hubungan antara kualitas makanan dengan kepuasan …repository.unj.ac.id/409/1/skripsi muthiah...

131
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS MAKANAN DENGAN KEPUASAN PELANGGAN DI RESTORAN JEPANG SHIGERU MUTHIAH ZAHRAH 5515134050 Skripsi ini Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASI SENI KULINER FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2018

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN ANTARA KUALITAS MAKANAN DENGAN

    KEPUASAN PELANGGAN DI RESTORAN JEPANG

    SHIGERU

    MUTHIAH ZAHRAH

    5515134050

    Skripsi ini Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN VOKASI SENI KULINER

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

    2018

  • i

    HUBUNGAN ANTARA KUALITAS MAKANAN DENGAN KEPUASAN

    PELANGGAN DI RESTORAN JEPANG SHIGERU

    MUTHIAH ZAHRAH

    ABSTRAK

    Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara kualitas makanan

    dengan kepuasan pelanggan di Restoran Jepang Shigeru. Metode Penelitian yang

    digunakan adalah metode survey, populasi yang digunakan adalah pelanggan di

    Restoran Jepang Shigeru. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

    dengan teknik Purposive sampling sebanyak 91 orang. Penelitian ini dilakukan di

    Restoran Jepang Shigeru, selama 14 bulan terhitung sejak Januari 2017 Sampai

    dengan Februari 2018. Uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas galat taksiran

    regresi Y atas X dengan uji Liliefors menghasilkan Lhitung = 0,087, sedangkan

    Ltabel pada taraf signifikan 0,05 adalah = 0,093. Koefisien korelasi product

    moment dari pearson menghasilkan rxy = 0,658 selanjutnya dilakukan uji

    keberartian koefisien korelasi dengan menggunakan uji t dan dihasilkan thitung =

    8,24 dengan ttabel = 1,66 dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa koefisien

    korelasi rxy = 0,658 adalah positif dan signifikan. Koefisien determinasi yang

    diperoleh sebesar 0,4329 yang menunjukan 43,29% variabel kepuasan pelanggan

    ditentukan oleh kualitas makanan. Uji Linearitas regresi menghasilkan Fhitung <

    Ftabel yaitu 1,31 < 1,64, sehingga dapat disimpulkan bahwa, persamaan regresi

    tersebut linear. Persamaan regresi yang dihasilkan antara X dan Y adalah Ŷ =

    16,62 + 0,94X. Dari uji keberartian regresi menghasilkan Fhitung > Ftabel yaitu,

    67,95 > 4,03, sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tersebut

    signifikan.

    Kata kunci : Kepuasan Pelanggan, Kualitas Makanan, Restoran Jepang.

  • ii

    THE RELATIONSHIP BETWEEN FOOD QUALITY AND CUSTOMER

    SATISFACTION AT SHIGERU JAPANESE RESTAURANT

    MUTHIAH ZAHRAH

    ABSTRACT

    The purpose of this study is to determine the relationship between food quality

    and customer satisfaction at Shigeru Japanese Restaurant. The research method

    used is with survey, the population used is the customer in Shigeru Japanese

    Restaurant. The sampling technique used is Purposive sampling technique of 91

    people. This study was conducted at Shigeru Japanese Restaurant, for 14 months

    starting from January 2017 until February 2018. Test requirement analysis is test

    normality error estimation regression Y over X with Liliefors test yield Lcount =

    0,087, while Ltable at significant level 0,05 is = 0,093. Coefficient of product

    moment correlation from pearson resulted rxy = 0,658 subsequently tested

    significance of correlation coefficient by using t test and produced tcount = 8,24

    and ttable = 1,66 Thus, it can be concluded that the correlation coefficient rxy =

    0.658 is positive and significant. Coefficient of determination obtained by 0.4329

    which shows 43.29% variable of customer satisfaction is determined by the

    quality of food. Linearity test of regression yield Fcount < Ftable is 1.31 < 1.64, so it

    can be concluded that, the regression equation is linear. The regression equation

    generated between X and Y is Ŷ = 16.62 + 0.94X. From regression significance

    test yield Fcount > Ftable that is, 67,95> 4,03, so it can be concluded that the

    regression equation is significant.

    Keywords: Customer Satisfaction, Food Quality, Japanese Restaurant.

  • iii

    H

  • iv

    H

    A

    L

    A

    M

    A

    N

    P

    E

    R

    N

    Y

    A

    T

    A

    A

    N

    D

    e

    n

    g

    a

    n

    i

    n

    i

  • v

    KATA PENGANTAR

    Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan antara Kualitas Makanan dengan Kepuasan Pelanggan di Restoran Jepang Shigeru”. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk memenuhi siding skripsi.

    Skripsi ini dapat diselesaikan karena dorongan dan bimbingan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Dr. Rusilanti, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Vokasi Seni Kuliner, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta.

    2. Dr. Ir. Ridawati, M.Si dan Dr. Ir. Mahdiyah, M.Kes, selaku Pembimbing Akademik.

    3. Dr. Guspri Devi Artanti, M.Si dan Dr. Rina Febriana, M.Pd selaku Dosen Pembimbing materi yang senantiasa selalu memberi bimbingan dan motivasi.

    4. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Vokasi Seni Kuliner yang telah memberi ilmu pendidikan materi maupun produk olahan masakan selama saya kuliah di Program Studi Pendidikan Vokasi Seni Kuliner, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta.

    Terima kasih juga penulis ucapkan kepada orang tua yaitu Bapak Akhmad

    Naser dan Ibu Deswita serta adik saya Deanita Zahrah yang selalu memberikan

    doa dan tidak pernah bosan untuk selalu memberikan dukungannya bagi penulis

    baik moril maupun materil. Terima kasih juga untuk semua teman – teman

    angkatan 2013, Bars, Komunitas Nangka, BEF, dan Sandi N.P yang selalu

    mendukung dan membantu saya.

    Saya menyadari bahwa skripsi saya belum sempurna, untuk itu saya mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun

    tulisan. Akhir kata saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.

    Penulis

    Muthiah Zahrah

  • vi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRAK i

    ABSTRACT ii

    HALAMAN PENGESAHAN iii

    HALAMAN PERNYATAAN iv

    KATA PENGANTAR v

    DAFTAR ISI vi

    DAFTAR TABEL viii

    DAFTAR GAMBAR ix

    DAFTAR LAMPIRAN x

    BAB I PENDAHULUAN 2

    1.1 Latar Belakang Masalah 2

    1.2 Identifikasi Masalah 5

    1.3 Pembatasan Masalah 6

    1.4 Perumusan Masalah 6

    1.5 Kegunaan Penelitian 6

    BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

    HIPOTESIS PENELITIAN 8

    2.1 Kerangka Teoritis 8

    2.1.1 Kepuasan Pelanggan 8

    2.1.2 Kualitas Makanan 11

    2.1.3 Restoran Jepang Shigeru 15

    2.2 Kerangka Pemikiran 20

    2.3 Hipotesis Penelitian 21

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22

    3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 22

    3.2 Metode Penelitian 22

    3.3 Variabel Penelitian 23

    3.4 Definisi Operasional 23

    3.5 Instrumen Penelitian 25

    3.6 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 27

    3.7 Jenis dan Sumber Data 29

    3.8 Teknik Pengumpulan Data 29

    3.9 Hipotesis Statistik 30

    3.10 Uji Persyaratan Instrumen 30

    3.11 Teknik Analisis Data 32

  • vii

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 36

    4.1 Deskripsi Data 36

    4.2 Pengujian Hipotesis 41

    4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 44

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 48

    5.1 Kesimpulan 48

    5.2 Saran 49

    DAFTAR PUSTAKA 50

    LAMPIRAN 52

  • viii

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Awal Kepuasan Pelanggan 25

    Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Kepuasan Pelanggan 26

    Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Awal Kualitas Makanan 26

    Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kualitas Makanan 27

    Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 36

    Tabel 4.2 Data Usia Responden 37

    Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 37

    Tabel 4.4 Rata-rata Hitung Skor Indikator Kepuasan Pelanggan 38

    Tabel 4.5 Rata-rata Hitung Skor Indikator Kualitas Makanan 40

    Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Galat 42

  • ix

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Satsuma Age 17

    Gambar 2.2 Karaage 18

    Gambar 2.3 Tempura 18

    Gambar 2.4 Donburi 18

    Gambar 2.5 Sushi 19

    Gambar 2.6 Sashimi 19

    Gambar 2.7 Bento 19

    Gambar 2.8 Katsu 20

    Gambar 2.9 Takoyaki 20

  • x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Awal 52

    Lampiran 2 Kuesioner Penelitian 54

    Lampiran 3 Skor Uji Coba Instrumen (Kepuasan Pelanggan) 58

    Lampiran 4 Perhitungan Analisis Butir (Kepuasan Pelanggan) 59

    Lampiran 5 Data Perhitungan Validitas (Kepuasan Pelanggan) 60

    Lampiran 6 Data Uji Coba Validitas (Kepuasan Pelanggan) 61

    Lampiran 7 Data Perhitungan Validitas (Kepuasan Pelanggan) 62

    Lampiran 8 Perhitungan Varians Butir, Varians Total dan Uji Reliabilitas

    (Kepuasan Pelanggan) 63

    Lampiran 9 Uji Coba Instrumen (Kualitas Makanan) 64

    Lampiran 10 Perhitungan Analisis Butir False 65

    Lampiran 11 Data Perhitungan Validitas (Kualitas Makanan) 66

    Lampiran 12 Data Uji Coba Validitas (Kualitas Makanan) 67

    Lampiran 13 Data Perhitungan Validitas (Kualitas Makanan) 68

    Lampiran 14 Perhitungan Varians Butir, Varians Total dan Uji Reliabilitas

    (Kualitas Makanan) 69

    Lampiran 15 Kuesioner Penelitian Final 70

    Lampiran 16 Data Penelitian (Kepuasan Pelanggan) 74

    Lampiran 17 Data Penelitian (Kualitas Makanan) 76

    Lampiran 18 Hasil Data Mentah (Kualitas Makanan) dan

    (Kepuasan Pelanggan) 78

    Lampiran 19 Data Berpasangan Kualitas Makanan dan Kepuasan Pelanggan 80

    Lampiran 20 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Simpangan Baku 82

    Lampiran 21 Tabel Pehitungan Rata-rata, Varians dan Simpangan Baku 83

    Lampiran 22 Perhitungan Uji Linieritas dengan Persamaan Regresi Linier 86

    Lampiran 23 Grafik Persamaan Regresi 87

    Lampiran 24 Tabel Untuk Menghitung 88

    Lampiran 25 Tabel Perhitungan Rata-rata, Varians dan Simpangan Baku

    Regresi 91

    Lampiran 26 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Simpangan Baku Regresi 94

    Lampiran 27 Perhitungan Normalitas Galat Taksiran Y atas X Regresi 95

    Lampiran 28 Langkah Perhitungan Uji Normalitas Galat Taksiran Regresi 97

    Lampiran 29 Perhitungan JK (G) 98

    Lampiran 30 Perhitungan Uji Keberartian Regresi 100

    Lampiran 31 Perhitungan Uji Kelinieran Regresi 102

    Lampiran 32 Tabel Anava untuk Uji Keberartian dan Uji Kelinieran Regresi 103

    Lampiran 33 Perhitungan Koefisien Korelasi Product Moment 104

    Lampiran 34 Perhitungan Uji Signifikansi 105

    Lampiran 35 Perhitungan Uji Koefisien Determinasi 106

  • xi

    Lampiran 36 Analisis Indikator (Kepuasan Pelanggan) 107

    Lampiran 37 Analisis Indikator (Kualitas Makanan) 108

    Lampiran 38 Tabel Nilai-nilai r Product Moment dari Pearson 109

    Lampiran 39 Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors 110

    Lampiran 40 Tabel Kurva Normal Persentase 111

    Lampiran 41 Nilai Persentil Untuk Distribusi t 112

    Lampiran 42 Nilai Persentil untuk Distribusi F 113

    Lampiran 43 Daftar Nama Uji Coba Pelanggan di Restoran Jepang Shigeru 116

    Lampiran 44 Dokumentasi Pengambilan Data 119

  • 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan

    semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian terhadap hal ini.

    Pihak yang paling banyak berhubungan langsung dengan kepuasan atau

    ketidakpuasan pelanggan adalah pemasar, konsumen, konsumeris, dan peneliti

    perilaku konsumen. Hal ini tercermin dari semakin banyaknya perusahaan yang

    menyertakan komitmennya terhadap kepuasan pelanggan dalam pernyataan

    misinya, iklan, maupun public relation release (Tjiptono, 1995).

    Menurut Riadi (2013) kepuasan pelanggan pada dasarnya adalah penilaian

    kepuasan pelanggan terhadap suatu produk dengan membandingkan kinerja yang

    dialami dengan suatu tingkat harapan sebagai acuan yang telah terdapat dalam

    benak atau pikiran konsumen. Kepuasan pelanggan dapat menjadi dasar menuju

    terwujudnya konsumen yang loyal atau setia.

    Pada zaman globalisasi ini, kebutuhan masyarakat pada makanan siap saji

    sangatlah tinggi. Pada masyarakat kota modern di mana hampir semua orang

    menghabiskan waktu dari pagi sampai sore di tempat kerja sudah tentu tidak

    mempunyai banyak waktu untuk memasak makanan. Akibatnya akan berkembang

    suatu kebiasaan makan yang baru yaitu kebiasaan makan di luar rumah seperti

    antara lain di restoran-restoran fast food (Suhardjo, 1989).

    Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan manusia, turut berkembang pula

    pola pikir yang tercipta, yaitu pola hidup masyarakat yang lebih mengutamakan

    cita rasa makanan tetapi mulai mencoba memperhatikan kualitas kebaikan dari

  • 3

    makanan tersebut. Didasari dari pola hidup masyarakat yang berkembang, ikut

    pula berkembang beragam jenis-jenis makanan yang ada di Indonesia. Makanan-

    makanan modern menawarkan kondisi kebersihan dan kesehatan lingkungan yang

    tinggi di tempat-tempat pelayanan makan, sehingga konsumen tidak perlu risau

    mengenai keamanan makanan (Susanto, 1993).

    Perkembangan dunia yang semakin maju dan modern, disertai dengan kian

    maraknya mobilisasi manusia melakukan aktivitasnya di luar rumah,

    mengakibatkan semakin suburnya industri jasa restoran. Saat ini, telah banyak

    restoran yang memanfaatkan kesempatan ini untuk terus memenuhi kebutuhan

    pelanggannya seperti restoran-restoran yang menggunakan sistem makanan cepat

    saji, salah satunya adalah McDonald. Restoran tersebut memenuhi kebutuhan

    pelanggan yang memiliki banyak aktivitas dengan penyajian makanan yang cepat.

    Pelanggan tidak perlu menunggu lama karena makanan yang dipesan sudah

    disiapkan dan akan langsung disajikan kepada pelanggan sesuai pesanan.

    Selain makanan cepat saji, kebutuhan akan masyarakat semakin terpenuhi

    dengan hadirnya street food. Street food adalah konsep restoran pinggir jalan yang

    toko atau kiosnya mudah dibereskan dan dibersihkan. Street food hanya menjual

    makanan saja dan tidak menyediakan area khusus untuk makan di restoran

    tersebut. Salah satu contoh restoran Indonesia yang memiliki konsep street food

    adalah Pasar Santa yang berada di daerah Blok M. Namun, street food tidak hanya

    berada dipinggir jalan, kini konsep street food sudah banyak ditemui di pusat-

    pusat perbelanjaan besar di Indonesia dan salah satunya adalah eat and eat.

    Karena konsep tersebut mudah diterapkan, banyak restoran yang menggunakan

    street food sebagai konsep restorannya, salah satunya adalah Restoran Jepang.

  • 4

    Restoran Jepang adalah salah satu usaha komersial yang menyediakan jasa

    pelayanan makanan dan minuman khas Jepang bagi umum dan dikelola secara

    profesional. Salah satu restoran Jepang yang sedang menarik perhatian

    masyarakat modern saat ini, yaitu Restoran Shigeru.

    Shigeru memberikan inovasi baru dari sebuah Restoran Jepang dengan

    sistem street food, makanan dapat dipilih sesuai selera lalu dibawa ke kasir dan

    makanan siap disantap. Makanan dijual per pieces dan khusus untuk sushi diwrap

    plastik satu persatu secara rapih dengan menggunakan mesin khusus dan seperti

    tempura, fishball, dan karaage hanya ditusuk menggunakan tusuk sate.

    Berdasarkan survey awal peneliti pada 10 orang pelanggan Restoran Jepang

    Shigeru bahwa 60% pelanggan sudah sering datang ke Restoran Jepang Shigeru,

    30% pelanggan sudah >1 kali datang ke Restoran Jepang Shigeru, dan 10%

    pelanggan baru 1 kali datang ke Restoran Jepang Shigeru. lalu pelanggan 70%

    pada awalnya mengetahui mengenai Restoran Jepang Shigeru dari

    teman/saudaranya, 20% pelanggan mengetahui mengenai Restoran Jepang

    Shigeru dari media sosia, dan 10% pelanggan mengetahui mengenai Restoran

    Jepang Shigeru dari poster. dan 80% alasan pelanggan datang ke Restoran Jepang

    Shigeru dikarenakan makanannya, 10% alasan pelanggan datang ke Restoran

    Jepang Shigeru dikarenakan harganya, dan 10% alasan pelanggan datang ke

    Restoran Jepang Shigeru dikarenakan tempatnya. Berdasarkan survey awal

    peneliti pada supervisor Restoran Jepang Shigeru bahwa Shigeru memilih bahan

    makanan sesuai dengan standar yang telah ditentukan dan telah memiliki sertifikat

    halal yang di keluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

  • 5

    Kualitas tidak hanya terdapat pada barang atau jasa saja, tetapi juga

    termasuk dalam produk makanan. Pelanggan yang datang untuk mencari makanan

    tentu ingin membeli makanan yang berkualitas.

    Kualitas makanan sendiri memiliki beberapa faktor utama yang mendukung

    syarat utama bagi sebuah makanan yaitu seperti warna, penampilan, porsi, bentuk,

    temperatur, tekstur, yang terakhir dan yang terpaling penting ialah rasa.

    Menurut Dita (2010) kualitas produk makanan memiliki pengaruh terhadap

    kepuasan pelanggan, sehingga akan lebih baik bila dapat meningkatkan dan

    mempertahankan kualitas produk makanan sebagai dasar strategi pemasaran.

    Berdasarkan keadaan di atas, maka perlu diteliti lebih jauh lagi mengenai

    hubungan antara kualitas makanan dengan kepuasan pelanggan di restoran Jepang

    Shigeru.

    1.2. Identifikasi Masalah

    Melihat latar belakang masalah di atas serta kenyataan-kenyataan yang ada,

    maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

    1. Apa yang mendasari pelanggan untuk datang ke Restoran Jepang Shigeru?

    2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kualitas makanan terhadap

    kepuasan pelanggan di Restoran Jepang Shigeru?

    3. Bagaimanakah tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas makanan di

    Restoran Jepang Shigeru?

    4. Bagaimanakah kualitas makanan yang terdapat di Restoran Jepang Shigeru?

    5. Bagaimanakah kualitas dari Restoran Jepang Shigeru?

  • 6

    6. Apakah Restoran Jepang Shigeru telah memenuhi syarat-syarat kepuasan

    pelanggan?

    7. Apakah terdapat hubungan antara kualitas makanan dengan kepuasan

    pelanggan di Restoran Jepang Shigeru?

    1.3. Pembatasan Masalah

    Karena terbatasnya waktu, tenaga dan biaya maka penelitian ini hanya

    dibatasi pada hubungan antara kualitas makanan dengan kepuasan pelanggan pada

    Restoran Jepang Shigeru (Bekasi), yang ditinjau dari aspek: warna, penampilan,

    porsi, bentuk, tekstur, rasa dari makanan yang disajikan.

    1.4. Perumusan Masalah

    Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan yang akan

    diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah terdapat

    hubungan antara kualitas makanan dengan kepuasan pelanggan di Restoran

    Jepang Shigeru?

    1.5. Kegunaan Penelitian

    Penelitian ini diharapkan berguna bagi:

    1. Peneliti

    Sebagai bahan pembelajaran di masa yang akan datang, yakni ketika bekerja

    di suatu perusahaan. Selain itu, penelitian ini akan menambah wawasan,

    serta pengetahuan peneliti mengenai hubungan antara kualitas makanan

    dengan kepuasan pelanggan.

  • 7

    2. Program Studi Pendidikan Vokasi Seni Kuliner

    Sebagai bahan bacaan ilmiah bagi mahasiswa di masa yang akan datang,

    serta dapat menambah koleksi bacaan ilmiah di perpustakaan. Selain itu,

    hasil penelitian ini nantinya mungkin dapat dijadikan sebagai referensi bagi

    peneliti lainnya mengenai hubungan antara kualitas makanan dengan

    kepuasan pelanggan.

    3. Restoran Jepang Shigeru

    Sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan kualitas dari makanan.

    Selain itu, dengan membaca hasil penelitian ini restoran akan mengetahui

    faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong kepuasan pelanggan.

    4. Masyarakat

    Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan makanan untuk di

    konsumsi. Selain itu, masyarakat dapat mengetahui kualitas makanan dari

    Restoran Jepang Shigeru.

  • 8

    BAB II

    KERANGKA TEORITIS, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

    PENELITIAN

    2.1. Kerangka Teoritis

    2.1.1. Kepuasan Pelanggan

    A. Definisi Kepuasan Pelanggan

    Mengukur tingkat kepuasan pelanggan tidak semudah mengukur berat

    badan/tinggi para nasabah tersebut. Data yang diperoleh bersifat subjektif, sesuai

    dengan jawaban para responden menurut pengalaman mereka, dalam

    menggunakan suatu jenis produk tertentu (Supranto, 2011).

    Kotler mendefinisikan kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan

    seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang pelanggan rasakan

    dibandingkan dengan harapannya (Tjiptono, 1997).

    Sedangkan dalam Webster’s 1928 Dictionary (Lupiyoadi, 2006)

    mendefinisikan pelanggan adalah seseorang yang beberapa kali datang ke tempat

    yang sama untuk memenuhi apa yang diinginkan.

    Definisi Kepuasan pelanggan berdasarkan Discornfirmation

    Paradigma dalam Fandy Tjiptono (2000): Kepuasan pelanggan dirumuskan

    sebagai evaluasi purnabeli, dimana persepsi terhadap kinerja alternatif produk

    atau jasa yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan setelah pembelian.

    Apabila persepsi terhadap kinerja tidak dapat memenuhi harapan, maka yang

    terjadi adalah ketidakpuasan.

  • 9

    B. Faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan

    Menurut Garvin dalam Tjiptono (1997) dalam mengevaluasi kepuasan

    terhadap produk, jasa, atau perusahaan tertentu, konsumen umumnya mengacu

    pada berbagai faktor atau dimensi.

    Menurut Irawan dalam Suharto (2009) bahwa ada lima faktor pendorong

    utama yang membuat konsumen merasa puas, yaitu: kualitas produk, harga,

    kualitas pelayanan, faktor emosional, biaya dan kemudahan mendapatkan produk

    atau jasa.

    Namun dalam penelitian ini peneliti hanya akan membahas dua faktor utama

    dari kepuasan pelanggan yaitu kualitas pelayanan dan harga.

    1. Kualitas Pelayanan

    a) Responsiveness (Ketanggapan)

    Dimensi ini merujuk pada kemauan untuk menolong para pelanggan dan

    menyediakan suatu layanan dengan segera/tepat waktu.

    b) Reliability (Keandalan)

    Dimensi ini merujuk pada kemampuan untuk menghantarkan layanan

    sesuai seperti yang telah dijanjikan tanpa suatu kesalahan (konsisten) serta

    akurat.

    c) Empaty (Empati)

    Dimensi ini merujuk pada sejauh mana tingkat pemahaman/simpati

    (caring) serta perhatian secara individual yang diberikan oleh perusahaan

    kepada para pelanggannya.

  • 10

    d) Assurance (Jaminan)

    Dimensi ini merujuk pada pengetahuan (knowledge) dan kesopanan dari

    para karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan rasa percaya

    (trust) dan yakin (confidence)

    e) Tangibles (Bukti Nyata)

    Dimensi ini merujuk pada fasilitas fisik, peralatan, dan penampilan dari

    para pelayan atau dari tempat.

    Pelayanan yang baik adalah satu alat perang bagi industry yang ingin

    tetap kompetitif di pasar. Produk dan jasa yang ditawarkan selain harus

    memiliki keunggulan kualitas juga perlu didampingi cara-cara kreatif dan

    inovatif dalam pelayanan yang baik.

    2. Harga

    a) Keterjangkauan harga

    Harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang konsumen tukarkan untuk

    jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang dan jasa.

    Harga merupakan faktor penentu yang mempengaruhi pilihan pembelian.

    Menurut Supranto (2011) untuk memenangkan persaingan, perusahaan

    harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, misalnya dengan

    memberikan produk yang mutunya lebih baik, harganya lebih murah, penyerahan

    produk yang lebih cepat dan pelayanan yang lebih baik daripada para pesaingnya.

    Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pelanggan adalah

    seseorang yang beberapa kali datang ke tempat yang sama. Kepuasan pelanggan

    adalah hasil dari harapan terhadap suatu produk atau jasa apakah telah memenuhi

    atau tidak memenuhi. Terdapat 2 faktor pendorong utama konsumen merasa puas

  • 11

    yaitu faktor kualitas pelayanan dan faktor harga. Faktor kualitas pelayanan

    mempunyai lima dimensi yaitu responsiveness (ketanggapan) yaitu suatu layanan

    dengan tepat waktu, reliability (keandalan) yaitu suatu layanan yang konsisten,

    empaty (empati) yaitu tingkat simpati, assurance (jaminan) yaitu kemampuan

    untuk menimbulkan rasa percaya dan yakin, tangibles (bukti nyata) yaitu merujuk

    pada fasilitas fisik, peralatan, dan penampilan dari para pelayan atau dari tempat.

    Faktor harga mempunyai satu dimensi yaitu jumlah dari seluruh nilai dari suatu

    barang dan jasa.

    2.1.2. Kualitas Makanan

    A. Definisi Kualitas Makanan

    Kualitas tidak hanya terdapat pada barang atau jasa saja, tetapi juga

    termasuk dalam produk makanan. Pelanggan yang datang untuk mencari makanan

    tentu ingin membeli makanan yang berkualitas. Menurut Knight dan Kotschevar

    (2000) kualitas makanan merupakan suatu tingkatan dalam konsistensi kualitas

    menu yang dicapai dengan penetapan suatu standar produk dan kemudian

    mengecek poin-poin yang harus dikontrol untuk melihat kualitas yang ingin

    dicapai. Setiap produk makanan mempunyai standar sendiri, jadi terdapat banyak

    standar dalam setiap menu makanan.

    Menurut Irawan (2009) kualitas produk adalah driver kepuasan pelanggan

    yang multidimensi. Produk yang ditawarkan setiap badan usaha akan berbeda dan

    pasti mempunyai karakteristik yang membedakan produk itu dengan produk

    pesaing walaupun jenis produknya sama sehingga produk itu memiliki keunikan,

    keistimewaan, keunggulan dalam meraih pasar yang ditargetkan. Dalam hal ini,

  • 12

    makanan merupakan produk utama dari sebuah restoran. Menurut Margareta dan

    Edwin (2012), kualitas makanan merupakan peranan penting dalam pemutusan

    pembelian konsumen, sehingga dapat diketahui bila kualitas makanan meningkat,

    maka keputusan pembelian akan meningkat juga. Terdapat 9 dimensi utama dari

    kualitas makanan yaitu warna, penampilan, porsi, bentuk, temperatur, tekstur,

    rasa, aroma, dan tingkat kematangan.

    1. Dimensi Kualitas Makanan

    Menurut Moehyi (1992) secara garis besar faktor-faktor yang

    mempengaruhi food quality adalah sebagai berikut:

    a. Warna

    Warna makanan memegang peranan utama dalam penampilan makanan.

    Betapapun lezatnya makanan, apabila penampilannya tidak menarik waktu

    disajikan akan mengakibatkan selera orang yang akan memakannya menjadi

    hilang. Warna dari bahan-bahan makanan harus dikombinasikan sedemikian rupa

    supaya tidak terlihat pucat atau warnanya tidak serasi. Warna yang disajikan

    sesuai dengan ketentuan umum makanan Jepang seperti: katsu berwarna coklat

    keemasan, tempura berwarna putih, takoyaki berwarna coklat keemasan, ocha

    berwarna hijau, nasi pada sushi berwarna putih.

    b. Penampilan

    Penampilan makanan waktu disajikan akan merangsang indera terutama

    indera penglihatan yang bertalian dengan cita rasa makanan itu. Perlakuan terakhir

    dalam penyelenggaraan makanan adalah penyajian makanan untuk dikonsumsi.

    Kesegaran dan kebersihan dari makanan yang disajikan adalah contoh penting

    yang akan mem1pengaruhi penampilan makanan baik atau tidak untuk dinikmati.

  • 13

    Penampilan yang disajikan sesuai dengan ketentuan umum makanan Jepang

    seperti: ikan yang digunakan untuk sushi tampak segar, katsu dan tempura tampak

    renyah, plastik yang digunakan untuk me wrap sushi tampak bersih.

    c. Porsi

    Pentingnya porsi makanan bukan saja berkenaan dengan penampilan

    makanan waktu disajikan, tetapi juga berkaitan dengan perencanaan dan

    perhitungan pemakaian bahan yang akan menentukan harga jual. Dalam setiap

    penyajian makanan sudah ditentukan porsi standarnya yang disebut standard

    portion size. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti untuk setiap porsi yang

    disajikan di Shigeru menurut jenisnya ialah: katsu seberat 70gr, nigiri sushi

    seberat 34gr, fishball seberat 49gr, donburi seberat 285gr, tempura seberat 57gr,

    dan karaage 34gr.

    d. Bentuk

    Bentuk makanan yang serasi akan memberikan daya tarik tersendiri bagi

    setiap makanan yang disajikan. Untuk membuat makanan menjadi lebih menarik

    biasanya disajikan dalam bentuk-bentuk tertentu seperti: bentuk yang sesuai

    dengan bentuk asli bahan makanan, bentuk yang menyerupai bentuk asli tetapi

    bukan merupakan bahan makanan yang utuh, bentuk yang diperoleh dengan cara

    memotong bahan makanan dengan teknik tertentu atau mengiris bahan makanan

    dengan cara tertentu. Bentuk yang disajikan sesuai dengan ketentuan umum

    makanan Jepang seperti: sushi yang memiliki bentuk persegi panjang. katsu,

    tempura, fishball, fishcake memiliki bentuk bermacam-macam terkadang

    mengikuti bentuk makanan aslinya. takoyaki memiliki bentuk bulat.

  • 14

    e. Temperatur

    Temperatur makanan saat disajikan memegang peranan dalam penentuan

    cita rasa makanan. Temperatur yang disajikan sesuai dengan ketentuan umum

    makanan Jepang seperti: sushi dan minuman disajikan dengan suhu dingin. katsu,

    tempura, karaage, donburi, bento, takoyaki, fishcake dan fishball disajikan

    dengan suhu panas.

    f. Tekstur

    Tekstur makanan juga merupakan komponen yang turut menentukan cita

    rasa makanan karena sensitivitas indera cita rasa dipengaruhi oleh konsistensi

    makanan. Cara memasak, lama waktu memasak makanan akan menentukan pula

    konsistensi makanan. Tekstur yang disajikan sesuai dengan ketentuan umum

    makanan Jepang seperti: nasi pada sushi memiliki tekstur padat. katsu, karaage

    dan tempura memiliki tekstur renyah. fishcake dan fishball memiliki tekstur

    kenyal.

    g. Rasa

    Titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi dasar yaitu manis,

    asam, asin, pahit. Dalam makanan tertentu empat rasa ini digabungkan sehingga

    menjadi satu rasa yang unik dan menarik untuk dinikmati. Rasa yang disajikan

    sesuai dengan ketentuan umum makanan Jepang seperti: nasi pada sushi memiliki

    rasa agak asam. katsu, tempura, karaage, fishball, fishcake, takoyaki memiliki

    rasa asin gurih.

    Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas makanan

    adalah suatu tingkatan kualitas menu dengan penetapan suatu standar yang

    kemudian dilakukan pengecekan poin untuk mendapatkan kualitas yang ingin

  • 15

    dicapai. Setiap jenis produk yang sama akan memiliki keistimewaan dan

    keunggulan dalam meraih target pasar jika, produk yang ditawarkan memiliki

    karakteristik yang berbeda dengan produk pesaing. Terdapat 7 faktor pendorong

    utama yang mempengaruhi kualitas makanan yaitu warna adalah faktor utama

    agar makanan terlihat lebih menarik dan dapat meningkatkan selera makan

    seseorang, penampilan adalah faktor yang berfungsi untuk merangsang indera

    penglihatan yang berikatan dengan rasa makanan, porsi adalah faktor yang

    berkaitan dengan perencanaan dan perhitungan pemakaian bahan untuk

    menentukan harga jual, bentuk adalah faktor dari bentuk-bentuk tertentu yang

    serasi akan memberikan daya tarik tersendiri bagi setiap makanan yang disajikan,

    temperatur dari cita rasa makanan dapat ditentukan dari temperatur makanan saat

    disajikan, tekstur dari cita rasa makanan dipengaruhi oleh konsistensi makanan

    dikarnakan tingkat sensitivitas indera, dan rasa dalam makanan tertentu terdapat 4

    rasa yang dapat digabungkan sehingga menjadi rasa yang unik untuk dinikmat.

    2.1.3. Restoran Jepang Shigeru

    Restoran Jepang adalah salah satu usaha komersial yang menyediakan jasa

    pelayanan makanan dan minuman khas Jepang bagi umum dan dikelola secara

    professional. Bahan utama masakan Jepang adalah hasil laut, sayur-sayuran dan

    beras. Mengkonsumsi hidangan laut mentah telah lama dibedakan dari hidangan

    penduduk asli dan persiapannya adalah ikan yang dipakai harus segar dan

    dipotong rapih dengan pisau yang sangat tajam (hocho).

    Restoran Shigeru merupakan restoran yang mengusungkan tema Jepang

    dengan konsep cafetaria yang dibuka pertama pada bulan Mei tahun 2016 di

  • 16

    MOI (Mall Of Indonesia) dan cabang pertamanya di GGP (Grand Galaxy Park)

    tepatnya pada bulan November, lalu membuka cabangnya lagi di PIK (Pantai

    Indah Kapuk), terakhir yang baru saja di buka lagi yaitu di City Plaza Jatinegara.

    Restoran Shigeru ini memiliki jam operasional yaitu di buka pada pukul 08.00

    pagi dan tutup pada pukul 10.00 malam. Target pasar dari restoran ini yaitu anak

    sekolah, dikarenakan posisi Mall yang di kelilingi oleh banyak sekolah-sekolah.

    Sushi Shigeru memiliki keunggulan dalam penyajiannya. Penyajian disusun

    berdasarkan sistem buffet dimana konsumen dapat memilih sendiri sushi atau jenis

    makanan lain yang tersedia (self service). Penyajian makanan ini disusun

    sedemikian rupa sehingga tampak rapih dan cantik. Selain itu, kebersihan juga

    terjaga dengan baik, hal ini tampak dari penyajian sushi yang di bungkus satu

    persatu (wrap package). Harga dari makanan juga tertera langsung sehingga

    konsumen tidak perlu khawatir dengan harga makanan yang akan dibeli.

    Bahan baku yang digunakan untuk membuat sushi khususnya merupakan

    bahan yang sama seperti pada umumnya dalam pembuatan sushi. Bahan baku ikan

    di impor langsung dari Australia sementara beras yang digunakan merupakan

    perpaduan antara beras lokal dan beras jepang. Bahan baku selalu diperbaharui

    setiap dua hari sekali dan tidak pernah lebih. Jika lebih atau kualitas bahan telah

    tidak layak di gunakan, maka bahan baku akan langsung di buang. Distribusi

    bahan baku dilakukan selama 4x dalam 1 minggu, jika makanan yang disajikan

    tidak habis terjual, maka sushi tersebut langsung di buang, hal ini guna menjaga

    kualitas makanan yang disediakan agar tetap baik saat dikonsumsi. Setiap produk

    makanan telah di timbang sebelum diletakan di dalam display dan setiap makanan

    memiliki berat yang sama saat disajikan.

  • 17

    Jumlah karyawan di setiap cabangnya sebanyak 35 orang yang dibagi menjadi 2

    shift :

    a. Weekday ( senin-jumat )

    Shift 1 dari jam 07.00-15.00

    Shift 2 dari jam 15.00-23.00

    b. Weekend ( sabtu-minggu )

    Shift 1 dari jam 07.00-16.00

    Shift 2 dari jam 14.00-23.00

    Contoh hidangan yang terdapat di Restoran Jepang Shigeru

    1. Satsuma Age atau yang biasa kita sebut fish cake atau fish ball merupakan

    salah satu jenis goreng-gorengan yang disajikan dengan cara di tusuk

    menggunakan tusuk sate dan dalam keadaan hangat.

    Sumber: Dokumen Pribadi

    Gambar 2.1 Satsuma Age

    2. Karaage adalah hidangan ayam bagian paha yang dibuat dengan cara

    dimasukkan terlebih dahulu ke dalam tepung lalu digoreng menggunakan

    deep frying agar mendapatkan tekstur crispy yang sempurna.

  • 18

    Sumber: Dokumen Pribadi

    Gambar 2.2 Karaage

    3. Tempura dapat terbuat dari ikan segar, kerang, atau sayuran yang

    dicelupkan kedalam butter yang terdiri dari campuran telur, tepung dan air

    kemudian digoreng basah.

    Sumber: Dokumen Pribadi

    Gambar 2.3 Tempura

    4. Donburi ialah hidangan yang dibuat dari nasi matang dan ditempatkan

    dalam mangkuk (dombun) dan ditutupi dengan variasi bahan-bahan yang

    telah dimasak.

    Sumber: Dokumen Pribadi

    Gambar 2.4 Donburi

  • 19

    5. Sushi adalah nasi yang diasamkan, ditutupi dan dikombinasikan dengan ikan

    mentah atau telur matang. Disajikan di restoran-restoran serta dijual di

    swalayan atau toko-toko yang menjual dengan cepat.

    Sumber: Dokumen Pribadi

    Gambar 2.5 Sushi

    6. Sashimi merupakan jenis masakan Jepang berupa irisan filet ikan tipis yang

    mentah dengan rasa menyegarkan. Sashimi tidak mengeluarkan rasa amis,

    jika ikan yang digunakan sangat segar, dan diolah / diiris sesaat sebelum

    disajikan.

    Sumber: Dokumen Pribadi

    Gambar 2.6 Sashimi

    7. Bento merupakan istilah Bahasa Jepang untuk makanan yang dikemas

    dalam kotak dan diisi dengan nasi, makanan berat contohnya seperti katsu

    atau tempura atau karaage dan dilengkapi dengan side dish lainnya.

    Sumber: Dokumen Pribadi

    Gambar 2.7 Bento

  • 20

    8. Katsu yang paling umum digunakan daging yang diiris tebal, tidak seperti

    cutlet yang tipis. Perbedaan lainnya, cutlet dari eropa hanya di shallow fried,

    sedangkan katsu menggunakan deep fried.

    Sumber: Dokumen Pribadi

    Gambar 2.8 Katsu

    9. Takoyaki merupakan variasi kue panekuk (pancake) Jepang yang berupa

    adonan yang dibentuk menjadi bulatan kecil yang diisi dengan potongan

    gurita dan dimasak dalam cetakan takoyaki. Takoyaki kemudian diberi

    topping yang biasa digunakan pada pembuatan okonomiyaki, yaitu

    katsuobushi (ikan cakalang asap khas Jepang).

    Sumber: Dokumen Pribadi

    Gambar 2.9 Takoyaki

    2.2. Kerangka Pemikiran

    Usaha restoran makanan kini semakin bersaing untuk mendapatkan

    perhatian dari para pelanggan. Hal ini dipengaruhi oleh pengutamaan kepuasan

    terhadap pelanggan. Kebutuhan pada makanan siap saji semakin meningkat di

  • 21

    karenakan semakin padatnya kesibukan kehidupan di tengah kota dan ditambah

    lagi dengan waktu yang semakin di tuntut untuk serba cepat, yang pada akhirnya

    mengharuskan masyarakat untuk mencari jalan pintas seperti mencari tempat yang

    tidak menghabiskan banyak waktu. Tidak hanya membutuhkan kecepatan namun

    juga membutuhkan sebuah kualitas yang memuaskan bagi para pelanggan yang di

    kejar oleh urusannya masing-masing.

    Sekarang telah banyak restoran-restoran yang menawarkan kecepatan waktu

    namun kebanyakan dari restoran-restoran tersebut adalah restoran fast food yang

    kita tidak tahu kualitas dari makanannya. Di mana industri makanan di Indonesia

    sangat cepat berkembang dilihat dari sisi masyarakatnya yang konsumtif.

    Pelanggan yang datang tentu saja mengharapkan tidak hanya sekedar

    menghilangkan rasa lapar tetapi juga mencoba memperhatikan kualitas dari

    makanan tersebut, karena kualitas dari sebuah makanan memiliki peranan penting

    dalam pemutusan pembelian pelanggan.

    Mengacu pada penelitian yang sedang dikaji, peneliti ingin melihat adanya

    hubungan antara kualitas makanan dengan kepuasan pelanggan.

    2.3. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut : “Terdapat hubungan antara kualitas makanan dengan kepuasan

    pelanggan di restoran Jepang Shigeru”.

  • 22

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di Restoran Jepang Shigeru, Bekasi, yang beralamat di

    Jalan Grand Galaxy Boulevard No. 1, Jakasetia, Bekasi Selatan, Kota Bekasi,

    Jawa Barat 17147. Waktu penelitian berlangsung pada bulan Desember 2016

    sampai selesai.

    3.2. Metode Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian survei yaitu penelitian yang dilakukan

    untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada serta mencari

    keterangan-keterangan faktual dalam bidang ekonomi, dari kelompok pelanggan

    di restoran Jepang Shigeru. Penelitian survei dilakukan dengan cara mengambil

    sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat

    pengumpul data pokok. Salah satu keuntungan utama dari penelitian ini adalah

    mungkinnya pembuatan generalisasi untuk populasi yang besar. Dalam penelitian

    survei, populasi penelitian biasanya besar jumlahnya, sehingga peneliti perlu

    menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik-teknik penentuan

    sampel yang tersedia. Dari langkah-langkah metodologis tadi peneliti memperoleh

    sejumlah informasi yang relevan untuk penelitiannya. Informasi itu disebut

    observasi atau data. Observasi atau data yang dikumpulkan tadi kemudian diolah

    dengan metode pengolahan data yang teliti (Effendi, 2008).

  • 23

    3.3. Variabel Penelitian

    Menurut Sugiyono (2013), variabel penelitian pada dasarnya adalah “Segala

    sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

    sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

    kesimpulannya”.

    Dalam penelitian terdapat 2 (dua) variable sebagai objek penelitian yang

    terdiri dari :

    1. Variabel bebas/Variabel Independen (X)

    X → Kualitas Makanan

    2. Variabel tidak bebas/Variabel Dependen (Y)

    Y → Kepuasan Pelanggan

    3.4. Definisi Operasional

    Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu

    variable atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan

    kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur

    konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 2011). Secara operasional, variabel-

    variabel dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut:

    (X)

    Kualitas Makanan

    (Y)

    Kepuasan Pelanggan

  • 24

    a. Kualitas Makanan

    Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan kualitas makanan adalah

    penilaian pelanggan pada beberapa aspek yaitu warna adalah kombinasi warna

    yang tercipta dari bahan-bahan makanan yang digunakan, penampilan makanan

    pada saat disajikan, perhitungan pemakaian bahan yang akan menentukan porsi

    standar dari setiap makanan, bentuk yang ditentukan sesuai dengan ketentuan

    umum Restoran Jepang, temperatur atau suhu makanan pada saat disajikan,

    tekstur atau konsistensi makanan, dan rasa makanan yang disajikan sesuai dengan

    ketentuan umum Restoran Jepang.

    b. Kepuasan Pelanggan

    Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kepuasan pelanggan adalah

    penilaian puas atau tidak puasnya pelanggan pada aspek responsiveness

    (ketanggapan) yaitu kepuasan pelanggan terhadap layanan yang tanggap atau tepat

    waktu, reability (keandalan) yaitu kepuasan pelanggan terhadap layanan yang

    sesuai dengan pesanan yang dilakukan oleh karyawan, empathy (empati) yaitu

    kemampuan pelayan dalam memperlakukan pelanggan, assurance (jaminan) yaitu

    kemampuan karyawan bersikap santun dan dipercaya oleh pelanggan, tangibles

    (bukti nyata) yaitu kepuasan pelanggan dalam menilai fasilitas fisik yang ada di

    Restoran Jepang Shigeru dan keterjangkauan harga yang mempengaruhi pilihan

    pembelian.

  • 25

    3.5. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian merupakan alat bantu dalam penelitian yang bertujuan

    untuk mengumpulkan data secara sistematis. Alat pengumpul data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Identitas responden

    Data identitas responden meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan,

    pekerjaan, status, penghasilan pribadi dan asal tinggal.

    b. Faktor perilaku konsumen

    Beberapa faktor yang dikutip antara lain sosial, personal, psikologi, dan

    budaya (Kotler, 2006). Dari beberapa faktor tersebut, dapat dijadikan beberapa

    aspek pertanyaan yang mencakup hal-hal yang mempengaruhi perilaku konsumen.

    Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Awal Kepuasan Pelanggan

    Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator Butir Drop

    Kualitas

    Layanan

    Harga

    Responsiveness

    (Ketanggapan)

    Reliability

    (Keandalan)

    Empathy

    (Empati)

    Assurance

    (Jaminan)

    Tangibles

    (Bukti Nyata)

    Keterjangkauan

    harga

    Kecepatan

    Memberikan

    Pelayanan

    Sesuai

    Dijanjikan

    Perhatian

    Kesopanan

    Pramu saji

    Dapat dipercaya

    Fasilitas fisik

    (toilet, wifi,ac,

    kursi, gedung,

    tempat parkir)

    Pakaian Pramu

    saji

    Harga Murah

    a. Tanggapan terhadap pelayanan

    b. Harapan terhadap pelayanan.

    c. Tanggap terhadap pelayanan.

    d. Tertib terhadap pelayanan.

    e. Kepercayaan terhadap pelayanan.

    f. Kelebihan terhadap pelayanan.

    g. Penampilan terhadap pelayanan.

    h. Jaminan harga.

    1,2,3

    4

    5,6,7

    8,9,10

    11

    12,13,1

    4,15,16

    ,17

    18, 19

    20,21

    6

    13,17

    20

  • 26

    Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kepuasan Pelanggan

    Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Awal Kualitas Makanan

    Sub

    Variabel

    Komponen Indikator Sub Indikator Butir

    Kualitas

    Layanan

    Harga

    Responsiveness

    (Ketanggapan)

    Reliability

    (Keandalan)

    Empathy (Empati)

    Assurance

    (Jaminan)

    Tangibles (Bukti

    Nyata)

    Keterjangkauan

    harga

    Kecepatan

    Memberikan

    Pelayanan Sesuai

    Dijanjikan

    Perhatian

    Kesopanan Pramu

    saji

    Dapat dipercaya

    Fasilitas fisik (toilet,

    wifi,ac, kursi,

    gedung, tempat

    parkir)

    Pakaian Pramu saji

    Harga Murah

    a. Tanggapan terhadap pelayanan

    b. Harapan terhadap pelayanan.

    c. Tanggap terhadap pelayanan.

    d. Tertib terhadap pelayanan.

    e. Kepercayaan terhadap

    pelayanan.

    f. Kelebihan terhadap pelayanan.

    g. Penampilan terhadap

    pelayanan.

    h. Jaminan harga.

    1,2,3

    4

    5,7

    8,9,10

    11

    12,14,1

    5,16

    18,19

    21

    Indikator Sub Indikator Butir Drop

    Warna

    Penampilan

    Porsi

    Bentuk

    Temperatur

    Tekstur

    Rasa

    a. Warna makanan saat disajikan

    b. Kesegaran makanan c. Kebersihan makanan

    d. Porsi makanan saat disajikan

    e. Bentuk makanan per jenis sajian f. Bentuk diperoleh dengan cara memotong bahan makanan

    dengan teknik tertentu atau mengiris bahan makanan

    dengan cara tertentu

    g. Temperatur makanan dan minuman saat disajikan

    h. Konsistensi makanan

    i. Perasa (manis, asam, asin, pahit)

    1,2

    3,4,5,

    16

    6

    7,8,14

    9,10

    11

    12,13,15

    8

    10

    15

  • 27

    Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kualitas Makanan

    3.6. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

    3.6.1. Populasi

    Populasi adalah objek atau subjek serta karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

    (Sugiyono, 2010). Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan

    di Restoran Jepang Shigeru. Sedangkan populasi terjangkau adalah 1050

    orang/minggu di Restoran Jepang Shigeru.

    3.6.2. Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

    populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Sampel diambil melalui cara-cara tertentu,

    jelas dan lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi. Dalam penelitian ini

    yang menjadi sampel adalah pengunjung yang telah datang ke Restoran Jepang

    Shigeru sebanyak minimal 2 kali. Berdasarkan sumber ahli yaitu supervisor

    Indikator Sub Indikator Butir

    Warna

    Penampilan

    Porsi

    Bentuk

    Temperatur

    Tekstur

    Rasa

    a. Warna makanan saat disajikan

    b. Kesegaran makanan c. Kebersihan makanan

    d. Porsi makanan saat disajikan

    e. Bentuk makanan per jenis sajian f. Bentuk diperoleh dengan cara memotong bahan makanan

    dengan teknik tertentu atau mengiris bahan makanan

    dengan cara tertentu

    g. Temperatur makanan dan minuman saat disajikan

    h. Konsistensi makanan

    i. Perasa (manis, asam, asin, pahit)

    1,2

    3,4,5,

    13

    6

    7,12

    8

    9

    10,11

  • 28

    menyatakan bahwa rata-rata pelanggan yang datang ke Restoran Jepang Shigeru

    sebanyak 150 pelanggan.

    Perhitungan ukuran sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin

    sebagai berikut :

    𝑛 = 𝑁

    1 + 𝑁𝑒2

    𝑛 = 1050

    1 + (1050𝑥(0,1)2)

    𝑛 = 91,30 ~ dibulatkan menjadi 91

    Keterangan :

    n: jumlah sampel

    N: jumlah populasi

    e: taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%

    Dengan menggunakan rumus di atas, ditemukan jumlah ukuran sampel

    adalah 91 responden dengan taraf kesalahan 10%.

    3.6.3. Teknik Sampling

    Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan

    sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling

    yang digunakan (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini tamu yang akan dijadikan

    sampel bersifat homogeny dan tersebar di seluruh populasi. Sehingga untuk

    mendapatkan sampel respresentatif, maka dalam penelitian ini digunakan

    purposive sampling atau sampling pertimbangan dimana metode ini digunakan

    untuk menetapkan responden yang akan dijadikan sampel berdasarkan pada

    kriteria-kriteria tertentu (Siregar, 2013).

  • 29

    3.7. Jenis dan Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh.

    Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara, maka sumber data

    disebut responden, sedangkan jika penelitian menggunakan teknik observasi,

    maka sumber data bisa berupa benda gerak atau proses sesuatu. Dalam penelitian

    ini penulis menggunakan data primer untuk memperoleh sumber data.

    Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek penelitian

    oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Mahdiyah, 2014). Dalam penelitian

    ini sumber data primer diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah

    responden yang sesuai dengan target pasar sasaran perusahaan dan dianggap

    mewakili seluruh populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Restoran Jepang

    Shigeru.

    3.8. Teknik Pengumpulan Data

    Menurut Sugiyono (2010), “Teknik pengumpulan data merupakan langkah

    yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

    mendapatkan data”. Dalam penelitian ini, kuesioner dipilih sebagai teknik

    pengumpulan data. Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang

    dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

    kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010).

    Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan

    pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner. Item

    kuesioner menggunakan lima skor pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju,

  • 30

    agak setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Rentang penilaian dinyatakan dalam

    bentuk skala dengan rentang nilai tertinggi 5 (lima) dan terendah 1 (satu).

    3.9. Hipotesis Statistik

    Hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian yaitu hubungan antara

    kualitas makanan dengan kepuasan pelanggan di Restoran Jepang, yaitu :

    H0 : ρ = 0

    H1 : ρ ≠ 0

    Keterangan :

    Ho : Tidak terdapat hubungan positif kualitas makanan dengan kepuasan

    pelanggan pada Restoran Jepang Shigeru

    H1 : Terdapat hubungan positif kualitas makanan dengan kepuasan pelanggan

    pada Restoran Jepang Shigeru

    3.10. Uji Persyaratan Instrumen

    Uji persyaratan instrumen adalah persyaratan alat ukur dalam suatu

    penelitian yang tujuannya untuk keabsahan suatu alat ukur instrumen sebelum alat

    ukur tersebut digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data penelitian.

    1. Uji Validitas

    Uji validitas adalah pengujian suatu alat untuk menentukan ketepatan dan

    kecermatan suatu alat ukur, dalam hal ini adalah kuesioner yang disebar oleh

    peneliti, dalam melakukan fungsi ukurnya. Indikator yang digunakan diuji

    kevalidannya dengan menggunakan korelasi Product Moment yang rumusnya

    sebagai berikut:

  • 31

    Rumus Product Moment dan Karl Pearson :

    𝑟𝑥𝑦=

    ∑𝑥𝑦

    √∑ 𝑥2∑𝑦2

    (Sumber: Sugiyono, 2007)

    Keterangan:

    rxy = Tingkat keterkaitan hubungan

    ∑x = Jumlah skor dalam sebaran X

    ∑y = jumlah skor dalam sebaran Y

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner

    Koefisien korelasi r hitung dibandingkan dengan nilai r tabel product

    moment dengan tingkat signifikansi (angka kritis) sebesar 5%. Kriteria uji

    validitas adalah:

    ─ Bila r hitung > r tabel maka dapat dikatakan item pertanyaan adalah valid.

    ─ Bila r hitung < r tabel maka dapat dikatakan item pertanyaan adalah tidak valid

    2. Uji Reliabilitas

    Suatu data dikatakan reliabel apabila dua atau lebih penelitian dalam objek

    yang sama menghasilkan data yang sama, atau penelitian dalam waktu yang

    berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data apabila dipecah

    menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda (Sugiyono, 2010).

    Setelah dilakukan uji validitas langkah selanjutnya yaitu uji reliabilitas, uji

    ini berfungsi untuk mengetahui tingkat keterandalan suatu instrumen. Suatu

    kuesioner dianggap reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan konsisten

    atau stabil dari waktu ke waktu. Dengan menggunakan rumus alpha cronbach

    dalam uji reliabilitas ini hanya dilakukan pada item-item yang telah valid. Dalam

  • 32

    penelitian ini dilakukan uji reliabilitas (koefisien cronbach alpha) dengan rumus

    sebagai berikut:

    𝑟𝑖𝑖 = 𝑘

    𝑘 − 1 [1 −

    ∑𝑠𝑖2

    𝑠𝑡2]

    Keterangan:

    rii = reliabilitas instrumen

    k = banyak butir pernyataan (yang valid)

    ∑𝑠𝑖2 = jumlah varian skor butir

    𝑠𝑡2 = varian skor total

    3.11. Teknik Analisis Data

    Analisis data adalah kegiatan setelah semua data dari responden atau sumber

    data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data

    berdasarkan mentabulasi data melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

    masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat.

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner sebagai intrumen

    penelitian dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah suatu

    pernyataan yang sistematis untuk menunjukkan sikap. Dengan skala ini, variabel

    yang akan diukur akan dijabarkan menjadi indikator-indikator yang dijadikan

    sebagai tolak ukur untuk menyusun instrumen berupa pernyataan.

    1. Uji Normalitas

    Dalam penelitian ini akan digunakan analisis statistik parametrik, maka

    syarat normalitas data harus dipenuhi. Uji normalitas bertujuan untuk menguji

    apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

  • 33

    distribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini digunakan uji Lilliefors untuk

    mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak.

    Pengambilan keputusan uji normalitas didasari hal sebagai berikut:

    a. Jika nilai LhitungLtabel maka data tersebut tidak terdistribusi normal.

    2. Uji Analisis Regresi Linear Sederhana

    Regresi linier sederhana digunakan hanya untuk satu variabel bebas

    (independent) terhadap satu variabel tak bebas (dependent) (Siregar, 2013). Hasil

    dari analisis korelasi hanya untuk mengetahui seberapa besar tingkat keeratan atau

    kekuatan hubungan linier antara variabel saja.

    Penelitian ini menggunakan uji regresi linear sederhana terlebih dahulu

    untuk menghitung pengaruh antara X terhadap Y.

    ( Sumber : Sugiyono, 2010)

    Keterangan:

    Y = variabel terikat

    X = variabel bebas

    a = konstanta (nilai Y apabila X1, X2, …,Xn = 0)

    b = koefisien regresi variabel bebas

    3. Uji Signifikansi (Keberartian) Persamaan Regresi

    Uji keberartian dilakukan untuk meyakinkan diri apakah regresi yang

    didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat

    kesimpulan mengenai hubungan sejumlah perubah yang sedang dipelajari.

    Y = a + bX

  • 34

    a. Uji Signifikansi Secara Simultan (bersama-sama)

    Uji signifikansi secara simultan diuji dengan uji F. Uji F-test adalah

    pengujian serentak yaitu pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah secara

    bersama-sama koefisien regresi variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.

    Nilai taraf signifikansinya adalah 0,01 hingga 0,05.

    H0 : tidak terdapat hubungan yang signifikan secara simultan (bersama-sama)

    antara kualitas makanan dengan kepuasan pelanggan.

    H1 : terdapat hubungan yang signifikan secara simultan (bersama-sama) antara

    kualitas makanan dengan kepuasan pelanggan.

    Jika sig F>0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

    variabel bebas dengan variabel terikat.

    jika sig F

  • 35

    dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada

    akhirnya akan diambil suatu kesimpulan H0 ditolak atau H1 diterima dari

    hipotesis yang telah dirumuskan. Rancangan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

    1. H0 : ρ = 0, tidak terdapat hubungan yang signifikan dari kualitas makanan

    dengan kepuasan pelanggan di Restoran Jepang Shigeru.

    2. H1 : ρ ≠ 0, terdapat hubungan yang signifikan dari kualitas makanan dengan

    kepuasan pelanggan di Restoran Jepang Shigeru.

  • 36

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Deskripsi Data

    4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian ini terletak di Restoran Jepang Shigeru Jl.Grand Galaxy

    Boulevard No.1, Jakasetia, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat 16421.

    4.1.2 Karakteristik Responden

    1. Jenis Kelamin

    Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi gaya hidup yang

    sesuai dengan lingkungan baik pekerjaan ataupun pergaulan.

    Tabel 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    No. Jenis Kelamin Jumlah responden

    n %

    1 Pria 27 29,7

    2 Wanita 64 70,3

    Jumlah 91 100

    Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa responden berjenis kelamin

    pria sebanyak 27 responden atau 29,7%, sedangkan wanita sebanyak 64

    responden atau 70,3%. Berdasarkan data tersebut, maka responden yang paling

    banyak adalah responden dengan jenis kelamin wanita sebanyak 64 orang atau

    70,3%. Berdasarkan hasil penelitian bahwa wanita lebih menyukai makanan

    Jepang dibandingkan dengan pria sehingga pelanggan yang datang ke Restoran

    Jepang Shigeru juga didominasi dengan wanita, dilihat dari segi kesehatan dan

    harga yang merupakan pandangan umum bagi setiap wanita.

  • 37

    2. Usia

    Usia yang dijadikan sampel dalam penelitian termasuk kategori semua umur

    yaitu umur di bawah 20 tahun hingga di atas 30 tahun seperti yang dijelaskan pada

    tabel berikut ini:

    Tabel 4.2 Data Usia Responden

    No. Usia Jumlah responden

    n %

    1 30 Tahun 5 5,5

    Jumlah 91 100

    Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa responden yang berusia

    kurang dari 20 tahun sebanyak 9 responden atau 9,9%, yang berusia lebih dari 20

    tahun sampai 30 tahun sebanyak 77 responden atau 84,6%, dan yang berusia lebih

    dari 30 tahun sebanyak 5 responden atau 5,5%. Berdasarkan hasil penelitian

    bahwa pada rentang usia 20-30 tahun merupakan usia yang paling banyak

    menggemari makanan Jepang, dilihat dari tingkat keinginan untuk merasakan hal

    yang baru.

    3. Pendidikan Terakhir

    Selain jenis kelamin, pendidikan terakhir juga termasuk salah satu faktor

    yang mempengaruhi gaya hidup seseorang.

    Tabel 4.3 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

    No. Pendidikan Terakhir Jumlah responden

    n %

    1 Pelajar 33 36,3

    2 Diploma 9 9,9

    3 Sarjana 49 53,8

    4 Pascasarjana 0 0

    Jumlah 91 100

  • 38

    Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan komposisi responden

    berdasarkan pendidikan terakhir, sebanyak 49 orang responden memiliki

    pendidikan terakhir sebagai sarjana (53,8%), 33 orang responden memiliki

    pendidikan terakhir sebagai pelajar (36,3%), dan 9 orang responden memiliki

    pendidikan terakhir sebagai diploma (9,9%). Berdasarkan data tersebut, maka

    pendidikan terakhir responden terbanyak adalah sarjana.

    A. Data Kepuasan Pelanggan

    Kepuasan Pelanggan memiliki 17 pernyataan dalam instrument penelitian

    yang telah melalui proses validasi dan reliabilitas. Instrumen terbagi ke dalam dua

    sub variabel. Variabel pertama adalah kualitas layanan dengan indikator,

    kecepatan, memberikan pelayanan sesuai dijanjikan, perhatian, kesopanan pramu

    saji, dapat dipercaya, fasilitas fisik, pakaian pramu saji. Variabel kedua adalah

    harga dengan indikator, keterjangkauan harga. Data kepuasan pelanggan diperoleh

    melalui pengisian instrumen penelitian, berupa kuesioner dengan model Skala

    Likert yang diisi oleh 91 orang pelanggan di Restoran Jepang Shigeru.

    Tabel 4.4 Rata-rata Hitung Skor Indikator Kepuasan Pelanggan

    No. Indikator Total Item Total Skor Mean %

    1 Kecepatan 3 1019 339,67 12,62

    2 Memberikan pelayanan

    sesuai dijanjikan 1 328 328,00 12,19

    3 Perhatian 2 692 346,00 12,85

    4 Kesopanan pramusaji 3 991 330,33 12,27

    5 Dapat dipercaya 1 342 342,00 12,71

    7 Fasilitas Fisik 4 1289 322,25 11,97

    8 Pakaian Pramusaji 2 683 341,50 12,69

    9 Harga Murah 1 342 342,00 12,71

    Total 17 5686 2691,75 100%

  • 39

    Berdasarkan hasil rata-rata hitung skor masing-masing indikator dari

    variabel kepuasan pelanggan terlihat bahwa indikator yang memiliki skor tertinggi

    adalah variabel kualitas layanan dengan indikator perhatian dan sub indikator

    tanggap terhadap pelayanan, yaitu sebesar 12,85%. Selanjutnya, indikator dapat

    dipercaya dengan sub indikator kepercayaan terhadap pelayanan , yaitu sebesar

    12,71%. Kemudian indikator harga murah dengan sub indikator jaminan harga,

    yaitu sebesar 12,71%. Selanjutnya indikator pakaian pramu saji dengan sub

    indikator penampilan terhadap pelayanan, yaitu sebesar 12,69%. Selanjutnya

    indikator kecepatan dengan sub indikator tanggapan terhadap pelayanan, yaitu

    sebesar 12,62%. Selanjutnya indikator kesopanan pramu saji dengan sub indikator

    tertib terhadap pelayanan, yaitu sebesar 12,27%. Selanjutnya indikator

    memberikan pelayanan sesuai dijanjikan dengan sub indikator harapan terhadap

    pelayanan, yaitu sebesar 12,19%.

    Selanjutnya indikator fasilitas fisik dengan sub indikator kelebihan terhadap

    pelayanan, yaitu sebesar 11,97%.

    B. Data Kualitas Makanan

    Kualitas Makanan memiliki 13 pernyataan dalam instrumen penelitian yang

    telah melalui proses validasi dan reliabilitas. Indikator pertama adalah warna

    dengan sub indikator warna makanan saat disajikan, indikator kedua adalah

    penampilan dengan sub indikator kesegaran makanan dan kebersihan makanan,

    indikator ketiga adalah porsi dengan sub indikator porsi makanan saat disajikan,

    indikator keempat adalah bentuk dengan sub indikator bentuk makanan per jenis

  • 40

    sajian dan bentuk diperoleh dengan cara memotong bahan makanan dengan teknik

    tertentu atau mengiris bahan makanan dengan cara tertentu, indikator kelima

    adalah temperatur dengan sub indikator temperatur makanan dan minuman saat

    disajikan, indikator keenam adalah tekstur dengan sub indikator konsistensi

    makanan, indikator ketujuh adalah rasa dengan sub indikator perasa.

    Data kualitas makanan diperoleh melalui pengisian instrument penelitian,

    berupa kuesioner dengan model Skala Likert yang diisi oleh 91 orang pelanggan

    di Restoran Jepang Shigeru.

    Tabel 4.5 Rata-rata Hitung Skor Indikator Kualitas Makanan

    No. Indikator Total Item Total Skor Mean %

    1 Warna 2 709 354,5 14,99

    2 Penampilan 4 1404 351 14,84

    3 Porsi 1 349 349 14,76

    4 Bentuk 2 671 335,5 14,19

    5 Temperatur 1 323 323 13,66

    6 Tekstur 1 301 301 12,73

    7 Rasa 2 701 350,5 14,82

    Total 13 4458 2364,5 100%

    Berdasarkan hasil rata-rata hitung skor masing-masing indikator dari

    variabel kualitas makanan terlihat bahwa indikator yang memiliki skor tertinggi

    adalah indikator warna dengan sub indikator warna makanan saat disajikan, yaitu

    sebesar 14,99%. Selanjutnya, indikator penampilan dengan sub indikator

    kesegaran makanan dan kebersihan makanan, yaitu sebesar 14,84%. Kemudian

    indikator rasa dengan sub indikator rasa, yaitu sebesar 14,82%. Lalu indikator

    porsi dengan sub indikator porsi makanan saat disajikan, yaitu sebesar 14,76%.

    Selanjutnya indikator bentuk dengan sub indikator bentuk makanan per jenis

    sajian dan bentuk diperoleh dengan cara memotong bahan makanan dengan teknik

    tertentu atau mengiris bahan makanan dengan cara tertentu, yaitu sebesar 14,19%.

  • 41

    Kemudian, indikator temperatur dengan sub indikator temperatur makanan dan

    minuman saat disajikan, yaitu sebesar 13,66%. Dan yang terakhir indikator tekstur

    dengan sub indikator konsistensi makanan, yaitu sebesar 12,73%.

    4.2. Pengujian Hipotesis

    1. Pengujian Persyaratan Instrumen

    a. Uji Normalitas

    Dalam perhitungan pengujian persyaratan analisis dilakukan untuk menguji

    apakah regresi kepuasan pelanggan (Y) atas Kualitas Makanan (X) berdistribusi

    normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Liliefors pada taraf

    signifikan (α = 0,05), untuk sampel sebanyak 91 pelanggan dengan kriteria

    pengujian berdistribusi normal apabila Lhitung (L0) < Ltabel (Lt) dan jika sebaliknya,

    maka galat taksiran regresi Y atas X tidak berdistribusi normal.

    Hasil perhitungan Liliefors menyimpulkan bahwa taksiran regresi Y atas X

    berdistribusi normal. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan L0 =

    0,087 sedangkan Lt = 0,093 ini berarti L0 < Lt (perhitungan terdapat pada lampiran

    27 hal 95), artinya data berdistribusi normal.

    Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Galat Taksiran regresi Y atas X

    No. Galat L0 Lt Keputusan Keterangan

    1. Y atas X 0,087 0,093 Terima H0 Normal

  • 42

    b. Uji Persyaratan Linieritas

    Penguji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi

    bersifat linier atau tidak dengan kriteria pengujian Fhitung < Ftabel, maka regresi

    dinyatakan linier.

    Tabel distribusi F yang digunakan untuk mengukur linieritas regresi Y atas

    X dengan dk pembilang (k-2) = 33 dan dk penyebut (n-k) 56 dengan taraf

    signifikan 0,05, diperoleh Fhitung = 1,31 sedangkan Ftabel = 1,64. ini berarti Fhitung <

    Ftabel, yang berarti regresi linier (perhitungan terdapat pada lampiran 31 hal 102).

    2. Uji Hipotesis

    a. Uji Koefisien Korelasi

    Uji validitas adalah pengujian suatu alat untuk menentukan ketepatan dan

    kecermatan suatu alat ukur. Penelitian ini menggunakan rumus koefisien korelasi

    Product Moment dari Pearson.

    Hasil perhitungan koefisien korelasi antara kualitas makanan dengan kepuasan

    pelanggan diperoleh koefisien sederhana rxy = 0,658 (proses perhitungan dapat

    dilihat pada lampiran 33 hal 104).

    b. Uji Koefisien Determinasi

    Analisis koefisien determinasi (r²) digunakan untuk mengukur seberapa besar

    kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat.

    Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi rxy = 0,658² = 0,433 yang

    artinya bahwa sebesar 43,3% kepuasan pelanggan di Restoran Jepang Shigeru

    ditentukan oleh kualitas makanan (perhitungan terdapat pada lampiran 35 hal

    106).

  • 43

    c. Uji Linieritas Regresi Linier Sederhana

    Analisis regresi linier sederhana terhadap pasangan data penelitian antara

    kualitas makanan dengan kepuasan pelanggan menghasilkan koefisien arah

    regresi sebesar 0,94 dan menghasilkan konstanta sebesar 16,62 dengan demikian,

    bentuk hubungan antara variabel kualitas makanan dengan kepuasan pelanggan

    memiliki persamaan regresi Ŷ = 16,62 + 0,94X. Selanjutnya, persamaan regresi

    tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor kualitas makanan (X) akan

    mengakibatkan kenaikan kepuasan pelanggan (Y) sebesar 0,94 skor pada

    konstanta 16,62 (proses perhitungan terdapat pada lampiran 22 hal 86).

    Persamaan garis regresi Ŷ = 16,62 + 0,94X dapat digambarkan pada grafik berikut

    ini:

    Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara Kualitas Makanan dengan Kepuasan

    Pelanggan Persamaan Regresi Ŷ = 16,62 + 0,94X

    d. Uji Signifikansi (keberartian) Persamaan regresi

    Uji Signifikansi Secara Simultan (bersama-sama)

    Uji keberartian regresi digunakan untuk mengetahui apakah model regresi

    berarti atau tidak dengan kriteria pengujian H0 diterima jika Fhitung < Ftabel dan H0

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    0 20 40 60 80 100

    Ke

    pu

    asan

    Pe

    lan

    ggan

    (Y

    )

    Kualitas Makanan (X)

  • 44

    ditolak jika Fhitung > Ftabel, dimana model regresi dinyatakan berarti apabila

    menolak H0. Pengujian ini dilakukan dengan tabel ANAVA.

    Untuk perhitungan Y atas X diperoleh Fhitung sebesar 67,95 dan Ftabel sebesar

    4,03. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Fhitung > Ftabel, yang artinya pengujian ini

    dinyatakan bahwa memiliki regresi yang berarti (perhitungan terdapat pada

    lampiran 30 hal 100).

    Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

    Uji signifikansi parsial dilakukan untuk mengetahui apakah variabel

    independen (X) mempunyai pengaruh yang nyata atau signifikan dengan variabel

    dependen (Y), pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t pada taraf

    signifikansi 0,05. Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika thitung > ttabel, maka

    koefisien dinyatakan signifikan dan H0 ditolak jika thitung < ttabel, maka koefisien

    dinyatakan tidak signifikan.

    Berdasarkan pengujian signifikansi antara kualitas makanan dengan

    kepuasan pelanggan diperoleh thitung 8,24 > ttabel = 1,66. Dengan demikian, dapat

    disimpulkan bahwa koefisien adalah signifikan. Artinya, dapat dikatakan bahwa

    terdapat hubungan yang positif antara kualitas makanan dengan kepuasan

    pelanggan di Restoran Jepang Shigeru.

    4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

    Berdasarkan data yang dihasilkan dari penyebaran kuesioner yang berisikan

    30 butir pernyataan (17 pernyataan kepuasan pelanggan dan 13 pernyataan

    kualitas makanan) kepada konsumen yang datang ke Restoran Jepang Shigeru,

    maka penulis menjelaskan keadaan dan kondisi yang sebenarnya sesuai dengan

    data yang diperoleh.

  • 45

    Hasil penelitian penulis yang telah dilakukan didapatkan bahwa kualitas

    makanan terdapat hubungan positif terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini

    dibuktikan melalui hasil analisis regresi linier sederhana didapatkan nilai thitung

    masing-masing variabel independen yakni kualitas makanan lebih besar jika

    dibandingkan dengan nilai ttabel.

    Variabel kualitas makanan secara parsial terdapat hubungan terhadap

    kepuasan pelanggan, hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Dita (2010) kualitas

    produk makanan memiliki pengaruh terhadap kepuasan pelanggan, sehingga akan

    lebih baik bila dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas produk

    makanan sebagai dasar strategi pemasaran. Hal ini juga berasal Irawan (2009)

    yang menyatakan bahwa kualitas produk adalah driver kepuasan pelanggan yang

    multidimensi. Produk yang ditawarkan setiap badan usaha akan berbeda dan pasti

    mempunyai karakteristik yang membedakan produk itu dengan produk pesaing

    walaupun jenis produknya sama sehingga produk itu memiliki keunikan,

    keistimewaan, keunggulan dalam meraih pasar yang ditargetkan. Dalam hal ini,

    makanan merupakan produk utama dari sebuah restoran.

    Berdasarkan hasil rata-rata hitung skor masing-masing indikator dari

    variabel kepuasan pelanggan terlihat bahwa indikator yang memiliki skor tertinggi

    adalah variabel kualitas layanan dengan indikator perhatian dan sub indikator

    tanggap terhadap pelayanan , yaitu sebesar 12,85%. Selanjutnya, indikator dapat

    dipercaya dengan sub indikator kepercayaan terhadap pelayanan , yaitu sebesar

    12,71%. Kemudian indikator harga murah dengan sub indikator jaminan harga,

    yaitu sebesar 12,71%. Indikator pakaian pramu saji dengan sub indikator

    penampilan terhadap pelayanan, yaitu sebesar 12,69%. Indikator kecepatan

  • 46

    dengan sub indikator tanggapan terhadap pelayanan, yaitu sebesar 12,62%.

    Indikator kesopanan pramu saji dengan sub indikator tertib terhadap pelayanan,

    yaitu sebesar 12,27%. Indikator memberikan pelayanan sesuai dijanjikan dengan

    sub indikator harapan terhadap pelayanan, yaitu sebesar 12,19%. Indikator

    fasilitas fisik dengan sub indikator kelebihan terhadap pelayanan, yaitu sebesar

    11,97%.

    Berdasarkan hasil rata-rata hitung skor masing-masing indikator dari

    variabel kualitas makanan terlihat bahwa indikator yang memiliki skor tertinggi

    adalah indikator warna dengan sub indikator warna makanan saat disajikan, yaitu

    sebesar 14,99%. Indikator penampilan dengan sub indikator kesegaran makanan

    dan kebersihan makanan, yaitu sebesar 14,84%. Kemudian indikator rasa dengan

    sub indikator rasa, yaitu sebesar 14,82%. Lalu indikator porsi dengan sub

    indikator porsi makanan saat disajikan, yaitu sebesar 14,76%. Indikator bentuk

    dengan sub indikator bentuk makanan per jenis sajian dan bentuk diperoleh

    dengan cara memotong bahan makanan dengan teknik tertentu atau mengiris

    bahan makanan dengan cara tertentu, yaitu sebesar 14,19%. Kemudian, indikator

    temperatur dengan sub indikator temperatur makanan dan minuman saat disajikan,

    yaitu sebesar 13,66%. Indikator tekstur dengan sub indikator konsistensi

    makanan, yaitu sebesar 12,73%.

    Dengan demikian, hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu

    menyatakan bahwa penelitian ini berhasil menguji hipotesis. Penelitian yang

    dilakukan ini menunjukkan bahwa koefisien korelasi rxy = 0,658. Koefisien

    tersebut menunjukkan arah kedua variabel adalah korelasi positif. Hasil ini

    membuktikan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara kualitas

  • 47

    makanan dan kepuasan pelanggan dengan kata lain dapat di artikan bahwa setiap

    kenaikan kualitas makanan akan meningkatkan kepuasan pelanggan. Kemudian

    dari hasil perhitungan uji keberartian koefisien korelasi (uji-t) diperoleh thitung =

    8,24 > ttabel = 1,66 dengan kriteria koefisien korelasi dinyatakan signifikan jika

    thitung > ttabel. Koefisien korelasi diuji pada taraf signifikan (α = 0,05) dengan

    derajat kebebasan (dk) = 89. jika H0 ditolak, maka koefisien korelasi signifikan,

    sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang positif antara kualitas

    makanan dengan kepuasan pelanggan. Koefisien determinasi rxy = 0,658² = 0,433

    hasil tersebut menjelaskan bahwa 43,3% kualitas makanan mempengaruhi nilai

    kepuasan pelanggan. Analisis regresi linier sederhana terhadap pasangan data

    penelitian antara kualitas makanan dengan kepuasan pelanggan menghasilkan

    koefisien arah regresi sebesar 0,94 dan menghasilkan konstanta sebesar 16,62

    dengan demikian, bentuk hubungan antara variabel kualitas makanan dengan

    kepuasan pelanggan memiliki persamaan regresi Ŷ = 16,62 + 0,94X. Hasil

    persamaan regresi di atas membuktikan bahwa setiap kenaikan satu point kualitas

    makanan maka akan meningkatkan 0,94 kali nilai kepuasan pelanggan.

    Berdasarkan penelitian ini juga diperoleh nilai Fhitung sebesar 67,95.

    Sedangkan Ftabel sebesar 4,03. Hal ini menyatakan bahwa terdapat hubungan yang

    signifikan secara simultan (bersama-sama) antara kualitas makanan dengan

    kepuasan pelanggan.

  • 48

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel kualitas makanan

    mempunyai hubungan pada kepuasan pelanggan. Dalam penelitian ini variabel

    bebas yang digunakan adalah variabel Kualitas Makanan (X) sedangkan variabel

    terikat yang digunakan adalah Kepuasan Pelanggan (Y).

    Berdasarkan pada perhitungan analisis regresi, dapat diketahui :

    Hasil perhitungan koefisien korelasi antara kualitas makanan dengan

    kepuasan pelanggan diperoleh koefisien sederhana rxy = 0,658. Hasil ini

    membuktikan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara kualitas

    makanan dan kepuasan pelanggan dengan kata lain dapat diartikan bahwa setiap

    kenaikan kualitas makanan akan meningkatkan kepuasan pelanggan.

    Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi rxy = 0,658² = 0,433 yang

    artinya bahwa sebesar 43,3%. Hasil tersebut menjelaskan bahwa 43,3% kualitas

    makanan mempengaruhi nilai kepuasan pelanggan.

    Analisis regresi linier sederhana terhadap pasangan data penelitian antara

    kualitas makanan dengan kepuasan pelanggan menghasilkan koefisien arah

    regresi sebesar 0,94 dan menghasilkan konstanta sebesar 16,62 dengan demikian,

    bentuk hubungan antara variabel kualitas makanan dengan kepuasan pelanggan

    memiliki persamaan regresi Ŷ = 16,62 + 0,94X. Hasil persamaan regresi di atas

    membuktikan bahwa setiap kenaikan satu point kualitas makanan maka akan

    meningkatkan 0,94 kali nilai kepuasan pelanggan.

  • 49

    5.2. Saran

    Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas,

    maka peneliti memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat dalam

    mengingkatkan kepuasan pelanggan di Restoran Jepang Shigeru, antara lain:

    1. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan variabel

    yang sama pada restoran yang berbeda dan lebih memperhatikan kepuasan

    pelanggan, terutama dalam perihal fasilitas fisik.

    2. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan variabel

    yang sama pada restoran yang berbeda dan lebih memperhatikan kualitas

    makanan, terutama dalam perihal tekstur.

  • 50

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto.S. 2010. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta.

    Baker,dan Umemura. 2009. The Sushi Lover’s CookBook. Tuttle Publishing:

    Singapora.

    Barton, dan Rufino. 2010. Tataboga Industri. Andi: Yogyakarta.

    Donald.Richie. 1985. A Taste of Japan: Food Fact and Fable, What the People

    Eat, Customs and Etiquette. Kodansha Amer Inc.

    Edwin, dan Margareta. 2012. Food Service Intuitions. John Wiley and Sons, Inc:

    New York.

    Fadiati, Ari. 2011. Mengelola Usaha Jasa Boga yang Sukses. Bandung: Rosda.

    Irawan. 2009. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Gramedia: Jakarta.

    Japan Culture Institute. 1988. Discover Japan: Words, Customs, and Concepts

    Vol.2. Kodansha Amer Inc.

    Kotler, Philip, dan Amstrong G. 2006. Dasar-dasar Pemasaran. Prenhallindo:

    Jakarta.

    Mahdiyah. 2014. Statistik Pendidikan. Rosda Karya : Bandung.

    Moehyi. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Bhratara:

    Jakarta.

    Riadi Muchlisin. 2013. Harapan dan Kepuasan Pelanggan. http://www.kajian

    pustaka.com/2013/06/harapan-dan-kepuasan-pelanggan.html. Diakses 27

    Februari 2017.

    Rosidi.A. 1981. Mengenal Jepang. Dunia Pustaka Jaya: Jakarta.

    Salat, Ono. 2013. Japanese Soul Cooking. Ten Speed Press.

    Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif.

    PT Bumi Aksara: Jakarta.

    Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Kencana Prenadamedia

    Group: Jakarta.

    Sugianto Jimmy dan Sugiono Sugiharto. 2013. Analisa Pengaruh Service Quality,

    Food Quality, dan Price Terhadap Kepuasan Pelanggan Restoran Yung Ho.

    Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol.1,No.2. Surabaya.

    http://www.kajian/

  • 51

    Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung.

    Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor: Departemen Pendidikan Dan

    Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, PAU, IPB: Bogor.

    Supranto. 2011. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Rinaka Cipta: Jakarta.

    Susanto, Djoko. 1993. Prospek Perkembangan Makanan Tradisional Rakyat

    Indonesia Prosiding. Seminar Pengembangan pangan tradisional dalam

    rangka penganekaragaman pangan.

    Thorpe Wendy. Everyday Bento.

    Tjiptono.F. 1995. Strategi Pemasaran. Andi: Yogyakarta.

    Umar.H. 2003. Metode Riset Bisnis. Gramedia: Jakarta.

    Wulansari Wina. 2001. Daya terima konsumen terhadap ragam budaya makanan

    di Restoran Jepang [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Teknik, Universitas Negeri

    Jakarta.

  • 52

    Lampiran 1

    Kuesioner Penelitian Awal

    “Hubungan antara Kualitas Makanan dengan Kepuasan Pelanggan di Restoran

    Jepang Shigeru”

    Responden yang terhormat,

    Sehubungan dengan penelitian ilmiah yang sedang saya lakukan, saya

    berharap kesediaan anda untuk mengisi angket ini. Jawaban anda bukan salah atau

    benar dan kerahasiaan identitas anda akan saya jaga.

    Kemukakan pendapat anda mengenai pernyataan-pernyataan dibawah ini

    dengan cara memberi tanda “X” pada salah satu pilihan di bawah :

    Nama :……………………………...

    No Responden :……………………(Diisi oleh Peneliti)

    1. Sudah berapa kali anda datang ke Restoran Jepang Shigeru?

    a. 1 kali

    b. >1 kali

    c. Sering

    2. Dari mana anda mengetahui Restoran Jepang Shigeru?

    a. Teman/saudara

    b. Media Sosial

    c. Poster

    3. Kenapa anda mau datang ke Restoran Jepang Shigeru?(faktor apa)

    a. Makanan

    b. Harga

    c. Tempat

    Keterangan:

    5 : Jika Jawaban Sangat Sesuai

    4 : Jika Jawaban Sesuai

    3 : Jika Jawaban Agak Sesuai

    2 : Jika Jawaban Tidak Sesuai

    1 : Jika Jawaban Sangat Tidak Sesuai

    4. Bagaimana kualitas dari makanan Restoran Jepang Shigeru?

    No. Kualitas Makanan Jawaban

    5 4 3 2 1

    1. Warna

    2. Penampilan

    3. Porsi

  • 53

    4. Bentuk

    5. Temperatur

    6. Tekstur

    7. Aroma

    8. Tingkat kematangan

    9. Rasa

    Jakarta,.........................,2017

  • 54

    Lampiran 2

    Kuesioner Penelitian

    HUBUNGAN ANTARA KUALITAS MAKANAN DENGAN KEPUASAN

    PELANGGAN DI RESTORAN JEPANG SHIGERU

    No:

    Berilah tanda chiecklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan anda.

    Tanggal pengisian : ……………………

    A. Karakteristik Responden

    (Saya Menjamin Kerahasiaan Informasi Anda serta tidak dimanfaatkan untuk

    tujuan lain)

    Nama :

    Jenis Kelamin : Pria Wanita

    Usia : 30 Tahun

    Status : Menikah Belum Menikah

    Pendidikan Terakhir : Pelajar (SD, SMP, SMA) Diploma

    Sarjana Pasca Sarjana

    Lainnya…

    Pendapatan Per Bulan : 10.000.000

  • 55

    Asal Tinggal : Jakarta Bekasi Lainnya…

    B. Pengalaman Responden

    Dari mana Anda mengetahui tentang Restoran Jepang Shigeru?

    Teman/saudara Media Sosial

    Poster Lainnya, Sebutkan…

    Berapa kali sebelumnya pernah melakukan pembelian di Restoran Jepang

    Shigeru?

    1 Kali 2 Kali >2kali

    Menu makanan yang sering dibeli di Restoran Jepang Shigeru?

    Sushi Tempura Katsu

    Donburi Bento Fish Cake/Fish Ball

    Takoyaki Karaage

    Berapa lama Anda menghabiskan waktu berada di Restoran Jepang Shigeru

    setiap kali berkunjung?

    0-30 menit 30-60 menit >60 menit

    Berapa biaya yang dikeluarkan dalam satu kali berkunjung ke Restoran Jepang

    Shigeru?

    300.000

    Alasan melakukan pembelian di Restoran Jepang Shigeru?

    Kualitas Makanan Suasana Variasi Menu

    Harga Kualitas Layanan

  • 56

    C. PENILAIAN RESPONDEN MENGENAI KUALITAS MAKANAN DI

    RESTORAN JEPANG SHIGERU

    Keterangan:

    SS : Jika Jawaban Sangat Setuju

    S : Jika Jawaban Setuju

    AS : Jika Jawaban Agak Setuju

    TS : Jika Jawaban Tidak Setuju

    STS : Jika Jawaban Sangat Tidak Setuju

    1.