hubungan antara intensitas perhatian orangtua dengan prestasi belajar anak pada siswa kelas vii smp...

18
Hubungan antara Intensitas Perhatian Orangtua dengan Prestasi Belajar Anak HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PERHATIAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK PADA SISWA KELAS VII SMP WAHID HASYIM 8 WARU TAHUN AJARAN 2014/2015 Effendy Setyo Hirnoto 08040254015 (Prodi S1 PPKn,) [email protected] Oksiana Jatiningsih 00011067003 (Prodi S2 PPKn [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengukur hubungan intensitas perhatian orangtua terhadap prestasi belajar anak pada siswa kelas VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru tahun ajaran 2014/2015. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas (independent variable), yaitu intensitas perhatian orangtua, dan satu variabel terikat (dependent variable), yaitu prestasi belajar. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru sebanyak 120 siswa, sedangkan untuk sampelnya diambil sebanyak 30 siswa secara random. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas perhatian orangtua dengan prestasi belajar anak pada siswa kelas VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru tahun ajaran 2014/2015. Hubungan yang terjadi antara intensitas perhatian orangtua dengan prestasi belajar anak berada pada taraf ”sangat kuat” dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,807 atau 80,7%. Kata Kunci: intensitas perhatian orangtua, aktivitas belajar, prestasi belajar ABSTRACT This research aims to measure correlation between the intensity of parental attention on the children academic achievement in class VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru academic year 2014/2015. In this research, there is one independent variable, ie the intensity of parental attention, and one dependent variable, ie learning achievement. This research is a correlational study using a quantitative approach. The population in this research were students of class VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru as many as 120 students, while the sample was taken as many as 30 students at random. The technique used to collect data in this research was a questionnaire and documentation. Results of this research indicate that there is a relationship between the intensity of parental attention and children academic achievement in class VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru academic year 2014/2015. The relationship between the intensity of parental attention and children academic achievement is at the level of "very strong" with a correlation coefficient of 0.807 or 80.7%. Keywords: intensity of parental attention, academic achievement 1023

Upload: alim-sumarno

Post on 17-Sep-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : Effendy Hirnoto, Oksiana Jatiningsih,

TRANSCRIPT

Paper Title (use style: paper title)

Kajian Moral dan Kewarganegaraan. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2015, 1023- 1033Hubungan antara Intensitas Perhatian Orangtua dengan Prestasi Belajar Anak

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PERHATIAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK PADA SISWA KELAS VII SMP WAHID HASYIM 8 WARU TAHUN AJARAN 2014/2015

Effendy Setyo Hirnoto08040254015 (Prodi S1 PPKn,) [email protected]

Oksiana Jatiningsih

00011067003 (Prodi S2 [email protected]

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur hubungan intensitas perhatian orangtua terhadap prestasi belajar anak pada siswa kelas VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru tahun ajaran 2014/2015. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas (independent variable), yaitu intensitas perhatian orangtua, dan satu variabel terikat (dependent variable), yaitu prestasi belajar. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru sebanyak 120 siswa, sedangkan untuk sampelnya diambil sebanyak 30 siswa secara random. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas perhatian orangtua dengan prestasi belajar anak pada siswa kelas VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru tahun ajaran 2014/2015. Hubungan yang terjadi antara intensitas perhatian orangtua dengan prestasi belajar anak berada pada taraf sangat kuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,807 atau 80,7%.Kata Kunci: intensitas perhatian orangtua, aktivitas belajar, prestasi belajarABSTRACT

This research aims to measure correlation between the intensity of parental attention on the children academic achievement in class VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru academic year 2014/2015. In this research, there is one independent variable, ie the intensity of parental attention, and one dependent variable, ie learning achievement. This research is a correlational study using a quantitative approach. The population in this research were students of class VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru as many as 120 students, while the sample was taken as many as 30 students at random. The technique used to collect data in this research was a questionnaire and documentation. Results of this research indicate that there is a relationship between the intensity of parental attention and children academic achievement in class VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru academic year 2014/2015. The relationship between the intensity of parental attention and children academic achievement is at the level of "very strong" with a correlation coefficient of 0.807 or 80.7%.

Keywords: intensity of parental attention, academic achievementPENDAHULUANKeluarga berperan penting dalam proses dan keberhasilan pendidikan anak. Menurut Hasbullah (1994:46), keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Oleh karena itu, orangtua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga, sedangkan sekolah merupakan pendidikan lanjutan.

Keluarga merupakan lingkungan yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan karena seorang anak pertama kali dididik dalam lingkungan keluarga. Pendidikan keluarga akan membentuk kepribadian, kemampuan (skill), serta kemandirian seorang anak. Dalam pendidikan keluarga ini, orangtua berperan sebagai pendidik sekaligus sebagai penanggungjawab yang seharusnya menyediakan sarana dan prasarana kebutuhan belajar anaknya. Dalyono (2009:59) mengemukakan bahwa faktor orangtua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pengetahuan orangtua, besar kecilnya penghasilan orangtua, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orangtua, rukun atau tidaknya kedua orangtua, akrab atau tidaknya hubungan orangtua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semua itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak (Pradhana, 2012:3).

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak di sekolah adalah perhatian orangtua. Perhatian orangtua memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan belajar anak. Menurut Slameto (2003:61), orangtua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu tentang kemajuan belajar anaknya dan kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar, dapat menyebabkan anak kurang/tidak berhasil dalam belajarnya.

Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang meliputi faktor fisik dan lingkungan sosial. Faktor fisik sendiri meliputi rumah, sekolah, peralatan, dan alam, sedangkan faktor lingkungan sosial meliputi keluarga, guru, masyarakat, dan teman. Orangtua memiliki cara dan pola tersendiri dalam mengasuh dan membimbing anak, yang tentunya berbeda antara satu keluarga dengan keluarga lain. Pola asuh orangtua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orangtua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Dalam kegiatan memberikan pengasuhan ini, orangtua akan memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orangtua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar akan diresapi kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya. Keluarga berperan penting bagi perkembangan pribadi anak, baik secara sosial, emosional maupun intelektualnya.

Salah satu penyebab kurangnya perhatian orangtua adalah kesibukan orangtua dalam mencari penghasilan untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan juga menyekolahkan anak-anaknya. Sebagian besar orangtua siswa SMP Wahid Hasyim 8 Waru bekerja, sehingga waktu untuk memberikan perhatian kepada anaknya kurang. Sebagian orangtua terkadang beranggapan bahwa anak-anaknya telah dewasa, sehingga bisa belajar mandiri tanpa didampingi atau pun diawasi orangtua. Kurangnya perhatian orangtua terhadap anak-anaknya berdampak pada r endahnya prestasi belajar anak pada siswa kelas VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru. Prestasi belajar yang rendah ini ditunjukkan dengan nilai/hasil ulangan harian siswa yang tidak memenuhi standar nilai minimum, hanya beberapa siswa yang mendapat nilai di atas standar minimum. Hal ini mungkin saja terjadi bukan hanya karena kemampuan siswa yang kurang, namun juga karena motivasi belajar siswa kurang, sehingga prestasi belajar siswa rendah.

Penelitian tentang intensitas perhatian orangtua dan prestasi belajar siswa sebelumnya sudah banyak dilakukan. Penelitian tersebut antara lain penelitian Meylda Yusiani (2012), V.M Mulalinda (2013), dan Ramadhani Ritonga (2014). Penelitian Meylda Yusiani (2012) membahas mengenai pengaruh perhatian orang tua dan intensitas bermain game terhadap prestasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan perhatian orang tua termasuk kategori kurang baik 49,96%, intensitas bermain game 2 jam 85,29%, prestasi belajar berkategori baik dengan rentangan nilai 76-100. Terdapat pengaruh antara perhatian orang tua dan intensitas bermain game terhadap prestasi belajar dengan melihat model regresi yang dihasilkan yaitu: Y = 527,310 + 0,279X1 + 0,298X2 dimana Y adalah prestasi belajar, (X1) perhatian orang tua, dan (X2) intensitas bermain game.

Penelitian V.M Mulalinda (2013) membahas mengenai hubungan antara intensitas perhatian orang tua terhadap mata pelajaran matematika dengan hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Tondano. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara intensitas perhatian orang tua terhadap mata pelajaran matematika dengan hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Tondano. Berdasarkan koefisien determinasi yaitu = 0,855 dapat dilihat bahwa 85% perubahan hasil belajar matematika siswa dipengaruhi oleh intensitas perhatian orang tua terhadap mata pelajaran matematika.Penelitian Ramadhani Ritonga (2014) yang membahas apakah ada hubungan intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Medan tahun pelajaran 2013/2014. Hasil yang diperoleh pada uji F menunjukkan bahwa variabel intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar berpengaruh terhadap prestasi siswa dengan signifikansi 95% dan alpha 5% yaitu Fhitung > Ftabel (18,754 > 3,13), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan secara simultan antara intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar IPS siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian lebih mendalam mengenai hubungan intensitas perhatian orangtua terhadap prestasi belajar anak pada siswa kelas VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru tahun ajaran 2014/2015. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara intensitas perhatian orangtua terhadap prestasi belajar anak pada siswa kelas VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru tahun ajaran 2014/2015?Kartono, (Suparyoto, 2011:12) menyatakan bahwa perhatian itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu objek. Kemudian Walgito (2004:98) mengemukakan bahwa perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada suatu objek atau sekumpulan objek. Sedangkan Ahmadi (2009:142) menjelaskan bahwa perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu objek baik di dalam maupun di luar dirinya, perhatian timbul dengan adanya pemusatan kesadaran kita terhadap sesuatu. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perhatian adalah pemusatan tenaga psikis dari seluruh aktivitas individu yang tertuju pada suatu atau sekumpulan objek baik di dalam maupun di luar dirinya.

Sedangkan pengertian orangtua menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, orangtua adalah ayah ibu kandung, orang yang dianggap tua, orang yang dihormati, dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian orangtua penelitian ini adalah ayah dan ibu dari anak (jika anak itu tinggal bersama ayah dan ibu) atau orang lain yang bertanggung jawab atas pendidikan anak tersebut, wali siswa atau orangtua asuh atau jika anak tersebut tinggal bersama wali. Orangtua dapat diartikan sebagai ayah-ibu, yang mendidik anak menjadi manusia yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan warga negara yang baik. Orangtua merupakan pendidik yang pertama dan paling utama, sedangkan guru di sekolah hanya merupakan pendidik setelah orangtua.

Intensitas perhatian orangtua adalah tinggi/rendahnya perhatian orangtua yang ditunjukkan dengan frekuensi waktu tertentu dan ditujukan pada kegiatan belajar anak, memberikan bimbingan belajar, memperhatikan dan memenuhi kebutuhan alat-alat penunjang pembelajaran, memberikan dorongan untuk belajar memberikan pengawasan, pengarah, dan lain sebagainya supaya siswa mencapai prestasi belajar yang memuaskan.

Menurut Rumini dkk (1993:13) menyebutkan macam-macam perhatian dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang yang pada prinsipnya adalah sebagai berikut. perhatian spontan, yaitu perhatian yang tidak disengaja atau tidak sekehendak subjek, dan perhatian refleksi, yaitu perhatian yang disengaja atau sekehendak subjek.Macam-macam perhatian menurut intensitasnya, dibedakan menjadi. perhatian intensif, yaitu perhatian yang banyak menyertakan aspek kesadarannya, dan perhatian tidak intensif, yaitu perhatian yang tidak banyak menyertakan aspek kesadaran. Macam-macam perhatian menurut luasnya, dibedakan menjadi perhatian terpusat, yaitu perhatian yang tertuju pada lingkup objek yang sangat terbatas, perhatian ini sering disebut dengan perhatian konsentratif, dan perhatian terpencar, yaitu perhatian yang tertuju kepada macam-macam objek yang luas atau tertuju kepada bermacam-macam objek.

Sedangkan menurut Ahmadi (2009:144-146) mengemukakan macam-macam perhatian adalah sebagai berikut. Perhatian spontan dan disengaja. Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu dan tidak didorong oleh kemauan, perhatian ini sering disebut perhatian asli atau perhatian langsung. Sedangakan perhatian disengaja adalah perhatian yang timbulnya didorong oleh kemauan karena adanya tujuan tertentu. Perhatian statis dan dinamis Perhatian statis ialah perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Sedangkan perhatian dinamis adalah perhatian yang mudah berubah-ubah, mudah bergerak, mudah berpindah dari objek yang satu ke objek yang lain. Perhatian konsentratif dan distributive Perhatian konsentratif (memusat), yakni perhatian yang hanya ditujukan kepada satu objek/masalah tertentu. Sedangkan perhatian distributif (terbagi-bagi), dengan sifat distributif ini orang dapat membagi-bagi perhatiannya kepada beberapa arah dengan sekali jalan/dalam waktu yang bersamaan.

Orang yang mempunyai perhatian sempit dengan mudah dapat memusatkan perhatiannya pada suatu objek yang terbatas, sekalipun ia berada di tempat yang ramai. Selain itu juga tidak mudah memindahkan perhatiannya ke objek lain, jiwanya tidak mudah tergoda oleh keadaan sekelilingnya. Sedangkan orang yang mempunyai perhatian luas, ia mudah sekali tertarik oleh kejadian-kejadiannya disekelilingnya, mudah terangsang, dan perhatiannya tidak dapat mengarah kepada hal-hal tertentu. Perhatian fiktif dan fluktuatif Perhatian fiktif (melekat), yakni perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal dan boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat melekat lama pada objek. Kemudian perhatian fluktuatif (bergelombang) adalah perhatian yang sangat subjektif, sehingga yang melekat hanyalah hal-hal yang dirasa penting bagi dirinya.Menurut Dalyono (2009:59) dan Slameto (2003:61), bentuk perhatian orangtua terhadap kegiatan belajar anak dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar anak, pemberian penghargaan dan hukuman, pemenuhan kebutuhan belajar, menciptakan suasana belajar yang tenang dan tenteram, memperhatikan kesehatan anak, memberikan petunjuk praktis, mengenai (cara belajar, cara mengatur waktu, disiplin belajar, konsentrasi dan persiapan menghadapi ujian).

Pemberian bimbingan dan nasihatMenurut Makmun (2005:227), bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu tertentu. Bimbingan belajar terhadap anak berarti pemberian bantuan kepada anak dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup, agar anak lebih terarah dalam belajarnya dan bertanggung jawab dalam menilai kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya, serta memiliki potensi yang berkembang secara optimal meliputi semua aspek pribadinya sebagai individu yang potensial. Seorang anak mudah sekali putus asa karena ia masih labil, untuk itu orangtua perlu memberikan bimbingan pada anak selama ia belajar. Dengan pemberian bimbingan ini anak akan merasa semakin termotivasi, dan dapat menghindarkan kesalahan dan memperbaikinya.

Orangtua perlu mengawasi pendidikan anak-anaknya sebab tanpa adanya pengawasan yang komitmen dari orangtua besar kemungkinan pendidikan anak tidak akan berjalan lancar. Pengawasan orangtua tersebut berarti mengontrol atau mengawasi semua kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan orangtua terhadap anaknya biasanya lebih diutamakan dalam masalah belajar. Dengan cara ini orangtua akan mengetahui kesulitan apa yang dialami anak, kemunduran atau kemajuan belajar anak, apa saja yang dibutuhkan anak sehubungan dengan aktivitas belajarnya, dan lain-lain. Pengawasan orangtua bukanlah berarti pengekangan terhadap kebebasan anak untuk berkreasi tetapi lebih ditekankan pada pengawasan kewajiban anak yang bebas dan bertanggung jawab. Ketika anak sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penyimpangan, maka orangtua yang bertindak sebagai pengawas harus segera mengingatkan anak akan tanggung jawab yang dipikulnya terutama pada akibat-akibat yang mungkin timbul sebagai efek dari kelalaiannya. Pengawasan atau kontrol yang dilakukan orangtua tidak hanya ketika anak di rumah saja, akan tetapi hendaknya orangtua juga terhadap kegiatan anak di sekolah. Pengetahuan orangtua tentang pengalaman anak di sekolah sangat membantu orangtua lebih dapat memotivasi belajar anak dan membantu anak menghadapi masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah serta tugas-tugas sekolah.

Memberikan pujian dan penghargaan pada kemampuan atau prestasi yang diperoleh anak perlu dilakukan oleh orangtua. Pujian dimaksudkan menunjukan bahwa orangtua menilai dan menghargai tindakan usahanya. Bentuk lain penghargaan orangtua selain memberikan pujian adalah dengan memberikan semacam hadiah atau yang lain. Hadiah ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi pada anak, untuk menggembirakan, dan untuk menambah kepercayaan pada anak itu sendiri, serta untuk mempererat hubungan dengan anak. Jika anak memiliki prestasi yang bagus hendaknya orangtua memberikan penghargaan kepada anaknya untuk meningkatkan aktivitas belajarnya. Namun, kadang kala orangtua juga dapat menggunakan hukuman. Hukuman diberikan jika anak melakukan sesuatu yang buruk. Tujuan diberikan hukuman ini adalah untuk menghentikan tingkah laku yang kurang baik, dan tujuan selanjutnya adalah mendidik dan mendorong anak untuk menghentikan sendiri tingkah laku yang tidak baik.

Kebutuhan belajar adalah segala alat dan sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar anak. Kebutuhan tersebut bisa berupa ruang belajar anak, seragam sekolah, buku-buku, alat-alat belajar dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan belajar ini sangat penting bagi anak, karena akan dapat mempermudah baginya untuk belajar dengan baik. Tersedianya fasilitas dan kebutuhan belajar yang memadai akan berdampak positif dalam aktivitas belajar anak. Anak-anak yang tidak terpenuhi kebutuhan belajarnya seringkali tidak memiliki semangat belajar. Lain halnya jika segala kebutuhan belajarnya tercukupi, maka anak tersebut lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar. Orangtua harus menciptakan ruang dan suasana rumah yang aman dan nyaman ketika anak belajar di rumah. Suasana rumah yang gaduh dan ramai tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang sedang belajar. Rumah yang bising dengan suara radio, tape recorder, TV, suara penghuni rumah yang rebut, maupun suara pertengkaran orangtua pada waktu belajar, dapat mengganggu konsentrasi belajar anak (Slameto, 2003:63). Suasana rumah yang tenang dan tentram anak merasa kerasan/betah tinggal di rumah, dapat berkonsentrasi dalam belajar, dan dapat belajar dengan baik sehingga akan mendukung belajar anak.

Menurut Ahmadi (2009:146-147), perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor adalah sebagai berikut.Adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan objek yang berhubungan dengan objek yang direaksi, maka timbul perhatian terhadap objek tertentu.Dari hasil latihan-latihan atau kebiasaan dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap bidang tertentu walaupun tidak ada bakat pembawaan tentang bidang tersebut.Kebutuhan merupakan dorongan, sedangkan dorongan tersebut mempunyai tujuan yang harus dicurahkan kepadanya. Adanya kebutuhan tentang sesuatu memungkinkan timbulnya perhatian terhadap objek tersebut.Di dalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang yang bersangkutan, ia menyadari atas kewajibannya itu. Dia tidak akan bersikap masa bodoh, apa yang menjadi kewajibannya akan dijalankan dengan penuh perhatian. Sehat tidaknya jasmani sangat mempengaruhi perhatian kita terhadap suatu objek.

Suasana jiwa Keadaan batin, perasaan, fantasi dan pikiran sangat mempengaruhi perhatin kita. Mungkin dapat mendorong dan sebaliknya dapat juga menghambat.Adanya macam-macam suasana di sekitar kita, seperti kegaduhan, keributan, kekacauan, temperatur, sosial ekonomi, keindahan, dan sebagainya dapat mempengaruhi perhatian. Berapa kuatnya perangsang yang bersangkutan dengan objek perhatian sangat mempengaruhi perhatian kita. Jika rangsangannya kuat, kemungkinan perhatian terhadap objek tersebut besar pula. Sebaliknya jika rangsangannya lemah, perhatian kita juga tidak begitu besar.

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Menurut Slamet (1995:2),belajaradalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara sederhana dari pengertianbelajarsebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu. Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi. Sementara Slameto (1995:56) mengatakan bahwa tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Kartono (1995:2) menyatakan bahwa bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau orangtua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.Menurut Slameto (1995:57), minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasa sayang. Sedangkan Sardiman (1992:76) mengemukakan bahwa minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan, sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Menurut Wlodkowsky (dalam Sugihartono dkk, 2007) Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar. Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartono (1995:6), guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Kartono (1995:5) menyatakan bahwa lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada menentukan anak pun dapat terpengaruh pula. Perhatian orangtua terhadap anak memiliki peran yang besar bagi prestasi belajar anak. Tinggi/rendahnya perhatian orangtua menjadi pendorong untuk giat belajar dan mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Bentuk intensitas perhatian orangtua tersebut dapat berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap kegiatan belajar anak, pemberian penghargaan dan hukuman, pemenuhan fasilitas belajar, menciptakan suasana tenang dan tenteram, serta memperhatikan kesehatan anak. Semakin tinggi intensitas perhatian orangtua yang diberikan kepada anak, maka akan semakin berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Faktor intensitas perhatian orangtua merupakan faktor besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak. Orangtua yang dapat mendidik anaknya dengan cara memberikan perhatian dan dorongan yang lebih akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar anak. Sebaliknya, orangtua yang tidak memperhatikan anaknya, acuh tak acuh, tidak memberikan dorongan akan berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar anak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jika siswa memiliki intensitas perhatian lebih dari orangtua, maka akan mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi belajarnya.METODE PENELITIAN

Penelitian tentang intensitas perhatian orangtua dan prestasi belajar siswa sebelumnya sudah banyak dilakukan. Penelitian tersebut antara lain penelitian Meylda Yusiani (2012), Budiyono (2012), V.M Mulalinda (2013), dan Ramadhani Ritonga (2014). Penelitian Meylda Yusiani (2012) membahas mengenai pengaruh perhatian orang tua dan intensitas bermain game terhadap prestasi belajar. Hasil penelitian menunjukkan perhatian orang tua termasuk kategori kurang baik 49,96%, intensitas bermain game 2 jam 85,29%, prestasi belajar berkategori baik dengan rentangan nilai 76-100. Terdapat pengaruh antara perhatian orang tua dan intensitas bermain game terhadap prestasi belajar dengan melihat model regresi yang dihasilkan yaitu: Y = 527,310 + 0,279X1 + 0,298X2 dimana Y adalah prestasi belajar, (X1) perhatian orang tua, dan (X2) intensitas bermain game.

Penelitian Budiyono (2012) yang berjudul Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus Pada Kelas IV MI Miftahul Falah Dusun Gayam Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket dan dokumentasi sebagai metode pokok. Data yang diperoleh dari hasil angket dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan menggunakan tehnik analisis data korelasi product moment. Kemudian dengan uji t, dengan taraf 5% sebesar 1,697. Dari hasil penelitian, diperoleh nilai rxy korelasi antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas IV MI Miftahul Falah Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012 sebesar 0,485. Setelah dikonsultasikan dengan r table pada taraf signifikan 5% dengan N = 32 sebesar 0,349 dan taraf signifikan 1% 0,449 ternyata hasil rxy lebih besar daripada harga r table product moment. Dan dikonsultasikan dengan uji t 5% sebesar 1,697 dan t hitung = 3,588, maka dalam hal ini t hitung > t tabel. Dalam hal ini Ho ditolak dan Ha diterima. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa adanya pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas IV MI Miftahul Falah Dusun Gayam Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Dengan demikian hipotesis yang Penulis ajukan pada bab I yang menyatakan bahwa Ada pengaruh positif antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas IV MI Miftahul Falah Dusun Gayam Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012 diterima.

Penelitian V.M Mulalinda (2013) membahas mengenai hubungan antara intensitas perhatian orang tua terhadap mata pelajaran matematika dengan hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Tondano. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara intensitas perhatian orang tua terhadap mata pelajaran matematika dengan hasil belajar matematika siswa di SMP Negeri 3 Tondano. Berdasarkan koefisien determinasi yaitu = 0,855 dapat dilihat bahwa 85% perubahan hasil belajar matematika siswa dipengaruhi oleh intensitas perhatian orang tua terhadap mata pelajaran matematika.

Penelitian Ramadhani Ritonga (2014) membahas apakah ada hubungan intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Medan tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 26 Medan dengan populasi sebanyak 272 Orang dan sampel sebanyak 70 responden. Teknik pengambilan sampel adalah simple random sampling dan instrumen yang di gunakan untuk mangukur hubungan intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar berupa angket yang berjumlah 40 soal. Vadilitas tes diuji dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment dengan hasil dari 40 instrumen semuanya dinyatakan valid. Reabilitas tes diuji dengan menggunakan rumus Alpha Crobach dengan hasil rhitung > rtabel (0,866 > 0,334) untuk hubungan menggunakan intensitas perhatian orang tua dan rhitung > rtabel (0,872>0,334) untuk kemandirian belajar. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji t pada taraf signifikansi 95% dengan alpha 5%. Hasil yang diperoleh menunjukkan terhadap hubungan intensitas perhatian orang tua berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa yaitu 2,527>2,00 dan kemandirian belajar juga berpengaruh signifikan terhadap prestasi siswa yaitu 4,649>2,00. Hasil yang diperoleh pada uji F menunjukkan bahwa variabel intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar berpengaruh terhadap prestasi siswa dengan signifikansi 95% dan alpha 5% yaitu Fhitung > Ftabel (18,754 > 3,13). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan secara simultan antara intensitas perhatian orang tua dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar IPS siswa.

Penelitian Firda Zakaria Widayani (2014) bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perhatian orang tua dan intensitas belajar terhadap prestasi belajar matematika. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Banyudono yang berjumlah 270 siswa dan diambil sampel 161 siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode angket sebagai metode pokok. Metode bantu berupa dokumentasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode ex post facto.Analisis data secara kuantitatif melalui analisis regresi ganda. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) Tidak ada pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Banyudono Boyolali tahun ajaran 2013/2014; (2) Ada pengaruh intensitas belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Banyudono Boyolai tahun ajaran 2013/2014; (3) Ada interaksi pengaruh antara perhatian orang tua dan intensitas belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Banyudono Boyolali tahun ajaran 2013/2014.

Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada dengan rumus prosentase yang berupa angka, yang kemudian dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan, mendeskripsikan serta mengidentifikasi hubungan intensitas perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak pada siswa kelas VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilakukan di SMP Wahid Hasyim 8 Waru. Lokasi penelitian ini dipilih atas dasar pertimbangan bahwa SMP Wahid Hasyim 8 Waru merupakan salah satu sekolah swasta di wilayah Waru yang banyak peminatnya karena memiliki fasilitas memadai, ruangan ber-AC, dan biaya sekolah yang terjangkau. Sebagian besar orang tua siswa SMP Wahid Hasyim 8 Waru bekerja, sehingga intensitas perhatian kepada anak cenderung kurang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru sebanyak 120 siswa. Populasi penelitian ini lebih dari seratus, maka sampel yang diambil yaitu sebesar 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasi. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini diambil 25% yaitu sebanyak 30 siswa. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sistem acak dengan teknik undian. Teknik undian dilakukan dengan menuliskan nomor subjek pada kertas kecil-kecil, satu nomor untuk setiap kertas kemudian kertas digulung. Dengan tanpa prasangka, diambil 30 gulungan kertas sehingga nomor-nomor yang tertera pada gulungan kertas yang terambil itulah yang merupakan nomor subjek sampel penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intensitas perhatian orang tua. Data untuk variabel intensitas perhatian orangtua diperoleh melalui instrumen penelitian dalam bentuk angket. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar. Data dari prestasi belajar diperoleh dari nilai ujian akhir semester gasal kelas VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru tahun ajaran 2014/2015.Untuk mempermudah pengambilan data yang diperlukan, variabel yang sudah ditetapkan perlu didefinisikan secara operasional, agar dalam pengambilan data dapat dilaksanakan dengan baik. Intensitas perhatian orang tua adalah tingkat keseringan atau tinggi/rendahnya perhatian orang tua yang ditujukan pada kegiatan belajar anak, memberikan bimbingan belajar, memperhatikan dan memenuhi kebutuhan alat-alat penunjang pembelajaran, memberikan dorongan untuk belajar, memberikan pengawasan, pengarahan, dan lain sebagainya agar siswa mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Ukuran/skala intensitas perhatian orang tua dapat ditunjukkan dalam tabel 1.Tabel 1 Kriteria Intensitas Perhatian Orang TuaKriteriaSkor

Tinggi83 106

Sedang59 82

Rendah35 58

Prestasi belajar adalah hasil/kemampuan kognitif yang dimiliki siswa yang dapat diukur secara langsung dan ditunjukkan dengan nilai. Data dari prestasi belajar diperoleh dari nilai ujian akhir semester gasal kelas VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru tahun ajaran 2014/2015.Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angket. Penelitian ini menggunakan instrumen intensitas perhatian orangtua. Kisi-kisi dari instrumen penelitian tercantum pada tabel 2 di bawah ini: Tabel 2 Kisi-kisi Instrumen PenelitianVariabelIndikatorSub Indikator

Variabel Independen

(Intensitas Perhatian Orang tua)Frekuensi perhatian

Kurang dari 2 hari dalam seminggu

3 4 hari dalam seminggu

Lebih dari 5 hari dalam seminggu

Jenis perhatian

Reward

Punishment

Hal yang diperhatikan

Pekerjaan Rumah (PR)

Nilai/hasil ulangan atau rapor

Fasilitas belajar

Jam belajar

Kegiatan sekolah

Kesehatan

Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Pertanyaan yang tersusun dalam angket berbentuk pilihan ganda dan responden tinggal memilih alternatif jawaban yang disediakan. Alternatif jawaban yang disediakan dengan skor masing-masing sebagai berikut:

a. Alternatif jawaban selalu diberi skor 4

b. Alternatif jawaban sering diberi skor 3

c. Alternatif jawaban kadang-kadang diberi skor 2

d. Alternatif jawaban tidak pernah diberi skor 1

Untuk mengetahui validitas instrumen, maka perlu dilakukan uji validitas menggunakan uji korelasi Product Moment Pearson dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

r = Koefisien validitas

N = Jumlah sampel

X = Skor variabel X

Y = Skor variabel Y

Pengujian validitas tiap butir soal menggunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Syarat minimum untuk dianggap memenuhi uji validitas dalam penelitian ini adalah jika r = 0,3. Instrumen yang diuji dalam penelitian ini adalah instrumen variabel X (variabel intensitas perhatian orangtua) dimana datanya diperoleh dengan menggunakan angket. Berdasarkan data yang terkumpul dari 30 responden, terdapat 24 butir pertanyaan yang valid, sedangkan 11 butir lainnya tidak valid. Hasil analisis item ditunjukkan dalam tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3

Hasil Analisis Item Instrumen Intensitas Perhatian OrangtuaNo. Butir InstrumenKoefisien Korelasi Keterangan

10,754Valid

20,797Valid

30,466Valid

40,952Valid

50,709Valid

60,600Valid

70,025Tidak Valid

80,498Valid

90,934Valid

100,049Tidak Valid

110,434Valid

120,454Valid

130,793Valid

140,189Tidak Valid

150,106Tidak Valid

160,320Valid

170,607Valid

180,923Valid

190,189Tidak Valid

200,980Valid

210,502Valid

220,186Tidak Valid

230,826Valid

240,361Valid

250,899Valid

260,340Valid

270,019Tidak Valid

280,043Tidak Valid

290,163Tidak Valid

300,204Tidak Valid

310,656Valid

320,010Tidak Valid

330,368Valid

340,329Valid

350,479Valid

Reliabilitas adalah teknik untuk mengetahui konsistensi alat ukur (kuisioner). Besarnya reliabilitas alat ukur yang telah diujikan menunjukkan sejuh mana tingkat kepercayaan atau keandalan alat ukur dalam mengukur subjek penelitian. Adapun rumus untuk melakukan uji reliabilitas adalah sebagai berikut.

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan

b = Jumlah varians butirt = Varians total

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau yang reliabel, akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula. Alat ukur dikatakan reliabel apabila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Berikut adalah tabel indeks reliabilitas.

Tabel 3.4 Indeks Reliabilitas

No.IntervalKriteria

1.< 0,200Sangat Rendah

2.0,200 0,399Rendah

3.0,400 0,599Cukup

4.0,600 0,799Tinggi

5.0,800 1,00Sangat Tinggi

Sumber: Agung, 2010:95Uji realibilitas ini menggunakan bantuan software Statistic Program of Social Science (SPSS). Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa nilai dari realibilitas adalah 0,875. Angka ini menunjukkan bahwa realibilitas sangat tinggi, sebagaimana tertera dalam tabel 3.6 di atas. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data yang ada dapat dipercaya dan reliabel.

Normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Chi-Square Test (Uji Chi-Square) atau Kai Kuadrat pada taraf kepercayaan 5%. Uji Chi-Square merupakan proses penafsiran untuk mengetahui ketergantungan dan homogenitas dua prosedur, yaitu perbandingan frekuensi teramati dan frekuensi yang diharapkan dengan menguji keselarasan (Agung, 2010:128-129). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

O = frekuensi hasil observasi

E = frekuensi yang diharapkan

Nilai E = (jumlah sebaris x jumlah sekolom) atau jumlah data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data dalam penelitian ini menggunakan Chi-Square Test (Uji Chi-Square) atau Kai Kuadrat Untuk mengetahui nilai berdistribusi normal atau tidak dihitung dengan menggunakan bantuan SPSS. Hipotesis yang diuji adalah:Ha : data berasal dari distribusi normalH0 : data tidak berasal dari distribusi normal

Kriteria pengujian dalam penelitian ini adalah: (1) jika signifikansi >0,05, maka H0 diterima; (2) jika signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak. Uji normalitas ini akan dimulai dengan variabel X (variabel intensitas perhatian orangtua). Dari perhitungan, diperoleh hasil Asymp. Sig adalah 0,668. Hal ini berarti data intensitas perhatian orangtua tersebut normal karena 0,500 > 0,05, sehingga H0 diterima. Pengujian selanjutnya adalah uji normalitas dengan variabel Y (variabel prestasi belajar). Dari perhitungan, diperoleh hasil Asymp. Sig adalah 0,000. Hal ini berarti data prestasi belajar tersebut tidak normal karena 0,000 < 0,05, sehingga H0 tidak diterima/ditolak.

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, asumsi tentang normalitas dan reliabilitas terpenuhi. Dengan demikian uji korelasi produck moment dapat mempengaruhi hubungan intensitas perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anak.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik Korelasi Product Moment. Statistik ini digunakan untuk mencari korelasi antarvariabel yang ada. Adapun formula yang digunakan untuk menghitung Korelasi Product Moment adalah sebagai berikut.

Keterangan:

r = Koefisien validitas

N = Jumlah sampelX = Skor variabel X

Y = Skor variabel Y

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik Korelasi Product Moment. Uji hipotesis ini menggunakan bantuan software SPSS. Statistik ini digunakan untuk mencari korelasi antarvariabel yang ada. Adapun hasil dari Korelasi Product Moment antara variabel X dengan variabel Y adalah sebagai berikut.

Tabel.5 Interpretasi Koefisien KorelasiINTERVAL KOEFISIENTINGKAT HUBUNGAN

Antara 0,00-0,199Sangat Rendah

Antara 0,20-0,399Rendah

Antara 0.40-0,599Sedang

Antara 0,60-0,799Kuat

Antara 0,80-1,00Sangat kuat

Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa koefisien korelasi antara X dengan Y adalah 0,807. Berdasarkan tabel 3.5 di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan antara variabel X dengan variabel Y berada pada tingkat sangat kuat, dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,807 atau 80,7%. Dengan demikian, H0 ditolak dan Ha diterima karena telah terbukti ada hubungan intensitas perhatian orangtua terhadap aktivitas belajar anak dan prestasi belajar anak pada siswa kelas VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru tahun ajaran 2014/2015.

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMP Wahid Hasyim 8 Waru terletak di Jl. Kolonel Sugiono 87 Kureksari Kecamatan Waru Kabupaten Surabaya. Sekolah ini berada di bawah naungan Yayasan Wachid Hasyim. Sekolah yang didirikan pada tahun 1977 dan beroperasi pada tahun 1987 ini berada di koordinat Lintang -7.355426 dan Bujur 112,7354. SMP Wahid Hasyim 8 Waru memiliki 22 orang guru yang terdiri dari 6 orang guru tetap, 15 orang guru tidak tetap, dan 1 orang guru PNS yang diperbantukan.

Motto SMP Wahid Hasyim 8 Waru adalah Belajar, Berjuang, Beramal dan Bertaqwa dengan visi Berimtaq, Beriptek dan Berprestasi. Sedangkan misinya adalah:

1. Mewujudkan penghayatan dan pengamalan ajaran Islam ala akhlussunnah wal jamaah, sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

2. Mewujudkan situasi belajar yang kondusif dilingkungan sekolah

3. Mewujudkan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, agar peserta didik berkembang secara optimal.

4. Mewujudkan semangat keunggulan kwalitas terhadap seluruh warga sekolah untuk menghasilkan out put yang berkualitas pula.

5. Mewujudkan anak didik untuk terjun dalam masyarakat dengan penuh tanggung jawab.

Selain motto, visi, dan misi, SMP Wahid Hasyim 8 Waru juga memiliki tujuan. Tujuan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Peningkatan Gain Score (selisih NUN) dari tahun ke tahun/terjadi kenaikan.

2. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan pendekatan, diantaranya CTL, dan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) serta layanan bimbingan dan konseling.

3. Mengoptimalkan bimbingan baca al-Quran melalui Lembaga Bimbingan Tartil Quran.

4. Menanamkan kepedulian sosial melalui kegiatan home fisit, baksos dan temu siswa.

5. Mampu berprestasi dalam kejuaraan olimpiade sains dan matematika.

6. Melestarikan budaya daerah melalui MULOK bahasa daerah dengan indikator: 85% siswa mampu berbahasa jawa sesuai dengan konteks.

7. Menjadikan 85% siswa mampu mengakses berbagai informasi yang positif melalui internet.

8. Membiasakan 85% siswa melaksanakan shalat berjamaah dan baca Al Quran.

9. Tercapainya Peningkatan strata Sekolah dari Akreditasi B ke Akreditasi A.

Pada awal tahun pelajaran 2014/2015, SMP Wahid Hasyim 8 Waru telah masuk pagi dengan ruangan ber-AC untuk setiap kelas. Pembenahan terus dilakukan untuk melayani peserta didik dan untuk menciptakan lulusan yang berprestasi dan berkualitas, dengan ditunjang dengan PTK yang mumpuni dibidangnya, SMP Wahid Hasyim 8 Waru siap menyambut era globalisasi. Kini SMP Wahid Hasyim 8 Waru telah terakreditasi A berdasarkan SK Ketua BAN-SM Jawa Timur Nomor 250/BAP-SM/SK/X/2014.Intensitas Perhatian Orangtua

Intensitas perhatian orang tua adalah tingkat keseringan atau tinggi/rendahnya perhatian orang tua yang ditujukan pada kegiatan belajar anak, memberikan bimbingan belajar, memperhatikan dan memenuhi kebutuhan alat-alat penunjang pembelajaran, memberikan dorongan untuk belajar, memberikan pengawasan, pengarahan, dan lain sebagainya agar siswa mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Lebar kelas interval variabel ini adalah sebesar 23. Ukuran/skala intensitas perhatian orang tua ditunjukkan dalam tabel 1. Berikut adalah rekapitulasi hasil pengisian angket tentang intensitas perhatian orangtua dengan menggunakan ukuran/skala yang tercantum dalam tabel 1 di atasTabel 6 Hasil Pengisian Angket Variabel Intensitas Perhatian Orangtua (X)No. ResSkor TotalKriteria

197Tinggi

294Tinggi

382Sedang

494Tinggi

594Tinggi

689Tinggi

799Tinggi

890Tinggi

9114Tinggi

1097Tinggi

1199Tinggi

12101Tinggi

1391Tinggi

14113Tinggi

1595Tinggi

16106 Tinggi

1781Sedang

1891Tinggi

19110Tinggi

2082Sedang

2181Sedang

2292Tinggi

2391Tinggi

2497Tinggi

2591Tinggi

2691Tinggi

27113Tinggi

28109Tinggi

2994Tinggi

3093Tinggi

Tabel 7 Data Variabel Prestasi Belajar (Y)

No. RespondenPrestasi Belajar

175

275

365

475

575

675

775

875

985

1075

1175

1280

1375

1485

1574

1690

1775

1875

1990

2075

2175

2275

2375

2475

2575

2675

2785

2885

2980

3080

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas perhatian orangtua dengan aktivitas belajar anak dan prestasi belajar anak pada siswa kelas VII SMP Wahid Hasyim 8 Waru tahun ajaran 2014/2015. Hubungan yang sangat kuat terjadi antara intensitas perhatian orangtua dengan prestasi belajar anak dengan prosentase sebesar 80,7%. Hal ini menunjukkan bahwa sering/tidaknya orangtua memberikan perhatian kepada anak akan mempengaruhi prestasi belajar sang anak. Semakin besar/tinggi intensitas perhatian orangtua terhadap anak, maka akan semakin memotivasi anak untuk meraih prestasi belajar yang baik dan juga melakukan aktivitas-aktivitas positif yang mendukung keterasahan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar yang baik dirangsang oleh dorongan dari luar individu (ekstrinsik), salah satunya dan yang terpenting adalah dari lingkungan keluarga, khususnya orangtua. Perhatian yang diberikan oleh orangtua kepada sang anak akan menumbuhkan motivasi karena anak akan berada dalam keadaan yang stabil secara mental/psikologis. Orangtua harusnya menjalin komunikasi yang baik dengan anaknya, sehingga bisa mengontrol kegiatan belajar dan prestasi belajar anak, serta mengontrol pergaulan anak agar tidak terjerumus dalam kenakalan remaja. Perhatian ini dapat dilakukan dengan memberikan reward saat anak mendapat nilai bagus, memberikan punishment saat anak mendapat nilai buruk atau saat anak tidak belajar, memfasilitasi buku dan alat tulis, memperhatikan kondisi kesehatan anak, menemani anak belajar, atau hanya sekedar berbincang mengenai kegiatan sekolah anak. Orangtua pada hakekatnya bukan hanya memberikan dukungan materiil pada anak, namun juga dukungan moril sangat diperlukan dalam mendidik anak.

Pada siswa yang tingkat motivasi belajarnya lemah, perhatian orangtua sangat diperlukan untuk membangkitkan semangat belajarnya. Dalam lingkungan keluarga, pihak orang tua besar pengaruhnya dalam kemajuan hasil belajar anak. Hal-hal seperti perceraian, kurangnya perhatian orangtua, kurangnya perlengkapan belajar, kesibukan orangtua, hingga lingkungan yang ramai adalah situasi yang kurang mendukung dan menghambat keberhasilan belajar anak. Mengingat pentingnya perhatian orangtua bagi keberhasilan belajar anak, maka ada baiknya jika orangtua memberikan perhatian yang cukup untuk anak agar anak tidak merasa terabaikan dan terjerumus pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya negatif. Sesibuk apapun orangtua hendaknya meluangkan waktunya untuk menjalin hubungan yang baik dan positif dengan anak.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat hubungan antara intensitas perhatian orangtua dengan prestasi belajar anak. Hubungan antara intensitas perhatian orangtua dengan prestasi belajar anak berada pada taraf sangat kuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,807 atau 80,7%. Melihat bagaimana hubungan antara intensitas perhatian orangtua dengan prestasi belajar anak ini, pihak sekolah hendaknya melengkapi sarana prasarana bimbingan konseling dan bekerja sama dengan orang tua dalam pembentukan karakter siswa ke arah yang lebih baik dan positif. Guru hendaknya lebih mempererat hubungan dengan orangtua siswa serta melibatkan orangtua secara langsung dalam menghadapi kesulitan dan memberikan solusi untuk masalah yang dihadapi siswa baik di sekolah maupun di rumah. Sedangkan bagi orangtua, hendaknya dapat terus dan lebih meningkatkan perhatiannya terhadap kegiatan belajar anak, baik dalam segi pemberian bimbingan, pemberian nasihat, pemberian dorongan, pemberian pengawasan, maupun perlengkapan fasilitas belajar anak, serta membina hubungan yang harmonis dengan anaknya, sehingga anak akan termotivasi dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.DAFTAR PUSTAKA

Agung, Wahyu. 2010. Panduan SPSS 17.0 Untuk Mengolah Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Garailmu.

Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994.Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.Pradhana, Nanda. 2012. Pengaruh Intensitas Perhatian Orang Tua dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas IV SD Se-Gugus Ontoseno Bagelen Purworejo Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UNY.

Suparyoto, Slamet. 2011. Hubungan Perhatian Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Keputran A Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. UNY.

1029