hubungan antara penggunaan media realia …digilib.unila.ac.id/26292/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA REALIA DENGAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD
NEGERI 1 WAY KANDIS KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2016/2017
(Skripsi)
Oleh
RINAH AFRIANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA REALIA DENGAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD
NEGERI 1 WAY KANDIS KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh
Rinah Afriani
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya prestasi belajar matematika pada
siswa kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara penggunaan media realia dengan prestasi belajar matematika siswa
kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis Kota Bandar Lampung. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitaif, dan jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian korelasional, sedangkan pengambilan sampel yang digunakan adalah
total sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode angket, tes dan dokumentasi, serta analisis data menggunakan analisis
korelasi product moment . Hasil penelitian analisis data diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0,459 yang berarti korelasi tersebut positif. Persentase
koefisien determinasi menunjukkan hasil 21%. Selain itu, hasil yaitu 3,338
> yaitu 0,258 sehingga, Ha diterima dan Ho ditolak yang berbunyi ada
hubungn yang positif antara penggunaan media realia dengan prestasi belajar
matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis Kota Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2016/2017.
Kata Kunci : media realia, prestasi belajar, matematika.
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN USING RELIA MEDIA AND ACHIEVEMENT
OF MATHEMATICS ON ELEMENTRY SCHOOL 1 WAY KANDIS’ THE
FOURTH STUDENT BANDAR LAMPUNG CITY
IN THE LECTURE 2016/2017
By
Rinah Afriani
Problem in this research is the lower achievements of mathematics on elementary
school 1 Way Kandis’ the fourth students. This research’s purpose is knoeing
relationship between using relia media and achievement of mathematics on
elementary school 1 way kandis’ the fourth students. Method of this research is using
kuantitatif research and the type is correlation research, but taking sample is total
sampling. Collecting data in this research is using questionnaire, test and
documentation, and analisys data is using correlation product moment. The results of
analisys data which using the formula of correlation product moment is gotten by t
count koefisien presentation points on 21%. Futhermore,result of t count is 3,338 > t
table is 0,258. So, Ha is gotten and Ho is denied it has positive relationship between
using relia media and achievement on mathematics of elementary school 1 Way
Kandis’ the fourth students Bandar Lampung City in the lecture 2016/2017.
Keywords: relia media, achievement, mathematics
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA REALIA DENGAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD
NEGERI 1 WAY KANDIS KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh
RINAH AFRIANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Rinah Afriani Lahir di Bandar Lampung, pada tanggal 3
April 1995, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Putri
pasangan Bapak Sukari dan Ibu Ruskinah.
Pendidikan yang pernah di tempuh penulis adalah Taman
Kanak-kanak (TK) di Ikal Dolog Kota Bandar Lampung tahun 1999-2001, Sekolah
Dasar (SD) di SD Negeri 02 Sumur batu Kota Bandar lampung tahun 2001-2007,
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 18 Kota Bandar Lampung tahun
2007-2010, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di SMK Utama Kota Bandar
Lampung lulus pada tahun 2010-2013.
Tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Program
Studi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) FKIP Universitas Lampung melalui
jalur Mandiri PARALEL.
Pada Tahun 2016, penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata di Pekon Srikaton
Kecamatan Seputih Surabaya Kab. Lampung Tengah, serta melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan di SD Negeri 1 Srikaton Kecamatan Seputih Surabaya Kab.
Lampung Tengah.
ii
MOTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain, dan
Hanya kepada Tuhan-Mu hendaknya kamu berharap”
(Q.S-Al Insyirah:6-8).
“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa
dekatya mereka dengan keberhasilan saat mereka meyerah”
(Thomas Alfa Edison)
“Jadilah kalah karena mengalah, bukan kalah karena menyerah
Jadilah pemenang karena kemampuan, bukan menang karena kecurangan”
(Penulis)
i
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, serta shalawat kepada baginda
Nabi besar Muhammad SAW. Skripsi sederhana ini dipersembahkan untuk kedua
orangtuaku tercinta yang selalu menyayangiku dan selalu mendoakan keberhasilan
demi tercapainya cita-citaku.
Nenek dan kakek yang telah merawat dan membesarkanku dari kecil sampai sekarang
dengan penuh kasih sayang.
Kedua adik dan segenap keluarga besar yang telah memberikan dukungan selama ini
Para Guru dan Dosen yang telah berjasa memberikan bimbingan dan ilmu yang
sangat berharga melalui ketulusan dan kesabaranmu
Semua sahabat yang begitu tulus menyayangi dengan segala kekuranganku
Almamater tercinta.
iii
SANWACANA
Assalamualaikum.Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas
Lampung, dengan Judul “Hubungan Antara Penggunaan Media Realia dengan
Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis Kota
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017”.
Dalam kesempatan ini penulisi mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P selaku Rektor Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, beserta seluruh staf dan jajarannya
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan
bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd selaku ketua program studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar yang telah membimbing kami selama ini.
iv
5. Ibu Dra. Fitria Akhyar, M.Pd selaku Pembimbing pertama sekaligus
Pembimbing Akademik atas kesediaanya untuk memberikan bimbingan,
waktu, motivasi, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian
skripsi ini sehingga menjadi lebih baik.
6. Ibu Dra. Erni Mustakim, M.Pd selaku dosen Pembimbing Kedua atas
kesediaanya untuk memberikan bimbingan, waktu, motivasi, saran dan kritik
kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini sehingga menjadi lebih
baik.
7. Bapak Riyanto M.T, M.Pd selaku Pembahas atas kesediaanya untuk
memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
8. Seluruh Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan ilmu
dan pengetahuan saat penulis menyelesaikan perkuliahan.
9. Seluruh staf Pendidikan Guru Sekolah Dasar khususnya mba Siti yang selalu
membantu memberikan informasi tentang dosen dan selalu memberikan
dukungan dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10. Ibu Rajow, S.Pd.SD selaku Kepala SD Negeri 1 Way Kandis yang telah
memberikan izin dan bantuan selama penelitian.
11. Kedua orangtua yang luar biasa Bapak Sukari dan Ibu Ruskinah tercinta, yang
telah ikhlas menyayangiku dari kandungan hingga saat ini, selalu mendukung
dan mendoakan setiap langkahku, semuanya tak akan pernah bisa aku balas
dengan apapun.
12. Nenek dan Kakek ku yang sangat aku cintai dan sayangi Nenek Rasmini dan
Kakek madrik yang telah menyayangiku, membesarkanku, merawatku bahkan
membiyayai pendidikanku sampai aku kuliah sekarang.
v
13. Kedua adikku tercinta Ahmad Abdullah dan Rini Jumiyati. Semoga kita dapat
membahagiakan dan membanggakan mamah dan papah. Amin
yarobbalallamin.
14. Kedua kakak sepupu saya yang seperti kakak kandung saya sendiri yaitu Denni
Pratama S.Pd dan Sutantio Singgih S.Pd yang sudah sangat menyayangi saya
dengan tulus , selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada saya untuk
selalu bersemangat untuk menggapai cita-cita.
15. Sahabat masa kecil hingga sekarang: Citra Exactiningtyas, Elvira, Agung
Nuryana, Yusmiyati, Yoga Narendra terimakasih atas doa, dukungan dan
motivasi selama ini.
16. Sahabat seperjuangan di PGSD 2013 yaitu: Ayu Pratiwi Kusuma Wardani,
Bunga Apriyanti, Clarisa Pratiwi, Cindy Pramedita, Dea Ayu Pangesti, Desti
Faulia, Dian Wakhidiani,Dwi Aska Nuryanto, Dwi Setia Putra, Eka Fitria
Ramadani, Estri Aprilianti, Fajar Muali, Fariza Jovanda, Gounawan Wibisono,
Inayatu Mubarokah, Indra Arif Nugraha, Irma Ade Surya, Isnaini Wijayani,
Liasyah Fransiska, Lina Haryati, Lintang Cahya Maulida, Malinda Elisabet,
Mellin Septiyani, Norenda Okta Hervina, Oktia Melysa, Rizki Novita Putri A,
Rosalia Apriani, Salsabila Novianti, Septiliana, Sinta Dinalis, Susika
Oktaviani, Tia Ratnasari, Tiras Adi Arisandi, Trisna Selpiana, Widiananto,
Wike Damayanti, Yosi Fera, Yulius Kristian Tri Atmoko, Winda Meidhita
Gamiarsy, Semoga kekeluargaan kita akan terus terjalin.
17. Teman – teman KKN dan PPL Kecamatan Seputih Surabaya Desa Srikaton
yaitu Dian Rizky Muhammad Raisza, Salsabillah Noviyanti, Inayatu
Mubarokah, Septiliana, Alfian Zubair, Rahmadania Putri,
vi
18. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga
dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi
Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua, amin.
Bandar Lampung, April 2017
Penulis
Rinah Afriani
vii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar ................................................................................................ 8
1. Teori Belajar ................................................................................ 8
2. Pengertian Belajar ........................................................................ 10
3. Tujuan Belajar .............................................................................. 10
4. Prinsip Belajar .............................................................................. 11
B. Media Pembelajaran........................................................................... 13
1. Pengertian Media ......................................................................... 13
2. Pengertian Media Pembelajaran .................................................. 14
3. Fungsi Media ............................................................................... 14
4. Jenis-jenis Media ......................................................................... 16
5. Kriteria Pemilihan Media ............................................................. 18
C. Media Realia ..................................................................................... 18
1. Pengertian Media Realia ............................................................. 18
2. Jenis-jenis Media realia ............................................................... 19
3. Kelebihan dan Kelemahan Media Realia ..................................... 20
4. Langkah-langkah Penggunaan Media Realia............................... 22
D. Prestasi Belajar .................................................................................. 22
1. Pengertian Prestasi Belajar ......................................................... 22
2. Macam-macam Tes Prestasi Belajar ........................................... 23
3. Langkah-langka Menilai Prestasi Belajar Siswa ......................... 24
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................... 25
E. Pembelajaran Matematika ................................................................. 27
viii
1. Pengertian Matematika .............................................................. 27
2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ............................. 28
3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar .................. 28
4. Ruang Lingkup Matematika di Sekolah Dasar ........................... 29
5. Alat Peraga Matematika .............................................................. 31
F. Hasil Penelitia yang Relevan ............................................................ 31
G. Kerangka Pikir .................................................................................. 32
H. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 34
III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian dan Jenis Penelitian.............................................. 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 37
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 37
D. Variabel Penelitian ............................................................................. 39
E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel .................................. 40
F. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 43
G. Uji Persyaratan Instrumen Kuesioner (Angket) ................................. 45
H. Uji Persyaratan Instrumen Tes ........................................................... 47
I. Teknik Analisis Data.......................................................................... 51
J. Uji Hipotesis ...................................................................................... 53
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Persyaratan Instrumen .......................................................... 54
1. Hasil Uji persyaratan Instrumen Angket ........................................ 54
2. Hasil Uji persyaratan Instrumen Tes .............................................. 56
B. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 59
1. Data Penggunaan Media Realia (X) ............................................... 60
2. Data Prestasi Belajar Matematika (Y)............................................ 63
C. Hasil Analisis Data ............................................................................... 65
D. Pengujian Hipotesis .............................................................................. 66
E. Pembahasan .......................................................................................... 68
V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 71
B. Saran .................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 74
LAMPIRAN ..................................................................................................... 77
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Data Hasil Ulangan Matematika Semester Ganjil Kelas IV SD Negeri 1
Way Kandis ....................................................................................... 4
2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika
Kelas IV Semester Satu dan Dua ........................................................... 30
3.1 Jumlah Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis ................................ 38
3.2 Kisi- Kisi Angket Penggunaan Media Realia ......................................... 41
3.3 Kriteria Penilaian Angket ....................................................................... 42
3.4 Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar Matematika ............................................ 43
3.5 Daftar Interpretasi Koefisien r Angket .................................................... 47
3.6 Daftar Interpretasi Koefisien r Tes .......................................................... 49
3.7 Daftar Intepretasi Indeks Daya Pembeda ................................................ 50
3.8 Tabel Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal .............................................. 51
4.1 Hasil Uji Validitas Angket Penggunaan Media Realia ........................... 55
4.2 Hasil Uji Reliabilitas Angket .................................................................. 56
4.3 Hasil Uji Validitas Tes Hasil Belajar Matematika ................................. 57
4.4 Hasil Uji Reliabilitas Tes ........................................................................ 57
4.5 Hasil Uji Daya Pembeda Tes Matematika .............................................. 58
4.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Tes Matematika ........................................ 59
4.7 Distribusi Frekuensi Penggunaan Media Realia Kelas IV ...................... 61
4.8 Distribusi Frekuensi Kualitatif Penggunaan Media Realia ..................... 62
4.9 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV ......... 63
4.10 Distribusi Frekuensi Kualitatif Prestasi Belajar Matematika .................. 64
4.11 Hasil Perhitungan Korelasi X dan Y ....................................................... 65
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Alat peraga mistar bilangan .................................................................... 31
2.2. Arah kerangka pikir hubungan penggunaan media realia dengan prestasi
belajar matematika siswa ....................................................................... 34
3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 36
4.1 Histogram Penggunaan Media Realia (X) ............................................... 62
4.2 Histogram Prestasi Belajar Matematika (Y) ............................................ 65
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Pembelajaran Matematika Kelas A & B .......................................... 77
2. Rpp Mata Pelajaran Matematika Kelas A & B ............................................. 80
3. Surat Keterangan Validasi Instrument .......................................................... 86
4. Kisi-Kisi Angket Uji Coba Angket Penggunaan Media Realia .................... 87
5. Angket Uji Coba Penggunaan Media Realia ................................................ 89
6. Tabulasi Hasil Uji Coba Angket Penggunaan Media Realia ....................... 91
7. Hasil Validitas Uji Coba Penggunaan Media Realia .................................... 93
8. Hasil Reliabilitas Uji Coba Angket Penggunaan Media Realia .................... 94
9. Soal Tes Matematika Uji Coba .................................................................... 95
10. Kunci Jawaban Uji Coba Soal Tes ................................................................ 101
11. Tabulasi Hasil Uji Coba Tes Matematika ..................................................... 102
12. Hasil Validitas Uji Coba Tes Matematika .................................................... 104
13. Hasil Reliabiltas Uji Coba Tes Matematika .................................................. 105
14. Perolehan Skor Uji Coba Butir Siswa Kelas Atas Dan Kelas Bawah .......... 106
15. Daya Pembeda Soal Uji Coba Tes Matematika ............................................ 108
16. Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Tes Matematika ...................................... 109
17. Tabulasi Hasil Penelitian Data Angket Penggunaan Media Realia
Kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis.............................................................. 110
18. Hasil Validitas Data Angket Penggunaan Media Realia Kelas IV
SD Negeri 1 Way Kandis ............................................................................ 113
19. Hasil Reliabilitas Data Angket Penggunaan Media Realia Kelas IV
SD Negeri 1 Way Kandis ............................................................................. 114
20. Tabulasi Hasil Peneletian Data Tes Matematika Kelas IV SD
Negeri 1 Way Kandis ................................................................................... 115
21. Hasil Validitas Tes Matematika Kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis ........... 118
22. Hasil Reliabilitas Tes Matematika Kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis ....... 119
23. Perolehan Skor Butir Siswa Kelas Atas Dan Kelas Bawah Kelas IV
SD Negeri 1 Way Kandis .............................................................................. 120
xii
24. Daya Pembeda Soal Tes Matematika Kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis .. 124
25. Tingkat Kesukaran Soal Tes Matimatika Kelas IV SD Negeri
1 Way Kandis ............................................................................................... 125
26. Hasil Korelasi Variabel X Dan Y.................................................................. 126
27. Distribusi Nila R Tabel Signifikansi 5% ....................................................... 127
28. Hasil Nilai Tes Matematika Kelas IV A Sd Negeri 1 Way Kandis
Kota Bandar Lampung .................................................................................. 129
29. Hasil Nilai Tes Matematika Kelas IV B SD Negeri 1 Way Kandis
Kota Bandar Lampung .................................................................................. 130
30. Data Hasil Tes Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis ....... 131
31. Surat Rekomendasi Pengajuan Judul/ Topik Skripsi .................................... 132
32. Surat Penunjuk Pembimbing dan Pembahas ................................................. 133
33. Surat Kesediaan pembimbing 1 .................................................................... 134
34. Surat Kesediaan pembimbing 2 .................................................................... 135
35. Surat Kesediaan Penguji ............................................................................... 136
36. Surat Penelitian Pendahuluan ........................................................................ 137
37. Surat Balasan Izin Penelitian Pendahuluan ................................................... 138
38. Surat Izin Penelitian ...................................................................................... 139
39. Surat Balasan Izin Penelitian ........................................................................ 140
40. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ........................................ 141
41. Surat Keterangan ........................................................................................... 142
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa. Setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan
secara maksimal dan penuh tanggung jawab untuk meningkatkan mutu
pendidikan. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki individu, membentuk kepribadian individu yang cakap dan kreatif,
serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal tersebut sejalan dengan
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab
I Pasal 1 (ayat 1) yang menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara.
Tujuan pendidikan di Indonesia yang bersifat formal tercantum dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang pendidikan dan sistem yang
diterapkan yang berbunyi :
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
2
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
2. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayan nasional Indonesia, dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman (Sisdiknas, 2003: 12).
Terkait pelaksanaan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar Suharjo
(2010: 1) mengungkapkan bahwa pada pendidikan di Sekolah Dasar
dimaksudkan sebagai upaya pembekalan kemampuan dasar siswa berupa
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bermanfaat bagi dirinya sesuai
tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan hal ini matematika
merupakan salah satu pelajaran pokok yang pertama dan utama di lembaga
pendidikan dasar. Mengingat pentingnya pembelajaran matematika
sebagai bagian integral dari pendidikan pada umumnya sudah seharusnya
dimulai sejak di sekolah dasar.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2013: 156), mata pelajaran
matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah
dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif.
Pembelajaran matematika yang mengacu pada kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP), kegiatan proses pembelajarannya hendaknya dimulai
dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).
Mengajukan masalah kontekstual, menjadikan siswa dapat belajar dari
pengalaman maupun lingkungan sekitar, kemudian secara bertahap siswa
dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Upaya untuk menunjang
tercapainya pembelajaran matematika tersebut harus didukung dengan iklim
pembelajaran yang kondusif, dan iklim pembelajaran yang kondusif ini
diciptakan oleh guru di dalam kelas untuk mendukung keberhasilannya
mencapai tujuan pembelajaran.
3
Selain menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif tugas seorang guru
adalah mendidik siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang belum bisa
menjadi bisa dan yang belum mengerti menjadi mengerti. Di dalam proses
pembelajaran seorang guru harus memperhatikan banyak hal, salah satunya
yaitu penggunaan media pembelajaran yang tepat. Melalui penggunaan media
pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran diharapkan mampu
menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga siswa dapat memahami
dan menguasai bahan ajar dengan mudah, sehubungan dengan hal tersebut
maka guru perlu memahami secara benar berbagai macam media
pembelajaran, serta terampil dalam menerapkannya dalam pengajaran di
kelas.
Banyak berbagai macam jenis media pembelajaran salah satu media yang
memiliki kelebihan cukup baik untuk pelaksanaan pembelajaran pada mata
pelajaran matematika yang memerlukan pengalaman langsung adalah media
realia, dengan menggunakan media realia maka hasil belajar dapat tercapai
secara optimal. Benda-benda nyata yang akrab dengan kehidupan keseharian
siswa dapat dijadikan sebagai alat peraga dalam pembelajaran matematika.
Kehadiran alat peraga atau media dalam proses pembelajaran khususnya
dalam mata pelajaran matematika dapat mewakili dan membantu guru dalam
menyampaikan materi pelajaran melalui kata-kata atau kalimat tertentu yang
tidak bisa diungkapakan guru kepada siswa. Ibrahim dan Syaodih (2010: 118)
mengemukakan bahwa untuk mencapai hasil yang optimum dari proses
pembelaran, salah satu hal yang sangat disarankan adalah digunakannya
media yang bersifat langsung dalam bentuk obyek nyata dan realia.
4
Berdasarkan hasil prapenelitian yang dilakukan peneliti di SDN 1 Way
Kandis diperoleh keterangan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru masih belum menerapkan sepenuhnya media pembelajaran dalam proses
pembelajaran, dalam hal ini guru jarang menggunakan media realia dalam
proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika karena kurangnya
sarana dan prasarana yang menunjang untuk digunakan saat pembelajaran
sehingga menjadikan pembelajaran kurang menarik perhatian siswa, selain itu
kurang bervariasinya metode pembelajaran dan selalu menggunakan metode
ceramah, membuat siswa tidak aktif, serta rendahnya kemampuan siswa
untuk memahami pelajaran matematika sehingga prestasi belajar siswa pun
rendah. Dapat dilihat dari penelusuran dokumen hasil belajar matematika
siswa kelas IV diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa rendah, nilai ulangan
semester ganjil siswa pada mata pelajaran matematika kelas IV dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1 Data Hasil Ulangan Matematika Semester Ganjil Siswa Kelas IV
SD Negeri 1 Way Kandis
Kelas Jumlah
Siswa Nilai KKM
Jumlah
Ketuntasan
Persentase
Ketuntasan Keterangan
IV A 30 0-65 66 20 66,67 %
Belum
Tuntas
≥65 66 10 33,33 % Tuntas
IV B 30
0-65 66 17 56,67 % Belum
Tuntas
≥65 66 13 43,33 % Tuntas
Sumber: Dokumentasi Guru Kelas IV SDN 1 Way Kandis
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika siswa kelas IV di SDN 1 Way Kandis masih
tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat pada kelas IV A yang berjumlah 30
siswa hanya 10 orang yang mencapai nilai KKM 66 dengan presentase
5
ketuntasan 33,33 %, sedangkan kelas IV B yang berjumlah 30 orang siswa
hanya 13 orang yang mencapai nilai KKM 66 dengan presentase ketuntasan
43,33 %. Keadaan ini bukan sepenuhnya kesalahan siswa, namun seluruh
aspek dalam bidang pendidikan pun harus dibenahi supaya prestasi belajar
siswa dapat meningkat. Berdasarkan latar belakang inilah penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan antara Penggunaan
Media Realia dengan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SDN
1 Way Kandis Kota Bandar Lampung Tahun Ajar 2016/2017”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang diambil
oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika rendah yang
terlihat tidak tercapainya nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah
yaitu 66, pada kelas IV A hanya 33,33% siswa yang tuntas dan pada kelas
IV B hanya 43,33% siswa yang tuntas.
2. Media realia jarang digunakannya dalam pembelajaran matematika
kususnya materi menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat di
kelas IV SDN 1 Way Kandis Kota Bandar Lampung.
3. Media realia alat peraga yang menunjang proses pembelajaran matematika
di kelas IV SDN 1 Way Kandis Kota Bandar Lampung masih kurang.
4. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih kurang bervariasi
sehingga tidak menarik perhatian siswa untuk lebih aktif.
6
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka masalah dalam
penelitian ini dibatasi pada kajian Penggunaan Media Realia dengan Prestasi
Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SDN 1 Way Kandis Kota Bandar
Lampung Tahun Ajar 2016/2017
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan antara
Penggunaan Media Realia dengan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa
Kelas IV SDN 1 Way Kandis Kota Bandar Lampung Tahun Ajar
2016/2017?”.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan media
realia dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas IV SDN 1 Way
Kandis Kota Bandar Lampung Tahun Ajar 2016/2017.
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan ada manfaat secara langsung maupun tidak
langsung untuk dunia pendidikan, adapun manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
7
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan
pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
pendidikan.
2. Mafaat Praktis
Sebagai sarana bagi penulis untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi
para pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini antara lain :
a. Siswa : Mengatasi kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar yang optimal pada mata pelajaran
Matematika. Agar siswa lebih meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa melalui penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan
mengajar di SD Negeri 1 Way Kandis Kota Bandar Lampung.
b. Guru : Memberikan sumbangan kepada para pendidik bahwa perlu
adanya penggunaan media pembelajaran yaitu media realia untuk
meningkatkan keberhasilan dalam proses belajar mengajar dikelas.
c. Kepala Sekolah : Sebagai bahan pertimbangan bagi Kepala Sekolah
untuk melakukan kajian bagi guru-guru dalam melaksankan
pembelajaran di kelas.
d. Peneliti Lain : Sebagai bahan reverensi dan informasi untuk penelitian
berikutnya mengenai model pembelajaran seperti penggunaan media
realia.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Teori Belajar
Teori belajar dapat membantu guru untuk memahami bagaimana peserta
didik belajar. Pemahaman tentang cara belajar dapat membantu proses
belajar lebih efektif, efisien, dan produktif. Berdasarkan teori belajar, guru
dapat merancang dan merencanakan proses pembelajarannya. Teori belajar
juga dapat menjadi panduan guru untuk mengelola kelas serta membantu
guru untuk mengevaluasi proses, prilaku guru sendiri serta hasil belajar
siswa yang telah dicapai. Pemahaman mengenai teori belajar akan
membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa
sehingga dapat mencapai prestasi maksimal.
Ada beberapa teori belajar yang dikemukakan oleh Abdullah (2013: 4)
yaitu :
1) Teori Behaviorisme
Teori belajar behaviorisme adalah sebuah teori belajar tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini
berpengaruh terhadap pengembangan teori dan praktik pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Perubahan
tingkah laku terjadi melalui rangsangan (stimulus) yang menimbulkan
hubungan perilaku reaktif (respons) berdasarkan hukum-hukum
mekanistik. Pembelajaran dilakukan dengan memberi stimulus kepada
peserta didik agar menimbulkan respon yang tepat seperti yang
9
diinginkan. Hubungan stimulus dan respon ini jika diulang akan
menjadi sebuah kebiasaan. Respon atau perilaku tertentu diperoleh
dengan menggunakan metode pelatihan dan pembiasaan.
2) Teori Kognitivisme
Menurut teori kognitivisme, pembelajaran terjadi dengan mengaktifkan
indra siswa agar memperoleh pemahaman. Pengaktifan indra dapat
dilaksanakan dengan menggunakan media/ alat bantu melalui berbagai
metode.
3) Teori Konstruktivisme
Teori ini merupakan teori sosiogenesis, yang membahas tentang faktor
primer (kesadaran sosial) dan faktor sekunder (individu), serta
pertumbuhan kemampuan. Peserta didik berpartisipasi dalam kegiatan
sosial tanpa makna, kemudian terjadi internalisasi atau pengendapan dan
pemaknaan atau konstruksi pengetahuan baru, serta perubahan
(transformasi) pengetahuan. Tingkat perkembangan kemampuan aktual
terjadi secara mandiri dan kemampuan potensial melalui bimbingan
orang dewasa. Proses konstruksi pengetahuan dilakukan secara
bersama-sama dengan bantuan yang diistilahkan dengan scaffolding,
misalnya dengan memberikan petunjuk, pedoman, bagan/ gambar,
prosedur, atau balikan. Oleh sebab itu dibutuhkan contoh, demontrasi,
atau praktik dari orang yang lebih dewasa. Teori ini melandasi
munculnya pembelajaran kolaboratif/ koperatif, pembelajaran berbasis
masalah (PBL), dan pembelajaran kontekstual.
4) Teori Humanisme
Teori belajar Humanistik menganggap bahwa keberhasilan belajar
terjadi jika peserta didik memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Peran
pendidik adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan
dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri
mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu mereka dalam
mewujudkan pontensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Berdasarkan ke-empat teori belajar yang dikemukankan oleh Abdullah
(2013: 4) di atas peneliti menyimpulkan bahwa dari ke-empat teori belajar
tersebut yang dapat digunakan dalam pembelajaran menggunakan media
realia (media nyata) adalah teori belajar kognitivisme , karena teori
kognitivisme menganggap bahwa pembelajaran terjadi dengan
mengaktifkan indra siswa agar memperoleh pemahaman . Pengaktifan indra
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran/ alat
bantu seperti media realia.
10
2. Pengertian Belajar
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan
prilakunya. Menurut Hamalik (2012: 27) belajar merupakan suatu proses,
suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Menurut
Slameto (2015: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Menurut Gagne dalam Suprijono (2012: 2) bahwa belajar adalah
perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui
aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari
proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Belajar menurutnya
adalah suatu yang diperoleh oleh individu melalui penalaran sendiri
berdasarkan aktivitas yang dilakukannya.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
3. Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah perubahan tingkah laku siswa ke arah positif, sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut Hamalik (2012: 28) tujuan
belajar itu prinsipnya sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya berbeda
11
cara atau usaha pencapaiannya. Dimyati dan Mudjono (2013: 25)
menyatakan bahwa belajar bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
siswa, sehingga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor semakin berfungsi,
akibat belajar tersebut siswa mencapai tujuan belajar tertentu.
Sedangkan menurut Suryani dan Leo (2012: 39) tujuan belajar pada
dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus
dicapai dan dimiliki siswa setelah ia menyelesaikan pengalaman dan
kegiatan belajar dalam proses belajar. Tujuan belajar tersebut dapat
tercapai apabila guru dan siswa bersama-sama memaknai belajar itu
penting. Guru memberikan informasi tentang sasaran belajar yang akan
dicapai, sementara siswa terus berupaya untuk mencapai sasaran
belajar yang di informasikan oleh guru sehingga meningkatkan
kemampuan siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar bertujuan
untuk mengubah tingkah laku seseorang kearah yang lebih positif, sehingga
akhirnya dapat mengembangkan potensi kognitif, afektif dan psikomotor
yang ada dalam dirinya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
4. Prinsip Belajar
Seorang guru seharusnya dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar,
yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi
yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Slameto (2015: 27)
menguraikan prinsip-prinsip belajar sebagai berikut :
a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
instruksional.
2. Belajar harus dapat menimbulkan reincforcement dan motivasi
yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
3. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar
dengan efektif.
4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
b. Sesuai hakikat belajar
12
1. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap
menurut perkembangannya.
2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan
discovery.
3. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian
yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan
pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan
menimbulkan response yang diharapkan.
c. Sesuai materi yang harus dipelajari
1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki
struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah
menangkap pengertiannya.
2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu
sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.
d. Syarat keberhasilan belajar
1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat
belajar dengan tenang
2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
Sedangkan menurut Aunurrahman (2010: 113) prinsip-prinsip belajar
dalam proses pembelajaran, yaitu :
1. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya
sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar
tersebut untuknya.
2. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan
untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan
belajar.
3. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera
diberikan penguatan (reinforcement).
4. penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah
pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.
5. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari
sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar
dan mengingat lebih baik.
Berdasarkan prinsip-prinsip belajar yang telah dijelasan di atas, maka
peneliti menyimpulkan bahwa prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal
penting yang harus dilakukan guru agar terjadi proses belajar siswa
sehingga proses pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang
diharapkan. Prinsip-prinsip belajar juga memberikan arah tentang apa saja
13
yang sebaiknya dilakukan oleh guru agar para siswa dapat berperan aktif
di dalam proses pembelajaran.
B. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan
pesan dari komunikator kepada khalayak. Arsyad (2013: 3) mengemukakan
bahwa kata “media” berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa arab media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Sedangkan Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2013: 3) mengatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Menurut Hamzah
(2011: 122) media adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat
digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik.
Tujuannya adalah merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran media.
Berdasarkan beberapa definisi di atas bisa disimpulkan bahwa media adalah
segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi dari sumber ke peserta didik.
14
2. Pengertian Media Pembelajaran
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-
upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
belajar mengajar. Para guru dituntut untuk dapat menggunakan media
pembelajaran. Menurut Djamarah (2010: 136) Media pembelajaran adalah
alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna
mencapai tujuan pembelajaran”. Menurut Musfiqon (2012: 28) media
pembelajaran dapat didefenisikan pembelajaran sebagai alat bantu berupa
fisik maupun non fisik yang sengaja digunakan sebagai perantara antara
guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif
dan efisien.
Sedangkan menurut Miarso (2013: 87) “media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar”. Pengertian media
tersebut dibatasi dengan pengertian media dalam dunia pendidikan
yakni, media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan
pembelajaran. Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses
komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar kepenerima.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dengan demikian dapat disimpulkan
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan
pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
3. Fungsi Media
Fungsi media dalam proses pembelajaran cukup penting dalam
meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Rusman (2012: 172)
15
menyatakan bahwa fungsi media pembelajaran dalam proses pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai
tujuan pembelajaran lebih baik.
3) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penunturan kata-kata oleh guru, sehingga
siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru
harus mengajar untuk setiap jam pelajaran.
4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Menurut Hamalik dalam Rusman (2012: 172) fungsi media pembelajaran,
yaitu:
1) Untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.
2) Penggunaan media merupakan bagian integral dalam sistem
pembelajaran.
3) Media pembelajaran penting dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
4) Penggunaan media dalam pembelajaran adalah untuk mempercepat
proses pembelajaran dan membantu siswa dalam upaya memahami
materi yang disajikan oleh guru dalam kelas.
5) Penggunaan media dalam pembelajaran dimaksudkan untuk
mempertinggi mutu pendidikan.
Selain itu, menurut Kempt dan Dayton dalam Arsyad (2013: 19), fungsi
utama media pembelajaran adalah:
1) Memotivasi minat dan tindakan, direalisasikan dengan teknik drama
atau hiburan.
2) Menyajikan informasi, digunakan dalam rangka penyajian informasi
dihadapan sekelompok siswa.
3) Memberi instruksi, digunakan untuk melibatkan siswa baik dalam
benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata
sehingga pembelajaran dapat terjadi.
Berdasarkan fungsi media menurut beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa fungsi media adalah sebagai alat bantu untuk guru menarik perhatian
siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Metode pembelajaran
16
akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga, apalagi bila guru harus mengajar untuk setiap jam
pelajaran.
4. Jenis-jenis Media
Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling
kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih mahal harganya.
Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada media yang diproduksi
pabrik. Menurut Hamzah (2011:26) berdasarkan jenisnya, media dapat
dibedakan atas :
a. Media Audio, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi atau suara.
Contoh : cassette, tape recorder dan radio
b. Media Visual, yaitu alat-alat yang dapat memperlihatkan rupa atau
bentuk, yang kita kenal sebagai alat peraga. Alat-alat visual atau alat-
alat peraga ini terbagi atas :
1. Media visual dua dimensi
Media visual dua dimensi pada bidang yang tidak transparan
Contoh : gambar di atas kertas atau karton, gambar yang
diproyeksikan dengan opaque-projector, lembaran balik wayang
beber, grafik, diagram, bagan, poster, gambar hasil cetak saring
dan foto.
2. Media Visual dua dimensi pada bidang yang transparan
Contoh : slaid, filmstrip, lembaran transparan untuk overhead
projector
c. Media Visual Tiga Dimensi
Disebut tiga demensi karena mempunyai ukuran panjang, lebar dan
tinggi.
Contoh : benda asli (realia), contoh barang atau speciment, alat tiruan
sederhana atau mock-up. Termasuk di dalamnya diorama, pameran dan
bak pasir.
Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi
perkembangan teknologi oleh Seels dan Glasgow dalam Arsyad (2013: 35)
dibagi dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media teknologi mutakhir.
17
1. Pilihan Media Tradisional
a. Visual diam yang diproyeksikan
1. Proyeksi opaque (tak-tembus pandang)
2. Proyeksi overhead
3. Slide
4. Filmstrips
b. Visual yang tak diproyeksikan
1) Gambar, poster
2) Foto
3) Charts, grafik, diagram
4) Pameran, papan info, papan-bulu
c. Audio
1) Rekaman piringan
2) Pita kaset, reel, cartridge
d. Penyajian Multimedia
1) Slide plus suara (tape)
2) Multi-image
e. Visual dinamis yang diproyeksikan
1) Film
2) Televisi
3) Video
f. Cetak
1. Buku teks
2. Modul, teks terprogram
3. Workbook
4. Majalah ilmiah, berkala
5. Lembaran lepas (hand-out)
g. Permainan
1. Teka-teki
2. Simulasi
3. Permainan papan
h. Realia
1. Model
2. Specimen (contoh)
3. Manipulative (peta, boneka)
4. Alat Peraga Matematika
2. Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a. Media berbasis telekomunikasi
1. Telekonferen
2. Kuliah jarak jauh
b. Media berbasis mikroprosesor
1. Computer-assisted instruction
2. Permainan computer
3. System tutor intelijen
4. Interaktif
5. Hypermedia
6. Compact (video) disc
18
Dari jenis-jenis media di atas peneliti akan memilih meneliti jenis media
menurut Seels dan Glasgow dalam Arsyad (2013: 35) yaitu media realia
(benda asli). Karena diantara banyak media pembelajaran salah satu media
yang memiliki kelebihan cukup baik untuk pelaksanaan pembelajaran pada
mata pelajaran matematika yang memerlukan pengalaman langsung adalah
media realia.
5. Kriteria Pemilihan Media
Untuk mendapatkan kualitas media pembelajaran yang baik agar dapat
memberikan pengaruh yang signifikan dalam proses belajar mengajar, maka
diperlukan pemilihan dan perencanaan penggunaan media pembelajaran
yang baik dan tepat.
Arsyad (2013: 74) mengemukakan kriteria pemilihan media bersumber
dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional
secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut
diperhatikan dalam memilih media, yaitu :
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep,
prinsip, atau generalisasi.
c. Praktis, luwes dan bertahan.
d. Guru terampil menggunakannya.
e. Pengelompokkan sasaran.
f. Mutu teknis.
C. Media Realia
1. Pengertian Media Realia
Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber
belajar. Menurut Hamzah (2011: 117) Media realia atau benda asli
merupakan alat visual tiga dimensi yang memiliki ukuran panjang, lebar
19
dan tinggi. Menurut Sanaky (2011: 50) media realia yaitu benda nyata yang
dapat dihadirkan di ruang kelas atau keperluan proses pembelajaran.
Sanjaya (2012: 14) menyatakan bahwa media realia adalah benda nyata
yang digunakan sebagai bahan belajar atau biasa disebut benda yang
sebenarnya. Benda nyata sebagai media adalah alat penyampaian informasi
yang berupa benda atau objek yang sebenarnya atau asli dan tidak
mengalami perubahan yang berarti.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa
media realia adalah benda nyata yang dapat dihadirkan di ruang kelas atau
benda nyata yang digunakan untuk keperluan proses pembelajaran.
2. Jenis-jenis Media Realia
Media realia atau benda asli merupakan media pembelajaran tiga dimensi
yaitu sekelompok media tanpa proyeksi yang penyajiannya secara visual
tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli
hidup maupun mati dan dapat pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili
aslinya. Apabila benda aslinya sulit untuk dibawa ke kelas atau kelas tidak
mungkin dihadapkan langsung ke tempat dimana benda itu berada, maka
benda tiruannya dapat pula berfungsi sebagai media pembelajaran yang
efektif. Adapun jenis-jenis media menurut Daryanto (2016: 29-36) sebagai
berikut :
1) Widyawisata
Menurut Daryanto (2016: 29) Widyawisata adalah kegiatan belajar
yang dilaksanakan melalui kunjungan ke suatu tempat di luar kelas
sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan.
2) Media Tiruan (Model)
20
mengemukakan media tiruan sering disebut sebagai model. Belajar
melalui model dilakukan melalui pengalaman langsung atau
melalui benda sebenarnya. Ditinjau dari cara membuat, menurut
Daryanto (2016:30) bentuk dan tujuan penggunaan model dapat
dibedakan atas: model perbandingan (misalnya globe), model yang
disederhanakan, model irisan, model susunan, model terbuka,
model utuh, boneka, dan topeng.
3) Specimen (contoh)
Menurut Daryanto (2016: 30) ada juga benda asli tidak alami atau
benda asli buatan, yaitu jenis benda asli yang telah dimodifikasi
bentuknya oleh manusia. Contoh-contoh specimen benda yang
masih hidup adalah: akuarium, terrarium, kebun binatang, kebun
percobaan, dan insektarium. Contoh-contoh specimen benda yang
sudah mati adalah herbarium, teksidermi, awetan dalam botol,
awetan dalam cairan plastik. Contoh-contoh specimen benda yang
tak hidup adalah: berbagai benda yang berasal dari batuan dan
mineral.
4) Peta Timbul
Menurut Daryanto (2016: 31-32) peta timbul yang secara fisik
termasuk model lapangan, adalah peta yang dapat menunjukkan
tinggi rendahnya permukaan bumi. Peta timbul memiliki ukuran
panjang, lebar, dan dalam. Dengan melihat peta timbul, siswa
memperoleh gambaran yang jelas tentang perbedaan letak.
5) Boneka
Menurut Daryato (2016: 33) boneka yang merupakan salah satu
model perbandingan adalah benda tiruan dari bentuk manusia dan
atau binatang. Sebagai media pendidikan, dalam penggunaannya
boneka di mainkan dalam bentuk sandiwara boneka.
6) Alat Peraga Matematika
Menurut Depdiknas dalam Daryanto (2016: 34) Alat peraga adalah
benda atau alat yang digunakan untuk memperagakan fakta,
konsep, prinsip tertentu agar tampak lebih konkret.
Berdasarkan berbagai jenis media realia yang telah diuraikan di atas
peneliti memilih meneliti hubungan penggunaan media realia alat peraga
matematika .
3. Kelebihan Dan Kelemahan Media Realia
Penggunaan media dalam pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan
kelemahan yang perlu diperhatikan ketika seorang guru memutuskan
untuk menggunakan media realia dalam proses pembelajaran. Ibrahim dan
21
Syaodih (2013: 119) mengungkapkan bahwa ada beberapa kelebihan dan
kelemahan dalam menggunakan objek nyata ini:
1) Kelebihan
a. Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada
siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-
tugas dalam situasi nyata.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri
situasi yang sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka
dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indera.
2) Kelemahan
a. Membawa murid-murid ke berbagai tempat di luar sekolah
kadang-kadang mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan
dan sejenisnya.
b. Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata
kadang-kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan
kemungkinan kerusakan dalam menggunakannya.
c. Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek
yang sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan, dan gambar
bagian demi bagian, sehingga pengajaran harus didukung pula
dengan media lain.
Sedangkan secara khusus, kelebihan dan kelemahan media realia
diungkapkan oleh Pujita (2008: 18) yaitu :
1) Kelebihan
a. Mudah didapat, pada umumnya media realia dapat ditemui
karena merupakan benda nyata yang ada disekitar lingkungan.
b. Memberikan informasi yang jelas dan akurat, mengingat benda
realia merupakan benda yang nyata, maka penjelasan atau
informasi yang berkaitan benda tersebut menjadi jelas dan lebih
akurat.
2) Kelemahan
a. Ukuran kendala utama dalam menghadirkan media realia dalam
ruang kelas adalah ukuran yang terlalu besar. Apabila kegiatan
belajar mengajar dilakukan di dalam ruang kelas, media realia
berukuran besar sulit untuk dibawa ke ruang kelas.
b. Benda nyata yang berharga mahal. Benda-benda nyata yang
harganya mahal tentunya sulit untuk digunakan sebagai media
realia. Hal ini karena biaya yang tidak mudah untuk
dianggarkan, misalnya batu-batu berharga.
Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa media realia
dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi dalam suatu
pembelajaran. Media realia juga memiliki keunggulan, namun juga
22
memiliki- memiliki kelemahan tersendiri yaitu dalam segi biaya yang
diperlukan, karena biaya yang diperlukan terkadang tidak sedikit.
4. Langkah-Langkah Penggunaan Media Realia Dalam Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan alat bantu guru untuk membantu tugasnya
dalam pembelajaran, media pembelajaran dikembangkan untuk keefektifan
dan efisiensi dalam pencapaian pembelajaran. Dalam penggunaan media
pembelajaran tidak bisa digunakan dengan asal-asalan, melainkan ada
beberapa langkah yang sistematik.
Menurut Sadiman, (2012: 198) supaya media dapat digunakan secara
efektif dan efisien ada empat langkah utama yang perlu diikuti dalam
menggunakan media realia, yaitu :
1. Menyediakan benda-benda nyata yang berhubungan dengan bahan
ajar (materi ajar) agar dapat dimanfaatkan dikelas dengan efisien.
2. Menggunakan benda-benda nyata tersebut dalam proses
pembelajaran dikelas. Siswa mendapatkan pengalaman langsung
dari benda-benda tersebut.
3. Mengajak siswa mengamati secara langsung, kemudian bersama
temannya berdiskusi tentang materi yang diajarkan.
4. Setelah mengamati dan berdiskusi serta bimbingan dari guru, siswa
dapat meyimpulkan materi yang telah di ajarkan.
Berdasarkan pemaparan di atas peneliti menganalisis bahwa dalam
menggunakan media pembelajaran harus sesuai dengan langkah-
langkah yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
D. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Tujuan pendidikan adalah pengoptimalan potensi yang ada dalam diri
siswa, sehingga akhirnya terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa
23
menjadi yang lebih baik. Dalam proses pembelajaran menyangkut dua hal
yakni proses belajar dan prestasi belajar. Prestasi belajar berasal dari kata
“prestasi” dan “belajar” prestasi berarti hasil yang telah dicapai Depdiknas
(2013: 895).
Menurut Hamalik (2012: 48) prestasi belajar adalah perubahan tingkah
laku yang diharapkan pada siswa setelah dilakukan proses mengajar.
Prestasi belajar merupakan puncak dari suatu proses pembelajaran. Jadi
setelah siswa menjalani proses pembelajaran di dalam kelas, akan
terlihat hasil dari proses pembelajaran tersebut, berupa prestasi yang
baik atau prestasi yang kurang baik.
Lazimnya prestasi belajar di sekolah berupa angka atau nilai sebagai bukti
penguasaan terhadap suatu bidang ilmu maupun mata pelajaran tertentu.
Seperti yang dijelaskan Djamarah (2010: 21) yang menyatakan bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dan perwujudan prestasi dapat
dilihat dengan nilai yang diperoleh dari setelah mengikuti tes.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah hasil dari sebuah proses belajar, yang di wujudkan dalam
bentuk nilai sebagai bentuk penguasaan siswa terhadap mata pelajaran yang
diperoleh setelah melewati tahap penilaian berupa tes atau ujian.
2. Macam-Macam Tes Prestasi Belajar
Guna menentukan prestasi belajar yang berupa nilai, harus ada tes yang
disusun untuk memudahkan prestasi belajar tersebut. Sehingga prestasi
belajar yang diperoleh sesuai dengan usaha dan bakat siswa.
Djamarah dan Zain (2010: 106) menyatakan bahwa untuk mengukur
dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar dapat dilakukan melalui
tes prestasi belajar. Tes atau penilaian prestasi belajar perlu dilakukan
untuk mengukur sampai sejauh mana pemahaman siswa terhadap mata
24
pelajaran yang dipelajari di sekolah. Melalui diadakannya tes guru
dapat menentukan rencana pembelajaran yang akan dilakukan sehingga
siswa dapat memahami pelajaran secara utuh.
Menurut Arikunto (2012: 47) ditinjau dari segi kegunaan untuk
mengukur siswa maka dibedakan atas adanya 3 macam tes, yaitu:
a. Tes Diagnostik
Arikunto (2012: 48) menyatakan bahwa, tes diagnostik adalah tes
yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa
sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat
dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Jadi, tes diagnostik
dilakukan untuk memperoleh gambaran daya serap siswa terhadap
pokok bahasan yang telah diajarkan sebelumnya, sehingga hasil tes
ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan proses pembelajaran yang
akan dilakukan.
b. Tes Formatif
Menurut Arikunto (2012: 50) tes formatif berasal dari kata “form”
yang merupakan dasar dari istilah “formatif” maka istilah formatif
yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa siswa telah
terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu. Jadi tes formatif
merupakan tes yang dilakukan di akhir proses pembelajaran yang
bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana siswa pemahaman siswa
terhadap suatu pokok bahasan secara menyeluruh, sebagai
penguatan bagi siswa, dan sebagai bahan untuk mendiagnosa serta
memperbaiki kekurangannya dalam proses pembelajaran.
c. Tes Sumatif
Menurut Arikunto (2012: 53) Tes sumatif atau evaluasi sumatif
dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok atau
sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman di sekolah, tes
sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya
dilaksanakan pada tiap akhir semester.
Berdasarkan macam-macam tes prestasi belajar yang dikemukakan oleh
Arikunto (2012: 47) peneliti memilih menggunakan tes formatif untuk
mengetahui hasil prestasi belajar matematika dalam menggunakan media
realia alat peraga.
3. Langkah-Langkah Menilai Prestasi Belajar Siswa
Supaya siswa dapat memperoleh hasil belajar berupa prestasi belajar yang
sesuai dengan usaha dan kemampuannya, guru perlu menyusun langkah-
25
langkah penilaian prestasi belajar yang tepat. Sadiman A.M (2012: 174-
175) mengungkapkan langkah-langkah menilai prestasi belajar, yaitu:
a. Mengumpulkan data prestasi belajar siswa yang diperoleh saat:
1) Setiap kali ada usaha mengevaluasi selama pelajaran
berlangsung.
2) Pada akhir pelajaran.
b. Menganalisis data prestasi belajar siswa, dengan langkah ini guru
akan mengetahui:
1) Siswa yang menemukan pola-pola belajar yang lain.
2) Keberhasilan atau tidaknya siswa dalam belajar.
c. Menggunakan data prestasi belajar siswa, dalam hal ini menyangkut:
1) Lahirnya feed back untuk masing-masing siswa dan ini perlu
diketahui oleh guru.
2) Adanya feed back itu maka guru akan menganalisis dengan tepat
follow up atau kegiatan-kegiatan berikutnya.
Menurut Djamarah (2010: 106) untuk mengukur dan mengevaluasi
tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi
belajar yaitu tes formatif, tes subsumatif dan tes sumatif.
Berdasarkan penjelasan di atas setidaknya ada tiga langkah yang harus
dilakukan guru untuk menilai prestasi belajar siswa di kelas. Ketiga
langkah tersebut dilakukan dengan berkesinambungan satu sama lain,
sehingga guru bisa menilai prestasi belajar siswa secara obyektif dan
dapat dimanfaatkan untuk kemajuan belajar siswa.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-
tindakannya yang berhubungan dengan belajar. Tindakan-tindakan
tersebut tentu saja akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Selain
berbagai tindakan yang dilakukan siswa, ada berbagai faktor lain yang
berasal bukan dari tindakan yang dilakukan siswa.
26
Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai hasil
belajar siswa. Menurut Munadi dalam Rusman (2012: 124) faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar antara lain meliputi faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan faktor
psikologis. Sementara faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan
faktor instrumental.
Menurut Slameto (2015: 17) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Faktor internal: yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, faktor intern terdiri dari:
1) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).
2) Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan).
3) Faktor kelelahan
b. Faktor eksternal: yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor
ekstern terdiri dari:
1) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua, dan latar belakang kebudayaan).
2) Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung,
dan fasilitas sekolah, metode dan media dalam mengajar, dan
tugas rumah).
3) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media
massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara umum ada dua faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor
eksternal, agar siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang baik dan
sesuai dengan tujuan belajar, berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi
tersebut sebisa mungkin harus disinergikan sehingga bisa mendukung
proses belajar siswa.
27
E. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Matematika
Pendidikan matematika penting diberikan kepada siswa disetiap
jenjang pendidikan. Dengan pembelajaran matematika, diharapkan siswa
mampu bertindak dan bertanggung jawab dalam memecahkan masalah
sehari-hari. Suwangsih (2010: 3) matematika berasal dari bahasa Latin
“Mathematika” yang mulanya diambil dari bahasa Yunani
“Mathematike” yang berarti mempelajari. Aisyah, dkk (2008: 1)
menyatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide, aturan-aturan,
hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika
berkaitan dengan konsep-konsep abstrak.
“Adjie (2015: 34) memberikan enam definisi atau pengertian tentang
matematika, yaitu: (1) matematika adalah cabang ilmu pengetahuan
eksak dan terorganisir dengan baik, (2) matematika adalah pengetahuan
tentang bilangan dan kalkulasi, (3) matematika adalah pengetahuan
tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan, (4)
matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah
tentang ruang dan bentuk, (5) matematika adalah pengetahuan tentang
struktur-struktur yang logik, dan (6) matematika adalah pengetahuan
tentang aturan-aturan yang ketat”.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang matematika yang telah
dikemukakan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa matematika
merupakan penaralan logik yang berkenaan dengan ide-ide, aturan-aturan,
hubungan-hubungan yang diatur secara logis.
28
2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran matematika di SD memiliki peran penting dalam berbagai
disiplin ilmu dan memajukan daya pikir siswa. Pembelajaran matematika
adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui
serangkaian kegiatan yang terencana sehingga siswa memperoleh
kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (Lentera dalam
http://lenterakecil.com, 2011).
Pembelajaran matematika di SD merupakan pondasi utama dalam
menanamkan konsep-konsep matematika melalui pembelajaran konsep
yang konkret, bukan pembelajaran menghafal rumus. Pembelajaran konsep
matematika menuntut guru untuk terus berpikir kreatif agar mampu
mengembangkan dan menciptakan hal baru dalam menanamkan konsep
matematika kepada siswa. Konsep inilah yang akan membantu
memudahkan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan
matematika di kehidupan sehari-hari.
3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Tujuan pembelajaran matematika di SD dapat dilihat di dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006. Mata pelajaran matematika
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat,
efisien dan tepat, dalam pemecahan masalah
b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat; melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh
d. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol tabel diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
29
e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari
matematika, serta ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
4. Ruang Lingkup Matematika di Sekolah Dasar
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), ruang
Lingkup mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI
meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Bilangan
2. Geometri dan pengukuran
3. Pengolahan data.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), ruang lingkup
mata pelajaran matematika yang dipelajari siswa SD tertuang dalam Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Adapun Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika kelas IV SD adalah sebagai
berikut :
30
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Matematika Kelas IV Semester Dua
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Bilangan
5. Menjumlahkan dan
mengurangkan
bilangan bulat
5.1 Mengurutkan bilangan bulat
5.2 Menjumlahkan bilangan bulat
5.3 Mengurangkan bilangan bulat
5.3 Melakukan operasi hitung campuran
6. Menggunakan
pecahan dalam
pemecahan masalah
6.1 Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
6.2 Menyederhanakan berbagai bentuk pecahan
6.3 Menjumlahkan pecahan
6.4 Mengurangkan pecahan
6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pecahan
7. Menggunakan
lambang bilangan
Romawi
7.1 Mengenal lambang bilangan Romawi
7.2 Menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan
Romawi dan sebaliknya
Geometri dan
Pengukuran
8. Memahami sifat
bangun ruang sederhana
dan hubungan antar
bangun datar
8.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana
8.2 Menentukan jaring-jaring balok dan kubus
8.3 Mengidentifikasi benda-benda dan bangun datar
simetris.
8.4 Menentukan hasil pencerminan suatu bangun
datar
Sumber : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
31
Berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang di
uraikan di atas peneliti menggunakan Standar kompetensi 5. Menjumlahkan
dan mengurangkan bilangan bulat, sedangkan Kompetensi Dasar yang di
gunakan peneliti adalah 5.2 Menjumlahkan bilangan bulat.
5. Alat Peraga Matematika
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang digunakan
peneliti di atas alat peraga yang digunakan peneliti adalah :
a. Alat peraga mistar bilangan
Gambar 2.1 Alat peraga mistar bilangan.
F. Hasil Penelitian Yang Relevan
G. Guna kesempurnaan dan kelengkapan penelitian ini, maka penulis merujuk
beberapa penelitian terdahulu yang pokok permasalahannya hampir sama atau
bisa dikatakan juga relevan dengan penelitian ini. Berikut beberapa penelitian
yang relevan tersebut:
1. Azhar Sulistiyono 2014, Universitas Salatiga
Penelitian ini berjudul Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika
dengan Menggunakan Media Realita Pada Siswa Kelas V SD Negeri
32
Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014.
Yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan media realia
sangat efektif untuk meningkatan prestasi belajar apabila diterapkan pada
siswa kelas V SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Widya Sarini 2015, Sekolah Tinggi Sultan Muhammad Tsafieuddin II
Penelitian ini berjudul Penggunaan media realia meningkatkan hasil
belajar matematika kelas 1 SD Negeri 11 Segarau Kabupaten Sambas
Tahun Ajaran 2014/2015. Yang hasil penelitiannya menunjukkan media
realia dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Matematika
siswa kelas 1 SD Negeri 11 Segarau Kabupaten Sambas Tahun Ajaran
2014/2015.
G. Kerangka Pikir
Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting Sugiyono (2015: 91). Sedangkan menurut para ahli yang lain
kerangka pikir adalah bagian dari teori yang menjelaskan tentang alasan atau
argumen bagi rumusan hipotesis, akan menggambarkan alur pemikiran peneliti
dan memberikan penjelasan kepada orang lain tentang hipotesis yang diajukan
Arikunto (2012: 99). Pada bagian ini akan dijelaskan hubungan antara
penggunaan media realia dengan prestasi belajar siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada prestasi belajar matematika
pada siswa. Berdasarkan observasi diketahui bahwa banyak siswa kelas IV SD
33
Negeri 1 Way Kandis Kota Bandar Lampung yang memperoleh nilai rata-rata
matematika belum mencamai standar KKM. Padahal matematika merupakan
salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional. Ada banyak
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang rendah, salah satunya
adalah penggunaan media pembelajara. Dari kedua faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar di atas, penggunaan media pembelajaran yang menjadi
penyebab yang cukup mendasar.
Media pembelajaran merupakan alat bantu guru untuk menyalurkan pesan dari
guru kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat siswa dalam membantu proses pembelajaran. Jadi, penggunaan media
pembelajaran diartikan sebagai pendayagunaan berupa tindakan alat bantu
guru dan siswa sebagai penyalur pesan dalam proses pembelajaran. Pada saat
guru menggunakan media, guru dapat menggunakan bermacam-macam media
karena media sangatlah beragam. Namun dalam hal ini, peneliti menggunakan
media realia alat peraga, mengingat pemanfaatan media realia khususnya alat
peraga dalam pembelajaran matematika sangat membantu, mudah didapat serta
mudah digunakan.
Dengan adanya penggunaan media, maka aktivitas siswa dalam pembelajaran
tidak hanya mendengarkan uraian dari guru, siswa juga lebih aktif dalam
aktivitas mengamati, menggunakan dan menggali informasi media
pembelajaran sebagai penyalur pesan, cara belajar ini merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. Namun dalam
menggunakan media, ada prinsip dalam memilih media. Media dipilih untuk
disesuikan dengan tujuan dan materi pembelajaran. Kesesuaian materi akan
34
dilihat dari kompetensi dasar (KD), standar kompetensi (SK) dan indikator
dalam pelajaran Matematika. Standar Kompetensi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah SK no 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan
bulat, sedangkan Kompetensi Dasar yang di gunakan peneliti adalah 5.2
Menjumlahkan bilangan bulat.
Berdasarkan uraian di atas maka diduga ada hubungan positif antara
penggunaan media realia dengan prestasi belajar. artinya semakin efektif
penggunaan media realia yang digunakan maka semakin baik pula prestasi
belajar siswa di sekolah, begitu pula sebaliknya, semakin kurang efektif
penggunaan media realia, maka kurang baik pula prestasi belajar siswa di
sekolah.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.3 Arah kerangka pikir hubungan penggunaan media realia
dengan prestasi belajar Matematika
H. Hipotesis
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian,
setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Menurut
Soehartono (2015: 26) Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih harus
diuji kebenarannya secara empirik. Sedangkan Narbuko (2013:13) menyatakan
bahwa hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih dibuktikan
Media Realia
(X)
( X )
Prestasi Belajar
Matematika (Y)
( X )
35
kebenarannya melalui suatu penelitian, dan hipotesis terbentuk sebagai
hubungan antara dua variabel atau lebih.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis
adalah dugaan atau jawaban sementara yang masih perlu dibuktikan
kebenarannya melalui penelitian. Untuk menguji ada atau tidaknya hubungan
antara variabel X (penggunaan media realia) dengan variabel Y (prestasi
belajar matematika), dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis : Ada
Hubungan Yang Positif Antara Penggunaan Media Realia Dengan Prestasi
Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV di SD Negeri 1 Way Kandis Tahun
Ajaran 2016/2017.
36
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian dan Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan cara untuk pengambilan data, oleh karena itu
metode penelitian yang diungkapkan oleh Sugiyono (2015: 3) adalah cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan data menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut Arikunto (2012: 270) jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian korelasional, yang bertujuan untuk menemukan
ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti
atau tidaknya hubungan itu, dapat digambarkan dengan desain sebagai berikut :
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan :
X = Media Realia
Y = Prestasi Belajar Matematika
(X)
( X )
(Y)
37
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 1 Way Kandis Kota Bandar
Lampung
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran 2016/2017, yaitu pada semester
genap.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Berdasarkan pendapat para ahli untuk melakukan suatu penelitian populasi
sangat diperlukan, sebab populasi merupakan hal yang terpenting, sebab
Sugiyono (2015: 117) berpendapat bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Arikunto (2012: 173)
populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Sukardi (2015: 53)
berpendapat bahwa populasi pada prinsipnya adalah semua anggota
kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama
dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil
akhir suatu penelitian.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa populasi adalah
individu yang memiliki sifat yang sama walaupun presentase kesamaan itu
38
sedikit, atau dengan kata lain seluruh individu yang akan dijadikan sebagai
obyek penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD
Negeri 1 Way Kandis Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017 yang
berjumlah 60 orang siswa. Terdiri dari 2 kelas yaitu kelas IV A berjumlah 30
orang, dan IV B berjumlah 30 orang.
Tabel 3.1. Jumlah Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis
No Kelas Banyak siswa
Jumlah L P
1 IV A 17 13 30
2 IV B 14 16 30
Jumlah 60
Sumber: Tata Usaha SD Negeri 1 Way Kandis
2. Sampel
Sugiyono (2015: 118) mengungkapkan bahwa, sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan
Arikunto (2012: 131) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sukardi (2015: 54) berpendapat bahwa sampel
adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data tersebut.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam penelitian ini sampel penelitiannya
adalah seluruh populasi penelitian. Hal ini disebabkan karena populasi
penelitian kurang dari 100 orang. Menurut Sugiyono (2015: 118) penelitiian
ini menggunakan total sampling sebagai teknik pengambilan sampelnya.
Total sampling berarti menjadikan seluruh anggota populasi sebagai sampel
penelitian. Maka dalam penelitian ini, seluruh siswa siswa kelas IV SD
39
Negeri 1 Way Kandis Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017 yang
berjumlah 60 siswa adalah sampel penelitian.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel independen (variabel
bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Menurut Sugiyono (2015: 39) :
1. Variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).
2. Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
Adapun variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan media realia
yang dilambangkan dengan (X).
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika
siswa yang dilambangkan dengan (Y).
40
E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1. Definisi Konseptual Variabel
a. Media realia adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda atau
obyek yang sebenarnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang
berarti.
b. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa berupa perubahan tingkah
laku karena pengalaman dan latihan yang diberikan berupa nilai atau
angka dari guru kepada muridnya dalam jangka waktu tertentu.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Media realia dalam penelitian ini adalah benda sebenarnya yang dapat
dipandang dari segala arah secara jelas dan nyata, dimana benda tersebut
dapat mewujudkan konsep-konsep yang bersifat abstrak menjadi konkret
yang digunakan sebagai bahan ajar. Media realia ini dapat diamati secara
langsung oleh pancaindera. Jadi anak dapat melihat, menyentuh,
memegang dan memindahkannya secara langsung tanpa melalui alat
bantu. Berikut adalah kisi-kisi angket penggunaan media realia.
41
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Penggunaan Media Relia
Sumber : Analisis Penulis
Indikator Sub Indikator Nomor Butir
Soal
1. Fungsi Media
Realia dan
Kelebihan
Media Realia
1. Siswa tidak merasa terbebani
ketika belajar
2. Siswa tidak merasa bosan dalam
mengikuti aktivitas belajar
dikelas.
3. Menggunakan media realia
memberikan kenyamanan dalam
kegiatan belajar
4. Siswa bersemangat ketika
belajar
5. Menarik dan menyenangkannya
pembelajaran menggunakan
media realia.
6. Penghayatan dalam
menggunakan media realia
belajar sambil bermain
7. Siswa lebih tertarik dalam
belajar
8. Media realia digunakan dalam
pembelajaran matematika
9. Siswa lebih kreatif ketika belajar
10. Menggunakan media realia
memberikan pengalaman secara
langsung.
11. Siswa lebih aktif dalam belajar
12. Siswa senang ketika belajar
13. Menggunakan media realia
penyampaian materi lebih nyata
14. Guru memandu menggunakan
media realia dalam pembelajaran
15. Selalu menggunakan media
realia disetiap kali pembelajaran
matematika
16. Siswa lebih berkonsentrasi
17. Penggunaan media realia
membuat siswa mudah
memahami materi
18. Siswa menemukan hal-hal baru
19. Siswa dapat membuat sendiri
media realia
20. Membantu siswa menyelesaikan
persoalan dalam matematika.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
42
Berdasarkan sub indikator di dalam kisi-kisi angket di atas , pernyataan dalam
angket adalah pernyataan bersifat positif. Kriteria penilaian pernyataan positif
angket tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Angket
No Keterangan pernyataan Skor
1. Selalu (S) 4
2. Sering (SR) 3
3. Kadang-kadang (KK) 2
4. Tidak Pernah (TP) 1
Sumber : Kasmadi dan Nia (2014: 76)
b. Prestasi belajar siswa merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
memperoleh berbagai pembelajaran kemudian setelah itu siswa di tes
melalui ujian untuk mengetahui hasil prestasi belajarnya.
Prestasi belajar matematika pada penelitian ini diperoleh dari nilai tes yang
di ujikan kepada siswa pada materi pelajaran yang telah disampaikan guru
yaitu SK 5. Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat dan KD 5.2
Menjumlahkan bilangan bulat. Soal tes yang diberikan kepada siswa berisi
20 pertanyaan yang berbentuk soal objektif pilihan ganda dengan 4 pilihan
jawaban dan skor penilaian angket adalah apabila siswa menjawab benar
maka diberi skor 1 dan apabila siswa menjawab salah maka diberi skor 0.
Berikut adalah kisi-kisi tes prestasi belajar matematika.
43
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Tes Prestasi Belajar Matematika
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Nomor
Soal
1. Menjumlahkan
dan
mengurangkan
bilangan bulat
5.2 Menjumlahkan
bilangan bulat
1. Menjumlahkan
dua bilangan
positif
2, 3, 6, 9,
10.
2. Menjumlahkan
dua bilangan
negatif
4, 7, 11, 13,
19.
3. Menjumlahkan
dua bilangan
positif dan
negatif
1, 5, 15, 16,
18.
4. Mengurutkan
bilangan bulat
8, 12, 14,
17, 20.
Sumber : Analisis penulis
F. Metode Pengumpulan Data
Data bagi suatu penelitian merupakan bahan yang akan digunakan untuk
menjawab permasalahan penelitian. Oleh karena itu, data harus selalu ada agar
permasalahan penelitian itu dapat dipecahkan. Metode pengumpulan data dari
penelitian ini adalah:
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner/angket,terdiri dari serentetan pertanyaan dimana responden tinggal
melingkari salah satu jawaban yang diberikan pada pilihan jawaban yang
telah disiapkan. Arikunto (2012: 194) menyatakan bahwa kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui. Sedangkan menurut Sugiyono (2015: 199) kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
44
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data yang
sederhana untuk dilakukan karena Kasinu (2010: 166) mengungkapkan
teknik dokumentasi menghasilkan catatan-catatan penting yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap,
sah, dan bukan berdasarkan perkiraan. Menurut Arikunto (2012: 201)
dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis.
Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-
benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, peraturan-peraturan catatan
harian dan sebagainya.
3. Tes
Menurut Arikunto (2012: 193) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. Sedangkan menurut Sukardi (2015: 138) tes merupakan prosedur
sistematik dimana individual yang dites direpresentasikan dengan suatu set
stimuli jawaban mereka yang dapat menunjukkan ke dalam angka.
Teknik tes ini digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar
siswa. Soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika siswa
pada materi pelajaran yang telah disampaikan guru yaitu SK 5.
Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat dan KD 5.2 Menjumlahkan
bilangan bulat. Tes ini berisi 20 pertanyaan yang berbentuk soal objektif
pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban.
45
G. Uji Persyaratan Instrumen Kuesioner (Angket)
1. Uji Validitas Pedoman Kuesioner
Pengujian instrument sangat diperlukan untuk mengetahui seberapa
berpengaruh penelitian yang dilakukan, karena menurut Sugiyono (2015:
121) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut
Arikunto (2012: 87) untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus
korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi X dan Y
N = jumlah responden
∑XY = total perkalian skor X dan Y
∑Y = jumlah skor variabel Y
∑X = jumlah skor variabel X
∑X2 = total kuadrat skor variabel X
∑X2 = total kuadrat skor variabel Y
Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari
0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi
antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid, jika r hitung > r tabel dengan α ≤ 0,05 maka koefisien
korelasi tersebut signifikan.
Menurut Masrun dalam Sugiyono (2015: 188) butir yang mempunyai korelasi
positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan
46
bahwa butir tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat
minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r= 0,3. Uji validitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program IBM
SPSS Statistics 21.
2. Uji Reliabilitas Pedoman Kuesioner
Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan untuk mencari harga
reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2012: 122) yang
menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus
alpha, yaitu:
Keterangan:
: Reliabilitas instrumen
: Skor tiap – tiap item
n : Banyaknya butir soal
: Varians total
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen
diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk
mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan mengunakan bantuan
program IBM SPSS Statistics 21. Sugiyono (2015: 184) membagi dengan
interpretasi koefisien 0 sampai 1.
47
Tabel 3.5 Daftar Interpretasi Koefisien r angket
Koefisien r Reliabilitas
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, (2015: 57)
H. Uji Persyaratan Instrumen Tes
1. Uji Validitas Tes
Instrumen penelitian yang akan diuji coba harus menunjukkan
kesesuaiannya pada aspek yang ingin diuji. Uji validitas instrumen
digunakan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan dalam
mendapatkan data valid atau tidak. Menurut Sugiyono (2015: 173) valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur.
Pada instrumen tes ini menggunakan pengujian validitas konstruk
(construct validity). Sebelum digunakan untuk penelitian, terlebih dahulu
instrumen tes dikonsultasikan dengan ahli (judgment) setelah selesai
selanjutnya instrumen tes tersebut dicobakan pada populasi diluar
penelitian. Setelah uji coba selesai selanjutnya dilakukan tabulasi data.
Pengujian validitas tes menggunakan korelasi Product Moment yang
dikemukakan oleh Pearson, dengan rumus sebagai berikut:
48
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi X dan Y
N = jumlah responden
∑XY = total perkalian skor X dan Y
∑Y = jumlah skor variabel Y
∑X = jumlah skor variabel X
∑X2 = total kuadrat skor variabel X
∑X2 = total kuadrat skor variabel Y
Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari
0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi
antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut
dinyatakan tidak valid, jika r hitung > r tabel dengan α ≤ 0,05 maka koefisien
korelasi tersebut signifikan.
Menurut Masrun dalam Sugiyono (2015: 188) butir yang mempunyai
korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi,
menunjukkan bahwa butir tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.
Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau
r= 0,3. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan program IBM SPSS Statistics 21.
2. Uji Reliabilitas Tes
Instrumen yang reliabel belum tentu valid. Instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama. Perhitungan untuk mencari harga
reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2012: 122) yang
menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus
alpha, yaitu:
49
Keterangan:
: Reliabilitas instrumen
: Skor tiap – tiap item
n : Banyaknya butir soal
: Varians total
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen
diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk
mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan mengunakan bantuan
program IBM SPSS Statistics 21. Sugiyono (2015: 184) membagi dengan
interpretasi koefisien 0 sampai 1.
Tabel 3.6 Daftar Interpretasi Koefisien r tes
Koefisien r Reliabilitas
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, (2015: 57)
3. Daya Pembeda
Daya pembeda soal diperlukan agar instrumen mampu membedakan
kemampuan masing- masing responden. Arikunto (2012: 211)
mengemukakan bahwa daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal
untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Teknik yang digunakan
untuk menghitung daya pembeda adalah dengan mengurangi rata-rata
50
kelompok atas yang menjawab benar dan rata-rata kelompok bawah yang
menjawab benar.
Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda menurut Arikunto
(2012: 213) adalah:
Keterangan:
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar.
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
Tabel 3.7 Daftar Interpretasi Indeks Daya Pembeda
Indeks Daya
Pembeda Keterangan
0,00 sampai 0,20 Jelek (poor)
0,20 sampai 0,40 Cukup (satisfactory)
0,40 sampai 0,70 Baik (good)
0,70 sampai 1,00 Baik sekali (excellent)
Sumber: Arikunto (2012: 218)
4. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah proporsi peserta tes yang menjawab benar
terhadap butir soal tersebut. Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir tes
digunakan rumus berikut:
51
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar
JS : Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh,
semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya semakin besar indeks yang
diperoleh, semakin mudah soal tersebut.
Tabel 3.8 Tabel Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal
Besar TKi Interprestasi
0,01 s.d 0,30 Sukar
0,30 s.d 0,70 Cukup (Sedang)
0,70 s.d 1,00 Mudah
Sumber: Arikunto (2012:210)
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan
keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat
dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi juga oleh orang
lain.
Menurut Kasmadi dan Sunariah (2014 : 91) menyusun data penelitian akan
memberi gambaran secara teratur mengenai langkah-langkah analisis dalam
statistika deskriptif. Dua cara yang paling banyak dipakai dalam memenuhi
menyajikan informasi data, yakni menyusun data ke dalam sebaran frekuensi
dan penyajian data dalam bentuk grafis. Suatu rangkaian susunan secara
sistematis mulai dari skor yang terendah hingga yang terindikasi tinggi
disebut distribusi frekuensi. Penggunaan teknik ini hanya memerlukan daftar
ukuran/ harga/ skor/ nilai yang dimasukkan ke dalam table. Dari tabel ini
dapat dilihat bentuk umum distribusi data seperti harga rata-rata, harga
tengah, harga minimum, maksimum. Untuk teknik analasis data penelitian
52
menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial ( Uji Hipotesis
Penelitian).
1. Teknik analisis deskriptif penelitian ini yaitu deskripsi data. Data yang
berhasil dikumpulkan diolah menggunakan teknik statistika deskriptif
yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, meliputi skor rata-rata,
simpangan baku, median, modus, skor maksimum dan dilengkapi dengan
histogram.
2. Teknik analisis inferensial (Uji Hipotesis Penelitian) penelitian ini yaitu
uji korelasi sederhana digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan
hipotesis kedua yaitu pengujian hipotesis korelasi menggunakan teknik
korelasi Product Moment.
Rumus dalam teknik analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan
antara penggunaan media realia dengan prestasi belajar siswa adalah dengan
menggunakan korelasi product moment dari Pearson yang merupakan salah satu
teknik untuk mencari tingkat keeratan hubungan antara dua variabel, yaitu
variabel X dan variabel Y. Sugiyono (2015: 255) merumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = jumlah responden
∑XY = total perkalian skor X dan Y
∑Y = jumlah skor variabel Y
∑X = jumlah skor variabel X
∑X2 = total kuadrat skor variabel X
∑X2 = total kuadrat skor variabel Y
Menurut Sugiyono (2015: 259) rumus selanjutnya adalah untuk mencari besar
kecilnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
KD = r² x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determination (Kontribusi variabel X terhadap variabel
Y)
53
r = Nilai Koefisien korelasi
J. Uji Hipotesis
Pengujian selanjutnya yaitu uji hipotesis yang berfungsi untuk mencari makna
hubungan antara variabel X terhadap Y. Bentuk pengujian hipotesis yang akan
di uji dalam penelitian ini adalah :
Ha : Ada Hubungan Positif antara Penggunaan Media Realia dengan
Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis
Kota Bandar Lampung Tahun Ajar 2016/2017.
Ho : Tidak Ada Hubungan Yang Positif antara Penggunaan Media Realia
dengan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Way
Kandis Kota Bandar Lampung Tahun Ajar 2016/2017.
Menurut Sugiyono (2015: 257) rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis
di atas adalah :
Keterangan:
= Nilai t
r = Nilai Koefisien Korelasi
n = Jumlah Sampel
Dengan kriteria pengujian Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima
dan jika thitung< ttabel Hoditerima dan Ha ditolakdimana dk = n-2 dengan
mengambil taraf uji signifikansi 5%.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa ada hubungan
yang positif antara penggunaan media realia dengan prestasi belajar
matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis Kota Bandar
Lampung Tahun ajaran 2016/2017. Hal ini diketahui dari hasil analisis data
sebagai berikut:
1. Nilai koofisien korelasi antara variabel X (penggunaan media realia)
dan variabel Y (prestasi belajar matematika) sebesar 0,459 yang berarti
korelasi tersebut positif. yang kemudian dibandingkan dengan rtabel
untuk taraf signifikansi 5% dan n = 60 yaitu sebesar 0,258 dengan
kriteria bila rhitung>rtabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ternyata rhitung
= 0,459 > rtabel = 0,258.
2. Persentase Koefisien Determinasi menunjukkan hasil 21% yang berarti
variabel X (penggunaan media realia) memberikan kontribusi terhadap
variabel Y (prestasi belajar matematika) sebesar 21%.
3. Hasil t hitung lebih besar dari t table atau 3,338 > 0,258 sehingga H0
ditolak dan Ha yang berbunyi ada hubungan yang signifikan dan positif
72
antara penggunaan media realia dengan prestasi belajar matematika
pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis Kota Bandar Lampung
Tahun Ajar 2016/2017 diterima.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka dapat
diajukan saran-saran untuk meningkatkan hasil belajar khususnya mata
pelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis Kota Bandar
Lampung, yaitu sebagai berikut :
a. Bagi Siswa
1. Siswa diharapkan untuk meningkatkan hasil belajarnya tidak hanya pada
mata pelajaran matematika saja tetapi juga pada mata pelajaran yang
lainya.
2. Siswa diharapkan memotivasi dirinya sendiri untuk giat dalam belajar di
sekolah maupun belajar di rumah.
3. Membantu siswa mempermudah pemahaman dalam mata pelajaran
matematika serta memberikan motivasi dan minat siswa terhadap
pembelajaran matematika.
b. Bagi Guru
1. Kegiatan pembelajaran matematika sebaiknya selalu menggunakan
media realia sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan media
pembelajaran, karena dengan menggunakan media realia tersebut dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, terutama pada pembelajaran
matematika.
73
2. Guru hendaknya memberikan inovasi dalam pemilihan media
pembelajaran yang memiliki alternatif dalam meningkatkan prestasi
belajar siswa.
3. Menambah media pembelajaran baru yang dapat menunjang kegiatan
belajar mengajar sehingga menjadi efektif dan efisien
4. Membantu guru memperjelas materi yang disampaikan.
5. Menganalisis tingkat keberhasilan siswa dengan menggunakan media
realia pada mata pelajaran matematika.
c. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah dapat melakukan kajian bagi guru-guru dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas, yaitu dengan menyuruh guru-guru
untuk bisa selalu menggunakan media pemebelajaran dalam kegiatan
pemebelajaran.
d. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain atau berikutnya yang akan melakukan penelitian dibidang
ini, diharapkan penelitian ini dapat menjadi gambaran, informasi dan
masukan tentang hubungan Penggunaan Media Realia Terhadap prestasi
Belajar Matematika Siswa.
74
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ridwan Sani. 2013. Inovasi Pembelajaran . Bumi Aksara: Jakarta
Adjie, Nahrowi, dan Maulana. 2015. Pemecahan Masalah Matematika. UPI
Press: Bandung.
Aisyah, Nyimas, dkk. 2008. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.
Depdiknas: Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT
Rineka Cipta: Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.
Azhar, Sulistiyo. 2014. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika dengan
Menggunakan Media Realita Pada Siswa Kelas V SDN Blotongan 03
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014. (Jurnal).
Universitas Salatiga. Salatiga.
Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Gava Media: Yogyakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI. bp Pustaka Candra:
Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) SD/MI. Depdiknas: Jakarta
_ _ _ _ _ _. 2013. Model Pembelajaran. Depdiknas: Jakarta
_ _ _ _ _ . 2009. UU SISDIKNAS (UU RI NO 20 Tahun 2003). Sinar Grafika:
Jakarta.
Dimyati & Mudjono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta: Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Usaha
Nasional: Surabaya
75
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. PT.
Rineka Cipta: Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara: Jakarta.
Hamzah. 2011. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Bumi
Aksara: Jakarta
Ibrahim, R dan Nana Syaodih S. 2013. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta:
Jakarta
Kasinu, Akhmad. 2010. Metodelogi Penelitian Sosial Konsep, Prosedur dan
Aplikasi. CV. Janggala Pustaka Utama: Kediri.
Kasmadi dan Sunariah, Nia Siti. 2014. Panduan ModernPenelitian Kuantitatif.
Alfabeta: Bandung
Lentera. 2011. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. http : // lenterakecil.
com / pembelajaran – matematika – di – sekolah – dasar / (tanggal akses,
Jumat 4 November 2016 @ 10:00 WIB
Miarso, Yusufhadi. 2013. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Prenada
Media: Jakarta.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Prestasi
Pustakaraya: Jakarta
Narbuko, Cholid. 2013. Metodologi Penelitian. Bandung: Bumi Aksara
Pujita. 2008. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Sadiman, Arief dkk. 2010. Media Pendidikan. Pustekom Dikbud dan PT Raja
Grafindo Persada: Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2012. Perencanaan dan Desain Sistem pembelajaran. Kencana
Renada Media Group: Jakarta.
Sanaky, Hujair AH. 2011. Media Pembelajaran. Kaukaba Benteng Aksara Galang
wacana: Yogyakarta.
Sadiman A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta.
Soehartono, Irawan. 2015. Metode Penelitian Sosial.Remaja Rosdakarya Offset:
Bandung
76
Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta:
Jakarta
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Alfabeta: Bandung.
Suharjo. 2010. Mengenal Pendidikan Dasar Teori dan Praktek.
Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
Sudjana, Nanang. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif
dan Kualitatif. MandiriCerdas: Jakarta.
Sukardi. 2015. Metodologi. Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Bumi Aksara: Jakarta
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Suryani, Nunuk dan Leo, Agung. 2012. Strategi Belajar dan Mengajar. Ombak:
Jakarta.
Suwangsih, Erna, dkk. 2010. Model Pembelajaran Matematika. UPI: Bandung.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. PT. Remaja
Rosyadakarya: Bandung
Syaodih, Nana Sukmadinata. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. PT. Remaja
Rosyadakarya: Bandung
Widya, Sarini. 2015. Penggunaan Media Realia Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Kelas 1 SDN 11 Segarau Kabupaten Sambas Tahun Ajaran
2014/2015. (Jurnal). Sekolah Tinggi Sultan Muhammad Tsafieuddin II.
Sambas