hubungan antara motivasi mengajar pesantren kilat...
TRANSCRIPT
i
ii
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI MENGAJAR PESANTREN
KILAT DENGAN SIKAP SOSIAL MAHASISWA AKTIVIS
LEMBAGA DAKWAH KAMPUS (LDK) INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh:
SINTA WIDYANINGRUM
NIM 111-11-216
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
iii
iv
v
vi
MOTTO
Tidak ada kata menyerah dan putus asa
Yang ada hanyalah kata semangat dan terus berusaha
Karena hidup adalah suatu perjuangan
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segenap ketulusan, skripsi ini penulis persembahkan :
1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam penulisan
skripsi ini
2. Kepada orangtua saya Bapak Tukirin dan Ibu Sri Wahyuni yang selalu
banting tulang untuk pendidikanku, terimakasih telah memberikan yang
terbaik untuk masa depanku dan kepada kedua adikku tersayang Diah Ayu
Puspitaningsih serta Arjuna Tri Pamungkas yang telah memberikan motivasi
setiap hari tanpa mengenal lelah
3. Kepada Bapak Mufiq, S.Ag. M.,Phil. Selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar membimbing dan mengarahkan saya, terimakasih telah membantu saya
dalam menyelesaikan skripsi ini
4. Kepada seluruh dosenku yang telah memberikan bimbingan dan berbagai
macam ilmu pengetahuan telah saya dapatkan disini, semoga ilmu ini
bermanfaat bagiku dan masyarakat
5. Kepada teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2011: Hidayah, Miftachul,
Silvana, Wulan, Yuanita, Mar‟atus, Fina, Cahyo, Saeful dan yang tidak bisa
disebutkan satu-persatu, yang senantiasa memberikan semangat dan saling
membantu demi keberhasilan kita bersama.
6. Pembaca yang budiman
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur peneliti haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini yang peneliti susun dalam bentuk skripsi. Sholawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW,
beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menuntun umatnya dari zaman
kegelapan sampai zaman yang terang benderang ini.
Skripsi ini peneliti susun dalam rangka memenuhi tugas guna melengkapi syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah
“Hubungan Antara Motivasi Mengajar Pesantren Kilat Dengan Sikap Sosial
Mahasiswa Aktivis Lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN Salatiga Tahun 2015”.
Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan berbagai dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan
hati perkenenkan peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.
2. Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN
Salatiga
3. Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Progdi PAI.
4. Mufiq, S.Ag., M.Phil selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta membantu kelancaran
penyusunan skripsi ini
5. Segenap dosen dan civitas Akademik IAIN Salatiga yang telah membantu
kelancaran peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh anggota LDK IAIN Salatiga khususnya kepada pengurus yang telah
berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini
ix
x
ABSTRAK
Widyaningrum, Sinta. 2015. 11111216. Hubungan Antara Motivasi Mengajar
Pesantren Kilat Dengan Sikap Sosial Mahasiswa Aktivis Lembaga
Dakwah Kampus (LDK) IAIN Salatiga Tahun 2015. Skripsi. Fakultas
Tarbiiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag.,M.,Phil
Kata Kunci : Motivasi Mengajar Pesantren Kilat, Sikap Sosial Mahasiswa
Motivasi mengajar pesantren kilat merupakan suatu kebutuhan dari seorang
mahasiswa untuk mengaktualisasikan diri pada kemampuan yang telah mereka miliki.
Timbulnya pelaksanaan mengajar pesantren kilat karena seorang mahasiswa merasa
mempunyai potensi untuk mengajar serta mempunyai sikap sosial yang tinggi oleh
karena itu seorang mahasiswa tergugah untuk mengajar pesantren kilat di beberapa
SMP dan SMA/Sederajat. Namun sebagian mahasiswa jarang sekali untuk
berpartisipasi ikut mengajar dalam pesantren kilat yang merupakan kegiatan dari
LDK Fathir Ar Rasyid, Dewasa ini sikap sosial semakin ditinggalkan. Para
mahasiswa cenderung lebih memilih kepentingan pribadinya seperi mahasiswa
semester atas lebih memilih menyibukkan diri dengan penyelesaian skripsinya dan
mahasiswa semester di bawahnya lebih memilih pada kegiatan-kegiatan pribadinya.
Penulisan skripsi ini merupakan upaya untuk mengetahui hubungan motivasi
mengajar pesantren kilat dengan sikap sosial. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat
rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini, yaitu (1) Bagaimana
variasi motivasi mengajar pesantren kilat mahasiswa aktivis LDK IAIN Salatiga
tahun 2015?, (2) Bagaimana variasi Sikap Sosial mahasiswa aktivis LDK IAIN
Salatiga tahun 2015?, (3) Adakah Hubungan antara motivasi mengajar pesantren kilat
dengan sikap sosial mahasiswa aktivis LDK IAIN tahun 2015?. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode angket, dokumentasi, dan observasi.
Hasil penelitian ini adalah (1) Tingkat Motivasi Mengajar Pesantren Kilat
Mahasiswa Aktivis LDK IAIN Salatiga Tahun 2015 tingkat tinggi dengan prosentase
57,5%, (2) Sikap Sosial Mahasiswa Aktivis LDK IAIN Salatiga Tahun 2015 dalam
keadaan baik dengan prosentase 67,5% (3) ada hubungan yang signifikan antara
variabel X dengan variabel Y pada mahasiswa Aktivis LDK IAIN Salatiga Tahun
2015. Hal ini terbukti karena lebih besar dari pada r table (r product moment)
yaitu pada taraf 5% sebesar 0,312 dan 1% sebesar 0,403 maka jika dibandingkan
dengan nilai r tabel, r hitung adalah 0,519 lebih besar dari nilai r tabel: (0,312) atau
(0,403), maka hipotesis yang penulis ajukan (Ha) tidak ditolak/diterima.
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR BERLOGO ........................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... v
MOTTO ............................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK ........................................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Hipotesis Penelitian.......................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
F. Definisi Operasional ........................................................................ 9
xii
G. Metodologi Penelitian ...................................................................... 11
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................... 12
2. Rancangan Penelitian ................................................................ 13
3. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 13
4. Populasi, Sample, dan Teknik Sampling .................................. 14
5. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 15
6. Instrumen Penelitian ................................................................. 16
7. Analisis Data ............................................................................. 19
H. Sistematika Penulisan Skripsi .......................................................... 20
BAB II LANDASAN TEORI
A. Motivasi Mengajar Pesantren Kilat
1. Pengertian Motivasi .................................................................. 22
2. Ciri-ciri motivasi ....................................................................... 23
3. Macam-Macam motivasi........................................................... 24
4. Fungsi motivasi ......................................................................... 29
5. Motivasi mengajar pesantren kilat ............................................ 29
6. Prinsip interaksi antara pendidik dengan peserta pesantren
kilat ........................................................................................... 30
B. Sikap Sosial
1. Definisi Sikap Sosial ................................................................. 35
2. Aspek Sikap Sosial.................................................................... 36
3. Ciri-Ciri Sikap Sosial ................................................................ 37
4. Macam-Macam Sikap Sosial .................................................... 38
5. Fungsi Sikap Sosial ................................................................... 46
6. Pembentukan dan Perubahan Sikap Sosial ............................... 48
C. Hubungan Antara Motivasi Mengajar Pesantren Kilat dengan
Sikap Sosial Mahasiswa Aktivis Lembaga Dakwah Kampus
(LDK) IAIN Salatiga Tahun 2015 ................................................ 50
xiii
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Fathir
Ar Rasyid IAIN Salatiga .......................................................... 54
2. Visi dan Misi LDK Fathir Ar Rasyid IAIN Salatiga ................ 57
3. Fungsi LDK Fathir Ar Rasyid IAIN Salatiga ........................... 57
4. Program Kerja LDK Fathir Ar Rasyid IAIN Salatiga ............... 59
5. Struktur Organisasi LDK Fathir Ar Rasyid IAIN Salatiga ....... 62
B. Penyajian Data
1. Daftar Responden ..................................................................... 64
2. Data Tentang Jawaban Angket Motivasi Mengajar
Pesantren Kilat .......................................................................... 67
3. Data Tentang Jawaban Angket Sikap Sosial ............................ 70
BAB IV ANALISIS DATA
A. Pendahuluan ..................................................................................... 74
B. Analisis uji hipotesis ........................................................................ 92
C. Analisis Lanjut ................................................................................. 97
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………….... ... 100
B. Saran-saran ........................................................................................ 101
C. penutup .............................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Daftar Nama Responden……………………………………….... 65
Tabel II. Daftar Jawaban Angket Motivasi Mengajar Pesantren kilat……. 67
Tabel III. Daftar Jawaban Angket Sikap Sosial………………………….... 70
Tabel IV. Daftar Jawaban Angket Motivasi Mengajar Pesantren Kilat…… 76
Tabel V. Interval Tingkat motivasi Mengajar Pesantren Kilat……………. 79
Tabel VI. Nilai Nominasi Tingkat Motivasi Mengajar Pesantren Kilat…… 80
Tabel VII. Distribusi Frekuensi Jawaban Motivasi Mengajar Pesantren Kilat. 83
Tabel VIII Daftar Jawaban Angket Sikap Sosial ……………………….…… 85
Tabel IX. Interval Tingkat Sikap Sosial…………………………………….. 88
Tabel X. Nilai Nominasi Tingkat Sikap Sosial…………………………….. 89
Tabel XI. Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Sosial………………………. 92
Tabel XII. Tabel Kerja Koefisien Korelasi Antara Motivasi Mengajar
Pesantren Kilat (X) Dengan Sikap Sosial (Y)……………………. 93
Tabel XIII. Nilai Product Moment…………………………………………… 97
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen variabel
Lampiran 3. Angket Penelitian
Lampiran 4. Daftar Nilai SKK
Lampiran 5. Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 7. Surat Pernyataan Penelitian
Lampiran 8. Surat Tugas Pembimbing
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan terencana diluar kurikulum,
yang dapat diikuti mahasiswa. Kegiatan ini dilaksanakan diluar jadwal
kegiatan akademik yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum. Kegiatan
ekstrakurikuler tidak wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa, meskipun tidak
wajib, kegiatan tersebut sangat penting dalam rangka melengkapi hasil belajar
yang diperoleh menurut kurikulum untuk mencapai tujuan belajar di
Perguruan Tinggi secara utuh. (Ginting, 2003:128)
Manfaat yang dapat diperoleh dengan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler termasuk kemampuan bekerja sama, keterampilan
berorganisasi, dan pengembangan wawasan mahasiswa. Demikian halnya
dengan kemampuan berkomunikasi dan keterampilan khusus sesuai dengan
bidang atau jenis kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti. Ini semua akan sangat
bermanfaat dalam kehidupan dan karier lulusan perguruan tinggi di masa
datang. Tidak menutup kemungkinan, aktivitas yang di masa mahasiswa
sekedar kegiatan sampingan, dihari kemudian menjadi pekerja utama.
Waktu selama menjadi mahasiswa adalah saat yang paling tepat untuk
menimba berbagai pengalaman yang berharga di atas. Selagi berstatus
mahasiswa, kondisi dan fasilitas di kampus lazimnya lebih memungkinkan
xvii
untuk mencoba berbagai pengalaman baru daripada setelah menjadi sarjana
nanti. Demikian pentingnya memanfaatkan kesempatan yang terbuka lebar
bagi mahasiswa untuk beraktivitas dalam rangka memperluas pengalamannya
Aktivitas ekstrakurikuler banyak terkait dengan organisasi
kemahasiswaan. Dalam peraturan pemerintahan Nomor 30 pasal 108 ayat 1
dinyatakan bahwa “untuk melaksanakan peningkatan penalaran, minat,
kegemaran, dan kesejahteraan mahasiswa dalam kehidupan kemahasiswaan
pada perguruan tinggi di bentuk organisasi kemahasiswaan. (Ginting,
2003:129). Oleh kerena itu di perguruan tinggi pada umumnya berbagai
organisasi kemahasiswaan sudah dibentuk dan bergerak dalam berbagai jenis
kegiatan.
Jika seorang mahasiswa memutuskan aktif dalam kegiatan
ekstrakurikuler, dia dapat memilih aktivitas yang paling diminatinya dan
paling sesuai dengan kondisinya. Sebagai mahasiswa berhak ikut dalam
organisasi kemahasiswaan yang menjadi pilihannya meskipun dengan
persyaratan tertentu sesuai dengan organisasi yang dipilihnya. Mahasiswa
dapat aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan seperti unit kegiatan
mahasiswa (UKM) yang di dalamnya terdapat berbagai jenis bidang, salah
satunya adalah bidang keagamaan yang mana di dalamnya terdapat
serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan salah satu
kegiatan tersebut adalah mengajar pesantren kilat di bulan ramadhan
xviii
Di sinilah peran mahasiswa yang bergabung dalam unit kegiatan
mahasiswa (UKM) di bidang keagamaan untuk dapat mengajarkan berbagai
materi keagamaan kepada peserta didik di bulan ramadhan atau dapat pula
dikatakan berdakwah menebarkan syiar islam kepada peserta didik. Bakat
dan minat mahasiswa dalam berdakwah mendorongnya mengikuti
pelaksanaan kegiatan mengajar pesantren kilat. Mengembangkan bakat
dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, bidang sosial, serta
pembentukan pribadi merupakan kebutuhan untuk berusaha kearah
kemandirian dan aktualisasi diri atau kebutuhan untuk mewujudkan diri
sendiri (Sadirman, 1994:80)
Kegiatan pesantren kilat menjadi sarana tidak hanya untuk
mengembangkan kemampuan di bidang ilmu pengetahuan keagamaan saja
namun dapat mengembangkan kemampuan mahasiswa di bidang sosial
dengan cara berinteraksi kepada sesama yaitu antara mahasiswa pengajar dan
siswa didik. sehingga dapat mengembangkan sikap sosial mahasiswa yang
baik. Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang lemah,
sehingga tidak mungkin hidup seorang diri. Setiap orang membutuhkan
bantuan dan pertolongan orang lain. Manusia sering disebut sebagai makhluk
sosial artinya manusia itu harus bersama-sama dengan orang lain. Oleh
karenanya secara kodrati manusia dalam kehidupannya harus bersaudara dan
membentuk persatuan.
xix
Islam memiliki konsep persaudaraan antara sesama manusia. Dalam
kehidupan yang beraneka ragam, maka agar dapat berkomunikasi dengan baik
perlu adanya saling memahami dan menjunjung tinggi nilai-nilai
persaudaraan. Dalam hubungan dengan sesama manusia, orang Islam harus
selalu menunjukkan kebaikan dan keramahan.
Seseorang dikatakan berguna bagi orang lain jika orang tersebut
mampu menciptakan kesejahteraan bersama dalam lingkungannya
masyarakat. Hal ini dapat direalisasikan dengan cara memberi batuan kepada
orang lain yang tidak mampu atau dalam kesusahan. Setiap orang harus
memahami fungsinya masing-masing. Seorang muslim hendaklah
mengunjungi saudara muslimnya yang sakit, meringankan beban orang yang
mendapat kesulitan, menciptakan cinta kasih, persaudaraan dan solidaritas
antara satu sama lain. Islam menganjurkan, hendaklah menciptakan
kebersamaan dalam masyarakat dan saling membantu seperti salah satunya
dalam kegiatan pesantren kilat tersebut Allah menjanjikan pahala bagi orang-
orang yang mau berbuat kebajikan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam
surat Ali Imron (3:134)
xx
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya
dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.”
Mahasiswa sebagai generasi masa depan diharapkan mampu
mengendalikan keadaan sosial yang ada di lingkungan sekitar. selain
berkemampuan dalam bidang akademis, mahasiswa juga harus mampu dalam
bersosialisasi dan memiliki kepekaan dengan lingkungan. Mahasiswa
diupayakan agar mampu mengkritik, memberi saran dan memberi solusi jika
keadaan sosial masyarakat sekitar tidak sesuai dengan cita-cita dan tujuan
masyarakat tersebut.
Namun sebagian mahasiswa jarang sekali untuk berpartisipasi ikut
mengajar dalam pesantren kilat yang diadakan dalam sebuah organisasi
kerohanian, Dewasa ini sikap sosial semakin ditinggalkan. Para mahasiswa
cenderung lebih memilih kepentingan pribadinya seperi mahasiswa semester
atas lebih memilih menyibukkan diri dengan penyelesaian skripsinya dan
mahasiswa semester di bawahnya lebih memilih pada kegiatan-kegiatan
pribadinya. Padahal sudah jelas bahwa banyak sekali manfaat yang didapat
apabila mengikuti kegiatan mengajar pada pesantren kilat tersebut
Keikhlasan dalam mengajar pesantren kilat harus ditanamkan dalam
setiap diri mahasiswa agar sikap sosial yang murni tanpa pamrih dan
sepenuhnya dapat dilakukan karena hanya ingin mendapat ridho Allah SWT.
Sikap mengutamakan orang lain di atas kepentingan pribadi adalah sesuatu
xxi
yang tidak mudah untuk dilakukan, melainkan penuh perjuangan dan
kesabaran.
Untuk memahami masalah di atas, penulis perlu melakukan kegiatan
penelitian yang berjudul “hubungan antara motivasi mengajar pesantren kilat
dengan sikap sosial mahasiswa aktivis lembaga Dakwah Kampus (LDK)
IAIN Salatiga tahun 2015.”
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana variasi motivasi mengajar pesantren kilat mahasiswa
aktivis Lembaga Dakwah Kampus Institut Agama Islam Negeri
Salatiga tahun 2015?
2. Bagaimana variasi Sikap Sosial mahasiswa aktivis Lembaga Dakwah
Kampus Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2015?
3. Adakah hubungan antara motivasi mengajar pesantren kilat dengan
sikap sosial mahasiswa aktivis Lembaga Dakwah Kampus Institut
Agama Islam Negeri salatiga tahun 2015?
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui variasi motivasi mengajar pesantren kilat
mahasiswa aktivis Lembaga Dakwah Kampus Institut Agama Islam
Negeri Salatiga tahun 2015
2. Untuk mengetahui variasi sikap sosial mahasiswa aktivis Lembaga
Dakwah Kampus Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2015
xxii
3. Untuk mengetahui adanya hubungan antara motivasi mengajar
pesantren kilat dengan sikap sosial mahasiswa aktivis Lembaga
Dakwah Kampus Institut Agama Islam Negeri salatiga tahun 2015
D. Hipotesis penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Kata
hipotesis berasal dari 2 penggalan kata yaitu “hypo” yang artinya dibawah dan
kata “thesa” yang artinya kebenaran (Arikunto, 1998: 67-68). Hipotesis adalah
dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin juga salah. Dia akan
ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta-fakta itu membenarkan (Hadi,
2000:63)
Dari kedua pendapat di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan hipotesis adalah dugaan sementara atau
kesimpulan sementara terhadap suatu permasalahan penelitian yang bisa jadi
benar atau bisa juga salah. Hipotesis akan diterima jika kebenarannya dapat
diuji dan akan ditolak jika ternyata setelah pengujian tidak dapat dibuktikan
kebenarannya.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis merumuskan hipotesis
sebagai berikut “Ada hubungan yang signifikan antara motivasi mengajar
pesantren kilat dengan sikap sosial mahasiswa aktivis lembaga dakwah
kampus Institut Agama Islam Negeri salatiga tahun 2015”
xxiii
E. Manfaat penelitian
1. Teoritis
a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta sebagai
dasar kegiatan penelitian yang akan datang
b. Untuk menambah wawasan bagi para pengajar untuk
menumbuhkan motivasinya dalam meningkatkan
kemampuannya dalam mengajar
c. Sebagai bahan masukan dan acuan dalam memaksimalkan
motivasi mengajar pesantren kilat dengan sikap sosial
mahasiswa aktivis lembaga Dakwah Kampus (LDK) tahun
2015
2. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat secara praktis
sebagai berikut:
a. Penulis
Diharapkan menjadi bahan masukan untuk
mengembangkan wawasan dalam bertingkah laku dan sebagai
bahan dokumentasi untuk penelitian lebih lanjut
b. Mahasiswa
Memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang
sikap sosial yang mana hakikatnya manusia adalah mahluk
sosial yang tidak dapat hidup sendiri, namun membutuhkan
xxiv
manusia lain agar keselarasan hidup terjaga serta adanya
ketertarikan untuk mengikuti kegiatan mengajar yang diadakan
oleh organisasi kemahasiswaan
c. Lembaga dakwah kampus (LDK)
Diharapkan agar dapat menjadi acuan keluarga besar
(LDK) IAIN Salatiga agar lebih terdorong dalam menyiarkan
agama islam serta bertoleransi tinggi kepada sesama.
d. IAIN Salatiga
Sebagai bahan masukan dalam pembinaan pada
organisasi kemahasiswaan IAIN Salatiga.
F. Definisi operasional
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan kemungkinan terjadinya
salah penafsiran terhadap apa yang terkandung dalam skripsi ini, maka perlu
kiranya penulis perjelas dan membatasi pengertian sebagai berikut:
1. Motivasi Mengajar pesantren kilat
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan (Sardiman, 1994:73)
Mengajar adalah penyampaian pengetahuan dan kebudayaan
kepada siswa yang tujuannya pun hanya berkisar sekitar pencapaian
penguasaan siswa atas sejumlah pengetahuan dan kebudayaan. ( Syah,
2003:181)
xxv
Pesantren kilat adalah salah satu inovasi yang digagas dalam
bidang spiritual. Kata pesantren menunjuk bahwa kegiatan ini
mengadopsi sistem pesantren dalam penyelenggaraan kegiataannya
yang relative sebentar. Lamanya berkisar antara 7 sampai 30 hari.
(Mujahiddin, 2005:66)
Motivasi mengajar pesantren kilat adalah keinginan mengajar
pesantren kilat yang timbul karena adanya dorongan dari yang
bersangkutan sebagai hasil integrasi keseluruhan antara kebutuhan
pribadi, pengaruh lingkungan sosial dan pengaruh lingkungan non
sosial, dimana kekuatannya tergantung pada proses pengintegrasian
tersebut.
Indikator dari motivasi mengajar pesantren kilat (Danim,
2012:25) adalah:
a. Keinginan mengembangkan potensi mengajar
b. Keinginan penghargaan diri atau prestasi mengajar
c. Rasa bahagia berkumpul dan diterima dalam kelompok
pengajar
2. Sikap Sosial
Dalam kamus bahasa Indonesia, Sikap mempunyai arti
perbuatan dan sebagaimana yang berdasarkan pada pendirian.
Sedangkan sosial yaitu berkenaan dengan masyarakat, suka
memperhatikan kepentingan umum. (Depdiknas, 2007:1063)
xxvi
Sikap adalah suatu hal yang menentukan sifat, hakikat, baik
perbuatan sekarang maupun yang akan datang. Oleh karena itu ahli
psikologi W.J Thomas memberi batasan sikap sebagai suatu kesadaran
individu yang menentukan perbuatan-perbuatan yang nyata ataupun
yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan-kegiatan sosial.
Indikator bentuk dari sikap sosial (Ahmadi, 1999:162) antara lain:
a. Suka tolong menolong
b. Berusaha menjenguk teman yang sakit
c. Berusaha memaafkan kesalahan sesama
d. Ketika bertemu selalu mengucapkan salam
e. Berperan aktif dalam kegiatan organisasi
f. Menghargai pendapat sesama
g. Rendah hati
h. Sopan santun dalam berbicara
i. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi antar sesama
j. Tidak menggunjing orang lain
k. Selalu berprasangka baik terhadap teman
l. Simpati terhadap yang sedang dirasakan orang lain
m. Selalu berkata jujur terhadap semua orang
G. Metodologi Penelitian
Metodologi di sini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan
dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam
xxvii
bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan
prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan
kebenaran ( Mardalis, 2002:24). Adapun komponen dalam metode penelitian
ini adalah:
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai ialah penelitian lapangan. Penelitian
lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dikancah atau medan
terjadinya gejala. Penelitian ini dilakukan di beberapa SMP di Salatiga
yang menjadi lokasi/tempat para mahasiswa aktivis Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) mengajar pesantren kilat
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kuantitatif yang menekankan pada data-data nemerikal
(angka-angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya,
pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensisal (dalam
rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada
suatu probalilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode
kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau
signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. (Azwar, 2007:5)
Dipilihnya pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini adalah
dengan alasan untuk menguji keterkaitan variabel X dan Y. Variabel X
adalah hubungan antara motivasi mengajar pesantren kilat sedang
xxviii
Variabel Y adalah sikap sosial mahasiswa aktivis lembaga dakwah
kampus IAIN Salatiga tahun 2015.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menerapkan korelasional karena
Penelitian ini menggunakan metode korelasi yaitu metode dengan
menghubungkan antara variabel yang dipilih dan dijelaskan yang
bertujuan untuk meneliti sejauh mana variabel pada suatu faktor
berkaitan dengan variabel yang lain dipilihnya rancangan korelasional
dimaksud bahwa penelitian ini melihat apakah variabel motivasi mengajar
pesantren kilat ada hubungannya dengan variabel sikap sosial mahasiswa
aktivis Lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN Salatiga tahun 2015 yang
secara teoritik dapat dipahami
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini adalah Lembaga Dakwah kampus (LDK)
IAIN Salatiga. Dipilihnya lokasi ini dengan alasan bahwa Lembaga
Dakwah Kampus (LDK) merupakan organisasi kampus yang memiliki
bidang syiar dalam bentuk kegiatan mengajar pesantren kilat di
SMP/SMA sederajat setiap bulan ramadhan sehingga melahirkan
kader-kader dakwah yang menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran islam
Sedangkan Subjek penelitian di sini adalah seluruh anggota
Aktivis lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN Salatiga tahun 2015.
xxix
Dipilihnya subyek ini dengan alasan bahwa peneliti tertarik untuk
meneliti para mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam mengajar
pesantren kilat serta memiliki sikap solidaritas yang tinggi. Berangkat
dari fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk menelitinya.
b. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan sejak penyusunan proposal sampai
penelitian selesai yaitu pada tanggal 1 mei 2015 sampai 22 Agustus
2015.
4. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
a. Populasi
Menurut Nanang Martono (2011:74), populasi merupakan
keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian,
atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota
mahasiswa aktivis Lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN Salatiga
tahun 2015 yang berjumlah 40
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari populasi. Karena ia merupakan
bagian dari populasi, tentulah ia harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki
oleh populasinya. (Azwar, 2007:79) apabila subjeknya tersebut kurang
dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika subjeknya lebih dari
xxx
100, maka subjek dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau
lebih (Arikunto, 2006:20). Adapun yang menjadi sampel dari
penelitian ini adalah seluruh anggota aktivis Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) IAIN Salatiga tahun 2015 karena jumlah anggotanya
kurang dari 100 maka penelitian ini merupakan penelitian populasi
c. Teknik Sampling
Adapun teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan
adalah Random sampling atau sampel acak. Teknik random
sampling ini diberi nama demikian karena di dalam pengambilan
sampelnya, peneliti “mencampur” subjek-subjek di dalam
populasi sehingga semua subjek dianggap sama (Arikunto, 2002:
111).
5. Metode Pengumpulan Data
a. Metode angket
Metode angket atau bisa juga disebut dengan kuesioner
merupakan sejumlah pertanyaan atau peryataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Arikunto,
2006:151). Materi pertanyaan atau pernyataan secara sistematis
dengan menggunakan alternatif jawaban tertutup, di mana setiap item
telah diberikan kemungkinan jawaban sehingga responden tinggal
memilih jawaban yang tepat sesuai dengan dirinya. Untuk angket
motivasi mengajar pesantren kilat menggunakan pilihan ganda,
xxxi
sedangkan untuk angket sikap sosial menggunakan skala likert.
kuesioner ini disebarkan kepada seluruh anggota mahasiswa aktivis
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) tahun 2015.
b. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen yang artinya barang-
barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan
sebagainya (Arikunto, 2006:158). Dengan kata lain metode ini
digunakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan
dokumen-dokumen atau data-data yang berkaitan dengan objek
penelitian
c. Observasi
Observasi merupakan suatu metode penelitian yang dijalankan
secara sistematis dan dengan sengaja (tidak asal atau sembarangan dan
secara kebetulan) yang diadakan dengan menggunakan alat indera
terutama mata sebagai alat untuk menangkap secara langsung
kejadian-kejadian atau keadaan yang akan diobservasi.
6. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
akan diteliti. Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
lembar angket yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara
xxxii
motivasi mengajar pesantren kilat dengan sikap sosial mahasiswa. Angket
dirancang dalam 50 pertanyaan ditujukan oleh para pengajar pesantren
kilat. Pada variabel motivasi mengajar penyebaran angket 25 soal masing-
masing jawaban yaitu pilihan ganda a, b, c yang mempunyai skor berturut-
turut 3, 2, 1 sedangkan variabel sikap sosial penyebaran angket 25 soal
masing-masing jawaban yaitu tidak setuju (TS), ragu-ragu (RR), setuju
(S), yang mempunyai skors berturut-turut 1, 2, dan 3
Kis-kisi instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
No. Variabel Indikator Item angket
1 Motivasi
mengajar
pesantren kilat
Keinginan
mengembangkan potensi
diri dalam mengajar
1,2,3,4
5,6,7,8,9
Keinginan penghargaan
diri atau prestasi
mengajar
10,11,12,13
14,15,16,17,18
Rasa bahagia berkumpul
dan diterima dalam
kelompok pengajar
19,20,21
22,23,24,25
2 Sikap Sosial Tolong menolong 1, 2
Berusaha menjenguk
teman yang sakit
3,4
xxxiii
Berusaha memaafkan
kesalahan sesama
5,6
Ketika bertemu selalu
mengucapkan salam
7,8
Berperan aktif dalam
kegiatan organisasi
9,10
Menghargai pendapat
Sesama
11,12
Rendah hati 13,14
Sopan santun dalam
berbicara
15,16
Menghormati yang lebih
tua dan menyayangi antar
sesama
17,18
Tidak menggunjing
orang lain
19,20
Selalu berprasangka baik
terhadap teman
21
simpati terhadap yang
sedang dirasakan orang
lain
22, 23
xxxiv
Selalu berkata jujur
terhadap semua orang
24, 25
7. Analisis Data
Teknik yang digunakan penulis dalam menganalisis data adalah dengan
menggunakan teknik analisis presentase dengan menggunakan rumus:
P =
X 100%
Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi
N = Banyaknya subyek seluruhnya
Setelah data tersebut diperoleh, kemudian diolah kembali dengan
menggunakan analisa statistic product moment dengan rumus sebagai
berikut:
( )( )
√* ( ) +* ( ) +
Keterangan:
= koefisien antara variable X dan Y
XY = Perkalian antara X dan Y
X = Variabel 1
xxxv
Y = Variabel 2
N = Jumlah sampel yang diteliti
= Sigma (Jumlah)
H. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab I pendahuluan ini berisi tentang: latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional,
metodologi penelitian serta sistematika penulisan skripsi
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab II landasan teori ini diuraikan sebagai
pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik yakni:
pengertian motivasi, ciri-ciri motivasi, macam-macam
motivasi, fungsi motivasi, motivasi mengajar pesantren kilat,
prinsip interaksi antara pendidik dengan peserta pesantren kilat
Sikap sosial meliputi: definisi sikap sosial, aspek sikap
sosial, ciri-ciri sikap sosial, macam-macam sikap sosial, fungsi
sikap sosial, pembentukan dan perubahan sikap sosial serta
hubungan antara motivasi mengajar pesantren kilat dengan
sikap sosial mahasiswa aktivis Lembaga Dakwah Kampus
(LDK) IAIN Salatiga tahun 2015.
xxxvi
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian dan
penyajian data penelitian
BAB IV : ANALISIS DATA
Bab ini membahas tentang Analisis Pendahuluan,
Analisis Lanjutan, dan Analisis Uji Hipotesis
BAB V : PENUTUP
Di akhir bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran,
dan kata penutup.
xxxvii
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Motivasi Mengajar Pesantren Kilat
1. Pengertian Motivasi
Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat
diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata
“motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama
bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.
(Sardiman, 1994:73)
Menurut Mc. Donald (dalam Sardiman, 1994:73) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari
pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen
penting. Yaitu:
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam system “neurophysiological”
yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan
xxxviii
energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri
manusia), penampakan akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau “feeling” afeksi
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan
kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku
manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi motivasi dalam
hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi
kemunculannya karena terangsang terdorong oleh adanya unsur lain,
dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal
kebutuhan.
Dengan ke tiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa
motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan
terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga
akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi,
untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong
karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. (Sardiman, 1994:74)
2. Ciri-Ciri Motivasi
Untuk melengkapi uraian mengenai makna tentang motivasi tersebut,
perlu dikemukakan adanya beberapa ciri motivasi, motivasi yang ada pada
xxxix
diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (Sardiman,
1994:83)
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus- menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapainya)
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang
dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi,
keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak
kriminal, amoral, dan sebagainya)
d. Lebih senang bekerja mandiri
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
3. Macam-Macam Motivasi
Macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Dengan demikian motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat
bervariasi. (Sardiman, 1994:86) meliputi:
xl
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
1) Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa
sejak lahir, jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari. sebagai contoh:
dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan untuk
bekerja, untuk beristirahat, dorongan seksual. Motif-motif ini
seringkali disebut motif-motif yang disyaratkan secara biologis,
relevan dengan ini maka Arden N. Frandsen memberi istilah jenis
motif Physiological drives
2) Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari. sebagai
contoh: dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam masyarakat.
Motif-motif ini seringkali disebut dengan motif-motif yang
diisyaratkan secara sosial. Sebab manusia hidup dalam lingkungan
sosial dengan sesama manusia yang lain, sehingga motivasi itu
terbentuk. Frandsen mengistillahkan dengan affiliative needs.
Sebab justru kemampuan berhubungan, kerja sama di dalam
masyarakat tercapailah suatu kepuasan diri. Sehingga manusia
perlu mengembangkan sifat-sifat ramah, kooperatif, membina
hubungan baik dengan sesama, apabila orang tua dan guru. Dalam
kegiatan belajar mengajar, hal ini dapat membantu dalam usaha
mencapai prestasi
xli
b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi: kebutuhan untuk minum,
makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk
beristirahat.
2) Motif-motif darurat yang termasuk dalam jenis motif ini antara
lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk
membalas, untuk berusaha, untuk memburu, jelasnya motivasi
jenis ini timbul karena rangsangan dari luar
3) Motif-motif objektif dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh
minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat
menghadapi dunia luar secara afektif.
c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi
menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah.
Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti misalnya: reflek, instink
otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah yaitu
kemauan.
Soal kemauan itu pada setiap diri manusia terbentuk melalui empat
momen:
xlii
1) Momen timbulnya alasan
Seseorang melakukan suatu kegiatan karena atas dasar
dorongan suatu alasan tertentu yang dapat menggugah seseorang
untuk melakukan kegiatan tersebut.
2) Momen pilih
Momen pilih maksudnya dalam keadaan pada waktu ada
alternatif-alternatif yang mengakibatkan persaingan di antara
alternatif atau alasan-alasan itu. Kemudian seseorang menimbang-
nimbang dari berbagai alternatif untuk kemudian menentukan
pilihan alternatif untuk kemudian menentukan pilihan alternatif
yang akan dikerjakan.
3) Momen putusan
Dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah barang tentu
akan berakhir dengan dipilihnya satu alternatif. Satu alternatif yang
dipilih inilah yang menjadi putusan untuk dikerjakan.
4) Momen terbentuknya kemauan
Jika seseorang sudah menetapkan satu putusan untuk
dikerjakan maka timbullah dorongan pada diri seseorang untuk
bertindak, melaksanakan putusan tersebut.
d. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik
1) Motivasi instrinsik
xliii
Yang dimaksud dengan motifasi instrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu.
Motivasi dari dalam timbul pada diri pekerja waktu dia
menjalankan tugas-tugas atau pekerjaan dan bersumber dari dalam
diri pekerja itu sendiri. Dengan demikian berarti juga bahwa
kesenangan pekerja muncul pada waktu dia bekerja dan dia sendiri
menyenangi pekerjaannya itu. Motivasi muncul dari dalam diri
individu, karena memang individu itu mempunyai kesadaran untuk
berbuat. Baginya berbuat adalah suatu kewajiban, laksana makan
sebagai kebutuhan. (Danim, 2012:18)
2) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi yang
muncul sebagai akibat adanya pengaruh yang ada di luar pekerjaan
dan dari luar diri pekerja itu sendiri. Motivasi dari luar biasanya
dikaitkan dengan imbalan. Kesehatan, kesempatan cuti, program
rekreasi perusahaan, dan lain-lain. Pada konteks ini manusia
organisasional ditempatkan sebagai subjek yang dapat didorong
oleh faktor luar. Manusia bekerja, karena semata-mata didorong
xliv
oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai dan dapat pula bersumber
dari faktor-faktor di luar subjek.
4. Fungsi Motivasi
Motivasi mempengaruhi adanya kegiatan oleh karena itu motivasi
bertalian dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga
fungsi motivasi. (Sardiman, 1994:85) antara lain:
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan
2) Menentukkan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.
5. Motivasi Mengajar Pesantren Kilat
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan (Sardiman, 1994:73)
Mengajar adalah penyampaian pengetahuan dan kebudayaan
kepada siswa yang tujuannya pun hanya berkisar sekitar pencapaian
xlv
penguasaan siswa atas sejumlah pengetahuan dan kebudayaan. ( Syah,
2003:181)
Pesantren kilat adalah salah satu inovasi yang digagas dalam
bidang spiritual. Kata pesantren menunjuk bahwa kegiatan ini mengadopsi
sistem pesantren dalam penyelenggaraan kegiataannya yang relative
sebentar. Lamanya berkisar antara 7 sampai 30 hari. (Mujahiddin,
2005:66)
Motivasi mengajar pesantren kilat adalah keinginan mengajar
pesantren kilat yang timbul karena adanya dorongan dari yang
bersangkutan sebagai hasil integrasi keseluruhan antara kebutuhan pribadi,
pengaruh lingkungan sosial dan pengaruh lingkungan non sosial, dimana
kekuatannya tergantung pada proses pengintegrasian tersebut.
6. Prinsip Interaksi Antara Pendidik Dengan Peserta Pesantren kilat
Kegiatan pesantren kilat merupakan kegiatan yang mengadopsi nilai-
nilai yang tumbuh dalam sistem pendidikan pesantren. Oleh karena itu,
pola interaksi antara pendidik dengan peserta diusahakan menginteraksi
kyai dengan santrinya.
Pelaksana kegiatan pesantren kilat dapat berasal dari siswa maupun
dewan guru. Akan tetapi, jika pelaksananya adalah dewan guru, maka
harus dihindari interaksi atasan-bawahan. Begitu pula dengan pemateri,
jika akan menggunakan pemateri dari luar maka waktu yang dialokasikan
xlvi
bukan hanya untuk menyampaikan materi tetapi juga untuk berinteraksi.
(Mujahidin, 2005:154). Berikut beberapa prinsipnya, antara lain:
a. Prinsip kebermaknaan
Prinsip ini mengacu kepada pentingnya memberikan materi
pembelajaran yang bermakna bagi murid/santri, baik bagi kepentingan
hidupnya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh
karena itu, pembelajaran di pesantren dalam konteks ini harus dapat
menghubungkan pelajaran yang diberikan dengan minat dan nilai-nilai
kehidupan anak serta menghubungkan pelajaran dengan kehidupan
masa depan anak
b. Prinsip prasyarat
Prinsip ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran akan
efektif apabila murid/santri memiliki prasyarat untuk melakukan
kegiatan tersebut. oleh karena itu seorang guru harus dapat
mengkaitkan kemampuan yang telah dimiliki oleh murid santri dengan
kemampuan yang diberikan dalam kegiatan pembelajaran
c. Prinsip memberi contoh
Prinsip ini atau dikenal juga dengan prinsip uswah
menghendaki agar seorang guru dapat memberikan contoh yang dapat
diamati dan ditiru oleh seorang murid/ santri dalam kegiatan
pembelajaran. Contoh tersebut harus memiliki ciri-ciri:
xlvii
1) Mengandung nilai yang tinggi di mata murid/santri
2) Diyakini akan memberikan keuntungan bagi murid/santri
3) Tidak bertentangan dengan nilai-nilai dan keyakinan
murid/santri
4) Dapat dipergunakan untuk memberikan pendidikan
keterampilan teknik atau sosial
d. Prinsip komunikasi terbuka
Prinsip ini menuntut agar seorang guru dapat mendorong
murid/santri untuk lebih banyak mempelajari berbagai bahan
pembelajaran sehingga pesan yang disampaikan oleh guru terbuka
bagi mereka. Prinsip ini juga bermakna bahwa guru dan murid/santri
memiliki keterbukaan terhadap berbagai informasi dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga mereka tidak terjebak kepada fanatisme yang
sempit. Prinsip komunikasi terbuka ini, tentunya hanya dapat dijumpai
dalam pesantren ribathi, khalafi dan jami‟i. sebab, pada pesantren
salafi, otoritas kyai sangat dominan sehingga santri tidak memiliki
ruang yang cukup untuk dapat berkomunikasi langsung dengan
kyainya.
e. Prinsip kebaruan/kekinian
Seorang guru dituntut agar dapat menyampaikan materi yang
dianggap relative baru oleh murid/santri. Hal ini disebabkan minat dan
perhatian murid/santri akan lebih tertarik untuk mempelajari hal-hal
xlviii
yang baru. Pengertian baru dalam konteks ini tidak menunjuk kepada
dzat materi tersebut yang benar-benar baru, sebab materi yang
dipelajari di pesantren bukan hal yang baru tetapi warisan dai generasi
sebelumnya. Akan tetapi, pengertian baru ini disini adalah baru
menurut para santri karena sebelumya mereka tidak mengetahui.
Dengan perkataan lain, prinsip kebaruan adalah penyampaian materi
yang tidak/ belum diketahui oleh santri
f. Prinsip praktik aktif
Kegiatan pembelajaran yang mengikutsertakan murid/santri
dalam praktik pembelajaran akan lebih efektif dari pada hanya
menyampaikan materi atau demontrasi dihadapan mereka. Oleh karena
itu seorang guru dituntut untuk mengikutsetakan mereka dalam
berbagai praktik pembelajaran.
g. Prinsip praktik terbuka
Praktik yang mengikutsertakan murid/santri dalam kegiatan
pembelajaran akan lebih efektif jika disajikan dalam frekuensi dan
urutan waktu yang jelas. Murid/santri dapat mengetahui kemampuan
yang dituntut untuk dimiliki oleh mereka. Hal ini berkaitan dengan
kesiapan mereka dalam menerima materi pembelajaran
h. Prinsip mengurangi petunjuk
Murid/santri akan lebih baik dalam belajarnya apabila peranan
pemberi petunjuk bagi seorang guru semakin dikurangi. Oleh karena
xlix
itu, guru hendaknya lebih berorientasi kepada peranan sebagai
fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Prinsip ini tentunya berlaku
dalam pesantren yang memiliki pola komunikasi dua arah antara guru
dengan murid. Pada banyak pesantren, pola komunikasi yang ada
cenderung satu arah sehingga akan kesulitan menerapkan prinsip ini
i. Prinsip kondisi dan konsekuensi-konsekuensi yang menggembirakan
Kegiatan pembelajaran di pesantren, hendaknya memiliki
kondisi dan konsekuensi-konsekuensi yang menggembirakan. Sebab,
kondisi dan konsekuensi tersebut dapat menjadi motivasi ekstrinsik
yang akan mendorong murid/santri untuk giat dalam belajar. Kondisi
dan konsekuensi yang dimaksud tidak hanya bersifat material, tetapi
juga immaterial, seperti penghargaan dan pujian bagi murid/santri
yang berprestasi
Adapun untuk meningkatkan efektivitas pesantren kilat, langkah
konkrit yang hendaknya dilakukan oleh seorang pemateri adalah:
a. Pemateri dalam pesantren kilat memiliki tugas untuk memotivasi
peserta pesantren kilat dalam memilih bahan dan sumber belajar
yang cocok dalam kegiatan belajar dan untuk melakukan
pemecahan masalah melalui cara belajar secara demokratis.
b. Peranan pemateri adalah untuk memberi dorongan dan bantuan
sehingga peserta pesantren kilat mampu merencanakan
pengalaman yang akan ditempuhnya melalui kegiatan belajar
l
c. Pemateri hendaknya mengembangkan semangat kerjasama,
hubungan akrab dan saling menyenangi antar peserta pesantren
kilat
d. Kewibawaan pemateri sangat menentukan keberhasilan kegiatan
pesantren kilat
e. Pemateri berperan untuk membantu peserta pesantren kilat
sehingga dapat mengembangkan potensi dirinya dalam kehidupan
nyata
f. Pemateri hendaknya mampu memberikan materi pembelajaran
yang bermakna bagi peserta pesantren kilat, baik bagi kepentingan
hidupnya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat
g. Pemateri hendaknya mampu mengkaitkan kemampuan yang telah
dimiliki oleh peserta pesantren kilat dengan kemampuan yang
diberikan dalam kegiatan pembelajaran
h. Pemateri hendaknya dapat mengembangkan sikap komunikasi
terbuka dengan peserta pesantren kilat
B. Sikap Sosial
1. Definisi Sikap Sosial
Sikap adalah tendensi untuk bereaksi dalam cara suka atau tidak suka
terhadap suatu obyek. Sikap merupakan emosi atau afek yang diarahkan
oleh seseorang kepada orang lain, benda atau peristiwa sebagai objek
sasaran sikap. Sikap melibatkan kecenderungan respons yang bersifat
li
preferensial, dalam konteks itu, seseorang memiliki kecenderungan untuk
puas atau tidak puas, positif atau negatif, suka atau tidak suka terhadap
suatu objek sikap.(Hanurawan, 2012:64)
Sosial adalah proses belajar warga masyarakat suatu kelompok
kebudayaan tentang nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat itu.
Melalui proses sosialisasi, kelangsungan hidup suatu kelompok
masyarakat budaya dapat terjamin. Dilihat dari wacana psikologi sosial,
sosialisasi adalah proses yang memungkinkan individu mengembangkan
cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku yang berguna bagi penyesuaian
sosial efektif dalam hidup bermasyarakat. Sosialisasi adalah proses yang
berjalan sepanjang hidup sosial manusia itu sendiri, mulai masa anak
sampai masa lanjut usia (Hanurawan, 2012:54)
Jadi sikap sosial adalah kesadaran individu yang menentukan
perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial.
(Ahmadi, 1999:163)
2. Aspek Sikap Sosial
Tiap-tiap sikap mempunyai tiga aspek (Ahmadi, 1999:162) meliputi:
a. Aspek kognitif : yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal
fikiran, ini berwujud pengolahan, pengalaman dan keyakinan serta
harapan-harapan individu tentang objek atau kelompok objek tertentu
lii
b. Aspek afektif: berwujud proses yang menyangkut perasaan-perasaan
tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati dan sebagainya yang
ditunjukkan kepada objek-objek tertentu
c. Aspek konatif: berwujud proses tendensi/kecenderungan untuk berbuat
sesuatu objek, misalnya: kecenderungan memberi pertolongan,
menjauhkan diri dan lain sebagainya.
3. Ciri-Ciri Sikap Sosial
Ciri-ciri dari pada sikap ada bermacam-macam, (Gerungan, 1981:153)
antara lain:
a. Sikap seseorang tidak dibawa sejak lahir, tetapi harus dipelajari selama
perkembangan hidupnya. Karena itulah sikap selalu berubah-ubah.
Dan dapat dipelajari atau sebaliknya, bahwa sikap itu dapat dipelajari
apabila ada syarat-syarat tertentu yang mempermudah berubahnya
sikap pada orang itu. Berbeda dengan insting/ naluri manusia yang
dibawanya sejak lahir ia bersifat tetap dan mempunyai sifat motif-
motif biogenetis seperti: rasa lapar, haus, dan lain sebagainya.
b. Sikap itu tidak semata-mata berdiri sendiri, tetapi senantiasa
mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain,
sikap terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa berkaitan dengan
suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas
c. Sikap pada umumnya mempunyai segi-segi motivasi dan emosi,
sedangkan pada kecakapan dan pengetahuan hal ini tidak ada.
liii
4. Macam-Macam Sikap Sosial
Macam-macam sikap sosial (Riyati, 2012:28) antara lain:
a. Sikap terhadap teman
Dalam bergaul dan berinteraksi antar sesama teman di
lingkungan sekolah hendaknya diperlukan sebuah sikap sosial untuk
menjaga hubungan pertemanan agar selalu berjalan baik, sikap sosial
tersebut antara lain sebagai berikut:
1) Bersikap ramah
Adab atau sopan santun terhadap sesama umat manusia
merupakan ajaran Islam, yang telah diajarkan Nabi
Muhammad SAW terhadap umat Islam dengan bersikap
ramah, sopan santun, serta lemah lembut terhadap teman
adalah seperti apapun yang dilakukan nabi, sehingga Nabi
mendapat julukan uswatun hasanah, karena beliau adalah orang
yang paling berakhlak mulia. Sebagaimana firman Allah dalam
surat Al-Qolam ayat 4:
Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti
yang agung”
2) Pemaaf
liv
Pemberi adalah sesuatu perbuatan yang terpuji. Apalagi
memberi maaf kepada teman yang telah berbuat salah. Dalam
memberi maaf, semua luka dan penderitaan dikorbankan dalam
arti dilepaskan.
Dengan sikap pemaaf, maka akan terjadi hubungan
yang harmonis terhadap teman, sehingga dalam berteman akan
mempunyai banyak teman.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Araf ayat 19:
Artinya: “jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang
mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-
orang yang bodoh.”
3) Suka menolong teman
Tidak selamanya orang hidup berada dalam kecukupan
dan kelebihan. Suatu saat, ia pasti mengalami kekurangan yang
membutuhkan uluran tangan orang lain. Pada saat inilah peran
teman sangat dibutuhkan. Bisa saja ia butuh bantuan materi
seperti uang, barang dan yang lainnya atau bantuan nonmateri
seperti gagasan, dukungan doa dan yang lainnya. Akhlak islam
lv
juga mengajarkan bahwa orang yang berbeda dalam kesusahan
harus dibantu dengan semampunya.
Menolong sesama muslim yang sangat membutuhkan
pertolongan, hal ini ditandaskan secara langsung oleh
Rosulullah saw dalam hadist berikut,
انصر أخاك ظالما أو مظلوما ، فقال رجل يا رسول اهلل أنصره إذا زه أو كان مظلوما أفرأيت إذا كان ظاملا كيف أنصره ؟ قال : تج
تن عو من الظلم فإن ذلك نصره
Artinya: “tolonglah saudaramu, ketika ia berlaku zalim atau
dizalimi”. Kemudian Rasullullah SAW ditanya tentang cara
menolong orang yang zalim. Beliau bersabda, “engkau
melarangnya berbuat zalim dan mencegahnya. Itulah
pertolonganmu terhadapnya”. (HR Al Bukhari dan Muslim)
Begitu pula Allah telah memerintahkan umat manusia
untuk tolong-menolong sebagaimana firman Allah dalam surat
Al-Maidah ayat 2:
lvi
Artinya: “ dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan
kewajiban dan takwa dan jangan tolong menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran”
Dengan memiliki sikap tolong-menolong dengan
teman, maka sesuai dengan pepatah yang mengatakan bahwa
“apa yang telah tanam, maka suatu saat kita pasti akan
menuainya” artinya jika kita menolong seseorang dan suatu
saat, ketika kita mengalami kesulitan maka pertolongan akan
datang untuk kita.
b. Sikap terhadap guru
Ada beberapa etika atau sopan santun dalam bergaul dengan guru
antara lain sebagai berikut:
1) Menghormati dan memuliakan guru
Menghormati dan memuliakan guru merupakan
kewajiban seorang murid, karena dia adalah orang yang paling
berjasa dalam membimbing, mendidik, dan mengajarkan
segala ilmu pengetahuan, yang semula anak tidak tahu menjadi
tahu tentang segala sesuatu. Menghormati dan memuliakan
guru tidak hanya dengan perkataan saja, tetapi juga dengan
tindakan dan sikap yang baik.
Dengan sikap atau perkataan yang baik, sebagaimana
Allah telah mengangkat derajad guru (orang yang berilmu
lvii
beberapa derajad). Firman Allah dalam surat Al-Mujadalah
ayat 11:
Artinya: “ Dan apabila dikatakan: berdirilah kamu, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajad”.
2) Tawadhu terhadap guru
Guru adalah orang yang wajib digugu (dipatuhi) dan
ditiru (diteladani). Jadi guru sebagai panutan atau suri tauladan
yang utama. Sehingga ada pepatah Arab mengatakan bahwa:
“Al Ulama‟ Warosatul Anbiya”. Seorang guru dapat
dikatagorikan kelompok utama sehingga mereka mewarisi apa
yang telah diajarkan oleh Nabi sehingga tawadhu atau taat
terhadap guru dapat diidentikkan tawadhu dan taat kepada
Rosul.
Maka tawadhu atau taat terhadap guru sama dengan
tawadhu dan taat kepada Rosul. Dan dengan taat kepadanya
akan mendapatkan kemenangan yang besar, serta kebahagiaan
yang sebenar-benarnya.
c. Sikap terhadap karyawan
lviii
Adapun sikap-sikap yang harus dimiliki oleh siswa dalam
berinteraksi dengan karyawan agar tetap terjalin dengan baik, antara
lain sebagai berikut:
1) Persaudaraan
Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang
lemah, sehingga tidak mungkin hidup seorang diri. Setiap orang
membutuhkan bantuan dan pertolongan orang lain. Manusia sering
disebut sebagai makhluk sosial, artinya manusia itu harus bersama-
sama dengan orang lain. Oleh karenanya secara kodrati manusia
dalam kehidupannya harus bersaudara dan membentuk persatuan.
Islam memiliki konsep persaudaraan antara sesama manusia
dalam kehidupan yang beraneka ragam, maka agar dapat
berkomunikasi dengan baik perlu adanya saling memahami dan
menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan. Seorang siswa juga
harus menjalin hubungan yang baik dengan karyawan. Dalam
hubungan dengan sesama manusia, orang islam harus selalu
menunjukkan kebaikan dan keramahan
2) Persamaan
Pada hakekatnya manusia adalah berasal dari satu keturunan
yang sama, dan dilahirkan dalam keadaan yang sama. Maka dari
itu tidak ada perbedaan antara seorang dengan orang lainnya,
walaupun berbeda suku bangsa, warna kulit, bahasa, dan adat
lix
istiadat, yang membedakan disini adalah nilai ketakwaannya.
Dengan demikian, seorang siswa dengan karyawan tidak ada
perbedaan, bahwa semuanya sama. Disini pangkat dan derajad
tidak merupakan suatu hal yang akan menjadi perbedaan di antara
mereka dalam bergaul di lingkungan sekolah
3) Tidak Berbohong
Perbuatan dusta merupakan perbuatan yang sering kita anggap
sebagai perbuatan yang membawa nikmat. Karena dengan berdusta
kita merasa akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak,
merasa lebih bangga, merasa gengsinya terangkat, merasa bisa
tampil beda dalam pergaulan dan seterusnya. Sehingga kadang-
kadang kita sendiri merasa bangga kalau bisa berbuat dusta dan
mencemooh orang lain yang tidak berbuat dusta
Seorang siswa harus memiliki sifat yang baik terhadap sesama
Tidak berbuat berbohong terhadap para karyawan baik dalam
berinteraksi secara lisan maupun tindakan di sekolah karena satu
kali seseorang berbuat dusta dan hasilnya ternyata amat
memuaskan maka dengan ringan akan mengulangi yang kedua
kalinya.
4) Jujur
Orang yang jujur adalah orang yang berkata, berpenampilan,
dan bertindak apa adanya, tanpa dibuat-buat. Kejujuran adalah
lx
sikap yang jauh dari kepalsuan dan kepura-puraan. Kejujuran
berarti sikap ksatria. Sebuah sikap yang dibangun oleh kematangan
jiwa dan kejernihan hati. Ia juga lahir hanya dari nurani terdalam
yang hendak mengekpresikan apa yang sesungguhnya harus
diperlihatkan
Seorang siswa harus berperilaku jujur dengan sesama salah
satunya dengan karyawan dilingkungan sekolah, karena kejujuran
adalah akhlak yang mulia. Allah Swt menyuruh kita untuk
senantiasa bersama dengan orang-orang yang jujur, jika pun belum
menjadi pelakunya. Firman llah Swt dalm surat At-Taubah ayat
119:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada
Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”.
Jadi hidup di masyarakat sekolah baik sesama teman, kepada
guru, maupun terhadap karyawan, seorang siswa hendaklah
memperhatikan etika atau adab dalam bergaul yang telah diatur
lxi
oleh agama islam. Sehingga akan terwujudlah rasa sosial yang baik
dan sehat antara yang satu dengan yang lainnya.
5. Fungsi Sikap Sosial
Fungsi (tugas) sikap dapat dibagi menjadi empat golongan (Ahmadi,
1999:179) yaitu:
a. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri.
Bahwa sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable
artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi
milik bersama. Justru karena itu sesuatu golongan yang mendasarkan
atas kepentingan bersama dan pengalaman bersama biasanya ditandai
oleh sikap anggotanya yang sama terhadap sesuatu obyek. Sehingga
dengan demikian sikap bisa menjadi rantai penghubung antara orang
dengan kelompoknya atau dengan anggota kelompoknya yang lain.
Oleh karena itu anggota-anggota kelompok yang mengambil sikap
sama terhadap obyek tertentu dapat meramalkan tingkah laku terhadap
anggota-anggota lainnya.
b. Sikap berfungsi sebagai alat mengatur tingkah laku
Tingkah laku anak kecil dan binatang pada umumnya
merupakan aksi-aksi yang spontan terhadap sekitarnya. Antara
perangsang dan reaksi tak ada pertimbangan. Tetapi pada anak dewasa
dan yang sudah lanjut usianya perangsang itu pada umumya tidak
diberi reaksi secara spontan, akan tetapi terdapat adanya proses secara
lxii
sadar untuk menilai perangsang-perangsang itu. Jadi antara
perangsang dan reaksi terdapat sesuatu yang disisipkannya yaitu
sesuatu yang berwujud pertimbangan-pertimbangan/ penilaian-
penilaian terhadap perangsang tadi. Dan penilaian-penilaian terhadap
perangsang itu sebenarnya bukan hal yang berdiri sendiri, tetapi
merupakan sesuatu yang erat hubungan dengan cita-cita orang, tujuan
hidup orang peraturan-peraturan kesusilaan yang ada dalam
masyarakat, keinginan-keinginan pada orang itu dan lain sebagainya.
c. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman
Dalam hal ini perlu dikemukakan bahwa manusia di dalam
menerima pengalaman pengalaman dari dunia luar sikapnya tidak
pasif, tetapi diterima secara aktif, artinya semua pengalaman yang
berasal dari dunia luar itu tidak semuanya dilayani oleh manusia,
tetapi manusia memilih mana-mana yang perlu dan mana yang tidak
perlu dilayani. Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian, lalu dipilih.
Tentu saja pemilihan itu ditentukan atas tinjauan apakah pengalaman-
pengalaman itu mempunyai arti baginya atau tidak. Jadi manusia
setiap saat mengadakan pilihan-pilihan, dan semua perangsang tidak
semuanya dapat dilayani. Sebab kalau tidak demikian akan
mengganggu jiwa manusia. Tanpa pengalaman tak ada keputusan, dan
tak dapat melakukan perbuatan. Itulah sebabnya maka apabila manusia
lxiii
tidak dapat memilih ketentuan-ketentuan dengan pasti akan terjadilah
kekacauan.
d. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian
Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang. Ini disebabkan
karena sikap tidak pernah terpisahkan dari pribadi yang
mendukungnya. Oleh karena itu dengan melihat sikap-sikap pada
objek-objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi
orang tersebut. Jadi sikap sebagai pernyataan pribadi. Apabila kita
akan mengubah sikap seseorang, kita harus mengetahui keadaan yang
sesungguhnya dari pada sikap orang tersebut dan dengan mengetahui
keadaan sikap itu kita akan bisa mengetahui pula mungkin tidaknya
sikap tersebut diubah dan bagaimana cara mengubahnya sikap-sikap
tersebut.
6. Pembentukan dan Perubahan Sikap Sosial
Sikap timbul karena ada stimulus, terbentuknya suatu sikap itu
banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan
kebudayaan. Misalnya: keluarga, norma, golongan agama, dan adat
istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besar dalam
membentuk sikap putra-putrinya. Sebab keluargalah sebagai kelompok
primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan. Sikap
seseorang tidak selamanya tetap, ini bukan berarti orang tidak
bersikap. Ia dapat berkembang manakala mendapat pengaruh, baik
lxiv
dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif dan mengesankan.
Antara perbuatan dan sikap ada hubungan yang timbal balik. Tetapi
sikap tidak selalu menjelma dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku.
Orang kadang-kadang menampakkan diri dalam keadaan “diam” saja.
(Ahmadi, 1999:170)
Sikap tumbuh dan berkembang dalam basis sosial yang
tertentu, misalnya: ekonomi, politik, agama dan sebagainya. Di dalam
perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma-
norma atau group. Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara
individu yang satu dengan yang lain karena perbedaan pengaruh atau
lingkungan yang diterima. Sikap tidak akan terbentuk tanpa interaksi
manusia, terhadap objek tertentu atau suatu objek (Ahmadi, 1999:171)
Masih menurut Ahmadi (1999:171-172) bahwa faktor-faktor
yang menyebabkan perubahan sikap ada dua yaitu:
a. Faktor intern: yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu
sendiri. Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang
untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang
dari luar
b. Faktor ekstern: yaitu faktor yang terdapat di luar pribadi manusia.
Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok
Dalam hal ini Sherif (dalam Ahmadi, 1999:171)
mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah atau dibentuk apabila:
lxv
1) Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia
2) Adanya komunikasi (yaitu hubungan langsung) dan satu pihak
Faktor inipun masih tergantung pula adanya:
a) Sumber penerangan itu memperoleh kepercayaan orang
banyak atau tidak
b) Ragu-ragu atau tidaknya menghadapi fakta dan isi sikap
baru itu
Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan
sendirinya. Sikap terbentuk dalam hubungannya dengan suatu objek,
orang, kelompok, lembaga, nilai, melalui hubungan antar individu,
hubungan didalam kelompok, komunikasi surat kabar, buku, poster,
radio, televisi, dan sebagainya. Terdapat banyak kemungkinan yang
mempengaruhi timbulnya sikap. Lingkungan yang terdekat dengan
kehidupan sehari-hari banyak memiliki peranan. Keluarga yang terdiri
dari orang tua, saudara-saudara di rumah memiliki peranan yang
penting.
C. Hubungan Antara Motivasi Mengajar Pesantren kilat Dengan Sikap
Sosial
Manusia pada umumnya melakukan pekerjaan atau aktivitas
digerakkan oleh adanya suatu faktor-faktor kebutuhan tertentu antara lain
kebutuhan biologis, instink, unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya
pengaruh perkembangan budaya manusia. Sebenarnya semua faktor-faktor
lxvi
tersebut tidak dapat dipisahkan dari soal kebutuhan, kebutuhan dalam arti
luas, baik kebutuhan yang bersifat biologis maupun psikologis. (Sardiman,
1994:78)
Dengan demikian dapatlah ditegaskan bahwa motivasi, akan selalu
berkaitan dengan soal kebutuhan. Sebab seseorang akan terdorong melakukan
sesuatu bila merasa ada suatu kebutuhan. Kebutuhan ini timbul karena adanya
keadaan yang tidak seimbang, tidak serasi atau rasa ketegangan yang
menuntut suatu kepuasan. Keadaan tidak seimbang atau adanya rasa tidak
puas itu diperlukan motivasi yang tepat. Kalau kebutuhan itu telah terpenuhi,
telah terpuaskan, maka aktivitas itu akan berkurang dan sesuai dengan
dinamika kehidupan manusia, maka akan timbul tuntutan kebutuhan yang
baru. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan manusia bersifat dinamis,
berubah-ubah sesuai dengan sifat kehidupan manusia itu sendiri.
Motivasi mengajar pesantren kilat merupakan kebutuhan dari seorang
mahasiswa untuk mengaktualisasikan diri pada kemampuan yang telah
dimilikinya. Seorang mahasiswa mengembangkan bakat atau potensinya
dalam bidang pengetahuan yang tersalurkan dalam mengajar pesantren kilat.
Timbulnya pelaksanaan mengajar pesantren kilat karena seorang mahasiswa
merasa mempunyai potensi untuk mengajar maka mahasiswa tersebut
tergugah untuk mengajar pesantren kilat.
Kebutuhan pengaktualisasian diri akan terpenuhi jika kebutuhan sosial
pada diri mahasiswa tersebut besar dalam dirinya. Kebutuhan sosial adalah
lxvii
kebutuhan akan saling berinteraksi antara manusia yang satu dengan manusia
lainnya dalam kehidupan bermasyarakat.
Karena pada dasarnya manusia dikatakan sebagai makhluk sosial
karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan
(interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai
manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia yang lain. Ada
kebutuhan sosial (social need) untuk hidup berkelompok dengan orang lain
yang seringkali didasari oleh kesamaan ciri atau kepentingan masing-masing.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berinteraksi baik dengan
sesamanya manusia atau dengan lingkungan. Interaksi yang terjadi pada
dasarnya ada dorongan dari dalam diri manusia itu sendiri. Dengan proses
interaksi yang terjadi manusia dapat belajar untuk mengembangkan
kemampuannya yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidupnya. Hal ini
menandakan bahwa kemampuan (potensi) yang ada dalam diri manusia itu
dapat berkembang bila ia hidup dan belajar di tengah-tengah manusia yang
lain.
Mahasiswa pengajar pesantren kilat tentunya akan menjalin interaksi
kepada peserta didik dan kepada para pengajar lainnya. interaksi tersebut akan
terus berlangsung pada pelaksanaan pesantren kilat yang saling berkaitan satu
sama lain. Di dalam mengajar pesantren kilat tentunya akan terbentuk
kerjasama antara pengajar yang yang satu dengan pengajar yang lainnya dan
dari kerjasama antar pengajar timbulah sikap sosial dari masing-masing para
lxviii
pengajar pesantren kilat tersebut. Sikap sosial yang ditimbulkan oleh
mahasiswa pengajar adalah sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan,
merima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang
berlaku di mana para pengajar mahasiswa tersebut berada pada pelaksanaan
pesantren kilat contoh dari sikap sosial antara lain: saling membantu antar
sesama, menghargai pendapat orang lain, sopan santun dalam bertutur kata,
selalu berprasangka baik terhadap teman, selalu menghormati yang lebih tua
dan menyayangi antar sesama dan lain-lain.
lxix
BAB III
LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Fathir Ar
Rasyid IAIN Salatiga.
Lembaga dakwah kampus atau yang sering disingkat dengan
LDK adalah sebuah lembaga (dari salah satu UKM) yang berada di IAIN
salatiga. LDK mempunyai tiga makna yakni lembaga, dakwah, dan
kampus. Lembaga adalah bentuk representatif dari sebuah kelompok yang
bergerak bersama untuk sebuah tujuan. Dakwah adalah aktifitas yang
dilakukan dan kampus adalah sasaran atau dari aktifitas yang dilakukan.
Lembaga dakwah kampus (LDK) Fathir Ar Rasyid IAIN Salatiga
merupakan aktualisasi para aktivis dakwah kampus yang mempunyai
komitmen untuk mewujudkan kehidupan kampus yang islami. Dengan
menginternalisasikan nilai-nilai keislaman di lingkungan kampus dan
masyarakat secara umum dengan dimensi-dimensi dakwah. Dimensi-
dimensi itu yakni: dakwiy (syiar dan kaderisasi), khidamy (pelayanan),
faniy (keprofesian), dan sya‟bi (kemasyarakatan). Dengan LDK ini, para
aktivis dakwah mencoba mensinergikan setiap dimensi ini dan mengemas
dengan strategi serta merencanakan pengembangan keempat dimensi
Lembaga Dakwah Kampus tersebut dalam mewujudkan tegaknya kalimat
lxx
Allah di dalam kampus. Senantiasa berusaha menebarkan syiar Islam
untuk membangun kausalitas pribadi dan umat yang robbaniyah. Secara
kelembagaan LDK Fathir Ar Rasyid berada di bawah koordinasi wakil
dekan III bidang kemahasiswaan dan kepala Unit Bidang Pembinaan
Kemahasiswaan.
Keberadaan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) dalam konteks
dakwah kampus, memegang peranan yang sangat penting. Meskipun LDK
bukan merupakan sayap dakwah satu-satunya di kampus, namun LDK
merupakan dapur sekaligus laboratorium dakwah utama di kampus. Dari
LDK-lah strategi dakwah disusun dan dikembangkan sehingga akhirnya
dakwah dapat melebarkan sayapnya ke sektor-sektor lain yang ada di
kampus
Latar belakang terbentuknya Lembaga Dakwah kampus (LDK)
Fathir Ar Rasyid Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga tidak
terlepas dari peranan mahasiswa yang kritis terhadap kondisi masyarakat
yang semakin jauh dari nilai-nilai Islam. Sehingga mereka bergabung
dalam korps Dakwah Kampus (KDK) untuk memberikan kostribusi dalam
perbaikan (islah) terhadap dari dan masyarakat, terutama masyarakat
kampus.
Dakwah kampus adalah implementasi dakwah ila Allah dalam
lingkungan perguruan tinggi. Dimaksudkan untuk menyeru civitas
akademika ke jalam Islam dengan memanfaatkan berbagai sarana formal
lxxi
yang ada di dalam kampus. Dakwah kampus bergerak di lingkungan
masyarakat ilmiah yang mengedepankan intelektualitas dan
profesionalitas.
Oleh karena itu pada tanggal 28 April 2002 terbentuklah LDM
(Lembaga Dakwah Mahasiswa), melalui Musyawarah Akbar (Musyak) I.
Satu tahun kemudian tepatnya pada tanggal 31 Mei 2003 berdasarkan
Musyawarah Akbar (Musyak) II LDM, maka ditetapkan dengan
perubahan menjadi Lembaga Dakwah Kampus (LDK) STAIN Salatiga
dengan nama “Darul Amal”. Setelah berubah bentuk menjadi IAIN, maka
pada tanggal 16 Maret 2015 LDK berubah nama menjadi Lembaga
Dakwah Kampus (LDK) Fathir Ar Rasyid IAIN Salatiga. Dalam
melaksanakan roda organisasi, LDK menjadikan Al-Qur‟an dan hadis
yang shahih sebagai pedoman. Adapun dasar pemikiran yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Artinya: “dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”
lxxii
Artinya: “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah, dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.(Q.S An-Nahl:125)
2. Visi dan Misi LDK Fathir ar Rasyid IAIN Salatiga
a. Visi
Sebagai wadah positif bagi mahasiswa IAIN Salatiga untuk
melahirkan kader-kader yang robbaniyah, ilmiyah dan professional
b. Misi
1) Menghimpun, membina, memberdayakan dan mengarahkan
mahasiswa guna meningkatkan kualitas ruhiyah, jasadiyah, dan
peranannya di kampus IAIN Salatiga serta masyarakat luas
2) Menyebarkan nilai-nilai islam dalam mewujudkan kampus yang
Islami.
3. Fungsi LDK Fathir Ar Rasyid IAIN Salatiga
a. Fungsi lembaga
1) Fungsi Institusi Pendidikan Islam antara lain:
a) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
lxxiii
b) Mengembangkan amaliyah yang dilandasi akhlaqul karimah
2) Fungsi Institusi Keilmuan antara lain:
a) Mengembangkan keilmuan yang mengacu pada kemaslahatan
umat
b) Mempersiapkan kemampuan dakwah yang professional dan
penuh pengabdian yang dilandasi akhlaqul karimah
3) Fungsi pengabdian kepada masyarakat adalah melaksanakan
internalisasi nilai-nilai Islam kepada masyarakat
b. Fungsi operasional
1) Fungsi pergerakan merupakan fungsi LDK Fathir Ar Rasyid IAIN
Salatiga dalam mengaplikasikan dakwah sebagai sebuah
perjuangan menginternalisasi nilai-nilai islam dalam masyarakat.
2) Fungsi pengkaderan merupakan fungsi LDK Fathir Ar Rasyid
IAIN Salatiga dalam mencetak kader dakwah untuk mengemban
kepengurusan LDK yang meliputi perekrutan, pembinaan,
penjagaan, dan pemberdayaan kualitas dan potensi anggota
3) Fungsi pembinaan merupakan fungsi LDK Fathir Ar Rasyid IAIN
Salatiga dalam meningkatkan sumber daya insani meliputi aspek
ruh, akal, dan jasad
4) Fungsi pengkajian merupakan fungsi LDK Fathir Ar Rasyid IAIN
Salatiga dalam memaknai hikmah, melakukan pembelajaran dan
lxxiv
mengambil sikap terhadap fenomena dalam masyarakat serta
keterkaitannya dengan arah gerak LDK Fathir Ar Rasyid IAIN
Salatiga
5) Fungsi pelayanan merupakan fungsi LDK Fathir Ar Rasyid IAIN
Salatiga untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam
penerjemahan islam sebagai rahmatan lil‟alamin.
6) Fungsi pendampingan fungsi LDK Fathir Ar Rasyid IAIN Salatiga
untuk memberikan pendampingan kepada mahasiswa IAIN
Salatiga dalam mengamalkan ajaran islam
4. Program Kerja LDK Fathir Ar Rasyid
Secara garis besar arah dan program kerja LDK Fathir Ar Rasyid
IAIN Salatiga adalah di bidang dakwah yang kemudian diaplikasikan serta
direalisasikan sesuai dengan bidang-bidang yang ada, yakni diantaranya:
a. Bidang Kaderisasi
Bidang ini mempunyai tugas yang tidak mudah, melaksanakan
disiplin alur kaderisasi dengan merekrut, mendata, menjaga, membina,
memetakan, dan mengarahkan kader. Meningkatkan kemampuan dan
soliditas anggota agar memiliki keterikatan dengan nilai-nilai
keislaman dan mengkaryakan kader agar terlibat aktif dalam amal
islami sesuai dengan tujuan organisasi. Secara riil program kerja dari
bidang kaderisasi diantaranya:
1) Syuro Rutin
lxxv
2) Pra Ibtida
3) Ibtida
4) Miska (Majlis Kader)
5) SIE (Small Islamic Environment)
6) Tekad 1 (Training Kader) 1
7) Tekad 2 (Training Kader ) 2
8) Ma‟had Murobbi
9) Pelatihan Individu
10) Penyempurnaan Perangkat Kaderisasi
11) Data Base (Pendataan Kader)
b. Bidang Syi’ar
Proses syiar dalam LDK adalah sangat penting, karena
memang tugas pokok LDK adalah syiar. Point penting bidang ini
adalah menyebarkan nilai-nilai keislaman dilingkungan kampus IAIN
Salatiga serta masyarakat umum dan juga menginternalisasikan nilai-
nilai tersebut. Mampu menjadikan LDK sebagai pemimpin di kampus
sehingga tercipta citra positif bagi LDK. Program kerja diantaranya
adalah:
1) Syuro Rutin
2) Bulletin Iltizam
3) Amazing Card
4) Kismis (Kajian Intensif Mahasiswa)
lxxvi
5) Madu (Majalah Dinding Umat)
6) SMS embun pagi
7) Isu Kontemporer
8) Toursilat (Silaturrahim)
9) SBJ (sesorah bahasa jawa)
10) Gardika (Unggulan)
11) LDK binaan
12) Pemberdayaan mushola kampus 2
c. Bidang Nisa’
Bidang ini berkontribusi dalam membina dan meningkatkan
mutu kemuslimahan sehingga terwujudlah muslimah sejati yang
berkarakter dan berkepribadian islami. Diantara langkah-langkah yang
dirumuskan untuk mewujudkan tujuan itu adalah melalui program
kerja sebagai berikut:
1) Syuro rutin
2) Asih (Akhwat Silaturrahim)
3) Musi (Muslimah Rekreasi)
4) Gamis (Seragam Nisa)
5) Karimah (Kajian Rutin Muslimah)
6) DMS 1 (Dauroh Maratus Shalihah) 1
7) DMS 2 (Dauroh maratus Shalihah) 2
8) Muslimah Ekspo
lxxvii
9) Nisa Khotimul Qur‟an
d. Bidang Humas
Bidang ini mendistribusi surat-surat, undangan-undangan,
bekerjasama dengan seluruh pihak baik eksternal maupun internal
kampus. Program kerja bidang humas diantaranya:
1) Syuro Rutin
2) Sosialisasi hasil pendelegasian
3) Kotak aspirasi
4) Cell center
5) Pendataan CP
6) Bakti sosial
7) Distributor surat
8) Pelatihan jaringan komunikasi
9) Asosiasi lembaga eksternal
5. Sruktur Organisasi LDK Fathir Ar Rasyid IAIN Salatiga
Susunan kepengurusan LDK “Fathir Ar Rasyid” Institut Agama Islam
Negeri ( IAIN) Salatiga Masa Bakti 2015:
a. Ketua Umum : Faiz Mubarok ( 113-11-139 )
b. Sekretaris Umum : 1) Taufiqurrahman ( 111-12-002 )
2) Kummilaila Kamilah ( 111-12-069 )
c. Kestari Umum : 1) Fatih Mas‟udah ( 116-13-015 )
lxxviii
2) Isti Wulan Khosidah ( 113-13-147 )
d. Bendahara Umum : 1) Lu‟luatul Qulubiyyah ( 111-13-053 )
2) Umi Inayah ( 111-13-054 )
e. Biro Danus : 1) Fahmi Aliafi ( 111-13-086 )
2) Ika Yuliasstuti ( 113-13-011 )
f. Bidang Kaderisasi :
1) Kabid : M. Sarifudin (215-13-001 )
2) Sekbid : Nurina Elfa Putri (113-13-016 )
3) Benbid : Nur Fitria Primastuti (211-13-044 )
4) Staff : a) M. Mahfudin (214-13-008 )
b) Annisa Septiana (111-13-061 )
c) Lala Halimah (111-13-235 )
g. Bidang Humas
1) Kabid : Muhammad Hendro (112-13-009 )
2) Sekbid : Yasin Kurniawan (112-13-025 )
3) Benbid : Anis Maya Surya (113-12-018 )
4) Staff : a) Peni Nur Hidayati (115-13-083
b) Ngatini (111-13-236 )
c) Ema Hartanti (111-13-019 )
d) Miftah Ilham Irfani (211-12-002 )
lxxix
h. Bidang Syi‟ar
1) Kabid : Solikhudin ( 112-13-053)
2) Sekbid : Nur Hidayati ( 111-12-090)
3) Benbid : Eryn Febriana ( 111-12-055)
4) Staff : a) Murniyati (113-13-003)
b) Nurul Faridah ( 111-13-153)
c) Umi Latifah ( 111-12-051)
i. Bidang nisa
1) Kabid : Nofi Zuliyati N. ( 113-12-159)
2) Sekbid : Umi Rodiyah ( 113-13-074)
3) Benbid : Siti Azizah ( 112-13-013)
4) Staff : a) Alfida Alfiani M (113-12-167)
b) Anik Mualifah (112-13-043)
c) Hafidz Ana Nafiah ( 113-12-151)
B. Penyajian Data
1. Daftar Responden
Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama yang
dijadikan objek penelitian yakni pengajar pesantren kilat mahasiswa
aktivis (LDK) Fathir Ar Rasyid IAIN Salatiga tahun 2015. Untuk Lebih
Jelas Penelitian sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
lxxx
Tabel 1
Daftar Nama Responden
No Nama Nim Progdi Angkatan
1 MARJA‟I AFAN 11214007 PBA 2014
2 MAGRIFATUL LAILA 11114157 PAI 2014
3 PUJI LESTARI 11114129 PGMI 2014
4 MUHAMAD ASHADIL 11714019 KPI 2014
5 NUR AZIZAH 11114370 PAI 2014
6 RENI SUSANTI 11314055 TBI 2014
7 KUNTI BADRIATUL M. 11314152 TBI 2014
8 M.NASRULLAH J. 11714015 KPI 2014
9 M. ADIB BAIHAQI 11714007 KPI 2014
10 MIFTAKHURROHMAN 11314075 PBI 2014
11 M. FAUZIL ADHIM 11114120 PAI 2014
12 MUHAMMAD ROZIKIN 11714016 KPI 2014
13 AHMAD SYUKURI 11114111 PAI 2014
14 M. WAZIR JAMALUDIN 11114188 PAI 2014
15 USWATUN KHASANAH 11113097 PAI 2013
16 ABDUL MUKHLIS 11113243 PAI 2013
17 IKA YULIASSTUTI 11313011 TBI 2013
lxxxi
18 ISTI WULAN 11313147 TBI 2013
19 DEA PRASMANITA R. 11113065 PAI 2013
20 NUR KHASANAH 11113075 PAI 2013
21 MUHAMMAD HENDRO 11213009 PBA 2013
22 ALFIDA A.M 11312167 TBI 2012
23 ANIS MAYA SURYA 11312018 TBI 2012
24 HAMIMIN 11112005 PAI 2012
25 LAILI SAFA‟AH 11512030 PGMI 2012
26 NURIYA WAFIROH 11112189 PAI 2012
27 NOFI Z.N 11312159 TBI 2012
28 IKA FITRI SUCIATI 11112066 PAI 2012
29 M. SHOOHI LUTHFI 11112120 PAI 2012
30 TAUFIQURRAHMAN 11112002 PAI 2012
31 SEPTINE DWI N.M 11112019 PAI 2012
32 SLAMET SETIAWAN 11111063 PAI 2011
33 NUR SALIM 21111020 PAI 2011
34 FAIZATUN 11111196 PAI 2011
35 MUHAMMAD SOLEHAN 11111167 PAI 2011
36 JUMICO RANDI WIRANA 11111005 PAI 2011
37 MUHAMMAD CAHYO R. 11111039 PAI 2011
38 KHOIRUL ANAM 21111014 AS 2011
lxxxii
39 SILVANA DIAH 11111200 PAI 2011
40 NUR ROKHIM 11111139 PAI 2011
2. Data Tentang Jawaban Angket Motivasi Mengajar Peskil
Dalam pengumpulan data tentang motivasi mengajar pesantren
kilat, penulis mendistribusikan angket yang berisi 25 item pertanyaan.
setiap soal terdiri dari tiga alternative jawaban dengan bobot nilai sebagai
berikut:
a. Alternatif jawaban A memiliki nilai 3
b. Alternatif jawaban B memiliki nilai 2
c. Alterbatif jawaban C memiliki nilai 1
Adapun hasil penyebaran angket motivasi mengajar dapat dilihat
dari tabel sebagai berikut:
Tabel II
Daftar Jawaban Angket Motivasi Mengajar Pesantren Kilat
No Nama Responden Jawaban Nilai Jumlah
A B C 3 2 1
1 MARJA‟I AFAN 21 4 63 8 71
2 MAGRIFATUL LAILA 22 3 66 6 72
3 PUJI LESTARI 21 3 1 63 6 1 70
4 MUHAMMAD ASHADIL 16 8 1 48 16 1 65
lxxxiii
5 NUR AZIZAH 19 6 57 12 69
6 RENI SUSANTI 17 8 51 16 67
7 KUNTI BADRIATUL 21 4 63 8 71
8 M.NASRULLAH J. 19 4 1 57 8 1 66
9 M. ADIB BAIHAQI 19 5 1 57 10 1 68
10 MIFTAKHURROHMAN 25 75 75
11 M. FAUZIL ADHIM 17 6 2 51 12 2 65
12 MUHAMMAD ROZIKIN 11 13 1 33 26 1 60
13 AHMAD SYUKURI 75 75 75
14 M. WAZIR JAMALUDDIN 19 4 2 57 8 2 67
15 USWATUN KHASANAH 23 2 69 2 71
16 ABDUL MUKHLIS14 23 1 1 69 2 1 72
17 IKA YULIASSTUTI 21 4 63 8 71
18 ISTI WULAN 22 3 66 6 72
19 DEA PRASMANITA R. 24 1 72 2 74
20 NUR KHASANAH 18 6 1 54 12 1 67
21 MUHAMMAD HENDRO 23 1 1 69 2 1 72
22 ALFIDA A.M 21 3 1 63 6 1 70
23 ANIS MAYA SURYA 19 5 1 57 10 1 68
24 HAMIMIN 21 4 63 8 71
25 LAILI SAFA‟AH 20 5 60 10 70
lxxxiv
26 NURIYA WAFIROH 20 5 60 10 70
27 NOFI Z.N 23 2 69 4 73
28 IKA FITRI SUCIATI 18 5 2 54 10 2 66
29 M. SHOOHI LUTHFI 20 5 60 10 70
30 TAUFIQURRAHMAN 22 23 66 6 72
31 SEPTINE DWI N.M 19 4 2 57 8 2 67
32 SLAMET SETIAWAN 19 4 2 57 8 2 67
33 NUR SALIM 21 4 63 8 71
34 FAIZATUN 20 5 60 10 70
35 MUHAMMAD SOLEHAN 20 5 60 10 70
36 JUMICO RANDI WIRANA 20 3 2 60 6 2 68
37 MUHAMMAD CAHYO R. 22 3 66 6 72
38 KHOIRUL ANAM 16 7 2 48 14 2 64
39 SILVANA DIAH 17 8 51 16 67
40 NUR ROKHIM 18 7 54 14 68
Demikian angket tentang motivasi mengajar pesantren kilat yang
penulis himpun dari 40 mahasiswa aktivis LDK IAIN Salatiga dengan
cara menyebar angket.
lxxxv
3. Data Tentang Jawaban Angket Sikap Sosial
Dalam pengumpulan data tentang sikap sosial, penulis
mendistribusikan angket yang berisi 25 item pertanyaan. Setiap soal terdiri
dari 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban S memiliki nilai 3
b. Alternatif jawaban RR memiliki nilai 2
c. Alternatif jawaban TS memiliki nilai 1
Adapun hasil penyebaran angket sikap sosial dapat dilihat dari
tabel sebagai berikut:
Tabel III
Daftar Jawaban Angket Sikap Sosial
No Nama Responden Jawaban Nilai Jumlah
S RR TS 3 2 1
1 MARJA‟I AFAN 25 75 75
2 MAGRIFATUL LAILA 24 1 72 2 74
3 PUJI LESTARI 25 75 75
4 MUHAMAD ASHADIL 7 15 4 21 30 4 55
5 NUR AZIZAH 23 2 69 4 73
6 RENI SUSANTI 17 9 51 18 69
7 KUNTI BADRIATUL M. 23 2 69 4 73
lxxxvi
8 M.NASRULLAH J. 20 5 60 10 70
9 M. ADIB BAIHAQI 20 4 1 60 8 1 69
10 MIFTAKHURROHMAN 25 75 75
11 M. FAUZIL ADHIM 17 8 51 16 67
12 MUHAMMAD ROZIKIN 13 12 39 24 63
13 AHMAD SYUKURI 20 5 60 10 70
14 M. WAZIR JAMALUDIN 16 9 48 18 66
15 USWATUN KHASANAH 20 5 60 10 70
16 ABDUL MUKHLIS 25 75 75
17 IKA YULIASSTUTI 20 5 60 10 70
18 ISTI WULAN 24 1 72 2 74
19 DEA PRASMANITA R. 19 6 57 12 69
20 NUR KHASANAH 19 6 57 12 69
21 MUHAMMAD HENDRO 15 10 45 20 65
22 ALFIDA A.M 18 7 54 14 68
23 ANIS MAYA SURYA 13 12 39 24 63
24 HAMIMIN 25 75 75
25 LAILI SAFA‟AH 23 2 69 4 73
26 NURIYA WAFIROH 18 7 54 14 68
27 NOFI Z.N 20 5 60 10 70
28 IKA FITRI SUCIATI 19 6 57 12 69
lxxxvii
29 M. SHOOHI LUTHFI 24 1 72 2 74
30 TAUFIQURRAHMAN 24 1 72 2 74
31 SEPTINE DWI N.M 23 2 69 4 73
32 SLAMET SETIAWAN 18 7 54 14 68
33 NUR SALIM 18 5 2 54 10 2 66
34 FAIZATUN 18 7 54 14 68
35 MUHAMMAD SOLEHAN 21 4 63 8 71
36 JUMICO RANDI WIRANA 25 75 75
37 MUHAMMAD CAHYO R. 25 75 75
38 KHOIRUL ANAM 18 7 54 14 68
39 SILVANA DIAH 19 6 57 12 69
40 NUR ROKHIM 15 10 45 20 65
Demikian angket tentang sikap sosial yang penulis himpun dari 40
pengajar pesantren kilat mahasiswa aktivis LDK IAIN Salatiga dengan cara
menyebar angket.
lxxxviii
BAB IV
ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul lengkap, maka selanjutnya penulis akan menganalisis
data yang diperoleh agar mempunyai arti yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian
untuk menjawab tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Mengetahui tingkat motivasi mengajar pesantren kilat mahasiswa aktivis
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) institut Agama Islam Negeri Salatiga Tahun
2015
2. Mengetahui sikap sosial Mahasiswa aktivis Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2015
3. Mengetahui sejauh mana hubungan antara motivasi mengajar pesantren kilat
dengan sikap sosial mahasiswa aktivis lembaga dakwah kampus (LDK) Institut
Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2015
Berdasarkan dari ketiga tujuan penelitian di atas, maka penulis menganalisis
dari tujuan pertama dan kedua dengan menggunakan rumus prosentase sebagai
berikut:
P =
X 100%
Keterangan:
P = Prosentase
lxxxix
F = Frekuensi
N = banyaknya subjek seluruhnya
Sedangkan untuk mengetahui dari tujuan yang ketiga penulis menggunakan
rumus product moment sebagai berikut:
( )( )
√* ( ) +* ( ) +
Keterangan:
= koefisien antara variable X dan Y
XY = Perkalian antara X dan Y
X = Variabel 1
Y = Variabel 2
N = Jumlah sampel yang diteliti
= Sigma (Jumlah)
A. Analisis Pendahuluan
Pada Analisis pendahuluan ini penulis bermaksud mencatat jawaban
dari tujuan pertama dan kedua. Adapun langkah-langkah yang ditempuh
adalah:
1. Memberikan penilaian berjenjang pada tiap-tiap responden
2. Mencari lebar interval
xc
3. Menentukan klasikal pada variabel pertama dan kedua menjadi tiga
kategori
4. Menentukan presentase frekuensi dan interpelasi
Selanjutnya akan dijabarkan pada analisis pendahuluan ini terdiri dari
variabel motivasi mengajar pesantren kilat dan sikap sosial mahasiswa aktivis
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN Salatiga tahun 2015
1. Analisis Data Tingkat Motivasi Mengajar Pesantren Kilat
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat motivasi
mengajar, penulis menggunakan instrumen angket yang terdiri dari 25
item pertanyaan. Untuk lebih jelasnya akan penulis mulai dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memberikan penilaian berjenjang pada tiap-tiap responden
dengan alternative jawaban sebagai berikut:
1) Alternatif jawaban A memiliki nilai 3
2) Alternatif jawaban B memiliki nilai 2
3) Alterbatif jawaban C memiliki nilai 1
Selanjutnya analisis digunakan untuk mencari nominasi
yang didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil
angket para mahasiswa. Nilai yang diperoleh kemudian
diklasifikasikan untuk menentukan tingkat motivasi mengajar
pada mahasiswa aktivis Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
IAIN Salatiga.
xci
Nilai angket tingkat motivasi mengajar dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel IV
Daftar Jawaban Angket Motivasi Mengajar Pesantren Kilat
No Nama Responden Jawaban Nilai Jumlah
A B C 3 2 1
1 MARJA‟I AFAN 21 4 63 8 71
2 MAGRIFATUL LAILA 22 3 66 6 72
3 PUJI LESTARI 21 3 1 63 6 1 70
4 MUHAMMAD ASHADIL 16 8 1 48 16 1 65
5 NUR AZIZAH 19 6 57 12 69
6 RENI SUSANTI 17 8 51 16 67
7 KUNTI BADRIATUL 21 4 63 8 71
8 M.NASRULLAH J. 19 4 1 57 8 1 66
9 M. ADIB BAIHAQI 19 5 1 57 10 1 68
10 MIFTAKHURROHMAN 25 75 75
11 M. FAUZIL ADHIM 17 6 2 51 12 2 65
12 MUHAMMAD ROZIKIN 11 13 1 33 26 1 60
13 AHMAD SYUKURI 75 75 75
14 M. WAZIR JAMALUDDIN 19 4 2 57 8 2 67
15 USWATUN KHASANAH 23 2 69 2 71
xcii
16 ABDUL MUKHLIS14 23 1 1 69 2 1 72
17 IKA YULIASSTUTI 21 4 63 8 71
18 ISTI WULAN 22 3 66 6 72
19 DEA PRASMANITA R. 24 1 72 2 74
20 NUR KHASANAH 18 6 1 54 12 1 67
21 MUHAMMAD HENDRO 23 1 1 69 2 1 72
22 ALFIDA A.M 21 3 1 63 6 1 70
23 ANIS MAYA SURYA 19 5 1 57 10 1 68
24 HAMIMIN 21 4 63 8 71
25 LAILI SAFA‟AH 20 5 60 10 70
26 NURIYA WAFIROH 20 5 60 10 70
27 NOFI Z.N 23 2 69 4 73
28 IKA FITRI SUCIATI 18 5 2 54 10 2 66
29 M. SHOOHI LUTHFI 20 5 60 10 70
30 TAUFIQURRAHMAN 22 23 66 6 72
31 SEPTINE DWI N.M 19 4 2 57 8 2 67
32 SLAMET SETIAWAN 19 4 2 57 8 2 67
33 NUR SALIM 21 4 63 8 71
34 FAIZATUN 20 5 60 10 70
35 MUHAMMAD SOLEHAN 20 5 60 10 70
36 JUMICO RANDI WIRANA 20 3 2 60 6 2 68
xciii
37 MUHAMMAD CAHYO R. 22 3 66 6 72
38 KHOIRUL ANAM 16 7 2 48 14 2 64
39 SILVANA DIAH 17 8 51 16 67
40 NUR ROKHIM 18 7 54 14 68
b. Mencari Interval Untuk mengetahui tingkat motivasi mengajar
Pesantren kilat mahasiswi aktivis Lemabaga Dakwah Kampus
(LDK) IAIN Salatiga dengan jumlah item soal 25 diketahui
nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 60 secara ideal, maka
untuk menentukan intervalnya, penulis menggunakan rumus
sebagai berikut:
I = ( )
Keterangan:
I = interval
Xt = nilai tertinggi
Xr = nilai terendah
Ki = kelas interval
Jadi I = ( )
=
xciv
c. Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa
banyak mahasiswa yang mempunyai motivasi mengajar
pesantren kilat, tinggi, sedang, atau rendah. Sebagai berikut:
Tabel V
Interval Tingkat Motivasi Mengajar Pesantren Kilat
No Nilai Interval Jumlah Mahasiswa Nominasi
1 70-75 23 (A)
2 65-69 15 (B)
3 60-64 2 (C)
Dengan demikian maka:
1. Nominasi antara 70-75 berarti nilai tingkat motivasi
mengajar pesantren kilat dikatakan tinggi (A) sebanyak 23
mahasiswa
2. Nominasi antara 65-69 berarti nilai tingkat motivasi
mengajar pesantren kilat dikatakan sedang (B) sebanyak 15
mahasiswa
3. Nominasi antara 60-64 berarti nilai tingkat motivasi
mengajar pesantren kilat dikatakan sedang (C) sebanyak 2
mahasiswa
xcv
Kemudian dibuat tabel nominasi A (tinggi), B (sedang),
C (rendah) untuk mengetahui masing-masing nominasi tingkat
motivasi mengajar pesantren kilat sebagai berikut:
Tabel VI
Nilai Nominasi Tingkat Motivasi Mengajar Pesantren Kilat
No Nama Responden Skor Nilai
Nominasi
Keterangan
1 MARJA‟I AFAN 71 A Tinggi
2 MAGRIFATUL LAILA 72 A Tinggi
3 PUJI LESTARI 70 A Tinggi
4 MUHAMMAD ASHADIL 65 B Sedang
5 NUR AZIZAH 69 B Sedang
6 RENI SUSANTI 67 B Sedang
7 KUNTI BADRIATUL 71 A Tinggi
8 M.NASRULLAH J. 66 B Sedang
9 M. ADIB BAIHAQI 68 B Sedang
10 MIFTAKHURROHMAN 75 A Tinggi
11 M. FAUZIL ADHIM 65 B Sedang
12 MUHAMMAD ROZIKIN 60 C Rendah
13 AHMAD SYUKURI 75 A Tinggi
xcvi
14 M. WAZIR JAMALUDDIN 67 B Sedang
15 USWATUN KHASANAH 71 A Tinggi
16 ABDUL MUKHLIS14 72 A Tinggi
17 IKA YULIASSTUTI 71 A Tinggi
18 ISTI WULAN 72 A Tinggi
19 DEA PRASMANITA R. 74 A Tinggi
20 NUR KHASANAH 67 B Sedang
21 MUHAMMAD HENDRO 72 A Tinggi
22 ALFIDA A.M 70 A Tinggi
23 ANIS MAYA SURYA 68 B Sedang
24 HAMIMIN 71 A Tinggi
25 LAILI SAFA‟AH 70 A Tinggi
26 NURIYA WAFIROH 70 A Tinggi
27 NOFI Z.N 73 A Tinggi
28 IKA FITRI SUCIATI 66 B Sedang
29 M. SHOOHI LUTHFI 70 A Tinggi
30 TAUFIQURRAHMAN 72 A Tinggi
31 SEPTINE DWI N.M 67 B Sedang
32 SLAMET SETIAWAN 67 B Sedang
33 NUR SALIM 71 A Tinggi
34 FAIZATUN 70 A Tinggi
xcvii
35 MUHAMMAD SOLEHAN 70 A Tinggi
36 JUMICO RANDI WIRANA 68 B Sedang
37 MUHAMMAD CAHYO R. 72 A Tinggi
38 KHOIRUL ANAM 64 C Rendah
39 SILVANA DIAH 67 B Sedang
40 NUR ROKHIM 68 B Sedang
d. Setelah diketahui berapa banyak mahasiswa yang berada pada
kategori tinggi, sedang, dan kurang, langkah selanjutnya
menentukan presentase masing-masing variabel dengan rumus
presentase sebagai berikut:
P =
x 100%
Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi
N = Jumlah sampel
Sehingga diketahui hasilnya sebagai berikut:
1) Untuk kategori tinggi (A) tentang motivasi mengajar
pesantren kilat sebanyak:
P =
xcviii
2) Untuk kategori sedang (B) tentang motivasi mengajar
pesantren kilat sebanyak:
P =
3) Untuk kategori rendah (C) tentang motivasi mengajar
pesantren kilat sebanyak:
P =
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi tentang motivasi mengajar pesantren kilat
mahasiswi aktivis Lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN
Salatiga tahun 2015
Tabel VII
Distribusi Frekuensi Jawaban Motivasi Mengajar
Pesantren Kilat
No Kriteria Interval Jumlah Responden Presentase
1 Tinggi 70-75 25 57,5%
2 Sedang 65-69 15 37,5%
3 Rendah 60-64 2 5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diperoleh
informasi tentang tingkat motivasi mengajar pesantren kilat
xcix
mahasiswa aktivis Lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN
Salatiga Tahun 2015, dari 40 responden ternyata 25 responden
atau 57,5% berada pada kategori tinggi
2. Analisis Data Tingkat Sikap Sosial
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat sikap
sosial, penulis menggunakan instrumen angket yang terdiri dari 25
item pertanyaan. Untuk lebih jelasnya akan penulis mulai dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memberikan penilaian berjenjang pada tiap-tiap responden
dengan alternatif jawaban sebagai berikut:
1) Alternatif jawaban SS (Sangat Setuju) memiliki nilai 3
2) Alternatif jawaban RR (Ragu-Ragu) memiliki nilai 2
3) Alternatif jawaban TS (Tidak Setuju) memiliki nilai 1
Selanjutnya analisis digunakan untuk mencari nominasi
yang didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil
angket para mahasiswa. Nilai yang diperoleh kemudian
diklasifikasikan untuk menentukan tingkat sikap sosial pada
mahasiswa aktivis Lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN
Salatiga.
Nilai angket tingkat sikap sosial dapat dilihat pada tabel
berikut:
c
Tabel VIII
Daftar Jawaban Angket Sikap Sosial
No Nama Responden Jawaban Nilai Jumlah
S RR TS 3 2 1
1 MARJA‟I AFAN 25 75 75
2 MAGRIFATUL LAILA 24 1 72 2 74
3 PUJI LESTARI 25 75 75
4 MUHAMAD ASHADIL 7 15 4 21 30 4 55
5 NUR AZIZAH 23 2 69 4 73
6 RENI SUSANTI 17 9 51 18 69
7 KUNTI BADRIATUL M. 23 2 69 4 73
8 M.NASRULLAH J. 20 5 60 10 70
9 M. ADIB BAIHAQI 20 4 1 60 8 1 69
10 MIFTAKHURROHMAN 25 75 75
11 M. FAUZIL ADHIM 17 8 51 16 67
12 MUHAMMAD ROZIKIN 13 12 39 24 63
13 AHMAD SYUKURI 20 5 60 10 70
14 M. WAZIR JAMALUDIN 16 9 48 18 66
15 USWATUN KHASANAH 20 5 60 10 70
16 ABDUL MUKHLIS 25 75 75
17 IKA YULIASSTUTI 20 5 60 10 70
ci
18 ISTI WULAN 24 1 72 2 74
19 DEA PRASMANITA R. 19 6 57 12 69
20 NUR KHASANAH 19 6 57 12 69
21 MUHAMMAD HENDRO 15 10 45 20 65
22 ALFIDA A.M 18 7 54 14 68
23 ANIS MAYA SURYA 13 12 39 24 63
24 HAMIMIN 25 75 75
25 LAILI SAFA‟AH 23 2 69 4 73
26 NURIYA WAFIROH 18 7 54 14 68
27 NOFI Z.N 20 5 60 10 70
28 IKA FITRI SUCIATI 19 6 57 12 69
29 M. SHOOHI LUTHFI 24 1 72 2 74
30 TAUFIQURRAHMAN 24 1 72 2 74
31 SEPTINE DWI N.M 23 2 69 4 73
32 SLAMET SETIAWAN 18 7 54 14 68
33 NUR SALIM 18 5 2 54 10 2 66
34 FAIZATUN 18 7 54 14 68
35 MUHAMMAD SOLEHAN 21 4 63 8 71
36 JUMICO RANDI WIRANA 25 75 75
37 MUHAMMAD CAHYO R. 25 75 75
38 KHOIRUL ANAM 18 7 54 14 68
cii
39 SILVANA DIAH 19 6 57 12 69
40 NUR ROKHIM 15 10 45 20 65
b. Untuk mengetahui tingkat sikap sosial mahasiswa aktivis LDK
dengan jumlah 25 item soal diketahui nilai tertinggi 75 dan
nilai terendah 55 secara ideal, maka untuk menentukan
intervalnya, penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
I = ( )
Keterangan:
I = interval
Xt = nilai tertinggi
Xr = nilai terendah
Ki = kelas interval
Jadi I = ( )
=
c. Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui berapa
banyak mahasiswa yang memiliki sikap sosial, tinggi, sedang,
atau rendah. Sebagai berikut:
ciii
Tabel IX
Interval Tingkat Sikap Sosial
No Nilai Interval Jumlah Mahasiswa Nominasi
1 69-75 27 Baik (A)
2 62-68 12 Cukup (B)
3 55-61 1 Kurang (C)
Dengan demikian maka:
1. Nominasi antara 69-75 berarti nilai tingkat sikap sosial
dikatakan baik (A) sebanyak 27 mahasiswa
2. Nominasi antara 62-68 berarti nilai tingkat sikap sosial
dikatakan cukup (B) sebanyak 12 mahasiswa
3. Nominasi antara 55-61 berarti nilai tingkat sikap sosial
dikatakan kurang (C) sebanyak 1 mahasiswa
Kemudian dibuat tabel nominasi A (baik), B (cukup), C
(kurang) untuk mengetahui masing-masing nominasi tingkat
sikap sosial sebagai berikut:
civ
Tabel X
Nilai Nominasi Tingkat Sikap Sosial
No Nama Responden Skor Nilai
Nominasi
Keterangan
1 MARJA‟I AFAN 75 A Baik
2 MAGRIFATUL LAILA 74 A Baik
3 PUJI LESTARI 75 A Baik
4 MUHAMAD ASHADIL 55 C Kurang
5 NUR AZIZAH 73 A Baik
6 RENI SUSANTI 69 A Baik
7 KUNTI BADRIATUL M. 73 A Baik
8 M.NASRULLAH J. 70 A Baik
9 M. ADIB BAIHAQI 69 A Baik
10 MIFTAKHURROHMAN 75 A Baik
11 M. FAUZIL ADHIM 67 B Cukup
12 MUHAMMAD ROZIKIN 75 A Baik
13 AHMAD SYUKURI 70 A Baik
14 M. WAZIR JAMALUDIN 66 B Cukup
15 USWATUN KHASANAH 70 A Baik
16 ABDUL MUKHLIS 75 A Baik
17 IKA YULIASSTUTI 70 A Baik
cv
18 ISTI WULAN 74 A Baik
19 DEA PRASMANITA R. 69 A Baik
20 NUR KHASANAH 69 A Baik
21 MUHAMMAD HENDRO 65 B Cukup
22 ALFIDA A.M 68 B Cukup
23 ANIS MAYA SURYA 63 B Cukup
24 HAMIMIN 75 A Baik
25 LAILI SAFA‟AH 73 A Baik
26 NURIYA WAFIROH 68 B Cukup
27 NOFI Z.N 70 A Baik
28 IKA FITRI SUCIATI 69 A Baik
29 M. SHOOHI LUTHFI 74 A Baik
30 TAUFIQURRAHMAN 74 A Baik
31 SEPTINE DWI N.M 73 A Baik
32 SLAMET SETIAWAN 68 B Cukup
33 NUR SALIM 66 B Cukup
34 FAIZATUN 68 B Cukup
35 MUHAMMAD SOLEHAN 71 A Baik
36 JUMICO RANDI WIRANA 75 A Baik
37 MUHAMMAD CAHYO R. 75 A Baik
38 KHOIRUL ANAM 68 B Cukup
cvi
39 SILVANA DIAH 69 A Baik
40 NUR ROKHIM 65 B Cukup
d. Setelah diketahui berapa banyak mahasiswa yang berada pada
kategori baik, cukup dan kurang, langkah selanjutnya
menentukan presentase masing-masing variabel dengan rumus
presentase:
P =
x 100%
Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi
N = Jumlah sampel
Sehingga diketahui hasilnya sebagai berikut:
1) Untuk kategori baik (A) tentang sikap sosial sebanyak:
P =
2) Untuk kategori cukup (B) tentang sikap sosial sebanyak:
P =
3) Untuk kategori kurang (C) tentang sikap sosial sebanyak
P =
cvii
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi tentang sikap sosial mahasiswa aktivis
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN Salatiga tahun 2015
Tabel XI
Distribusi Frekuensi Jawaban Sikap Sosial
No Kriteria Interval Jumlah Responden Presentase
1 Baik 69-75 27 67,5%
2 Cukup 62-68 12 30%
3 Kurang 55-61 1 2,5%
Jumlah 40 100%
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diperoleh
informasi tentang tingkat sikap sosial mahasiswa aktivis
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN Salatiga Tahun 2015,
dari 40 responden ternyata 27 responden atau 67,5% berada
pada kategori baik.
B. Analisis Uji Hipotesis
Setelah dilakukan analisis terhadap kedua variabel berdasarkan nilai
atau skor dan berdasarkan item-item pertanyaan angket, langkah selanjutnya
adalah melakukan uji hipotesis untuk menguji kebenarannya. Adapun untuk
mengetahui adakah hubungan motivasi mengajar pesantren kilat dengan sikap
cviii
sosial mahasiswa aktivis Lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN Salatiga
tahun 2015 digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Membuat tabel persiapan untuk mencari hubungan antara motivasi
mengajar pesantren kilat dengan sikap sosial
2. Mencari XY, , dengan cara mengkalikannya
3. Selanjutnya memasukkan nilai X dan Y yang sudah ada kedalam rumus
product moment
Tabel XII
Tabel Kerja Koefisien Korelasi Antara Motivasi Mengajar Pesantren
Kilat (X) dengan Sikap Sosial (Y)
NO X Y XY
1 71 75 5041 5625 5325
2 72 74 5184 5476 5328
3 70 75 4900 5625 5250
4 65 55 4225 3025 3575
5 69 73 4761 5329 5037
6 67 69 4489 4761 4623
7 71 73 5041 5329 5183
8 66 70 4356 4900 4620
9 68 69 4624 4761 4692
10 75 75 5625 5625 5625
cix
11 65 67 4225 4489 4355
12 60 63 3600 3969 3780
13 75 70 5625 4900 5250
14 67 66 4489 4356 4422
15 71 70 5041 4900 4970
16 72 75 5184 5625 5400
17 71 70 5041 4900 4970
18 72 74 5184 5476 5328
19 74 69 5476 4761 5106
20 67 69 4489 4761 4623
21 72 65 5184 4225 4680
22 70 68 4900 4624 4760
23 68 63 4624 3969 4284
24 71 75 5041 5625 5325
25 70 73 4900 5329 5110
26 70 68 4900 4624 4760
27 73 70 5329 4900 5110
28 66 69 4356 4761 4554
29 70 74 4900 5476 5180
30 72 74 5184 5476 5328
31 67 73 4489 5329 4891
cx
32 67 68 4489 4624 4556
33 71 66 5041 4356 4686
34 70 68 4900 4624 4760
35 70 71 4900 5041 4970
36 68 75 4624 5625 5100
37 72 75 5184 5625 5400
38 64 68 4096 4624 4352
39 67 69 4489 4761 4623
40 68 65 4624 4225 4420
Jumlah 2774 2798 192754 196436 194311
Setelah data diketahui maka dimasukkan ke dalam rumus product
moment sebagai berikut:
( )( )
√* ( ) +* ( ) +
Keterangan:
= koefisien antara variable X dan Y
XY = Perkalian antara X dan Y
X = Variabel 1
Y = Variabel 2
N = Jumlah sampel yang diteliti
cxi
= Sigma (Jumlah)
Sehingga dapat diketahui bahwa:
N = 40
X = 2774
Y = 2798
= 192754
= 196436
XY = 194311
( )( )
√* ( ) +* ( ) +
√* +* +
√
√
cxii
C. Analisis lanjut
Dengan diperolehnya nilai product moment ( ) di atas, maka
langkah selanjutnya adalah mengadakan konsultasi hasil perhitungan
( ) dengan tabel statistik dengan rumus sebagai berikut:
1. Jika ( ) < tabel r product moment, maka ha ditolak
2. Jika ( ) > tabel r product moment, maka ho ditolak
Keterangan:
Ha : Ada korelasi pengaruh yang signifikan antara variabel X dan Y
Ho : Tidak ada korelasi/pengaruh yang signifikan antara variabel X dan Y
Selanjutnya disajikan nilai-nilai product moment dalam tabel taraf
signifikansi 5% dan 1% sebagai berikut:
Tabel XIII
Nilai Product Moment
N Taraf signifikansi
5% 1%
36 0,329 0,424
37 0,325 0,418
38 0,320 0,413
39 0,316 0,408
40 0,312 0,403
cxiii
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai yang diambil adalah N= 40
yaitu pada taraf signifikansi 5% adalah 0,312 dan 1% adalah 0,403.
Hasil yang diperoleh dari koefisien antara variabel X (motivasi
mengajar pesantren kilat) dengan variabel Y (sikap sosial) adalah
0,519
Kemudian langkah selanjutnya adalah menghubungkan r hasil
penelitian dengan r tabel, pada taraf signifikansi 5% dan 1%. Apabila r
hasil hitung koefisien yang diperoleh lebih besar dari nilai r pada tabel,
maka hasil yang diperoleh adalah signifikan. Artinya, hipotesis yang
penulis ajukan diterima.
Hasil yang diperoleh dari koefisien korelasi antara variabel X
(motivasi mengajar pesantren kilat) dengan variabel Y (sikap sosial)
adalah 0,519, sedangkan pada tabel taraf 5% adalah 0,312 dan 1%
adalah 0,403. Jika melihat dari hasil tersebut di atas, maka hasil hitung
koefisien korelasi lebih besar dari hasil tabel nilai-nilai r product
moment tabel taraf 5% adalah (0,519>0,312 ) dan tabel taraf 1%
adalah (0,519>0,403).
Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “ada hubungan yang
signifikan antara motivasi mengajar pesantren kilat dengan sikap
sosial mahasiswa aktivis Lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN
Salatiga tahun 2015” dapat diterima atau dapat dibuktikan. Dengan
demikian adanya hubungan antara motivasi mengajar dengan sikap
cxiv
sosial jadi sikap sosial yang tinggi pada diri mahasiswa dapat
menggugah semangat para mahasiswa aktivis Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) untuk mengajar pesantren kilat.
cxv
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Adanya Hubungan Antara
Motivasi Mengajar Pesantren Kilat Dengan Sikap Sosial Mahasiswa
Aktivis Lembaga Dakwah Kampus (LDK) IAIN Salatiga Tahun 2015”.
Sebagaimana yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya dan sesuai
dengan rumusan masalah yang tertera pada bab I, maka penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa:
1. Dari variasi tingkat motivasi mahasiswa mengajar pesantren kilat yang
mendapat nilai tinggi (A) sebanyak 23 responden ada 57,5%, variasi
tingkat motivasi mahasiswa mengajar pesantren kilat yang mendapat
nilai sedang (B) sebanyak 15 responden ada 37,5% dan variasi tingkat
motivasi mahasiswa mengajar pesantren kilat yang mendapat nilai
rendah (C) sebanyak 2 responden ada 5%
2. Dari variasi sikap sosial dapat diketahui bahwa yang mendapat nilai
baik (A) sebanyak 27 responden ada 67,5%, variasi tingkat sikap
sosial cukup (B) sebanyak 12 responden ada 30% dan variasi tingkat
sikap sosial kurang (C) sebanyak 1 responden ada 2,5%
3. Analisis data yang didapat dari rumus product moment menunjukkan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara variabel X dengan
cxvi
variabel Y pada mahasiswa aktivis Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
IAIN Salatiga Tahun 2015. Artinya ada hubungan yang positif antara
motivasi mengajar pesantren kilat dengan sikap sosial. Hal ini terbukti
karena lebih besar dari pada r tabel pada taraf 5% yaitu
(0,519>0,312) dan pada taraf 1% adalah (0,519>0,403)
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang penulis ajukan, kiranya
penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa LDK Fathir Ar Rasyid IAIN Salatiga
LDK merupakan salah satu bagian dari IAIN Salatiga, oleh
karena itu teruslah berjuang untuk menegakkan syi‟ar Islam dengan
menyeru pada perbuatan baik dan mencegah kemungkaran sesuai
dengan nilai-nilai keislaman. Serta melahirkan generasi muda yang
berakhlak mulia yang senantiasa meningkatkan kreatifitas untuk
mewujudkan harapan dan cita-cita demi kemajuan LDK khususnya
dan umumnya untuk bangsa ini
2. Bagi mahasiswa pada umumnya
Sikap sosial sangatlah penting dalam kehidupan, oleh karena
itu penulis berharap agar mahasiswa selalu berusaha untuk
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena sikap sosial akan
cxvii
mendatangkan manfaat bagi diri sendiri dan membawa maslahat bagi
orang lain.
C. Penutup
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia,
hidayah,serta inayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tanpa
kesulitan yang berarti. Penulis merasa semua ini berkat dukungan dosen
pembimbing yang tiada lelah membimbing dan mengarahkan untuk
terselesaikannya skripsi ini, untuk membalas semua itu penulis hanya bisa
mengucapkan banyak terima kasih dan semoga amal kebaikannya diterima
oleh Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
dan membutuhkan kritik serta saran yang membangun. Meskipun demikian
penulis berharap karya ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan
khususnya pada diri penulis.
cxviii
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 1999. Psychologi Sosial. Semarang
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Danim, Sudarwan. 2012. Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok.
Jakarta:Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
balai Pustaka.
Gerungan. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama
Ginting, Cipta. 2003. Kiat Belajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi
Hanurawan, Fattah. 2012. Psikologi social. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Pedoman penyelenggaraan Pendidikan. 2011. Salatiga: Stain Salatiga
Mardalis. 2004. Metode Penelitian: suatu Pendektan Proporsional. Jakarta: Bumi
Aksara
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Mujahiddin, Endin . 2005. Pesantren kilat Alternatif pendidikan agama diluar
sekolah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
cxix
Sardiman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif.
Bandung: ALFABETA
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Walgito, Bimo. 1990. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: ANDI
OFFSET
Riyati, Yuni. 2012. Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Terhadap Sikap Sosial Siswa
Kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Yakti Tegalrejo Magelang Tahun 2011.
Salatiga: STAIN SALATIGA PRESS
cxx
cxxi
Nama :Sinta Widyaningrum
Nim : 11111216
Judul Skripsi : Hubungan Antara Mengajar Pesantren Kilat Dengan Sikap Sosial
Mahasiswa Aktivis Lembaga Dakwah kampus (LDK) Institut Agama
Islam Negeri Salatiga Tahun 2015
Variabel : 1. Motivasi Mengajar Pesantren Kilat
1. Sikap Sosial
No. Variabel Indikator Item angket
1 Motivasi mengajar
pesantren kilat
Keinginan
mengembangkan potensi
diri dalam mengajar
1,2,3,4
5,6,7,8,9
Keinginan penghargaan
diri atau prestasi
mengajar
10,11,12,13
14,15,16,17,18
Rasa bahagia berkumpul
dan diterima dalam
kelompok pengajar
19,20,21
22,23,24,25
2 Sikap Sosial Tolong menolong 1, 2
Berusaha menjenguk
teman yang sakit
3,4
Berusaha memaafkan
kesalahan sesama
5,6
cxxii
Ketika bertemu selalu
mengucapkan salam
7,8
Berperan aktif dalam
kegiatan organisasi
9,10
Menghargai pendapat
Sesama
11,12
Rendah hati 13,14
Sopan santun dalam
berbicara
15,16
Menghormati yang lebih
tua dan menyayangi antar
sesama
17,18
Tidak menggunjing
orang lain
19,20
Selalu berprasangka baik
terhadap teman
21
simpati terhadap yang
sedang dirasakan orang
lain
22, 23
Selalu berkata jujur
terhadap semua orang
24, 25
cxxiii
ANGKET PENELITIAN MENGENAI MOTIVASI MENGAJAR PESANTREN
KILAT DENGAN SIKAP SOSIAL MAHASISWA AKTIVIS LEMBAGA
DAKWAH KAMPUS (LDK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA TAHUN 2015
Nama :
Nim :
Prodi/Angkatan :
Petunjuk mengerjakan
1. Sebelum mengerjakan bacalah dengan cermat setiap pernyataan dan pilihlah
jawaban sesuai dengan keadaan yang anda alami!
2. Pilihlah jawaban dengan jujur dan sesuai dengan apa yang anda lakukan
3. Kerahasiaan data anda dijamin peneliti
A. Motivasi mengajar pesantren kilat
Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda silang (X) a, b, atau c pada
pertanyaan dibawah ini!
1. Apakah anda selalu datang tepat waktu dalam mengajar pesantren
kilat?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
2. Apakah anda selalu mengkondisikan kelas yang anda ajar dengan baik
sewaktu mengajar pesantren kilat?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
3. Apakah anda mengajar berbagai materi keagamaan terhadap peserta
pesantren kilat?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
cxxiv
4. Apakah anda selalu mempelajari materi terlebih dahulu sebelum
memulai mengajar pesantren kilat?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
5. Apakah anda menggunakan berbagai metode dalam mengajar
pesantren kilat?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
6. Apakah anda selalu menyiapkan pokok bahasan materi sebelum
memulai mengajar pesantren kilat?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Apakah anda selalu mengembangkan pokok bahasan materi yang anda
buat dalam mengajar pesantren kilat?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
8. Apakah anda selalu memberikan umpan pertanyaan mengenai materi
yang anda ajarkan kepada peserta pesantren kilat?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
9. Apakah anda selalu menggunakan media TIK dalam mengajar
pesantren kilat
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
10. Apakah anda merasa percaya diri menjadi seorang pengajar pesantren
kilat?
a. Ya,
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
11. Apakah anda yakin ilmu yang anda sampaikan kepada peserta didik
dapat bermanfaat bagi mereka?
a. Ya
b. Ragu-ragu
c. Tidak yakin
12. Apakah anda yakin dalam kemampuan anda mengajar, peserta didik
dapat memahami ilmu yang anda sampaikan?
a. Ya
cxxv
b. Ragu-ragu
c. Tidak yakin
13. Apakah anda dalam mengajar pesantren kilat, selalu diberikan
sertifikat mengajar dari organisasi LDK?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
14. Apakah anda selalu diberikan upah mengajar pesantren kilat dari
organisasi LDK?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
15. Apakah anda selalu mengucapkan salam ketika memasuki kelas
pesantren kilat?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
16. Ketika anda memasuki kelas dan mengucapkan salam kemudian
sebagian murid tidak menjawab salam anda, apakah anda selalu
mengulangi salam anda?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
17. Apakah anda sebagai pengajar laki-laki selalu memakai peci dan
pengajar perempuan selalu memakai kerudung muslimah agar dapat
dicontoh anak didik dalam mengajar pesantren kilat?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
18. Apakah anda selalu mendengarkan dengan baik nasehat-nasehat ketua
penanggung jawab dari sekolahan yang kalian ajar?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
19. Apakah anda merasa senang dapat mengajar pesantren kilat yang
diadakan oleh organisasi LDK?
a. Ya
b. Biasa saja
c. Tidak
20. Apakah anda selalu mengikuti rapat yang diadakan oleh penanggung
jawab kelompok pengajar?
a. Ya
b. Kadang-kadang
cxxvi
c. Tidak pernah
21. Apakah anda selalu melakukan persiapan dahulu dengan kelompok
pengajar yang lain sebelum memasuki kelas jam pertama?
a. Ya,
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
22. Jika teman anda sedang ada kepentingan tidak dapat mengajar dan
meminta anda untuk menggantikannya mengajar sedangkan anda
mempunyai waktu luang lebih, apakah anda mau untuk
menggantikannya mengajar?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak
23. Apakah anda selalu bertukar fikiran dengan teman pengajar anda
mengenai metode mengajar yang baik di dalam kelas?
a. Ya,
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
24. Jika anda dikritik oleh teman pengajar anda tentang cara anda dalam
mengajar, apakah anda menerima kritikan tersebut kemudian
memperbaiki cara mengajar anda?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
25. Setelah selesai mengajar sebelum pulang kerumah apakah anda dan
kelompok pengajar anda melakukan sharing bersama terlebih dahulu?
a. Ya
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
cxxvii
A. Angket sikap sosial
Pilihlah salah satu jawaban dengan memberi tanda ( √ ) pada lembar
pertanyaan dibawah ini!
Keterangan:
TS : Tidak Setuju
RR : Ragu-ragu
S : Setuju
NO PERNYATAAN Alterbatif
Jawaban
1 2 3
TS RR S
1 Ketika ada teman yang sedang mengalami kesusahan, saya cepat-
cepat untuk segera membantunya.
2 saya rela menyisihkan uang jajan saya demi membantu teman
yang kesusahan
3 Ketika ada teman yang sakit, saya meminta kepada teman-teman
yang lain untuk menjenguk bersama-sama
4 setiap menjenguk teman yang sakit saya selalu mendoakannya
agar lekas sembuh
5 Saya suka memberi maaf terhadap orang lain yang berbuat salah
kepada saya meskipun kesalahan itu menyakitkan hati saya.
6 saya lebih dulu memaafkan teman yang menyakiti saya sebelum ia
minta maaf kepada saya
7 Ketika bertemu dengan teman, saya lebih suka mengucapkan
salam terlebih dahulu
8 setiap bertemu dengan teman sesama jenis saya selalu berjabat
tangan
9 Saya senang mengikuti kegiatan organisasi yang diadakan oleh
LDK
10 Saya senang mengajar pesantren kilat yang diadakan oleh
organisasi LDK
11 Ketika ada teman yang menolak pendapat saya, saya tidak marah.
Mungkin pendapat orang lain lebih tepat dan bisa diterima oleh
semua orang
12 saya tidak pernah memotong pembicaraan teman saya yang lagi
berpendapat
cxxviii
13 Meskipun saya pandai saya tidak pernah memamerkannya, justru
saya senang apabila dimintai teman untuk belajar bersama
14 apabila saya dipuji teman saya, saya lantas tidak menjadi sombong
15 Saya selalu berbicara sopan terhadap semua orang
16 saya selalu berhati-hati dalam berbicara agar tidak melukai hati
orang lain
17 Dalam bergaul, saya tidak pernah membedakan antara si kaya dan
si miskin, si pintar dan si bodoh, si cantik/tampan dengan si jelek,
dll.
18 saya selalu membungkukkan badan, apabila saya berjalan
melewati orang yang lebih tua dari saya
19 Ketika ada seseorang yang mengajak untuk membicarakan
kejelekan teman yang lain, saya memilih untuk diam dan
menolaknya
20 saya tidak pernah menyebarkan keburukan teman saya terhadap
teman saya yang lain
21 saya selalu berprasangka baik terhadap teman bahkan terhadap
yang kurang menyukai saya.
22 saya selalu mendengarkan dengar baik ketika teman saya sedang
bercerita tentang masalahnya
23 saya selalu memberikan nasehat dan saran ketika teman saya
bercerita tentang masalahya
24 saya senang berkata jujur karena dengan jujur tidak akan
membebani hidup saya
25 saya selalu berkata jujur karena dengan jujur hati saya akan
tentram dan tenang.
{TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASIYA}
cxxix
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Sinta Widyaningrum
Nim : 111 11 216
Jurusan/progdi : Tarbiyah/PAI
PA : Mufiq, M.Phil
No Jenis Kegiatan pelaksanaan Status Nilai
1 OSPEK dengan tema “Revitalisasi
Gerakan Mahasiswa Di Era Modern
Untuk Kejayaan Indonesia” yang
diselenggarakan Oleh Dewan
Mahasiswa (DEMA) STAIN
Salatiga
20-22 Agustus
2011
peserta 3
2 AMT (Achievement Motivation
Training) dengan tema
“membangun mahasiswa cerdas
emosional, spiritual, dan
intelektual” melalui Achievement
Motivation Training (AMT)
mahasiswa baru STAIN Salatiga
23 Agustus 2011 Peserta 2
3 ODK (Orientasi Dasar Keislaman)
dengan tema “Menemukan Muara
Sebagai Mahasiswa Rahmatan Lil
Alamin” yang diselenggarakan oleh
STAIN Salatiga
24 Agustus 2011 Peserta
2
4 Seminar Entrepreneurship dan
Koperasi Auditorium STAIN
Salatiga oleh yang diselenggarakan
oleh Koperasi Mahasiswa
(KOPMA) & Kajian Study
Ekonomi Islam (KSEI) STAIN
Salatiga.
25 Agustus 2011 Peserta 2
cxxx
5 Rangkaian kegiatan penerimaan
anggota baru (PAB) JQH dengan
tema “Membangun Pribadi Islami
Dengan Nilai Qur‟ani”
3-4 Desember 2011 Peserta 2
6 Piagam penghargaan Biro
Konsultasi Psikologi Tazkia dalam
pengabdian masyarakat pada
kegiatan Traumatic Healing bagi
korban kebakaran pasar projo
Ambarawa, kab. Semarang
13 Agustus 2012 Peserta 2
7 IBTIDA Lembaga Dakwah
Kampus (LDK) Darul Amal dengan
tema “Intelektual Muda Muslim,
Genggam Dunia Gapai Akhirat”
20-21 oktober 2012 Peserta 2
8 Pra Youth Leadership Training
dengan tema “Surat Cinta
Pembasmi Galau” olek KAMMI
Komisariat Salatiga
6 oktober 2012 Peserta 2
9 Tabligh Akbar Bertajuk “Tafsir
Tematik Dalam Upaya Menjawab
Persoalan Israel Dan Palestina
Landasan Q.S Al-Fath: 26-27”.
Oleh Jam‟iyyatul qurra‟ Wal
Huffadz (JQH)
1 Desember 2012 Peserta 2
10 Seminar Regional dengan tema “
Peran Mahasiswa Dalam
Mengawali BLSM (BLT) Tepat
Sasaran
3 Mei 2012 Peserta 4
11 Islamic Public Speaking Training
(IPST) yang diselenggarakan oleh
Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
Darul Amal STAIN Salatiga.
25 Oktober 2012 Peserta 2
12 Kegiatan seminar Regional Deteksi
Dini Gangguan Perkembangan
Pada Anak oleh Biro Konsultasi
Psikologi
18 Juni 2013 Peserta 4
cxxxi
13 Public Hearing dengan Tema
“Optimalisasi Kinerja Lembaga
Melalui Kritik dan Saran
Mahasiswa” oleh Senat Mahasiswa
(SEMA) STAIN Salatiga
24 maret 2013 Peserta 2
14 Tafsir Tematik dengan tema “Sihir
Dalam Perspektif Al-Quran Dan
Hukum Negara” oleh JQH STAIN
Salatiga
4 mei 2013 Peserta 2
15 Rangkaian acara MILAD LDK XI
Dalam Daurah Mar‟atus Shalihah
(DMS) LDK Darul Amal STAIN
Salatiga
13 juni 2013 Peserta 2
16 Sarasehan Akbar Bersama Tokoh
Nasional dengan tema “Komitmen
Politik Islam Dalam Menata Arah
Masa Depan Bangsa
Indonesia”oleh LDMI
15 maret 2014 Peserta 2
17 Tafsir Tematik dengan tema
“Konsep Pemimpin Ideal Menurut
Al-Qur‟an Telaah Al-Qur‟an surat
AL-Anam ayat 165” oleh JQH Al-
Furqon STAIN Salatiga
17 Mei 2014 Peserta 2
18 Orientasi Dasar Keislaman (ODK)
dengan tema “ Pemahaman Islam
Rahmatan lil „Alamin Sebagai
Langkah Awal Menjadi Mahasiswa
Berkarakter” oleh LDK & ITTAQO
21 Agustus 2014 Peserta 2
19 Dalam Kegiatan Diklat
Microteaching oleh Himpunan
Mahasiswa Program Studi (HMPS)
PAI Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga
8 November 2014 Peeserta 2
20 Talkshow Pra Nikah dengan tema
“Menjemput Jodoh Impian” oleh
LDK Darul Amal STAIN Salatiga
9 November 2014 Peserta 2
cxxxii
21 Kegiatan Bedah Buku “Metode
Tafsir Kontemporer Model
Pendekatan Hermeneutika Sosio-
Tematik Dalam Tafsir Al-Qur‟an
Hasan Hanafi” oleh Himpunan
Mahasiswa Program Studi (HMPS)
Ilmu Al-Qur‟an dan tafsir
27 November 2014 Peserta 2
22 Kajian Intensif Mahasiswa dengan
tema “Fenomena Islam di Salatiga”
oleh LDK Darul Amal STAIN
Salatiga
28 November 2014 Peserta 2
23 Training Kepribadian di Institut
Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga
19 Mei 2015 Peserta 2
24 Workshop Terapi Hati Session 1
oleh Biro Konsultasi Psikologi
TAZKIA
5 juni 2015 Peserta 2
25 Workshop Terapi Hati Session 2
oleh Biro Konsultasi Psikologi
TAZKIA
25 juni 2015 Peserta 2
26 Lomba Kebersihan Kelas yang
diselenggarakan oleh SMP Negeri 1
Tengaran
15 Agustus 2014 Panitia 3
27 Pertemuan Wali Murid yang
diselenggarakan oleh SMP Negeri 1
Tengaran
23 Agustus 2014 Panitia 3
28 Panitia Pentas Seni Pelepasan
Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) Stain Salatiga Tahun 2014
yang diselenggarakan oleh SMP
Negeri 1 Tengaran
10 September 2014 Panitia 3
29 Pemateri Latihan Dasar
Kepemimpinan (LDK) yang
diselenggarakan oleh Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMP
Negeri 1 Tengaran
21 Agustus 2014 Pemateri 4
cxxxiii
30 serangkaian acara GARDIKA
(Gema Ramadhan di Kampus) pada
pesantren kilat di SMPN 1 Salatiga
yang diselenggarakan oleh LDK
Darul Amal STAIN Salatiga
22-27 juli 2013 pemateri 4
31 kegiatan pesantren kilat di SMP
Negeri 3 Salatiga yang
diselenggarakan oleh LDK Darul
Amal STAIN Salatiga
9-11 Agustus 2012 pemateri 4
32 serangkaian acara GARDIKA
(Gema Ramadhan di Kampus) pada
pesantren kilat di SMPN 3 Salatiga
yang diselenggarakan oleh LDK
Darul Amal STAIN Salatiga
29-31 juli 2013 Pemateri 4
33 Pesantren kilat SMP Negeri 7
Salatiga yang diselenggarakan oleh
SMP Negeri 7 Salatiga bekerja
sama dengan Lembaga Dakwah
Mahasiswa Islam (LDMI)
15-18 juli 2014 pemateri 4
34 kegiatan pesantren kilat di SMP
Negeri 9 Salatiga yang
diselenggarakan oleh LDK Darul
Amal STAIN Salatiga
6-11 Agustus 2012 Pemateri 4
35 Dalam serangkaian acara
GARDIKA (Gema Ramadhan di
Kampus) pada pesantren kilat di
SMPN 9 Salatiga yang
diselenggarakan oleh LDK Darul
Amal STAIN Salatiga
25-31 juli 2013 Pemateri 4
36 Kegiatan pesantren kilat di SMP
Negeri 10 Salatiga yang
diselenggarakan oleh LDK Darul
Amal STAIN Salatiga
6-8 Agustus 2012 pemateri 4
37 Serangkaian acara GARDIKA
(Gema Ramadhan di Kampus) pada
pesantren kilat di SMPN 10
Salatiga yang diselenggarakan oleh
22-25 juli 2013 Pemateri
4
cxxxiv
LDK Darul Amal STAIN Salatiga
38 Pesantren Kilat Yang Dilaksanakan
di SMPN 3 Salatiga, SMPN 9
Salatiga, Dan SMPN 10 Salatiga
yang diselenggarakan oleh LDK
Darul Amal STAIN Salatiga
15-19 Juli 2014 Pemateri 4
39 Kegiatan pesantren kilat di MAN
Salatiga yang diselenggarakan oleh
LDK Darul Amal STAIN Salatiga
29-4 juli 2015 Pemateri 4
40 Seminar Nasional “Peran Lembaga
Perbankan Syariah dengan Adanya
Otoritas Jasa Keuangan (UU No. 21
Tahun 2011 Tentang OJK)” yang
diselenggarakan oleh HMJ Syariah
29 November 2012 Peserta 8
41 Seminar Nasional dengan tema
“Ahlussunnah Waljamaah Dalam
Perspektif Islam Indonesia” yang
diselenggarakan oleh Dewan
Mahasiswa (DEMA)
26 maret 2013 Peserta 8
42 Seminar Nasional Dan Dialog
Publik dengan tema “ Minimnya
Pasokan Energi Dalam Negeri,
Pembatasan Subsidi BBM Dan
Peran Masyarakat Dalam
Penghematan Energi yang
diselenggarakan oleh HMJ
Tarbiyah & Syari‟ah STAIN
Salatiga
20 April 2013 Peserta 8
43 Seminar Nasional Perlindungan
Hukum Terhadap Usaha Mikro
Menghadapi Pasar Bebas Asean
yang diselenggarakan oleh HMPS
AS
2014 Peserta 8
cxxxv
cxxxvi
cxxxvii
cxxxviii
cxxxix