hubungan indeks masa tubuh (imt) dengan … · berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya...

14
1 HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN KECEPATAN BERJALAN PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 BLORA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Program Studi Fisioterapi Oleh : ELSA FIAN DENNIS ALFANDY J 120 110 035 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: vanxuyen

Post on 11-Mar-2019

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN … · berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral dan stance times (waktuketika kaki berada pada lantai)

1

HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN KECEPATAN

BERJALAN PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 BLORA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada

Program Studi Fisioterapi

Oleh :

ELSA FIAN DENNIS ALFANDY J 120 110 035

PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN … · berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral dan stance times (waktuketika kaki berada pada lantai)
Page 3: HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN … · berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral dan stance times (waktuketika kaki berada pada lantai)
Page 4: HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN … · berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral dan stance times (waktuketika kaki berada pada lantai)
Page 5: HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN … · berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral dan stance times (waktuketika kaki berada pada lantai)

1

HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN KECEPATAN

BERJALAN PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 BLORA

ABSTRAK

LatarBelakang: Obesitas dan rendahnya tingkat kesegaran jasmani memberikan

dampak pada kecepatan jalan pada remaja. Penurunan kekuatan otot pada

ekstremitas bawah sering dikaitkan dengan penurunan kecepatan jalan.

Tujuan Penelitian:Untuk mengetahui hubungan antara Indeks Masa Tubuh

dengan kecepatan berjalan pada remaja. Metode Penelitian:Jenis penelitian

dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis rancangan

penelitian deskriptif korelatif.Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan

adalah cross sectional. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 86 siswa SMA

Negeri 1 Blora. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Random

Sampling. Hasil Penelitian:Indeks Masa Tubuh (IMT) siswa SMA Negeri 1

Blora termasuk dalam kategori yang ideal.Siswa SMA Negeri 1 Blora mempunyai

kecepatan berjalan yang termasuk dalam kategori yang sedang.Terdapat hubungan

yang kuatantara Indeks Masa Tubuh dengan kecepatan jalan pada remaja (p=

0,000) Kesimpulan:Indeks Masa Tubuh mempunyai hubungan dengan kecepatan

berjalan pada remaja.

Kata Kunci:Indeks Masa Tubuh, kecepatan berjalan, remaja.

ABSTRACT

Background: Obesity and low levels of physical fitness affect the speed of the

road in adolescents. Decreased muscle strength in the lower extremities is often

associated with decreased speed of the road. Objective: To find out the

relationship between Body Index and the speed of the road in adolescents.

Methods: The type of research in this study is quantitative research with the type

of descriptive correlative research design. The design of this study using the

approach is cross sectional. The sample size in this research is 86 students of

SMA Negeri 1 Blora. The sampling technique used is Random Sampling.

Results: The Body Mass Index (IMT) of SMA Negeri 1 Blora students is

included in the ideal category. Students of SMA Negeri 1 Blora have a running

speed that belongs to the moderate category. There was a strong relationship

between the Body Mass Index and the speed of the path in adolescents (p =

0,000). Conclusion: The Body Time Index has a relationship with the speed of

walking in adolescents.

Keywords: Body Performance Index, walking speed, adolescence

Page 6: HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN … · berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral dan stance times (waktuketika kaki berada pada lantai)

2

1. PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa pertumbuhan cepat dan terjadi perubahan

dramatis pada komposisi tubuh yang mempengaruhi aktivitas fisik dan respon

terhadap latihan. Terdapat peningkatan pada ukuran tulang dan massa otot serta

terjadi perubahan pada ukuran dan distribusi dari penyimpanan lemak tubuh

(Meredith, 2006). Salah satu cara penentuan obesitas adalah dengan menggunakan

Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT bisa menggambarkan lemak tubuh yang

berlebihan, sederhana dan bisa digunakan dalam penelitian populasi berskala

besar. Pengukurannya hanya membutuhkan 2 hal yakni berat badan dan tinggi

badan, yang keduanya dapat dilakukan secara akurat oleh seseorang dengan

sedikit latihan (Egger, 2008). Mengingat pentingnya kesehatan pada anak dan

kecenderungan peningkatan prevalensi obesitas di Indonesia perlu penelitian-

penelitian tentang hubungan obesitas dengan tingkat kesehatan pada anak di

Indonesia. Hal ini tampaknya belum banyak dilakukan. Penelitian ini dilakukan

untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh dengan tingkat kesegaran

jasmani beserta komponen-komponennya (Barlow dan Dietz, 2009).

Pada remaja kesehatan ini seringkali terlupakan,padahal kesehatan ini sangat

bermanfaat untuk menunjang kapasitas kerja fisik remaja yang pada akhirnya

diharapkan dapat meningkatkan prestasinya.Upaya untuk menjaga kesehatan itu

harus senantiasa dilakukan, karena Allah telah menciptakan manusia sebagai

makhluk yang paling baik, sebagaimana dalam firmannya :

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya

(Depag RI, 2005: 598).

Manusia diciptakan oleh Allah dengan sebaik-baik ciptaan diantara makhluk-

makhluk yang lain dan salah satu anggota tubuh manusia yang diciptakanoleh

Allah adalah kaki agar manusia bisa berjalan. Berjalan merupakan salah satu hal

paling penting yang kita lakukan setiap hari. Berjalan adalah bentuk gerak di

mana pusat gravitasi tubuh bergerak secara bergantian pada sisi kanan dan sisi kiri

pada setiap waktu setidaknya satu kaki bersentuhan dengan lantai dan selama

singkat fase kedua kaki berada dalam kontak dengan lantai ini. Hal ini baik untuk

Page 7: HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN … · berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral dan stance times (waktuketika kaki berada pada lantai)

3

kesehatan kita dan merupakan bentuk transportasi yang paling mudah dilakukan.

Di dalam fisika, proses berjalan menggunakan hukum energi, daya dan gesekan.

Teori ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi (Johnson, 2010). Mekanisme

berjalan normal sedemikian kompleksnya dan perubahan-perubahan yang terlihat

pada postur, pola gerakan dan gaya berjalan antara satu orang dengan orang lain

mungkin disebabkan oleh berbagai derajad perlambatan gerakan, berkurangnya

kekuatan otot, meningkatnya postur fleksi, berkurangnya gerakan rotasi,

berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral

dan stance times (waktuketika kaki berada pada lantai).

Salah satu komponen kesehatan yang penting adalah komposisi tubuh.

Beberapa penelitian tentang kesehatan berkaitan dengan komposisi tubuh telah

dilakukan. Penelitian diantara kelompok etnik berumur 9 tahun di Inggris

menunjukkan bahwa anak obesitas dan anak yang pendek memiliki kesehatan

lebih buruk dibandingkan anak-anak lainnya (Bettiol, et all, 2009). Dari penelitian

di Birmingham pada anak umur 6-11 tahun diperoleh kesimpulan bahwa terdapat

korelasi negatif antara kesegaran kardiorespirasi dan peningkatan jaringan lemak

(Johnson, et.all, 2010). Hal ini hampir serupa dengan penelitian di Jakarta yang

mengukur tingkat kesegaran jasmani secara umum yakni didapatkan bahwa makin

tinggi persen lemak tubuh makin rendah tingkat kesegaran jasmaninya (Sahari,

2007).

Para ilmuwan tahu bahwa orang pendek, termasuk anak-anak, menggunakan

lebih banyak energi per pon massa tubuh mereka saat berjalan daripada orang

yang lebih tinggi, tetapi mereka tidak tahu mengapa. Orang dengan tungkai

pendek membutuhkan lebih banyak langkah untuk menempuh jarak yang sama

dengan orang bertungkai panjang. Dengan kata lain orang yang tinggi memiliki

langkah yang lebih panjang (Rettner, 2010). Orang dengan langkah panjang bisa

berjalan lebih cepat daripada orang-orang dengan langkah pendek jika mereka

mengambil jumlah langkah yang sama per menit karena mereka dapat menempuh

jarak lebih jauh dalam setiap langkah kaki mereka. Tapi ada yang mengatakan

bahwa kaki yang lebih pendek tidak menjadi alasan kecepatan berjalan yang

lambat (Schwartz, 2012).

Page 8: HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN … · berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral dan stance times (waktuketika kaki berada pada lantai)

4

Obesitas dan rendahnya tingkat kesegaran jasmani memberikan dampak pada

kecepatan jalan pada remaja. Penurunan kekuatan otot pada ekstremitas bawah

sering dikaitkan dengan penurunan kecepatan jalan (Lipsitz et all., 2011).

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian lebih mendalam tentang hubungan Indeks Masa Tubuh

(IMB) dengan kecepatan jalan pada remaja.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan

jenis rancangan penelitian deskriptif korelatif yaitu mengkaji hubungan antar

variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan,

menguji berdasarkan teori yang ada. Penelitian korelasional bertujuan

mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Rancangan penelitian ini

menggunakan pendekatan adalah cross sectional yaitu suatu penelitian untuk

mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor dengan efek, dengan cara

pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time

approach). Penelitian dilakukan pada Siswa SMA Negeri 1 Blora. Pelaksanaan

penelitian direncanakan dilakukan pada bulan Juni 2017. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Blora tahun ajaran 2016/2017. Jumlah

siswa SMA Negeri 1 Blora sebanyak 614 orang. Hasil perhitungan menunjukkan

bahwa jumlah sampel penelitian adalah 86 orang, sehingga dalam penelitian ini

diambil 86 siswa SMA Negeri 1 Blora sebagai sampel penelitian. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah Random Sampling.

Instrumen yang digunakandalam penelitian ini adalah timbangan dan

pengukur tinggi badan serta pengukur kecepatan berjalan. Mengukur kecepatan

jalan dengan cara membandingkan antara jarak (m) dengan waktu (s) yang

ditempuh saat berjalan. Klasifikasi kecepatan berjalan antara lain (1) kecepatan

jalan lambat memiliki kecepatan < 2,5 m/s, (2) sedang > 2,5 m/s dan < 3,2 m/s (3)

kecepatan jalan cepat memiliki kecepatan jalan > 3,2 m/s (Fauzi, 2013).

Analisis data dilakukan untuk mengolah data dalam bentuk yang lebih

mudah dibaca dan diintepretasikan serta untuk menguji secara statistik kebenaran

Page 9: HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN … · berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral dan stance times (waktuketika kaki berada pada lantai)

5

hipotesis yang telah ditetapkan (Sumantri, 2011). Analisis data penelitian ini

mengunakan:

2.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif menggambarkan berbagai karakteristik data. Analisis

deskriptif dibagi menjadi dua bagian yaitu (1) variable kategorikal, adalalah

gambaran karakteristik satu set data dengan skala pengukuran kategorik yang

disajikan dengan kategori (n) dan jumlah presentase tiap kategori (%). Pada

penelitian ini penyajian variable kategorikal meliputi usia, jeniskelamin, IMT dan

kecepatan berjalan kaki. (2) Variabel numberik, yaitu gambaran karakteristik satu

set data dengan skala pengukuran numerik yang meliputi ukuran pemusatan dan

ukuran penyebaran. Pada penelitian ini penyajian variable numberik yaitu usia,

IMT dan kecepatan berjalan.

2.2. Uji Hipotesis

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan atau berkorelasi (Danim dan Darwis, 2009).Rumuskorelasi

product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto,

(2002)sebagai berikut:

rxy

NN

N

yxxy

yyxx2222

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara x dan y rxy

N : Jumlah Subyek

X : Skor item

Y : Skor total

∑X : Jumlah skor items

∑Y : Jumlah skor total

∑X2 :

Jumlah kuadrat skor item

∑Y2 :

Jumlah kuadrat skor total

Page 10: HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN … · berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral dan stance times (waktuketika kaki berada pada lantai)

6

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Analisis Univariat

3.1.1. IndeksMasaTubuh (IMT)

Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan

antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang.IMT dipercayai dapat

menjadi indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang.

IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian menunjukkan

bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh.

Berdasarkan hasil penelitian tentang Indeks Masa Tubuh (IMT) pada siswa

SMA Negeri 1 Blora diketahui bahwa sebagian besar siswa mempunyai IMT

dengan kategori ideal (60,5%), sehingga dapat diketahui bahwa Indeks Masa

Tubuh (IMT) siswa SMA Negeri 1 Blora didominasi oleh siswa dengan kategori

yang ideal.

Indeks masa tubuh pada remaja banyak sekali faktor yang

mempengaruhinya diantaranya adalah jenis kelamin. IMT dengan kategori

kelebihan berat badan lebih banyak ditemukan pada laki-laki. Namun, angka

kejadian obesitas lebih tinggi pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki.

Data dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) periode

1999-2000 menunjukkan tingkat obesitas pada laki-laki sebesar 27,3% dan pada

perempuan sebesar 30,1% di Amerika (Hill, 2006). Selain factor jenis kelamin,

umur juga mempengaruhi indeks masa tubuh pada remaja. Penelitian yang

dilakukan oleh Kantachuvessiri, Sirivichayakul, Kaew Kungwal, Tungtrochitr dan

Lotrakul (2005) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

usia yang lebih tua dengan IMT kategori obesitas. Prevalensi obesitas menurut

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2015 meningkat jika dibandingkan dengan

Riskesdas 2014. Angka obesitas pria pada 2014 sekitar 15 persen dan sekarang

menjadi 20 persen. Pada wanita persentasenya dari 26 persen menjadi 35 persen.

Keadaan ini dicurigai oleh karena lambatnya proses metabolisme, berkurangnya

aktivitas fisik, dan frekuensi konsumsi pangan yang lebih sering.

Page 11: HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN … · berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral dan stance times (waktuketika kaki berada pada lantai)

7

3.1.2. Kecepatan Berjalan

Kecepatan berjalan kaki adalah kecepatan rata–rata berjalan kaki yang

dinyatakan dalam satuan (meter/detik).Kecepatan berjalan berbeda untuk masing-

masing orang, di mana setiap orang akan memilih kecepatan jalannya sendiri-

sendiri yang dirasakan amat menyenangkan bagi dirinya

Berdasarkan analisis univariat tentang kecepatan berjalan siswa SMA

Negeri 1 Blora diketahui bahwa sebagian besar siswa mempunyai kecepatan

berjalan yang termasuk dalam kategori sedang (47,7%), sehingga berdasarkan

kecepatan berjalan dapat diketahui bahwa SMA Negeri 1 Blora didominasi oleh

siswa dengan kecepatan berjalan yang termasuk dalam kategori yang sedang.

Kecepatan berjalan berbeda untuk masing-masing orang, di manasetiap

orang akan memilih kecepatan jalannya sendiri-sendiri yang dirasakan amat

menyenangkan bagi dirinya (Sitompul, 2000). Mekanisme berjalan normal

sedemikian kompleksnya dan perubahan-perubahan yang terlihat pada postur,

pola gerakan dan gaya berjalan antara satu orang dengan orang lain mungkin

disebabkan oleh berbagai derajad perlambatan gerakan, berkurangnya kekuatan

otot, meningkatnya postur fleksi, berkurangnya gerakan rotasi, berkurangnya

ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral dan stance

times (waktuketika kaki beradapadalantai).

Pengurangan ayunan lengan, penurunan rotasi persendian anggota gerak

bawah berupa penurunan rotas pelvik, fleksi dan ekstensi hip mengakibatkan

ambulansi menjadi lebih lambat. Pengurangan panjang langkah merupakan upaya

kompensasi ketika seseorang berada dalam lingkungan yang mengancam atau

disebabkan penyakit sistematik, juga pada pasien dengan penyakit

musculoskeletal dan neurologis (Sitompul, 2000).

Pemendekan panjang langkah bertanggungjawab untuk memperbanyak

penurunan kecepatan berjalan, sedangkan jumlah langkah per menit (cadence)

biasanya dipertahankan. Lama stance (kaki berada pada lantai) meningkat

mengakibatkan peningkatan double-stance time dan pemendekan langkah

mungkin merupakan respon yang sesuai terhadap penurunan keseimbangan atau

karena kekurangan kekuatan otot (Sitompul, 2000).

Page 12: HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN … · berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral dan stance times (waktuketika kaki berada pada lantai)

8

3.2. Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan antara

Indeks Masa Tubuh dengan kecepatan jalan pada remaja.Adapun besar nilai

koefisien korelasi adalah -0,621 yang berada pada interval 0,600-0,799 yang

berarti kuat, sehingga terdapat hubungan yang kuat antara Indeks Masa Tubuh

dengan kecepatan jalan pada remaja

Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan

antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat

menjadi indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh

seseorang.Umumnya remaja dengan tingkat IMT yang tinggi mengarah pada

obesitas mempunyai kesulitan dalam bergerak, hal ini disebabkan tungkai yang

pendek, karena ketidakseimbangan antara tinggi badan dan berat badan. Orang

dengan tungkai pendek membutuhkan lebih banyak langkah untuk menempuh

jarak yang sama dengan orang bertungkai panjang. Dengan kata lain orang yang

tinggi memiliki langkah yang lebih panjang (Rettner, 2010). Orang dengan

langkah panjang bisa berjalan lebih cepat daripada orang-orang dengan langkah

pendek jika mereka mengambil jumlah langkah yang sama per menit karena

mereka dapat menempuh jarak lebih jauh dalam setiap langkah kaki mereka. Tapi

ada yang mengatakan bahwa kaki yang lebih pendek tidak menjadi alasan

kecepatan berjalan yang lambat (Schwartz, 2012).

Hal ini sesuai dengan pernyataan Himann yang menyatakan kecepatan

berjalan dipengaruhi oleh frekuensi dan panjang langkah seseorang. Dari beberapa

penelitian yang lainnya juga, tidak hanya mendapatkan adanya hubungan antara

panjang tungkai dengan kecepatan berjalan, namun adanya hubungan antara

panjang tungkai dengan kecepatan berlari yang dilakukan olahragawan maupun

siswa yang melakukan praktek olahraga baik disekolah maupun diluar sekolah.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rejo Wahyu Suryanto (2011) yang

menyatakan ada hubungan yang signifikan antara panjangtungkai dengan

kemampuan mengiring bola baik berlari maupun berjalan.

Berdasarkan uraian di atas hubungan IMT dengan kecepatan berjalan

sangat dipengaruhi oleh panjang tungkai seseorang. IMT yang tinggi mengarah

Page 13: HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN … · berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral dan stance times (waktuketika kaki berada pada lantai)

9

pada obesitas mempunyai kesulitan dalam bergerak, hal ini disebabkan tungkai

yang pendek, karena ketidak seimbangan antara tinggi badan dan berat badan.

Orang dengan tungkai pendek membutuhkan lebih banyak langkah untuk

menempuh jarak yang sama dengan orang bertungkai panjang. Dengan kata lain

orang yang tinggi memiliki langkah yang lebih panjang.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT)

dengan kecepatan berjalan pada remaja di SMA Negeri 1 Blora dapat ditarik

simpulan sebagai berikut: Indeks Masa Tubuh (IMT) siswa SMA Negeri 1 Blora

termasuk dalam kategori yang ideal, Siswa SMA Negeri 1 Blora mempunyai

kecepatan berjalan yang termasuk dalam kategori yang sedang, Terdapat

hubungan yang kuat antara Indeks Masa Tubuh dengan kecepatan jalan pada

remaja (p= 0,000).

Adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis

memberikan saran sebagai berikut:

Dalam pelaksanaan penelitian terdapat beberapa hal yang menjadi adanya

suatu keterbatasan antara lain: Ada beberapa responden yang berjalan kurang

natural, sehingga kecepatan berjalan yang dicapai tidak cukup normal atau tidak

sesuai dengan apa adanya Tidak ada jarak yang cukup pasti untuk mengukur

kecepatan berjalan, sehingga penulis hanya berpedoman pada penelitian yang

sudah ada serta pertimbangan jarak yang ideal menurut ahli, Penelitian ini hanya

terbatas pada siswa SMA Negeri 1 Blora, sehingga hasil penelitian tidak dapat

digeneralisasi untuk anak remaja pada umumnya, masih perlu ada penelitian

lainnya diberbagai sekolah yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Barlow S, Dietz W. 2008. Obesity evaluation and treatment: expert committee recommendation. Pediatrics.

Bettiol H, Rona R, Chinn S. 2009. Variation in physical fitness between ethnic group in nine year olds. International Journal of Epidemiology. Vol. 28: 281-6.

Page 14: HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN … · berkurangnya ayunan lengan dan berkurangnya penggeseran berat tubuh unilateral dan stance times (waktuketika kaki berada pada lantai)

10

Egger G, Swinburn B. 2008. The fat loss handbook. Australia: Allen & Unwin.

Fauzi, Lukman. 2013. IntentsitasJalan Kaki terhadapPenurunan Kadar GlukosaDarah.JurnalKesehatanMasyarakat.Vol. 8, No. 2.

Hill JO. 2006. Obesity: Etiology in Modern Nutrition in Health and Disease. Lippincot Wilkins. USA [internet]. [cited 2016Oktober 12]. Available from http://www.itd.unair.ac.id/files/ebook/html.

Johnson M, Colon R, Herd S, Fields D, Sun M, Hunter G, Goran M. 2010. Aerobic fitness, not energy expenditure, influences subsequent increase in adiposity in black and white children. Pediatrics. Vol. 106: 1-6.

Kantachuvessiri A, Sirivichayakul C, KaewKungwal J, Tungtrongchitr R, Lotrakul M. 2005. Factors associated with obesity among workers in a metropolitan 69 69 waterworks authority. Southeast Asian J Trop Med Public Health. Vol. 36, No. 10., p. 57-65.

Lipsitz. L.A. Hannan. M. T. Manor. B. Procter-Grey. E. Jones R. N. Galica. A. M. and Quach. L. 2011. The Non-Linear Relationship Between Gait Speed And Falls: The Mobilize Boston Study. J Am Geriatr Soc.

Meredith C. 2006. Exercise and fitness. In : Rickert V, editor. Adolescent nutrition assesment and management. New York : Chapman & Hall.

Rettner R. 2010.Take Stretch Short People Burn More Calories Walking. Health NCBCnews.com. Available from:URL:http://www.msnbc.msn.com/id/40149514/ns/health-fitness/t/take-stretch-short-peopleburn-more-calories-walking.

Sahari T. 2007. Hubungan persen lemak tubuh dengan kesegaran jasmani menurut tes ACSPFT pada anak usia 6-12 tahun di 10 sekolah dasar di DKI Jakarta (tesis). Jakarta: Universitas Indonesia.

Schwartz J. 2012.Length of Legs and Walking Speed. Walking. Fitness. Healthy Living. Azscentral.com. Available from:URL: http://healthyliving.azcentral.com/length-legs-walking-speed- 10071.html.

Suryanto R. Wahyu. 2011. Hubungan Koordinasi Mata-Kaki, Kelincahan dan Panjang Tungkai Terhadap Kemampuan Menggiring Bola Pada Siswa Usia 14-15 Tahun Lembaga Pendidikan Sepakbola Indonesia Muda Sragen. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surakarta.