laporan_praktik klinik manajemen keperawatan

39
PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM TIMBANG TERIMA A. Definisi Timbang terima ( operan ) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan klien. B. Tujuan 1. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna. 2. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat. 3. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim perawat. 4. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan. C. Manfaat 1. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat pada shift berikutnya. 2. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan dengan keadaan klien yang sebenarnya. 3. Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang belum terungkap. D. Metode Pelaporan 1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung kepada perawat penanggung jawab

Upload: kornel-siki

Post on 07-Dec-2014

185 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

manajemen

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

PRAKTIK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

SISTEM TIMBANG TERIMA

A. Definisi

Timbang terima ( operan ) merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan

menerima sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan klien.

B. Tujuan

1.    Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.

2.    Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.

3.    Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota

tim perawat.

4.    Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan.

C. Manfaat

1.    Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat

pada shift berikutnya.

2.    Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan dengan

keadaan klien yang sebenarnya.

3.    Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang belum

terungkap.

D. Metode Pelaporan

1.    Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung kepada

perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan kesempatan diskusi

yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan rencana keperawatan.

2.    Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di ruang perawat kemudian

dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi klien satu persatu.

E. Prosedur Pelaksanaan

1.    Kedua kelompok dinas sudah siap.

Page 2: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

2.    Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap

masalah, kebutuhan dan segenap tindakan yang telah dilaksanakan serta hal-hal

yang penting lainnya selama masa perawatan ( tanggung jawab )

3.    Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang sebaiknya

dicatat khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya.

4.    Hala-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :

a)    Identitas klien dan diagnosa medis.

b)    Masalah Keperawatan yang masih muncul.

c)    Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan ( secara umum )

d)    Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan.

e)    Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan operatif,

pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lain, persiapan untuk

konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.

f)     Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.

5.    Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya

jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan

atau berhak terhadap keterangan-keterangan yang kurang jelas.

6.    Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.

7.    Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit,kecuali dalam kondisi

khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.

F. Hal-hal yang perlu Diperhatikan

1.    Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang disepakati.

2.    Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat primer.

3.    Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.

4.    adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.

5.    Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan

menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan klien.

6.    Timbang terima harus berorientasi pada masalaha keperawatan yang ada pada

kliwn, dengan kata lain informasi yang diberikan berawal dari masalahnya

terlebih dahulu ( setelah diketahui melalui pengkajian ), baru kemudian terhadap

tindakan yang telah dilakukan dan belum dilakukan serta perkembangan setelah

dilakukan tindakan.

Page 3: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

7.    Timbang terima dilakukan didekat pasien, menggunakan volume suara yang

pelan dan tegas ( tidak berbisik ) agar klien disebelahnya tidak mendengarkan apa

yang dibicarakan untuk menjaga privacy klien, terutama mengenai hal-hal yang

perlu dirahasiakan sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat klien.

8.    Bila ada informasi yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya jangan

dibicarakan didekat klien tetapi diruang perawat.

BAB IPENDAHULUAN

Page 4: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

1.   Latar Belakang

Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas

utama dalam pengembangan Keperawatan di masa depan. Hal ini bekaitan dengan

tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan

memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan

yang terjadi di Indonesia.

Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu

metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya

dapat saling menopang. Sebagaimana proses keperawatan, dalam manajemen

keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan

terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan didalam proses

manajemen lebih rumit dibandingkan proses keperawatan.

Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai suatu tuntutan

bagi organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan keperawatan pada saat ini

melibatkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku dari para praktisi, klien, keluarga dan

dokter. Saat mendefinisikan kualitas keperawatan, perlu diperhitungkan nilai-nilai dasar

keyakinan para perawat serta cara mengorganisasikan asuhan keperawatan tersebut. Latar

belakang dalam pemberian tugas dalam mutu asuhan yang berorientasi teknik, mungkin

akan didefinisikan cukup berbeda dengan keperawatan yang lebih holistik dan ada

kemungkinan bahwa metode keperawatan hanya merupakan prosedur dan teknik

bukannya interpersonal dan kontekstual yang berkaitan dengan mutu asuhan.

Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi trend dalam

keperawatan Indonesia adalah Model Praktek keperawatan Profesional dengan metode

pemberian asuhan keperawatan Modifikasi Primer yang merupakan modifikasi Primary

Nursing.

Salah satu kritik yang dikemukanan mengenai model keperawatan ini adalah

terlalu komplek dan teoritisnya, akan tetapi bila seluruh pembicaraan mengenai model ini

mendorong perawat untuk memperjelas keyakinan dan pekerjaannya, meningkatkan

kemempuannya dalam mendiskusikan masalah tersebut yang melibatkan sikap politis dan

pribadi yang lebih terbuka, dan membantu para perawat tersebut untuk lebih

Page 5: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

bertangguang gugat secara profesional terhadap tindakannya, maka kita telah

mendapatkannya. ( Salvage, 1985 )

Berdasar atas fenomena diatas, maka kami mencoba menerapkan Model Praktek keperawatan Profesional dengan metode pemberian asuhan keperawatan modifikasi primer, dimana pelaksanaanya melibatkan semua pasien kelas I dan II Ruang Bedah Kardiologi RSUD Dr. Soetomo Surabaya  denga perawat yang bertugas di ruang kelas tersebut.

2.   Tujuan

a.    Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan dapat mengerti prinsip-prinsip manajemen keperawatan dan model pemberian asuhan keperawatan yang sesuai dengan ruangan tersebut.

b.    Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :

1.    Menganalisa lingkungan suatu ruang perawatan.

2.    Menghitung kebutuhan tenaga keperawatan disuatu ruangan perawatan.

3.    Memilih salah satu metode penugasan yang sesuai dengan keadaan ruangan.

4.    Malakasanakan asuhan keperawatan dengan salah satu model yang telah

ditetapkan.

5.    Mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan salah satu model penugasan

asuhan keperawatan.

6.    Mengevaluasi pelaksanaan suatu metode penugasa asuhan keperawatan.

7.    Melakukan ronde keperawatan.

8.    Melakukan supervisi keperawatan

9.    Melakukan penerapan sentralisasi obat

10.  Melakukan timbang terima suatu ruangan

3.   Manfaat

a.    Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal

b.    Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim

kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.

c.     Tercapainya kepuasan klien yang optimal.

d.    Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat

memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.

e.    Tumbuh dan terbinaya akontabilitas dan disiplin diri perawat.

Page 6: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

BAB 2

KEGIATAN PRAKTEK KLINIK

MANAJEMEN KEPERAWATAN

                                            

Dalam bab ini akan menguraikan tahap-tahap proses manajemen keperawatan yang

meliputi : pengkajian ( pengumpulan data ), analisa masalah, perencanaan 

( pengorganisasian,  pengaturan  rencana  kegiatan ),  pelaksanaan (penyelenggaraan asuhan

keperawatan) ronde keperawatan, dokumentasi keperawatan, sentralisasi obat, timbang

terima, supervisi keperawatan, evaluasi (teknik evaluasi, pembuatan evaluasi,

mendokumentasikan hasil kegiatan secara umum ).

1.  PENGKAJIAN

Dari hasil pengkajian yang telah kami lakukan di ruang kardiologi dari tanggal 1 – 23 April

2002, kami dapatkan :

a.    Sumber Daya Manusia ( SDM )

- D III + Sarjana Kesehatan Masyarakat        : 1 orang

- D III Keperawatan                                           : 9 orang

- SPK                                                                    : 5 orang

- SPR                                                                    : 1 orang

- TU                                                                      : 1 orang

b.    Sarana, Prasarana dan Dokumentasi.

Tersedia : Peralatan DC shock 2 unit, generator face maker, infusion pump, PSA,

emegency kit, ruang perawat, ruang pertemuan, lemari obat untuk ruangan,

perpustakaan, ruang administrasi, ruang ganti pakaian, kamar kecil /kamar mandi,

ruang kepala ruangan, ruang kepala dan wakil UPF, ruang staf dokter, ruang ekho,

dapur, ruang sidang, ruang dokter jaga, ruang dokter muda.

Kapasitas tempat tidur di ruang kardiologi  40 tempat tidur, dengan rincian :

- Kelas 1               : 5 tempat tidur.

- Kelas 2               : 4 tempat tidur (wanita) dan 2 tempat tidur (pria).

- Kelas 3 /zall       : 17 tempat tidur (pria) dan 12 tempat tidur (wanita).

Dokumentasi : buku laporan jaga harian perawat, buku injeksi, buku observasi tanda-

tanda vital, buku laporan kepala ruang.

Page 7: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

c.     Tingkat ketergantungan pasien 

Gambaran umum pasien ruangan  kardiologiologi berdasarkan tingkat

ketergantungan (dari tanggal 1 – 2 April 2002) :

š  Total care      : 9 orang

š  Partial care   : 18 orang

š  Minimal care : 5 orang

Gambaran ketergantungan pasien ruangan kardiologi kelas I dan II. ( dari 1 –2

April 2002) :

š  Total care        : -

š  Partial care      : 6 orang

š  Minimal           : 2 orang         

           

Gambaran umum jumlah tempat tidur diruangan kardiologi :

Tanggal 1  April 2002

š  Kelas I                         : 5 tt (0 bed kosong )

š  Kelas II wanita           : 4 tt (1  bed kosong)

š  Kelas II pria                : 2 tt (0 bed kosong)

š  Kelas III wanita          : 12 tt ( 3 bed kosong)

š  Kelas III pria               : 17 tt ( 7 bed kosong)

BOR                            : 29/40 x 100 % = 72,5 %

Tanggal 2 April 2002

š  Kelas I                         : 5 tt (1 bed kosong )

š  Kelas II wanita           : 4 tt (1  bed kosong)

š  Kelas II pria                : 2 tt (0 bed kosong)

š  Kelas III wanita          : 12 tt ( 5 bed kosong)

š  Kelas III pria               : 17 tt ( 10 bed kosong)

BOR                            : 23/40 x 100 % = 57,5 %

Page 8: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

Gambaran  jumlah tempat tidur di rungan kardiologi kelas I dan II

Tanggal 1  April 2002

š  Kelas I                         : 5 tt (0 bed kosong )

š  Kelas II wanita           : 4 tt (1  bed kosong)

BOR                            : 8/9 x 100 % = 88,89 %

           

Tanggal 1  April 2002

š  Kelas I                         : 5 tt (1 bed kosong )

š  Kelas II wanita           : 4 tt (1  bed kosong)

BOR                                  : 7/9 x 100 % = 77,78 %

Kebutuhan Tenaga Perawat (dari tanggal 1 – 2 April 2002)

Ruang Kardiologi secara umum

Klasifikasi PasienKebutuhan Tenaga Perawat

Pagi Sore Malam

Total Care 9 x 0,36 = 3,24 9 x 0,30 = 2,7 9 x 0,20 = 1,8

Partial Care 18 x 0,27 = 4,46 18 x 0,15 = 2,7 18 x 0,07 = 0,26

Minimal Care 5 x 0,17 = 0,85 5 x 0,14 = 0,7 5 x 0,10 = 0,5

Jumlah                  8,55                     6,1                    3

     

Kesimpulan Jumlah tenaga perawat

š  Pagi          : 9 orang

š  Sore          : 6 orang

š  Malam      : 3 orang

                       Jumlah      : 18 orang

Jadi perawat yang dibutuhkan untuk per hari  bertugas di ruang kardiologi  berjumlah 18

orang.

Page 9: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

Ruang Kardiologi Kelas I dan II (wanita).

      Klasifikasi PasienKebutuhan Tenaga Perawat

Pagi Sore Malam

Total Care - - -

Partial Care 5 x 0,27 = 1,35 5 x 0,15 = 0,75 5 x 0,07 = 0,35

Minimal Care 2 x 0,17 = 0,34 2 x 0,14 = 0,28 2 x 0,10 = 0,2

Jumlah                 1,69                  1,03                  0,55

Kesimpulan Jumlah tenaga perawat yang berugas :

š  Pagi          : 2 orang

š  Sore          : 1 orang

š  Malam      : 1 orang

Jadi perawat yang dibutuhkan per hari  yang bertanggung jawab  di ruang kardiologi    kelas

I dan II (wanita) berjumlah 4 orang

2.   ANALISA SWOT

Model Praktik Keperawatan Profesional

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED

§  Memilki visi dan

misi

§  SDM : D 3 = 9

orang

§  Tempat PBK

D.3 , D.IV dan

S.1

§  Punya peralatan

khusus untuk

kasus jantung.

§  Punya ruang

pertemuan

untuk peawat.

§  Kualitas dan

kuantitas SDM

masih kurang

memadai.

§  MPKP belum

dilaksanakan.

§  Perawat masih

dibebani tugas

administrasi

ruangan.

§  Belum ada

pembagian

tugas dan

§  Program D.3

kelas khusus,

D.IV dan S.1.

§  Soaialisasi,

belajar

bersama.

§  Pelatihan,

seminar khusus

§  Kemampuan

persaingan

antat RS

Page 10: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

tanggung jawab

yang jelas. 

Sentralisasi Obat

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED

§  Terapi dapat

diberikan

dengan benar.

§  Penerapan

prinsip guna

menghindari

bahaya pada

pasien.

§  Perawat

berperan

dalam

konseling.

§  Mengurangi

kesalahan

pemberian .

§  Tidak semua

pasien

bersedia

obatnya

disentralisasi.

§  Adanya  tugas

tanbahan bagi

perawat.

§  Memerlukan

pendekatan

khusus kepada

pasien

sebelum

dilakukan

sentralisasi.

§  Sentralisasi

obat pernah

dilaksanakan

tetapi tidak

berjalan baik

§  Sebagai

tanggung

gugat dan

tanggung

jawab pada

pelaksanaan

kolaborasi

dengan medis.

§  Peranan

perawat dalam

komunikasi

terapeutik

secara

maksimal dan

aman

sehubungan

dengan

pengobatan.

§  Sentralisasi

obat belum

ada.

Supervisi

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED

§  Kepala ruangan

sebagai

supervisor.

§  Ruang rawat 

dihuni oleh

§  Fungsi supervisor

belum diuraikan

secara jelas

melalui

petunjuk

§  Memantapkan

kemampuan

kemandirian

perawat.

§  Perawat nerasa

tertekan.

Page 11: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

pasien dengan

karakteristik

yaitu penyakit 

kardiovaskuler

.

peraturan/kebija

kan.

§  Belum ada

laporan

supervisor.

Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED

§  Adanya format

pengkajian.

§  Sumber daya

D.3 = 9 org.

§  Terdapat

pedoman

Asuhan

Keperawatan

Kardiologi.

§  Kepala

Ruangan

mendukung

§  Format

pengkajian

kurang

spesifik.

§  Format rekam

Askep tidak

operasional.

§  Terdapat

mahasiswa S.1

keperawatan

yang praktik

manajemen.

§  Pelatihan

pendokumenta

sian.

§  Perawat terlibat

terhadap setiap

tindakan.

§  Kebijakan

rumah sakit

belum tentu

menyetujui

pada format

yang

diajukan..

Timbang Terima

STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED

§  Timbang terima

sudah menjadi

agenda tetap

dan terjadwal.

§  Prawat terlibat

aktif.

§  Adanya potensi

untuk berubah.

§  Isi materi

laporan masih

kurang terarah

pada masalah

keperawatan.

§  Adanya waktu

untuk timbang

terima

§  Kurang adanya

kesadaran

dalam

melaksanakan

timbang

terima.

Page 12: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

3. PERMASALAHAN

a.    Belum adanya metode penugasan yang  jelas  dalam praktik keperawatan profesional

di ruangan kardiologi.

b.    Sistem timbang terima masih belum dilaksanakan secara optimal, karena hal-hal yang

disampaikan dalam timbang terima belum mencakup secara keseluruhan

permasalahan keperawatan, antara lain :

§  Masalah keperawatan yang masih muncul

§  Tindakan keperawatan  yang sudah dan  belum dilaksanakan masih terlalu umum.

§  Catatan yang ada pada buku timbang terima masih  umum.

c.     Sentralisasi obat belum dilaksanakan.

d.    Sistem pendokumentasian yang belum operasional dan spesifik.

e.    Evaluasi dan pengarahan yang belum dilaksanakan dengan optimal.

4.   RENCANA STRATEGIS

§  Mendiskusikan bentuk dan penerapan model praktik keperawatan profesional yang

akan dilaksanakan.

§  Mendiskusikan tentang format pengkajian yang sesuai dengan kasus ruangan.

§  Mengatur kebutuahan tenaga keperawatan.

§  Mengatur tugas dan wewenang perawat.

§  Melaksanakan sentralisasi obat.

§  Melaksanakan timbang terima sesuai standard.

§  Melaksanakan ronde keperawatan.

§  Melaksanakan supervisi keperawatan.

Pengaturan Rencana Kegiatan Kelompok .

Rencana kerja yang disusun oleh kelompok III B semua kegiatan tersebut diatas,

direncanakan untuk dilaksanakan dalam waktu 4 minggu :

Minggu I :

§  Pembuatan struktur organisasi kelompok.

§  Orientasi ruangan dan perkenalan

§  Analisa situasi dan perumusan masalah

§  Penyusunan program kerja

§  Membuat format pengkajian khusus mata dan pendokumentasian asuhan

keperawatan.

Page 13: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

§  Membuat format supervisi

§  Desiminasi hasil

§  Pembuatan jadwal dan rancangan pembagian peran dalam penerapan Model

praktek Keperawatan Profesional.

§  Uji coba peran, sentralisasi obat, timbang terima

Minggu II :

§  Penerapan MPKP, aplikasi peran, pendelegasian tugas

§  Penyempurnaan format pengkajian dan dokumentasi keperawatan.

§  Penyelenggaraan supervisi keperawatan

§  Penyelenggaraan ronde keperawatan.

§  Pelaksanaan sistem timbang terima, sentralisasi obat

§  Persiapan penyelenggaraan rotasi dinas.24 jam

Minggu III :

§  Penerapan MPKP, aplikasi peran, pendelegasian tugas, penerapan semua program.

§  Penyelenggaraan rotasi dinas 24 jam.

Minggu IV :

§  Evaluasi penerapan MPKP

§  Evaluasi formatif mahasiswa

§  Penyusunan laporan

§  Pelaksanaan seminar

§  Revisi.

Pelaksanaan

Penyelenggaraan Asuhan Keperawatan.

Data jumlah pasien dan tingkat ketergantungan di R. Kardiologikelas I dan II (wanita)

Hari

Klasifikasi Pasien

JumlahKebutuhan Tenaga Perawat

Pagi Sore Malam

M P T M P T M P T Pagi Sore Malam

1 2 5 - 2 5 - 2 5 - 7 1. 69 0,98 0.55

2 3 5 - 3 5 - 3 5 - 8 1.86 1.17 0.65

3 3 2 - 3 2 - 3 2 - 5 0.85 0.72 0.44

4 5 3 - 5 3 - 5 3 - 8 1,66 1.15 0.71

5 5 - 2 5 - 2 5 - 2 7 1.57 1,30 0.90

Page 14: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

6 6 2 - 6 2 - 6 2 - 8 1.56 1.14 0.74

7 5 3 - 5 3 - 5 3 - 9 1.66 1.55 0.71

8 6 - 3 6 - 3 6 - 3 9 2.10 1.44 1.20

9 5 - 3 5 - 3 5 - 3 8 1,93 1.60 1.10

10 4 - 5 4 - 5 4 - 5 9 2.48 2,06 1.4

Berdasarkan analisa terhadap lokasi, sarana, prasaran dan sumber daya yang ada, maka

kelompok menyepakati untuk menerapkan Model Praktek Keperawatan Profesional  dengan

metode penugasan Metode Primer. Adapun tahapan-tahapan dari pelaksanaannya adalah

sebagai berikut :

1.    Persiapan

Pada tahap ini, seluruh anggota kelompok mengadakan analisa situasi, orientasi, dan

perencanaan selama 2 hari. Pada hari ketiga, kelompok mengadakan desiminasi hasil

pengkajian atau analisa situasi selama 2 hari sebelumnya.

2.    Uji coba

Uji coba dilakukan sebagai salah satu saran dalam memerankan peran sebelum

mempraktekkan secara nyata dengan ruangan. Adapun yang diujicobakan antra lain :

model pemberian asuhan keperawatan metode primer dengan masing-masing anggota

kelompok memegang peranan sebagai perawat primer, perawat pelaksana dan kepala

ruang, timbang terima, sentralisasi obat, dan dokumentasi keperawatan.

3.    Pelaksanaan

Pada minggu II, kelompok praktik klinik manajemen keperawatan di ruang

kardiologi  sudah secara penuh melaksanakan MPKP dengan model asuhan Metode

Primer, dengan peran masing-masing secara bergantian. Masing-masing mahasiswa

mendapat peran yang tetap selama beberapa hari dan semua mahasiswa masih

dijadwalkan masuk pagi

Pelaksanaan pada tahap ini masih agah susah, dimana masing-masing mahasiswa

masih belum menyadari akan masing-masing tugas dan tanggung jawab dari perannya.

4.    Pelaksanaan Shift

Tahapan ini dilaksanakan pada minggu III, dimana mahasiswa dibagi menjadi 3 shift

dinas, yaitu, pagi, sore dan malam. Masing-masing mahasiswa memainkan peran sesuai

dengan jadwal yang  sesuai dengan perannya pada hari itu.

Page 15: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

Metode Primer

Metode penugasan primer adalah dimana perawat bertanggung jawab panuh selama 24 jam

terhadap asuhan keperawatan pasien dimulai dari pasien tersebut masuk sampai dengan

keluar rumah sakit. Metode ini mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara

si pembuat rencana  asuhan keperawatan dan pelaksana asuhan keperawatan selama pasien di

rawat. Konsep dasar tanggung jawab dan tanggung gugat model praktik keperawatan primer

sebagai berikut :

 

Keuntungan / Kelebihannya :

Kelebihan dari “primery Nursing adalah :

1.    Sifatnya kontinyu dan komrehensif

2.    Perawat primer mendapat akontabilitas tinggi terhadap hasil dan kesempatan besar untuk

mengembangkan diri.

3.    Tercapainya pelayanan kesehatan yang efektif terhadap pengobatan

4.    Tim kesehatan lain senantiasa  akan mendapat informasi tentang kondisi pasien yang selalu

diperbaharui dan komprehensif.

5.    Bagi pasien merasa dimanusiakan karena terpenenuhinya kebtuhan secara individu (Gillis,

1989)

Kelemahan :

Proses keperawatan dilakukan oleh perawat-perawat yang memilki pengalaman dan

pengetahuan memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil

keputusan yang tepat, menguasai keperaweatan klinik, akontable serta mampu berkolaborasi

dengan berbagai disiplin  profesi.

Page 16: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

Tugas Perawat Primer :

1.    Menerima pasien  dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif

2.    Membuat tujuan dan rencana keperawatan

3.    Melaksanakan rencana yang telah dibuat

4.    Mengkomunikasikan dan koordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain/perawat

lain.

5.    Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai

6.    Menerima dan menyelesaikan rencana

7.    Melakukan rujukan

8.    Membuat perjanjian klinik

9.    Mengadakan kunjungan rumah

Peran Kepala Ruangan :

1.    Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer

2.    Orientasi dan merencanakan karyawan baru

3.    Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten

4.    Evaluasi kerja

5.    Merencanakan/ menyelenggarakan pengembangan staf

6.    Membuat 1 – 2 pasien untuk model agar dapat mengenal masalah hambatan yang terjadi

Ketenagaan :

§  Setiap perawat primer adalah perawat bed side

§  Beban kasus pasien 4 – 6 orang untuk satu perawat

§  Penugasan dilakukan oleh kepala bangsal

§  Perawat primer dibantu perawat profesional lain maupun non profesional sebagai perawat

asisten.

Tangung jawab utama perawat primer :

1.    Memberikan dan menyiapkan informasi klinik yang diperlukan dari kliennya, terutama saat

perawat primer of duty

2.    Perawat primer bertanggung jawab dalam menentukan memutuskan pemberian intervensi

keperawatan yang sesuai dengan klien dan instruksi yang dinerikan dapat dilaksanakan oleh

perawat associate

Page 17: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

3.    Membuat discharge planing

TIMBANG TERIMA

Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu

( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan pasien.

1.    Persiapan

a)    Kedua kelompok dinas sudah siap.

b)    Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.

2.    Pelaksanaan

a.    Di Nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan

mengkaji secara penuh menhenai masalah keperawatan pasien serta segenap tindakan

yang telah dan belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya selama masa

perawatan   ( tanya jawab ).

b.    Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang sebaiknya

dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas berikutnya.

c.     Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :

§  Identitas klien dan diagnosa medis

§  Masalah keperawatan yang masih muncul.

§  Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum)

§  Intervensi kolaboratif.

§  Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan operatif,

pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk

konsultasi atau untuk prosedur yang tidak rutin dilaksanakan.

§  Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaorkan.

d.    Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab

dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan dan berhak

menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas.

e.    Sedapat dapatnya mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.

f.     Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada kondisi

khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.

g.    Timbang terima dilaksanakan oleh mahasiswa langsung dengan perawat ruangan

yang dinas shift berikutnya, meskipun mahasiswa dinas pagi semua.

Page 18: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

h.    Pelaporan untuk timbang terima dituliskan langsung pada buku laporan ruangan oleh

mahasiswa yang berperan sebagai PP.

      Alur timbang terima adalah sebagai berikut :

Page 19: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi Keperawatan yang digunakan oleh kelompok III.B adalah : format

pengkajian umum, pengkajian khusus kardiologi yang dirancang bersama dengan

pembimbing ruangan dan penulisan/pencatatan asuhan keperawatan sesuai metode POR

( Problem Oriented Record ) atau pendokumentasian yang berfokus pada masalah klien.

Sentralisasi Obat

Sentralisasi obat merupakansalah satu upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan, karena

dengan sentalisasi obat diharapkan dapat diberikannya terapi farmakologi ( pengobatan )

secara tepat pasien, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara pemberian sehingga akan

memperpendek waktu rawat inap. Sentralisasi obat dilaksanakan pada ruang kardiologi kelas

I dan II (wanita)  dengan jumlah tempat tidur 9 buah.

1.    Persiapan

a)    Prasarana yang disiapkan untuk penyimpanan obat disiapkan, baik itu tempat

obat, surat persetujuan dan lembar obat

b)    Mengadakan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan maksud dan tujuan

dari sentralisasi obat serta meminta persetujuan dari keluarga pasien melalui

informed concent.

2.    Pelaksanaan

a)    Sentralisasi obat dilaksanakan di ruang Kardiologi kelas I dan II (wanita) mulai

minggu II  sampai dengan minggu IV

b)    Mahasiswa meminta persetujuan pada pasien dan keluarga dengan menjelaskan

terlebih dahulu tujuan dari pelaksanaan sentralisasi obat.

c)    Mahasiswa yang menerima obat langsung mendokumentasikan pad lembar daftar

obat baik jumlah, dosis, cara dan waktu pemberian.

d)    Pada akhir dinas mahasiswa mengadakan serah terima obat dengan mahasiswa

yang masuk shif berikutnya.

Page 20: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

e)    Alur pelaksanaan sentralisasi obat adalah sebagai berikut

Page 21: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

3.   EvaluasiSentralisasi obat dapat dilaksanakan pada semua pasien yang dirawat di ruang

kardiologi kelas I dan II (wanita). Kendala yang dihadapi adalah pendokumentasian

pada lembar obat kurang berjalan dengan baik karena kadang-ladang perawat yang

memberikan obat tidak menuliskan identitas pada lembar obat dan keterbatasan

tenaga sehingga pelaksanaan disentralisasi obat untuk sementara hanya bisa

dilaksanakan oleh mahasiswa PSIK yang sedang praktik manajemen.

Ronde Keperawatan

Salah satu upaya peningkatan mutu dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

dengan cara menyelenggarakan ronde keperawatan. Adapun tujuan dari ronde keperawatan

adalah mencari solusi atau pemecahan masalah yang dihadapi psisen. Sedangkan kriteria

pasien yang akan dilakukan ronde , adalah:

1.    Pasien dengan penyakit kronis.

2.    Pasien dengan komplikasi.

3.    Pasien dengan penyakit akut.

Pelaksanaan dari ronde keperawatan meliputi kegiatan :

1.    Persiapan

§  Berdasarkan pengkajian data yang telah dilakukan terhdp seluruh pasien, maka

kelompok mengadakan analisa data berdasakan peran masing-masing.

§  Menentukan nama pasien dan jenis penyakit serta masalah keperawatan yang dialami

pesien.

§  Mencari literatur atau referensi untuk memperjelas kasus yang akan diambil.

§  Mendiskusikan hasil proposal dengan pembimbing klinik dan kepala ruangan

kardiologi.

2.    Pelaksanaan

Ronde Keperawatan dilakanakan pada tanggal 10 April 2002, jam 10.00 WIB dengan rincian

kegiatan sebagai berikut :

a)    Ronde keperawatan dihadiri oleh pembimbing, perawat konsultan, PP dan PA.

b)    Perawat primer melakukan presentasi di ruang perawatan pasien mengenai

pengkajian yang didapatkan pada paien, menentukan masalah keperawatan yang

masih ada pada pasien, menjelaskan implementasi yang telah dilaksanakan.

c)    Mendemonstrasikan cara mencatat penghitungan dan pencatatan pemasukan dan

pengeluaran cairan tubuh.

Page 22: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

d)    Membuka acara diskusi, dimana kegiatan ini dilaksanakan diruang perawatan pasien.

e)    Selanjutnya kelompok bersama pembimbing dan konsultan melakukan validasi

terhadap masalah-masalah yang ditemukan di nurse station.

f)     Alur pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.

 

Page 23: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan
Page 24: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

Supervisi Keperawatan

Supervisi Keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan

perawat untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka pencapaian tujuan.Dalam

pelaksanaan supervisi keperawatan, kelompok melalui 3 tahap, yaitu :

1.    Persiapan

Pada tahap persiapan, kelompok melakukan :

a)    Penetapan hari dilakukan supervisi keperawatan.

b)    Menetapkan siapa yang menjadi kepala ruang yang akan mensupervisi dan PP yang

akan disupervisi.

c)    Menetapkan hal-hal apa saja yang akan disupervisi.

d)    Membuat proposal supervisi keperawatan dan membuat format supervisi harian

2.    Pelaksanaan

a)    Supervisi dimulai dengan pembukaan oleh kepala ruang dan penyampaian tujuan dan

manfaat supervisi.

b)    Kepala ruang memanggil PP dan menyampaikan hal apa yang akan disupervisi saat

itu.

c)    Kepala ruang meminta keterangan dan informasi seputar sistem pendokumentasian

yang dibuat PP.

d)    Memberikan masukan bila didapati kekurangan dalam sistem pendokumentasian dan

memuji bila didapati hal-hal yang baik dan khusus yang memberikan nilai lebih

kepada PP

3.    Evaluasi

a)    Mencatat / menuliskan semua masukan dan hasil supervisi kedalam laporan supevisi.

b)    Melakukan evaluasi ulang setelah supervisi setelah waktu yang ditetapkan.

  

BAB 3

EVALUASI

Page 25: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

1. Evaluasi proses

Berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun, maka kegiatan yang dapat direalisasikan adalah sebagai berikut :

1.    Pembuatan kelompok kerja

2.    Analisa situasi.

3.    Penyususnan program kerja

4.    Desiminasi hasil analisa situasi

5.    Pembuatan program kerja dan rancangan pembagian peran dalam pembuatn MPKP

6.    Uji coba peran Model Pemberian Asuhan Keperawatan Modifikasi Primer.

7.    Penerapan  (aplikasi  peran, pendelegasian tugas, dokumentai keperawatan ).

8.    Penyelenggaraan sentralisasi obat

9.    Penyelenggaraan timbang terima

10.  Pendokumentasian khusus pengkajian kardiologi dan format yang lebih operasional.

11.  Pelaksanaan supervisi keperawatan

12.  Pelaksanaan Ronde Keperawatan.

13.  Persiapan penyelenggaraan rotasi 24 jam

14.  Evaluasi penerapan Metode Pemberian Asuhan Keperawatan Modifikasi Primer.

15.  Persiapan seminar

16.  Revisi dan penyususunan laporan.

Dari semua kegiatan yang telah dilakukan, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.    Poses pelaksanaan MPKP dengan metode pemberian asuhan keperawatan Modifikasi

Primer di Ruang Kardiologi Kelas I dan II (wanita) memungkinkan untuk diterapkan

apabila telah didukung oleh adanya :

a)    Kemampuan profesional dari pemberi asuhan keperawatan, dari mulai

pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

b)    Kemampuan komunikasi interpersonal antar perawat, klien dan tim kesehatan

lainnya.

c)      Mau dan mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan

sebagai salah satu bentuk tanggung jawab dan tanggung gugat tugas keperawtan.

d)    Yang paling penting dari semuanya adalah adanya kesepakatan (komitmen) dari

segenap unsur.

Hasil penerapan MPKP metode modifikasi Primer dapat terlaksana pada praktek manajemen keperawatan, dimungkinkan oleh beberapa aspek, antara lain :

Page 26: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

a)    Adanya keseimbangan antara jumlah perawat dan pasien dalam pemberian asuhan

keperawatan.

b)    Adanya pengertian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing unsur dalam

mengemban tugas yang diberikan ( pendelegasi )

c)       Kemauan dari perawat ruangan yang mau belajar dan ikut serta aktf dalam proses

manajemen.

2.    Proses penyelenggaraan dokumentasi keperawatan merupakan salah satu bentuk

tanggung jawab dan tanggung gugat yang sangat penting artinya bagi perawat.

Beberapa kendala yang masih dihadapi adalah masih belum operasionalnya sistem

pendokumentasian keperawatan dan belum adanya format khusus bagi pengkajian

keperawatan kardiologi. Dengan dibuatnya format khusus dan pengkajian kardiologi

yang spesifik, serta komitmen dari untuk mau merubah dan semakin terfokusnya tugas

dan tanggung jawab masing-masing peran, serta dengan reward yang memuaskan,

diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas dokumentasi

keperawatan.

2.   Evaluasi hasil

Evaluasi keberhasilan dari pemberian asuhan keperawatan dengan MPKP  metode asuhan

keperawatan modifikasi primer, dilakukan langsung kepada penerima asuhan yaitu

pasien.

a)    Penilaian langsung diserahkan kepada penerima asuhan keperawatan dengan

menggunakan angket tingkat kepuasan. Dari 10 angket yang disebar selama praktek

manajemen, terdapat 87,5 % puas, dan 12,5 % kurang puas dikarenakan dalam

pemberian asuhan ada beberapa hal yang kurang dikomunikasikan dengan pasien

selama menjalani perawatan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya  khususnya ruang

kardiologi.

b)    Sentralisasi obat

Pada dasarnya sentralisasi obat sudah mulai berjalan, akan tetapi masih mengalami

kendala, antara lain pada shif sore atau malam dan bila hari libur dari mahasiswa

PSIK, pemberian obat tidak dapat berjalan dengan dengan berjalan optimal, sehingga

yang menjadi program kelompok dalam sentralisasi obat terkesan terputus selama

beberapa hari. Selain itu obat-obatan injeksi masih sangat sulit dilakukan sentralisasi,

Page 27: Laporan_praktik Klinik Manajemen Keperawatan

dikarenakan sarana yang kurang dimana tidak dimungkinkan penyimpanan bersama

dengan obat oral.

c)    Supervisi Keperawatan

Supervisi keperawatan masih kurang optimal dilaksanakan karena masih  baru

pertama kali dilakukan oleh kelompok manajemen di Ruang Kardiologi. Beberapa

kekurangan yang dialami adalah adanya masalah dalam pemberian standar penilaian

dalam supervisi dan kurangnya pengalaman dalam melakukan supervisi keperawatan

serta belum adanya format baku dalam supervisi keperawatan.

d)    Timbang terima

Timbang terima belum bisa  berjalan dengan baik. Hal ini dimungkinkan karena

belum adanya kesamaan persepsi antara  perawat staff ruang kardiologi dan

mahasiswa PSIK yang praktek manajemen keperawatan. Beberapa hal yang harus

dibiasakan adalah menyampaikan masalah keperawatan yang walaupun terasa masih

asing tetapi harus tetap disebutkan.

e)    Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 April 2002 dengan hasil

yang masih agak kurang memuaskan. Karena ada beberapa peran  yang masih belum

dimengerti dalam  ronde keperawatan oleh anggota kelompok.