hubungan antara dukungan sosial dengan stres …eprints.ums.ac.id/30743/12/naskah_publikasi.pdf ·...

19
i HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: Pipin Setyaningrum F 100 100 178 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Upload: dangdieu

Post on 10-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

i

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA

PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPE DI

PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Oleh:

Pipin Setyaningrum

F 100 100 178

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 2: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

ii

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA

PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPE DI

PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :

Pipin Setyaningrum

F 100 100 178

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

Page 3: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan
Page 4: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan
Page 5: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

v

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA

PADA TENAGA KESEHATAN NON KEPERAWATAN DI RS. ORTOPE DI

PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

Pipin Setyaningrum Achmad Dwityanto

[email protected] Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstraksi: Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara dukungan social dengan stress kerja. Subjek penelitian adalah tenaga kesehatan non keperawatan di Rs. Ortopedi Prof. Dr. R. soeharso Surakarta yang mengalami indikasi stress kerja berupa gejala badan, gejala emosional, maupun gejala perilaku. Tenaga kesehatan tersebut mencakup fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara, ortotik prostetik, instalasi farmasi, instalasi laboratorium, dan instalasi radiologi. Jumlah subjek pada penelitian ini berjumlah 89 tenaga kesehatan. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif. Analisis data menggunakan teknik korelasi product moment. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara pola dukungan sosial dengan stress kerja dapat dilihat pada nilai korelasi (r) sebesar -0,480 dengan signifikansi 0,000 (p<0,01). Hasil kategorisasi diketahui bahwa variabel stress kerja memiliki rerata empirik sebesar 58,92 dan rerata hipotetik sebesar 82,5 yang berarti tergolong rendah. Variabel dukungan sosial memiliki rerata empirik sebesar 60,72 dan rerata hipotetik sebesar 50 yang berarti tergolong tinggi. Sumbangan dukungan sosial terhadap stress kerja sebesar 23,1%, sisanya sebesar 76,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar dukungan sosial. Kesimpulan dari hasil penelitian adalah ada hubungan negatif antara dukungan sosial dengan stres kerja.

Kata Kunci : dukungan sosial, stres kerja

Page 6: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

1

PENDAHULUAN

Rumah sakit merupakan

organisasi kesehatan yang diharapkan

dapat membantu masyarakat dalam

meningkatkan pelayanan kesehatan.

Keberhasilan pelayanan kesehatan

juga tergantung dari beberapa

komponen yang masuk dalam

pelayanan kesehatan diantaranya

perawat, dokter dan tim kesehatan

yang saling menunjang. Mutu

pelayanan rumah sakit dipengaruhi

oleh beberapa faktor, diantaranya yang

paling dominan adalah sumber daya

manusia (SDM), yang meliputi tenaga

kesehatan (medis) dan non kesehatan

(non medis).

Tenaga Kesehatan merupakan

salah satu profesi yang mempunyai

tanggung jawab sosial yang sangat

besar, tenaga kesehatan yang bertugas

merawat pasien dibagi menjadi dua

yaitu perawat dan non perawat, baik

perawat maupun non perawat berperan

penting dalam penyelenggaraan upaya

menjaga mutu pelayanan kesehatan di

rumah sakit, tenaga kesehatan

bertugas memfasilitasi dan membantu

pasien untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan (Megawati, 2010). Selain

harus terampil dan terdidik, mereka

juga harus mempunyai kemahiran

dalam melakukan tidakan

keperawatan. Tak jarang tuntutan-

tuntutan yang harus dipenuhi

menimbulkan rasa tertekan.

Ketidakmampuan dalam menjawab

tuntutan tersebut sangat mungkin

menjadi pemicu timbulnya stres kerja,

seperti yang dikatakan oleh Ubaidillah

(dalam Arisona, 2008) bahwa stres

kerja adalah suatu keadaan dimana

seseorang menghadapi tugas atau

pekerjaan yang tidak bisa atau belum

bisa di jangkau oleh kemampuannya.

Penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Widyasrini (2013) di

RS. Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso

Surakarta mengenai tingkat stres

tenaga kesehatan yaitu di bagian

keperawatan didapatkan hasil bahwa

32 perawat yang dikategorikan bekerja

pada shift pagi, ada 26 perawat

(81,25%) yang dikategorikan

mengalami stres kerja yang dapat

teratasi dan 6 perawat (18,75%) yang

dikategorikan mengalami stres kerja

ringan. Adapun dari 32 perawat pada

shift malam dikategorikan mengalami

stres kerja yang dapat teratasi ada 28

perawat (87,5%) dan 4 perawat

(12,5%) dapat dikategorikan

Page 7: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

2

mengalami stres kerja ringan.

Berdasarkan data di atas perlu kiranya

dilakukan sebuah penelitian mengenai

faktor apa saja yang bisa

mempengaruhi stress kerja pada

tenaga kesehatan khususnya tenaga

kesehatan non keperawatan. Dalam

penelitian ini menyoroti dari dukungan

sosial yang diterima dari orang lain.

Ivancevich dan Matteson

(dalam Luthans, 2012) mendefinisikan

stres kerja sebagai respon adaptif yang

dihubungkan oleh perbedaan individu

dan atau proses psikologi yang

merupakan konsekuensi tindakan,

situasi, atau kejadian eksternal

(lingkungan yang menempatkan

tuntutan psikologis dan atau fisik

secara berlebihan pada seseorang.

Diahsari (2001)

mengemukakan bahwa pada intinya

stres kerja merujuk pada kondisi dari

pekerjaan yang mengancam individu.

Ancaman ini dapat berasal dari

tuntutan pekerjaan itu atau karena

kurang terpenuhinya kebutuhan

individu. Stres kerja ini mncul sebagai

bentuk ketidakharmonisan individu

dengan ligkungan kerjanya.

Dubrin (dalam Hartanti dan

Rahaju, 2003) menyatakan bahwa

stres kerja diartikan sebagai stres yang

terjadi pada pekerjaan yang

disebabkan oleh kondisi-kondisi

tertentu, yang apabila berlarut-larut

akan menimbulkan burn out (keletihan

fisik, mental, dan emosional yang

berlebihan).

Stres kerja dapat didefinisikan

sebagai keadaan respon fisik dan

emosi yang muncul ketika

persyaratan-persyaratan kerja tidak

sesuai dengan kapabilitas, sumber

daya atau kebutuhan dari pekerja

(Steven, S., dkk, 1998).

Menurut McGrath et al. 2003;

Duane et al. 2002, stres kerja

merupakan hal yang umum terjadi

dalam dunia kerja. Tenaga kesehatan

yang beresiko terhadap hal tersebut

yaitu dokter, perawat, pekerja sosial,

dokter gigi, pelayanan gawat daruratn,

dan tenaga kesehatan yang lain

(Casado, A., dkk, 2008).

Berdasarkan beberapa

pendapat diatas dapat diambil

kesimpulan bahwa stres kerja

merupakan respon fisik maupun emosi

dari individu yang terjadi pada

pekerjaan yang disebabkan oleh

tekanan dalam menghadapi tuntutan-

tuntutan dalam pekerjaan atau

Page 8: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

3

ketidakharmonisan individu dengan

lingkungan kerjanya.

Aspek-aspek yang berpengaruh

terhadap stres kerja adalah gejala

badan, gejala emosional, gejala sosial

(Anoraga, 2009). Beehr dan Newman

(Diahsari, 2001) menambahkan

mengenai aspek fisik, psikologis,

perilaku. Faktor-faktor yang

berpengaruh adalah dari dalam diri

individu, dari luar individu (Steven, S.,

dkk, 1998). Margiati 1999

menambahkan mengenai tidak adanya

dukungan sosial, Tidak adanya

kesempatan berpartisipasi dalam

pembuatan keputusan di kantor,

Pelecehan seksual, Kondisi

lingkungan kerja, Manajemen yang

tidak sehat, Tipe kepribadian,

Peristiwa/ pengalaman pribadi,

permasalahan / kondisi lingkungan

kerja.

Salah satu faktor yang

mempengaruhi stres kerja adalah

faktor sosial yaitu dukungan sosial

(Smet, 1994). Dukungan sosial

memberikan kontribusi bagi seseorang

dalam menghadapi stres. Menurut

Suhita (dalam Masbow 2009)

dukungan sosial memiliki peranan

penting untuk mencegah dari ancaman

kesehatan mental. Individu yang

memiliki dukungan sosial yang lebih

kecil, lebih memungkinkan mengalami

konsekuensi psikis yang negatif.

Keuntungan individu yang

memperoleh dukungan sosial yang

tinggi akan menjadi individu lebih

optimis dalam menghadapi kehidupan

saat ini maupun masa yang akan

datang, lebih terampil dalam

memenuhi kebutuhan psikologi dan

memiliki sistem yang lebih tinggi,

serta tingkat kecemasan yang lebih

rendah, mempertinggi interpersonal

skill (keterampilan interpersonal),

memiliki kemampuan untuk mencapai

apa yang diinginkan dan lebih dapat

membimbing individu untuk

beradaptasi dengan stres.

Gottlieb ( dalam Smet, 1994)

menyatakan dukungan sosial terdiri

dari informasi atau nasehat verbal dan

atau non verbal, bantuan nyata, atau

tindakan yang diberikan oleh

keakraban sosial atau didapat karena

kehadiran mereka dan mempunyai

manfaat emosional atau efek perilaku

bagi pihak penerima. Cobb (dalam

Smet, 1994) menekankan orientasi

subjektif yang memperlihatkan bahwa

dukungan sosial itu sendiri terdiri atas

Page 9: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

4

informasi yang menuntun orang

meyakini bahwa ia harus disayangi.

Dukungan sosial adalah tindakan

yang sifatnya membantu dengan

melibatkan emosi, pemberian

informasi, bantuan materi dan

penilaian yang positif pada individu

dalam mengahadapi permasalahannya.

Dukungan sosial tersebut sangat

berpengaruh bagi individu dalam

beradaptasi dan berinteraksi dengan

lingkungan. Dukungan tersebut

berkaitan dengan pembentukan

keseimbangan mental dan kepuasan

psikologis. Dukungan soaial secara

luas didefinisikan sebagai tersedianya

atau adanya hubungan yang bersifat

menolong dan mempunyai nilai

khusus bagi individu yang

menerimanya. Definisi ini juga

memberikan pengertian adanya ikatan-

ikatan sosial yang bersifat positif

dimana hubungan antar individu baik

yang bersifat horizontal maupun

vertikal memiliki ikatan positif yang

menyenangkan (Taylor dkk, 2009).

Aspek-aspek yang berpengaruh

terhadap dukungan sosial menurut

Sarafino (dalam Smet, 1994) adalah

emosional, penghargaan, instrumental,

informatif. Faktor-faktor yang

berperan adalah dukungan keluarga,

dukungan teman bergaul, dukungan

masyarakat atau lingkungan sekitar

(Santrock, 2008).

Apabila dilihat dari fenomena

yang telah dipaparkan di atas dapat

dirumuskan suatu permasalahan yaitu

apakah dukungan sosial akan

berpengaruh terhadap stress kerja?.

Selanjutnya judul dari penelitian ini

adalah “Hubungan Antara Dukungan

Sosial dengan Stres Kerja pada Tenaga

Kesehatan Non Keperawatan di RS.

Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso

Surakarta”.

Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk :

1. Mengetahui hubungan antara

dukungan sosial dengan stres kerja

pada tenaga kesehatan non

keperawatan di RS. Ortopedi Prof.

Dr. R. Soeharso Surakarta.

2. Mengetahui peran dukungan sosial

terhadap stres kerja pada tenaga

kesehatan non keperawatan di RS.

Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso

Surakarta.

3. Mengetahui seberapa besar tingkat

stres kerja pada tenaga kesehatan

non keperawatan di RS. Ortopedi

Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.

Page 10: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

5

4. Mengetahui seberapa besar tingkat

dukungan sosial pada tenaga

kesehatan non keperawatan di RS.

Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso

Surakarta.

Dari tujuan yang diajukan diatas,

maka diharapkan penelitian ini

memberikan manfaat bagi:

1. Secara Teoritik

Sebagai referensi dan

tambahan bagi pengembangan

ilmu psikologi terutama ilmu

psikologi dalam bidang industri

dan organisasi.

2. Secara praktis

Penelitian ini dapat digunakan

sebagai masukan kepada RS.

Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso

Surakarta dalam rangka

menurunkan stres kerja khususnya

pada tenaga kesehatan non

keperawatan di RS. Ortopedi Prof.

Dr. R. Soeharso Surakarta.

METODE PENELITIAN

Variabel yang digunakan untuk

penelitian ini adalah variabel

tergantung (stres kerja), variabel bebas

(dukungan sosial). Subjek penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tenaga kesehatan non

keperawatan di Rs. Ortopedi Prof. Dr.

R. soeharso Surakarta yang mengalami

indikasi stress kerja berupa gejala

badan, gejala emosional, maupun

gejala perilaku. Tenaga kesehatan

tersebut mencakup fisioterapi, okupasi

terapi, terapi wicara, ortotik prostetik,

instalasi farmasi, instalasi

laboratorium, dan instalasi radiologi.

Jumlah subjek pada penelitian ini

berjumlah 89 tenaga kesehatan.

Metode pengumpulan data pada

penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan

menggunakan dua skala yaitu skala

stres kerja dan dukungan sosial

a. Skala Stres Kerja yang

digunakan adalah skala yang

disusun oleh Darasati (2012),

skala ini memiliki nilai

validitas (rbt) bergerak dari

0,229 sampai dengan (rbt)

0,750 dengan nilai reliabilitas

(rtt) 0,945.

b. Skala Dukungan Sosial yang

digunakan adalah skala yang

disusun oleh Rachmawati

(2013), skala ini memiliki nilai

validitas (rbt) bergerak dari

0,304 sampai dengan rbt =

Page 11: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

6

0,714 dengan nilai reliabilitas

(rtt) = 0, 907

Teknik analisis data yang

digunakan pada penelitian ini adalah

korelasi Product Moment.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian

menggunakan teknik analisis product

moment Pearson diperoleh hasil

koefisien korelasi ���= -0,480, dengan

sig. = 0,000; (p ≤ 0,01). Hasil tersebut

menunjukkan ada hubungan negatif

yang sangat signifikan antara

dukungan sosial dengan stres kerja

pada tenaga kesehatan non

keperawatan. Artinya semakin tinggi

dukungan sosial maka semakin rendah

stres kerja dan sebaliknya semakin

rendah dukungan sosial maka semakin

tinggi stres kerja pada tenaga

kesehatan non keperawatan.

Hal ini sejalan dengan teori

yang dikemukakan oleh Margiati

(1999) yang menyatakan bahwa salah

satu faktor yang menyebabkan stres

kerja adalah tidak adanya dukungan

sosial. Artinya stres akan cenderung

muncul pada para karyawan yang

tidak mendapat dukungan dari

lingkungan sosial mereka. Dukungan

sosial disini bisa berupa dukungan dari

lingkungan pekerjaan maupun

lingkungan keluarga. Banyak kasus

menunjukkan bahwa para karyawan

yang mengalami stres kerja adalah

mereka yang tidak mendapat

dukungan (khususnya moral) dari

keluarga, seperti orang tua, mertua,

anak teman dan semacamnya. Begitu

juga ketika ketika seseorang tidak

memperoleh dukungan dari rekan

sekerjanya (baik pimpinan maupun

bawahan) akan cenderung lebih

mudah terkena stres. Hal ini

disebabkan oleh tidak adanya

dukungan sosial yang menyebabkan

ketidaknyamanan menjalankan

pekerjaan dan tugasnya. Begitu pula

dengan tenaga kesehatan non

keperawatan, bila dukungan sosial

yang diterima tenaga kesehatan non

keperawatan tinggi maka stres kerja

yang terjadi akan rendah, begitu juga

sebaliknya jika dukungan sosial

rendah maka stres kerjanya akan

tinggi.

Hasil penelitian ini berarti

sesuai dengan hipotesis yang diajukan

oleh peneliti yaitu ada hubungan

negatif antara dukungan sosial dengan

Page 12: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

7

stres kerja. Hal ini sejalan dengan teori

yang dikemukakan oleh Smet (1994),

yang menyatakankan bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi stres kerja

adalah faktor sosial yaitu dukungan

sosial. Dukungan sosial memberikan

kontribusi atau pengaruh bagi

seseorang dalam menghadapi stres.

Seseorang yang memiliki dukungan

sosial yang tinggi akan merasa

dihormati, dihargai, diperhatikan, dan

dicintai oleh lingkungan sekitar, hal

tersebut akan memicu sikap optimis

pada individu sehingga individu

tersebut mampu mengatasi

permasalahannya dengan baik,

memiliki tingkat kecemasan yang

lebih rendah, dan mampu membina

hubungan baik dengan lingkungan

sekitar. Begitu pula sebaliknya,

seseorang yang memiliki dukungan

sosial yang rendah akan merasa tidak

dihormati dan dihargai, diabaikan atau

diacuhkan oleh lingkungan sekitar, hal

tersebut akan memicu rasa pesimis

atau tidak percaya diri pada individu

sehingga individu tersebut mudah

putus asa, memiliki emosi yang

negatif, dan kurang mampu membina

hubungan baik dengan lingkungan

sekitar. Dukungan sosial dapat

diperoleh dari orang-orang

disekitarnya antara lain keluarga,

orang tua, teman, rekan kerja, dan

lingkungan.

Penelitian yang dikemukakan

oleh Atkinson (dalam Masbow 2009)

menunjukkan bahwa orang yang

memiliki banyak ikatan sosial

cenderung untuk memiliki usia yang

lebih panjang, relatif lebih tahan

terhadap stres yang berhubungan

dengan penyakit daripada orang yang

memiliki sedikit ikatan sosial. Selain

itu terdapat penelitian yang

menunjukkan adanya hubungan

negatif yang sangat signifikan antara

dukungan sosial dengan stres kerja

yaitu penelitian yang dilakukan oleh

Kartika Waty Kalembiro (2012)

mengenai Dukungan Sosial Rekan

Kerja dan Stres Kerja Perawat di

RSUD Kolonodale Sulawesi Tengah

yang menunjukkan hasil korelasi

sebesar -0,237 dengan sig. 0,056 (p <

0,01) yaitu ada hubungan negatif dan

signifikan antara dukungan sosial

dengan stres kerja perawat di instalasi

rawat inap di RSUD Kolonodale

Sulawesi Tengah. Yang berarti

semakin tinggi dukungan sosial, maka

Page 13: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

8

semakin rendah stres kerja pada

perawat.

Berdasarkan hasil analisis

diketahui variabel dukungan sosial

mempunyai rerata empirik (RE)

sebesar 60,72 dan rerata hipotetik

(RH) sebesar 50 yang berarti

dukungan sosial pada subjek tergolong

tinggi. Kondisi tinggi ini dapat

diinterpretasikan bahwa subjek

penelitian pada dasarnya memiliki

sikap yang terbentuk dari aspek

dukungan sosial yaitu merasa

dihormati, dihargai, diperhatikan, dan

dicintai oleh orang-orang di

lingkungan sekitar subjek. Hal tersebut

seperti aspek dukungan sosial yang

dikemukakan oleh Sarafino (dalam

Smet, 1994) yaitu aspek emosional

yang mencakup ungkapan empati,

kepedulian dan perhatian terhadap

orang yang bersangkutan, selanjutnya

aspek penghargaan yang terjadi lewat

ungkapan penghargaan positif orang

itu, dorongan maju atau persetujuan

dengan gagasan atau perasaan

individu, dan perbandingan positif

orang itu dengan orang-orang lain,

kemudian aspek instrumental yang

mencakup bantuan langsung, seperti

kalau orang memberikan pinjaman

uang kepada orang itu atau menolong

dengan pekerjaan pada waktu

mengalami stress, dan aspek

informatif yang mencakup memberi

nasehat, petunjuk-petunjuk, saran-

saran atau umpan balik.

Variabel stres kerja diketahui

memiliki rerata empirik (RE) sebesar

58,92 dan rerata hipotetik (RH)

sebesar 82,5 yang berarti stres kerja

subjek tergolong rendah. Kondisi

rendah ini dapat diartikan bahwa

meskipun subjek mengalami stres

kerja, namun kondisi tersebut tidak

sampai mengganggu atau menghambat

aktivitas kerja yang dilakukan oleh

subjek. Subjek tidak mengalami

gejala-gejala stres kerja yang cukup

serius baik dari aspek fisiologis,

psikologis, maupun perilaku.

Berdasarkan hal tersebut dikatakan

bahwa subjek penelitian memiliki

dukungan sosial yang tinggi dan stres

kerja yang rendah.

Berdasarkan kategorisasi skala

dukungan sosial diketahui bahwa

terdapat 3,4% (3 orang) yang

tergolong rendah dukungan sosialnya;

6,7% (6 orang) yang tergolong sedang

dukungan sosialnya; 78,7% (70 orang)

yang tergolong tinggi dukungan

Page 14: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

9

sosialnya; dan 11,2% (10 orang) yang

tergolong sangat tinggi dukungan

sosialnya. Jumlah dan prosentase

terbanyak menempati kategori tinggi.

Dukungan sosial adalah tindakan yang

sifatnya membantu dengan melibatkan

emosi, pemberian informasi, bantuan

materi dan penilaian yang positif pada

individu dalam mengahadapi

permasalahannya. Dukungan sosial

tersebut sangat berpengaruh bagi

individu dalam beradaptasi dan

berinteraksi dengan lingkungan.

Dukungan tersebut berkaitan dengan

pembentukan keseimbangan mental

dan kepuasan psikologis (Taylor dkk,

2009).

Berdasarkan kategorisasi skala

stres kerja diketahui bahwa terdapat

25,8% (23 orang) yang tergolong

sangat rendah stres kerjanya; 68,6%

(61 orang) yang tergolong rendah stres

kerjanya; 5,6% (5 orang) yang

tergolong sedang stres kerjanya.

Jumlah dan prosentasi terbanyak

menempati kategori rendah. Subjek

dalam kategori ini dapat diartikan

bahwa subjek tidak lepas dari stres

kerja yang tentunya merupakan

perilaku negatif. Namun, kondisi

tersebut tidak sampai mengganggu

aktivitas pekerjaan subjek.

Sumbangan efektif (SE)

variabel dukungan sosial terhadap

stres kerja sebesar 23,1 % ditunjukkan

oleh koefisien determinasi (r�) sebesar

0,231. Berarti masih terdapat 76,9 %

faktor-faktor lain yang mempengaruhi

stres kerja diluar variabel dukungan

sosial tersebut misalnya, faktor dari

dalam individu baik usia, kondisi fisik,

kepribadian, dan faktor dari luar

individu, baik lingkungan keluarga,

lingkungan kerja, cita-cita maupun

ambisi (Steven, S., dkk, 1998).

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa dukungan sosial

mempunyai pengaruh terhadap stres

kerja pada tenaga kesehatan non

keperawatan di RS. Ortopedi Prof. Dr.

R. Soeharso Surakarta meskipun stres

kerja tidak hanya dipengaruhi oleh

variabel tersebut, namun ada beberapa

keterbatasan dalam penelitian ini,

antara lain jumlah sampel yang

terbatas di satu wilayah atau di satu

tempat saja yakni pada Tenaga

Kesehatan Non Keperawatan di RS.

Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso

Surakarta, sehingga hasil kesimpulan

tidak dapat digeneralisasikan pada

Page 15: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

10

tempat lain dengan subjek berbeda

tanpa melakukan penelitian kembali.

Penelitian ini masih jauh dari

sempurna. Dalam penelitian ini

terdapat beberapa kelemahan

diantaranya adalah

Ruang lingkup penelitian yang

terbatas yaitu pada Tenaga Kesehatan

Non Keperawatan di RS. Ortopedi

Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta, Alat

ukur atau alat pengumpulan data yang

digunakan hanya menggunakan skala

sehingga belum mampu

mengungkapkan aspek-aspek

karakteristik kepribadian secara

mendalam. Oleh karena itu untuk

peneliti selanjutnya perlu melengkapi

dengan teknik pengumpulan data lain.

Misalnya : wawancara dan observasi,

Proses pengisian skala yang tidak bisa

diawasi oleh peneliti, Terdapat

beberapa orang yang enggan

berpartisipasi dalam proses penelitian.

PENUTUP

Kesimpulan

1. Ada hubungan negatif yang sangat

signifikan antara dukungan sosial

dengan stres kerja pada tenaga

kesehatan non keperawatan.

2. Peranan atau sumbangan efektif

(SE) variabel dukungan sosial

dengan stres kerja pada tenaga

kesehatan non keperawatan

sebesar 23,1%. Hal ini berarti

masih terdapat 76,9% variabel lain

yang dapat mempengaruhi stres

kerja diluar variabel dukungan

sosial.

3. Tingkat stres kerja pada subjek

tergolong rendah

4. Tingkat dukungan sosial pada

subjek tergolong tinggi.

Saran – saran

1. Bagi RS. Ortopedi Prof. Dr. R.

Soeharso

Untuk Kepala Instalasi Tenaga

Kesehatan Non Keperawatan RS.

Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso

a. Diharapkan memiliki empati,

kepedulian, dan perhatian

yang tinggi kepada

bawahannya, misalnya

dengan cara membaur dengan

bawahan, bisa dengan sharing

atau makan bersama di luar

jam kerja tanpa memandang

strata atau pangkat yang

dimiliki dengan catatan tetap

saling menghormati.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

11

b. Diharapkan dapat

memperhatikan cara kerja

tenaga kesehatan non

keperawatan di tempat kerja

dan bagaimana hasil

kerjaannya. Kepala Instalasi

Tenaga Kesehatan Non

Keperawatan tidak perlu

sungkan untuk memberikan

pujian atau dukungan kepada

bawahannya.

c. Diharapkan mampu

mengenali segala hal yang

berada disekitarnya, selain itu

Kepala Instalasi Tenaga

Kesehatan Non Keperawatan

dapat menjadi rujukan bagi

tenaga kesehatan non

keperawatan saat menghadapi

berbagai masalah (dalam hal

ini mencakup bantuan

langsung seperti uang, jasa,

maupun barang).

d. Diharapkan mampu

memberikan saran, bantuan,

bimbingan, dan umpan balik

kepada karyawan untuk

mendorong dan memberikan

inspirasi untuk perkembangan

kompetensi yang berkaitan

dengan pekerjaan

2. Bagi Tenaga KesehatanNon

Keperawatan di RS. Ortopedi

Prof. Dr. R. Soeharso

a. Menjadi pendengar yang baik

ketika rekan kerja sedang

bercerita atau mengeluhkan

masalahnya, dengan begitu

seseorang akan merasa

diperhatikan dan dipedulikan

b. Saling memberikan motivasi

atau semangat kepada rekan

kerja sebelum melakukan

aktivitas pekerjaan.

c. Jangan sungkan untuk

memberikan dukungan saat

rekan kerja sedang

mengalami masalah

d. Saling menghargai pendapat

rekan kerja baik dalam

diskusi resmi maupun obrolan

santai di luar jam kerja.

e. Jangan sungkan untuk

memberikan ucapan selamat

atas apa yang telah dicapai

rekan kerja,

f. Jangan sungkan untuk

memberikan pujian kepada

rekan kerja setelah selesai

melakukan pekerjaan yang

memang layak untuk dipuji,

Page 17: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

12

pujilah prosesnya, bukan

hanya hasilnya saja.

g. Jangan suka membanding-

bandingkan rekan kerja anda

dengan rekan kerja yang lain.

h. Saling memberikan motivasi

agar kedepannya setiap

pekerjaan dapat terselesaikan

dengan baik.

i. Saling membantu dalam

menyelesaikan pekerjaan

kantor yang dapat dilakukan

secara bersama-sama tanpa

membebani salah satu pihak..

j. Saling membantu saat rekan

kerja sedang mengalami

kesulitan dalam hal materi

baik uang, barang, maupun

jasa.

k. Luangkan waktu untuk

mendengarkan keluhan dari

rekan kerja.

l. Jangan enggan untuk

memberikan nasehat atau

saran kepada rekan kerja agar

performa kerja lebih baik.

m. Saling bertukar informasi

yang diperlukan dalam

melakukan pekerjaan.

n. Jangan sungkan memberikan

umpan balik/ kritik yang

bersifat membangun untuk

meningkatkan kualitas

pekerjaan atau performa

rekan kerja.

3. Bagi Ilmuan Psikologi

Diharapkan dapat menjadi

sumbangan informasi dan wacana

pemikiran tentang hubungan antara

dukungan sosial dengan stres kerja

pada tenaga kesehatan non

keperawatan di RS. Ortopedi Prof.

Dr. R. Soeharso. Sehingga dapat

memberikan kontribusi dalam

memperkaya khasanah keilmuan dan

pengembangan khususnya di bidang

psikologi industri dan organisasi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang

tertarik untuk melakukan penelitian

dengan tema dan tempat penelitian

yang sama diharapkan mampu

membandingkan tingkat stres kerja

ataupun tingkat dukungan sosial dari

tenaga kesehatan antar instalasi yang

berada di RS. Ortopedi Prof. Dr. R.

Soeharso.

Page 18: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

13

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. 2009. Psikologi Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arisona, A. S. 2008. Hubungan antara

Persepsi terhadap Kondisi Lingkungan Kerja dengan Tingkat Stres Kerja pada Karyawan bagian Tebang Angkut di Pabrik Gula Rejo Agung Baru Madiun. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Casado, A., dkk. 2008. Relationship

between Oxidative and Occupational Stress and Aging in Nurses of an Intensive Care Unit. American Aging Association. 30 p. 229-236.

Darasati, P. 2012. Hubungan antara

Stres Kerja dengan Kinerja Pegawai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Type Madya Pabelan Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Diahsari, E.Y. 2001.Kontribusi Stres

pada Produktivitas Kerja Jurnal Anima. Surabaya : Universitas Surabaya. Vol.16. No.4. hal.360.

Hartanti dan Rahaju, S. 2003. Peran

Sense of Humor pada Dampak Negatif Stres Kerja. Jurnal Anima. Vol.18. No.4. hal.393-408.

Kalembiro, K.W. 2012. Dukungan

Sosial Rekan Kerja dan Stres

Kerja Perawat Di RSUD. Kolonodale, Sulawesi Tengah. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Luthans. 2012. Perilaku Organisasi.

Jakarta: Andi. Margiati, L. 1999. Stres Kerja:

Penyebab dan Alernatif Pemecahannya. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik. Th. XII. No.3. hal. 71-80.

Masbow. 2009. Apa itu Dukungan

Sosial?. Artikel, (http://www.masbow.com. Diakses 27 September 2013).

Megawati, P., Susatyo, Y. 2010.

Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Stres Kerja pada Perawat ICU dan Perawat IGD. Indigenous. Vol.12. No.2. hal.169-178.

Rachmawati, R. 2013. Hubungan

antara Dukungan Sosial dengan Kecemasan Memperoleh Pasangan Hidup pada Wanita. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Santrock, J.W. 2008. Live Span

Development, Perkembangan Masa Hidup. EdisiKelima Jilid 2. (terjemahan Chusaeri dan Damanik) Jakarta: Erlangga.

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan.

Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Page 19: HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES …eprints.ums.ac.id/30743/12/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · v hubungan antara dukungan sosial dengan stres kerja pada tenaga kesehatan non keperawatan

14

Steven, S., dkk. 1998. Stress at Work.

Columbia: National Institute for Occupational Safety and Health.

Taylor, S. E., Letitia, A. P., & David,

O. S. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana.

Widyasrini, J. 2013. Pengaruh Shift

Kerja terhadap Tingkat Stres Kerja pada Perawat Rawat Inap Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sebelas Maret.