hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas …eprints.ums.ac.id/55316/11/naskah...

17
HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN JOYOSURAN KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Oleh: AISYAH MUSLIMATUN MUNAWWAROH J 210 130 093 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Upload: trinhkhuong

Post on 06-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN

KUALITAS HIDUP PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI

DI KELURAHAN JOYOSURAN KECAMATAN PASAR

KLIWON SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan

Oleh:

AISYAH MUSLIMATUN MUNAWWAROH

J 210 130 093

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

i

Page 3: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

ii

Page 4: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

iii

Page 5: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

1

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS HIDUP

PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI KELURAHAN

JOYOSURAN KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA

Abstrak

Lanjut usia adalah seseorang yang usianya lebih dari 60 tahun. penyakit terbanyak

lanjut usia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM). PTM antara lain hipertensi,

artritis, stroke, penyakit paru obstruktik kronik, dan diabetes mellitus. Hipertensi

berada di urutan pertama dari sekian banyak penyakit yang di alami lansia. Lansia

yang mengalami hipertensi seringkali mengeluh tidak bisa beraktivitas karena

tekanan darah naik. Selain itu proses menua juga dapat menyebabkan aktivitas

fisik lansia menjadi menurun. Hal ini dikarenakan tulang menjadi rapuh,

kehilangan densitas dan menurunnya kekuatan otot. Lansia yang memiliki

hipertensi akan memiliki status kesehatan yang buruk. Selain itu, aktivitas fisik

yang kurang akan membuat kualitas hidup pada lansia juga menurun. Tujuan

peneltian untuk mengetahui aktivitas fisik dan kualitas hidup lansia penderita

hipertensi serta hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas hidup pada lansia

penderita hipertensi di Kelurahan Joyosuran Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.

Metode Penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan rancangan cross

sectional. Populasi lansia penderita hipertensi di di Kelurahan Joyosuran

Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta sebanyak 105 orang dengan 96 sampel

menggunakan teknik proporsional random sampling.Variabel bebas berupa

aktivitas fisik sedangkan variabel terikat berupa kualitas hidup, instrumen yang

digunakan yaitu GPPAQ dan WHOQOL-BREF. Teknik analisa data yang

digunakan adalah Chi-Square(X2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

hubungan antara antara aktivitas fisik dengan kualitas hidup pada lansia penderita

hipertensi di Kelurahan Joyosuran Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta (p-values =

0,001; X2= 35,452).

Kata kunci: Aktivitas fisik, kualitas hidup, lansia

Page 6: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

2

THE RELATIONSHIP BETWEEN PHYSICAL ACTIVITIES WITH

QUALITY OF LIFE IN ELDERLY PATIENS WITH HYPERTENSION IN

JOYOSURAN VILLAGE KECAMATAN PASAR KLIWON SURAKARTA

Abstract

The elderly is someone who is over 60 years old. Most elderly diseases are Non

Communicable Diseases (PTM). PTM, among others, hypertension, arthritis,

stroke, chronic obstructive pulmonary disease, and diabetes mellitus.

Hypertension is in the first place of many elderly diseases. Elderly who have

hypertension often complain of not being able to move because of rising blood

pressure. In addition, aging process can also cause the physical activity of the

elderly to decline. This is because bones become brittle, lose density and decrease

in muscle strength. Elderly who have hypertension will have poor health status. In

addition, less physical activity will make the quality of life in the elderly also

decline. The aim of research to know the physical activity and quality of life of

elderly hypertensive patients and the relationship between physical activity with

quality of life in elderly people with hypertension in Joyosuran Village

Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. Method this research is descriptive

correlative with cross sectional design. The population of elderly people with

hypertension in Joyosuran Village Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta was 105

people with 96 samples using proportional random sampling technique. The

independent variable is physical activity while the dependent variable is the

quality of life, the instruments used are GPPAQ and WHOQOL-BREF. Data

analysis technique used is Chi-Square (X2). The results showed that there was a

correlation between physical activity with quality of life in elderly people with

hypertension in Joyosuran Village Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta.

Keywords : physical activity, quality of life, the elderly

Page 7: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

3

1. PENDAHULUAN

Lanjut usia adalah seseorang yang usianya lebih dari 60 tahun,

berdasarkan Undang-Undang nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan

lanjut usia (Infodatin, 2016). Secara umum populasi lansia diperkirakan terus

mengalami peningkatan. Populasi lansia di Indonesia diperkirakan meningkat

lebih tinggi dari pada populasi lansia di dunia setelah tahun 2010 (Infodatin,

2016).

Dengan meningkatnya usia pada lansia, maka dapat mempengaruhi angka

kesakitan penduduk. Angka kesakitan penduduk lansia pada tahun 2014

sebesar 25,5% artinya bahwa dari 100 orang lansia terdapat 25 orang lansia

yang mengalami sakit. Berdasarkan data Riskesdas (2013) penyakit terbanyak

lanjut usia adalah Penyakit Tidak Menular (PTM). PTM antara lain hipertensi,

artritis, stroke, penyakit paru obstruktik kronik, dan diabetes mellitus.

Hipertensi berada di urutan pertama dari sekian banyak penyakit yang di alami

lansia. Dari banyak penelitian, didapatkan bahwa dengan meningkatnya usia

dan tekanan darah, yang menjadi masalah pada lanjut usia adalah hipertensi.

Lebih dari setengah kematian usia di atas 60 tahun adalah disebabkan oleh

penyakit cerebrovaskuler dan jantung (Nugroho, 2008).

Menurut penelitian dari Anbarasan (2015), menyebutkan bahwa secara

umum kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi adalah baik (58,3%),

hanya saja buruk pada kualitas kesehatan fisik (71,7%) dan lingkungan

(73,3%). Dalam penelitian Xu et al. (2016), mengatakan bahwa orang dengan

hipertensi memiliki kualitas hidup yang buruk dari pada orang yang tidak

mengalami hipertensi. Namun, terdapat penelitian menurut Tika (2008),

menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif antara aktivitas fisik

dengan kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi.

Masyarakat Indonesia termasuk dalam kategori negara-negara yang tingkat

aktivitas fisiknya rendah. Masyarakat tidak mau aktif menurut minat dan

kesenangan sehingga mereka lebih banyak aktivitas karena faktor pekerjaan.

Selain itu, lansia tidak mempunyai waktu untuk melakukan olahraga. Lansia

Page 8: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

4

juga kurang memiliki pengetahuan tentang manfaat aktivitas fisik, seberapa

banyak dan jenis aktivitas fisik yang harus dilakukan.

Aktivitas fisik diduga berhubungan dengan kualitas hidup pada lansia

hipertensi (Supratman, 2014; Kusumaratna, 2008). Dilihat dari konsep lansia,

bahwa seiring bertambahnya umur lansia mengalami perubahan fungsi tubuh

seperti penurunan fungsi sel, penurunan fungsi musculoskeletal (menyebabkan

kehilangan densitas tulang dan terbatasnya pergerakan), kemunduran fisik,

dan penyakit yang sering terjadi pada lansia (hipertensi, diabetes mellitus,

stroke, dan gout artritis) yang dapat menyebabkan aktivitas fisik lansia

berkurang (Nugroho, 2008).

Hasil penelitian Kusumaratna (2008) menyebutkan bahwa lanjut usia yang

mempunyai aktivitas fisik yang tinggi, maka memiliki kualitas hidup yang

tinggi. Sedangkan gambaran kualitas hidup lansia di Indonesia adalah rendah

(Ng et al., 2010).Kelurahan Joyosuran dijadikan tempat penetilian karena

lansia yang terdapat di Kelurahan Joyosuran merupakan kejadian

hipertensinya paling tinggi dari 5 desa lainnya yaitu Kelurahan Joyosuran

terdapat 105 lansia, Kelurahan Pasar Kliwon 20 lansia, Kelurahan Gajahan 31

lansia, Kelurahan Baluwarto 21 lansia, Kelurahan Kauman 7 lansia, dan

Kelurahan Kampung Baru 2 lansia. Selain itu, derajat kesehatan pedesaan

yang lebih rendah daripada perkotaan yang ditunjukkan oleh angka kesakitan

yang tinggi (Andhi et al., 2015).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan kepada 7 lansia pada tanggal 25

Januari 2017, hanya sedikit lansia yang melakukan aktivitas terstruktur seperti

senam dan olahraga bersama. Dari 7 lansia, hanya 2 lansia yang rutin

melakukan atau mengikuti senam bersama di posyandu. Sedangkan tidak ada

lansia yang melakukan olahraga bersama. Sedangkan aktivitas tidak

terstruktur seperti berkebun, bersepeda, dan berjalan cepat. Dari hasil

observasi, terdapat 4 lansia yang melakukan aktivitas jalan cepat di luar rumah

ketika pagi hari. Sedangkan tidak ada lansia yang melakukan aktivitas seperti

berkebun dan bersepeda. Lansia tersebut mengeluh sering sakit sehingga

hanya perlu istirahat di rumah. Dari 7 lansia tersebut juga diberikan kuesioner

Page 9: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

5

kualitas hidup. 4 dari 7 lansia memberikan hasil kualitas hidup rendah,

sedangkan 3 lansia hasil kualitas hidupnya baik.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

aktivitas fisik dengan kualitas hidup pada lansia penderita hipertensi di

Kelurahan Joyosuran Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini berbentuk non eksperimental design yang

merupakan jenis penelitian deskriptif korelatif, dengan pendekatan Cross

sectional, yaitu variabel-variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel

yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada saat yang sama (Pratiknya,

2011), yang mengkaji hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas hidup

pada lansia penderita hipertensi di Kelurahan Joyosuran Kecamatan Pasar

Kliwon.

2.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu semua lansia penderita hipertensi di

Kelurahan Joyosuran Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. Sebanyak 105

Lansia dengan umur 60-74 tahun. Responden yang digunakan dalam

penelitian ini adalah lansia yang berusia 60-74 tahun sebanyak 96 lansia.

Teknik pengambilan sampel adalah proporsional random sampling.

2.2 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner GPPAQ dan WHOQOL-BREF

2.3 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis Chi-Square.

3 HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Tabel 1. Karekteristik Responden

No Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

1. Umur

a. 60-70 tahun

b. 71 - 74 tahun

total

82

14

96

85

15

100

2. Jenis kelamin

a. Perempun

b. Laki-laki

69

27

72

28

Page 10: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

6

total 96 100

3. Pendidikan

a. Tidak sekolah

b. SD

c. SMP

d. SMA

e. Perguruan Tinggi (PT)

Total

17

52

8

7

12

96

18

54

8

7

13

100

4. Pekerjaan

a. Tidak bekerja

b. Buruh

c. Pedagang

d. Pensiunan PNS

Total

59

14

15

8

96

62

15

16

8

100

3.1 Analisis Univariat

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik

No Aktivitas Fisik Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

Inactive

Moderately inactive

Moderately active

Active

22

22

28

24

23

23

29

25

Total 96 100

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup

No Kualitas hidup Frekuensi Persentase (%)

1. Domain Kesehatan fisik

a. Tidak baik

b. Baik

Total

45

51

96

47

53

100

2. Domain Psikologis

a. Tidak baik

b. Baik

Total

23

73

96

24

76

100

3. Domain hubungan social

a. Tidak baik

b. Baik

Total

56

40

96

58

42

100

4. Domain lingkungan

a. Tidak baik

b. Baik

Total

44

52

96

46

54

100

5. Kualitas hidup

a. Tidak baik

b. Baik

32

64

33

77

Page 11: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

7

Total 96 100

Tabel 4. Kualitas Hidup

No Kualitas Hidup Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

Baik

Tidak baik

64

32

67

33

Total 96 100

3.2 Analisis Bivariat

Tabel 5. Hubungan aktivitas fisik dengan kualitas hidup

Aktivitas

fisik

Kualitas hidup

Tidak baik Baik Total

Frek % Frek % Frek %

Inactive 16 73 6 27 22 100

Moderately

inactive

12 55 10 45 22 100 2

hit = 35,452

Moderately

active

3 11 25 89 28 100 p-v = 0,001

Active 1 4 23 96 24 100 Kep = H0 ditolak

Total 32 33 64 67 96 100

4 Pembahasan

4.1 Karakteristik Responden

4.1.1 Karakteristik Umur Responden

Karakteristik responden menunjukkan sebagian besar responden

merupakan lansia hipertensi dengan usia 60-70 tahun (85%). Lansia yang

dijadikan responden dalam penelitian ini adalah lansia berusia 60-74 tahun.

Sehingga, karakteristik responden menurut usia adalah terbatas dan

ditemukan berdasarkan temuan dari peneliti usia 60-70 tahun sebanyak 85%

dan usia 71-74 sebanyak 15%.

4.1.2 Karakteristik Jenis Kelamin

Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (72%) sebanyak

69 orang. Distribusi jenis kelamin ini menunjukkan bahwa perempuan

dalam penelitian ini ditemukan banyak mengalami hipertensi dikarenakan

dari pengambilan sampel memang banyak perempuan. Tidak bisa

disimpulkan bahwa prevalensi perempuan hipertensi di dalam penelitian ini

Page 12: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

8

dikarenakan jumlah perbandingan laki-laki dan perempuan hipertensi tidak

sama.

4.1.3 Karakteristik Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden sebagian besar berpendidikan sekolah

dasar (54%). Namun, berdasarkan dari laporan Riskesdas (2013),

mengatakan bahwa kejadian hipertensi berdasarkan pendidikan, lebih besar

angka kejadian pada kelompok yang tidak berpendidikan karena

kemungkinan akibat ketidaktahuan tentang pola makan yang baik.

4.1.4. Karakteristik Pekerjaan

Pekerjaan responden sebagian besar adalah tidak bekerja (62%). Hal ini

sependapat dengan laporan Riskesdas (2013) yang meyatakan bahwa

prevalensi hipertensi lebih tinggi pada kelompok tidak bekerja karena

ketidaktahuan pola hidup yang baik.

4.1 Aktivitas Fisik

Distribusi frekuensi aktivitas fisik responden menunjukkan sebagian besar

adalah moderately aktif atau cukup aktif (29%), selanjutnya aktif (25%), dan

kurang aktif dan tidak aktif masing-masing 23%. Distribusi aktivitas fisik

responden menunjukkan bahwa kemampuan fisik responden tidak

menunjukkan kategori tertentu yang dominan. Salah satu faktor yang

berhubungan dengan aktivitas fisik pada responden adalah fungsi fisik yang

menurun dikarenakan hipertensi (Ulep et al., 2013). Pertambahan usia juga

menjadi penyebab penurunan tingkat aktivitas fisik. Rata-rata yang

mempunyai aktivitas fisik yang lebih baik adalah lansia laki-laki. aktivitas

fisik juga dikaitkan dengan tingkat pendidikan (Stathi et al., 2014).

Karakteristik dari lingkungan tempat tinggal lansia juga dikaitkan dengan

tingkat aktivitas fisik lansia. Bahwa terdapat perasaan menyenangkan ketika

keluar dari rumah seperti pergi ke toko dan ke tempat pelayanan yang dekat

dengan rumah. Semakin banyak akses pelayanan dan transportasi umum maka

semakin aktif lansia (Stathi et al., 2014).

Page 13: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

9

Perilaku kurang aktif juga sering dikaitkan dengan kejadian hipertensi

sebagai faktor risikonya. Untuk kelompok umur 65 tahun keatas mempunyai

aktifitas fisik rendah sebanyak 76% (Ridwan & Esti, 2013).

4.2 Kualitas Hidup

Distribusi kualitas hidup keseluruhan menunjukkan sebagian besar

responden memiliki kualitas hidup dengan kategori yang baik

(67%).Hipertensi ternyata memiliki dampak terhadap kualitas hidup lansia.

Pada penelitian Anbrasan (2015) mengatakan bahwa kualiatas hidup pada

lansia yang mengalami hipertensi secara umum adalah baik (58,3%), namun

buruk pada pada domain kesehatan fisik dan domain lingkungan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

tingkat kualitas hidup yang baik, hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Trevisol et al. (2011) ditemukan bahwa pada individu yang

menderita hipertensi, memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan

pada individu dengan tensi yang normal. Pada pasien dengan hipertensi namun

menjalani pengobatan yang rutin juga dilaporkan memiliki kualitas hidup yang

lebih tinggi dibandingkan dengan individu dengan tekanan darah tidak

terkontrol dan tidak dalam pengaruh obat-obatan. Kualitas hidup lansia yang

mempunyai tekanan darah normal lebih baik daripada kualitas hidup lansia

yang memilki tekanan darah tinggi (Dewi & Wayan, 2013) .

4.3 Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kualitas Hidup pada Lansia

Penderita Hipertensi di Kelurahan Joyosuran Kecamatan Pasar Kliwon

Surakarta

Berdasarkan hasil analisis data mengguankan Chi Square (X2) yang

mempunyai nilai 35,452 dengan nilai probabilitas (p) = 0,001. Dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas

hidup pada lansia penderita hipertensi di Kelurahan Joyosuran Kecamatan

Pasar Kliwon Surakarta dimana semakin baik aktivitas fisik lansia maka

kualitas hidupnya semakin baik. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian

terdahulu yaitu penelitian Habsari (2014). Penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dan kualitas hidup

serta terdapat perbedaan yang bermakna ditinjau dari domain Role limitation

Page 14: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

10

due to physical health problems, Bodily pain, Vitality; Role limitation due to

emotional problems.

Dengan melakukan aktivitas fisik, dapat meningkatkan harapan hidup

yang lebih panjang. Selain itu, dapat menurunkan tekanan darah pada lansia

dan menurunkan risiko stroke. Senyawa beta-endorfin akan di keluarkan oleh

seseorang yang melakukan aktivitas fisik sehingga dapat mendatangkan rasa

senang dan menghilangkan stress. Dari beberapa manfaat yang dihasilkan oleh

aktivitas fisik, dapat meningkatkan kualitas hidup lansia termasuk lansia

penderita hipertensi (Mass et al., 2011; Susilowati & Istianah, 2012;

Vainionpaa et al., 2007; Kowalski, 2010; Leavit, 2008).

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Aktivitas fisik lansia di Kelurahan Joyosuran adalah cukup aktif atau

moderatly active sebanyak 29%.

5.1.2 Kualitas hidup pada lansia penderita hipertensi di Kelurahan

Joyosuran Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta adalah baik (67%).

5.1.3 Terdapat hubungan aktivitas fisik dengan kualitas hidup pada lansia

penderita hipertensi di Kelurahan Joyosuran Kecamatan Pasar

Kliwon

5.2 Saran

5.2.1 Lansia

Lansia hendaknya meningkatkan motivasinya untuk senantiasa

berusaha menjaga kualitas hidupnya

5.2.2 Keluarga

Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat

meningkatkan kualitas hidup lansia. Keluarga hendaknya mampu

memberikan perhatian yang cukup kepada lansia baik dari segi

fisik maupun psikis, sehingga gangguan-gangguan fisik dan psikis

yang dapat menurunkan kualitas hidup lansia dapat diminimalkan.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

11

5.2.3 Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan hendaknya senantiasa melakukan upaya-upaya

peningkatan kualitas hidup lansia baik dengan melakukan

kegiatan-kegiatan olah raga bagi lansia maupun penyuluhan-

penyuluhan dan bimbingan untuk menjaga kesehatan psikis lansia.

5.2.4 Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya hendaknya menambahkan faktor-faktor lain

yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia, sehingga diketahui

faktor manakah yang paling dominant berhubungan dengan

kualitas hidup lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Anbrasan, S. S. (2015). Gambaran kualitas hidup lansia dengan hipertensi di

wilayah kerja puskesmas Rendang pada periode 27 Februari sampai 14

Maret 2015. Intisari Medis, 4(1), 113-124.

Andhi, S. M., Rachmawati, Y., Nugroho, S. W. (2015). Statistik Penduduk Lanjut

Usia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Habsari, D. O., Heru, S., & Sri, M. (2014). Hubungan aktivitas fisik dengan

kualitas hidup pada lansia di desa margoagung kecamatan seyegan sleman

yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Ilmu Keperawatan,

Universitas Gajah Mada.

Infodatin. (2016). Situasi Lanjut Usia (Lansia) Di Indonesia. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015.

Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kowalski, R. E. (2010). TerapiHipertensi Program 8 Minggu.Terjemahanoleh

Rani S Ekawati. 2007. Bandung: PenerbitQanita.

Kusumaratna, R. K. (2008). Impact of physical activity on quality of life in the

elderly. Universa Medica, 27(2), 57-64.

Leavit, M. O. (2008). 2008 physical activity guides for Americans. U. S: Health

and Human Services.

Page 16: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

12

Mass, M., Buckwalter, K., Hardy, M., Reimer, T., & Titler, M. (2011). Asuhan

Keperawatan Geriatrik. Terjemahan Oleh Renata Komalasari dkk. 2011.

Jakarta: EGC.

Ng, N., Hakimi, M., Byass, P., Wilopo, S., & Wall, S. (2010). Health and quality

of life among older rural people in Purworejo District, Indonesia. Global

Health Action, 2010(3), 78-87.

Ng, N., Hakimi, M., Byass, P., Wilopo, S., & Wall, S. (2010). Health and quality

of life among older rural people in Purworejo District, Indonesia. Global

Health Action, 2010(3), 78-87.

Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Jakarta: EGC.

Pratiknya, A. W. (2011). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran &

Kesehatan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kepala Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Stathi, A., Fox, K. R., Withall, J., Bentley, G., & Thomson, J. L. (2014).

Promoting Physical Activity in Older Adults: a Guide for Local Decision

Maker. England: University of Bath.

Supratman., Kido, T., Tsukasaki, K., et al. (2014). Physical activity and quality of

life among community-dwelling older people in indonesia: An intervention

study. Journal of the Tsuruma Health Science Society Kanazawa University,

38(1), 57-66.

Susilowati, L., & Istianah, U. (2012). Fungsi kognitif menentukan kualitas hidup

lansia. Media Ilmu Kesehatan, 1(2), 95-100.

Tika, S. Y. K. (2008). Kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi di tinjau

dari dukungan social dan aktivitas fisik. Tesis.Yogyakarta: S2 Magister

Psikologi, Universitas Gajah Mada.

Page 17: HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS …eprints.ums.ac.id/55316/11/NASKAH PUBLIKASI.pdf · 2017-08-12 · DI KELURAHAN JOYOSURAN ... dan berjalan cepat. Dari hasil observasi,

13

Trevisol, D. J., Moreira, L. B., Kerkhoff, A., Fuchs, S. C., & Fuchs, F. D. (2011).

Health-related quality of life and hypertension: a systematic review and meta-

analysis of observational studies. J Hypertnens, 29(2), 179-188.

Ulep, C., Angosta, A., Asselstine, R., Pagano., Dogmei, L., & Wooton, A. (2013).

Assessing physical activity and function in the filipino older adults. Journal

of Cultural Diversity,20(1), 30-39.

Vainionpaa, A., Korpelainen, R., Kaikkonen, H., Knip, M., Leppaluoto, J.,

&Jamsa, T. (2007).Effect of impact exercise on physical performance and

cardiovascular risk factor.Medicine& Science in Sports & Exercise,

2007(39), 756-763.

Xu, X., Rao, Y., Shi, Z., Liu, L., Chen, C., & Zhao, Y.(2016). Hypertension

impact on health-related quality of life: A cross-sectional survey among

middle-aged adults in Chongqing, China. International Journal of

Hypertension, 2016(7404957), 1-7.