hubungan efektivitas bimbingan karir dan …eprints.ums.ac.id/33847/7/fulltext.pdf · lampiran 10...

162
HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN ORIENTASI MASA DEPAN DENGAN KEPUTUSAN KARIR REMAJA TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Psikologi Oleh: ENY SETIYOWATI NIM. S 300100006 PRODI MAGISTER PSIKOLOGI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Upload: lyxuyen

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN ORIENTASI

MASA DEPAN DENGAN KEPUTUSAN KARIR REMAJA

TESIS

Diajukan Kepada

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Psikologi

Oleh:

ENY SETIYOWATI

NIM. S 300100006

PRODI MAGISTER PSIKOLOGI

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

ii

HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN ORIENTASI

MASA DEPAN DENGAN KEPUTUSAN KARIR REMAJA

TESIS

Diajukan Kepada

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Gelar Magister Psikologi

Oleh :

ENY SETIYOWATI

NIM. S 300100006

PROdi MAGISTER PSIKOLOGI

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 3: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

iii

Page 4: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

iv

Page 5: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

v

Page 6: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

vi

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang

lain), dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap”.

( Terjemahan QS. Al Insyirah : 5 - 8 )

“Lebih baik pernah mencoba tetapi gagal daripada

tidak pernah sama sekali”

(Penulis)

“Jika pikiranku sanggup membayangkan apa yang kuinginkan

dan hatiku yakin dapat meraihnya, dengan usaha aku akan mampu

menggapainya”.

(Penulis)

Page 7: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

vii

ABSTRAK

Eny Setiyowati. S 300100006. Hubungan Efektivitas Bimbingan Karir Dan

Orientasi Masa Depan Dengan Keputusan Karir Remaja. Magister

Psikologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Berdasarkan survei menunjukkan bahwa sebagian besar siswa belum memahami

bakat, minat dan berbagai macam informasi tentang karir. Hal ini terlihat dari

masih banyaknya siswa kelas XI yang masih ragu dengan pillihan karir yang akan

diambil, padahal siswa telah memilih jurusan yang seharusnya sudah disesuaikan

dengan minat karir mereka, meskipun para siswa berencana untuk melanjutkan

kuliah setelah menyelesaikan pendidikan di bangku SMA.

Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan efektivitas bimbingan karir dan

orientasi masa depan dengan keputusan karir remaja.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian penjelasan atau explanatory

research. Penelitian dilakukan pada salah satu SMA Negeri di Kabupaten Klaten.

Jumlah sampel 120 remaja dengan jenis kelamin perempuan 74 dan laki-laki 46,

dengan menggunakan teknik simple random sampling. Variabel bebas adalah

efektivitas bimbingan karir dan orientasi masa depan, sedangkan variabel

terikatnya keputusan karir remaja. Pengumpulan data menggunakan

angket dan data sekunder yang ada di SMA. Analisis data menggunakan uji

normalitas, uji linearitas dan analisis regresi linear berganda.

Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan

antara efektivitas bimbingan karir dan orientasi masa depan dengan keputusan

karir remaja yang ditunjukkan oleh nilai determinasi sebesar 0,823. Sumbangan

efektif variabel efektivitas bimbingan karir dan orientasi masa depan dengan

keputusan karir remaja sebesar 82,3% yang ditunjukkan oleh koefisien determinan

sebesar 0,823.

Ada hubungan positif yang signifikan antara efektivitas bimbingan karir dan

orientasi masa depan dengan keputusan karir remaja.

Kata Kunci: Efektivitas Bimbingan Karir, Orientasi Masa Depan, Keputusan Karir

Remaja.

Page 8: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

viii

ABSTRACT

Eny Setiyowati. S 300100006. The Relation Between Carriers Counseling

Effectiveness And Future Orientation Toward Adolescents’ Career Decisions.

Magister Psikologi. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Based on the survey, it shows that most of the students do not understand yet their

talents, interests and various kinds of information about career. It can be seen

that there are many grade IX students who are doubtful about the choices of

career they will choose, whereas they already choose majors that ought to be

adjusted with their career interest, although students are planning to continue

their studies to college after finishing their high school education.

This research is to analyze the relation between carriers counseling effectiveness

and future orientation toward adolescents’ career decisions.

This research is using explanatory research design. It is conducted in one of

Public senior high schools in Klaten Regency. The amount of the sample is 120

adolescents with female 74 and male 46 by using simple random sampling

technique. The independent variables are carriers counseling effectiveness and

future orientation, while the dependent variable is adolescents’ career decisions.

Data collection is using questionnaireand secondary data in senior high school.

Data analysis is using normality, linearity tests and multiple linear regression

analysis.

It shows that there is an extremely significant positive relations between carriers

counseling effectiveness and future orientation toward adolescents’ career

decisions which is shown by determination value = 0.823. The effective

contributions of carriers counseling effectiveness and future orientation toward

adolescents’ career decisions is 82.3% which is shown by determinant

coefficient = 0.823.

There is a positive relation between carriers counseling effectiveness and future

orientation toward adolescents’ career decisions.

Keywords: career counseling effectiveness, future orientation, adolescents’

career decisions.

Page 9: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Hubungan Efektivitas

Bimbingan Karir dan Orientasi Masa Depan Dengan Keputusan Karir

Remaja”. Tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk

menyelesaikan pendidikan S-2 Magister Sains Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan karya

sederhana ini, banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak,

sehingga dalam kesempatan ini dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Bambang Setiaji, M.S, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Prof. Dr. H. Khudzaifah Dimyati, selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3. Dr. Sri Lestari S.Psi, M.Si, selaku Ketua Program Magister Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

4. Dr. Taufik, M.Si, selaku pembimbing yang senantiasa memberikan pengarahan

dan bimbingan kepada penulis.

5. Dr. Yadi Purwanto, MM yang senantiasa memberikan pengarahan dan

bimbingan kepada penulis.

6. Seluruh Staf Pengajar Program Pascasarjana Magister Psikologi Universitas

Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan bekal kepada penulis

dengan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat dalam hidup dan berkarya

dalam masyarakat.

Page 10: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

x

7. Bapak, Ibu, adik-adik, suami serta anak-anakku yang dengan setia memberikan

dorongan moral selama penulis belajar di Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

terselesaikannya penulisan tesis ini.

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kepada para

pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun

dimana nantinya akan dapat penulis pergunakan dan sebagai penyempurnaan

dalam penyusunan tulisan selanjutnya.

Akhirnya, penulis berharap semoga dengan adanya tesis ini dapat

bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan, baik secara langsung maupun tidak

langsung.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Mei 2015

Penulis

Page 11: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN .................................................................... i

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ....................................... v

MOTTO ........................................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT ...................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB I . PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 10

E. Keaslian Penelitian .................................................................. 11

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 15

A. Keputusan Karir Remaja ......................................................... 15

1. Pengertian Karir dan Keputusan Karir ............................... 15

2. Perkembangan Karir Remaja ............................................ 20

3. Aspek-Aspek Keputusan Karir .......................................... 23

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Karir ...... 24

B. Efektivitas Bimbingan Karir .................................................. 28

1. Pengertian Efektivitas ....................................................... 28

2. Pengertian Bimbingan ....................................................... 29

3. Pengertian Bimbingan Karir ............................................ 32

Page 12: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

xii

4. Tujuan Bimbingan Karir .................................................. 34

5. Aspek-Aspek Bimbingan Karir ........................................ 37

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Bimbingan

Karir ................................................................................. 41

C. Orientasi Masa Depan ............................................................ 47

1. Pengertian Orientasi Masa Depan ..................................... 47

2. Aspek-Aspek Orientasi Masa Depan ................................ 48

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Orientasi

Masa Depan ....................................................................... 51

D. Hubungan Antara Bimbingan Karir dan Orientasi Masa

Depan Terhadap Keputusan Karir ........................................... 56

E. Hipotesis ................................................................................. 60

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 62

A. Jenis Penelitian ......................................................................... 62

B. Identifikasi Variabel Penelitian ................................................ 62

C. Definisi Operasional ................................................................ 62

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling .................................. 64

1. Populasi ...... ....................................................................... 64

2. Sampel Penelitian ............................................................... 65

3. Teknik Sampling ............................................................... 65

E. Metode Pengumpulan Data. ..................................................... 66

F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 69

1. Uji Validitas ....................................................................... 69

2. Uji Reliabilitas ................................................................... 69

G. Metode Analisis Data .............................................................. 70

BAB IV LAPORAN PENELITIAN ........................................................... 71

A. Persiapan Penelitian .............................................................. 71

1. Orientasi kancah penelitian ............................................. 71

2. Karakteristik Subjek Try Out ........................................... 71

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 72

4. Penyusunan skala setelah try out ..................................... 77

Page 13: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

xiii

C. Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 79

1. Penentuan subjek penelitian .. .......................................... 79

2. Pengumpulan Data ............................................................ 79

3. Pelaksanaan skoring ........................................................ 80

D. Analisis Data .......................................................................... 81

1. Uji Asumsi ........................................................................ 81

2. Uji Hipotesis ..................................................................... 84

3. Uji t ................................................................................... 85

4. Analisis Koefisien Determinasi ........................................ 86

5. Deskripsi Data Penelitian ................................................. 87

E. Pembahasan ............................................................................ 92

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 98

A. Kesimpulan ............................................................................. 98

B. Saran ........................................................................................ 98

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 100

LAMPIRAN...................................................................................................... 105

Page 14: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Cita-Cita Karir Remaja ................................................................... 2

Tabel 2. Populasi .......................................................................................... 64

Tabel 3. Sampel Penelitian ........................................................................... 65

Tabel 4. Skala Keefektivan Bimbingan Karir ............................................... 67

Tabel 5. Skala Orientasi Masa Depan ........................................................... 68

Tabel 6. Skala Pengambilan Keputusan Karir .............................................. 69

Tabel 7. Susunan Skala Aitem Skala Efektivitas Bimbingan Karir ............. 73

Tabel 8. Susunan Skala Aitem Skala Orientasi Masa Depan ....................... 75

Tabel 9. Susunan Skala Aitem Skala Pengambilan Keputusan Karir .......... 76

Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................... 77

Tabel 11. Blue Print Skala Efektivitas Bimbingan Karir Setelah Tryout ....... 78

Tabel 12. Blue Print Skala Orientasi Masa Depan Setelah Tryout ................. 78

Tabel 13. Blue Print Skala Pengambilan Keputusan Karir Setelah Tryout .... 79

Tabel 14. Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 82

Tabel 15. Hasil Uji Linieritas ......................................................................... 83

Tabel 16. Hasil Uji Kolinieritas ...................................................................... 84

Tabel 17. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ................................................. 84

Tabel 18. Hasil Analisis Koefisien Determinasi ............................................ 86

Tabel 19. Kategori Skor Subjek Skala Efektivitas Bimbingan Karir ............. 88

Tabel 20. Kategori Skor Subjek Orientasi Masa Depan ................................. 90

Tabel 21. Kategori Skor Subjek Skala Keputusan Karir ................................ 91

Page 15: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Bagan 1. Pembentukan Orientasi Masa Depan .............................................. 49

Bagan 2. Hubungan Antar Variabel ................................................................ 59

Page 16: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lampiran 1 ANGKET PENELITIAN (TRYOUT) .................................... 106

2. Lampiran 2 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

INSTRUMEN ANGKET ........................................................................... 117

3. Lampiran 3 ANGKET PENELITIAN ...................................................... 121

4. Lampiran 4 REKAPITULASI HASIL PENELITIAN ............................. 129

5. Lampiran 5 UJI NORMALITAS .............................................................. 132

6. Lampiran 6 UJI LINIERITAS ................................................................... 135

7. Lampiran 7 UJI KOUNIERITAS............................................................... 137

8. Lampiran 8 ANALISIS LINIER BERGANDA ........................................ 139

9. Lampiran 9 NORMA KATEGORISASI ................................................... 142

10. Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN ................................................. 146

Page 17: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup

manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan

keputusan karier menjadi titik penting dalam perjalanan hidup manusia.

Keputusan memilih suatu karir dimulai saat individu berada pada masa remaja.

Pada usia remaja, sekolah merupakan aspek penting dalam kehidupan karena

pendidikan menyiapkan mereka dalam kondisi siap untuk mengambil keputusan

karir.

Seligman (dalam Marliyah dkk, 2004) mengatakan bahwa sejumlah karir

mulai dibangun dan dikembangkan sejak masa sekolah dan karir dapat juga

dikatakan sebagai suatu cita-cita yang diinginkan, baik yang berkaitan dengan

suatu bidang pendidikan, pekerjaan maupun suatu profesi tertentu.

Remaja adalah peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa

kedewasaan. Suatu masa yang mempengaruhi perkembangan dalam aspek sosial,

emosi, dan fisik. Remaja memiliki tugas-tugas perkembangan yang mengarah

pada persiapan memenuhi tuntutan dan peran sebagai orang dewasa. Pada tahap

ini, salah satu tugas perkembangan remaja adalah memilih dan mempersiapkan

diri untuk menjalankan suatu pekerjaan, serta membuat keputusan karir.

Hasil survey pendahuluan yang dilakukan peneliti pada 40 siswa sebuah

SMA Negeri di Klaten menunjukkan 80% cita-cita karirnya ingin menjadi dokter,

Page 18: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

2

polisi dan guru (Penulis, 11 Januari 2012). Hal ini menunjukkan pola pikir mereka

tentang jenis-jenis karir masih sempit, padahal begitu banyak pilihan karir yang

tersedia. Cita-cita karir remaja dapat dilihat dalam tabel 1.

Tabel 1

Cita-Cita Karir Remaja

No. Cita-Cita Karir Persentase

1. Dokter 29%

2. Polisi 21%

3. Guru 30%

4. Wiraswasta, kerja di perusahaan dll 20%

Jumlah 100%

Pada Harian Sinar Harapan (28 Mei 2010), data Susenas 2010

menunjukkan 61% siswa SMA tidak memahami kemana mereka sebaiknya

menempuh pendidikan lanjut. Dalam keadaan terdesak seperti ini, remaja

mengambil keputusan untuk memilih jurusan dipengaruhi orang tua dan peer

group (teman sebaya), dimana saran tersebut bersifat subyektif.

Menurut Conger (Marliyah dkk, 2004) salah satu tugas perkembangan

remaja adalah pemilihan dan persiapan karir. Pemilihan karir merupakan saat

seorang remaja mengarahkan diri pada suatu tahapan baru dalam kehidupan

mereka. Membuat keputusan memilih karir merupakan usaha remaja menemukan

dan melakukan pilihan di antara berbagai kemungkinan yang timbul dalam proses

pemilihan karir.

Remaja mulai membuat rencana karir dengan eksplorasi dan mencari

informasi berkaitan dengan karir yang diminati. Setelah remaja mencapai tahap

Page 19: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

3

perkembangan kognitif operasional formal (11 tahun – dewasa) yaitu tahap

dimana mereka sudah dapat berpikir secara abstrak. Pada fase ini mereka

mengeksplorasi berbagai alternatif ide dan jurusan dalam cara yang sistematis,

misalnya jika ingin menjadi dokter maka harus memilih jurusan Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA). Usia remaja dalam teori perkembangan karir Ginzberg termasuk

dalam tahap tentatif yaitu dengan usia 11–17 tahun. Tahapan usia ini adalah masa

transisi dari tahap fantasi pada anak-anak menjadi pengambilan keputusan

realistik pada remaja. Sejalan dengan perkembangan karir tersebut, proses karir

telah muncul pada usia sekolah yaitu ketika anak-anak mulai mengembangkan

minatnya dan adanya pemahaman keterkaitan antara kemampuan dengan karir

dimasa depan.

Menurut Supriatna (2009) masalah karir yang dirasakan siswa SMA

adalah: siswa kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan

kemampuan dan minat, siswa tidak memiliki informasi tentang dunia kerja yang

cukup, siswa masih bingung untuk memilik pekerjaan, siswa masih kurang

mampu memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan minat siswa

merasa cemas untuk mendapatkan pekerjaan setelah tamat sekolah, siswa belum

memiliki pilihan perguruan tinggi atau lanjutan pendidikan tertentu setelah lulus

SMA, siswa belum memiliki gambaran tentang karakteristik, persyaratan,

kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam pekerjaan serta prospek

pekerjaan untuk masa depan karirnya.

Pengambilan keputusan memegang peranan penting pada masa remaja

karena akan mempengaruhi kehidupan remaja tersebut seperti pilihan teman,

Page 20: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

4

pilihan jurusan serta pemilihan karir kelak. Remaja sering memandang

pengambilan keputusan disertai kebingungan, ketidak pastian dan stress.

Kebanyakan pengambilan keputusan dibuat oleh para remaja yang mengalami

perubahan yang menyulitkan dan tak berguna (Santrock, 2003).

Super (Savickas, 2001) menjelaskan bahwa individu dikatakan matang

atau siap untuk membuat keputusan karir jika pengetahuan yang dimilikinya

untuk membuat keputusan karir didukung oleh informasi yang kuat mengenai

pekerjaan berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukan. Dalam sebuah penelitian

pada individu-individu setelah mereka meninggalkan bangku sekolah menengah

atas diketahui bahwa setengah dari mereka tidak sistematis dan tidak memiliki

arah dalam eksplorasi dan perencanaan karir mereka (Donald, Kowalski, &

Gotkin dalam Santrock, 2002).

Hasil wawancara yang dilakukan penulis pada 10 orang siswa SMA

Negeri di Klaten menunjukkan sebagian besar siswa belum memahami bakat,

minat dan berbagai macam informasi tentang karir. Hal ini terlihat dari jawaban

mereka, dari 10 siswa, 8 diantaranya masih ragu dengan pillihan karir yang akan

diambil, padahal mereka telah memilih jurusan yang seharusnya sudah

disesuaikan dengan minat karir mereka.

Pengambilan keputusan karir remaja dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Faktor internal antara lain tingkat intelegensi, sikap mental, jenis

kelamin, agama, bakat, minat dan orientasi masa depan. Faktor eksternal antara

lain tingkat ekonomi keluarga, orang tua, guru, teman dan kondisi sosial

masyarakat. Salah satu faktor yang cukup berpengaruh dapat kita lihat melalui

Page 21: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

5

orientasi masa depan, yaitu bagaimana remaja memandang dan merencanakan

masa depannya dan pengaruh guru. Guru di sekolah yang berwenang adalah guru

pembimbing atau konselor sekolah, dalam hal ini dengan program bimbingan

karir.

Bagaimana individu memandang masa depannya tergambar melalui

orientasi masa depannya. Orientasi masa depan merupakan faktor penting yang

mempengaruhi minat dan kebutuhan remaja yang akan menjalani pendidikan.

Orientasi yang baik terhadap masa depan akan memberi motivasi siswa dalam

menjalani pendidikan.

Menurut Nurmi (2004) merencanakan dan memikirkan masa depan

merupakan hal yang penting pada masa remaja. Pada masa ini, remaja dihadapkan

pada sejumlah tugas normatif yang menuntut mereka berpikir dan mengambil

keputusan tentang masa depan. Cara pandang atau orientasi remaja tentang masa

depan akan berpengaruh terhadap keputusan karir yang mereka lakukan yang

nantinya akan berdampak pada kehidupan mereka di masa yang akan datang.

Orientasi masa depan menurut Nurmi (2004) merupakan kemampuan

seorang individu untuk merencanakan masa depan yang merupakan salah satu

dasar dari pemikiran manusia. Orientasi masa depan menggambarkan bagaimana

seseorang memandang dirinya di masa yang akan datang, gambaran tersebut

membantu individu dalam menempatkan dan mengambil keputusan karirnya.

Orientasi tentang pekerjaan apa yang akan digeluti di masa yang akan datang

merupakan faktor penting yang harus dimiliki remaja karena hal ini berhubungan

dengan pemilihan bidang pendidikan yang akan dipilih.

Page 22: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

6

Remaja dalam membuat Keputusan membutuhkan bimbingan dari guru,

konselor, orangtua, atau orang dewasa lainnya sehingga dapat merencanakan masa

depan yang sesuai dengan bakat, minat, atau kemampuan yang dimilikinya.

Pandangan yang obyektif tentang pekerjaan membantu siswa mengembangkan

dan merancang masa depan yang lebih baik dan cemerlang.

Creed, Patton, dan Prideaux, (2006) mengungkapkan bahwa sebanyak

50% siswa mengalami kebingungan dalam pengambilan keputusan. Salah satu

faktornya adalah begitu banyak pilihan jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan

yang tersedia, serta kebutuhan untuk mengetahui nilai-nilai kehidupan serta tujuan

apa yang dibutuhkan dalam pilihan karir tersebut. Selain itu, terbatasnya

eksplorasi dan pengalaman pada role model karir maka minat dan aspirasi siswa

berkaitan dengan bidang karir tertentu sering kali menjadi stereotipe atau sesuatu

yang telah terpolakan dalam fikiranya dan terbatas. Terbatasnya informasi

mengenai karir membuat siswa memilih sesuai apa yang diketahui.

Informasi yang akurat tentang dunia kerja dan diri sendiri merupakan hal

yang penting untuk mempengaruhi persepsi remaja terhadap keputusan karirnya

agar remaja dapat menyesuaikan pilihan karir dengan potensi dirinya (Winkel,

2005).

Pihak yang cukup berkompeten memberi informasi karir pada siswa

adalah guru bimbingan konseling. Melalui program bimbingan karir siswa

mencoba memahami bakat dan minat, mendapat informasi mengenai berbagai

bidang pekerjaan dan keterampilan apa saja yang diperlukan dalam bidang

tertentu, adanya mata pelajaran BK (bimbingan konseling) yang diberikan selama

Page 23: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

7

1 jam pelajaran setiap minggunya bagi kelas XII. Menurut Sukadji (2000) layanan

bimbingan karir untuk individu yang berada dalam tahap eksplorasi membantu

individu memahami faktor-faktor relevan dan memperoleh pengalaman membuat

pilihan karir, mengeksplorasi bidang-bidang pekerjaan dalam hubungannya

dengan minat dan kemampuan, membuat perencanaan dan mengembangkan

strategi pencapaiannya.

Dalam panduan model pengembangan diri yang dikeluarkan oleh Pusat

Kurikulum Balitbang Depdiknas (2007) dikemukakan bahwa bimbingan karir

merupakan suatu bidang pelayanan yang ditujukan untuk membantu peserta didik

dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan membuat keputusan

karir.

Surya (dalam Solehuddin dkk, 2008) mengungkapkan bahwa tujuan

bimbingan karir adalah membantu individu memperoleh kompetensi yang

diperlukan untuk memenuhi perjalanan hidupnya secara optimal ke arah

pilihannya. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah menurut Solehuddin

dkk (2008) memiliki fungsi dan berperan sebagai kunci dalam pendidikan di

sekolah, yaitu sebagai pendamping fungsi utama sekolah dalam bidang pengajaran

dan perkembangan intelektual siswa, terutama pada jenjang sekolah menengah

atas, karena di jenjang itulah konselor dapat berperan secara maksimal dalam

memfasilitasi konseli mengaktualisasi potensi yang dimiliki secara maksimal.

Kartadinata dkk (2007) mengemukakan bahwa konselor berperan untuk

membantu peserta didik dalam menumbuhkembangkan potensinya, salah satu

potensi tersebut adalah kemandirian seperti kemampuan mengambil keputusan

Page 24: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

8

penting dalam perjalanan hidupnnya yang berkaitan dengan pendidikan maupun

persiapan karir.

Semiawan (dalam Solehuddin dkk, 2008) memandang bimbingan karir

sebagai fokus dari profesi bimbingan di sekolah, diharapkan bimbingan ini dapat

memecahkan masalah siswa dalam keputusan karirnya. Hal ini tampaknya belum

sesuai dengan kenyataan di lapangan, antara lain dapat dilihat dari hasil penelitian

Dedi Supriadi (dalam Solehuddin dkk, 2008) dimana faktor utama yang

berpengaruh pada keputusan karir remaja adalah minat, diikuti penasehat

akademik, orang tua, guru pembimbing, prestasi dan sikap skor tes. Dalam

penelitian tersebut guru pembimbing dengan programnya bimbingan karir

menempati posisi ke empat dalam faktor yang berpengaruh pada keputusan karir.

Perencanaan pendidikan dan perencanaan pekerjaan merupakan dua hal

yang berkaitan erat karena sasaran akhirnya sama, yaitu perencanaan

pekerjaan/karir. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa program bimbingan karir

tujuan akhirnya adalah siswa mampu menyusun rencana karir dan mengambil

keputusan karir serta mengambil langkah-langkah relevan untuk mewujudkan

keputusan tersebut.

Harisanto (2006) dalam penelitiannya menemukan bahwa faktor internal

lebih mempengaruhi keputusan memilih karir pada remaja dibanding faktor dari

luar. Menurut Brown (2008) empat faktor utama yang mendasari kesulitan

pengambilan keputusan karir adalah keraguan, kurangnya informasi, konflik

interpersonal dan hambatan serta kurangnya kesiapan. Sedangkan hasil penelitian

Manon (2009) menunjukkan keefektifan bimbingan karir dan informasi pekerjaan

Page 25: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

9

mempengaruhi keputusan karir remaja. Savickas (1991) mengemukakan

gambaran mental individu pada waktu yang lalu, saat ini dan yang akan datang

mempengaruhi keputusan karir seorang remaja.

SMA Negeri Wonosari terletak di perbatasan kota Klaten dan Surakarta,

sedangkan kota Klaten berada diantara kota Surakarta dan Yogyakarta, dimana

kedua kota tersebut mempunyai jumlah perguruan tinggi yang cukup banyak. Hal

ini membuat siswa termotivasi untuk melanjutkan kuliah setelah lulus SMA. Hasil

wawancara yang dilakukan penulis pada tanggal 14 September 2011 terhadap 10

siswa kelas XI IPA4, semua siswa berencana melanjutkan kuliah, sedangkan

keputusan karir mereka rata-rata terbentuk sejak usia 6-10 tahun. Hal ini sesuai

dengan penelitian Araujo dan Do Ceu Taveira (2007), dalam penelitian

menunjukkan bahwa anak-anak telah mengembangkan beberapa pemahaman

tentang pekerjaan dan hubungan sekolah untuk bekerja pada saat mereka berusia 6

tahun.

Melihat permasalahan remaja dalam memilih karir dan begitu

kompleksnya hal-hal yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir remaja,

penulis mempunyai minat untuk meneliti tentang ”Hubungan Bimbingan Karir

dan Orientasi Masa depan terhadap Pengambilan Keputusan Karir Remaja”.

B. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan yang ingin di

ungkapkan dalam penelitian ini adalah:

Page 26: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

10

1. Apakah ada hubungan antara efektivitas bimbingan karir dan orientasi masa

depan terhadap pengambilan keputusan karir remaja?

2. Apakah ada hubungan antara orientasi masa depan dengan keputusan karir

remaja?

3. Apakah ada hubungan antara efektivitas bimbingan karier dengan pengambilan

keputusn karier remaja?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan antara bimbingan karir dan orientasi masa depan

dengan pengambilan keputusan karir remaja.

2. Untuk mengetahui hubungan antara orientasi masa depan dengan keputusan karir

remaja.

3. Untuk mengetahui hubungan antara efektivitas bimbingan karier dengan

pengambilan keputusan karier remaja.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang di peroleh dari penelitian ini dapat diberikan sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi psikologi

pendidikan dan psikologi perkembangan.

Page 27: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

11

2. Manfaat Praktis

a. Sekolah

Dengan penelitian ini diharapkan sekolah dapat lebih memperhatikan dan

membantu siswa dalam kebingungannya memilih karir.

b. Guru dan Orang Tua

Melalui penelitian ini diharapkan adanya hubungan yang komunikatif antara

guru dan orang tua dalam membantu pemilihan karir siswa sehingga siswa

tersebut dapat mengembangkan bakat dan minatnya dengan baik.

c. Siswa

Dengan penelitian ini diharapkan agar siswa dapat merencanakan

kesesuaian antara karir yang diinginkan dengan bakat, minat dan

kemampuannya agar dapat memilih karir yang sesuai dangan apa yang

diminatinya.

d. Bagi Peneliti.

Peneliti dapat secara langsung menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh

tentang psikologi pendidikan.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan keputusan karir,

orientasi masa depan dan bimbingan karir di sekolah atau hal-hal lain yang

berhubungan dengan masalah karir yang sudah dilakukan peneliti lain sangat

berguna sebagai bahan pembanding untuk menentukan keaslian penelitian.

Page 28: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

12

Penelitian tentang karir telah banyak sekali dilakukan, antara lain oleh Sri

Prihantoro (2007) tentang perencanaan karir siswa kelas X SMAN 2 Majalengka

menunjukkan bahwa 27,8% siswa mempunyai perencanaan karir rendah, 47,2%

perencanaan karir sedang dan 25% mempunyai perencanaan karir tinggi. Rahmi

(2009) mendapatkan kemampuan siswa SMU di kabupaten Bandung

menunjukkan 90% siswa bingung dalam merencanakan masa depan dan 70%

menyatakan perencanaan masa depan tergantung orang tua. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sulistiyowati (2010) diketahui bahwa siswa dari keluarga utuh di

SMA Negeri 2 Malang dikategorikan mampu dalam pengambilan keputusan

karier, hal ini ditunjukkan oleh presentase sebesar 95,23%, sedangkan siswa dari

keluarga broken home di SMA Negeri 2 Malang dikategorikan kurang mampu

dalam pengambilan keputusan karier, hal ini ditunjukkan oleh presentase sebesar

62,5%.

Penelitian yang dilakukan Christina (2009) menunjukkan sebanyak 56

siswa (62,22%) memiliki tingkat career self efficacy rendah. Sementara untuk

variabel pengambilan keputusan karier sebanyak 64 siswa (71,11%) memiliki

tingkat pengambilan keputusan karier yang rendah. Ada hubungan antara career

self efficacy dengan pengambilan keputusan karier diikuti dengan penambahan

tingkat pengambilan keputusan karier atau penurunan tingkat career self efficacy

akan diikuti dengan penurunan tingkat pengambilan keputusan karier. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Sulistiyowati (2010) diketahui bahwa siswa dari

keluarga utuh di SMA Negeri 2 Malang dikategorikan mampu dalam pengambilan

keputusan karier, hal ini ditunjukkan oleh presentase sebesar 95,23%, sedangkan

Page 29: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

13

siswa dari keluarga broken home di SMA Negeri 2 Malang dikategorikan kurang

mampu dalam pengambilan keputusan karier, hal ini ditunjukkan oleh presentase

sebesar 62,5%.

Hasil penelitian Dessy dan Nursalim (2009) memberi hasil bahwa

pemberian layanan informasi berpengaruh positif terhadap kemantapan

pengambilan keputusan studi lanjut siswa. Sementara itu, beberapa penelitian

tentang pentingnya bimbingan karir antara lain riset yang dilakukan Partino

(2006) pada 616 individu menggambarkan bahwa kematangan karir dipengaruhi

oleh faktor layanan konseling, persepsi pengutamaan studi, riwayat hidup, self-

efficacy dan prestasi akademik. Pada riset tersebut, faktor layanan konseling

menempati peringkat pertama yang dapat mempengaruhi kematangan karir.

Hasil penelitian Rubiyanti (2011) menunjukkan bahwa orientasi masa

depan (OMD) remaja di Jatinangor tergolong tinggi, artinya remaja di Jatinangor

sudah memiliki OMD yang jelas. Kontribusi yang paling besar dalam OMD

remaja ini adalah aspek motivasi. Aspek perencanaan dan evaluasi masih

tergolong sedang. Ini menunjukkan bahwa remaja masih membutuhkan arahan

untuk mendapatkan strategi dan cara-cara di dalam merencanakan masa depannya.

Pelatihan motivasi berprestasi yang dilakukan membantu remaja merencanakan

dan menetapkan tujuan dan membuat strategi untuk merealisasikan perencanaan.

Setelah pelatihan, remaja mengungkapkan bahwa dirinya lebih termotivasi untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, mengetahui strategi untuk

meneruskan pendidikan, mendapatkan pengetahuan mengenai jurusan yang

diminati, dan pekerjaan yang dapat ditekuni di masa yang akan datang.

Page 30: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

14

Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian-penelitian

sebelumnya adalah penggunaan variabel keputusan karir, bimbingan karir dan

orientasi masa depan yang dilakukan secara bersama-sama, di mana penelitian

yang lain hanya menggunakan salah satu variabel tersebut. Penelitian tentang

keputusan karir kebanyakan hanya untuk mengetahui atau menggambarkan

bagaimana keputusan karir remaja. Penelitian tentang bimbingan karir dan

orientasi masa depan, kebanyakan hanya untuk menngetahui bagaimana

pelaksanaan bimbingan karir dan bagaimana orientasi masa depan remaja,

sedangkan penelitian terkait keputusan karir remaja, aspek yang sering diteliti

adalah aspek konsep diri atau efikasi diri, pengaruh orang tua dan peer grup.

Penelitian yang menggunakan aspek bimbingan karir dan orientasi masa depan

yang mempengaruhi keputusan karir belum pernah penulis temukan.

Page 31: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

15

BAB II

PENDAHULUAN

A. Keputusan Karir Remaja

1. Pengertian Karir dan Keputusan Karir

a. Pengertian Karir

Banyak sekali tokoh yang memberikan definisi karir, hal ini terjadi

karena sebagian mereka mendefinisikan karir dengan memandang dari segi

istilah atau definisinya, sedang yang lain mendefinisikan karir dari segi

maknanya.

Menurut Wilson (2006), karir adalah keseluruhan pekerjaan yang

kita lakukan selama hidup kita, baik itu dibayar maupun tidak. Selanjutnya

Collin (dalam Kristanto, 2003) menambahkan bahwa karir muncul akibat

interaksi seseorang dengan organisasi dan lingkungan sosialnya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) karir adalah

pekerjaan yang memberikan harapan untuk maju. Gibson dkk (1995)

merumuskan karir sebagai rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan

dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan

seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan. Dengan

demikian karir seorang individu melibatkan rangkaian pilihan dari berbagai

macam kesempatan. Sedangkan menurut Soetjipto (2002), karir merupakan

bagian dari perjalanan hidup seseorang, bahkan bagi sebagian orang

merupakan suatu tujuan hidup.

Page 32: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

16

Menurut Handoko (1996) karir adalah semua pekerjaan yang

dipunyai atau dipegang selama kehidupan seseorang. Zunker (dalam

Winkel, 1997) menjelaskan bahwa karir menunjukkan posisi, jenis

pekerjaan serta aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kehidupan

kerja individu.

Anoraga (2001) menyatakan bahwa karir dalam arti sempit adalah

profesi serta kedudukan dalam kehidupan dalam upaya mencari nafkah,

sedangkan karir dalam arti luas sebagai langkah maju sepanjang hidup yang

berkaitan dengan pekerjaan dan jabatan yang dimiliki seseorang. Lebih

lanjut Isaacson dan Brown (dalam Marliyah dkk, 2004) menjelaskan bahwa

karir dapat didefinisikan sebagai sejumlah pengalaman hidup termasuk

pendidikan, kerja, aktivitas-aktivitas luang ataupun pengalaman

kenaggotaan dalam suatu perkumpulan/organisasi.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

karir adalah profesi, kedudukan dan pengalaman hidup yang berkaitan

dengan pendidikan, pekerjaan, peran, jabatan atau posisi maupun aktivitas

sosial yang dimiliki seseorang.

b. Pengertian Keputusan Karir

Pembuatan keputusan (decision making) menggambarkan proses

melalui serangkaian kegiatan yang dipilih sebagai penyelesaian suatu

masalah tertentu (Handoko, 1996). Syamsi (1995) menjelaskan lebih lanjut

tentang pembuatan keputusan, bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran

atau pemutusan dari suatu proses pemikiran tentang suatu masalah untuk

Page 33: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

17

menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah

tersebut dengan menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu.

Basori (2004) menyebutkan bahwa pengambilan keputusan karir

merupakan proses untuk menentukan pilihan dari berbagai alternatif yang

berkaitan dengan pendidikan ke perguruan tinggi yang berorientasi pada

pekerjaan/jabatan.

Menurut Gati dan Asher (2001) pembuatan keputusan karir

merupakan proses yang dilakukan individu untuk mencari alternatif-

alternatif karir, membandingkannya serta menetapkan pilihan.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa keputusan karir adalah

suatu tindakan untuk dapat memutuskan atau menjatuhkan pilihan pada satu

pilihan karir dari berbagai macam pilihan karir yang ada.

c. Pengertian Keputusan Karir Remaja

Keputusan karir remaja adalah pilihan suatu karir yang dilakukan

remaja yang menempuh sekolah menengah usia 15 sampai 20 tahun.

Remaja melewati beberapa tahapan dalam membuat keputusan. Berdasarkan

tahap kehidupan (life stages) yang dikemukakan Super dalam Santrock

(2003), usia remaja (remaja SMA) berada pada tahap kristalisasi, dimana

terjadi pola “alternatif dan konsekuensi”. Remaja memiliki kesadaran dan

kebutuhan untuk membuat pilihan karir, mengambil tanggung jawab seperti

orang dewasa dan melakukan transisi dari sekolah ke dunia kerja. Seorang

remaja yang akan memasuki sekolah menengah umum akan dihadapkan

Page 34: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

18

pada pilihan jurusan, pada saat tersebut ia sudah membuat suatu keputusan

yang berkaitan dengan karir di masa yang akan datang.

Shertzer dan Stone (dalam Winkel, 1997) mengatakan bahwa dalam

memutuskan suatu karir akan selalu berkaitan dengan dua faktor yaitu

internal dan eksternal. Faktor internal dipengaruhi oleh nilai-nilai

kehidupan, inteligensi, bakat, minat, konsep diri, pengetahuan dan keadaan

fisik.

Inteligensi memegang peranan penting dalam mempersepsikan karir

seseorang sesuai dengan pilihan karirnya. Menurut Winkel (1997) tinggi

rendahnya taraf inteligensi dapat berpengaruh terhadap pilihan karirnya.

Selanjutnya bakat khusus juga dapat dijadikan bekal dasar yang

memungkinkan untuk memasuki berbagai bidang karir. Misalnya remaja

yang memiliki kemampuan verbal cenderung lancar berbicara, kemudian

remaja memandang bahwa dunia penyiaran adalah suatu karir yang cocok

dengan bakatnya dan sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian,

remaja cenderung mempersepsikan pilihan karir yang akan dijalani adalah

bidang-bidang yang berkenaan dengan penyiaran seperti master of ceremony

(MC), penyiar televisi atau radio.

Minat pada seorang remaja terutama remaja usia sekitar 15 tahun

sampai dengan 20 tahun cenderung masih banyak berubah. Namun sekali

terbentuk, minat akan menentukan perencanaan masa depan sehubungan

dengan karir yang akan dipilih (Winkel, 1997). Misalnya remaja yang

Page 35: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

19

mempunyai minat pada arsitek, maka remaja akan mempersepsikan pilihan

karir menjadi seorang arsitektur.

Informasi yang akurat mengenai dunia kerja dan diri sendiri

merupakan hal yang penting untuk mempengaruhi persepsi remaja terhadap

pilihan karirnya, agar remaja dapat menyesuaikan pilihan karir dengan

potensi dirinya (Winkel, 1997). Misalnya remaja yang memiliki informasi

mengenai karir tertentu, contoh dokter, maka remaja akan lebih mudah

mempersepsikan pilihan karir sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Selanjutnya, ada juga beberapa remaja yang cenderung

mempersipkan pilihan karirnya sesuai dengan keadan fisik. Menurut Winkel

(1997) perbedaan jenis kelamin juga dipengaruhi anggapan-anggapan

pilihan suatu karir yang sesuai dengan jenis kelamin tertentu serta peranan

pria dan wanita dalam masyarakat. Misalnya masyarakat beranggapan

bahwa jabatan sekretaris merupakan bidang pekerjaan wanita, maka pria

cenderung menghindari jabatan sekretaris.

Seorang remaja dapat memutuskan karirnya sesuai dengan nilai-nilai

kehidupan yang dijadikan pegangan atau pedoman hidupnya karena nilai-

nilai kehidupan memegang peranan yang penting terhadap harapan dalam

kehidupannya termasuk bidang pekerjaan apa yang akan dipilih dan

ditekuninya. (Winkel, 1997).

Pendidikan di sekolah juga berperan dalam mempengaruhi persepsi

remaja dalam pemilihan karirnya. Adanya bimbingan guru dan bimbingan

Page 36: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

20

karir disekolah dapat membantu remaja dalam memahami dunia kerja dan

menjadi petunjuk tentang cara untuk meraihnya.

Keputusan karir remaja dalam penelitian ini adalah keputusan

pilihan jurusan atau pekerjaan yang diambil oleh remaja setelah melakukan

eksplorasi karir dengan bantuan guru bimbingan konseling melalui program

bimbingan karir.

2. Perkembangan Karir Remaja

Banyak tokoh yang mengemukakan tentang berkembangnya karir

dalam kehidupan seorang individu. Salah satunya, Ginzberg dkk (dalam

Winkel, 1997) yang memandang perkembangan karir sebagai suatu proses

pemilihan karir yang dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Tahap fantasi (usia lahir sampai 11 tahun)

Pada tahap ini anak hanya bermain-main saja dan permainan dinilai tidak

memiliki kaitan ke dalam pemilihan karir karena anak memiliki kesadaran

yang masih rendah terhadap hambatan-hambatan perkembangan karir. Anak

usia 4-5 tahun biasanya sudah dapat menyebutkan pilihan tertentu bila

ditanya mengenai cita-cita, namun masih belum dapat membedakan antara

keinginan sendiri atau keinginan orang lain (Winkel, 1997)

b. Tahap tentatif (usia 11-17 tahun)

Pada tahap ini terdapat 4 periode:

1) Tahap minat (interest) usia 11-12 tahun, dimana anak membuat sikap

terhadap hal yang disukai dan yang kurang disukai.

Page 37: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

21

2) Tahap kemampuan (capacity) usia 12-13 tahun, dimana anak mulai

menyadari berbagai kemampuan serta kapasitas dirinya dalam

menentukan tujuan karir, anak dapat menunjukkan pertanyaan-

pertanyaan sehubungan dengan karakteristik yang dibutuhkan oleh

berbagai jenis pekerjaan dan mengevaluasi kemampuannya apakah sesuai

dengan pilihan yang mereka minati.

3) Tahap nilai-nilai (values), usia 14 tahun, dimana remaja mulai

menghayati nilai-nilai kehidupan yang ingin dicapainya.

4) Tahap transisi (transition), usia 15-16 tahun, dimana remaja mulai

memadukan minatnya dan sudah dapat merencanakan karirnya yang

merupakan integrasi dari nilai-nilai, kapasitas dan minat. Remaja

memiliki kesadaran akan kebutuhan untuk membuat pilihan karir,

mengambil tanggung jawab seperti orang dewasa dan melakukan transisi

dari sekolah ke dunia kerja.

c. Tahap realistik (usia 17-25 tahun)

Tahap ini mulai dengan eksplorasi (exploration) dimana remaja masih

mempertimbangkan dua atau tiga alternatif jabatan, tetapi belum dapat

membuat keputusan, kemudian diikuti oleh masa kristalisasi

(crystallization) dimana remaja mulai merasa lebih mantap kalau memangku

jabatan tertentu atau adanya komitmen terhadap tujuan karir dan yang

terakhir adalah penentuan (specification) dimana remaja membuat

keputusan tentang jabatan tertentu.

Page 38: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

22

Sementara itu, Donald E. Super (Santrock, 2003) membagi proses

perkembangan karir atas lima tahap, yaitu:

a. Tahap pengembangan (growth) mulai dari saat lahir sampai umur lebih

kurang 15 tahun, anak mengembangkan berbagai potensi, pandangan

khas, sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan dalam

struktur gambaran diri (self-concept structure).

b. Tahap eksplorasi (exploration) dari umur 15 sampai 24 tahun dimana

orang muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum

mengambil keputusan yang mengikat.

c. Tahap pemantapan (establishment) dari umur 25 sampai 44 tahun,

bercirikan usaha tekun memantapkan diri melalui seluk beluk

pengalaman selama menjalani karir tertentu.

d. Tahap pembinaan (maintenance) dari umur 45 tahun sampai 64 tahun,

orang yang sudah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan

jabatannya.

e. Tahap kemunduran (decline) dimana orang memasuki masa pensiun dan

harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan jabatannya.

Berdasarkan tahap tersebut dapat digambarkan bahwa ada tiga

tahapan dalam perkembangan karir remaja, yaitu: fantasi, tentatif dan

realistik. Remaja usia 15-18 tahun berada pada tahap tentatif dan eksplorasi,

sehingga remaja sudah dapat mempersepsikan mengenai keputusan memilih

karir sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.

Page 39: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

23

3. Aspek-Aspek Keputusan Karir

Dalam memutuskan suatu karir, terdapat beberapa aspek yang

mempengaruhi remaja sehingga ia dapat menjatuhkan pilihan pada suatu karir.

Menurut Parsons (dalam Winkel & Hastuti, 2006), ada tiga aspek yang harus

terpenuhi dalam membuat suatu keputusan karir, yaitu:

a. Pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, yaitu pengetahuan dan

pemahaman akan bakat, minat, kepribadian, potensi, prestasi akademik,

ambisi, keterbatasan-keterbatasan, dan sumber-sumber yang dimiliki.

b. Pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu pengetahuan akan syarat-

syarat dan kondisi-kondisi yang dibutuhkan untuk sukses dalam suatu

pekerjaan, keuntungan dan kerugian, kompensasi, kesempatan, dan prospek

kerja di berbagai bidang dalam dunia kerja.

c. Penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri

sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu kemampuan

untuk membuat suatu penalaran realistis dalam merencanakan atau memilih

bidang kerja dan/atau pendidikan lanjutan yang mempertimbangkan

pengetahuan dan pemahaman diri yang dimiliki dengan pengetahuan dan

pemahaman dunia kerja yang tersedia.

Patton dan Creed (2003) menyebutkan bahwa aspek yang berhubungan

dengan pengambilan keputusan karir meliputi komitmen terhadap karir, nilai

kerja, efikasi diri, self esteem, usia, gender dan kematangan karir.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan aspek-aspek keputusan karir

remaja yaitu: sikap mental, sikap terhadap perbedaan gender, agama, minat

Page 40: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

24

terhadap suatu karir, tingkat ekonomi keluarga, minat orang tua dan kondisi

sosial masyarakat.

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Karir

Menurut Peter M. Blau (dalam Sukardi, 1987) faktor-faktor yang

mempengaruhi individu dalam pembuatan keputusan karir adalah: 1)

pengalaman sosial; 2) keterlibatan orang lain; 3) potensi-potensi yang dimiliki

individu; 4) aspirasi orangtua; 5) minat; 6) pengetahuan tentang dunia kerja; 7)

pertimbangan pilihan karir; dan 7) keterampilan dalam pembuatan keputusan

karir.

Menurut Winkel & Hastuti (2006), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi seseorang individu dalam membuat keputusan karir, antara lain:

a. Nilai-nilai kehidupan, yaitu ideal-ideal yang dikejar oleh seseorang

dimana-mana dan kapan saja. Nilai-nilai ini menjadi pedoman dan pegangan

dalam hidup dan sangat menentukan gaya hidup. Refleksi diri terhadap

nilai-nilai kehidupan akan memperdalam pengetahuan dan pemahaman akan

diri sendiri yang berpengaruh terhadap gaya hidup yang akan dikembangkan

termasuk didalamnya jabatanya yang direncanakan untuk diraih.

b. Keadaan jasmani, yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang. Untuk

pekerjaan-pekerjaan tertentu diperlukan berbagai persyaratan yang

menyangkut ciri-ciri fisik.

c. Masyarakat, yaitu lingkungan sosial-budaya dimana orang muda dibesarkan.

Lingkungan ini luas sekali dan berpengaruh besar terhadap pandangan

Page 41: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

25

dalam banyak hal yang dipegang teguh oleh setiap keluarga, yang pada

gilianya menanamkan pada anak-anak.

d. Keadaan ekonomi negara atau daerah, yaitu laju pertumbuhan yang lambat

atau cepat, stratifikasi masyarakat dalam golongan sosial dan ekonomi,

serta diversifikasi masyarakat atas kelompok-kelompok yang terbuka atau

tertutup bagi anggota dari kelompok lain.

e. Posisi anak dalam keluarga. Anak yang memiliki saudara kandung yang

lebih tua tentunya, akan meminta pandapat dan pandangan mengenai

perencanaan karir sehingga mereka lebih berandangan lebih luas dibanding

anak yang tidak mempunyai saudara yang lebih tua.

f. Pandangan keluarga tentang peranan dan kewajiban anak laki-laki dan

perempuan yng telah menimbulkan dampak psikologis dan sosial-budaya.

Berdasarkan pandangan masyarakat bahwa ada jabatan dan pendidikan

tertentu yang melahirkan gambaran diri tertentu dan mewarnai pandangan

masyarakat tentang pria dan wanita dalam kehidupan masyarakat.

g. Orang tua, saudara kandung dan orang lain yang tinggal serumah yang

menyatakan segala harapan mereka serta mengkomunikasikan pandangan

dan sikap tertentu terhadap perencanaan pendidikan dan pekerjaan. Orang

muda harus menentukan sendiri sikapnya terhadap harapan dan pandangan

tersebut, hal ini akan berpengaruh pada perencanaan karirnya. Bila dia

menerimanya maka dia akan mendapat dukungan dalam perencanaan

karirnya, sebaliknya bila dia tidak menerima maka dia akan menghadapi

Page 42: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

26

situasi yang sulit karena tidak adanya dukungan dalam perencanaan masa

depan.

h. Taraf sosial-ekonomi kehidupan keluarga, yaitu tingkat pendidikan

orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orangtua, jabatan ayah atau ibu,

daerah tempat tinggal dan suku bangsa. Anak-anak berpartisipasi dalam

status sosial ekonomi keluarganya. Status ini akan menentukan tingkat

pendidikan anak.

i. Peer group/pengaruh teman-teman sebaya, yaitu beraneka pandangan dan

variasi harapan tentang masa depan.

Menurut Seligman (1994) keputusan karir dipengaruhi oleh keluarga,

latar belakang sosial ekonomi, gender, inteligensi dan bakat khusus, minat

karir, harga diri, dan kepribadian. Sementara itu, Corey (2010) menyebutkan

faktor-faktor dalam keputusan karir, yaitu:

a. Motivation and achievement (motivasi dan prestasi).

b. Attitudes about occupation (sikap terhadap pekerjaan).

c. Interest (keterkaitan).

d. Values (nilai-nilai).

e. Self concept (konsep diri).

f. Personality and choosing career (kepribadian dan pilihan karir).

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pengambilan

keputusan karir menurut Basori (2004), terdiri dari dua faktor yakni faktor

pribadi dan faktor lingkungan.

Page 43: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

27

a. Faktor pribadi, antara lain:

1) Tipe kepribadian dan ciri-ciri sifat yang menonjol,

2) Bakat atau kemampuan bidang akademis,

3) Bakat atau kemampuan bidang non akademis,

4) Minat terhadap suatu jabatan/pekerjaan,

5) Nilai kehidupan pribadi,

6) Hobi dan kesenangan.

b. Faktor lingkungan, antara lain:

1) Nilai-nilai kehidupan masyarakat,

2) Keadaan ekonomi keluarga/orang tua,

3) Kebutuhan/prospek lapangan pekerjaan yang terkait,

4) Kesempatan mendapatkan peluang suatu jabatan/pekerjaan.

Penelitian Kendhawati dan Jatnika (2008) menemukan bahwa faktor

evaluasi diri, perencanaan, optimisme dan pesimisme akan mempengaruhi

keputusan karier. Kondisi ini akan lebih optimal jika didukung oleh

moderating variable yang terdiri dari kondisi ekonomi, dukungan keluarga dan

pencarian informasi.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan karir seseorang adalah: bakat, minat, nilai-nilai dalam

masyarakat, lingkungan sosial (orang tua, keluarga dan peer group), pemahaman

tentang karir, kemampuan individu mengambil keputusan.

Page 44: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

28

B. Efektivitas Bimbingan Karir

1. Pengertian Efektivitas

Atmosoeprapto (2002) menyatakan efektivitas adalah melakukan hal

yang benar, sejauh mana kita mencapai sasaran. Teori Emerson (dalam

Handayaningrat, 1996) menyatakan efektivitas adalah pengukuran dalam arti

tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan.

Sumaryadi (2005) organisasi dapat dikatakan efektif bila organisasi

tersebut dapat sepenuhnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Amirullah

dan Ribdyah Hanafi (2002) efektivitas menunjukkan kemampuan suatu

perusahaan dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan secara tepat.

Pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan ukuran maupun standar yang

berlaku mencerminkan suatu perusahaan tersebut telah memperhatikan

efektivitas operasionalnya.

Menurut Abdurahmat (2003) efektifitas adalah pemanfaatan sumber

daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan

sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya.

Menurut Steers (1985), efektivitas merupakan suatu tingkatan

kemampuan organisasi untuk dapat melaksanakan seluruh tugas-tugas

pokoknya atau pencapaian sasarannya.

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti mengambil kesimpulan

efektivitas adalah sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang telah

ditetapkan bersama dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Page 45: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

29

2. Pengertian Bimbingan

Menurut Rahman (2003), bimbingan adalah proses bantuan yang

diberikan kepada seseorang agar ia mampu memahami diri, menyesuaikan diri

dan mengembangkan diri sehingga mencapai kehidupan yang sukses dan

bahagia.

Menurut Miller (dalam Willis, 2004), bimbingan adalah proses bantuan

terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang

dibutuhkan bagi penyesuaian diri secara baik dan maksimum di sekolah,

keluarga dan masyarakat.

Menurut Yusuf & Nurihsan (2005), bimbingan merupakan serangkaian

tahapan kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah kepada

pencapaian tujuan. Bimbingan merupakan pemberian bantuan yang

menunjukkan bahwa yang aktif dalam mengembangkan diri, mengatasi

masalah, atau mengambil keputusan adalah individu atau peserta didik itu

sendiri.

Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang

Pendidikan Menengah Pasal 27 Ayat 1, dikatakan bahwa bimbingan

merupakan bantuan yang diberikan kepada remaja dalam rangka upaya

menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan

(Bandono, 2007).

Prayitno dan Amti (2004) mendefinisikan bimbingan sebagai proses

pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau

beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja atau orang dewasa, agar

Page 46: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

30

orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan

mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan

dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu

proses bantuan kepada individu untuk dapat memahami diri dan lingkungan

yang terarah kepada pencapaian tujuan yaitu mencapai kehidupan yang sukses

dan bahagia.

a. Tujuan Bimbingan

Sebagaimana telah dijelaskan dalam definisi bimbingan diatas bahwa

bimbingan merupakan proses bantuan kepada individu, dengan demikian

bimbingan menempati bidang pelayanan pribadi dalam keseluruhan proses

dan kegiatan pendidikan. Dalam hubungan ini, menurut Prayitno dan Amti

(2004) pelayanan bimbingan diberikan kepada remaja dalam rangka upaya

agar remaja dapat menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan

merencanakan masa depan.

Menemukan pribadi, dimaksudkan agar peserta didik mengenal

kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara positif

dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Sementara,

bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta

didik mengenal lingkungannya secara objektif, baik lingkungan sosial-

ekonomi, lingkungan budaya yang sangat sarat dengan nilai-nilai dan

norma, maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai kondisi lingkungan

itu secara positif dan dinamis pula. Sedangkan bimbingan dalam rangka

Page 47: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

31

merencanakan masa depan dimaksudkan agar peserta didik mampu

mempertimbangkan da mengambil keputusan tentang masa depan dirinya,

baik yang menyangkut bidang pendidikan, bidang karir, maupun bidang

budaya, keluarga, dan masyarakat. Melalui perencanaan masa depan ini

individu diharapkan mampu mewujudkan dirinya sendiri dengan bakat,

minat, intelegensi dan kemungkinan-kemungkinan yang dimilikinya.

b. Fungsi Bimbingan

Suatu pelayanan diselenggarakan supaya berguna dan memberi

manfaat untuk memperlancar dan memberi dampak positif sebesar-

besarnya terhadap kelangsungan hidup manusia. Fungsi suatu pelayanan

dapat diketahui dengan melihat kegunaan, manfaat dan keuntungan yang

dapat diberikan. Pelayanan bimbingan mengemban sejumlah fungsi yang

hendak dipenuhi melalui kegiatan pelaksanaan bimbingan konseling.

Menurut Hallen (2005), fungsi-fungsi yang dimaksud mencakup:

1) Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan

tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan

yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat

ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses

perkembangannya.

2) Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan

pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan

kepentingan pengembangan peserta didik.

Page 48: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

32

3) Fungsi Pengentasan yaitu pelayanan bimbingan berusaha membantu

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik, baik

dalam sifatnya, jenisnya, maupun bentuknya.

4) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan

koseling yang akan menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya

berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka

perkembangan dirinya secara terarah, mantap, dan berkelanjutan.

5) Fungsi Advokasi yaitu fungsi bimbingan yang akan menghasilkan

teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya

pengembangan seluruh potensi secara maksimal.

3. Pengertian Bimbingan Karir

Bimbingan karir merupakan salah satu jenis layanan bimbingan

konseling yang diadakan di sekolah menengah. Dengan adanya bimbingan

karir diharapkan dapat membantu remaja dalam memahami dirinya dan dunia

kerja sehingga remaja dapat memilih karir sesuai bakat dan minat. Bimbingan

karir merupakan kegiatan bimbingan yang secara khusus ditujukan untuk

membantu peserta didik agar dapat membuat pilihan dan keputusan karir secara

tepat.

Menurut Winkel & Hastuti (2006), bimbingan karir adalah bimbingan

yang ditujukan untuk membantu peserta didik dalam rangka mempersiapkan

dirinya menghadapi dunia pekerjaan, memilih pekerjaan atau profesi tertentu

serta membekali diri supaya siap memangku pekerjaan yang dipilih, dan

menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari pekerjaan yang dipilih.

Page 49: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

33

Dalam panduan model pengembangan diri yang dikeluarkan oleh Pusat

Kurikulum Balitbang Depdiknas (2007) dikemukakan bahwa bimbingan karir –

disebut pengembangan karir – merupakan suatu bidang pelayanan yang

ditujukan untuk membantu peserta didik dalam memahami dan menilai

informasi, serta memilih dan membuat keputusan karir.

Menurut Nurihsan (2003), bimbingan karir merupakan pelayanan

bimbingan untuk membantu peserta didik mengenal dan memahami dirinya,

mengenal dunia kerja, dan mengembangkan masa depannya sesuai dengan

macam kehidupan yang diharapkannya sehingga pada akhirnya individu dapat

mewujudkan dirinya secara bermakna.

Bimbingan karir merupakan kegiatan bimbingan yang secara khusus

ditujukan untuk membantu peserta didik agar dapat membuat pilihan dan

keputusan karir secara tepat. Bimbingan karir adalah suatu bidang pelayanan

yang ditujukan untuk membantu peserta didik dalam memahami dan menilai

informasi serta memilih dan membuat keputuan karir (Diknas, 2007).

Menurut Marsudi (2003) bimbingan karir adalah suatu perangkat, lebih

tepatnya suatu program yang sistematik, proses, teknik atau layanan yang

dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar

pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,

pendidikan, dan waktu luang serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan

mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan

mengelola perkembangan karirnya.

Page 50: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

34

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

bimbingan karir adalah suatu upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat

mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan

masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu

menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab.

4. Tujuan Bimbingan Karir

Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bidang bimbingan dalam

Bimbingan dan Konseling. Para remaja memperoleh informasi mengenai karir

dari Guru Pembimbing melalui layanan Bimbingan Karir. Secara umum tujuan

bimbingan karir di sekolah adalah untuk membantu remaja memiliki

keterampilan dalam mengambil keputusan mengenai karir dimasa depan.

Sementara itu, tujuan bimbingan karir menurut BP3K (1984) agar remaja:

a. Dapat menilai dan memahami dirinya terutama mengenai potensi-potensi

dasar, minat, sikap dan kecakapan.

b. Mempelajari dan mengetahui tingkat kepuasan yang mungkin dapat dicapai

dari suatu pekerjaan.

c. Mempelajari dan mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan

dengan potensi dan minatnya.

d. Memiliki sikap yang positif dan sehat terhadap dunia kerja. Artinya, remaja

dapat memberikan penghargaan yang wajar terhadap setiap jenis pekerjaan.

e. Memperoleh pengarahan mengenai semua jenis pekerjaan yang ada di

lingkungannya.

Page 51: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

35

f. Mempelajari dan mengetahui jenis-jenis pendidikan atau latihan yang

diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu.

g. Dapat memberikan penilaian pekerjaan secara tepat.

h. Sadar dan akan memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan pada

masyarakat.

i. Dapat menemukan hambatan-hambatan yang ada pada diri dan

lingkungannya dan dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

j. Akan sadar tentang kebutuhan masyarakat dan negaranya yang berkembang.

k. Dapat merencanakan masa depannya sehingga dia dapat menentukan karir

dan kehidupannya yang serasi.

Menurut Walgito (2010) secara rinci tujuan bimbingan karir membantu

para remaja agar:

a. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan

dengan potensi yang ada dalam dirinya mengenai kemampuan, minat, bakat,

sikap dan cita-citanya.

b. Menyadari dan memahami nilai-nilai yanng ada dalam dirinya dan yang ada

dalam masyarakat.

c. Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi

yang ada`dalam dirinya, mengetahui jenis-jenis pendidikan dan latihan yang

diperlukan bagi suatu bidang tertentu serta memahami hubungan usaha

dirinya yang sekarang dengan masa depannya.

Page 52: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

36

d. Menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul, yang disebabkan

oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat

mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

e. Para remaja dapat merencanakan masa depannya serta menemukan karier

dan kehidupannya yang serasi atau sesuai.

Menurut Prayitno dan Amti (2004) tujuan bimbingan karir pada sekolah

menengah bertujuan:

a. Mempelajari bidang pekerjaan secar lebih luas.

b. Melihat hubungan antara bidang-bidang pekerjaan itu dengan mata pelajaran

yang ada di sekolah.

c. Lebih mendalami infomasi tentang pekerjaan tertentu.

d. Memahami cara-cara memperoleh informasi yang tepat dan mutakhir

dengan jumlah yang cukup tentang dunia kerja.

e. Memahami pentingnya dan ruang lingkup perencanaan pekerjaan/karir.

f. Memahami bahwa dunia kerja itu tidak pernah dalam keadaan tetap (statis),

tetapi terus berubah dan berkembang.

Surya (dalam Solehuddin dkk, 2008) mengemukakan tujuan bimbingan

karir sebagai berikut:

a. Agar individu memiliki kemampuan intelektual yang diperlukan untuk

berhasil dalam berbagai aspek kehidupan.

b. Agar individu memiliki kemampuan dalam pemahaman, pengelolaan,

penghargaan dan pengarahan diri.

Page 53: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

37

c. Agar individu memiliki pengetahuan atau informasi tentang bimbingan

kehidupan.

d. Agar individu mampu mengatasi masalah-masalah kehidupan sehari-hari.

e. Agar individu memahami, menghayati dan mengamalkan kaidah-kaidah

ajaran agama yang berkaitan dengan karir.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

bimbingan karir adalah membantu remaja memahami diri sendiri, memahami

dunia kerja/karir dan dapat mengambil keputusan karir. Dengan demikian,

berdasarkan definisi efektivitas dan bimbingan karir yang telah diuraikan di

atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan karir akan efektif

apabila tujuan dalam program bimbingan karir dilaksanakan dengan baik.

Tercapainya tujuan bimbingan karir merupakan indikator efektivitas bimbingan

karir.

5. Aspek-Apek Bimbingan Karir

Dinas Pendidikan dalam rangka merealisasikan bimbingan karier

mengeluarkan aspek-aspek bimbingan karir, yaitu:

a. Pemahaman diri

Aspek pemahaman diri dimaksudkan untuk membantu remaja agar

dapat mengetahui dan memahami siapa sebenarnya dirinya. Para remaja

diharapkan dapat mengetahui dan memahami potensi, kemampuan, minat,

bakat dan cita-citanya. Aspek ini terdiri dari:

1) Pengantar pemahaman diri

2) Bakat, potensi dan kemampuan

Page 54: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

38

3) Cita-cita/gaya hidup

4) Sikap

5) Nilai-nilai Kehidupan

Dengan aspek ini remaja diharapkan dapat mengetahui dan

memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan yang ada dalam

masyarakat. Sehubungan dengan itu, aspek ini mencakup:

1) Nilai kehidupan

2) Saling mengenal dengan nilai orang lain

3) Pertentangan nilai-nilai dalam diri sendiri

4) Pertentangan nilai-nilai sendiri dengan orang lain

5) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kelompok atau masyarakat

6) Bertindak atas nilai-nilai sendiri

b. Pemahaman Lingkungan

Dengan aspek ini diharapkan remaja dapat mengetahui dan

memahami keadaan lingkungan. Dengan mengetahui dan memahami

lingkungan, remaja dapat mengambil langkah dengan tepat. Aspek ini

mencakup hal-hal yang berkaitan dengan:

1) Informasi pendidikan

2) Kekayaan daerah dan pengembangannya

3) Informasi jabatan

c. Hambatan dan mengatasi hambatan

Dengan aspek ini, remaja diharapkan dapat mengetahui dan

memahami hambatan-hambatan yang ada dalam rangka pencapaian tujuan

Page 55: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

39

(karier yang cocok) dan setelah mengetahui hambatannya maka akan

mencoba cara pemecahan atas hambatan yang ada. Aspek ini mencakup hal-

hal yang berkaitan dengan:

1) Faktor pribadi

2) Faktor lingkungan

3) Manusia dan hambatan

4) Cara-cara mengatasi hambatan

d. Merencanakan masa depan

Setelah remaja memahami apa yang ada dalam dirinya, keadaan

dirinya, nilai-nilai yang ada (dalam dirinya sendiri maupun masyarakat),

lingkungan (informasi mengenai pendidikan atau pekerjaan) dan hambatan-

hambatan yang ada (dalam diri sendiri atau dari luar) maka remaja

diharapkan mampu merencanakan masa depannya. Oleh karena itu, aspek

ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan:

1) Menyusun informasi diri

2) Mengelola informasi diri

3) Mempertimbangkan alternatif

4) Keputusan dan rencana

5) Merencanakan masa depan

Sementara itu, aspek-aspek bimbingan karir menurut Slameto (2010)

adalah sebagai berikut:

a. Mengenal dirinya sendiri

b. Mengenal dunia kerja

Page 56: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

40

c. Dapat memutuskan suatu karir

d. Dapat memutuskan bagaimana bentuk kehidupan yang diharapkan.

Aspek-aspek bimbingan karir menurut Tohirin (2007) adalah: (a)

pemahaman terhadap dunia kerja, (b) perencanaan dan pemilihan karir atau

jabatan (profesi) tertentu, (c) penyediaan berbagai program studi yang

berorientasi karir, (d) nilai-nilai kehidupan yang berkenaan dengan karir, (e)

cita-cita masa depan, (f) minat terhadap karir tertentu, (g) kemampuan dalam

bidang karir tertentu, (h) bakat khusus terhadap karir tertentu, (i) kepribadian

yang berkenaan dengan karir tertentu, (j) harapan keluarga, (k) masa depan

karir yang akan diperoleh, (l) penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan yang

terkandung dalam karir atau jabatan (profesi) tertentu, (m) pasar kerja, (n)

kemungkinan pengembangan karir.

Hal-hal serupa juga dikemukakan Surya (2001), yaitu: (1) Pemahaman

yang lebih baik dan akurat mengenai dirinya; (2) Memanfaatkan lebih banyak

lagi sumber-sumber kehidupan; (3) Persiapan diri memasuki dunia kerja dan

dunia kehidupan umumnya; (4) Pemilihan sesuai dengan lapangan kehidupan

yang sesuai; (5) Menyelesaikan masalah spesifik yang berkaitan dengan kerja

dan kehidupan sehari-hari; dan (6) Memuat penilaian yang sehat dan objektif

terhadap karir.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek

dalam bimbingan karir adalah sudut pandang yang dipertimbangkan dalam

program bimbingan karir, yaitu (1) pemahaman diri sendiri, meliputi

kelebihan, kekurangan, bakat dan minat. (2) Pemahaman dunia kerja meliputi

Page 57: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

41

berbagai macam lapangan pekerjaan dan kompetensi-kompetensi suatu

pekerjaan. (3) Memilih dan memutuskan suatu karir.

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Bimbingan Karir

Program bimbingan karir akan memperlihatkan atau mendapatkan hasil

maksimal tergantung dari kedua belah pihak, yaitu guru bimbingan konseling

dan remaja itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

program bimbingan karir menurut Slameto (2010):

a. Perlakuan terhadap remaja sebagai individu yang memiliki potensi untuk

berkembang dan maju serta mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk

mandiri.

b. Sikap positif dan wajar.

c. Perlakuan terhadap remaja secara hangat, ramah, rendah hati,

menyenangkan.

d. Pemahaman remaja secara empatik.

e. Penghargaan terhadap martabat remaja sebagai individu.

f. Penampilan diri secara asli di hadapan remaja.

g. Kekongkritan dalam menyatakan diri.

h. Penerimaan remaja secara apa adanya.

i. Perlakuan remaja secara permisive.

j. Kepekaan terhadap perasaan yang dinyatakan remaja dan membantu remaja

menyadari perasaan tersebut.

Page 58: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

42

Hasil penelitian Rizqa Ramadhina menunjukkan ada beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi keberhasilan komunikasi interpersonal yang

dilakukan guru BK pada saat melakukan proses bimbingan dengan remaja

antara lain, faktor internal meliputi: dari dalam diri guru seperti sabar, memiliki

wawasan yang luas dan peka terhadap pesan yang disampaikan oleh remaja

baik verbal dan non verbal. Dari dalam diri remaja, yaitu adanya motivasi yang

kuat untuk dapat menjadi pribadi yang baik. Selanjutnya, faktor eksternal yaitu

di luar pribadi guru BK dan remaja seperti kondisi dari ruang BK yang

berpengaruh pada ketenangan remaja dalam melakukan proses bimbingan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi bimbingan karir menurut Yusuf dan

Nurihsan (2005) meliputi: pikiran, perasaan, pengalaman, nilai-nilai,

kebutuhan, harapan dan lain-lain.

Proses bimbingan karir merupakan suatu komunikasi, dimana konselor

berusaha mempengaruhi klien/remaja. Konselor juga perlu memperhatikan

kesadaran para klien/remaja bahwa konselor sedang berusaha mempengaruhi

mereka. Orang yang sebelumnya telah dihadapkan pada beberapa upaya

persuasi akan memberikan tanggapan yang berbeda dengan orang yang belum

pernah dipengaruhi sebelumnya. Fiske dan Hartley (1980) menunjukkan

faktor-faktor umum yang mempengaruhi efektivitas suatu komunikasi:

a. Semakin besar monopoli sumber komunikasi terhadap penerima, semakin

besar kemungkinan penerima akan menerima pengaruh atau pesan tersebut.

b. Pengaruh komunikasi yang paling besar adalah pada saat pesan yang

disampaikan sesuai dengan pendapat, kepercayaan dan watak penerima.

Page 59: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

43

c. Komunikasi dapat menyebabkan perubahan yang efektif atas masalah yang

tidak dikenal, dianggap ringan, dan bukan inti, yang tidak terletak pada

pusat sistem nilai penerima itu.

d. Komunikasi akan lebih efektif jika sumber dipercaya memiliki keahlian,

status yang tinggi, obyektif, atau disukai, tetapi yang paling utama adalah

sumber memiliki kekuasaan dan dapat diidentifikasikan.

e. Konteks sosial, kelompok atau kelompok referensi akan menjadi penengah

dalam komunikasi dan mempengaruhi apakah komunikasi akan diterima

ataukah ditolak.

Faktor-faktor yang mempengaruhi bimbingan konseling karier ada dua faktor,

yaitu:

a. Faktor-faktor yang bersumber dari individu

1) Kemampuan intelegensi

Woolfork (1995) mengemukakan bahwa menurut teori-teori lama

intelegensi, meliputi 3 pengertian yaitu: a) Kemampuan untuk belajar, b)

Keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan c) Kemampuan untuk

beradaptasi dengan lingkungan. Selanjutnya Woolfolk mengemukakan

intelegensi itu merupakan salah satu atau beberapa kemampuan untuk

memperoleh dan menggunakan pengetahuan dalam memecahkan

masalah dan beradaptasi dengan lingkungan.

Page 60: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

44

2) Bakat

Bakat merupakan suatu kondiri, suatu kualitas yang dimiliki individu

yang memungkinkan individu itu untuk berkembang pada masa

mendatang.

3) Minat

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu

hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

4) Sikap

Sikap menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi

serta menentukan apa yang dicari dalam kehidupan.

5) Kepribadian

Kepribadian diartikan sebagai suatu organisasi yang dinamis didalam

individu dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian-

penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya.

6) Nilai

Merupakan hal-hal yang penting atau berguna bagi manusia.

7) Hobi/Kegemaran

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan individu-individu karena kegiatan-

kegiatan tersebut merupakan kegemaran atau kesukaannya.

8) Prestasi

Penguasaan terhadap materi pelajaran dalam pendidikan yang sedang

ditekuninya oleh individu berpengaruh terhadap arah pilihan jabatan di

Page 61: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

45

kemudian hari, instrumen pengukuran prestasi belajar remaja biasanya

tes buatan guru.

9) Keterampilan

Keterampilan yang dapat pula diartikan cakap atau cekatan dalam

mengerjakan sesuatu.

10) Penggunaan waktu senggang

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh remaja di luar jam pelajaran

sekolah digunakan untuk menunjang hobinya atau untuk rekreasi.

11) Aspirasi dan pengetahuan sekolah atau pendidikan sambungan

Aspirasi dengan pendidikan sambungan yang diinginkan yang

berkaitan dengan perwujudan dari cita-citanya.

12) Pengalaman kerja

Pengalaman kerja yang pernah dialami remaja pada waktu duduk di

sekolah atau di luar sekolah.

13) Pengetahuan tentang dunia kerja

Pengetahuan yang sementara ini dimilkiki anak, tentang dunia kerja,

persyaratan, kualifikasi, jabatan structural, gaji yang diterima, hak dan

kewajiban, tempat pekerjaan itu berada dan lain-lain.

14) Kemampuan dan keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah

Kemampuan fisik misalnya tentang badan yang kekar, tinggi, dan

tampan, badan kurus, pendek dan lain-lain.

Page 62: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

46

15) Masalah dan keterbatasan pribadi

Masalah atau problem dari aspek diri sendiri ialah selalu ada

kecenderungan yang bertentangan apabila menghadapi masalah tertentu

sehingga mereka merasa tidak senang, benci, takut dan bingung apa

yang harus dikerjakan.

b. Faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap pola arah jabatan

Disini ada dua faktor yaitu faktor kelompok primer dan sekunder.

1) Kelompok primer

Kelompok yang erat hubungannya dengan individu yang

berpengaruh terhadap arah pilih jabatan diantaranya:

a) Jenis pekerjaan dan penghasilan orang tua

b) Pendidikan tertinggi orang tua

c) Tempat tinggal orang tua

d) Status sosial ekonomi orang tua

e) Agama dan kepercayaan orang tua

f) Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal orang tua

g) Harapan orang tua terhadap pendidikan anak.

h) Pekerjaan yang didambakan dan dicita-citakan orang tua terhadap

anaknya

i) Kedudukan dan peranan anak dalam keluarga

j) Hubungan dan sikap saudaranya terhadap anak

k) Nilai-nilai serta norma yang dimiliki dan dianut orang tua

Page 63: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

47

2) Kelompok sekunder

Kelompok sekunder didasarkan atas kepentingan-kepentingan tertentu

yang mewarnai aktivitas gerak-gerik kelompok-kelompok yang

berpengaruh terhadap arah pilih jabatan anak diantaranya:

a) Keadaan teman-teman sebayanya

b) Sifat dan sikap teman-teman sebayanya

c) Tujuan dan nilai-nilai kelompok teman sebaya

Sumber: http://id.shvoong.com/social sciences/counseling/2180724-faktor-

faktor-yang-mempengaruhi-terhadap/#ixzz2R6kM8y1S

Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas bimbingan karir yang pertama

berasal dari diri remaja sendiri, yang kedua dari pihak konselor dan yang ketiga

dari orang-orang terdekat remaja serta suasana atau kondisi saat konseling

berlangsung.

C. Orientasi Masa Depan

Orientasi masa depan memberi kontribusi yang cukup besar terhadap

keputusan karir remaja, karena dengan adanya orientasi masa depan pada diri

remaja, mereka akan memandang masa depannya dengan motivasi tinggi.

1. Pengertian Orientasi Masa Depan

Chaplin (2008) menganggap bahwa orientasi masa depan berkaitan erat

dengan skema kognitif, yaitu suatu organisasi perceptual dari pengalaman masa

lalu beserta kaitannya dengan pengalaman masa kini dan masa yang akan

datang. Sementara itu, menurut Thrommsdorff (1983) orientasi masa depan

Page 64: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

48

merupakan fenomena kognitif motivasional yang kompleks, yakni antisipasi

dan evaluasi tentang diri di masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan.

Gjesme (dalam Oner, 2000) mendefinisikan orientasi masa depan

sebagai “the ability to foresee and anticipate to make plans and organize fiture

possibilities”, orientasi masa depan merupakan suatu kemampuan untuk

meramalkan dan mengantisipasi serta membuat perencanaan dan

mengorganisasikan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi di masa depan.

Menurut Nurmi (2004) orientasi masa depan merupakan suatu cara

pandang individu dalam memandang masa depannya yang tergambar melalui

pandangan, harapan, minat dan kekhawatiran individu terhadap masa

depannya.

Seginer (2009) memandang orientasi masa depan sebagai segala

kepentingan seseorang mengenai masa depan.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa orientasi masa

depan adalah gambaran individu tentang dirinya dalam konteks masa depan,

yang akan membantu individu mengarahkan dirinya untuk mencapai sejumlah

perubahan yang sistematis, guna meraih apa yang diinginkannya.

2. Aspek-Aspek Orientasi Masa Depan

Orientasi masa depan dalam diri seseorang terbentuk melalui 3 aspek

(Nurmi, 2004). Pembentukan orientasi masa depan dapat dilihat dalam bagan

berikut:

Page 65: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

49

Bagan 1

Pembentukan Orientasi Masa Depan

Orientasi masa depan digambarkan melalui tiga dimensi yang berinteraksi

dengan skemata, yaitu motivasi, planning dan evaluation.

a. Motivasi

Motivasi merupakan sesuatu yang menjadi minat individu di masa

depan. Pengetahuan tentang masa depan memiliki peran penting dalam

pembentukan ekspektansi masa depan individu. Dengan pengetahuan masa

depan yang cukup, individu dapat membuat tujuan yang realistis. Tujuan

individu terbentuk melalui tahap motivasi dan nilai-nilai serta pengetahuan

tentang perkembangan rentang hidup yang diantisipasi (anticipated life-span

development).

Development Task

Role Transition

Action

Opportunities

In

stitutional

tracks

Knowledge, beliefes

and values toward

anticipated life span

Development

Contextual

knowledge

Skill for planning,

beliefes about

succesfull behavior

Self concept

Atribution syle

Motivation

Personal goals

Planning

Plans

Evaluation

Causal attribution

affects

Page 66: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

50

Menurut Nurmi (2004) pada tahap motivasi hal yang digali adalah isi

dari orientasi masa depan, aspirasi, tujuan yang ingin dicapai dengan melihat

harapan dan ketakutan individu terhadap masa depan.

b. Perencanaan

Aktivitas perencanaan merupakan tahap bagaimana individu

merealisasikan minat mereka. Menurut Nurmi terdapat tiga komponen dalam

tahap perencanaan, yaitu pengetahuan (knowledge) yang dimiliki individu

sesuai tujuan yang ingin dicapai, perencanaan (plans) yang dilakukan individu

dan realisasi (realization) dari tujuan dan rencana.

c. Evaluasi

Evaluasi merupakan penilaian individu terhadap terealisasinya minat.

Tahap evaluasi berpusat pada tiga hal, yaitu kemungkinan rencana dan tujuan

masa depan individu (probabilitas), kontrol internal yang dimiliki individu dan

emosi spesifik yang mengikuti proses evaluasi.

Hasil penelitian mendapatkan aspek-aspek orientasi masa depan yaitu:

evaluasi diri, pencarian informasi, perencanaan, kondisi emosi, kondisi

keluarga, optimisme/pesimisme dan kejelasan karir di masa yang akan datang.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

aspek-aspek orientasi masa depan remaja yaitu:

a. Pengetahuan, kepercayaan dan nilai-nilai.

b. Pengetahuan kontekstual.

c. Kemampuan merencanakan.

d. Keyakinan pencapaian kesuksesan.

Page 67: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

51

e. Konsep diri.

f. Gaya atribusi.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Orientasi Masa Depan

Orientasi masa depan tiap individu berbeda-beda, walaupun mereka

sama-sama berada pada tahap remaja dan duduk di kelas yang sama. Beberapa

faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan orientasi masa depan remaja

adalah:

a. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu

untuk mencapai standar kesuksesan dan untuk mencapai kesuksesan. Mc.

Cleland (dalam Strantock,1998) mengunakan istilah need for achievement

untuk memotivasi berprestasi, dan mendefinisikannya sebagai suatu

dorongan pada seseorang untuk berhasil dalam berkompetisi yang

didasarkan atas suatu standar keunggulan.

Menurut Heckhausen (1967) motivasi berprestasi adalah dorongan

individu untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan setinggi

mungkin dalam segala aktivitas dimana suatu standar keunggulan digunakan

sebagai suatu pembanding. Standar keunggulan tersebut mencangkup tiga

hal yaitu:

1) Standar keunggulan tugas yaitu keunggulan yang berkaitan dengan

pencapain tugas secara sebaik-baiknya.

Page 68: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

52

2) Standar keunggulan diri yaitu standar keunggulan yang berhubungan

dengan pencapaian prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding

sebelumnya.

3) Standar keunggulan orang lain yaitu standar yang berhubungan dengan

pencapaian prestasi yang setara

Heikson lebih jauh menyebutkan 6 ciri individu yang memiliki motivasi

berprestasi, yaitu:

1) Memiliki gambaran diri yang positif,optimis dan percaya diri.

2) Lebih memilih tugas yang tingkat kesukarannya lebih sedang- sedang

saja dari pada tingkat kesukaran yang lebih mudah.

3) Berorientasi ke masa depan.

4) Sangat menghargai waktu.

5) Tabah dan tekun dalam mengerjakan tugas.

6) Lebih memilih seorang yang ahli sebagai mitra dari pada orang simpati.

Atkinson menjelaskan bahwa motivasi berprestasi merupakan

disposisi berprestasi usaha berhasil yang menganggapnya sebagai dorongan

dengan kecendrungan mendekati suatu keberhasilan daripada

kegagalan,sebaliknya individu yang memiliki motivasi prestasi yang rendah

cendrung mengantisipasi kegagalan.

Mengacu pada konsep diatas dapat dipahami bahwa kebutuhan

peserta didik akan prestasi belajar disekolah sangat ditentukan oleh motivasi

berprestasi yang akan bekerja keras dan sangat mudah atau sangat sukar.

Dengan memilih tugas yang sangat sukar dia mempunyai alasan mengenai

Page 69: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

53

kegagalan yang akan dihadapinya, sedangkan tugas yang sangat mudah

memberi peluang untuk terhindar dari kegagalan.

b. Iklim Sekolah

Iklim sangat berkaitan erat dengan prestasi belajar pesrta didik

disekolah,artinya iklim sekolah yang kondunsif akan membangkitkan

motivasi berprestasi mereka. Sebaliknya iklim sekolah yang kurang sehat

akan menghambat motivasi berprestasi mereka yang pada akhirnya akan

mempengaruhi prestasi belajarnya,meskipun banyak faktor lain yang

mempengaruhi prestasi belajar mereka seperti pola belajar

remaja,guru,sarana dan prasarana,namun iklim sekolah menempati peran

yang sangat penting, hal ini karena faktor-faktor iklim sekolah tidak saja

bersifat mendukung melainkan dapat mengangu jalannya proses belajar.

c. Lingkungan Keluarga

Penelitian yang dilakukan oleh Mugiadi dkk (dalam Triyono, 1990)

menunjukan bahwa kontribusi 8,8% terhadap prestasi belajar sementara itu

Moh. Afiq dalam penelitiannya menyatakan bahwa antara perlakuan orang

tua, pendidikan orang tua dengan prestasi belajar mahasiswa dengan

koefisien korelasi 0,29, perlakuan orang tua tersebut antara lain untuk

memotivasi anaknya berprestasi, kesempatan belajar yang diciptakan orang

tua dirumah dan di luar rumah. Tujuh variabel yang dianggap mewakili latar

belakang keluarga:

1) Jumlah anggota keluarga

2) pendidikan orang tua

Page 70: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

54

3) status jabatan keluarga

4) penghasilan keluarga

5) pengaturan rumah

6) kepemilikan

7) lingkungan pendidikan rumah

d. Resiliensi

Resiliensi adalah kemampuan atau kapasitas insani

memungkinkanya untuk menghadapi, mencegah, meminimalkan dari

kondisi yang tidak menyenangkan atau mencegah kondisi untuk diatasi.

Resiliensi adalah kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam

keadaan sulit. (Reivich dan Shatte, 2002) resiliensi dibangun dari beberapa

kemampuan yang berbeda dan hampir tidak ada satupun individu yang

secara keseluruhan memiliki kemampuan tersebut dengan baik. Kemampuan

resiliensi ini terdiri dari:

1) Regulasi emosi, menurut Reivich dan Shatte (2002) regulasi emosi

adalah kemampuan untuk tetap tenang dalam tekanan.

2) Pengendalian implus, Reivich dan shatte (2002) mendefinisikan

pengendalian impus adalah kemampuan mengendalikan keinginan

dorongan,kesukaan, serta tekanan yang muncul dari dalam diri seseorang.

3) Optimisme, individu yang resilien adalah individu yang optimis.mereka

memilki harapan dimasa yang akan datang dan percaya dapat mengontrol

arah hidupnya.

Page 71: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

55

4) Empati, mempresentasikan bahwa individu mampu membaca tanda-tanda

psikologis dan emosi dari orang lain

5) Analisis penyebab masalah, Seligman (dalam Reivich dan Shatte, 2002)

mengungkapkan sebuah konsep yang berhubungan erat dengan analisis

penyebab masalah yaitu gaya berfikir.

6) Efikasi diri, Reivich dan Shatte (2002) mendefinisikan efikasi

diri sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi

dan memecahkan masalah dengan efektif .

Sementara itu, menurut Gjesme (dalam Oner, 2000), yaitu:

a. Involvement, merupakan derajat dimana individu fokus pada suatu

peristiwa tertentu.

b. Anticipation, menentukan seberapa mantap kesiapan individu

menghadapi kejadian di masa depan.

c. Occupation, merupakan jumlah waktu yang diluangkan individu untuk

memikirkan masa depan.

d. Speed, merupakan kecepatan individu dalam mempersepsikan

pendekatan yang dilakukan untuk mencapai masa depan.

Dua faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan, menurut Erikson,

Havighurst, dan Nurmi (dalam Sulinto, S. Laura Holopainen, Spring, 2005)

yaitu:

a. Faktor internal terdiri dari: kepribadian, keterampilan dan faktor kognitif.

b. Faktor eksternal

1) Konteks (waktu, sejarah, budaya dan sosial).

Page 72: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

56

2) Fisik (mempengaruhi individu untuk berpikir tentang masa depan).

Berdasar pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan seorang remaja antara lain:

motivasi individu dan lingkungan.

D. Hubungan Antara Bimbingan Karir dan Orientasi Masa Depan

Terhadap Keputusan Karir

Keputusan karir seorang remaja dimulai saat ia duduk di bangku sekolah

menengah atas, dimana ia harus menentukan pilihan jurusan sesuai dengan karir

yang akan dipilihnya. Hal ini tidak sesederhana yang kkita bayangkan. Setelah

menentukan jurusan, mereka harus mencari informasi karir yang sesuai dengan

pilihan karir yang didinginkan dan kompetensi apa yang harus dimiliki untuk

memasuki karir tersebut, sesuai dengan bakat dan minat.

Keputusan karir yang kurang tepat berakibat meningkatnya tingkat

pengangguran masyarakat. Hal ini biasanya terjadi karena dalam memutuskan

suatu karir remaja kurang memahami bakat dan minatnya yang disesuaikan

dengan jenis lapangan pekerjaan yang ada, sehingga setelah memasuki karir

tertentu mereka merasa kurang sesuai bakat dan minat.

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi keputusan karir seorang remaja,

baik dari dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Hal ini sesuai dengan

pendapat Super (Savickas, 2001) bahwa individu dikatakan matang atau siap

untuk membuat keputusan karir jika pengetahuan yang dimilikinya untuk

Page 73: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

57

membuat keputusan karir didukung informasi yang kuat mengenai pekerjaan

berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukan.

Salah satu upaya sekolah dalam rangka membantu remaja mendapat

informasi dan eksplorasi karir melalui layanan bimbingan konseling. Salah satu

layanan dalam bimbingan konseling adalah layanan bimbingan karir. Secara

umum tujuan bimbingan karir di sekolah adalah membantu remaja memiliki

keterampilan dalam mengambil keputusan karir di masa depan sesuai bakat, minat

dan kesempatan.

Peran bimbingan karir tersebut sesuai dengan hasil penelitian Arifah

(2005) yang menunjukkan bahwa bimbingan karir yang efektif membuat remaja

mandiri dalam pemilihan karir. Penelitian lain yang dilakukan Nur Khayati (2006)

juga membuktikan bahwa layanan informasi dalam bimbingan karir efektif

terhadap kesiapan kerja secara psikologis pada remaja. Faktor yang

mempengaruhi remaja dalam kesiapan kerja secara psikologis yaitu pengetahuan

tentang pemahaman diri dalam memasuki pekerjaan dan informasi tentang

pekerjaan yang akan dimasuki nantinya, sehingga melalui pemberian layanan

informasi bimbingan karir remaja akan lebih mantap dalam menyiapkan diri

memasuki dunia kerja sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Berdasarkan uraian di atas, terlihat hubungan antara keputusan karir

remaja dengan bimbingan karir, yaitu bimbingan karir yang efektif akan memberi

kontribusi yang besar terhadap keputusan karir remaja. Bimbingan karir yang

efektif juga membantu remaja dalam proses membentuk individu yang mengerti

dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang karir unuk

Page 74: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

58

akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan, memasukinya dan membina karir

dalam bidang tersebut. Apabila informasi karir dan profesi sudah dipahami sejak

dini, maka remaja akan memiliki keyakinan dalam memilih program studi dan

perguruan tinggi sehingga tidak lagi terjadi kebingungan, salah memilih atau

bahkan memilih karena terpaksa.

Di samping bimbingan karir, faktor yang mempengaruhi keputusan karir

remaja adalah orientasi masa depan. Orientasi masa depan adalah suatu gambaran

yang dimiliki individu tentang dirinya dalam konteks masa depan. Gambaran ini

memungkinkan individu menentukan tujuan-tujuannya dan mengevaluasi sejauh

mana tujuan tersebut dapat direalisasikan. Orientasi masa depan menggambarkan

bagaimana seseorang memandang dirinya di masa yang akan datang, gambaran

tersebut membantu individu dalam menempatkan dan mengambil keputusan

karirnya.

Jadi hubungan antara ketiga variabel yaitu remaja memperoleh informasi

karir dan pemahaman diri melalui bimbingan karir, dengan pemahaman tersebut

remaja akan memandang masa depannya dengan optimis sehingga ia dapat

mengambil keputusan karir dengan tepat sesuai bakat dan minatnya.

Adapun hubungan antara bimbingan karir dan orientasi masa depan

terhadap keputusan karir dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Page 75: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

59

Keterangan Gambar :

: Hubungan Antara Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat

: Hubungan Secara Bersama-sama

Bimbingan Karir

Orientasi Masa

Depan

Keputusan Karir

Bagan 2

Hubungan Antar Variabel

Dari skema penelitian di atas, maka variabel yang menjadi kajian dalam

penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dalam

penelitian adalah bimbingan karir dan orientasi masa depan.

2. Variabel Independen (Terikat)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam

penelitian ini adalah pengambilan keputusan karir remaja.

Page 76: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

60

E. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori, hipotesis penelitian

ini adalah:

1. Ada hubungan positif antara efektifitas bimbingan karir dan orientasi masa

depan dengan pengambilan keputusan karir remaja.

2. Ada hubungan positif antara orientasi masa depan dengan pengambilan

keputusan karir remaja.

3. Ada hubungan positif antara efektivitas bimbingan karir dengan pengambilan

keputusan karir remaja.

Page 77: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

62

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian explanatory research. Jenis penelitian

explanatory research bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara

variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.

B. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat : Pengambilan Keputusan Karir (Y)

2. Variabel Bebas : a. Efektivitas Bimbingan Karir (X1)

b. Orientasi Masa Depan (X2)

C. Definisi Operasional

1. Keputusan karir adalah suatu tindakan untuk dapat memutuskan atau

menjatuhkan pilihan pada satu pilihan karir dari berbagai macam pilihan karir

yang ada. Keputusan karir diukur menggunakan skala keputusan karir yang

disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikembangkan oleh Parsons (dalam

Winkel & Hastuti, 2006), yaitu: pengetahuan dan pemahaman diri sendiri,

pengetahuan dan pemahaman dunia kerja dan penalaran yang realistis.

Semakin tinggi skor pada Skala Keputusan Karir menunjukkan semakin baik

keputusan memilih karir, sebaliknya semakin rendah skor menunjukkan

semakin buruk keputusan memilih karir.

Page 78: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

63

2. Efektivitas Bimbingan Karir di sekolah adalah hasil program bimbingan karir,

merupakan bantuan dari guru Bimbingan dan Konseling yang dirasakan anak

yang dapat menimbulkan rasa aman, percaya diri dan mandiri dalam membuat

keputusan dan melakukan tindakan maupun penyesuaian diri. Bimbingan karir

diukur menggunakan skala keefektifan bimbingan karir yang disusun

berdasarkan aspek-aspek yang dikembangkan oleh Slameto (2010), yaitu:

mengenal dirinya sendiri, mengenal dunia kerja, memahami kompetensi

pekerjaan dan dapat memutuskan bagaimana bentuk kehidupan yang

diharapkan. Semakin tinggi skor pada skala menunjukkan program bimbingan

karir semakin efektif, sebaliknya semakin rendah skor menunjukkan

pelaksanaan program bimbingan karir semakin tidak efektif.

3. Orientasi masa depan adalah gambaran individu tentang dirinya dalam konteks

masa depan, yang akan membantu individu mengarahkan dirinya untuk

mencapai sejumlah peubahan yang sistematis untuk mencapai tujuan. Orientasi

masa depan diukur menggunakan skala orientasi yang disusun berdasarkan

aspek-aspek yang dikembangkan oleh (Nurmi, 2004), yaitu: motivasi,

perencanaan dan evaluasi. Semakin tinggi skor menunjukkan remaja semakin

optimis terhadap orientasi masa depannya, semakin rendah skor menunjukkan

remaja semakin pesimis menghadapi orientasi masa depannya.

Page 79: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

64

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian (Arikunto, 2006).

Sedangkan menurut Sudjana (1996) populasi adalah totalitas semua nilai yang

mungkin, hasil perhitungan atau pengukuran kuantitatif maupun kualitatif

mengenai karakteristik tertentu dari semua kumpulan yang lengkap dan jelas

yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Jadi, populasi adalah obyek yang akan

dijadikan sasaran penelitian oleh peneliti.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII sebuah SMA

Negeri di Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah 314

siswa sesuai dengan tabel 2.

Tabel 2

Tabel Populasi

No Kelas Perempuan Laki-laki Jumlah

1 XII1 26 14 40

2 XII2 22 16 38

3 XII3 22 18 40

4 XII4 24 16 40

5 XII5 22 17 39

6 XII6 22 18 40

7 XII7 23 16 39

8 XII8 25 13 38

Jumlah 186 128 314

Page 80: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

65

2. Sampel Penelitian

Sampel menurut Arikunto (2006) adalah sebagian atau wakil dari

populasi yang diteliti, yang mencerminkan segala karakteristik yang dimiliki

oleh keseluruhan populasi. Sampel penelitian berjumlah 120 remaja dengan

rincian usia 17 tahun 65%, 18 tahun 25%, 19 tahun 10%. Adapun jumlah

sampel dapat dilihat dalam tabel 3.

Tabel 3

Tabel Sampel Penelitian

No Kelas Perempuan Laki-laki Jumlah

1 XII1 10 5 15

2 XII2 9 6 15

3 XII3 9 6 15

4 XII4 8 7 15

5 XII5 10 5 15

6 XII6 8 7 15

7 XII7 10 5 15

8 XII8 10 5 15

Jumlah 74 46 120

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling

sederhana (Simple Random sampling), yaitu suatu tipe sampling probabilitas,

dimana peneliti dalam memilih sampel dengan memberikan kesempatan yang

sama kepada semua anggota populasi untuk ditetapkan sebagai sampel. Peneliti

mengambil lima belas orang dari tiap kelas dengan cara pengundian, sehingga

sampel yang digunakan sebanyak 120 siswa.

Page 81: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

66

E. Metode Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang digunakan untuk penelitian, maka metode

yang digunakan adalah:

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya

(Arikunto, 2006). Adapun data-data yang diperoleh adalah:

a) Data siswa kelas XII sebuah SMA di Kabupaten Klaten.

b) Data tentang Profil sebuah SMA di Kabupaten Klaten.

2. Angket

Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya

atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006). Peneliti memberikan pernyataan

secara tertulis kepada responden untuk dijawab dengan menggunakan skala

likert. Adapun untuk memperoleh data dalam penelitian ini menggunakan tiga

skala, yaitu: a) skala keefektifan bimbingan karir, b) skala orientasi masa depan

dan c) skala pengambilan keputusan karir remaja.

a) Skala Keefektifan Bimbingan Karir

Skala keefektifan bimbingan karir yang digunakan berdasarkan

aspek-aspek dikembangkan oleh Slameto (2010), yaitu: mengenal dirinya

sendiri, mengenal dunia kerja, memahami kompetensi pekerjaan dan dapat

memutuskan bagaimana bentuk kehidupan yang diharapkan.

Page 82: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

67

Skala keefektifan bimbingan karir ini mempunyai pilihan jawaban

yaitu: sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak

sesuai (STS). Skor dalam setiap aitem berkisar dari 4 sampai dengan 1

diberikan untuk aitem yang bersifat favorable, sedangkan untuk unfavorable

bergerak dari 1 sampai 4. Makin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti

semakin tinggi keefektifan bimbingan karir tersebut, demikian juga

sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek berarti semakin

rendah keefektifan bimbingan karir tersebut.

Tabel 4

Skala Keefektifan Bimbingan Karir

No. Aspek Nomor Item Total

Favorable Unfavorable

1 Mengenal dirinya sendiri 1,4,27,25 6,23,24,30 8

2 Mengenal dunia kerja 2,10,17,20 9,12,16,26 8

3 Memahami kompetensi

pekerjaan

7,13,11,29 8,14,21,28 8

4 Dapat memutuskan

bagaimana bentuk kehidupan

yang diharapkan

5,15,19 3,18,22 6

Total 15 15 30

b) Skala Orientasi Masa Depan

Skala orientasi masa depan yang digunakan berdasarkan aspek-

aspek: motivasi, perencanaan dan evaluasi. Skala orientasi masa depan

mempunyai pilihan jawaban yaitu: sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak

sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Skor dalam setiap aitem berkisar

dari 4 sampai dengan 1 diberikan untuk aitem yang bersifat favorable,

sedangkan untuk unfavorable bergerak dari 1 sampai 4. Makin tinggi skor

yang diperoleh subjek berarti semakin tinggi orientasi masa depan yang

Page 83: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

68

dimiliki. Demikian juga sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh

subjek berarti semakin rendah orientasi masa depan yang dimiliki.

Tabel 5

Skala Orientasi Masa Depan

No. Aspek Nomor Item Total

Favorable Unfavorable

1 Motivasi 1,7,15,18,25 5,13,19,23,26 10

2 Perencanaan 3,9,10,21,27 8,11,16,24,28 10

3 Evaluasi 2,6,14,20,29 4,12,17,22,30 10

Total 15 15 30

c) Skala Pengambilan Keputusan Karir Remaja

Skala pengambilan keputusan karir yang digunakan berdasarkan

aspek-aspek: pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, pengetahuan dan

pemahaman dunia kerja serta penalaran yang realistis. Skala pengambilan

keputusan karir mempunyai pilihan jawaban yaitu: sangat sesuai (SS),

sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Skor dalam

setiap aitem berkisar dari 4 sampai dengan 1 diberikan untuk aitem yang

bersifat favorable, sedangkan untuk unfavorable bergerak dari 1 sampai 4.

Makin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti semakin tinggi pengambilan

keputusan karir yang dimiliki. Demikian juga sebaliknya semakin rendah

skor yang diperoleh subjek berarti semakin rendah pengambilan keputusan

karir yang dimiliki.

Page 84: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

69

Tabel 6

Skala Pengambilan Keputusan Karir

No. Aspek Nomor Item Total

Favorable Unfavorable

1 Pengetahuan dan

pemahaman diri sendiri

1,3,15,18,25 4,8,14,22,27 10

2 Pengetahuan dan

pemahaman dunia kerja

2,9,13,20,28 5,11,16,23,29 10

3 Penalaran yang realistis 7,12,17,21,26 6,10,19,24,30 10

Total 15 15 30

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner/angket. Penelitian ini menggunakan pengujian validitas dengan

corrected item-total corelation, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap

item dengan skor totalnya. Teknik statistik yang digunakan untuk mencari

koefisien korelasi adalah teknik product moment dari Pearson. Besarnya

validitas tiap butir pertanyaan dapat dilihat dari SPSS pada kolom Corrected

Items Total Correlation. Kriteria uji validitas secara singkat (rule of tumb)

adalah 0,3. Jika korelasi sudah lebih besar dari 0,3 pertanyaan yang dibuat

dikategorikan shahih/valid (Setiaji, 2008).

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur kehandalan jawaban dari

suatu kuesioner/angket. Suatu kuesioner/angket dikatakan reliabel atau handal

jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu. Dengan bantuan program SPSS hasilnya akan diketahui

Page 85: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

70

dengan melihat output SPSS. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila nilai

Cronbach Alpha > dari 0,6 (Setiaji, 2008).

G. Metode Analisis Data

Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji Normalitas

dan uji Linearitas. Uji Normalitas berguna untuk mengetahui apakah skor setiap

variabel memiliki distribusi normal sedangkan uji linearitas berguna untuk

mengetahui linearitas hubungan antara skor variabel bebas dengan skor variabel

tergantung. Adapun metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis

adalah analisis regresi linier berganda. Menurut Sugiyono (2010), regresi linier

berganda adalah suatu teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Page 86: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

71

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

1. Orientasi Kancah Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu harus memahami kancah

atau lokasi penelitian dan mempersiapkan segala sesuatu yang berkenaan

dengan jalannya penelitian. Penulis melakukan observasi pendahuluan sebelum

menentukan kancah penelitian. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih

menghemat waktu dan memperoleh jumlah sampel penelitian yang cukup

banyak serta dapat dilakukan penelitian secara klasikal. Lokasi penelitian yang

digunakan adalah salah satu SMA Negeri di Kabupaten Klaten.

2. Karakteristik Subjek Try Out

Subjek yang dijadikan sampel untuk uji coba skala penelitian ini

memiliki karakter dan tingkatan kelas yang sama, yaitu kelas XII. Adapun

subjek yang dipakai untuk uji coba (try out) skala penelitian ini adalah siswa-

siswi pada salah satu SMA Negeri di Kabupaten Klaten kelas XII yang berada

di luar sampel penelitian yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu kelas XII

yang berjumlah 30 remaja.

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu penulis mengurus

persiapan administrasi, yaitu dengan mengajukan permohonan surat pengantar

penelitian dari pihak pengelola program pasca sarjana UMS. Peneliti

mendatangi salah satu SMA Negeri di Kabupaten Klaten pada tanggal 22

Page 87: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

72

November 2013 untuk meminta ijin guna melaksanakan penelitian. Setelah

bertemu dengan pihak sekolah, peneliti menyampaikan keinginan untuk

melakukan penelitian di sekolah tersebut dengan menyertakan surat

permohonan ijin melaksanakan penelitian. Setelah menceritakan

perkembangan sekolah, akhirnya pihak sekolah memberikan ijin untuk

melakukan try out skala penelitian pada keesokan harinya.

Pelaksanaan uji coba (try out) skala dilakukan pada hari Sabtu, tanggal

23 November 2013 pada siswa-siswi kelas XII SMA Negeri di Kabupaten

Klaten yang berjumlah 30 remaja. Pengumpulan data dilakukan dengan

memberikan 3 skala kepada remaja. Adapun skala yang dibagikan adalah skala

efektivitas bimbingan karir (30 aitem), skala orientasi masa depan (30 aitem)

dan skala keputusan karir (30 aitem) diberikan secara langsung kepada subjek.

Pada waktu pelaksanaan dan pengumpulan data dari responden, peneliti

dibantu oleh seorang guru. Selanjutnya, pada saat skala diberikan, penulis

menerangkan maksud pemberian skala tersebut serta tata cara pengisiannya.

Pengambilan skala dilakukan pada saat itu juga setelah semua remaja selesai

mengerjakannya. Rata-rata waktu yang digunakan subjek untuk mengisi

seluruh skala berkisar antara 60 sampai 90 menit. Hasil dari 3 (tiga) skala yang

dibagikan kepada 30 remaja semuanya terisi dan terkumpul kembali sehingga

memenuhi syarat untuk dilakukan tabulasi skor dan dianalisis.

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Setelah dilakukan tabulasi skor, kemudian dilakukan pengujian

terhadap instrumen penelitian. Instrumen penelitian tersebut kemudian diuji

Page 88: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

73

validitas dan reliabilitasnya guna mengetahui validitas dan reliabilitas pada

setiap butir aitem pertanyaan.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner/angket. Penelitian ini menggunakan pengujian validitas

dengan corrected item-total corelation, yaitu dengan cara mengkorelasikan

skor tiap item dengan skor totalnya. Teknik statistik yang digunakan untuk

mencari koefisien korelasi adalah teknik product moment dari Pearson.

Kriteria uji validitas adalah 0,3. Jika korelasi sudah lebih besar dari 0,3

pertanyaan yang dibuat dikategorikan shahih/valid (Setiaji, 2008).

1) Efektivitas Bimbingan Karir

Berdasarkan hasil uji validitas dari 30 aitem yang diajukan,

terdapat 28 aitem yang dinyatakan valid dan 2 aitem lainnya dinyatakan

tidak valid (gugur). Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7

Susunan Aitem Skala Efektivitas Bimbingan Karir No Aspek Aitem Jmlh

Favorable Unfavorable

Nomor Valid Invalid Nomor Valid Invalid

1 Mengenal dirinya

sendiri

1,4,27,

25

1,4,27 25 6,23,

24,30

6,23,

24,30 - 8

2 Mengenal dunia

kerja

2,10,

17,20

2,10,

17, 0 - 9,12,

16,26

9,12,

16,26 - 8

3 Dapat memutuskan

suatu karir

7,13,

11,29

7,13,

11,29 - 8,14,

21,28

8,14,

21,28 - 8

4 Dapat memutuskan

bagaimana bentuk

kehidupan yang

diharapkan

5,15,

19

5,15,19 - 3,18,22 18,22 3 6

Jumlah 15 14 1 15 14 1 30

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2013

Page 89: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

74

Berdasarkan pada tabel 7 menunjukkan bahwa pada aspek

mengenal dirinya sendiri berjumlah 8 aitem, terdiri dari 4 aitem favorable

dan 4 aitem unfavorable. Dari 4 aitem favorable yang diujikan terdapat 1

aitem yang tidak valid sehingga aitem yang dinyatakan valid berjumlah 3

aitem. Sementara pada aitem unfavorable, dari 4 aitem yang diujikan

semua dinyatakan valid. Selanjutnya pada aspek mengenal dunia kerja,

jumlah aitem yang diujikan berjumlah 8 aitem yang terdiri dari 4 aitem

favorable dan 4 aitem unfavorable. Dari hasil pengujian yang dilakukan,

semua aitem tersebut dinyatakan valid. Berikutnya pada aspek dapat

memutuskan suatu karir terdapat 8 aitem yang diujikan, terdiri dari 4

item favorable dan 4 item unfavorable. Berdasarkan hasil pengujian yang

dilakukan diketahui bahwa semua item dinyatakan valid. Adapun pada

aspek dapat memutuskan bagaimana bentuk kehidupan yang diharapkan,

jumlah aitem yang diujikan adalah 6 aitem yang terdiri dari 3 aitem

favorable dan 3 aitem unfavorable. Dari 3 aitem favorable yang diujikan

semua aitem dinyatakan valid. Sementara untuk aitem unfavorable, dari 3

aitem terdapat 1 aitem yang dinyatakan tidak valid sehingga aitem yang

dinyatakan valid berjumlah 2 aitem. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa jumlah aitem yang dapat digunakan untuk penelitian

pada variabel efektivitas bimbingan karir adalah 28 aitem yang terdiri

dari 14 aitem favorable dan 14 aitem unfavorable.

Page 90: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

75

2) Orientasi Masa Depan

Berdasarkan hasil uji validitas dari 30 aitem yang diujikan

terdapat 29 aitem yang dinyatakan valid dan 1 aitem yang dinyatakan

tidak valid (gugur). Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8

Susunan Aitem Skala Orientasi Masa Depan

No Aspek Aitem Jmlh

Favorable Unfavorable

Nomor Valid Invalid Nomor Valid Invalid

1 Motivasi 1,7,15,

18,25

1,7,15,

18,25 - 5,13,19,

23,26

5,13,19,

23,26 - 10

2 Perencanaan 3,9,10,

21,27

3,9,10,

21,27 - 8,11,16,

24,28

8,11,16,

24,28 - 10

3 Evaluasi 2,6,14,

20,29

2,6,14,

20,29 2 4,12,17,

22,30

4,12,17,

22,30 - 10

Jumlah 15 14 1 15 15 - 30

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2013

Pada tabel 8 diketahui bahwa aspek motivasi berjumlah 10 aitem

yang terdiri dari 5 aitem favorable dan 5 aitem unfavorable. Dari hasil

pengujian data menunjukkan bahwa untuk semua item tersebut

dinyatakan valid. Sementara itu, pada aspek perencanaan juga berjumlah

10 aitem, terdiri dari 5 aitem favorable dan 5 aitem unfavorable.

Berdasarkan hasil uji data yang dilakukan diketahui bahwa untuk semua

aitem tersebut dinyatakan valid. Adapun untuk aspek evaluasi, jumlah

aitemnya adalah 10 yang terdiri dari 5 aitem favorable dan 5 aitem

unfavorable. Hasil uji data menunjukkan untuk aitem favorable terdapat

1 aitem yang tidak valid sehingga terdapat 4 aitem yang valid sedangkan

untuk aitem unfavorable, semua aitem dinyatakan valid. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa jumlah aitem yang dapat digunakan

Page 91: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

76

untuk penelitian pada variabel orientasi masa depan adalah 29 aitem yang

terdiri dari 14 aitem favorable dan 15 aitem unfavorable.

3) Pengambilan Keputusan Karir

Berdasarkan hasil uji validitas dari 30 aitem yang diujikan

terdapat 28 aitem yang dinyatakan valid dan 2 aitem lainnya dinyatakan

tidak valid (gugur). Penjelasan selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 9.

Tabel 9

Susunan Aitem Skala Pengambilan Keputusan Karir

No Aspek Aitem Jmlh

Favorable Unfavorable

Nomor Valid Invalid Nomor Valid Invalid

1 Pengetahuan

dan

pemahaman

diri sendiri

1,3,15,

18,25

1,3,15,

18,25 - 4,8,14,

22,27

4,8 ,22,

27 14 10

2 Pengetahuan

dan

pemahaman

dunia kerja

2,9,13,

20,28

2,9,13,

20,28 - 5,11,16,

23,29

5,11,16

, 23,29 - 10

3 Penalaran

yang

realistis

7,12,17,

21,26

7,12,17,

21,26 - 6,10,19,

24,30

10,19,

24,30 6 10

Jumlah 15 15 - 15 13 2 30

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2013

Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 10 aitem pada aspek

pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, yang terdiri dari 5 aitem

favorable dan 5 aitem unfavorable, terdapat 1 aitem yang tidak valid.

Dengan demikian, terdapat 9 aitem yang dinyatakan valid, yaitu 5 aitem

favorable dan 4 aitem unfavorable. Selanjutnya pada aspek pengetahuan

dan pemahaman dunia kerja dari 10 aitem yang terdiri dari 5 aitem

favorable dan 5 aitem unfavorable, semua aitem yang diujikan

dinyatakan valid. Sementara itu untuk aspek penalaran yang realistis

Page 92: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

77

dengan jumlah 10 aitem yang terdiri dari 5 aitem favorable dan 5 aitem

unfavorable, terdapat 1 aitem yang dinyatakan tidak valid. Dengan

demikian, terdapat 9 aitem yang dinyatakan valid yang terdiri dari 5

aitem faovourable dan 4 aitem unfavorable. Berdasarkan penjelasan

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah aitem yang dapat

digunakan untuk penelitian pada variabel pengambilan keputusan karir

adalah 28 aitem yang terdiri dari 15 aitem favorable dan 13 aitem

unfavorable.

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur kehandalan jawaban dari

suatu kuesioner/angket. Suatu kuesioner/angket dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Dengan bantuan program SPSS hasilnya akan

diketahui dengan melihat output SPSS. Suatu variabel dikatakan reliabel

apabila nilai Cronbach Alpha > dari 0,6 (Setiaji, 2008). Hasil uji reliabilitas

instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Nilai Alpha Standar Kritis

Nilai Alpha

Keputusan

Efektivitas Bimbingan Karir 0,937 0,60 Reliabel

Orientasi Masa Depan 0,961 0,60 Reliabel

Pengambilan Keputusan Karir 0,921 0,60 Reliabel

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2013

Berdasarkan tabel 10, hasil uji reliabilitas diperoleh nilai alpha untuk

skala efektivitas bimbingan karir adalah 0,937, orientasi masa depan 0,961

Page 93: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

78

dan pengambilan keputusan karir 0,921 lebih besar dari 0,6. Hasil pengujian

ini menunjukkan bahwa ketiga instrumen tersebut dinyatakan

handal/reliabel.

4. Penyusunan Alat Ukur Untuk Penelitian

Setelah perhitungan validitas dan reliabilitas dan diketahui hasilnya,

maka langkah selanjutnya adalah menyusun ulang butir-butir aitem yang valid

untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data penelitian yang sebenarnya.

Adapun butir-butir yang gugur tidak diikutsertakan dalam pengambilan data

penelitian karena tidak memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Susunan

distribusi ulang skala untuk penelitian dapat dilihat pada tabel 11, 12, 13.

Tabel 11

Blue Print Skala Efektivitas Bimbingan Karir Setelah Tryout

No Aspek Nomor Item Jmlh

Favorable Unfavorable

1 Mengenal dirinya sendiri 1,3,25 5,22,23,28 7

2 Mengenal dunia kerja 2,9,16,19 8,11,15,24 8

3 Dapat memutuskan suatu karir 6,12,10,27 7,13,20,26 8

4 Dapat memutuskan bagaimana

bentuk kehidupan yang diharapkan

4,14,18 17,21 5

Jumlah 14 14 28

Tabel 12

Blue Print Skala Orientasi Masa Depan Setelah Tryout

No Aspek Nomor Item Jmlh

Favorable Unfavorable

1 Motivasi 1,6,14,17,24 4,12,19,22,25 10

2 Perencanaan 2,8,9,20,26 7,10,15,23,27 10

3 Evaluasi 5,13,19,28 3,11,16,23,29 9

Jumlah 14 15 29

Page 94: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

79

Tabel 13

Blue Print Skala Pengambilan Keputusan Karir Setelah Tryout

No Aspek Nomor Item Jmlh

Favorable Unfavorable

1 Pengetahuan dan pemahaman diri

sendiri

1,3,13,16,23 4,7,20,25 9

2 Pengetahuan dan pemahaman

dunia kerja

2,8,12,18,26 5,10,14,21,27 10

3 Penalaran yang realistis 6,11,15,19,24 9,17,22,28 9

Jumlah 15 13 28

C. Pelaksanaan Penelitian

1. Penentuan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XII, terdiri dari

kelas XII1 sampai dengan XII8 SMA Negeri di Kabupaten Klaten yang

berjumlah 314 remaja. Subjek penelitian adalah seluruh kelas XII yang pada

tiap-tiap kelas diambil sebanyak 15 orang remaja. Dengan demikian, jumlah

subjek penelitian berjumlah 120 orang remaja. Adapun teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan random sampling sederhana

(simple random sampling), yaitu suatu tipe sampling probabilitas, dimana

peneliti dalam memilih sampel dengan memberikan kesempatan yang sama

kepada semua anggota populasi untuk ditetapkan sebagai sampel.

2. Pengumpulan Data

Proses pelaksanaan penelitian dimulai pada tanggal 22 November

sampai dengan 7 Desember 2015. Proses penyebaran skala penelitian

dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 7 Desember 2015. Penyebaran skala

dilakukan dengan membagikan skala efektivitas bimbingan karir, skala

orientasi masa depan dan skala pengambilan keputusan karir kepada subjek

Page 95: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

80

penelitian secara langsung. Sebelum subjek mengisi skala, terlebih dahulu

diberikan pengarahan singkat tentang bagaimana cara mengisi skala tersebut

dan diinstruksikan untuk mengerjakan pada saat itu juga. Skala disediakan

untuk subjek sebanyak 120 remaja. Skala terbagi habis kepada subjek

penelitian, karena seluruh subjek hadir untuk melaksanakan kegiatan pengisian

angket penelitian. Dengan demikian, jumlah sampel adalah sebanyak 120

remaja sesuai dengan yang ditetapkan oleh peneliti. Pengambilan skala

dilakukan pada saat semua remaja telah selesai mengerjakannya. Rata-rata

waktu yang digunakan subjek untuk mengisi seluruh skala berkisar antara 60

sampai 90 menit. Sebanyak 120 eksemplar skala yang dibagikan kepada subjek

penelitian, semua kembali dan memenuhi syarat untuk diskor dan dianalisis.

3. Pelaksanaan Skoring

Pelaksanaan skoring dilakukan setelah data terkumpul. Setelah data

terkumpul selanjutnya adalah melakukan skoring untuk analisis data. Skor

aitem untuk masing-masing skala bergerak dari 1 (satu) sampai 4 (empat)

dengan memperhatikan sifat item favorable (mendukung) dan unfavorable

(tidak mendukung). Skor tetinggi dari masing-masing aitem adalah empat

sedangkan nilai terendah adalah satu, kemudian skor yang diperoleh dari

subjek penelitian dijumlahkan. Total skor skala yang diperoleh akan dipakai

dalam analisis data.

Page 96: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

81

D. Hasil Analisis Data

Perhitungan untuk analisis data dilakukan dengan bantuan komputer

program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows release versi

16.00. Sebelum dilakukan perhitungan analisis data, terlebih dahulu dilakukan

perhitugan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan linearitas.

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu

data. Adapun pengujian normalitas ini dengan menggunakan uji One Sample

Kolomogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data

dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau

0,05.

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data yang diperoleh untuk

setiap variabel adalah sebagai berikut:

1) Variabel efektivitas bimbingan karir memperoleh nilai K-S Z = 1,114

dengan signifikansi = 0,167 sehingga dapat disimpulkan bahwa p>0,05

(0,167>0,050). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaran data memiliki

distribusi normal.

2) Variabel orientasi masa depan memperoleh nilai K-S Z = 3,366 dengan

signifikansi = 0,080 sehingga dapat disimpulkan bahwa p>0,05

(0,080>0,050). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaran data memiliki

distribusi normal.

Page 97: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

82

3) Variabel cara mengajar memperoleh nilai K-S Z = 1,284 dengan

signifikansi = 0,074 sehingga dapat disimpulkan bahwa p>0,05

(0,074>0,050). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebaran data memiliki

distribusi normal.

Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14

Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas Mean SD K-SZ Sign (p) Keterangan

Efektivitas Bimbingan

Karir

102,36 5,799 1,114 0,05 Normal

Orientasi Masa depan 106,82 15,934 3,366 0,05 Normal

Pengambilan Keputusan

Karir

97,82 10,223 1,284 0,05 Normal

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2015

Hasil uji normalitas pada tabel 14 menunjukkan sebaran yang

normal dari variabel efektivitas bimbingan karir, orientasi masa depan dan

pengambilan keputusan karir. Hal itu ditunjukkan dengan nilai K-SZ yang

lebih besar dari 0,05.

b. Uji Linearitas

Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas

(efektivitas bimbingan karir dan orientasi masa depan) dengan variabel

tergantung (pengambilan keputusan karir) memiliki korelasi yang searah

(linier) atau tidak. Kaidah uji yang digunakan adalah jika linearity berada

pada taraf signifikansi atau p<0,05. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa:

1) Berdasarkan uji linieritas antara pengambilan keputusan karir dan

efektivitas bimbingan karir diperoleh nilai F = 571,911; p = 0,000

(p<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengambilan keputusan

Page 98: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

83

karir dan efektivitas bimbingan karir memiliki korelasi yang searah

(linear).

2) Berdasarkan uji linearitas antara pengambilan keputusan karir dan

orientasi masa depan diperoleh nilai F = 367,497; p = 0,000 (p<0,05).

Hal tersebut menunjukkan bahwa pengambilan keputusan karir dan

orientasi masa depan memiliki korelasi yang searah (linear).

Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15

Hasil Uji Linearitas

No Variabel F Sig. Keterangan

1 Efektivitas Bimbingan Karir –

Pengambilan Keputusan Karir

571,911 0,000 Linier

2 Orientasi Masa Depan –

Pengambilan Keputusan Karir

367,497 0,000 Linier

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2015

Hasil uji linieritas di atas menunjukkan korelasi yang linier antara

efektivitas bimbingan karir dan orientasi masa depan dengan pengambilan

keputusan karir. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi linearity adalah

lebih kecil dari 0,05.

c. Uji Kolinieritas

Uji kolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Keberadaan

kolinieritas dapat dilihat pada nilai VIF yang tinggi ≥ 10 atau Tolerance

yang rendah ≤ 0,10 (Ghozali, 2011). Hasil pengujian menunjukkan bahwa

dalam model regresi tidak ditemukan adanya korelasi yang tinggi antar

variabel bebas (independen). Hal ini ditunjukkan dengan nilai VIF yang

rendah (kurang dari 10) terlihat pada tabel 16:

Page 99: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

84

Tabel 16

Hasil Uji Kolinieritas

Model

Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Tolerance VIF

1 (Constant) 4.791 3.413

Bimbingan Karir .606 .076 .260 3.852

Orientasi Masa Depan .323 .072 .260 3.852

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2015

2. Uji Hipotesis

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel bebas (efektivitas bimbingan belajar dan orientasi masa depan)

terhadap variabel terikat (pengambilan keputusan karir). Hasil perhitungan

analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 17.

Tebel 17

Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.791 3.413 1.404 .163

Bimbingan Karir .606 .076 .602 7.948 .000

Orientasi Masa Depan .323 .072 .338 4.464 .000

a. Dependent Variable: Keputusan Karir

Sumber: Data Primer yang diolah, 2015

Berdasarkan hasil tabel koefisien regresi di atas, maka diperoleh

persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 4,791 + 0,606 X1 + 0,323X2

Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 4,791. Artinya, jika efektivitas bimbingan karir dan

orientasi masa depan nilainya adalah 0, maka pengambilan keputusan karir

remaja nilainya adalah 4,791. Memberikan arti bahwa tanpa adanya

Page 100: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

85

pengaruh bimbingan karir dan orientasi masa depan, estimasi besarnya

keputusan karir memiliki nilai konstan sebesar 4,791 satuan.

b. Koefisien regresi variabel efektivitas bimbingan karir sebesar 0,606.

Artinya, jika variabel independen lain nilainya tetap dan efektivtas

bimbingan karir mengalami kenaikan 1 poin, maka pengambilan keputusan

karir akan mengalami kenaikan sebesar 0,606 poin. Koefisien bernilai

positif, artinya terjadi hubungan positif antara efektivitas bimbingan karir

dan pengambilan keputusan karir, yaitu apabila efektivitas bimbingan karir

semakin tinggi maka semakin tinggi pula pengambilan keputusan karir.

c. Koefisien regresi variabel orientasi masa depan sebesar 0,323. Artinya, jika

variabel independen lain nilainya tetap dan orientasi masa depan mengalami

kenaikan 1 poin, maka pengambilan keputusan karir akan mengalami

kenaikan sebesar 0,323 poin. Koefisien bernilai positif; artinya terjadi

hubungan positif antara orientasi masa depan dan pengambilan keputusan

karir, yaitu apabila orientasi masa depan semakin tinggi maka semakin

tinggi pula pengambilan keputusan karir.

3. Uji t

Uji t untuk mengetahui pengaruh secara individu variabel bebas

(Bimbingan karir, dan orientasi masa depan) terhadap variabel dependen

(keputusan karir) diketahui t hitung (Bimbingan karir) sebesar 7,948 (sig. 0,000

< 0,05) atau t hitung 7,948 > t tabel 2,048 pada taraf signifikansi =0,05.

Sehingga hipotesis nol yang berbunyi tidak ada pengaruh bimbingan karir

Page 101: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

86

terhadap keputusan karir ditolak, dengan demikian ada pengaruh bimbingan

karir terhadap keputusan karir pada taraf signifikansi 0,05 (tabel 19).

Pengaruh orientasi masa depan terhadap keputusan karir diketahui dari

t hitung (orientasi masa depan) sebesar 4,464 (sig. 0,000 < 0,05) atau t hitung

4,464 > t tabel 2,048 pada taraf signifikansi 0,05. Sehingga hipotesis nol yang

berbunyi tidak ada pengaruh orientasi masa depan terhadap keputusan karir

ditolak. Dengan demikian ada pengaruh orientasi masa depan terhadap

keputusan karir pada taraf signifikansi 0,05 (tabel 19).

4. Analisis Koefisien Determinasi

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan

pengaruh variabel bebas (efektivitas bimbingan karir dan orientasi masa depan)

terhadap variabel terikat (pengambilan keputusan karir) yang ditunjukkan

dengan besarnya Adjusted R Square. Hasil perhitungan analisis determinasi

dapat dilihat pada tabel 18.

Tabel 18

Hasil Analisis Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .909a .826 .823 4.994

Sumber: Data Primer yang Diolah, 2015

Berdasarkan perhitungan analisis koefisien determinasi, diperoleh

angka Adjusted R square sebesar 0,823 atau (82,3%). Hal ini menunjukkan

bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (efektivitas

bimbingan karir dan orientasi masa depan) terhadap variabel dependen

(pengambilan keputusan karir) sebesar 82,3%. Sedangkan sisanya sebesar

Page 102: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

87

17,7% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan

dalam model penelitian ini, misalnya: bimbingan orang tua, kepercayaan diri

maupun pengaruh teman sebaya.

5. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian disajikan guna mengetahui karakteristik data

pokok yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Deskripsi data pokok

yang disajikan adalah perbandingan antara rerata empiris dengan rerata

hipotesis penelitian dan distribusi skor perolehan berdasarkan kategori tertentu.

Rerata empiris diperoleh dari respon subjek, sementara itu rerata hipotesis

diperoleh dari rerata yang kemungkinan diperoleh subjek atas jawaban skala

yang diberikan. Dalam penelitian ini skala yang diberikan adalah skala

efektivitas bimbingan karir, skala orientasi masa depan dan skala pengambilan

keputusan karir. Selain tujuan di atas, deskripsi data juga diharapkan dapat

menghasilkan penyebaran subjek berdasarkan kategori skor yang diperoleh.

Berikut adalah deskripsi data dari masing-masing skala, yaitu:

a. Deskripsi Data Skala Efektivitas Bimbingan Karir

Skala penelitian efektivitas bimbingan karir terdiri dari 28 aitem

masing-masing aitemnya diberi skor yang berkisar 1 (satu) sampai 4

(empat). Skor terkecil yang mungkin diperoleh oleh subjek dalam penelitian

ini adalah 28 (28x1) dan skor terbesar 112 (28x4). Rentangan skor skala

sebesar 84 (112-28) dibagi dalam 6 (enam) standar deviasi, sehingga

diperoleh nilai standar deviasi sebesar 14 (84/6), dengan mean hipotetik

sebesar 70 (5/2x28).

Page 103: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

88

Skala efektivitas bimbingan karir pada penelitian ini didapatkan dari

deskripsi skor yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian (empirik) yaitu

skor minimum sebesar 83 dan skor maksimum sebesar 112 dengan

mean/rerata sebesar 102,36 dan standar deviasi sebesar 5,79.

Kategori skor subjek pada skala efektivitas bimbingan karir

berdasarkan norma kategori dengan distribusi normal kelompok subjek

dalam penelitian ini dapat dilihat berdasarkan tabulasi skor. Subjek yang

berada dalam kategori sangat rendah berjumlah 0 (0%) dengan rentang skor

28 ≤ X < 44,8. Subjek yang berada dalam kategori rendah berjumlah 2

(1,7%) dengan rentang skor 44,8 ≤ X < 61,6. Subjek yang berada dalam

kategori sedang berjumlah 0 (0%) dengan rentang skor 61,6 ≤ X < 78,4.

Subjek yang berada dalam kategori tinggi berjumlah 45 (37,5%) dengan

rentang 78,4 ≤ X < 95,2. Subjek yang berada dalam kategori sangat tinggi

berjumlah 73 (60,8%) dengan rentang skor 95,2 ≤ X < 112. Untuk lebih

lengkapnya dapat dilihat pada tabel 19.

Tabel 19

Kategori Skor Subjek Skala Efektivitas Bimbingan Karir

No Interval Skor Kategori Frekuensi Porsentase

1 28 ≤ X < 44,8 Sangat Rendah 0 0%

2 44,8 ≤ X < 61,6 Rendah 2 1,7%

3 61,6 ≤ X < 78,4 Sedang 0 0%

4 78,4 ≤ X < 95,2 Tinggi 45 37,5%

5 95,2 ≤ X < 112 Sangat Tinggi 73 60,8%

Jumlah 120 100%

Berdasarkan tabel 19, terlihat bahwa efektivitas bimbingan karir

tergolong dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 104: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

89

program bimbingan karis telah berjalan dengan efektif, sehingga remaja bisa

memahami kelebihan dan kekurangannya, bakat, minat dan berbagai jenis

pekerjaan serta memahami keterampilan yang dibutuhkan untuk jenis-jenis

pekerjaan tertentu.

b. Deskripsi Data Skala Orientasi Masa Depan

Skala penelitian orientasi masa depan terdiri dari 29 aitem masing-

masing aitemnya diberi skor yang berkisar 1 (satu) sampai 4 (empat). Skor

terkecil yang mungkin diperoleh oleh subjek dalam penelitian ini adalah 29

(29x1) dan skor terbesar 116 (29x4). Rentangan skor skala sebesar 87 (116-

29) dibagi dalam 6 (enam) standar deviasi, sehingga diperoleh nilai standar

deviasi sebesar 14,5 (87/6), dengan mean hipotetik sebesar 72,5 (5/2x29).

Skala orientasi masa depan pada penelitian ini didapatkan dari

deskripsi skor yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian (empirik) yaitu

skor minimum sebesar 58 dan skor maksimum sebesar 116, dengan

mean/rerata sebesar 106,82 dan standar deviasi sebesar 15,93.

Kategori skor subjek pada skala orientasi masa depan berdasarkan

norma kategori dengan distribusi normal kelompok subjek dalam penelitian

ini dapat dilihat berdasarkan tabulasi skor. Subjek yang berada dalam

kategori sangat rendah berjumlah 0 (0%) dengan rentang skor 29 ≤ X <

46,4. Subjek yang berada dalam kategori rendah berjumlah 4 (3,3%) dengan

rentang skor 46,4 ≤ X < 63,8, subjek yang berada dalam kategori sedang

berjumlah 1 (0,8%) dengan rentang skor 63,8 ≤ X < 81,2. Subjek yang

berada dalam kategori tinggi berjumlah 22 (18,3%) dengan rentang 81,2 ≤ X

Page 105: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

90

< 98,6. Subjek yang berada dalam kategori sangat tinggi berjumlah 93

(77,5%) dengan rentang skor 98,6 ≤ X < 116. Untuk lebih lengkapnya

dapat dilihat pada tabel 20.

Tabel 20

Kategori Skor Subjek Orientasi Masa Depan

No Interval Skor Kategori Frekuensi Porsentase

1 29 ≤ X < 46,4 Sangat Rendah 0 0%

2 46,4≤ X < 63,8 Rendah 4 3,3%

3 63,8≤ X < 81,2 Sedang 1 0,8%

4 81,2≤ X < 98,6 Tinggi 22 18,3%

5 98,6 ≤ X < 116 Sangat Tinggi 93 77,5%

Jumlah 120 100%

Berdasarkan tabel 20, terlihat bahwa orientasi masa depan tergolong

dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan orientasi masa depan

remaja sangat baik, sehingga mereka memandang masa depan karir dengan

optimis.

c. Deskripsi Data Skala Pengambilan Keputusan Karir

Skala penelitian pengambilan keputusan karir terdiri dari 28 aitem

masing-masing aitemnya diberi skor yang berkisar 1 (satu) sampai 4

(empat). Skor terkecil yang mungkin diperoleh oleh subjek dalam penelitian

ini adalah 28 (28x1) dan skor terbesar 112 (28x4). Rentangan skor skala

sebesar 84 (112-28) dibagi dalam 6 (enam) standar deviasi, sehingga

diperoleh nilai standar deviasi sebesar 14 (84/6), dengan mean hipotetik

sebesar 70 (5/2x28).

Skala pengambilan keputusan karir pada penelitian ini didapatkan

dari deskripsi skor yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian (empirik)

Page 106: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

91

yaitu skor minimum sebesar 54 dan skor maksimum sebesar 112, dengan

mean/rerata sebesar 97,82 dan standar deviasi sebesar 10,223.

Kategori skor subjek pada skala pengambilan keputusan karir

berdasarkan norma kategori dengan distribusi normal kelompok subjek

dalam penelitian ini dapat dilihat berdasarkan tabulasi skor. Subjek yang

berada dalam kategori sangat rendah berjumlah 0 (0%) dengan rentang skor

28 ≤ X < 44,8. Subjek yang berada dalam kategori rendah berjumlah 1

(0,8%) dengan rentang skor 44,8 ≤ X < 61,6. Subjek yang berada dalam

kategori sedang berjumlah 3 (2,5%) dengan rentang skor 61,6 ≤ X < 78,4.

Subjek yang berada dalam kategori tinggi berjumlah 38 (31,7%) dengan

rentang 78,4 ≤ X < 95,2. Subjek yang berada dalam kategori sangat tinggi

berjumlah 78 (65%) dengan rentang skor 95,2 ≤ X < 112. Untuk lebih

lengkapnya dapat dilihat pada tabel 21.

Tabel 21

Kategori Skor Subjek Skala Keputusan Karir

No Interval Skor Kategori Frekuensi Porsentase

1 28 ≤ X < 44,8 Sangat Rendah 0 0%

2 44,8 ≤ X < 61,6 Rendah 1 0,8%

3 61,6 ≤ X < 78,4 Sedang 3 2,5%

4 78,4 ≤ X < 95,2 Tinggi 38 31,7%

5 95,2 ≤ X < 112 Sangat Tinggi 78 65%

Jumlah 120 100%

Berdasarkan tabel 21, terlihat bahwa pengambilan keputusan karir

dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan remaja sudah dapat

mengambil keputusan karir dengan tepat, sesuai bakat, minat dan

kemampuan.

Page 107: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

92

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa semua

permasalahan dan hipotesis yang diajukan telah dikaji dan diuji secara empiris di

lapangan. Hasil temuan tersebut menunjukkan bahwa semua hipotesis telah

terbukti kebenarannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang positif dan signifikan efektivitas bimbingan karir dan orientasi

masa depan dengan pengambilan keputusan karir remaja.

Hasil analisis koefisien korelasi dengan bantuan program komputer

program SPSS (Statistical Package for Social Science) for windows release versi

17.00, antara efektivitas bimbingan karir dan keputusan karir diperoleh nilai

0,909. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara

efektivitas bimbingan karir dan orientasi masa depan dengan pengambilan

keputusan karir. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa efektivitas bimbingan

karir dan orientasi masa depan dapat digunakan sebagai prediktor untuk mengukur

pengambilan keputusan karir. Semakin tinggi efektivitas bimbingan karir dan

orientasi masa depan, maka semakin tinggi pengambilan keputusan karir.

Sebaliknya, semakin rendah efektivitas bimbingan karir dan orientasi masa depan,

maka semakin rendah pengambilan keputusan karir remaja.

Hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rehfuss (2009) dengan judul “The Future Career Autobiography: A

Narrative Measure of Career Intervention Effectiveness” dari hasil

penyelidikannya menunjukkan bahwa FCA dapat digunakan untuk mengukur

perubahan atau berkurangnya perubahan narasi kerja individu dari waktu ke

Page 108: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

93

waktu. Hasilnya mungkin memiliki beberapa implikasi untuk teori, penelitian dan

praktek. FCA dapat untuk mengukur pengaruh intervensi konseling karir pada

narasi kerja. Kontinum gerakan tercerman pada FCA yang tampak konsisten

dengan teori tentang perubahan dan proses pilihan karir. Selain itu, temuan ini

konsisten dengan teori karir naratif yang mengindikasikan bahwa konseling karir

harus membantu orang yang ragu-ragu untuk mendapatkan visi yang lebih jelas

dari diri mereka, kemudian merasa lebih nyaman mengkomunikasikan visi

tersebut dan mengintegrasikan visi ini menjadi narasi kesempatan mereka di masa

depan. FCA merupakan upaya pertama untuk mengukur pengaruh dari narasi yang

konsisten dengan teori dan praktek.

Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Setyowati dan Nursalim (2009) yang menunjukkan ada perbedaan yang signifikan

tingkat kemantapan pengambilan keputusan studi lanjut antara sebelum dan

sesudah layanan informasi studi lanjut diberikan pada remaja kelas XII IPA 4.

Layanan informasi studi lanjut memiliki pengaruh positif terhadap kemantapan

pengambilan keputusan studi lanjut pada remaja.

Menurut Gunawan (2001) yang menyebutkan bahwa pilihan untuk

memasuki perguruan tinggi atau dengan kata lain melanjutkan studi/pendidikan ke

perguruan tinggi merupakan salah satu persoalan yang sangat penting yang

dihadapi oleh orangtua maupun remaja SMA. Pemahaman berbagai informasi,

khususnya mengenai studi lanjut, remaja dapat menggunakannya sebagai bahan

pertimbangan sehingga pada akhirnya akan lebih memiliki kesiapan untuk

mengambil keputusan terkait dengan studi lanjut ke perguruan tinggi.

Page 109: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

94

Surya (dalam Solehuddin, 2008) mengungkapkan bahwa tujuan

bimbingan karir adalah membantu individu memperoleh kompetensi yang

diperlukan untuk memenuhi perjalanan hidupnya secara optimal ke arah

pilihannya. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah menurut Solehuddin

(2008) memiliki fungsi dan berperan sebagai kunci dalam pendidikan di sekolah,

yaitu sebagai pendamping fungsi utama sekolah dalam bidang pengajaran dan

perkembangan intelektual remaja, terutama pada jenjang sekolah menengah atas,

karena di jenjang itulah konselor dapat berperan secara maksimal dalam

memfasilitasi konseli mengaktualisasi potensi yang dimiliki secara maksimal.

Penelitian lain yang juga mendukung hasil penelitian yang penulis lakukan

adalah hasil penelitian Rubiyanti (2011). Dalam penelitiannya menunjukkan

bahwa orientasi masa depan (OMD) remaja di Jatinangor tergolong tinggi, artinya

remaja di Jatinangor sudah memiliki OMD yang jelas. Kontribusi yang paling

besar dalam OMD remaja ini adalah aspek motivasi. Aspek perencanaan dan

evaluasi masih tergolong sedang. Ini menunjukkan bahwa remaja masih

membutuhkan arahan untuk mendapatkan strategi dan cara-cara di dalam

merencanakan masa depannya. Pelatihan motivasi berprestasi yang dilakukan

membantu remaja merencanakan dan menetapkan tujuan dan membuat strategi

untuk merealisasikan perencanaan. Setelah pelatihan, remaja mengungkapkan

bahwa dirinya lebih termotivasi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

lebih tinggi, mengetahui strategi untuk meneruskan pendidikan, mendapatkan

pengetahuan mengenai jurusan yang diminati, dan pekerjaan yang dapat ditekuni

di masa yang akan datang.

Page 110: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

95

Menurut Nurmi (2004) merencanakan dan memikirkan masa depan

merupakan hal yang penting pada masa remaja. Pada masa ini, remaja dihadapkan

pada sejumlah tugas normatif yang menuntut mereka berpikir dan mengambil

keputusan tentang masa depan. Cara pandang atau orientasi remaja tentang masa

depan akan berpengaruh terhadap keputusan karir yang mereka lakukan yang

nantinya akan berdampak pada kehidupan mereka di masa yang akan datang.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Christina (2009) menunjukkan

sebanyak 56 remaja (62,22%) memiliki tingkat career self efficacy rendah.

Sementara untuk variabel pengambilan keputusan karier sebanyak 64 remaja

(71,11%) memiliki tingkat pengambilan keputusan karier yang rendah. Ada

hubungan antara career self efficacy dengan pengambilan keputusan karier diikuti

dengan penambahan tingkat pengambilan keputusan karier atau penurunan tingkat

career self efficacy akan diikuti dengan penurunan tingkat pengambilan keputusan

karier.

Harisanto (2006) dalam penelitiannya menemukan bahwa faktor internal

lebih mempengaruhi keputusan memilih karir pada remaja dibanding faktor dari

luar. Menurut Brown (2008) empat faktor utama yang mendasari kesulitan

pengambilan keputusan karir adalah keraguan, kurangnya informasi, konflik

interpersonal dan hambatan serta kurangnya kesiapan.

Remaja dalam membuat keputusan membutuhkan bimbingan dari guru,

konselor, orangtua, atau orang dewasa lainnya sehingga dapat merencanakan masa

depan yang sesuai dengan bakat, minat, atau kemampuan yang dimilikinya.

Page 111: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

96

Pandangan yang obyektif tentang pekerjaan membantu remaja mengembangkan

dan merancang masa depan yang lebih baik dan cemerlang.

Creed, Patton, dan Prideaux, (2006) mengungkapkan bahwa sebanyak

50% remaja mengalami kebingungan dalam pengambilan keputusan. Salah satu

faktornya adalah begitu banyak pilihan jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan

yang tersedia, serta kebutuhan untuk mengetahui nilai-nilai kehidupan serta tujuan

apa yang dibutuhkan dalam pilihan karir tersebut. Selain itu, terbatasnya

eksplorasi dan pengalaman pada role model karir membuat minat dan aspirasi

remaja yang berkaitan dengan bidang karir tertentu sering kali menjadi stereotipe

atau sesuatu yang telah terpolakan dalam fikirannya dan terbatas. Terbatasnya

informasi mengenai karir membuat remaja hanya memilih sesuai dengan apa

yang diketahui.

Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan sumbangan efektif variabel

efektivitas bimbingan karir dan orientasi masa depan sebesar 82,3% yang

ditunjukkan oleh koefisien determinan sebesar 0,823. Hal ini berarti terdapat

17,7% variabel lain yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan karir di

luar variabel penelitian, misalnya: bimbingan orang tua, kepercayaan diri,

pengaruh teman sebaya dan lain sebagainya.

Sementara itu, berdasarkan hasil analisis kategorisasi diketahui variabel

pengambilan keputusan karir memiliki rerata empirik sebesar 97,83 dan rerata

hipotetik sebesar 70. Artinya bahwa pengambilan keputusan karir remaja sangat

tinggi. Sedangkan untuk efektivitas bimbingan karir memiliki rerata empirik

sebesar 102,36 dan rerata hipotetik sebesar 70. Hal ini berarti efektivitas

Page 112: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

97

bimbingan karir sangat tinggi. Kemudian untuk variabel orientasi masa depan

memiliki rerata empirik sebesar 106,82 dan rerata hipotetik sebesar 72,5 yang

berarti orientasi masa depan remaja sangat tinggi. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi remaja dalam

pengambilan keputusan karir, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor yang

berasal dari diri remaja seperti: bakat, minat dan motivasi. Adapun faktor dari luar

diri remaja, misalnya adalah bimbingan karir dari guru, bimbingan dari orang tua,

pengaruh teman sebaya, sumber pengetahuan dan informasi tentang pilihan karir.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif yang

signifikan antara efektivitas bimbingan karir dan orientasi masa depan terhadap

pengambilan keputusan karir remaja kelas XII SMA Negeri di Kabupaten Klaten.

Hal ini berarti bahwa variabel efektivitas bimbingan karir dan orientasi masa

depan dapat dijadikan prediktor untuk mengukur pengambilan keputusan karir.

Namun, generalisasi dari hasil-hasil penelitian ini terbatas pada populasi dimana

penelitian dilakukan. Dengan demikian, penerapan pada ruang lingkup yang lebih

luas dengan karakteristik yang berbeda kiranya perlu dilakukan penelitian lagi

dengan menggunakan atau menambah variabel-variabel lain yang belum

disertakan dalam penelitian ini ataupun dengan menambah dan memperluas ruang

lingkup penelitian.

Page 113: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

98

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan:

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara efektivitas bimbingan karir dengan

pengambilan keputusan karir remaja.

2. Ada hubungan positif dan signifikan antara orientasi masa depan dengan

pengambilan keputusan karir remaja.

3. Ada hubungan positif dan signifikan antara efektivitas bimbingan karir dan

orientasi masa depan terhadap pengambilan keputusan karir remaja.

4. Sumbangan efektif variabel efektivitas bimbingan karir dan orientasi masa

depan terhadap pengambilan keputusan karir remaja adalah sebesar 82,3%.

5. Efektivitas bimbingan karir dan orientasi masa depan terhadap pengambilan

keputusan karir remaja pada kategori sangat tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang

diperoleh maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru

Kepada guru bimbingan konseling diharapkan untuk bisa memberikan

pengarahan dan bimbingan kepada remaja baik pada saat jam pelajaran

maupun di luar jam pelajaran. Hal ini penting untuk dilakukan supaya ada

Page 114: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

99

kontinuitas bagi remaja dalam memperoleh bimbingan karir maupun orientasi

masa depannya sehingga dapat secara tepat memutuskan apa yang menjadi

pilihan remaja ketika mereka tamat SMA nanti.

2. Remaja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas bimbingan karir dan orientasi

masa depan berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan karir remaja,

maka remaja diharapkan meningkatkan pengetahuannya dalam pengambilan

keputusan karir dengan sering berkonsultasi kepada guru BK di luar jam

pelajaran sehingga remaja akan menjadi lebih mantap dan terarah sesuai

dengan bakat dan minat yang dimiliki.

3. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini masih ada sejumlah kekurangan, misalnya: masih ada subyek

yang bertanya kepada teman di samping atau di depannnya sehingga

konsentrasi menjadi berkurang pada saat mengisi skala. Selain itu, subyek

dalam memberikan jawaban tidak sesuai dengan kondisi subyek yang

sebenarnya. Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya disarankan:

a. Supaya lebih cermat lagi dalam memilih subyek, kondisi dan waktu pada

saat melakukan penelitian sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat

lebih optimal.

b. Dapat menambahkan variabel lain yang secara teoritis berkaitan dengan

masalah yang diteliti. Variabel-variabel tersebut, misalnya:

pengaruh/nasehat orang tua, pengaruh teman sebaya, faktor pengetahuan

maupun sumber informasi dan lain sebagainya.

Page 115: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

100

DAFTAR PUSTAKA

Afifah. 2011. Pengaruh Dukungan Orang Tua Terhadap Orientasi Masa Depan

Dalam Area Pekerjaan Pada Remaja. Skripsi. Fakultas Psikologi. UIN

Syarif Hidayatullah. Tidak diterbitkan.

Anoraga, P. 2001. Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.

Amirullah, dan Hanafi, R. 2002. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Araujo, A, & Do CeuTaveira M. 2007. Career Development In Childhood:

Assessment Plan and Results. Italy: Padua.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Atmosoeprapto. 2002. Menuju SDM Berdaya – Dengan Kepemimpinan Efektif

dan Manajemen Efisien . Jakarta: PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Basori, M. 2004. Paket Bimbingan Perencanaan dan Pengambilan Keputusan

Karir Bagi Siswa SMU. Malang: Universitas Negeri Malang

Badan Pusat Statistik. 2009. Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2009.

Available FTP : http://www.bps.go.id/brs_file/naker-01des09.pdf, diakses

5 Desember 2010.

BP3K. 1984 .Paket Bimbingan Karir. Jakarta : Depdikbud

Brown, D. 2002. Career Choice and Development. San Fransisco: Joosey-Bass

Chaplin, J. P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi.(diterjemahkan oleh Kartono, K)

Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Christina. 2009. Hubungan Antara Career Self Efficacy dengan Pengambilan

Keputusan Karier. Skripsi. Program Studi Psikologi, Jurusan Bimbingan

Konseling dan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Malang.

Conger, J.J. 1991. Adolescence and youth (4 thed). New York: Harper Collins.

Corey, G. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Terjemahan E.

Koeswara. 2003. Jakarta: Reflika Aditama

Page 116: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

101

Creed, P.A, Patton, W., and Prideaux, 2006. Predicting change over time in

career planning and career exploration for high school students. Journal

of Adolescence.

David, G. 2010. Counselling Adolescent. Third edition. Sage publication Ltd

Desi dan Nursalim. 2009. Pengaruh Layanan Informasi Studi Lanjut Terhadap

Kemantapan Pengambilan Keputusan Studi Lanjut. BK UNESA

Ghozali, I. 2006. Statistik Multivarian dengan SPSS. Semarang: BPFE UNDIP.

Gibson, dkk. 1995. Organizational Behavior, Structure, Process, 8th Edition. Alih

Bahasa: Adiardini. Editor Saputra. Jakarta: Binarupa Akasara.

Gunarsa, Y.S.D &Gunarsa, S.D. 2001 Psikologi Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.

Hallen.2005.Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching.

Handayaningrat,S. 2002. Pengantar Suatu Ilmu Administrasi Dan Manajemen.

Jakarta : Gunung Agung.

Handoko T.H. 1996. Manajemen Personalia dan Sumber Daya

Manusia.Yogyakarta : BPFE

Harisanto, R. 2006 . Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Memilih Karir

pada Remaja di SMA 2 Banjarmasin. Kripsi. Fakultas Psikologi.

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Tidak diterbitkan..

Hayadin. 2008. Pengambilan Keputusan Pelajar Jenjang Menengah

(Online). (http://petamasadepanku.blogspot.com/2008/02/artikel-

pengambilan-keputusan-pelajar.html, diakses 19 Februari 2010).

Hurlock. E.B 1996. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan edisi ke-6. Jakarta: Erlangga.

Holland, J. 1985. Making Vocational Choice: A Theory of Vocational

Personalities and Work Environments, 2nd

edition. Prentice Hall

Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Jakarta : Balai Pustaka

Kartadinata, dkk. 2007. Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan

Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen Peningkatan

Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Depdiknas

Page 117: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

102

Kendhawati, L, Jatnika,R. Model Pembinaan Remaja Dalam Rangka

MempersiapkanDiri Memasuki Dunia Kerja. Skripsi. Fakultas Psikologi

Universitas Padjadjaran. Tidak diterbitkan.

Marliyah, L, Dewi, FJR, Suyasa. 2004. Persepsi Terhadap Dukungan Orang Tua

dan Pembuatan Keputusan Karir Remaja. Jurnal Provitae, Vol 1.

Marsudi, S. 2003. Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nurihsan, Juntika A. 2005. Strategi Layanan bimbingan Konseling. Bandung:

RefikaAditama

Nurmi, E. 2004 “Age, Sex, Social Class, and Quality of Family Interaction AS

Determinants of Adolescent’s Future Orientation : A Developmental Task

Interpretation. Adolescence”. Vol XXII No. 88. Libra Publishers.Inc

Papalia, D. E. Olds. S.W & Feldman, Ruth D. 2001. Human Development.

Boston: McGraw-Hill

Patton, W.,&Creed,P. 2003. Predicting two components of career maturity in

School Based Adolescents. Journal of career development

Pusat Kurikulum Balitbang Diknas. 2007. Panduan Model Pengembangan Diri.

Jakarta: Diknas.

Prayitno dan Amti.2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka

Cipta.

Rubiyanti, Y. 2011. Rancangan Modul Pelatihan Orientasi Masa Depan dalam

Rangka Meningkatkan Pemahaman Remaja Tentang Konsep Orientasi

Masa Depan Area Pendidikan Bagi Siswa Kelas XII. Skripsi. Fakultas

Psikologi. Universitas Padjadjaran Bandung. Tidak diterbitkan.

Ruslan, G. 2012. Bimbingan Karier : Sebuah Panduan Pemillihan Karier Yang

Terarah. Bandung: Angkasa

Santrock, J.W. 2003. Educational Psychology. Jakarta: Kencana

Santrock, J.W. 1998. Life Span Development. (terjemahan). Boston: Mac Graw-

Hill.

Savickas, M. L. 2001. Toward a comprehensive theory of career development:

Dispositions,concerns, and narratives.Journal of Career Assessment.

Supriatna, Mamat. 2009. Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah.

Bandung: Departemen Pendidikan Nasional UPI.

Page 118: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

103

Sukadji .2000. Keefektifan Belajar Siswa. Bandung: Remaja Rosdakarya

Solehuddin, dkk. 2008. Konsep dan Aplikasi Bimbingan dan Konseling. Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Bandung: UPI

Sulistiyowati .2010 Perbedaan Pengambilan keputusan Siswa dari Keluarga utuh

dengan dari Keluarga Broken Home di SMA Negeri 2 Malang. Skripsi

Prodi Psikologi Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Malang. Tidak Diterbitkan

Syamsi, I. 2000. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Jakarta: Sinar

Grafika Offset.

Sukardi, Ketut D. 2007. Bimbingan Karier di Sekolah-Sekolah. Jakarta: Ghalia.

Slameto. 2010. Materi Kuliah Bimbingan Konseling. Fak Pasca Sarjana. Salatiga:

UKSW.

Surya, M. 2001. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV Multi

Adiwiyata

Seginer, R. 2009. Future Orientation: Developmental and Ecological

Perspectives.University of Haifa. Israel: Springer.

Sudjana, Nana. 1996. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya. Setiaji, Bambang. 2008. Cara Mudah Analisis

Kuantitatif Dilengkapi Dengan Tutorial SPSS. Surakarta : Al-Es’af

University Press.

Steers, R.M. 1980. Efektivitas Organisasi, Terjemahan, Jakarta : Erlangga

Sumaryadi, I. 2005. Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah. Jakarta:

Citra Utama

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Thrommsdorff. 1983. Future Orientation and Socialization. International Journal

of Psychology.

Tohirin. 2007. Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta:

RajaGrafindo Persada

Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling Studi dan Karier. Yogyakarta:

Andi Offset

Wetik, B. 1981. Pengertian Dasar dan Tujuan Bimbingan Karier. Jakarta: BP3K

Jakarta

Page 119: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

104

Woolfolk,A.E. 1995. Educational Psychology. New Jersey: Prentice Hall, Inc

Winkel, W.S., &Hastuti, S. 2004. Bimbingan Karir di Institusi Pendidikan.

Jakarta:Media Abadi

Winkel,W.S.2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Edisi Revisi.

Jakarta: Gramedia.

Winkle, W.S dan Hastuti. 2010. Bimbingan dan Konseling di Institute

Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Yusuf dan Nurihsan. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:

Rosdakarya.

Page 120: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

105

LAMPIRAN

Page 121: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

106

Lampiran 1

ANGKET PENELITIAN

(TRYOUT)

Page 122: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

107

ANGKET PENELITIAN

Kepada

Yth. Siswa/siswi SMAN 1 Wonosari

di Klaten

Assalamu’alaikum wr.wb.

Ditengah kesibukan Saudara pada saat belajar, perkenankanlah saya

mohon bantuan Saudara untuk meluangkan sedikit waktu guna mengisi skala

yang saya sertakan berikut ini. Skala ini bertujuan untuk kepentingan ilmiah,

oleh karena itu jawaban yang Saudara berikan sangat bermanfaat bagi saya yang

sedang menyusun tesis.

Skala ini tidak ada hubungannya dengan status Saudara sebagai pelajar,

maka saya mengharapkan jawaban yang sejujur-jujurnya yang menggambarkan

keadaan Saudara. Semua jawaban Saudara akan terjaga kerahasiaannya sesuai

etika akademika penelitian.

Saya mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan bantuan yang telah

Saudara berikan. Besar harapan saya untuk menerima kembali skala ini dalam

waktu singkat.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Klaten, November 2013

Hormat saya,

Eny Setiyowati

Page 123: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

108

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : _____________________________________________

Kelas : _____________________________________________

Usia : _____________________________________________

Jenis Kelamin : _____________________________________________

PETUNJUK PENGISIAN SKALA

1. Tulislah terlebih dahulu identitas Saudara.

2. Bacalah dengan teliti sebelum mengisi jawaban pernyataan yang ada.

3. Pilihlah salah satu dari empat jawaban yang tersedia dengan memberikan

tanda (X) pada kolom yang disediakan.

Adapun pilihan jawaban yang tersedia adalah:

SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

4. Apabila Saudara ingin memperbaiki jawaban Saudara, cukup dengan

mencoret jawaban yang Saudara anggap salah dan memberi tanda silang (X)

pada jawaban yang Saudara anggap benar.

5. Semua jawaban adalah benar selama Saudara memberikan respon dengan

jujur atau sesuai dengan keadaan Saudara

6. Pastikan kembali apakah semua pernyataan sudah terjawab.

7. Selamat Mengerjakan.

Page 124: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

109

EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya sangat tahu dengan apa yang saya inginkan.

2 Saya mulai mengenal tentang gambaran dunia kerja

itu seperti apa.

3 Saya belum tahu kehidupan seperti apa yang saya

harapkan.

4 Saya orangnya sangat perfeksionis.

5 Setelah lulus sekolah, saya tidak akan kuliah tetapi

memilih untuk bekerja.

6 Saya masih bingung dengan apa yang menjadi

keinginan saya.

7 Saya ingin menjadi seorang guru.

8 Saya tidak akan melanjutkan kuliah maupun bekerja.

9 Saya sama sekali tidak tahu dunia kerja itu seperti

apa.

10 Saya mengenal dunia kerja setelah mendapat

bimbingan karir di sekolah.

11 Saya ingin menjadi seorang pegawai bank.

12 Menurut saya tidak penting untuk mengenal dunia

kerja saat ini.

13 Saya ingin menjadi seorang wirausaha yang sukses.

14 Menurut saya, tidak penting apakah nanti saya

berkarir atau tidak.

15 Saya ingin memiliki sebuah keluarga yang bahagia.

16 Saya tetap tidak paham tentang dunia kerja meskipun

sudah mendapat bimbingan karir di sekolah.

17 Saya mulai mengenal dunia kerja dari lingkungan di

sekitar saya.

18 Saya belum bisa memutuskan, apakah setelah lulus

Page 125: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

110

nanti akan melanjutkan kuliah atau tidak.

19 Saya ingin menjadi orang kaya dan sukses.

20 Menurut saya, persaingan dunia kerja itu sangat ketat

sekali.

21 Saya belum bisa memutuskan akan berkarir di bidang

apa setelah lulus nanti.

22 Saya sama sekali belum memikirkan bagaimana

bentuk kehidupan saya ke depan.

23 Saya tidak mudah percaya dengan orang lain.

24 Saya orangnya sangat ceroboh.

25 Saya tidak mudah terpengaruh dengan gaya hidup

teman-teman di sekitar saya.

26 Menurut saya, dunia kerja itu seperti apa tidak

penting, yang penting adalah lulus sekolah dahulu.

27 Saya sangat teliti dalam mengerjakan pekerjaan

apapun.

28 Sampai saat ini, saya belum berpikir untuk berkarir di

bidang apa.

29 Setelah lulus sekolah, saya ingin bekerja sesuai

dengan minat saya.

30 Saya orang yang mudah sekali berubah pendirian.

Page 126: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

111

ORIENTASI MASA DEPAN

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya rajin belajar supaya dapat mewujudkan cita-

cita untuk dapat bekerja sesuai dengan keinginan

saya.

2 Saya selalu introspeksi diri jika saya gagal

mencapai apa yang saya targetkan.

3 Saya tahu dengan apa yang saya inginkan untuk

masa depan saya.

4 Saya tidak punya target apapun untuk masa depan

saya.

5 Saya dapat mewujudkan cita-cita saya tanpa harus

belajar.

6 Saya selalu belajar dari kegagalan yang pernah

saya lakukan.

7 Saya sangat tertarik dengan bidang teknologi

informasi sehingga saya ingin lebih menekuni

bidang ini.

8 Saya tidak perlu merencanakan apa-apa untuk

masa depan saya.

9 Mulai saat ini, saya akan lebih rajin belajar supaya

dapat melanjutkan ke perguruan tinggi favorit

saya.

10 Saya mengikuti kursus bahasa Inggris untuk

menunjang pelajaran di sekolah dan meningkatkan

kemampuan berbahasa.

11 Saya menjalani saja apa yang ada sekarang, yaitu

menyelesaikan sekolah terlebih dahulu.

12 Bagi saya kegagalan itu adalah hal yang biasa, jadi

tidak perlu ada evaluasi diri.

Page 127: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

112

13 Saya tidak terlalu memikirkan tentang masa depan

saya.

14 Saya berusaha mengendalikan emosi yang muncul

jika apa yang ditargetkan tidak sesuai dengan yang

diharapkan.

15 Saya memiliki keinginan besar untuk sukses di

masa depan sehingga saya selalu belajar dan

belajar untuk menambah pengetahuan.

16 Saya tidak membuat rencana apapun untuk masa

depan saya.

17 Menurut saya, kita tidak perlu melakukan evaluasi

diri atas apapun yang terjadi dengan diri kita.

18 Saya ingin membahagiakan orang tua saya.

19 Saya tidak terlalu memikirkan ke depan saya akan

menjadi seperti apa.

20 Saya sangat berhati-hati dengan apa yang

kerjakan.

21 Saya sering membuat agenda mengenai hal apa

saja yang ingin saya lakukan.

22 Saya mudah sekali marah jika apa yang saya

inginkan tidak dapat terwujud.

23 Saya merasa sepertinya semakin ke depan akan

semakin sulit untuk dapat berkarir di dunia kerja.

24 Saya tidak terbiasa membuat agenda tentang

kegiatan yang akan saya lakukan.

25 Saya ingin menjadi juara kelas supaya nanti bisa

lebih mudah untuk mencari pekerjaan.

26 Menjadi juara kelas atau tidak, tidak menjamin

saya akan sukses di masa depan.

27 Saya selalu membuat jadwal kegiatan apa yang

Page 128: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

113

saya lakukan dalam satu hari.

28 Saya tidak suka membuat jadwal kegiatan, karena

itu sangat merepotkan.

29 Saya yakin bahwa saya akan menjadi orang yang

berhasil di masa depan.

30 Saya orang yang mudah putus asa ketika tidak

dapat mengerjakan sesuatu.

Page 129: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

114

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya tidak terlalu menonjol dalam hal prestasi di

sekolah.

2 Saya tahu jika bekerja nanti dibutuhkan syarat-

syarat tertentu sesuai dengan bidang pekerjaannya.

3 Saya sadar dengan keterbatasan yang saya miliki

jika ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

lagi.

4 Saya tidak peduli dengan apapun kondisi saya yang

penting saya bisa melanjutkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi.

5 Menurut saya, untuk dapat bekerja tidak harus

memiliki keterampilan tertentu.

6 Saya tidak terlalu ingin mengejar karir jika sudah

bekerja nanti.

7 Saya tidak akan melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi lagi, karena biayanya mahal.

8 Sampai saat ini saya belum tahu apa yang menjadi

minat saya pada bidang tertentu.

9 Saya mengikuti kursus komputer untuk menunjang

keterampilan saya.

10 Saya belum memiliki rencana apapun dalam hal

jenis pekerjaan yang ingin saya tekuni.

11 Jika saya bekerja nanti, saya tidak akan terlalu

memikirkan masalah gaji.

12 Jika saya bekerja nanti, saya akan bekerja sesuai

dengan bidang yang saya inginkan.

13 Saya ingin bekerja di bidang perbankan karena

memiliki prospek yang bagus.

Page 130: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

115

14 Saya tidak pandai sehingga saya tidak terlalu

memikirkan tentang karir.

15 Saya adalah seorang yang berkeinginan besar untuk

maju sehingga apa yang menjadi keinginan saya

harus dapat saya raih.

16 Saya tidak akan memperhitungkan untung rugi

jenis pekerjaan yang akan saya tekuni nanti.

17 Saya selalu mempertimbangkan kemampuan saya

dengan bidang kerja yang akan saya pilih nanti.

18 Saya memiliki prestasi akademik yang bagus di

sekolah.

19 Menurut saya, tidak perlu untuk

mempertimbangkan apapun yang penting nanti

saya bekerja.

20 Saya tahu kalau saat ini kesempatan untuk

mendapatkan pekerjaan tidak mudah jika tidak

memiliki keteramilan khusus.

21 Saya akan memilih jurusan yang sesuai dengan

keinginan dan kemampuan saya.

22 Saya merasa tidak memiliki bakat di bidang

apapun.

23 Saya sama sekali belum mengetahui syarat-syarat

untuk dapat sukses di dunia kerja.

24 Saya belum memiliki rencana apapun setelah lulus

sekolah nanti.

25 Saya mudah bergaul dengan siapa saja di

lingkungan sekolah.

26 Saya memilih melanjutkan studi ke perguruan

tinggi yang bisa langsung disalurkan untuk bekerja.

27 Saya tidak memiliki prestasi akademik yang bagus

Page 131: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

116

sehingga saya tidak akan melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

28 Menurut saya bekerja di bidang teknologi informasi

memiliki prospek yang bagus.

29 Menurut saya, kesempatan untuk dapat bekerja

akan semakin sulit.

30 Saya pesimis apakah nanti bisa melanjutkan studi

sesuai dengan jurusan yang saya inginkan atau

tidak.

============== TERIMA KASIH ===========

Page 132: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

117

Lampiran 2

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

INSTRUMEN/ ANGKET

Page 133: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

118

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Efektivitas Bimbingan Karir (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.937 .937 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X1_1 97.3333 171.816 .606 .934

X1_2 98.3667 162.378 .774 .932

X1_3 97.3333 180.782 .271 .937

X1_4 97.3000 176.769 .509 .936

X1_5 97.7000 168.907 .596 .935

X1_6 97.6000 169.628 .627 .934

X1_7 97.4333 173.702 .479 .936

X1_8 97.5667 173.082 .595 .935

X1_9 97.4333 171.978 .687 .934

X1_10 97.9333 168.133 .626 .934

X1_11 97.4333 177.357 .351 .937

X1_12 97.7000 176.286 .417 .936

X1_13 97.3667 172.861 .636 .934

X1_14 97.4333 172.323 .618 .934

X1_15 97.4000 174.662 .532 .935

X1_16 97.5000 174.879 .526 .935

X1_17 97.9333 173.030 .591 .935

X1_18 97.3000 173.459 .664 .934

X1_19 97.5000 173.776 .509 .935

X1_20 97.3000 173.459 .664 .934

X1_21 97.6000 169.628 .627 .934

X1_22 97.4333 173.702 .479 .936

X1_23 97.5667 173.082 .595 .935

X1_24 97.3000 173.459 .664 .934

X1_25 97.5000 181.362 .159 .939

X1_26 97.5000 172.879 .555 .935

X1_27 97.3333 171.816 .606 .934

X1_28 98.3667 162.378 .774 .932

X1_29 97.3333 175.057 .474 .936

X1_30 97.3000 176.769 .509 .936

Page 134: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

119

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Orientasi Masa Depan (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.961 .962 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

X2_1 99.7667 231.771 .691 .959

X2_2 100.6333 239.689 .223 .964

X2_3 99.5667 236.944 .587 .960

X2_4 99.6000 235.421 .735 .959

X2_5 99.9333 224.961 .777 .958

X2_6 99.6333 230.792 .728 .959

X2_7 99.6667 229.264 .847 .958

X2_8 99.6333 228.930 .765 .958

X2_9 99.7000 229.941 .765 .958

X2_10 100.0000 225.586 .773 .958

X2_11 99.8000 230.234 .649 .959

X2_12 99.8667 228.947 .623 .960

X2_13 99.6667 225.471 .757 .958

X2_14 99.8333 225.592 .835 .958

X2_15 99.5000 233.983 .699 .959

X2_16 99.5333 236.740 .553 .960

X2_17 99.8000 229.614 .746 .959

X2_18 99.5333 234.671 .656 .959

X2_19 99.6333 230.792 .728 .959

X2_20 99.6667 229.264 .847 .958

X2_21 99.7667 231.771 .691 .959

X2_22 99.8333 225.592 .835 .958

X2_23 99.5000 233.983 .699 .959

X2_24 99.6667 241.402 .384 .961

X2_25 99.7333 240.478 .501 .960

X2_26 99.7667 231.771 .691 .959

X2_27 99.4333 240.116 .591 .960

X2_28 99.6667 241.402 .384 .961

X2_29 99.7333 240.478 .501 .960

X2_30 99.7667 231.771 .691 .959

Page 135: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

120

Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengambilan Keputusan Karir (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.921 .929 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Y_1 105.8333 74.075 .433 .920

Y_2 106.0333 72.102 .417 .920

Y_3 106.1333 71.706 .441 .920

Y_4 106.1667 70.971 .465 .920

Y_5 105.9000 70.507 .741 .916

Y_6 105.9667 74.654 .246 .922

Y_7 106.2333 69.978 .555 .918

Y_8 106.2667 74.616 .318 .922

Y_9 106.2333 69.978 .555 .918

Y_10 105.9000 70.507 .741 .916

Y_11 106.0333 70.240 .680 .916

Y_12 105.9667 72.447 .538 .918

Y_13 106.0333 70.240 .680 .916

Y_14 106.1333 75.982 .061 .924

Y_15 105.9000 72.162 .643 .917

Y_16 106.3000 70.010 .613 .917

Y_17 106.2000 70.855 .520 .919

Y_18 106.0000 72.207 .549 .918

Y_19 105.7667 74.185 .576 .919

Y_20 105.9667 70.033 .655 .916

Y_21 105.7333 75.099 .517 .920

Y_22 105.8333 74.075 .433 .920

Y_23 106.2333 71.426 .519 .918

Y_24 105.9667 70.999 .552 .918

Y_25 105.8333 71.799 .828 .916

Y_26 106.1667 71.799 .480 .919

Y_27 106.2000 70.993 .507 .919

Y_28 105.8667 73.016 .557 .918

Y_29 106.2333 69.978 .555 .918

Y_30 106.2667 71.306 .536 .918

Page 136: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

121

Lampiran 3

ANGKET PENELITIAN

Page 137: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

122

ANGKET PENELITIAN

Kepada

Yth. Siswa/siswi SMAN 1 Wonosari

di Klaten

Assalamu’alaikum wr.wb.

Ditengah kesibukan Saudara pada saat belajar, perkenankanlah saya

mohon bantuan Saudara untuk meluangkan sedikit waktu guna mengisi skala

yang saya sertakan berikut ini. Skala ini bertujuan untuk kepentingan ilmiah,

oleh karena itu jawaban yang Saudara berikan sangat bermanfaat bagi saya yang

sedang menyusun tesis.

Skala ini tidak ada hubungannya dengan status Saudara sebagai pelajar,

maka saya mengharapkan jawaban yang sejujur-jujurnya yang menggambarkan

keadaan Saudara. Semua jawaban Saudara akan terjaga kerahasiaannya sesuai

etika akademika penelitian.

Saya mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan bantuan yang telah

Saudara berikan. Besar harapan saya untuk menerima kembali skala ini dalam

waktu singkat.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Klaten, November 2013

Hormat saya,

Eny Setiyowati

Page 138: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

123

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : _____________________________________________

Kelas : _____________________________________________

Usia : _____________________________________________

Jenis Kelamin : _____________________________________________

PETUNJUK PENGISIAN SKALA

1. Tulislah terlebih dahulu identitas Saudara.

2. Bacalah dengan teliti sebelum mengisi jawaban pernyataan yang ada.

3. Pilihlah salah satu dari empat jawaban yang tersedia dengan memberikan

tanda (X) pada kolom yang disediakan.

Adapun pilihan jawaban yang tersedia adalah:

SS : Sangat Sesuai

S : Sesuai

TS : Tidak Sesuai

STS : Sangat Tidak Sesuai

4. Apabila Saudara ingin memperbaiki jawaban Saudara, cukup dengan

mencoret jawaban yang Saudara anggap salah dan memberi tanda silang (X)

pada jawaban yang Saudara anggap benar.

5. Semua jawaban adalah benar selama Saudara memberikan respon dengan

jujur atau sesuai dengan keadaan Saudara

6. Pastikan kembali apakah semua pernyataan sudah terjawab.

7. Selamat Mengerjakan.

Page 139: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

124

EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya sangat tahu dengan apa yang saya inginkan.

2 Saya mulai mengenal tentang gambaran dunia kerja itu

seperti apa.

3 Saya belum tahu kehidupan seperti apa yang saya

harapkan.

4 Saya orangnya sangat perfeksionis.

5 Setelah lulus sekolah, saya tidak akan kuliah tetapi

memilih untuk bekerja.

6 Saya ingin menjadi seorang guru.

7 Saya tidak akan melanjutkan kuliah maupun bekerja.

8 Saya sama sekali tidak tahu dunia kerja itu seperti apa.

9 Saya mengenal dunia kerja setelah mendapat bimbingan

karir di sekolah.

10 Saya ingin menjadi seorang pegawai bank.

11 Menurut saya tidak penting untuk mengenal dunia kerja

saat ini.

12 Saya ingin menjadi seorang wirausaha yang sukses.

13 Saya ingin memiliki sebuah keluarga yang bahagia.

14 Saya tetap tidak paham tentang dunia kerja meskipun

sudah mendapat bimbingan karir di sekolah.

15 Saya mulai mengenal dunia kerja dari lingkungan di

sekitar saya.

16 Saya belum bisa memutuskan, apakah setelah lulus

nanti akan melanjutkan kuliah atau tidak.

17 Saya ingin menjadi orang kaya dan sukses.

18 Menurut saya, persaingan dunia kerja itu sangat ketat

sekali.

19 Saya belum bisa memutuskan akan berkarir di bidang

apa setelah lulus nanti.

20 Saya sama sekali belum memikirkan bagaimana bentuk

kehidupan saya ke depan.

21 Saya tidak mudah percaya dengan orang lain.

22 Saya orangnya sangat ceroboh.

23 Saya tidak mudah terpengaruh dengan gaya hidup

teman-teman di sekitar saya.

24 Menurut saya, dunia kerja itu seperti apa tidak penting,

yang penting adalah lulus sekolah dahulu.

25 Saya sangat teliti dalam mengerjakan pekerjaan apapun.

26 Sampai saat ini, saya belum berpikir untuk berkarir di

bidang apa.

27 Setelah lulus sekolah, saya ingin bekerja sesuai dengan

minat saya.

28 Saya orang yang mudah sekali berubah pendirian.

Page 140: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

125

ORIENTASI MASA DEPAN

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya rajin belajar supaya dapat mewujudkan cita-cita

untuk dapat bekerja sesuai dengan keinginan saya.

2 Saya tahu dengan apa yang saya inginkan untuk masa

depan saya.

3 Saya tidak punya target apapun untuk masa depan

saya.

4 Saya dapat mewujudkan cita-cita saya tanpa harus

belajar.

5 Saya selalu belajar dari kegagalan yang pernah saya

lakukan.

6 Saya sangat tertarik dengan bidang teknologi informasi

sehingga saya ingin lebih menekuni bidang ini.

7 Saya tidak perlu merencanakan apa-apa untuk masa

depan saya.

8 Mulai saat ini, saya akan lebih rajin belajar supaya

dapat melanjutkan ke perguruan tinggi favorit saya.

9 Saya mengikuti kursus bahasa Inggris untuk

menunjang pelajaran di sekolah dan meningkatkan

kemampuan berbahasa.

10 Saya menjalani saja apa yang ada sekarang, yaitu

menyelesaikan sekolah terlebih dahulu.

11 Bagi saya kegagalan itu adalah hal yang biasa, jadi

tidak perlu ada evaluasi diri.

12 Saya tidak terlalu memikirkan tentang masa depan

saya.

13 Saya berusaha mengendalikan emosi yang muncul jika

apa yang ditargetkan tidak sesuai dengan yang

diharapkan.

14 Saya memiliki keinginan besar untuk sukses di masa

depan sehingga saya selalu belajar dan belajar untuk

menambah pengetahuan.

15 Saya tidak membuat rencana apapun untuk masa depan

saya.

16 Menurut saya, kita tidak perlu melakukan evaluasi diri

atas apapun yang terjadi dengan diri kita.

17 Saya ingin membahagiakan orang tua saya.

18 Saya tidak terlalu memikirkan ke depan saya akan

menjadi seperti apa.

19 Saya sangat berhati-hati dengan apa yang kerjakan.

20 Saya sering membuat agenda mengenai hal apa saja

yang ingin saya lakukan.

21 Saya mudah sekali marah jika apa yang saya inginkan

tidak dapat terwujud.

Page 141: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

126

22 Saya merasa sepertinya semakin ke depan akan

semakin sulit untuk dapat berkarir di dunia kerja.

23 Saya tidak terbiasa membuat agenda tentang kegiatan

yang akan saya lakukan.

24 Saya ingin menjadi juara kelas supaya nanti bisa lebih

mudah untuk mencari pekerjaan.

25 Menjadi juara kelas atau tidak, tidak menjamin saya

akan sukses di masa depan.

26 Saya selalu membuat jadwal kegiatan apa yang saya

lakukan dalam satu hari.

27 Saya tidak suka membuat jadwal kegiatan, karena itu

sangat merepotkan.

28 Saya yakin bahwa saya akan menjadi orang yang

berhasil di masa depan.

29 Saya orang yang mudah putus asa ketika tidak dapat

mengerjakan sesuatu.

Page 142: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

127

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya tidak terlalu menonjol dalam hal prestasi di

sekolah.

2 Saya tahu jika bekerja nanti dibutuhkan syarat-syarat

tertentu sesuai dengan bidang pekerjaannya.

3 Saya sadar dengan keterbatasan yang saya miliki jika

ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

4 Saya tidak peduli dengan apapun kondisi saya yang

penting saya bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi.

5 Menurut saya, untuk dapat bekerja tidak harus memiliki

keterampilan tertentu.

6 Saya tidak akan melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi lagi, karena biayanya mahal.

7 Sampai saat ini saya belum tahu apa yang menjadi

minat saya pada bidang tertentu.

8 Saya mengikuti kursus komputer untuk menunjang

keterampilan saya.

9 Saya belum memiliki rencana apapun dalam hal jenis

pekerjaan yang ingin saya tekuni.

10 Jika saya bekerja nanti, saya tidak akan terlalu

memikirkan masalah gaji.

11 Jika saya bekerja nanti, saya akan bekerja sesuai dengan

bidang yang saya inginkan.

12 Saya ingin bekerja di bidang perbankan karena

memiliki prospek yang bagus.

13 Saya adalah seorang yang berkeinginan besar untuk

maju sehingga apa yang menjadi keinginan saya harus

dapat saya raih.

14 Saya tidak akan memperhitungkan untung rugi jenis

pekerjaan yang akan saya tekuni nanti.

15 Saya selalu mempertimbangkan kemampuan saya

dengan bidang kerja yang akan saya pilih nanti.

16 Saya memiliki prestasi akademik yang bagus di

sekolah.

17 Menurut saya, tidak perlu untuk mempertimbangkan

apapun yang penting nanti saya bekerja.

18 Saya tahu kalau saat ini kesempatan untuk mendapatkan

pekerjaan tidak mudah jika tidak memiliki keteramilan

khusus.

19 Saya akan memilih jurusan yang sesuai dengan

keinginan dan kemampuan saya.

20 Saya merasa tidak memiliki bakat di bidang apapun.

21 Saya sama sekali belum mengetahui syarat-syarat untuk

Page 143: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

128

dapat sukses di dunia kerja.

22 Saya belum memiliki rencana apapun setelah lulus

sekolah nanti.

23 Saya mudah bergaul dengan siapa saja di lingkungan

sekolah.

24 Saya memilih melanjutkan studi ke perguruan tinggi

yang bisa langsung disalurkan untuk bekerja.

25 Saya tidak memiliki prestasi akademik yang bagus

sehingga saya tidak akan melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

26 Menurut saya bekerja di bidang teknologi informasi

memiliki prospek yang bagus.

27 Menurut saya, kesempatan untuk dapat bekerja akan

semakin sulit.

28 Saya pesimis apakah nanti bisa melanjutkan studi sesuai

dengan jurusan yang saya inginkan atau tidak.

============== TERIMA KASIH ===========

Page 144: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

129

Lampiran 4

TABULASI HASIL PENELITIAN

Page 145: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

130

Rekapitulasi Hasil Penelitian

No. Responden X1 X2 Y

1 102 116 106

2 98 87 92

3 96 87 88

4 96 87 98

5 105 116 98

6 104 116 100

7 103 116 100

8 103 116 98

9 102 116 96

10 100 116 90

11 102 116 94

12 99 116 92

13 92 58 72

14 92 58 92

15 106 116 100

16 99 116 90

17 101 116 90

18 101 87 94

19 99 87 88

20 83 58 74

21 93 116 94

22 95 116 86

23 104 116 100

24 104 116 82

25 111 116 110

26 99 116 96

27 101 116 104

28 101 116 98

29 97 87 90

30 97 87 90

31 83 100 54

32 98 87 88

33 93 87 80

34 93 87 86

35 95 87 82

36 105 116 100

37 102 87 94

38 103 116 100

Page 146: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

131

39 106 116 100

40 99 87 86

41 108 116 104

42 104 116 100

43 106 116 100

44 106 116 98

45 108 116 106

46 100 116 108

47 100 116 108

48 104 116 104

49 106 116 106

50 99 87 92

51 108 116 112

52 104 116 94

53 106 116 104

54 106 116 102

55 108 116 100

56 100 116 98

57 100 116 98

58 104 116 104

59 100 116 94

60 100 116 92

61 103 116 98

62 107 116 104

63 106 116 102

64 106 116 96

65 106 116 100

66 103 116 94

67 108 116 104

68 97 116 86

69 106 116 100

70 100 116 92

71 100 116 90

72 96 116 100

73 94 116 96

74 94 116 104

75 102 116 96

76 106 116 100

77 98 87 84

78 99 116 96

79 99 116 100

Page 147: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

132

80 90 58 76

81 101 116 98

82 108 112 112

83 110 102 108

84 110 102 112

85 109 116 112

86 109 116 110

87 109 110 110

88 109 108 108

89 106 114 102

90 107 112 108

91 103 108 94

92 111 116 110

93 108 107 104

94 108 107 100

95 112 116 112

96 108 116 108

97 108 114 106

98 95 102 98

99 99 104 106

100 101 96 98

101 101 106 94

102 110 116 108

103 99 87 86

104 99 87 110

105 95 104 92

106 108 114 112

107 103 114 102

108 100 111 96

109 105 100 98

110 108 108 108

111 109 116 112

112 97 87 86

113 110 114 112

114 110 114 84

115 99 95 88

116 95 77 84

117 112 110 112

118 112 114 112

119 111 110 110

120 110 116 112

Page 148: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

133

Lampiran 5

UJI NORMALITAS

Page 149: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

134

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

X1 X2 Y

N 120 120 120

Normal Parametersa Mean 102.36 106.82 97.83

Std. Deviation 5.799 15.934 10.223

Most Extreme Differences Absolute .102 .307 .117

Positive .050 .282 .083

Negative -.102 -.307 -.117

Kolmogorov-Smirnov Z 1.114 3.366 1.284

Asymp. Sig. (2-tailed) .167 .080 .074

a. Test distribution is Normal.

Page 150: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

135

Lampiran 6

UJI LINIERITAS

Page 151: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

136

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Y * X1 Between Groups (Combined) 10254.264 22 466.103 20.717 .000

Linearity 9265.801 1 9265.801 411.832 .000

Deviation from Linearity 988.464 21 47.070 2.092 .008

Within Groups 2182.402 97 22.499

Total 12436.667 119

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Y * X2 Between Groups (Combined) 8922.591 16 557.662 16.345 .000

Linearity 7232.809 1 7232.809 211.999 .000

Deviation from Linearity 1689.782 15 112.652 3.302 .010

Within Groups 3514.076 103 34.117

Total 12436.667 119

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Keputusan Karir * Bimbingan Karir

Between Groups

(Combined) 14856.244 37 401.520 17.194 .000

Linearity 13355.673 1 13355.673 571.911 .000

Deviation from Linearity

1500.572 36 41.683 1.785 .016

Within Groups 1914.923 82 23.353

Total 16771.167 119

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Keputusan Karir * Orientasi Masa Depan

Between Groups

(Combined) 14265.688 44 324.220 9.705 .000

Linearity 12276.734 1 12276.734 367.497 .000

Deviation from Linearity

1988.954 43 46.255 1.385 .108

Within Groups 2505.479 75 33.406

Total 16771.167 119

Page 152: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

137

Lampiran 7

Uji Kolinieritas

Page 153: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

138

Hasil Uji Kolinieritas

Model

Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Tolerance VIF

1 (Constant) 4.791 3.413

Bimbingan Karir .606 .076 .260 3.852

Orientasi Masa Depan .323 .072 .260 3.852

Page 154: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

139

Lampiran 8

ANALISIS LINIER BERGANDA

Page 155: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

140

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 X2, X1a . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Y

Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .909a .826 .823 4.994

a. Predictors: (Constant), Orientasi Masa Depan, Bimbingan Karir

b. Dependent Variable: Keputusan Karir

ANOVA

b

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 13852.656 2 6926.328 277.669 .000a

Residual 2918.510 117 24.945

Total 16771.167 119

a. Predictors: (Constant), Orientasi Masa Depan, Bimbingan Karir

b. Dependent Variable: Keputusan Karir

Page 156: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

141

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.791 3.413 1.404 .163

Bimbingan Karir .606 .076 .602 7.948 .000

Orientasi Masa Depan .323 .072 .338 4.464 .000

a. Dependent Variable: Keputusan Karir

Page 157: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

142

Lampiran 9

NORMA KATEGORISASI

Page 158: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

143

Kategori Skala X1

Item Valid : 28

Skor skala : 1,2,3,4

Rerata Empirik : 102,36 (ME)

Rerata Hipotetik : 28 x 2,5 = 70 (MH)

Skor tertinggi : 4 x 28 = 112

Skor terendah : 1 x 28 = 28

Rentang : 112 – 28 = 84

84

SD = = 14

6

I. MH – 3 (SD) MH – 1,8 (SD) (sangat rendah)

70 – (3. 14) 70 – (1,8. 14)

28 X < 44,8

II. MH – 1,8 (SD) MH – 0,6 (SD) (rendah)

70 – (1,8. 14) 70 – (0,6. 14)

44,8 X < 61,6

III. MH – 0,6 (SD) MH + 0,6 (SD) (sedang)

70 – (0,6. 14) 70 + (0,6. 14)

61,6 X < 78,4

IV. MH + 0,6 (SD) MH + 1,8 (SD) (tinggi)

70 + (0,6. 14) 70 + (1,8. 14)

78,4 X < 95,2

V. MH + 1,8 (SD) MH + 3 (SD) (sangat tinggi)

70 + (1,8. 14) 70 + (3. 14)

95,2 X < 112

Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat

rendah Tinggi

-3SD -1,8SD -0,6SD +0,6SD +1,8SD +3SD

28 44,8 61,6 78,4 95,2 112

ME = 102,36

Page 159: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

144

Kategori Skala X2

Item Valid : 29

Skor skala : 1,2,3,4

Rerata Empirik : 106,82 (ME)

Rerata Hipotetik : 29 x 2,5 = 72,5 (MH)

Skor tertinggi : 4 x 29 = 116

Skor terendah : 1 x 29 = 29

Rentang : 116 – 29 = 87

87

SD = = 14,5

6

I. MH – 3 (SD) MH – 1,8 (SD) (sangat rendah)

72,5 – (3. 14,5) 72,5 – (1,8. 14,5)

29 X < 46,4

II. MH – 1,8 (SD) MH – 0,6 (SD) (rendah)

72,5 – (1,8. 14,5) 72,5 – (0,6. 14,5)

46,4 X < 63,8

III. MH – 0,6 (SD) MH + 0,6 (SD) (sedang)

72,5 – (0,6. 14,5) 72,5 + (0,6. 14,5)

63,8 X < 81,2

IV. MH + 0,6 (SD) MH + 1,8 (SD) (tinggi)

72,5 + (0,6. 14,5) 72,5 + (1,8. 14,5)

81,2 X < 98,6

V. MH + 1,8 (SD) MH + 3 (SD) (sangat tinggi)

72,5 + (1,8. 14,5) 72,5 + (3. 14,5)

98,6 X < 116

Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat

rendah Tinggi

-3SD -1,8SD -0,6SD +0,6SD +1,8SD +3SD

29 46,4 63,8 81,2 98,6 116

ME = 106,82

Page 160: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

145

Kategori Skala Y

Item Valid : 28

Skor skala : 1,2,3,4

Rerata Empirik : 97,83 (ME)

Rerata Hipotetik : 28 x 2,5 = 70 (MH)

Skor tertinggi : 4 x 28 = 112

Skor terendah : 1 x 28 = 28

Rentang : 112 – 28 = 84

84

SD = = 14

6

VI. MH – 3 (SD) MH – 1,8 (SD) (sangat rendah)

70 – (3. 14) 70 – (1,8. 14)

28 X < 44,8

VII. MH – 1,8 (SD) MH – 0,6 (SD) (rendah)

70 – (1,8. 14) 70 – (0,6. 14)

44,8 X < 61,6

VIII. MH – 0,6 (SD) MH + 0,6 (SD) (sedang)

70 – (0,6. 14) 70 + (0,6. 14)

61,6 X < 78,4

IX. MH + 0,6 (SD) MH + 1,8 (SD) (tinggi)

70 + (0,6. 14) 70 + (1,8. 14)

78,4 X < 95,2

X. MH + 1,8 (SD) MH + 3 (SD) (sangat tinggi)

70 + (1,8. 14) 70 + (3. 14)

95,2 X < 112

Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat

rendah Tinggi

-3SD -1,8SD -0,6SD +0,6SD +1,8SD +3SD

28 44,8 61,6 78,4 95,2 112

ME = 97,83

Page 161: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

146

Lampiran 11

SURAT IJIN PENELITIAN

Page 162: HUBUNGAN EFEKTIVITAS BIMBINGAN KARIR DAN …eprints.ums.ac.id/33847/7/FULLTEXT.pdf · Lampiran 10 SURAT IJIN PENELITIAN..... 146 . 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier

147