hubungan antara citra merek al azhar dengan...

168
HUBUNGAN ANTARA CITRA MEREK AL-AZHAR DENGAN LOYALITAS KONSUMEN DI SD AL-AZHAR 15 PAMULANG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Mardhiyah 1110018200043 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: others

Post on 01-Nov-2019

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

HUBUNGAN ANTARA CITRA MEREK AL-AZHAR

DENGAN LOYALITAS KONSUMEN

DI SD AL-AZHAR 15 PAMULANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Mardhiyah

1110018200043

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

LEMBAR PENGBSAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Hubungan Antara Citra Merek Al-Azhar dengan Loyalitas

Konsumen di SD Al-Azhar 15 Pamulang disusun oleh Mardhiyah, NIM

1110018200043, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas llmu Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah

melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk

diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

fakultas.

Jakart4 19 Desember 2014

Yang Mengesahkan,

Pembirnbing I Pembirnbiirg ll

M.M. Dr. Hasyim Asv'ari. M.Pd.

t{IP.19661009 199303 l 004NIP. -

{

vAkbar Zainudin

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul

ooHubungan Antara Citra &t*rek Al-Azhar dengan Loyalitas Konsurnen di

SD Al-Azhar 15 Pamulang" yang disusun oleh Mardhiyah, NIM.

1110018200043, Program Studi Manejemen Pendidikan, Fakultas llmu Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hida,vatullah Jakarta, telah diuji

kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 20 Desember 2014.

Jakarta, 20 Desember 2014

Dosen Pembimbing I Dosen Penibimbing II

NIP.

Dr. Hasvim Asv'ari, l\{.Pd.

NIP. 1e651009 199303 1{f04

v

LEMBAR PE,NGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul Hubungan Antara Citr* Merek Sekolah Al-Azhar dengan

Loyalitas Konsumen di SD Al-Azhar 15 Pamulang disusun oleh Mardhiyah,Nomor Induk Mahasiswa 1110018200043, diajukan kepada Fakultas IImuTarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan

lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 14 Januari 2015 dihadapan dewan

penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd) dalam

bidang Manajemen Pendidikan.Jakarta, 1 5 Januari 20 1 5

Panitia Ujian

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program

Dr. Hasyim Asy'ari. M.PdNrP. r9661009 199303 1 004

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Dr. Zahrudin. Lc.. M.PdNrP. 19730302200501 t 002

Penguji I

Dr. Zahrudin. Lc.. M.PdNIP. 19730302 200501 I 002

Penguji II

Dra" Nurdelirya Waruwu. M.Pd.NIP. 1 9671 020 200112 2 001

Mengetahui,

Munaqasah

Studi) Tanggal

zsf tr-oi6.Ft......

,/, /,

u/,-/s 4*-

Ph.DNIP. 19s91020 198603 2 001 ry

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama

NIM

Jurusan

Alamat

Nama Pembimbing I

NIP

Nama Pembimbing ll

NIP

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang trerjutiul lluiiun$aa Antara Citra llterelr- Al-Azhar rtenganLoyalitas Konsumen di sD Al-Azhar 15 Pamulang adalah benar hasil karyasendiri di bawah bimbingan dosen:

lr,f ^-.lL:-.^LIvrar uuryall

I 1 1001 8200043

Manajemen Pendidikan

Pamulang Permai V A.32/12 Rt. 003/010 Pamulang Barat

Tangerang Selatan. 1 5 417

Akbar Zainudin, IVI.]VI.

Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd.

19661009 199303 1 004

Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsckriensi apabilaterbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 20 Desember 2014

\

t-

Yang ldenyatakan

Mardhivah

i

ABSTRAK

Mardhiyah (NIM: 1110018200043). Hubungan Antara Citra Merek Al-

Azhar dengan Loyalitas Konsumen di SD Al-Azhar 15 Pamulang. Jurusan

Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.

Banyaknya sekolah swasta yang hadir di tengah-tengah masyarakat membuat

persaingan antar sekolah dalam merekrut murid baru semakin ketat. Untuk itu

diperlukan strategi pemasaran yang tepat untuk memenangkan persaingan

tersebut, salah satuya melalui citra merek sekolah yang baik. Citra merek sendiri

adalah persepsi yang dimiliki konsumen tentang merek tertentu. Citra merek dapat

dikatakan baik jika memiliki asosiasi merek yang kuat, unik dan menguntungkan.

Sedangkan loyalitas konsumen adalah orang yang memiliki hubungan yang kuat

dengan objek tertentu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara citra merek Al-

Azhar dengan loyalitas konsumennya. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar

15 Pamulang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif

dengan menggunakan pola korelasional. Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik simple ramdom sampling. Jumlah sampel penelitian yang

diambil sebanyak 100 responden dari populasi sebanyak 456 orang. Analisis data

kedua variabel menggunakan uji korelasi Rank Spearman dan diperoleh nilai

koefiesien korelasi rs sebesar 0,746. Hal ini menunjukkan bahwa citra merek

memiliki hubungan yang kuat dengan loyalitas konsumen karena berada dalam

rentang 0,61 sampai dengan 0,80. Sedangkan untuk uji hipotesis digunakan uji-t

diperoleh hasil thitung 11,089 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,661,

maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa citra merek Al-Azhar

memberikan kontibusi sebanyak 55% terhadap loyalitas orang tua siswa SD Al-

Azhar 15 Pamulang. Citra merek Al-Azhar termasuk dalam kategori baik dan

loyalitas yang dimiliki orang tua siswa dalam kategori sedang.

Berikut rekomendasi yang dapat diberikan agar citra merek Al-Azhar lebih

baik. Pertama, membentuk bagian khusus Pemasaran Sekolah. Kedua,

memperbaiki program pemasaran sekolah. Ketiga, membentuk dan

mengembangkan sistem Customer Relation Management.

Kata kunci: citra merek, asosiasi merek, loyalitas konsumen.

ii

ABSTRACT

Mardhiyah (NIM: 1110018200043). The Relationship Between Brand Image

of Al-Azhar with Consumer Loyalty in Al-Azhar 15 Primary School.

Department of Education Management Faculty of Tarbiyah and Teacher’s

Training Syarif Hidayatullah State Islamic University 2015.

Many private schools that were present in the middle of community make

competition between schools in recruiting new student become more stringent. It

is necessary to appropriate marketing strategy to win competition, one of them is a

by good school’s brand image. A brand image is consumer’s perception about a

brand. A good brand image has a strong, unique and favorable brand association.

Whereas consumer loyalty is the strength of the relationship between an

individual and an object.

The objective of this research is to analyze the relationship between brand

image of Al-Azhar with consumer loyalty. This research was held in Al-Azhar 15

Pamulang Primary School. The method that used in this research is quantitative

method with correlational patterns. The sampling that used is simple random

sampling technique. The sample of this research is 100 respondents with

population of 456 people. The data of two variables were analyzed by using Rank

Spearman correlational test and gained the values of correlation coefficient is

0,746. This value indicate the strong correlation between brand image with

consumer loyalty because it is in the range 0,61-0,80. Whereas for hypothesis test

is using t-test, the result is 11,089 for t-values and 1,661 for t-table with 5% of

significance level. Accordingly t-values is greater than t-table. It indicates that Ho

is rejected and Ha is accepted.

Accordingly this research it can be concluded that brand image give a

contribution as much as 55% to parent’s loyalty in Al-Azhar 15 Pamulang

Primary School. Brand image of Al-Azhar is in good categories and the parent’s

loyalty is in medium categories.

The following recommendations are given to Al-Azhar in order to brand

image of Al-Azhar be better. First, establish school marketing department.

Second, improve school marketing program. Third, establish and developing

Customer Relation Management system.

Key word: brand image, consumer loyalty, brand association.

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, anugerah dan

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

Skripsi ini berisi tentang penelitian yang mengangkat tema Hubungan antara

Citra Merek Al-Azhar dengan Loyalitas Konsumen di SD Al-Azhar 15

Pamulang. Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan

terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, beserta staf.

2. Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd., selaku Ketua Prodi Manajemen Pendidikan dan

Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan dengan sepenuh hati

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

3. Akbar Zainudin, MM., selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan arahan dan selalu memberikan motivasi positif

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Drs. H. Fathi Ismail, M.M., selaku dosen Penasehat Akademik Manajemen

Pendidikan angkatan 2010 kelas A, yang telah banyak memberikan arahan dan

motivasi kepada penulis.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prodi

Manajemen Pendidikan.

6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan

pelayanannya dengan prima.

7. Kepala SD Al-Azhar 15 Pamulang, Ibu Yana Rodiyanah, S.Ag., beserta

dewan guru, staf dan jajarannya yang memperkenankan penulis melakukan

penelitian di sekolah.

8. Ayahanda tersayang Bapak Mardis dan Ibunda tercinta Ibu Sudiati yang telah

memberikan banyak dukungan materi dan non materi, yang tak dapat

tergantikan hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi ini.

iv

9. Bunda Linda dan Papa Arsal tersayang, yang selalu memberikan semangat,

nasihat serta berbagi pengalaman dan pengetahuan kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi.

10. Maghfirah dan Marhamah yang tiada henti mencurahkan doa dan

semangatnya kepada penulis.

11. Maulana Rasyid Lubis yang telah memberikan semangat dan dorongan moral

kepada penulis.

12. Teman-teman satu bimbingan, Silvia Khairunnisa dan Abi Farhan yang selalu

memberi kabar keberadaan Dosen pembimbing dan waktu bimbingan dengan

Pak Akbar, terima kasih atas kerjasamanya.

13. Teman-teman MP-A 2010, terkhusus Evita Mawirianti, Alpina Ilham, Wulan

Sari, dan Rizky Nurmeida yang secara tidak langsung mendorong penulis

untuk segera menyelesaikan skripsinya, karena mereka sudah lebih dulu lulus.

Atas segala jerih payah dan kebaikan mereka selama ini, semoga Allah

membalasnya dengan balasan yang berlipat ganda. Amin.

Pada akhirnya, Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya

bagi penulis, dan umumnya bagi semua pembaca. Penulis sadar betul dalam

pembuatan skripsi ini terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis berharap

adanya saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan dan

kemajuan penulis kedepan.

Jakarta, 20 Desember 2014

Penulis

v

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR UJI REFRENSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK ........................................................................................................i

ABSTRACT .......................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................iii

DAFTAR ISI .....................................................................................................v

DAFTAR TABEL ............................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................6

C. Pembatasan Masalah .....................................................................7

D. Perumusan Masalah ......................................................................7

E. Tujuan Penelitian ..........................................................................7

F. Kegunaan Penelitian ......................................................................8

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pengertian Merek ......................................................................9

2. Elemen Merek ...........................................................................11

3. Pengertian Citra Merek .............................................................13

4. Pengukuran Citra Merek ...........................................................21

5. Pengertian Loyalitas Konsumen ...............................................32

6. Jenis Loyalitas Konsumen.........................................................34

7. Pengukuran Loyalitas Konsumen .............................................37

8. Pengukuran Loyalitas Konsumen di Sekolah ...........................40

B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................42

vi

C. Kerangka Berpikir ..........................................................................45

D. Hipotesis Penelitian .......................................................................46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................47

B. Metode Penelitian ..........................................................................47

C. Populasi dan Sampel ......................................................................48

D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................49

E. Uji Coba Instrumen ........................................................................50

F. Uji Prasyarat Analisis Data ............................................................53

G. Teknik Analisis Data .....................................................................55

H. Hipotesis Statistik ..........................................................................57

I. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel .............................57

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..............................................61

B. Uji Prasyarat Analisis Data ............................................................62

C. Deskripsi Data ................................................................................63

D. Pengujian Hipotesis .......................................................................67

E. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................68

F. Keterbatasan Penelitian ..................................................................75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................76

B. Saran .............................................................................................77

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Empat Jenis Loyalitas ......................................................................37

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian .............................................................................47

Tabel 3.2 Jumlah Peserta Didik SD Al-Azhar 15 Pamulang ...........................48

Tabel 3.3 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ........................................56

Tabel 3.4 Variabel Citra Merek ........................................................................58

Tabel 3.5 Variabel Loyalitas Konsumen .........................................................60

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Citra Sekolah Al-Azhar .................................63

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Loyalitas Konsumen Al-Azhar ......................65

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Variabel X ....................................64

Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Y .....................................66

Gambar 4.3 Kekuatan Asosiasi Sekolah Al-Azhar ........................................68

Gambar 4.4 Keunikan Asosiasi Sekolah Al-Azhar ........................................70

Gambar 4.5 Keuntungan Asosiasi Sekolah Al-Azhar ....................................71

Gambar 4.6 Sikap Loyal Orang Tua Siswa SD Al-Azhar 15 Pamulang .......73

Gambar 4.7 Perilaku Loyal Orang Tua Siswa SD Al-Azhar 15 Pamulang ...74

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang. Hal ini juga

ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan “Setiap orang

berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak

mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan

teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi

kesejahteraan umat manusia”.1 Oleh karenanya menjadi hak setiap warga negara

untuk memperoleh pendidikan yang layak sesuai dengan aspirasi dan

kebutuhannya masing-masing dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya.

Untuk menjamin hak setiap warga negaranya, maka menjadi kewajiban bagi

pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan

nasional dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa.

Penduduk Indonesia yang heterogen dan mencakup wilayahyang luas,

membuat pemerintah tidak mampu menyediakan pendidikan yang sesuai dengan

keinginan semua kelompok masyarakat. Untuk itu, pemerintah juga memfasilitasi

masyarakat untuk dapat berperan serta dalam sektor pendidikan. Peran serta

tersebut diwujudkan salah satunya dengan pendirian sekolah-sekolah swasta yang

dikelola oleh yayasan yang mandiri.

Peran serta masyarakat tersebut kemudian diperkuat pemerintah dengan

adanya landasan hukum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 ayat 16 yang menjelaskan

“Pendidikan berbasis masyarakat adalah penyelenggaraan pendidikan berdasarkan

kekhasan agama, sosial, budaya, aspirasi, dan potensi masyarakat sebagai

perwujudan pendidikan dari, oleh, dan untuk masyarakat”.2

Dengan payung hukum tersebut, kemudian mulai berdirilah berbagai institusi

berbasis yayasan yang semakin ramai hadir di tengah-tengah masyarakat. Salah

1 Republik Indonesia, “Undang-Undang Dasar 1945”, Bab XA, pasal 28C, ayat 1.

2 Republik Indonesia, “Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional,” Bab 1, pasal 1, ayat 16.

2

satu diantaranya adalah Sekolah Al-Azhar yang dibawah naungan Yayasan

Pesantren Islam Al-Azhar. Sebagai salah satu sekolah Islam di Indonesia, Al-

Azhar mampu menunjukkan komitmennya dalam upaya mencerdaskan kehidupan

bangsa serta pembinaan umat.

Kini Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar menjadi salah satu yayasan besar

yang bergerak di bidang pendidikan Indonesia. Al-Azhar dikenal sebagai salah

satu sekolah yang berhasil membentuk akhlak siswa-siswinya. Selain itu, Al-

Azhar juga dikenal sebagai salah satu sekolah yang berhasil menghantarkan

siswa-siswinya meraih prestasi di berbagai bidang samapi ke tingkat Nasional.

Menjelang tahun 2000, di Indonesia mulai bermunculan sekolah-sekolah baik

bercorak nasional maupun keagamaan, yang berafiliasi dengan kurikulum luar

negeri. Sekolah-sekolah ini kemudian dikategorikan sebagai sekolah berstandar

internasional. Hadir dengan fasilitas yang lengkap, serta program-program bahasa

inggris seperti kelas bahasa inggris yang dilengkapi native teacher ataupun study

tour ke luar negeri dan lain sebagainya.

Kehadiran sekolah-sekolah tersebut menawarkan sesuatu yang “lebih

menarik” dalam pendidikan khususnya bagi segmen keluarga menengah ke atas.

Sekolah yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang pembelajaran yang lengkap,

menggunakan kurikulum internasional,serta biaya sekolah yang lebih terjangkau

dianggap lebih sesuai dengan kebutuhan dalam menghadapi globalisasi, serta

dipromosikan dengan baik melalui program pemasaran yang baik, sekolah-

sekolah ini dengan cepat mampu menarik perhatian orang tua. Keadaan ini

menjadi ancaman bagi sekolah-sekolah swasta yang telah hadir sebelumnya

termasuk salah satunya SD Al-Azhar 15 Pamulang.

Sementara itu sekolah-sekolah konvensional yang telah berdiri sekian lama

sebelumnya seperti SD Al-Azhar 15 Pamulang, belum memandang program

pemasaran sekolah sebagai hal yang harus ditangani secara khusus dan serius.

Banyak sekolah-sekolah seperti sekolah Al-Azhar menganggap kegiatan

pemasaran sekolah bukanlah hal yang penting, karena tidak ada kaitannya

langsung dengan peningkatan mutu pembelajaran. Padahal sebagai sekolah swasta

yang harus mendanai sendiri kegiatan operasionalnya, sekolah sangat memerlukan

3

siswa baru dan mempertahankan siswa yang lama setiap tahunnya sehingga

pemasukan dari uang sekolah siswa dapat dijaga kestabilannya untuk mendukung

operasional sekolah. Hal inilah yang sangat disadari oleh sekolah-sekolah swasta

baru tersebut, sebagai kompetitor baru tentu peluang mereka untuk lebih dikenal

masyarakat lebih kecil dibandingkan dengan sekolah lama seperti Al-Azhar.

Namun dengan adanya program pemasaran yang baik disertai dengan promosi

yang lebih menarik mereka mampu memenangkan persaingan dalam merekrut

siswa baru.

SD Al-Azhar 15 Pamulang juga mulai merasakan dampak dari ketatnya

persaingan di sektor pendidikan. Di daerah Pamulang sendiri menjelang tahun

2000 semakin ramai sekolah-sekolah swasta yang hadir di tengah-tengah

masyarakat. Baik sekolah dengan model baru seperti berafiliasi dengan kurikulum

luar negeeri maupun sekolah yang sama dengan Al-Azhar, yakni berbasi

keagamaan. Dampak persaingan mulai dirasakan ketika Penerimaan Siswa Baru

(PSB), dimana Al-Azhar mulai kesulitan untuk menarik perhatian orang tua baru

untuk menyekolahkan anaknya di Al-Azhar. Sebagai akibatnya, sekolah yang

memiliki kapasitas untuk 30 siswa setiap kelasnya, tidak pernah terisi penuh.

Rata-rata satu kelas hanya terisi 20-25 siswa setiap kelasnya.

Sekolah-sekolah baru yang hadir di tengah-tengah masyarakat sudah tentu

memiliki penawaran yang lebih di berbagai sisi untuk menarik minat orang tua.

Salah satunya dari faktor biaya sekolah yang lebuh terjangkau oleh orang tua

siswa. Seperti kita ketahui bahwa untuk tingkat SD rata-rata orang tua siswanya

adalah keluarga baru, oleh karena itu biaya sekolah menjadi faktor yang

pertimbangan yang penting bagi orang tua untuk menyekolahkan anak mereka.

Kebanyakan sekolah-sekolah swasta baru ini menawarkan biaya sekolah yang

lebih terjangkau atau harga promosi sebagai bentuk perkenalan.

Kerjasama kompetitor baru dengan sekolah asing di luar negeri tentu

menawarkan berbagai program yang dianggap jauh lebih baik dan mendidik

dibanding sekolah konvensional seperti SD Al-Azhar 15. Seperti hadirnya

program kelas bahasa Inggris yang dilengkapi dengan native speaker dan program

tahunan seperti study tour ke luar negeri. Dengan fasilitas sekolah yang lengkap

4

dan nilai-nilai kebudayaan sekolah yang jauh lebih modern dan berwawasan

global, para kompetitor dianggap telah mampu menyita perhatian orang tua siswa.

Kompetitor baru ini tentu sangat mengandalkan program pemasaran sekolah

yang baik. Mereka menyadari betul, bahwa mereka adalah pendatang baru dan

butuh berbagai usaha yang keras untuk dapat memenangkan persaingan dalam

menadapatkan siswa baru setiap tahunnya. Oleh karena itu salah satu program

pemasaran yang mereka andalkan adalah promosi sekolah. Salah satu program

andalan mereka adalah diskon atau keringanan biaya bagi siswa-siswi yang

memiliki saudara yang bersekolah di sekolah tersebut. Program promosi ini pada

dasarnya adalah untuk menjaga loyalitas orang tua siswa, sehingga kemungkinan

mereka untuk menyekolahkan anak mereka di sekolah lain lebih kecil. Program

pemasaran seperti inilah yang belum dapat direalisasikan di SD Al-Azhar 15

Pamulang. Padahal mempertahankan konsumen yang sudah ada akan jauh lebih

mudah dibandingkan dengan mencari konsumen yang baru. Ini berarti, akan jauh

lebih mudah mempertahankan orang tua siswa yang sudah ada dibandingkan

mencari orang tua siswa yang baru pertama kali menyekolahkan anaknya di Al-

Azhar.

Masalah di atas dapat ditanggulangi dengan strategi pemasaran yang tepat.

Salah satunya adalah dengan manajemen merek sekolah. Kini Al-Azhar sudah

tidak bisa dianggap lagi hanya sebagai sebuah sekolah di bawah naungan sebuah

yayasan, tapi lebih dari itu. Al-Azhar kini dianggap sebagai sebuah merek yang

menaungi beberapa sekolah yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Al-Azhar

selain sebagai sebuah nama sekolah, Al-Azhar juga sebagai identitas sekolah

dibawah naugan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar. Untuk menarik minat orang

tua, Al-Azhar perlu membangun citra sekolah kuat. Citra sekolah yang positif

diharapkan mampu menarik minat orang tua siswa baru dan mempertahankan

siswa yang lama. Sehingga citra merek memegang peranan penting dalam

kegiatan pemasaran sekolah.

Al-Azhar merupakan sekolah yang sudah cukup lama kiprahnya di sektor

pendidikan, sehingga membentuk citra merek sekolah yang kuat dan positif akan

lebih baik dibandingkan dengan program pemasaran lainnya. Kredibilitas sekolah

5

biasanya akan berbanding lurus dengan keberlangsungan sekolah. Ini berarti

semakin lama sebuah sekolah berdiri dan eksis di tengah-tengah masyarakat,

maka sekolah akan jauh lebih kredibel dibanding sekolah lain. Keberlangsungan

sekolah yang cukup lama tentu akan membuat sekolah semakin matang dan

memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan dengan sekolah yang baru.

Selain itu citra yayasan yang menaungi SD Al-Azhar 15 Pamulang juga akan

menjadi pertimbangan bagi orang tua siswa.

Citra merek sekolah yang positif dan kuat tentu dibentuk oleh berbagai atribut

pendukungnya. Citra merek sangat erat kaitannya dengan identitas yang ingin

dibentuk oleh sekolah, seperti visi dan misi sekolah. Citra merek juga mewakili

kepercayaan dan dapat dikatakan sebagai sebuah jaminan bagi orang tua, sehingga

orang tua percaya dengan sekolah. Jika sekolah dapat dengan baik mengelola citra

merek sekolah, Al-Azhar dapat lebih memantapkan psoisinya dan memenangkan

persaingan antar sekolah tersebut. Dengan demikian tujuan sekolah Islam Al-

Azhar dalam menyiarkan dan berdakwah melalui bidang pendidikan dapat dicapai

dengan lebih baik lagi.

Dari pemaparan berbagai masalah di atas kemudian penulis merasa perlu

menindaklanjutinya dengan meneliti lebih jauh lagi terkait masalah-masalah di

atas yang telah dipaparkan. Jika melihat masalah-masalah yang telah dipaparkan,

kasus yang terjadi di SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang merupakan masalah yang

saling terkait dan memiliki hubungan satu sama lain. Al-Azhar sebagai sebuah

sekolah memerlukan siswa baru setiap tahunnya, mengingat keberlangsungan Al-

Azhar yang mendanai dirinya sendiri. Namun tidak selamanya merekrut siswa

baru merupakan solusi yang efektif dan efisien, karena waktu dan biaya yang

dikeluarkan untuk merekrut siswa baru tidaklah sedikit. Maka itu loyalitas

konsumen menjadi faktor penting bagi keberlangsungan sekolah. Salah satu

strateginya adalah dengan mengembangkan citra merek sekolah. Oleh karena itu

kemudian penulis ingin melakukan penelitian terkait masalah di atas dengan judul

“Hubungan Antara Citra Merek Al-Azhar dengan Loyalitas Konsumen di

SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang”.

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Tidak adanya penawaran potongan harga bagi siswa/i yang bersaudara di SD

Al-Azhar 15 Pamulang, sehingga memungkinkan orang tua siswa SD Al-

Azhar 15 Pamulang untuk beralih ke sekolah lain.

2. Adanya anggapan bahwa program pemasaran sekolah bukanlah hal yang

penting karena tidak terkait langsung dengan peningkatan mutu pembelajaran

di sekolah, sehingga program pemasaran SD Al-Azhar 15 Pamulang belum

optimal.

3. SD Al-Azhar 15 Pamulang belum memiliki Seksi Humas Sekolah atau

Departemen Pemasaran khusus yang menangani program pemasaran sekolah.

4. Belum adanya penilaian citra merek sekolah Al-Azhar di mata konsumennya

sehingga SD Al-Azhar 15 Pamulang belum dapat menentukan program

pemasaran yang tepat.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis memberikan batasan

penelitian sebagai berikut:

1. Citra merek adalah persepsi konsumen tentang merek tertentu yang dihasilkan

dari asosiasi merek tersebut. Maka citra merek dipengaruhi oleh tiga hal,

yaitu kekuatan asosiasi merek, keunikan asosiasi merek dan keuntungan

asosiasi merek.

2. Loyalitas konsumen adalah hubungan kuat yang dimiliki konsumen pada

merek tertentu. Seseorang dapat dikatakan loyal jika menunjukkan sikap dan

perilaku yang loyal. Sikap yang loyal ditunjukkan dengan adanya kekuatan

sikap dan diferensiasi sikap yang dimiliki konsumen. Sedangkan perilaku

yang loyal ditunjukkan dengan frekuensi pembelian serta jumlah biaya yang

dikeluarkan konsumen untuk membeli produk atau jasa.

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penulis dapat merumuskan

masalah ini sebagai berikut :

1. Sejauh mana tingkat loyalitas yang dimiliki orang tua SD Al-Azhar 15

Pamulang sebagai konsumen sekolah Al-Azhar?

2. Bagaimanakah citra merek sekolah Al-Azhar di mata orang tua SD Al-Azhar

15 Pamulang sebagai konsumen sekolah Al-Azhar?

3. Apakah citra merek sekolah Al-Azhar memiliki hubungan dengan loyalitas

orang tua siswa SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat loyalitas orang tua siswa SD Al-Azhar 15

Pamulang.

2. Untuk mengetahui citra merek sekolah Al-Azhar di mata orang tua siswa SD

Al-Azhar 15 Pamulang.

3. Untuk mengetahui hubungan antara citra merek sekolah dengan loyalitas

orang tua.

F. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Penulis

Manfaat dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman

mengenai citra merek dan pengaruhnya terhadap loyalitas konsumen di

bidang Manajemen Pendidikan, khususnya di bidang pemasaran. Selain itu

diharapkan pula bisa menjadi dasar penelitian selanjutnya serta menambah

wawasan bagi pembaca.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah mengenai

pentingnya citra merek (brand image) terhadap loyalitas konsumen.

8

3. Bagi Pihak Lain

Penelitian dapat dijadikan sebagai sumber pemikiran untuk perkembangan

ilmu pengetahuan khususnya di bidang pemasaran dan sebagai sarana

informasi bagi para pembaca yang akan melakukan penelitian pada bidang

yang sama.

9

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Pengertian Merek

Banyaknya pilihan barang dan jasa yang hadir ditengah-tengah

konsumen menjadikan persaingan semakin ketat. Produsen dalam hal ini

harus berusaha lebih baik lagi untuk menarik perhatian konsumen agar

memilih barang atau jasa yang ditawarkannya. Oleh karena itu diperlukan

merek sebagai bentuk pembeda suatu barang atau jasa dengan yang lainnya.

Menurut American Marketing Association (AMA), merek didefinisikan

sebagai “nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang

dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu

penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para

pesaing”.3

Selaras dengan AMA, di Indonesia sendiri berdasarkan UU Merek No.

15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa “merek adalah tanda yang

berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau

kombinasi dari unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan

dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”.4 Dari pengertian tersebut

maka merek adalah bentuk konkret pembeda barang atau jasa yang dapat

berupa nama, istilah, tanda, simbol, warna atau kombinasi semuanya. Merek

menjadi sangat penting karena fungsinya sebagai pembeda yakni untuk

mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen

untuk mengevaluasi produk yang dihasilkan. Hasil evaluasi konsumen akan

sangat bergantung pada kualitas yang diberikan oleh produk tersebut. Jika

kualitas yang diberikan baik, maka konsumen akan merasa kebutuhannya

3 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga Belas, Jilid 1,

Terj. dari Marketing Management, Thirteenth Edition oleh Bob Sabran, (Jakarta : Erlangga,

2008), h. 258. 4 Republik Indonesia, “Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek,” Bab

1, pasal 1, ayat 1.

10

terpenuhi dan memungkinkan konsumen untuk menggunakan produk itu

kembali.

Keller menjelaskan, “a brand is therefore more than a product, because

it can have dimension that differentiate it in some way from other products

designed to satisfy the same need.”5 Berdasarkan pandangan tersebut merek

bukanlah hanya sekadar produk, tapi merek lebih dari itu, karena memiliki

dimensi yang dapat membedakannya dengan produk lain, walaupun untuk

memenuhi kebutuhan yang sama. Dengan adanya merek, produk dapat

dibedakan melalui hal-hal terkait dengan tangible atau wujud merek dan

intangible atau yang tak berwujud seperti layanan, nilai atau manfaat merek.

Nicolino menjelaskan mengenai unsur tangible dan intangible yang

dimiliki oleh merek. Menurutnya “merek adalah entitas yang mudah dikenali

dan menjanjikan nilai-nilai tertentu”. 6

Pengertian tersebut menggambarkan

merek sebagai barang atau jasa yang memiliki eksistensi atau lebih sering

muncul dibanding pesaing, karena memiliki ciri khasnya sebagai pembeda

dengan pesaing, sehingga mudah dikenali oleh konsumennya. Selain itu

mereka menjanjikan manfaat dari penggunaan barang atau jasa tertentu jika

konsumen menggunakannya. Disini digambarkan bahwa entitas merupakan

unsur tangible suatu merek. Sedangkan nilai atau manfaat merupakan unsur

intangible dari merek.

Hal yang senada juga disampaikan oleh Chernatony dan McDonald yang

mengatakan “A successful brand is an identifiable product, service, person or

place, augmented in such way that the buyer or user perceives relevant

unique added values which match their needs most closely. Futhermore its

success results from being to sustain these added values in the face of

competition”.7 Pengertian ini memandang merek sebagai hal yang tidak

5 Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third Edition, (Upper Saddle River :

Pearson Education Inc., 2008), p. 5. 6 Nicolino, Patricia F., The Complete Idiot’s Guide to Brand Management, Terj. dari The

Complete Idiot’s Guide to Brand Management oleh Sugiri, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 4. 7 Leslie de Chernatony and Macolm H.B. McDonald, Creating Powerful Brands : The

Strategic Route to Success in Consumer, Industrial and Service Markets, (Jordan Hill :

Butterworth-Heinemann, 1992), p. 18.

11

terbatas pada sebuah produk atau jasa, tapi dapat juga seseorang yang

terkenal (tokoh, artis, dsb) dan tempat. Di mana mereka mudah dikenali oleh

konsumen dan juga dapat memberikan nilai lebih yang dapat memenuhi

kebutuhan konsumen. Nilai lebih inilah yang kemudian membantu

perusahaan dan mereknya untuk menghadapi kompetisi dan persaingan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merek adalah nama, istilah,

simbol atau kombinasi dari kesemuanya yang berfungsi sebagai pembeda

sehingga produk barang atau jasa mudah dikenali oleh konsumennya

dibanding dengan pesaingnya, walaupun produk barang atau jasa tersebut

digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sama.

2. Elemen Merek

Menurut Kotler dan Keller, elemen merek didefinisikan sebagai “alat

pemberi nama dagang yang mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan

merek”.8 Maka elemen merek adalah nama merek yang dapat membedakan

merek dengan produk pesaing. Namun, lebih dari itu Keller menjelaskan

bahwa “elemen merek adalah seperangkat ciri khas merek dagang yang

dipatenkan dan berfungsi untuk mengidentifikasi dan membedakan merek

dengan produk pesaing”.9 Dengan kata lain, elemen merek lebih dari sekadar

nama sebuah produk. Tetapi seperangkat ciri khas yang menempel pada

produk merek tertentu. Ciri khas inilah yang kemudian mampu

mengidentifikasi merek serta membedakannya dengan produk pesaing.

Adapun elemen merek atau seperangkat ciri khas merek yang dimaksud

adalah nama merek, URLs, logo, simbol, karakter, juru bicara (spokepeople),

slogan, jingles, dan packages.10

Nama merek merupakan elemen paling

penting bagi merek. Nama merek merupakan elemen kunci dalam

mengasosiakan produk karena merupakan informasi pertama yang dimiliki

konsumen. Nama merek haruslah yang simpel, mudah diucapkan dan familiar

agar mudah diingat. Nama merek harus mampu mewakili atau

8 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, op.cit., h. 269.

9 Kevin Lane Keller, op.cit., p. 140.

10 Ibid., p. 145-174.

12

menggambarkan kepribadian merek, sehingga hanya dengan mendengar

nama merek, konsumen telah memiliki gambaran tentang merek.

URLs (Uniform Resource Locators) atau alamat website adalah

spesifikasi lokasi halaman dari sebuah situs atau biasanya lebih dikenal

sebagai domain names. URLs menjadi sangat penting bagi sebuah merek,

karena dengan adanya situs, merek menjadi lebih mudah untuk diasosiasikan

kepada konsumen, mengingat semakin banyaknya pengguna internet dewasa

ini, website menjadi salah satu media yang efektif untuk mengomunikasikan

informasi terkait produk merek. Selain itu, melalui website merek dapat

membangun hubungan yang lebih intens lagi dengan pelanggannya karena

lebih mudah untuk dijangkau.

Logo biasanya berkisar pada nama perusahaan atau merek dagang yang

ditulis dengan bentuk yang berbeda, didesain secara abstrak yang mungkin

saja sama sekali tidak terkait dengan nama merek, nama perusahaan ataupun

aktivitas perusahaan. Sedangkan simbol adalah sebuah lambang yang tidak

berbentuk sebuah kata atau huruf. Dengan menggunakan logo dan simbol,

merek akan lebih mudah dikenali dan diindentifikasi oleh konsumen. Dengan

penggunaan logo dan simbol, merek dapat dengan mudah diidentifikasi oleh

konsumennya. Selain itu dengan adanya logo dan simbol, nama merek yang

mungkin saja panjang dapat dipersingkat melalui logo dan simbolnya.

Karakter adalah representasi kepribadian merek dalam bentuk sebuah

karakter baik animasi maupun nyata. Karakter merek cenderung menarik

perhatian dan sangat berguna untuk membentuk kesadaran konsumen akan

adanya merek. Namun, penggunaan karakter haruslah selalu diperbaharui

agar sesuai dengan target konsumen yang diinginkan dan sesuai dengan

perubahan jaman, mengingat karakter merupakan gambaran kepribadian

sebuah merek.

Slogan adalah beberapa frasa pendek yang dikomunikasikan secara

deskriptif atau informasi persuasif tentang merek. Slogan juga dapat

membantu konsumen untuk mengartikan sebuah merek, apakah itu dan apa

yang membuatnya spesial. Hampir sama dengan nama merek, slogan juga

13

menjadi sangat penting karena slogan merupakan cara yang paling efektif

untuk mengenalkan merek tertentu kepada konsumen. Selain itu, slogan juga

biasa digunakan untuk mengomunikasikan penawaran-penawaran yang

dimiliki merek, yang mungkin konsumen tidak akan menemukannya pada

merek pesaing.

Jingles adalah pesan musik yang ditulis terkait seputar merek. Jingles

biasanya ditulis oleh penulis lagu atau komposer lagu. Jingles dibuat

semenarik mungkin dan dapat mewakili sebuah merek. Dan packaging atau

kemasan adalah sebuah aktivitas mendesain dan memproduksi wadah atau

pembungkus untuk sebuah produk. Kemasan menjadi penting bagi sebuah

merek, karena secara tidak langsung, kemasan dapat merepresentasikan

merek. Kemasan merek yang unik, tentu akan lebih menarik minat konsumen

dan membentuk persepsi konsumen tentang merek.

Jadi elemen merek adalah perangkat merek dagang yang

mengidentifikasi dan mendiferensiasikan merek. Elemen merek berfungsi

untuk meningkatkan pengetahuan merek dan memfasilitasi pembentukan

asosiasi merek yang kuat, menguntungkan dan unik. Elemen-elemen merek

menjadi penting peranannya dalam pembentukan citra sebuah merek karena

elemen merek merupakan medium untuk mengasosiasikan merek kepada

konsumennya.

3. Pengertian Citra Merek

Banyaknya pilihan barang dan jasa yang hadir ditengah-tengah

konsumen menjadikan persaingan semakin ketat. Produsen dalam hal ini

harus berusaha lebih keras lagi untuk menarik perhatian konsumen agar

memilih barang atau jasa yang ditawarkannya. Merek menjadi salah satu

alternatif pilihan yang digunakan produsen dalam memasarkan produk yang

ditawarkannya. Merek berfungsi sebagai pembeda produk dengan pesaing,

sehingga konsumen mampu mengidentifikasi serta mendiferensiasikan

produk dalam waktu yang singkat.

14

Citra merek merupakan persepsi atau penilaian singkat konsumen

terhadap merek. Citra sendiri sering didefinisikan sebagai “total impression

of what a person or group of people think and know about an object”.11

Merek ditempatkan sebagai suatu objek yang dinilai oleh seseorang atau

sekelompok orang. Jadi citra adalah apa yang dipikirkan dan diketahui oleh

seseorang atau sekelompok orang tentang merek.

Menurut Keller “brand image is consumer’s perception about a brand,

as reflected by the brand associations held in consumer memory”.12

Yang

artinya citra merek adalah persepsi yang dimiliki konsumen tentang merek

sebagai refleksi dari asosiasi merek yang ada di dalam memori konsumen.

Persepsi sendiri adalah “process of giving meaning to sensory stimuli”.13

Maka persepsi konsumen akan sangat bergantung terhadap stimulus yang

diberikan kepada konsumen. Seperti yang telah dijelaskan bahwa citra merek

adalah persepsi yang dimiliki oleh konsumen tentang merek sebagai refleksi

dari asosiasi merek. Maka dengan kata lain, asosiasi merek adalah stimulus

yang akan diartikan oleh konsumen. Maka citra merek sangat dipengaruhi

oleh asosiasi merek itu sendiri. Aaker menjelaskan bahwa “a brand

association is anything that is directly or indirectly linked in the consumer’s

memory to a brand”.14

Artinya, asosiasi merek adalah hal-hal yang terkait

langsung maupun yang tidak terkait langsung dengan merek. Merek

mengaitkan produk atau jasa yang mereka tawarkan dalam rangka untuk

memberikan kesan dan persepsi di mata konsumen mereka. Kesan serta

persepsi yang dimiliki oleh konsumen ini akan membantu konsumen dalam

menentukan pilihannya dalam membeli produk. Semakin baik asosiasi

dilakukan, maka akan semakin baik pula kesan dan persepsi yang dimiliki

11

David A. Aaker dan John G. Myers, Advertising Management, (New Delhi : Prentice

Hall of India, 1983), p.134. 12

Kevin Lane Keller, op.cit., p. 51. 13

Eric Arnould, Linda Price, and George Zinkhan, Consumers, (New York: McGraw Hill,

2002), p. 310. 14

David A. Aaker, Strategic Market Management, (New York : John Wiley & Sons Inc.,

1998), p. 175.

15

oleh konsumen. Kesan dan persepsi inilah yang kemudian menjadi petunjuk

konsumen dalam melakukan pembelian.

Menurut Roslina “citra merek merupakan petunjuk yang digunakan oleh

konsumen untuk mengevaluasi produk ketika konsumen tidak memiliki

pengetahuan yang cukup tentang suatu produk”.15

Citra merek memang

sering dijadikan sebagai acuan konsumen untuk melakukan pembelian,

dengan adanya citra merek konsumen tidak harus memiliki pengetahuan

secara keseluruhan tentang merek. Konsumen percaya jika citra merek

mampu menggambarkan merek secara keseluruhan, sehingga konsumen

dapat mengevaluasi merek secara singkat dan dengan pengetahuan merek

yang terbatas.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa citra merek

merupakan kesan, persepsi dan penilaian konsumen tentang suatu produk atau

jasa sebagai hasil dari asosiasi merek yang dilakukan oleh pemasar. Citra

merek berfungsi sebagai petunjuk bagi konsumen dalam melakukan

keputusan pembelian.

Menurut Keller asosiasi merek dapat diklasifikasikan menjadi tiga

kategori berdasarkan tingkat absraksinya, yakni atribut (attributes), manfaat

(benefits) dan perilaku merek (brand attitudes).16

a. Atribut (Attributes)

Atribut merek adalah fitur deskriptif yang mencirikan produk atau jasa

sehingga membentuk karakteristik produk atau jasa terkait dengan

pembelian dan pemakaiannya. Fitur-fitur ini dibedakan berdasarkan

keterkaitannya dengan produk, yang pertama adalah atribut yang terkait

langsung dengan produk (product-related attributes) dan yang tidak

terkait secara langsung dengan produk atau (non-product-related

attributes).

15

Roslina, Citra Merek: Dimensi, Proses Pengembangan serta Pengukurannya, Jurnal

Bisnis dan Manajemen, Vol. 6, 2010, h. 334. 16

Kevin Lane Keller, Conceptualizing, Measuring, and Managing Costumer-Based Brand

Equity, Journal of Marketing, Vol. 57, 1993, p.4.

16

Pertama, product-related attributes adalah unsur-unsur penting yang

diperlukan untuk kinerja produk atau fungsi jasa yang dicari oleh

konsumen. Unsur yang dimaksud adalah komposisi fisik produk atau

syarat pelayanan jasa. Product-related attributes lebih kepada bentuk fisik

yang mendukung pembentukan persepsi konsumen terhadap merek.

Kedua, non-related-product attributes adalah aspek eksternal produk

atau jasa yang terkait dengan pembelian atau pemakaian konsumen. Aspek

eksternal yang dimaksud di antaranya adalah informasi harga, kemasan

atau penampilan produk, citra pengguna dan citra penggunaan. Informasi

harga menjadi atribut penting bagi produk atau jasa, namun tidak terkait

langsung. Harga menjadi sangat penting bagi pembentukan persepsi

konsumen, karena terkadang konsumen meyakini harga dapat mewakili

kualitas dari suatu barang atau jasa. Aspek eksternal yang kedua yakni

kemasan dianggap sebagai aspek yang tidak terkait langsung namun dapat

membentuk persepsi konsumen tentang merek. Bentuk dan penampilan

kemasan yang menarik dapat memengaruhi penilaian positif konsumen

tentang merek. Aspek eksternal yang lainnya adalah citra pengguna dan

pengunaan. Citra pengguna terkait dengan gambaran umum konsumen

atau orang yang biasanya membeli produk. Citra konsumen secara tidak

langsung dapat menggambarkan target konsumen dari sebuah merek.

Sedangkan citra penggunaan terkait dengan situasi atau dalam keadaan

seperti apa biasanya produk digunakan atau dibutuhkan.

b. Manfaat (Benefits)

Manfaat (benefits) adalah nilai yang dimiliki oleh produk atau jasa

dapat berikan kepada konsumen. Konsumen akan melakukan pembelian

jika produk atau jasa dapat memberikan nilai lebih kepada konsumennya.

Manfaat merek dapat dibedakan menjadi tiga kategori menurut motivasi

yang mendasari mereka saling berhubungan, yakni manfaat fungsional

(functional benefits), manfaat pengalaman (experiential benefits), dan

manfaat simbolik (symbolic benefits).

17

Manfaat fungsional (functional benefit) adalah keuntungan intrisik

dari pemakaian produk atau jasa dan biasanya berhubungan dengan

product-related attributes. Misalnya, pensil memiliki manfaat fungsional

sebagai alat untuk menulis. Jadi dapat dikatakan bahwa manfaat fungsional

adalah manfaat barang atau produk dalam rangka memenuhi kebutuhan

konsumen. Sedangkan manfaat pengalaman terkait dengan perasaan

konsumen ketika menggunakan produk, apakah konsumen puas dan

merasa terpenuhi kebutuhannya ketika menggunakan produk tersebut. Dan

yang terakhir adalah manfaat simbolik. Manfaat simbolik adalah

keuntungan ekstrinsik yang dimiliki produk ketika konsumen

menggunakannya. Manfaat simbolik dapat berupa penerimaan sosial atau

ekspresi personal yang didapat konsumen seperti prestise dan eksklusivitas

dari produk atau jasa tersebut.

c. Perilaku Merek (Brand Attitudes)

Perilaku merek adalah evaluasi keseluruhan yang dilakukan oleh

konsumen terhadap merek. Salah satu cara untuk mengevaluasinya melalui

model multiatribut. Model atribut menilai keyakinan yang dimiliki oleh

konsumen tentang produk atau jasa dan penilaian evaluatif dari keyakinan

tersebut. Perilaku merek menjadi sangat penting dalam pembentukan

persepsi konsumen terhadap merek karena perilaku merek dapat

membentuk perilaku dasar konsumen.

Secara singkat maka dapat disimpulkan ada tiga jenis asosiasi yang dapat

mempengaruhi persepsi konsumen terhadap merek. Yang pertama, persepsi

konsumen dapat dipengaruhi melalui asosiasi merek melalui atribut-atribut

mereknya, baik atribut yang terkait ataupun yang tidak terkait dengan merek.

Yang kedua adalah manfaat merek, baik manfaatnya secara fungsional,

pengalaman maupun manfaat simbolik. Nilai tambah yang dimiliki merek

dapat memengaruhi persepsi dan penilaian konsumen terhadap merek. Dan

yang terakhir adalah perilaku merek, dengan memengaruhi keyakinan dan

penilaian yang dimiliki konsumen tentang merek maka persepsi konsumen

18

pun akan ikut terpengaruhi. Oleh karena itu, ketiga jenis asosiasi ini menjadi

sangat memengaruhi dalam pembentukan citra merek.

Menurut Aaker asosiasi merek ada beberapa macam dilihat dari

kemampuannya untuk mendiferensiasikan merek, yakni asosiasi organisasi

(organizational association), kepribadian merek (brand personality), simbol

(symbol), manfaat emosional (emotional benefit) dan manfaat ekspresi diri

(self-expressive benefits).17

a. Asosiasi Organisasi (Organizational Association)

Asosiasi organisasi adalah keadaan dimana pembentukan persepsi

konsumen tentang merek dibentuk dengan mengaitkan merek dengan

perusahaan pembuatnya. Penilaian konsumen akan sangat bergantung pada

citra si pembuat produk atau jasa. Bagi konsumen, kualitas suatu produk

atau jasa akan sangat bergantung pada perusahaan pembuatnya. Asosisasi

organisasi akan sangat bergantung pada orang-orang, kultur, nilai dan

program yang dimiliki organisasi atau perusahaan tersebut, bukan pada

produk atau jasanya. Citra organisasi akan jauh lebih tahan lama dan sulit

untuk ditiru oleh pesaing, sehingga memungkinkan merek tetap bertahan

di tengah-tengah persaingan.

b. Kepribadian Merek (Brand Personality)

Kepribadian merek, menggunakan kiasan merek sebagai pribadi

sesuatu yang nyata dan dapat merepresentasikan penggunanya. Sehingga

seringkali merek mengaitkannya dengan sifat-sifat yang humanity.

Biasanya dengan menggunakan karakter animasi atau tokoh-tokoh yang

dapat mewakili kepribadian merek yang dipilih. Kepribadian merek

berfungsi untuk mengomunikasikan merek dan membangun hubungan

dengan pelanggan. Merek yang memiliki kepribadian biasanya cenderung

lebih mudah diingat dan menarik konsumen, sehingga lebih mudah bagi

konsumen untuk melakukan penilaian merek dan membentuk citra merek.

17

David A. Aaker, Strategic Market Management 5th Edition, (New York: John Wiley &

Sons, Inc., 1998), p. 175-177.

19

c. Simbol (Symbols)

Penggunaan simbol memberikan kohesi dan struktur merek sehingga

membuatnya lebih mudah untuk diakui dan diingat. Kehadiran simbol

dapat menjadi bahan utama dalam pengembangan merek.Peran simbol

sangatlah penting dalam pengembangan merek. Simbol dapat berupa apa

saja yang merepresentasikan merek, tapi simbol akan sangat kuat jika

divisualisasikan. Masing-masing simbol memiliki makna kiasannya

tersendiri yang dapat menggambarkan merek. Penggunaan simbol akan

membangun ingatan yang kuat di dalam memori konsumen tentang merek,

sehingga citra merek akan lebih mudah dibentuk.

d. Manfaat Emosional (Emotinal Benefits)

Manfaat emosional berhubungan dengan kemampuan merek untuk

membuat pembeli atau pengguna merasakan sesuatu selama proses

pembelian atau pemakaian. Semakin kuat identitas merek maka akan

semakin sering manfaat emosional terlibat. Perasaan yang mungkin

dirasakan oleh pengguna, seperti rasa aman, sehat,bersemangat, penting,

hangat dan sebagainya jika menggunakan merek tertentu. Manfaat

emosional biasanya terbentuk melalui pengalaman konsumen ketika

menggunakan merek. Manfaat emosional berfungsi untuk membantu

konsumen dalam menilai merek.

e. Manfaat Ekspresi Diri (Self-Expressive Benefits)

Manfaat ekspresi diri mencerminkan kemampuan pembelian dan

penggunaan merek untuk menyediakan sarana seseorang untuk

mengekspresikan dirinya. Seseorang dapat mengekspresikan konsep

dirinya menjadi seseorang yang sukses, canggih, kompeten dan lain

sebagainya jika dia membeli atau menggunakan merek tertentu. Biasanya

konsumen cenderung akan memilih merek yang dianggapnya sesuai

dengan konsep diri mereka. Konsumen beranggapan bahwa dengan

menggunakan barang atau jasa merek tertentu, maka merek tersebut telah

mewakili dan menggambarkan diri mereka.

20

Dari penjelasan ini, maka terdapat beberapa persamaan konsep dengan

penjelasan sebelumnya. Yang pertama adalah persamaan konsep antara self-

expressive benefits dengan symbolic benefits. Kedua manfaat ini sama-sama

mengusung konsep self-concept dan personal expression. Kedua manfaat ini

memandang bahwa setiap konsumen memiliki kebutuhan tempat atau sarana

untuk dapat mengeksresikan diri dengan konsep diri mereka masing-masing.

Yang kedua adalah persamaan konsep antara emotional benefits dengan

experiential benefits. Keduanya memaknai manfaat sebagai perasaan yang

dimiliki konsumen selama proses pembelian atau selama pemakaian merek.

Dalam hal ini apakah merek dapat memberikan manfaat berupa pengalaman

yang baik atau buruk sehingga menimbulkan perasaan senang atau tidak

senang terhadap merek.

Yang ketiga adalah symbols sebagai bagian dari attributes, yakni atribut

yang terkait langsung dengan merek (product-related attributes). Product-

related attributes merupakan bahan yang diperlukan untuk menunjang kinerja

produk dan jasa, dan dapat dikatakan bahwa salah satu bahan penting yang

dimaksud adalah simbol. Simbol secara langsung terkait dalam

pengembangan merek, sehingga dapat disimpulkan bahwa simbol merupakan

bagian dari atribut merek.

Maka dapat disimpulkan asosiasi merek ada lima, yakni asosiasi

organisasi (organizational associations), kepribadian merek (brand

personality), atribut (attributes), manfaat (benefits) dan sikap merek (brand

attitudes). Kelima hal inilah yang biasanya terkait dengan merek dan

diasosiasikan kepada konsumen dalam rangka membentuk persepsi konsumen

terhadap merek.

21

4. Pengukuran Citra Merek

Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat

diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan,

seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen.18

Pendapat lain

datang dari Malhotra yang mendefinisikan pengukuran sebagai “assigning

numbers or other symbols to characteristics of objects being measured,

according to predetermined rules”.19

Yang artinya pengukuran adalah

pemberian nomor atau simbol lainnya untuk mengkarakteristik objek yang

diukur, berdasarkan peraturan yang telah ditentukan. Dengan kata lain

pengukuran citra merek adalah mengukur persepsi konsumen terhadap merek

untuk mengetahui karakteristiknya dengan memberikannya angka atau simbol

lainnya sesuai dengan teori yang ada.

Menurut Keller citra merek dapat diukur melalui asosiasi mereknya,

yakni kekuatan asosiasi merek (strength of brand association), asosiasi dari

keuntungan merek (favorability of brand association) dan keunikan asosiasi

merek (uniqueness of brand association).20

a. Strength of Brand Associations

Asosiasi merek yang kuat adalah sejauh mana konsumen mengetahui

informasi produk dan mengaitkannya dengan merek. Kekuatan asosiasi

merek bergantung pada bagaimana informasi masuk kedalam ingatan

konsumen (encoding) dan bagaimana informasi itu dipertahankan sebagai

bagian dari citra merek (penyimpanan). Kekuatan adalah fungsi dari

jumlah (kuantitas) dan sifat (kualitas) informasi yang masuk. Ketika

konsumen memikirkan merek secara aktif dan mengelaborasi secara

signifikan informasi produk atau jasa, maka akan semakin kuat asosiasi

yang tercipta dalam ingatan konsumen. Dengan kata lain, kekuatan

18

“Definisi Pengukuran”, http://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran, 20 Agustus 2014, 21.40

WIB. 19

Naresh K. Malhotra, Basic Marketing Research, (New Jersey: Pearson Education Inc.,

2009), p. 274. 20

Kevin Lane Keller, op.cit., p. 56-59.

22

asosiasi merek merupakan cerminan dari eksistensi merek di mata

konsumennya.

Ada dua faktor yang memengaruhi kekuatan asosiasi merek, yakni

atribut merek dan manfaat merek. Atribut merek adalah fitur deskriptif

yang mencirikan produk atau jasa. Atribut merek dibedakan menjadi dua,

yakni atribut yang terkait dengan produk (product-related attributes) dan

ada juga yang tidak terkait dengan produk (non-product-related

attributes). Product-related attributes adalah bahan penting untuk kinerja

produk atau jasa. Yang termasuk dalam atribut ini adalah komposisi fisik

atau persyaratan layanan jasa. Sedangkan non-product-related attributes

adalah aspek eksternal dari produk atau jasa yang terkait dengan

pembelian atau pemakaian, seperti informasi harga, kemasan atau

penampilan produk, citra pengguna (seperti ciri orang yang menggunakan

produk atau jasa) dan citra penggunaan (seperti dimana dan kapan

biasanya produk atau jasa digunakan). Atribut ini berfungsi untuk

membantu konsumen mendapatkan informasi terkait produk dan

mereknya. Semakin sering atribut merek diasosiasikan, maka akan

semakin kuat informasi merek diingat oleh konsumennya.

Faktor yang kedua adalah manfaat merek, yakni nilai tambah dari

produk atau jasa yang dirasakan oleh konsumen selama menggunakan

produk atau jasa merek. Manfaat merek dibagi menjadi tiga kategori yakni

manfaat fungsional, manfaat pengalaman dan manfaat simbolik. Manfaat

fungsional adalah keuntungan instrinsik yang ditawarkan merek dalam

rangka memenuhi kebutuhan konsumen. Manfaat pegalaman adalah

manfaat yang didapat konsumen berdasarkan pengalamannya selama

memakai produk atau jasa. Pengalaman konsumen ini akan menimbulkan

perasaan konsumen terhadap merek, apakah perasaan yang positif atau

negatif akan sangat bergantung pada pengalaman yang konsumen

dapatkan. Dan yang terakhir adalah manfaat simbolik, yakni keuntungan

ekstrinsik yang ditawarkan merek kepada konsumennya. Manfaat simbolik

23

biasa dikaitkan dengan prestise maupun ekslusivitas jika menggunakan

produk atau jasa merek tertentu.

b. Favorability of Brand Associations

Asosiasi merek yang menguntungkan adalah asosiasi yang dapat

meyakinkan konsumen bahwa merek memiliki atribut dan manfaat yang

dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk meyakinkan

konsumen, merek harus diasosiasikan sesuai dengan harapan konsumen

(desirable) dan dapat disampaikan kepada konsumennya (delivered).

Desirablility atau keinginan adalah sejauh mana merek

mengasosiasikan atributnya sesuai dengan keinginan konsumen

sasarannya. Sedangkan deliverability atau penyampaian adalah sejauh

mana asosiasi merek dapat dibawakan oleh program pemasaran dengan

baik kepada konsumen sasaraanya.

1) Desirability Criteria

Menurut Keller ada tiga kriteria utama dari keinginan menurut

perspektif konsumen, yaitu relevansi (relevance), kekhasan

(distinctiveness), kepercayaan (believability).21

Relevansi (relevance)

adalah kesesuaian merek bagi target konsumennya. Target konsumen

dapat menemukan titik perbedaan yang relevan dan dianggap penting

secara personal. Sedangkan kekhasan (distinctiveness) adalah

keunggulan yang dimiliki merek sehingga konsumen memilih merek

tersebut dibanding pesaing. Target konsumen dapat menemukan titik

perbedaan yang khas dan unggul yang tidak ditemukan pada pesaing.

Dan kepercayaan (believability) adalah penawaran yang dimiliki merek

sehingga konsumen tertarik untuk memilih sebuah merek. Salah satu

caranya dengan menggunakan keunikan atribut produk, sehingga

konsumen percaya untuk memilih merek tersebut.

21

Ibid., p. 114-115.

24

2) Deliverability Criteria

Ada tiga kriteria utama dalam menyampaikan asosiasi merek

(deliverability), yakni kelayakan (feasibility), kapasitas komunikasi

(communicability), dan keberlanjutan (sustainability).22

Kelayakan

(feasibility) adalah sejauh mana produk layak untuk dibeli oleh

konsumen. Produk dan pemasaran harus didesain untuk mendukung

asosiasi yang diinginkan kosumen, yakni dengan memberi tahu

konsumen fakta tentang merek sehingga konsumen merasa bahwa

merek memang layak untuk dibeli.

Communicability adalah kemampuan merek untuk

mengomunikasikan mereknya dan menciptakan persepsi konsumen

tentang merek. Kemampuan komunikasi dapat membentuk kepercayaan

konsumen dan kesesuian antara keinginan konsumen terhadap merek.

Keberlangsungan (sustainability) adalah kemampuan merek

menempatkan posisinya, sebagai bentuk prefentif dan defensif merek

sehingga sehingga sulit diserang oleh pesaing. Kemampuan ini

bergantung pada komitmen internal dan penggunaan sumber daya

merek sebaik mungkin sebagai kekuatan pasar eksternal.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan asosiasi merek yang

menguntungkan adalah merek yang diasosiasikan sesuai dengan keinginan

konsumen dan dapat disampaikan dengan baik kepada konsumennya.

Merek yang sesuai dengan keinginan konsumen menunjukkan bahwa

merek mampu memenuhi kebutuhan konsumennya. Kemudian merek juga

harus mampu menyampaikan kepada konsumennya sehingga konsumen

mengetahuinya. Keinginan yang sesuai dan disampaikan secara baik

kepada konsumen, akan membentuk citra merek yang positif bagi

konsumen.

22

Ibid., p. 115.

25

c. Uniqueness of Brand Associations

Untuk dapat bertahan di pasaran, merek haruslah memiliki

keunikannya sendiri, sehingga konsumen memiliki alasan yang menarik

untuk membeli produk atau jasa. Pemasar dapat membuat diferensisasi

yang unik secara eksplisit melalui perbandingan langsung dengan pesaing.

Atau secara implisit dengan menyorot merek tersebut. Keunikan merek

dapat berupa nilai lebih dan ciri khas yang dimiliki merek dan pesaing

tidak miliki. Keunikan yang dimiliki merek menjadi sangat pentingbagi

merek untuk membedakan diri dari pesaing dan membatasi ruang lingkup

persaingan dengan pesaing.

Keunikan asosiasi merek bergantung pada dua faktor, yakni titik

perbedaan asosiasi dan titik persamaan asosiasi. Titik perbedaan asosiasi

(point of differences associations) adalah atribut dan mafaat yang

konsumen asosiasikan dengan merek, mengevaluasinya secara positif dan

mempercayai bahwa mereka tidak dapat menemukan hal yang sama

dengan merek pesaing. Sedangkan titik persamaan asosiasi (point of parity

associations) adalah sejauh mana asosiasi merek memiliki kesamaan dan

tidak perlu memiliki keunikan jika dibandingkan dengan merek pesaing.

1) Point of Differences (PODs) Associations

Untuk membuat titik perbedaan pada asosiasi merek membutuhkan

dua hal, yakni rencana penjualan yang unik (unique selling proposition)

dan keunggulan dalam bersaing (sustanaible competitive advantages).23

Unique selling proposition atau rencana penjualan yang unik adalah

keadaan dimana iklan harus memberikan alasan yang menarik yang

pesaing tidak dapat menyamainya dengan tujuan agar konsumen

membeli produk atau menggunakan jasa merek. Iklan ini didesain untuk

mengomunikasikan kekhasan produk dan manfaat produk yang unik

kepada konsumen. Sedangkan sustanaible competitive advantages atau

keunggulan bersaing yang berkelanjutan adalah kemampuan dalam

23

Ibid., p. 107-109.

26

menyampaikan keunggulan merek dalam pasar untuk jangka waktu

yang lama.

2) Point of Parity (POPs) Association

Titik persamaan asosiasi memiliki dua tipe, yakni titik persamaan

kategori merek (category points of parity) dan titik persamaan

kompetitif merek (competitive points of parity). 24

Category points of parity atau titik persamaan kategori mewakili

kondisi yang diperlukan bagi pilihan merek. Merek paling tidak

memiliki produk pada level produk umum (generic product) dan

kemungkinan besar pada level produk yang diharapkan (expected

product). Kategori titik persamaan dapat berubah dari waktu ke waktu

karena kemajuan teknologi, perkembangan hukum, dan tren konsumen.

Jadi, sangat memungkinkan bagi suatu merek untuk memperluas

produk dengan menggunakan satu nama merek.

Competitive points of parity atau titik persamaan kompetitif adalah

asosiasi yang didesain untuk meniadakan titik perbedaan dengan

pesaing. Merek haruslah dalam posisi yang kuat dan tidak terkalahkan

agar mampu bersaing dengan merek lainnya.

Dari penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa untuk menciptakan

citra merek yang positif maka pemasar harus menghubungkan merek ke

dalam memori konsumen melalui asosiasi yang kuat, menguntungkan dan

unik. Dengan kata lain, untuk mengukur citra merek maka kekuatan,

keuntungan dan keunikan asosiasi merek adalah dimensi dari citra merek.

Melalui dimensi ini, maka peneliti dapat mengetahui citra merek melalui

persepsi konsumen tentang merek.

Menurut Aaker, citra merek sangatlah bergantung dengan identitas merk

yang dibangun oleh perusahaan. Identitas merek dapat diukur melalui

persepsi yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek, yakni merek sebagai

produk (brand as product), merek sebagai organisasi (brand as organization),

24

Ibid., p. 109-110.

27

merek sebagai pribadi (brand as person), dan proposisi nilai (value

proposition).25

a. Brand as Product

Konsumen memandang merek adalah sebuah produk berupa barang

ataupun jasa, oleh karena itu diperlukan asosiasi yang terkait dengan

produk (product related association). Terdapat beberapa aspek yang

terkait dengan produk, di antaranya adalah ruang lingkup produk (the

product scope), fungsi produk (product functions), kualitas/kinerja

(quality/performance), penggunaan (uses), pengguna (users) dan negara

asal (country of origin).

Pertama, aspek ruang lingkup produk (product scope) adalah kelas

atau kelompok yang akan dikaitkan dengan merek. Misalnya, ketika

konsumen mendengar nama Al-Azhar maka konsumen akan

mengaitkannya dengan sekolah swasta Islam, Santa Ursula dengan sekolah

Katolik, dan seterusnya. Atau ketika konsumen diminta untuk

menyebutkan nama sekolah swasta Islam, maka konsumen akan

menyebutkan Al-Azhar.

Kedua, aspek fungsi produk (product function) adalah sejauh mana

produk dapat memberikan manfaat baik fungsional maupun emosional

kepada konsumen. Konsumen akan berpikir bahwa produk ini baik ketika

kebutuhan mereka dapat terpenuhi oleh produk. Misalnya, sejauh mana

sekolah Al-Azhar dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak baik

pendidikan agama dan pendidikan secara umum.

Ketiga, aspek kualitas/kinerja (quality/performances) adalah seberapa

baik dan seberapa konsistennya manfaat fungsional dan emosional

disediakan oleh merek. Merek akan dianggap baik jika mampu memenuhi

kebutuhan konsumen secara konsisten dan memuaskan konsumen

sehingga merasa senang dengan merek, maka merek telah dianggap

memiliki kualitas atau kinerja yang baik.

25

Kai Yang, Voice of the Customer: Capture and Analysis, ( New York: McGraw Hill,

2008), p. 264-272.

28

Keempat, aspek penggunaan (uses) adalah penggunaan tertentu atau

aplikasi yang terkait dengan merek. Contoh seperti Al-Azhar, sekolah

spesialis untuk membentuk akhlak siswa namun tidak mengesampingkan

ilmu-ilmu pengetahuan umum. Jadi aspek penggunaan ini adalah

spesialisasi yang ingin dibentuk merek sebagai identitas merek.

Kelima, aspek pengguna (users) adalah tipe konsumen yang

ditargetkan oleh merek tertentu. Misalnya, sekolah Al-Azhar yang

memiliki target konsumen yakni untuk orang tua muslim yang ingin

menyekolahkan anaknya. Aspek pengguna sangat penting mengingat

adanya spesialisasi merek, sehingga merek harus memiliki target

konsumen dan pasar yang tepat sesuai dengan identitas merek mereka.

Keenam, aspek negara asal (country of origin) adalah usaha untuk

mengaitkan merek dengan negara asalnya. Dengan mengaitkan negara

asal, maka kredibilitas merek akan bertambah. Aspek ini akan sangat

bergantung pada reputasi negara itu sendiri, misalnya sekolah-sekolah

swasta yang memiliki kerjasama dengan negara-negara asal Eropa akan

dinilai lebih kredibel dibandingkan dengan sekolah-sekolah swasta yang

memiliki kerjasama dengan negara-negara asal Asia, terutama Asia

Tenggara. Hal ini sangat berkaitan erat dengan status negara Eropa yang

dikenal sebagai negara maju, sedangkan negara Asia khusunya Asia

Tenggara adalah negara berkembang.

b. Brand as Organization

Merek sebagai organisasi terdiri dari atribut merek yang menampilkan

organisasi yang memproduksi merek, baik bertentangan dengan produk

atau layanan yang terkait dengan merek (product related attributes)

maupun yang tidak. Atribut merek sebagai organisasi haruslah mampu

menggambarkan citra organisasi secara tepat dan sesuai dengan yang

diinginkan. Penggambaran citra ini harus sesuai dengan keinginan

pemimpin organisasi, karena akan dilihat oleh masyarakat umum. Atribut

organisasi biasanya adalah visi perusahaan, keyakinan, nilai yang dianut

dalam perusahaan, inovasi dan lain sebagainya. Atribut organisasi akan

29

jauh lebih tahan lama dan tahan terhadap persaingan dibanding dengan

atribut produk, karena atribut organisasi lebih susah untuk ditiru oleh

pesaing.

c. Brand as Person

Merek sebagai pribadi adalah atribut merek yang menambahkan

komponen kepribadian, seperti semangat, jiwa muda, energik, kasual dan

seterusnya. Atribut pribadi ini akan jauh lebih hidup dan lebih personal

dibandingkan dengan atribut terkait produk dan organisasi. Konsep dari

merek sebagai pribadi dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari karakter

manusia terkait dengan merek tertentu.

Penggunaan kepribadian merek dapat membentuk sebuah merek yang

kuat. Pertama, kepribadian merek dapat membantu pelanggan untuk

mengekspresikan kepribadian diri mereka. Kedua, kepribadian merek

dapat menjadi dasar hubungan antara pelanggan dan merek. Ketiga,

kepribadian merek dapat mengomunikasikan atribut produk.

Kepribadian merek yang dirasakan oleh konsumen tercipta oleh

banyak faktor, beberapa faktor yang terkait dengan merek dan yang tidak

terkait dengan merek. Karakteristik yang terkait dengan produk merupakan

pembentuk utama kepribadian merek. Adapun karakter yang terkait

produk, di antaranya adalah kelas product (product class), kemasan

(package), harga (price), dan atribut (attributes). Sedangkan karakteristik

yang tidak terkait dengan merek namun juga pembentuk kepribadian

merek, di antaranya adalah citra pengguna (user image), sposorship,

simbol (symbol), usia merek (age), gaya iklan (ad style), negara asal

(country of origin), citra perusahaan (company image), CEO, dan

dukungan selebriti (selebrity endorsement).

d. Proposisi Nilai (Value Proposition)

Proposisi nilai adalah perbedaan manfaat yang ditawarkan oleh setiap

merek. Secara spesifik, proposisi nilai merek adalah pernyataan manfaat

fungsional, emosional dan ekspresi diri yang ditawarkan oleh merek. Maka

terdapat tiga jenis proposisi nilai, yakni manfaat fungsional (functional

30

benefits), manfaat emosional (emotional benefits) dan manfaat ekspresi

diri (self-expressive benefits).

Pertama, manfaat fungsional adalah sejumlah fungsi produk yang

produk sediakan untuk pelanggannya. Contohnya mobil, manfaat

fungsional dari mobil adalah untuk bergerak dari poin A ke poin B,

mengubah arah dan kecepatan, menyediakan suasana mengemudi yang

menyenangkan, memberikan gaya dan seterusnya. Manfaat fungsional

menjadi sangat penting dalam memenangkan persaingan. Merek harus

mampu memilih manfaat fungsional yang tepat, yang mampu menarik

perhatian konsumennya. Karena menyampaikan manfaat fungsional saja

tidaklah cukup, pelanggan akan membeli produk berdasarkan kualitas dan

keunggulan fungsional yang dimiliki merek.

Kedua, manfaat emosional adalah perasaan positif yang dirasakan

pelanggan saat membeli atau menggunakan merek tertentu. Manfaat

menjadi sangat penting bagi merek, bahkan melebihi manfaat

fungsionalnya. Ketika sebuah merek hanya memiliki manfaat fungsional

saja, maka merek itu akan menjadi rentan untuk bertahan. Karena manfaat

fungsional sangat mudah untuk ditiru oleh produsen lain dengan harga

yang lebih rendah, sehingga sangat memungkinkan bagi pelanggan untuk

beralih. Sedangkan manfaat emosional lebih kompleks dan sulit untuk

ditiru.

Ketiga, manfaat ekspresi diri adalah keadaan dimana konsumen

menggunakan merek untuk pamer. Merek menjadi media atau sarana bagi

konsumen untuk memamerkan baik sebagai bentuk keberhasilan atau jati

diri mereka. Contohnya, para pembisnis sukses mengendarai Licoln, Lexus

atau Mercedes-Benz sebagai bentuk pencapaian keberhasilan mereka.

Dari penjelasan tersebut, kedua pandangan ini memiliki beberapa

kemiripan secara konsep. Terdapat kemiripan secara konsep antara strenght

brand association dengan brand as product dan value proposition. Kekuatan

asosiasi merek dapat diketahui dengan mengukur sejauh mana konsumen

memikirkan merek melalui asosiasi atribut merek (product-related attributes

31

dan non-product-related attribute) dan manfaat merek (brand benefits).

Dalam penjelasan Aaker, atribut merek dijelaskan dalam poin brand as

product sedangkan manfaat merek dijelaskan dalam poin value proposition.

Dalam poin value proposition maupun manfaat merek, keduanya memiliki

kesamaan konsep, yakni membagi manfaat kedalam tiga jenis, yakni manfaat

fungsional, manfaat pengalaman/emosional, dan manfaat simbolik/ekspresi

diri. Sedangkan pada poin brand as product, Aaker menjelaskan enam aspek

yang terkait dengan product related attributes sehingga dapat melengkapi

konsep yang dijelaskan oleh Keller sebelumnya. Sedangkan pada poin brand

as organization dan brand as person masih termasuk ke dalam bentuk atribut

merek. Organisasi dan kepribadian merek merupakan salah satu atribut yang

terkait dengan merek, dan sangat berpengaruh pada pembentukan citra merek.

Maka dapat disimpulkan penjelasan dari konsep Aaker adalah atribut-

atribut baik yang terkait langsung maupun tidak terkait langsung dengan

merek. Model Aaker belum cukup untuk mengukur dan mengetahui

bagaimana citra merek di mata konsumen, apakah positif atau negatif.

Konsep Aaker hanya mampu mengungkap citra merek secara tunggal, artinya

model Aaker hanya mampu mendeskripsikan citra merek tanpa mampu

mengetahui positif atau tidaknya citra merek. Selain itu model ini hanya

membahas citra merek secara tunggal tanpa membandingkannya dengan

merek pesaingnya. Dengan demikian, penjelasan konsep ini hanya akan

digunakan sebagai tambahan dalam atribut merek untuk memperjelas asosiasi

merek. Sedangkan untuk mengukur citra merek, apakah positif atau negatif di

mata konsumen, maka digunakan dimensi dari konsep Keller.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah kesan,

persepsi dan penilaian konsumen tentang suatu produk atau jasa sebagai hasil

dari asosiasi merek yang dilakukan oleh pemasar. Adapun hal-hal yang

diasosiakan adalah atribut merek (product related attributes dan non-product

related attributes) dan manfaat merek (manfaat fungsional, manfaat

pengalaman/emosional, dan manfaat simbolik/ekspresi diri). Untuk

mengetahui kesan, persepsi dan penilaian konsumen terhadap merek dapat

32

diukur melalui asosiasi mereknya, yakni atribut dan manfaat mereknya. Citra

merek yang positif akan menunjukkan asosiasi merek yang kuat,

menguntungkan dan unik. Sehingga dengan kata lain dimensi citra merek

adalah kekuatan asosiasi merek, keunikan asosiasi merek dan asosiasi merek

yang menguntungkan.

5. Pengertian Loyalitas Konsumen

Secara harfiah, loyalitas diartikan sebagai kesetiaan, yakni kesetiaan

terhadap objek tertentu. Konsumen sendiri adalah orang yang membeli atau

menggunakan produk atau jasa. Konsumen yang loyal atau lebih dikenal

sebagai pelanggan (customer). Maka loyalitas konsumen dapat diartikan

sebagai pelanggan yang setia menggunakan produk tertentu secara terus

menerus.

Menurut Bennet dan Bove, loyalitas dapat didefinisikan sebagai “the

relationship between an individual’s attitudinal predisposition towards an

object and the repeat patronage of that object”. 26 Yang artinya loyalitas

adalah hubungan antara kecenderungan sikap individu terhadap sebuah objek

dan pelanggan berulang yang tetap dari objek tersebut. Pengertian ini

menggambarkan bahwa loyalitas adalah sebuah hubungan, dimana ada

keterikatan antara individu dengan objek. Hubungan dan keterikatan yang

dimiliki individu dengan objek didasari oleh dua hal yang digambarkan

dengan sikap kecenderungan individu untuk memilih objek tertentu dan

perilaku yang berulang dan tetap terhadap objek tertentu.

Menurut Griffin, “pelanggan yang loyal adalah orang yang melakukan

pembelian berulang secara teratur, membeli antar lini produk dan jasa,

merefrensikan kepada orang lain dan menunjukkan kekebalan terhadap

tarikan pesaing”.27

Berdasarkan pengertian tersebut, loyalitas digambarkan

26

Rebekah Bennett dan Liliana Bove, Identifying The Key Issues for measuring Loyalty,

Australasian Journal of Marketing Research, 2002, p. 3. 27

Jill Griffin, Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan

Pelanggan, Terj. dari Customer Loyalty: How to Earn It, How to Keep It oleh Dwi Kartini Yahya,

(Jakarta: Erlangga, 2003), h.31.

33

secara jelas ciri perilaku konsumen yang setia. Pelanggan yang loyal dapat

dilihat melalui perilaku pembelian yang berulang pada merek tertentu secara

teratur. Artinya pelanggan adalah orang yang selalu menggunakan produk

dari merek tertentu dan masih menggunakannya secara kontinu. Selain itu,

kesetiaan pelanggan dapat ditunjukkan melalui kecenderungannya untuk

membeli produk lain yang memiliki manfaat yang berbeda namun merek atau

pembuatnya sama. Selain perilaku pembelian, kesetiaan juga dapat dilihat

melalui kecenderungan konsumen terhadap merek tertentu. Kecenderungan

ini ditunjukkan melalui tidakan konsumen untuk merefrensikan dan

merekomendasikan merek kepada orang lain. Selain itu, kecenderungan

konsumen terhadap merek tertentu dapat dilihat melalui tidak terpengaruhnya

konsumen terhadap tawaran pesaing.

Dick dan Basu melihat loyalitas pelanggan sebagai “ the strength of the

relationship between an individual's relative attitude and repeat

patronage”.28

Pengertian tersebut menggambarkan loyalitas pelanggan adalah

kekuatan suatu hubungan antara sikap relatif individu dengan pelanggan

berulang yang tetap. Maka dengan kata lain terdapat dua hal yang saling

berhubungan satu sama lain dalam membentuk loyalitas pelanggan, yakni

sikap relatif pelanggan sebagai individu dan pelanggan yang berulang dan

tetap. Dalam hal ini, pelanggan yang berulang dan tetap, dapat dimaknai

sebagai individu yang selalu melakukan pembelian berulang dan mereka

melakukan pembelian secara tetap atau berkala.

Maka dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa loyalitas

konsumen adalah orang yang memiliki hubungan yang kuat dengan objek

tertentu. Kekuatan hubungan ini terbentuk oleh dua hal yakni sikap individu

yang menunjukkan kecenderungannya terhadap objek tersebut dan perilaku

berulang dan tetap terhadap objek tersebut.

28

Alan S. Dick dan Kunal Basu, Customer Loyalty: Toward an Integrated Conceptual

Framework, Journal of The Academy of Marketing Science, 1994, p. 99.

34

6. Jenis Loyalitas Konsumen

Loyalitas yang dimiliki konsumen terhadap merek tentu akan berbeda-

beda tingkatannya, sangat bergantung pada faktor yang mempegaruhinya.

Ada konsumen yang memiliki loyalitas yang tinggi terhadap merek tertentu,

namun ada juga yang tidak memiliki loyalitas sama sekali terhadap merek.

Perbedaan tingkatan loyalitas kemudian menjadi dasar pembagian jenis

loyalitas konsumen berdasarkan hasil pengukuran tingkat loyalitas yang

dimiliki konsumen.

Menurut Griffin ada empat jenis loyalitas berdasarkan tingkatan

keterikatan konsumen dan pembelian yang berulang, yakni tanpa loyalitas,

loyalitas lemah, loyalitas tersembunyi dan loyalitas premium.29

a. Tanpa Loyalitas

Pada tingkat ini, konsumen tidak memiliki loyalitas sama sekali pada

merek tertentu. Konsumen memiliki keterikatan yang rendah dan

dikombinasikan dengan tingkat pembelian berulang yang rendah.

Tantangan perusahan selanjutnya adalah menghindari membidik

konsumen seperti ini karena tidak memiliki potensi loyalitas yang baik.

Sehingga perusahaan lebih baik untuk fokus mengembangkan loyalitas

pelanggan yang berpotensial.

b. Loyalitas Lemah

Konsumen dengan loyalitas yang lemah biasanya memiliki tingkat

pembelian berulang yang tinggi namun tingkat keterikatannya rendah.

Dengan kata lain, konsumen membeli produk atau jasa tertentu karena

kebiasaan saja, tanpa memiliki tingkat kepuasan atau ketidakpuasan pada

merek tertentu. Konsumen tidak memiliki kesan tersendiri selama proses

pembelian atau pemakaian merek sehingga tidak memiliki keterikatan

dengan merek. Konsumen dengan loyalitas yang lemah, sangat rentan

untuk beralih ke produk atau jasa pesaing. Karena konsumen menganggap

semua merek adalah sama, tidak memiliki persepsi bahwa merek tertentu

lebih baik atau tidak lebih menguntungkan dari merek lain.

29

Jill Griffin, op.cit., h. 22-24.

35

c. Loyalitas Tersembunyi

Pada tingkat ini konsumen memiliki tingkat keterikatan yang relatif

tinggi dengan tingkat pembelian berulang yang rendah. Pada tingkat ini,

faktor situasi biasanya yang menentukan perilaku konsumen untuk

membeli produk atau jasa tertentu. Konsumen dapat menunjukkan

keterikatannya dengan merek melalui kecenderungannya terhadap merek

tertentu. Namun karena faktor lain, konsumen memiliki tingkat pembelian

berulang yang rendah. Konsumen dengan jenis loyalitas ini lebih

berpotensi untuk dikembangkan tingkat loyalitasnya terhadap merek.

d. Loyalitas Premium

Loyalitas premium merupakan jenis loyalitas yang dapat

dikembangkan dengan maksimal. Pada tingkat ini, konsumen

menunjukkan tingkat preferensi yang tinggi dan tingkat pembelian

berulang yang tinggi juga. Konsumen dengan loyalitas premium biasanya

merasa bangga menggunakan produk atau jasa tertentu dan mereka akan

merekomendasikan merek tersebut kepada rekan dan keluarga.

Menurut Dick dan Basu konsep sikap relatif dengan pembelian yang

berulang dapat menghasilkan empat kondisi tertentu terkait dengan loyalitas,

yakni tanpa loyalitas (no loyalty), loyalitas palsu (spurious loyalty), loyalitas

tersembunyi (latent loyalty) dan loyalitas (loyalty).30

a. Tanpa Loyalitas (No Loyalty)

Kondisi konsumen tanpa loyalitas adalah kombinasi dari rendahnya

sikap relatif dan rendahnya pembelian berulang. Kondisi ini dapat terjadi

karena beberapa sebab. Pertama, rendahnya sikap relatif bisa jadi

diindikasi oleh sedikitnya pengenalan atau ketidakmampuan dalam

mengomunikasikan perbedaan keuntungan yang dimiliki oleh produk

dengan pesaing. Dengan kata lain kondisi ini dapat terjadi karena

lemahnya rencana komunikasi pemasaran. Maka solusi yang dapat

dilakukan untuk mengatasi kondisi ini adalah dengan meningkatkan

kesadaran dan kecenderungan konsumen melalui manajemen elemen

30

Alan S. Dick dan Kunal Basu, op.cit., p. 101-102.

36

bauran yang tepat. Kedua, rendahnya sikap relatif disebabkan oleh

dinamikan pasar dimana kebanyakan merek baru dianggap sama saja oleh

konsumen. Akibatnya, manajer merasa tidak mungkin untuk menciptakan

sikap relatif yang tinggi tapi langsung berupaya untuk menghasilkan

loyalitas palsu. Loyalitas palsu dapat dihasilkan melalui manipulasi

keadaan yang urgensi atau norma sosial. Keadaan urgensi ini dapat dicapai

melalui lokasi toko yang strategis, promosi pemasaran yang agresif dan

menambah jumlah ruang pajang.

b. Loyalitas Palsu (Spurious Loyalty)

Loyalitas palsu adalah keadaan dimana sikap relatif yang rendah

dikombinasikan dengan pembelian berulang yang tinggi. Secara

konseptual, loyalitas palsu sama dengan konsep inersia dimana konsumen

merasakan sedikit diferensiasi antar merek, seperti rendahnya keterlibatan

kategori merek dan melakukan pembelian berulang karena alasan

situasional atau kebiasaan. Dalam kondisi seperti ini, merek dapat

berusaha untuk meningkatkan diferensisasi melalui produk atau perbaikan

iklan dan meraih loyalitas.

c. Loyalitas Tersembunyi (Latent Loyalty)

Loyalitas tersembunyi mencerminkan sikap relatif yang tinggi namun

tingkat pembelian berulang yang rendah. Hal ini mungkin terjadi karena

lingkungan pasar dimana pengaruh non sikap seperti norma subjektif dan

efek situasional setidaknya sama, sehingga berpengaruh dalam

menentukan perilaku pembelian. Dalam kondisi seperti ini, manajemen

lebih baik untuk berupaya sebaik mungkin dalam melayani dengan

menangani kendala situasi secara langsung dan menyelesaikannya dengan

gaya yang efektif.

d. Loyalitas (Loyalty)

Loyalitas menandakan korespondensi yang menguntungkan antara

sikap relatif dan pembelian berulang. Loyalitas dapat dicapai jika sikap

relatif pada tingkat yang rendah maupun tinggi, asalkan konsumen

merasakan perbedaan yang signifikan antar merek. Perbedaan yang

37

dirasakan oleh konsumen tentunya akan menguntungkan, karena

meningkatkan kekuatan sikap dan menghasilkan sikap relatif.

Gambar 2.1

Empat Jenis Loyalitas

Dari penjelasan tersebut, terdapat persamaan konsep di antara

keduanya dan saling memperkuat argumentasi satu sama lain. Maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat empat kondisi terkait dengan loyalitas. Pertama,

tanpa loyalitas adalah kondisi dimana konsumen tidak memiliki sikap

kecenderungan terhadap merek dikombinasikan dengan pembelian berulang

yang rendah. Kedua, loyalitas palsu atau lemah adalah kondisi dimana

konsumen memiliki frekuensi pembelian berulang yang tinggi namun tidak

memiliki sikap kecenderungan terhadap merek tertentu. Ketiga, loyalitas

tersembunyi adalah kondisi dimana konsumen memiliki sikap kecenderungan

terhadap merek tertentu namun tingkat pembelian berulangnya rendah.

Keempat, loyalitas premium adalah kondisi yang sangat menguntungkan

dimana konsumen memiliki tingkat pembelian yang tinggi dan memiliki

sikap kecenderungan terhadap merek tertentu.

7. Pengukuran Loyalitas Konsumen

Pengukuran adalah pemberian angka atau simbol lainnya untuk

mengkarakteristik objek yang diukur, menurut aturan yang telah ditetapkan.

Pengukuran ini berfungsi untuk mendapatkan gambaran secara statistik

berdasarkan pola perilaku yang ditunjukkan oleh objek yang di ukur. Maka

pengukuran loyalitas konsumen adalah pemberian angka atau simbol lainnya

Loyalitas

Premium

Loyalitas

Tersembunyi

Loyalitas

Palsu

Tanpa

Loyalitas

Rendah

Tinggi

Tinggi

Rendah

Keterikatan

Pemberlian Berulang

Rendah

38

pada pola perilaku konsumen untuk mengukur kesetiaan atau loyalitas

konsumen.

Menurut Buttle, ada dua cara utama untuk mengukur kesetiaan, yakni

melalui sikap dan perilaku yang ditunjukkan konsumen. 31

Sikap konsumen

yang loyal diukur dengan mengacu pada komponen-komponen sikap, seperti

keyakinan konsumen, perasaan dan kehendak konsumen untuk melakukan

pembelian. Konsumen yang loyal akan menunjukkan keyakinannya terhadap

merek tertentu. Pertama, keyakinan inilah yang menjadi dasar konsumen mau

melakukan pembelian berulang, karena konsumen memiliki keyakinan bahwa

merek memang layak untuk dibeli oleh konsumen. Kedua, konsumen yang

loyal akan memiliki perasaan senang dan puas terhadap pemakaian merek.

Ketiga, kehendak konsumen untuk melakukan pembelian. Kehendak

konsumen ini menunjukkan kecenderungan konsumen untuk memilih merek

tertentu dibanding pesaingnya.

Perilaku konsumen yang loyal (behavioural loyalty) diukur berdasarkan

perilaku beli konsumen terhadap merek tertentu. Perilaku pembelian

konsumen yang loyal dapat diukur melalui metode RFM. Metode RFM

memiliki tiga variabel indikator yang menunjukkan perilaku konsumen, yakni

pembelian terkahir (recency of purchase), frekuensi pembelian (frequency of

purchase) dan nilai uang dari pembelian (monetary value of purchase).

Pertama, pembelian terakhir yang dilakukan konsumen atau recency of

purchase. Konsumen yang melakukan pembelian dalam waktu dekat

dikatakan konsumen yang memiliki perilaku yang loyal. Waktu dari

pembelian terakhir konsumen menunjukkan bahwa konsumen menggunakan

pembelian secara berulang dan teratur.

Kedua, frequency of purchases, atau frekuensi pembelian. Salah satu

perilaku loyal konsumen ditunjukkan dengan seringnya melakukan pembelian

produk atau jasa merek tertentu. Frekuensi pembelian menunjukkan adanya

perilaku konsumen untuk melakukan pembelian berulang secara regular.

31

Ibid.,h. 30-31.

39

Semakin sering konsumen melakukan pembelian berulang, maka semakin

loyal perilaku konsumen.

Ketiga, monetary value of purchase, atau nilai uang atau jumlah uang

yang dikeluarkan oleh konsumen untuk melakukan pembelian. Konsumen

yang loyal, selain melakukan pembelian berulang, mereka juga akan

mengeluarkan uang yang lebih besar untuk produk atau jasa. Semakin besar

jumlah nilai uang yang konsumen keluarkan untuk merek tertentu, maka

semakin besar loyalitas yang ditunjukkan oleh konsumen.

Menurut Griffin, loyalitas konsumen dapat diukur melalui tingkat

keterikatan konsumen terhadap merek dan pembelian berulang yang

dilakukan oleh konsumen.32

Tingkat keterikatan konsumen dapat diketahui

melalui tingkat preferensi konsumen dan tingkat diferensiasi produk yang

dipersepsikan. Tingkat preferensi konsumen adalah seberapa besar keyakinan

konsumen terhadap merek tertentu. Keyakinan yang dimiliki konsumen akan

menghasilkan kecenderungan konsumen untuk memilih merek tertentu.

Sedangkan tingkat diferensiasi adalah sejauh mana konsumen dapat

membedakan produk atau jasa dari merek tertentu jika dibandingkan dengan

pesaingnya. Preferensi dan diferensiasi merupakan sikap yang dimiliki oleh

konsumen. Sikap ini dapat menunjukkan seberapa besar loyalitas konsumen

terhadap merek tertentu. Sedangkan pembelian berulang yang dilakukan oleh

konsumen merupakan bentuk dari perilaku loyal konsumen.

Menurut Dick dan Basu loyalitas adalah gabungan dari pengukuran sikap

dan perilaku.33

Secara konseptual, loyalitas merupakan hubungan antara sikap

relatif konsumen terhadap merek dan perilaku pembelian yang berulang.

Terdapat dua dimensi yang berfungsi untuk mengetahui sikap relatif

konsumen, yakni tingkat kekuatan sikap dan tingkat diferensiasi sikap.

Tingkat kekuatan sikap adalah tingkat ekstrimitas atau kecenderungan

konsumen terhadap merek tertentu. Sedangkan tingkat diferensiasi sikap

adalah kemampuan konsumen membedakan merek dengan merek alternatif

32

Jill Griffin, op.cit., h. 21. 33

Alan S. Dick dan Kunal Basu, op.cit., p. 100-101.

40

lainnya secara jelas. Gabungan kedua dimensi ini nantinya akan

menghasilkan tingkatan sikap relatif konsumen. Maka loyalitas adalah

penggabungan dari pengukuran sikap relatif konsumen yang dikombinasikan

dengan pembelian berulang yang dilakukan oleh konsumen.

Dari penjelasan tersebut terdapat beberapa kemiripan konsep diantara

ketiganya. Pada dasarnya, secara konseptual ketiga pendapat tersebut

menyebutkan bahwa loyalitas dapat diukur melalui penilaian sikap dan

perilaku konsumen. Pertama, sikap loyalitas adalah kecenderungan

konsumen terhadap merek tertentu. Sikap dapat diukur melalui tingkat

kekuatan sikap dan tingkat diferensiasi sikap. Kekuatan sikap ditunjukkan

dengan keyakinan, perasaan dan kehendak konsumen terhadap merek

tertentu. Sedangkan tingkat diferensiasi ditunjukkan dengan signifikasi

konsumen dalam membedakan merek tertentu dengan pesaingnya. Kedua,

perilaku loyal dapat ditunjukkan melalui waktu pembelian, frekuensi

pembelian dan jumlah uang yang dihabiskan untuk melakukan pembelian.

8. Pengukuran Loyalitas Konsumen di Sekolah

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, loyalitas konsumen merupakan

variabel yang dapat diukur dan diketahui gambarannya. Di sekolah, yang

menjadi konsumen adalah orang tua siswa. Untuk mengukur loyalitas orang

tua siswa terhadap sekolah maka dapat dilihat melalui sikap loyal dan

perilaku loyal yang ditunjukkan orang tua.

a. Sikap Loyal Konsumen

Sikap loyalitas orang tua terhadap sekolah dapat diukur melalui

tingkat preferensi dan diferensiasi orang tua terhadap merek. Tingkat

preferensi atau tingkat kecenderungan orang tua adalah seberapa besar

keyakinan yang dimiliki orang tua siswa terhadap sekolah. Sikap

preferensi orang tua dapat berupa :

41

1) Kecenderungan orang tua untuk memilih sekolah tertentu bagi

anaknya.

2) Orang tua yakin akan sekolah yang dipilih merupakan sekolah yang

unggul dibanding pesaingnya.

3) Merekomendasikan sekolah pilihannya kepada kerabat dan orang lain.

4) Tidak tertarik untuk beralih ke sekolah lain.

Tingkat diferensiasi orang tua terhadap sekolah merupakan persepsi

orang tua tentang sekolah yang dipilihnya. Tingkat diferensiasi orang tua

dapat ditunjukkan melalui kemampuan orang tua dalam membedakan

sekolah pilihannya dengan sekolah pesaing.

b. Perilaku Loyal Konsumen

Perilaku loyal merupakan tindak nyata sebagai refleksi sikap yang

dimiliki oleh konsumen. Perilaku loyal orang tua terhadap sekolah dapat

ditunjukan oleh beberapa indikator, di antaranya:

1) Orang tua masih terdaftar sebagai wali murid di sekolah tertentu.

2) Orang tua pernah menyekolahkan anaknya di sekolah tertentu

sebelumnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa loyalitas konsumen adalah

orang yang memiliki hubungan yang kuat dengan objek tertentu. Kekuatan

hubungan ini terbentuk oleh dua hal yakni sikap individu yang menunjukkan

kecenderungannya terhadap objek tersebut dan perilaku berulang dan tetap

terhadap objek tersebut. Maka loyalitas adalah gabungan dari sikap dan

perilaku yang dimiliki oleh konsumen terhadap merek. Untuk mengetahui

loyalitas konsumen, maka dilakukan pengukuran sikap konsumen terhdap

merek dan perilaku pembelian berulang konsumen.

42

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Citra Merek Sekolah Al-

Azhar terhadap Loyalitas Konsumen di SD Al-Azhar 15 Pamulang” peneliti

melakukan tinjauan penelitian yang relevan dengan objek penelitian. Terdapat

beberapa penelitian yang menjadi rujukan dalam penelitian ini. Beberapa di antaranya

dijelaskan sebagai berikut:

1. Melka Neria Simanjuntak (2012)

Skripsi program Ilmu Administrasi Universitas Indonesia berjudul Pengaruh

Citra Merek terhadap Loyalitas Konsumen Maskapai Penerbangan Garuda

Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh citra merek

maskapai penerbangan Garuda Indonesia terhadap loyalitas konsumen Garuda

Indonesia pada tahun 2012. Penelitian ini mengatakan bahwa citra merek yang

positif dapat dibentuk melalui asosiasi merek yang kuat, menguntungkan dan

unik. Citra merek yang positif ini kemudian akan secara signifikan memengaruhi

pembentukan loyalitas konsumennya.

Populasi dari penelitian ini adala seluruh konsumen Garuda Indonesia yang

berada di Bandara Soekarno Hatta yang sudah berumur 17 tahun atau lebih.

Penelitian ini menggunakanmetode kuantitatif dengan alat instrumen kuesioner.

Hasil data penelitian diolah dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis

regresi linear untuk mengetahui pengaruh variabel citra merek terhadap variabel

loyalitas merek.

Berdasarkan hasil pengukuran regresi linear sederhana dari penelitian, maka

dapat diketahui bahwa citra merek dengan loyalitas konsumen memiliki hubungan

yang kuat, dengan koefisien korelasi sebesar .825 (82.5%). Selain itu penelitian

ini juga menunjukkan bahwa sebesar 68% loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh

variabel citra merek, sedangkan sisanya sebesar 32% dipengaruhi oleh faktor-

faktor di luar variabel citra merek. Kemudian berdasarkan hasil analisis uji

hipotesis penelitian, ditemukan bahwa terdapat pengaruh antara citra merek

terhadap pembentukan loyalitas konsumen dengan nilai t hitung > t tabel yakni

18.328 > 1.975.

43

Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif

antara variabel citra merek terhadap loyalitas konsumen Garuda Indonesia. Selain

itu variabel citra merek memiliki pengaruh terhadap pembentukan loyalitas

konsumen Garuda Indonesia.

Merujuk dari penelitian Melka dengan judul Pengaruh Citra Merek terhadap

Loyalitas Konsumen, maka terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dalam

penelitian ini. Persamaan yang pertama adalah variabel yang diteliti yakni variabel

citra merek sebagai variabel yang independen dan variabel loyalitas konsumen

sebagai variabel dependen. Persamaan kedua adalah bidang yang diteliti adalah

bidang jasa. Namun terdapat beberapa perbedaan juga dalam penelitian ini, yang

pertama adalah analisis yang dilakukan. Dalam penelitian Melka menggunakan

analisis regresi linear sederhana, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan

analisis korelasional untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara citra

merek dengan loyalitas konsumen. Dan perbedaan yang kedua adalah perbedaan

locus yang diteliti. Dalam penelitian Melka meneliti pada bidang jasa

penerbangan sedangkan dalam penelitian ini memiliki locus penelitian di bidang

jasa pendidikan.

2. Dyah Ayu Anisha Pradipta (2012)

Skripsi program Manajemen Universitas Hasanuddin Makassar dengan judul

Pengaruh Citra Merek (Brand Image) terhadap Loyalitas Konsumen Produk Oli

Pelumas PT Pertamina (PERSERO) Enduro 4T di Makassar. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis pengaruh citra merek (brand image) terhadap

loyalitas konsumen produk oli pelumas PT Pertamina (Persero) Enduro 4T di

Makassar.

Objek dari penelitian ini adalah konsumen oli pelumas Enduro 4T di

Makassar. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner,

observasi dan wawancara langsung dengan pihak terkait. Teknik analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan

menggunakan uji hipotesis uji F dan uji t.

44

Dari penelitian ini dapat disimpulkan berdasarkan uji statistic bahwa variabel

citra merek yang terdiri dari dimensi citra pembuat, citra pemakai, dan citra

produk secara bersama-sama (sumultan uji F) memiliki pengaruh positif terhadap

variabel loyalitas konsumen. Berdasarkan uji t, citra pembuat berpengaruh

negative dan tidak signifikan terhadap loyalitas konsumen. Sedangkan citra

pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Dan

citra produk berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap loyalitas

konsumen. Dari penelitian ini diperoleh nilai R sebesar 0,081 atau sebesar 8,1%

variabel loyalitas konsumen dapat dijelaskan oleh variabel merek, yakni citra

pembuat, citra pemakai, dan citra produk. Sedangkan sisanya sebesar 91,9%

loyalitas konsumen dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar citra merek.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dyah maka akan terdapat persamaan

dan perbedaan antara penelitian Dyah dengan penelitian ini. Persamaannya adalah

variabel yang diteliti yakni variabel citra merek sebagai variabel independen dan

variabel loyalitas konsumen sebagai variabel dependen. Sedangkan terdapat

beberapa perbedaan dengan penelitian Dyah, yang pertama adalah locus yang

diteliti. Penelitian Dyah meneliti produk barang, sedangkan penelitian ini meneliti

produk jasa di bidang pendidikan. Perbedaan yang kedua adalah dimensi yang

digunakan untuk mengukur citra merek. Dalam penelitian Dyah menggunakan

dimensi citra pemakai, citra pembuat dan citra produk sebagai ukuran dalam

mengukur citra merek, sedangkan penelitian ini menggunakan asosiasi merek

untuk mengukur citra merek. Dan perbedaan yang ketiga adalah analisis yang

digunakan. Dalam penelitian Dyah menggunakan analisis simultan uji F dan uji t

untuk mengetahui pengaruh antara variabel citra merek terhadap varibel loyalitas

konsumen, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi Carl

Spearman untuk mengetahui hubungan antara variabel citra merek dengan

loyalitas konsumen.

45

C. Kerangka Berpikir

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir

Citra merek adalah persepsi yang dimiliki oleh konsumen tentang merek tertentu.

Citra merek dapat positif atau negatif, tergantung pada bagaimana konsumen

menginterpretasikannya. Interpretasi ini bergantung pada bagaimana merek tersebut

mengasosiasikan atribut dan manfaat mereknya kepada konsumen. Atribut adalah

fitur-fitur yang mendeskripsikan merek, sedangkan manfaat adalah nilai yang dapat

merek berikan kepada konsumen.

Pembentukan citra merek yang positif sangat bergantung pada tiga hal, yakni

asosiasi merek yang kuat, unik dan menguntungkan. Asosiasi merek yang kuat dalam

hal ini sejauh mana atribut dan manfaat merek dapat diingat oleh konsumen. Merek

dapat mengasosiasikan atribut dan manfaat mereknya sesering mungkin melalui

berbagai cara seperti iklan di media cetak dan elektronik, melalui pengalaman

konsumen dan rekomendasi dari mulut ke mulut. Selain itu citra merek dibentuk

melalui asosiasi merek yang unik. Merek harus mampu membedakan dirinya dengan

merek pesaing yang potensial. Perbedaan yang tidak akan konsumen temukan pada

pesaing. Asosiasi yang kuat dan unik akan berdampak pada sikap konsumen terhadap

merek tertentu.

Sikap konsumen diartikan sebagai keyakinan, perasaan dan ide konsumen

terhadap merek. Merekomendasikan merek kepada kerabat, memiliki kecenderungan

Citra

Merek

Asosiasi Merek yang

Kuat

Asosiasi Merek yang

Menguntungkan

Asosiasi Merek yang

Unik

Sikap

Konsumen

Perilaku

Konsumen

Loyalitas

Konsumen

46

terhadap merek tertentu dan meyakini bahwa merek memiliki keunggulan yang tidak

dimiliki pesaing merupakan indikator dari sikap konsumen.

Sedangkan asosiasi yang menguntungkan adalah keyakinan konsumen bahwa

atribut dan manfaat merek dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Merek dapat menawarkan produk atau jasa yang dibutuhkan konsumen dan pada tahap

tertentu mereka menawarkan produk atau jasa sesuai atau bahkan melampaui harapan

konsumen. Asosiasi yang menguntungkan akan membentuk perilaku konsumen.

Perilaku konsumen biasa diartikan sebagai perilaku pembelian konsumen terhadap

merek tertentu.

Sikap konsumen yang memiliki kecenderungan terhadap merek tertentu dan

dikombinasikan dengan perilaku konsumen dengan melakukan pembelian terhadap

produk atau jasa merek tertentu, merupakan faktor utama pembentuk loyalitas

konsumen. Memiliki keyakinan bahwa merek tertentu memiliki keunggulan yang tidak

dimiliki oleh pesaing, merekomendasikan merek kepada kerabat dan melakukan

pembelian yang berulang secara rutin adalah bentuk nyata dari loyalitas konsumen.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang kedudukannya belum terbukti atau

preposisi mengenai sebuah faktor atau fenomena yang menjadi minat peneliti.

Hipotesis merupakan anggapan sementara yang perlu diuji kebenarannya. Jenis

penelitian kuantitatif menekankan hipotesis pada dua macam, yakni hipotesis satu

variabel dan hipotesis kausal atau hipotesis dua variabel atau lebih. Dugaan yang dapat

dirumuskan pada penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada hubungan antara variabel citra merek dengan loyalitas

konsumen.

Ha : Terdapat hubungan antara variabel citra merek dengan loyalitas konsumen.

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang yang

berlokasi di Pamulang, Tangerang Selatan. Sedangkan penelitian akan dilakukan

pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Dimulai dari bulan September –

Desember 2014. Adapun rincian terkait dengan penelitian tercantum dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Penelitian

Tahapan Penelitian September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Merumuskan masalah dan

tujuan penelitian

Menentukan Konsep dan

Hipotesis

Mengambil Sampel

Membuat Kuesioner

Menyebarkan Kuesioner

Mengolah Data

Menganalisis dan

Melaporkan

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Metode kuantitatif bertolak pada pendekatan positivistik, yakni pendekatan yang

memandang realitas sebagai suatu yang berdimensi tunggal, fragmental dan

cenderung bersifat tetap.34

Hasil penelitian merupakan generalisasi dan prediksi

berdasarkan hasil-hasil pengukuran. Kebenaran hasil penelitian didukung oleh

validitas dan realibilitas alat instrumen yang digunakan. Penelitian ini

34

Ine I. Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan Statistik Pendidikan, (Jakarta:

Bumi Aksara, 1993), h. 18.

48

menggunakan pola korelasional. Pola korelasional digunakan untuk menemukan

hubungan antara variabel independen (X) dengan variabel dependen(Y). Yang

menjadi variabel dalam penelitian ini adalah citra merek (X) dan loyalitas

konsumen (Y).

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah himpunan yang mewakili semua kemungkinan pengukuran

yang perlu diperhatikan dalam observasi. Dalam penelitian ini yang menjadi target

populasi adalah konsumen dari SD Al-Azhar 15 Pamulang, yakni wali murid atau

orang tua dari peserta didik SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang. Jumlah murid SD

Al-Azhar sebanyak 456 siswa, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Peserta Didik SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang

Sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang dipilih oleh peneliti terkait

dengan permasalahan penelitian dan bertujuan untuk generalisasi terhadap

populasi. Penentuan banyak sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah

sebesar 22% dari jumlah populasi yang ada, yakni sebesar 100,32 yang kemudian

dibulatkan menjadi 100 orang responden.35

Metode pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

metode probability sampling dengan teknik simple random sampling. Populasi

dalam penelitian ini bersifat homogen, sehingga setiap unsur dari populasi

dianggap mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel.

35

Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 125.

Jumlah Peserta Didik

Kelas I 3 Rombel 90

Kelas II 3 Rombel 86

Kelas III 3 Rombel 86

Kelas IV 3 Rombel 64

Kelas V 3 Rombel 67

Kelas VI 3 Rombel 63

Total 18 Rombel 456

49

Dengan demikian, setiap orang tua murid di SD Al-Azhar 15 Pamulang memiliki

kesempatan yang sama untuk menjadi sampel pada penelitian ini. Penggunaan

sampel ini bertujuan untuk melakukan generalisasi atas suatu populasi yang

jumlahnya banyak. Sehingga sampel mampu mewakili populasi yang akan diteliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data sebagai

kelengkapan dari penelitian baik berupa informasi, data, petunjuk serta bahan-

bahan pendukung lainnya dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan

data, diantaranya :

1. Metode Angket

Penelitian menggunakan metode angket sebagai data primer penelitian.

Responden dalam penelitian ini adalah orang tua murid di SD Al-Azhar 15

Pamulang. Pengumpulan data ini dilakukan dengan teknik survei langsung

terstruktur melalui kuesioner yang meliputi beberapa pernyataan positif dan

terstruktur terkait dengan objek penelitian. Teknik ini dilaksanakan dengan

memberikan kuesioner kepada responden dan kuesioner akan diisi sendiri

oleh responden (self-administered questionnaire). Pernyataan dalam

kuesioner menggunakan bahasa yang relatif mudah dipahami, tidak bermakna

ganda dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Surveyor mengawasi responden

dalam mengisi kuesioner sehingga kelengkapan kuesioner dapat dipastikan.

Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

persepsi orang tua tentang citra merek sekolah Al-Azhar dan loyalitas orang

tua terhadap sekolah Al-Azhar. Maka dalam penelitian ini, angket

menggunakan skala Linkert dengan empat pilihan jawaban atas pernyataan

yang akan diajukan. Empat pilihannya adalah sebagai berikut:

a. Sangat Setuju (SS) untuk pernyataan yang dianggap sangat mewakili

responden, dengan bobot nilai 4 .

b. Setuju (S) untuk pernyataan yang dianggap dapat mewakili responden dan

memiliki bobot nilai 3.

50

c. Tidak Setuju (TS) untuk pernyataan yang dianggap tidak dapat mewakili

responden, diberi nilai 2.

d. Sangat Tidak Setuju (STS) untuk pernyataan yang dianggap sangat tidak

mewakili responden dan bobot nilainya adalah 1.

2. Metode Wawancara

Penelitian ini juga menggunakan metode wawancara sebagai sumber data

sekunder atau pendukung. Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan

informasi dari pihak sekolah sebagai pembentuk citra sekolah Al-Azhar.

Setelah menyebarkan angket kepada orang tua siswa, peneliti kemudian

mengolah data angket yang telah didapat. Berdasarkan hasil perhitungan data

angket, kemudian peneliti melakukan konfirmasi terhadap hasil angket.

Dengan kata lain, metode wawancara dalam penelitian ini adalah sebagai alat

pendukung angket serta sebagai bahan konfirmasi keabsahan angket. Adapun

yang menjadi narasumber dalam wawancara ini adalah Kepala SD Al-Azhar

15 Pamulang.

3. Metode Studi Dokumentasi

Metode studi dokumentasi dalam penelitian ini berperan sebagai data

sekunder atau pendukung. Metode ini digunakan untuk mendapatkan

informasi jumlah populasi penelitian, informasi tentang sekolah, dan

informasi lain yang dibutuhkan dalam penelitian. Dokumen yang diperlukan

antara lain seperti profil sekolah, jumlah siswa SD Al-Azhar 15 Pamulang

dan media-media yang digunakan untuk memperkenalkan SD Al-Azhar 15

Pamulang.

E. Uji Coba Instrumen

Dalam suatu penelitian diperoleh instrumen yang valid dan realibel. Validitas

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat mengukur apa yang ingin

diukur. Sedangkan realibilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi

suatu alat ukur pengukur dalam mengukur gejala yang sama.

51

1. Validitas Instrumen

Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu dapat mengukur apa

yang ingin diukur. Dengan kata lain uji validitas adalah pengujian kuesioner

sehingga dapat dipastikan bahwa kuesioner mampu mengukur apa yang ingin

diukurnya.36

Misalnya dalam mengukur loyalitas konsumen suatu produk di mata

konsumen diukur dalam tiga pertanyaan berupa satu pertanyaan tiap indikator.

Untuk mengukur variabel loyalitas konsumen, jawaban responden dikatakan

valid apabila item-item dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang

akan diukur dalam kuesioner tersebut. Dalam penelitian ini uji validitas

instrumen menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment.37

r xy =

( ) ( )( )

√ ( ) ( )

Keterangan :

rxy = Nilai koefisien korelasi product moment

n = jumlah observasi/responden

X = skor variabel (jawaban responden)

Y = skor total dari variabel (jawaban responden)

Dalam melakukan uji validitas, jumlah responden untuk uji coba adalah 30

orang. Dalam uji coba ini responden diminta untuk menyatakan apakah mereka

setuju atau tidak setuju dengan setiap pernyataan. Jumlah pernyataan untuk

variabel X (citra merek) sebanyak 66 item nomor dan variabel Y (loyalitas

konsumen) sebanyak 21 item nomor yang mewakili setiap dimensi variabelnya.

Instrumen penelitian dapat dinyatakan valid dengan melihat korelasi antara

skor masing-masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur.

Jika skor tabel lebih besar dari taraf signifikansi r (rhitung > rtabel), maka

instrumen dapat dinyatakan valid.

36

.Ine I. Amirman Yousda dan Zainal Arifin, op.cit., h. 125-126. 37

Ibid., h. 139.

52

Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang dilakukan, nilai rtabel dengan

N=30 dan =1% sebesar 0,463. Maka rhitung > 0,463 dapat dinyatakan valid.

Berdasarkan ketentuan tersebut, maka ada sebanyak 9 item nomor yang

dinyatakan TIDAK VALID dan 57 item nomor lainnya dinyatakan VALID

pada instrumen variabel X (lihat Lampiran 3). Pada instrumen variabel Y

(loyalitas konsumen) terdapat 21 item nomor yang dinyatakan VALID atau

VALID SEMUA (lihat Lampiran 4).

2. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur yang dapat dipercaya atau diandalkan. Dengan kata lain, realibilitas

menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur suatu gejala

yang sama38

Dalam penelitian ini uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan

koefisien alpha () dari Cronbach atau lebih dikenal dengan Teknik Alpha

Cronbach:

r11 = (

) (

)

Keterangan :

r11 = Koefisien realibilitas instrument

k = Jumlah butir pertanyaan

∑²b = Jumlah varians butir

²t = Varians total

Pengujian realibilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha.

Jika koefisien Cronbach Alpha > 0,60 menunjukkan kehandalan (realibilitas)

instrumen (bila dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan dimensi yang

berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda). Selain itu, Cronbach

Alpha yang semakin mendekati 1 menunjukkan semakin tinggi konsistensi

internal reliabilitasnya. Maka dapat disimpulkan, jika hasil koefisien reabilitas

(r11) > 0,6 maka instrumen dapat dinyatakan reliable.

38

Ibid., h. 141.

53

Berdasarkan hasil uji coba instrumen, diperoleh nilai koefisien reabilitas

instrumen variabel X adalah sebesar 0,979. Ini menunjukkan bahwa instrumen

untuk variabel X memiliki reabilitas yang sangat kuat, karena nilai

koefiesiennya 0,979>0,60 (lihat Lampiran 3). Pada instrumen variabel Y

diperoleh nilai koefisien reabilitas instrumennya sebesar 0,956 dan dinyatakan

memiliki reabilitas yang sangat kuat, karena 0,956 > 0,60 (lihat Lampiran 4).

Maka dapat disimpulkan bahwa kedua instrumen tersebut adalah instrumen

yang realiable.

F. Uji Prasyarat Analisis Data

Setelah instrumen diuji validitas dan reabilitasnya, kemudian angket dapat

disebar. Dari angket yang disebar kemudian kita mendapatkan data jawaban

responden. Sebelum dapat mengolah data jawaban responden dan mengujinya,

maka diperlukan uji prasyarat data untuk memenuhi syarat pengujian hipotesis.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data

penelitian berasal dari sebaran yang normal. Uji normalitas berguna untuk

membuktikan data dari sampel yang dimiliki berasal dari populasi berdistribusi

normal. Data berdistribusi normal akan mengikuti bentuk distribusi normal,

dimana data memusat pada nilai rata-rata dan median. Data dikatakan

berdistribusi normal jika jumlah data di atas dan di bawah rata-rata adalah

sama.

Adapun metode yang digunakan untuk menguji normalitas data dalam

penelitian ini adalah metode Uji Liliefors. Metode Liliefors menggunakan data

dasar yang belum diolah dalam tabel distribusi frekuensi. Data

ditransformasikan dalam nilai Z untuk dapat menghitung luasan kurva normal

sebagai probabilitas komulatif normal. Metode Liliefors membandingkan nilai

Lhitung, dimana Lhitung didapat dari F(Zi) – S(Zi). Berikut langkah-langkah untuk

menggunakan Uji Liliefors:

a. Mengurutkan data sampel dari terkecil hingga yang terbesar

b. Hitung rata-rata nilai skor sampel

54

c. Hitung standar deviasi skor sampel

d. Hitung Zl dengan rumus :

e. Tentukan nilai tabel Z (lihat tabel Distribusi Z Normal Baku) berdasarkan

nilai Zl dengan mengabaikan nilai negatifnya.

f. Tentukan besar peluang masing-masing nilai z berdasarkan Tabel Z (ditulis

dengan F(Zl)). Yaitu dengan cara nilai 0,5 – nilai tabel Z apabila nilai Z

negatif, atau dengan cara nilai 0,5 + nilai tabel z apabila Zl positif.

g. Tentukan nilai S(ZI) dengan cara membagi frekuensi kumulatif dengan

number of cases.

h. Tentukan nilai Lhitung = [F(ZI) – S(ZI)], bandingkan Lhitung terbesar dengan

Ltabel ( lihat Tabel Nilai Kritis Uji Liliefors).

i. Jika Lhitung < Ltabel maka dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

2. Uji Linearitas

Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linearitas

dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi variabel bebas X terhadap

variabel terikat berdasarkan garis regresi yang dibuat, diuji keberartian

koefisien garis regresi serta linearitasnya. Dalam penelitian ini digunakan

persamaan regresi sederhana dengan rumus : Y = a + bX

Untuk mengetahui hasil uji linearitas perlu dihitung Jumlah Kuadrat Error

(JKE), Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC), Rata-Rata Jumlah Kuadrat Tuna

Cocok (RJKTC), Rata-Rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE), dan Fhitung. Sebelum

menghitung hal tersebut perlu diketahui terlebih dahulu jumlah kuadrat regresi

a (JKreg[a]), jumlah kuadrat regresi b (JKreg[b|a]), dan jumlah kuadrat residu

(JKres).

55

G. Teknik Analisis Data

Setelah mengumpulkan data yang dibutuhkan dari responden, kemudian

peneliti akan melakukan analisis data yang telah didapat. Terdapat beberapa

teknik dalam menganalisis data dalam penelitian ini, beberapa diantaranya:

1. Analisa Statistik Deskriptif

Statistika deskriptif adalah statistika yang mempunyai tugas untuk

mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data, kemudian menyajikannya

dengan baik.39

Statistika deskriptif berfungsi untuk menerangkan dan

menggambarkan suatu gejala/keadaan. Tujuan utama analisis ini adalah untuk

mendeskripsikan sebaran data hasil penelitian. Biasanya bentuk

intrepetasinya dapat berupa tabel frekuensi, grafik, ataupun teks yang akan

memudahkan dalam proses analisis berikutnya.

Hasil analisis statistik deskriptif ini disajikan dalam bentuk tabel

frekuensi. Pada penelitian ini, tabel frekuensi digunakan untuk

menggambarkan karakteristik responden penelitian dan variabel penelitian.

Tabel frekuensi mencakup data interval dan disertai dengan uraian statistik

untuk mengukur rata-rata (mean, median dan mode) dan standar deviasi setiap

variabelnya.40

Tabel frekuensi sendiri memiliki berbagai fungsi, antara lain

sebagai alat untuk mengecek konsistensi jawaban responden, untuk

mendapatkan deskripsi ciri atau karakteristik responden, mempelajari

distribusi data variabel penelitian, dan menetukan klasifikasi untuk tabulasi

silang.41

Hasil dari grafik distribusi kemudian akan dijadikan acuan untuk

menentukan tinggi atau rendahnya rata-rata setiap variabel. Adapun cara

untuk membuat rentang skor kategori adalah sebagai berikut:

a. Mencari rentang skor untuk kategori sedang diperoleh dengan cara, rata-

rata skor jawaban variabel dikurangi simpangan baku sampai dengan rata-

rata ditambah simpangan baku.

39

Ibid., h. 126. 40

Sofian Effendi dan Tukiran, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES, 2012), h. 255. 41

Ibid., h. 253.

56

b. Menetukan rentang skor untuk kategori kuat yaitu skor yang berada diatas

nilai dari rata-rata ditambah simpangan baku sampai dengan skor jawaban

tertinggi.

c. Menentukan rentang skor untuk kategori lemah yaitu dengan menentukan

skor yang berada dibawah nilai hasil dari rata-rata dikurangi simpangan

baku sampai dengan skor jawaban terendah.

2. Analisis Korelasional

Tujuan analisis korelasional adalah untuk mengukur derajat hubungan

dan bagaimana eratnya hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini akan

menggunakan analisis korelasional dengan teknik korelasi Rank Spearman

yang dikemukakan oleh Carl Spearman. Korelasi Rank Spearman digunakan

untuk mencari hubungan atau menguji signifikansi antara citra merek Al-

Azhar terhadap loyalitas konsumennya. Selain itu juga untuk mengetahui

apakah termasuk hubungan yang kuat, cukup atau lemah. Adapun rumus dari

korelasi Rank Spearman sebagai berikut :

rs =

( )

Keterangan :

rs = Nilai koefisien korelasi Rank Spearman

∑di² = Jumlah selisih perbedaan ranking antara pasangan data

n = Number of cases

Kemudian setelah kita mengetahui angka indeks korelasi Rank

Spearman, kemudian angka tersebut kita interpretasikan dengan ketentuan

sebagai berikut:

Tabel 3.3

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Besarnya rs Interpretasi

0,00 – 0,20

Antara variabel X dan Y memang terdapat

korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat

rendah, sehingga dianggap tidak ada

korelasi.

0,21 – 0, 40 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi

yang lemah.

0,41 – 0, 70 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi

57

yang cukupan.

0,71 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang kuat.

0,91 – 1 Antara variabel X dan variabel Y terdapat

korelasi yang sangat kuat. Sumber : Anas Sudijono, 2012.

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan seberapa besar

pengaruh antara kedua variabel yang diteliti, maka dihitung koefisien

determinasi (KD) dengan asumsi faktor-faktor lain di luar variabel dianggap

konstan/tetap.

Adapun rumus koefisien determinasi (KD), sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi

r2 = Nilai koefissien korelasi

H. Hipotesis Statistik

Uji hipotesis diperlukan untuk menentukan Hipotesis manakah yang akan

diterima atau ditolak. Uji hipotesis dapat dilakukan dengan menguji signifikansi

nilai koefisien korelasi. Bila n lebih dari 30, maka pengujian signifikansinya

menggunakan rumus:

t = r √

Kemudian hasil dari thitung dibandingkan dengan ttabel. Dari perbandingan

tersebut maka akan dapat disimpulkan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Jika rhitung < rtabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak.

58

I. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

1. Definisi Konseptual Citra Merek

Citra merek adalah kesan, persepsi dan penilaian konsumen tentang suatu

produk atau jasa sebagai hasil dari asosiasi merek yang dilakukan oleh

pemasar. Citra merek berfungsi sebagai petunjuk bagi konsumen dalam

melakukan keputusan pembelian. Menurut Keller citra merek dapat diukur

melalui persepsi konsumen terhadap asosiasi merek. Adapun dimensi citra

merek adalah kekuatan asosiasi merek (strength of brand association),

keuntungan asosiasi merek (favorability of brand associaiton) dan keunikan

asosiasi merek (uniqueness of brand association).

2. Definisi Operasional Citra Merek

Citra merek adalah persepsi orang tua SD Al-Azhar 15 Pamulang sebagai

hasil dari asosiasi Al-Azhar. Dalam penelitian ini, untuk mengukur citra

merek digunakan teori dari Keller yang menggunakan kekuatan, keuntungan

serta keunikan asosiasi merek sebagai dimensinya.

Pertama, dimensi kekuatan asosiasi merek (strength of brand

association) adalah kesan mendalam konsumen terhadap merek. Asosiasi

merek yang kuat dapat diukur melalui atribut (product related attribute dan

non-product related attributes) dan manfaat merek (fungsional, pengalaman

dan simbolik) yang diasosiasikan. Kedua, keuntungan asosiasi merek adalah

sejauh mana asosiasi merek dapat meyakinkan konsumen bahwa merek

memiliki atribut dan manfaat dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen. Asosiasi yang menguntungkan dapat diukur melalui desirability

(relevansi, kekhasan, dan kepercayaan) dan deliverability (kelayakan,

kapasitas komunikasi dan keberlangsungan). Ketiga, keunikan asosiasi merek

adalah diferensiasi merek dengan pesaingnya. Keunikan suatu merek dapat

dinilai dari titik persamaan (points of parity) dan perbedaannya (points of

differences). Ketiga dimensi ini kemudian dioperasionalisasikan dalam tabel

sebagai berikut.

59

Tabel 3.4

Variabel Citra Merek

No. Dimensi Sub Dimensi Indikator Pernyataan

1. Strength of Brand

Association

Atribut

1. Product

related

attribute

2. Non-

Product

related

attributes

1. Kualitas sekolah

2. Kinerja guru dan pegawai

3. Organisasi penghasil

produk/jasa

4. Kepribadian merek

1. Informasi harga

2. Penampilan produk

3. Citra penggunaan

4. Citra pengguna

1,2,3,4,5,6

7,8,9,10

11, 12, 13,14

15,16,17

18,19,20

21,22,23

24,25,26

27,28,29

Manfaat

Merek

1. Manfaat fungsional

2. Manfaat pengalaman

3. Manfaat simbolik

30,31,32,33

34,35,36

37,38,39

2. Favorability of

Brand

Association

Desirability 1. Relevansi merek

2. Kekhasan merek

3. Kepercayaan merek

40,41,42

43,44,45

46,47,48

Deliverability 1. Kelayakan merek

2. Kapasitas komunikasi merek

3. Keberlangsungan merek

49,50,51

52,53,54

55,56,57

3. Uniqueness of

Brand

Association

Points of

Parity 1. Generic product 58,59,60

Points of

Differences 1. Rencana penjualan yang

unik

2. Keunggulan merek dalam

bersaing

61,62,63

64,65,66

Sumber: Teori dari Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third Edition, (Upper Saddle

River: Pearson Education Inc, 2008).

3. Definisi Konseptual Loyalitas Merek

Loyalitas konsumen adalah orang yang memiliki hubungan yang kuat

dengan merek tertentu. Kekuatan hubungan ini terbentuk oleh dua hal yakni

sikap dan perilaku individu. Berdasarkan pada teori yang dijelaskan oleh

Buttle, Griffin dan Dick & Basu sikap loyalitas konsumen ditunjukkan

dengan kecenderungan konsumen terhadap merek tertentu. Sedangkan

perilaku loyalitas konsumen dapat ditunjukkan melalui perilaku untuk

membeli merek tertentu secara berulang dan tetap.

60

4. Definisi Operasional Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen adalah hubungan yang kuat antara seseorang dengan

merek tertentu. Dalam penelitian ini, dimensi loyalitas konsumen

menggunakan berbagai teori yang dikemukakan oleh Buttle, Griffin dan Dick

& Basu. Menurut mereka, loyalitas konsumen dapat diukur melalui sikap dan

perilaku loyal yang ditunjukkan oleh konsumen. Pertama, sikap loyal

konsumen ditunjukkan melalui kekuatan sikap dan diferensiasi sikap yang

dimiliki oleh konsumen terhadap merek. Kekuatan sikap sendiri meliputi

keyakinan, perasaan dan kecenderungan konsumen terhadap merek tertentu.

Sedangkan diferensiasi sikap, konsumen mengetahui keunggulan produk dan

merasakan perbedaan yang dimiliki produk. Kedua, perilaku loyal konsumen

akan ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan jumlah biaya yang

dikeluarkan untuk membeli produk. Dimensi ini kemudian

dioperasionalisasikan ke dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 3.5

Variabel Loyalitas Konsumen

No. Dimensi Sub

Dimensi Indikator Pernyataan

1.

Sikap Loyal

Konsumen

Kekuatan

Sikap

1. Keyakinan

2. Perasaan

3. Kecenderungan

1,2,3

4,5,6

7,8,9

Diferensiasi

Sikap

1. Mengetahui

keunggulan produk

2. Merasakan

diferensiasi produk

10,11,12

13,14,15

2.

Perilaku

Loyal

Konsumen

Frequency

of purchase

1. Melakukan

pembelian yang

berulang

16,17,18

Monetary of

purchase

1. Jumlah biaya

pembelian

19,20,21

Sumber: Teori dari Francis Buttle, Customer Relationship Management:Concept and Tools,

Terj. dari Customer Relationship Management:Concept and Tools oleh Arief Subiyanto,

(Jakarta: Bayumedia, 2007).

Teori Jill Griffin, Customer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan

Pelanggan, terj. dari Customer Loyalty: How to Earn It, How to Keep It oleh Dwi Kartini

Yahya, (Jakarta: Erlangga, 2003).

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang berkedudukan di Pamulang Villa Blok AJ

(Sektor I), Pondok Benda, Pamulang. SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang sendiri

berada di bawah naungan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar (YPIA) bekerjasama

dengan Yayasan Medco Foundation. Tujuan dari didirikannya SD Al-Azhar ini

adalah salah satu upaya untuk meningkatkan akses pelayanan pendidikan yang

berkualitas yang didasari oleh Syariat Islam. Sebagaimana yang tertera dalam tujuan

dari SD Al-Azhar 15 Pamulang sebagai berikut:

1. Murid memiliki perilaku Islami yang direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari,

baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat.

2. Murid menguasai pengetahuan, kemampuan dasar dan memiliki kedisiplinan serta

kemandirian belajar.

3. Murid mampu menyesuaikan diri dengan baik dalam era globalisasi, yaitu

memiliki kemampuan berkompetisi secara sehat, serta mampu mengikuti

kemajuan teknologi informasi dan teknologi.

4. Meningkatkan akses pelayanan pendidikan.

5. Meningkatkan kualitas pembelajaran.

6. Meningkatkan manajemen sekolah.

7. Meningkatkan kerja sama dengan lembaga-lembaga, baik di dalam maupun di luar

sekolah.

8. Meningkatkan kecintaan dan kepedulian warga sekolah terhadap lingkungan

sekitarnya.

Untuk mengarahkan kegiatan pendidikan di SD Al-Azhar 15 Pamulang agar

sesuia dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka ditetapkanlah Visi dan Misi dai SD

Al-Azhar 15 Pamulang sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan, sebagai

berikut:

62

Visi SD Al-Azhar 15 Pamulang adalag “Berakidah tangguh, berakhlak mulia,

berprestasi gemilang, peduli lingkungan dan berwawasan global”. Sedangkan Misi

SD Al-Azhar 15 Pamulang adalah:

1. Menanamkan pendidikan agama sejak dini.

2. Membiasakan membaca dan memahami Al-Qur’an.

3. Membiasakan perilaku Islami.

4. Melatih dan membiasakan beribadah.

5. Menanamkan dan melatih kemampuan dasar calistung.

6. Menciptakan kegiatan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

7. Menyiapkan peserta didik ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

8. Menciptakan sekolah yang cinta dan peduli lingkungan.

9. Menyiapkan peserta didik dalam menguasai informasi dan bahasa asing.

10. Menjadi sekolah unggul di tingkat nasional dan internasional.

Penjabaran visi dan misi SD Al-Azhar 15 Pamulang dapat dikatakan sebagai

sebuah Visi dan Misi yang dapat diwujudkan. Hal ini terbukti dari setiap program-

program dan berbagai fasilitas sekolah yang mampu mendukung pencapaian Visi dan

Misi Sekolah. Beberapa diantaranya adalah kegiatan shalat Dzhur berjamaah yang

dilakukan siswa-siswi didampingi dengan guru-guru Al-Azhar setiap hari, adanya

hafalan surat-surat pendek sebagai syarat kelulusan, seragam sekolah yang sopan dan

Islami, sekolah yang dilengkapi dengan Lab. Komputer dan bahasa, serta ruang kelas

yang dilengkapi dengan proyektor adalah perwujudan dari Visi dan Misi sekolah.

B. Uji Prasyarat Analisis Data

1. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan menggunakan Uji Liliefors,

nilai kritis L (Ltabel) dari N=100 dengan taraf signifikansi =5% adalah

0,088851384. Pada variabel X diperoleh nilai Lhitung terbesar adalah 0,0921 (lihat

Lampiran 10). Sedangkan pada variabel Y diperoleh nilai Lhitung terbesar adalah

0,1421 (lihat Lampiran 11). Dari nilai Lhitung kedua variabel tersebut menunjukkan

bahwa Lhitung lebih besar dari Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel

penelitian bukanlah data yang berasal dari distribusi normal.

63

2. Uji Regresi

Berdasarkan dari hasil uji linearitas dengan menggunakan uji regresi linear

sederhana antara kedua variabel penelitian diperoleh persamaan regresi linearnya

Y= 1,039 + 0,358X (lihat Lampiran 12). Kemudian untuk menguji linearitas

kedua variabel tersebut, diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,411. Sedangkan nilai Ftabel

dengan taraf signifikansi 5% pada pembilang 41 dan penyebut 57 (F0,95(41,57))

adalah 1,59. Hal ini menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel (1,411<1,59), maka dapat

disimpulkan bahwa data penelitian adalah berpola linear.

C. Deskripsi Data

1. Citra Merek Sekolah Al-Azhar

Data dan indikator Citra Sekolah Al-Azhar diukur dan disebarkan kepada 100

orang responden yang terdiri dari 57 item pernyataan mengenai Citra Sekolah Al-

Azhar. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian diberi skor dan diolah

untuk kemudian dianalisis. Dari hasil penelitian diperoleh skor jawaban tertinggi

225 dan skor jawaban terendah 147, dengan rata-rata 178,4 dan simpangan

bakunya (standar deviasi) sebesar 14,1911. Adapun distribusi frekuensi jawaban

Citra Sekolah Al-Azhar dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Citra Sekolah Al-Azhar

No. Kelas

Interval F

Batas

Kelas Nt

F.

Kum F (%) FNt

1. 147-156 6 146,6-156,5 151,5 6 6 909

2. 157-166 7 156,5-166,5 161,5 13 7 1.130,5

3. 167-176 34 166,5-176,5 171,5 47 34 5.831

4. 177-186 36 176,5-186,5 181,5 83 36 6.534

5. 187-196 8 186,5-196,5 191,5 91 8 1,532

6. 197-206 3 196,5-206,5 201,5 94 3 604,5

7. 207-216 3 206,5-216,5 211,5 97 3 634,5

8. 217-226 3 216,5-226,5 221,5 100 3 664,5

Jumlah 100 17.840

Berdasarkan penyajian data pada tabel 4. dapat dilihat dari 100 orang

responden, ada sebanyak 47 orang atau 47% yang mendapat skor di bawah rata-

64

rata. Sedangkan responden yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 17

orang atau 17%. Data pada tabel di atas dapat divisualisasikan dalam bentuk

grafik berikut ini:

Grafik 4.1

Grafik Distribusi Frekuensi Variabel X

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa peminatan skor tertnggi berada pada

batas kelas 176,5-186,5, dengan nilai tengahnya 181,5 dan frekuensi 36,

sedangkan skor terendah tersebar pada batas kelas 196,5-206,5; 206,5-216,5; dan

216,5-226,5 dengan frekuensi masing-masing adalah 3.

Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari citra sekolah Al-Azhar

dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:

a. Mencari rentang skor untuk kategori sedang diperoleh dengan cara, rata-rata

skor citra sekolah Al-Azhar (variabel X) dikurangi simpangan baku sampai

dengan rata-rata ditambah simpangan baku.

178,2 – 14,48 = 163,72 = 164

178,2 + 14,48 = 192,68 = 193

Dengan demikian, untuk kategori cukup rentang nilainya adalah 164-193.

b. Menentukan rentang skor untuk kategori baik yaitu skor yang berada di atas

193 sampai dengan skor tertinggi yaitu 225.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

151,5 161,5 171,5 181,5 191,5 201,5 211,5 221,5

65

c. Menentukan rentang skor untuk kategori kurang baik yaitu dengan menentukan

skor yang berada di bawah 164 sampai dengan skor yang diperoleh yaitu 147.

Untuk lebih jelasnya skor akan diinterpretasikan sebagai berikut:

147-163 adalah rentang skor citra merek Al-Azhar yang kurang baik

164-193 adalah rentang skor citra merek Al-Azhar yang cukup baik

194-225 adalah rentang skor citra merek Al-Azhar yang baik

Berdasarkan ketentuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata

citra merek yang sebesar 178,2 berada pada kategori cukup baik. Citra sekolah Al-

Azhar dinilai sudah cukup baik di mata orang tua siswa, namun masih ada

beberapa kekurangan yang harus ditingkatkan lagi dalam mengenalkan dan

memasarkan sekolah kepada orang tua siswa.

2. Loyalitas Konsumen Al-Azhar

Data dan indikator Loyalitas Konsumen Al-Azhar diukur dan disebarkan

kepada 100 orang responden yang terdiri dari 21 item pernyataan mengenai

Loyalitas Konsumen Al-Azhar. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian

diberi skor dan diolah untuk kemudian dianalisis. Dari hasil penelitian diperoleh

skor jawaban tertinggi 82 dan skor jawaban terendah 53, dengan rata-rata 64,49

dan simpangan bakunya (standar deviasi) sebesar 6,271. Adapun distribusi

frekuensi jawaban loyalitas konsumen Al-Azhar dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Loyalitas Konsumen Al-Azhar

No. Kelas

Interval F

Batas

Kelas Nt

F.

Kum F (%) FNt

1. 53-56 7 52,5-56,5 54,5 7 7 381,5

2. 57-60 9 56,5-60,5 58,5 16 9 526,5

3. 61-64 43 60,5-64,5 62,5 59 43 2.687,5

4. 65-68 23 64,5-68,5 66,5 82 23 1,529,5

5. 69-72 4 68,5-72,5 70,5 86 4 282

6. 73-76 5 73,5-76,5 74,5 91 5 327,5

7. 77-80 7 76,5-80,5 78,5 98 7 549,5

8. 81-84 2 80,5-84,5 82,5 100 2 165

Jumlah 100 6.449

66

Berdasarkan penyajian data pada tabel 4. dapat dilihat dari 100 orang

responden, ada sebanyak 59 orang atau 59% yang mendapat skor di bawah rata-

rata. Sedangkan responden yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 18

orang atau 18%. Data pada tabel di atas dapat divisualisasikan dalam bentuk

grafik berikut ini:

Grafik 4.2

Grafik Distribusi Frekuensi Variabel Y

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa peminatan skor tertinggi berada pada

batas kelas 60,5-64,5; dengan nilai tengahnya 62,5 dan frekuensi 43, sedangkan

skor terendah tersebar pada batas kelas 80,5-84,5 dengan frekuensi sebesar 2.

Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari loyalitas konsumen Al-

Azhar dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:

a. Mencari rentang skor untuk kategori sedang diperoleh dengan cara, rata-rata

skor loyalitas konsumen Al-Azhar (variabel Y) dikurangi simpangan baku

sampai dengan rata-rata ditambah simpangan baku.

64,9 – 6,285= 58,615 = 59

64,9 + 6,285 = 71,185 = 72

Dengan demikian, untuk kategori sedang rentang nilainya adalah

b. Menentukan rentang skor untuk kategori kuat yaitu skor yang berada di atas 72

sampai dengan skor tertinggi yaitu 82.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

54,5 58,5 62,5 66,5 70,5 74,5 78,5 82,5

67

c. Menentukan rentang skor untuk kategori lemah yaitu dengan menentukan skor

yang berada di bawah 59 sampai dengan skor yang diperoleh yaitu 29. Untuk

lebih jelasnya skor akan diinterpretasikan sebagai berikut:

19-28 adalah rentang skor loyalitas konsumen Al-Azhar yang lemah

29-72 adalah rentang skor loyalitas konsumen Al-Azhar yang sedang

73-82 adalah rentang skor loyalitas konsumen Al-Azhar yang kuat

Berdasarkan ketentuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata

loyalitas konsumen yang sebesar 64,9 berada pada kategori sedang. Loyalitas

yang dimiliki konsumen Al-Azhar adalah sedang atau loyalitas sedang. Ini berarti

orang tua siswa sudah memiliki loyalitas, namun kemungkinan untuk untuk

beralih ke sekolah lain juga cukup besar.

D. Pengujian Hipotesis

Dari hasil perhitungan koefisien korelasi Rank Spearman, diperoleh nilai rs

sebesar 0,746 (lihat Lampiran 13). Hal ini menujukkan terdapat hubungan yang

kuat antara variabel X (citra merek) dengan variabel Y (loyalitas konsumen)

karena berada dalam rentang 0,61-0,80.

Selanjutnya pada perhitungan koefisien determinasi (KD), diperoleh nilai KD

sebesar 55%. Hal ini menunjukkan bahwa faktor citra sekolah Al-Azhar

memberikan kontribusi untuk mempengaruhi loyalitas konsumen sebesar 55%,

sedangkan sisanya (45%) dipengaruhi oleh faktor lain.

Kemudian dilakukan uji t untuk menguji hipotesis penelitian yang telah

diajukan sebelumnya. Pada penelitian ini nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5%

adalah sebesar 1,661. Sedangkan diperoleh nilai thitung sebesar 11,089. Hal ini

menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Dengan kata lain terdapat hubungan antara variabel citra merek dengan variabel

loyalitas konsumen.

68

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Data diperoleh melalui penyebaran angket kepada orang tua siswa,

wawancara dengan Kepala Sekolah, dan studi dokumentasi yang terkait dengan

citra sekolah Al-Azhar seperti Visi Misi Sekolah, fasilitas sekolah di SD Al-Azhar

15 Pamulang. Maka diperoleh temuan-temuan sebagai berikut:

1. Citra Merek Al-Azhar (Variabel X) di SD Al-Azhar 15 Pamulang

Sekolah Al-Azhar dapat dikatakan memiliki citra yang baik jika orang tua

siswa memiliki ingatan yang kuat tentang Al-Azhar, menganggap Al-Azhar

memiliki keunikan yang tidak dimiliki sekolah lain dan memberikan

keuntungan baigi mereka. Citra Sekolah Al-Azhar akan diukur berdasarkan

kekuatan asosiasi sekolah Al-Azhar, keunikan asosiasi sekolah Al-Azhar dan

keuntungan asosiasi sekolah Al-Azhar.

a. Kekuatan Asosiasi Sekolah Al-Azhar

Gambar 4.3

Kekuatan Asosiasi Sekolah Al-Azhar

Kekuatan Asosiasi Sekolah Al-Azhar

Atribut Sekolah

Al-Azhar

Sekolah Islam Modern

Sekolah Berkualitas

Yayasan yang Kredibel

Logo Sekolah Menarik

Biaya sekolah belum terjangkau

Manfaat Sekolah

Al-Azhar

Berfungsi membentuk akhlak siswa

Memberikan pengajaran yang baik

Simbol pendidikan yang berkualitas

69

Dari hasil perhitungan penelitian ditemukan bahwa rata-rata jawaban

responden terhadap pernyataan yang diajukan mengarah ke persetujuan. Hal

ini menunjukkan bahwa rata-rata orang tua siswa mengetahui dengan baik

informasi sekolah Al-Azhar dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diketahui

bahwa sekolah Al-Azhar dikenal baik oleh orang tua siswa sebagai sekolah

Islam yang modern, sekolah yang berkualitas, di bawah naungan yayasan

yang kredibel, dan memiliki logo sekolah yang menarik. Namun sayangnya,

sekolah Al-Azhar terasosiasi sebagai sekolah yang biaya sekolahnya relatif

mahal karena tidak terjangkau oleh semua kalangan. Biaya sekolah Al-

Azhar yang mahal juga dirasakan oleh orang tua siswa. Hal ini dibuktikan

dengan rendahnya nilai rata-rata skor jawaban orang tua terkait dengan

biaya sekolah Al-Azhar. Selain itu, asosiasi sekolah Al-Azhar yang kuat

juga dapat terbentuk dengan baik karena manfaat-manfaat yang dirasakan

oleh orang tua siswa. Beberapa manfaat yang dirasakan oleh orang tua

diantaranya adalah manfaat fungsional, pengalaman dan simbolik. Secara

fungsional, Al-Azhar memberikan manfaat bagi orang tua dalam

membentuk akhlak anak mereka. Melalui berbagai program yang diterapkan

di sekolah, Al-Azhar secara positif mampu membentuk akhlak anak dengan

baik. Kedua, adalah manfaat pengalaman yang didapat orang tua selama

menyekolahkan anaknya di Al-Azhar. Al-Azhar dinilai telah mampu

memberikan pendidikan dan pengajaran yang baik bagi anak mereka. Dan

yang terkahir adalah manfaat simbolik. Secara simbolik, Al-Azhar telah

mampu menjadi simbol kemampuan orang tua dalam menyediakan

pendidikan yang berkualitas bagi anak mereka.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Al-Azhar memiliki

asosiasi yang cukup kuat. Kekuatan asosiasi sekolah Al-Azhar terbentuk

melalui atribut-atribut sekolah dan manfaat yang ditawarkan sekolah. Ini

berarti citra sekolah Al-Azhar yang terbentuk sesuai dengan visi, misi, dan

tujuan (identitas) sekolah. Namun masih ada satu asosiasi yang kurang baik

yang melekat di benak orang tua siswa, yakni mengenai biaya sekolah Al-

70

Azhar yang dinilai tidak terjangkau. Oleh karena itu kedepannya, sekolah

Al-Azhar diharapkan lebih baik lagi dalam memberikan informasi mengenai

biaya sekolah yang akan dikenakan bagi orang tua siswa. Seperti kenaikan

biaya sekolah harus diberitahukan di awal siswa masuk sekolah, sehingga

orang tua tidak merasa diberatkan. Selain itu juga sekolah diharapkan

mampu menawarkan berbagai manfaat yang lebih dari yang sudah

diberikan.

b. Keunikan Asosiasi Sekolah Al-Azhar

Gambar 4.4

Keunikan Asosiasi Sekolah Al-Azhar

Dari hasil penelitian, rata-rata jawaban responden mengarah ke

persetujuan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua siswa

menganggap Al-Azhar memiliki keunikan tersendiri sehingga mereka

memiliki alasan yang menarik untuk menyekolahkan anaknya di Al-Azhar.

Pada titik persamaan, sekolah Al-Azhar sama dengan sekolah lainnya yakni

memberikan pelayanan pendidikan dengan menggunakan kurikulum

Nasional. Sehingga dapat dijamin bahwa sekolah Al-Azhar merupakan

sekolah Nasional yang berada di bawah pengawasan pemerintah juga karena

menggunakan kurikulum Nasional. Ini berarti sekolah Al-Azhar memiliki

standar yang sama dengan sekolah lainnya. Sedangkan pada titik perbedaan,

sekolah Al-Azhar memiliki keunggulan dalam pencapaian prestasi di tingkat

Keunikan Asosiasi Sekolah Al-Azhar

Titik Persamaan

(Points of Parity)

Menggunakan kurikulum Nasional

Titik Perbedaan

(Points of Differences)

Prestasi di Tingkat Nasional

71

Nasional. Hal ini menunjukkan perbedaan yang dimiliki sekolah Al-Azhar,

yakni keunggulannya dalam pencapaian prestasi siswa sampai dengan

tingkat Nasional. Tidak semua sekolah swasta mampu memiliki prestasi

sampai dengan ke tingkat Nasional. Hal inilah yang kemudian menjadi

alasan yang menarik bagi orang tua untuk menyekolahkan anaknya di Al-

Azhar.

c. Keuntungan Asosiasi Sekolah Al-Azhar

Gambar 4.5

Keuntungan Asosiasi Sekolah Al-Azhar

Dari hasil penelitian ditemukan kesesuaian antara asosiasi yang

dilakukan sekolah Al-Azhar dengan keinginan dan harapan orang tua siswa.

Sekolah Al-Azhar mengasosiasikan diri sebagai sekolah Islam yang modern,

hal ini dirasa sangat sesuai dengan keinginan orang tua siswa mengingat

orang tua siswa Al-Azhar adalah masyarakat muslin di perkotaan. Maka

sekolah Al-Azhar merupakan alternatif yang paling diminati oleh orang tua

siswa karena dianggap sebagai sekolah yang sesuai dengan keinginan

mereka. Selain relevan dengan konsumennya, salah satu keinginan orang tua

Keuntungan Asosiasi Sekolah Al-Azhar

Asosiasi sesuai dengan keinginan (desirability)

Sekolah Islam yang Modern

Sekolah yang kredibel

Kemampuan menyampaikan asosiasi

(deliverability)

Program pemasaran lemah

Iklan dan promosi sekolah kurang menarik

Bertahan sebagai sekolah unggulan

72

adalah menyekolahkan anak mereka di sekolah yang dapat dipercaya

kredibilitasnya. Sekolah Al-Azhar yang kiprahnya sudah lama di bidang

pendidikan tentu memiliki kredibilitas yang baik. Oleh karena itu sekolah

Al-Azhar dinilai sesuai dengan keinginan orang tua karena memiliki

kredibilitas yang baik dan dapat dipercaya oleh orang tua siswa.

Pada sub-dimensi deliverability hasil penelitian menunjukkan bahwa

sekolah memiliki program pemasaran yang lemah, iklan dan promosi

sekolah yang kurang menarik. Hal ini bisa disebabkan karena berbagai

faktor. Pertama, sekolah tidak memiliki seksi humas sekolah atau

departemen pemasaran yang menangani program pemasaran sekolah secara

khusus. Kedua, sekolah hanya memiliki penawaran diskon atau keringanan

biaya pada siswa yang berasal dari TK Al-Azhar 19 saja, sehingga promosi

kurang diminati dan kurang menguntungkan bagi orang tua siswa. Dan

ketiga, sekolah belum pernah melakukan penelitian terkait pemasaran,

sehingga belum dapat menentukan program pemasaran yang tepat. Oleh

karena itu ke depannya, pertama sekolah diharapkan membentuk Seksi

humas atau departemen pemasaran sekolah yang menangani program

pemasaran sekolah secara khusus.Kedua, sekolah dapat memberlakukan

promosi berupa keringanan biaya atau diskon bagi siswa yang memiliki

kakak/adik/saudara yang bersekolah di Al-Azhar 15 Pamulang. Dan yang

ketiga, sekolah diharapkan melakukan penelitian terkait dengan pemasaran,

sehingga sekolah dapat mengetahui posisi sekolah dan menentukan program

pemasaran yang tepat.

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa sekolah Al-Azhar

dapat memberikan keuntungan bagi konsumennya, namun sayangnya

keuntungan yang ditawarkan oleh Al-Azhar belum dapat tersampaikan

dengan baik, atau belum banyak orang yang mengetahui karena minimnya

kapasitas komunikasi pemasaran yang dilakukan sekolah Al-Azhar.

Kapasitas komunikasi sekolah menjadi salah satu faktor yang penting bagi

keberlangsungan dan eksistensi sekolah di mata konsumennya, terutama

pada konsumen baru. Tanpa adanya kapasitas komunikasi yang baik sekolah

73

tidak akan dianggap menguntungkan bagi konsumennya, karena mereka

tidak mengetahui secara baik keuntungan yang ditawarkan oleh Al-Azhar.

Dan dampaknya adalah kemungkinan orang tua siswa untuk beralih ke

sekolah lain akan semakin besar.

2. Loyalitas Konsumen (Variabel Y) di SD Al-Azhar 15 Pamulang

Loyalitas merupakan bentuk kesetiaan orang tua terhadap sekolah Al-

Azhar. Kesetiaan ini ditunjukkan oleh sikap dan perilaku orang tua yang loyal,

seperti merekomendasikan sekolah Al-Azhar kepada orang lain,

menyekolahkan anaknya di Al-Azhar selebih dari satu kali, berkontribusi

dalam pengembangan sekolah Al-Azhar, dan sebagainya. Loyalitas merupakan

hubungan antara sikap yang loyal dan perilaku loyal yang ditunjukkan oleh

konsumen. Oleh karena itu, loyalitas orang tua dapat dikur melalui sikap loyal

dan perilaku loyal yang ditunjukkan oleh orang tua.

a. Sikap Loyal

Gambar 4.6

Sikap Loyal Orang Tua Siswa SD Al-Azhar 15 Pamulang

Dari hasil penelitian, rata-rata jawaban responden mengacu ke arah

persetujuan. Pada komponen yang pertama, hasil penelitian menunjukkan

Sikap Loyal Orang Tua Siswa

Yakin terhadap kredibilitas Al-Azhar

Percaya dengan sekolah

Al-Azhar

Merekomendasikan Al-Azhar kepada orang lain

74

bahwa orang tua siswa memiliki keyakinan yang kuat dengan sekolah Al-

Azhar, yang ditunjukkan dengan yakin akan kredibilitas sekolah Al-Azhar.

Kedua, rata-rata orang tua siswa menunjukkan perasaan aman selama

anaknya berada di sekolah Al-Azhar. Dan pada komponen ketiga,

menunjukkan bahwa orang tua siswa Al-Azhar memiliki sikap loyal yang

ditunjukkan dengan merekomendasikan sekolah Al-Azhar kepada orang

lain.

Maka dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa orang tua siswa SD

Al-Azhar 15 Pamulang memiliki sikap loyalitas yang baik. Konsumen yang

menunjukkan sikap loyal yang baik, merupakan konsumen yang memiliki

potensi untuk dikembangkan loyalitasnya. Oleh karena itu ke depannya,

sekolah harus lebih mampu mempertahankan dan mengembangkan loyalitas

orang tua siswa dengan berbagai promosi dan penawaran-penawaran lainnya

sehingga orang tua siswa merasa bahwa menjadi konsumen yang loyal bagi

Al-Azhar adalah sebuah keuntungan.

b. Perilaku Loyal

Gambar 4.7

Perilaku Loyal Orang tua Siswa SD Al-Azhar 15 Pamulang

Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa orang tua siswa Al-Azhar

memiliki perilaku loyal karena mereka memiliki frekuensi pembelian yang

tinggi, yaitu selalu menyekolahkan anaknya di sekolah Al-Azhar. Selain itu

perilaku lain yang ditunjukkan orang tua siswa adalah dengan selalu

Perilaku Loyal Orang Tua Siswa

Selalu Menyekolahkan Anaknya di sekolah Al-Azhar

Selalu mengikutsertakan anaknya di berbagai program sekolah

Kontribusi orang tua lemah

75

mengikut sertakan anak mereka dalam program dan kegiatan yang

diselenggarakan oleh sekolah Al-Azhar. Kemudian hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa kontribusi orang tua lemah. Kontribusi dalam hal ini

dapat berupa kontribusi dalam berbagai kegiatan ataupun besaran jumlah

uang yang dikeluarkan orang tua untuk berperan aktif dalam pengembangan

sekolah. Lemahnya kontribusi orang tua siswa dapat disebabkan oleh

berbagai faktor, yang pertama adalah karena orang tua siswa sebagian besar

adalah pekerja. Maka dapat dibayangkan bahwa orang tua memiliki waktu

yang relatif lebih sedikit untuk meluangkan waktunya dalam berbagai

kegiatan yang diselengarakan sekolah. Yang kedua, orang tua merasa biaya

yang mereka keluarkan sudah lebih dari cukup untuk membiayai setiap

kegiatan anaknya. Sehingga mereka cenderung untuk tidak ingin

berkontribusi lebih untuk pengembangan sekolah secara materil. Oleh

karena itu ke depannya, sekolah diharapkan memiliki program manajemen

konsumen atau biasa yang dikenal dengan customer relation management.

Dengan menerapkan manajemen ini, diharapkan sekolah mampu

meningkatkan kontribusi orang tua untuk berperan aktif dalam berbagai

kegiatan baik untuk pengembangan sekolah maupun yayasan.

F. Keterbatasan Penelitian

Loyalitas konsumen merupakan hal yang kompleks. Terdapat beberapa faktor

pendorong dalam meningkatkan loyalitas konsumen terhadap merek tertentu.

Beberapa faktor pendorongnya adalah reputasi merek (citra merek), kepuasan

pelanggan, dan harga produk. Karena keterbatasan kemampuan dan waktu yang

penulis miliki, maka penelitian ini hanya membahas mengenai bagaimana

pengaruh citra merek terhadap loyalitas konsumennya. Oleh karena itu sangat

disarankan untuk penelitian berikutnya dapat meneliti tentang faktor-faktor lain

yang mendorong loyalitas konsumen, seperti kepuasan pelanggan dan harga

produk.

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan dalam Bab 4, maka dapat

disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Perhitungan korelasi Rank Spearman antara citra sekolah Al-Azhar dengan

loyalitas konsumen SD Al-Azhar 15 Pamulang diketahui bahwa thitung > ttabel

(11,089 > 1,661). Maka hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan dapat diterima,

sedangkan (H0) ditolak. Dengan demikian terdapat hubungan antara cira merek

dengan loyalitas konsumen. Selanjutnya diperolehnilai koefisien korelasi rs

sebesar 0,746, hal ini menunjukkan bahwa hubungan yang dimiliki antara citra

merek dengan loyalitas konsumen adalah hubungan yang kuat karena berada

pada rentang 0,61 sampai 0,80. Sedangkan untuk nilai koefisien determinasinya

adalah sebesar 55%. Hal ini menunjukkan bahwa citra merek sekolah

memberikan kontribusi sebesar 55% terhadap loyalitas konsumennya, di

samping faktor pendukung lainnya.

2. Diperoleh nilai mean variabel citra merek adalah 178,2 dan termasuk dalam

kategori cukup baik.. Ini menunjukkan informasi dan pengetahuan yang dimiliki

orang tua siswa mengenai sekolah Al-Azhar. Citra Al-Azhar sebagai sekolah

Islam yang modern berhasil diwujudkan oleh SD Al-Azhar 15 melalui

pelaksanaan Visi dan Misi sekolah yang dikemas dalam bentuk program-

program kegiatan sekolah. Namun SD Al-Azhar belum memiliki kapasitas

komunikasi dan program pemasaran sekolah yang baik, sehingga hasil penelitian

ini menunjukkan citra Al-Azhar dalam kategori cukup baik.

77

3. Diperoleh nilai mean variabel loyalitas konsumen adalah 64,49 dan termasuk

dalam kategori loyalitas sedang. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua siswa SD

Al-Azhar 15 Pamulang loyal terhadap sekolah Al-Azhar namun tidak begitu

kuat. Hal ini disebabkan karena orang tua siswa rata-rata menunjukkan sikap

loyal yang tinggi seperti merekomendasikan sekolah Al-Azhar kepada orang lain

namun memiliki kontribusi yang lemah terhadap pengembangan sekolah

maupun yayasan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat mengemukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Sekolah perlu membentuk Departemen Pemasaran atau Seksi Humas sekolah

yang secara khusus untuk menangi berbagai kegiatan pemasaran sekolah.

Sehingga sekolah memiliki program pemasaran yang lebih baik dan intensif lagi

dalam membentuk citra sekolah.

2. Sekolah perlu meningkatkan intensitas dalam mengenalkan SD Al-Azhar 15

Pamulang ke masyarakat dengan memperbaiki program pemasaran sekolah.

Program pemasaran yang dapat dilakukan bisa berupa pemasangan spanduk dan

banner di fasilitas umum, pemasangan plang penunjuk sekolah di jalan raya

umum dan membuat iklan yang lebih menarik.

3. Sekolah bekerjasama dengan yayasan secara terintegrasi perlu membentuk dan

mengembangkan sistem Customer Relation Management (CRM), sehingga

sekolah dan yayasan dapat menjalin hubungan dengan orang tua siswa serta

memberikan pelayanan yang memuaskan bagi orang tua siswa. Dengan

menerapkan CRM diharapkan mampu meningkatkan loyalitas orang tua siswa

terhadap sekolah Al-Azhar. Serta memberikan prioritas-prioritas yang menarik

bagi orang tua yang pernah menyekolahkan anaknya di Al-Azhar sebelumnya,

sehingga mereka tertarik dan merasa memiliki keuntungan yang lebih jika

menyekolahkan anaknya kembali di Al-Azhar. Seperti memberikan diskon atau

keringanan biaya kepada siswa yang memiliki kakak/adik/saudara yang

bersekolah di SD Al-Azhar 15 Pamulang juga.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A. and Myers, John G. Advertising Management. New Delhi:

Pretice Hall of India, 1983.

-------------------. Strategic Market Management. New York: John Wiley & Sons

Inc., 1998.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Arnould, Eric., Price, Linda and Zinkhan, George. Consumers. New York:

McGraw Hill, 2002.

Chernatory, Leslie de and McDonald, Malcolm H.B. Creating Powerful Brand:

The Strategic Route to Succes in Consumer, Industrial and Service

Market. Jordan Hill: Butterworth-Heinemann, 1992.

Dick, Alan S. and Basu, Kunal. Costumer Loyalty: Toward an Integrated

Conceptual Framework, Journal of The Academy of Marketing Science.

1994.

Griffin, Jill. Costumer Loyalty: Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan

Pelanggan. Jakarta: Erlangga, 2003.

Keller, Kevin Lane. Conceptualizing, Measuring, and Managing Costumer-Based

Brand Equity, Journal of Marketing. 57, 1993.

---------------------. Strategic Brand Management Third Edition. Upper Saddle

River: Pearson Educaion Inc., 2008.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. Manajemen Pemasaran Edisi Ketiga

Belas. Jakarta: Erlangga, 2008.

Malhotra, Naresh K. Basic Marketing Research. New Jersey: PearsonEducation

Inc., 2002.

Nicolino, Patricia F. The Complete Idiot’s Guide to Brand Management. Jakarta:

Prenada Media, 2004.

Roslina. Citra Merek: Dimendi, Proses Pengembangan serta Pengukurannya,

Jurnal Bisnis dan Manajemen. 6, 2010.

Wikipedia. “Definisi Pengukuran”, www.wikipedia.com, 20 Agustus 2014.

Yousda, Ine I. Amirman dan Arifin, Zainal. Penelitian dan Statistik Pendidikan.

Jakarta: Bumi Aksara, 1993.

Lampiran 1

Kuesioner Penelitian

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

Selamat pagi/siang/sore,

Saya adalah mahasiswi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Manajemen Pendidikan. Saat ini

saya sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan riset mengenai “Pengaruh

Citra Al-Azhar terhadap Loyalitas Konsumen Sekolah Al-Azhar 15 Pamulang”.

Perlu saya informasikan petunjuk dalam pengisian kuesioner ini :

- Terdapat empat pilihan alternatif jawaban dari Sangat Tidak Setuju sampai

dengan Sangat Setuju yang mewakili pendapat anda.

- Mohon menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam kuesioner ini.

Jawaban anda akan diperlakukan sesuai dengan standar profesionalitas dan etika

penelitian. Oleh karena itu kerahasiaan anda akan terjaga.

Saya ucapkan terima kasih atas kesediaan anda meluangkan waktu untuk

berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.

Ciputat,

November 2014

Peneliti

(Mardhiyah)

Identitas Responden

Isilah kolom di bawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban

yang paling sesuai

1. Jenis kelamin :

a. Laki- laki b. Perempuan

2. Pendidikan Terakhir :

a. SMA sederajat

b. S1

c. >S2

3. Pekerjaan :

a. Ibu Rumah Tangga

b. Pegawai Negeri Sipil/BUMN

c. Pegawai Swasta

d. Wiraswasta

e. Lain-Lain, sebutkan ...............

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai

dengan pendapat anda terhadap pernyataan di bawah ini. Dengan keterangan :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Pernyataan Citra Merek

No. Pertanyaan STS TS S SS

1 Sekolah Al-Azhar memiliki sarana dan

prasarana yang lengkap untuk mendukung

kegiatan belajar anak

2 Guru dan karyawan Al-Azhar memiliki

kompetensi yang baik

3 Sekolah Al-Azhar merupakan sekolah yang

berprestasi

4 Pegawai Al-Azhar menunjukkan sikap yang

sopan dan santun

5 Media komunikasi yang dimiliki Al-Azhar dapat

memudahkan orang tua untuk berhubungan

dengan sekolah

6 Latar belakang pendidikan guru Al-Azhar sesuai

dengan mata ajar yang diajarkan

7 Pegawai Al-Azhar memberikan pelayanan yang

cepat dan tepat

8 Guru Al-Azhar memiliki kemampuan mengajar

yang baik

9 Guru Al-Azhar memiliki kemampuan

komunikasi yang baik

10 Siswa-siswi Al-Azhar lulus dengan nilai rata-

rata yang baik

11 Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar merupakan

organisasi yang kredibel

12 Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar memiliki

kepedulian sosial yang baik diantaranya melalui

program Baksos dan Panti Asuhan

13 Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar mampu

mencetak tenaga pendidik yang berilmu dan

berakhlak baik

14 Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar mampu

mencetak lulusan yang berilmu dan berakhlak

baik

15 Al-Azhar merupakan sekolah Islam yang

modern

16 Al-Azhar adalah cerminan dari cendekiawan

muslim yang berakhlak

17 Al-Azhar merupakan sekolah yang inovatif dan

kreatif

18 Biaya sekolah yang dikenakan Al-Azhar masih

terjangkau

19 Biaya sekolah yang dikenakan oleh Al-Azhar

sesuai dengan kualitas yang diberikan

20 Dengan biaya sekolah yang dikenakan, saya

merasa puas dengan manfaat yang saya

dapatkan

21 Gedung sekolah Al-Azhar memiliki desain yang

modern dan tata ruang yang baik

22 Logo Al-Azhar terlihat menarik dan mewakili

kepribadian Al-Azhar

23 Seragam sekolah Al-Azhar terlihat islami,

fashionable dan modern

24 Saya menyekolahkan anak saya di Al-Azhar

untuk memenuhi kebutuhan akademis anak saya

25 Saya menyekolahkan anak saya di Al-Azhar

untuk memenuhi kebutuhan pendidikan agama

anak saya

26 Saya menyekolahkan anak saya di Al-Azhar

untuk mengembangkan ketrampilan dan bakat

anak saya

27 Siswa Al-Azhar pada umumnya dari kalangan

keluarga sosial ekonomi menengah ke atas

28 Siswa Al-Azhar pada umumnya bermukim di

daerah perkotaan

29 Orang tua siswa Al-Azhar pada umumnya

memiliki wawasan muslim modern dan

berpendidikan

30 Sekolah Al-Azhar mampu mengembangkan

kemampuan akademis anak dengan baik

31 Sekolah Al-Azhar mampu membentuk akhlakul

karimah pada siswa

32 Sekolah Al-Azhar mampu membangun

kedisiplinan anak

33 Sekolah Al-Azhar memiliki peran sebagai

sarana anak untuk mengembangkan diri dan

berkreativitas

34 Selama ini Al-Azhar telah memberikan

pendidikan dan pengajaran yang baik bagi anak

saya

35 Saya merasa puas selama menyekolahkan anak

saya di Al-Azhar

36 Saya memiliki kesan yang baik selama

menyekolahkan anak saya di Al-Azhar

37 Menyekolahkan anak saya di Al-Azhar

mewakili jati diri saya sebagai seorang muslim

38 Menyekolahkan anak di Al-Azhar adalah cara

saya dalam memberikan pendidikan yang baik

bagi anak saya

39 Saya memiliki kebanggaan tersendiri dengan

menyekolahkan anak saya di Al-Azhar

40 Sekolah Al-Azhar sebagai sekolah Islam yang

modern sangat sesuai dengan masyarakat

muslim di perkotaan

41 Konsep pendidikan Al-Azhar sesuai dengan

keinginan masyarakat muslim di Indonesia

42 Al-Azhar selalu melakukan inovasi di bidang

pendidikan sesuai dengan perkembangan

kebutuhan masyarakat Indonesia

43 Al-Azhar memiliki keunggulan dalam

menyelaraskan IMTAQ dan IPTEK

44 Al-Azhar mampu mewujudkan sekolah Islam

yang modern

45 Al-Azhar mampu menjadi sekolah

rujukan/contoh bagi sekolah lain

46 Al-Azhar merupakan sekolah yang terkenal,

sehingga saya lebih mempercayai Al-Azhar

dibanding sekolah lain

47 Al-Azhar merupakan pelopor sekolah Islam

modern di Indonesia, sehingga saya lebih

memilih Al-Azhar dibanding sekolah lain

48 Al-Azhar memiliki organisasi yang kredibel

sehingga saya percaya menyekolahkan anak di

Al-Azhar

49 Al-Azhar mampu membentuk akhlak siswa

dengan baik

50 Al-Azhar merupakan sekolah Islam unggulan

51 Al-Azhar memiliki guru dan karyawan yang

profesional

52 Saya tertarik untuk menyekolahkan anak saya di

Al-Azhar karena iklan dan dan pemasaran yang

dilakukan sekolah

53 Program promosi yang dilakukan untuk

mengenalkan sekolah Al-Azhar sudah baik

54 Al-Azhar memiliki website yang baik sebagai

media komunikasi bagi konsumennya

55 Al-Azhar selalu melakukan inovasi di berbagai

bidang untuk mempertahankan posisinya

sebagai sekolah berkualitas

56 Al-Azhar selalu mengembangkan kompetensi

SDM sehingga tidak diragukan kualitasnya

57 Al-Azhar mampu bertahan sebagai sebagai

sekolah unggulan di tengah ketatnya persaingan

sekolah swasta

58 Al-Azhar mampu mengembangkan kemampuan

akademis siswa seperti sekolah umum lainnya

59 Al-Azhar mampu mengembangkan sistem

pendidikan Nasional dengan baik

60 Al-Azhar mampu mengukir prestasi di tingkat

Nasional

61 Sekolah Al-Azhar ada di hampir setiap daerah

perkotaan di Indonesia sehingga mudah untuk

diakses konsumennya

62 Al-Azhar memiliki teknologi website yang baik

untuk mendukung program promosi sekolah

63 Al-Azhar aktif dalam kegiatan sosial sehingga

masyarakat mengetahui eksistensi sekolah Al-

Azhar

64 Al-Azhar mampu mengembangkan ketrampilan

membaca Al-Quran siswa

65 Siswa lulusan Al-Azhar berkepribadian baik

66 Al-Azhar mampu mengukir prestasi siswa

di tingkat Nasional

Pernyataan Variabel Loyalitas Konsumen

1 Saya yakin dengan kualitas yang dimiliki

sekolah

2 Saya yakin dengan kredibilitas Al-Azhar

3 Saya yakin dengan kemampuan mengajar yang

dimiliki oleh guru-guru di Al-Azhar

4 Saya merasa senang dapat menyekolahkan anak

saya di Al-Azhar

5 Saya merasa aman selama anak saya berada di

sekolah

6 Saya merasa puas dengan pelayanan yang

diberikan oleh sekolah Al-Azhar

7 Saya lebih memilih sekolah Al-Azhar untuk

melanjutkan pendidikan anak saya dibandingkan

dengan sekolah lainnya

8 Saya tertarik menyekolahkan anak saya di Al-

Azhar

9 Saya merekomendasikan Al-Azhar kepada

orang lain

10 Al-Azhar merupakan sekolah Islam yang

modern

11 Al-Azhar adalah sekolah pencetak siswa-siswi

yang berpretasi di tingkat Nasional

12 Al-Azhar mampu mengembangkan IMTAQ dan

IPTEK siswa dengan baik

13 Anak saya menjadi lebih cepat belajar Al-Quran

dibandingkan sebelumnya

14 Anak saya menjadi lebih sopan dan santun

dibandingkan sebelumnya

15 Anak saya lebih rajin dalam beribadah

dibandingkan sebelumnya

16 Saya mengikuti berbagai kegiatan yang

diselenggarakan oleh Yayasan Pesantren Islam

Al-Azhar

17 Saya selalu menyekolahkan anak saya di

sekolah Al-Azhar

18 Saya selalu mengikutkan anak saya dalam

program kursus atau ekskul yang diadakan oleh

sekolah Al-Azhar

19 Saya tidak merasa diberatkan dengan biaya

sekolah yang dikenakan.

20 Saya ikut berkontribusi dalam pengembangan

program-program Yayasan Pesantren Islam Al-

Azhar

21 Saya ikut berkontribusi dalam pengembangan

sekolah Al-Azhar

Lampiran 2

Kuesioner Penelitian

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

Selamat pagi/siang/sore,

Saya adalah mahasiswi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Manajemen Pendidikan. Saat ini

saya sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan riset mengenai “Pengaruh

Citra Al-Azhar terhadap Loyalitas Konsumen Sekolah Al-Azhar 15 Pamulang”.

Perlu saya informasikan petunjuk dalam pengisian kuesioner ini :

- Terdapat empat pilihan alternatif jawaban dari Sangat Tidak Setuju sampai

dengan Sangat Setuju yang mewakili pendapat anda.

- Mohon menjawab semua pertanyaan yang ada di dalam kuesioner ini.

Jawaban anda akan diperlakukan sesuai dengan standar profesionalitas dan etika

penelitian. Oleh karena itu kerahasiaan anda akan terjaga.

Saya ucapkan terima kasih atas kesediaan anda meluangkan waktu untuk

berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.

Ciputat,

November 2014

Peneliti

(Mardhiyah)

Petunjuk Pengisian

Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia di bawah ini sesuai

dengan pendapat anda terhadap pernyataan di bawah ini. Dengan keterangan :

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Pernyataan Citra Merek

No. Pertanyaan STS TS S SS

1. Sekolah Al-Azhar memiliki sarana dan prasarana yang

lengkap untuk mendukung kegiatan belajar anak

2. Guru dan karyawan Al-Azhar memiliki kompetensi

yang baik

3. Pegawai Al-Azhar menunjukkan sikap yang sopan dan

santun

4. Media komunikasi yang dimiliki Al-Azhar dapat

memudahkan orang tua untuk berhubungan dengan

sekolah

5. Latar belakang pendidikan guru Al-Azhar sesuai dengan

mata ajar yang diajarkan

6. Pegawai Al-Azhar memberikan pelayanan yang cepat

dan tepat

7. Guru Al-Azhar memiliki kemampuan mengajar yang

baik

8. Guru Al-Azhar memiliki kemampuan komunikasi yang

baik

9. Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar merupakan

organisasi yang kredibel

10. Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar memiliki kepedulian

sosial yang baik diantaranya melalui program Baksos

dan Panti Asuhan

11. Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar mampu mencetak

tenaga pendidik yang berilmu dan berakhlak baik

12. Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar mampu mencetak

lulusan yang berilmu dan berakhlak baik

13. Al-Azhar merupakan sekolah Islam yang modern

14. Al-Azhar adalah cerminan dari cendekiawan muslim

yang berakhlak

15. Al-Azhar merupakan sekolah yang inovatif dan kreatif

16. Biaya sekolah yang dikenakan Al-Azhar masih

terjangkau

17. Biaya sekolah yang dikenakan oleh Al-Azhar sesuai

dengan kualitas yang diberikan

18. Dengan biaya sekolah yang dikenakan, saya merasa

puas dengan manfaat yang saya dapatkan

19. Logo Al-Azhar terlihat menarik dan mewakili

kepribadian Al-Azhar

20. Saya menyekolahkan anak saya di Al-Azhar untuk

memenuhi kebutuhan akademis anak saya

21. Saya menyekolahkan anak saya di Al-Azhar untuk

memenuhi kebutuhan pendidikan agama anak saya

22. Saya menyekolahkan anak saya di Al-Azhar untuk

mengembangkan ketrampilan dan bakat anak saya

23. Siswa Al-Azhar pada umumnya dari kalangan keluarga

sosial ekonomi menengah ke atas

24. Sekolah Al-Azhar mampu mengembangkan kemampuan

akademis anak dengan baik

25. Sekolah Al-Azhar mampu membentuk akhlakul karimah

pada siswa

26. Sekolah Al-Azhar memiliki peran sebagai sarana anak

untuk mengembangkan diri dan berkreativitas

27. Selama ini Al-Azhar telah memberikan pendidikan dan

pengajaran yang baik bagi anak saya

28. Saya merasa puas selama menyekolahkan anak saya di

Al-Azhar

29. Saya memiliki kesan yang baik selama menyekolahkan

anak saya di Al-Azhar

30. Menyekolahkan anak saya di Al-Azhar mewakili jati

diri saya sebagai seorang muslim

31. Menyekolahkan anak di Al-Azhar adalah cara saya

dalam memberikan pendidikan yang baik bagi anak saya

32. Saya memiliki kebanggaan tersendiri dengan

menyekolahkan anak saya di Al-Azhar

33. Sekolah Al-Azhar sebagai sekolah Islam yang modern

sangat sesuai dengan masyarakat muslim di perkotaan

34. Konsep pendidikan Al-Azhar sesuai dengan keinginan

masyarakat muslim di Indonesia

35. Al-Azhar selalu melakukan inovasi di bidang

pendidikan sesuai dengan perkembangan kebutuhan

masyarakat Indonesia

36. Al-Azhar memiliki keunggulan dalam menyelaraskan

IMTAQ dan IPTEK

37. Al-Azhar mampu mewujudkan sekolah Islam yang

modern

38. Al-Azhar mampu menjadi sekolah rujukan/contoh bagi

sekolah lain

39. Al-Azhar merupakan pelopor sekolah Islam modern di

Indonesia, sehingga saya lebih memilih Al-Azhar

dibanding sekolah lain

40. Al-Azhar memiliki organisasi yang kredibel sehingga

saya percaya menyekolahkan anak di Al-Azhar

41. Al-Azhar mampu membentuk akhlak siswa dengan baik

42. Al-Azhar merupakan sekolah Islam unggulan

43. Al-Azhar memiliki guru dan karyawan yang profesional

44. Saya tertarik untuk menyekolahkan anak saya di Al-

Azhar karena iklan dan dan pemasaran yang dilakukan

sekolah

45. Program promosi yang dilakukan untuk mengenalkan

sekolah Al-Azhar sudah baik

46. Al-Azhar memiliki website yang baik sebagai media

komunikasi bagi konsumennya

47. Al-Azhar selalu melakukan inovasi di berbagai bidang

untuk mempertahankan posisinya sebagai sekolah

berkualitas

48. Al-Azhar selalu mengembangkan kompetensi SDM

sehingga tidak diragukan kualitasnya

49. Al-Azhar mampu bertahan sebagai sebagai sekolah

unggulan di tengah ketatnya persaingan sekolah swasta

50. Al-Azhar mampu mengembangkan kemampuan

akademis siswa seperti sekolah umum lainnya

51. Al-Azhar mampu mengembangkan sistem pendidikan

Nasional dengan baik

52. Al-Azhar mampu mengukir prestasi di tingkat Nasional

53. Sekolah Al-Azhar ada di hampir setiap daerah perkotaan

di Indonesia sehingga mudah untuk diakses

konsumennya

54. Al-Azhar aktif dalam kegiatan sosial sehingga

masyarakat mengetahui eksistensi sekolah Al-Azhar

55. Al-Azhar mampu mengembangkan ketrampilan

membaca Al-Quran siswa

56. Siswa lulusan Al-Azhar berkepribadian baik

57. Al-Azhar mampu mengukir prestasi siswa

di tingkat Nasional

Pernyataan Variabel Loyalitas Konsumen

1. Saya yakin dengan kualitas yang dimiliki

sekolah

2. Saya yakin dengan kredibilitas Al-Azhar

3. Saya yakin dengan kemampuan mengajar yang

dimiliki oleh guru-guru di Al-Azhar

4. Saya merasa senang dapat menyekolahkan anak

saya di Al-Azhar

5. Saya merasa aman selama anak saya berada di

sekolah

6. Saya merasa puas dengan pelayanan yang

diberikan oleh sekolah Al-Azhar

7. Saya lebih memilih sekolah Al-Azhar untuk

melanjutkan pendidikan anak saya dibandingkan

dengan sekolah lainnya

8. Saya tertarik menyekolahkan anak saya di Al-

Azhar

9. Saya merekomendasikan Al-Azhar kepada

orang lain

10. Al-Azhar merupakan sekolah Islam yang

modern

11. Al-Azhar adalah sekolah pencetak siswa-siswi

yang berpretasi di tingkat Nasional

12. Al-Azhar mampu mengembangkan IMTAQ dan

IPTEK siswa dengan baik

13. Anak saya menjadi lebih cepat belajar Al-Quran

dibandingkan sebelumnya

14. Anak saya menjadi lebih sopan dan santun

dibandingkan sebelumnya

15. Anak saya lebih rajin dalam beribadah

dibandingkan sebelumnya

16. Saya mengikuti berbagai kegiatan yang

diselenggarakan oleh Yayasan Pesantren Islam

Al-Azhar

17. Saya selalu menyekolahkan anak saya di

sekolah Al-Azhar

18. Saya selalu mengikutkan anak saya dalam

program kursus atau ekskul yang diadakan oleh

sekolah Al-Azhar

19. Saya tidak merasa diberatkan dengan biaya

sekolah yang dikenakan.

20. Saya ikut berkontribusi dalam pengembangan

program-program Yayasan Pesantren Islam Al-

Azhar

21. Saya ikut berkontribusi dalam pengembangan

sekolah Al-Azhar

Lampiran 3

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Variabel Citra Merek

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Skor Jawaban 1 204.90 491.403 .491 .979

Skor Jawaban 2 204.77 485.909 .723 .978

Skor Jawaban 3 204.67 487.126 .407 .979

Skor Jawaban 4 204.77 483.426 .742 .978

Skor Jawaban 5 204.87 485.982 .698 .978

Skor Jawaban 6 204.90 494.093 .534 .979

Skor Jawaban 7 205.13 483.568 .631 .978

Skor Jawaban 8 204.80 490.717 .531 .979

Skor Jawaban 9 204.87 490.395 .588 .978

Skor Jawaban 10 204.87 493.775 .429 .979

Skor Jawaban 11 204.67 488.161 .673 .978

Skor Jawaban 12 204.77 490.323 .615 .978

Skor Jawaban 13 204.83 488.006 .792 .978

Skor Jawaban 14 204.83 484.557 .830 .978

Skor Jawaban 15 204.77 488.737 .693 .978

Skor Jawaban 16 204.77 485.978 .829 .978

Skor Jawaban 17 204.90 484.369 .796 .978

Skor Jawaban 18 205.30 485.941 .612 .978

Skor Jawaban 19 205.17 488.075 .551 .979

Skor Jawaban 20 205.13 483.706 .680 .978

Skor Jawaban 21 205.20 500.028 .156 .979

Skor Jawaban 22 204.90 494.024 .538 .979

Skor Jawaban 23 205.00 497.448 .347 .979

Skor Jawaban 24 204.83 486.626 .650 .978

Skor Jawaban 25 204.67 487.678 .696 .978

Skor Jawaban 26 204.87 489.982 .607 .978

Skor Jawaban 27 205.10 490.507 .475 .979

Skor Jawaban 28 205.27 497.237 .232 .979

Skor Jawaban 29 205.00 496.345 .334 .979

Skor Jawban 30 204.90 492.645 .621 .978

Skor Jawaban 31 204.83 491.661 .597 .978

Skor Jawaban 32 205.00 496.552 .323 .979

Skor Jawaban 33 204.93 495.375 .503 .979

Skor Jawaban 34 204.80 488.717 .720 .978

Skor Jawaban 35 204.90 482.024 .802 .978

Skor Jawaban 36 204.83 485.178 .802 .978

Skor Jawaban 37 204.90 483.886 .729 .978

Skor Jawaban 38 204.87 481.430 .800 .978

Skor Jawaban 39 205.00 481.655 .754 .978

Skor Jawaban 40 204.83 484.557 .830 .978

Skor Jawaban 41 204.97 484.930 .746 .978

Skor JAwaban 42 204.97 488.102 .702 .978

Skor Jawaban 43 204.97 486.033 .700 .978

Skor JAwaban 44 204.83 486.971 .720 .978

Skor Jawaban 45 204.93 483.237 .783 .978

Skor Jawaban 46 205.07 493.582 .297 .979

Skor Jawaban 47 204.90 486.576 .624 .978

Skor Jawaban 48 204.83 484.833 .818 .978

Skor Jawaban 49 204.80 487.131 .801 .978

Skor Jawaban 50 204.83 485.247 .799 .978

Skor Jawaban 51 204.97 484.171 .779 .978

Skor Jawaban 52 204.90 486.576 .624 .978

SKor JAwaban 53 205.13 483.568 .631 .978

Skor Jawaban 54 204.90 482.024 .802 .978

Skor Jawaban 55 205.07 484.271 .720 .978

Skor Jawaban 56 204.93 489.444 .708 .978

Skor Jawaban 57 204.93 489.444 .708 .978

Skor Jawaban 58 204.83 484.557 .830 .978

Skor Jawaban 59 204.77 485.082 .874 .978

Skor Jawaban 60 204.87 487.361 .732 .978

Skor Jawaban 61 205.03 494.654 .471 .979

Skor Jawaban 62 205.17 496.764 .291 .979

Skor Jawaban 63 204.93 490.754 .639 .978

Skor Jawaban 64 204.83 486.764 .729 .978

Skor Jawaban 65 204.83 488.420 .770 .978

Skor Jawaban 66 204.83 487.040 .843 .978

Pada tabel statistik di atas, tabel Corrected Item-Total Correlation

menunjukkan nilai korelasi setiap butir pernyataan yang menggunakan rumus

Pearson. Nilai tersebut kemudian di interpretasikan dengan tabel nilai koefisien

“r” dengan menentukan nilai df terlebih dahulu. Banyaknya responden uji coba

adalah 30 orang, maka nilai df adalah

df = N – 2

df = 30 – 2

df = 28

Maka nilai koefisien “r” untuk df sama dengan 8 adalah 0,463. Maka nilai

tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Jika rhitung > rtabel, maka item dianggap VALID.

Jika rhitung < rtabel, maka item dianggap TIDAK VALID.

Berdasarkan tabel di atas, maka nomor item yang dinyatakan TIDAK VALID

sebanyak 9 item yaitu item nomor 3, 10, 21, 23, 28, 29 32,46 dan 62.

Sedangkan untuk tabel Cronbach's Alpha if Item Deleted menunjukkan angka

reabilitas setiap nomor item. Pada tabel di atas, nilai dari reabilitas setiap butinya

adalah 0,978 dan 0,979. Hal ini menunjukkan bahwa setiap butir item pernyataan

memiliki reabilitas yang tinggi.

Dan untuk hasil nilai reabilitas intrumen secara keseluruhan dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.979 66

Tabel di atas menunjukkan niali reabilitas intrumen variabel citra merek

secara keseluruhan adalah sebesar 0,979. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen

untuk variabel citra merek memiliki reabilitas yang tinggi.

Contoh Perhitungan Validitas Variabel X (Citra Merek)

Responden X Y XY X² Y²

1 3 201 603 9 40401

2 4 228 912 16 51984

3 3 191 573 9 36481

4 3 180 540 9 32400

5 3 221 663 9 48841

6 3 197 591 9 38809

7 3 180 540 9 32400

8 3 217 651 9 47089

9 3 198 594 9 39204

10 3 198 594 9 39204

11 3 211 633 9 44521

12 3 198 594 9 39204

13 3 198 594 9 39204

14 3 194 582 9 37636

15 2 241 482 4 58081

16 3 204 612 9 41616

17 3 178 534 9 31684

18 4 232 928 16 53824

19 3 183 549 9 33489

20 4 247 988 16 61009

21 4 252 1008 16 63504

22 3 194 582 9 37636

23 4 253 1012 16 64009

24 2 196 392 4 38416

25 3 202 606 9 40804

26 3 191 573 9 36481

27 4 199 796 16 39601

28 3 189 567 9 35721

29 4 242 968 16 58564

30 3 227 681 9 51529

∑ 95 6242 19942 309 1313346

(∑X)² 9025

(∑Y)² 38962564

N 30

rxy = ( ) ( )( )

√( ( ) )( ( ) )

rxy = ( ) ( )( )

√( ( ) )( ( ) )

rxy =

√( )( )

rxy =

√( )( )

rxy =

rxy =

rxy = 0,491705497

Contoh Perhitungan Reabilitas Variabel X (Citra Merek)

1. Menghitung varians tiap butir dengan menggunakan rumus:

²b =

( )

=

( )

=

=

=

= 0,281609195

dari perhitungan semua varians item, diperoleh ∑²b = 18,1862069

2. Menghitung varians total dengan rumus:

²t =

( )

=

( )

=

=

=

= 503,23678

3. Menghitung reabilitas dengan rumus:

r11 = (

) (

)

= (

) (

)

= (

) ( )

= ( )( )

= 0,9786901699

Lampiran 4

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Variabel Loyalitas Konsumen

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Skor Jawaban 1 62.43 61.495 .817 .953

Skor Jawaban 2 62.47 60.671 .832 .953

Skor Jawaban 3 62.50 63.155 .640 .955

Skor Jawaban 4 62.50 62.259 .784 .954

Skor Jawaban 5 62.43 60.737 .795 .953

Skor Jawaban 6 62.57 59.495 .866 .952

Skor Jawaban 7 62.50 59.500 .806 .953

Skor Jawaban 8 62.43 60.599 .813 .953

Skor Jawaban 9 62.50 59.224 .935 .951

Skor Jawaban 10 62.47 61.430 .867 .953

Skor Jawaban 11 62.53 60.464 .813 .953

Skor Jawaban 12 62.50 60.879 .840 .953

Skor Jawaban 13 62.57 62.668 .564 .956

Skor Jawaban 14 62.50 61.086 .705 .954

Skor Jawaban 15 62.50 60.741 .747 .953

Skor Jawaban 16 62.80 62.855 .498 .958

Skor Jawaban 17 62.63 59.757 .816 .953

Skor Jawaban 18 62.67 62.437 .617 .955

Skor Jawaban 19 62.90 62.162 .469 .960

Skor Jawaban 20 62.83 62.420 .522 .957

Skor Jawaban 21 62.77 63.702 .470 .958

Pada tabel statistik di atas, tabel Corrected Item-Total Correlation

menunjukkan nilai korelasi setiap butir pernyataan yang menggunakan rumus

Pearson. Nilai tersebut kemudian di interpretasikan dengan tabel nilai koefisien

“r” dengan menentukan nilai df terlebih dahulu. Banyaknya responden uji coba

adalah 30 orang, maka nilai df adalah

df = N – 2

df = 30 – 2

df = 28

Maka nilai koefisien “r” untuk df sama dengan 28 adalah 0,463 dengan taraf

signifikansi 1%. Maka nilai tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

Jika rhitung > rtabel, maka item dianggap VALID.

Jika rhitung < rtabel, maka item dianggap TIDAK VALID.

Berdasarkan tabel di atas, maka nomor item yang dinyatakan VALID

SEMUA.

Sedangkan untuk tabel Cronbach's Alpha if Item Deleted menunjukkan angka

reabilitas setiap nomor item. Pada tabel di atas, nilai dari reabilitas setiap butinya

bernilai lebih dari 0,900. Hal ini menunjukkan bahwa setiap butir item pernyataan

memiliki reabilitas yang tinggi.

Dan untuk hasil nilai reabilitas intrumen secara keseluruhan dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.956 21

Tabel di atas menunjukkan niali reabilitas intrumen variabel citra merek

secara keseluruhan adalah sebesar 0,956. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen

untuk variabel loyalitas konsumen memiliki reabilitas yang tinggi.

Contoh Perhitungan Validitas Variabel Y (Loyalitas Konsumen)

Responden X Y XY X² Y²

1 3 60 180 9 3600

2 4 76 304 16 5776

3 3 59 177 9 3481

4 3 55 165 9 3025

5 3 64 192 9 4096

6 3 61 183 9 3721

7 3 53 159 9 2809

8 3 76 228 9 5776

9 3 63 189 9 3969

10 3 63 189 9 3969

11 3 65 195 9 4225

12 3 63 189 9 3969

13 3 63 189 9 3969

14 3 63 189 9 3969

15 4 78 312 16 6084

16 3 61 183 9 3721

17 3 63 189 9 3969

18 4 65 260 16 4225

19 3 57 171 9 3249

20 4 79 316 16 6241

21 4 77 308 16 5929

22 3 63 189 9 3969

23 4 80 320 16 6400

24 3 63 189 9 3969

25 3 60 180 9 3600

26 3 61 183 9 3721

27 3 63 189 9 3969

28 3 57 171 9 3249

29 4 81 324 16 6561

30 4 79 316 16 6241

∑ 98 1971 6528 326 131451

(∑X)² 9604

(∑Y)² 3884841

N 30

rxy = ( ) ( )( )

√( ( ) )( ( ) )

rxy = ( ) ( )( )

√( ( ) )( ( ) )

rxy =

√( )( )

rxy =

√( )( )

rxy =

rxy =

rxy = 0,817449565

Contoh Perhitungan Reabilitas Variabel Y (Loyalitas Konsumen)

4. Menghitung varians tiap butir dengan menggunakan rumus:

²b =

( )

=

( )

=

( )

=

=

= 0,202298851

dari perhitungan semua varians item, diperoleh ∑²b = 6,024137931

5. Menghitung varians total dengan rumus:

²t =

( )

=

( )

=

=

=

= 67,45862069

6. Menghitung reabilitas dengan rumus:

r11 = (

) (

)

= (

) (

)

= (

) ( )

= ( )( )

= 0,9562336

Lampiran 7

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah

1. Sebenarnya di mata orang tua, sekolah ingin dinilai atau citra seperti apa yang

ingin dibentuk?

Yang pasti predikat Islam ya, Islam yang modern. Sama seperti Al-Azhar

lainnya. Kami juga masih di bawah naungan YPIA, jadi predikat sebagai

sekolah yang Islami namun modern. Untuk membentuk citra ini makanya

murid disini diharuskan mengenakan kerudung, bagi yang perempuan dan

yang laki-laki celananya panjang. Dan untuk membiasakan mereka juga

untuk berperilaku dan berpakaian Islami.

2. Apakah SD Al-Azhar 15 Pamulang memiliki Seksi Humas atau Departemen

Pemasaran khusus?

Untuk Seksi Humas Sekolah atau Departemen Pemasaran khusus, sekolah

tidak punya. Paling hanya TU (Tata Usaha) Sekolah dan PSB (Pusat Sumber

Belajar). PSB juga yang menanngani website dan sms gateaway sekolah.

Sedangkan untuk Humas Al-Azhar secara keseluruhan ada di YPIA Pusat, di

Kebayoran Baru.Jadi setiap cabang terkait dengan pusat.

3. Pemasaran yang telah dilakukan oleh sekolah apa saja?

Sejauh ini kami memasarkan sekolah melalui website. Saat pertemuan orang

tua murid kami sampaikan bahwa akan diadakan PSB (Penerimaan Siswa

Baru). Memberikan brosur ke TK-TK di sekitar Pamulang. Kemudian setiap

tahun kami mengadakan lomba TK, dengan tujuan untuk memperkenalkan

SD kami juga dan yang terpenting untuk menjaga silahturahmi. Karena

terkadang kan orang memandang kita (Al-Azhar) eksklusif, jadi kami

berusaha untuk merangkul semuanya, agar tidak terkesan eksklusif. Maka

kami undang semua TK. Kemudian juga kami memasang spanduk di

perumahan-perumahan sekitar Pamulang. Dan sms ke orang tua murid, bahwa

sekolah sudah membuka PSB, jadi jika ada yang punya adik-adik sudah bisa

untuk mendaftar.

4. Apakah sekolah memberikan prioritas-prioritas tertentu untuk orang tua yang

punya kakak sekolah atau alumni SD 15 Al-Azhar Pamulang?

Untuk prioritas biaya, seperti diskon hanya diberikan khusus untuk alumni

TK Al-Azhar 19 Pamulang. Dulu pernah diberlakukan diskon untuk anak-

anak yang punya kakak sekolah di sini diberikan diskon, namun sekarang

oleh kebijakan manajemen baru hanya alumni TK Al-Azhar 19 saja yang

diberikan diskon. Namun untuk diluar keuangan, kami biasanya memberikan

prioritas untuk diterima di sini. Jadi misalnya punya saudara atau kakaknya

sekolah atau alumni SD Al-Azhar 15 Pamulang, tolong disebutkan namanya

saat pendaftaran, nanti kami akan prioritaskan untuk diterima di sini.

5. Inovasi yang sekolah sudah atau ingin kembangkan?

Kalau saya inginnya mengembangkan inovasi tentang percepatan informasi.

Seperti pemberitahuan nilai siswa, dicantumkan melalui website sekolah. Jadi

orang tua juga bisa membuka website sekolah. Itu sih inovasi yang sedang

saya ingin kembangkan dan ajukan, namun karena yayasannya berubah jadi

sampai sekarang masih belum bisa dilaksanakan. Jadi sejauh ini media untuk

komunikasi dengan orang tua ya melalui sms, whatsapp atau BBM. Atau bisa

melalui telepon sekolah atau datang langsung ke sekolah.

6. Untuk biaya sekolah yang dikenakan, orang tua masih merasa diberatkan.

Kalau boleh tau, memang biaya apa saja yang sekolah biasa kenakan kepada

orang tua murid?

Ya memang, karena beberapa orang tua disini memaksakan diri untuk sekolah

disini. Dalam arti sebenarnya beberapa orang tua ekonominya tidak terlalu

tinggi banget, atau belum cukup kuat. Karena disini cukup beragam juga

orang tuanya, jadi ya ada yang dari sosial ekonomi kelas menengah ke atas,

namun ada beberapa yang tidak. Pada umumnya mereka adalah keluarga

baru, baru memulai rumah tangga, sehingga keuangan juga belum cukup kuat.

Sehingga kami juga berusaha untuk tidak banyak memungut biaya. Untuk

biaya di SD Al-Azhar 15 Pamulang sendiri sebenarnya seperti sekolah lain.

Orang tua diminta untuk membayar uang pangkal sekolah dan SPP bulanan

saja. Dan memang di sini uang pangkalnya cuku besar, namun selebihnya

untuk setiap kegiatan sekolah, mereka tidak dipungut biaya lagi selama enam

tahun mereka sekolah. Dan paling uang Jamiyyah yang sebesar Rp. 15.000,-

per bulan.

7. Berdasarkan hasil angket, kontribusi dan keterlibatan orang tua cukup

rendah. Sejauh ini bagaimana kontribusi dan keterlibatan orang tua dalam

mengembangkan sekolah dan yayasan?

Ya memang cukup rendah, karena kan mereka (orang tua) rata-rata sibuk dan

pekerja semua. Terkadang untuk antar jemput saja bukan orang tua kan, ya

seperti kegiatan-kegiatan perkumpulan orang tua juga mereka jarang datang.

8. Menurut ibu sendiri, sebenarnya bagaimana orientasi citra merek bagi sebuah

sekolah, khususnya sekolah swasta?

Menurut saya, citra merek sendiri memiliki peran penting bagi sekolah. Jika

sebuah sekolah memiliki citra yang baik di mata orang tua siswa tentu akan

berdampak pada kepuasan mereka dan pada akhirnya akan membuat mereka

untuk tetap menyekolahkan anaknya di Al-Azhar. Selain itu bagi masyarakat

kita sendiri, jika suatu sekolah sudah memiliki citra atau nama yang baik dan

terkenal di mata masyarakat tentu akan lebih mudah untuk mendapatkan

siswa baru setiap tahunnya. Oleh karena itu sebenarnya membentuk citra

sekolah yang baik tentu menjadi orientasi kami. Bahkan terkadang citra Al-

Azhar menjadi beban bagi kami, terutama guru-guru untuk tetap bias

menjaga nama baik Al-Azhar. Namun karena terkendala dengan beberapa hal

dan lainnya, maka kami melakukan alternatif pembentukan citra salah

satunya melalui prestasi-prestasi siswa atau mengadakan lomba-lomba

tingkat SD sebagai program pemasaran sekolah kami.

Hj. Yana Rodiyanah, S.Ag

Kepala SD Al-Azhar 15 Pamulang

Lampiran 8

Distribusi Frekuesi Skor Variabel X (Citra Merek)

Frekuensi Skor Total Variabel X

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

147 2 2.0 2.0 2.0

148 1 1.0 1.0 3.0

152 1 1.0 1.0 4.0

153 1 1.0 1.0 5.0

155 1 1.0 1.0 6.0

158 2 2.0 2.0 8.0

159 1 1.0 1.0 9.0

163 1 1.0 1.0 10.0

165 2 2.0 2.0 12.0

166 1 1.0 1.0 13.0

167 3 3.0 3.0 16.0

168 2 2.0 2.0 18.0

169 2 2.0 2.0 20.0

170 1 1.0 1.0 21.0

171 6 6.0 6.0 27.0

172 4 4.0 4.0 31.0

173 2 2.0 2.0 33.0

174 5 5.0 5.0 38.0

175 5 5.0 5.0 43.0

176 4 4.0 4.0 47.0

177 5 5.0 5.0 52.0

178 7 7.0 7.0 59.0

179 4 4.0 4.0 63.0

180 2 2.0 2.0 65.0

181 6 6.0 6.0 71.0

182 3 3.0 3.0 74.0

183 4 4.0 4.0 78.0

184 1 1.0 1.0 79.0

185 3 3.0 3.0 82.0

186 1 1.0 1.0 83.0

188 1 1.0 1.0 84.0

189 3 3.0 3.0 87.0

191 1 1.0 1.0 88.0

193 1 1.0 1.0 89.0

195 2 2.0 2.0 91.0

198 1 1.0 1.0 92.0

200 1 1.0 1.0 93.0

205 1 1.0 1.0 94.0

211 2 2.0 2.0 96.0

214 1 1.0 1.0 97.0

220 1 1.0 1.0 98.0

221 1 1.0 1.0 99.0

225 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Statistics

N Valid 100

Missing 0

Mean 178.20

Std. Error of Mean 1.448

Median 177.00

Mode 178

Std. Deviation 14.475

Variance 209.535

Skewness .846

Std. Error of Skewness .241

Kurtosis 2.032

Std. Error of Kurtosis .478

Range 78

Minimum 147

Maximum 225

Sum 17820

Percentiles

25 171.00

50 177.00

75 183.00

Lampiran 8

Perhitungan Distribusi Frekuesi Variabel X

1. Menentukan sebaran data

Range = skor max. – skor min.

= 225 -147

= 78

2. Menetukan banyak kelas

Banyak kelas = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 100\

= 1 + 3,3 .(2)

= 1 + 6,6

= 7,6 = 8

3. Menentukan interval kelas

Interval kelas =

=

= 9,75 = 10

4. Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X

No. Kelas

Interval F

Batas

Kelas Nt

F.

Kum F (%) FNt

1. 147-156 6 146,6-156,5 151,5 6 6 909

2. 157-166 7 156,5-166,5 161,5 13 7 1.130,5

3. 167-176 34 166,5-176,5 171,5 47 34 5.831

4. 177-186 36 176,5-186,5 181,5 83 36 6.534

5. 187-196 8 186,5-196,5 191,5 91 8 1,532

6. 197-206 3 196,5-206,5 201,5 94 3 604,5

7. 207-216 3 206,5-216,5 211,5 97 3 634,5

8. 217-226 3 216,5-226,5 221,5 100 3 664,5

Jumlah 100 - - - - 17.840

5. Menentukan nilai mean data dengan menggunakan rumus:

Mx =

Keterangan :

Mx = Mean yang dicari

∑fX = Jumlah perkalian frekuensi dengan nilai tengah (FNt)

N = Number of cases

Mx =

=

= 178,4

Maka nilai mean data adalah 178,4.

6. Menentukan nilai median data dengan menggunakan rumus:

Mdn = u – (

) .i

Keterangan:

Mdn = Median

u = upper limit (Batas Atas Nyata dari interval yang mengandung Median)

fka = frekuensi kumulatif yang terletak di atas intercal yang mengandung

median

fi = frekuensi dari interval yang mengandung Median

i = interval

N = Number of cases

Mdn = 186,5 – (

) .10

= 186,5 – 0,833

= 185,67

7. Menentukan nilai modus data dengan menggunakan rumus:

Mo = u - (

).i

Keterangan :

Mo = Nilai modus yang dicari

u = upper limit (Batas Atas Nyata dari interval yang mengandung Median)

fb = frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung Modus.

fa = frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung Modus

i = interval

Mo = 186,5 - (

).10

= 186,5 - (

).10

= 186,5 – 3,077

= 183,423

8. Menentukan standar deviasi data dengan menggunakan rumus:

SD = √

(

)

Keterangan :

SD = Deviasi Standar

∑fX = Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dengan nilai tengah.

∑fX² = Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dengan nilai tengah yang

sudah dikuadratkan.

N = Number of cases

No. Kelas Interval f X X² fX fX²

1 147-156 6 151,5 22952,25 909 137713,5

2 157-166 7 161,5 26082,25 1130,5 182575,8

3 167-176 34 171,5 29412,25 5831 1000017

4 177-186 36 181,5 32942,25 6534 1185921

5 187-196 8 191,5 36672,25 1532 293378

6 197-206 3 201,5 40602,25 604,5 121806,8

7 207-216 3 211,5 44732,25 634,5 134196,8

8 217-226 3 221,5 49062,25 664,5 147186,8

∑ 100 1492 282458 17840 3202795

SD = √

(

)

= √ ( )

= √

= √

= 14,19119445

Lampiran 9

Distribusi Frekuesi Skor Variabel Y (Loyalitas Konsumen)

Statistics

N Valid 100

Missing 0

Mean 64.90

Std. Error of Mean .629

Median 63.50

Mode 63

Std. Deviation 6.285

Variance 39.505

Skewness .936

Std. Error of Skewness .241

Kurtosis .907

Std. Error of Kurtosis .478

Range 29

Minimum 53

Maximum 82

Sum 6490

Percentiles

25 63.00

50 63.50

75 66.00

Distribusi Skor Total Jawaban Variabel Y

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

53 2 2.0 2.0 2.0

54 1 1.0 1.0 3.0

55 1 1.0 1.0 4.0

56 3 3.0 3.0 7.0

57 4 4.0 4.0 11.0

58 2 2.0 2.0 13.0

59 1 1.0 1.0 14.0

60 2 2.0 2.0 16.0

61 5 5.0 5.0 21.0

62 2 2.0 2.0 23.0

63 27 27.0 27.0 50.0

64 9 9.0 9.0 59.0

65 14 14.0 14.0 73.0

66 6 6.0 6.0 79.0

67 1 1.0 1.0 80.0

68 2 2.0 2.0 82.0

69 2 2.0 2.0 84.0

71 1 1.0 1.0 85.0

72 1 1.0 1.0 86.0

73 2 2.0 2.0 88.0

76 3 3.0 3.0 91.0

77 1 1.0 1.0 92.0

78 2 2.0 2.0 94.0

79 2 2.0 2.0 96.0

80 2 2.0 2.0 98.0

81 1 1.0 1.0 99.0

82 1 1.0 1.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Lampiran 9

Perhitungan Distribusi Frekuesi Variabel Y

9. Menentukan sebaran data

Range = skor max. – skor min.

= 82-53

= 29

10. Menetukan banyak kelas

Banyak kelas = 1 + 3,3 log N

= 1 + 3,3 log 100\

= 1 + 3,3 .(2)

= 1 + 6,6

= 7,6 = 8

11. Menentukan interval kelas

Interval kelas =

=

= 3,625 = 4

12. Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y

No. Kelas

Interval F

Batas

Kelas Nt

F.

Kum F (%) FNt

1. 53-56 7 52,5-56,5 54,5 7 7 381,5

2. 57-60 9 56,5-60,5 58,5 16 9 526,5

3. 61-64 43 60,5-64,5 62,5 59 43 2.687,5

4. 65-68 23 64,5-68,5 66,5 82 23 1,529,5

5. 69-72 4 68,5-72,5 70,5 86 4 282

6. 73-76 5 73,5-76,5 74,5 91 5 327,5

7. 77-80 7 76,5-80,5 78,5 98 7 549,5

8. 81-84 2 80,5-84,5 82,5 100 2 165

Jumlah 100 - - - - 6.449

13. Menentukan nilai mean data dengan menggunakan rumus:

Mx =

Keterangan :

Mx = Mean yang dicari

∑fX = Jumlah perkalian frekuensi dengan nilai tengah (FNt)

N = Number of cases

Mx =

=

= 64,49

Maka nilai mean data adalah 64,49

14. Menentukan nilai median data dengan menggunakan rumus:

Mdn = u – (

) .i

Keterangan:

Mdn = Median

u = upper limit (Batas Atas Nyata dari interval yang mengandung Median)

fka = frekuensi kumulatif yang terletak di atas interval yang mengandung

median

fi = frekuensi dari interval yang mengandung Median

i = interval

N = Number of cases

Mdn = 64,5 – (

) 4

= 64,5 – 3,1628

= 61,3372

15. Menentukan nilai modus data dengan menggunakan rumus:

Mo = u - (

).i

Keterangan :

Mo = Nilai modus yang dicari

u = upper limit (Batas Atas Nyata dari interval yang mengandung Median)

fb = frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung Modus.

fa = frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung Modus

i = interval

Mo = 64,5 - (

).4

= 64,5 -6,571

= 57,929

16. Menentukan standar deviasi data dengan menggunakan rumus:

SD = √

(

)

Keterangan :

SD = Deviasi Standar

∑fX = Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dengan nilai tengah.

∑fX² = Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dengan nilai tengah yang

sudah dikuadratkan.

N = Number of cases

No. Kelas Interval f X X² fX fX²

1 53-56 7 54,5 2970,25 381,5 20791,75

2 57-60 9 58,5 3422,25 526,5 30800,25

3 61-64 43 62,5 3906,25 2687,5 167968,8

4 65-68 23 66,5 4422,25 1529,5 101711,8

5 69-72 4 70,5 4970,25 282 19881

6 73-76 5 74,5 5550,25 372,5 27751,25

7 77-80 7 78,5 6162,25 549,5 43135,75

8 81-84 2 82,5 6806,25 165 13612,5

∑ 100 548 38210 6494 425653

SD = √

(

)

= √ ( )

= √

= √

= 6,271076463

Lampiran 10

Pengujian Hipotesis Variabel X dan Y dengan Rumus Pearson

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Variabel X 178.20 14.475 100

Variabel Y 64.90 6.285 100

Correlations

Variabel X Variabel Y

Variabel X

Pearson Correlation 1 .825**

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

Variabel Y

Pearson Correlation .825** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel di atas, dalam tabel Pearson Correlation terlihat nilai rhitung sebesar

0,825 dan nilai rtabel untuk N=100 pada taraf signifikansi 1% adalah sebesar 0,267.

Hal ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima karena rhitung ≥ rtabel atau dapat

disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dengan

variabel Y.

Selanjutnya dicari koefisien determinasi (KD) dengan cara:

KD = r2 x 100%

= (0,825)2 x 100%

= 68,0625% dibulatkan menjadi 68%

Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor citra merek

memberikan kontribusi sebesar 68% terhadap faktor loyalitas konsumen.

Contoh Perhitungan Korelasi Pearson

No.

Resp. X Y XY X² Y²

1 169 60 10140 28561 3600

2 193 76 14668 37249 5776

3 165 59 9735 27225 3481

4 155 55 8525 24025 3025

5 189 64 12096 35721 4096

6 171 61 10431 29241 3721

7 152 53 8056 23104 2809

8 185 76 14060 34225 5776

9 171 63 10773 29241 3969

10 171 63 10773 29241 3969

11 183 65 11895 33489 4225

12 171 63 10773 29241 3969

13 171 63 10773 29241 3969

14 167 63 10521 27889 3969

15 205 78 15990 42025 6084

16 172 61 10492 29584 3721

17 153 63 9639 23409 3969

18 200 65 13000 40000 4225

19 158 57 9006 24964 3249

20 214 79 16906 45796 6241

21 221 77 17017 48841 5929

22 168 63 10584 28224 3969

23 220 80 17600 48400 6400

24 169 63 10647 28561 3969

25 176 60 10560 30976 3600

26 167 61 10187 27889 3721

27 172 63 10836 29584 3969

28 163 57 9291 26569 3249

29 211 81 17091 44521 6561

30 195 79 15405 38025 6241

31 165 61 10065 27225 3721

32 174 63 10962 30276 3969

33 178 63 11214 31684 3969

34 174 62 10788 30276 3844

35 168 63 10584 28224 3969

36 191 76 14516 36481 5776

37 189 78 14742 35721 6084

38 176 58 10208 30976 3364

39 178 63 11214 31684 3969

40 158 57 9006 24964 3249

41 185 69 12765 34225 4761

42 179 66 11814 32041 4356

43 166 63 10458 27556 3969

44 184 64 11776 33856 4096

45 176 65 11440 30976 4225

46 195 71 13845 38025 5041

47 177 67 11859 31329 4489

48 175 63 11025 30625 3969

49 167 63 10521 27889 3969

50 177 63 11151 31329 3969

51 175 63 11025 30625 3969

52 174 56 9744 30276 3136

53 186 68 12648 34596 4624

54 179 63 11277 32041 3969

55 198 68 13464 39204 4624

56 159 58 9222 25281 3364

57 178 63 11214 31684 3969

58 148 56 8288 21904 3136

59 178 63 11214 31684 3969

60 225 82 18450 50625 6724

61 147 54 7938 21609 2916

62 211 80 16880 44521 6400

63 175 63 11025 30625 3969

64 171 62 10602 29241 3844

65 172 56 9632 29584 3136

66 182 63 11466 33124 3969

67 147 53 7791 21609 2809

68 174 57 9918 30276 3249

69 189 61 11529 35721 3721

70 185 66 12210 34225 4356

71 179 73 13067 32041 5329

72 173 72 12456 29929 5184

73 172 73 12556 29584 5329

74 173 69 11937 29929 4761

75 170 65 11050 28900 4225

76 174 65 11310 30276 4225

77 177 65 11505 31329 4225

78 181 64 11584 32761 4096

79 181 64 11584 32761 4096

80 179 63 11277 32041 3969

81 183 64 11712 33489 4096

82 188 65 12220 35344 4225

83 180 66 11880 32400 4356

84 178 66 11748 31684 4356

85 175 65 11375 30625 4225

86 178 63 11214 31684 3969

87 183 64 11712 33489 4096

88 181 65 11765 32761 4225

89 176 65 11440 30976 4225

90 177 64 11328 31329 4096

91 182 64 11648 33124 4096

92 177 64 11328 31329 4096

93 178 65 11570 31684 4225

94 175 66 11550 30625 4356

95 181 65 11765 32761 4225

96 180 66 11880 32400 4356

97 182 65 11830 33124 4225

98 183 65 11895 33489 4225

99 181 63 11403 32761 3969

100 181 63 11403 32761 3969

∑ 17820 6490 1163952 3196268 425112

Menghitung korelasi variabel dengan menggunkan rumus Pearson:

rxy = ( ) ( )( )

√ ( ) ( )

rxy = ( ) ( )( )

√( ( ) )( ( ) )

rxy =

√( )( )

rxy =

√( )( )

rxy =

rxy =

rxy = 0,825339056

Lampiran 10

Pengujian Normalitas Data Variabel X

dengan Uji Liliefors

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Variabel X .150 100 .000 .921 100 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Dari tabel di atas dapat diketahui kenormalan distribusi data. Karena

N=100 maka tabel yang digunaka adalah tabel Kolmogorov-Smirnov(a).

Pada tabel Kolmogorov-Smirnov(a) diketahui nilai Sig. 0,000. Maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal karena nilai

Sig. < 0,05.

Lampiran 10

Pengujian Normalitas Data Variabel X

dengan Uji Liliefors

Kriteria pengujian :

Jika Lhitung < Ltabel, data berdistribusi normal.

Jika Lhitung > Ltabel, data berdistribusi tidak normal.

Tabel Bantu Uji Liliefors

No Xi Zi Tabel Z F Kum F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]

1 147 -2,15 0,4842 1 0,0158 0,01 0,0058

2 147 -2,15 0,4842 2 0,0158 0,02 -0,0042

3 148 -2,08 0,4812 3 0,0188 0,03 -0,0112

4 152 -1,81 0,4649 4 0,0351 0,04 -0,0049

5 153 -1,74 0,4591 5 0,0409 0,05 -0,0091

6 155 -1,6 0,4452 6 0,0548 0,06 -0,0052

7 158 -1,39 0,4177 7 0,0823 0,07 0,0123

8 158 -1,39 0,4177 8 0,0823 0,08 0,0023

9 159 -1,32 0,4066 9 0,0934 0,09 0,0034

10 163 -1,05 0,3531 10 0,1469 0,1 0,0469

11 165 -0,91 0,3186 11 0,1814 0,11 0,0714

12 165 -0,91 0,3186 12 0,1814 0,12 0,0614

13 166 -0,84 0,2995 13 0,2005 0,13 0,0705

14 167 -0,77 0,2794 14 0,2206 0,14 0,0806

15 167 -0,77 0,2794 15 0,2206 0,15 0,0706

16 167 -0,77 0,2794 16 0,2206 0,16 0,0606

17 168 -0,7 0,258 17 0,242 0,17 0,072

18 168 -0,7 0,258 18 0,242 0,18 0,062

19 169 -0,63 0,2357 19 0,2643 0,19 0,0743

20 169 -0,63 0,2357 20 0,2643 0,2 0,0643

21 170 -0,56 0,2123 21 0,2877 0,21 0,0777

22 171 -0,49 0,1879 22 0,3121 0,22 0,0921 23 171 -0,49 0,1879 23 0,3121 0,23 0,0821

24 171 -0,49 0,1879 24 0,3121 0,24 0,0721

25 171 -0,49 0,1879 25 0,3121 0,25 0,0621

26 171 -0,49 0,1879 26 0,3121 0,26 0,0521

27 171 -0,49 0,1879 27 0,3121 0,27 0,0421

28 172 -0,42 0,1628 28 0,3372 0,28 0,0572

29 172 -0,42 0,1628 29 0,3372 0,29 0,0472

30 172 -0,42 0,1628 30 0,3372 0,3 0,0372

31 172 -0,42 0,1628 31 0,3372 0,31 0,0272

32 173 -0,35 0,1368 32 0,3632 0,32 0,0432

33 173 -0,35 0,1368 33 0,3632 0,33 0,0332

34 174 -0,29 0,1141 34 0,3859 0,34 0,0459

35 174 -0,29 0,1141 35 0,3859 0,35 0,0359

36 174 -0,29 0,1141 36 0,3859 0,36 0,0259

37 174 -0,29 0,1141 37 0,3859 0,37 0,0159

38 174 -0,29 0,1141 38 0,3859 0,38 0,0059

39 175 -0,22 0,0871 39 0,4129 0,39 0,0229

40 175 -0,22 0,0871 40 0,4129 0,4 0,0129

41 175 -0,22 0,0871 41 0,4129 0,41 0,0029

42 175 -0,22 0,0871 42 0,4129 0,42 -0,0071

43 175 -0,22 0,0871 43 0,4129 0,43 -0,0171

44 176 -0,15 0,0596 44 0,4404 0,44 0,0004

45 176 -0,15 0,0596 45 0,4404 0,45 -0,0096

46 176 -0,15 0,0596 46 0,4404 0,46 -0,0196

47 176 -0,15 0,0596 47 0,4404 0,47 -0,0296

48 177 -0,08 0,0319 48 0,4681 0,48 -0,0119

49 177 -0,08 0,0319 49 0,4681 0,49 -0,0219

50 177 -0,08 0,0319 50 0,4681 0,5 -0,0319

51 177 -0,08 0,0319 51 0,4681 0,51 -0,0419

52 177 -0,08 0,0319 52 0,4681 0,52 -0,0519

53 178 0.01 0,004 53 0,496 0,53 -0,034

54 178 0.02 0,004 54 0,496 0,54 -0,044

55 178 0.03 0,004 55 0,496 0,55 -0,054

56 178 0.04 0,004 56 0,496 0,56 -0,064

57 178 0.05 0,004 57 0,496 0,57 -0,074

58 178 0.06 0,004 58 0,496 0,58 -0,084

59 178 0.07 0,004 59 0,496 0,59 -0,094

60 179 0,05 0,0199 60 0,4801 0,6 -0,1199

61 179 0,05 0,0199 61 0,4801 0,61 -0,1299

62 179 0,05 0,0199 62 0,4801 0,62 -0,1399

63 179 0,05 0,0199 63 0,4801 0,63 -0,1499

64 180 0,12 0,0438 64 0,4562 0,64 -0,1838

65 180 0,12 0,0438 65 0,4562 0,65 -0,1938

66 181 0,19 0,0753 66 0,4247 0,66 -0,2353

67 181 0,19 0,0753 67 0,4247 0,67 -0,2453

68 181 0,19 0,0753 68 0,4247 0,68 -0,2553

69 181 0,19 0,0753 69 0,4247 0,69 -0,2653

70 181 0,19 0,0753 70 0,4247 0,7 -0,2753

71 181 0,19 0,0753 71 0,4247 0,71 -0,2853

72 182 0,26 0,1026 72 0,3974 0,72 -0,3226

73 182 0,26 0,1026 73 0,3974 0,73 -0,3326

74 182 0,26 0,1026 74 0,3974 0,74 -0,3426

75 183 0,33 0,1293 75 0,3707 0,75 -0,3793

76 183 0,33 0,1293 76 0,3707 0,76 -0,3893

77 183 0,33 0,1293 77 0,3707 0,77 -0,3993

78 183 0,33 0,1293 78 0,3707 0,78 -0,4093

79 184 0,4 0,1554 79 0,3446 0,79 -0,4454

80 185 0,46 0,1772 80 0,3228 0,8 -0,4772

81 185 0,46 0,1772 81 0,3228 0,81 -0,4872

82 185 0,46 0,1772 82 0,3228 0,82 -0,4972

83 186 0,53 0,2019 83 0,2981 0,83 -0,5319

84 188 0,67 0,2486 84 0,2514 0,84 -0,5886

85 189 0,74 0,2704 85 0,2296 0,85 -0,6204

86 189 0,74 0,2704 86 0,2296 0,86 -0,6304

87 189 0,74 0,2704 87 0,2296 0,87 -0,6404

88 191 0,88 0,3106 88 0,1894 0,88 -0,6906

89 193 1,02 0,3461 89 0,1539 0,89 -0,7361

90 195 1,16 0,377 90 0,123 0,9 -0,777

91 195 1,16 0,377 91 0,123 0,91 -0,787

92 198 1,36 0,4131 92 0,0869 0,92 -0,8331

93 200 1,5 0,4332 93 0,0668 0,93 -0,8632

94 205 1,85 0,4678 94 0,0322 0,94 -0,9078

95 211 2,26 0,4881 95 0,0119 0,95 -0,9381

96 211 2,26 0,4881 96 0,0119 0,96 -0,9481

97 214 2,47 0,4932 97 0,0068 0,97 -0,9632

98 220 2,88 0,498 98 0,002 0,98 -0,978

99 221 2,95 0,4984 99 0,0016 0,99 -0,9884

100 225 3,23 0,4994 100 0,0006 1 -0,9994

Jumlah 17820

Mean 178,2

SD 14,475

L (tabel) 0,088851384

L (hitung) 0,0921

Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Lhitung terbesar adalah 0,0921. Sementara

nilai Ltabel untuk N=100 dengan taraf signifikansi 5% adalah 0,088851384. Ini

menunjukkan bahwa Lhitung > Ltabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

skor variabel X berdistribusi tidak normal.

Lampiran 11

Pengujian Normalitas Data Variabel Y

dengan Uji Liliefors

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Variabel Y .224 100 .000 .884 100 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Dari tabel di atas dapat diketahui kenormalan distribusi data. Karena

N=100 maka tabel yang digunaka adalah tabel Kolmogorov-Smirnov(a).

Pada tabel Kolmogorov-Smirnov(a) diketahui nilai Sig. 0,000. Maka

dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal karena nilai

Sig. < 0,05.

Lampiran 11

Pengujian Normalitas Data Variabel Y

dengan Uji Liliefors

Kriteria pengujian :

Jika Lhitung < Ltabel, data berdistribusi normal.

Jika Lhitung > Ltabel, data berdistribusi tidak normal.

Tabel Bantu Uji Liliefors

No Xi Zi Tabel Z F Kum F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]

1 53 -1,89 0,4706 1 0,0294 0,01 0,0194

2 53 -1,89 0,4706 2 0,0294 0,02 0,0094

3 54 -1,73 0,4582 3 0,0418 0,03 0,0118

4 55 -1,57 0,4418 4 0,0582 0,04 0,0182

5 56 -1,41 0,4207 5 0,0793 0,05 0,0293

6 56 -1,41 0,4207 6 0,0793 0,06 0,0193

7 56 -1,41 0,4207 7 0,0793 0,07 0,0093

8 57 -1,25 0,3944 8 0,1056 0,08 0,0256

9 57 -1,25 0,3944 9 0,1056 0,09 0,0156

10 57 -1,25 0,3944 10 0,1056 0,1 0,0056

11 57 -1,25 0,3944 11 0,1056 0,11 -0,0044

12 58 -1,09 0,3621 12 0,1379 0,12 0,0179

13 58 -1,09 0,3621 13 0,1379 0,13 0,0079

14 59 -0,93 0,3238 14 0,1762 0,14 0,0362

15 60 -0,77 0,2794 15 0,2206 0,15 0,0706

16 60 -0,77 0,2794 16 0,2206 0,16 0,0606

17 61 -0,62 0,2324 17 0,2676 0,17 0,0976

18 61 -0,62 0,2324 18 0,2676 0,18 0,0876

19 61 -0,62 0,2324 19 0,2676 0,19 0,0776

20 61 -0,62 0,2324 20 0,2676 0,2 0,0676

21 61 -0,62 0,2324 21 0,2676 0,21 0,0576

22 62 -0,46 0,1772 22 0,3228 0,22 0,1028

23 62 -0,46 0,1772 23 0,3228 0,23 0,0928

24 63 -0,3 0,1179 24 0,3821 0,24 0,1421

25 63 -0,3 0,1179 25 0,3821 0,25 0,1321

26 63 -0,3 0,1179 26 0,3821 0,26 0,1221

27 63 -0,3 0,1179 27 0,3821 0,27 0,1121

28 63 -0,3 0,1179 28 0,3821 0,28 0,1021

29 63 -0,3 0,1179 29 0,3821 0,29 0,0921

30 63 -0,3 0,1179 30 0,3821 0,3 0,0821

31 63 -0,3 0,1179 31 0,3821 0,31 0,0721

32 63 -0,3 0,1179 32 0,3821 0,32 0,0621

33 63 -0,3 0,1179 33 0,3821 0,33 0,0521

34 63 -0,3 0,1179 34 0,3821 0,34 0,0421

35 63 -0,3 0,1179 35 0,3821 0,35 0,0321

36 63 -0,3 0,1179 36 0,3821 0,36 0,0221

37 63 -0,3 0,1179 37 0,3821 0,37 0,0121

38 63 -0,3 0,1179 38 0,3821 0,38 0,0021

39 63 -0,3 0,1179 39 0,3821 0,39 -0,0079

40 63 -0,3 0,1179 40 0,3821 0,4 -0,0179

41 63 -0,3 0,1179 41 0,3821 0,41 -0,0279

42 63 -0,3 0,1179 42 0,3821 0,42 -0,0379

43 63 -0,3 0,1179 43 0,3821 0,43 -0,0479

44 63 -0,3 0,1179 44 0,3821 0,44 -0,0579

45 63 -0,3 0,1179 45 0,3821 0,45 -0,0679

46 63 -0,3 0,1179 46 0,3821 0,46 -0,0779

47 63 -0,3 0,1179 47 0,3821 0,47 -0,0879

48 63 -0,3 0,1179 48 0,3821 0,48 -0,0979

49 63 -0,3 0,1179 49 0,3821 0,49 -0,1079

50 63 -0,3 0,1179 50 0,3821 0,5 -0,1179

51 64 -0,14 0,0557 51 0,4443 0,51 -0,0657

52 64 -0,14 0,0557 52 0,4443 0,52 -0,0757

53 64 -0,14 0,0557 53 0,4443 0,53 -0,0857

54 64 -0,14 0,0557 54 0,4443 0,54 -0,0957

55 64 -0,14 0,0557 55 0,4443 0,55 -0,1057

56 64 -0,14 0,0557 56 0,4443 0,56 -0,1157

57 64 -0,14 0,0557 57 0,4443 0,57 -0,1257

58 64 -0,14 0,0557 58 0,4443 0,58 -0,1357

59 64 -0,14 0,0557 59 0,4443 0,59 -0,1457

60 65 0,01 0,004 60 0,496 0,6 -0,104

61 65 0,01 0,004 61 0,496 0,61 -0,114

62 65 0,01 0,004 62 0,496 0,62 -0,124

63 65 0,01 0,004 63 0,496 0,63 -0,134

64 65 0,01 0,004 64 0,496 0,64 -0,144

65 65 0,01 0,004 65 0,496 0,65 -0,154

66 65 0,01 0,004 66 0,496 0,66 -0,164

67 65 0,01 0,004 67 0,496 0,67 -0,174

68 65 0,01 0,004 68 0,496 0,68 -0,184

69 65 0,01 0,004 69 0,496 0,69 -0,194

70 65 0,01 0,004 70 0,496 0,7 -0,204

71 65 0,01 0,004 71 0,496 0,71 -0,214

72 65 0,01 0,004 72 0,496 0,72 -0,224

73 65 0,01 0,004 73 0,496 0,73 -0,234

74 66 0,17 0,0675 74 0,4325 0,74 -0,3075

75 66 0,17 0,0675 75 0,4325 0,75 -0,3175

76 66 0,17 0,0675 76 0,4325 0,76 -0,3275

77 66 0,17 0,0675 77 0,4325 0,77 -0,3375

78 66 0,17 0,0675 78 0,4325 0,78 -0,3475

79 66 0,17 0,0675 79 0,4325 0,79 -0,3575

80 67 0,33 0,1293 80 0,3707 0,8 -0,4293

81 68 0,49 0,1879 81 0,3121 0,81 -0,4979

82 68 0,49 0,1879 82 0,3121 0,82 -0,5079

83 69 0,65 0,2422 83 0,2578 0,83 -0,5722

84 69 0,65 0,2422 84 0,2578 0,84 -0,5822

85 71 0,97 0,334 85 0,166 0,85 -0,684

86 72 1,12 0,3686 86 0,1314 0,86 -0,7286

87 73 1,28 0,3997 87 0,1003 0,87 -0,7697

88 73 1,28 0,3997 88 0,1003 0,88 -0,7797

89 76 1,76 0,4608 89 0,0392 0,89 -0,8508

90 76 1,76 0,4608 90 0,0392 0,9 -0,8608

91 76 1,76 0,4608 91 0,0392 0,91 -0,8708

92 77 1,92 0,4726 92 0,0274 0,92 -0,8926

93 78 2,08 0,4812 93 0,0188 0,93 -0,9112

94 78 2,08 0,4812 94 0,0188 0,94 -0,9212

95 79 2,24 0,4875 95 0,0125 0,95 -0,9375

96 79 2,24 0,4875 96 0,0125 0,96 -0,9475

97 80 2,4 0,4918 97 0,0082 0,97 -0,9618

98 80 2,4 0,4918 98 0,0082 0,98 -0,9718

99 81 2,56 0,4948 99 0,0052 0,99 -0,9848

100 82 2,72 0,4967 100 0,0033 1 -0,9967

Jumlah 6490

Mean 64,9

SD 6,285

L (tabel) 0,088851384

L (hitung) 0,1421

Dari perhitungan di atas diperoleh nilai Lhitung terbesar adalah 0,1421. Sementara

nilai Ltabel untuk N=100 dengan taraf signifikansi 5% adalah 0,088851384. Ini

menunjukkan bahwa Lhitung > Ltabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

skor variabel X berdistribusi tidak normal.

Lampiran 12

Pengujian Uji Linearitas Menggunakan Persamaan Regresi Sederhana

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 Variabel Xb . Enter

a. Dependent Variable: Variabel Y

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .825a .681 .678 3.567

a. Predictors: (Constant), Variabel X

Dari tabel Model Summary di atas, dapat diketahui nilai koefisien korelasinya

pada kolom R adalah sebesar 0,825. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan kedua

variabel penelitian ada dalam kategori kuat.

Kemudian dari tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi pada nilai R

square, yakni sebesar 0,681. Ini berarti persamaan garis regresi yang diperoleh

dapat menerangkan 68,10% loyalitas konsumen atau dengan kata lain persamaan

garis linear yang diperoleh cukup baik untuk menjelaskan variabel loyalitas

konsumen.

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 2664.113 1 2664.113 209.388 .000b

Residual 1246.887 98 12.723

Total 3911.000 99 a. Dependent Variable: Variabel Y b. Predictors: (Constant), Variabel X

Berdasarkan tabel Anova (a) diketahui nilai Sig. sebesar 0,000. Maka dapat

disimpulkan bahwa model regresi adalah linear, karena nilai Sig. < 0,05. Dengan

demikian model persamaan regresi berdasarkan data penelitian adalah signifikan,

ini berarti model regresi memenuhi kriteria linearitas.

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.039 4.428 .235 .815

Variabel X .358 .025 .825 14.470 .000

a. Dependent Variable: Variabel Y

Persamaan garis regresi dapat dilihat pada tabel Coefficients (a) yaitu pada kolom

B. Dari hasil di atas didapat nilai constant (nilai ini merupakan nilai intercep atau

nilai a) sebesar 1,039 dan nilai b sebesar 0,358, sehingga diperoleh persamaan

regresi sebagai berikut:

Y = a + bX

Y = 1,039 + 0,358X

Lampiran 12

Pengujian Uji Linearitas Menggunakan

Persamaan Regresi Sederhana

Resp. X Y XY X² Y²

1 147 54 7938 21609 2916

2 147 53 7791 21609 2809

3 148 56 8288 21904 3136

4 152 53 8056 23104 2809

5 153 63 9639 23409 3969

6 155 55 8525 24025 3025

7 158 57 9006 24964 3249

8 158 57 9006 24964 3249

9 159 58 9222 25281 3364

10 163 57 9291 26569 3249

11 165 59 9735 27225 3481

12 165 61 10065 27225 3721

13 166 63 10458 27556 3969

14 167 63 10521 27889 3969

15 167 61 10187 27889 3721

16 167 63 10521 27889 3969

17 168 63 10584 28224 3969

18 168 63 10584 28224 3969

19 169 60 10140 28561 3600

20 169 63 10647 28561 3969

21 170 65 11050 28900 4225

22 171 61 10431 29241 3721

23 171 63 10773 29241 3969

24 171 63 10773 29241 3969

25 171 63 10773 29241 3969

26 171 63 10773 29241 3969

27 171 62 10602 29241 3844

28 172 61 10492 29584 3721

29 172 63 10836 29584 3969

30 172 56 9632 29584 3136

31 172 73 12556 29584 5329

32 173 72 12456 29929 5184

33 173 69 11937 29929 4761

34 174 63 10962 30276 3969

35 174 62 10788 30276 3844

36 174 56 9744 30276 3136

37 174 57 9918 30276 3249

38 174 65 11310 30276 4225

39 175 63 11025 30625 3969

40 175 63 11025 30625 3969

41 175 63 11025 30625 3969

42 175 65 11375 30625 4225

43 175 66 11550 30625 4356

44 176 60 10560 30976 3600

45 176 58 10208 30976 3364

46 176 65 11440 30976 4225

47 176 65 11440 30976 4225

48 177 67 11859 31329 4489

49 177 63 11151 31329 3969

50 177 65 11505 31329 4225

51 177 64 11328 31329 4096

52 177 64 11328 31329 4096

53 178 63 11214 31684 3969

54 178 63 11214 31684 3969

55 178 63 11214 31684 3969

56 178 63 11214 31684 3969

57 178 66 11748 31684 4356

58 178 63 11214 31684 3969

59 178 65 11570 31684 4225

60 179 66 11814 32041 4356

61 179 63 11277 32041 3969

62 179 73 13067 32041 5329

63 179 63 11277 32041 3969

64 180 66 11880 32400 4356

65 180 66 11880 32400 4356

66 181 64 11584 32761 4096

67 181 64 11584 32761 4096

68 181 65 11765 32761 4225

69 181 65 11765 32761 4225

70 181 63 11403 32761 3969

71 181 63 11403 32761 3969

72 182 63 11466 33124 3969

73 182 64 11648 33124 4096

74 182 65 11830 33124 4225

75 183 65 11895 33489 4225

76 183 64 11712 33489 4096

77 183 64 11712 33489 4096

78 183 65 11895 33489 4225

79 184 64 11776 33856 4096

80 185 76 14060 34225 5776

81 185 69 12765 34225 4761

82 185 66 12210 34225 4356

83 186 68 12648 34596 4624

84 188 65 12220 35344 4225

85 189 64 12096 35721 4096

86 189 78 14742 35721 6084

87 189 61 11529 35721 3721

88 191 76 14516 36481 5776

89 193 76 14668 37249 5776

90 195 79 15405 38025 6241

91 195 71 13845 38025 5041

92 198 68 13464 39204 4624

93 200 65 13000 40000 4225

94 205 78 15990 42025 6084

95 211 81 17091 44521 6561

96 211 80 16880 44521 6400

97 214 79 16906 45796 6241

98 220 80 17600 48400 6400

99 221 77 17017 48841 5929

100 225 82 18450 50625 6724

∑ 17820 6490 1163952 3196268 425112

1. Mencari nilai b dengan rumus :

b = ( )( )

( ) ( )

b = ( )( ) ( )( )

( ) ( )

b =

b =

b = 0,358

2. Mencari nilai a dengan rumus :

a = ( )

a = ( )( )

a =

a =

a = 1,038700511

a = 1,039

Maka diperoleh persamaan regresi linearnya adalah :

Y = 1,039 + 0,358X

Untuk menghitung hasil uji linieritas perlu dihitung JKE, JKtc, RJKtc, RJKe, dan

Fhitung, sebelum menghitung hal tersebut perlu diketahui terlebih dahulu JKreg(a),

JKreg(b|a), dan JKres. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Mencari Jumlah Kuadrat Regresi (JKreg)

JKreg(a) = ( )

=

= 421201

2. Mencari Jumlah Kuadrat Regresi (JKRreg(b|a))

JKreg(b|a) = b . * ( ) ( )

+

= 0,358 . *

+

= 0,358 .

= 0,358 . 7434

= 2661,372

3. Mencari Jumlah Kuadrat Residu (JKres)

JKres = ∑Y² - JKreg(b|a) - JKreg(a)

= 425112 – 2661,372 - 421201

= 1249,628

4. Mencari jumlah kuadrat error (JKE)

JKE = ∑k ( ( )

)

Sebelum mencari JKE, data (variable X) diurutkan mulai dari yang terkecil

sampai yang terbesar berikut disertai pasanganya (variable Y), seperti tabel

penolong berikut:

No.

Resp. X Kelompok N Y JKE

1 147

1 2

54

0,5 2 147 53

3 148 2 1 56 0

4 152 3 1 53 0

5 153 4 1 63 0

6 155 5 1 55 0

7 158

6 2

57

0 8 158 57

9 159 7 1 58 0

10 163 8 1 57 0

11 165

9 2

59

2 12 165 61

13 166 10 1 63 0

14 167

11 3

63

2,7

15 167 61

16 167 63

17 168

12 2

63

0 18 168 63

19 169

13 2

60

4,5 20 169 63

21 170 14 1 65 0

22 171

15 6

61

3,5

23 171 63

24 171 63

25 171 63

26 171 63

27 171 62

28 172

16 4

61

152,75

29 172 63

30 172 56

31 172 73

32 173

17 2

72

4,5 33 173 69

34 174

18 5

63

61,2

35 174 62

36 174 56

37 174 57

38 174 65

39 175

19 5

63

8

40 175 63

41 175 63

42 175 65

43 175 66

44 176

20 4

60

38

45 176 58

46 176 65

47 176 65

48 177

21 5

67

9,2

49 177 63

50 177 65

51 177 64

52 177 64

53 178

22 7

63

9,5

54 178 63

55 178 63

56 178 63

57 178 66

58 178 63

59 178 65

60 179

23 4

66

66,75

61 179 63

62 179 73

63 179 63

64 180

24 2

66

0 65 180 66

66 181

25 6

64

4

67 181 64

68 181 65

69 181 65

70 181 63

71 181 63

72 182

26 3

63

2

73 182 64

74 182 65

75 183

27 4

65

1

76 183 64

77 183 64

78 183 65

79 184 28 1 64 0

80 185

29 3

76

52,7

81 185 69

82 185 66

83 186 30 1 68 0

84 188 31 1 65 0

85 189

32 3

64

164,7

86 189 78

87 189 61

88 191 33 1 76 0

89 193 34 1 76 0

90 195

35 2

79

32 91 195 71

92 198 36 1 68 0

93 200 37 1 65 0

94 205 38 1 78 0

95 211

39 2

81

0,5 96 211 80

97 214 40 1 79 0

98 220 41 1 80 0

99 221 42 1 77 0

100 225 43 1 82 0

∑ 17820 6490 620

Maka diperoleh nilai JKE = 620

5. Mencari jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC)

JKTC = JKres - JKE

= 1249,628 – 620 = 629,628

6. Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC)

RJKTC =

=

=

= 15,356

7. Mencari rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE)

RJKE =

=

=

= 10,877

8. Mencari Fhitung dengan rumus :

Fhitung =

=

= 1,411

9. Menentukan nilai Ftabel

Ftabel = F (1-)(dkTC,dkE)

= F (1-0,05)(dk=k-2, dk=n-k)

= F (0,95)(dk=43-2, dk=100-43)

= F (0,95)(41, 57)

Dengan merujuk pada tabel distribusi F, maka nilai Ftabel pada pembilang (df1) 41

dan penyebut (df2) 57 dan = 5% adalah 1,59. Berdasarkan pada hasil

perhitungan di atas diperoleh nilai Fhitung = 1,411 dan Ftabel = 1,59. Hal ini

menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel (1,411<1,59). Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data berpola linear.

Lampiran 13

Pengujian Hipotesis Variabel X dan Y dengan Rumus Spearman

Correlations

Variabel X Variabel Y

Spearman's rho

Variabel X

Correlation Coefficient 1.000 .743**

Sig. (2-tailed) . .000

N 100 100

Variabel Y

Correlation Coefficient .743** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel di atas, dalam tabel Spearman’s Correlation terlihat nilai rs sebesar

0,743 dan nilai rstabel untuk N=100 pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar

0,197. Hal ini menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima karena rs > rtabel atau

dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X

dengan variabel Y.

Selanjutnya dicari koefisien determinasi (KD) dengan cara:

KD = r2 x 100%

= (0,743)2 x 100%

= 55,2049% dibulatkan menjadi 55%

Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor citra merek

memberikan kontribusi sebesar 55% terhadap faktor loyalitas konsumen.

Lampiran 13

Pengujian Hipotesis Variabel X dan Y dengan

Korelasi Rank Spearman

Resp. X Jenjang Y Jenjang d d²

1 169 19,5 60 15,5 4 16

2 193 89 76 90 -1 1

3 165 11,5 59 14 -2,5 6,25

4 155 6 55 4 2 4

5 189 86 64 55 31 961

6 171 24,5 61 19 5,5 30,25

7 152 4 53 1,5 2,5 6,25

8 185 81 76 90 -9 81

9 171 24,5 63 37 -12,5 156,25

10 171 24,5 63 37 -12,5 156,25

11 183 76,5 65 66,5 10 100

12 171 24,5 63 37 -12,5 156,25

13 171 24,5 63 37 -12,5 156,25

14 167 15 63 37 -22 484

15 205 94 78 93,5 0,5 0,25

16 172 29,5 61 19 10,5 110,25

17 153 5 63 37 -32 1024

18 200 93 65 66,5 26,5 702,25

19 158 7,5 57 9,5 -2 4

20 214 97 79 95,5 1,5 2,25

21 221 99 77 92 7 49

22 168 17,5 63 37 -19,5 380,25

23 220 98 80 97,5 0,5 0,25

24 169 19,5 63 37 -17,5 306,25

25 176 45,5 60 15,5 30 900

26 167 15 61 19 -4 16

27 172 29,5 63 37 -7,5 56,25

28 163 10 57 9,5 0,5 0,25

29 211 95,5 81 99 -3,5 12,25

30 195 90,5 79 95,5 -5 25

31 165 11,5 61 19 -7,5 56,25

32 174 36 63 37 -1 1

33 178 56 63 37 19 361

34 174 36 62 22,5 13,5 182,25

35 168 17,5 63 37 -19,5 380,25

36 191 88 76 90 -2 4

37 189 86 78 93,5 -7,5 56,25

38 176 45,5 58 12,5 33 1089

39 178 56 63 37 19 361

40 158 7,5 57 9,5 -2 4

41 185 81 69 83,5 -2,5 6,25

42 179 61,5 66 76,5 -15 225

43 166 13 63 37 -24 576

44 184 79 64 55 24 576

45 176 45,5 65 66,5 -21 441

46 195 90,5 71 85 5,5 30,25

47 177 50 67 80 -30 900

48 175 41 63 37 4 16

49 167 15 63 37 -22 484

50 177 50 63 37 13 169

51 175 41 63 37 4 16

52 174 36 56 6 30 900

53 186 83 68 81,5 1,5 2,25

54 179 61,5 63 37 24,5 600,25

55 198 92 68 81,5 10,5 110,25

56 159 9 58 12,5 -3,5 12,25

57 178 56 63 37 19 361

58 148 3 56 6 -3 9

59 178 56 63 37 19 361

60 225 100 82 100 0 0

61 147 1,5 54 3 -1,5 2,25

62 211 95,5 80 97,5 -2 4

63 175 41 63 37 4 16

64 171 24,5 62 22,5 2 4

65 172 29,5 56 6 23,5 552,25

66 182 73 63 37 36 1296

67 147 1,5 53 1,5 0 0

68 174 36 57 9,5 26,5 702,25

69 189 86 61 19 67 4489

70 185 81 66 76,5 4,5 20,25

71 179 61,5 73 87,5 -26 676

72 173 32,5 72 86 -53,5 2862,25

73 172 29,5 73 87,5 -58 3364

74 173 32,5 69 83,5 -51 2601

75 170 21 65 66,5 -45,5 2070,25

76 174 36 65 66,5 -30,5 930,25

77 177 50 65 66,5 -16,5 272,25

78 181 68,5 64 55 13,5 182,25

79 181 68,5 64 55 13,5 182,25

80 179 61,5 63 37 24,5 600,25

81 183 76,5 64 55 21,5 462,25

82 188 84 65 66,5 17,5 306,25

83 180 64,5 66 76,5 -12 144

84 178 56 66 76,5 -20,5 420,25

85 175 41 65 66,5 -25,5 650,25

86 178 56 63 37 19 361

87 183 76,5 64 55 21,5 462,25

88 181 68,5 65 66,5 2 4

89 176 45,5 65 66,5 -21 441

90 177 50 64 55 -5 25

91 182 73 64 55 18 324

92 177 50 64 55 -5 25

93 178 56 65 66,5 -10,5 110,25

94 175 41 66 76,5 -35,5 1260,25

95 181 68,5 65 66,5 2 4

96 180 64,5 66 76,5 -12 144

97 182 73 65 66,5 6,5 42,25

98 183 76,5 65 66,5 10 100

99 181 68,5 63 37 31,5 992,25

100 181 68,5 63 37 31,5 992,25

∑ 42291

1. Mencari nilai koefisien korelasi Spearman dihitung dengan rumus :

rs = 1 –

( )

= 1 – ( )

( )

= 1 –

= 1- 0,253

= 0,746

Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh nilai koefisien korelasi

sebesar 0,746. Hal ini menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasinya termasuk

dalam rentang 0,61-0,80. Maka terdapat korelasi yang kuat antara citra merek

dengan loyalitas konsumen.

2. Mencari koefisien determinasi (KD) dengan cara:

KD = r2 x 100%

= (0,746)2 x 100%

= 55,6516% dibulatkan menjadi 55%

Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor citra merek

memberikan pengaruh sebesar 55% terhadap faktor loyalitas konsumen.

3. Uji Hipotesis Statistik dengan menghitung nilai thitung menggunakan rumus:

t = r √

t = 0,746 √

( )

t = 0,746 √

t = 0,746 √

t = 0,746 . 14,865

t = 11,089

Dari hasil perhitungan di atas, maka diperoleh nilai thitung sebesar 11,089.

Sedangkan nilai ttabel untuk df=98 dengan =5% adalah sebesar 1,661. Maka dapat

disimpulkan bahwa:

thitung > ttabel (11,089 > 1,661), maka H0 ditolak dan Ha diterima.

I aahTTII I

KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputal 15412 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi: : 01

Hal 1t1

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Un.0 1/F. l/KM.0 1 .3l,lsl20l 4Lamp. :-Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.Akbar Zainudin, M.M.Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd.Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta.

Ass alamu' alaikum wr.w b.

Dengan ini d(materi/teknis) penul isan

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Judul Skripsi

Tembusan:l. Dekan FITK2, Mahasiswa ybs.

Jakarta, 1 2 Februari 201 4

iharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbingskripsi mahasiswa:

Mardhiyah

1110018200043

Manajemen Pendidikan

VIII (Delapan)

Pengaruh Citra Merek Al-Azhar terhadap Loyalitas Konsumen di

D Islam Al-Azhar l5 Pamulang

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 12 Febrr-ran

2014 ", abstraksi/oatline lerlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional padajudul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbingmenghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Was s al amu' alai kum w r.wb.

1009 199303 I 004

KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJ/. lr. H. Jmnda lllo 95 Cipnat 15/-12 lnd..nesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

No. Revisi: : 01

Hal 1t1

SURAT PERI'IOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor : Un.O 1/F. 1/I(M.0 1.3/,P.$./ZO r+Lamp. : OutlinerProposalHal : Permohonan Izin Penelitian

Tembusan:1. Dekan FITK2. Pembanhr Dekafl Bidang Akademik3. Mahasiswa yang bersangkutan

Jakarta 17 November 2014

diTempat

Kepada Yth.Kepala SD Al-Azhar 15 Pamulang

Assa lamu' al ai kum wr.y, h.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama :Mardhiyah

NIM :1110018200043

Jurusan : Manajemen Pendidikan

Semester : IX

Judul Skripsi : Pengaruh Citra Al-Azhar terhadap Loyalitas Konsumen di SD Islam Al-

Azhar 15 Parnulang

adalah benm mahasiswali Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedangmenyusun skripsi, dan akan rnengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasahyang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakanpenelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudar4 kami ucapkan terima kasih.

Was salamu' alaikum wr.w b.

Dr; Haslip\ Asy'ari. M.Pd.1,,

r, u,, mFlg&mog 1993031 oo4

SEKOLAH DASAR ISLAM AL-AZHAR 1I""i#i1,fl:- JtIff H*-:T::"ffi

- Ga [Vr cENi[A

S.URAI-KE.rueA-N.GA}$Nomnr : 062/XIl/Pend/SDIA -1511436. 20t4

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala SD Islam Al - Azhar 15Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan menerangkan bahwa :

Nomo : MARDHIYAH

Tempot ltgl. Lohir : Medon, 23 Moret lgg2

No. HP

Sekoloh

Juruson

: 081291 777 574

: UIN Syorif Hidoyotulloh Jokorto

: Monojemen Pendidikon

Yang bersangkutan adalah benar telah melakukan penelitian pada3 November 2014 di SD Islam Al Azhar 15 pamulang tentang ,, pengaruhCitra Merk Al Azhar terhadap Loyalitas Konsumen di SD At azfrar t SPamulang "

Demikian surat Keterangan ini kami berikan agar dapat dipergunakansebagaimana mestinya.

Dikeluarkan diPada tanggal

: Tangerang Selatan: 09 Desember 2CIt4

Nama

NIM

Jurusan

Judul Skripsi

Pembimbing I

Pembirnbing II

LEMBAR UJI REFRENSI

Mardhiyah

1110018200043

Manajemen Pendidikan

Pengaruh Citra Merek Al-Azhar terhadap Loyalitas Konsumen di SD Islam Al-Azhar 15 Pamulang

Akbar Zainudin, MM

Dr. Hasyim Asy'ari. M.Pd.

No. Judul Buku Halaman

Skripsi

Halaman

Refrensi

Paraf

Pembimbing IParaf

Pembimbing IIBAB I

Undang-Undang Dasar 1 945 1 13

fr2. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 1

aJ b q

BAB II1 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen

Pemasaran Edisi Ketiga Belas, Jilid I, Terj. darl Marketing

Management, Thirteenth Edition oleh Bob Sabran, (Jakarta:

Erlangga,2008)

9 258

2. Undang-Undang RI Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek 9 1 ltr 4). Kevin Lane Keller, Strategic 'Brand Management Third

Edition, (Upper Saddle Riverl Pearson Education Inc., 2008)

10 5 ttq,

4. Patricia F. Nicolino, The Complete ldiot's Guide to Brand

Management, Terj. dari The Complete ldiot's Guide to

Management oleh Sugiri, (Jakarta: Prenada Media, 2004)

l0 4

{5 Leslie de Chernatory and Malcolm H.B. McDonald,

Creating Powerful Brands: The Strategic Route to Succes in

Consumer, Industrial and Service Market, (Jordan Hill:

Butterworth-Heineman n, I 9 92)

l0 18

6. Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen

Pentasaran Edisi Ketiga Belas,.Iilid I, Terj. dari Marketing

h[anagement, Thirteenth Edition oleh Bob Sabran, (Jakarta:

Erlangga,2008)

11 269

7. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third

Edition, (Upper Saddle River: Pearson Education Inc., 2008)

1t 140 I7 q8. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third

Edition, (Upper Saddle River: Pearson Education Inc., 2008)

1l t45-174

42, 4,9. David A. Aaker dan ohn G. Myers, Advertising t4 t34 'b< *K

Managemend (New Delhi: Prentice Hall of India, 1983)

10. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third

Edition, (Upper Saddle River: Pearson Education Inc., 2008)

1,4 51

q11 Eric Arnould, Linda Price, and George Zink,han, Consumers,

G.{ew York: McGraw Hill,2002)

t4 310

4t2. David A. Aaker, Strategic Market Management, (New

York: John Wiley & Sons Inc., 1998)

t4 t75 M 413. Roslina, Citra Merek: Dimensio Proses Pengembangan serta

Pengukurartnya, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 6, 2010

t5 334 F +t4. Kevin Lane Keller, Conceptualizing, Measuring, and

Managing Costumer-Based Brand Equity, Journal of

l4arketing, Vol. 57, 1993

t5 4

Avfi

15. David A. Aaker, Strategic Market Management Sth Edilion,

(New York: John Wiley & Sons Inc., 1998)

18 175-177

416. "Definisi Pengukuran",

littp-lna.w;t<ipeai

21 tu 417 Naresh K. Malhotra, Basic Marketing Research, CJew

Jersey: Pearson Education Inc., 2002)

2t 274

418. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third

Edition, (Upper Saddle River: Pearson Iiducation Inc., 2008)

2t 56-59

kt fl

19. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third

Edition, (Upper Saddle River: Pearson Education Inc., 2008)

23 114-11s

q20. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third

Edition, (Upper Saddle River.: Pearson Education Inc., 2008)

24 115 M 42t. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Management Third

Edition, (Upper Saddle River: Pearson Education Inc., 2008)

25 t07-t09

fic 4I

22. Kevin Lane Keller, Strategic Brand Manogement Third

Edition, (Upper Saddle River: Pearson Education Inc., 2008)

26 109-1 10 ,4

23. Kai Yang, Voice of The Customer: Capture and Analysis,

(l.,lew York: McGraw Hill, 2008)

27 264-272

/+u I24. Rebekah Bennett and Liliana Bove, Identifying The Key

Issues for Measuring Loyalty, Australasian Journal ofMarketing Res earch, 2002

32 aJ

425. Jill Griffin, Costumer Loyalty: Menumbuhknn dan

Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan, Terj. dari Customer

Loyalty: How to Earn It, Hoe to Keep It oleh Dwi Kartini

Yahya, (Jakarta: Erlangga, 2003 )

JL 31

26. Alan S. Dick and Kunal Basu, Customer Loyalty: Toward

an Integrated Conceptual Framework, Journal of The

Academy oJ' Marketing Science, 1994

JJ 99

4

\

27. Jill Griffin, Costumer Loyalty: Menumbuhkan dan

Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan, Terj. dari Custo;mer

Loyalty: How to Earn It, Hoe to Keep It oleh Dwi Kartini

Yahya, (Jakarta: Erlangga, 2Q03)

34 22-24

{28. Alan S. Dick and Kunal Basu, Customer Loyalty: Toward

an Integrated Conceptual Framework, Journal of The

Academy q/' Marketing Science, 1994

35 101-102

29. Alan S. Dick and Kunal Basu, Customer Loyalty: Toward

an Integrated Conceptual Framework, Jourrtal of The

Academy oJ' Marketing Science, 1994

38 30-31

{30. Jill Griffin, ()ostumer Loyalty: Menumbuhkan dan

Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan, Terj. dari Customer

Loyalty: How to Earn It, Hoe to Keep It oleh Dwi Kartini

Yahya, (Jakarta: Er{angga, 2003)

39 21

31 Alan S. Dick and Kunal Basu, Customer Loyalty: Toward

an Integrated Conceptual Framework, Journal oJ' The

Academy of Marketing Science, 1994

39 100-101

4BAB III

1 Ine I. Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan

St atis tik P endidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993)

41 18 I

2. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta:

Rineka Cipta,2003)

48 125 t

4J. Ine I. Arnirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan

S t at i s t i k P e ndi dikan, (Jakarta:. Bumi Aksara, 1 993 )

51 t2s-t26\ +, '4

4. Ine I. Arnirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan

Stati s tik F endidikan, (J akxta: Burni Aksara, 1 993 )

51 t39

{5" Ine I. Arnirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan

Stat i s tik P e ndidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1 993 )

52 t41 ,t6. Ine I. Amirman Yousda dan Zainal Arifin, Penelitian dan

St ati,s tik P e ndidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1 993)

55 126 fir +7. Sofian Elff'endi dan Tukiran, Metode Penelitian Survei,

(.Iakarta: LP3ES, 2012)

55 255 k q8. Sofian Effendi dan Tukiran, Metode Penelitian Survei,

(.lakarla: LP3ES, 2012)

55 253

1