hubungan antara pola asuh orang tua dan …/hubungan... · pola asuh orang tua adalah perlakuan...

120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh: PRIHANTO NIM K8406037 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: hoangthuan

Post on 12-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN

DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA

KELAS XI SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh:

PRIHANTO

NIM K8406037

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN

DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA

KELAS XI SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI

TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh:

PRIHANTO

NIM K8406037

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 3: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di Hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Haryono, M.Si Dra. Siti Rochani, M.Pd

NIP. 1951 0101 198103 1 005 NIP. 1954 0213 198003 2 001

Page 4: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan di Hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 28 Juli 2010

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. MH. Sukarno, M.Pd 1. _________

NIP: 1951 0601 197903 1 001

Sekretaris : Dra. Siti Chotijah, M.Pd 2. __________

NIP: 1948 1214 198003 2 001

Anggota I : Drs. Haryono, M. Si. 3. _________

NIP. 1951 0101 198103 1 005

Anggota II : Dra. Siti Rochani, CH, M.Pd. 4. __________

NIP. 1954 0213 198003 2 001

Disyahkan Oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP. 1960 0727 198702 1 001

Page 5: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Prihanto. K8406037. HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG

TUA DAN KEDISIPLINAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 NGEMPLAK TAHUN AJARAN

2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hubungan antara Pola

Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Sosiologi pada siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2009/2010; (2) Hubungan antara Kedisiplinan

dengan Prestasi Belajar Sosiologi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak

Tahun Ajaran 2009/2010; (3) Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dan

Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar Sosiologi pada siswa kelas XI SMA Negeri

1 Ngemplak Tahun Ajaran 2009/2010.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif

korelasional. Populasi penelitian ialah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1

Ngemplak Tahun Ajaran 2009/2010, sejumlah 115 siswa. Sampel diambil dengan

teknik simpel random sampling sejumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data

dilakukan dengan menggunakan teknik angket. Teknik analisis data yang

digunakan dengan menggunakan analisis statistik dengan teknik regresi ganda.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) hipotesis 1 “Ada

hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar sosiologi

pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Ajaran 2009/2010”,

diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang menunjukkan rx1y =

0,322 dan ρ = 0,057. (2) hipotesis 2 “Ada hubungan positif antara kedisiplinan

dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak

Tahun Ajaran 2009/2010”, diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data

yang menunjukkan rx2y = 0,442 dan ρ = 0,008. (3) hipotesis 3 “Ada hubungan

positif antara pola asuh orang tua dan kedisiplinan dengan prestasi belajar

sosiologi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Ajaran

Page 6: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2009/2010”, diterima. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang

menunjukkan Ry(x1,2) = 0,499 , ρ = 0,010 dan F = 5,298.

MOTTO

”Anak-anak bukanlah milik kita, mereka adalah milik sang hidup. Mereka rindu

pada diri mereka sendiri. Lewat kita mereka hadir, tapi bukan dari kita.

Mereka ada pada kita, tapi bukan hak kita”

(Kahlil Gibran)

”Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketentraman kepadamu dan

mendatangkan suka cita kepadamu”

(Henry N. Siahaan)

Page 7: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk :

Page 8: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Bapak Yoso Sumarno dan Ibu Waginem

tercinta, yang selalu memberi doa dan

kasih sayang untukku menikmati hidup.

2. Kakak-kakakku, kalian adalah semangat

bagiku.

3. Keluarga besarku, terima kasih atas

dukungannya.

4. Teman-temanku Pendidikan Sos-Ant ’06

terima kasih atas kebersamaan kalian.

5. Almamater

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan di lingkungan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menghadapi banyak hambatan.

Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, maka hambatan-hambatan tersebut

dapat peneliti atasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuan, peneliti menyampaikan

terima kasih kepada yang terhormat :

1. Prof.Dr.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Universitas Sebelas Maret Surakarta,

3. Drs. MH. Sukarno,M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

Antropologi Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Page 9: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Drs. Haryono, M.Si, Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,

dorongan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini sekaligus

Penasehat Akademik atas bimbingan dan nasihatnya.

5. Dra. Siti Rochani, CH, M.Pd, Pembimbing II yang telah memberikan

semangat, bimbingan, pengarahan serta saran-saran dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Drs. Tri Wahyudi, Kepala SMA Negeri 1 Ngemplak yang telah

memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

7. Dra. Purwanti guru pembimbing yang telah memberikan bantuan,

bimbingan dan semangat kepada penulis.

8. Ayah dan Bunda tercinta, terima kasih atas bimbingan, do’a dan

dukungannya selama ini.

9. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang terkait khususnya bagi kepentingan pendidikan terutama bidang

pengajaran Sosiologi Antropologi.

Surakarta, 28 Juli 2010

Peneliti

Page 10: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………………............. i

PENGAJUAN……………………………………………………………………. ii

PERSETUJUAN……………………………………………………………….... iii

PENGESAHAN……………………………………………………………….… iv

ABSTRAK……………………………………………………………………...... v

MOTTO……………………………………………………………………....... .vii

PERSEMBAHAN………………………………………………………...…… viii

KATA PENGANTAR………………………………………………………....... ix

DAFTAR ISI……………………………………………………...………..……. xi

DAFTAR TABEL…………………………………………………….…......…. xiii

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………...… xiv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………….………………..1

B. Identifikasi Masalah…………… ……………………………5

C. Pembatasan Masalah……………………...………………….5

Page 11: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Perumusan Masalah…………………... …………………….6

E. Tujuan Penelitian………………………………….…………7

F. Manfaat Penelitian……………………………….…………..7

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka…………………………………….…..…...8

1. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar Sosiologi....………….8

2. Tinjauan Tentang Pola Asuh Orang Tua….……….……17

3. Tinjauan Tentang Kedisiplinan ..........……………….....34

B. Penelitian yang Relevan………………………………….....47

C. Keranga Berpikir…………………………..………………..48

D. Hipotesis ……………………………………………………50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian………………...…………….51

B. Variabel …………………………………………………….52

C. Metode Penelitian……………………………………..……56

D. Populasi dan Sampel ...............................................………..60

E. Metode Pengumpulan Data…..…………………………….68

F. Teknik Analisis Data…………………………………...…..74

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi …………….……………………………..79

B. Deskripsi Data………………………………..………….....81

C. Pengujian Persyaratan Analisis ……………………………86

D. Pengujian Hipotesis………………………………...……....92

E. Pembahasan Hasil Analisis Data……………………….......99

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan………………………….………………….....103

B. Implikasi…………………………….………….………….104

C. Saran………………………………….……………………104

DAFTAR PUSTAKA………………………………………..…..……………..105

LAMPIRAN………………………………………….…..……………………..109

Page 12: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Suatu bangsa memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk

melanjutkan pembangunan disegala bidang. Bidang pendidikan merupakan salah

satu sarana dan prasarana bagi suatu bangsa untuk memajukan dan meningkatkan

kualitas sumber daya manusia, sehingga pendidikan merupakan faktor penting

yang harus diperhatikan dalam rangka mewujudkan pembangunan suatu bangsa.

Oleh karena itu, pemerintah berusaha membangun sektor pendidikan secara

terencana, terarah serta terpadu dengan keseluruhan faktor-faktor yang

berhubungan dengan pembangunan kehidupan suatu bangsa baik bidang ekonomi,

sosial, ilmu pengetahuan dan teknologi serta sosial maupun budaya.

Peningkatan sektor pendidikan ini diharapkan mampu menyiapkan sumber

daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, seperti disebutkan dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ( UUSPN No. 20 tahun 2003 ) bab

II pasal 3 yang menyatakan bahwa :

Page 13: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pendidikan Nasional mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis, serta bertanggung jawab.

Keberhasilan dalam pelaksanaan pendidikan sangat ditentukan oleh

keberhasilan belajar seorang anak. Keberhasilan belajar seorang anak dapat

dipengaruhi oleh banyak faktor, menurut Slameto (2003:54) “Faktor-faktor yang

mempengaruhi proses belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor intern

dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang

sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu”.

Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan faktor

ekstern adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu. Faktor ekstern yang

ada pada diri individu antara lain: cara mengajar guru, keadaan keluarga, fasilitas

belajar, pola asuh orang tua dan sebagainya. Sedangkan faktor intern antara lain :

kecerdasan, kedisiplinan, motivasi diri, kematangan pribadi, keadaan psikologis

dan sebagainya. Faktor dari dalam diri anak merupakan salah satu faktor yang

mempunyai peran sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar. Hal

tersebut dapat dipahami, sebab dalam proses belajar sasaran utamanya adalah

individu sebagai subyek belajar.

Dalam proses belajar, prestasi seorang anak biasanya akan menjadi alat

ukur keberhasilan dalam belajar. Prestasi belajar adalah penilaian dari hasil belajar

mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat

yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh seorang siswa dalam periode

tertentu. Seorang anak dapat berhasil dalam belajar dan mempunyai prestasi yang

tinggi jika didukung suasana yang nyaman dalam lingkungan keluarga serta

kedisiplinan anak itu sendiri dalam belajar. Tingginya tingkat kedisiplinan anak

dalam belajar akan sangat menentukan prestasi belajarnya, sehingga kedisiplinan

anak dalam belajar perlu ditingkatkan.

Page 14: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kedisiplinan anak dalam belajar adalah satu aspek dalam kegiatan belajar

mengajar yang harus ditingkatkan pada diri anak. Pada umumnya anak sulit untuk

mengatur waktu belajar dirumah. Ketidakmampuan anak dalam mengatur waktu

belajar dirumah dikarenakan jiwa kedisiplinan pada anak belum terbentuk.

Kedisiplinan pada diri seseorang tidak bisa muncul seketika, namun harus

ditanamkan sejak dini pada diri anak. Penanaman kedisiplinan pada anak

memerlukan latihan dan bimbingan dalam pelaksananya. Penanaman kedisiplinan

dapat diajarkan pada anak melalui kebiasaan-kebiasaan kecil dalam keluarga,

seperti kebiasaan mengatur tempat belajar, menyiapkan buku-buku pelajaran,

tidak menunda-nunda mengerjakan PR, dan kebiasaan mengatur waktu belajar.

Disiplin dari seorang anak tidak dapat tumbuh tanpa adanya dukungan dari

pendidik baik keluarga, guru, maupun masyarakat. Penanaman kedisiplinan pada

anak tidak dapat dilakukan hanya dirumah saja, tetapi kedisiplinan perlu

ditanamkan pada diri anak ketika di sekolah. Kedisiplinan anak di sekolah akan

sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Kedisiplinan di sekolah ini dapat

terwujud jika siswa-siwanya mempunyai jiwa kedisiplinan yang tinggi pula.

Kedisiplinan yang tinggi pada siswa merupakan bentuk pengendalian diri untuk

melaksanakan suatu aktivitas belajar, sehingga dengan disiplin yang tinggi dalam

belajar yang tertanam dalam diri siswa diharapkan dapat membantu kelancaran

dalam proses belajar mengajar dan siswa dapat mencapai prestasi yang

diinginkan.

Sedangkan salah satu faktor luar yang menentukan prestasi belajar anak

adalah pola asuh orang tua. Singgih D Gunarso (2000: 5) menyatakan “pola asuh

orang tua merupakan perlakuan orang tua dalam interaksi yang meliputi orang tua

menunjukkan kekuasaan dan cara orang tua memperhatikan keinginan anaknya”.

Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara

orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi ini terjadi antara orang tua dengan

anak dalam proses membimbing, mendidik, dan mengasuh. Pada dasarnya

hubungan interaksi yang terjadi ini dikarenakan saat pertama kali dilahirkan

dimuka bumi ini manusia berada di tengah-tengah keluarga, ditengah kasih sayang

ibu dan ayah. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh seorang

Page 15: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

anak manusia. Vembriarto (1990: 36) mendefinisikan keluarga “ keluarga

merupakan kelompok sosial terkecil yang umumnya terdiri atas ayah, ibu dan

anak”. Keluarga merupakan tempat sosialisasi pertama bagi anak dan

pengaruhnya sangat besar dalam pembentukan moral, kepribadian, watak serta

perilaku mereka. Tipe atau bentuk pola asuh orang tua untuk mendidik anak-

anaknya sangat bermacam-macam dan bervariasi. Menurut Elizabeth B. Hurlock

terjemahan Meitasari Tjandrasa (1999: 93) mengemukakan bahwa “ Pola asuh

orang tua dibedakan atas pola otoriter, pola laissez faire, dan pola

demokratis”.Pola asuh otoriter yaitu orang tua dalam memenuhi kebutuhan anak

dengan cara mengontrol tingkah laku anak secara ketat, selalu mengatur

kehidupan anak, dan orang tua selalu menuntut anak untuk mentaati semua

peraturan yang di buat. Pola asuh demokratis yaitu perlakuan orang tua yang

selalu memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapat

tentang segala sesuatu yang menyangkut kehidupan pribadinya. Pola asuh liberal

yaitu perlakuan orang tua yang membebaskan anak untuk berbuat sesuai dengan

keinginannya, tanpa disertai dengan adanya kontrol dan pengawasan orang tua.

Suatu cara yang digunakan orang tua dalam mendidik anak-anaknya

cenderung mengarah pada pola asuh yang diterapkan. Orang tua yang mendidik

dan mengasuh anaknya dengan keras atau otoriter dapat membentuk watak anak

yang disiplin dan penurut dalam arti mematuhi norma-norma yang ada dalam

lingkunganya. Namun dapat juga terjadi hal-hal yang sebaliknya, anak akan

menjadi suka memberontak dan sulit untuk diarahkan. Oleh karena itu pola asuh

orang tua harus disesuaikan dengan kondisi anak.

Kedua faktor tersebut baik kedisiplinan maupun pola asuh orang tua

mempunyai hubungan yang sangat erat bagi keberhasilan proses belajar anak. Hal

itu dapat dilihat dari data angka kelulusan di Jawa tengah tahun 2008. Fadhial

Falah (dalam Kompas sabtu, 14 juni 2008) menyajikan angka kelulusan sebagai

berikut:

Angka kelulusan siswa SMA sederajat tahun 2007 sebesar 92,29 persen,

sedangkan pada tahun 2008 angka kelulusan turun menjadi 91,93 persen. Dari

data tersebut dapat kita lihat bagaimana angka ketidaklulusan justru mengalami

Page 16: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peningkatan dari tahun 2007 yang hanya 7,71 persen menjadi sebesar 8,07 persen

ditahun 2008”.

SMA Negeri 1 Ngemplak yang merupakan salah satu SMA yang ada di

Jawa tengah perlu waspada terhadap angka kelulusan tersebut. Hal itu

dikarenakan masih adanya masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa, sehingga

perlu adanya penyelesaian terhadap masalah-masalah tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang prestasi belajar sosiologi ditinjau dari faktor yang

mempengaruhinya, yaitu pola asuh orang tua dan kedisiplinan belajar pada siswa.

Mengingat jumlah siswa yang terlalu banyak dan wilayah yang terlalu luas, maka

peneliti memutuskan untuk memilih suatu lokasi penelitian. Lokasi penelitian

yang dipilih oleh peneliti adalah SMA Negeri 1 Ngemplak. Mengacu pada kedua

faktor, maka peneliti ingin mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul :

“HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN KEDISIPLINAN

DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA

NEGERI 1 NGEMPLAK TAHUN AJARAN 2009/2010”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat

mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh oleh kedisipinan anak dalam belajar.

2. Kedisiplinan belajar merupakan faktor intern yang menentukan prestasi

belajar siswa.

3. Banyak siswa yang mempunyai kedisiplinan belajar yang rendah, sehingga

tidak semua siswa mempunyai prestasi belajar yang tinggi.

4. Kedisiplinan belajar mencerminkan ketaatan dan kepatuhan siswa dalam

mengikuti tata tertib sekolah.

5. Pola asuh orang tua merupakan faktor ekstern yang mempunyai hubungan

yang erat dengan prestasi belajar siswa.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6. Penerapan pola asuh yang berbeda akan menghasilkan prestasi belajar pada

siswa yang berbeda pula.

7. Setiap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda dalam mendidik anak yaitu

cara otoriter, demokratis dan liberal.

8. Ada sebagian orang tua yang kurang memperhatikan cara mengasuh anak

yang baik, sehingga tahap perkembangan anak tidak diselesaikan dengan baik

pula.

9. Banyak orang tua yang sibuk sehingga kekurangan waktu untuk mengasuh

anak-anaknya, sehingga menyebabkan penyesuaian anak dalam belajar

terganggu.

10. Kedisiplinan pada anak dapat ditingkatkan dengan menerapkan pola asuh yang

sesuai dengan kondisi anak.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian sering muncul berbagai masalah yang berkaitan satu

sama lain. Agar masalah yang hendak dipecahkan tidak meluas dan lebih terfokus,

maka penelitian ini hanya membatasi masalah yang mengarah pada tujuan yang

akan dicapai yaitu untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dan

kedisiplinan terhadap prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI SMA Negeri 1

Ngemplak Tahun Ajaran 2009/2010, sehingga peneliti membatasi masalah

sebagai berikut :

1. Variabel Bebas

a. Pola Asuh Orang Tua : bentuk kegiatan dan kebiasaan yang dilakukan

dan digunakan oleh orang tua yaitu ayah dan ibu dalam rangka mendidik

dan membimbing anak-anaknya yang terdiri dari tiga jenis yaitu

demokratis, otoriter dan laisez faire.

b. Kedisiplinan : merupakan sikap, perbuatan atau tingkah laku siswa untuk

mematuhi secara sadar aturan-aturan yang telah ditetapkan orang yang

bersangkutan (siswa) maupun yang berasal dari luar (sekolah) dalam

belajar.

2. Variabel Terikat

Page 18: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Prestasi Belajar : hasil usaha belajar mata pelajaran sosiologi siswa yang

dinyatakan dalam bentuk angka maupun huruf yang disebut nilai, yang

diberikan guru kepada siswa setelah menempuh pengalaman belajar.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Adakah hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh Orang Tua dengan

Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Tahun

Ajaran 2009/2010 ?

2. Adakah hubungan positif yang signifikan antara Kedisiplinan dengan Prestasi

Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Tahun Ajaran

2009/2010 ?

3. Adakah hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh Orang Tua dan

Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Negeri

1 Ngemplak, Tahun Ajaran 2009/2010 ?

Page 19: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui ada tidaknya hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh

Orang Tua dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Negeri 1

Ngemplak, Tahun Ajaran 2009/2010 ?

2. Mengetahui ada tidaknya hubungan positif yang signifikan antara

Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Negeri

1 Ngemplak, Tahun Ajaran 2009/2010 ?

3. Mengetahui ada tidaknya hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh

Orang Tua dan Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas

XI SMA Negeri 1 Ngemplak, Tahun Ajaran 2009/2010 ?

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia

pendidikan, guru maupun calon guru dan pembaca, antar lain :

1. Manfaat Teoritis :

a. Memberikan masukan bagi para peneliti lain untuk mengembangan

penelitian lain yang sejenis.

b. Menambah bahan pustaka Program Pendidikan Sosiologi-Antropologi,

utamanya Sosiologi Pendidikan dan Sosiologi Keluarga.

2. Manfaat Praktis :

a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi orang tua dalam mengasuh,

membesarkan dan memberikan pendidikan bagi anak-anaknya.

b. Memberikan masukan bagi siswa untuk meningkatkan kedisiplinan belajar

agar dapat lebih meningkatkan prestasi belajar.

c. Menambah pengetahuan pembaca tentang kedisiplinan belajar.

d. Sebagai bahan informasi bagi para pembaca untuk menambah pengetahuan

tentang hubungan antara pola asuh orang tua dan kedisiplinan belajar

dengan prestasi belajar siswa.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

3. Tinjauan Pustaka

1. Prestasi Belajar Sosiologi

G. Pengertian Prestasi Belajar Sosiologi

Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah

laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar

merupakan serangkaian tahapan untuk mencapai perubahan keseluruhan

perilaku individu yang relatif tetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif dan afektif yang

merupakan hasil dari proses kematangan, kemudian diwujudkan dalam prestasi

belajar. Dalam kategori Bloom terdapat tiga ranah utama pada proses belajar,

yaitu ranah kognitif (pikiran), ranah afektif (emosi), dan ranah psikomotorik

(perilaku).

Prestasi belajar merupakan perwujudan dari hasil belajar. Menurut

Singgih D Gunarso (1992: 41), “prestasi belajar adalah hasil maksimal yang

dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar”. Dapat disimpulkan

setelah belajar, keterampilan seseorang akan meningkat. Ditambahkan oleh

Syaiful Bahri Djamaroh (2002: 23), “prestasi belajar adalah hasil yang

diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri

individu sebagai hasil dari aktivitas belajar”. Jadi dalam aktivitas belajar akan

mengakibatkan perubahan dalam perilaku maupun kecakapan. Perubahan

perilaku inilah yang disebut sebagai hasil belajar atau prestasi belajar.

Menurut Sutratinah Tirtonegoro ( 2001: 43), “Prestasi belajar adalah

penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,

angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Maksudnya penilaian hasil

belajar yang telah dicapai oleh setiap anak dapat diukur secara semester atau

periode waktu yang telah ditentukan dan diwujudkan melalui simbol, angka,

huruf dan kalimat.

Page 21: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Soerjono Soekanto (2002 : 19-20) memberikan lima definisi

Sosiologi Menurut para ahli, yaitu Pitirim Sorikin mengatakan bahwa Sosiologi

adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara

aneka macam gejala-gejala sosial maupun non-sosial dan ciri-ciri umum semua

jenis gejala-gejala sosial. Roucek dan Warren mengemukakan bahwa Sosiologi

adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-

kelompok. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff berpendapat bahwa

Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya

yaitu oragnisasi sosial. J.A.A van Doorn dan C.J. Lammers berpendapat bahwa

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses

kemasyarakatan yang bersifat stabil. Selo Soemardjan dan Soelaeman

Soemardi menyatakan bahwa Sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang

mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-

perubahan sosial.

Berdasarkan beberapa pengertian sosiologi di atas, penulis

menyimpulkan bahwa Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dalam

struktur sosial dan proses-proses sosial yang terjadi, hubungan timbal balik,

serta perubahan-perubahan sosial. Dengan demikian prestasi belajar sosiologi

adalah hasil dari kegiatan belajar yang telah dicapai seseorang berupa

penguasaan pengetahuan dan keterampilan, yang diwujudkan dalam bentuk

angka, simbol maupun kalimat yang merupakan nilai yang diberikan guru

dalam periode tertentu dan mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

dengan mempelajari interaksi manusia yang meliputi struktur sosial dan

proses-proses sosial yang terjadi, hubungan timbal balik serta perubahan-

perubahan sosial.

H. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi merupakan faktor penting bagi siswa untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dalam menguasai materi yang dipelajarinya. Prestasi berfungsi

sebagai alat untuk mengungkapkan kebanggaan dan kepuasan terhadap

Page 22: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

keberhasilan seseorang. Menurut Zainal Arifin (1990:3-4) fungsi utama dan

kegunaan prestasi belajar adalah:

1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai anak didik.

2. Prestasi belajar sebagai lambing pemuasan hasrat ingin tahu

3. Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi pendidikan.

4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan.

5. Prestasi belajar sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan)

anak didik.

Fungsi utama prestasi belajar dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Prestasi belajar sebagi indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

yang telah dikuasai anak didik. Maksud pernyataan tersebut adalah

bahwa prestasi belajar berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh

hasil prestasi tersebut mempunyai nilai.

2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal

tersebut sebagai tendensi keingintahuan seorang anak dan

merupakan kebutuhan umum manusia.

3. Prestasi belajar sebagai informasi dalam inovasi pendidikan. Prestasi

dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi guna memperbaiki

mutu pendidikan yang lebih baik.

4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator intern

tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Sedangkan indikator

ekstern bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan

sebagai indikator kesuksesan anak didik.

5. Prestasi belajar sebagai indikator terhadap daya serap (kecerdasan)

anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan

fokus utama, karena diharapkan dapat menyerap materi yang

diajarkan.

Page 23: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sedangkan menurut Waridjan (1991: 4-5) manfaat hasil belajar siswa

adalah sebagai sebagai berikut :

(1) Dengan mengetahui hasil belajar siswa, guru mendisain program

pengajaran yang apabila dilaksanakan akan mengisi selisih antara apa

yang telah dicapai oleh siswa dengan apa yang dikehendaki oleh tujuan

pengajaran.

(2) Dengan mengetahui hasil belajar siswa dari waktu ke waktu, proses

kemajuan dan kemunduran belajar siswa dapat diikuti untuk maksud-

maksud memberikan motivasi belajar.

(3) Dengan mengetahui hasil belajar siswa, guru mengidentifikasi kesulitan

belajar yang dialami oleh siswa dan konselor pengajaran mendiagnosis

kesulitan belajar siswa dalam rangka memberikan bimbingan dan

konseling pengajaran.

(4) Dengan mengetahui hasil belajar siswa dapat diramalkan keberhasilan

belajar siswa itu melanjutkan sekolahnya atau dapat diramalkan tingkat

keberhasilan kerja siswa itu dimasa depan apabila siswa itu memasuki

bidang pekerjaan tertentu.

(5) Dengan mengetahui hasil belajar siswa, guru menetapkan siswa dalam

kualifikasi tertantu (lulus atau tidak lulus), menetapkan peringkat siswa

dalam prestasi hasil belajar (rangking hasil ujian), menggolongkan

siswa ke dalam kelompok tertentu (kelompok pandai atau kelompok

yang kurang pandai) dan menyeleksi siswa untuk maksud-maksud

tertentu (memenuhi syarat atau tidak).

(6) Dengan mengetahui hasil belajar siswa, guru mempunyai indikator

tidak langsung tentang keberhasilan kerjanya, guru mempertimbangkan

untuk memperbaiki atau mempertahankan komponen-komponen

pengajaran yang selama ini dirakit menjadi sistem pengajaran dan

kemungkinan juga mempertimbangkan untuk memperbaiki atau

mempertahankan secara total sistem pengajaran itu.

(7) Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa termotivasi untuk belajar

secara lebih bersemangat, tekun dan teliti.

Page 24: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(8) Dengan mengetahui hasil belajarnya, terutama apabila disertai catatan-

catatan dan petunjuk-petunjuk tertentu dari guru yang menilai hasil

belajarnya, siswa juga menempuh proses belajar melalui

penyelenggaraan penilaian hasil belajar.

(9) Dengan mengetahui hasil belajarnya seketika seperti yang diperoleh

melalui modul dan mesin belajar (umpama dalam belajar dengan media

komputer atau “video disc”), siswa mendapatkan banyak petunjuk dan

kemudahan dalam proses belajar mandiri.

(10) Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa merancang program

belajarnya sesuai dengan kecepatannya dalam laju belajar apabila

kurikulum di sekolahnya menggunakan sistem kredit.

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi prestasi belajar

adalah sebagai alat pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu

pengetahuan, sebagai umpan balik bagi guru atau tenaga pengajar dalam

mengidentifikasi dan menangani kesulitan-kesulitan anak didik dalam proses

belajarnya. Fungsi prestasi belajar ini sangat penting, diharapkan dari hal ini

anak didik akan dapat mengukur kemampuannya dan berusaha untuk mencapai

prestasi belajar yang memuaskan. Selain itu prestasi belajar juga berfungsi

sebagai tolok ukur tingkat keberhasilan lembaga pendidikan dalam menghantar

anak didik menyelesaikan belajar.

I. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai oleh seorang anak merupakan hasil

interaksi antara berbagai faktor yang saling berhubungan baik yang ada dalam

diri ( faktor intern ) maupun dari luar diri ( faktor ekstern ) anak. Menurut

Slameto (2003: 54) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang, yang dapat

dijelaskan sebagai berikut :

J. Faktor intern, yang meliputi :

a. Faktor jasmani

b. Faktor psikologis

Page 25: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Faktor kelelahan

K. Faktor ekstern, terdiri :

a) Faktor keluarga

b) Faktor sekolah

c) Faktor masyarakat

Sebagai penjelasan penulis akan uraikan di bawah ini :

1) Faktor intern

a. Faktor jasmani

Kesehatan organ tubuh akan berpengaruh besar pada prestasi belajar.

Kondisi otak yang prima akan mudah menerima dan menyerap materi

maupun informasi.

b. Faktor psikologis

(1) Faktor intelegensi

Intelegensi yang tinggi akan mudah menyerap informasi yang

disampaikan dan seseorang akan mudah mencapai prestasi.

(2) Faktor perhatian

Perhatian yang terpusat akan lebih mudah menyerap informasi dan

memperoleh prestasi yang tinggi daripada perhatian yang kurang

atau tidak terpusat.

(3) Faktor minat

Minat siswa pada suatu kegiatan atau mata ajar yang positif akan

mempermudah dalam menjalani proses belajar.

(4) Faktor bakat

Bakat merupakan aspek psikis yang kuat dalam jiwa siswa yang

memungkinkan berpotensi jika dioptimalkan dengan baik.

(5) Faktor motivasi

Motivasi merupakan dorongan dari luar siswa yang dapat

menimbulkan semangat belajar. Bisa dari guru atau orang tua.

(6) Faktor kematangan

Page 26: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Siswa yang matang akan menyadari kekurangan dan kelebihannya.

Ia akan menutupi kekurangannya dengan giat belajar dan

mengoptimalkan kelebihannya.

(7) Faktor kesiapan

Kesiapan siswa dalam kondisi siap akan mudah merespon

informasi dengan optimal, baik secara fisik dan mental.

c. Kelelahan

(1) Kelelahan jasmani

Siswa yang lelah jasmani, seperti lapar, mengantuk, kecapean akan

mengganggu proses belajar sehingga prestasi belajar menjadi

rendah atau turun

(2) Kelelahan rohani

Siswa yang lelah rohani akan menghambat informasi yang masuk

dalam pikiran. Hal ini bisa disebabkan oleh tekanan metal, masalah

takut yang dihadapi dan stress.

2) Faktor ekstern

a) Faktor keluarga

(1) Cara mendidik orang tua terhadap anak. Baik yang otoriter maupun

demokratis sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

(2) Suasana rumah yang menyenangkan atau membosankan.

(3) Hubungan antar anggota keluarga yang kurang baik atau harmonis.

(4) Pemenuhan ekonomi dan fasilitas yang mencukupi untuk

menunjang prestasi belajar.

(5) Perhatian orang tua yang cukup terhadap anak.

(6) Latar belakang budaya dimna anak bertempat tinggal.

b) Faktor sekolah

(1) Metode mengajar guru yang relevan dan variatif akan mendorong

pencapaian prestasi belajar yang tinggi dibanding dengan metode

monoton.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(2) Hubungan guru dan murid yang demokratis, terbuka dan

menyenangkan akan membuat siswa dekat dan mudah dalam

memecahkan masalah.

(3) Hubungan siswa dengan siswa yang kooperatif dan kompetitif

secara sehat akan menciptakan suasana belajar yang baik.

(4) Waktu belajar yang tepat akan berhubungan erat dengan tingkat

respon siswa. Misalnya pagi hari akan lebih efektif daripada siang

hari.

(5) Ukuran ruangan yang standar, sehingga siswa akan merasa nyaman

didalamnya.

(6) Metode belajar yang sesuai dengan keunikan masing-masing

menentukan penguasaan materi.

(7) Tugas rumah yang merangsang keaktifan belajar di luar sekolah.

(8) Kurikulum yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

(9) Disiplin belajar siswa yang tinggi.

(10) Standar pengajaran yang sesuai dengan kapasitas.

(11) Alat pengajaran yang memadai dan digunakana secara optimal.

c) Faktor masyarakat

(1) Kegiatan siswa di masyarakat memberikan dampak berarti bagi

prestasi belajar di sekolah. Keaktifan di organisasi kemasyarakatan

akan mempengaruhi pola perilaku yang teratur dan disiplin serta

cerdas dalam memecahkan masalah.

(2) Teman bergaul yang positif akan mendukung siswa mencapai

prestasi. Khususnya hubungan yang berkaitan dengan kepentingan

belajar.

(3) Kebiasaan yang berlaku di masyarakat dimana siswa tinggal.

Masyarakat yang sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak

akan menetapkan aturan baik lisan maupun tertulis bagi warganya

yang mendukung penciptaan kondisi yang kondusif. Misalnya

aturan jam wajib belajar warganya.

Page 28: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Ditambahkan pula oleh Muhhibin Syah (2006: 132-138) bahwa faktor

jasmaniah/ fisiologis meliputi kesehatan indera dan pendengaran, faktor

psikologis meliputi intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi, faktor

lingkungan sosial sekolah meliputi guru, staf dan teman-teman, faktor non-

sosial meliputi gedung, rumah, alat belajar, cuaca, dan waktu belajar.

L. Penilaian prestai belajar

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa maka perlu diadakan tes,

seperti yang diungkapakan oleh Saifuddin Azwar (2002: 8) bahwa “tujuan

dilakukan tes adalah untuk mengungkap keberhasilan seseorang dalam

belajar”. Begitu juga dengan perubahan tingkah laku akibat proses belajar

dapat diketahui seberapa hasilnya terhadap seseorang dengan alat uji tes.

Menurut Zainal Arifin (1990: 46-49 ) alat uji tes ada beberapa macam yaitu :

1) Tes Diagnostik, untuk mengetahui kelemahan siswa, sehingga dapat

dilakukan perlakuan yang tepat.

2) Tes Formatif, untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk

setelah mengetahui suatu program atau sub bahan pelajaran tertentu.

3) Tes Sumatif, tes yang dilaksanakan setelah berakhir pembelajaran

program. Tes ini dilakukan setiap caturwulan atau semester.

Pendapat tersebut diperkuat oleh Saifuddin Azwar (2002: 11) yang

mengungkapkan bahwa menurut fungsi tes dapat dibagi dalam beberapa

kelompok, antara lain: 1) Penempatan, 2) Formatif, 3) Diagnostik, 4) Sumatif.

Adapun untuk memperjelas fungsi tes prestasi belajar tersebut akan

dijabarkan sebagai berikut :

1. Penempatan yaitu penggunaan hasil tes prestasi belajar untuk memasuki

individu ke dalam jurusan sesuai dengan kemampuan yang telah

diperlihatkannya pada hasil belajar yang telah lalu.

2. Formatif yaitu tes harian yang dilakukan setiap setelah habisnya suatu

program pelajaran untuk melihat sejauh mana kemajuan belajar yang telah

dicapai siswa.

Page 29: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Diagnostik yaitu penggunaan hasil tes prestasi belajar, untuk mendeteksi

kelemahan-kelemahan pada saat belajar mengajar. Setelah mengetahui

kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar yang

telah dilakukan maka harus segera diperbaiki sehingga siswa dapat

memperoleh prestasi yang optimal.

4. Sumatif yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan belajar

siswa, apakah siswa dapat dinyatakan lulus dan dapat melanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi atau tidak.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 205-206), ada 4 cara

menilai prestasi belajar berupa tes yang dibuat sendiri antara lain :

1. Cara pertama meneliti secara jujur soal-soal yang sudah di susun, kadang-

kadang dapat diperoleh jawaban tentang ketidakjelasan perintah atau

bahasa, taraf kesukaran, dan lain-lain keadaan soal tersebut.

2. Cara kedua adalah mengadakan analisis soal (item analysis). Analisis soal

adalah suatu prosedur yang sistematis, yang akan memberikan informasi-

informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang disusun.

3. Cara ketiga adalah mengadakan checking validitas. Validitas yang paling

penting dari tes buatan guru adalah validitas kurikuler (content validity).

Untuk mengadakan checking validitas kurikuler, harus merumuskan tujuan

setiap bagian pelajaran secara khusus dan jelas sehingga setiap soal dapat

dijodohkan dengan setiap tujuan khusus.

4. Cara keempat adalah dengan mengadakan checking reliabilitas. Salah satu

indikator untuk tes yang mempunyai reliabilitas yang tinggi adalah bahwa

kebanyakan dari soal-soal tes itu mempunyai daya pembeda yang tinggi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan belajar yang

berwujud prestasi belajar dapat dilihat dari proses belajar mengajar. Prestasi

belajar yang dicapai siswa dapat dilihat dari nilai yang menunjukkan

kemampuan dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan

oleh guru dilakukan melalui tes prestasi belajar pada waktu-waktu tertentu.

Page 30: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pola Asuh Orang Tua

a. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dan utama,

dimana anak dapat berinteraksi dengan dunia diluar dirinya. Anak tumbuh dan

berkembang dibawah asuhan orang tua. Melalui orang tua, anak beradaptasi

dengan lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan

hidup yang berlaku dilingkungannya. Ini disebabkan karena orang tua

merupakan dasar pertama bagi pembentukan pribadi anak.

Orang tua memiliki tanggung jawab yang sangat banyak bagi anak-

anaknya, salah satu diantaranya adalah memberikan pengasuhan yang baik

bagi anak-anaknya. Sebagai pengasuh dan pembimbing yang baik dalam

keluarga, orang tua sangatlah berperan dalam memberikan dasar-dasar

perilaku bagi anak-anaknya. Segala tindakan, perilaku dan kebiasaan orang tua

selalu dinilai dan ditiru oleh anaknya yang kemudian secara sadar atau tidak

sadar akan diresapi dan dicontoh anak yang kemudian menjadi kebiasaan juga

bagi anak-anaknya. Dalam mengasuh putra putrinya, orang tua dihadapkan

pada banyak faktor, diantaranya adalah usia orang tua, tingkat pendidikan,

jenis kelamin, status sosial dan lain tingkat sosial ekonomi orang tua.

Disamping itu perlakuan orang tua dalam memelihara, membimbing serta

mengarahkan putra putrinya akan tercermin dalam pola asuh orang tua

terhadap anaknya.

Menurut Soedomo Hadi (2003: 22) mengatakan “orang tua adalah

ayah dan ibu yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya”.

Sedangkan menurut Diniarti F. Soe’oed dalam Ihromi (1999: 36)

mengemukakan “ orang tua adalah ayah dan ibu yang berkewajiban terhadap

proses sosialisasi dimasa kanak-kanak dan untuk membentuk kepribadian

anak-anaknya”

Dari pernyataan tersebut di atas dapat diambil kesimpulan orang tua

adalah dua orang yaitu ayah dan ibu. Orang tua yang dimaksud adalah orang

yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi perkembangan anak-anaknya.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sedangkan definisi pola asuh orang tua menurut para ahli adalah

sebagai berikut:

1) Menurut Singgih D Gunarso (2000: 55)

“Pola asuh orang tua merupakan perlakuan orang tua dalam interaksi yang

meliputi orang tua menunjukkan kekuasaan dan cara orang tua

memperhatikan keinginan anak. Kekuasaan atau cara yang digunakan

orang tua cenderung mengarah pada pola asuh yang diterapkan”.

Pernyataan di atas memiliki makna bahwa pola asuh orang tua

merupakan suatu proses interaksi atau hubungan komunikasi antara orang

tua dengan putra putrinya. Pada dasarnya pola asuh adalah cara atau

kebiasaan orang tua yang diterapkan untuk mengasuh, memelihara dan

membesarkan anak dilingkungan keluarga. Cara atau kebiasaan ini secara

konsisten cenderung mengarah pada pola tertentu yang selaras dengan

wawasan orang tua sebagai pimpinan dan nahkoda dilingkungan keluarga.

Dalam hubungan interaksi antara orang tua dan anak melibatkan beberapa

aspek yaitu perilaku, tindakan, nilai dan kepercayaan orang tua yang

diberikan kepada anaknya.

2) Turmudji dalam http://s10. histats.co/301.swf menyatakan ”Pola asuh

orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama

mengadakan kegiatan pengasuhan”.

Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing, dan

mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai

dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat .

3) Sam Vaknin (2009) dalam

(http://archive.constantcontact.com/fs056/1101439140372/archive/110210

4663935.html mengatakan bahwa “parenting is interaction between

parent’s and children during their care”

Pernyataan tersebut dapat diterjemahkan secara bebas bahwa pola

asuh orang tua adalah interaksi antara orang tua dengan anaknya selama

mengadakan pengasuhan. Maksud dari pengertian di atas adalah bahwa

pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi

Page 32: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

antara orang tua dengan anaknya. Interaksi ini terjadi antara orang tua

dengan anak dalam proses membimbing, mendidik dan mengasuh.

Hubungan disini dapat berupa perlakuan yang diberikan orang tua dalam

menunjukkan perhatian kepada anak-anaknya. Dengan kata lain,

bagaimana orang tua memahami keinginan-keinginan anaknya dapat

terlihat dari cara orang tua mengasuh anaknya. Kegiatan pengasuhan ini

dapat berupa cara-cara yang dilakukan oleh orang tua untuk mengatur

anak-anaknya yang dapat diwujudkan dengan cara memberitahukan nilai

atau hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anak.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pola asuh orang tua adalah suatu hubungan interaksi antara orang tua yaitu

ayah dan ibu dengan anaknya yang melibatkan aspek perilaku, tindakan, nilai

dan kepercayaan orang tua sebagai bentuk dari upaya pengasuhan,

pemeliharaan, menunjukkan kekuasaannya terhadap anak dan salah satu

tanggung jawab orang tua dalam mengantarkan anaknya menuju kedewasaan.

b. Bentuk-bentuk Pola Asuh Orang Tua

Peranan keluarga dalam perkembangan sosial anak sangat ditentukan

oleh tata cara dalam memelihara dan membimbing anak. Hal ini mudah

diterima apabila keluarga merupakan sebuah kelompok sosial dengan tujuan

struktur, norma, dinamika kelompok termasuk cara-cara pengasuhan anak

yang sangat mempengaruhi kehidupan individu dalam kelompok tersebut.

Untuk menanamkan nilai-nilai positif kepada anak, setiap orang tua

mempunyai metode atau cara-cara untuk menetapkan bimbingannya atau

menggunakan pola asuh yang berbeda-beda. Pola asuh merupakan faktor yang

paling banyak memberikan sumbangan dalam menentukan perkembangan

kepribadian anak. Oleh karena itu, keberhasilan orang tua dalam mengasuh

dan mendidik anak tergantung dari bagaimana cara yang digunakan oleh orang

tua dalam memberikan perlakuan atau asuhan kepada anak-anakanya. Untuk

itu, perlu adanya pengetahuan mengenai bentuk-bentuk dari pola asuh orang

tua. Menurut Darlene Powell dan Derek S Hopson ( alih bahasa: Lala

Page 33: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Herawati, 2002: 162), “Bentuk penegakan disiplin yang diterapkan dari

generasi ke generasi ada 3 model otoriter, bebas dan luwes. Sedangkan

Menurut Elizabeth B. Hurlock terjemahan Meitasari Tjandrasa (1999: 93)

mengemukakan “ pola asuh orang tua dibedakan atas otoriter, laissez faire dan

demokratis”

Bentuk-bentuk pola asuh di atas dapat penulis jelaskan sebagai berikut:

1) Pola Asuh Otoriter

a) Pengertian Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter berasal dari kata authoritarium yang memiliki

arti kepatuhan yang mutlak. Para ahli mengemukakan pendapatnya

mengenai pola asuh otoriter, sebagai berikut :

(1) Darlene Powell dan Derek S Hospon (alih bahasa: Lala Herawati,

2002:162), “Orang tua yang otoriter selalu mengontrol dan

biasanya percaya pada pepatah tidak menghukum berarti

memanjakan anak ”.

Pendapat tersebut mengendung arti bahwa orang tua yang

menerapkan pola asuh otoriter biasanya menerapkan hukuman

fisik, padahal hukuman fisik merupakan sesuatu yang tidak layak

dalam mengajarkan disiplin pada anak. Anak akan memendam

kemarahannya dan melampiaskannya kepada orang lain,

misalnya seorang remaja menganiaya teman di sekolah.

(2) Pengertian pola asuh otoriter menurut Elizabeth B. Hurlock alih

bahasa Meitasari Tjandrasa (1999: 125) yaitu “Pola asuh orang

tua yang mendasarkan pada aturan yang berlaku dan memaksa

anak untuk bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan keinginan

orang tua, sehingga kebebasan anak untuk bertindak sesuai

dengan keinginan diri sendiri sangat terbatas”.

Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pola asuh otoriter

merupakan pola asuh dimana orang tua memaksakan

kehendaknya kepada anak, anak tidak diberikan kesempatan

untuk mengemukakan pendapatnya sehingga segala sesuatu yang

Page 34: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berhubungan dengan kebutuhan dan kepentingan anak ditentukan

oleh orang tua. Perlakuan orang tua dalam membesarkan dan

mendidik anak dengan menggunakan disiplin yang keras. Oleh

karena itu dalam pola asuh yang otoriter, segala sesuatu

mengenai apa yang dilakukan oleh anak harus dengan

persetujuan dari orang tua yang mengharuskan anak patuh dan

taat kepada peraturan yang dibuat oleh orang tua secara sepihak.

(3) Menurut Baumrind dalam Hetherington dan Perke (2000: 66)

“Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang mendasari pada

sikap orang tua yang terlalu mengontrol anak dengan sedikit

kasih sayang dan tanpa adanya kehangatan dalam rumah

sehingga tidak mendasar pada aspek kedewasaan edukatif dalam

membimbing anak”.

Pendapat tersebut mengandung makna bahwa pola asuh

otoriter pada dasarnya merupakan pola asuh dimana orang tua

terlalu mengontrol atau mengekang anak-anaknya namun tidak

memberikan perhatian, kasih sayang yang cukup serta tidak

mengandung aspek pendidikan kepada anak-anaknya. Orang tua

selalu menuntut kepatuhan anak, sehingga anak tidak dapat

melakukan sesuatu yang berdasarkan pada keinginan dan

kemampuannya sendiri. Dalam mengasuh anak, orang tua

memiliki kaidah dan kepatuhan yang kaku dan memaksa. Mereka

selalu mengontrol tingkah laku anak secara total, mengatur

kehidupan anak dan cenderung menghukum apabila anak

melakukan perbuatan yang tidak diinginkan oleh orang tua.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Ciri Pola Asuh Otoriter

Dari pengertian-pengertian di atas, peneliti dapat mengatakan

bahwa pola asuh otoriter dapat dilihat dengan mengetahui ciri-ciri

sebagai berikut:

(1) Ditandai dengan adanya pandangan orang tua yang selalu

menganggap anak sebagai anak kecil yang harus diatur oleh

orang tua dan anak harus patuh seutuhnya.

(2) Lebih sering menggunakan hukuman dari pada penghargaan

terhadap perilaku anak, hukuman yang diterapkan dalam pola

asuh ini lebih menggunakan hukuman badan/ fisik dari pada

hukuman psikis.

(3) Adanya peraturan yang kaku dan tidak memberikan kesempatan

kepada anak untuk bebas bertindak, kecuali sesuai dengan

standar yang telah ditentukan oleh orang tua.

(4) Komunikasi yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang

didominasi oleh para orang tua sehingga jarang terjadi dialog

dalam keluarga, kalaupun ada lebih berupa larangan, perintah

ataupun kontrol yang tidak dapat dibantah.

c) Dampak Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter akan mengakibatkan anak tumbuh dalam

keluarga yang penuh permusuhan dan pola asuh ini akan lebih

meninggalkan bekas pada perilaku dan kepribadian anak. Walau

terlihat wajar, namun perlakuan orang tua yang mendidik anak terlalu

keras akan menimbulkan kekesalan yang terus menumpuk sehingga

suatu saat akan meledak. Selanjutnya anak akan dapat melakukan hal-

hal yang tidak semestinya. Selain itu, orang tua yang terlalu otoriter

terhadap anak akan mengakibatkan anak merasa tidak bisa apa-apa.

Jika anak hanya menjalankan komando dari orang tua, maka anak

akan merasa bahwa mereka memang harus selalu dikendalikan oleh

orang dewasa karena mereka dianggap tidak mampu mengatur diri

mereka sendiri.

Page 36: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh Hurlock

(1999: 61) tentang dampak dari pola asuh semacam ini yaitu “Anak

yang diasuh dengan pola asuh otoriter merasa bahwa dunia itu penuh

permusuhan dan selalu berperilaku sesuai perasaan itu”. Karena cara

mengasuh orang tua sangat keras dan tanpa toleransi, anak

menganggap dunia ini penuh dengan permusuhan dan sama sekali

tidak ada kasih sayang. Anak tidak pernah diberi kasih sayang seperti

yang mereka butuhkan, sehingga mereka akan melampiaskannya

diluar keluarga seperti dengan mencari kasih sayang dan kesenangan

bersama dunia diluar keluarganya. Pola asuh otoriter ini lebih cocok

diterapkan ketika anak masih kecil (balita) karena dalam usia itu, anak

belum mengetahui mana hal yang benar dan yang salah, belum

mengenal lingkungan dan belum dapat berpikir sehingga orang tua

dapat melarang apapun yang dianggap membahayakan jiwanya.

2) Pola Asuh Laissez faire

a) Pengertian Pola Asuh Laissez faire

Pada pola asuh otoriter, orang tua memberikan kebebasan penuh

kepada anaknya untuk membuat keputusan sendiri sesuai dengan

keinginan dan kemauannya, tanpa kendali dari orang tua. Semua

keputusan diserahkan kepada anak tanpa ada pertimbangan dari orang

tua. Dalam hal ini orang tua seolah-olah melepaskan tanggung

jawabnya terhadap perkembangan anaknya. Orang tua menjadi pihak

yang pasif atas perkembangan pendidikan anaknya. Anak sedikit

sekali dituntut suatu tanggung jawab dan kewajiban. Orang tua

sebagai tokoh utama dalam perkembangan anak justru tidak

menerapkan kontrol terhadap anaknya. Hal ini mengarah pada sikap

acuh tak acuh orang tua terhadap anak.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Para ahli sosiologi dan psikoligi mengemukakan pendapatnya

mengenai pola asuh laissez faire sebagai berikut :

(1) Menurut Nurbani Yusuf (1998: 36) “Tipe kepemimpinan laissez

faire merupakan sikap dimana orang tua selalu memberikan

kebebasan kepada anak tanpa ada norma tertentu yang ditakuti”.

Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa tipe

kepemimpinan laissez faire merupakan pola kepemimpinan

dimana orang tua memberikan kebebasan sepenuhnya kepada

anak untuk bertindak dan mengambil keputusan sekehendak

hatinya tanpa ada kendali atau kontrol sama sekali dari orang tua.

Bentuk pola asuh ini mendasarkan kebebasan anak dalam

mengungkapkan keinginan dan kemauannya sendiri serta

diijinkan membuat keputusan sendiri tanpa ada bimbingan dan

tuntunan dari orang tua. Pola asuh ini dapat dikatakan sebagai

pola asuh yang acuh tak acuh dan memberikan kebebasan

sepenuhnya kepada anak tanpa ada kontrol dan pengarahan

sedikitpun dari orang tua.

(2) Gerungan (1986: 41) menyebutkan “pada pola kepemimpinan

laissez faire pemimpin bertindak acuh tak acuh dan menyerahkan

penentuan segala cara, penentuan tujuan, kegiatan cara-cara

pelaksanaan dan lain-lain kepada anggota kelompok sendiri”.

Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa orang tua

bersifat acuh dan menyerahkan segala keputusan kepada anak

tanpa memberikan pengarahan, orang tua hampir tidak

memberikan nasehat dan bertindak seperti seorang yang hanya

datang untuk melihat apa yang dilakukan oleh anaknya. Dalam

pola asuh semacam ini hampir tidak ada komunikasi antara anak

dengan orang tuanya, kalaupun ada lebih cenderung ke arah

pemaksaan.

Page 38: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Ciri-ciri Pola Asuh Laissez faire

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa pola asuh laissez faire

dapat dilihat dengan mengetahui ciri-ciri sebagai berikut:

(1) Orang tua menuruti kemauan anak baik yang bersifat positif

maupun negatif

(2) Orang tua juga cenderung memanjakan anak sehingga dalam

keluarga tidak ada peraturan, hukuman maupun disiplin seperti

yang diterapkan dalam pola asuh otoriter dan demokratis

(3) Komunikasi terjadi satu arah yang didominasi anak yang berupa

permintaan-permintaan, pengaduan atau rayuan agar

permintaannya dikabulkan orang tuanya

(4) Dalam pola asuh ini semua kebutuhan anak akan selalu dituruti

atau dengan kata lain orang tua selalu menuruti permintaan anak

walau sebenarnya permintaan anak tidak begitu berguna

(5) Anak dibiarkan bebas berpendapat dan perilakunya dibiarkan

berkembang tanpa bimbingan dari orang tua.

c) Dampak Pola Asuh Laissez faire

Anak yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga

dengan pola asuh laissez faire akan mengalami dampak-dampak

sebagai berikut :

(1) Mengalami ketidakmatangan mental dalam tindakannya,

(2) Tidak bisa mandiri, suka memerintah orang lain untuk

keinginannya,

(3) Selalu tergantung pada peranan orang tua,

(4) Merasa tidak aman berada pada lingkungannya,

(5) Anak menjadi tertutup,

(6) Tidak suka bekerjasama dengan orang lain,

(7) Menganggap remeh orang lain.

Page 39: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Pola Asuh Demokratis

a) Pengertian Pola Asuh Demokratis

Dalam pola asuh demokratis ini, orang tua selalu menggunakan

komunikasi timbal balik atau hubungan saling memberi dan menerima

antara orang tua dan anak. Aturan-aturan yang ditetapkan orang tua

diterima oleh anak karena diberikan alasan yang jelas. Orang tua

menekankan aspek pendidikan daripada aspek hukuman. Anak diberi

kesempatan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan

keinginannya. Menurut Baumrind (2007) dalam http: pertuwoboys.

blogspot. com 2010/01/pola-asuh-anak html berpendapat bahwa “pola

asuh demokratis (authoritative) merupakan gabungan antara pola asuh

permisif dan otoriter dengan tujuan untuk menyeimbangkan pikiran,

sikap dan tindakan antara anak dan orang tua”. Menurut Moh Shochib

(1998:4), “Pola asuh dan sikap orang tua yang demokratis menjadikan

adanya komunikasi yang dialogis antara anak dan orang tua dan adanya

kehangatan yang membuat anak remaja merasa diterima oleh orang tua

sehingga ada pertautan perasaan”.

Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pola asuh demokratis adalah sikap orang tua dalam berinteraksi dengan

anak-anaknya dimana menciptakan komunikasi yang baik,

menyamakan persepsi, dan mencapai kesepakatan bersama antara orang

tua dan anak. Orang tua menggunakan diskusi, penjelasan dan alasan

yang membantu anak agar mengerti mengapa ia diminta untuk

mematuhi suatu aturan. Pola ini lebih memusatkan perhatian

pendidikan dari pada aspek hukuman, orang tua memberikan aturan

luas serta memberikan penjelasan tentang sebab diberikannya hukuman

serta imbalan tersebut.

b) Ciri-ciri Pola Asuh Demokratis

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pola asuh demokratis

dapat dilihat dengan mengetahui ciri-ciri sebagai berikut :

Page 40: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a. Orang tua memandang anak sebagai individu yang sedang

tumbuh dan berkembang serta mempunyai inisiatif sendiri.

b. Orang tua bersikap membimbing dengan memberikan penjelasan,

pengertian dan penalaran untuk membantu anak dalam

menentukan dirinya.

c. Adanya sikap penerimaan orang tua, responsif dan sangat

memperhatikan kebutuhan anaknya disertai dengan pembatasan

yang wajar, sehingga anak diberi kekuasaan untuk menyampaikan

masalahnya.

d. Komunikasi terjadi dua arah, komunikasi dapat berjalan dengan

akrab, lancar dan banyak terjadi proses diskusi antar anak dan

orang tua.

e. Adanya pandangan orang tua yang menganggap anak sebagai

individu sehingga mereka lebih bersifat terbuka, pengambilan

keputusan dalam pembentukan aturan keluarga berdasarkan pada

konsensus bersama.

c) Dampak Pola Asuh Demokratis

Dengan penerapan pola asuh yang demokratis, anak akan

mengalami penyesuaian diri dan penyesuaian dengan dunia sosialnya

dengan baik. Seperti pendapat Baumdrin dalam Hetherington dan

Parke (2000: 92) “...pola asuh demokratis dapat memberikan

kesempatan pada anak untuk mengenal dan mengerti pada

lingkungannya serta dapat meningkatkan hubungan intrapersonal

mereka tanpa ada perasaan cemas dan emosi.”

Selain berdampak pada penyesuaian diri dan sosial, pola asuh ini

juga dapat berdampak pada perkembangan kondisi anak. Anak akan

lebih mandiri dan berpikir penuh inisiatif dalam tindakannya, memiliki

konsep diri yang sehat, positif dan penuh rasa percaya diri yang

direfleksikan dengan perilaku yang aktif, terbuka dan spontan.

Kebebasan yang ada dalam keluarga dapat menjadikan anak

mempunyai sifat kerja sama yang baik dan memiliki pengendalian diri

Page 41: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang lebih baik, kreatifitas lebih besar dan bersifat ramah kepada orang

lain sehingga dapat bersosialisasi dengan baik.

Pola asuh ini sangat tepat apabila digunakan pada saat anak

menginjak usia remaja karena pada masa remaja terjadi peralihan dari

masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa sehingga dalam diri anak

muncul banyak sekali goncangan-goncangan akibat belum

sempurnanya perkembangan fisik dan psikis anak. Anak cenderung

memiliki keinginan untuk melawan terhadap orang tua yang telalu

mengekangnya sehingga dalam masa ini orang tua perlu menggunakan

pola asuh demokratis agar anak tidak menganggap bahwa orang tua

adalah bukanlah orang yang menakutkan tetapi sebagai orang yang

mengerti dirinya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Pola Asuh Orang Tua

Seorang anak yang baru lahir dapat diibaratkan sebagai kertas putih

yang belum terdapat coretan, sehingga perlu diisi dengan berbagai

pengalaman. Dalam masa perkembangannya, anak memerlukan bantuan dari

orang dewasa, terutama adalah orang tuanya untuk mengenal dunia diluar

dirinya. Orang tua memiliki peranan yang besar dalam membimbing dan

mendidik anak-anaknya. Kegiatan ini dapat ditunjukkan dari pola pengasuhan

orang tua terhadap anak-anaknya. Disini, ada beberapa faktor yang

mempengaruhi orang tua dalam mengasuh anak-anaknya.

Elizabeth B Hurlock alih bahasa Meitasari Tjandrasa (1999: 95)

mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua adalah

sebagai berikut :

1) Kesamaan dengan gaya kepemimpinan yang digunakan orang tua

2) Penyesuaian dengan cara yang disetujui kelompok

3) Usia orang tua

4) Pendidikan untuk menjadi orang tua

5) Jenis kelamin orang tua

6) Status sosial ekonomi

Page 42: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7) Konsep mengenai peran orang tua dewasa

8) Jenis kelamin anak

9) Situasi

10) Usia anak

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pola asuh orang tua tersebut

dapat penulis jelaskan sebagai berikut :

1) Kesamaan dengan gaya kepemimpinan yang digunakan orang tua

Orang tua akan mendidik anak mereka seperti bagaimana orang tuanya

dulu mendidik mereka. Apa yang didapatnya dari orang tua mereka dulu

akan diberikan kepada anak-anaknya. Kebanyakan orang tua akan

melakukan dan meniru apa dan bagaimana orang tua mereka dulu

memperlakukan meraka.

2) Penyesuaian dengan cara yang disetujui kelompok

Semua orang tua baik yang muda ataupun yang sudah berpengalaman,

terutama orang tua yang berada di pedesaan akan lebih dipengaruhi anggota

kelompok dari pada pendirian mereka. Hal ini karena mereka cenderung

menerapkan pola asuh yang dianggap baik oleh masyarakat dari pada

keyakinannya sendiri. Walaupun pada dasarnya pola asuh yang digunakan

oleh masyarakat belum tentu cocok dan sesuai apabila diterapkan kepada

anaknya.

3) Usia orang tua

Usia orang tua akan mempengaruhi bagaiman cara mendidik dan

mengasuh anak-anak mereka. Hal ini dipengaruhi oleh kematangan berfikir

dan menentukan keputusan. Orang tua yang masih muda memiliki

kecenderungan untuk memaksakan kehendaknya terhadap anak karena

dimungkinkan mereka belum berpengalaman dalam mendidik anak-anak

mereka. Namun semakin tua atau semakin matang usia seseorang sebagai

orang tua maka cara berfikirnyapun semakin bijaksana, sehingga dapat

memperlakukan dan memahami apa yang dibutuhkan oleh seorang anak.

4) Pendidikan untuk menjadi orang tua

Page 43: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Orang tua yang berpendidikan tinggi cenderung akan lebih luwes dan

pola asuh yang mereka gunakan disesuaikan dengan perkembangan anak.

Sedangkan orang tua yang berpendidikan rendah akan lebih kolot dan

mendominasi anak karena kurangnya pengetahuan orang tua tentang tumbuh

kembang anak-anak. Selain itu, orang tua yang telah mendapat kursus

mengasuh anak dan mengerti kebutuhan anak akan lebih menggunakan gaya

demokratis dibandingkan orang tua yang tidak mendapatkan pelatihan

sebelumnya.

5) Jenis kelamin orang tua

Jenis kelamin orang tua mengarah pada kondisi seksual orang tua yaitu

laki-laki dan perempuan. Orang tua menurut Soedomo Hadi (2003: 22)

adalah ayah dan ibu yang menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-

anaknya. Pada umumnya seorang ibu akan lebih dekat dengan anak dan

lebih mengerti kebutuhan anak sehingga cenderung kurang otoriter

dibandingkan seorang ayah. Peran ibu disini seperti teman bagi anak

dibanding peran ayah. Karena seorang ibu lebih banyak dijadikan sebagai

tumpuan kasih sayang sedangkan ayah adalah seorang pemimpin yang

dengan ketegasannya dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya.

6) Status sosial ekonomi

Orang tua yang berada pada status sosial menengah keatas akan

cenderung lebih menyukai gaya demokratis, lain hanya dengan orang tua

yang berasal dari kelas menengah kebawah, mereka akan cenderung lebih

keras tetapi mereka lebih konsisten. Seorang anak yang berasal dari

keluarga ekonomi menengah keatas lebih cenderung dimanja dan apapun

yang dibutuhkan dan apa yang diinginkannya akan terpenuhi. Lain halnya

dengan seorang anak yang berasal dari keluarga ekonomi menengah

kebawah. Mereka cenderung dididik untuk dapat mandiri dan mampu Jadi

status ekonomi dapat juga menentukan pola pengasuhan, dimana status

sosial ekonomi mengarah pada terwujudnya cita-cita orang tua dan anak.

7) Konsep mengenai peran orang tua dewasa

Page 44: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Orang tua yang selalu beranggapan bahwa anak-anak harus tunduk dan

patuh terhadap peraturan yang ditentukan oleh orang dewasa akan memiliki

kecenderungan untuk otoriter. Lain halnya dengan orang tua yang

memahami peranannya sebagai orang tua, bukan untuk memaksakan namun

lebih untuk mendidik dan membimbing maka ia akan cenderung

demokratis. Namun ada sebagian orang tua yang keliru dalam memahami

konsep peran orang tua terhadap anak. Apabila kekeliruan konsep mengenai

peran orang dewasa ini terus berlanjut maka anak tidak akan memiliki

kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. Konsep seperti ini masih

berlaku pada masyarakat tradisional.

8) Jenis kelamin anak

Orang tua pada umumnya lebih keras terhadap anak perempuan dan

memberi perlindungan yang lebih dari pada anak laki-laki. Hal ini berkaitan

dengan kodrat antara laki-laki dan perempuan. Perempuan dianggap lebih

penting untuk dilindungi karena seorang perempuan diibaratkan sebagai

bola kaca. Apabila bola itu pecah maka tidak akan dapat dikembalikan

seperti semula, artinya bahwa apabila seorang perempuan sampai ternoda

maka ia tidak akan dapat dikembalikan seperti semula. Oleh karena itu,

seorang anak perempuan membutuhkan perlindungan yang lebih

dibandingkan dengan anak laki-laki.

9) Situasi

Dalam menggunakan pola asuh kadangkala orang tua menggunakan

beberapa tipe pola asuh. Hal ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang

sedang berlangsung. Ada saat-saat tertentu orang tua harus menggunakan

pola asuh otoriter kepada anaknya, misalnya ketika si anak melakukan hal-

hal yang bertentangan dengan hukum. Namun ada saatnya pula orang tua

perlu memberikan kesempatan kepada anaknya untuk mengemukakan

pendapat dan keinginannya. Dengan kata lain, penggunaan pola asuh orang

tua harus melihat dan memperhatikan situasi yang sedang berlangsung.

10) Usia anak

Page 45: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penggunaan pola asuh untuk anak harus disesuaikan dengan usia anak,

karena kemampuan berfikir anak dipengaruhi oleh usia atau perkembangan

anak itu sendiri. Untuk anak yang masih kecil, lebih cocok menggunakan

pola asuh otoriter karena orang tua merasa anak kecil belum dapat berfikir

dan belum mengetahui hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukannya.

Namun apabila anak sudah beranjak dewasa maka orang tua harus

menyesuaikan pola asuh yang digunakan, karena pemikiran dan kebutuhan

anak dipengaruhi oleh perkembangannya.

Sedangkan menurut AN Markum (1999: 49) berpendapat faktor-faktor

yang mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu :

“ 1) Faktor bawaan anak

2 ) Faktor kebiasaan orang tua

3 ) Faktor kepribadian orang tua”

Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis jelaskan sebagai berikut:

1) Faktor bawaan anak

Setiap anak dilahirkan di dunia ini mempunyai pembawaan yang

berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Pembawaan yang ada pada diri

anak sangat mempengaruhi pola asuh yang diberikan oleh orang tua.

Oleh karena itu orang tua harus berhati-hati dalam menerapkan pola asuh

terhadap anak.

2) Faktor kebiasaan orang tua

Pola asuh orang tua ialah cara, sikap dan kebiasaan orang tua yang

diterapkan dalam mengasuh, mendidik serta membesarkan anak yang

tercakup dalam hidup sehari-hari. Kebiasaan orang tua ini juga

mempengaruhi bentuk pola asuh yang diterapkan pada anak. Misalnya

orang tua yang bekerja dalam bidang kemiliteran yang terbiasa dengan

adanya kedisiplinan tinggi, maka akan menerapkan kedisiplinan yang

ketat pula pada anak dan menggunakan pola asuh bersifat otoriter.

3) Faktor kepribadian orang tua

Kepribadian orang tua dapat mempengaruhi pola asuh orang tua

pada anak. Orang tua yang berkepribadian baik akan menerapkan pola

Page 46: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

asuh yang baik pula bagi anak namun begitu pula sebaliknya, orang tua

yang berkepribadian buruk akan menerapkan pola asuh yang buruk pola

bagi anak. Hal ini sangat membahayakan dan kemungkinan akan dapat

mencetak anak yang kurang baik.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor pola asuh

orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak ada bermacam-macam.

Jadi, orang tua harus berhati-hati dalam menerapkan pola asuh terhadap anak

dan disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kepribadian anak.

d. Cara Mengukur Pola Asuh Orang Tua

Dalam penelitian ini variabel pola asuh orang tua akan diukur dengan

menggunakan angket. Namun sebelum angket disusun, harus dibuat indikator-

indikatornya, yaitu sebagai berikut:

1) Pola Asuh Otoriter

a) Adanya peraturan yang kaku

b) Instruktif

c) Setiap pelanggaran dikenakan hukuman

d) Anak tidak diberi kebebasan berbuat

2) Pola Asuh Liberal/ Laissez Faire

4. Tanpa adanya bimbingan dari orang tua

5. Kebebasan penuh untuk bertindak

6. Orang tua bersikap acuh tak acuh

3) Pola asuh demokratis

a) Orang tua memperhatikan anak

b) Orang tua menggunakan pengarahan dan penjelasan dalam mendidik

anak

c) Adanya penghargaan dari orang tua

d) Hukuman yang sesuai

Setelah indikator-indikator terbentuk, maka selanjutnya setiap

indikator akan dijabarkan ke dalam item-item pertanyaan yang berfungsi

untuk mengukur variabel pola asuh orang tua.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Kedisiplinan

a. Pengertian Kedisiplinan

Banyak ahli yang mendefinisikan mengenai pengertian kedisiplinan.

Tiap-tiap ahli memberikan definisi mengenai pengertian kedisiplinan menurut

pandangan masing-masing. Dengan demikian bukan tidak mungkin akan

terjadi perbedaan pendapat.

1) Syaiful Bahri Djamarah (2002: 12) menjelaskan “Kedisiplinan adalah

suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan

kelompok.”

Tata tertib merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, yang

mana dalam hal ini manusia berperan sebagai pembuat dan pelaku. Tata

tertib sengaja dibuat untuk mengatur tatanan kehidupan, baik pribadi

maupun kelompok agar dapat berjalan sesuai dengan norma yang berlaku.

Dengan demikian segala macam tindakan dan perilaku yang tercermin

dalam kehidupan sehari-hari dapat terkontrol dan terkendali dengan baik

sebagaimana mestinya.

Dari definisi tersebut, karena kedisiplinan merupakan suatu tata

tertib maka dapat dikatakan bahwa kedisiplinan bersifat mengikat.

Kedisiplinan tidak dapat muncul dengan sendirinya baik di dalam

masyarakat maupun di dalam diri pribadi masing-masing individu,

melainkan harus melewati suatu proses yang panjang, yaitu melalui

sosialisasi terhadap seluruh anggota masyarakat. Dengan adanya

sosialisasi dari berbagai pihak, maka kedisiplinan yang bersifat mengikat

ini pada akhirnya akan menginternalisasi dan mendarah daging pada

pribadi masing-masing individu, yang kemudian akan terealisasi dalam

segala tindakan dan tingkah laku yang tercermin dalam kehidupan sehari-

hari, baik dalam mengatur tatanan kehidupan pribadi maupun kelompok.

Karena telah menginternalisasi pada pribadi masing-masing individu,

maka tiap-tiap individu akan mematuhi peraturan-peraturan dan tata tertib

tersebut dengan penuh kesadaran, sehingga akan terbentuklah suatu

perilaku kedisiplinan di dalam masyarakat.

Page 48: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Peraturan-peraturan atau tata tertib yang dapat mengatur tatanan

kehidupan tersebut harus dipatuhi dengan penuh kesadaran, karena akan

ada sanksi atas pelanggaran terhadap tata tertib tersebut. Dalam hal ini

sanksi atau hukuman yang diberikan biasanya berupa sanksi sosial, seperti

dikucilkan, dipergunjingkan, dan sebagainya. Peraturan-peraturan atau tata

tertib dibuat dan ditegaskan dengan harapan agar segala macam perilaku

dan tindakan yang dilakukan selalu sesuai dengan konsep-konsep

kedisiplinan yang telah ditentukan.

2) Soegeng Prijodarminto (1992: 23) berpendapat “Kedisiplinan adalah suatu

kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian

perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

keteraturan dan atau ketertiban.”

Kedisiplinan tidak dapat muncul secara tiba-tiba, melainkan harus

melalui suatu proses yang pada akhirnya akan membentuk kedisiplinan

tersebut. Secara umum kedisiplinan tercermin dalam kehidupan sehari-hari

berupa nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau

ketertiban. Hal ini akan dapat tercermin dalam kehidupan masyarakat

apabila kedisiplinan itu telah ditanamkan pada seluruh anggota

masyarakat, yaitu melalui proses sosialisasi. Apabila proses sosialisasi

terjadi secara sempurna maka kedisiplinan itu sendiri akan mendarah

daging dalam pribadi masing-masing anggota masyarakat, sehingga dalam

kehidupan sehari-harinyapun seluruh anggota masyarakat juga akan

memperlihatkan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai

ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban sebagai bentuk

dari sifat kedisiplinan yang mereka miliki.

Dengan proses sosialisasi yang sempurna dan internalisasi yang

baik, maka seluruh anggota masyarakat akan secara sadar menunjukkan

perilaku-perilaku yang mencerminkan kedisiplinan, seperti nilai-nilai

ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Ketaatan

dan kepatuhan terhadap segala aturan dan norma, baik yang tertulis

maupun tidak tertulis merupakan bagian dari kedisiplinan. Begitu juga

Page 49: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kesetiaan pada apa yang dianut atau dijadikan pegangan, serta keteraturan

dan ketertiban dalam menyikapi dan melakukan segala hal.

3) Agus Kuncoro (2008) dalam www.guskun.com/agama/1-agama/41-

menjadi-pribadi-berdisiplin.html menjelaskan “Kedisiplinan adalah sikap

mental untuk melakukan hal-hal yang seharusnya pada saat yang tepat dan

benar-benar menghargai waktu.”

Perilaku dan tindakan setiap anak dalam menyikapi dan

melakukan segala sesuatu mencerminkan kedisiplinan yang dimiliki anak

tersebut. Anak yang memiliki kedisiplinan di dalam diri, akan sangat

menghargai waktu yang dimilikinya. Dengan demikian anak akan

melakukan segala sesuatu sebagaimana mestinya sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan. Hal ini akan dapat terjadi apabila kedisiplinan telah

tersosialisasi secara sempurna dan telah menginternalisasi atau mendarah

daging dalam pribadi tiap-tiap anak.

Dengan adanya kedisiplinan yang telah mendarah daging,

menyatu dan melekat kuat pada diri anak maka segala sesuatu yang harus

dilakukan dan diselesaikan dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dan

tepat pada waktunya. Dengan demikian segala macam tindakan dan

perilaku, bahkan segala situasi dan kondisi yang dihadapi dapat terkontrol

dan terkendali dengan baik dan sebagaimana mestinya.

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli tersebut dapat disimpulkam

bahwa kedisiplinan belajar merupakan suatu kondisi belajar yang tercipta

dan terbentuk sebagi pola tingkah laku belajar yang diatur sedemikian rupa

menurut ketentuan yang ditaati oleh semua pihak secara sadar sehingga

tercipta keteraturan dan ketertiban dalam belajar. Kedisiplinan dalam

belajar merupakan salah satu syarat yang dapat menentukan keberhasilan

belajar seseorang. Kedisiplinan belajar dapat berupa disiplin waktu belajar,

disiplin masuk sekolah, disiplin mengerjakan tugas dan lain-lain. Dalam

belajar diperlukan adanya kedisiplinan agar seseorang dapat meraih

prestasi yang tinggi dan optimal.

Page 50: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Tujuan Kedisiplinan

Secara umum tujuan kedisiplinan adalah untuk mengarahkan seseorang

agar dapat mandiri dan berlatih menyesuaikan diri dengan suasana dan kondisi

terhadap norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga tercipta

situasi yang kondusif dengan cara mentaati norma-norma yang berlaku dalam

lingkungan masyarakat. Menurut Moekjat (1990: 202) mengemukakan “

Tujuan disiplin baik kolektif maupun perorangan yang sebenarnya adalah

untuk menjurus atau mengarahkan tingkah laku pada realisasi yang harmonis

dari tujuan yang diinginkan”. Menurut Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D.

Gunarsa (1992: 137) dalam mendidik anak diperlukan adanya kedisiplinan,

agar supaya anak dengan mudah:

1) Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak

milik orang lain.

2) Mengerti dan segera menurut, untuk menjalankan kewajiban dan secara

langsung mengerti larangan-larangan.

3) Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk.

4) Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa

terancam oleh hukuman.

5) Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain.

Untuk lebih jelasnya dapat dipahami dengan uraian berikut ini:

1) Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain mengenai hak

milik orang lain.

Disiplin tidak hanya diperlukan untuk mematuhi peraturan atau

tata tertib saja. Dengan penanaman kedisiplinan yang baik maka anak akan

memahami konsep hak dan kewajiban, khususnya mengenai hak milik,

dengan baik. Artinya anak tidak akan merampas sesuatu yang bukan

menjadi haknya. Ia akan memberikan dan menghormati apa yang menjadi

hak orang lain tanpa berusaha untuk menyerobot atau mengambil

kesempatan /keuntungan dari orang lain.

Page 51: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Mengerti dan segera menurut, untuk menjalankan kewajiban dan secara

langsung mengerti larangan-larangan.

Dengan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya kedisiplinan,

maka segala sesuatu akan dapat berjalan sebagaimana mestinya seperti

yang diinginkan oleh masyarakat. Dengan demikian setiap individu akan

mematuhi segala peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis,

termasuk larangan dan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan, dan

menjalankan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya dengan penuh

kesadaran dan tanggung jawab. Semua ini dapat terjadi secara otomatis

apabila anak /individu benar-benar memahami dan menyadari pentingnya

kedisiplinan.

3) Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk.

Disiplin dapat memberikan pengertian kepada anak mengenai

berbagai hal yang bermanfaat dan berguna bagi kehidupannya. Dengan

pemahaman dan kesadaran tersebut maka anak akan termotivasi untuk

bertingkah laku baik (sesuai dengan norma) dan meninggalkan tingkah

laku yang tidak baik atau bertentangan dengan norma. Sehingga, secara

otomatis anak tersebut akan berperilaku baik dan meninggalkan perilaku

yang tidak baik.

4) Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa merasa

terancam oleh hukuman.

Dengan penanaman kesadaran mengenai pentingnya kedisiplinan,

maka anak akan berpikir sebelum melakukan sesuatu. Apabila apa yang

ingin dilakukan anak tersebut bertentangan dengan norma dan hukum,

maka keinginan tersebut akan diurungkan. Anak tidak akan melakukan

perbuatan yang berlawanan dengan aturan-aturan yang berlaku. Dengan

demikian, anak akan merasa aman dalam setiap langkah dan perilakunya

tanpa adanya perasaan was-was atau takut terancam hukuman.

5) Mengorbankan kesenangan sendiri tanpa peringatan dari orang lain.

Dengan penanaman kedisiplinan yang baik, maka anak akan

berpikir sebelum melakukan sesuatu. Apabila apa yang ingin dilakukan

Page 52: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

anak tersebut bertentangan dengan norma atau merugikan orang lain, maka

perbuatan tersebut akan diurungkan. Anak akan merasa rela

mengorbankan kesenangannya atau mengurungkan keinginannya sebelum

mendapat teguran dari orang lain. Hal ini dilakukan agar apa yang

dilakukannya tidak bertentangan dengan aturan, norma dan keinginan

masyarakat. Dengan kata lain disiplin adalah belajar untuk mengendalikan

diri dan bertingkah laku baik.

Dari kedua pendapat di atas penulis menarik kesimpulan bahwa

kedisiplinan merupakan suatu kebiasaan yang harus diterapkan kepada anak

dengan tujuan agar anak dapat mengetahui apa yang boleh dilakukan dan apa

yang tidak boleh dilakukan, dan anak harus tahu bahwa setiap pelanggaran akan

menyebabkan penolakan dari orang tua, guru, atau orang lain pada umumnya. Jadi

anak harus belajar bereaksi terhadap kebiasaan cara berpikir orang lain.

c. Fungsi Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah suatu hal yang memiliki fungsi sangat penting

dalam usaha pembentukan kepribadian anak. Dengan kedisiplinan yang baik

maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang dewasa dan bertanggung

jawab, yang tentu saja juga bertanggung jawab dalam segala sikap dan

perilakunya dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan fungsinya.

Menurut Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa (1992: 136)

berpendapat ”Fungsi utama kedisiplinan adalah untuk belajar mengendalikan

diri dengan mudah, menghormati, dan mematuhi otoritas”. Menurut Dawn

Lighter (1999: 12) mengemukakan “Fungsi utama disiplin adalah

mengajarkan tingkah laku yang baik sambil menghilangkan tingkah laku yang

tidak baik”. Sedangkan dalam Elizabeth B. Hurlock, terjemahan Med.

Meitasari (1990: 97) dijelaskan bahwa terdapat tiga fungsi kedisiplinan,

yaitu:

1) Mendidik seseorang bahwa perilaku individu diatur sesuai dengan tata

tertib dan norma yang berlaku di lingkungan masyarakat sehingga tidak

berbenturan antara individu yang satu dengan individu yang lain.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Mengarahkan seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan.

3) Sebagai pedoman dalam mengontrol dirinya sehingga ia mengetahui

apakah perilakunya sesuai dengan norma yang telah berlaku atau tidak.

Untuk lebih jelasnya, dapat dipahami dalam uraian berikut ini:

1) Mendidik seseorang bahwa perilaku individu diatur sesuai dengan tata

tertib dan norma yang berlaku di lingkungan masyarakat sehingga tidak

berbenturan antara individu yang satu dengan individu yang lain.

Kedisiplinan yang telah tertanam dalam diri pribadi anak akan

menyadarkan anak bahwa segala tindakan dan perilakunya dikendalikan

oleh aturan dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Selain itu apa

yang mereka lakukanpun juga harus dikendalikan sedemikian rupa agar

tidak saling berbenturan antara indiidu yang satu dengan individu yang

lain. Dengan demikian sistem dan norma sosial akan dapat berjalan

dengan sebagaiman mestinya.

2) Mengarahkan seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan.

Kedisiplinan yang dimiliki anak akan dapat mengarahkan anak

dalam usaha beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan

dimana ia berada. Norma dan nilai seperti apa yang berlaku dan

digunakan di dalam lingkungan tersebut, maka anak tersebut juga akan

menyesuaikan segala sikap, tindakan dan tingkah lakunya sesuai dengan

norma dan nilai yang berlaku tersebut. Kedisiplinan yang dimiliki anak

akan mengarahkan anak untuk beradaptasi dengan lingkungan tempat ia

berada.

3) Sebagai pedoman dalam mengontrol dirinya sehingga ia mengetahui

apakah perilakunya sesuai dengan norma yang telah berlaku atau tidak.

Kedisiplinan yang dimiliki anak akan dapat membentuk anak menjadi

pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab. Dengan kemandirian dan

tanggung jawab tersebut maka anak akan dapat mengendalikan atau

mengontrol sikap dan perilakunya, apakah sikap dan perilaku tersebut

sesuai dengan norma ataukah tidak. Apabila ternyata sikap dan perilaku

Page 54: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tersebut berlawanan dengan norma yang dipedomani masyarakat, maka

anak tersebut akan segera menyadarinya untuk kemudian memperbaiki

sikap dan perilaku yang keliru tersebut.

Jadi fungsi kedisiplinan sangatlah penting. Dari pengertian di atas

disiplin dapat memberikan pengertian kepada anak hal-hal yang berguna

bagi kehidupannya untuk bertingkah laku baik dan meninggalkan tingkat laku

yang tidak baik, belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa

ada unsur paksaan atau secara suka rela, tidak mementingkan diri sendiri.

Anak berusaha sesuai dengan insiatif dan kemampuan inteleknya. Kebebasan

anak akan bertambah sesuai dengan kemampuannya dan kesanggupannya

bertanggung jawab, ini diwujudkan dengan mengambil keputusan-keputusan

tetapi di sertai pengarahan dan bimbingan. Dalam pengawasan dan

bimbingan itulah anak bertingkah laku sesuai dengan aturan yang berlaku,

supaya tingkah laku anak yang mulanya tidak teratur, melalui saran-saran

dan pengarahan maka anak mencapai tingkah laku yang wajar dan serasi.

d. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kedisiplinan

Banyak faktor yang mempengaruhi atau berperan dalam pembentukan

kedisiplinan belajar anak, baik itu dari dalam diri anak tersebut maupun yang

dari luar diri anak tersebut. Disiplin belajar ini dapat membantu siswa dalam

meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan

instruksional untuk mencapai prestasi yang maksimal. Disipin belajar dapat

berwujud dalam strategi belajar anak. Menurut Slameto (2003: 76) bahwa

untuk meningkatkan cara belajar yang efektif siswa perlu memperhatikan

beberapa hal, yakni :

” 1 ) Kondisi internal

2 ) Kondisi eksternal

3 ) Strategi belajar”

Dari uraian di atas dapat penulis jelaskan sebagai berikut:

11. Kondisi internal

Page 55: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kondisi internal merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri siswa

tersebut, misalnya : kesehatannya maupun ketentraman hati. Menurut

Maslow ada 7 jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi,

yaitu:

a) Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan jasmani manusia misalnya

kebutuhan akan makan, tidur, istirahat dan kesehatan. Seseorang dapat

belajar secara efektif dan efisien jika kesehatannya tidak terganggu

sehingga tidak mengakibatkan terganggunya kondisi dan konsentrasi

belajar.

b) Kebutuhan keamanan dan keselamatan

Dalam hal ini cara belajar siswa dapat efektif jika siswa dapat menjaga

keseimbangan emosinya secara baik sehingga perasaan aman dapat

tercapai dan konsentrasi pikirannya dapat dipusatkan pada mata

pelajaran tersebut.

c) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta

Cara belajar yang efektif akan tercapai apabila seseorang dapat

melakukan kerjasama dengan teman-temannya sehingga dapat

meningkatkan pengetahuan dan ketajaman dalam berfikir.

d) Kebutuhan akan pengakuan, penghargaan dan kedudukan

Setiap siswa perlu optimis, percaya akan kemampuan diri dan yakin

bahwa ia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

e) Kebutuhan Aktualisasi diri

Belajar yang efektif dapat diciptakan untuk memenuhi keinginan yang

dicita-citakan. Oleh karena itu, siswa harus yakin bahwa dengan

belajar yang baik akan dapat membantu terciptanya cita-cita yang

diinginkan.

f) Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti

Page 56: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kebutuhan ini berfungsi untuk memuaskan rasa ingin tahu,

mendapatkan pengetahuan, informasi dan untuk mengerti sesuatu.

g) Kebutuhan estetik

Kebutuhan estetik merupakan suatu kebutuhan yang dimanifestasikan

sebagai kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan

dari suatu kebutuhan.

12. Kondisi Eksternal

Kondisi eksternal merupakan suatu keadaan yang ada di luar diri

manusia seperti kebersihan rumah, penerangan, dan keadaan lingkungan

fisik yang lain. Kita dapat menciptakan disiplin belajar apabila terdapat

lingkungan fisik yang baik dan teratur, seperti:

a) Ruang kelas harus bersih, sehingga tidak mengganggu konsentrasi

pikiran.

b) Ruang cukup terang dan tidak gelap sehingga tidak mengganggu mata.

c) Cukup sarana dan prasarana yang diperlukan untuk belajar seperti alat

pelajaran dan buku.

Karena dengan dukungan keadaan sekitar yang baik, maka konsentrasi,

kemauan dan semangat dalam belajar akan selalu terjaga, sehingga anak

akan merasa nyaman dalam belajar.

13. Strategi Belajar

Dengan starategi yang tepat, dapat tercapai suatu keadaan dimana

disiplin belajar dapat terlaksana dengan baik. Strategi ini digunakan untuk

mengatur waktu yang se-efisien mungkin untuk mencapai hasil atau

prestasi yang maksimal. Pelaksanaan cara belajar agar dapat membantu

siswa dapat dilakukan dengan pengaturan waktu belajar yang baik seperti:

a) Belajar tepat waktunya dan tidak membiasakan diri menunda untuk

belajar sampai seluruh pelajaran tersebut berakhir.

b) Belajar untuk mengatur waktu dengan tepat.

Page 57: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Adanya waktu luang untuk rekreasi agar pikiran menjadi tenang.

d) Tidak menggunakan waktu tidur untuk belajar karena dapat

mengganggu kesehatan.

Dengan strategi belajar yang tepat, maka belajar akan terasa

menyenangkan dan tidak membosankan. Anak tidak harus selalu belajar

sepanjang waktu di sekolah, diperlukan suatu keadaan dan waktu belajar yang

menenangkan pikiran dengan cara belajar ke lapangan yaitu dengan study tour

agar pikiran menjadi segar kembali. Apabila selalu belajar tanpa

menyenangkan, anak akan merasa jenuh dan bosan sehingga semangat untuk

belajar akan dengan mudah hilang. Anak akan menjadi berpikiran bahwa

belajar adalah hal yang membosankan dan tidak menyenangkan. Dengan

strategi belajar yang tepat, anak diharapkan dapat mencapai suatu hasil belajar

yang maksimal.

Sedangkan menurut Emile Durkheim ( Terjemahan Ratna S)

(1990: 24-34), berpedapat mengenai faktor-faktor yang menyebabkan

kedisiplinan antara lain:

1. Tanggung Jawab ( responsibility )

Orang yang memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk

menyelesaikan suatu tugas maka orang tersebut akan terdorong dan

berusaha mengatur dirinya sendiri dan orang lain agar bertanggung

jawab untuk dapat menyelesaikan tugas tersebut dengan baik.

2. Harapan Diri

Seseorang bersikap disiplin terdorong oleh adanya harapan dan

keinginan untuk memperoleh atau menghagai sesuatu.

3. Harapan Orang Lain.

Harapan dan kepentingan yang berasal dari orang lain akan

mendorong seseorang untuk melakukan perilaku taat atau disiplin.

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-

faktor yang menyebabkan kedisiplinan terbentuk adalah faktor internal dan

faktor eksternal. Adapun faktor internal dari anak antara lain tanggung jawab,

harapan diri, kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan kesehatan,

Page 58: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kebutuhan akan kebersamaan dan cinta, kebutuhan akan pengakuan dan

penghargaan, kebutuhan akan kedudukan, kebutuhan aktualisasi, kebutuhan

untuk mengetahui dan mengerti serta kebutuhan estetik. Sedangkan kebutuhan

ekternal anak antara lain harapan orang lain, kondisi belajar, suasana belajar

dan cara belajar anak.

Page 59: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. Cara Mengukur Kedisiplinan

Dalam penelitian ini variabel kedisiplinan akan diukur dengan

menggunakan angket. Namun sebelum angket disusun, harus dibuat

indikator-indikatornya, yaitu sebagai berikut:

1) Disiplin menggunakan waktu belajar

2) Disiplin mengerjakan tugas

3) Disiplin mengikuti pelajaran

4) Disiplin saat ulangan

5) Disiplin menaati tata tertib sekolah.

Indikator-indikator tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Disiplin Menggunakan Waktu Belajar.

Belajar merupakan kewajiban bagi setiap siswa. Belajar

merupakan proses bagi siswa untuk dapat mempersiapkan materi yang

akan di pelajari di sekolah. Di samping penjelasan dari guru siwa juga

harus membiasakan diri untuk dapat menggunakan waktunya dalam

belajar. Kedisiplinan siswa dalam menggunakan waktu belajarnya

sangat penting sebab dengan demikian siswa akan lebih mudah

memahami penjelasan-penjelasan yang disampaikan oleh guru.

2) Disiplin Mengerjakan Tugas

Mengerjakan tugas merupakan salah satu rangkaian kegiatan

dalam belajar yang dilakukan di dalam maupun di luar jam pelajaran

sekolah. Tujuan dalam pemberian tugas biasanya untuk menunjang

pemahaman dan penguasaan materi pelajaran yang disampaikan di

sekolah agar siswa berhasil dalam belajarnya. Hal ini sesuai dengan

pendapat Nana Syaodih Sukmadinat (2003: 163) yang mengatakan,

“keberhasilan belajar seseorang dipengaruhi oleh keterampilan-

keterampilan yang dimilikinya, seperti : keterampilan membaca,

berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan tugas dan lain-lain”.

Pendapat di atas dapat dikatakan bahwa mengerjakan tugas

dapat berupa mengerjakan ulangan ujian yang diberikan guru,

membuat dan mengerjakan latihan yang telah diajarkan. Jadi yang

Page 60: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dimaksud disiplin siswa dalam mengerjakan tugas adalah disiplin yang

mencakup keteraturan, mengerjakan tugas, bertanggung jawab dalam

mengerjakan dan sekaligus mengerti serta memahami materi yang

dipelajari.

3) Disiplin Mengikuti Pelajaran

Siswa yang memiliki disiplin belajar dapat dilihat dari

keteraturan dan ketekunan belajarnya. Disiplin siswa dalam mengikuti

pelajaran di sekolah menuntut adanya keaktifan, keteraturan,

ketekunan dan ketertiban dalam mengikuti pelajaran yang terarah pada

suatu tujuan belajar. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah

(2002: 100) mengemukakan “ Anak-anak tidak bisa masuk dan pulang

sesuka hati, juga tidak dibenarkan mengabaikan tugas yang diberikan

oleh guru. Berbicara sesuka hati ketika menerima pelajaran adalah

perilaku anak yang harus dikendalikan”.

Seorang siswa hendaknya mengetahui apa-apa yang harus

dipersiapkan dalam mengikuti suatu pelajaran di sekolah agar dapat

menerima penjelasan yang disampaikan oleh guru. Dari uraian di atas

yang dimaksud disiplin mengikuti pelajaran mencakup kesiapan siswa

dalam mengikuti pelajaran, keaktifan dalam mengikuti pelajaran

dengan mencatat hal-hal penting yang diajarkan oleh guru serta

menanyakan hal-hal yang kurang jelas sehingga siswa yang

bersangkutan benar-benar mengerti dan memahami materi pelajaran.

4) Disiplin Saat Ulangan

Seorang siswa wajib mengikuti setiap ulangan yang di

adakan oleh guru. Ulangan yang di adakan oleh guru biasanya

bertujuan untuk mengukur kemampuan penguasaan materi oleh siswa.

Kemampuan penguasaan oleh siswa biasanya di adakan oleh guru

setiap materi mendekati habis dan biasanya dilakukan dalam kurun

waktu berapa kali sekali. Sehingga siswa harus disiplin mengikuti

ulangan ulangan untuk mengetahui seberapa besar mampu menyerap

materi yang di sampaikan guru.

Page 61: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Disiplin Mentaati Tata Tertib Sekolah

Dalam hal ini tata tertib sekolah merupakan peraturan yang

mengikat semua personal yang ada di sekolah agar proses belajar dapat

berjalan lancar. Tata tertib juga merupakan pendukung dalam usaha

pembentukan disiplin belajar bagi siswa. Setiap siswa wajib mentaati

peraturan atau tata tertib sekolah yang telah ditentukan. Siswa dituntut

untuk berbuat disiplin, sehingga semua tindakannya senantiasa taat dan

sesuai dalam menjalankan tata tertib atau peraturan di sekolah.

B. Penelitian Yang Relevan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Susantri (2009) dengan judul ”

Hubungan antara Kedisiplinan Belajar dan pergaulan Teman Sebaya dengan

Prestasi Belajar Sosiologi Siswa kelas XI SMA Negeri I Jatisrono Tahun

Pelajaran 2008/2009” hasil dari penelitian adalah ada hubungan yang signifikan

antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar, ada hubungan yang signifikan

antara pergaulan teman sebaya dengan prestasi belajar, ada hubungan yang

signifikan antara kedisiplinan belajar dan pergaulan teman sebaya dengan prestasi

belajar.

Hasil penelitian relevan ketiga adalah penelitian dari Rahmat Wahyu

Himawan (2010) yang berjudul ” Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dan

Minat Baca dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI Ilmu Sosial SMA

AL-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2008/2009” hasil dari penelitian adalah ada

hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan prestasi

belajar, ada hubungan positif yang signifikan antara minat baca dengan prestasi

belajar, ada hubungan positif yang signifikan antara pola asuh orang tua dan minat

baca dengan prestasi belajar.

C. Kerangka Berpikir

Dalam keluarga, baik buruknya perlakuan orang tua dalam mengasuh

anak memberikan kesan tersendiri bagi anak sehingga hal tersebut berhubungan

dengan prestasi belajar anak. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama

Page 62: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam lingkungan keluarga memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-

anaknya dan harus memilih pola asuh yang tepat bagi anaknya. Penerapan pola

asuh dari orang tua yang tepat kemungkinan dapat meningkatkan semangat belajar

anak yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar anak.

Kedisiplinan merupakan faktor intern dari dalam diri anak untuk

mencapai tujuan belajar. Kedisiplinan dalam belajar dapat ditanamkan pada anak

sejak kecil. Penanaman kedisiplian pada anak dapat diwujudkan dalam

kedisiplinan waktu belajar, kedisiplinan masuk sekolah, dan kedisiplinan

mengerjakan tugas. Kedisiplinan dalam belajar merupakan salah satu syarat yang

dapat menentukan keberhasilan belajar seseorang. Anak yang mempunyai

kedisiplinan belajar yang tinggi dimungkinkan akan dapat mencapai prestasi

belajar yang tinggi.

Pola asuh orang tua menentukan disiplin atau tidaknya anak dalam belajar.

Sedangkan kedisiplinan anak dalam belajar sangat berhubungan dengan prestasi

belajar anak. Apabila pola asuh yang diberikan orang tua menumbuhkan

kedisiplinan belajar yang kuat pada anak kemungkinan prestasi belajar anak akan

tinggi.

Keterangan : bagan kerangka berpikir

X1 : Variabel Bebas Pertama

X2 : Variabel Bebas Kedua

Y : Variabel Terikat

Prestasi belajar

sosiologi

(Y)

Pola Asuh Orang Tua

(X1)

Kedisiplinan

(X2)

Page 63: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

c. Ada hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar pada

siswa kelas XI SMA Negeri1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2009/2010

d. Ada hubungan positif antara kedisiplinan dengan prestasi belajar pada siswa

kelas XI SMA Negeri1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2009/2010

e. Ada hubungan positif antara pola asuh orang tua dan kedisiplinan dengan

prestasi belajar pada siswa kelas XI SMA Negeri1 Ngemplak Tahun

Pelajaran 2009/2010

Page 64: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ngemplak

Boyolali. Adapun yang melatar belakangi pemilihan lokasi tersebut adalah:

a. Tersedianya data yang diperlukan

b. SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali sesuai sebagai tempat penelitian bagi

permasalahan yang penulis kemukakan

c. SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali belum pernah dijadikan objek penelitian

dengan topik yang sama sehingga diharapkan akan berguna bagi sekolah

d. Adanya ijin dari pihak SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan lebih kurang 7 bulan dari bulan Januari 2010

sampai dengan bulan Juli 2010. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan adalah

sebagai berikut:

No Kegiatan Bulan

Jan’10 Feb’10 Mar’10 Apr’10 Mei’10 Juni’10 Juli’10

1. Proposal

2. Konsultasi Bab

I, II, III

3. Penelitian dan

Pengumpulan

data

4. Analisis data

5. Penyusunan

Laporan

Page 65: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Variabel

1. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau obyek

yang mempunyai variasi antara orang satu dengan orang yang lain, atau satu

obyek dengan obyek yang lain. Menurut Sumadi Suryabrata (1997:72) “Variabel

diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian”.

Sedangkan menurut Y. Slamet (2006:29) berpendapat “Konsep yang mempunyai

lebih dari satu kategori atau lebih dari satu nilai disebut variabel”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang disebut

variabel adalah sesuatu yang memiliki variasi nilai dan merupakan hal yang kita

teliti.

2. Klasifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang telah diidentifikasi perlu diklasifikasikan sesuai

dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Menurut Sumadi Suryabrata

(1997:74) “Variabel menurut fungsinya dalam penelitian dibedakan menjadi

variabel tergantung dan variabel bebas/ variabel moderator/ variabel kedali/

variabel rambang”. Variabel tergantung merupakan variabel yang merupakan titik

persoalan dan dipikirkan sebagai akibat yang keadaannya akan tergantung pada

variabel bebas/ variabel moderator/ variabel kendali/ variabel rambang.

Variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Variabel bebas terdiri dari :

1) Pola asuh orang tua (X1)

2) Kedisiplinan (X2)

b. Variabel tergantung yaitu Prestsi belajar anak (Y)

Page 66: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Definisi Operasional Variabel

a. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh orang tua adalah sikap, cara dan kebiasaan orang tua yang

diterapkan untuk menjaga, merawat dan membimbing anak dalam

lingkungan keluarga dengan menunjukkan kekuasaan dan memperhatikan

keinginan anak.

b. Kedisiplinan

Kedisiplinan belajar adalah sikap, perbuatan atau tingkah laku siswa

untuk mematuhi secara sadar aturan-aturan yang telah ditetapkan siswa

maupun dari luar siswa (sekolah) dalam belajar.

c. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan belajar yang telah dicapai

seseorang berupa penguasaan pengetahuan maupun keterampilan, dan

diwujudkan dalam bentuk angka, simbol ataupun kalimat dari guru dalam

periode tertentu.

4. Uji validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Jadi, validitas atau

kesahihan dapat didefinisikan seberapa jauh penggunaan pengukuran untuk

mengambil keputusan terhadap hal yang diukur.

Menurut Sutrisno Hadi (1989:111-116) ada lima macam jenis

validitas, antara lain :

(a) Face validity

Face validity merupakan suatu alat pengukur yang benar-benar

mengukur apa yang hendak diukur.

(b) Logical validity

Logical validity merupakan kostruksi teoritik tentang faktor-

faktor yang hendak diukur oleh suatu alat pengukur.

(c) Factorial validity

Page 67: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Factorial validity merupakan suatu alat pengukur yang dapat

memenuhi fungsinya untuk mengukur factor-faktor yang

dimaksudkan.

(d) Content validity

Content validity merupakan isi atau bahan yang diuji atau tes

relevan dengan kemampuan ,pengetahuan, pelajaran, pengalaman

atau latar belakang orang yang diuji.

(e) Empirical validity

Empirical validity merupakan ketepatan atau kesesuaian hasil

pengukuran dengan keadaan sesungguhnya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan logical/ construct validity.

Karena item disusun berdasarkan teori yang relevan serta dalam penellitian ini

angket bertujuan mengungkapkan suatu konstruk teoritik yang hendak diukur,

dan pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis

statistika. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Allen & Yen dalam Saifuddin

Azwar (2003: 43) mengemukakan bahwa “Validitas konstrak adalah validitas

yang menunjukkann sejauh mana tes mengungkap suatu trait atau konstrak

teoritik yang hendak diukurnya… Pengujian validitas konstrak biasanya

memerlukan teknik analisis statistika …”.

Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen maka perlu diadakan uji

validitas dengan menggunakan rumus uji korelasi Product Moment yang

dikemukakan oleh Pearson yaitu :

. ∑ ∑ ∑

. ∑. ∑ .∑ ∑

(Suharsimi Arikunto,2006 : 170)

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi

X : Skor masing-masing item

Page 68: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Y : Skor total

XY : Jumlah penelitian X dan Y

X2 : Jumlah kwadrat dari X

Y2 : Jumlah kwadrat dari Y

N : Jumlah subyek

5. Uji reliabilitas

Selain harus valid, instrumen penelitian juga harus reliabel yang

artinya dapat dipercaya atau diandalkan. Instrumen penelitian dikatakan

reliable apabila mampu menunjukkan sifat konstan hasil pengukuran

walaupun dalam waktu yang berbeda.

Menurut Nasution (2003:78), “Metode yang dapat digunakan untuk

mengukur reliabilitas tes antara lain meneliti konsistensi eksternal dan

meneliti konsistensi internal. Konsistensi eksternal dilakukan dengan metode

(a) tes-retes dan (b) bentuk paralel dari tes itu. Konsistensi internal diuji

dengan (a) teknik “split-half” (bagi dua) dan (b) analisis diskriminasi tes”.

Adapun teknik pengukuran reliabilitas yang peneliti gunakan adalah

“teknik belah dua” dengan langkah-langkah yang peneliti lakukan adalah

sebagai berikut :

(1) Memberikan alat ukur (angket) kepada sejumlah responden. Dalam

penelitian ini responden yang digunakan untuk try out sejumlah 20

siswa. Setelah diuji validitasnya, maka akan terlihat item yang

valid dan yang tidak valid. Maka item-item yang valid

dikumpulkan dan item-item yang tidak valid disingkirkan.

(2) Setelah item-item yang valid terkumpul, kemudian item-item

tersebut dibagi menjadi dua belahan. Dalam membelah item-item

ini, penulis menggunakan cara membagi item berdasarkan “nomor

genap ganjil”.

(3) Menjumlahkan skor masing-masing item pada tiap belahan. Maka

akan diperoleh dua skor total.

Page 69: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(4) Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total

belahan kedua.

Dalam hal ini penulis menggunakan rumus alpha. Adapun alpha

tersebut adalah sebagai berikut :

1 ∑

(Suharsimi Arikunto, 2006:196)

Keterangan :

r 11 : reliabilitas item

k : banyaknya soal

σb2 : jumlah varian butir soal

σt2 : varian total

Adapun langkah kerja untuk mencari reliabilitas masing-masing

instrumen sebagai berikut :

1. Menyusun tabel hasil uji coba angket

2. Mencari varian setiap butir soal

3. Mencari jumlah varian butir soal

4. Mencari varian total

5. Memasukkan dalam rumus

6. Mengkonsultasikan hasil no.5 dengan tabel Product Moment

7. Revisi angket

Setelah angket diuji cobakan maka hasilnya dijadikan dasar untuk revisi.

Revisi dilakukan dengan cara menghilangkan atau mendrop item-item

pertanyaan yang tidak valid atau tidak reliabel.

8. Memperbanyak angket

Angket yang telah direvisi dan telah diyakini valid dan reliabel

diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel.

Angket siap untuk disebarkan kepada responden.

Page 70: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9. Langkah terakhir adalah menggunakan angket yang telah diperbanyak dan

telah mendapakan umpan balik dari responden sebagai alat pengumpul

data yang kemudian dianalisis.

C. Metode Penelitian

Penelitian ilmiah merupakan kegiatan untuk memperoleh kebenaran secara

ilmiah yang dilakukan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji

kebenaran suatu pengetahuan. Untuk memperoleh suatu kebenaran, suatu

penelitian perlu menggunakan metode ilmiah yang tepat, agar hasil yang diperoleh

benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai seorang peneliti, kita dituntut

untuk dapat memilih dan menetapkan metode penelitian yang tepat. Metode

penelitian yang kurang tepat dapat mengakibatkan hasil penelitian tidak sesuai

dengan tujuan penelitian.

Metodologi berasal dari kata “metode” yang berarti cara yang tepat untuk

melakukan sesuatu dan “logos” yang berarti ilmu atau pengetahuan. Berikut ini

akan penulis ketengahkan beberapa definisi mengenai metodologi penelitian yang

dikemukakan oleh para ahli, yaitu :

1. Hadari Nawawi (1995: 24) mengatakan ”Ilmu yang memperbincangkan

tentang metode-metode ilmiah dalam menggali kebenaran pengetahuan

disebut metodologi penelitian atau metodologi research”.

Maksud dari pendapat tersebut adalah bahwa semua ilmu yang

mengatur dan membicarakan mengenai cara atau metode-metode ilmiah yang

berfungsi untuk menggali adanya suatu kebenaran sebuah pengetahuan adalah

disebut sebagai metodologi penelitian.

2. Menurut Winarno Surakhmad (1994: 131) “Metode merupakan cara

utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya untuk

menguji hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat- alat tertentu”.

Sedangkan pengertian penelitian (research) merupakan rangkaian

kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan”.

3. Mardalis ( 2002 : 24 ) berpendapat:

Page 71: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Metode disini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan

dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian dapat diartikan sebagai

upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk

memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati

dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa metode

penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam proses penelitian, yang

telah dilakukan dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk menemukan

kebenaran.

Dari ketiga pendapat tersebut di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa metodologi penelitian merupakan ilmu pengetahuan tentang prosedur atau

cara yang ditempuh untuk mencari sebuah kebenaran yang mencakup teknik-

teknik yang digunakan dalam sebuah penelitian.

Winarno Surakhmad (1994 : 131) “menggolongkan penelitian menjadi tiga

macam, yaitu :

1. Metode penelitian historis

2. Metode penelitian deskriptif

3. Metode penelitian eksperimental”.

Untuk lebih memperjelas pendapat tersebut, maka penulis dapat

menguraikannya sebagai berikut :

1. Metode penelitian historis

Metode penelitian historis merupakan penelitian yang menerapkan

metode pemecahan yang ilmiah dari perspektif historis suatu masalah. Metode

ini merupakan sebuah proses yang meliputi pengumpulan dan penafsiran

gejala, peristiwa ataupun menemukan gagasan yang timbul dimasa lampau

untuk menemukan generalisasi yang berguna dalam usaha memahami situasi

sekarang dan meramalkan perkembangan yang akan datang.

2. Metode penelitian deskriptif

Metode penelitian deskriptif merupakan cara yang digunakan untuk

memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang. Penyelidikan dalam

metode ini dengan menggunakan teknik interview, angket, observasi. Bisa

Page 72: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

juga dengan menggunakan teknik tes, studi kasus, studi kooperatif atau

operasional.

3. Metode penelitian eksperimental

Metode penelitian eksperimental dilakukan dengan mengadakan

kegiatan percobaan untuk memperoleh suatu hasil. Tujuan eksperimental

adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat. Dengan cara

membandingkan peristiwa dimana terdapat fenomena tertentu.

Sesuai dengan masalah dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

penelitian deskriptif korelasi ganda. Penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan

informasi tentang objek atau subjek mengenai hubungan antar variabel yaitu pola

asuh orang tua dan kedisiplinan pada saat penelitian atau pada masa sekarang

dengan menggunakan teknik angket, dokumentasi dan wawancara.

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai metode deskriptif

sebagai berikut :

1. Moh. Nazir (1988 : 63) menyatakan “Metode deskriptif adalah suatu metode

dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.

Maksud dari pendapat tersebut di atas adalah bahwa metode penelitian

deskriptif adalah sebuah metode atau cara yang digunakan oleh seorang

peneliti untuk mengetahui keadaan atau fenomena yang terjadi pada masa

sekarang. Fenomena tersebut dapat berupa manusia, benda ataupun peristiwa

yang sedang terjadi.

2. Nana Syaodih Sukmadinata (2004 : 54) mengemukakan “Metode deskriptif

adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

fenomena- fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang

lampau”.

Pendapat tersebut mengandung arti bahwa metode deskriptif adalah

sebuah metode penelitian yang bermaksud atau memiliki tujuan untuk

menggambarkan fenomena atau kejadian yang berlangsung pada saat ini atau

waktu yang sudah lampau.

Page 73: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Sedangkan Saifuddin Azwar (2002 : 6) berpendapat “Metode deskriptif

melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi, yaitu menganalisis dan

menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk

dipahami dan disimpulkan”.

Pendapat tersebut berarti bahwa metode deskriptif adalah suatu metode

penelitian yang hanya melakukan deskripsi atau penggambaran sebuah

fenomena, menganalisis fenomena tersebut dan kemudian menyajikan hasil

analisisnya secara sistematis sehingga mudah untuk dipahami.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan metode deskriptif

korelasi ganda merupakan upaya untuk menggambarkan, menganalisis dan

menyajikan fakta secara sistematis dari suatu objek atau sekelompok manusia

pada kondisi peristiwa pada masa sekarang ataupun masa lampau. Peristiwa atau

fenomena tersebut dapat berupa sikap manusia, hewan, benda ataupun sebuah

kejadian itu sendiri. Tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk

menggambarkan sifat dari suatu keadaan yang ada pada waktu penelitian

dilakukan dan menjelajahi penyebab dari gejala-gejala tertentu.

Adapun langkah-langkah penelitian deskriptif yaitu :

1. Merumuskan masalah yang akan diteliti

2. Mengadakan pembatasan masalah

3. Merumuskan kerangka teori

4. Merumuskan hipotesis

5. Menyiapkan instrumen dan memilih teknik pengumpulan data

6. Menentukan subjek penelitian

7. Pengumpulan data untuk menguji hipotesis

8. Menganalisis data dan menguji hipotesis

9. Memberi kesimpulan atau generalisasi

10. Menyusun dan mempublikasikan laporan penelitian

Page 74: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Dalam suatu penelitian, pengambilan individu sebagai subjek yang diteliti

merupakan masalah yang sangat penting. Populasi dalam suatu penelitian

merupakan suatu kelompok individu yang menjadi objek yang diselidiki tentang

aspek-aspek yang ada dalam kelompok tersebut. Aspek-aspek yang akan

diungkapkan dalam penelitian ini adalah aspek pola asuh orang tua, aspek

kedisiplinan dan prestasi belajar siswa. Berikut adalah beberapa pengertian dari

populasi yang disampaikan oleh para ahli :

a. Hadari Nawawi (1995: 141) berpendapat “Populasi adalah keseluruhan obyek

penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-

tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber

data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian”.

Maksud dari pendapat tersebut adalah bahwa populasi merupakan

semua atau keseluruhan dari objek dalam sebuah penelitian. Objek penelitian

ini dapat berupa manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, hasil tes atau

peristiwa yang memiliki karakteristik tertentu yang sebelumnya telah

ditetapkan sebagai batasan dalam penentuan populasi.

b. Saifuddin Azwar ((2002: 77) menyatakan “Populasi didefinisikan sebagai

kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian”.

Pendapat tersebut memiliki arti bahwa populasi adalah sekelompok

subjek yang telah ditentukan oleh peneliti sebagai subjek penelitian yang

nantinya akan dikenai generalisasi hasil penelitian.

c. Sudjana dalam Purwanto (2008: 241) mengatakan bahwa “Populasi adalah

totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun hasil

mengukur baik kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik mengenai

sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.”

Yang dimaksudkan dalam hal ini adalah seluruh penduduk yang

menjadi subjek penelitian. Namun demikian subjek yang diteliti adalah yang

mempunyai karakteristik tertentu yang sama, sehingga dapat mewakili subjek

penelitian secara keseluruhan.

Page 75: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari beberapa pendapat tersebut maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa

populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah manusia yaitu semua siswa siswi. Adapun yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA

Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 115 yang terbagi

dalam 3 kelas yaitu XI.IPS 1, XI.IPS 2, dan XI.IPS 3.

2. Sampel penelitian

Dalam penelitian sosial, tidak selalu seluruh populasi dikenakan dalam

penelitian. Hal tersebut mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan

biaya, waktu dan tenaga. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu adanya

pembatasan yaitu dengan menetapkan jumlah sampel yang representatif yang

dapat mewakili populasi.

a. Pengertian Sampel

Dalam penelitian sosial, tidak selalu seluruh populasi dikenakan dalam

penelitian. Hal tersebut mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan

biaya, waktu dan tenaga. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu adanya

pembatasan yaitu dengan menetapkan jumlah sampel yang representatif yang

dapat mewakili populasi. Berikut adalah beberapa pengertian dari populasi

yang disampaikan oleh para ahli :

1) Hadari Nawawi (1995: 144) berpendapat “Sampel secara sederhana

diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data

sebenarnya dalam suatu penelitian”.

Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa sampel merupakan

bagian dari populasi yang akan menjadi sumber data, artinya bahwa

populasi tidak diteliti seluruhnya namun hanya sebagian saja, bagian

inilah yang disebut sampel.

2) Sedangkan Winarno Surakhmad (1994: 93) menyatakan “Sampel adalah

sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi”.

Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa sampel adalah

bagian dari populasi yang sebelumnya telah ditentukan dengan cara

Page 76: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sampling. Hasil penelitian dari sampel ini nantinya akan mewakili seluruh

populasi penelitian.

Dari beberapa pendapat tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa sampel adalah sebagian individu yang menjadi anggota populasi yang

di peroleh dengan cara – cara tertentu untuk menjadi wakil dari populasi yang

diteliti. Penentuan sampel ini hendaknya disesuaikan dengan jumlah populasi,

karena nantinya hasil penelitian dari sampel ini nantinya akan

digeneralisasikan kepada populasi. Jadi sampel harus representatif atau

mewakili populasi penelitian. Mengenai besar kecilnya pengambilan sampel,

pada prinsipnya tidak ada peraturan yang mutlak untuk menentukan ukuran

sampel.

b. Sampling

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,

terdapat teknik-teknik untuk mengambil sampel dari populasi yang ada.

Menurut Hadari Nawawi (1995:152) ”Cara untuk menentukan sampel yang

jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data

sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar

diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi”.

Sedangkan Kerlinger (1995:188) berpendapat “Kata sampling berarti

“mengambil sampel” atau mengambil sesuatu bagian populasi atau semesta,

sebagai wakil (representasi) populasi atau semesta itu”. Dari pendapat tersebut

dapat disimpulkan bahwa teknik sampling adalah suatu cara pengambilan

sampel yang representatif (mewakili) dari populasi.

Menurut Consuelo G. Sevilla, et al, terjemahan Alimuddin Tuwu

(1993: 163-169) menjelaskan bahwa teknik pengambilan sampel dibagi

menjadi lima macam, yaitu:

1) Pengambilan Sampel Secara Acak (Teknik Random Sampling)

2) Pengambilan Sampel Secara Sistematis (Teknik Sistematik Sampling)

3) Pengambilan Sampel Strata (Teknik Stratified Sampling)

4) Pengambilan Sampel Kluster (Teknik Cluster Sampling)

5) Pengambilan Sampel Non-Acak (Teknik Non Random Sampling)

Page 77: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk mempermudah dalam memahami tentang teknik sampling di atas

maka penulis akan menguraikannya sebagai berikut:

1) Pengambilan Sampel Secara Acak (Teknik Random Sampling)

Dalam teknik ini setiap anggota populasi mempunyai peluang yang

sama untuk menjadi sampel dan anggota yang terpilih sebagai sampel tidak

mempengaruhi peluang anggota yang lain. Oleh sebab itu, maka teknik ini

sering disebut sebagai teknik yang paling baik. Teknik pengambilan sampel

secara non acak meliputi:

a) Tabel nomor acak

Teknik ini merupakan teknik yang paling sistematis dalam

perolehan unit-unit sampel melalui acak. Tabel acak berisi kolom-kolom

digit yang umumnya dihasilkan melalui komputer, untuk meyakinkan

susunan acak. Hampir semua buku-buku statistika dan penelitian membuat

tabel-tabel nomor acak.

b) Pengambilan sampel melalui undian

Teknik ini disebut juga sebagai fishbowl. Adapun teknik yang

digunakan dalam pengambilan sampel melalui undian dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu:

(1) Undian tanpa pengembalian (without replacement)

Teknik undian tanpa pengembalian sering disebut dengan

simpel random sampling. Anggota populasi yang telah keluar sebagai

sampel tidak lagi diikutsertakan dalam pengundian selanjutnya,

sehingga tidak akan ada kemungkinan munculnya nama atau sampel

yang sama. Dalam teknik ini setiap sampel dalam populasi memiliki

satu kali kesempatan untuk menjadi sampel. Keuntungan dari simpel

random sampling adalah tidak banyak menggunakan teknik yang sulit

dan sampel yang didapat tidak bias. Akan tetapi akan sangat sulit

melakukan teknik ini jika jumlah subjek dalam populasi sangat banyak

atau jika belum diketahui secara pasti semua individu dalam populasi.

(2) Undian dengan pengembalian (with replacement)

Page 78: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Teknik undian dengan pengembalian dilakukan dengan cara

mengundi seluruh populasi penelitian, sehingga keluar salah satu

sampel. Kemudian sampel yang sudah keluar tersebut dikembalikan

lagi dan kembali diikutsertakan dalam proses pengundian selanjutnya.

Proses pengundian dengan cara ini mempunyai intensitas ketepatan

pengambilan sampel yang tetap.

2) Pengambilan Sampel Secara Sistematis (Teknik Sistematik

Sampling)

Teknik ini digunakan untuk memilih anggota sampel yang hanya

dibolehkan melalui peluang dan suatu sistem untuk menentukan kenaggotaan

dalam sampel. Yang dimaksud dengan sistem dalam hal ini adalah strategi

yang direncanakan untuk memilih anggota-anggota setelah memulai pemilihan

acak, misalnya memilih nomor genap atau ganjil atau kelipatan tertentu dari

suatu daftar yang telah disusun.

3) Pengambilan Sampel Strata (Teknik Stratified Sampling)

Pengambilan sampel strata dilakukan dengan cara populasi atau

elemen populasinya dibagi dalam kelompok-kelompok yang disebut strata.

Banyaknya tingkat harus diperhatikan, kemudian setiap tingkatan harus

mewakilkan anggotanya untuk menjadi sampel dalam penelitian. Dalam hal

ini proporsi dari jumlah subjek yang ada dalam tiap-tiap tingkatan dalam

populasi yang harus dicerminkan dalam sampel sehingga mereka dapat

dipandang sebagai wakil terbaik bagi populasi. Dengan teknik ini sub-

kelompom (strata) yang spesifik akan memiliki jumlah yang cukup mewakili

dalam sampel, serta menyediakan jumlah sampel sebagai sub-analisis dari

anggota sub-kelompok tersebut.

4) Pengambilan Sampel Kluster (Teknik Cluster Sampling)

Dalam pengambilan sampel kluster satuan-satuan sampel tidak terdiri

dari individu melainkan kelompok-kelompok atau kluster. Sampling ini

dipandang ekonomik karena observasi-observasi yang dilakukan terhadap

kluster dipandang lebih murah dan mudah dari pada observasi terhadap

individu yang terpencar-pencar.

Page 79: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Pengambilan Sampel Non-Acak (Teknik Non Random Sampling)

Dalam teknik ini setiap anggota populasi tidak mempunyai peluang

yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Beberapa bagian tertentu dalam

semua kelompok secara sengaja tidak dimasukkan dalam pemilihan untuk

mewakili sub-kelompok. Teknik pengambilan sampel non- acak meliputi:

a) Pengambilan sampel purposif

Dalam pengambilan sampel purposif, pemilihan sekelompok

subjek didasarkan atas ciri atau sifat tertentu yang dianggap memiliki

kesamaan dengan ciri yang telah diketahui sebelumnya. Oleh karena itu

keadaan dan informasi mengenai populasi tidak perlu diragukan lagi.

Secara intensional peneliti tidak meneliti semua daerah atau kelompok

dalam populasi, namun peneliti hanya perlu mengambil beberapa

kelompok kunci saja.

b) Pengambilan sampel kuota

Dalam pengambilan sampel kuota yang harus dilakukan adalah

penetapan jumlah subjek yang akan diteliti. Kemudian permasalahan

mengenai siapa yang akan diinterview atau yang menjadi responden

diserahakn kepada sebuah tim. Tim ini bertugas untuk mengumpulkan

informasi-informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Ciri utama dari

quota sampling adalah jumlah subjek yang sudah ditentukan akan

dipenuhi, permasalahan apakah subjek tersebut mewakili populasi atau sub

populasi tidaklah menjadi persoalan.

c) Pengambilan sampel dipermudah (convenience)

Dalam pengambilan sampel dipermudah, pengambilan sampel

didasarkan atas kemudahan dari arah peneliti. Misalnya, jika ingin

mengetahui pendapat orang Filipina tentang rekonsiliasi nasional di

Filipina melalui wawancara telepon, maka peluang yang diperoleh adalah

hanya akan mewawancarai mereka yang mempunyai telepon saja.

Pengambilan sampel ini dilakukan agar tidak menyulitkan peneliti.

Page 80: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik simpel random sampling

tanpa pengembalian untuk menetapkan sampel. Adapun alasan dalam penggunaan

teknik simpel random sampling ini adalah:

a. Sampel yang diperoleh tidak bias.

b. Pelaksanaannya lebih mudah, tidak banyak menggunakan teknik yang sulit

dan anggota sampel cepat diperoleh.

c. Teknik ini dilakukan secara acak, sehingga setiap anggota populasi

mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

d. Pelaksanaan simpel random sampling dilakukan melalui prosedur undian

tanpa pengembalian, sehingga setiap individu mempunyai peluang yang lebih

besar untuk menjadi sampel penelitian.

e. Teknik simpel random sampling dipilih agar lebih cepat dan tidak memakan

banyak waktu.

Dalam teknik simpel random sampling terdapat langkah-langkah tertentu

yang harus dilakukan. Langkah-langkah dalam pengambilan sampel dengan

teknik simpel random sampling adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan nomor-nomor pada naggota populasi yang terkumpul dalam

daftar sampling.

b. Menulis nomor-nomor itu pada potongan kertas kecil, satu nomor untuk setiap

anggota populasi.

c. Menggulung semua kertas baik-baik.

d. Memasukkan gulungan-gulungan kertas itu ke dalam kotak yang cukup besar

agar gulungan kertas dapat bergerak secara bebas ke segala arah.

e. Mengaduk gulungan kertas secara sempurna.

f. Mengambil kertas gulungan itu sejumlah sampel yang dibutuhkan.

c. Menetapkan Besarnya Sampel

Tidak ada peraturan yang tegas yang mengatur tentang jumlah sampel

yang dipersyaratkan untuk suatu penelitian dari populasi yang tersedia. Selain itu

juga tidak ada batasan yang jelas mengenai sampel yang besar dan sampel yang

kecil. Jumlah sampel juga banyak tergantung pada faktor-faktor seperti biaya,

Page 81: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

fasilitas, waktu yang tersedia, jumlah populasi yang ada atau bersedia untuk

dijadikan sampel serta tujuan penelitian. Namun dalam penelitian ini peneliti

berkiblat pada pendapat para ahli berikut ini :

1) Sutrisno Hadi (2001: 221) menyebutkan “Sampel adalah bagian objek yang

diteliti untuk menetapkan besarnya sampel, langkah yang dilakukan adalah

apabila subjeknya kurang dari 100 atau lebih dari 100 maka sampel yang

diambil adalah 20% sampai 25%”.

2) Donald Ary terjemahan Arief Furchan (1982: 198) menjelaskan “Besarnya

sampel sebaiknya menggunakan sampel yang sebesar mungkin. Sampel

yang lebih besar mempunyai kemungkinan lebih banyak menjadi contoh

yang representatif bagi populasi”

3) Suharsimi Arikunto (2006:134) berpendapat :

“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100,

lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara

10-15 % atau 20-25 % atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana

2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini

menyangkut banyak sedikitnya dana

3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian

yang resikonya besar, tentu saja jika sampel lebih besar, hasilnya akan

lebih baik”.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas maka peneliti menetapkan

jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 30% dari jumlah populasi. Jadi

jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah 30% dari 115 yaitu 34,5

siswa yang kemudian dibulatkan menjadi 35 siswa.

Page 82: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk

mendapatkan data tentang masalah yang diselidikinya. Sumadi Suryabrata

(1997:84) menjelaskan “Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan

data atau alat pengukurnya”. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode angket sebagai metode pokok, metode

dokumentasi dan wawancara sebagai metode bantu.

1. Metode Angket atau Kuesioner

a. Pengertian Angket

Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data melalui daftar

pertanyaan yang harus dijawab secara tertulis oleh responden. Menurut Suharsimi

Arikunto (2006:151) “Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”. Sedangkan Moh Nasir

(2003:203) mengatakan “Kuesioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara

logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan

jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis”. Dari

beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa angket merupakan daftar

pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk mendapatkan data mengenai

pola asuh orang tua dan kedisiplinan yang ada di SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali.

b. Kelebihan dan Kelemahan Angket

Alasan digunakan angket sebagai alat instrumen pengunmpul data, bahwa

angket mempunyai beberapa keuntungan seperti disebutkan dalam Suharsimi

Arikunto (2006:152) yaitu :

1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti

2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing

4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu

menjawab

Page 83: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi

pertanyaan yang benar-benar sama.

Selain angket memiliki kelebihan seperti disebutkan di atas, angket juga

memiliki beberapa kelemahan, seperti diungkapkan oleh Sutrisno Hadi (2004:157)

yaitu:

1) Unsur-unsur yang tidak disadari tidak dapat diungkap

2) Besar kemungkinannya jawaban-jawaban dipengaruhi oleh keinginan-

keinginan pribadi

3) Ada hal-hal yang dirasa yang tidak perlu dinyatakan, misalnya hal-hal

yang memalukan atau yang dipandang tidak penting untuk dikemukakan

4) Kesukaran merumuskan kesadaran diri sendiri ke dalam bahasa

5) Ada kecenderungan untuk mengkonstruksi secara logik unsur-unsur yang

dirasa kurang berhubungan secara logik

Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup langsung. Angket

langsung maksudnya adalah responden langsung menjawab pertanyaan yang

sudah disediakan oleh peneliti. Sedangkan tertutup berarti jawaban berupa

alternatif yang sudah disediakan oleh peneliti yang telah ditentukan dan dibatasi.

Dengan demikian responden hanya mempunyai sebuah jawaban yang paling

sesuai dengan keadaan masing-masing.

Alasan peneliti menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dalam

penelitian adalah :

1) Dengan menggunakan angket peneliti dapat menghemat biaya, tenaga, dan

waktu

2) Dalam angket subyektifitas peneliti dapat diperkecil

3) Dengan angket responden mempunyai kebebasan untuk memberikan

kesaksian

4) Memberikan kemudahan dalam proses pengolahan data karena adanya

keseragaman dalam memberikan pertanyaan dan jawaban

c. Langkah-langkah Menyusun Angket

Page 84: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Adapun langkah-langkah dalam menyusun angket adalah sebagai berikut :

1) Menetapkan tujuan

Dalam penelitian ini, angket disusun dengan tujuan untuk mendapatkan

data tentang pola asuh orang tua dan kedisiplinan siswa.

2) indikator

Bertujuan untuk memperjelas permasalahan yang dituangkan dalam

instrumen termasuk batasan variabel yang akan diteliti.

3) Menyusun kisi-kisi instrumen

4) Menyusun item instrumen

Instrumen yang dibagikan dapat disusun dengan langkah sebagai berikut :

a) Membuat item-item pertanyaan

b) Membuat surat pengantar angket

c) Menyusun petunjuk dan pengisian angket

5) Menentukan Skor

Setelah angket disusun maka, kemudian akan disusun skor dari

masing-masing jawaban. Dalam penelitian angket ini, setiap item

mcmpunyai alternatif jawaban dan skor antara 1 sampai 4. Dari alternatif

jawaban tersebut diberikan bobot nilai sebagai berikut:

Bentuk item positif

a) Alternatif jawaban A, mcmpunyai bobot nilai 4

b) Alternatif jawaban B, mempunyai bobot nilai 3

c) Alternatif jawaban C, mempunyai bobot nilai 2

d) Alternatif jawaban D. mempunyai bobot nilai 1

Bentuk Item Negatif

a) Alternatif jawaban A, mempunyai bobot nilai 1

b) Alternatif jawaban B, mempunyai bobot nilai 2

c) Alternatif jawaban C, mempunyai bobot nilai 3

d) Alternatif jawaban D, mempunyai bobot nilai 4

d. Mengadakan uji coba (try out) angket

Setelah angket disusun, maka angket tersebut perlu di uji coba terlebih

dahulu mengenai validitas dan reabilitasnya yaitu melalui try out.

Page 85: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam penelitian ini try out dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ngemplak,

pada kelas XI sebanyak 20 siswa. Siswa yang telah mengikuti try out angket,

nantinya tidak dipakai dalam penelitian.

Menurut Sutrisno Hadi (2000:166) maksud diadakannya try out adalah

sebagai berikut :

a) Untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas

maksudnya

b) Untuk meniadakan penggunaan kata-kata yang terlalu asing, terlalu

akademik, dan kata-kata yang menimbulkan kecurigaan

c) Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang biasa dilewati

atau hanya menimbulkan jawaban-jawaban yang dangkal

d) Untuk menambah item yang sangat perlu atau meniadakan item

yang ternyata tidak relevan dengan tujuan research.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maksud peneliti mengadakan

try out angket adalah :

a) Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang bermakna ganda dan

tidak jelas

b) Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak

diperlukan

c) Menghindari kata-kata yang kurang dimengerti oleh responden

d) Menghilangkan item-item yang dianggap tidak relevan dengan

penelitian

Selain beberapa maksud diadakannya try out seperti yang disebutkan

di atas, tujuan diadakan try out terhadap angket adalah untuk mengetahui

kelemahan angket yang disebarkan kepada responden dan untuk mengetahui

sejauh mana responden mengalami kesulitan di dalam menjawab pertanyaan

tersebut, serta untuk mengetahui apakah angket tersebut memenuhi syarat

validitas dan reabilitas.

e. Langkah-langkah Pelaksanaan Uji Coba ( Try Out )

Page 86: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Adapun langkah-langkah dalam menyadakan uji coba adalah sebagai

berikut :

a) Membuat surat pengantar Try Out

Surat pengantar dibuat dengan maksud untuk mengutarakan tujuan

pemberian angket try out kepada responden.

b) Memperbanyak angket

Angket yang akan di uji cobakan diperbanyak sesuai dengan jumlah

responden yang di perlukan untuk try out yaitu 20 anak.

c) Penyebaran angket

Angket yang telah diperbanyak kemudian disebarkan kepada

responden sesuai jumlah yang akan diperlukan untuk uji coba.

d) Penarikan angket.

Setelah memperoleh data yang diperlukan, kemudian angket-angket

tersebut diambil kembali.

e) Pengolahan Hasil Try Out

Angket yang telah diambil kemudian di analisis untuk mengetahui

tingkat validitas dan reliabilitas dari masing-masing item pertanyaan.

f) Merevisi angket

Revisi angket dilakukan apabila terdapat banyak item yang gugur

dalam try out.

Uji coba atau try out dilaksanakan pada hari tanggal 28 April 2010

dengan junlah responden sebanyak 20 siswa. Berdasarkan uji coba angket

tersebut kemudian dilakukan uji validitas. Adapun hasil dari uji validitas

adalah sebagai berikut :

a. Variabel Pola Asuh Orang Tua ( X1 )

Dari hasil analisis butir (item) pada angket yang diuji cobakan

menunjukkan bahwa dari 50 item soal di dapat 37 soal yang valid dan 13

butir item yang dinyatakan gugur atau tidak valid. Soal yang dinyatakan

valid adalah soal no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36,42, dan

50. Item yang dinyatakan gugur antara lain: 25, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 44,

Page 87: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45, 46, 47, 48, dan 49. Item soal dikatakan valid apabila ρ < 0,05.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 129.

b. Variabel Kedisiplinan ( X2 )

Dari hasil analisis butir (item) pada angket yang diuji cobakan

menunjukkan bahwa dari 30 item soal di dapat 18 soal yang valid dan 12

butir item yang dinyatakan gugur atau tidak valid. Soal yang dinyatakan

valid adalah soal no 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 17, 20, 21, 24, 25, 26, 27, 29

dan 30. item yang dinyatakan gugur antara lain: 1, 4, 10, 12, 14, 15, 16,

18, 19, 22, 23 dan 28. Item soal dikatakan valid apabila ρ < 0,05.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 134.

f. Pengukuran Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel

bebas adalah pola asuh orang tua dan kedisiplinan, sedangkan variabel terikat

adalah prestasi belajar. Adapun penyusunan pertanyaan untuk variabel bebas pola

asuh orang tua dan kedisiplinan serta variabel terikat prestasi belajar

menggunakan pilihan ganda dengan jumlah jawaban empat pilihan. Untuk skoring

atas jawaban setiap item instrumen dalam bentuk pilihan ganda menggunakan 4

pilihan jawaban, dan mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

2. Metode Dokumentasi

Dalam penelitian ini selain menggunakan teknik angket peneliti akan

menggunakan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi merupakan teknik

pencarian data yang menelaah catatan atau dokumen sebagai data. Sesuai

pendapat Hadari Nawawi (1998:133) “Dokumenter adalah cara mengumpulkan

data melalui peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga

buku-buku tentang pendapat, teori, dalil/hukum dan lain-lain yang berhubungan

dengan masalah penyelidikan

Alasan peneliti menggunakan teknik dokumentasi adalah :

a. Lebih mudah mendapatkan data, karena data sudah tersedia dan menghemat

waktu

b. Data yang diperoleh dapat dipercaya dan mudah menggunakannya

Page 88: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Pada waktu yang relatif singkat dapat diperoleh data yang diinginkan

d. Data dapat ditinjau kembali jika diperlukan. Data yang diperoleh dapat

dipercaya dan mudah menggunakannya.

Metode dokumentasi dalam penelitian ini merupakan metode yang

digunakan untuk memperoleh data dari Kepala Sekolah, Tata Usaha ataupun guru

yang berupa data tertulis, antara lain tentang jumlah siswa dan sejarah sekolah.

3. Metode Wawancara

Teknik bantu lain yang digunakan adalah metode wawancara atau

interview. Menurut Nasution (2003:113) “Wawancara atau interview adalah suatu

bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh

informasi”. Dalam penelitian ini wawancara digunakan untuk memperoleh

perizinan dari pihak sekolah, memperolah informasi tentang jumlah siswa, dan

ketika bertatap muka dengan responden peneliti menjelaskan petunjuk pengisian

angket.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis regresi ganda yaitu cara atau teknik khusus untuk mencari hubungan antar

dua variabel (sebagai prediktor) dengan variabel lain (sebagai kriterium). Alasan

digunakannya teknik ini adalah :

1. Karena dalam penelitian ini terdapat dua variabel predikator dan satu variabel

kriterium,

2. Untuk mengetahui hubungan antara prediktor dengan kriterium, sekaligus

dapat mengetahui signifikan atau tidaknya hubungan tersebut.

Sesuai dengan teknik yang digunakan, peneliti menggunakan dasar dalam

analisis dengan pedoman sebagai berikut :

Kaidah Uji Hipotesis Menggunakan Komputer :

Jika ρ (probabilitas) < 0,01 = sangat signifikan

Jika ρ (probabilitas) < 0,05 = signifikan

Jika ρ (probabilitas) < 0,15 = cukup signifikan

Page 89: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Jika ρ (probabilitas) < 0,30 = kurang signifikan

Jika ρ (probabilitas) > 0,30 = tidak signifikan

Kaidah Uji Hipotesis Konvensional (Menggunakan Tabel Signifikansi) :

Jika ρ (probabilitas) < 0,01 = sangat signifikan

Jika ρ (probabilitas) < 0,05 = signifikan

Jika ρ (probabilitas) > 0,05 = tidak signifikan

Dalam uji butir tes menggunakan signifikansi ρ < 0,05.

Langkah-langkah yang diperlukan dalam penelitian ini untuk menguji

persyaratan analisis regresi ganda adalah :

1. Uji Prasyarat Analisis

2. Uji Hipotesis

1. Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui penyebaran suatu variabel

acak berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan rumus Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:

X2 = ∑ ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −

fhfhf0

(Sutrisno Hadi 2001: 346)

Keterangan:

X2 = Chi-kuadrat

fh = frekuensi yang diharapkan dalam sampel

fo = frekuensi yang diharapkan dalam populasi

Jika ρ > 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal,

sebaliknya jika ρ < 0,05 maka data yang dipeoleh berdistribusi tidak normal.

b. Uji Linieritas

Uji linearitas variabel X1 terhadap Y, dan X2 terhadap Y adalah untuk

mengetahui tingkat kelinieran data atau untuk mengetahui bahwa setiap

Page 90: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

peningkatan variabel X juga diikuti dengan variabel Y, dengan penetapan

harga-harga :

1) JK (G) = ( )

∑ ∑ ∑⎟⎟

⎜⎜

⎛−

iX niY

Y2

2

2) JK (TC) = JK (S) – JK (G)

3) dk (TC) = k – 2

4) dk (G) = n – k

5) RJK (TC) = ( )( )TCdkTCJK

6) RJK (G) = ( )( )GdkGJK

(Sudjana, 1996: 15 – 22)

Keterangan:

JK (G) : Menyatakan jumlah kuadrat galat

JK (TC) : Menyatakan jumlah kuadrat tuna cocok

dk : Derajad kebebasan (setiap variabel mempunyai derajat

berbeda-beda)

Untuk tuna cocok (TC) : k – 2

Untuk galat : n – k

RJK (TC) : Menyatakan varian (rerata) kuadrat tuna cocok

RJK (G) : Menyatakan varian (rerata) kuadrat galat

Jika ρ > 0,05 maka dapat disimpulkan korelasinya linier, sebaliknya

jika ρ < 0,05 maka korelasinya tidak linier.

2. Uji Hipotesis

Page 91: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Setelah uji prasyarat telah terpenuhi, maka dapat dilakukan pengujian

hipotesis yang telah diajukan. Uji hipotesis ini menggunakan uji regresi ganda.

Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. Uji Hipotesis Pertama dan Kedua :

( )( )( ){ } ( ){ }222

112

111

ΣΥ−ΣΥΣΧ−ΣΧ

ΣΥΣΧ−ΥΣΧ=ΥΧ

nn

nr

(Sutrisno Hadi, 2001: 4)

Keterangan:

n : Menyatakan jumlah data observasi

X : Variabel prediktor

Y : Variabel kriterium

YXr 1 : Koefisien korelasi X1 dan Y

YXr 2 : Koefisien korelasi X2 dan Y

b. Uji Hipotesis Ketiga

Ry(1,2) = ∑

∑ ∑+2

2211

yyx a y xa

Sutrisno Hadi (2001: 25),

Keterangan:

ry(1,2) = Koefisien korelasi antara X1 dan X2 dengan Y

a1 = koefisien prediktor X1

a2 = koefisien prediktor x2

Σ xiy = jumlah produk antara xi dan y

Σ x2y = jumlah produk antara X2 dan y

Σ y2 = jumlah kuadrat kriterium Y

Jika ρ < 0,05 maka data yang diperoleh korelasinya signifikan,

sebaliknya jika ρ > 0,05 maka data yang diperoleh korelasinya tidak

signifikan.

Page 92: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Langkah selanjutnya adalah mengadakan uji siginifikansi atau

keberartian antara kriterium dengan prediktor-prediktornya. Uji

signifikansi menggunakan rumus :

F = ( ) ( )1/1/

2

2

−−− knRkR

(Sudjana, 1996: 75)

Keterangan :

F = Harga garis regresi

n = Ukuran sampel

K = Banyaknya fariabel bebas

R = Koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktornya.

Jika ρ > 0,05 maka signifikan, sebaliknya jika ρ < 0,05 maka tidak

signifikan.

d. Sumbangan relatif masing-masing variabel prediktor dan kriterium

1) Sumbangan Relatif (SR)

Sumbangan relatif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan

masing-masing prediktor (X) terhadap kriterium (Y). Dalam hal ini untuk

mencari sumbangan relatif X1 dan X2 terhadap Y dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Untuk X1 : SR % X1 = )(

11

regJKyxa Σ x 100 %

Untuk X2 : SR % X2 = )(

22

regJKyxa Σ x 100 %

(Sutrisno Hadi, 2001: 42)

Keterangan :

SR % X1 : Sumbangan efektif prediktor X1 terhadap Y

SR % X2 : Sumbangan efektif prediktor X2 terhadap Y

JKreg : Jumlah kuadrat regresi

2) Sumbangan Efektif (SE)

Page 93: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumbangan efektif diperlukan untuk mengetahui besarnya sumbangan murni

yang diberikan masing-masing prediktor. Dalam hal ini untuk mencari

sumbangan efektif masing-masing prediktor (X1 dan X2) terhadap kriterium

(Y) dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

SE % X1 = SR % X1 x R2

2. Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

SE % X2 = SR % X1 x R2

3. Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

SE % X1 X2 = SE % X1 + SE %X2

Keterangan :

SE % X1 : Sumbangan efektif X1 terhadap Y

SE % X2 : Sumbangan efektif X2 terhadap Y

SE % X1 X2 : Sumbangan efektif X1 dan X2 terhadap Y

(Sutrisno Hadi, 2001: 42)

Page 94: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi

1. Sejarah Singkat SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

Sekolah Menengah Atas (SMA) N 1 Ngemplak merupakan sekolah Unit

Gedung Baru ( UGB ) yang belum memiliki gedung sendiri. Sekolah Unit Gedung

Baru ini berdiri pada tahun 1994 bertepatan dengan tahun ajaran baru. Sejak Juli

1994 kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada sore hari dengan meminjam

gedung SMP Negeri 2 Ngemplak Boyolali. Angkatan pertama sekolah tersebut

dibuka untuk kelas satu yaitu sebanyak tiga kelas, hinggga bulan Desember 1994

sekolah ini memiliki :

a. Kepala sekolah yang diampu oleh Bapak Basuki, S.Pd yaitu kepala

sekolah dari SMA Negeri 1 Teras Boyolali

b. Lima guru tetap yaitu Bapak Dharmono, Ibu Haryani, Ibu Lastri Pertiwi,

Ibu Mulyani, dan Ibu Endang Jati Ningsih.

c. Satu kepala Tata Usaha yaitu Bapak Bambang Sudarmadji yang semula

staf SMP Negeri 2 Ngemplak Boyolali yang kemudian dialih fungsikan ke

SMA Unit Gedung Baru tersebut.

d. Beberapa guru tidak tetap.

Setelah 9 bulan meminjam gedung SMP Negeri 2 Ngemplak Boyolali,

tepatnya pada bulan Maret 1995 sekolah dipindahkan ke lokasi baru yang terletak

disebelah selatan kantor kepala desa Donohudan sehingga penerimaan siswa baru

yang kedua pada bulan Juli 1995 sudah dilaksanakan dilokasi yang baru.

Berdasarkan SK Mendikbud Nomor 0315/ 0/ 1995 tertanggal 26 Oktober 1995

tentang pembukaan dan penerimaan maka secara resmi SMA Negeri 1 Ngemplak

Boyolali berdiri dengan memiliki Daftar Isian Kegiatan ( DIK ) dan Nomor Induk

Statistik Sekolah ( NISS ) bernomor 30.1.03.09.11.051.

Page 95: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sejak berdiri sampai saat ini kepala sekolah yang pernah memimpin

Sekolah Menengah Atas (SMA) N 1 Ngemplak Boyolali sudah berganti selama 8

kali. Adapun nama-nama kepala sekolah tersebut antala lain :

a. Basuki, S.Pd ( Juli 1994-Oktober 1995 )

b. Drs. Sumarno ( 1995-2000 )

c. Drs. Marsun Muhammad Dahlan ( 2000-2002 )

d. Drs. Santoso ( 2002-2004 )

e. Drs. Suranto, M.Pd ( 2004-2006 )

f. Drs. Arjun Rahmanto, S.Ag ( 2006-2008 )

g. Drs. Tri Wahyudi ( 2008- sekarang)

2. Visi dan Misi SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

Adapun visi dari SMA N 1 Ngemplak Boyolali yaitu :

Ilmu pengetahuan dan keterampilan ditemukan, budi pekerti terpuji, siap

masuk perguruan tinggi dan mengabdi.

Sedangkan misi dari SMA N 1 Ngemplak Boyolali yaitu :

a. Memberikan pendidikan dan pengajaran baik berupa ilmu

pengetahuan, keterampilan, dan budi pekerti.

b. Menyediakan sarana dan prasarana bagi pembinaan dan peningkatan

keterampilan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

c. Mengelola semua komponen sekolah baik siswa, guru, karyawan,

maupun sarana prasarana yang ada sesuai dengan fungsi manajemen.

3. Kondisi dan Karakteristik Siswa SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

SMA N 1 Ngemplak tahun ajaran 2009/2010 terdiri dari 496 siswa dan

terbagi menjadi 3 tingkat, yakni tingkatan kelas X, XI, dan XII. Kelas X terdiri

dari 206 siswa yang terbagi dalam 6 kelas. Kelas XI terdiri dari 151 siswa yang

terbagi dalam 4 kelas yaitu 3 kelas untuk IPS, 1 kelas untuk IPA. Sedangkan kelas

XII terdiri dari 140 siswa yang terbagi dalam 4 kelas yaitu 3 kelas untuk IPS, 1

kelas untuk IPA.

Page 96: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari sejumlah siswa yang ada di SMA N 1 Ngemplak tersebut terdapat

aktivitas yang berbeda antara siswa satu dengan siswa yang lain saat penelitian

dilakukan. Aktivitas siswa-siswa ini terlihat seperti adanya siswa yang nongkrong

di kantin sekolah, adanya siswa yang baru persiapan lomba, terlihat juga beberapa

siswa yang dikeluarkan dari kelas. Selain itu ada pula siswa yang membolos.

Karakteristik siswa satu dengan yang lain pun pasti berbeda. Karena mereka

berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda. Dari adanya karakter-karakter

yang berbeda tersebut dapat dipastikan siswa di SMA N 1 Ngemplak mempunyai

prestasi belajar yang berbeda-beda pula.

4. Kegiatan-Kegiatan di SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

Pada SMA N 1 Ngemplak, selain kegiatan inti seorang siswa yakni KBM

(Kegiatan Belajar Mengajar) yang dilaksanakan setiap hari, ada berbagai kegiatan

yang dapat mendukung dan meningkatkan bakat siswa. Antara lain kegiatan OSIS

dan ekstrakurikuler. Adapun kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA N 1

Ngemplak meliputi Rois, Pramuka, Mading, KIR, Bela Diri, Sablon, Mebel,

Tanaman Hias, SKJ, Sepak Bola, Volly dan PMR.

Dari berbagai macam kegiatan seperti di atas, dapat dijadikan sarana untuk

mengembangkan bakat dan kemampuan bagi siswa. Karena dengan adanya

keikutsertaan siswa dalam kegiatan OSIS maupun ekstrakurikuler yang ada di

sekolah maka para siswa akan dapat berkreasi, menambah pengalaman dan dapat

meningkatkan ilmu pengetahuan. Sehingga kegiatan-kegiatan tersebut dapat

dijadikan wadah bagi anak untuk mengembangkan kemampuan non-akademik.

B. Deskripsi Data

Dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua

dan Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Negeri

1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2009/2010” ini, data yang diperoleh meliputi data

tentang:

1. Pola Asuh Orang Tua yang berasal dari data skor angket responden

2. Kedisiplinan yang berasal dari data skor angket responden

Page 97: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Prestasi Belajar Sosiologi yang berasal dari nilai rapot

Ketiga data tersebut akan dijelaskan dalam uraian di bawah ini:

1. Deskripsi Data tentang Pola Asuh Orang Tua

Pola Asuh Orang Tua dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X1).

Skor data yang telah diperoleh dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 155

Sedangkan rangkuman data statistik dapat disajikan dalam uraian sebagai berikut:

mean diperoleh angka sebesar 113,60; median diperolah angka sebesar 112,21;

modus diperoleh angka sebesar 109,00; SB diperoleh angka sebesar 8,41; SR

diperoleh angka sebesar 6,85; nilai tertinggi diperoleh angka sebesar 129 dan nilai

terendah diperoleh angka sebesar 99.

Adapun distribusi frekuensi data Pola Asuh Orang Tua dapat disajikan

dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Pola Asuh Orang Tua (X1)

Variant f fx fx2 f% fk%-naik

126,5- 133,5 4 514,00 66.050,00 11,43 100,00

119,5- 126,5 5 612,00 74.918,00 14,29 88,57

112,5- 119,5 8 925,00 106.989,00 22,86 74,29

105,5- 112,5 12 1.312,00 143.478,00 34,29 51,43

98,5- 105,5 6 613,00 62.645,00 17,14 17,14

Total 35 3.976,00 454.080,00 100,00 -

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 3. Deskriptif Data Pola Asuh Orang Tua (X1)

Variabel Max Min Mean Median Modus SB SR

Pola Asuh Orang Tua 129 99 113,60 112,21 109,00 8,41 6,85

Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Pola Asuh Orang Tua maka

dapat diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-4 pada

Page 98: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

interval 105,5-112,5 dengan prosentase 34,29%; kemudian diikuti oleh kelas ke-3

pada interval 112,5-119,5 dengan prosentase 22,86%, kemudian diikuti oleh kelas

ke-5 pada interval 98,5-105,5 dengan prosentase 17,14%, kemudian diikuti lagi

oleh kelas ke-2 pada interval 119,5-126,5 dengan prosentase 14,29%. Sedangkan

responden paling sedikit berada pada kelas ke-1 pada interval 126,5-133,5,5

dengan prosentase 11,43%. Penyebaran data dapat diperikasa dalam histogram

berikut ini:

Gambar 2. Grafik Histogram Pola Asuh Orang Tua (X1)

2. Deskripsi Data tentang Kedisiplinan

Kedisiplinan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (X2). Skor data

yang telah diperoleh dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 156. Sedangkan

rangkuman data statistik dapat disajikan dalam uraian sebagai berikut: mean

diperoleh angka sebesar 56,26; median diperolah angka sebesar 57,05; modus

diperoleh angka sebesar 63,00; SB diperoleh angka sebesar 7,54; SR diperoleh

angka sebesar 5,65; nilai tertinggi diperoleh angka sebesar 70 dan nilai terendah

diperoleh angka sebesar 39.

Adapun distribusi frekuensi data Kedisiplinan dapat disajikan dalam

tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kedisiplinan (X2)

Variant f Fx fx2 f% fk%-naik

66,5- 73,5 3 206,00 14.150,00 8,57 100,00

59,5- 66,5 11 679,00 41.951,00 31,43 91,43

52,5- 59,5 10 564,00 31.836,00 28,57 60,00

45,5- 52,5 8 395,00 19.541,00 22,86 31,43

Series1, 98.5‐105.5, 6

Series1, 105.5‐

112.5, 12

Series1, 112.5‐

119.5, 8

Series1, 119.5‐

126.5, 5

Series1, 126‐133.5, 4

Frekue

nsi

Interval

Deskripsi Data Pola Asuh Orang Tua

Page 99: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39,5- 45,5 3 125,00 5.227,00 8,57 8,57

Total 35 1.969,00 112.705,00 100,00 -

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 5. Deskriptif Data Kedisiplinan (X2)

Variabel Max Min Mean Median Modus SB SR

Kedisiplinan 70 39 56,26 57,05 63,00 7,54 5,65

Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Kedisiplinan maka dapat

diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-2 pada interval

59,5-66,5 dengan prosentase 31,43%; kemudian diikuti oleh kelas ke-3 pada

interval 52,5-59,5 dengan prosentase 28,57%; kemudian diikuti oleh kelas ke-4

pada interval 45,5-52,5 dengan prosentase 22,86%. Sedangkan responden paling

sedikit adalah pada kelas ke-1 dan kelas ke-5 yang berada pada interval 66,5-73,5

dan pada interval 39,5-45,5 dengan prosentase masing-masing kelas 8,57%.

Penyebaran data dapat diperiksa dalam histogram berikut ini:

Gambar 3. Grafik Histogram Kedisiplinan (X2)

3. Deskripsi Data tentang Prestasi Belajar Sosiologi

Prestasi Belajar Sosiologi dalam penelitian ini adalah variabel terikat (Y).

Skor data yang telah diperoleh dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 157.

Sedangkan rangkuman data statistik dapat disajikan dalam uraian sebagai berikut:

mean diperoleh angka sebesar 78,14; median diperolah angka sebesar 81,00;

modus diperoleh angka sebesar 81,00; SB diperoleh angka sebesar 10,70; SR

diperoleh angka sebesar 7,85; nilai tertinggi diperoleh angka sebesar 93 dan nilai

terendah diperoleh angka sebesar 50.

Series1, 39.5‐45.5, 3

Series1, 45.5‐52.5, 8

Series1, 52.5‐59.5, 10

Series1, 59.5‐66.5, 11

Series1, 66.5‐73.5, 3

Frekue

nsi

Interval

Deskripsi Data …

Page 100: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Adapun distribusi frekuensi data Prestasi Belajar Sosiologi dapat

disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

Variant f Fx fx2 f% fk%-naik

85,5- 94,5 10 891,00 79.425,00 28,57 100,00

76,5- 85,5 15 1.200,00 96.090,00 42,86 71,43

67,5- 76,5 4 283,00 20.029,00 11,43 28,57

58,5- 67,5 4 261,00 17.067,00 11,43 17,14

49,5- 58,5 2 100,00 5.000 5,71 5,71

Total 35 2.735,00 217.611,00 100,00 -

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran diperoleh

data sebagai berikut:

Tabel 7. Deskriptif Data Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

Variabel Max Min Mean Median Modus SB SR

Prestasi Belajar 93 50 78,14 81,00 81,00 10,70 7,85

Berdasarkan tabel sebaran frekuensi variabel Prestasi Belajar Sosiologi

maka dapat diketahui bahwa responden paling banyak menempati kelas ke-2 pada

interval 76,5-85,5 dengan prosentase 42,86%; kemudian diikuti oleh kelas ke-1

pada interval 85,5-94,5 dengan prosentase 28,57%; kemudian diikuti oleh kelas

ke-3 dan ke-4 pada interval 67,5-76,5 serta pada interval 58,5-67,5 dengan

prosentase masing-masing 11,43%; Sedangkan responden paling sedikit berada

pada kelas ke-5 pada interval 49,5-58,5 dengan prosentase 5,71%. Penyebaran

data dapat diperikasa dalam histogram berikut ini:

Series1, 49.5‐58‐5, 2

Series1, 58‐5‐67‐5, 4

Series1, 67.576.5, 4

Series1, 76.5‐85.5, 15 Series1, 85

.5‐94.5, 10

Frekue

nsi

Interval

Deskripsi Data Prestasi …

Page 101: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4. Grafik Histogram Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

C. Pengujian Prasyarat Analisis Data

Data yang telah tersusun secara sistematis seperti pada lampiran,

selanjutnya dianalisis untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan. Syarat

analisis data yang digunakan analisis regresi linier adalah sebaran populasi data

harus berdistribusi normal dan kedua variabel bebas harus linier dengan variabel

terikat.

Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai hasil uji normalitas dan hasil

uji linieritas. Hasil uji prasyarat analisis data yang telah dilakukan dapat

dijelaskan dalam uraian sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas digunakan untuk menunjukkan apakah data yang

dianalisis mempunyai sebaran (distribusi) normal atau tidak. Adapun pengujian

ini meliputi:

a. Kriteria Pengujian Persyaratan Normalitas

Sebelum menguji normalitas dari masing-masing variabel, perlu

membuat kriteria persyaratan normalitas sebagai berikut:

Ha: Distribusi data hasil penelitian tidak berbeda dengan distribusi teoritik,

artinya data berdistribusi normal.

Ho: Distribusi data hasil penelitian berbeda dengan distribusi teoritik,

artinya data berdistribusi tidak normal.

Untuk menetapkan normal atau tidaknya distribusi data digunakan

kriteria sebagai berikut:

Jika ρ > 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi normal

Jika ρ < 0,05 maka data yang diperoleh berdistribusi tidak normal

b. Uji Normalitas Variabel X1 (Pola Asuh Orang Tua)

Pada uji normalitas X1 (Pola Asuh Orang Tua), langkah pertama yang

dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel X1 (lampiran 17 halaman

Page 102: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160). Adapun tabel rangkuman variabel X1 (Pola Asuh Orang Tua) dapat

disajikan sebagai berikut:

Tabel 9. Rangkuman Variabel Pola Asuh Orang Tua

Kelas fo fh Fo-fh (fo-fh)2 fh

2fh)-(fo

10 0 0,29 -0,29 0,08 0,29

9 2 0,97 1,03 1,06 1,10

8 3 2,77 0,23 0,05 0,02

7 5 5,57 -0,57 0,33 0,06

6 5 7,90 -2,90 8,41 1,06

5 10 7,90 2,10 4,41 0,56

4 5 5,57 -0,57 0,33 0,06

3 5 2,77 2,23 4,96 1,79

2 0 0,97 -0,97 0,94 0,97

1 0 0,29 -0,29 0,08 0,29

Total 35 35,00 0,00 - 6,19

Mean: 113,600 SB: 8,413

Kai Kuadrat: 6,189 db: 9 ρ = 0,721

Kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus. Dari hasil

perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:

χ2 = 6,189

ρ = 0,721

Hasil tersebut menunjukkan bahwa ρ > 0,05 yaitu 0,721 > 0,05 maka

Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil

dari populasi berdistribusi normal.

c. Uji Normalitas Variabel X2 (Kedisiplinan)

Pada uji normalitas X2 (Kedisiplinan), langkah pertama yang

dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel X2 (lampiran 17

Page 103: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

halaman 161). Adapun tabel rangkuman variabel X2 (Kedisiplinan) dapat

disajikan sebagai berikut:

Tabel 9. Rangkuman Variabel Kedisiplinan

Kelas fo fh Fo-fh (fo-fh)2 fh

2fh)-(fo

10 0 0,29 -0,29 0,08 0,29

9 1 0,97 0,03 0,00 0,00

8 3 2,77 0,23 0,05 0,02

7 6 5,57 0,43 0,18 0,03

6 10 7,90 2,10 4,41 0,56

5 5 7,90 -2,90 8,41 1,06

4 5 5,57 -0,57 0,33 0,06

3 3 2,77 0,23 0,05 0,02

2 2 0,97 1,03 1,06 1,10

1 0 0,29 -0,29 0,08 0,29

Total 35 35,00 0,00 - 3,42

Mean: 56,257 SB: 7,543

Kai Kuadrat: 3,422 db: 9 ρ = 0,945

Kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus. Dari hasil

perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:

χ2 = 3,422

ρ = 0,945

Hasil tersebut menunjukkan bahwa ρ > 0,05 yaitu 0,945 > 0,05 maka

Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil

dari populasi berdistribusi normal.

d. Uji Normalitas Variabel Y (Prestasi Belajar Sosiologi)

Pada uji normalitas Y (Prestasi Belajar Sosiologi), langkah pertama

yang dilakukan adalah membuat tabel rangkuman variabel Y (lampiran 17

Page 104: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

halaman 162). Adapun tabel rangkuman variabel Y (Prestasi Belajar

Sosiologi) dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 8. Rangkuman Variabel Prestasi Belajar Sosiologi

Kelas fo fh Fo-fh (fo-fh)2 fh

2fh)-(fo

9 0 0,35 -0,35 0,12 0,35

8 0 1,32 -1,32 1,73 1,32

7 6 3,89 2,11 4,44 1,14

6 9 7,42 1,58 2,50 0,34

5 10 9,05 0,95 0,90 0,10

4 4 7,42 -3,42 11,70 1,58

3 3 3,89 -0,89 0,80 0,20

2 1 1,32 -0,32 0,10 0,08

1 2 0,35 1,65 2.73 7,89

Total 35 35,00 0,00 - 12,99

Mean: 78,143 SB: 10,697

Kai Kuadrat: 12,987 db: 8 ρ = 0,112

Kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus. Dari hasil

perhitungan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut:

χ2 = 12,987

ρ = 0,112

Hasil tersebut menunjukkan bahwa ρ > 0,05 yaitu 0,112 > 0,05 maka

Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil

dari populasi berdistribusi normal.

Sebagai bukti bahwa variabel Prestasi Belajar Sosiologi berdistribusi

normal dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 172 dalam bentuk grafik

histogram Prestasi Belajara Sosiologi. Bentuk garis dalam grafik tersebut

menyerupai gunung, sehingga menunjukkan bahwa variabel tersebut

berdistribusi normal.

Page 105: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Uji Linieritas dan Keberartian

Dengan adanya hasil uji linieritas maka diketahui apakah ada hubungan

antara variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun dalan hal ini pengujian

meliputi:

a. Kriteria Pengujian Persyaratan Linieritas

Sebelum menguji linieritas dari masing-masing variabel, perlu

membuat kriteria persyaratan linieritas sebagai berikut:

Ha: Data hasil penelitian tidak berbeda dengan data hasil teoritik, artinya

linier

Ho: Data hasil penelitian berbeda dengan data hasil teoritik, artinya tidak

linier

Untuk menetapkan linier atau tidaknya distribusi data digunakan

kriteria sebagai berikut:

Jika ρ > 0,05 maka data dalam penelitian memiliki korelasi yang linier

Jika ρ < 0,05 maka data dalam penelitian korelasinya tidak linier

b. Uji Linieritas Variabel Pola Asuh Orang Tua (X1) dengan Prestasi

Belajar Sosiologi (Y)

Berdasarkan hasil uji linieritas antara Pola Asuh Orang Tua dengan

Prestasi Belajar Sosiologi, diperoleh ρ =0,645; Fo =0,890 dan Ft =2,342.

Karena ρ > 0,05 maka Ha diterima. Dengan demikian dapat diambil

kesimpulan bahwa Pola Asuh Orang Tua dan Prestasi Belajar Sosiologi

mempunyai korelasi yang linier. Hasil uji linieritas Pola Asuh Orang Tua

dengan Prestasi Belajar Sosiologi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 106: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 11. Rangkuman Unji Linieritas X1 dengan Y

Sumber Derajat R2 db Var F ρ

Regresi

Residu

ke 1 0,103

0,897

1

33

0,103

0,027

3,807

--

0,057

--

Regresi

Beda

residu

ke 2

ke 2 – ke

1

0,128

0,024

0,872

2

1

32

0,064

0,024

0,027

2,342

0,890

--

0,111

0,645

--

Korelasinya Linier

Sebagai bukti bahwa korelasi antara Pola Asuh Orang Tua dengan

Prestasi Belajar Sosiologi adalah linier dapat dilihat pada lampiran 20 halaman

175 dalam bentuk grafik hasil uji linieritas Pola Asuh Orang Tua dengan

Prestasi Belajar Sosiologi.

c. Uji Linieritas Variabel Kedisiplinan (X2) dengan Prestasi Belajar

Sosiologi (Y)

Berdasarkan hasil uji linieritas antara Kedisiplinan dengan Prestasi

Belajar Sosiologi, diperoleh ρ = 0,101; Fo = 2,796 dan Ft =5,631. Karena ρ >

0,05 dan Fo < Ft, maka Ha diterima. Dengan demikian dapat diambil

kesimpulan bahwa Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Sosiologi mempunyai

korelasi yang linier. Hasil uji linieritas Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar

Sosiologi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12. Rangkuman Uji Linieritas X2 dengan Y

Sumber Derajat R2 db Var F ρ

Regresi

Residu

ke 1 0,196

0,804

1

33

0,196

0,024

8,030

--

0,008

--

Regresi

Beda

residu

ke 2

ke 2 – ke

1

0,260

0,065

0,740

2

1

32

0,130

0,065

0,023

5,631

2,796

--

0,008

0,101

--

Korelasinya Linier

Page 107: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sebagai bukti bahwa korelasi antara Kedisiplinan dengan Prestasi

Belajar Sosiologi adalah linier dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 176

dalam bentuk grafik hasil uji linieritas Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar

Sosiologi.

D. Pengujian Hipotesis

Setelah syarat-syarat tersebut terpenuhi, selanjutnya dapat dilakukan

analisis data untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah dirumuskan

sebelumnya diterima atau ditolak. Adapun analisis regresi ganda menggunakan

komputer seri SPS edisi: Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM

Yogyakarta tahun 2004 versi IBM/IN. Langkah yang dilakukan sesuai dengan

prosedur, yaitu sebagai berikut:

1. Mencari Korelasi antara Kriterium dengan Prediktor

a. Menghitung Koefisien Korelasi sederhana antara X1 dan Y; X2

dan Y

1) Koefisien korelasi sederhana antara X1 dan Y (Pola Asuh Orang Tua

dengan Prestasi Belajar Sosiologi)

Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh Orang

Tua dengan Prestasi Belajar Sosiologi

Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh

Orang Tua dengan Prestasi Belajar Sosiologi

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel

rangkuman analisis korelasi (lampiran 19 halaman 167). Adapun tabel

tersebut adalah sebagai berikut:

Page 108: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 13. Matriks Interkorelasi Analisis Regresi

r X1 X2 Y

X1 1,000 0,219 0,322

ρ 0,000 0,204 0,057

X2 0,219 1,000 0,442

ρ 0,204 0,000 0,008

Y 0,322 0,442 1,000

ρ 0,057 0,008 0,000

ρ dua ekor

Setelah membuat rangkuman analisis korelasi selanjutnya

dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus Product Moment, sehingga

diperoleh:

rxy = 0,322

ρ = 0,057

Karena ρ < 0,15, maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis

menurut Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta

tahun 2004 versi IBM/IN dapat disimpulkan bahwa hasilnya cukup

signifikan, yaitu 0,057 < 0,15, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.

Dengan demikian pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini yang

berbunyi “Ada hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh Orang

Tua dengan Prestasi Belajar Sosiologi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1

Ngemplak Tahun Pelajaran 2009/2010” dinyatakan diterima.

Page 109: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Koefisien korelasi sederhana antara X2 dan Y (Kedisiplinan dengan

Prestasi Belajar Sosiologi)

Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara Kedisiplinan dengan

Prestasi Belajar Sosiologi

Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara Kedisiplinan

dengan Prestasi Belajar Sosiologi

Setelah membuat tabel kerja pada lampiran 19 halaman 167,

selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus Product Moment

sehingga diperoleh :

rxy = 0,442

ρ = 0,008

Karena ρ < 0,15, maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis

menurut Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta

tahun 2004 versi IBM/IN dapat disimpulkan bahwa hasilnya cukup

signifikan, yaitu 0,008 < 0,15, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.

Dengan demikian pengujian hipotesis kedua dalam penelitian ini yang

berbunyi “Ada hubungan positif yang signifikan antara Kedisiplinan

dengan Prestasi Belajar Sosiologi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1

Ngemplak Tahun Pelajaran 2009/2010” dinyatakan diterima.

b. Menghitung Koefisien Korelasi Ganda antara X1,X2 dengan Y

Ha : Ada hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh Orang Tua

dan Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar Sosiologi

Ho : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh Orang

Tua dan Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar Sosiologi

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel

sebagai berikut:

Page 110: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 14. Koefisien Beta dan Korelasi Parsial

X Beta ( β) SB ( β) r-parsial t ρ

0 12,883490

1 0,300099 0,194815 0,257 1,540 0,130

2 0,554029 0,217270 0,403 2,550 0,015

Galat baku: 9,557

Korelasi R: 0,499

Korelasi R sesuaian: 0,499

Setelah itu kemudian membuat tabel rangkuman analisis regresi.

Adapaun tabel tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 15. Tabel Rangkuman Analisis Regresi Model Penuh

Sumber Variasi JK db RK F R2 ρ

Regresi Penuh

Variabel X2

Variabel X1

Residu Penuh

967,733

761,412

206,322

2.922,548

2

1

1

32

483,867

761,412

206,322

91,330

5,298

8,337

2,259

-

0,249

0,196

0,053

-

0,010

0,007

0,139

-

Total 3.890,281 34 - - - -

Setelah membuat tabel kerja pada lampiran 24 halaman 194,

selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai dengan rumus sehingga

diperoleh:

Ry(x1,2) = 0,499

ρ = 0,010

F = 5,298

Karena ρ < 0,15 maka berdasarkan pedoman kaidah uji hipotesis

menurut Prof. Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih UGM Yogyakarta

tahun 2004 versi IBM/IN dapat disimpulkan bahwa hasilnya cukup

signifikan, yaitu 0,010 < 0,15, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak.

Dengan demikian pengujian hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang

Page 111: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berbunyi “Ada hubungan positif yang signifikan antara Pola Asuh Orang

Tua dan Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar Sosiologi pada siswa kelas

XI SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2009/2010” diterima.

2. Mencari Persamaan Garis Regresi

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat tabel

sebagai berikut:

Tabel 16. Coefficienta

Model Unstandardized

Coeffiient

Standardized

Coeffiient

t Sig. Correlations

B Std. Error Beta Zero-order

1 (Constant)

Pola Asuh

Orang Tua

Kedisiplinan

12.883

.300

.554

23.442

.200

.223

.236

.391

.550

1.503

2.488

.586

.143

.018

.322

.442

a. Dependent Variable: prestasi belajar

Setelah itu kemudian dapat diperoleh persamaan garis regresi sebagai

berikut:

a. Persamaan Regresi Linier Sederhana

1) Persamaan regresi linier sederhana antara Pola Asuh Orang Tua (X1)

dengan Prestasi Belajar Sosiologi (Y) ^Y = b0 + b1X1 ^Y = 12,883 + 0,300 (X1)

Artinya:

1) Konsatanta 12,883 dapat diartikan bahwa apabila tidak ada Pola Asuh

Orang Tua (X1), maka Prestasi Belajar Sosiologi (Y) yang dicapai

siswa sebesar 12,883.

2) Koefisien regresi 0, 300 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu

unit Pola Asuh Orang Tua (X1) maka akan meningkatkan Prestasi

Page 112: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Belajar Sosiologi (Y) sebesar 0, 300. Gambar persamaan garis regresi

dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 168.

2) Persamaan regresi linier sederhana antara Kedisiplinan (X2) dengan

Prestasi Belajar Sosiologi (Y) ^Y = b0 + b2X2

^Y = 12,883 + 0.554 (X2)

Artinya:

1) Konsatanta 12,883 dapat diartikan bahwa apabila tidak ada

Kedisiplinan (X2), maka Prestasi Belajar Sosiologi (Y) yang dicapai

siswa sebesar 12,883.

2) Koefisien regresi 0, 554 X, menyatakan bahwa setiap kenaikan satu

unit Kedisiplinan (X2) maka akan meningkatkan Prestasi Belajar

Sosiologi (Y) sebesar 0, 554. Gambar persamaan garis regresi dapat

dilihat pada lampiran .21 halaman 183.

b. Persamaan Regresi Linier Ganda ^Y = b0 + b1X1 +b2X2

^Y = 12,883 + 0, 300 (X1) + 0, 554 (X2)

Artinya:

1) Koefisien 12,883 menyatakan bahwa apabila tidak ada Pola Asuh Orang

Tua (X1) dan Kedisiplinan (X2) yang tinggi, maka Prestasi Belajar

Sosiologi (Y) sebesar 12,883.

2) Koefisien regresi X1=0, 300 menyatakan bahwa setiap penambahan satu

unit Pola Asuh Orang Tua (X1) akan meningkatkan Prestasi Belajar

Sosiologi (Y) sebesar 0, 300.

3) Koefisien regresi X2=0, 554 menyatakan bahwa setiap penambahan satu

unit Kedisiplinan (X2) akan meningkatkan Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

sebesar 0, 554.

Page 113: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa rata-rata Prestasi Belajar Sosiologi (Y) akan meningkat

atau menurun sebesar 12,883. Dalam hal ini untuk setiap peningkatan atau

penurunan satu unit Pola Asuh Orang Tua (X1) akan meningkatkan atau

menurunkan Prestasi Belajar Sosiologi (Y) sebesar 0, 300. Demikian

halnya dengan Kedisiplinan, setiap peningkatan atau penurunan satu unit

Kedisiplinan (X2) akan meningkatkan atau menurunkan Prestasi Belajar

Sosiologi (Y)sebesar 0, 554.

3. Menentukan Sumbangan Prediktor terhadap Kriterium

Penghitungan sumbangan masing-masing variabel dengan bantuan

komputer paket SPS edisi Sutrisno Hadi dan Yuni Pamardiningsih versi

IBM/In program analisis regresi model penuh dan stepwise tergambar pada

tabel perbandingan bobot prediktor model penuh sebagai berikut:

Tabel 17. Perbandingan Bobot Prediktor

Variabel korelasi Lugas korelasi Parsial koefisien determinasi

X r xy ρ r par-xy ρ SD Relatif % SD Efektif %

1 0,322 0,057 0,257 0,130 21,320 5,304

2 0,442 0,008 0,403 0,015 78,680 19,572

Total --- --- --- --- 100,000 24,876

Berdasarkan hasil perhitungan sumbangan masing-masing variabel,

peneliti memperoleh hasil sebagai berikut:

a. Sumbangan Efektif (SE)

Sumbangan Efektif diperlukan untuk mengetahui besarnya

sumbangan murni yang diberikan masing-masing prediktor.

1) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan

Efektif X1 dengan Y atau SE(X1) yaitu sebesar 5,034%. Hal tersebut

dapat diartikan bahwa Sumbangan Efektif Pola Asuh Orang Tua terhadap

variasi naik turunnya Prestasi Belajar Sosiologi yaitu sebesar 5,034%.

Page 114: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui bahwa Sumbangan

Efektif X2 dengan Y atau SE(X2) yaitu sebesar 19,572%. Hal tersebut

dapat diartikan bahwa Sumbangan Efektif Kedisiplinan terhadap variasi

naik turunnya Prestasi Belajar Sosiologi yaitu sebesar 19,572%.

3) Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

Sumbangan Efektif Pola Asuh Orang Tua (X1) dan Kedisiplinan (X2)

secara bersama-sama dengan Prestasi Belajar Sosiologi (Y) atau

SE(X1+X2) sebesar 24,876%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa

Sumbangan Efektif (SE) Pola Asuh Orang Tua dan Kedisiplinan secara

bersama-sama terhadap variasi naik turunnya Prestasi Belajar Sosiologi

24,876%.

b. Sumbangan Relatif (SR)

Sumbangan Relatif diperlukan untuk mengetahui besarnya

sumbangan masing-masing prediktor ( X ) terhadap kriterium ( Y ).

1) Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui bahwa Sumbangan Relatif

X1 dengan Y atau SR%(X1) sebesar 21,320%. Hal tersebut dapat

diartikan bahwa secara relatif variabel Pola Asuh Orang Tua memberikan

sumbangan sebesar 21,320% bagi naik turunnya variabel Prestasi Belajar

Sosiologi.

2) Berdasarkan keterangan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan

Relatif X2 dengan Y atau SR%(X2) sebesar 78,680%. Hal tersebut dapat

diartikan bahwa secara relatif variabel Kedisiplinan memberikan

sumbangan sebesar 78,680% bagi naik turunnya variabel Prestasi Belajar

Sosiologi.

3) Berdasarkan pernyataan di atas dapat diketahui bahwa Sumbangan

Relatif X1 dan X2 dengan Y atau SR%( X1+X2) sebesar

21,320+78,680%=100,000%. Hal tersebut dapat diartikan bahwa secara

relatif Pola Asuh Orang Tua dan Kedisiplinan memberikan sumbangan

sebesar 100,000% bagi naik turunnya Prestasi Belajar Sosiologi.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 178.

Page 115: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

E. Pembahasan dan Analisis Data

Setelah dilakukan analisis data untuk pengujian hipotesis kemudian

dilakukan pembahasan dan analisis data terhadap rumusan hipotesis sebagai

berikut:

1. Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua (X1)

dengan Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

Hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan positif yang signifikan antara

Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Sosiologi pada siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2009/2010” di terima karena rxy = 0,322 dan

ρ < 0,15, yang berarti bahwa variabel Pola Asuh Orang Tua dan Prestasi Belajar

Sosiologi memiliki arah hubungan positif yang cukup signifikan. Dikatakan

memiliki hubungan yang positif karena kedua variabel tersebut memiliki arah

hubungan yang sama.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut terlihat bahwa pola asuh orang tua

memiliki hubungan dengan prestasi belajar sosiologi pada siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Ngemplak. Baik pola asuh otoriter, laissez faire maupun demokratis

sangat erat hubungannya dengan naik turunnya prestasi belajar anak. Dengan

demikian pola asuh orang tua dalam memperlakukan anaknya yang diterapkan

dalam usaha memelihara, membimbing, melindungi dan mendidik anak yang

diterapkan harus sesuai dengan perkembangan dan kondisi anak sehingga akan

dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat

Singgih D Gunarso (2000: 55)“Pola asuh orang tua merupakan perlakuan orang

tua dalam interaksi yang meliputi orang tua menunjukkan kekuasaan dan cara

orang tua memperhatikan keinginan anak. Dengan demikian terbukti bahwa pola

asuh orang tua sangat berhubungan dengan baik buruknya prestasi belajar anak.

Semakin baik pola asuh yang diberikan orang tua maka akan semakin baik pula

prestasi belajar anak, dan sebaliknya semakin buruk pola asuh yang diberikan

orang tua kepada anak maka akan semakin buruk pula prestasi belajar anak.

2. Hubungan antara Kedisiplinan (X2)

dengan Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

Page 116: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan positif yang signifikan antara

Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar Sosiologi pada siswa kelas XI SMA Negeri

1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2009/2010” di terima karena rxy = 0,442 dan ρ <

0,15, yang berarti bahwa variabel Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Sosiologi

memiliki arah hubungan positif yang cukup signifikan. Dikatakan memiliki

hubungan yang positif karena kedua variabel tersebut memiliki arah hubungan

yang sama.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahwa semakin tinggi atau baik

kedisiplinan yang dimiliki anak maka prestasi belajar anak juga semakin

meningkat, dan sebaliknya semakin rendah atau buruk kedisiplinan yang dimiliki

anak maka prestasi belajar anak juga akan semakin menurun. Hal ini disebabkan

karena kedisiplinan yang tertanam dalam diri anak mempunyai hubungan yang

sangat erat dalam pencapaian prestasi belajar anak, karena kedisiplinan

merupakan faktor dari dalam diri anak yang mampu mendorong anak untuk

belajar tanpa harus ada perintah dari orang tua. Sehingga pencapaian prestasi

belajar bagi anak akan lebih mudah dicapai dengan kedisiplinan yang tertanam

dalam diri anak. Hasil tersebut sejalan dengan pendapat Soegeng Prijodarminto

(1992: 23) “Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban”. Kedisiplinan yang ada

pada anak tidak datang secara tiba-tiba melainan tumbuh dan berkembang dari

proses interaksi anak dengan orang lain utamanya orang tua. Sehingga orang tua

memegang peran penting dalam pembentukan kedisiplinan pada anak.

3. Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua (X1) dan Kedisiplinan (X2)

dengan Prestasi Belajar Sosiologi (Y)

Hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan positif yang signifikan antara

Pola Asuh Orang Tua dan Kedisiplinan dengan Prestasi Belajar Sosiologi pada

siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2009/2010” di terima

karena Ry(x1,2) = 0,768 dan ρ < 0,15, yang berarti bahwa variabel Pola Asuh

Orang Tua dan Kedisiplinan memiliki arah hubungan positif yang cukup

Page 117: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

signifikan dengan Prestasi Belajar Sosiologi. Dikatakan memiliki hubungan yang

positif karena ketiga variabel tersebut memiliki arah hubungan yang sama.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terlihat bahwa prestasi belajar anak

akan meningkat atau tinggi jika memiliki kedisiplinan dalam belajar yang tinggi,

tetapi tidak hanya kedisiplinan saja pola asuh yang diberikan orang tua kepada

anak juga harus sesuai. Pola asuh orang tua dan kedisiplinan dalam belajar

mempunyai hubungan yang sangat erat dalam pencapaian prestasi belajar anak.

Penerapan pola asuh dari orang tua yang sesuai dapat meningkatkan kedisiplinan

anak dalam belajar dengan demikian pencapaian prestasi belajar anak akan baik.

Hasil tersebut diperkuat oleh pendapat Syaiful Bahri Djamaroh (2002: 23),

“prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar”.

Sehingga prestasi belajar tidak hanya berupa nilai tetapi juga diiringi dengan

perbaikan tingkah laku pada anak, yang pada akhirkan memberikan perubahan

bagi anak baik secara akademik maupun non akademik.

Page 118: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari deskripsi data dan pengujian hipotesis yang telah

dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil perhitungan dan analisis data, diperoleh rx1y sebesar 0,322 dan ρ = 0,057.

Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang cukup signifikan

antara pola asuh orang tua (X1) dengan prestasi belajar sosiologi (Y). Semakin

baik pola asuh orang tua kepada anak maka semakin meningkat pula prestasi

belajar sosiologi anak.

2. Hasil perhitungan dan analisis data, diperoleh rx2y sebesar 0,442 dan ρ = 0,008.

Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang cukup signifikan

antara kedisiplinan (X2) dengan prestasi belajar (Y). Semakin kuat

kedisiplinan yang dimiliki anak maka akan semakin besar/ meningkat prestasi

belajar anak.

3. Hasil perhitungan dan analisis data, diperoleh Ry(x1,2)= 0,499, ρ = 0,010 dan F

= 5,298. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang cukup

signifikan antara pola asuh orang tua (X1) dan kedisiplinan (X2) dengan

prestasi belajar sosiologi (Y). Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pola

asuh orang tua dan kedisiplinan belajar yang dimiliki anak maka prestasi

belajar yang dicapai anak juga akan semakin baik, begitu pula sebaliknya

semakin buruk pola asuh orang tua dan kedisiplinan belajar yang dimiliki anak

maka prestasi belajar yang dicapai anak juga akan semakin menurun.

4. Perbandingan sumbangan efektif (SE) antara X1 dan X2 terhadap Y yaitu

sebesar 5,034%: 19,572%. Sedangkan perbandingan sumbangan relatif (SR)

antara X1 dan X2 terhadap Y yaitu sebesar 21,320% : 78,680%. Dengan hasil

ini dapat menunjukkan bahwa variabel kedisiplinan(X2) memberikan

sumbangan yang lebih tinggi bagi prestasi belajar sosiologi (Y) dibandingkan

dengan variabel pola asuh orang tua (X1).

Page 119: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dikemukakan beberapa implikasi sebagai berikut :

1. Dengan adanya hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan prestasi

belajar sosiologi, maka memberikan gambaran bagi pengasuhan orang tua

kepada anak, agar orang tua lebih memperhatikan kondisi anak dengan cara

menjalin hubungan baik antara orang tua dengan anak sehingga tercipta

suasana yang nyaman guna menumbuhkan semangat belajar pada anak yang

akhirnya dapat meningkatkan prestasi anak.

2. Dengan adanya hubungan positif antara kedisiplinan dengan prestasi belajar

sosiologi, maka dapat memberikan gambaran bagi siswa/ anak untuk dapat

meningkatkan kedisiplinan belajar seperti mentaati jam belajar, mengerjakan

tugas maupun mentaati peraturan yang berlaku di sekolah. Dengan

meningkatkan kedisiplinan yang ada pada dirinya, siswa secara sadar juga

akan meningkat kedisiplinanya dalam belajar, sehingga siswa akan dapat

meningkat prestasinya dalam belajar.

3. Dengan memperhatikan seluruh faktor-faktor yang berhubungan dengan

prestasi belajar anak baik pola asuh orang tua maupun kedisiplinan belajar,

maka secara nyata orang tua harus dapat menciptakan situasi dan kondisi

pembelajaran yang nyaman dan memadai bagi anak serta siswa/ anak harus

mampu mendisiplinkan dirinya sendiri dalam belajar sehingga pencapaian

prestasi belajar yang baik akan tercapai.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka

perlu penulis sampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Orang Tua

a. Orang tua diharapkan mampu menerapkan pola asuh yang paling tepat dan

disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kepribadian anak.

Page 120: HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DAN …/Hubungan... · Pola asuh orang tua adalah perlakuan atau hubungan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anaknya. Hubungan interaksi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Orang tua diharapkan memberikan bimbingan dan perhatian serta

pengawasan yang cukup bagi anak agar anak semangat dalam belajar.

c. Orang tua diharapkan mampu menciptakan situasi dan kondisi yang

nyaman bagi anak, khususnya saat belajar.

2. Bagi Anak

a. Anak hendaknya lebih bisa menerima perlakuan orang tua sebagai bentuk

kasih sayang yang diberikan oleh orang tua sehingga anak akan lebih dekat

dengan orang tua dan akan memudahkan anak dalam proses belajar.

b. Anak hendaknya menyadari arti pentingnya keluarga bagi dirinya, karena

dari keluargalah mereka dapat belajar untuk tumbuh dan berkembang serta

membentuk kepribadian yang baik agar dapat bermanfaat bagi diri dan

lingkungan sekitarnya.

c. Anak hendaknya dapat berusaha untuk selalu disiplin dalam belajar yang

bermanfaat bagi peningkatan prestasinya.

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah hendaknya memberikan dukungan bagi terbentuknya lingkungan

belajar yang baik di sekolah.

b. Guru hendaknya memahami bahwa siswa berasal dari latar belakang

keluarga yang berbeda, maka guru hendaknya berhati-hati dalam

menyikapi siswa.

c. Sekolah hendaknya senantiasa menjalin kerjasama dengan orang tua / wali

murid dalam mengawasi proses belajar anak yang nantinya dapat

meningkatkan prestasi belajar anak

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian sejenis, maka penelitian ini

dapat dijadikan acuan dan referensi untuk mengadakan penelitian mengenai

pola asuh orang tua, kedisiplinan belajar dan prestasi belajar sosiologi.

Penelitian ini juga dapat dijadikan perbandingan mengenai hasil penelitian

sejenis yang telah dilakukan.