lampiraneprints.unwahas.ac.id/2068/6/lampiran.pdfpembuatan salep 95 laporan pkpa bidang rumah sakit...

93
LAMPIRAN

Upload: others

Post on 22-Jan-2021

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

LAMPIRAN

Page 2: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

89

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 1. Struktur Organisasi RSUD Ungaran

Page 3: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

90

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 2. Struktur Organisasi IFRS RSUD Ungaran

Page 4: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

91

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 3. Diskusi dan Pemberian Materi

Page 5: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

92

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 4. Pembuatan Puyer

Page 6: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

93

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 5. Penyiapan Resep Obat Jadi

Page 7: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

94

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 6. Pembuatan Salep

Page 8: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

95

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 7. Contoh Obat Hibah (Paket TB, ARV dan Vaksin)

Paket TB dan ARV

Vaksin

Page 9: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

96

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 8. Contoh Resep Rawat Jalan dan Inap

Rawat Jalan

Rawat Inap

Page 10: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

97

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 9. Pengelolaan Limbah Cair

Tangki A Tangki B

Tangki C Tangki D

Page 11: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

98

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 9. Lanjutan

Tangki E Tangki F

Kolam ikan sebagai indicator Hasil Akhir Pengolahan Limbah

Page 12: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

99

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 10. Rak Penyimpanan Obat di IFRS RSUD Ungaran

Rak Umum Rak BPJS

Rak Alkes Rak Sirup

Page 13: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

100

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 10. Lanjutan

Rak Obat Keras Tertentu

Rak Injeksi

Page 14: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

101

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 11. Lemari pendingin Obat di Gudang IFRS RSUD

Page 15: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

102

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 12. Gudang Obat di RSUD Ungaran

Page 16: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

103

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 12. Lanjutan

Page 17: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

104

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 13. Lemari Narkotika di Gudang Obat RSUD Ungaran

Page 18: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

105

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 14. Lemari Narkotika dan Psikotropika di IFRS RSUD Ungaran

Lemari Narkotika

Lemari Psikotropika

Page 19: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

106

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 15. Pallet Infus RSUD Ungaran

Page 20: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

107

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 16. Contoh Faktur Pembelian Obat

Faktur Psikotropika

Faktur Prekursor

Page 21: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

108

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 17. Contoh Kartu Stok

Page 22: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

109

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 18. Termometer Suhu Gudang di RSUD Ungaran

Page 23: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

110

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 19. Contoh Obat LASA (Look A Like Sound A Like)

Page 24: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

111

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 20. Contoh Obat HAM (High Alert Medication)

Page 25: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

112

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 21. Tugas Promosi kesehatan

Cara Penggunaan Inhaler

Cara Penggunaan Tetes Mata Dan Salep Mata

Page 26: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

113

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 21. Lanjutan

Cara Penggunaan Tetes Telinga

Cara Penggunaan Suppositoria

Page 27: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

114

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 21. Lanjutan

Cara Penggunaan Insulin

Page 28: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

115

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 22. Dokumentasi Tugas Promosi kesehatan

Page 29: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

116

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 23. Dokumentasi Inhouse Training (IHT)

Page 30: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

117

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Lampiran 24. Tugas Inhouse Training (IHT)

Kasus 1. Gastroesofagus Dan Pneumonia

A. Definisi Penyakit

1. Gastroesofagus

Refluks gastroesofagus adalah peristiwa masuknya isi lambung ke dalam esofagus yang

terjadi secara intermiten. Gastroesofagus disebabkan karena menurunnya tekanan

sfingter esofagus bawah sehingga terjadi refluks gastroesofagus. Faktor-faktor yang

menyebabkan antara lain coklat, obat-obatan (misalnya aspirin), alkohol, rokok, dan

kehamilan. Faktor anatomi seperti tindakan bedah, obesitas, pengosongan lambung

yang terlambat dapat menyebabkan hipotensi sfingter esofagus bawah sehingga

menimbulkan refluks gastroesofagus.

Tabel tatalaksana gastroesofagus menurut dipiro 9’th

Page 31: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

118

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

2. Pneumonia

Pneumonia merupakan peradangan yang terjadi pada paru-paru yang disebabkan oleh

mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, dan parasit). Hospital acquired pneumonia

(HAP) didefinisikan sebagai infeksi paru yang terjadi 48-72 jam setelah masuk ke

fasilitas kesehatan atau dalam 10 hari setelah keluar dari fasilitas kesehatan, yang tidak

diinkubasi di waktu masuk. Faktor yang mempengaruhi Hospital acquired

pneumoniaantara lain: usia>65 tahun, merokok, malnutrisi, operasi umum, konsumsi

antibiotik berkepanjangan, intubasi endotrakeal, Penyakit paru obstruktif kronik dan

enteralnutrisi, lama rawat di rumah sakit >4 hari.

Tabel rekomendasi untuk perawatan berdasarkan profil risiko pasien.

(Natalie Schellack. 2015. Hospital acquired pneumonia and its management.S Afr Pharm J;82(1)26-

32)

Page 32: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

119

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

B. Identitas pasien

1. Nama :Tn. S

2. Umur : 42 tahum

3. Alamat : Jatirejo Rt. 07/01 Gunung Pati

4. Berat badan : 79 Kg

5. Tinggi badan : 169 cm

6. No CM :xxx

7. Ruang : Anggrek

8. Tgl masuk RS : 10 Oktober 2018

9. Tgl keluar RS : 16 Oktober 2018

10. Jaminan : Umum

11. Diagnosis

Utama :Gastroesofagus, dehidrasi ringan sedang

Pendukung :Demam, diare, dehidrasi ringan sedang, foto thorax.

C. Pemeriksaan Tanda Vital

Pemeriksaan

Satuan

Tanggal

10

Okt

11

Okt

12

Okt

13

Okt

14

Okt

15

OKt

16

Okt

TD mmHg 140/80 120/80 120/80 120/80 140/80 130/80 120/80

Nadi x/ mnt 108 100 85 111 118 102 100

RR x/ mnt 21 21 19 20 20 21 20

T ºC 38,5 38 36 37 37 39 37

SpO2 % 98 98 99 99 99 98 99

Page 33: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

120

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

D. Pemeriksaan Laboratorium

1. Darah Lengkap (Tanggal 10 Oktober 2018)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin 14,7 g/dL 13,2 – 17,3

Leukosit 7,65 10

3

/ µl 3,8 – 10,6

Trombosit 170 10

3

/ µl 150 – 440

Hematokrit 42,3 % 40 – 52

Eritrosit 5,33 10

6/

µl 4,4 – 5,9

MCV 79,4 fl 80 – 100

MCH 27,6 pg 26 – 34

MCHC 34,8 g/dL 32 – 36

Hitung Jenis

Eusinofil 1,6 % 0 – 3

Basofil 0,3 % 0 – 1

Neutrofil 57,1 % 28 – 78

Limfosit 38,6 % 25 – 40

Monosit 4,4 % 2 – 0

Serelogi

S Thypi O - <1/160 S Thypi O

S Thypi H - <1/160 S Thypi H

S Thypi A H - <1/160 S Thypi A H

2. Kimia Klinik (Tanggal 11 Oktober 2018)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

Ureum 17 mg/dL < 42

Creatin 1,21 mg/dL 0 ,50 – 1,10

SGOT 115 µl 0 – 50

SGPT 113 µl 0 – 50

Page 34: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

121

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

3. Urin Lengkap (Tanggal 12 Oktober 2018)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Makroskopis

Warna Kuning

Kejernihan Jernih

Berat jenis 1,025 g/ml 1.015 – 1.025

pH/ reaksi 5,5 % 4,8 – 7,4

Blood Negatif mg/dL Negatif

Leukosit esterase Negatif mg/dL Negatif

Nitrit Negatif mg/dL Negatif

Protein H 2 + mg/dL Negatif

Bilirubin Negatif mg/dL Negatif

Keton Negatif mg/dL Negatif

Glukosa Negatif mg/dL Negatif

Urobilirubin Negatif mg/dL Negatif

Mikroskopis

Eritrosit 0 /LPB 0 – 3

Leukosit 2 – 4 /LPB 1 – 10

Sel epitel 2 – 3 /IPK 1 – 15

Silinder - /IPK Negatif

Kristal - /LPB Negatif

Bakteri Negatif - Negatif

Page 35: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

122

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

4. X-Ray Toraks PA (Tanggal 15 Oktober 2018)

Pendapat :

Cor : Bentuk dan letak normal

Pulmo : Corakan paru meningkat, tampak bercak basal paru kanan.

Sinus kostofrenikus kanan kiri lancip

Kesan :

Cor tidak membesar.

Gambaran pneumonia.

E. Progres Note

Uraian

Tanggal

10 Okt

11 Okt

12 Okt

13 Okt

14 Okt

15 Okt

16 Okt

Diare √ - - - - - -

Demam √ √ - - - √ -

Pusing √ √ - √ √ √ -

Lemas √ √ √ √ √ √

Page 36: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

123

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

F. Profil Pengobatan Pasien

1. Terapi Obat di Rumah Sakit

Nama Obat

Dosis

Rute

Tanggal

10

Okt

11

Okt

12

Okt

13

Okt

14

Okt

15

Okt

16

Okt

Infus RL 30tpm Iv √ √ √ √ √ √ √

Ceftriaxone inj 2x1gr Iv √ √ √ √ √ √ √

Infus Futrolit 1x1 Iv √ - - - - - -

Omeprazol inj 2x1 Iv √ √ √ √ √ √ √

Ondansetron inj 2x1 Iv √ √ √ √ √ √ √

Amiodaron inj 1x1 Iv - - - √ - √ √

Paracetamol 4x1 Po √ √ √ √ √ √ √

Newdiatab 2/d Po √ √ - - - - -

B Complek 1x1 Po √ - - - - - -

Lodia 2x1 Po √ √ √ √ √ √ -

L-Bio 2x1 Po √ √ √ √ √ √ √

Alprazolam 1x1 Po √ √ √ √ - √ √

Analsik 3x1 Po - - - - - √ √

2. Terapi Obat Pulang

Nama obat Dosis Rute Indikasi

Cefadroxil 500mg 2 x 1 Po Terapi pneumonia

Paracetamol 500mg 3 x 1 Po Terapi hipertermi

Lanzoprazol 30mg 1 x 1 Po Terapi gastroesofagus

Ondansetron 2 x 1 Po Terapi stres ulcer, mual muntah

Neurodex 1 x 1 Po Terapi pegal-pegal

Page 37: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

124

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

G. Assesment

1. Terapi Obat di Rumah Sakit

Problem

Medik

S / O Terapi Ket DRP Penyelesaian

DRP

Diare

1. BAB cair

2. Diare

akut dengan

frekuensi

>4 kali

sehari

Ceftriaxone Adekuat

(Jurnal

diare)

_ _

Newdiatab Tidak

Adekuat

(Dipiro 9th)

Secara

nonselektif

menyerap

kelebihan cairan

usus yang dapat

mengganggu

penyerapan

nutrisi dan obat-

obatan lain juga.

Newdiatab

diberikan dua

jam sebelum

minum obat

lain atau

setelah 6 jam

minum obat

yang lainnya.

Lodia Adekuat

(Dipiro 9th)

_ _

L-Bio Tidak

Adekuat

(Dipiro 9th)

_ _

Dehidrasi Kekurangan

cairan

Infus RL Adekuat

_ _

Infus

Futrolit

Adekuat _ _

Hipertermi Suhu badan

38ºC Paracetamol Adekuat _ _

Sulit tidur /

tidak bisa

tidur

Alprazolam Adekuat (Dipiro 9th)

Duplikasi

dengan analsik Monitoring

efek sedasi

yang

ditimbulkan

Pegal-pegal Analsik Adekuat Indikasi tanpa

terapi Analsik

sebaiknya

diberikan sejak

awal pertama

kali masuk

rumah sakit.

Page 38: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

125

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Gastroesof

agus

Perih Omeprazol

inj Adekuat

(Dipiro 9th)

_ _

Mual Ondansetro

n inj Adekuat

(Dipiro 9th) _ _

Takikardi :

nadi

111x/menit

Amiodaron

inj Adekuat

(Dipiro 9th) Dapat manikkan

kadar SGOT dan

SGPT. (Aberg, 2009)

Diganti dengan

obat lain yang

tidak

mempengarui

kenaikkan

kadar SGOT

dan SGPT.

2. Terapi Obat Pulang

Problem

Medik

S / O Terapi Ket Literatur

Pneumonia Foto thorax

pneumonia

Cefadroxil Adekuat (Natalie Schellack. 2015).

Hipertermi Suhu

tubuh 37

ºC

Paracetamol Adekut (Dipiro, 2015)

Gastroesofa

gus

Tidak ada

keluhan

Lanzoprazol Adekut (Dipiro, 2015)

Tidak ada

keluhan

Ondansetro

n

Adekut (Dipiro, 2015)

Pegal –

pegal

Neurodex Adekut (Ratna Sari dkk., 2016).

H. Rekomendasi

1. Newdiatab diberikan dua jam sebelum minum obat lain atau setelah 6 jam minum obat

yang lainnya.

2. Perlu adanya monitoring terhadap efek sedasi yang ditimbulkan dari penggunaan

alprazolam dan analsik secara bersamaan karena adanya efek sedasi dari dua obat

Page 39: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

126

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

tersebut. Efek sedasi alprazolam > 10% (Aberg, 2009) dan diazepam (analsik) antara 1-

10% (MedScape).

3. Analsik sebaiknya diberikan sejak awal pertama kali masuk rumah sakit, karena pasien

mengalami keluhan nyeri pegal yang belum diterapi.

4. Sebaiknya ada monitoring penggunaan amiodaron karena mempengarui kenaikkan

kadar SGOT dan SGPT. Risiko peningkatan SGPT dan SGOT sebesar 3-20%; dalam

beberapa penelitian menyebutkan peningkatan tertinggi mencapai 40-50%. Untuk terapi

takikardi dapat digunakan obat lain seperti golongan beta bloker (dipiro, 2015).

I. Monitoring saat pasien dirawat

1. Tanda – tanda vital seperti pengecekkan tekanan darah, denyut nadi untuk mengetahui

efektivitas penggunaan amiodaron, pengecekkan suhu tubuh untuk mengetahui

efektivitas penggunaan paracetamol dan pengecekkan frekuensi nafas.

2. Monitoring skala nyeri untuk mengetahui efektivitas penggunaan analsik.

3. Monitoring frekuensi BAB dan dehidrasi untuk mengetahui efektivitas penggunaan

antibiotik ceftriaxone, new diatab dan infus RL.

4. Monitoring keluhan nyeri pada perut dan mual untuk mengetahui efektivitas

penggunaan omeprazol dan ondansentron.

5. Monitoring penggunaan amiodaron karena dapat meningkatkan SGPT dan SGOT

sebesar 3-20%.

Page 40: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

127

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

J. Konseling Obat Pulang

1. Cefadroxil : Obat antibiotik, diminum tiap 12 jam, jam 7 pagi dan jam 7 malam sesudah

makan. Dihabiskan.

2. Paracetamol : Obat untuk menurunkan demam, diminum tiap delapan jam sesudah

makan. Jika sudah tidak demam obat bisa dihentikan.

3. Lanzoprazol : Obat untuk mencegah naiknya asam lambung. Diminum satu kali sehari

pada pagi hari sebelum makan.

4. Ondansetron : Obat untuk mual atau muntah, diminum tiap dua belas jam, pagi dan

malam sebelum makan. Obat bisa dihentikan jika tidak ada keluhan mual atau muntah.

5. Neurodex : Vitmin neurotropik, diminum satu kali sehari sesudah makan pagi.

Page 41: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

128

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Daftar Pustaka

Aberg, J A., Lacy C F., Amstrong L L., Goldman M P., Lance L L. 2009. Drug Information

Handbook 17th edition. Lexi-Comp for the American Pharmacists Association

Anonim.2016. Diagnosis and Management of Community-Acquired Pneumonia (CAP).

Artikel: Intermountain Healthcare.

DiPiro J T., Wells B G., Schwinghammer T L., DiPiro C V. 2015. Pharmacotherapy

Handbook. Ninth Edit, McGraw-Hill Education Companies, Inggris.

Medscape.com

Natalie Schellack. 2015. Hospital acquired pneumonia and its management. S Afr Pharm J; 82

(1) 26-32)

Philip O. Katz , MD 1 , Lauren B. Gerson , MD, MSc 2 and Marcelo F. Vela , MD, MSCR.

2013. Guidelines for the Diagnosis and Management of GastroesophagealReflux

Disease. American Journal of Gastroenterol 2013; 108:308 – 328.

Ratna Sari Kusuma Dewi., Rizaldy Taslim Pinzon., Sapto Prianto. 2016. Pemberian Kombinasi

Vitamin B1, B6 dan B12 Sebagai Faktor Determinan Penurunan Nilai Total

Gejala Pada Pasien Neuropati Perifer Diabetik. Jurnal Farmasi Sains dan

Komunitas. 13 (2) 97-104

Umar Z, Khalid H S, Josia G. 2004. Diare Akut Disebabkan Bakteri. e-USU Repository

UNIVERSITAS Sumatera Utara 1-15.

Yeni F, Ayu T, Desi N W. 2017. Study of Antibiotic Use on Pneumonia Patient in Surakarta

Referral Hospital.Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research,

2017, 02, 44 – 52

Page 42: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

129

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Kasus 2. Asma Bronchial Exacerbasi (Asma, Bronkitis dan Pneumonia)

A. Asma

1. Pengertian

Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada saluran napas dengan berbagai

sel yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil dan limfosit T. Pada individu yang

rentan inflamasi, mengakibatkan gejala episode mengi yang berulang, sesak napas,

dada terasa tertekan, dan batuk khususnya pada malam atau dini hari. Global

Initiative for Asthma (GINA. 2018)

2. Patofisiologi

Penyakit asma merupakan proses inflamasi dan hipereaktivitas saluran napas

yang akan mempermudah terjadinya obstruksi jalan napas. Kerusakan epitel saluran

napas, gangguan saraf otonom, dan adanya perubahan pada otot polos bronkus juga

diduga berperan pada proses hipereaktivitas saluran napas. Peningkatan reaktivitas

saluran nafas terjadi karena adanya inflamasi kronik yang khas dan melibatkan

dinding saluran nafas, sehingga aliran udara menjadi sangat terbatas tetapi dapat

kembali secara spontan atau setelah pengobatan. Hipereaktivitas tersebut terjadi

sebagai respon terhadap berbagai macam rangsang. (Meiyanti, Julius I. Mulia. 2000)

dan (GINA. 2018)

Page 43: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

130

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

3. Faktor Resiko

Asam terjadi karena beberapa faktor, Menurut Menkes RI (2008) ada 2 faktor yang

berperan yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Ada beberapa proses yang terjadi

sebelum pasien menjadi asma:

1. Sensitisasi, yaitu seseorang dengan risiko genetik dan lingkungan apabila terpajan

dengan pemicu (inducer/sensitisizer) maka akan timbul sensitisasi pada dirinya.

2. Seseorang yang telah mengalami sensitisasi maka belum tentu menjadi asma.

Apabila seseorang yang telah mengalami sensitisasi terpajan dengan pemacu

(enhancer) maka terjadi proses inflamasi pada saluran nafasnya. Proses inflamasi

yang berlangsung lama atau proses inflamasi berat secara klinis berhubungan

dengan hiperreaktivitas bronkus.

3. Setelah mengalami inflamasi maka bila seseorang terpajan oleh pencetus (trigger)

maka akan terjadi serangan asma (mengi)

Page 44: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

131

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

4. Klasifikasi berdasarkan gambaran klinis

Page 45: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

132

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

5. Algoritma Terapi

Page 46: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

133

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

B. Bronkitis

1. Pengertian

Bronchitis merupakan suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-

paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh

sempurna. Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya

penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, Bronchitis bisa

bersifat serius. (Depkes RI. 2015)

2. Faktor Resiko

Penularan bronkhitis melalui droplet. Faktor risiko terjadinya bronkhitis adalah

sebagai berikut:

Merokok

Infeksi sinus dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan atas dan

menimbulkan batuk kronik

Bronkhiektasi

Anomali saluran pernapasan

Foreign bodies

Aspirasi berulang

3. Tanda dan Gejala

Bronkhitis memiliki manifestasi klinik sebagai berikut :

Batuk yang menetap yang bertambah parah pada malam hari serta biasanya

disertai sputum. Rhinorrhea sering pula menyertai batuk dan ini biasanya

disebabkan oleh rhinovirus.

Page 47: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

134

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Sesak napas bila harus melakukan gerakan eksersi (naik tangga, mengangkat

beban berat)

Lemah, lelah, lesu

Nyeri telan (faringitis)

Laringitis, biasanya bila penyebab adalah chlamydia

Nyeri kepala

Demam pada suhu tubuh yang rendah yang dapat disebabkan oleh virus

influenza, adenovirus ataupun infeksi bakteri.

Adanya ronchii

Skin rash dijumpai pada sekitar 25% kasus

4. Terapi

Page 48: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

135

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

C. Pneumonia

1. Pengertian

Pneumonia merupakan infeksi di ujung bronkhiol dan alveoli yang dapat disebabkan

oleh berbagai patogen seperti bakteri, jamur, virus dan parasit (Nugroho dkk, 2011)

2. Tanda dan Gejala

Tanda serta gejala yang lazim dijumpai pada pneumonia adalah demam,

tachypnea, takikardia, batuk yang produktif, serta perubahan sputum baik dari jumlah

maupun karakteristiknya. Selain itu pasien akan merasa nyeri dada seperti ditusuk

pisau, inspirasi yang tertinggal pada pengamatan naik-turunnya dada sebelah kanan

pada saat bernafas. Mikroorganisme penyebab pneumonia meliputi: bakteri, virus,

mycoplasma, chlamydia dan jamur. Pneumonia oleh karena virus banyak dijumpai

pada pasien immunocompromised, bayi dan anak. Virus-virus yang menginfeksi

adalah virus saluran napas seperti RSV, Influenza type A, parainfluenza, adenovirus

(Depkes RI. 2017).

Ditinjau dari asal patogen, maka pneumonia dibagi menjadi tiga macam yang

berbeda penatalaksanaannya. 1. Community acquired pneumonia (CAP) Merupakan

pneumonia yang didapat di luar rumah sakit atau panti jompo. Patogen umum yang

biasa menginfeksi adalah Streptococcus pneumonia, H. influenzae, bakteri atypical,

virus influenza, respiratory syncytial virus (RSV). Pada anak-anak patogen yang biasa

dijumpai sedikit berbeda yaitu adanya keterlibatan Mycoplasma pneumoniae,

Chlamydia pneumoniae, di samping bakteri pada pasien dewasa. 2. Nosokomial

Pneumonia Merupakan pneumonia yang didapat selama pasien di rawat di rumah

sakit. Patogen yang umum terlibat adalah bakteri nosokomial yang resisten terhadap

Page 49: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

136

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

antibiotika yang beredar di rumah sakit. Biasanya adalah bakteri enterik golongan

gram negatif batang seperti E.coli, Klebsiella sp, Proteus sp. Pada pasien yang sudah

lebih dulu mendapat terapi cefalosporin generasi ke-tiga, biasanya dijumpai bakteri

enterik yang lebih bandel seperti Citrobacter sp., Serratia sp., Enterobacter sp.

Pseudomonas aeruginosa merupakan pathogen yang kurang umum dijumpai, namun

sering dijumpai pada pneumonia yang fulminan. Staphylococcus aureus khususnya

yang resisten terhadap methicilin seringkali dijumpai pada pasien yang dirawat di

ICU. 3. Pneumonia Aspirasi Merupakan pneumonia yang diakibatkan aspirasi

sekret oropharyngeal dan cairan lambung. Pneumonia jenis ini biasa didapat pada

pasien dengan status mental terdepresi, maupun pasien dengan gangguan refleks

menelan. Patogen yang menginfeksi pada Community Acquired Aspiration

Pneumoniae adalah kombinasi dari flora mulut dan flora saluran napas atas, yakni

meliputi Streptococci anaerob. Sedangkan pada Nosocomial Aspiration Pneumoniae

bakteri yang lazim dijumpai campuran antara Gram negatif batang + S. aureus +

anaerob (Depkes RI. 2017).

Pneumonia didiagnosis berdasarkan tanda klinik dan gejala, hasil pemeriksaan

laboratorium dan mikrobiologis, evaluasi foto x-ray dada. Gambaran adanya infiltrate

dari foto x-ray merupakan standar yang memastikan diagnosis. Hasil pemeriksaan

laboratorium menunjukkan adanya leukositosis dengan “shift to the left”. Sedangkan

evaluasi mikrobiologis dilaksanakan dengan memeriksa kultur sputum (hati-hati

menginterpretasikan hasil kultur, karena ada kemungkinan terkontaminasi dengan

koloni saluran pernapasan bagian atas). Pemeriksaan mikrobiologis lainnya yang

lazim dipakai adalah kultur darah, khususnya pada pasien dengan pneumonia yang

Page 50: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

137

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

fulminan, serta pemeriksaan Gas Darah Arteri (Blood Gas Arterial) yang akan

menentukan keparahan dari pneumonia dan apakah perlu-tidaknya dirawat di ICU

(GINA. 2018).

3. Terapi Utama

Penatalaksanaan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri sama seperti infeksi

pada umumnya yaitu dengan pemberian antibiotika yang dimulai secara empiris

dengan antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil kultur. Setelah bakteri

pathogen diketahui, antibiotika diubah menjadi antibiotika yang berspektrum sempit

sesuai patogen.

Community-Acquired Pneumonia (CAP) (Depkes RI. 2017)

Terapi CAP dapat dilaksanakan secara rawat jalan. Namun pada kasus yang

berat pasien dirawat di rumah sakit dan mendapat antibiotika parenteral.

Pilihan antibiotika yang disarankan pada pasien dewasa adalah golongan

makrolida atau doksisiklin atau fluoroquinolon terbaru.1,19 Namun untuk dewasa

muda yang berusia antara 17-40 tahun pilihan doksisiklin lebih dianjurkan karena

mencakup mikroorganisme atypical yang mungkin menginfeksi. Untuk bakteri

Streptococcus pneumoniae yang resisten terhadap penicillin direkomendasikan untuk

terapi beralih ke derivat fluoroquinolon terbaru. Sedangkan untuk CAP yang

disebabkan oleh aspirasi cairan lambung pilihan jatuh pada amoksisilin-klavulanat.

Golongan makrolida yang dapat dipilih mulai dari eritromisin, claritromisin

serta azitromisin. Eritromisin merupakan agen yang paling ekonomis, namun harus

diberikan 4 kali sehari. Azitromisin ditoleransi dengan baik, efektif dan hanya

Page 51: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

138

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

diminum satu kali sehari selama 5 hari, memberikan keuntungan bagi pasien.

Sedangkan klaritromisin merupakan alternatif lain bila pasien tidak dapat

menggunakan eritromisin, namun harus diberikan dua kali sehari selama 10-14 hari.

Kondisi Klinik Patogen Terapi Dosis Ped

Dosis Dws (dosis total/hari)

Sebelumnya

sehat

Pneumococcus,

Mycoplasma

Pneumoniae

Eritromisin

Klaritromisin

Azitromisin

30-50

15

10 pada hari

1,diikuti 5mg

selama 4 hari

1-2g 0,5-1g

Komorbiditas

(manula, DM,

gagal ginjal,

gagal jantung,

keganasan

S. pneumoniae,

Hemophilus

influenzae,

Moraxella

catarrhalis,

Mycoplasma,

Chlamydia

pneumoniae dan

Legionella

Cefuroksim

Cefotaksim

Ceftriakson

50-75

1-2g

Aspirasi

Community

Hospital

Anaerob mulut

Anaerob mulut, S.

aureus, gram(-)

enterik

Ampi/Amox

Klindamisin

Klindamisin

+aminoglikosida

100-200

8-20

s.d.a.

2-6g

1,2-1,8g

s.d.a.

Nosokomial

Pneumonia

Ringan, Onset

<5 hari, Risiko

rendah

K. pneumoniae,

P. aeruginosa,

Enterobacter spp.

S. aureus,

Cefuroksim

Ceftriakson

Ampicilin-Sulbaktam

Tikarcilin-klav

Gatifloksasin

s.d.a.

s.d.a.

s.d.a.

100-200

200-300

s.d.a.

s.d.a.

s.d.a.

4-8g

12g

Page 52: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

139

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Levofloksasin

Klinda+azitro

-

-

0,4g

0,5-0,75g

Pneumonia

berat**,

Onset > 5 hari,

Risiko Tinggi

K. pneumoniae,P.

aeruginosa,

Enterobacter spp.

S. aureus,

(Gentamicin/Tobramicin

atau Ciprofloksasin)* +

Ceftazidime atau

Cefepime atau

Tikarcilin

klav/Meronem/

Aztreona m

7,5

-

150

100-150

4-6 mg/kg

0,5-1,5g

2-6g

2-4g

Ket :

*) Aminoglikosida atau Ciprofloksasin dikombinasi dengan salah satu antibiotika

yang terletak di bawahnya dalam kolom yang sama **) Pneumonia berat bila

disertai gagal napas, penggunaan ventilasi, sepsis berat, gagal ginjal

Untuk terapi yang gagal dan tidak disebabkan oleh masalah kepatuhan pasien,

maka disarankan untuk memilih antibiotika dengan spektrum yang lebih luas.

Kegagalan terapi dimungkinkan oleh bakteri yang resisten khususnya terhadap

derivat penicillin, atau gagal mengidentifikasi bakteri penyebab pneumonia.

Sebagai contoh, pneumonia atypical melibatkan Mycoplasma pneumoniae yang

tidak dapat dicakup oleh penicillin. Beberapa pneumonia masih menunjukkan

demam dan konsistensi gambaran x-ray dada karena telah terkomplikasi oleh

adanya efusi pleura, empyema ataupun abses paru yang kesemuanya memerlukan

penanganan infasif yaitu dengan aspirasi.

Page 53: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

140

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Pneumonia Nosokomial

Pemilihan antibiotika untuk pneumonia nosokomial memerlukan kejelian, karena

sangat dipengaruhi pola resistensi antibiotika baik in vitro maupun in vivo di

rumah sakit. Sehingga antibiotika yang dapat digunakan tidak heran bila berbeda

antara satu rumah sakit dengan rumah sakit lain. Namun secara umum antibiotika

yang dapat dipilih sesuai. (Depkes RI. 2017)

4. Terapi Pendukung

Terapi pendukung pada pneumonia meliputi (Depkes RI. 2017):

Pemberian oksigen yang dilembabkan pada pasien yang menunjukkan tanda

sesak, hipoksemia.

Bronkhodilator pada pasien dengan tanda bronkhospasme

Fisioterapi dada untuk membantu pengeluaran sputum

Nutrisi

Hidrasi yang cukup, bila perlu secara parenteral

Pemberian antipiretik pada pasien dengan demam

Nutrisi yang memadai.

Page 54: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

141

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

D. Identitas Pasien

Nama : Ny. XXX

Umur : 36 Tahun

Alamat : Jalan XXXXXXX

No. CM : 232670

Ruang : Mawar

Kelas : 3

Tgl MRS : 10-10- 2018

Tgl KRS : 15-10-2018

Diagnosa Utama : Asma Unspecified

Diagnosa Pendukung : Bronkitis, Pneumonia

E. Progress note

Page 55: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

142

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

F. Tanda vital

G. Data laboratorium

No Parameter Ref Range Hasil

1 Hb 11,7 – 15,5 15,5

2 Leukosit 3,6 – 11 11,84 (H)

3 Trombosit 150 – 440 266

4 Hemabokrit 35 – 47 44,7

5 Eritrosit 3,8 – 5,2 5,14

6 MCV 80 – 100 87,0

7 MCH 26 – 34 30,2

8 MCHC 32 – 36 34,7

9 Eosinofil 0 – 3 5,0 (H)

10 Basofil 0 – 1 0,6

Page 56: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

143

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

11 Neufrofil 28 – 78 71,1

12 Limfosit 25 – 40 17,4 (L)

13 Monosit 2 – 8 5,9

14 S typhi O <1/160 Negatif

15 S typhi H <1/160 1/60

16 S typhi AH <1/160 1/80

17 SGOT 0 – 35 33

18 SGPT 0 – 35 19

19 Warna urine Kuning jernih

20 Bj 1015 – 1025 1025

21 pH/ Reaksi 4,8 – 7,4 6,5

22 Blood Normal Normal

23 Leukosit esterase Normal Normal

24 Nitrit Normal Normal

25 Protein Normal Trace

26 Bilirubin Normal Normal

27 Keton Normal Normal

28 Glukosa Normal 3+ (H)

29 urobilinogen Normal Normal

30 Eritrosit 0 - 3 1 -2

31 Leukosit 1 -10 0 – 1

32 Sel epitel 1- 15 1 – 2

Page 57: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

144

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

33 Silinder Normal Normal

34 Kristal Normal Normal

35 Bakteri Normal Normal

36 Lain-lain Normal Normal

H. Profil Pengobatan

I. Obat Pulang

Page 58: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

145

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

J. Assesment

Problem Medik

S/O

Terapi

DRP

Komentar dan Saran

Monitoring

Asma S : Sesak nafas, batuk, wheezing O: RR

- Nebulisasi agonis beta 2 tiap 6 jam

- Metilprednisolon - OBH

Pantau kesadaaran pasien

-Keadaan umum dan tanda-tanda vital -RR

Bronkitis S: sesak, batuk, pilek ,pusing, demam O: RR -T=37,5 -penumonia

-injeksi Ceftriaxone -Levofloxacin -paracetamol OBH -injeksi Dexametason

Evaluasi leukosit dan tanda infeksi lainnya, fungsi organ secara periodik.

Pneumonia

S: sesak, batuk, pilek ,pusing, demam O: T: 37,5 Leukosit : 11,84 Limfosit:17,4 Eosinofil: 5 RR:28 dan 24

-pemberian O2 sesuai kebutuhan -OBH - paracetomol -injeksi Ceftriaxone -Levofloxacin

- Membatu jalan nafas

- OBH untuk batu pilek

- Untuk demam dan pusing

- antibiotik untuk pneumonia

-Keadaan umum dan tanda-tanda vital -Evaluasi lekosist & tanda infeksi lainnya -Kepatuhan pasien dalam menggunakan antibiotik

Page 59: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

146

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

K. Permasalahan Terapi dan Pengatasan

Obat Problem Pengatasan

Omeprazole Terapi adekuat Stress ulcer Profilaksis (Dipiro edisi 10, hal 430) Menekan sekresi asam lambung dengan menghambat secara spesifik dari sistem enzim H+ /K+ ATPase pada permukaan sekresi dari sel parietal lambung. (DIH edisi 17)

Ondansetron Terapi adekuat Untuk gastrointeritis Memblokir Serotonin diperifer sehingga memberikan efek pada gastrointestinal (DIH edisi 17)

Dexametason

Terapi adekuat

Inflamasi dan alergi, syok (dipiro, 2015)

Ceftriaxone Terapi adekuat

Antibiotik untuk pneumonia (dipiro,2015) IDSA/ATS menyebutkan antibiotic yang dapat digunakan untuk pasien CAP non ICU antara lain : fluorokuinolon atau βlactam dan makrolida, atau β-lactam dan fluorokuinolon respirasi 8. (sari dkk, 2017) Sari1, dkk 2017.

PERBANDINGAN POLA

TERAPI ANTIBIOTIK

PADA COMMUNITY-

ACQUIRED PNEUMONIA

(CAP) DI RUMAH SAKIT

TIPE A DAN B . Volume 7

Page 60: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

147

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Nomor 4 . UGM. Yogjakarta.

OBH Terapi adekuat Mengatasi gejala batuk Soedibyo, dkk., 2013. Profil

Penggunaan Obat Batuk

Pilek Bebas pada Anak di

Bawah Umur 6 Tahun. Vol.

14 No. 6. Departemen Ilmu

Kesehatan Anak Falkutas

Kedokteran Universitas

Indonesia/ RS. Dr. Cipto

Mangun Kusumo. Jakarta.

Paracetamol Terapi adekuat Demam dan nyeri Hapsari, Intan Ayuningtyas.

Taufik Eko Nugroho. 2016.

Pengaruh Pemberian

Analgesik Kombinasi

Paracetamol dan Tramadol

Terhadap Kadar Ureum

Serum Tikus Wistar. Jurnal

Kedokteran Diponegoro

Vol. 5 No. 4. Semarang.

Ventolin

Terapi adekuat

Meredahkan bronkospasme pada asma dan obstruksi saluran nafas reversibel lainnya (GINA, 2018)

Flixotide

Terapi adekuat

Profillaksis asma, mengatasi eksaserbasi asma akut (GINA, 2018)

Sabutamol

Terapi adekuat

Meredahkan bronkospasme pada asma dan obstruksi saluran nafas reversibel lainnya (GINA, 2018)

Metilprednisolone Terapi adekuat

Sebagai anti inflamsi atau imunosupresi pada beberapa penyakit hematologi, alergi, inflamasi, neoplasma maupun autoimun. (dipiro, 2015)

Page 61: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

148

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Levofloxacin

Terapi adekuat

IDSA/ATS menyebutkan antibiotic yang dapat digunakan untuk pasien CAP non ICU antara lain : fluorokuinolon atau βlactam dan makrolida, atau β-lactam dan fluorokuinolon respirasi 8. (sari dkk, 2017) Sari1, dkk 2017.

PERBANDINGAN POLA

TERAPI ANTIBIOTIK

PADA COMMUNITY-

ACQUIRED PNEUMONIA

(CAP) DI RUMAH SAKIT

TIPE A DAN B . Volume 7

Nomor 4 . UGM. Yogjakarta.

Loratadine

Terapi adekuat

Mengahambat pelepasan mediator inflamasi (Ardinata. 2014) Ardinata, dedi. 2014.

Eosinofil dan Patogenesa

Asma. Majalah Kedokteran

Nusantara Vol. 41, No. 4 .

Sumatera utara.

Elza Febria Sari, C. Martin

Rumende, Kuntjoro

Harimurti. 2016. Faktor–

Faktor yang Berhubungan

dengan Diagnosis. Jurnal

Penyakit Dalam Indonesia.

Vol 3, No 4. Jakarta.

RL Terapi adekuat Elektrolit dan cairan tubuh. Sari, Nitami Kartika., Doso

Sutiyono, dan Firdaus

Wahyuni. 2012. Perbedaan

perubahan Kosentrasi

Natrium Plasma antara

Preload 20CC/KgBB Ringer

Page 62: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

149

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Laktat Dibandinkan dengan

Preload 20cc/kgBB Ringer

Asetat Malat. RSUP dr

Kariadi. Semarang.

L. PENGOBATAN

1. Terapi Farmakologi

a. Tatalaksana secara umum:

Dekongestan, analgesik, antipiretik, dan antihistamin

b. Tatalaksana Antibiotik General :

Sefalsoporin-makrolida-kuinolon

2. Terapi Non Farmakologi

Terapi Non Farmakologi :

latihan pernafasan, olaraga teratur, menghindari pemicu alergi, berhenti merokok,

diet, pengobatan komplementer.

M. KONSELING

1. Levofloxaxin : obat antibiotik. Diminum satu kali sehari, diminum tiap 24 jam.

Diminum pada jam 7 pagi sesudah makan. Dihabiskan.

2. OBH Syr : Sebagai obat batuk. Diminum tiga kali sehari satu sendok obat sesudah

makan. Diminum tiap 8 jam pada pagi, siang dan malam

3. Sabutamol : Obat untuk asma. Dimiminum tiga kali sehari sesudah makan, setiap 8

jam pada pagi , siang, dan malam hari.

Page 63: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

150

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

4. Metilprednisolone : Sebagai antiinflamasi diminum tiga kali sehari sesudah makan

setiap 8 jam. Diminum pada pagi, siang dan malam hari.

5. Loratadine : Sebagai antihistamin diminum dua kali sehari sesudah makan setiap 12

jam. Diminum pada pagi dan malam hari.

Page 64: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

151

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Daftar Pustaka

Astuti1,Eka Novi. Sri Sugiarsi2, dan Riyoko. 2011. Analisis Trend Pasien Rawat Inap

Bronchitis Di RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO Kabupaten Wonogiri Periode

Tahun 2011. Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.1,MARET 2011, Hal 60-

71

Arjanard, Nur Muhamad. 2014. Pola Klinis Pneumonia Komunitas Dewasa Di RSUP

dr. Kariadi Semarang. Jurnal Media Medika Muda. Universitas Diponogoro. Semarang.

Ardinata, dedi. 2014. Eosinofil dan Patogenesa Asma. Majalah Kedokteran

NusantaraVolume 41 y No. 4 . Sumatera utara.

Elza Febria Sari, C. Martin Rumende, Kuntjoro Harimurti. 2016. Faktor–Faktor yang

Berhubungan dengan Diagnosis. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. Vol 3, No 4. Jakarta.

Dipiro. 2015. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, edisi 10.

Dipiro. 2012. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach, edisi 9.

Depkes RI. 2017. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan.

Jakarta.

GINA. 2018. Global Strategy for Asthma Management and Prevention. USA.

Meiyanti, Julius I. Mulia. 2000. Perkembanganpatogenesis dan pengobatan Asma

Bronkial. J Kedokter Trisakti, September-Desember 2000-Vol.19, No.3 125. Bagian

Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. Jakarta.

Hapsari, Intan Ayuningtyas. Taufik Eko Nugroho. 2016. Pengaruh Pemberian Analgesik

Kombinasi Paracetamol dan Tramadol Terhadap Kadar Ureum Serum Tikus Wistar.

Jurnal Kedokteran Diponegoro Vol. 5 No. 4. Semarang.

Kemenkes RI. 2013. Infodatin “You can control your asthma”. Jakarta.

Nugroho, Fendi., Pri Iswati Utami, Ika Yuniastuti. 2011 . Evaluasi Penggunaan

Antibiotik pada Penyakit pneumonia di Rumah Sakit Umum Daerah Purbalingga.

PHARMACY, Vol.08 No. 01.

Sari1, Ika Puspita. Titik Nuryastuti2, Rizka Humardewayanti Asdie3, Anton Pratama4,5,

Endang Estriningsih4, 2017. Perbandingan Pola Terapi Antibiotik pada Community-

Acquired Pneumonia (CAP) di Rumah sakit tipe A dan B. Volume 7 Nomor 4 . UGM.

Yogjakarta.

Sari, Nitami Kartika., Doso Sutiyono, dan Firdaus Wahyuni. 2012. Perbedaan perubahan

Kosentrasi Natrium Plasma antara Preload 20CC/KgBB Ringer Laktat Dibandinkan

dengan Preload 20cc/kgBB Ringer Asetat Malat. RSUP dr Kariadi. Semarang.

Page 65: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

152

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Soedibyo, Soepardi. Arie Yuliantio, Wardhana. 2013. Profil Penggunaan Obat Batuk

Pilek Bebas pada Anak di Bawah Umur 6 Tahun. Vol. 14 No. 6. Departemen Ilmu

Kesehatan Anak Falkutas Kedokteran Universitas Indonesia/ RS. Dr. Cipto Mangun

Kusumo. Jakarta.

Page 66: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

153

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

Kasus 3. Hipertensi Urgensi Dan IHD (Ischemic Heart Diseases)

A. HIPERTENSI URGENSI

1. Pengertian

Krisis hipertensi ditandai dengan peningkatan akut tekanan darah sistolik

> 180/120 mmHg. Menurut JNC 7 membagi krisis hipertensi berdasarkan ada

atau tidaknya bukti kerusakan organ sasaran yang progresif (hipertensi emergensi

dan hipertensi urgensi). Bukti kerusakan organ sasaran yang dimaksud antara lain

ensefalopati hipertensif, infark miokard akut, gagal jantung kiri disertai edema

paru, diseksi aneurisma aorta, dan eklamsia. Klasifikasi ini berdampak pada

tatalaksana pasien. Upaya penurunan tekanan darah pada kasus hipertensi

emergensi harus dilakukan segera (< 1 jam) sedangkan pada kasus hipertensi

urgensi dapat dilakukan dalam beberapa kurun waktu beberapa jam hingga

beberapa hari (AHA, 2017)

2. Tanda dan gejala

Meningkatnya tekanan darah

Sakit kepala yang parah

Kecemasan

Sesak napas

(AHA, 2017)

3. Factor resiko

Jenis kelamin, obesitas

Penyakit jantung coroner

Obat antihipertensi

Ketidakpatuhan pengobatan

(AHA, 2017)

B. IHD (Ischemic Heart Diseases)

1. Pengertian

Ischemic Heart Diseases (IHD) adalah kekurangan oksigen dan penurunan

atau tidak adanya aliran darah ke miokardium yang disebabkan oleh penyempitan

atau terhalangnya arteri koroner (AHA, 2012)

2. Tanda dan gejala

Sesak nafas

Nyeri dada

(AHA, 2012)

Page 67: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

154

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang

Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 September - 31 Oktober 2018

3. Factor resiko

a. Jenis kelamin

b. Usia

c. Riwayat keluarga

d. DM

e. Merokok

f. Hipertensi,

g. Hiperlipidemia

h. Stress

i. Penggunaan obat seperti kortikosteroid

(AHA, 2012)

4. Algoritma terapi

2012 ACCF/AHA/ACP/AATS/PCNA/SCAI/STS Guideline for the Diagnosis and Management

of Patients With Stable Ischemic Heart Disease: Executive Summary.

Page 68: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

Identitas pasien :

Nama : Tn. Y

Umur : 68 tahun

Alamat : Jalan X

BB : 53 kg

TB : 156 cm

No. RM : 242

Ruang : Bogenvil

Tanggal masuk : 9 oktober 2018

Tanggal keluar : 15 oktober 2018

Jaminan : BPJS

Dokter PJ : dr. S

Diagnosa

Utama : Hipertensi Urgensi

Pendukung : IHD

Dugaan : Enfisema

Tanda vital

Pemeriksaan Satuan Tanggal

9/10 10/10 11/10 12/10 13/10 14/10 15/10

TD mg/Hg 210/100 110/90 180/100 180/100 160/80 140/70 150/80

RR /menit 20x - - - - - -

Nadi / menit 90x - - - - - -

Spo2 % 98 - - - - - -

GDS

125 - - - - - -

EKG

- + - - - - -

Hasil Cek Laboratorium

Data lab Hasil normal Hasil Tanggal

9/10 10/10

Hemoglobin 13,2 – 17,3 13,,8 N

Leukosit 3,8 – 10,6 9,58 N

Trombosit 150 – 440 326 N

Hematokrit 40 – 52 37 L

Eritrosit 4,4 – 5,9 4,08 L

MCV 80 – 100 90,7 N

Page 69: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

156

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

MHC 26 – 34 33,8 N

MCHC 32 – 36 37,3 H

Eusinofil 0 – 3 0,1 N

Basofil 0 – 1 0,1 N

Neutrofil 28 – 78 87,5 H

Limfosit 25 – 40 7,2 L

Monosit 2 – 8 5,1 N

Kolestrol < 200 191 N

Ureum < 42 36 N

Creatinin 0,5 – 1,1 1,25 H

Asam urat 2 – 7 5 N

Progress note

Uraian Tanggal

9/10 10/10 11/10 12/10 13/10 14/10 15/10

Sakit kepala √ - - - - - -

Nyeri perut - √ √ √ berkurang berkurang -

Mual - - - - - - -

Muntah - - - - - - -

Obat pulang

Candesartan 16 mg 1 x 1

Nitrokaf 1 x 1

Lansoprazole 30 mg 1 x 1

Vitamin B complex 1 x 1

Herbeser 100 mg 1 x 1

Clobazam 10 mg 2 x 1

Amlodipin 10 mg 1 x 1

Cefiksim 100 mg 2 x 1

Page 70: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

157

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

Problem medik

Problem

medik S/O Terapi DRP Pengatasan Pengobatan

Hipertensi

urgensi

Sakit kepala,

TD >

Candesartan

Antihipertensi

disebabkan oleh

resistensi sistemik

perifer, tanpa

mempengaruhi denyut

jantung

(AHA, 2012)

Adekuat

(AHA, 2012)

Amlodipin Interaksi

obat

Tidak diberkan secara

bersamaan karena dapat

menyebabkan hipotensi

(DIH edisi 17)

Adekuat

(AHA, 2012)

IHD

Herbeser

Nitrokaf

Vasodilator di jantung Adekuat

(AHA, 2012)

Nyeri perut Omeprazole

menekan sekresi asam

lambung dengan

menghambat secara

spesifik dari sistem

enzim H + / K + ATPase

pada permukaan sekresi

dari sel parietal

lambung.

(DIH edisi 17)

Adekuat

Ondansetron

memblokir serotonin

diperifer sehingga

memberikan efek pada

gastro intestinal

(DIH edisi 17)

Adekuat

Ranitidin

Menghambat secara

kompetitif histamin

pada reseptor H2 sel-sel

parietal lambung

(DIH edisi 17)

Adekuat

Lansoprazole

Pengobatan jangka

pendek untuk tukak

lambung

Adekuat

B. Complek

Membantu proses

metabolisme dalam

tubuh

Adekuat

Page 71: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

158

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

Rl

Penambahan cairan

tubuh Adekuat

Neri

meningkat

dipengaruhi

aktivitas

Clobazam

Peningkatan

permeabilitas oleh

sistem saraf

(DIH edisi 17)

Adekat

Gambaran /

dugaan

enfisema,

Nilai limfosit

turun

Cefixim

Antibiotik golongan

sefalosporin III

memiliki spektrum luas

( menghambat

pembentukan dinding

sel bakteri), terapi

antibiotik pengobatan

enfisema untuk

perawatan di RS

(PDPI, 2003)

Adekuat

Monitoring

Di rumah sakit

o Tekanan darah pasien < 150/90 mmHg

o Nilai limfosit pasien

o Tingkat nyeri

Di rumah

o Nyeri kepala

o Nyeri perut

o Sesak nafas

Konseling

Candesartan 16 mg 1 x 1

(diminum setelah makan malam hari)

Nitrokaf 1 x 1

(diminum setelah makan, pagi hari)

Lansoprazole 30 mg 1 x 1

(diminum 30 menit sebelum makan, pagi hari)

Vitamin B complex 1 x 1

(diminum setelah makan pagi hari)

Herbeser 100 mg 1 x 1

(diminum setelah makan pagi hari)

Clobazam 10 mg 2 x 1

(diminum setelah makan pagi dan malam hari)

Amlodipin 10 mg 1 x 1

Page 72: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

159

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

(diminum setelah makan)

Cefiksim 100 mg 2 x 1

(diminum setelah makan setiap 12 jam, harus dihabiskan)

Konseling non farmakologi

Memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan

manfaat yang lebih

Mengurangi asupan garam. Dianjurkan untuk asupan garam tidak

melebihi 2 gr/ hari

Olah raga. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30

menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu. Terhadap pasien yang tidak

memiliki waktu untuk berolahraga secara khusus, sebaiknya harus

tetap dianjurkan untuk berjalan kaki, mengendarai sepeda atau

menaiki tangga dalam aktifitas rutin mereka di tempat kerjanya.

Mengurangi konsumsi alcohol.

Berhenti merokok.

(PERKI, 2015)

Page 73: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

160

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

Pertanyaan dalam diskusi:

1. Apakah cukup dilihat dari menurunnya nilai limfosit untuk enfisema?

2. Terkait dugaan enfisema kenapa hanya digunakan cefixim untuk

pengobatannya?

3. Apakah tidak ada tambahan obat yang lain untuk terapi enfisema?

Jawab :

Pada kasus ini enfisema bukanlah diagnose, enfisema masih dugaan

dari dokter. Jadi turunnya nilai limfosit pada kasus ini sebagai

pedoman penggunaan antibiotic, karena dengan turunnya nilai limfosit

artinya menandakan adanya infeksi pada pasien. Antibiotik cefixim

termasuk antibiotic golongan sefalosporin III yang memiliki spektrum

luas ( menghambat pembentukan dinding sel bakteri), dapat juga

sebagai terapi antibiotik pengobatan enfisema untuk perawatan di RS

(PDPI, 2003). Karena enfisema masih dugaan jadi tidak ada obat untuk

enfisema secara khusus.

Terapi antibiotic emfisema

Lini I : amoksisilin, makrolid

Lini II : amoksisilin dan asam klavulanat, sefalosporin, kuinolon,

makrolid baru

Perawatan di Rumah Sakit : dapat dipilih

Amoksilin dan klavulanat

Sefalosporin generasi II & III injeksi

Kuinolon per oral

(PDPI, 2003).

Sefalosporin antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk pengobatan

septikemia, pneumonia, meningitis, infeksi saluran empedu, peritonitis,

dan infeksi saluran kemih. Aktivitas Sefalosporin generasi ketiga lebih

besar pada bakteri gram negatif jika dibandingkan dengan generasi kedua

(British National Formulary, 2011)

Page 74: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

161

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

DAFTAR PUSTAKA

ACC/AHA, 2017 Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation and

Management of High Blood Pressure in Adults, American College Of

Cardiologi Foundation

ACCF/AHA/ACP/AATS/PCNA/SCAI/STS, 2012, Guidelinefor the Diagnosis

and Management of Patients With Stable Ischemic Heart Disease

BNF staff. 2011, British National Formulary 61, Pharmaceutical Press,

London, UK, p. 346.

Laxi, 2009, Drug Information Handbook edisi 17, American Pharmacists

Assosiation

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003, Penyakit Paru Obstruktif Kronis

PERKI, 2015, Pedoman Tatalaksanaan Hipertensi Dan Penyakit

Kardiovaskuler, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia.

Page 75: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

162

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

Kasus 4. Cidera Kepala

1. Pengertian Cidera Kepala

Cidera kepala terjadi saat kepala mengalami akselerasi yang terjadi secara

lineer (coup countercoup) dan rotasional dan menyebabkan gerakan otak di

dalam rongga tengkorak. Gejala klinis terjadi saat akselerasi tersebut

menyebabkan terjadinya regangan atau putusnya jaringan saraf diotak.

2. Klasifikasi Cidera Kepala Ringan

(Neurotrauma & Movement 2017)

Page 76: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

163

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

Identitas pasien

• Nama pasien : x

• Umur : 37 tahun

• Alamat : y

• No Cm : z

• Ruang : Anggrek

• Tanggal MRS : 12 oktober 2018

• Tanggal KRS : 15 oktober 2018

• Dokter penganggung jawab : xx

• Diagnosis : CKR, vertigo

• Riwayat :

Pada tanggal 10 oktober 2018 pasien jatuh dikamar mandi waktu mencuci pakaian

karena lantai licin dan kepalanya terbentur.

• Riwayat penyakit terdahulu : -

• Riwayat obat : -

• Riwayat penyakit keluarga : -

• Alergi obat : -

Page 77: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

164

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

DATA OBJEKTIF

1. TANDA VITAL

Pemeriksaan Satuan 12/10/2018 13/10/2018 14/10/2018 15/10/2018

TD mmHG 120/80 130/80 110/70 110/70

Nadi x/mnt 85 80 85 82

GCS - - 15 15 15

T C 36 36,3 36 -

RR x/mnt 20 - - -

2. DATA LABORATORIUM

NO PARAMETER Tgl 12/10/18 Range Satuan

1. Hemoglobin 15,1 11,7-15,5 g/dl

2. Leukosit 9,66 3,6-11 10^3/µL

3. Trombosit 423 150-440 10^3/µL

4. Eritrosit 5,19 3,8-5,2 10^6/µL

5. MCV 83,2 80-100 fl

6. MCH 29,1 26-34 pg

7. MCHC 35,0 32-36 g/dl

8. Eosinofil 1,3 0-3 %

Page 78: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

165

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

9. Basofil 0,4 0-1 %

10. Neutrofil 66,2 28-78 %

11. Limfosit 26,6 25-40 %

12. Monosit 5,5 2-8 %

14. Leukosit 30-35 /LPB 1-10

15. Sel epitel 40-45 /LPK 1-15

16. Silinder granuler /IPK -

17. Kristal -- /LPB -

18. Baker - - -

NO PARAMETER Hasil

Tgl 13/10/18

Range Satuan

1. Warna urin Kuning - -

2. Kejernihan Keruh - -

3. Berat jenis 1.025 g/ml 1.015-1.025

4. Ph/reaksi 6.0 - 4,8-7,4

5. Blood - mg/dl -

6. Leukosit Esterase 3+ (H) /µL -

7. Nitrit - mg/dl -

8. Protein Ttrace (H) mg/dl -

9. Bilirubin - mg/dl -

10. Glucosa - mg/dl -

11. Urobilinogen normal mg/dl -

12. Eritrosit 0 /LPB 0-3

Page 79: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

166

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

PROGRES NOTE

Uraian 12/10/2018 13/10/2018 14/10/2018 15/10/2018

Pusing

berputar

Berkurang Sedikit -

Mual Berkurang Berkurang -

Muntah - - -

Nyeri

kepala

(skala 5) Berkurang Berkurang (skala 3)

ASESSMENT

Problem

medik

S/O Terapi DRP

Cedera

kepala

ringan

S:-

O: GCS =15

Inj. Citicolin Tidak ada

Vertigo S : pusing berputar ,

mual,muntah,nyeri kepala

O:-

1. Betahistine

2. Inj. Ondansentron

3. Inf RL

Tidak ada

Page 80: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

167

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

Problem

medik

S/O Terapi DRP Penatalaksanaan

Cedera

kepala

ringan

Vertigo

S:-

O: GCS =15

S : pusing

berputar ,

mual,muntah,nyeri

kepala

O:-

Inj. Citicolin

1. Betahistine

6mg ( 3x1)

2. Inj

ondansentron

3. Inf RL

Tidak ada

Tidak ada

Terapi adekuat

Citicolin dapat diberikan

pada pasien cedera otak

setelah kejadian maupun

jangka lama dan hasilnya

menunjukan perbaikan

dalam pengurangan gejala

sindroma post

concussion,perbaikan

glasgow outcome scale dan

fungsi kognisinya.

Dosis maksimal 1

gram/hari.

(Neurotrauma & Movement

Disorders Improving

Knowledge for Saving

Lives ,udayana,2017 )

1. Terapi adekuat

Pemberian betahistine pada

vertigo perifer

dibandingkan dengan

plasebo menunjukan adanya

perbaikan yang signifikan

terhadap frekuensi,

intensitas dan durasi

serangan.

Dosis maksimal 24 mg/hari.

(afanasyeva,S.

A dkk, 2003)

2. Terapi adekuat

Untuk mengatasi mual

muntah

(drug informations

Page 81: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

168

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

OBAT PULANG PASIEN

Nama obat Dosis Terapi

Betahistine 6 mg (2x1) Untuk vertigo

Paracetamol 500 mg ( 3x1) Sebagai analgesik, sangat kuat

dengan dosis 500-1000 mg/hari ,max

4 g .

Mims.com

Neurodek 1x1 Berfungsi memperbaiki neuropati.

(pazirandeh,2009)

• Rekomendasi :

Non farmakologi :

1. Hati hati dalam beraktivitas untuk mengurangi resiko jatuh pada pasien

2. Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan.

• Monitoring : monitoring nyeri dan pusing.

• Konseling :

Betahistine 2x1 (6mg) sesudah makan

Paracetamol 2x1 (500mg) sesudah makan,bila nyeri

Neurodex 1x1

_

_

1. Inj.

Ranitidine

(Tiap 12 jam )

Tidak ada

handbook)

3. Terapi adekuat

Untuk memenuhi kebutuhan

elektrolit tubuh.

Profilaksis stress alcer

(laine L ,dkk 2008)

Page 82: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

169

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

DAFTAR PUSTAKA

Afanesyeva,S.A, Gorbacheva,F.E., & Natyazhkina,G.M,Isolated vertigo:

pathogenesis nd efficacy of betahistine in journal of neurology.2003

drug informations handbook,edition 17,2008-2009.

Italian journal of medicine 2015,management of vertigo : from evidence to

clinical practice

Laine L.Gastrointestinal bleeding. Dalam :Fauci AS, et al Harrison’s

principles of internal medicine. Edisi 17, 2008.

Neurotrauma & Movement Disorders Improving Knowledge for Saving Lives

,udayana,2017

Pirazendah,s. Burns D.I 2009 overview of water soluble vitamins.2015

Wilkinson I, Lennox G. Essential neurology. Edisi ke 4 USA:

MassachusettsBlackwell Publishing; 2005.

Page 83: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

170

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

Kasus 5. Congestive Heart Failure (Chf) Nyha Iv Dengan Udem Pulmo

Serta Hipertensi Grade II Pada Geriatri

A. Penyakit

1. Congestive Heart Failure (CHF)

a) Definisi

Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kondisi di mana jantung

tidak memompa cukup darah ke organ tubuh dan jaringan lain. Ketika

salah satu atau dua bagian jantung tidak memompa darah keluar, darah

akan menumpuk dalam jantung atau menyumbat di organ atau jaringan.

Akibatnya, darah menumpuk di sistem peredaran darah (Perki, 2015).

Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks dimana

seorang pasien harus memiliki tampilan berupa: Gejala gagal jantung

(nafas pendek yang tipikal saat istrahat atau saat melakukan aktifitas

disertai / tidak kelelahan); tanda retensi cairan (kongesti paru atau edema

pergelangan kaki); adanya bukti objektif dari gangguan struktur atau

fungsi jantung saat istrahat (Perki, 2015).

Page 84: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

171

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

b) Tanda dan gejala

c) Klasifikasi

Page 85: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

172

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

d) Algoritma

2. Hipertensi

a) Definisi

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih

besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90

mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5

menit dalam keadaan cukup istirahat (Dipiro, 2012).

Page 86: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

173

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

b) Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII

Faktor resiko dari hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat

keluarga, genetik, kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi

lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi minuman

beralkohol, obesitas, kurang aktivitas fisik dan stres (JNC VII, 2003).

c) Algoritma hipertensi

Page 87: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

174

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

B. Identitas pasien

1. Nama : Tn. X

2. Umur : 72 tahum

3. Alamat : Jl Keradenan Lama, Ungaran Barat

4. Berat badan : xxx

5. Tinggi badan : xxx

6. No CM : xxx

7. Ruang : Bugenvil

8. Tgl masuk RS : 11 Oktober 2018

9. Tgl keluar RS : 19 Oktober 2018

10. Jaminan : Umum

11. Diagnosis

Utama : CHF NYHA IV Dengan Oedema Pulma, Hipertensi

Grade II

Pendukung : Sesak Nafas Berat Satu Hari Sebelumnya Dengan Nafas

Serasa Terbakar

C. Pemeriksaan tanda vital

Pemeriksaan

Satuan

Tanggal

12

Okt

13

Okt

14

Okt

15

Okt

16

Okt

17

Okt

18

Okt

19 Okt

TD mmHg 170/80 155/61 154/67 130/80 130/60 130/60 130/60 140/90

Nadi x/ mnt 108 100 85 111 118 102 100

RR x/ mnt 21 21 19 20 20 21 20

T ºC 38,5 38 36 37 37 39 37

SpO2 % 98 98 99 99 99 98 99

Page 88: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

175

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

D. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Hemoglobin 8,8 g/dL 13,2 – 17,3

Leukosit 5,44 10

3

/ µl 3,8 – 10,6

Trombosit 312 10

3

/ µl 150 – 440

Hematokrit 26,5 % 40 – 52

Eritrosit 3,49 10

6/

µl 4,4 – 5,9

MCV 75,9 fl 80 – 100

MCH 25,2 pg 26 – 34

MCHC 34,8 g/dL 32 – 36

Hitung Jenis

Eusinofil 1,3 % 0 – 3

Basofil 0,2 % 0 – 1

Neutrofil 64,1 % 28 – 78

Limfosit 19,3 % 25 – 40

Monosit 15,1 % 2 – 0

E. Prognoses gejala

Uraian

Tanggal

12 Okt

13 Okt

14 Okt

15 Okt

16 Okt

17 Okt

18 Okt

19

Okt

Diare √ - - - - - -

Demam √ √ - - - √ -

Pusing √ √ - √ √ √ -

Lemas √ √ √ √ √ √

Page 89: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

176

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

F. Pengobatan

Nama Obat

Dosis

Rute

Tanggal

12

Okt

13

Okt

14

Okt

15

Okt

16

Okt

17

Okt

18

Okt

19

Okt

Infus RL 10tpm Iv √ √ √ √ √ √ √ √

Ceftriaxone inj 2x1gr Iv √ √ √ √ √ √ √ √

Omeprazol inj 2x1 Iv √ √ √ √ √ √ √ √

Ondansetron inj 2x1 Iv √ √ √ √ √ √ √ √

Vip albumin 3x1 Iv - - - √ √ √ √

ketorolac 4x1 Iv √ √ √ √ √

Amlodipin 1x1 Po √ √ √ √

Furosemid 1x1 iv √ √√ √√ √√ √√ √√ √√ √√ Aspilet 1x1 Po √ √ √ √ √ √ √ √

clopidogrel 2x1 Po √ √ √ √ √ √ √ √

Candesartan 1x1 Po √ √ √ √ √ √ √ √

Simvastatin 1x1 Po √ √ √ √ √ √ √ √

Alprazolam 1x1 Oral √ √ √ √ √ √ √ √

Injeksi isorbide 10

µg/jam

injeks √ √ √ √

ISDN 3x1 Po - - - - √ √ √

Kaltropen suppo Dubur √ √ √ √

Page 90: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

177

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

G. Promlem medik

Page 91: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

178

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

H. Drug Relatide Problem

Page 92: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

179

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

I. Obat Pulang

J. Monitoring dan konseling

Monitoring

1. Monitor Ku (Keadaan Umum) & Vi (Vital)

2. Monitor Curah Jantung (Out Put & In Put)

3. Monitoring Ginjal % Kardio Renal

4. Tekanan Darah

5. Penggunaan Obat

6. Pola Makan & Minum Sedikt Tapi Sering

Konseling

1. CPG 1x1 stelah makan malam

2. Candesartan 16mg 1x1 setelah makan

3. ISDN 3x5mg secara sublingual

d. Simvastatin (malam hari) rutin

e. Cara penggunaan kaltropen suppo

Page 93: LAMPIRANeprints.unwahas.ac.id/2068/6/LAMPIRAN.pdfPembuatan Salep 95 Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII

180

Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang Angkatan XIII di RSUD Ungaran Kab. Semarang Periode

3 Oktober - 31 Desember 2018

Daftar pustaka

DiPiro J T., Wells B G., Schwinghammer T L., DiPiro C V. 2015.

Pharmacotherapy Handbook. Ninth Edit, McGraw-Hill Education

Companies, Inggris.

Aberg, J A., Lacy C F., Amstrong L L., Goldman M P., Lance L L. 2009. Drug

Information Handbook 17th edition. Lexi-Comp for the American

Pharmacists Association.

Siswanto, B, B., Hersunarti, N., Erwinanto., Barack, R., Prtikto, R, S., Naulia, S,

K., Lubis, A, C., 2015, Pedoman Tatalaksana Jantung, , Edisi

Pertama, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia.

JNC VII. 2003. The seventh report of the Joint National Committee on

prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood

pressure. Hypertension, 42: 1206-52.

http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/full/42/6/1206, 8 Desember

2009.