hubungan antara persepsi penerapan metode bimbingan klinik .../hubungan... · klinik keperawatan...

26
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK DENGAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA DALAM PENGALAMAN BELAJAR KLINIK DI RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN (Studi Di Stikes Muhammadiyah Lamongan Program SI Keperawatan) TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Kedokteran Keluarga oleh : HENY EKAWATI S. 540209215 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: nguyenphuc

Post on 10-Mar-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK DENGAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA DALAM PENGALAMAN

BELAJAR KLINIK DI RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN

(Studi Di Stikes Muhammadiyah Lamongan Program SI Keperawatan)

TESIS

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Magister Kedokteran Keluarga

oleh :

HENY EKAWATI S. 540209215

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

2

ABSTRACT

Heny Ekawati, S 540209215, 2010. “ The Correlation Between The perception Application of Nursing Clinic Guidance Method and The Satisfaction Level in Nursing Clinic Study Experience of RSUD Dr. Soegiri Lamongan 2010, Thesis Master Degree Program in Health Profession Education, Graduate program, Sebelas Maret University, surakarta, 2010 The application of nursing clinic guidance method is one of teaching process methods in clinic wich enable clinic educator/guider to choose and apply the way to educate wich is suitable with the individual purpose and characteristic of student based on learning concept. So, a good application of nursing clinic guidance method is expected to improve the student’s satisfaction level.

The objective of this research is to find the correlation between perception the application of nursing clinic guidance method and the satisfaction level. in Nursing Clinic Study Experience of RSUD Dr. Soegiri Lamongan 2010

The research design emplayeded this research is a the correlational quantitative

design with cross sectional approach. The sampling technique used is a simple random sampling teachnique. The research sample consist of 43 students. The data for this research were obtained with questionnaire. The obtained data were analyzed using multiple linear regression

The result of T-test indicates that the value of R square is 0,918 where the

bedsite teaching method is p value = 0,001, written clinic assignment method is p value = 0,000, conference method is p value = 0,000. The regression coeficienci is shown in the form of equation of multiple linear regression Y = 20, 108 + 0.875 X1 + 1,239 X2 + 1,375 X3).

. The research concludes that bedsite teaching method, written clinic assignment method, conference method significantly affect student’s the satisfaction level students in nursing clinic study experience of RSUD Dr. Soegiri Lamongan, 2010. Keywords: bedsite teaching method, written clinic assignment method, conference

method, satisfaction level

Page 3: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi, mempunyai landasan

akademik dan landasan keprofesian. Oleh karena itu pendidikan keperawatan sebagai

pendidikan profesi dan berada pada jenjang pendidikan tinggi dituntut untuk dapat

melaksanakan sosialisasi professional (Profesional Socialization) dalam bentuk

pengalaman belajar klinik dalam keperawatan professional (Husin, 2003).

Pengalaman belajar klinik keperawatan (clinical learning experience in nursing)

adalah pengalaman belajar yang dilaksanakan di tatanan pelayanan kesehatan atau

keperawatan nyata (real setting), khususnya di rumah sakit yang memenuhi persyaratan,

ditujukan untuk membina sikap dan tingkah laku serta ketrampilan professional

keperawatan. Pengalaman belajar klinik juga memberi kesempatan bagi peserta didik

pendidikan tinggai keperawatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan

yang diperoleh sebelumnya, sehingga memiliki sikap dan kemampuan melaksanakan

praktek keperawatan ilmiah (scientific nursing practice) secara mandiri dan profesional

(Husin, 2002).

Mahasiswa akan berhasil dalam pengalaman belajar klinik tergantung pada

beberapa faktor antara lain pembimbing klinik/Clinical Instructur, proses bimbingan,

metode bimbingan yang digunakan pembimbing klinik, kelengkapan sarana, kerjasama

klien dan keluarga (Nurrahmah, 2001). Metode bimbingan klinik menurut Dorothy antara

lain experiential, penyelesaian masalah, konferensi, observasi, bedside teaching dan

ronde keperawatan. Stikes Muhammadiyah Lamongan, pada metode pengajaran klinik

baik pembimbing klinik dari institusi pendidikan maupun ruangan menggunakan metode

konferensi, bedside teaching dan penguasaan klinik tertulis (Tim PKK, 2008). Kodim,

Page 4: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

4

1996 yang menyatakan bahwa metode role play, studi kasus, dan praktek menunjukkan

kemampuan mengingat mahasiswa yang diberikan dengan metode tersebut sebanyak 90%

sesudah 3 jam dan 70% sesudah 3 hari (Indriyati, 2003).

Dalam pengalaman belajar klinik keperawatan, kepuasan mahasiswa akan

tercapai jika pembimbing klinik memberikan informasi, stimulasi serta dapat

menciptakan situasi belajar yang menarik. Oliver (1999) menyatakan bahwa kepuasan

mahasiswa selama proses pembelajaran dapat meningkatkan minat mahasiswa dalam

belajar sehingga meningkatkan kemampuan/kompetensi hasil pembelajaran yang

dipelajari.

Dari hasil studi pendahuluan pada mahasiswa program SI keperawatan Stikes

Muhammadiyah lamongan tahun ajaran 2009/2010 didapatkan sebanyak 99% mahasiswa

SI keperawatan yang menjalani praktek klinik keperawatan di RSUD Dr. Soegiri

Lamongan pada rata-rata seluruh departemen didapatkan, 4% mahasiswa mendapat nilai

A (>78), 88% mahasiswa mendapat nilai B (69 - 78) dan 8% mendapat nilai C (< 69)

serta dari hasil wawancara tentang tingkat kepuasan mahasiswa pada 10 mahasiswa

sebanyak 5 mahasiswa menyatakan kurang puas pada proses bimbingan klinik

Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat masalah penelitian

tentang “Hubungan antara persepsi penerapan metode bimbingan klinik keperawatan

dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di

RSUD Dr. Soegiri LamonganTahun 2010”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah :

1. Adakah hubungan antara persepsi penerapan metode bedsite teaching dengan tingkat

kepuasan mahasiswa di RSUD Dr. Soegiri Lamongan?

Page 5: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

5

2. Adakah hubungan antara persepsi penerapan metode penugasan klinis tertulis dengan

tingkat kepuasan mahasiswa di RSUD Dr. Soegiri Lamongan?

3. Adakah hubungan antara persepsi penerapan metode konferensi dengan tingkat

kepuasan mahasiswa di RSUD Dr. Soegiri Lamongan?

4. Adakah hubungan antara persepsi penerapan metode bedsite teaching, penugasan

klinis tertulis, dan konferensi dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman

belajar klinik keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lamongan?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui adanya hubungan antara persepsi penerapan metode bimbingan

klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik

keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lamongan Tahun 2010

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui hubungan persepsi penerapan metode bedsite teaching dengan tingkat

kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik di RSUD Dr. Soegiri

Lamongan

b. Mengetahui hubungan persepsi penerapan metode penugasan klinis tertulis dengan

tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik di RSUD Dr. Soegiri

Lamongan

c. Mengetahui hubungan persepsi penerapan metode konferensi dengan tingkat

kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik di RSUD Dr. Soegiri

Lamongan

d. Menganalisa hubungan antara persepsi penerapan metode bedsite teaching,

penugasan klinis tertulis, dan konferensi dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam

pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lamongan

Page 6: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

6

C. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis atau konfirmatif

pengembangan teori dan manfaat aplikatif antara lain :

1. Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi institusi terkait dalam hal penerapan

metode bimbingan klinik yang tepat bagi peserta didik sehingga dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran dalam mencapai keberhasilan pembelajaran praktek klinik

keperawatan.

2. Dengan diketahuinya tingkat kepuasan mahasiswa terhadap penerapan metode

bimbingan klinik, maka diharapkan pemenuhan kepuasan mahasiswa dapat dilakukan

dengan tepat oleh manajemen (dosen). Kepuasan mahasiswa yang tinggi dapat

menjadi sarana untuk menunjukkan penampilan kerja Organisasi Prodi SI

keperawatan Stikes Muhammadiyah Lamongan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Praktek Klinik Keperawatan.

Tahapan profesi atau pengalaman belajar klinik (PBK) pada SI Keperawatan

dilaksanakan dalam bentuk praktek klinik keperawatan (PKK). Praktek klinik

keperawatan adalah suatu proses transformasi peserta didik untuk menjadi perawat

profesional yang memberi kesempatan beradaptasi pada perannya sebagai perawat

profesional di tatanan nyata pelayanan kesehatan klinik atau komunitas untuk

melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar menerapkan proses keperawatan

menampilakan sikap atau tingkah laku dan ketrampilan profesional (Nursalam, 2002).

Tujuan praktek klinik keperawatan adalah : (1) Memberikan kesempatan pada

peserta didik untuk menjadi terampil menggunakan teori dalam tindakannya dengan

belajar ketrampilan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. (2) Learning how to

Page 7: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

7

learn : ketrampilan belajar yang memfasilitasi inquiry, persuit of ideas, konsentrasi

integrasi dan evaluasi. (3) Meningkatkan akuntabilitas pendidik memastikan bahwa

peserta didik disiapkan badi society of knowledge. (4) Menerima risk taking behaviour :

pemikiran hati-hati tentang rencana tindakan dan hasil – hasil yang memungkinkan. (5)

Media sosialisasi di dalam suatu profesi (Yani, 2003).

B. Pembelajaran dalam Praktek Klinik Keperawatan

C. Konsep Persepsi Penerapan Metode Bimbingan Klinik / Pengajaran

D. Tingkat Kepuasan

E. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang telah dilakukan (Santi, 2006), didapatkan bahwa ada hubungan

penerapan metode bedside teaching dengan tingkat kepuasan mahasiswa Akper lumajang

dalam pengalaman belajar klinik di RSUD Haryoto Lumajang. Pada tahun 2010 ini saya

mencoba melakukan penelitian tentang penerapan metode bimbingan klinik dengan

tingkat kepuasan mahasiswa Stikes Muhammadiyah Lamongan dalam pengalaman

belajar klinik di RSUD Dr. Soegiri Lamongan.

F. Kerangka Pikir

Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi, mempunyai landasan

akademik dan landasan keprofesian. Oleh karena itu pendidikan keperawatan sebagai

pendidikan profesi dan berada pada jenjang pendidikan tinggi dituntut untuk dapat

melaksanakan sosialisasi professional (Profesional Socialization) dalam bentuk

pengalaman belajar klinik dalam keperawatan professional (Husin, 2003).

Penerapan metode bimbingan klinik yang sudah dilakukan di RSUD Dr. Soegiri

Lamongan meliputi : Metode bedsite teaching, penugasan klinis tertulis, metode

Page 8: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

8

konferensi diharapkan dapat menunjang pembelajaran klinik, sehingga dapat

meningkatkan kepuasan mahasiswa dalam menempuh pendidikan profesi.

Mahasiswa akan berhasil dalam pengalaman belajar klinik tergantung pada

beberapa faktor antara lain pembimbing klinik/Clinical Instructur, proses bimbingan,

metode bimbingan yang digunakan pembimbing klinik, kelengkapan sarana, kerjasama

klien dan keluarga (Nurrahmah, 2001). Metode bimbingan klinik menurut Dorothy antara

lain experiential, penyelesaian masalah, konferensi, observasi, bedside teaching dan

ronde keperawatan. Stikes Muhammadiyah Lamongan, pada metode pengajaran klinik

baik pembimbing klinik dari institusi pendidikan maupun ruangan menggunakan metode

konferensi, bedside teaching dan penguasaan klinik tertulis (Tim PKK, 2008).

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. ada hubungan antara persepsi penerapan metode bedsite teaching dengan tingkat

kepuasan mahasiswa

2. ada hubungan antara persepsi penerapan metode penugasan klinis tertulis dengan

tingkat kepuasan mahasiswa

3. ada hubungan antara persepsi penerapan metode konferensi dengan tingkat kepuasan

mahasiswa

4. ada hubungan antara persepsi penerapan metode bimbingan klinik

keperawatan(metode bedsite teaching, penugasan klinis tertulis, konferensi) dengan

tingkat kepuasan mahasiswa

Page 9: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

9

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif korelasional dengan

menggunakan pendekatan Cross Sectional, yaitu penelitian yang menekankan waktu

pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu

saat. (Nursalam,2003)

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Stikes Muhammadiyah Lamongan pada bulan Januari

– April 2010

C. Populasi dan Sampel

Populasi dan sample penelitian ini adalah mahasiswa SI keperawatan Stikes

Muhammadiyah Lamongan semester 5 (kelas B) yang telah menjalani praktek klinik

keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lamongan sebanyak 48 mahasiswa

Besar sample dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus besar sample

(Soekidjo Notoatmodjo, 2005)

N = N 1 + N. 0.05 0,05 N = 48 1 + 48 0,0025 N = 43 Responden

Berdasarkan perhitungan besar sample maka didapatkan 43 responden. Pengambilan

sample dengan teknik simple random sampling.

Teknik pengambilan sample adalah dengan membuat tabel bilangan random yang

berisi nomer urut berdasarkan abjad pertama nama mahasiswa. Kemudian menentukan

dengan tabel random mengundi mahasiwa yang didapat untuk diambil sebagai sampel.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

10

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu :

1. Variabel bebas adalah persepsi penerapan metode bimbingan klinik keperawatan

yang meliputi : metode bedsite teaching, penugasan klinis tertulis, dan metode

konferensi

2. Variabel terikat adalah tingkat kepuasan mahasiswa

Page 11: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

E. Definisi Operasional

1. Metode Bedsite Teaching adalah Metode mengajar/membimbing kepada peserta

didik yang dilakukan oleh pembimbing klinik disamping tempat tidur klien dan

asuhan keperawatan yang dibutuhkan klien secara nyata, meliputi : Demonstrasi

ketrampilan tehnikal dan prosedural di samping tempat tidur pasien. Untuk

mengukur penerapan metode bedside teaching dengan menggunakan kuesioner

total nilai 20.

Skala data interval

2. Metode Penugasan Klinik Tertulis adalah Penugasan klinik tertulis yang bertujuan

untuk pengembangan kemampuan penulisan proses keperawatan, meliputi :Studi

kasus Rencana pendidikan kesehatan, Catatan perkembangan klien, Laporan

kegiatan sehari-hari, Rencana Asuhan Keperawatan. Untuk mengukur metode

penugasan klinik tertulis dengan menggunakan kuesioner. total nilai 20

Skala data interval

3. Metode Konferensi adalah Diskusi perorangan atau kelompok yang didipimpin

oleh pembimbing klinik tentang beberapa aspek klinik baik pre konferen dan post

konferen saat belajar klinik, meliputi : Persiapan Mahasiswa sebelum praktek,

Rencana Mahasiswa sebelum praktek, Mengidentifikasi perasaan Mahasiswa saat

praktek klinik.Untuk mengukur penerapan metode konferensi dengan

menggunakan kuesioner, total nilai 20

Skala data interval

4. Tingkat Kepuasan Mahasiawa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan adalah

Perasaan yang dirasakan mahasiswa antara harapan dengan kenyataan terhadap

metode bimbingan klinik yang diterapkan oleh pembimbing klinik selama

pengalaman belajar klinik keperawatan. Meliputi :Tangible, Reability, Responsive,

Page 12: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

\

Assurance, Emphaty. Kepuasan Mahasiswa diukur dengan menggunakan

kuesioner.

Skala data interval

E. Pengumpulan Data

1. Instumen yang digunakan

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner berupa

pertanyaan tertutup untuk memperoleh informasi tentang penerapan metode bimbingan

klinik keperawatan dari responden, dengan jawaban, ya diberikan skor 2, kadang-kadang

diberikan skor 1 dan jawaban tidak diberi skor 0. Sedangkan untuk tingkat kepuasan

mahasiswa dengan menggunakan skala Likert yaitu sebuah daftar dimana responden

tinggal membubuhkan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan mulai dari

sangat puas (SP), puas (P), cukup puas (CP), kurang puas (KP), tidak puas (TP). Instrumen

variabel independent merupakan modifikasi dari Nursalam, 2003 dan instrument variable

dependen merupakan modifikasi dari Rangkuti, 2002. Data yang didapatkan ditabulasi dan

dibuat dalam bentuk diagram.

Uji Validitas

Kuesioner sebelumnya diujicobakan pada mahasiswa program SI keperawatan

Stikes Muhammadiyah Lamongan semester 5 (kelas A) yang menjalani praktek klinik di

RSUD Dr. Soegiri Lamongan sejumlah 15 orang selanjutnya dilakukan uji validitas

dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson melalui bantuan program SPSS

for Windows 15.0 terhadap instrument tersebut pada 15 responden. Syarat untuk dianggap

valid, jika alpha kurang dari 0,05. (Sugiono, 2003).. Adapun rumus korelasi pearson

adalah:

( )( )( )[ ] ( )[ ]å åå åå å å

--

-=

2222 YYNXXN

YXXYNRXY

Keterangan :

Page 13: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

\

X = Variabel bebas

Y = Variabel terikat.

RXY = Korelasi Produk Momen Pearson

N = Jumlah responden

Uji Reabilitas

Uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Chronbach melalui program

SPSS for Windows 15.0. Dikatakan reliabel jika hasil perhitungan standardized item alpha

(SIA) lebih besar dari nilai reliabilitas standart yang telah ditentukan, yaitu

0,6.(Arikunto,1993). Metode yang digunakan adalah metode Alpha Cronbach, dengan

rumus sebagai berikut:

úúû

ù

êêë

é-úû

ùêëé

-= å

21

2

111 1

1 s

sk

kr

Dimana: r11 = reliabilitas item pertanyaan k = banyaknya item Ss2 = jumlah variabel item s2 = Varians total

2. Jenis data

Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner kepada mahasiswa

F. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahapan sebagai berikut :

1. Editing Data

Dilakukan setelah semua data terkumpul melalui kuesioner yaitu dengan memeriksa

kembali semua kuesioner dengan maksud untuk melihat setiap kuesioner dengan maksud

untuk melihat apakah setiap kuesioner telah diisi sesuai petunjuk.Untuk memudahkan

entry data, peneliti mengklasifikasikan data dan memberi kode untuk masing-masing

pertanyaan sesuai dengan tujuan pengumpulan data. Editing dikerjakan untuk meneliti

Page 14: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

\

setiap lembar hasil kuesioner, untuk melihat kelengkapan data dan keakuratan data. Edapat

mungkin dilakukan pada hari yang sama.

2. Kodig data

Untuk memudahkan entry data, peneliti mengklasifikasikan data dan memberi kode

untuk masing-masing pertanyaan sesuai dengan tujuan pengumpulan data

3. Entry data

Memasukkan data kedalam program computer

4. Cleaning data

Merupakan proses pembersihan data untuk mencegah kesalahan yang mungkin terjadi

H. Analsis data

1. Variabel independent

Untuk mengolah data variabel independen yaitu penerapan metode bimbingan

klinik dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh dibandingkan skor yang tertinggi

dikalikan 100%. Dengan perhitungan tiap item berdasarkan kategori penerapan, kode 0 :

Tidak, kode 1 : Kadang-kadang, kode 2 : Ya.

2. Variabel dependent

Untuk mengolah data variabel dependent yaitu tingkat kepuasan mahasiswa

dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh dibandingkan dengan skor tertinggi

dikalikan 100%. Dengan perhitungan tiap item sangat puas diberi kode 5, puas diberi kode

4, cukup puas diberi kode 3, kurang puas diberi kode 2 dan tidak puas diberi kode 1.

3. Analisis Multivariat

Berdasarkan tujuan penelitian, analisis data yang digunakan untuk menentukan

pengaruh persepsi penerapan bimbingan klinik dengan tingkat kepuasan mahasiswa yang

digunakan adalah uji Regresi Linear Berganda dengan bantuan SPSS 15.0 for Windows.

Apabila t hitung > t table dan p value < 0,05 maka HI ditrima dan HO ditolak yang artinya

ada hubungan yang signifikan antara persepsi penerapan metode bimbingan klinik (Metode

Page 15: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

\

Bedsite Teaching, penugasan klinis tertulis, konferensi dengan tingkat kepuasan

mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik di RSUD dr. Soegiri Lamongan tahun 2010.

Uji Prasyarat Analisis

Pada analisis multivariat dilakukan uji asumsi normalitas data dan karena terdapat

lebih dari satu veriabel independent maka dilakukan beberapa pengujian yaitu, uji

homoskedastisitas ragam, uji Non-autokorelasi, uji Non-kolenieritas ganda (multy

colinearity). Variabel yang dipertimbangkan untuk diuji dengan regresi linear berganda

adalah variabel yang memeliki pvalue < 0,05 sewaktu uji bivariat.

Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi, variabel

dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai sebaran (distribusi) yang

normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah suatu model yang mempunyai

sebaran (distribusi) normal atau mendekati normal.

Untuk melakukan uji hipotesis dengan menggunakan metode statistik parametris

maka data yang digunakan harus terdistribusi normal, normalitas data dapat diketahui dari

uji Kolomogorov Smirnov.

Uji Multikolinearitas

Untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel bebas dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan

menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance (Santoso, 2004).

Apabila nilai VIF>10 maka terjadi multikolinearitas. Sebaliknya apabila VIF<10 maka

tidak terjadi multikolinearitas. VIF merupakan pengukur adanya multikolinieritas antara

variabel-variabel independen.

Uji Autokorelasi

Asumsi autokorelasi didefinisikan sebagai terjadinya korelasi diantara data

pengamatan, dimana munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Adanya

Page 16: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

\

suatu autokorelasi bertentangan dengan salah satu asumsi dasar dari regresi berganda yaitu

tidak adanya korelasi diantara galat acaknya, artinya jika ada autokorelasi maka dapat

dikatakan bahwa koefisien korelasi yang diperoleh kurang akurat.

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada

korelasi antara kesalahan pengganggu (error) dari variabel-variabel dependen dan

independen yang diuji. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi di dalam model

regresi digunakan uji Durbin Watson dengan membandingkan nilai Durbin Watson

Statistik (DW hitung) dengan nilai Durbin Watson tabel (Algifari, 1997:79)1. Adapun kriteria

uji Durbin Watson (Wijaya, 2001) adalah:

§ DW < -2 = ada autokorelasi positif

§ -2<DW<+2 = Tidak ada autokorelasi

§ DW> +2 = ada autokorelasi negatif

Pada analisis multivariat dilakukan uji asumsi normalitas data dan karena terdapat

lebih dari satu veriabel independent maka dilakukan beberapa pengujian yaitu, uji

homoskedastisitas ragam, uji Non-autokorelasi, uji Non-kolenieritas ganda (multy

colinearity). Variabel yang dipertimbangkan untuk diuji dengan regresi linear berganda

adalah variabel yang memeliki pvalue < 0,05 sewaktu uji bivariat.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pemngamatan ke pengamatan yang lain

(Ghozali, 2001). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitisitas. Untuk

mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai

prediksi variabel dependen dengan residulnya. Artinya, deteksi adanya heteroskedastisitas

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot, dimana

Page 17: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

\

sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y

sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Namun jika tidak ada pola yang

jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas (Santoso, 2004)

I. Penyajian Data

Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat gambaran

variabel yang diteliti, dan tabel silang untuk melihat hubungan antar variabel bebas dengan

variabel terikat

BAB IV

Hubungan Antara Penerapan Metode Bedsite Teaching, Metode Penugasan Klinis

Tertulis, Metode Konferensi Dengan Tingkat Kepuasan Mahasiwa

Secara umum responden (mahasiswa) menyatakan puas terhadap penerapan

metode yang diberikan oleh pembimbing klinik di ruangan, namun ada beberapa

responden yang menyatakan cukup puas terhadap penerapan metode bimbingan tersebut,

hal ini dikarenakan ada beberapa pembimbing klinik di ruangan tertentu yang masih belum

menerapkan metode bimbingan secara maksimal, sehinga mahasiswa menyatakan cukup

puas terhadap penerapan metode bimbingan yang diberikan pembimbing klinik di ruangan.

Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan antara penerapan metode

bimbingan klinik keperawatan (Bedside Teaching, penugasan klinis tertulis, dan

konferensi) terhadap tingkat kepuasan mahasiswa Stikes Muhammadiyah Lamongan

dalam pengalaman belajar Klinik Keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lumajang tahun

2010.

Menurut Rangkuti, 2003 konsumen (mahasiswa) mempunyai kriteria yang pada

dasarnya identik dengan beberapa jenis jasa yang memberikan kepuasan pada para

Page 18: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

\

pelanggan, yang terdiri dari Reliability (keandalan) yaitu kemampuan untuk memberikan

jasa secara akurat sesuai dengan yang dijanjikan, Responsiveness yaitu kemampuan

karyawan (pembimbing klinik) untuk membantu konsumen menyediakan dengan cepat

sesuai dengan yang diharapkan dan assurance yaitu pengetahuan dan kemampuan

karyawan untuk melayani dengan rasa percaya diri.

Berdasarkan data yang diperoleh, ternyata metode penugasan klinis tertulis

memberikan kontribusi terbesar yaitu 38,64% terhadap tingkat kepuasan mahasiswa dalam

pengalaman belajar klinik keperawatan.

Menurut Hidayah, 2002 metode penugasan klinis tertulis merupakan metode yang

memberikan penugasan untuk membuat catatan dan laporan secara tertulis, di lahan

praktek. Penugasan klinis tertulis digunakan untuk meningkatkan pembelajaran mengenai

pemecahan masalah yang berkaitan erat dengan klien dan masalah lain yang ditemukan

dalam lingkungan praktek. Tugas ini membantu peserta didik untuk mengidentifikasi dan

menyampaikan nilai dan keyakinan mereka, meningkatkan pemahaman mengenai aspek

tertentu dari praktek klinik dan mengembangkan komunikasi secara tertulis serta

meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Penugasan klinis tertulis memberikan

kesempatan bagi peserta didik untuk berfokus pada masalah nyata yang mereka temukan

sendiri di klinis dan masalah yang telah dialami sendiri dan dapat meningkatkan

kemampuan untuk membuat keputusan klinis sendiri (Dorothy, 2002).

Berdasarkan hasil pengakuan responden pembimbing klinik dalam menerapkan

metode penugasan klinis tertulis, setiap mahasiwa pada saat menjalani praktek klinik

diwajibkan membuat untuk merawat satu pasien kelolaan, dimana mahasiwa bertanggung

jawab penuh terhadap asuhan keperawatan pasien tersebut. Hal ini secara tidak langsung

dapat memberikan rasa percaya diri dari mahasiwa untuk betanggung jawab penuh baik

dalam asuhan keperawatan serta dokomentasi. Peniugasan klinis ini juga dipantau

langsung dan dievaluasi oleh pembimbing klinik dari ruangan. Dari gambaran diatas dapat

Page 19: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

\

diketahui bahwa pembimbing klinik ruangan sudah melaksanakan perannya dalam

melaksanakan metode penugasan klinis tertulis dibuktikan dalam perhitungan penerapan

metode penugasan klinis tertulis memberikan kontribusi terbesar terhadap tingkat

kepuasan mahasiswa Stikes Muhammadiyah lamongan dalam penngalaman belajar klinik

keperawatan.

Untuk metode konferensi memberikan sumbangan kedua yaitu 31,46% terhadap

tingkat kepuasan mahaiswa Stukes Muhammadiyah Lamongan dalam pengalaman belajar

klinik keperawatan di RSUD Dr. Soegiri Lamongan.

Menurut Dorothy, 2002, konferensi merupakan diskusi kelompok mengenai

beberapa aspek praktek klinik, pre dan post dimana metode ini untuk membantu peserta

didik dalam berpikir secara kritis dan menguji dimensi afektif perawatan klien. Pre

konferen mempersiapkan peserta didik untuk menjalani pengalaman mereka dilingkungan

praktik, membantu mengidentifikasi masalah klien, merencanakan perawatan dan

mengevaluasi hasil serta memberikan cara bagi peserta didik untuk mendiskusikan klien

mereka dengan staf pengajar dan rekan sejawat jika dalam bentuk kelompok. Bagi

pengajar pre konferen memungkinkan pengajar untuk mengidentifikasi keprihatinan dan

perasaan mahasiswa mengenai pengalaman praktek.

Berdasarkan pengakuan responden, selama ini metode konferensi untuk pre

konferensi dilakukan oleh pembimbing di ruangan dimana sebelum praktik dimulai

mahasiswa dikumpulkan dan masing-masing mahasiswa diberi tanggung jawab pasien

sesuai dengan jumlah mahasiswa yang ada kemudian mahasiwa tersebut bertanggung

jawab dalam membantu memenuhi kebutuhan pasiennya. Menurut peneliti ada hal penting

yang belum dilakukan secara maksimal oleh pembimbing klinik yaitu tentang pertemuan

pembimbing klinik ruangan dengan mahasiswa selama 30-60 menit untuk mendiskusikan

masalah dalam pengalaman belajar klinik. Padahal kegiatan ini sangat penting untuk

melatih mahasiswa untuk berpikir secara kritis.

Page 20: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

\

Menurut Ratnawati, 2005 salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan

mahasiwa adalah Reability (keandalan) yaitu kemampuan guru/dosen/pembimbing/ untuk

memberikan jasa/pelayanan sesuai yang dijanjikan, terpercaya, akurat, dan konsisten

Berdasarkan pengakuan responden saat diwawancarai karena tidak seimbang

perbandingan jumlah perawat dengan jumlah pasien sehingga pembimbimg ruangan

waktunya lebih banyak untuk melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien dari pada

melakukan diskusi dengan peserta didik. Hal ini dimungkinkan dari kondisi rumah sakit

yang non-pendidikan juga pembimbing klinik yang belum mendapatkan pelatihan CI

(clinical instructur)

Sedangkan untuk metode post konferensi disesuaikan dengan kelonggaran waktu

pembimbing dan mahasiswa sehingga pelayanan keperawatan tetap berjalan.

Penerapan metode bedsite teaching memberikan sumbangan terkecil yaitu

21,70% terhadap tingkat kepuasan mahasiswa. Bedside teaching adalah merupakan metode

bimbingan yang dilakukan di samping tempat tidur klien dengan mempelajari klien

terhadap asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien (Hidayah, 2002). Manfaat

metode bedside teaching agar pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta

didik untuk menguasai ketrampilan procedural, menumbuhkan sikap profesional,

mempelajari perkembangan biologis / fisik, melakukan komunikasi melalui pengamatan

langsung (Nursalam, 2003).

Berdasarkan hasil pengakuan responden pembimbing klinik dalam menerapkan

metode bedside teaching, apabila terdapat kasus-kasus yang belum pernah dijumpai oleh

mahasiswa dimana pembimbing klinik menjelaskan tentang tindakan apa saja yang harus

dilakukan mulai dari pengkajian dan rencana asuhan keperawatan klien dengan

mendemonstrasikannya kepada mahasiswa dan mahasiswa juga diberi kesempatan untuk

mendemonstrasikan kembali apa yang telah pembimbing ajarkan. Mahasiswa juga diberi

kesempatan untuk melatih tehnik ketrampilan prosedural di ruangan dibawah pengawasan

Page 21: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

\

pembimbing klinik misalnya tehnik rawat luka pasien, pemasangan infus yang benar serta

saat melakukan bimbingan pembimbing klinik terbuka untuk ditanya oleh mahasiswa

sehingga mahasiswa merasa diperhatikan dan dihargai selama proses bimbingan

berlangsung.

Ada faktor lain yang mempengaruhi tingkat kepuasan mahasiswa selain tiga

metode tersebut, yaitu akses atau jangkauan pelayanan pendidikan, hubungan antar

manusia, kenyamanan, kenikmatan, keamanan pelayanan atau bimbingan, akses atau

jangkauan pelayanan pendidikan, efisiensi pelayanan, kenyamanan dan kenikmatan, serta

informasi yang diberikan kepada mahasiswa.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode bedsite teaching dengan

tingkat kepuasan mahasiwa di Stikes Miuhammadiyah Lamongan.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode penugasan klinis tertulis

dengan tingkat kepuasan mahasiwa di Stikes Miuhammadiyah Lamongan.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan metode konferensi dengan

tingkat kepuasan mahasiwa di Stikes Muhammadiyah Lamongan.

4. Metode bedsite teaching, penugasan klinis tertulis, dan konferensi secara bersama-

sama berhubungan dengan tingkat kepuasan mahasiswa di Stikes Muhammadiyah

Lamongan.

B. IMPLIKASI

1. Bagi rumah sakit

Perlu mengadakan pelatihan clinical instructur bagi pembimbing di ruangan agar bisa

memberikan proses bimbingan yang maksimal.

2. Bagi institusi pendidikan

Page 22: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

\

Perlu adanya pemantuan dari pembimbing klinik dari akademik secara intensif. Dan

mengadakan survei kepuasan mahasiswa setelah menjalani praktik klinik sebagai

tolok ukur untuk mengevaluasi kegiatan praktek klinik

C. SARAN

1. Bagi rumah sakit, penelitian dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan rumah sakit

sebagai rumah sakit pendidikan, baik dari segi sumberdaya manusia, lingkungan yang

kondusif sehingga mahasiswa dapat menerapkan ilmunya dan sebagai media

sosialisasi profesi.

2. Bagi Institusi pendidikan, Untuk lebih mempersiapkan proses pembelajaran klinik

secara efektif agar tercipta proses pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan

prioritas yang diharapkan institusi.

3. Mahasiswa sebaiknya mempersiapkan diri dan memantapkan teori yang diberikan

pada saat pre klinik sehingga pada saat praktek klinik mahasiswa dapat menjalankan

praktek klinik keperawatan dengan baik dan bisa mengerti, memahami masalah yang

ada selama praktik.

4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penerapan metode bimbingan klinik

keperawatan dari segi pembimbing klinik pendidikan, serta hubungan penerapan

metode bimbingan klinik keperawatan terhadap prestasi belajar mahasiswa

Page 23: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

\

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Student Satisfaction. (online). (http://www.csse.edu.au/smarkham/teachersposrt/sat 102.htm. diakses tanggal 15 januari 2010

Anonymous. Applying Costumer Satisfaction Theory to Community College Planning Of

Student Service. (online), (http://www.Med-ed.online.org/f00000.htm. diakses tanggal 15 januari 2010

Akemat. 2002. Metode Bimbingan Klinik Keperawatan. Makalah disajikan dalam

Pelatihan Bimbingan Klinik Keperawatan Profesional Jiwa dan Komunikasi Efektif dalam Bimbingan Klinik Keperawatan. Lawang Malang. RSJP Lawang dan PSIK Unibraw. 8-14 Februari

Dep.Dik.Bud. 1999. Kurikulum Nasional Pendidikan Diploma III Keperawatan di

Indonesia. Jakarta: hal. 4,11 Dorothy.E.Reilly. 1999. Clinical Teaching In Nursing Education 2/E. Pengajaran Klinis

Dalam Pendidikan Keperawatan Edisi 2. Enie Novieastari (Penterjemah). 2002, Jakarta : EGC, hal. 134, 137, 149, 150-153, 203, 239

Husin. 2003. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pada Pendidikan Tinggi Keperawatan.

Makalah disajikan dalam Seminar Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dalam Upaya Peningkatan Pendidikan Kesehatan. Lumajang, 5 April

Hidayah, A. 2002. Pengantar Pendidikan Keperawatan, Jakarta : CV. Sagung Seto hal.

58-59 Indriatie, Nurrahmah. 2003. Peran dan Fungsi Pembimbing Praktek Klinik Keperawatan.

Makalah disajikan dalam Pelatihan SDM Lahan Praktek dan Institusi Diknakes Propinsi Jawa Timur. Murnajati Lawang, 13 Oktober

Irawan. 2002. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta : PT Elex Media Komputindo hal.

2-3 Keliat, BA. 2002. Metode Bimbingan Klinik Keperawatan. Makalah disajikan dalam

Pelatihan Bimbingan Klinik Keperawatan Profesional Jiwa dan Komunikasi Efektif dalam Bimbingan Klinik Keperawatan. Lawang Malang. RSJP Lawang dan PSIK Unibraw. 8-14 Februari

Kodim. 1996. Buku Acuan Ketrampilan Melatih. Alih Bahasa Sulliva. Jakarta : National

Resource Center Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta : Salemba Medika, hal. 268, 270, 271, 277, 278 Nursalam. 2003. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika hal. 189-160

Page 24: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

\

Purnawarman, T. 2004. Strategi Pemasaran Mutu dan Pengendalian Produk, (online),

(http://www.ekafood.com/strategipemasaran4.htm, diakses pada tanggal 15 januari 2010)

Rangkuti, F. 2002. Measuring Costumer Satisfaction. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Utama, hal. 18-19 Ratnawati, P. 2005. Mengukur Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Pendidikan,

(online), (http://www.Depdiknas.go.id/jurnal/43/P-Ratnawati.htm, diakses pada tanggal 10 januari 2010)

Santoso, S. 2004. zStatistik Multivariat. Jakarta : PT. Elex Komputindo hal. 64 Sarmuti. 2001. Menggapai Prestasi. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, hal.

10-12 Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Jakarta : Alfabeta Sunaryo. 2004. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC. Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta : PT Rineka

Cipta Umberto, S. Membangun Kepuasan Pelanggan Melalui Pelayanan Studi Terhadap

Mahasiswa Program Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Triandra Jakarta, (online), (http://www.depdiknas.go.id/jurnal/sihombing.pdf, diakses tanggal 10 Januari 2010)

Wijaya. 2001. Analisis Stastistik dengan program SPSS 15.0. Bandung : Penerbit Alfabeta Yani, A. 2003. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pada Pendidikan Tinggi Keperawatan.

Makalah disajikan dalam Seminar Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dalam Upaya Peningkatan Pendidikan Kesehatan. Lumajang, 5 Apr

Page 25: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

\

Page 26: HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PENERAPAN METODE BIMBINGAN KLINIK .../Hubungan... · klinik keperawatan dengan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik keperawatan di RSUD

\