hubungan dukungan sosial dan penerimaan diri pada

108
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA PENDERITA PASCA STROKE SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Disusun oleh Dewi Masyithah B07208063 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2012

Upload: vucong

Post on 15-Dec-2016

241 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADAPENDERITA PASCA STROKE

SKRIPSI

Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel SurabayaGuna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Disusun oleh

Dewi MasyithahB07208063

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2012

Page 2: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADAPENDERITA PASCA STROKE

SKRIPSI

Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel SurabayaGuna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Dewi MasyithahB07208063

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

2012

PERSETUJUA

Page 3: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh Dewi Masyithah telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Surabaya, Juli 2012

Pembimbing

Rizma Fithri, S.Psi. M.Si197403121999032001

Page 4: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

MOTTO

Satu-satunya Jalan Menuju Impian

Untuk Mencapai Kenyataan adalah Bertindak

Melakukan Sesuatu Yang Baik, Segera… dan Yaqinlah…

Karena Setiap Yang terjadi…Tak Lepas Dari Pengawasan-NYA…

Page 5: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Dewi persembahkan kepada:

Ayah dan Ibu yang tiada henti berjuang demi kebahagiaan dan impian

anak-anaknya yang setiap saat selalu menyebut namaku dalam tiap

doanya, yang selalu percaya bahwa aku bisa meskipun orang lain berkata

tak mungkin, adek-adekku Eni, Pipit, Iqbal yang selalu memberikan tawa

dan canda, keluarga besar yang selalu memberikan semangat dan doa,

para guru dan dosen yang memberi ilmunya padaku, serta pada semua

orang yang selalu ada untukku.

Page 6: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji kehadirat Allah SWT, Tuhan pencipta alam yang memberi kehidupan, air dan udara

untuk dihirup. Sang Khalik yang telah menciptakan makhluknya untuk berpasang-pasangan, sebab

dengan berpasangan itulah kekuasaan Allah SWT semakin besar dan nyata serta rahmat dan hidayah

selalu tercurahkan kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini tepat pada waktunya.

Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada kekasih yang selalu dicintai seluruh umat, sosok

yang penjadi panutan berkehidupan dan berperilaku yang baik untuk seluruh umat manusia, Nabi

Muhammad SAW, pelita dan penerang di tengah kegelapan yang selalu menyinari kita dengan

syafaatnya.

Pada kesempatan ini pula penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Aswadi . M.Ag, Dekan Fakutas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya.

2. Ibu Dr. dr. Hj. Siti Nur Asiyah, M.Ag, Kepala Prodi Psikologi.

3. Ibu Rizma Fithri, S.Psi. M.Si, Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu dalam

penyelesaian skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Pengajar di Prodi Psikologi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel

Surabaya, atas segala ilmu yang telah diberikan kepada saya.

5. Bapak Dr. H. R. Heru Ariyadi, MPH, Direktur Utama Rumah Sakit Islam Jemursari

Surabaya yang telah memberikan ijin penelitian kepada saya.

6. Ibu dr. Dyah Yuniati, Sp. S yang telah membimbing saya selama penelitian berlangsung.

7. Ayah dan Ibu yang telah membuat aku hadir di dunia dan yang telah menyayangiku serta

memenuhi segala yang aku butuhkan, aku tahu aku tidak akan pernah bisa membalas

semuanya, aku akan berusaha menjadi yang terbaik bagi Ayah dan Ibu. Terima kasih

untuk setiap doa dan kasih sayang. Kalian adalah segalanya.

8. Eni, Pipit dan Iqbal serta keluarga besar yang memberikan dukungan dan semangat

kepadaku.

9. Mbak Arik, Bang Udien, Romi, Richa dan temen-temen kost yang menjadi keluarga ke-

duaku disini.

10. Mas Dona yang mau berbagi ilmu tentang statistic dan SPSS kepadaku

11. Temen-temen J2 angkatan 2008 dan temen-temen psikologi klinis yang menemani

sekaligus berjuang bersama-sama untuk mencari ilmu, tanpa kalian hari-hariku takkan

Page 7: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

penuh canda dan tawa.

12. Mas Budi yang selalu ada untukku dan selalu membuat hari-hariku penuh warna.

13. Semua orang yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini, orang-orang yang

berjasa dan tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu namanya. Terima kasih saya

ucapkan atas segala bantuannya.

Penulis berdoa semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan yang berlipat ganda dari

Allah SWT. Penulis juga memohon maaf atas segala kekurangan, semoga karya ini bisa bermanfaat.

Amin.

Surabaya, Juli 2012

Page 8: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

ABSTRAK

Dewi Masyithah, 2012. B07208063. Hubungan Dukungan Sosial Dan Penerimaan Diri TerhadapPenderita Pasca Stroke

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial denganpenerimaan diri, sejauh mana dukungan sosial mempengaruhi tingkat penerimaan diri yangdimunculkan pada penderita pasca stroke. Dengan pendekatan kuantitatif-korelasi, dalam penelitianini akan di peroleh signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian ini terdiri dari duavariabel yaitu variabel bebas (X) adalah dukungan sosial dan variabel terikat (Y) adalah penerimaandiri. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Jemursari dengan melibatkan pasien rawat jalanpenderita pasca stroke di poli syaraf sebanyak 30 orang. Terdiri dari 18 laki-laki dan 12 perempuanyang diambil dengan teknik accidental sampling.

Untuk membuktikan hipotesis ini digunakan analisis data product moment. Diperoleh hasilnilai koefisien korelasi 0,417 dengan signifikansi 0,022. Karena signifikansi < 0,05 maka Ho ditolakdan Ha diterima yang artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial denganpenerimaan diri. Namun, jika dilihat dari hasi koefisiensi determinan (r2) yaitu : r = 0.417 maka r2 =0,17389. Berdasarkan Sumbangan Efeksi (SE) 17,4% yang rendah, maka dapat disimpulkan bahwavariabel dukungan sosial hanya berperan sedikit dalam pemunculan penerimaan diri pada penderitapasca stroke, sedangkan sisanya sebesar 82,6% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidakdiungkap dalam penelitian ini. Secara umum, pada prinsipnya hasil ini menunjukkan adanya hubunganyang signifikan antara penerimaan diri dan dukungan sosial terhadap penderita pasca stroke. Dengandemikian, diharapkan kepada dokter atau tenaga ahli kesehatan dan keluarga penderita pasca strokehendaknya memberikan dukungan sosial berupa bantuan materi, informasi, instrumental sertapenilaian dengan harapan penderita pasca stroke dapat memunculkan penerimaan diri yang positif dandapat membantu kesembuhan pada dirinya.

Kata Kunci: Penerimaan Diri dan Dukungan Sosial

DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………… iHalaman Persetujuan Pembimbing …………………………… iiHalaman Motto …………………………………………………… iiiHalaman Persembahan …………………………………………… ivKata Pengantar …………………………………………………… vAbstrak …………………………………………………………… viDaftar Isi …………………………………………………………… viiDaftar Tabel …………………………………………………………… viii

Page 9: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

BAB I PendahuluanA. Latar Belakang …………………………………… 1B. Rumusan Masalah…………………………………… 5C. Tujuan Penelitian …………………………………… 5D. Manfaat Penelitian …………………………… 6E. Sistematika Pembahasan …………………………… 6

BAB II Kajian PustakaA. Penerimaan Diri …………………………………… 8

1. Pengertian Penerimaan Diri …………………… 82. Aspek-aspek Penerimaan Diri…………………… 10

B. Dukungan Sosial ………………………………… 121. Pengertian Dukungan Sosial …………………… 122. Faktor-faktor Dukungan Sosial …………… 143. Aspek-aspek Dukungan Sosial …………… 144. Sumber-sumber Dukungan Sosial …………… 15

C. Stroke …………………………………………… 161. Pengertian Stroke …………………………… 162. Definisi Penderita Stroke …………………… 183. Faktor-faktor Resiko Stroke …………………… 19

D. Hubungan Dukungan Sosial dan Penerimaan Diri … 21E. Kerangka Teoritik …………………………………… 24F. Hipotesis …………………………………………… 27

BAB III Metode PenelitianA. Rancangan Penelitian …………………………… 29

1. Pendekatan & Jenis Penelitian …………… 292. Variabel Penelitian …………………………… 29

B. Subjek Penelitian …………………………………… 301. Identifikasi & Batasan tentang Subjek …… 302. Prosedur dan Teknik Pengambilan Sampel …… 31

C. Instrumen Penelitian …………………………… 35D. Analisis Data …………………………………… 52

BAB IV Hasil Penelitian Dan PembahasanA. Hasil Penelitian …………………………………… 55

1. Hasil Penelitian …………………………… 552. Deskripsi hasil Penelitian …………………… 60

B. Pengujian Hipotesis …………………………… 74C. Pembahasan …………………………………… 76

BAB V PenutupA. Kesimpulan …………………………………… 80B. Saran …………………………………………… 80

Daftar PustakaLampiran-lampiran

Page 10: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identifikasi Variabel …………………………………… 27Tabel 3.2 Klasifikasi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin …… 29Tabel 3.3 Klasifikasi Subjek Berdasarkan Usia …………………… 30Tabel 3.4 Klasifikasi Subjek berdasarkan Pendidikan …………… 30Tabel 3.5 Blueprint Variabel Dukungan Sosial …………………… 34Tabel 3.6 Blueprint Variabel Penerimaan Diri …………………… 42Tabel 4.1 Uji Validitas Item Valid Dukungan Sosial …………… 57Tabel 4.2 Uji Validitas Item Tidak Valid Dukungan Sosial …… 58Tabel 4.3 Uji Validitas Item Valid Penerimaan Diri …………… 59Tabel 4.4 Uji Validitas Item Tidak Valid Dukungan Sosial …… 60Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Dukungan Sosial …………………… 61Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Penerimaan Diri …………………… 61Tabel 4.7 Uji Normalitas …………………………………… 63Tabel 4.8 Uji Linieritas …………………………………………… 64Tabel 4.9 Uji korelasi …………………………………………… 65

Page 11: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

DAFTAR LAMPIRAN

1. Skala Penelitian

2. Tabulasi Data Hasil Penelitian

3. Uji Validitas

4. Uji Reliabilitas

5. Uji Normalitas

6. Uji Linieritas

7. Uji Korelasi Product Moment

8. Identitas Responden

9. Surat Keterangan Ijin Penelitian RSI Jemursari Surabaya

10. Surat Keterangan Penelitian RSI Jemursari Surabaya

11. Kartu Konsultasi Skripsi

Page 12: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, 2010. Hubungan penerimaan diri dengan kecemasan mahasiswa psikologi Universitas

Trunojoyo. Junal Personifikasi, vol.01 no.2 September

Andangsari,E.W.2007. menerima Diri Sendiri. www.binuscareer.com

Andromeda,Y.2006. penerimaan Diri Wanita Penderita Kanker Payudara Ditinjau dari

Kepribadian Tahan Banting (Hardiness) dan Status Pekerjaan. Skirpsi (Tidak

Diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Anjarsari. 2010. Perbedaan Psychologycal Well Being pada Penderita Stroke ditinjau dari

Srategi Coping. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Airlangga Surabaya

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Asdi

Mahasatya

Azwar, Saifudin. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Azwar, S. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Azwar, Ali. 2009. SPSS versi 12.00. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Chaplin, J.P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada

Cronbach, L.J.1963. Educational Psychology. New York: Harcourt, Brace & World, Inc.

Fauziyah, 1999. Hubungan antara Kemampuan Manajemen Waktu dan Dukungan Sosial

Suami dengan Tingkat Stres pada Ibu Berperan Ganda. Jurnal anima,vol 1 no 33-51

Hajar, Andina,. 2010.Hubungan Religiusitas dengan Coping Stress pada Penderita Stroke.

Skripsi (tidak diterbitkan) Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Hurlock, Elizabeth B. 2006. Psikologi Perkembangan edisi keenam: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta; Penerbit Erlangga.

Jatno. 1995. Pengaruh Stres Pada Sistem Kardiovaskuler. Jurnal Anima,vol X no 39 april-juni

Kerlinger, Fred (1998) terjemahan dari Landung R Simatupang dan H.J Koesmanto. Asas-Asas

Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Mariastuti. 2010. Strategi Coping Pasca Stroke. Skripsi (tidak diterbitkan) Surabaya: Fakultas

Psikologi Airlangga

Muzdalifah. 2009. Hubungan antara Dukungan Sosial dari Keluarga dan Motivasi Bertahan

Hidup pada Penyandang Cacat. Skripsi (tidak diterbitkan) Surabaya :Fakultas Psikologi

Airlangga

Novvida, Kartika. 2007. Penerimaan Diri dan Stress pada Penderita Diabetes Mellitus. Skripsi

(tidak diterbitkan) Yogyakarta : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas

Islam Indonesia

82

Page 13: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Riena, Effendi. 1999. Hubungan antara Perilaku coping dan Dukungan Sosial dengan

Kecemasan pada Ibu Hamil Anak Pertama. Jurnal anima vol 14 no 54 (Januari-Maret)

Sadarjoen,S.S. 2004. Konsultasi Psikologi. www.kompas.com

Sarafino, E.P (2002). Health Psikology : BioPsychology Interactions. Canada. John Willey Sons.

inc

Suniatul. 2010. Hubungan antara Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri Remaja Tunanetra.

Jurnal anima vol 01 no 01 40-47

Saronson, I. G, Levine. H. M., Basham R.,B dan sarason B.R. 1983. Assesing Sosial Support : the

social Support Questionare Journal of Personalty and Sosial psychology, 44.127-130

__________. 2001. Gejala dan Penyebab Stroke. www.e-smartcool.com

__________. Mengapa Kita Harus Peduli Stroke ?. www.kompas.co. id

83

Page 14: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin maju, maka semakin maju pula

perkembangan dalam segala bidang kehidupan. Perkembangan ini pula yang terjadi dalam bidang

kedokteran, dimana penyakit yang dulu belum ditemukan obatnya, kini telah mulai ditemukan

obatnya. Namun semakin berkembangnya ilmu kedokteran bukan hanya diiringi dengan kondisi

yang masyarakat yang lebih baik dan lebih sehat, tetapi juga diiringi dengan perkembangan

penyakit yang semakin meningkat dalam masyarakat. Dimana dulu penyakit-penyakit yang

minoritas berkembang dalam masyarakat, sekarang menjadi penyakit yang mayoritas diderita oleh

masyarakat Indonesia. Penyakit-penyakit yang kini mengalami peningkatan penderita dan kini

banyak di jumpai dalam masyarakat adalah penyakit stroke, jantung, kanker, gagal ginjal, AIDS,

dan sebagainya.

Stroke adalah salah satu bagian dari penyakit yang mengalami peningkatan yang cukup

signifikan dari tahun ke tahun, namun penyakit ini juga menjadi momok bagi siapa saja.

Dipaparkan oleh WHO (Republika, 23 September 2007) penderita stroke di seluruh dunia pada

tahun 1990 berjumlah kurang lebih 38 juta orang. Pada tahun 2005 terdapat 5,7 juta penderita

meninggal. Sementara menurut Sudomo (2007) menambahkan angka kejadian stroke di Indonesia

meningkat tajam. Bahkan menurut Herman selaku dokter ahli syaraf di Yayasan Stroke

Indonesia(2012), Indonesia menempati urutan pertama di dunia dalam jumlah terbanyak penderita

stroke.

Stroke menimbulkan dampak yang dapat mempengaruhi aspek-aspek dalam kehidupan si

penderita. Thompson (1989, dalam Taylor, 2006) menyebutkan beberapa aspek kehidupan oleh

stroke, diantara: personal, social, pekerjaan dan fisik, serta stroke menyebabkan ketergantungan

pada orang lain. Keluarga atau hubungan social lainnya. Sejalan dalam pernyataan tersebut

Sudomo (2007) menambahakan bahwa stroke dapat menimbulkan dampak yang paling besar dari

1

Page 15: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

segi sosial-ekonomi, karena biaya medis dan pengobatannya sangat tinggi, selain itu akibat dari

kecatatannya menyebabkan banyak pasien pasca stroke tidak dapat kembali seperti sedia kala,

sehingga selain menjadi beban ekonomi keluarganya, juga menjadi beban sosial bagi masyarakat

karena tidak produktif lagi.

Disamping pola pengobatan dan terapi yang harus dilakukan secara berkala, penyakit

stroke juga dapat mengakibatkan kecacatan yang menahun bagi penderitanya. Stroke atau

Cerebral Vasculer Accident ( CVA ) adalah penyakit syaraf yang paling sering terjadi dan

merupakan problem kedokteran yang sangat penting karena menjadi penyebab kematian

nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker (Bonita,1992).

Berdasarkan hasil penelitian WHO (Hidayati, 2003) menyebutkan bahwa seperlima

sampai dengan setengah dari penderita stroke mengalami kecacatan menahunyang mengakibatkan

munculnya keputusasaan, merasa diri tak berguna, tidak ada gairah hidup, disertai keinginan

berbicara, makan dan bekerja yang menurun. Namun 25 % nya dapat bekerja seperti semula.

Feibel (dalam Anjarsari, 2010) melaporkan bahwa sepertiga dari 113 penderita pasca

stroke mengalami depresi atau tekanan yang sangat besar dan akan semakin memberat dan makin

sering dijumpai sesuadah 6 bulan sampai 2 tahun setelah serangan stroke. Ada banyak gejala yang

timbul bila terjadi serangan stroke, seperti lumpuh separuh badan, mulut mencong, bicara pelo,

sullit menelan, sulit berbahasa (kurang dapat mengungkapkan apa yang ia inginkan), tidak dapat

buang air besar sendiri, sering lupa (baik derajat ringan sampai berat) bahkan sampai

mempengaruhi tingkat kesadaran seseorang.

Dari pemaparan diatas dapat dilihat stroke mempengaruhi aspek-aspek kehidupan personal,

sosial, pekerjaan, fisik, psikologis, ketergantungan pada orang lain dan ketergantungan secara

ekonomi serta gangguan afektif lainnya. Dampak yang ditimbulkan penyakit stroke menyebabkan

si penderita berada dalam kondisi mental yang tidak sehat.

Kondisi-kondisi tersebutlah yang mengakibatkan turunnya harga diri dan meningkatkan

stress. Kondisi tersebut dirasakan sebagai suatu bentuk kekecewaan atau krisis yang dialami oleh

penderita. Merasa kehilangan tujuan hidupnya, merasa jauh dengan teman-teman, dan kehilangan

Page 16: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

kesehatan fisik secara menyeluruh. Tekanan-tekanan tersebutlah yang biasanya mengganggu

proses pengobatan secara medis maupun psikologis, sehingga akan semakin tinggi pula resiko

psikologis yang dihadapi oleh penderita.

Namun hal ini dapat diminimalisir dengan kemampuan si penderita dalam menerima

keadaan dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Pengakuan tersebut

tidak diikuti oleh perasaan malu maupun rasa bersalah yang nantinya individu akan menerima

kodrat mereka apa adanya. Agar tidak terjadi hal yang membuat keadaan semakin buruk, perlu

adanya dukungan sosial dari keluarga dan orang-orang terdekat yang selalu memberikan

dukungan-dukungan dan arahan positif, yang nantinya dapat mempengaruhi kesembuhan

penderita pasca stroke.

Bentuk dukungan sosial yang diberikan oleh lingkungan sosial dapat berupa kesempatan

untuk bercerita, meminta pertimbangan, bantuan nasehat, atau bahkan tempat untuk mengeluh.

Selain itu, lingkungan dapat memberikan dukungan sosial berupa perhatian, bantuan materiil dan

spirituil serta penghargaan dari lingkungannya. Dukungan sosial akan sangat diperlukan oleh

penderita pasca stroke karena akan mengurangi ketegangan psikologis dan menstabilkan kembali

emosi para penderita pasca stroke.

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengetahui hubungan antara dukungan sosial dan

penerimaan diri pada penderita pasca stroke. Sampel yang akan diteliti adalah pasien rawat jalan di

Poli Saraf Rumah Sakit Islam Jemursari, dimana pasien rawat jalan pasca stroke sudah lepas dari

masa akut dan dapat diajak berkomunikasi dengan baik. Sehingga diharapkan dapat melihat ada

atau tidaknya dukungan sosial dan penerimaan diri pada penderita pasca stroke.

Penelitian terkait yang berhubungan dengan penerimaan diri terdahulu, antara lain Kartika

Novvida (2007) dengan judul “ Penerimaan Diri dan Stres pada Penderita Diabetes Millitus”, juga

penelitian dari Dewi Kartika (2009) dengan judul “Penerimaan Diri pada Penyandang Cacat”.

Kemudian untuk Dukungan sosial ditemukan penelitian terdahulu antara lain oleh Suniatul

Khusniah (2009) dengan judul “Hubungan Dukungan Sosial dan Kepercayaan Diri pada Remaja

Tunanetra”. Juga penelitian dari Muzlifah (2009) dengan judul “ Hubungan antara Dukungan

Page 17: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Sosial dari Keluarga dan Motivasi Bertahan Hidup”, dari beberapa penelitian terdahulu dapat

diketahui bahwa terdapat penelitian dengan menggunakan variabel tersebut tetapi dalam penelitian

ini dan penelitian terdahulu terdapat perbedaan sehingga penelitian ini bukan duplikasi.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti membuat rumusan

masalah sebagai berikut :

Apakah ada hubungan antara dukungan sosial dengan penerimaan diri pada penderita

pasca stroke?

C. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Dukungan Sosial dengan

Penerimaan Diri pada penderita Pasca Stroke

D. Manfaat penelitian

Secara Teoritis penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi

perkembangan ilmu psikologi khususnya Psikologi Klinis dan Psikologi Kesehatan dengan

memberikan tambahan data empiris yang teruji secara statistik, baik hipotesis tersebut terbukti

ataupun tidak.

Secara praktis penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak-

pihak terkait antara lain :

a. Dapat memberi masukan kepada Kepada Rumah Sakit atau tenaga ahli kesehatan untuk

menentukan treatment secara psikologis kepada penderita pasca Stroke untuk pemacu

kesembuhannya

b. Dapat memberikan masukan kepada masyarakat ataupun keluarga yang mengalami stroke

dalam memberikan dukungan dan semangat hidup dalam memandang penyakitnya

Page 18: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

c. Dapat membantu memberikan masukan pada bidang psikologi klinis dalam mengenali perilaku

penderita pasca stroke

E. Sistematika Pembahasan

Untuk lebih memudahkan para pembaca dalam memahami isi dari skripsi ini dan agar

penulisannya tersusun secara sistematis serta terarah dengan baik, maka penulisan ini perlu

disebutkan dalam sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab I, menjelaskan pendahuluan di dalamnya terdapat berbagai hal yang berkaitan dengan

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

pembahasan.

Bab II, memuat uraian tentang variabel-variabel yang akan diteliti berdasarkan kajian

pustaka. Variabel X adalah dukungan social meliputi pengertian dukungan sosial, faktor-faktor

dukungan sosial, aspek-aspek dukungan sosial, sumber-sumber dukungan sosial dan variabel Y,

yaitu penerimaan diri meliputi pengertian penerimaan diri, aspek-aspek penerimaan diri. Definisi

stroke, penderita stroke, faktor-faktor resiko stroke. Dalam bab ini juga berisi hubungan dukungan

sosial dan penerimaan diri, kerangka teoritik dan hipotesis penelitian.

Bab III adalah metode penelitian, dalam bab ini berisikan uraian tentang rancangan

penelitian meliputi pendekatan & jenis penelitian dan variabel penelitian. Subjek penelitian

meliputi identifikasi & batasan tentang subjek, prosedur dan teknik pengambilan sampel,

instrument penelitian dan analisis data.

Bab IV berisikan hasil penelitian meliputi hasil penelitian, deskripsi hasil Penelitian serta

pengujian hipotesis, dan pembahasan.

Bab V, berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.

Page 19: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penerimaan Diri

1. Pengertian Penerimaan Diri

Penerimaan diri dapat diartikan sebagai suatu sikap penerimaan terhadap gambaran

mengenai kenyataan diri. Rubin (dalam Novvida, 2007) menyatakan bahwa penerimaan diri

merupakan suatu sikap yang merefleksikan perasaan senang sehubungan dengan kenyataan

diri sendiri.

Penerimaan diri ini mengandaikan adanya kemampuan diri dalam psikologis seseorang,

yang menunjukkan kualitas diri. Hal ini berarti bahwa tinjauan tersebut akan diarahkan pada

seluruh kemampuan diri yang mendukung perwujudan diri secara utuh. Hal ini sesuai dengan

pendapat Schultz (dalam Novvida, 2007) mengenai penerimaan diri. Dia menyatakan bahwa

penerimaan diri yang dibentuk merupakan hasil dari tinjauan pada seluruh kemampuan diri.

Suatu tingkat kemampuan individu untuk hidup dengan segala kekhususan diri ini

memang diperoleh melalui pengenalan diri secara utuh. Kesadaran diri akan segala kelebihan

dan kekurangan diri haruslah seimbang dan diusahakan untuk saling melengkapi satu sama

lain, sehingga dapat menumbuhkan kepribadian yang sehat.

Hurlock (psikologi perkembangan, 2006) mengatakan bahwa individu yang menerima

dirinya memiliki penilaian yang realistik tentang sumber daya yang dimilikinya, yang

dikombinasikan dengan apresiasi atas dirinya secara keseluruhan. Artinya, individu itu

memiliki kepastian akan standar dan teguh pada pendirian, serta mempunyai penilaian yang

realistik terhadap keterbatasannya tanpa mencela diri. Jadi, orang yang memiliki penerimaan

diri yang baik tahu asset yang dimiliki dirinya dan bisa mengatasi cara mengelolanya.

8

Page 20: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Ahli lain yaitu Chaplin (2004) berpendapat bahwa penerimaan diri adalah sikap yang

merupakan rasa puas pada kualitas dan bakat, serta pengakuan akan keterbatasan diri.

Pengakuan akan keterbatasan diri ini tidak diikuti dengan perasaan malu ataupun bersalah.

Individu ini akan menerima kodrat mereka apa adanya. Dapat dikatakan bahwa pada dasarnya

penerimaan diri merupakan asset pribadi yang sangat berharga. Calhoun dan Acocella (dalam

Novvida,2007) mengatakan penerimaan diri akan membantu individu dalam menyesuaikan

diri sehingga sifat-sifat dalam dirinya seimbang dan terintegrasi. Pendapat ini senada dengan

pernyataan Skinner, (Maramis, 1998) yang menyebutkan bahwa salah satu kriteria utama bagi

suatu kepribadian yang terintegrasi baik adalah menerima diri sendiri.

Ada hubungan yang erat dengan kesehatan Psikologik seseorang, penerimaan diri juga

berkaitan erat dengan kesehatan fisik. Schlutz (dalam Novvida,2007) mengatakan bahwa

penerimaan diri memiliki hubungan yang erat dengan tingkat fisiologik. Tingkat fisiologik

yang dimaksud adalah tingkat kesehatan individu yang dilihat dari kelancaran kerja organ

tubuh dan aktifitas dasar, seperti makan, minum, istirahat dan kehidupan seksual, yang

semuanya merupakan faktor penunjang utama kesehatan fisik. Individu yang bisa menerima

keadaan dirinya tidak memiliki hambatan dalam hal ini.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa penerimaan ini

merupakan sikap individu yang mencerminkan perasaan menerima dan senang atas segala

kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya serta mampu mengelola segala kekhususan

diri dengan baik sehingga dapat menumbuhkan kepribadian dan fisik yang sehat.

2. Aspek-aspek Penerimaan Diri

Sheerer (Cronbach,1963) menjelaskan lebih lanjut mengenai karakteristik individu yang

dapat menerima dirinya, yaitu:

a. Individu mempunyai keyakinan akan kemampuannya untuk menghadapi persoalan.

Hurlock (Psikologi Perkembangan, 2006) menambahkan bahwa artinya individu tersebut

Page 21: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

memiliki percaya diri dan lebih memusatkan perhatian kepada keberhasilan akan

kemampuan dirinya menyelesaikan masalah.

b. Individu menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia dan sederajat dengan

orang lain. Individu ini mempunyai keyakinan bahwa ia dapat berarti atau berguna bagi

orang lain dan tidak memiliki rasa rendah diri karena merasa sama dengan orang lain yang

masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

c. Individu tidak menganggap dirinya aneh atau abnormal dan tidak ada harapan ditolak

orang lain. Ini berarti individu tersebut tidak merasa sebagai orang yang menyimpang dan

berbeda dengan orang lain, sehingga mampu menyesuikan dirinya dengan baik dan tidak

merasa bahwa ia akan ditolak oleh orang lain.

d. Individu tidak malu atau hanya memperhatikan dirinya sendiri. Artinya, individu ini lebih

mempunyai orientasi keluar dirinya sehingga mampu menuntun langkahnya untuk dapat

bersosialisasi dan menolong sesamanya tanpa melihat atau mengutamakan dirinya sendiri.

e. Individu berani memikul tanggung jawab terhadap perilakunya. Berarti individu memiliki

keberanian untuk menghadapi dan menyelesaikan segala resiko yang timbul akibat

perilakunya.

f. Individu dapat menerima pujian atau celaan secara objektif. Sifat ini tampak dari perilaku

individu yang mau menerima pujian, saran dan kritikan dari orang lain untuk

pengembangan kepribadiannya lebih lanjut.

g. Individu tidak menyalahkan diri atas keterbatasan yang dimilikinya ataupun mengingkari

kelebihannya. Hurlock (dalam psikologi perkembangan, 2006) menambahkan bahwa

individu yang memiliki sifat ini memandang diri mereka apa adanya dan bukan seperti

yang diinginkan. Individu juga dapat mengkompensasikan keterbatasannya dengan

memperbaiki dan meningkatkan karakter dirinya yang dianggap kuat, sehingga

pengelolaan potensi dan keterbatasan dirinya dapat berjalan dengan baik tanpa harus

melarikan diri dari kenyataan yang ada.

Page 22: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Beranjak dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa individu harus bisa bersikap menerima

diri seadanya walaupun banyak terdapat kelemahan. Apabila sikap tersebut dapat tercipta serta

mencoba untuk menghargai dan menyayangi diri sendiri, fikiran pun akan menjadi lebih

terbuka untuk menerima semua perubahan yang terjadi. Individu yang senantiasa memiliki

kepercayaan diri, tidak mudah menyalahkan diri sendiri maupun orang lain merupakan

individu yang memiliki penerimaan diri yang baik.

B. Dukungan Sosial

1. Pengertian Dukungan Sosial

Dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan, seseorang membutuhkan dukungan

sosial. Ada beberapa tokoh yang memberikan definisi dukungan sosial. Menurut Dimatteo

(1991), dukungan sosial adalah dukungan atau bantuan yang berasal dari orang lain seperti

teman, keluarga, tetangga, rekan kerja dan orang lain. Saronson (1991) menerangkan bahwa

dukungan sosial dapat dianggap sebagai sesuatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang

diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya. Dari keadaan tersebut individu akan

mengetahui bahwa orang lain memperhatikan, menghargai, dan mencintainya.

Menurut Gonollen dan Bloney (dalam Muzdalifah, 2009), dukungan sosial adalah

derajat dukungan yang diberikan kepada individu khususnya sewaktu dibutuhkan oleh orang-

orang yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tersebut. Katc dan Kahn

(2000) berpendapat, dukungan sosial adalah perasaan positif, menyukai, kepercayaan, dan

perhatian dari orang lain yaitu orang yang berarti dalam kehidupan individu yang

bersangkutan, pengakuan, kepercayaan seseorang dan bantuan langsung dalam bentuk tertentu.

Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan mengenai peranan atau pengaruh

yang dapat ditimbulkan oleh orang lain yang berarti seperti anggota keluarga, teman, saudara,

dan rekan kerja. Johnson and Johnson berpendapat bahwa dukungan sosial adalah pemberian

bantuan seperti materi, emosi, dan informasi yang berpengaruh terhadap kesejahteraan

manusia. Dukungan sosial juga dimaksudkan sebagai keberadaan dan kesediaan orang-orang

Page 23: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

yang berarti, yang dapat dipercaya untuk membantu, mendorong, menerima, dan menjaga

individu.

Berdasarkan teori-teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Dukungan Sosial adalah

bentuk pertolongan yang dapat berupa materi, emosi, dan informasi yang diberikan oleh orang-

orang yang memiliki arti seperti keluarga, sahabat, teman, saudara, rekan kerja atupun atasan

atau orang yang dicintai oleh individu yang bersangkutan. Bantuan atau pertolongan ini

diberikan dengan tujuan individu yang mengalami masalah merasa diperhatikan, mendapat

dukungan, dihargai dan dicintai. dapat disimpulkan juga bahwa dukungan sosial dapat

mencegah individu dari ancaman kesehatan mental dan adanya dukungan sosial yang tinggi

akan membuat individu lebih optimis dalam menghadapi kehidupan saat ini dan akan datang

selain itu, individu dengan ikatan sosial lebih banyak cenderung memiliki usia yang lebih

panjang.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dukungan Sosial

Menurut Reis (dalam Riena,1999) ada tiga faktor yang mempengaruhi penerimaan

dukungan sosial pada individu yaitu:

a. Keintiman yaitu semakin intim seseorang maka dukungan yang diperoleh akan semakin

besar

b. Harga Diri yaitu individu dengan harga diri memandang bantuan dari orang lain

merupakan suatu bentuk penurunan harga diri karena dengan menerima bantuan orang lain

diartikan bahwa individu yang bersangkutan tidak mampu lagi dalam berusaha.

c. Keterampilan Sosial yaitu pergaulan individu yang luas akan memiliki keterampilan sosial

yang tinggi, sehingga akan memiliki jaringan sosial yang luas pula. Sedangkan, individu

yang memiliki jaringan individu yang kurang luas memiliki ketrampilan sosial rendah.

3. Aspek-Aspek Dukungan Sosial

Hause (dalam Suniatul, 2010) berpendapat bahwa ada empat aspek dukungan sosial yaitu:

Page 24: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

a. Aspek Emosional adalah melibatkan kekuatan jasmani dan keinginan untuk percaya pada

orang lain sehingga individu yang bersangkutan menjadi yakin bahwa orang lain tersebut

mampu memberikan cinta dan kasih sayang kepadanya.

b. Aspek Instrumental meliputi penyediaan sarana untuk mempermudah atau menolong orang

lain sebagai contohnya adalah peralatan, perlengkapan, dan sarana pendukung lain dan

termasuk didalamnya memberikan peluang waktu.

c. Aspek Informatif berupa pemberian informasi untuk mengatasi masalah pribadi. Aspek

informatif ini terdiri dari pemberian nasehat, pengarahan, dan keterangan lain yang

dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan.

d. Aspek Penilaian terdiri atas dukungan peran sosial yang meliputi umpan balik,

perbandingan sosial, dan afirmasi (persetujuan).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dukungan sosial adalah

aspek emosional, aspek instrumental, aspek informatif, dan aspek penilaian. Dukungan sosial

dapat diwujudkan dengan bantuan materi, bantuan fisik, bimbingan, umpan balik, dan

partisipasi sosial.

4. Sumber-Sumber Dukungan Sosial

Strauss & Sayless,1980 (dalam fauziyah, 1999) mengemukakan bahwa dukungan sosial

dapat dipenuhi dari teman atau persahabatan, keluarga, dokter, psikolog, psikiater. Hal senada

juga diungkapkan oleh Thorst (Sofia, 2003) bahwa dukungan sosial bersumber dari orang-

orang yang memiliki hubungan berarti bagi individu seperti keluarga, teman dekat, pasangan

hidup, rekan kerja, tetangga, dan saudara. Sumber-sumber dukungan sosial yaitu:

a. Suami, menurut Wirawan (1991) hubungan perkawinan merupakan hubungan akrab yang

diikuti oleh minat yang sama, kepentingan yang sama, saling membagi perasaan, saling

mendukung, dan menyelesaikan permasalahan bersama.

b. Keluarga, menurut Heardman (1990) keluarga merupakan sumber dukungan sosial karena

dalam hubungan keluarga tercipta hubungan yang saling mempercayai. Individu sebagai

anggota keluarga akan menjadikan keluarga sebagai kumpulan harapan, tempat bercerita,

Page 25: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

tempat bertanya, dan tempat mengeluarkan keluhan-keluhan bilamana individu sedang

mengalami permasalahan.

c. Teman/sahabat, menurut Kail dan Neilsen (Suhita, 2005) teman dekat merupakan sumber

dukungan sosial karena dapat memberikan rasa senang dan dukungan selama mengalami

suatu permasalahan.

C. Stroke

1. Pengertian Stroke

Stroke atau gangguan peredaran darah otak adalah suatu keadaan defisit neurologik

fokal yang disebabkan oleh suatu gangguan lokal dalam suplai aliran darah ke otak, onset

biasanya mendadak, berlangsung selama beberapa jam atau lebih. Pengertian lain

menyebutkan Stroke atau serangan otak adalah kondisi abnormal dari pembuluh darah

otak, dikarenakan adanya perdarahan pada otak atau adanya pembentukan embolus atau

thrombus yang menghambat aliran darah dalam pembuluh darah arteri. Kondisi ini

menyebabkab terjadinya iskemia jaringan otak yang seharusnya secara normal diperdarahi

oleh pembuluh darah yang telah rusak tersebut (Christenseen &Kockrow, 2005).

Berdasarkan patologinya, stroke dapat dibagi menjadi dua, Iskemik dan Hemorragik.

Iskemik adalah keadaan dimana aliran darah ke otak terhenti karena ateroklerosis

(penumpukan kolestrol pada dinding pembuluh darah) atau pembekuan darah yang

menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah ke otak sehingga pasokan darah ke otak

terganggu. Sedangkan Hemmoragik terjadi jika pembuluh darah pecah sehingga menghambat

aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah otak dan merusaknya.

Iskemia terjadi ketika suplai darah kebagian otak terganggu atau tertutup secara total.

Iskemia biasanya disebabkan oleh adanya emboli atau trombosis. Sebuah thrombus dimulai

dengan adanya kerusakan lapisan endothelial pada pembuluh darah dan aterosklerosis

merupakan penyebab utama. Penyebab dari embolic stroke kareana adanya oklusi oleh

embolus, yang terbentuk diluar otak dan terlepas serta terbawa sampai ke sirkulasi

Page 26: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

serebral, sehingga akhirnya menghambat aliran darah arteri serebral. Perdarahan intra serebral

dapat disebabkan karena rupturnya pembuluh darah otak, atau karena rupturnya aneurisma

ataupun dikarenakan adanya malformasi pembuluh darah. Pada stroke hemoragik, pembuluh

darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam

suatu daerah di otak dan merusaknya.

2. Definisi Penderita Stroke

Penderita adalah seseorang yang mendapatkan perawatan/perhatian medis karena sakit

atau terluka, dan membutuhkan perawatan dokter ataupun paramedis yang lain (2008, Definisi

Penderita). Definisi penderita stroke adalah seseorang yang mendapatkan perawatan/perhatian

medis karena adanya defisit neurologis fokal atau global dan membutuhkan perawatan dokter

atau paramedis yang lain. Berdasarkan epidemiologinya Stroke dapat menyerang kapan saja

dan siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda.

Namun stroke cenderung menyerang laki-laki dengan perbandingan 2:1 antara laki-laki

dan perempuan. Diperkirakan satu sampai tiga orang akan mengalami stroke dan satu dari

tujuh orang akan meninggal karena stroke. Setiap tahun, 500.000 penduduk Indonesia terkena

serangan stroke, sekitar 2,5% atau 125.000 orang meninggal dan sisanya cacat ringan maupun

berat. Di Bogor, setiap hari empat orang terserag stroke dan 10%-nya meninggal (Soeparman,

2004:6).

Menurut WHO angka kecacatan akibat stroke sekitar 50-60% dari prevalensi stroke.

Seperlima sampai separuhnya dapat melaksanakan aktifitas hidup sehari-hari tanpa bantuan,

tapi seperempat sampai dua pertiga dari mereka menyandang cacat permanen (Sulasmi &

Moetrarsi:1995, dalam Indra & Santoso, 1996:8). Diperkirakan prevalensi depresi pasca stroke

berkisar antara 25-60% sehingga merupakan masalah yang cukup sering terjadi (Astrom, dkk.,

1993 dalam Indra & Santoso, 1996:8).

3. Faktor-faktor Resiko Stroke

Faktor-faktor resiko suatu penyakit adalah suatu kondisi atau keadaan yang

Page 27: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap serangan suatu penyakit dibandingkan dengan

orang lain yang tidak memiliki faktor-faktor resiko tersebut. Untuk penyakit stroke, faktor-

faktor resiko tersebut dapat dibagi dua menurut tingkat pengendaliannya, yaitu:

a) Faktor-faktor yang tidak bisa dihindari atau dikendalikan

Faktor-faktor ini merupakan faktor alamiah yang melekat pada seseorang tertentu.

Tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mengnendalikan faktor-faktor ini.

1. Usia

Dari berbagai studi yang dilakukan tentang penyakit stroke, umur merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya stroke. Pada umumnya, orang yang

telah berumur tua lebih rentan terkena penyakit stroke dibandingkan dengan yang lebih

muda. Ini adalah kondisi alamiah yang harus diterima. Pada saat umur bertambah,

kondisi jaringan tubuh sudah mulai kurang fleksibel dan lebih kaku, termasuk dengan

pembuluh darah.

2. Jenis Kelamin

Pria lebih rentan terkena penyakit stroke dibandingkan dengan perempuan. Hal

ini mungkin lebih berhubungan dengan faktor-faktor pemicu lainnya yang lebih banyak

dilakukan oleh pria dibandingkan dengan perempuan, misalnya merokok, minum

alkohol, dan sebagainya.

3. Keturunan

Orang yang berasal dari keluarga yang memiliki riwayat terkena stroke akan

lebih rentan dibandingkan dengan orang lain yang tidak memiliki riwayat penyakit

tersebut dalam keluarganya.

b) Faktor-faktor yang bisa dikendalikan atau dihindari

Faktor-faktor ini merupakan akibat dari kebiasaan yang buruk yang bisa meningkatkan

resiko terkena penyakit stroke, yaitu:

1. Hipertensi atau tekanan darah tinggi

Orang-orang yang terkena hipertensi memiliki resiko yang lebih besar untuk

Page 28: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

terkena serangan stroke. Pada orang yang terkena darah tinggi, aliran darahnya menjadi

tidak normal dan lambat akibat penyempitan yang terjadi pada pembuluh darah. Suplai

oksigen dan glukosa ke otak pun (yang di bawa oleh aliran darah) juga akan mengalami

penurunan.

2. Penyakit jantung

Penyakit jantung juga merupakan faktor penting yang menyebabkan serangan

stroke. Gangguan atau kelainan jantung menyebabkan pemompaan darah ke seluruh

bagian tubuh lainnya, termasuk ke otak, menjadi tidak normal.

3. Kencing manis

Penyakit kencing manis (diabetes mellitus) juga menjadi pemicu terjadinya

serangan stroke pada seseorang.

4. Kadar kolesterol darah yang tinggi

Kandungan kolesterol dalam darah yang terlalu tinggi di atas ambang normal

(hiperkolesterolemia) juga akan menjadi faktor pemicu terjadinya stroke.

5. Merokok

Kebiasaan merokok akan meningkatkan kadar fibrinogen di dalam darah.

Fibrinogen yang tinggi dapat mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah

yang akan menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku dan tidak lentur, serta bisa

menimbulkan plak.

D. Hubungan Dukungan Sosial Dan Penerimaan Diri

Telah menjadi kepercayaan umum, bahwa ketika seseorang mengalami sakit atau

menderita sebuah penyakit, keadaannya akan berubah dari waktu ke waktu. Baik dari fisik maupun

psikisnya. Hal ini dikarenakan ketika tubuh kita terserang penyakit, fungsi dari setiap anggota

tubuh akan berkurang atau mengalami disfungsi. Seperti halnya mendapat serangan stroke dapat

mengakibatkan pengalaman traumatis bagi penderita. Tak heran bila muncul dampak psikologis

Page 29: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

sebagai respon dari stressor pengalaman tersebut.

Dampak psikologis yang dialami oleh seseorang belum tentu sama dengan orang lain.

Twinnings (dalam Barton, 2007:60) menjelaskan bahwa penyesuaian psikologis individu dengan

kelumpuhan dipengaruhi oleh interaksi antara faktor individual (kepribadian, perilaku, hubungan

sosial, kesenangan, kegiatan, dan harapan-harapan) dengan faktor kelumpuhan (seberapa berat dan

banyaknya area yang mengalami kelumpuhan, sejarah kelumpuhan, penyebab serta prognosis).

Bagi mereka yang dapat bertahan atau stroke survivors, permasalahan selanjutnya terletak pada

proses rehabilitasi dan penerimaan diri terhadap gambaran mengenai kenyataan diri akibat

kehilangan beberapa fungsi tubuh. Melalui rehabilitasi yang baik, kerusakan fungsi neurologis

dapat diperbaiki dalam beberapa hari hingga tiga bulan sejak serangan terjadi atau bahkan

mungkin lebih.

Lamanya proses rehabilitasi menyebabkan tekanan tersendiri bagi penderita. Tekanan ini

berupa tuntutan-tuntutan eksternal dan internal yang muncul pasca stroke sesuai dengan sumber

yang tersedia. Adanya tuntutan sembuh agar bisa mandiri dan kembali berkegiatan dilingkungan

sosial adalah salah satu tekanan eksternal yang dapat dirasakan oleh penderita, ditambah dengan

tekanan internal yaitu kenyataan hasil rehabilitasi atau terapi yang semakin lambat dan bahkan

mungkin tidak berpengaruh pada kesembuhannya.

Pada akhirnya, peranan dan dukungan sosial diharapkan mampu meminimalisir ketegangan

psikologis si penderita dan dapat memberikan spirit untuk bangkit dan sembuh. Thorits (dalam

Saronson) menjelaskan bahwa dukungan sosial berperan dalam membantu dan membangkitkan

individu dalam menjalani hidupnya dan memenuhi kebutuhan psikologis dalam menghadapi

kejadian-kejadian yang traumatis dan penuh tekanan.

Dukungan sosial dari keluarga, teman dan orang-orang terdekat dapat diwujudkan dengan

memberikan bantuan materi berupa bantuan uang dan hadiah, bantuan informasi berupa

pengarahan, nasehat dan keterangan lain yang dibutuhkan oleh penderita. Bantuan instrumental

Page 30: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

berupa peralatan, perlengkapan, dan sarana pendukung lain dan termasuk didalamnya memberikan

peluang waktu serta bantuan penilaian atau penghargaan meliputi umpan balik, perbandingan

sosial, dan afirmasi (persetujuan) sebagai bentuk kasih sayang dan perhatian bagi penderita.

Dengan bantuan materi, bantuan fisik, bimbingan, umpan balik, serta partisipasi sosial

yang berpengaruh terhadap kesejahteraan dan kesembuhan penderita, dukungan sosial juga

dimaksudkan sebagai keberadaan dan kesediaan orang-orang yang berarti, yang dapat dipercaya

untuk membantu, mendorong, menerima, dan menjaga penderita agar tidak merasa kesepian dalam

menjalani kehidupannya.

Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh

orang lain seperti, keluarga, sahabat dan orang-orang terdekat. Bantuan ini diberikan dengan

tujuan agar penderita merasa diperhatikan, disayangi dan dicintai dan menimbulkan sikap

menerima keadaan dirinya dengan perasaan senang dan apa adanya. Sepertti yang diungkapkan

oleh Chaplin (2004) berpendapat bahwa penerimaan diri merupakan rasa puas pada kualitas dan

bakat, serta pengakuan akan keterbatasan diri. Pengakuan akan keterbatasan diri ini tidak diikuti

dengan perasaan malu ataupun bersalah. Individu ini akan menerima kodrat mereka apa adanya.

E. Kerangka Teoritik

Dalam penelitian ini ada dua macam variabel yang mana terdapat satu variabel dependen

dan satu variabel independen. Variabel yang pertama adalah penerimaan diri yaitu sikap individu

yang mencerminkan perasaan menerima dan senang atas segala kelebihan dan kekurangan yang

ada pada dirinya serta mampu mengelola segala kekhususan diri dengan baik sehingga dapat

menumbuhkan kepribadian dan fisik yang sehat. Berikutnya adalah variabel kedua yaitu

Dukungan Sosial yaitu bentuk pertolongan yang dapat berupa dukungan emosi, informasi, sarana

prasarana serta penilaian atau penghargaan yang diberikan oleh orang-orang yang dicintai oleh

individu yang bersangkutan.

Dalam merawat pasien stroke, keluarga hendaknya memiliki peran dalam membantu

Page 31: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

pasien dalam berlatih di bawah pengawasan perawat atau ahli terapi fisik (membawa pasien

berobat jalan), menyuntikkan semangat dan motivasi pada pasien, agar melanjutkan hidupnya,

meyakinkan pasien bahwa mereka juga bagian penting, dibutuhkan dan diinginkan dalam

keluarga, meyakinkan bahwa banyak orang yang berhasil pulih dari stroke kemudian melakukan

aktivitas normal. Kerangka teoritik dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan dibawah

ini, yaitu:

Bagan 4.1 Bagan Kerangka Teoritik Dukungan Sosial dan Penerimaan Diri pada Penderita

Pasca Stroke

Disfungsi fisik dankognitif

Tidak dapat mengerjakansesuatu sendiri

Gangguan emosionalyang tinggi

tingkat percaya dirisangat rendah

M

PenerimaanDiri

DukunganSosial

Stroke

M

Page 32: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Keterangan : Kematian

Dari bagan diatas dapat dilihat bahwa ketika seseorang terkena stroke, maka penderita

tersebut beresiko pada kematian atau disfungsi pada fisik dan penurunan kognitif secara drastis.

Jika penderita menjadi stroke survivors atau yang dapat bertahan, maka akibat dari stroke tersebut

adalah disfungsi fisik atau kognitif yang nantinya akan menimbulkan beberapa masalah yang

timbul pada penderita pasca stroke tersebut. Keadaan dirinya yang tidak seperti dahulu, membuat

penderita pasca stroke berubah menjadi pribadi yang tertutup, menggantungkan hidupnya pada

orang lain karena keterbatasan fisik yang dimilikinya serta lebih sensitive dan kurang percaya diri.

Beberapa hal diatas, terjadi karena penserita pasca stroke kurang memiliki penerimaan diri

yang baik terhadap keadaan dirinya saat ini. Penerimaan diri tidak muncul begitu saja, namun ada

beberapa factor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah dukunga sosial. Dukungan social,

adalah dukungan atau bantuan yang diberikan oleh keluarga, teman dan orang-orang terdekat

penderita yang bertujuan agar penderita merasa berharga, disayangi dan dicintai secara utuh.

Ketika penderita pasca stroke mendapat dukungan social yang tinggi diharapkan penerimaan diri

pasien terhadap apa yang dialaminya saat ini menjadi lebih baik dan berlapang dada, serta

diharapkan pula ketika penerimaan diri yang dimunculkan tinggi maka penderita pasca stroke

dapat menjalani hari-harinya dengan lebih baik dan termotivasi untuk sembuh.

Hal itu dilakukan karena beberapa faktor, yaitu Penerimaan diri muncul tidak hanya dari

diri sendiri namun terbangun dari dukungan-dukungan orang-orang terdekatnya dan pengaruh

lingkungan disekitarnya. Sebagian kecil dukungan sosial yang diberikan oleh orang-orang terdekat

penderita stroke, karena pada umumnya penderita stroke tidak bisa menerima keadaan dirinya

yang tidak seperti sedia kala. Penerimaan diri merupakan sikap individu yang mencerminkan

perasaan menerima dan senang atas segala kekhususan diri dengan baik sehingga dapat

menumbuhkan kepribadian dan fisik yang sehat.

Untuk penderita stroke, penerimaan diri sangat dibutuhkan karena didalamnya terdapat

Page 33: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

banyak aspek yang dapat melihat seberapa besar penerimaan diri yang dimunculkan oleh penderita

tersebut, namun pemunculan ini tidak hanya muncul dari diri individu itu sendiri melainkan dari

orang-orang terdekat atau keluarga dan lingkungan yang berperan aktif dalam membantu dan

merawat penderita stroke. Hal inilah yang memunculkan pertanyaan besar, apakah dukungan

sosial berhubungan dengan penerimaan diri yang ada pada penderita stroke. Hal inilah yang

mendorong peneliti untuk membuat penelitian ini.

F. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari hipotesis dua arah yaitu

Hipotesis alternative dan hipotesis Nol. Hipotesis benar jika Hipotesis alternative (Ha) terbukti

kebenarannya Berdasarkan tinjauan pustaka di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah :

Ha : Ada hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penerimaan Diri Pada Penderita Pasca

Stroke

Ho : Tidak ada hubungan antara Dukungan Sosial dengan Penerimaan Diri Pada Pasca

Penderita Stroke

Page 34: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mendekatkan

analisisnya data-data numerical yang diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

penelitian inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis, sehingga diperoleh signifikansi

pengaruh antara variabel yang diteliti. Metode ini sebagai metode ilmiah kerena telah

memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, obyektif, terukur, rasional dan sistematis.

Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan

dikembangkan berbagai iptek baru.

Jenis penelitian ini adalah penelitian correlation atau penelitian korelasional, yaitu

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui akibat dari suatu tindakan atau bertujuan untuk

mengetahui hubungan antar variabel. Penelitian korelasional mendeteksi sejauh mana variasi-

variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor yang lain

berdasarkan pada koefisien korelasi.

2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008)

Variabel penelitian ini meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

yang diteliti. Dalam penelitian ini terdapat variabel, yaitu :

1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial

2. Variabel terikat (Y) : Penerimaan diri

29

Page 35: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Hubungan kedua variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Identifikasi Variabel

B. Subjek Penelitian

1. Identifikasi dan Batasan Tentang Populasi atau Subyek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien pasca stroke yang datang berobat

ke poli klinik saraf Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya dengan pertimbangan rumah sakit

tersebut adalah lokasi yang dapat dijangkau dengan perijinan penelitian yang cukup mudah

dan penderita pasca stroke yang melakukan perawatan atau terapi lebih mudah berkomunikasi

yang diharapkan dapat membantu dalam penelitian ini. Karakteristik populasi yang dipakai

dalam penelitian ini adalah pasien pasca stroke yang berobat rawat jalan di poli saraf Rumah

Sakit Islam Jemursari Surabaya.

Pasca stroke adalah keadaan dimana individu pernah mengalami serangan stroke dalam

kurun waktu tertentu yang menyebabkan kerusakan fisik yang menetap dan MRS (Masuk

rumah sakit). Serangan stroke dapat menyebabkan kematian. Namun, bagi mereka yang

selamat, stroke menimbulkan dampak yang berbeda pada tiap individu. Penelitian ini lebih

berfokus pada penggalian data mengenai gambaran penerimaan diri yang ditimbulkan oleh

pasien pasca stroke yang dipengaruhi oleh dukungan sosial dalam lingkungan mereka.

2. Prosedur dan Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan

sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2008). Teknik ini digunakan karena peneliti

mempunyai kriteria inklusi dan ekslusi terhadap sampel yang akan dipilih. Lebih spesifik

peneliti menggunakan teknik accidental sampling yaitu teknik pengumpulan sampel

Dukungan sosial

Variabel X Variabel Y

Penerimaan diri

Page 36: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan

peneliti dan dianggap cocok sebagai sumber data dapat digunakan sebagai sampel. Teknik ini

digunakan dengan pertimbangan sampel yang akan diambil dapat sesuai dengan kriteria yang

telah dibuat oleh peneliti.

Data yang telah diperoleh akan dipilah kembali sesuai dengan ketentuan kriteria inklusi

dan eksklusi. Pada penelitian ini kriteria inklusi dan eksklusi adalah :

1. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

a. Penderita pasca stroke yang pernah mengalami stroke post MRS (masuk rumah sakit)

dan dalam masa penyembuhan dengan melakukan rawat jalan. Hal ini dilakukan

dengan pertimbangan pasien yang melakukan rawat jalan sudah terlepas dari masa akut

dan dapat berkomunikasi dengan baik.

b. Keadaan penderita pasca stroke sudah mempunyai self help tinggi yang dapat dilihat

dari kemandirian penderita dalam melakukan beberapa perilaku antara lain, ADL

(Activity Delivery Learning) seperti mandi, makan, tidur dan kebutuhan diri lainnya

serta dapat dilihat dari kepercayaan diri dan motivasi untuk sembuh. Hal ini dengan

pertimbangan bahwa penderita diharapkan mampu mengungkap variabel yang ada pada

instrument penelitian ini.

c. Usia pasien 30 - 79 tahun dengan pertimbangan bahwa stroke bukan hanya menyerang

usia 45 tahun ke-atas, namun semua usia juga beresiko terserang stroke.

2. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

a. Penderita stroke yang mempunyai gangguan komunikasi verbal dengan pertimbangan

penderita dikhawatirkan sulit dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

oleh peneliti.

b. Penderita stroke yang mempunyai self help yang rendah dengan pertimbangan

penderita dikhawatirkan sulit dalam mengungkapkan variabel-variabel penelitian.

Page 37: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

c. Keluarga responden yang mengalami gangguan dalam membaca dengan pertimbangan

dikhawatirkan keluarga merasa kesulitan dalam mengisi instrument penelitian.

Berikut adalah gambaran subjek penelitian :

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3.2 Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 18 60

Perempuan 12 40

Total 30 100

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa sebagian besar subjek penelitian adalah

laki-laki. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa stroke cenderung menyerang

laki-laki pada usia muda sehingga jumlahnya lebih banyak laki-laki daripada perempuan.

2. Berdasarkan Usia

Tabel 3.3 Subjek Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

30 – 39 tahun 2 7

40 – 49 tahun 11 37

50 – 59 tahun 8 27

60 – 69 tahun 5 16

Page 38: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

70 – 79 tahun 4 13

Total 30 100

Tabel diatas memperlihatkan bahwa dalam penelitian ini rata-rata semua golongan

usia terkena serangan stroke. Hal ini menunjukkan bahwa stroke tidak hanya menyerang

subjek yang berusia diatas 45 tahun saja tetapi semua usia memiliki resiko terkena stroke.

3. Berdasarkan Pendidikan

Tabel 3.4 Subjek Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SD 6 20

SMP 9 30

SMA 7 23

S1 8 27

TOTAL 30 100

Tabel 3.4 memberikan informasi bahwa sebagian besar subjek berpendidikan SMP yakni

sebanyak 30%. Kemudian, pendidikan S1 sebanyak 27% dilanjutkan dengan pendidikan SMA

sebanyak 23% dan SD sebanyak 20%. Artinya terjadi pemerataan terhadap subjek penelitian

jika dilihat dari latar belakang pendidikan mereka.

C. Instrument Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian ini mempunyai tujuan untuk

mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. Tujuan untuk mengetahuinya harus dicapai

dengan menggunakan metode atau cara-cara yang efisien dan akurat. Untuk dapat mengungkapkan

fakta mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan angket. Metode

Page 39: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

angket adalah metode dalam pengumpulan data yang mana hasil kuisioner tersebut terjelma dalam

angka, tabel-tabel analisa data dari penelitian kuantitatif dilandaskan pada hasil kuisioner.

Kuesioner/angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi (Arikunto, 2006). Bentuk skala dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala likert

memberikan peluang kepada responden untk mengekspresikan perasaan mereka dalam bentuk

persetujuan terhadap suatu pernyataan (Simamora, 2004).

Skala likert diyakini memiliki beberapa keunggulan, antara lain (Nazir, 1998):

1) Merupakan metode pernyataan sikap yang menggunakan respon subyek dengan dasar

penentuan nilai skalanya, tidak diperlukan adanya keterangan, dapat menghemat waktu,

tenaga dan biaya.

2) Skalanya relatif mudah dibuat

3) Reliabilitasnya cukup tinggi

4) Jangka respon yang besar membuat skala likert dapat memberikan keterangan yang

lebih nyata dan jelas tentang pendapat dan sikap yang dimiliki subyek.

Skala likert dengan lima alternatif jawaban yang harus dipilih oleh subjek mulai dari sangat

setuju, setuju, Ragu-ragu/netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Terdapat dua jenis pernyataan

dalam skala ini yaitu pernyataan favourable dan unfavourable. Pernyataan favourable yaitu

pernyataan yang berisi tentang hal-hal yang positif mengenai objek sikap. Sebaliknya pernyataan

unfavourable adalah pernyataan yang berisi tentang hal-hal negatif mengenai objek sikap, yaitu

bersifat tidak mendukung ataupun kontra terhadap objek sikap yang diungkap. Kedua alat ukur

tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Page 40: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

1. Skala Dukungan Sosial

Untuk mengungkap fakta mengenai variabel dukungan sosial digunakan skala

dukungan sosial yang penulis susun sendiri dengan menggunakan teori Hause dan

Saronson(1991).

a. Definisi operasional

Dukungan Sosial adalah bentuk pertolongan yang dapat berupa materi, emosi, dan

informasi yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki arti seperti keluarga, sahabat,

teman, saudara, rekan kerja atupun atasan atau orang yang dicintai oleh individu yang

bersangkutan. Bantuan atau pertolongan ini diberikan dengan tujuan individu yang

mengalami masalah merasa diperhatikan, mendapat dukungan, dihargai dan dicintai.

Dukungan Sosial pada penderita pasca stroke dapat diukur dari aspek-aspek yang

mempengaruhinya yaitu:

a. Aspek emosional adalah dimana individu mempunyai kepercayaan bahwa dirinya

dicintai dan disayangi oleh orang-orang yang menyayanginya.

b. Aspek instrumental adalah tersedianya sarana prasarana yang dibutuhkan untuk

menolong individu tersebut

c. Aspek informative adalah pemberian nasehat, pengarahan dan informasi kepada

individu yang membuat dirinya lebih baik.

d. Aspek penilaian adalah adanya umpan balik yaitu pertolongan dari orang lain yang

paham dengan masalahnya sekaligus memberikan pilihan respon yang tepat untuk

menyesaikan masalah.

b. Alat Ukur

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran (Sugiyono, 2008). Kuesioner

merupakan teknik pengumpul data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel

Page 41: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Untuk mengungkap

fakta mengenai variabel Dukungan sosial, digunakan angket atau kuesioner dengan jumlah

aitem 40 butir yang terbagi dalam 29 butir pernyataaan favourable dan 11 butir pernyataan

unfavourable.

Tabel 3.5 Blueprint Variabel Dukungan Sosial

Bentuk skala dukungan sosial dalam penelitian ini berupa pilihan ganda dengan

lima alternatif jawaban yang harus dipilih oleh subyek. Terdapat dua jenis pernyataan

dalam skala ini yaitu pernyataan favourable dan unfavourable. Pernyataan favourable yaitu

pernyataan yang berisi tentang hal-hal yang positif mengenai obyek sikap. Sebaliknya

pernyataan unfavourable adalah pernyataan yang berisi hal-hal yang negatif mengenai

obyek sikap, yaitu bersifat tidak mendukung ataupun kontra terhadap obyek sikap yang di

ungkap.

Adapun petunjuk skoring yang digunakan berdasarkan pernyataan yang favourable

dan unfavourable adalah sebagai berikut:

No Indikator F UF Jumlah

1 Emosional 2, 3, 4, 29, 35 7, 8, 9,

10, 26

10

2 Instrumental 1, 11, 12, 13,

14, 22, 34, 37,

38, 39, 40

6, 23, 33 14

3 Informatif 15, 16, 17, 18,

20

28 6

4 Penilaian 5, 19, 24, 25,

27, 31, 32, 36

21, 30 10

Jumlah 29 11 40

Page 42: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

1) Untuk pernyataan yang favourable

a) Skor 4 untuk jawaban yang sangat setuju (SS)

b) Skor 3 untuk jawaban yang setuju (S)

c) Skor 2 untuk jawaban yang ragu-ragu (R)

d) Skor 1 untuk jawaban yang tidak setuju (TS)

e) Skor 0 untuk jawaban yang sangat tidak setuju (STS)

2) Untuk pernyataan unfavourable

a) Skor 0 untuk jawaban yang sangat setuju (SS)

b) Skor 1 untuk jawaban yang setuju (S)

c) Skor 2 untuk jawaban yang ragu-ragu (R)

d) Skor 3 untuk jawaban yang tidak setuju (TS)

e) Skor 4 untuk jawaban yang sangat tidak setuju (STS)

c. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrument pengukur

dikatakan memilki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,

atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran. Valid

tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai

tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat (Azwar, 2008).

Sisi lain dari validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang

Page 43: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus

memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.

Menurut Sumadi Suryabrata validitas soal adalah derajat kesesuaian antar suatu

soal dengan perangkat soal-soal lain. Ukuran soal adalah korelasi antara skor pada soal itu

dengan skor pada perangkat soal (item-item correlation) yang biasa disebut korelasi

biserial. Jadi makin tinggi validitas suatu alat ukur, makin mengenai sasarannya dan makin

menunjukkan apa yang sebenarnya diukur.

Validitas alat ukur diuji dengan menggunakan bantuan komputer program

Statistical Package For Social Sciene (SPSS) versi 16 for windows. Syarat bahwa item-

item tersebut valid adalah nilai korelasi (r hitung harus positif dan lebih besar atau sama

dengan r tabel) dimana untuk subyek ketentuan df = N-2 pada penelitian ini karena N = 30,

berarti 30-2 = 28 dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka diperoleh r tabel =

0,374. Adapun rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut:

Keterangan:

N = Banyaknya Subyek

X = Angka Pada Variabel

Y = Angka Ada Variabel Kedua

Rxy = Nilai Korelasi Product Moment

Ketentuannya:

1) Jika harga corrected item total correlation bertanda positif dan < r tabel, maka item

tidak valid.

222 )()(

)()(

XYNXXN

YXXYNRsy

Page 44: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

2) Jika harga corrected item total correlation bertanda negative dan < r tabel, maka item

tidak valid

3) Jika harga corrected item total correlation bertanda negative dan > r tabel, maka item

tidak valid

4) Jika harga corrected item total correlation bertanda positif dan > r tabel, maka item

tidak valid.

d. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil

pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil relatif sama, selama aspek yang di

ukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap

adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil antara hasil beberapa kali

pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran

tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel (Azwar, 2008).

Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat

diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang

seharusnya diukur.

Reliabilitas bisa disebut sebagai uji keajegan atau konsistensi alat ukur. Alat ukur

yang reliabilitasnya tinggi adalah alat ukur yang stabil yang selalu memberikan hasil yang

relatif konstan. Tinggi rendahnya reliabilitas alat ukur dinyatakan dengan angka yang

disebut koefisien reliabilitas. Besar koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai 1 dan

tidak ada patokan yang pasti. Besar koefisien reliabilitas yang baik adalah sebesar

mungkin, mendekati 1,00 yang disebut sempurna.

Adapun penelitian ini untuk menguji reliabilitas alat ukur skala dukungan sosial

Page 45: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

digunakan rumus alpha dengan menggunakan bantuan komputer program Statistical

Package For Social Science (SPSS) versi 16 for windows. Penggunaan rumus ini

didasarkan pada pertimbangan bahwa rumus alpha ini digunakan untuk mencari reliabilitas

instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Adapun

rumus alpha adalah sebagai berikut:

xs

s

k

k h

2

2

11(

Keterangan:

α = koefisien reliabilitas alpha

k = banyaknya belahan

s2i = varians skor belahan

s2x = varians skor total

Dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika harga alpha bertanda positif dan lebih besar dari r tabel, maka variabel dikatakan

reliabel.

Pada penelitian ini subjek penelitian sebanyak 30, maka dengan menggunakan tingkat

signifikansi 5% dengan r tabel 0.374

2. Penerimaan diri

Untuk mengungkap fakta mengenai variabel penerimaan diri digunakan skala

penerimaan diri yang penulis susun sendiri dengan menggunakan teori Hurlock dan Sheerer

(Cronbach,1963).

a. Definisi Operasional

Definisi operasional penerimaan diri adalah sikap individu yang mencerminkan

Page 46: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

perasaan menerima dan senang atas segala kelebihan dan kekurangan yang ada pada

dirinya serta mampu mengelola segala kekhususan diri dengan baik sehingga dapat

menumbuhkan kepribadian dan fisik yang sehat. Untuk mengukur tingkat penerimaan diri

khususnya penerimaan diri pada penderita pasca stroke disusun berdasarkan tujuh aspek

yang merupakan ciri-ciri dari penerimaan diri yaitu :

a. Adanya keyakinan akan kemampuan diri dalam menghadapi persoalan

b. Adanya anggapan berharga terhadap diri sendiri sebagai manusia dan sederajad dengan

orang lain

c. Tidak ada anggapan aneh/ abnormal terhadap diri sendiri dan tidak ada harapan ditolak

oleh orang lain

d. Tidak adanya rasa malu atau tidak memperhatikan diri sendiri

e. Adanya keberanian memikul tangguang jawab atas perilaku sendiri

f. Adanya objektivitas dalam penerimaan pujian atau celaan

g. Tidak ada penyalahan atas keterbatasan yang ada ataupun pengingkaran kelebihan.

b. Alat Ukur

Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran (Sugiyono, 2008). Kuesioner

merupakan teknik pengumpul data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel

yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Untuk mengungkap

fakta mengenai variabel penerimaan diri, digunakan angket penerimaan diri dengan jumlah

aitem 40 butir yang terbagi dalam 22 butir pernyataan favourable dan 18 butir pernyataan

unfavourable.

Tabel 3.6 Blue print Variabel Penerimaan Diri

Page 47: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Bent

uk skala

Penerimaan

Diri dalam

penelitian

ini berupa

pilihan

ganda

dengan

lima

alternatif

jawaban

yang harus

dipilih oleh

subyek.

Terdapat dua jenis pernyataan dalam skala ini yaitu pernyataan favourable dan

unfavourable. Pernyataan favourable yaitu pernyataan yang berisi tentang hal-hal yang

positif mengenai obyek sikap. Sebaliknya pernyataan unfavourable adalah pernyataan

yang berisi hal-hal yang negatif mengenai obyek sikap, yaitu bersifat tidak mendukung

ataupun kontra terhadap obyek sikap yang di ungkap.

Adapun petunjuk skoring yang digunakan berdasarkan pernyataan yang favourable

dan unfavourable adalah sebagai berikut:

1) Untuk pernyataan yang favourable

a) Skor 4 untuk jawaban yang sangat setuju (SS)

ASPEK Nomor Item Terseleksi Jumlah

Favourabel Unfavourabel

Adanya keyakinan akan kemampuan

diri dalam menghadapi persoalan

1, 6, 21 3, 15, 25, 34 7

Adanya anggapan berharga pada

diri sendiri sebagai seorang manusia

dan sederajat

2, 22, 28, 31 26 5

Tidak ada anggapan aneh.abnormal

terhadap diri sendiri dan tidak ada

harapan ditolak

4, 40 5, 27, 33 5

Tidak adanya rasa malu atau

memperhatikan dirinya sendiri

18, 23 7, 10 4

Ada keberanian memikul tanggung

jawab terhadap perilaku sendiri

8, 16, 32 19, 24 5

Dapat menerima pujian, saran,

kritikan atau celaan secara objektif

11, 20, 38 13, 17, 36 6

Tidak adanya penyalahan diri

atas keterbatasan yang dimiliki

ataupun pengingkaran kelebihan

9, 12, 29, 30,

39

14, 35, 37 8

Jumlah 22 18 40

Page 48: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

b) Skor 3 untuk jawaban yang setuju (S)

c) Skor 2 untuk jawaban yang ragu-ragu (R)

d) Skor 1 untuk jawaban yang tidak setuju (TS)

e) Skor 0 untuk jawaban yang sangat tidak setuju (STS)

2) Untuk pernyataan unfavourable

a) Skor 0 untuk jawaban yang sangat setuju (SS)

b) Skor 1 untuk jawaban yang setuju (S)

c) Skor 2 untuk jawaban yang ragu-ragu (R)

d) Skor 3 untuk jawaban yang tidak setuju (TS)

e) Skor 4 untuk jawaban yang sangat tidak setuju (STS)

c. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrument pengukur

dikatakan memilki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,

atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran. Valid

tidaknya suatu alat ukur tergantung pada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai

tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat (Azwar, 2008).

Sisi lain dari validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang

valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus

memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.

Menurut Sumadi Suryabrata validitas soal adalah derajat kesesuaian antar suatu

Page 49: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

soal dengan perangkat soal-soal lain. Ukuran soal adalah korelasi antara skor pada soal itu

dengan skor pada perangkat soal (item-item correlation) yang biasa disebut korelasi

biserial. Jadi makin tinggi validitas suatu alat ukur, makin mengenai sasarannya dan makin

menunjukkan apa yang sebenarnya diukur.

Validitas alat ukur diuji dengan menggunakan bantuan komputer program

Statistical Package For Social Sciene (SPSS) versi 16 for windows. Syarat bahwa item-

item tersebut valid adalah nilai korelasi (r hitung harus positif dan lebih besar atau sama

dengan r tabel) dimana untuk subyek ketentuan df = N-2 pada penelitian ini karena N = 30,

berarti 30-2 = 28 dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka diperoleh r tabel =

0,374. Adapun rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut:

222 )()(

)()(

XYNXXN

YXXYNRsy

Keterangan:

N = Banyaknya Subyek

X = Angka Pada Variabel

Y = Angka Ada Variabel Kedua

Rxy = Nilai Korelasi Product Moment

Ketentuannya:

1) Jika harga corrected item total correlation bertanda positif dan < r tabel, maka item

tidak valid.

2) Jika harga corrected item total correlation bertanda negative dan < r tabel, maka item

tidak valid

3) Jika harga corrected item total correlation bertanda negative dan > r tabel, maka item

Page 50: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

tidak valid

4) Jika harga corrected item total correlation bertanda positif dan > r tabel, maka item

tidak valid.

d. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Hasil

pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil relatif sama, selama aspek yang di

ukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap

adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil antara hasil beberapa kali

pengukuran. Bila perbedaan itu sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran

tidak dapat dipercaya dan dikatakan sebagai tidak reliabel (Azwar, 2008).

Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat

diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang

seharusnya diukur.

Reliabilitas bisa disebut sebagai uji keajegan atau konsistensi alat ukur. Alat ukur

yang reliabilitasnya tinggi adalah alat ukur yang stabil yang selalu memberikan hasil yang

relatif konstan. Tinggi rendahnya reliabilitas alat ukur dinyatakan dengan angka yang

disebut koefisien reliabilitas. Besar koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai 1 dan

tidak ada patokan yang pasti. Besar koefisien reliabilitas yang baik adalah sebesar

mungkin, mendekati 1,00 yang disebut sempurna.

Adapun penelitian ini untuk menguji reliabilitas alat ukur skala penerimaan diri

digunakan rumus alpha dengan menggunakan bantuan komputer program Statistical

Package For Social Science (SPSS) versi 16 for windows. Penggunaan rumus ini

didasarkan pada pertimbangan bahwa rumus alpha ini digunakan untuk mencari reliabilitas

instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Adapun

Page 51: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

rumus alpha adalah sebagai berikut:

xs

s

k

k h

2

2

11(

Keterangan:

α = koefisien reliabilitas alpha

k = banyaknya belahan

s2i = varians skor belahan

s2x = varians skor total

Dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika harga alpha bertanda positif dan lebih besar dari r tabel, maka variabel dikatakan

reliabel.

Pada penelitian ini subjek penelitian sebanyak 30, maka dengan menggunakan tingkat

signifikansi 5% dengan r tabel 0,374.

D. Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke bentuk yang lebih mudah dibaca dan

di interpretasikan. Analisis data merupakan proses pencarian dan penyusunan secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil lapangan. Dan juga bagian yang sangat penting karena dengan

analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah

penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari koefisien korelasi antara gejala interval lainnya.

Selanjutnya berdasarkan koefisien korelasi yang diperoleh dapatlah mengadakan pengentasan

Page 52: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

222 )()(

)()(

XYNXXN

YXXYNRsy

hipotesis tentang korelasi tersebut dengan menggunakan teknik analisis product moment dari

Pearson dengan bantuan komputer program Statistical Package For Social Sciene (SPSS) versi 16

for windows. Pearson r correlation biasa digunakan untuk mengetahui hubungan pada dua

variabel. Korelasi dengan pearson ini mensyaratkan data berdistribusi normal. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut :

Keterangan:

N = Banyaknya Subyek

X = Angka Pada Variabel

Y = Angka Ada Variabel Kedua

Rxy = Nilai Korelasi Product Moment

Adapun untuk mengetahui apakah ada hubungan antar variabel, maka terlebih dahulu

dilakukan uji asumsi/ uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas data dan uji lineritas hubungan

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian untuk melihat apakah sebaran dari variabel-variabel

penelitian sudah mengikuti distribusi kurva normal. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui

kenormalan distribusi skor variabel dengan melihat seberapa jauh terjadi penyimpangan.

Adapun untuk mengetahui apakah data sampel tersebut berdistribusi normal atau tidak peneliti

menggunakan teknik uji kolmogorov smirnov dan shaphiro wilk. Uji normalitas dilakukan

dengan bantuan program Statistical Package For Social Sciene (SPSS) versi 16 for windows,

dengan kaidah sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal

b. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi adalah normal.

Page 53: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

2. Uji Linieritas Hubungan

Uji Linieritas hubungan ini dilakukan untuk mengetahui linieritas hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat dengan membandingkan regresi kuadrat dan hasil

perbandingan ini ditunjukkan dalam nilai-nilai f beda. Dalam melakukan uji linieritas

hubungan menggunakan regresi dengan program komputer Statistical Package For Social

Sciene (SPSS) versi 16 for windows. Kaidah yang digunakan untuk menguji linieritas

hubungan adalah jika signifikansi < 0.05 maka hubungannya adalah linier, dan sebaliknya jika

signifikansi > maka hubungannya tidak linier.

Setelah uji asumsi/ prasyarat dilakukan, selanjutnya melakukan pengujian terhadap

hipotesis penelitian yang diajukan dengan teknik korelasi product moment. Teknik ini

digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel yaitu hubungan antara dukungan

sosial dan penerimaan diri pada penderita pasca stroke.

Page 54: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

a. Persiapan Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah

persiapan penelitian agar tidak terdapat kendala dalam pelaksanaan penelitian

dilapangan. Persiapan penelitian meliputi penyusunan alat ukur dan persiapan

administrasi. Tahap awal yang harus dilakukan yaitu :

a. Merumuskan masalah yang hendak diteliti

b. Melakukan observasi terlebih dahulu untuk melihat populasi yang ada.

c. Melakukan studi pustaka, pada tahap ini peneliti mencari, mempelajari, dan

memperdalam literatur yang relevan dengan tujuan menelaah teori serta hasil

penelitian-penelitian terdahulu yang relevan untuk menjawab permasalahan

dalam penelitian ini

d. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing skripsi dalam rangka

penataan alur berfikir dan pelaksanaan penelitian, serta mendiskusikan dan

menyempurnakan data atas konsep yang mendasari penelitian

e. Menentukan populasi dan sampel penelitian sesuai dengan tujuan dan landasan

teori

f. Mempersiapkan penelitian, yaitu mulai penyusunan alat ukur yang akan

digunakan untuk mengumpulkan data dengan tahap penentuan indikator,

pembuatan blue print sampai pada membuat item-item yang baik.

b. Penyusunan Instrument Penelitian

55

Page 55: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Alat ukur yang digunakan untuk mengungkapkan hubungan antara dukungan

sosial dengan penerimaan diri adalah skala atau kuesioner, langkah-langkah dalam

penyusunannya adalah :

a) Menentukan indikator kedua variabel berdasarkan teori yang telah ditentukan

pada Bab II

b) Membuat blue print dari kedua instrument yang memuat jumlah pernyataan

atau item yang digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan instrument

penelitian

c) Membuat dan menyusun pernyataan yang mencakup pernyataan favourable dan

unfavourable berdasarkan blue print yang telah dibuat

d) Menguji cobakan kuosioner yang digunakan untuk pengumpulan data dengan

memakai metode uji coba terpakai, yaitu melaksanakan uji coba sekaligus

pengumpulan data

e) Kuosioner dalam penelitian ini terdiri dari 40 aitem untuk dukungan sosial dan

40 aitem untuk penerimaan diri

f) Penentuan skor pada semua aitem untuk ke-2 variabel memiliki 5 alternatif

jawaban pemberian skor untuk item favourable bergerak dari angka 4 sampai

0 dan untuk item unfavourable bergerak berlaku sebaliknya.

c. Lokasi Penelitian

Setelah aitem-aitem pada skala 2 variabel sudah siap, maka selanjutnya

menetukan lokasi dan subjek penelitian. Lokasi penelitian ini diadakan di Poli Saraf

Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Jemursari pertimbangannya adalah kemudahan

memperoleh ijin dalam melakukan penelitian dan kemudahan akses menuju lokasi

tersebut. Rumah Sakit Islam Jemursari berdiri pada tanggal 25 Mei 2002, merupakan

Page 56: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

salah satu dari tiga instansi yang dikelola oleh Yayasan Rumah Sakit Islam Jemursari

Surabaya. Rumah Sakit Islam Jemursari terletak di Jalan Jemursari No. 51-57

Surabaya, dekat pintu gerbang kota Surabaya sebelah selatan dan berada di wilayah

kota yang sudah berkembang serta dekat dengan zona industri. Saat ini, Rumah Sakit

Islam Jemursari merupakan rumah sakit tipe B terakreditasi 16 pelayanan, dengan

demikian Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya dapat memberikan pelayanan optimal

kepada pasien yang berobat di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya

Subjek penelitian atau populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien

pasca stroke rawat jalan di poli saraf Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya dan sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, adalah untuk mengetahui apakah

dukungan sosial berhubungan dengan penerimaan diri pada penderita pasca stroke.

Untuk teknik pengambilan sampel digunakan accidental sampling dengan kriteria

inklusi dan ekslusi tertentu.

d. Persiapan Administrasi

Sebelum melakukan penelitian, ada beberapa hal yang berkaitan dengan

persyaratan adminstrasi yang harus dipenuhi sehubungan dengan prosedur perijinan

penelitian, antara lain dengan mengajukan surat ijin penelitian kepada Kaprodi

psikologi selanjutnya diteruskan kepada Dekan Fakultas Dakwah Prodi Psikologi

melalui staff akademik. Surat ijin penelitian ini kemudian dikeluarkan oleh pihak

fakultas tertanggal 3 april 2012, Selanjutnya peneliti membawa surat ijin dari pihak

fakultas dan 1 berkas proposal yang diserahkan kepada Pusdiklat dan Penelitian Rumah

Sakit Islam Jemursari. Peneliti kemudian melakukan konsultasi dengan dokter saraf

yang menjadi pembimbing selama penelitian. Pada tanggal 9 April 2012 Peneliti

mendapat ijin secara resmi yang ditujukan kepada Dekan Fakultas Dakwah bahwa

pihak Rumah Sakit Islam Jemursari memberikan ijin terhadap penelitian dengan

Page 57: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

harapan agar kerahasiaan data dapat terjaga dengan baik dan sesuai dengan norma

yang ada.

e. Pelaksanaan Penelitian

Setelah mendapat ijin secara resmi dari pihak Pusdiklat Rumah Sakit Jemursari,

kemudian peneliti mulai menyebarkan kuesioner. Penelitian dilakukan selam 3 minggu,

mulai tanggal 16 April sampai dengan 4 Mei 2012. Penyebaran kuesioner dilakukan

setiap hari kerja pukul 08.00-11.00 WIB.

Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data baik primer maupun

sekunder untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah langkah yang amat

penting dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan

digunakan untuk menguji hipotesa yang sudah dirumuskan. Seperti telah dijelaskan

dalam bab sebelumnya, penelitian ini ingin mengetahui ada atau tidaknya hubungan

antara dukunga sosial dengan penerimaan diri pada penderita pasca stroke. Adapun

tahap pengumpulan data sebagai berikut:

a) Tahap persiapan yaitu sebelum pemberian angket dan pengisian angket oleh

responden. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, kemudian

menawarkan dulu apakah calon responden bersedia menjadi responden penelitian.

b) Tahap pelaksanaan yaitu dengan memberikan angket kepada penderita pasca stroke

untuk mengidentifikasi dukungan sosial yang diberikan kepada penderita oleh

keluarga dan penerimaan diri yang ditimbulkan oleh penderita itu sendiri dan

pengisian kuesioner dilakukan dengan pendampingan oleh peneliti. Peneliti

membacakan kuesioner, dan responden menjawab dengan pilihan jawaban yang

tersedia.

Page 58: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

c) Tahap penutup dimana peneliti mengumpulkan lembar kuesioner yang telah diisi

oleh responden dan mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak yang telah

membantu terlaksananya penelitian ini.

Setelah pengambilan data selesai, peneliti merekap dan mempersiapkan analisis

secara statistik sehingga dapat diketahui apakah hipotesis penelitian terjawab atau

tidak. Analisis dilakukan juga untuk mengetahui sejauh mana validitas dan reliabilitas

alat ukur yang dipakai oleh peneliti.

2. Deskripsi Hasil Penelitian

Pada sub bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian berupa uraian agar dapat

lebih dipahami oleh pembaca. Analisis yang pertama kali dilakukan oleh peneliti adalah uji

validitas dan reliabilitas. Dimana dari hasil uji validitas dan reliabilitas didapat hasil berupa

beberapa butir item yang dinyatakan valid dan item yang dinyatakan tidak valid. Item yang

dinyatakan valid adalah item yang harga/nilai corrected item total correlation bertanda

positif dan > r tabel. Sedangkan item dinyatakan tidak valid apabila bertanda positif < r

tabel atau bertanda negatif.

Angket yang telah disebarkan kemudian di uji validitasnya dengan menggunakan

program Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 16 for windows. Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam

melakukan fungsi ukurnya.

a. Uji Validitas

Dalam menganalisis validitas, analisis dilakukan menurut tiap-tiap indikator.

a. Hasil uji validitas untuk skala dukungan sosial dari semua indikator

Tabel. 4.1 Hasil Item Valid Variabel Dukungan Sosial

ItemCorrected Item-Total

Correlationr Tabel Keterangan

Page 59: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Item 1 .529 .374 ValidItem 2 .500 .374 ValidItem 3 .482 .374 ValidItem 5 .436 .374 ValidItem 7 .397 .374 Valid

Item 10 .459 .374 ValidItem 11 .729 .374 ValidItem 12 .774 .374 ValidItem 13 .767 .374 ValidItem 14 .739 .374 ValidItem 15 .537 .374 ValidItem 16 .617 .374 ValidItem 17 .902 .374 ValidItem 18 .874 .374 ValidItem 19 .435 .374 ValidItem 20 .810 .374 ValidItem 22 .457 .374 ValidItem 24 .693 .374 ValidItem 27 .544 .374 ValidItem 29 .552 .374 ValidItem 31 .558 .374 ValidItem 33 .384 .374 ValidItem 34 .598 .374 ValidItem 35 .451 .374 ValidItem 36 .506 .374 ValidItem 37 .754 .374 ValidItem 38 .708 .374 ValidItem 39 .823 .374 ValidItem 40 .603 .374 Valid

Dari keterangan tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa item yang valid berjumlah 29

item yaitu: 1, 2, 3, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 27, 29, 31, 33, 34, 35, 36, 37,

38, 39, dan 40. Item ini dinyatakan valid karena > rTabel.

Tabel 4.2 Hasil Item Tidak Valid Variabel Dukungan Sosial

ItemCorrected Item-Total

Correlationr Tabel Keterangan

Item 4 .200 .374 Tidak ValidItem 6 .219 .374 Tidak Valid

Page 60: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Item 8 .192 .374 Tidak ValidItem 9 .075 .374 Tidak ValidItem 21 .173 .374 Tidak ValidItem 23 .083 .374 Tidak ValidItem 25 .234 .374 Tidak ValidItem 26 .314 .374 Tidak ValidItem28 .329 .374 Tidak ValidItem 30 .133 .374 Tidak ValidItem 32 .334 .374 Tidak Valid

Dari keterangan tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa item yang tidak valid berjumlah

11 item yaitu 4, 6, 8, 9, 21, 23, 25, 26, 28, 30 dan 32. Item ini dinyatakan tidak valid.

b. Hasil uji validitas untuk skala dukungan sosial tiap-tiap indikator

Tabel 4.3 Validitas Item Indikator 1

Corrected Item-TotalCorrelation

r Tabel Keterangan

Item2 .500 0.374 ValidItem3 .482 0.374 ValidItem4 .200 0.374 Tidak validItem7 .397 0.374 ValidItem8 .192 0.374 Tidak validItem9 -.075 0.374 Tidak valid

Item10 .459 0.374 ValidItem26 .314 0.374 Tidak validItem29 .552 0.374 ValidItem35 .451 0.374 Valid

Berdasarkan tabel tersebut dari 10 item, 6 item dinyatakan valid dan 4 item dinyatakan tidak

valid maka dinyatakan gugur karena < r tabel.

Corrected Item-Total Correlation

r Tabel Keterangan

Item1 .529 0.374 ValidItem6 .219 0.374 Tidak valid

Item11 .792 0.374 ValidItem12 .774 0.374 ValidItem13 .767 0.374 ValidItem14 .739 0.374 Valid

Page 61: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Tabel 4.4

Validitas Item

Indikator 2

Berdasarka

n tabel tersebut maka dari 14 aitem, 12 valid dan 2 tidak valid jadi item yang tidak valid harus di

keluarkan atau gugur.

Tabel 4.5 Validitas Item Indikator 3

Corrected Item-Total Correlation

r Tabel Keterangan

Item15 .537 0.374 Valid

Item16 .617 0.374 Valid

Item17 .902 0.374 Valid

Item18 .874 0.374 Valid

Item20 .810 0.374 Valid

Item28 .329 0.374 Tidak valid

Berdasarkan tabel tersebut maka dari 6 item, 5 valid dan 1 tidak valid jadi item yang tidak

valid harus dikeluarkan atau gugur.

Tabel 4.6 Validitas Item Indikator 4

Corrected Item-Total Correlation

r Tabel Keterangan

Item5 .436 0.374 ValidItem9 .435 0.374 Valid

Item21 .173 0.374 Tidak validItem24 .693 0.374 ValidItem25 .234 0.374 Tidak ValidItem27 .544 0.374 ValidItem30 .133 0.374 Tidak validItem31 .558 0.374 ValidItem32 .334 0.374 Tidak validItem36 .506 0.374 Valid

Berdasarkan tabel tersebut dari 10 item, 6 item valid dan 4 item tidak valid maka item yang

Item22 .457 0.374 ValidItem23 .083 0.374 Tidak validItem33 .384 0.374 ValidItem34 .598 0.374 ValidItem37 .754 0.374 ValidItem38 .708 0.374 ValidItem39 .823 0.374 ValidItem40 .603 0.374 Valid

Page 62: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

tidak valid harus dikeluarkan atau gugur.

Dari beberapa tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa item yang valid berjumlah

29 item yaitu: 1, 2, 3, 5, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 24, 27, 29, 31, 33, 34, 35, 36,

37, 38, 39, dan 40. Sedangkan sisa yang lain dianggap gugur atau tidak valid.

c. Hasil uji validitas untuk skala penerimaan diri dari semua indikator

Tabel 4.7 Hasil Item Valid Variabel Penerimaan Diri

ItemCorrected Item-Total

Correlationr Tabel Keterangan

Item2 .417 .374 ValidItem3 .381 .374 ValidItem4 .473 .374 ValidItem5 .531 .374 ValidItem7 .401 .374 Valid

Item10 .557 .374 ValidItem11 .429 .374 ValidItem17 .404 .374 ValidItem18 .669 .374 ValidItem22 .585 .374 ValidItem23 .511 .374 ValidItem27 .581 .374 ValidItem28 .406 .374 ValidItem31 .484 .374 ValidItem33 .375 .374 ValidItem34 .407 .374 ValidItem35 .383 .374 ValidItem37 .705 .374 ValidItem39 .446 .374 ValidItem40 .379 .374 Valid

Dari keterangan tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa item yang valid berjumlah 20

item yaitu: : 2, 3, 4, 5, 7, 10, 11, 17, 18, 22, 23, 27, 28, 31, 33, 34, 35, 37, 39, 40. Item ini dinyatakan

valid karena > rTabel.

Page 63: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Tabel 4.8 Hasil Item Tidak Valid Variabel Penerimaan Diri

Item Corrected Item-Total Correlation r Tabel KeteranganItem1 .174 .374 Tidak ValidItem6 .333 .374 Tidak ValidItem8 .064 .374 Tidak ValidItem9 -.124 .374 Tidak Valid

Item12 .256 .374 Tidak ValidItem13 .047 .374 Tidak ValidItem14 -.361 .374 Tidak ValidItem15 .159 .374 Tidak ValidItem16 -.241 .374 Tidak ValidItem19 .214 .374 Tidak ValidItem20 .114 .374 Tidak ValidItem21 .134 .374 Tidak ValidItem24 .248 .374 Tidak ValidItem25 .329 .374 Tidak ValidItem26 .196 .374 Tidak ValidItem29 .125 .374 Tidak ValidItem30 .246 .374 Tidak ValidItem32 .201 .374 Tidak ValidItem36 .213 .374 Tidak ValidItem38 .255 .374 Tidak Valid

Dari keterangan tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa item yang tidak valid berjumlah

20 item yaitu 1, 6, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 29, 30, 32, 36 dan 38. Item ini

dinyatakan tidak valid karena < rTabel.

d. Hasil uji validitas variabel penerimaan diri dari tiap-tiap indikator

Tabel 4.9 Validitas Item Indikator 1

Corrected Item-TotalCorrelation

r Tabel Keterangan

Item1 .174 0.374 Tidak valid

Item3 .381 0.374 Valid

Item6 .333 0.374 Tidak valid

Item15 .159 0.374 Tidak valid

Item21 .134 0.374 Tidak valid

Item25 .329 0.374 Tidak valid

Item34 .407 0.374 Valid

Page 64: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Berdasarkan tabel tersebut dari 7 item, 2 item valid dan 5 item tidak valid maka item

yang tidak valid harus dikeluarkan atau gugur.

Tabel 4.10 Validitas Item Indikator 2

Corrected Item-TotalCorrelation

r Tabel Keterangan

Item2 .417 0.374 Valid

Item22 .585 0.374 Valid

Item26 .196 0.374 Tidak valid

Item28 .406 0.374 Valid

Item31 .484 0.374 Valid

Berdasarkan tabel tersebut dari 5 item, maka tiga item dinyatakan valid dan dua item

dianggap gugur karena < r tabel.

Tabel 4.11 Validitas Item Indikator 3

Corrected Item-TotalCorrelation

r Tabel Keterangan

Item4 .473 0.374 Valid

Item5 .531 0.374 Valid

Item27 .581 0.374 Valid

Item33 .375 0.374 Valid

Item40 .379 0.374 Valid

Berdasarkan tabel tersebut dari 5 item, semua item dinyatakan valid karena >r tabel

Tabel 4.12 Validitas Item Indikator 4

Corrected Item-TotalCorrelation

r Tabel Keterangan

Item7 .401 0.374 Valid

Item10 .557 0.374 Valid

Item18 .669 0.374 Valid

Item23 .511 0.374 Valid

Berdasarkan tabel tersebutdari 4 item semua item dinyatakan valid karena >r tabel

Tabel 4.13 Validitas Item Indikator 5

Page 65: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Corrected Item-TotalCorrelation

r Tabel Keterangan

Item8 .064 0.374 Tidak valid

Item16 -.241 0.374 Tidak valid

Item19 .214 0.374 Tidak valid

Item24 .248 0.374 Tidak valid

Item36 .201 0.374 Tidak valid

Berdasarkan tabel tersebut dari 5 item, semua item dinyatakan tidak valid maka

dinyatakan gugur karena < r tabel.

Tabel 4.14 Validitas Item Indikator 6

Corrected Item-TotalCorrelation

r Tabel Keterangan

Item11 .429 0.374 Valid

Item13 .047 0.374 Tidak valid

Item17 .404 0.374 Valid

Item20 .114 0.374 Tidak valid

Item36 .213 0.374 Tidak valid

Item38 .255 0.374 Tidak valid

Berdasarkan tabel tersebut dari 6 item,2 item dinyatakan valid dan 4 item

dinyatakan tidak valid maka harus dikeluarkan atau gugur.

Tabel 4.15 Validitas Item Indikator 7

Corrected Item-TotalCorrelation

r Tabel Keterangan

Item9 -.123 0.374 Tidak validItem12 .256 0.374 Tidak validItem14 -.361 0.374 Tidak validItem29 .125 0.374 Tidak valid

Page 66: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Item30 .246 0.374 Tidak validItem35 .383 0.374 ValidItem37 .705 0.374 ValidItem39 .446 0.374 Valid

Dari tabel di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa item yang valid ada yaitu:

Dari beberapa tabel diatas, hasil uji validitas ini didapatkan item yang valid berjumlah 20 yaitu: 2, 3,

4, 5, 7, 10, 11, 17, 18, 22, 23, 27, 28, 31, 33, 34, 35, 37, 39, 40. Sedangkan sisa yang lain dianggap

gugur atau tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Dari hasil uji reliabilitas alat ukur terhadap tiap-tiap aiten. Skala dukungan

social yang valid diperoleh dengan nilai koefisien Cronbach's Alpha sebesar 0.941

dengan p = 0.022. Maka instrument tersebut dikatakan reliabel. Artinya sebagian item

sangat reliabel sebagai instrument pengumpul data

Tabel 4.16 Uji Reliabilitas Dukungan Sosial

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.941 29

Pada uji reliabilitas penerimaan diri, nilai koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0.889.

Maka instrument tersebut dikatakan reliabel. Artinya sebagian item sangat reliabel sebagai

instrument pengumpul data.

Tabel 4.17 Uji Reliabilitas Penerimaan Diri

Page 67: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.889 20

c. Uji Normalitas Data

Uji normalitas adalah pengujian untuk melihat apakah sebaran dari variabel-

variabel penelitian sudah mengikuti distribusi kurva normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan dengan bantuan program Statistical Package For Social Sciene (SPSS) versi

16 for windows. Adapun uji normalitas data yang digunakan ini adalah menggunakan

Kolmogorov-Smirnov serta Shapiro-Wilk. Kaidah yang digunakan untuk menguji

normalitas adalah jika nilai signifikansi < 0,05 maka distribusi adalah tidak normal.

Begitu pula sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 maka distribusi adalah normal.

Dari uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a) Variabel Dukungan Sosial

Pada variabel dukungan sosial diperoleh hasil statistik = .088 dengan derajat

kebebasan df = 30 dan nilai signifikansi sebesar 0,200 > 0,05 berarti sebaran data

adalah normal.

b) Variabel Penerimaan Diri

Pada variabel Penerimaan Diri diperoleh hasil statistik = .095 dengan

derajat kebebasan df = 30 dan nilai signifikansi sebesar 0,200 > 0,05 berarti

sebaran data adalah normal.

Dari uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a) Variabel Dukungan Sosial

Page 68: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Pada variabel dukungan sosial diperoleh hasil statistik = .971 dengan derajat

kebebasan df = 30 dan nilai signifikansi sebesar 0,575 > 0,05 berarti sebaran data

adalah normal.

b) Variabel Penerimaan Diri

P

ada

variabel

Penerima

an Diri

diperoleh

hasil

statistik = .979 dengan derajat kebebasan df = 30 dan nilai signifikansi sebesar

0,803 > 0,05 berarti sebaran data adalah normal.

Tabel 4.18 Uji Normalitas

d. Uji Linieritas Hubungan

Uji linieritas hubungan ini dilakukan untuk mengetahui linieritas hubungan

antara variabel bebas dan variabel terikat dengan membandingkan regresi kuadrat dan

hasil perbandingan ini ditunjukkan dalam nilai-nilai f beda. Dalam melakukan uji

linieritas hubungan menggunakan regresi dengan program komputer Statistical

Variabel Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statist

ic

Df Sig.

Dukungan Sosial .088 30 .200* .971 30 .575

Penerimaan Diri .095 30 .200* .979 30 .803

Page 69: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Package For Social Sciene (SPSS) versi 16 for windows. Kaidah yang digunakan untuk

menguji linieritas hubungan adalah jika signifikansi < 0.05 maka hubungannya adalah

linier, dan sebaliknya jika signifikansi > maka hubungannya tidak linier. Dari hasil uji

linieritas tersebut dapat dijelaskan hubungan antara dukungan sosial terhadap

penerimaan diri pada penderita pasca stroke diperoleh harga R square = .174 dengan F

= 5.904 dan nilai signifikansi sebesar .022 < 0.05 berarti hubungannya linier.

Tabel 4.19 Uji Linieritas Hubungan

Variabel X-Y R-Square F P Keterangan

Dukungan Sosial

terhadap Penerimaan

Diri

.174 5.904 0.022 Korelasinya

linier

Setelah uji asumsi/ persyarat dilakukan, selanjutnya melakukan pengujian terhadap

hipotesis penelitian yang diajukan dengan teknik korelasi product moment.

Berdasarkan dari hasil uji linieritas hubungan, maka instrument ini memiliki syarat

untuk dianalisis dengan menggunakan data korelasi product moment.

B. Pengujian Hipotesis

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial

dan penerimaan diri terhadap penderita pasca stroke pada pasien Rawat jalan Rumah Sakit

Islam Jemursari Surabaya. Dari hasil uji analisis korelasi product moment diperoleh nilai

korelasi sebesar .417 dengan signifikansi sebesar .022 karena signifikansi <0.05 maka Ho

ditolak berarti Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial

dan penerimaan diri terhadap penderita pasca stroke pada pasien Rawat jalan Rumah

Sakit Islam Jemursari Surabaya. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Page 70: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Tabel 4.20 Korelasi antara Variabel X dan Y

Correlations

Variabel Dukungan Sosial Penerimaan Diri

Pearson Correlation Dukungan Sosial 1.000 .417

Penerimaan Diri .417 1.000

Sig. (2-tailed) Dukungan Sosial . .022

Penerimaan Diri .022 .

N Dukungan Sosial 30 30

Penerimaan Diri 30 30

Pada tabel correlation memuat hubungan antara dua variabel, dari tabel tersebut

diperoleh besarnya korelasi 0,417 dengan signifikansi 0,022. Karena signifikansi < 0,05

maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan yang signifikan antara

dukungan sosial dengan penerimaan diri. Namun, jika dilihat dari hasi koefisiensi

determinan (r2) yaitu : r = 0.417 maka r2 = 0,17389. Berdasarkan Sumbangan Efeksi (SE)

17,4% yang rendah, maka dapat disimpulkan bahwa variabel dukungan sosial hanya

berperan sedikit dalam penerimaan diri penderita pasca stroke, sedangkan sisanya sebesar

82,6% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diungkap dalam penelitian ini.

C. Pembahasan

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

dukungan sosial dan penerimaan diri pada penderita pasca stroke. Artinya ada hubungan

positif antara dukungan sosial dan penerimaan diri, hal ini berarti semakin tinggi dukungan

sosial yang diberikan pada penderita pasca stroke, maka semakin tinggi pula penerimaan diri

yang dimunculkan oleh si penderita dan sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang

diberikan maka semakin rendah pula penerimaan diri yang dimunculkan oleh penderita

tersebut.

Page 71: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Hasil ini menguatkan pendapat Willi (dalam Destiani, 2008) menyatakan bahwa

penerimaan diri yang tinggi akan memberikan sumbangan positif pada kesehatan mental.

Artinya ketika penderita pasca stroke mempunyai penerimaan diri yang tinggi maka akan

dapat memiliki kesehatan mental yang baik dan dapat memacu semangat untuk mencapai

kesembuhan.

Ada hubungan yang erat antara penerimaan diri dengan kesehatan fisik. Schlutz

(Izzaty, 1996) mengatakan bahwa penerimaan diri memiliki hubungan yang erat dengan

tingkat fisiologik. Tingkat fisiologik yang dimaksud adalah tingkat kesehatan individu yang

dilihat dari kelancaran kerja organ tubuh dan aktifitas dasar, seperti makan, minum, istirahat

dan kehidupan seksual, yang semuanya merupakan faktor penunjang utama kesehatan fisik.

Individu yang bisa menerima keadaan dirinya tidak memiliki hambatan dalam hal ini. Hasil

penelitian ini juga sependapat dengan pernyataan bahwa penerimaan diri penting karena

merupakan asas bagi membentuk diri yang baik supaya dapat menerima kelebihan dan

kekurangan yang ada. Penerimaan diri yang baik dapat mengawali diri dari unsur-unsur yang

tidak baik serta menunjukkan tingkah laku yang terbaik dan dapat meningkatkan diri untuk

menghadapi cobaan hidup (ptsn.com, 2005).

Pernyataan Hurlock (2006) berikut juga sejalan dengan penelitian ini yaitu bahwa

individu yang menerima dirinya memiliki penilaian yang realistik tentang sumber daya yang

dimilikinya. Artinya, individu tersebut memiliki kepastian akan standar dan teguh dalam

pendirian, serta mempunyai penilaian yang realistik terhadap keterbatasannya tanpa mencela

diri. Jadi, orang yang memiliki penerimaan diri yang baik tahu kemampuan yang dimilikinya

dan bisa mengatasi cara mengelolanya.

Walaupun dukungan sosial hanya berperan sedikit dalam memunculkan penerimaan

diri pada pasien pasca stroke, hanya 17,4%, namun dukungan sosial tidak boleh diabaikan

begitu saja, karena hal ini berkaitan dengan kehidupan soial antara penderita dan orang-orang

tedekatnya. Hal ini didukung oleh Thorits (dalam Sarason) bahwa dukungan sosial berperan

Page 72: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

dalam membantu dan membangkitkan individu dalam menjalani hidupnya dan memenuhi

kebutuhan psikologis dalam menghadapi kejadian-kejadian yang traumatis dan penuh tekanan.

Katc dan Kahn (2000) berpendapat, dukungan sosial adalah perasaan positif, menyukai,

kepercayaan, dan perhatian dari orang lain yaitu orang yang berarti dalam kehidupan individu

yang bersangkutan, pengakuan, kepercayaan seseorang dan bantuan langsung dalam bentuk

tertentu. Dukungan sosial pada umumnya menggambarkan mengenai peranan atau pengaruh

yang dapat ditimbulkan oleh orang lain yang berarti seperti anggota keluarga, teman, saudara,

dan rekan kerja.

Oleh karena itu, agar penderita pasca stroke dapat memunculkan penerimaan diri yang

baik diperlukan timdakan untuk menghadapi kondisi-kondisi stress atau depresi tersebut.

Bukan hanya dukungan-dukungan positif yang diberikan pada penderita pasca stroke, namun

penderita pasca stroke perlu melakukan coping terhadap stressor tersebut.

Dari teori tersebut dapat diperoleh suatu pengetahuan bahwa memang benar variabel X

(dukungan sosial) dalam penelitian ini belum memiliki pengaruh yang besar secara signifikan

terhadap penerimaan diri. Hal ini wajar saja terjadi karena ada beberapa faktor yang di luar

kendali penulis dan tidak dapat dikontrol sehingga mempengaruhi hasil penelitian. Adapun

beberapa sebab yang menjadikan mengapa penelitian ini kurang dapat mengungkap fakta

sebenarnya yang terjadi dilapangan:

1. Saat melakukan penelitian, keadaan subjek seperti suasana hati (mood) tidak dapat

dikendalikan oleh peneliti dan ketika waktu pengerjaan terkadang kurang kondusif karena

subjek juga harus menunggu antrian yang terkadang tiba-tiba panggilan pemeriksaan

terdengar.

2. Berdasarkan usia, subjek penelitian yang tergolong lanjut sehingga pemikiran yang

terkadang tidak stabil membuat jawaban-jawaban yang diberikan tidak terarah.

3. Pernyataan-pernyataan yang dibuat penulis dalam skala yang diberikan kurang

Page 73: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

mengungkap hal yang terjadi

4. Adanya bias dari keluarga pasien yang ingin terlihat baik sehingga tidak dapat

mengungkap fakta yang sebenarnya,di samping itu pengisian kuosioner oleh penderita

kurang bisa dilakukan dengan konsentrasi yang baik karena dilakukan di ruang tunggu

dalam situasi yang cukup ramai.

Maka menyadari itu semua, beberapa saran yang diperkirakan dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi peningkatan kualitas penelitian selanjutnya adalah 1) sebaiknya peneliti

benar-benar mengerti kondisi subjek, 2) hendaknya memilih variabel X yang tepat dan

indikator yang lebih beragam dan lebih sesuai dengan apa yang ada di lapangan, 3) hendaknya

peneliti bisa mengontrol kondisi subjek ketika pengisian skala dengan pendekatan-pendekatan

sebelum penelitian, 4) selanjutnya menyusun skala yang lebih mudah diterima oleh subjek

dengan menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa : Ada hubungan yang positif

dan signifikan antara dukungan sosial dan penerimaan diri terhadap penderita pasca stroke pada

pasien rawat jalan Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Dengan demikian hipotesis yang

diajukan menyatakan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dan penerimaan diri penderita

pasca stroke.

B. Saran

Page 74: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Berdasarkan hasil penelitian ini secara empiris membuktikan bahwa ada hubungan antara

dukungan sosial dan penerimaan diri terhadap penderita pasca stroke pada pasien rawat jalan

Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Namun, karena penelitian ini masih banyak kekurangan,

maka diharapkan kajian ini dapat diteliti dengan lebih sempurna lagi, maka disarankan :

1. Kepada pihak rumah sakit, khususnya dokter yang berinteraksi langsung dengan penderita

pasca stroke perlu sekali meningkatkan pelayananan dengan memberikan semangat dan

dukungan-dukungan positif agar pasien lebih menerima keadaan dirinya dan termotivasi untuk

lebih giat melakukan terapi dalam mencapai kesembuhan mereka.

2. Kepada civitas akademika khususnya mahasiswa psikologi klinis untuk lebih jeli membaca

kasus atau isu-isu yang bisa dikaji lebih mendalam untuk dapat menambah ilmu pengetahuan

dan membuktikan bahwa Psikologi klinis memiliki kajian ilmu yang luas, bukan hanya

dibidang kesehatan atau kejiwaan namun dalam semua bidang psikologi klinis merupakan akar

dari semua permasalahan yang ada dan didalamnya ada fungsi dari ilmu Psikologi untuk

memberi sumbangan pemikiran, karena hanya psikologi yang mengetahui perilaku manusia.

3. Kepada peneliti selanjutnya, sebaiknya memilih variabel dan subjek penelitian yang cocok

agar tidak terlalu sulit ketika pengumpulan data dilapangan, selain itu juga harus

memperhatikan perkembangan diluar penelitian ini, yang mungkin dapat mempengaruhi hasil

penelitian.

80

Page 75: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Assalamualaikum. Wr. Wb

Dengan hormat,

Dalam kesempatan ini saya mohon bantuan anda untuk mengisi pernyataan-pernyataan dibawah ini.

Dalam mengisi pernyataan-pernyataan yang tersedia, anda diminta untuk mengisi seluruh nomor yang

tersedia dan jangan ada satupun yang terlewatkan. Tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu

sangat diharapkan jawaban yang jujur dan apa adanya.

Segala identitas yang menyangkut diri anda akan dirahasiakan sesuai dengan kode etik penelitian.

Segala partisipasi dan ketulusan anda dalam memberikan jawaban sangat saya hargai dan saya

sampaikan teimakasih.

I. Petunjuk pengisian1. Pilihlah jawaban yang anda anggap benar dengan memberi tanda silang (X) pada setiap

kolom jawaban2. Jika salah beri tanda sama dengan ( = ) pada jawaban yang telah disilangi.

II. Identitas Pasien1. Inisial :

2. No Responden :

3. Tanggal diisi :

Page 76: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

Skala Dukungan Sosial Pasien RSI Jemursari

1. Suami/istri mendampingi saya dalamperawatan

2. Suami/istri memberi pujian terhadap usahapenyembuhan saya

3. Suami/istri tetap mencintai danmenyayangi saya

4. Keluarga memaklumi bahwa sakit yangsaya alami adalah suatu musibah.

5. Keluarga memberikan semangat saat sayamelakukan terapi

6. Keluarga menggerutu jika saya memintapertolongan mereka

7. Suami/istri tidak ada yang berusahamengerti kondisi saya

8. Ucapan saya selalu diabaikan olehsuami/istri

9. Keluarga memarahi saya jika sayamelakukan kesalahan

10. Saya dianggap sebagai beban keluarga

11. Keluarga menyediakan waktu untukpengobatan saya

12. Keluarga sangat berperan dalam perawatansakit saya

13. Keluarga bersedia membiayai biayaperawatan dan pengobatan saya

14. Keluarga berusaha mencarikan peralatanterapi yang saya perlukan

15. Keluarga mengajak saya berkonsultasisecara teratur

16. Keluarga merencanakan jadwal terapiuntuk saya

17. Keluarga memberitahu tentang hasilpemeriksaan dari dokter

18. Keluarga mengingatkan saya untuk kontrolke dokter

19. Keluarga mengingatkan saya tentangperilaku-perilaku yang memperburukpenyakit saya

20. Keluarga memberikan penjelasan tentangpenyakit saya

21. Keluarga keberatan mendengar keluh kesahsaya

22. Keluarga meluangkan waktu untukmengobrol dengan saya

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

Page 77: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

23. Keluarga mengabaikan perkembangankondisi kesehatan saya

24. Keluarga mengajak saya untuk bersama-sama mengambil keputusan dalam masalahkeluarga

25. Keluarga bersikap halus dan menerima bilasaya bersikap negative

26. Keluarga berat hati untuk memberikanperhatian kepada saya

27. Usulan yang saya berikan didengar olehkeluarga

28. Tidak ada seorangpun yang memberikannasehat agar keadaan saya menjadi lebihbaik

29. Keluarga selalu memberi dukungan mentalsejak saya sakit

30. Jika ada masalah saya sering salah dalambertindak dan mengambil keputusan

31. Keluarga membawa saya bertemu denganteman-teman saya

32. Keluarga mengajak saya untuk pergirekreasi

33. Keluarga membiarkan saya pergi sendiriuntuk berobat 17

34. Anak-anak mendampingi saya dalamperawatan

35. Suami/istri memperhatikan keadaan sayaselama saya sakit

36. Tetangga memaklumi bahwa sakit yangsaya alami adalah suatu musibah

37. Keluarga mengantarkan saya berobat38. Keluarga mengingatkan saya untuk terapi

39. Keluarga menjaga pola makan saya

40. Keluarga mengingatkan saya untuk minumobat

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SS S R TS STS

SSSS

SS

SS

S

RR

R

TSTS

TS

STSSTS

STS

Page 78: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

78

Skala Penerimaan Diri Pasien RSI Jemur sari

1. Saya mampu menyelesaikan permasalahan saya sendiri SS SR TS STS

2. Saya merasa berharga dihadapan teman-teman SS SR TS STS

3. Saya merasa kurang maksimal dalam mewujudkan rencana SS SR TS STS

masa depan saya

4. Saya mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru SS SR TS STS

5. Saya khawatir ada teman yang membenci saya karena SS SR TS STSkekurangan yang saya miliki

6. Saya merasa percaya diri dalam menghadapi hidup inI SS SR TS STS

7. Jika bertemu dengan orang lain, saya lebih memilih SS SR TS STS

memberikan senyuman daripada menyapanya

8. Apa yang saya lakukan merupakan tanggungjawab saya sendiri SS SR TS STS

9. Saya tidak pernah menutupi kekurangan yang ada pada diri saya SS SR TS STS

10. Saya lebih suka menyendiri daripada berkumpul dengan SS SR TS STSteman-teman

11. Saya yakin orang lain mengkritik saya untuk kebaikan saya SS SR TS STS

12. Saya merasa puas dengan apa yang telah saya lakukan SS SR TS STS

Page 79: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

79

13. Saya mengabaikan saran-saran dari keluarga SS SR TS STS

14. Saya merasa diri saya masih banyak kekurangan SS SR TS STS

15. Saya takut terjadi hal yang buruk terhadap diri saya SS SR TS STS

16. Saya berani mengakui kesalahan-kesalahan yang saya buat SS SR TS STS

17. Saya merasa putus asa atas kritik yang diberikan oleh orang lain SS SR TS STS

18. Saya merasa percaya diri SS SR TS STS

19. Saya cenderung menghindar jika ketahuan bersalah SS SR TS STS

20. Saya menerima setiap masukan yang baik atau yang buruk SS SR TS STS

bagi diri saya

21. Saya dapat membuat keputusan dalam keadaan yang mendesak SS SR TS STS

22. Saya merasa bangga terhadap diri saya SS SR TS STS

23. Dalam suatu pembicaraan saya tegas memberikan pendapat SS SR TS STS

24. Saya merasa berat hati katika meminta maaf kepada orang lain SS SR TS STS

25. Saya menyerah dalam menghadapi semua permasalahan pada SS SR TS STS

diri saya

26. Jika seseorang mengkritik saya secara langsung, SS SR TS STS

saya merasa direndahkan

Page 80: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

80

27. Saya merasa malu jika bertemu dengan orang lain SS SR TS STS

28. Saya gemar menolong orang lain SS SR TS STS

29. Saya bangga dengan kelebihan yang saya miliki SS SR TS STS

30. Saya menerima kekurangan yang saya miliki SS SR TS STS

31. Pujian dari keluarga adalah semangat bagi saya SS SR TS STS

32. Saya bertanggung jawab atas keputusan yang saya buat SS SR TS STS

33. Ketika bertemu dengan orang lain, saya lebih banyak diam SS SR TS STS

34. Saya merasa belum optimal dalam memanfaatkan saya SS SR TS STS

35. Keadaan yang saya miliki menghambat saya dalam berkarya SS SR TS STS

36. Saran dari teman saya abaikan SS SR TS STS

37. Saya merasa terganggu atas kekurangan saya SS SR TS STS

38. Saya memaafkan orang-orang yang mengejek saya SS SR TS STS

39. Saya tau bahwa diri saya tidak sempurna, tetapi saya bahagia SS SR TS STS

40. Saya mampu mengerjakan apa yang orang lain lakukan SS SR TS STS

Page 81: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

81

=========Terimakasih atas partisipasi anda ==========

Page 82: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

82

Uji Validitas Indikator 1 Dukungan Sosial

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ITEM2 3.0000 .98261 30

ITEM3 3.3333 .75810 30

ITEM4 2.7667 .97143 30

ITEM7 2.3333 1.18419 30

ITEM8 2.2000 .92476 30

ITEM9 1.9333 1.14269 30

ITEM10 2.2667 1.11211 30

ITEM26 2.9000 .60743 30

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.666 10

Page 83: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

83

ITEM29 2.9333 .86834 30

ITEM35 2.7667 1.00630 30

Page 84: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

84

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM2 23.4333 18.323 .500 .606

ITEM3 23.1000 19.679 .482 .619

ITEM4 23.6667 20.782 .200 .666

ITEM7 24.1000 18.093 .397 .627

ITEM8 24.2333 21.013 .192 .666

ITEM9 24.5000 23.017 -.075 .728

ITEM10 24.1667 17.937 .459 .612

ITEM26 23.5333 21.361 .314 .648

ITEM29 23.5000 18.603 .552 .601

ITEM35 23.6667 18.575 .451 .616

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

26.4333 23.495 4.84721 10

Page 85: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

85

Uji Validitas Indikator 2 Dukungan SosialScale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ITEM1 3.1000 1.06188 30

ITEM6 2.1000 1.32222 30

ITEM11 3.1000 .88474 30

ITEM12 3.2333 .89763 30

ITEM13 3.2667 .82768 30

ITEM14 3.2000 .88668 30

ITEM22 2.8667 .86037 30

ITEM23 2.5333 1.10589 30

ITEM33 2.5667 1.35655 30

ITEM34 2.5667 .97143 30

ITEM37 3.1667 .87428 30

ITEM38 3.2000 .71438 30

ITEM39 2.8667 1.07425 30

ITEM40 3.3667 .66868 30

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.879 14

Page 86: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

86

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM1 38.0333 63.689 .529 .872

ITEM6 39.0333 67.275 .219 .893

ITEM11 38.0333 61.964 .792 .860

ITEM12 37.9000 62.024 .774 .861

ITEM13 37.8667 63.016 .767 .862

ITEM14 37.9333 62.616 .739 .862

ITEM22 38.2667 66.616 .457 .875

ITEM23 38.6000 71.007 .083 .895

ITEM33 38.5667 63.633 .384 .884

ITEM34 38.5667 63.564 .598 .868

ITEM37 37.9667 62.585 .754 .862

ITEM38 37.9333 65.099 .708 .866

ITEM39 38.2667 59.030 .823 .856

ITEM40 37.7667 66.737 .603 .870

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

41.1333 73.775 8.58922 14

Page 87: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

87

Uji Validitas Indikator 3 Dukungan SosialScale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ITEM15 3.2333 .77385 30

ITEM16 2.8333 1.11675 30

ITEM17 2.5667 1.30472 30

ITEM18 2.8000 1.21485 30

ITEM20 2.8667 1.19578 30

ITEM28 2.9333 1.08066 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM15 14.0000 23.172 .537 .871

ITEM16 14.4000 20.317 .617 .858

ITEM17 14.6667 16.506 .902 .802

ITEM18 14.4333 17.426 .874 .809

ITEM20 14.3667 18.102 .810 .822

ITEM28 14.3000 23.183 .329 .902

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.871 6

Page 88: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

88

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

17.2333 27.771 5.26984 6

Uji Validitas Indikator 4 Dukungan Sosial

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ITEM5 3.4333 .67891 30

ITEM19 2.6667 1.15470 30

ITEM21 1.9333 1.20153 30

ITEM24 2.0000 1.23176 30

ITEM25 2.8000 .66436 30

ITEM27 2.3000 1.11880 30

ITEM30 1.4333 .67891 30

ITEM31 2.1000 1.26899 30

ITEM32 1.7667 1.33089 30

ITEM36 2.4333 .62606 30

Item-Total Statistics

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.734 10

Page 89: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

89

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM5 19.4333 27.909 .436 .713

ITEM19 20.2000 25.131 .435 .706

ITEM21 20.9333 27.857 .173 .752

ITEM24 20.8667 21.982 .693 .656

ITEM25 20.0667 29.375 .234 .733

ITEM27 20.5667 24.254 .544 .688

ITEM30 21.4333 30.047 .133 .742

ITEM31 20.7667 23.082 .558 .683

ITEM32 21.1000 25.266 .334 .728

ITEM36 20.4333 27.771 .506 .708

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

22.8667 31.499 5.61238 10

Uji Validitas Indikator 1 Penerimaan Diri

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ITEM1 2.2000 1.29721 30

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.534 7

Page 90: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

90

ITEM3 1.9667 .88992 30

ITEM6 3.0000 .98261 30

ITEM15 2.5000 .68229 30

ITEM21 1.0000 .58722 30

ITEM25 2.7667 .72793 30

ITEM34 1.6333 .88992 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM1 12.8667 7.361 .174 .566

ITEM3 13.1000 7.610 .381 .446

ITEM6 12.0667 7.513 .333 .464

ITEM15 12.5667 9.151 .159 .530

ITEM21 14.0667 9.444 .134 .536

ITEM25 12.3000 8.355 .329 .476

ITEM34 13.4333 7.495 .407 .435

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

15.0667 10.271 3.20488 7

Uji Validitas Indikator 2 Penerimaan Diri

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Page 91: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

91

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ITEM2 2.7333 .98027 30

ITEM22 3.1667 .83391 30

ITEM26 2.0333 1.06620 30

ITEM28 3.4000 .49827 30

ITEM31 3.1333 .68145 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM2 11.7333 4.409 .417 .564

ITEM22 11.3000 4.355 .585 .473

ITEM26 12.4333 5.013 .196 .703

ITEM28 11.0667 5.857 .406 .592

ITEM31 11.3333 5.126 .484 .542

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

14.4667 7.085 2.66178 5

Uji Validitas Indikator 3 Penerimaan Diri

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.631 5

Page 92: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

92

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.709 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ITEM4 2.7667 1.13512 30

ITEM5 2.3000 1.11880 30

ITEM27 2.0333 1.09807 30

ITEM33 1.5333 .89955 30

ITEM40 1.2333 1.13512 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM4 7.1000 8.990 .473 .658

ITEM5 7.5667 8.737 .531 .633

ITEM27 7.8333 8.557 .581 .611

ITEM33 8.3333 10.506 .375 .694

ITEM40 8.6333 9.551 .379 .697

Scale Statistics

Page 93: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

93

Mean Variance Std. Deviation N of Items

9.8667 13.499 3.67408 5

Uji Validitas Indikator 4 Penerimaan DiriScale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ITEM7 1.6000 1.00344 30

ITEM10 1.7333 1.01483 30

ITEM18 2.9000 .88474 30

ITEM23 2.1667 1.20583 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM7 6.8000 6.441 .401 .739

ITEM10 6.6667 5.747 .557 .653

ITEM18 5.5000 5.845 .669 .604

ITEM23 6.2333 5.220 .511 .690

Scale Statistics

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.733 4

Page 94: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

94

Mean Variance Std. Deviation N of Items

8.4000 9.490 3.08053 4

Uji Validitas Indikator 5 Penerimaan Diri

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ITEM8 3.0333 .49013 30

ITEM16 3.0000 .45486 30

ITEM19 2.2000 .80516 30

ITEM24 2.3333 1.12444 30

ITEM36 2.9000 .60743 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM8 10.4333 3.013 .064 .232

ITEM16 10.4667 3.568 -.241 .391

ITEM19 11.2667 2.202 .214 .074

ITEM24 11.1333 1.430 .248 -.032a

ITEM36 10.5667 2.599 .201 .123

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.235 5

Page 95: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

95

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM8 10.4333 3.013 .064 .232

ITEM16 10.4667 3.568 -.241 .391

ITEM19 11.2667 2.202 .214 .074

ITEM24 11.1333 1.430 .248 -.032a

ITEM36 10.5667 2.599 .201 .123

a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates

reliability model assumptions. You may want to check item codings.

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

13.4667 3.361 1.83328 5

Page 96: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

96

Uji Validitas Indikator 6 Penerimaan Diri

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ITEM11 2.7667 1.07265 30

ITEM13 2.2667 1.01483 30

ITEM17 1.7333 1.04826 30

ITEM20 2.4333 1.04000 30

ITEM36 2.2000 .80516 30

ITEM38 3.0000 .78784 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM11 11.6333 5.895 .429 .300

ITEM13 12.1333 7.982 .047 .530

ITEM17 12.6667 6.092 .404 .320

ITEM20 11.9667 7.551 .114 .497

ITEM36 12.2000 7.683 .213 .439

ITEM38 11.4000 7.559 .255 .422

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.472 6

Page 97: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

97

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

14.4000 9.283 3.04676 6

Page 98: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

98

Uji Validitas Indikator 7 Penerimaan Diri

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

ITEM9 3.0000 .69481 30

ITEM12 2.4667 .89955 30

ITEM14 .7333 .44978 30

ITEM29 3.2333 .56832 30

ITEM30 3.3000 .46609 30

ITEM35 1.5333 1.07425 30

ITEM37 1.9333 1.11211 30

ITEM39 3.6667 .47946 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM9 16.8667 7.982 -.123 .557

ITEM12 17.4000 6.041 .256 .424

ITEM14 19.1333 8.740 -.361 .572

ITEM29 16.6333 7.275 .125 .472

ITEM30 16.5667 7.151 .246 .443

ITEM35 18.3333 4.989 .383 .348

ITEM37 17.9333 3.720 .705 .094

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.476 8

Page 99: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

99

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

ITEM9 16.8667 7.982 -.123 .557

ITEM12 17.4000 6.041 .256 .424

ITEM14 19.1333 8.740 -.361 .572

ITEM29 16.6333 7.275 .125 .472

ITEM30 16.5667 7.151 .246 .443

ITEM35 18.3333 4.989 .383 .348

ITEM37 17.9333 3.720 .705 .094

ITEM39 16.2000 6.648 .446 .390

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

19.8667 7.982 2.82517 8

Page 100: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

100

Uji Reliabilitas Dukungan SosialScale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.941 29

Page 101: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

101

Uji Reliabilitas Penerimaan Diri

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.889 20

Page 102: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

102

Uji Normalitas Dukungan Sosial Dan Penerimaan DiriCase Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Duk.Sos 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Pen.Diri 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Duk.Sos Mean 1.0767E2 3.76015

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 99.9763

Upper Bound 1.1536E2

5% Trimmed Mean 1.0794E2

Median 1.0600E2

Variance 424.161

Std. Deviation 2.05952E1

Minimum 67.00

Maximum 144.00

Range 77.00

Interquartile Range 32.00

Skewness -.223 .427

Kurtosis -.621 .833

Pen.Diri Mean 95.5333 2.88864

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 89.6254

Upper Bound 1.0144E2

5% Trimmed Mean 95.7963

Median 98.0000

Variance 250.326

Page 103: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

103

Std. Deviation 1.58217E1

Minimum 61.00

Maximum 126.00

Range 65.00

Interquartile Range 24.00

Skewness -.282 .427

Kurtosis -.465 .833

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Duk.Sos .088 30 .200* .971 30 .575

Pen.Diri .095 30 .200* .979 30 .803

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Pen.Diri

Page 104: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

104

Page 105: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

105

Duk.Sos

Page 106: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

106

Page 107: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

107

Uji Korelasi Dukungan Sosial dan Penerimaan Diri

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Duk.Sos 1.0767E2 20.59517 30

Pen.Diri 95.5333 15.82171 30

Correlations

Duk.Sos Pen.Diri

Duk.Sos Pearson Correlation 1 .417*

Sig. (2-tailed) .022

N 30 30

Pen.Diri Pearson Correlation .417* 1

Sig. (2-tailed) .022

N 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 108: HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI PADA

108

Nama Pasien/ Responden Rawat Jalan Rumah sakit Islam Jemur SariNo Nama JeN. Kel Umur Alamat Pend. Akhir Agama1 Sulistiani L 57 Jemur Wonosari Lebar SMP Islam2 Sri Suhardiyo L 50 Rungkut- Surabaya S1 Islam3 Julaicha P 75 Sukolegok-Sukodono SD Islam4 Djumaijah P 51 Rungkut Tengah - Surabaya SD Islam5 Abdul Wahid L 45 Sidosermo -Surabaya SMA Islam6 Suwignyo L 64 Rungkut Asri Utara S1 Islam7 Abdul Latif L 62 Bendul merisi selatan S1 Islam8 Satochah P 62 Simo balur SMA Islam9 Aminil Hidayah P 48 Waru - Sidoarjo SMP Islam

10 Hartatik P 47 Bendul merisi besar SMP Islam11 Wiranti P 48 Gunung Anyar Kidul SD Islam12 Suhartini P 52 Pucangan SD Islam13 Sumiati P 35 Berbek SMP Islam14 Jumadi L 40 Kendal Sari S1 Islam15 Luluk P 36 Medokan Asri barat SD Islam16 Ulfah P 42 Delta Sari Indah SMA Islam17 Agus Salim L 47 Bendul Merisi sesar SMA Islam18 Nurudin L 48 Pasar Waru SMA Islam19 Burhanudin Mulki L 54 Wonocolo S1 Islam20 Soenaryoto L 68 Jemur Gang Lebar SMA Islam21 Abdul Aziz L 73 Rungkut Tengah - Surabaya SMP Islam22 Mas Suroto L 73 Sarono Jiwo SMP Islam23 M. Yusuf L 40 Sidosermo -Surabaya SMA Islam24 Dwiyatmo L 52 Siwalan Kerto S1 Islam25 Reso L 72 Kutisari Selatan SMP Islam26 Mujiyono L 42 Gunung anyar Sawah baru SD Islam27 Wanda Grace P 55 Rusun Wonorejo SMP Islam28 Moeljono L 69 Taman cendrawasih S1 Islam29 Ida Bagus L 43 Pumpungan S1 Islam30 Rahayu P 50 Mangga - surabaya SMP Islam