriasih (2012). Terdapat pula
penelitian yang sejalan pada penelitian di 21 negara di Eropa dimana didapatkan
tingkat kepuasan pasien pada pelayanan faskes swasta lebih rendah daripada
pelayanan oleh faskes pemerintah karena pasien yang menerima layanan dari
provider swasta cenderung mengharapkan layanan yang lebih memuaskan (Bleich
et al., 2009).
Asumsi peneliti bahwa dokter umum memiliki kelebihan dibandingkan
klinik swasta. Dokter umum biasanya merupakan pemilik FKTP yang berhadapan
langsung dengan pasien sehingga memiliki rasa kepemilikan yang tinggi serta
memiliki hubungan kedekatan dokter dengan pasien. Kunjungan pasien JKN di
dokter umum merupakan kunjungan terendah dari tiga jenis FKTP lainnya
sebanyak 32.245 kunjungan pertahun. Layanan klinik swasta dengan angka
kunjungan tertinggi (97.098 kunjungan pertahun) dan melibatkan berbagai SDM
seperti petugas pendaftaran, dokter, perawat, bidan dan petugas lainnya sehingga
biasanya mempengaruhi kinerja pelayanan. Demikian pula apabila Puskesmas
dibandingkan dengan klinik swasta, dimana saat ini Puskesmas sering dilakukan
upaya penjaminan dan peningkatan mutu layanan Puskesmas seperti akreditasi
ISO dan pembinaan berkesinambungan oleh Dinas Kesehatan. Disisi lain, klinik
68
swasta pada dasarnya memiliki layanan komprehensif seperti Puskesmas namun
belum banyak mempunyai sistem penjaminan mutu layanan sehingga pada
akhirnya dapat berdampak pada ketidakpuasaan pengguna baik internal maupun
eksternal. Terlebih secara regulasi dalam Peraturan Presiden No. 32 tahun 2014
telah diatur jasa pelayanan kesehatan tenaga kesehatan dan non medis pada FKTP
milik pemerintah (Menkumham RI, 2014), sehingga hal ini bisa menyebabkan
ketidakpuasan internal di klinik swasta yang sebagian besar pasiennya adalah
pasien JKN.
Pada dasarnya pelayanan kesehatan melibatkan provider dan pasien, hal ini
didukung hasil penelitian di India yang menunjukkan kepuasan pasien diantaranya
ditentukan oleh kualitas layanan yang diberikan oleh provider, sikap, perilaku
tenaga kesehatan dan biaya yang dikeluarkan (Naidu, 2009). Keterlibatan provider
dalam pelayanan kesehatan sering dikaitkan atau berujung pada kepuasan pasien.
Ketidakpuasan pasien terhadap mutu layanan kesehatan disebabkan oleh
perbedaan harapan pasien terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh
provider. Baik buruknya kualitas pelayanan provider tergantung bagaimana
kemampuan provider dalam menyediakan layanan kesehatan memenuhi
keinginan pasien secara konsisten dan berkesinambungan.
6.4 Hubungan Status Kepesertaan dengan Kepuasan Pasien JKN Pada
Pelayanan Primer FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Hasil penelitian berdasarkan analisis bivariat menunjukkan terdapat
hubungan status kepesertaan dengan kepuasan pasien JKN di Kota Denpasar yang
secara statistik memiliki hubungan bermakna. Pasien dengan status kepesertaan
69
PBI cenderung merasa puas dibandingkan dengan non PBI, tetapi hasil multivariat
menunjukkan tidak ada hubungan status kepesertaan dengan kepuasan pasien JKN
(nilai p= 0,806).
Berbeda halnya dengan hasil penelitian Abdilah dan Ramdan (2007) bahwa
terdapat hubungan antara sumber dana pembiayaan atau status kepesertaan
(umum, Askes PNS dan Askes Gakin) dengan tingkat kepuasan pasien (p=0,050)
di Puskesmas Sindangkerta Bandung Barat. Terdapat pula hasil penelitian bahwa
besaran premi menjadi faktor yang membedakan tingkat kepuasan peserta Askes
sukarela dan wajib terhadap mutu pelayanan kesehatan di Kota Kendari (Aga et
al., 2005). Begitupula dengan penelitian Setiawan (2014) bahwa terdapat
perbedaan kepuasan pasien JKN dengan status kepesertaan PBI dan pasien umum
terhadap kualitas layanan kesehatan di Sukoharjo (P=0,000) dimana pasien PBI
lebih puas dibandingkan dengan pasien umum.
Sebaliknya terdapat penelitian yang sejalan dengan hasil penelitian ini,
bahwa tidak terdapat perbedaan kualitas layanan keperawatan pada pasien dengan
status kepesertaan PBI dan non PBI di Manado (p=0,141) Rattu (2015). Penelitian
yang dilakukan Jannatul (2014) pada masyarakat miskin dan hampir miskin yang
merupakan peserta Jamkesmas dan Jamkesda di Provinsi Jawa Timur didapatkan
hasil penelitian, bahwa ada kekhawatiran responden terhadap layanan kesehatan
sehingga masyarakat memilih untuk membayar sendiri. Hal ini dapat diasumsikan
bahwa peserta Jamkesmas dan Jamkesda memiliki kecendrungan tidak mudah
puas atas layanan kesehatan meskipun mendapatkan layanan kesehatan gratis.
70
Kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan senantiasa berbeda dan
berkembang dari waktu ke waktu, dengan kemungkinan lain bahwa pada akhirnya
yang membentuk kepuasan secara keseluruhan adalah proses pengobatan itu
sendiri yaitu kesembuhan pasien (Supardi et al., 2008). Aspek kesembuhan
merupakan aspek utama yang mempengaruhi kepuasan pasien dibandingkan
dengan dimensi mutu lainnya termasuk biaya pelayanan (Pohan, 2006). Bisa
diasumsikan seorang pasien yang telah melalui proses pengobatan dan mencapai
kesembuhan, kemungkinan tidak akan memperhitungkan biaya (status
kepesertaan), lingkungan fisik maupun cara pelayanan kesehatan itu sendiri.
6.5 Hubungan Karakteristik Sosio-Demografis dengan Kepuasan Pasien
JKN Pada Pelayanan Primer FKTP BPJS Kesehatan Di Kota Denpasar
Hasil penelitian berdasarkan analisis bivariat menunjukkan terdapat
hubungan pendidikan dengan kepuasan pasien JKN di Kota Denpasar yang secara
statistik memiliki hubungan bermakna, tetapi analisis multivariat menunjukkan
tidak terdapat hubungan pendidikan dengan kepuasan pasien JKN ( P= 0,554).
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Budiman (2010) bahwa
terdapat hubungan antara pendidikan dengan kepuasan pasien Jamkesmas di
Puskesmas Tanjungsari Bogor (p=0,000). Begitu pula dengan hasil penelitian
kepuasan pasien pada 21 negara di Eropa didapatkan bahwa pendidikan
mempunyai hubungan positif dengan kepuasan pasien (Bleich, 2009).
Terdapat penelitian yang sejalan dengan hasil penelitian ini bahwa tidak
terdapat hubungan antara faktor pendidikan dengan kepuasan pasien Jamkesmas
di Puskesmas Kota Manado (p=0,9) (Laurina et al. , 2013). Terdapat pula hasil
71
penelitian, bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan
kepuasan pasien rawat jalan di Kabupaten Bandung (p=0,101) (Abdilah &
Ramdan, 2007). Penelitian Mansur (2014) dengan responden masyarakat miskin
dan memiliki pendidikan rendah di NTT didapatkan hasil, bahwa responden
masih merasakan diskriminasi layanan kesehatan sehingga memilih tidak
memanfaatkan layanan kesehatan gratis. Hal ini dapat diasumsikan bahwa pasien
miskin dan berpendidikan rendah pada dasarnya juga memiliki standar kepuasan
sendiri dalam mendapatkan layanan kesehatan yang merupakan pertimbangan
dalam pemanfaatan layanan kesehatan.
Menurut Hall dan Dorman dalam Pohan (2006), kepuasan pasien
dipengaruhi oleh banyak faktor karena merupakan konsep multi dimensi.
Pendidikan tidak serta merta mempengaruhi kepuasan pasien karena pada
dasarnya setiap orang termasuk yang berpendidikan rendah pun menginginkan
layanan yang bermutu serta memiliki standar kepuasan tersendiri atas layanan
kesehatan yang diterima.
6.6 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah terdapat responden di klinik
pemerintah (TNI dan POLRI) sebesar 42,9% yang merupakan pegawai di instansi
pemerintahan tersebut sehingga berpotensi untuk memberikan jawaban yang
bersifat tidak obyektif. Peneliti telah melakukan upaya untuk meminimalisir hal
tersebut dengan pemberian informasi awal tentang manfaat penelitian untuk
peningkatan mutu pelayanan kesehatan FKTP dan kerahasiaan identitas
responden.
72
7 BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
1. Sebagian besar pasien JKN (69,6%) puas terhadap mutu layanan primer
pada FKTP BPJS Kesehatan di Kota Denpasar. Tingkat kepuasan pasien
JKN tertinggi di dokter umum (90%) dan terendah di klinik swasta
(47,5%). Berdasarkan lima dimensi mutu, kepuasan responden tertinggi
pada dimensi empathy (96,6%) sedangkan kepuasan terendah pada
dimensi tangible (71,1%).
2. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara
jenis FKTP (dokter umum, Puskesmas), status kepesertaan dan pendidikan
dengan kepuasan pasien JKN pada pelayanan primer FKTP BPJS
Kesehatan di Kota Denpasar.
3. Variabel karakteristik sosio-demografis lainnya seperti umur, jenis
kelamin dan status pekerjaan tidak berhubungan dengan kepuasan pasien
JKN di FKTP BPJS Kesehatan Kota Denpasar.
4. Secara bersama-sama pada analisis multivariat, variabel yang berhubungan
dengan kepuasan pasien JKN di FKTP BPJS Kesehatan Kota Denpasar
adalah jenis FKTP. Pasien JKN yang dilayani di dokter umum dan di
Puskesmas memiliki peluang puas masing-masing 1,9 dan 1,8 kali lebih
besar dibandingkan dengan pasien JKN di klinik swasta.
73
7.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, hasil pembahasan dan simpulan maka dapat
dirumuskan saran sebagai berikut.
1. Bagi FKTP BPJS Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian bahwa jenis FKTP merupakan faktor yang
berhubungan dengan kepuasan pasien JKN maka semua jenis FKTP
diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan terutama pada dimensi
fisik (tangible) khususnya pada aspek ketersediaan dan pengaturan tempat
parkir yang memadai serta kenyamanan ruang tunggu pasien.
Bagi Puskesmas diharapkan meningkatkan kepuasan pasien JKN terutama
pada dimensi kehandalan (reliability) yang meliputi waktu tunggu pasien.
Begitu pula pada dimensi perhatian (empathy) khususnya pada
ketersediaan waktu luang petugas untuk berkomunikasi dan perhatian
petugas terhadap keluhan pasien.
Bagi klinik pemerintah selain dimensi fisik (tangible), diharapkan juga
meningkatkan kepuasan pasien pada dimensi kehandalan (reliability) pada
aspek ketepatan jadwal pelayanan.
Bagi klinik swasta, selain dimensi fisik (tangible) diharapkan
meningkatkan kepuasan pasien JKN terutama pada dimensi daya tanggap
(responsiveness) meliputi ketanggapan penanganan keluhan pasien,
kejelasan informasi atas penyakit, tindakan dan pemakaian obat.
74
2. Bagi BPJS Kesehatan
Meningkatkan penilaian FKTP dalam kredensialing dan rekredensialing
FKTP terutama pada dimensi fisik (tangible) dan kehandalan (reliability)
yang mendapatkan penilaian terendah dari responden.
Penegasan kembali Perpres No.12 Tahun 2013 bahwa dalam jangka waktu
paling sedikit tiga bulan peserta JKN berhak memilih FKTP yang
diinginkan, dengan adanya mutasi peserta JKN tentu akan berdampak bagi
FKTP terkait besaran kapitasi dan jumlah peserta yang bisa dilayani.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Mengingat adanya keterbatasan dalam penelitian ini, diharapkan dapat
dijadikan data dasar untuk mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih
kompleks. Selain mengukur kepuasan pasien dari sudut pandang pasien
JKN secara kuantitatif juga sebaiknya menggunakan desain penelitian
kualitatif agar lebih mendalam mengeksplorasi. Pengukuran kepuasan
sebaiknya dilakukan juga pada petugas di FKTP maupun BPJS kesehatan
mengingat kepuasan pasien, kepuasan provider dan kepuasan badan
penyelenggara merupakan hal yang saling terkait satu sama lain untuk
pencapaian sasaran pelaksanaan JKN.
DAFTAR PUSTAKA
Abdilah, A.D. & Ramdan, M., 2007. Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Sindang Kerta Kabupaten Bandung Barat. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A Yani, pp.56–66.
Aga, N.A. et al., 2005. Perbandingan tingkat kepuasan peserta askes wajib dan sukarela terhadap mutu pelayanan kesehatan tingkat I. , 08(04), pp.183–190.
Allo, I.L., Darmawansyah & Hamzah, A., 2013. Studi Kualitas Pelayanan Kesehatan Bagi Pasien Rawat Inap Peserta Asuransi Kesehatan di Rumah Sakit Elim Rantepao tahun 2013. Universitas Hasanuddin Makasar.
Arab, M. et al., 2012. The Effect of Service Quality on Patient loyalty : a Study of Private Hospitals in Tehran Iran. Iranian J Public Health, 41(9), pp.71–77.
Baequny, A., 2009. Analisis Tingkat Kepuasan Peserta Askes Sosial PT. Askes Terhadap Pelayanan Dokter Keluarga di Kota Pekalongan Tahun 2009. Universitas Diponegoro.
Bleich, S., 2009. How Does Satisfaction With The Health-Care System Relate to Patient Experience? Bulletin of the World Health Organization, 87(4), pp.271–278. Available at: http://www.who.int/bulletin/volumes/87/4/07-050401.pdf [Accessed February 4, 2015].
Bleich, S., Ozaltin, E. & Murray, J.C., 2009. How Does Satisfaction with The Health-Care System Relate to Patient Experience? Bulletin of the World Health Organization, 87(4), pp.271–278. Available at: http://www.who.int/bulletin/volumes/87/4/07-050401.pdf [Accessed February 4, 2015].
BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, 2014. Data Kepesertaan JKN Provinsi Bali Tahun 2014, Denpasar.
BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar, 2014. Data FKTP dan Kunjungan Pasien JKN di FKTP BPJS Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2014, Denpasar.
Budi, H.S., 2010. Hubungan Antara Sistem Pembiayaan Dengan Kualitas Pelayanan di Puskesmas Slogohimo Wonogiri. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Budijanto, D. & Suharmiati, 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Responden Pengguna Rawat Jalan Rumah Sakit
Pemerintah di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 10(2), pp.123–130.
Budiman, Suhat & Herlina, N., 2010. Hubungan Status Demografi dengan Kepuasan Masyarakat Tentang Pelayanan Jamkesmas di Wilayah Puskesmas Tanjungsari Kabupaten Bogor Tahun 2010. Kesehatan Kartika, pp.1–17.
Bustami, 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitasnya. In Surabaya: Erlangga.
Dinkes Kota Denpasar, 2014. Profil Kesehatan Kota Denpasar Tahun 2014, Denpasar.
DJSN, K., 2012. Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019, Jakarta.
Fan, V.S. et al., 2005. Continuity of Care and Other Determinants of Patient Satisfaction with Primary Care. Journal of General Internal Medicine, 20(3), pp.226–233. Available at: http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=1490082&tool=pmcentrez&rendertype=abstract [Accessed February 1, 2015].
Gaghana, V.F., 2014. Tingkat Kepuasan Pasien Universal Coverage Terhadap Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Tuminting Manado. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik, II(1), pp.22–26.
Ganasegeran, K. et al., 2015. Patient Satisfaction in Malaysia ’ s Busiest Outpatient Medical Care. The Scientifict World Jurnal, 2015, pp.1–6.
Halil, S.N., Indar & Darmawansyah, 2012. Faktor Yang berhubungan Dengan Mutu Pelayanan di Puskesmas Pamboang Kabupaten Majene Tahun 2012. , 1, pp.1–12.
Handayani, S.E., 2003. Analisis Pengaruh Karakteristik Pasien Terhadap Kepuasan Pasien Dalam Hal Mutu Pelayanan Kesehatan di Unit Rawat Inap Puskesmas Maos Kabupaten Cilacap. Universitas Diponogoro Semarang.
Hidayat, B., 2010. Bukti Empiris Kebijakan Asuransi Kesehatan Sosial : Analisis Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (Sakerti). Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 13(03), pp.117–125.
Jannatul, N., Faisal, M. & Digna, P.H.S., 2014. Masyarakat Meragukan Mutu Layanan Kesehatan Gratis : Persepsi Masyarakat Terhadap Pemanfaatan Jaminan Kesehatan Masyarakat di Jawa Timur. In Forum Nasional VI Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. p. 36.
Kemenkes RI, 2014a. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.
Kemenkes RI, 2014b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.
Kemenkes RI, 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional.
Kemenkes RI, 2014c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Kemenkes RI, 2014d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik.
Koentjoro, T., 2007. Regulasi Kesehatan di Indonesia. In Yogyakarta: Andi.
Kotler, P., 2002. Dasar-dasar Pemasaran, Jakarta: PT. Indeks.
Laurina, C. et al., 2013. Hubungan Antara Pengetahuan dan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Kepuasan Pasien Jaminan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado Tahun 2013. Sam Ratulangi Manado.
Lwanga, S. & Lemeshow, S., 1997. Sample Size Determination in Health Studies, Jenewa: WHO.
Mansur, F. et al., 2014. Layanan Gratis Pun di Tolak Masyarakat Miskin : Pemanfaatan Kartu Jaminan Kesehatan di Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur. In Forum Nasional VI Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia. p. 43.
Menkumham RI, 2013. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan.
Menkumham RI, 2014. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Pertama Milik Pemerintah Daerah.
Mikrajab, M.A. & Budisuari, M.A., 2011. Analisis Delapan Domain Resposiveness Pasien Pada Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Puskesmas. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 14(17), pp.399–410.
Muninjaya, 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta: EGC.
Naidu, A., 2009. Factors Affecting Patient Satisfaction and Healthcare Quality. IJHCQA, 22(4), pp.366–377.
Nurkholiq, S., 2011. Perbandingan Tingkat Kepuasan Pasien Umum Dengan Penggunaan Kartu Askes di Pelayanan Dokter Keluarga PT Askes. Universitas Diponegoro.
Oroh, M.E., Pondaag, L. & Rompas, S., 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Keperawatan di Ruang Interna RSUD Noongan. Universitas Sam Ratulangi Manado.
Pohan, I., 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan Dasar-dasar Pengertian dan Penerapan, Jakarta: EGC.
Prastiwi, E.N. & Ayubi, D., 2008. Hubungan Kepuasan Pasien Bayar Dengan Minat Kunjungan Ulang di Puskesmas Wisma Jaya Kota Bekasi Tahun 2007. Makara Kesehatan, 12(1), pp.42–46.
Quinn, G.P. et al., 2004. Real Time Patient Satisfaction Survey and Improvement Process. Hospital Topic Research and Perspectives on Healthcare, 83(3), pp.26–33.
Resnani, 2002. Pengaruh Komunikasi Dokter Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Jalan (Studi Tentang Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.Yunus Kota Bengkulu). Jurnal Penelitian UNIB, VIII(2), pp.105–110.
Setiawan, E.P., 2014. Perbedaan Kepuasan antara Pasien Umum dengan Pasien Jaminan Kesehatan Nasional Penerima Bantuan Iuran(JKN-PBI) Terhadap Kualitas Pelayanan Rawat Jalan di Pusksmas Nguter Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Situmorang, C.H., 2013. Reformasi Jaminan Sosial di Indonesia Tranformasi BPJS Indahnya Harapan Pahitnya Kegagalan, Bandung: Cinta Indonesia.
Suciati, W., 2013. Perbedaan Kualitas Layanan Puskesmas Kelurahan Sukorame Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Berdasar Sistem Pembayaran Ditinjau dari Persepsi Konsumen. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(2), pp.1–15.
Supardi, S., Handayani, R.S. & Notosiswoyo, M., 2008. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap di Puskesmas (Analisa Data SKRT 2004). Buletin Penelitian Kesehatan, 36(3), pp.135–144.
Tukimin, 2005. Analisis Tingkat Kepuasan Pasin Dalam Implementasi Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) di Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit Uum Daerah Gunung Jati Cirebon. Universitas Diponegoro Semarang.
Ulandari, S., 2014. Pelaksanaan Kredensialing Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Cabang Denpasar Ditinjau dari Perspektif Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Community Health, 10(10), pp.1–10.
Wati, H.S., Hamzah, A. & Amir, Y., 2012. Hubungan Mutu Pelayanan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daya Makasar Tahun 2012. Universitas Hasanudin.
Wira, D., 2014. Hubungan Antara Persepsi Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Universitas Udayana.
Witriasih, 2012. Analisis Perbedaan Tingkat Kepuasan Pasien Peserta PT ASKES (Persero) Cabang Denpasar pada Pelayanan Puskesmas dan Dokter Keluarga di Kota Denpasar. Universitas Udayana.
Lampiran 1 JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN
No Kegiatan
TAHUN 2014-2015 Nop Des Jan Feb Maret Apr Mei Jun
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan ide proposal 2 Studi Kepustakaan 3 Pembuatan Proposal
4
Penyelesaian bimbingan proposal Bab I sampai Bab IV
5 Sidang Proposal
6 Revisi Proposal 7 Pengurusan ijin penelitian 8 Penelitian 9 Bimbingan hasil penelitian
10 Sidang hasil 11 Sidang tesis 12 Manuskrip
Lampiran 2
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Selamat pagi/siang/sore, Saya Ni Made Widiastuti Mahasiswi Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana. Saya akan melakukan
penelitian sebagai syarat wajib untuk menyelesaikan studi dengan judul “
Hubungan Jenis Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, Status Kepesertaan dan
Karakteristik Sosio-Demografis dengan Tingkat Kepuasan Pasien Jaminan
Kesehatan Nasional di Kota Denpasar.
Penelitian tesis ini merupakan penelitian individu yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan jenis Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), status
kepesertaan dan karakteristik sosio-demografis dengan kepuasan pasien Jaminan
Kesehatan Nasional di Kota Denpasar. Manfaat hasil penelitian ini untuk
peningkatan mutu pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama
dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Data yang dikumpulkan
mencakup data jenis FKTP, status kepesertaan dan karakteristik responden.
Penelitian dilakukan dengan wawancara yang ditujukan langsung kepada
responden dengan alat bantu kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang
difasilitasi oleh peneliti dan asisten peneliti. Apabila anda bersedia berpartisipasi
dalam penelitian ini maka kami akan melakukan pengisian kuesioner yang akan
berlangsung sekitar 15-20 menit.
Partisipasi anda bersifat sukarela tanpa ada paksaan dan bila tidak
berkenan di hati anda dapat menolak atau sewaktu-waktu dapat mengundurkan
diri tanpa sangsi apapun.
Semua informasi dari hasil penelitian yang peneliti dapatkan akan dijaga
kerahasiaannya dan akan disampaikan atau dituangkan dalam hasil penelitian tesis
dan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan semata. Semua data yang
dikumpulkan peneliti tidak akan dihubungkan dengan identitas anda.
Apabila anda memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian ini
dapat menghubungi saya Ni Made Widiastuti mahasiswa Program Studi Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat, konsentrasi Manajemen Pelayanan Kesehatan, Jalan
P.B Jendral Sudirman Denpasar Bali, Telp 081237575789, email
Peneliti berharap anda bersedia untuk ikut dalam penelitian ini.
Denpasar, Peneliti
Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK DIWAWANCARA
Setelah saya membaca penjelasan penelitian dan mendapat penjelasan
terhadap pertanyaan yang diajukan, saya mengerti bahwa peneliti dapat
menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak saya sebagai responden.
Saya memahami bahwa keikutsertaan saya dalam penelitian ini sangat
besar manfaatnya untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan di fasilitas
kesehatan tingkat pertama dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional.
Persetujuan ini saya tanda tangani tanpa adanya paksaan dari pihak manapun dan
saya menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian dengan ketentuan
apabila ada hal-hal yang tidak berkenan pada saya, maka saya berhak mengajukan
pengunduran diri dari kegiatan penelitian.
Saya mengerti bahwa catatan tentang penelitian ini akan dirahasiakan
selegal mungkin dan kerahasian ini terjamin. Semua berkas yang mencantumkan
identitas subjek penelitian hanya digunakan untuk keperluan pengolahan data dan
bila sudah tidak digunakan akan dimusnahkan. Hanya peneliti yang mengetahui
kerahasiaan data ini.
Denpasar,……….……………..
Peneliti, Responden ,
(Ni Made Widiastuti) ( ...…………………………….... )
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN JENIS FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA, STATUS KEPESERTAAN DAN KARAKTERISTIK
SOSIO-DEMOGRAFIS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KOTA DENPASAR
MAHASISWA PASCASARJANA IKM
UNIVERSITAS UDAYANA
CATATAN WAWANCARA
Nomor Responden
Tanggal/ bulan/ tahun Wawancara
Waktu wawancara
Tempat wawancara 1. Puskesmas Denpasar Selatan I 2. Puskesmas Denpasar Utara III 3. Puskesmas Denpasar Timur I 4. Puskesmas Denpasar Barat II 5. Balai Kesehatan Lanal Denpasar 6. Poliklinik Polda Bali 7. Poliklinik Polresta Denpasar 8. Kinik SOS Gatot Kaca 9. Klinik Karya Prima 10. Klinik Bhaksena IDT 11. Klinik Bakti Rahayu 12. Praktek dr. A A Ngurah Gd Dharmayuda 13. Praktek dr. Partha Negara 14. Praktek dr. Ida Ayu Gita Puspita 15. Praktek dr. I Ketut Widiyasa, MPH
Nama pengumpul data
Tanggal pengumpulan data - -
Tanda Tangan
IDENTITAS RESPONDEN
1 Nama responden
2 Pada tanggal, bulan, tahun berapakah anda lahir?
......... - ......... - ......................
3 Umur responden ............................tahun
4 Jenis Kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan
5 Apa pendidikan terakhir yang anda tempuh?
1. Tidak sekolah 2. SD 3. SMP 4. SMA 5. Akademi/D3 6. Perguruan Tinggi 7. Lain-lain(sebutkan) .......................................................
6 Apa pekerjaan utama anda saat ini? 1. Tidak bekerja 2. PNS 3. ABRI 4. Swasta 5. Wiraswasta 6. Lain-lain (sebutkan) ........................................................
7 Dimanakah anda terdaftar sebagai peserta JKN untuk layanan tingkat pertama?
1. Dokter Praktek Perorangan 2. Klinik Pemerintah (TNI,POLRI) 3. Klinik Swasta 4. Puskesmas
PENDAHULUAN
1. Ucapkan salam
2. Perkenalkan diri
3. Jelaskan tujuan dari kuesioner ini
4. Tekankan mengenai kerahasiaan jawaban yang diberikan oleh
responden, dan beritahukan bahwa nama responden tidak akan dicatat.
5. Tanyakan keinginan mereka untuk menjadi responden dan bersedia
menjawab pertanyaan dengan jujur dan apa adanya.
6. Ucapkan terimakasih pada responden atas kesediaannya menjawab.
8 Apakah status kepesertaan anda pada program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini?
1.Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI)
□ ASKES
□ JAMSOSTEK
□ ASABRI
□ Mandiri
2.Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jamkesmas
PERTANYAAN TENTANG KEPUASAN
I . Tangible (Bukti Langsung) Saya akan tanyakan pengalaman Ibu/Bapak/Saudara tentang penampilan fisik
dan petugas ketika Ibu/Bapak/Saudara berobat ke fasilitas kesehatan. 1 Bagaimana pendapat anda tentang kerapian
ruang periksa? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
2 Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan ruang periksa? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
3 Bagaimana pendapat anda tentang kenyamanan ruang periksa? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
4 Bagaimana pendapat anda tentang kenyamanan ruang tunggu pasien? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
5 Bagaimana pendapat anda tentang keadaan dan kesiapan alat-alat kesehatan (termometer/ pengukur suhu badan, tensimeter/ pengukur
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
tekanan darah, dan lain-lain) yang digunakan untuk memeriksa pasien? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
4. Sangat Puas
6 Bagaimana pendapat anda tentang kelengkapan dan keadaan alat-alat penunjang (tempat tidur, meja, kursi, dan lain-lain)? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
7 Bagaimana pendapat anda tentang ketersediaan dan pengaturan tempat parkir pasien? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
8 Bagaimana pendapat anda tentang kebersihan dan kerapian penampilan dokter dan petugas? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
II. Reliability (Kehandalan) Selanjutnya akan saya tanyakan pengalaman Ibu/Bapak/Saudara tentang
prosedur layanan ketika Ibu/Bapak/Saudara berobat ke fasilitas kesehatan. 9 Bagaimana pendapat anda tentang kecepatan
prosedur pendaftaran pasien? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
10 Bagaimana pendapat anda tentang waktu tunggu pasien untuk diperiksa? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
11 Bagaimana pendapat anda tentang ketepatan jadwal pelayanan meliputi jadwal buka dan tutup pelayanan? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
12 Bagaimana pendapat anda tentang ketepatan pemeriksaan oleh dokter sesuai keluhan pasien?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
3. Puas
4. Sangat Puas
III. Responsiveness (Daya Tanggap) Selanjutnya akan saya tanyakan pengalaman Ibu/Bapak/Saudara tentang
ketanggapan petugas dalam memeberikan layanan ketika Ibu/Bapak/Saudara berobat ke fasilitas kesehatan.
13 Bagaimana pendapat anda tentang ketanggapan dokter/ petugas menangani keluhan pasien? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
14 Bagaimana pendapat anda tentang kecepatan tindakan dokter/ petugas saat menangani pasien yang membutuhkan bantuan? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
15 Bagaimana pendapat anda tentang kejelasan informasi yang diberikan dokter/ petugas tentang penyakit dan tindakan yang diberikan? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
16 Bagaimana pendapat anda tentang kejelasan informasi yang diberikan dokter/ petugas tentang pemakaian obat yang diberikan? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
IV. Assurance (Jaminan) Selanjutnya akan saya tanyakan pengalaman Ibu/Bapak/Saudara tentang
jaminan petugas dalam memberikan layanan ketika Ibu/Bapak/Saudara berobat ke fasilitas kesehatan.
17 Bagaimana pendapat anda tentang ketrampilan dokter dalam memberikan pelayanan kepada pasien (seperti menyuntik, merawat luka, menjahit luka dan lain-lain)? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
18 Bagaimana pendapat anda tentang dokter dalam menjaga kerahasiaan pasien (dokter mencatat keluhan pasien pada catatan kesehatan milik
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
Terima kasih atas partisipasi anda
pasien)? 3. Puas
4. Sangat Puas
19 Bagaimana pendapat anda tentang keramahan dokter/ petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
20 Bagaimana pendapat anda tentang kesopanan dokter/ petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas 2. Tidak Puas 3. Puas 4. Sangat Puas
21 Bagaimana pendapat anda tentang jaminan kesembuhan atas pelayanan yang diberikan oleh dokter/ petugas dengan memberikan penjelasan pengobatan dan menganjurkan memeriksakan kembali (kontrol ulang) apabila keluhan berlanjut? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
V. Empathy (Perhatian) Selanjutnya akan saya tanyakan pengalaman Ibu/Bapak/Saudara tentang
kepedulian petugas terhadap pasien dalam memberikan layanan ketika Ibu/Bapak/Saudara berobat ke fasilitas kesehatan.
22 Bagaimana pendapat anda tentang ketersediaan waktu luang dokter/ petugas untuk berkomunikasi dengan pasien? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas
2. Tidak Puas
3. Puas
4. Sangat Puas
23 Bagaimana pendapat anda tentang kesabaran dokter/ petugas sabar dalam menangani keluhan pasien dan keluarganya? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas 2. Tidak Puas 3. Puas 4. Sangat Puas
24 Bagaimana pendapat anda tentang perhatian dokter/ petugas terhadap keluhan pasien? Apakah sangat puas, puas, tidak puas atau sangat tidak puas?
1. Sangat Tidak Puas 2. Tidak Puas 3. Puas 4. Sangat Puas
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI SITUASI DAN KONDISI
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
NAMA FKTP : ..........................................................................
ALAMAT : ..........................................................................
NAMA OBSERVER : ..........................................................................
TGL/BLN/TH OBSERVASI : ..........................................................................
NO
ASPEK YANG DIOBSERVSI
YA
TIDAK
CATATAN OBSERVER
1 Ada rekam medis/ catatan medis pasien.
2 Ada ruang tunggu yang memadai.
3 Ada ruang periksa yang memadai.
4 Ada saluran komunikasi (telepon, fax).
5 Ada kotak saran.
6 Ada tempat parkir yang memadai.
7 Petugas berpenampilan rapi dan ramah.
8 Ada Standar Operating Prosedure (SOP).
Lampiran 6
Output Hasil analisis data
by a3, sort : swilk Umur -> a3 = Dokter praktek perorangan Shapiro-Wilk W test for normal data Variable | Obs W V z Prob>z -------------+-------------------------------------------------- Umur | 20 0.92020 1.889 1.282 0.09996 ------------------------------------------------------------------------------- -> a3 = Klinik pemerintah Shapiro-Wilk W test for normal data Variable | Obs W V z Prob>z -------------+-------------------------------------------------- Umur | 21 0.97130 0.703 -0.712 0.76172 ------------------------------------------------------------------------------- -> a3 = Klinik swasta
Shapiro-Wilk W test for normal data Variable | Obs W V z Prob>z -------------+-------------------------------------------------- Umur | 59 0.94892 2.739 2.170 0.01500 ------------------------------------------------------------------------------- -> a3 = Puskesmas Shapiro-Wilk W test for normal data Variable | Obs W V z Prob>z -------------+-------------------------------------------------- Umur | 48 0.94905 2.320 1.791 0.03667 . . by a3, sort : sum Umur, detail ------------------------------------------------------------------------------- -> a3 = Dokter praktek perorangan Umur Responden ------------------------------------------------------------- Percentiles Smallest 1% 21 21 5% 21.5 22 10% 23 24 Obs 20 25% 31 29 Sum of Wgt. 20 50% 40.5 Mean 38.65 Largest Std. Dev. 11.72615 75% 43.5 44 90% 51.5 44 Variance 137.5026 95% 64.5 59 Skewness .8196745 99% 70 70 Kurtosis 4.043156 -------------------------------------------------------------------------------
-> a3 = Klinik pemerintah Umur Responden ------------------------------------------------------------- Percentiles Smallest 1% 22 22 5% 24 24 10% 24 24 Obs 21 25% 35 26 Sum of Wgt. 21 50% 39 Mean 38.66667 Largest Std. Dev. 9.906227 75% 46 47 90% 49 49 Variance 98.13333 95% 55 55 Skewness -.0312825 99% 57 57 Kurtosis 2.256564 ------------------------------------------------------------------------------- -> a3 = Klinik swasta Umur Responden ------------------------------------------------------------- Percentiles Smallest 1% 19 19 5% 21 21 10% 25 21 Obs 59 25% 28 23 Sum of Wgt. 59 50% 34 Mean 37.25424 Largest Std. Dev. 11.19666 75% 46 54 90% 52 58 Variance 125.3653 95% 58 66 Skewness .7250261 99% 69 69 Kurtosis 3.0493 ------------------------------------------------------------------------------- -> a3 = Puskesmas Umur Responden ------------------------------------------------------------- Percentiles Smallest 1% 21 21 5% 24 23 10% 26 24 Obs 48 25% 35 25 Sum of Wgt. 48 50% 42 Mean 46.875 Largest Std. Dev. 15.33405 75% 62 70 90% 70 72 Variance 235.133 95% 72 72 Skewness .1614704 99% 73 73 Kurtosis 1.823389 . tab J_Kelamin a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+
Jenis | Kelamin | Jenis FKTP Responden | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------+--------------------------------------------+---------- Perempuan | 13 12 30 24 | 79 | 65.00 57.14 50.85 50.00 | 53.38 ------------+--------------------------------------------+---------- Laki - laki | 7 9 29 24 | 69 | 35.00 42.86 49.15 50.00 | 46.62 ------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab pendidi a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ pendidikan | Jenis FKTP 2 | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total -----------+--------------------------------------------+---------- <=SMP | 2 1 10 21 | 34 | 10.00 4.76 16.95 43.75 | 22.97 -----------+--------------------------------------------+---------- >=SMA | 18 20 49 27 | 114 | 90.00 95.24 83.05 56.25 | 77.03 -----------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab peker a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP pekerjaan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total -------------+--------------------------------------------+---------- Tidak bkerja | 2 3 10 14 | 29 | 10.00 14.29 16.95 29.17 | 19.59 -------------+--------------------------------------------+---------- Bekerja | 18 18 49 34 | 119 | 90.00 85.71 83.05 70.83 | 80.41 -------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab a4 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+
Status | Kepesertaa | Jenis FKTP n | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total -----------+--------------------------------------------+---------- Non PBI | 20 21 59 34 | 134 | 100.00 100.00 100.00 70.83 | 90.54 -----------+--------------------------------------------+---------- PBI | 0 0 0 14 | 14 | 0.00 0.00 0.00 29.17 | 9.46 -----------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab a5 Jenis PBI | Freq. Percent Cum. ------------+----------------------------------- Askes | 41 30.60 30.60 Jamsostek | 52 38.81 69.40 Asabri | 13 9.70 79.10 Mandiri | 28 20.90 100.00 ------------+----------------------------------- Total | 134 100.00 . tab a5 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP Jenis PBI | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total -----------+--------------------------------------------+---------- Askes | 7 6 8 20 | 41 | 35.00 28.57 13.56 58.82 | 30.60 -----------+--------------------------------------------+---------- Jamsostek | 8 1 34 9 | 52 | 40.00 4.76 57.63 26.47 | 38.81 -----------+--------------------------------------------+---------- Asabri | 0 12 0 1 | 13 | 0.00 57.14 0.00 2.94 | 9.70 -----------+--------------------------------------------+---------- Mandiri | 5 2 17 4 | 28 | 25.00 9.52 28.81 11.76 | 20.90 -----------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 34 | 134 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . ab a6 unrecognized command: ab r(199);
. tab a6 Penanggung | Tertanggung | Freq. Percent Cum. ------------+----------------------------------- Tertanggung | 59 39.86 39.86 Penanggung | 89 60.14 100.00 ------------+----------------------------------- Total | 148 100.00
. tab a6 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ Penanggung | Jenis FKTP Tertanggung | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------+--------------------------------------------+---------- Tertanggung | 4 5 20 30 | 59 | 20.00 23.81 33.90 62.50 | 39.86 ------------+--------------------------------------------+---------- Penanggung | 16 16 39 18 | 89 | 80.00 76.19 66.10 37.50 | 60.14 ------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab tangi a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP tangible | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total -----------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 3 6 26 8 | 43 | 15.00 28.57 44.07 16.67 | 29.05 -----------+--------------------------------------------+---------- Puas | 17 15 33 40 | 105 | 85.00 71.43 55.93 83.33 | 70.95 -----------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab reliability a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ reliabilit | Jenis FKTP y | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total -----------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 2 4 18 10 | 34 | 10.00 19.05 30.51 20.83 | 22.97 -----------+--------------------------------------------+---------- Puas | 18 17 41 38 | 114 | 90.00 80.95 69.49 79.17 | 77.03 -----------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab respon a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP respons | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total -----------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 1 5 4 | 10 | 0.00 4.76 8.47 8.33 | 6.76 -----------+--------------------------------------------+---------- Puas | 20 20 54 44 | 138 | 100.00 95.24 91.53 91.67 | 93.24 -----------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab assu a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP assurance | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total -----------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 1 1 8 4 | 14 | 5.00 4.76 13.56 8.33 | 9.46 -----------+--------------------------------------------+---------- Puas | 19 20 51 44 | 134 | 95.00 95.24 86.44 91.67 | 90.54 -----------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab empat a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP empathy | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total -----------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 0 0 5 | 5 | 0.00 0.00 0.00 10.42 | 3.38 -----------+--------------------------------------------+---------- Puas | 20 21 59 43 | 143 | 100.00 100.00 100.00 89.58 | 96.62 -----------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab t1 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP Kerapian | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 18 19 55 40 | 132 | 90.00 90.48 93.22 83.33 | 89.19 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 2 2 4 8 | 16 | 10.00 9.52 6.78 16.67 | 10.81 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab t2 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP Kebersihan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 18 21 55 42 | 136 | 90.00 100.00 93.22 87.50 | 91.89 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 2 0 4 6 | 12 | 10.00 0.00 6.78 12.50 | 8.11 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab t3 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ Kenyamanan Ruang | Jenis FKTP Periksa | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 1 1 1 | 3 | 0.00 4.76 1.69 2.08 | 2.03 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 18 20 53 40 | 131 | 90.00 95.24 89.83 83.33 | 88.51 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 2 0 5 7 | 14 | 10.00 0.00 8.47 14.58 | 9.46 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab t4 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ Kenyaman Ruang | Jenis FKTP Tunggu | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 1 5 13 2 | 21 | 5.00 23.81 22.03 4.17 | 14.19 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 19 16 43 36 | 114 | 95.00 76.19 72.88 75.00 | 77.03 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 0 0 3 10 | 13 | 0.00 0.00 5.08 20.83 | 8.78 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab t5 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP Keadaan Alat | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 1 2 2 | 5 | 0.00 4.76 3.39 4.17 | 3.38 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 20 20 56 41 | 137 | 100.00 95.24 94.92 85.42 | 92.57 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 0 0 1 5 | 6 | 0.00 0.00 1.69 10.42 | 4.05 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab t6 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP Kelengkapan Alat | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 1 1 1 2 | 5 | 5.00 4.76 1.69 4.17 | 3.38 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 19 20 55 42 | 136 | 95.00 95.24 93.22 87.50 | 91.89 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 0 0 3 4 | 7 | 0.00 0.00 5.08 8.33 | 4.73 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab t7 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ Ketersediaan | Jenis FKTP parkir | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat tidak puas | 0 0 1 0 | 1 | 0.00 0.00 1.69 0.00 | 0.68 ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 5 2 16 9 | 32 | 25.00 9.52 27.12 18.75 | 21.62 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 13 18 37 34 | 102 | 65.00 85.71 62.71 70.83 | 68.92 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 2 1 5 5 | 13 | 10.00 4.76 8.47 10.42 | 8.78 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab t8 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ |
Jenis FKTP Penampilan dokter | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 0 1 0 | 1 | 0.00 0.00 1.69 0.00 | 0.68 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 13 19 52 41 | 125 | 65.00 90.48 88.14 85.42 | 84.46 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 7 2 6 7 | 22 | 35.00 9.52 10.17 14.58 | 14.86 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab r1 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+
| Jenis FKTP Kecepatan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat tidak puas | 0 0 0 1 | 1 | 0.00 0.00 0.00 2.08 | 0.68 ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 1 8 3 | 12 | 0.00 4.76 13.56 6.25 | 8.11 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 18 19 49 35 | 121 | 90.00 90.48 83.05 72.92 | 81.76 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 2 1 2 9 | 14 | 10.00 4.76 3.39 18.75 | 9.46 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab r2 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP Waktu Tunggu | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat tidak puas | 0 0 0 1 | 1 | 0.00 0.00 0.00 2.08 | 0.68 ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 2 1 12 11 | 26 | 10.00 4.76 20.34 22.92 | 17.57 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 17 19 44 30 | 110 | 85.00 90.48 74.58 62.50 | 74.32 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 1 1 3 6 | 11 | 5.00 4.76 5.08 12.50 | 7.43 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab r3 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP Ketepatan Jadwal | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 1 2 2 2 | 7 | 5.00 9.52 3.39 4.17 | 4.73 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 17 19 55 44 | 135 | 85.00 90.48 93.22 91.67 | 91.22 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 2 0 2 2 | 6 | 10.00 0.00 3.39 4.17 | 4.05 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab r4 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ Ketepatan | Jenis FKTP Pemeriksaan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 0 2 2 | 4 | 0.00 0.00 3.39 4.17 | 2.70 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 18 20 51 37 | 126 | 90.00 95.24 86.44 77.08 | 85.14 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 2 1 6 9 | 18 | 10.00 4.76 10.17 18.75 | 12.16 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab re1 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ Ketanggapan | Jenis FKTP dokter | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 1 4 1 | 6 | 0.00 4.76 6.78 2.08 | 4.05 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 16 18 49 32 | 115 | 80.00 85.71 83.05 66.67 | 77.70 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 4 2 6 15 | 27 | 20.00 9.52 10.17 31.25 | 18.24 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab re2 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ Kecepatan | Jenis FKTP Tindakan Dokter | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 0 2 2 | 4 | 0.00 0.00 3.39 4.17 | 2.70 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 15 20 50 31 | 116 | 75.00 95.24 84.75 64.58 | 78.38 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 5 1 7 15 | 28 | 25.00 4.76 11.86 31.25 | 18.92 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab re3 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ Kejelasan Info | Jenis FKTP Penyakit | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 0 3 2 | 5 | 0.00 0.00 5.08 4.17 | 3.38 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 14 18 42 30 | 104 | 70.00 85.71 71.19 62.50 | 70.27 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 6 3 14 16 | 39 | 30.00 14.29 23.73 33.33 | 26.35 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab re4 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ Kejelasan Info | Jenis FKTP Obat | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 0 3 2 | 5 | 0.00 0.00 5.08 4.17 | 3.38 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 12 17 42 33 | 104 | 60.00 80.95 71.19 68.75 | 70.27 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 8 4 14 13 | 39 | 40.00 19.05 23.73 27.08 | 26.35 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab as1 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ Ketrampilan | Jenis FKTP Dokter | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 0 1 1 | 2 | 0.00 0.00 1.69 2.08 | 1.35 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 18 17 51 38 | 124 | 90.00 80.95 86.44 79.17 | 83.78 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 2 4 7 9 | 22 | 10.00 19.05 11.86 18.75 | 14.86 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab as2 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ Kerahasiaan | Jenis FKTP Pasien | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 0 0 2 | 2 | 0.00 0.00 0.00 4.17 | 1.35 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 19 19 55 36 | 129 | 95.00 90.48 93.22 75.00 | 87.16 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 1 2 4 10 | 17 | 5.00 9.52 6.78 20.83 | 11.49 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab as3 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP Keramahan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 0 2 2 | 4 | 0.00 0.00 3.39 4.17 | 2.70 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 9 19 45 25 | 98 | 45.00 90.48 76.27 52.08 | 66.22 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 11 2 12 21 | 46 | 55.00 9.52 20.34 43.75 | 31.08 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab as4 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP Kesopanan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 10 19 48 29 | 106 | 50.00 90.48 81.36 60.42 | 71.62 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 10 2 11 19 | 42 | 50.00 9.52 18.64 39.58 | 28.38 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab as5 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ Jaminan | Jenis FKTP Kesembuhan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 1 2 5 2 | 10 | 5.00 9.52 8.47 4.17 | 6.76 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 15 19 48 31 | 113 | 75.00 90.48 81.36 64.58 | 76.35 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 4 0 6 15 | 25 | 20.00 0.00 10.17 31.25 | 16.89 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148
| 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab e1 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ Ketersediaan | Jenis FKTP Waktu | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 0 0 3 | 3 | 0.00 0.00 0.00 6.25 | 2.03 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 16 18 54 30 | 118 | 80.00 85.71 91.53 62.50 | 79.73 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 4 3 5 15 | 27 | 20.00 14.29 8.47 31.25 | 18.24 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab e2 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP Kesabaran | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 15 20 51 31 | 117 | 75.00 95.24 86.44 64.58 | 79.05 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 5 1 8 17 | 31 | 25.00 4.76 13.56 35.42 | 20.95 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab e3 a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP Perhatian | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total ------------------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 0 0 0 2 | 2 | 0.00 0.00 0.00 4.17 | 1.35 ------------------+--------------------------------------------+---------- Puas | 13 19 49 27 | 108 | 65.00 90.48 83.05 56.25 | 72.97 ------------------+--------------------------------------------+---------- Sangat puas | 7 2 10 19 | 38 | 35.00 9.52 16.95 39.58 | 25.68 ------------------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00
. tab kepuas a3, col +-------------------+ | Key | |-------------------| | frequency | | column percentage | +-------------------+ | Jenis FKTP kepuasan | Dokter pr Klinik pe Klinik sw Puskesmas | Total -----------+--------------------------------------------+---------- Tidak puas | 2 7 31 5 | 45 | 10.00 33.33 52.54 10.42 | 30.41 -----------+--------------------------------------------+---------- Puas | 18 14 28 43 | 103 | 90.00 66.67 47.46 89.58 | 69.59 -----------+--------------------------------------------+---------- Total | 20 21 59 48 | 148 | 100.00 100.00 100.00 100.00 | 100.00 . tab a3 kepuasan, row +----------------+ | Key | |----------------| | frequency | | row percentage | +----------------+ | kepuasan Jenis FKTP | Tidak puas Puas| Total ----------------------+----------------------+---------- Dokter umum | 2 18 | 20 | 10.00 90.00 | 100.00 ----------------------+----------------------+---------- Klinik pemerintah | 7 14 | 21 | 33.33 66.67 | 100.00 ----------------------+----------------------+---------- Klinik swasta | 31 28 | 59 | 52.54 47.46 | 100.00 ----------------------+----------------------+---------- Puskesmas | 5 43 | 48 | 10.42 89.58 | 100.00 ----------------------+----------------------+---------- Total | 45 103 | 148 | 30.41 69.59 | 100.00
. poisson kepuasan ib3.a3, irr Iteration 0: log likelihood = -136.17237 Iteration 1: log likelihood = -136.17236 Poisson regression Number of obs = 148 LR chi2(3) = 8.33 Prob > chi2 = 0.0397 Log likelihood = -136.17236 Pseudo R2 = 0.0297 ----------------------------------------------------------------------------- kepuasan | IRR Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+--------------------------------------------------------------- a3 | 1 | 1.896428 .5729281 2.12 0.034 1.049013 3.428405 2 | 1.404762 .4598163 1.04 0.299 .7395742 2.668234 4 | 1.887649 .4583921 2.62 0.009 1.172782 3.03826 | _cons | .4745763 .0896865 -3.94 0.000 .3276756 .6873343 ------------------------------------------------------------------------------ . tab a4 kepuasan, r +----------------+ | Key | |----------------| | frequency | | row percentage | +----------------+ Status | Kepesertaa | kepuasan n | Tidak puas Puas| Total -----------+----------------------+---------- Non PBI | 45 89 | 134 | 33.58 66.42 | 100.00 -----------+----------------------+---------- PBI | 0 14 | 14 | 0.00 100.00 | 100.00 -----------+----------------------+---------- Total | 45 103 | 148 | 30.41 69.59 | 100.00
. tab a4, nol Status | Kepesertaan | Freq. Percent Cum. ------------+----------------------------------- 0 | 134 90.54 90.54 1 | 14 9.46 100.00 ------------+----------------------------------- Total | 148 100.00
. cs kepuasan a4 | Status Kepesertaan | | Exposed Unexposed | Total -----------------+------------------------+------------ Cases | 14 89 | 103 Noncases | 0 45 | 45 -----------------+------------------------+------------ Total | 14 134 | 148 | | Risk | 1 .6641791 | .6959459 | | | Point estimate | [95% Conf. Interval] |------------------------+------------------------ Risk difference | .3358209 | .2558573 .4157845 Risk ratio | 1.505618 | 1.334837 1.698249 Attr. frac. ex. | .3358209 | .2508446 .4111584 Attr. frac. pop | .0456456 | +------------------------------------------------- chi2(1) = 6.76 Pr>chi2 = 0.0093 . by kepuasan, sort : swilk Umur ------------------------------------------------------------------------------- -> kepuasan = Tidak puas Shapiro-Wilk W test for normal data Variable | Obs W V z Prob>z -------------+-------------------------------------------------- Umur | 45 0.94698 2.296 1.761 0.03908 ------------------------------------------------------------------------------- -> kepuasan = Puas Shapiro-Wilk W test for normal data Variable | Obs W V z Prob>z -------------+-------------------------------------------------- Umur | 103 0.94427 4.716 3.446 0.00028 . by kepuasan, sort : sum Umur, detail ------------------------------------------------------------------------------- -> kepuasan = Tidak puas Umur Responden ------------------------------------------------------------- Percentiles Smallest 1% 21 21 5% 23 21 10% 24 23 Obs 45 25% 28 24 Sum of Wgt. 45 50% 35 Mean 38.26667 Largest Std. Dev. 12.15506 75% 47 57 90% 54 58 Variance 147.7455 95% 58 63 Skewness .4542221 99% 66 66 Kurtosis 2.161872 ---------------------------------------------------------------------------- -> kepuasan = Puas
Umur Responden ------------------------------------------------------------- Percentiles Smallest 1% 21 19 5% 23 21 10% 26 21 Obs 103 25% 33 22 Sum of Wgt. 103 50% 40 Mean 41.85437 Largest Std. Dev. 13.53819 75% 49 70 90% 64 72 Variance 183.2825 95% 70 72 Skewness .664073 99% 72 73 Kurtosis 2.720857 . poisson kepuasan Umur, irr Iteration 0: log likelihood = -139.98742 Iteration 1: log likelihood = -139.98742 Poisson regression Number of obs = 148 LR chi2(1) = 0.70 Prob > chi2 = 0.4039 Log likelihood = -139.98742 Pseudo R2 = 0.0025 ------------------------------------------------------------------------------ kepuasan | IRR Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------- Umur | 1.006169 .0073552 0.84 0.400 .9918562 1.020689 _cons | .5398164 .1735162 -1.92 0.055 .2875011 1.013567 ------------------------------------------------------------------------------ . tab J_Kelamin kepuasan, r +----------------+ | Key | |----------------| | frequency | | row percentage | +----------------+ Jenis | Kelamin | kepuasan Responden | Tidak pua Puas | Total ------------+----------------------+---------- Perempuan | 21 58 | 79 | 26.58 73.42 | 100.00 ------------+----------------------+---------- Laki - laki | 24 45 | 69 | 34.78 65.22 | 100.00 ------------+----------------------+---------- Total | 45 103 | 148 | 30.41 69.59 | 100.00
. cs kepuasan J_Kelamin | Jenis Kelamin Responden| | Exposed Unexposed | Total -----------------+------------------------+------------ Cases | 45 58 | 103 Noncases | 24 21 | 45 -----------------+------------------------+------------ Total | 69 79 | 148 | | Risk | .6521739 .7341772 | .6959459 | | | Point estimate | [95% Conf. Interval] |------------------------+------------------------ Risk difference | -.0820033 | -.2307279 .0667213 Risk ratio | .8883058 | .7146794 1.104114 Prev. frac. ex. | .1116942 | -.1041136 .2853206 Prev. frac. pop | .0520736 | +------------------------------------------------- chi2(1) = 1.17 Pr>chi2 = 0.2793 . tab pendidikan kepuasan, r +----------------+ | Key | |----------------| | frequency | | row percentage | +----------------+ pendidikan | kepuasan 2 | Tidak pua Puas | Total -----------+----------------------+---------- <=SMP | 5 29 | 34 | 14.71 85.29 | 100.00 -----------+----------------------+---------- >=SMA | 40 74 | 114 | 35.09 64.91 | 100.00 -----------+----------------------+---------- Total | 45 103 | 148 | 30.41 69.59 | 100.00 . cs kepuasan pendidikan | pendidikan2 | | Exposed Unexposed | Total -----------------+------------------------+------------ Cases | 74 29 | 103 Noncases | 40 5 | 45 -----------------+------------------------+------------ Total | 114 34 | 148 | | Risk | .6491228 .8529412 | .6959459 | | | Point estimate | [95% Conf. Interval] |------------------------+------------------------ Risk difference | -.2038184 | -.351625 -.0560118 Risk ratio | .7610405 | .6267424 .924116 Prev. frac. ex. | .2389595 | .075884 .3732576 Prev. frac. pop | .1840634 | +------------------------------------------------- chi2(1) = 5.14 Pr>chi2 = 0.0234
. tab pekerjaan kepuasan, r +----------------+ | Key | |----------------| | frequency | | row percentage | +----------------+ | kepuasan pekerjaan | Tidak pua Puas | Total -------------+----------------------+---------- Tidak bkerja | 9 20 | 29 | 31.03 68.97 | 100.00 -------------+----------------------+---------- Bekerja | 36 83 | 119 | 30.25 69.75 | 100.00 -------------+----------------------+---------- Total | 45 103 | 148 | 30.41 69.59 | 100.00
. cs kepuasan pekerjaan | pekerjaan | | Exposed Unexposed | Total -----------------+------------------------+------------ Cases | 83 20 | 103 Noncases | 36 9 | 45 -----------------+------------------------+------------ Total | 119 29 | 148 | | Risk | .697479 .6896552 | .6959459 | | | Point estimate | [95% Conf. Interval] |------------------------+------------------------ Risk difference | .0078238 | -.1796937 .1953413 Risk ratio | 1.011345 | .7710273 1.326565 Attr. frac. ex. | .0112173 | -.296971 .2461734 Attr. frac. pop | .0090392 | +------------------------------------------------- chi2(1) = 0.01 Pr>chi2 = 0.9345 . poisson kepuasan ib3.a3 a4 pendidikan2, irr Iteration 0: log likelihood = -135.8836 Iteration 1: log likelihood = -135.88359 Poisson regression Number of obs = 148 LR chi2(5) = 8.90 Prob > chi2 = 0.1129 Log likelihood = -135.88359 Pseudo R2 = 0.0317 ------------------------------------------------------------------------------ kepuasan | IRR Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval] -------------+---------------------------------------------------------------- a3 | 1 | 1.917501 .5805248 2.15 0.032 1.059336 3.470863 2 | 1.432369 .4715016 1.09 0.275 .7513804 2.73055 4 | 1.762531 .4708674 2.12 0.034 1.044082 2.975355 | a4 | 1.08936 .3790626 0.25 0.806 .5507828 2.154579 pendidikan2 | .8602143 .2190619 -0.59 0.554 .5222038 1.417011 _cons | .5369076 .1500265 -2.23 0.026 .3104923 .928428 ------------------------------------------------------------------------------