hubungan adversity quotient dengan … · 12. pt. victory international future malang, bank bpd...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRODUKTIVITAS
KERJA PADA KARYAWAN MARKETING DI KOTA SAMARINDA
SKRIPSI
Oleh :
Praditri Sagacici Anja Santoso
201210230311132
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DENGAN
PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN MARKETING
DI KOTA SAMARINDA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai salah satu persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Psikologi
Oleh :
Praditri Sagacici Anja Santoso
201210230311132
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015
i
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh:
Praditri Sagacici Anja Santoso
Nim: 201210230311132
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal, 03 Februari 2016
dan dinyatakan memenuhi syarat sebagai kelengkapan
memperoleh gelar Sarjana (S1)Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
SUSUNAN DEWAN PENGUJI:
Ketua/Pembimbing I, Sekertaris/Pembimbing II
Dr. Latipun, M.Kes. Dr. Nida Hasanati, M. Si.
Anggota I, Anggota II
Zakarija Achmat, S.Psi.M.Si. Tri Muji Ingarianti, S.Psi.M. Psi.
Mengesahkan
Dekan,
Dra. Tri Dayakisni, M.Si.
ii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Praditri Sagacici Anja Santoso
NIM : 201210230311132
Fakultas / Jurusan : Psikologi / Psikologi
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang
Menyatakan bahwa skripsi / karya ilmiah yang berjudul :
Hubungan adversity quotient dengan produktivitas kerja pada karyawan marketing di kota
Samarinda
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam
bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah ini dan telah disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah/ skripsi dari penelitian yang saya lakukan merupakan Hak
Bebas Royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai sumber pustaka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini
tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi sesuai dengan undang-undang yang
berlaku.
Mengetahui
Ketua Program Studi,
Yuni Nurhamida, S.Psi., M.Si.
Malang, 25 Januari 2016
Yang Menyatakan,
Praditri Sagacici Anja Santoso
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas limpahan Berkah, Rahmat
serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan
Adversity Quotient dengan Produktivitas Kerja pada Karyawan Marketing di kota
Samarinda”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di
Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, serta
motivasi dari berbagai pihak yang turut menjadi pendukung tersusunnya skripsi ini. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra.Tri Dayakisni, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang
2. Bapak Dr. Latipun, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi arahan dan
bimbingan pada penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Nida Hasanati, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberi arahan
dan bimbingan pada penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
4. Muhammad Shohib, S.Psi, M.Si. selaku dosen wali yang telah mendukung dan
membimbing penulis sejak awal perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Para Bapak dan Ibu pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
yang telah mengajarkan banyak ilmu yang dapat bermanfaat bagi penulis.
6. Kedua orang tua penulis Budi Santoso dan Ainun Jariah yang telah memberikan
dukungan dalam segala aspek mulai awal perkuliahan sampai teselesaikannya skripsi ini.
7. Saudara-saudari penulis, Kak Galang Racidapi A.S., Ade Refons Cikafadupuri A.S, Ade
Gradias Bahtera Putra A.S. yang telah menjadi salah satu motivasi terbesar penulis agar
dapat dengan segera menyelesaikan skripsi.
8. Muhammad Ridhani Muslim yang telah memberikan dukungan dalam bentuk doa,
bimbingan, dan motivasi sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
9. Para Keluarga yang turut mendukung penulis dari berbagai aspek yaitu nenek mulia
(Alm), mba Aslikah (Alm), Kak Supriyadi, mama Fitriah sekeluarga, mama Jumiah
sekeluarga, amang ahmad sekeluarga, Alm.amang Tamrin sekeluarga dan para keluarga
lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis.
10. Sahabat di perantauan Dewi Suhartini, Puspita Fadillah, dan Muhim Atin Ainiyah serta
Mbak Miftakhul Jannah Saka yang telah banyak memberikan dukungan dari berbagai
aspek selama perkuliahan berawal hingga terselesaikannya skripsi ini.
11. UPT. Perpustakaan Pusat Universitas Muhammadiyah Malang yang membantu doa,
dukungan pengalaman, dan bantuan-bantuan lain dalam proses penyelesaian skripsi,
terkhusus teman-teman part time di sirkulasi perpustakaan yaitu Visa Zamhariro, Niki
Cahyani, dan Nino Dwi A.P.
12. PT. Victory International Future Malang, Bank BPD Kaltim, Bank BTN, dan Bank
Mandiri di kota Samarinda
13. Teman-teman Fakultas Psikologi, Khususnya Psikologi B 2012 yang telah memberikan
banyak pengalaman, bantuan, suka-duka, doa, dan selaku keluarga selama perkuliahan.
iv
Allah SWT memberikan balasan yang belipat ganda kepada semua atas kebaikan yang
telah diberikan kepada penulis. Selain itu penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi
ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun sebagai
perbaikan dalam skripsi ini sangat diharapkan untuk dapat membantu agar skripsi ini dapat
bermanfaat bagi peneliti dan para pembaca.
Malang, 20 Januari 2016
Penulis
Praditri Sagacici A.S
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................i
SURAT PERNYATAAN.........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................v
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .....................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................6
Produktivitas Kerja ..................................................................................................................6
Adversity Quotient ..................................................................................................................6
Hubungan Adversity Quotient dengan Produktivitas Kerja ....................................................7
Hipotesa ...................................................................................................................................8
METODE PENELITIAN .........................................................................................................9
Rancangan Penelitian ..............................................................................................................9
Subjek Penelitian .....................................................................................................................9
Variabel dan Instrumen Penelitian ..........................................................................................9
Prosedur dan Analisa Data Penelitian ...................................................................................10
HASIL PENELITIAN ............................................................................................................10
DISKUSI ..................................................................................................................................12
SIMPULAN DAN IMPLIKASI .............................................................................................13
REFERENSI ............................................................................................................................15
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Deskripsi karakteristik subjek penelitian ................................................................11
Tabel 2. Indetifikasi skor skala pada adversity quotient dan produktivitas kerja .................11
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Dan Blue Print Skala ...................................................................................17
Lampiran 2 Hasil Try Out, Uji Validitas Dan Reliablititas ......................................................24
Lampiran 3 Output Analisa Data .............................................................................................32
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian ..............................................................................................35
1
HUBUNGAN ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRODUKTIVITAS
KERJA PADA KARYAWAN MARKETING DI KOTA SAMARINDA
Praditri Sagacici Anja Santoso
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
Produktivitas kerja karyawan marketing memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan,
khususnya dalam memasarkan produk yang sesuai dengan target dan tingkat kesulitan yang
diberikan perusahaan sehingga, untuk menghadapi kesulitan tersebut karyawan marketing
membutuhkan kemampuan adversity quotient yang baik. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan produktivitas kerja pada karyawan.
Sampel penelitian ini sebanyak 200 orang karyawan marketing. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah teknik kuota sampling. Penelitian ini menggunakan dua buah skala
sebagai alat ukur, yaitu skala adversity quotient dan skala produktivitas kerja. Analisis data
penelitian menggunakan uji korelasi product moment pearson. Berdasarkan hasil analisis
diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara adversity quotient dengan
produktivitas kerja pada karyawan marketing (r=0.825 p=0.000). Sedangkan koefisien
determinasi yang menunjukkan kontribusi adversity quotient dalam pembentukan
produktivitas kerja sebesar (r2)=0.681 (68.1%).
Kata kunci : Adversity quotient, Produktivitas Kerja, Karyawan Marketing
The employee's productivity marketing has an important role in a company,
specifically in marketing the product corresponding to the target and level of difficulty of a
given company so, to face these difficulty marketing employees require the ability adversity
quotient good. This research aims at finding the realtion between adversity quotient and
employees’ work productivity. Sample of the research are 200 marketing employees by using
quota sampling technique. This research uses two measure scales, which are adversity
quotient scale and work productivity. The data analysis using pearson product moment
correlation test. Based on the results of analysis, it shows that there is a correlation between
adversity quotient and work productivity of marketing employees (r=0.825 p=0.000). While
the coefficient of determination shows the contribution adversity quotient in the formation of
work productivity as much as (r2)=0.681 (68.1%).
Keywords: Adversity quotient, work productivity, marketing employees
2
Setiap perusahaan atau instansi memiliki target keberhasilan yang ingin dicapai dalam
mengembangkan serta melebarkan sayap kesuksesannya baik yang bergerak dalam bidang
jasa maupun produk. Dalam mencapai kesuskesannya perusahaan haruslah memiliki ukuran
efisiensi produktif yaitu produktivitas kerja. Dapat kita ketahui bahwa produktivitas sendiri
merupakan gabungan antara produksi dan aktivitas yang dilakukan oleh sumber daya
manusia sebagai elemen terpenting dalam produktivitas kerja. Selain itu produktivitas juga
dipengaruhi oleh faktor instrinsik berupa umur, tempramen, keadaan fisik individu,
kelemahan, dan motivasi serta faktor ekstrinsik dari individu berupa kondisi fisik seperti
suara, penerangan, waktu istirahat, lama kerja, upah, bentuk organisasi, lingkungan sosial,
dan keluarga (Sutrisno, 2014). Sebagai elemen yang paling penting, sumber daya manusia
yang mengelola serta menjadi penghubung antara pengeluaran baik dalam bentuk barang atau
jasa dengan pemasukkan baik tenaga, bahan, atau uang.
Sumber daya manusia (SDM) yang dapat dikatakan sebagai para pekerja, pegawai, karyawan
atau tenaga kerja, buruh dan apapun yang bersifat sumber daya manusia. Hal tersebut
disebabkan oleh kesuksesan dari produktivitas sendiri akan bergantung pada seperti apa dan
bagaimana kemampuan dari sumber dayanya dalam menyelesaikan pekerjaannya terutama
kemampuan untuk mengatasi setiap kesulitan yang mereka temui saat bekerja.
Berikut beberapa penelitian terkait dengan produktivitas kerja yaitu untuk mencapai
kesuksesan haruslah dimulai dari sumber daya manusia yang produktif pula. Ketika
produktivitas kerja dari sumber daya manusianya baik maka kesempatan kerja yang tercipta
dan kualifikasi angkatan kerja relatif yang sesuai dengan lingkungan kerja (Triastutik, 2013).
Kemudian penelitian lainnya mendapatkan hasil berupa rewad dan punishment memberikan
pengaruh yang cukup besar terhadap produktivitas kerja terhadap pegawai, namun diantara
keduanya yang paling berpengaruh besar adalah reward. Reward dapat menjadi motivasi bagi
karyawan agar lebih semangat dalam bekerja. (Jayanti, 2014). Hal tersebut menjadi salah satu
faktor instrinsik dari pegawai atau karyawan dalam produktivitas kerja. Selain itu penelitian
lain yang menyatakan bahwa support dari atasan atau manager dan berbagai tunjangan
fasilitas juga dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.
(Rahmawati, 2013). Pengaruh dukungan sosial dari lingkungan dan organisasi dapat
dimasukkan kedalam kategori faktor ekstrinsik yang ada diluar individu.
Kemudian dalam penelitian lainnya terkait dengan pengaruh variabel kedisiplinan dengan
produktivitas kerja karyawan menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dimana
kedisiplinan mempengaruhi produktivitas kerja dari karyawan di PT. Food Station Tjipinang
Jaya. Penelitian selanjutnya menyatakan bahwa kinerja dari para karyawan haruslah menjadi
sumber daya yang efektif dalam pengembangannya (Anumaka,2013). Dikatakan demikian
karena keberhasilan dari proses pemasaran akan dapat dilihat apabila produktivitas kerja dari
karyawan dalam perusahaan atau instansi tersebut dapat menunjukkan kinerja yang baik,
optimal dan bergerak maju. Selain itu produktivitas kerja juga merupakan hal yang paling
penting bagi pencapaian keberhasilan atau kesusksesan dalam suatu perusahaan maupun
instansi. Tidak hanya sampai disitu pentingnya dampak produktivitas yang baik dapat
menjadi salah satu kunci sukses di salah satu negara. Hal ini juga didukung dengan penelitian
lainnya bahwa jika seluruh masyarakatnya produktif maka ekonomi menjadi sukses dan
dengan sendirinya negara akan bergerak maju dari segi perekonomian dan lainnya (Ottawa,
O, 1998).Pada penelitian yang dilakukan di kota samarinda Kalimantan Timur terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja seperti pada penelitian yang
dilakukan oleh Astuti (2013) yang menyatakan bahwa disiplin kerja memiliki hubungan
dengan produktivitas kerja yang berarti disiplin kerja turut berkontribusi dalam pembentukan
3
produktivitas kerja. Penelitian lain terkait dengan produktivitas kerja karyawan di kota
Samarinda adalah pada penelitian yag dilakukan oleh Maharlin (2013) yang menjelaskan
bahwa motivasi kerja pada karyawan berpengaruh dalam pembentukan produktivitas kerja
karyawan. Berdasarkan penelitian di atas maka dapat kita ketahui bahwa sebenarnya terdapat
banyak faktor yang memperngaruhi produktivitas kerja dari sumber daya manusia atau
karyawan baik yang berasal dari faktor instrinsik dan juga ekstrinsik. Serta betapa
pentingnya produktivitas kerja dalam suatu negara untuk menuju ke arah yang lebih maju.
Dari berbagai penelitian mengenai produktivitas kerja di atas terkait dengan sumber daya
manusia ada yang perlu kita spesifikkan kembali terkait sumber daya manusia yang terdapat
dalam suatu perusahaan maupun instansi terbagi menjadi berbagai macam posisi seperti
direktur, manajer, marketing, dan lainnya. Dari berbagai posisi jabatan pekerjaan karyawan
yang ada menjadi hal yag menarik untuk diteliti adalah pada posisi seorang marketing, karena
karyawan yang menduduki posisi ini dapat dikatakan menjadi dalah satu tombak keberhasilan
dari suatu perusahaan atau instansi dalam produktivitasnya baik perusahaan yang bergerak
dalam menghasilkan produk tertentu atau yang bergerak dibidang jasa. Dikatakan demikian
karena jika kita ketahui bahwa apapun bentuk produk yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan atau instansi mereka akan membutuhkan cara untuk memasarkan produk yang
mereka miliki kepada masyarakat atau dalam kata lain karyawan dengan posisi jabatan ini
berlaku sebagai bagian dari perusahaan yang bersinggungan langsung dengan konsumen mau
pun calon konsumen.
Marketing atau pemasaran merupakan proses sosial yang didalamnya terdapat individu dan
kelompok. Biasanya individu atau kelompok menawarkan suatu produk yang dijualnya
dengan memberikan penjelasan terkait produk tersebut hingga membuat orang yang
ditawarkan tertarik untuk membeli. Hal ini juga dapat dikatakan sebagai seni menjual produk
yang ditandai oleh adanya perubahan pemikiran dari target penjualan yang semula tidak ingin
menjadi ingin membeli dengan menggunakan manajemen pemasaran yaitu proses
perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan,
barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenui sasaran dari individu dan
organisasi. Sedangkan orang yang menggerakkan atau menalankan pemasaran tersebut dapat
dikatakan pegawai atau karyawan marketing (Kotler, 2000). Tanpa strategi yang baik dan
tepat maka perusahaan akan kesulitan memasarkan produk yang dimilikinya.
Seorang yang bekerja menjadi karyawan marketing memiliki tantangan tersendiri. Dimana
mereka dituntut untuk mengejar target penjualan dengan tempo waktu serta jumlah yang
memaksa mereka untuk menguras pikiran serta tenaga yang mereka miliki, semakin tinggi
tingkat pemasaran yang diperoleh maka semakin tinggi tingkat kesulitan yang akan
dihadapinya. Seperti salah satu fenomena yang terjadi pada karyawan marketing di bank
bahwa mereka mengalami stress kerja yang disebabkan oleh tekanan yang cukup berat dalam
mencapai target yang telah ditentukan sehingga mereka kerap mensiasatinya dengan cara
meminta nasabah yang sudah dikenalnya untuk membuka rekening tabungan agar targetnya
dapat tercapai (Tempo, 2014). Hal ini memang dapat membuat seorang karyawan marketing
dapat memenuhi targetnya namun dengan cara seperti ini bisa saja mengurangi kualitas kerja
karyawan sendiri karena hanya mementingkan tercapainya target saja. Sedangkan untuk
memiliki produktivitas kerja yang baik, seorang karyawan marketing harus memenuhi
kualitas kerja, kuantitas kerja dan ketepatan waktu tidak hanya semata-mata memenuhi target
tanpa memperhatikan ketiga hal tersebut (Simamora, 2004).
Fenomena di atas menjelaskan bahwa terdapat faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja
seorang marketing seperti yang ada pada salah satu penelitian terkait dengan kinerja
4
karyawan marketing juga menyatakan bahwa motivasi instrinsik, pengembangan dan
kompensasi dapat menekan arus keluar masuknya karyawan marketing (Annur, 2014).
Kemudian penelitian lainnya terkait dengan faktor instrinsik, menjelaskan bahwa kecerdasan
emosional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan
(Muta’asifah, 2013). Penelitian Laura & Sujoyo (2009) juga menjelaskan terkait dengan
hubungan adversity quotient dengan kinerja karyawan dengan yang menunjukkan adanya
hubungan positif antara keduanya. Kinerja yang baik akan berkaitan dengan baiknya
produktivitas kerja seorang karyawan.
Berdasarkan penelitian yang ada di atas maka peneliti mencoba mengkaitkan produktivitas
kerja dengan adversity quotient. Untuk mendapatkan kesuksesan kerja seperti halnya
produktivitas kerja yang baik maka diperlukan adanya kecerdasan yang mampu mendorong
seseorang untuk dapat lebih produktif diantara hambatan-hambatan pekerjaan yang
dimilikinya. Stoltz (2005) mengemukakan terdapat kecerdasan adversity dan diprediksi lebih
kuat pengaruhnya terkait dengan kesusksesan dibandingan kecerdasan yang telah ada
sebelumnya. Kecerdasan ini bernama adversity quotient yaitu kecerdasan dalam menghadapi
kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan
tantangan yang dialami.
Adanya kemampuan dalam mengatasi setiap kesulitan ini kemudian didukung oleh hasil
penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Deesom (2011) yang pada penelitian tersebut
membuktikan bahwa orang yang menghadapi permasalahan dengan pikiran positif cenderung
memiliki kemampuan menghadapi kesulitan yang baik. Individu yang memiliki adversity
quotient yang tinggi cenderung berpikiran positif dalam menghadapi situasi yang dialaminya
sehingga membuatnya dapat dengan mudah menemukan peluang dan solusi dalam setiap
hambatan. AQ dapat berperan dalam memberikan gambaran kepada individual berkaitan
dengan seberapa jauh individual mampu bertahan menghadapi kesulitan dan mampu untuk
mengatasinya; siapa yang mampu mengatasi kesulitan dan siapa yang akan hancur; siapa
yang akan melampaui harapan-harapan atas kinerja dan potensi individual serta siapa yang
akan gagal; serta siapa yang akan menyerah dan siapa yang akan bertahan.
Selain itu individu yang memiliki kemampuan untuk bertahan dan terus berjuang dengan
gigih dalam menghadapi kesulitannya maka ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan
hidup ia akan dengan penuh motivasi, dorongan, ambisi, antusiasme, semangat, serta
kegigihan yang tinggi dipandang sebagai individu yang memiliki adversity quotient yang
tinggi. Karena jika memiliki hal itu semua maka tidak mustakhil bagi mereka yang memiliki
hal tersebut untuk dengan mudah menyelesaikan permasalahannya.
Berbeda halnya dengan individu yang dapat dikatakan memiliki adversity quotient rendah,
individu seperti ini ketika menghadapi masalah maka ia cenderung mudah menyerah dan
pasrah begitu saja pada keadaan, bersifat pesimistik, memiliki kecenderungan untuk
senantiasa bersikap negatif terhadap kesulitan hidup yang dihadapinya. Seperti pada
penelitian studi kasus terkait pengaruh adversity quotient dengan kinerja karyawan
membuktikan bahwa hasil individu dengan hasil adversitynya rendah atau dibawah rata-rata
memiliki kesulitan dalam menghadapi tekanan atau masalah yang mengunung dibandingkan
dengan yang memiliki AQ rata-rata. Dimana karyawan dengan hasil AQ yang tinggi
memiliki kinerja yang tinggi pula (Laura dan Sunjoyo,2009).
Respon karyawan di atas dibuktikan oleh sebuah survey yang pernah dilakukan terhadap
lebih dari 1.100 karyawan Canada Life Group bahwa seperempat dari mereka menyatakan
bahwa terlalu banyak bekerja dan tidak memiliki work-life-balance, yang mengejutkan 22%
5
dari mereka mengaku takut untuk meminta bantuan kepada rekan dan atasannya. Kemudian
48% mengakui kekhawatiran mereka itu berdampak negatif pada kehidupan kerja mereka,
hasilnya 1 dari 10 responden yang ditanya memilih cuti dari pekerjaan sebagai akibatnya.
Penelitian ini juga mengungkap simpati bos kepada bawahannya sebesar 17% responden
mengaku bahwa mereka tidak menerima dukungan dari atasannya meskipun hal itu sudah
coba disampaikan. Sedangkan hanya 20% atasan yang bisa memahami kecemasan mereka.
Akibat tekanan tersebut, 31% dari mereka mengaku memiliki tingkat produktivitas dan
konsentrasi yang menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Paul Alvis selaku marketing
director dari Canada Life Group menyampaikan bahwa “Tingkat stress yang meningkat
dibanding tahun lalu mengakibatkan 10 orang karyawan mengambil cuti kerja. Efek negatif
lainnya adalah penurunan konsentrasi dan produktivitas kerja. Statistik ini praktis
menunjukkan bahwa peran pemimpin sangat dibutuhkan disini,”(PortalHR, 2013). Fenomena
ini menjelaskan bahwa hanya terdapat 20% karyawan yang mampu mengendalikan dirinya
dengan memahami kecemasan yang mereka miliki. Kemampuan mengontrol yang baik dalam
menghadapi sesuatu serta sifat yang selalu optimis akan menghantarkan seseorang dalam
mencapai produktivitas kerja yang baik. Rendahnya adversity quotient yang dimiliki
seseorang akan membuatnya kesulitan apabila mendapati tekanan kerja yang berlebih karena
kurangnya kemampuan untuk mengontrol diri mereka untuk tidak terfokus pada titik
permasalahan serta tidak melakukan penghindaran terhadap permasalahan yang dihadapi.
Mendukung pernyataan sebelumnya terkait keberhasilan produktivitas kerja terdapat dalam
penelitiannya Tigchelaar, L. & Khaled E. B. (2015) menjelaskan bahwa adversity quotient
(AQ), berperan sebagai prediktor keberhasilan, sangat berguna dalam memungkinkan
seorang individu untuk menentukan bagaimana dia akan mengelola dalam menghadapi suatu
kesulitan. Hal ini dapat membuktikan bahwa ketika seseorang memiliki AQ maka ia akan
mampu memprediksi kesulitan yang dihadapinya serta dapat dengan mudah membantu
dirinya sendiri dalam menghadapi kesulitan tersebut. Serta AQ juga membantu
mengembangkan potensi kepemimpinan serta kinerja pertumbuhan organisasi dengan
memiliki tingkat erosi yang dapat dikendalikan oleh sumber daya manusia (Shivaranjani ,
2014). Kemudian Stoltz (2000) juga menjelaskan bahwa adversity quotient juga memiliki
beberapa peran dalam kehidupan yang salah satunya merupakan peran dalam produktivitas,
dimana karyawan yang memiliki adversity quotient yang baik menunjukkan produktivitas
yang baik pula.
Kemampuan karyawan marketing dalam menghadapi setiap kesulitannya serta beberapa
fenomena yang terjadi di atas terkait dengan karyawan marketing menjadi menarik untuk
diteliti lebih lanjut apakah terdapat hubungan antara adversity quotient dengan produktivitas
kerja pada karyawan marketing karena untuk adveristy quotient sendiri sangat diperlukan
bagi karyawan marketing yang memiliki tingkatan kesulitan kerja yang lebih dibandingkan
dengan posisi jabatan lainnya, selain dari itu karyawan marketing menjadi salah satu kunci
keberhasilan perusahaan yang berperan langsung menghadapi konsumen. Sehingga
memunculkan rumusah masalah berupa apakah terdapat hubungan antara adversity quotient
dengan produktivitas pada karyawan marketing di kota Samarinda, Kalimantan Timur yang
pada dasarnya merupakan daerah yang sedang berkembang dan menarik untuk diteliti.
Dengan tujuan penelitian ialah untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan
produktivitas kerja pada karyawan marketing.
Adapun manfaat penelitian yaitu manfaat praktis yang didapatkan oleh perusahaan yang
diteliti berupa ketika perekrutan dapat menyeleksi terlebih dahulu karyawannya dengan
memperhitungkan adversity quotient para calon karyawannya, mengingat bahwa adversity
quotient merupakan hal yang berperan dalam pencapaian produktivitas kerja bagi karyawan
6
yang akan menjadi bagian dari perusahaan. Sedangkan untuk manfaat teoritis yaitu
menambah pengetahuan dalam bidang pengetahuan psikologi konsumen, industri dan
organisasi. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat selain hanya
menjadi bahan bacaan, juga dapat menjadi referensi dalam penelitian berikutnya.
Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja merupakan bentuk peningkatan kemampuan karyawan untuk
menghasilkan laba perusahaan, yang dapat diwujudkan melalui pengoptimalan kinerja yang
tercermin pada besarnya produksi, kualitas produksi, efektivitas dan efisiensi serta
merealisasikan kepuasan kerja karyawan pada tingkat optimal (Muta’asifah, 2013).
Menurut Kopelmen (Purnomo, 2004) produktivitas merupakan suatu konsepsi sistem, dimana
proses produktivitas dalam wujudnya diekspresikan sebagai rasio yang merefleksikan
bagaimana memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang ada secara efisien untuk
menghasilkan keluaran.
Menurut Gordon K.C Chen (Purnomo, 2004) mendefinisikan produktivitas sebagai rasio
antara output yang dihasilkan per unit dari sumber daya yang dikonsumsi dalam suatu proses
produksi atau perbandingan antara output dan input.
Dari berapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah
ukuran atau penilaian kerja dengan input sebagai masukan dan output sebaga keluaran dalam
pencapaian usaha secara maksimal hingga dapat efektif serta efisien.
Menurut Simamora (2004) pengukuran produktivitas kerja dapat melalui tiga faktor meliputi
kuantitas kerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh karyawan dalam jumlah tertentu
dengan perbandingan standar yang ada atau ditetapkan oleh perusahaan. Kemudian kualitas
kerja merupakan suatu standar hasil yang berkaitan dengan mutu dari suatu produk yang
dihasilkan oleh karyawan dalam hal ini merupakan suatu kemampuan karyawan dalam
menyelesaikan pekerjaannya secara teknis dengan perbandingan standar yang ditetapkan oleh
perusahaan. Serta yang terakhir adalah ketepatan waktu merupakan tingkat suatu aktivitas
diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil
output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Ketepatan waktu
diukur dari persepsi karyawan terhadap suatu aktivitas yangterselesaikan diawal waktu
sampai menjadi output.
Adversity quotient
Dalam hidup, manusia tidak akan pernah lepas dari masalah saat menjalaninya. Permasalahan
dan kesulitan sendiri beragam tingkatannya mulai dari yang paling mudah dihadapi sampai
pada masalah yang paling sulit dihadapi untuk itu diperlukan kemampuan dalam
menghadapinya. Stoltz (2005) menjelaskan bahwa adversity quotient (AQ) berasal dari kata
adversity yang berarti suatu keadaan yang sulit dengan tingkatan-tingkatannya. Sedangkan
quotient berarti kemampuan atau ukuran yang dimiliki seseorang dalam menghadapi
masalah. Jadi adversity quotient adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan
kemampuan bertahan dalam berbagai tingkatan-tingkatan kesulitan hidup dan tantangan yang
dialami. Dengan kemampuan ini kita dapat melihat seperti apakah kemampuan seseorang
dalam menghadapi kesulitan dan hal ini juga dapat memberikan kita pengetahuan yang lebih
terkait dengan mengapa ada orang yang tangguh dala menghadapi masalah yang sama dan
7
kenapa ada yang tidak. Hal ini juga tentunya dapat membantu perusahaan dalam
menempatkan pekerjanya sesuai dengan ketahanan kerjanya.
Selain itu diketahui bahwa adversity quotient sendiri terdiri atas tiga unsur , unsur yang
pertama yaitu, AQ adalah suatu kerangka kerja konseptual yang baru untuk memahami dan
meningkatkan semua segi kesuksesan. Unsur yang kedua, AQ adalah suatu ukuran untuk
mengetahui respons seseorang terhadap kesulitan. Kemudian unsur yang ketiga di mana, AQ
adalah serangkaian peralatan intelektual yang memiliki dasar ilmiah untuk memperbaiki
respons seseorang terhadap kesulitan yang dihadapi dan akan berakibat memperbaiki
efektivitas pribadi dan profesional seseorang secara keseluruhan bagi individu tersebut.
Gabungan dari ketiga unsur bentuk ini merupakan sebuah paket yang lengkap untuk
memahami dan memperbaiki komponen dasar kesulitan yang ditemui dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat berlangsung seumur hidup.
Menuru Stoltz (2000). Adversity quotient sendiri terdiri atas empat dimensi yaitu Control, O2 (Origin and Ownership), Reach dan Endurance yang masing-masing dapat menjadi patokan
untuk mengukur AQ. Pertama Control (Kendali), yaitu tingkat kendali yang dirasakan
terhadap peristiwa yang menimbulkan kesulitan yaitu seberapa besar ia mampu
mengendalikan diri dalam menghadapi kesulitan, berani mengambil resiko, dan mudah
bangkit dari ketidakberdayaan. Kedua Origin dan Ownership (Asal usul dan pengakuan),
pertama yaitu siapa dan apa yang menybabkan kesulitan dan kedua sampai sejauhmana
seseorang bersedia mengakui akibat kesulitan tersebut atau mengakui akibat-akibat yang
ditimbulkan dari kesulitan tersebut (kepemilikan masalah dan sebab akibat). Ketiga, Reach
(jangkauan) yaitu sejauhmana seseorang dapat mengendalikan masalah yang dihadapinya
agar tidak mempengaruhi aspek lain dalam kehidupannya. Keempat yaitu Endurance (daya
tahan) yaitu mengenai waktu kesulitan dan penyebab kesulitan tidak berlangsung.
Indikatornya ialah menilai kesulitan atau kegagalan bersifat sementara, dan mempunyai sifat
optimisme. Sedangkan untuk faktor yang mempengaruhi adversity quotient sendiri menurut
Stoltz (2000) adalah kesehatan mental, kesehatan fisik, vitalitas, kebahagiaan, dan
kegembiraan yang dimiliki oleh individu.
Hubungan Adversity quotient dengan Produktivitas pada Karyawan Marketing
Untuk memiliki produktivitas kerja yang baik maka terdapat beberapa faktor yaitu menurut
Simamora (2004) menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi yaitu kuantitas
kerja, kualitas kerja dan ketepatan waktu. Selain itu dalam produktivitas kerja para karyawan
khususnya karyawan marketing atau pekerja marketing dituntut untuk dapat menyelesaikan
tantangannya yang berupa pekerjaan pemenuhan target dengan batasan waktu yang telah
ditetapkan perusahaan dan semakin banyak target yang harus dipenuhi maka semakin besar
kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang karyawan marketing dalam pemenuhan target
tidak hanya mementingkan kuantitas kerja namun juga kualitas kerja. Hal ini menjadi
berhubungan karena ketika karyawan mampu mencapai target dengan waktu yang telah
ditentukan serta kualitas kerja dan kuantitas kerja terpenuhi dengan baik hal tersebut dapat
dikatakan bahwa karyawan telah menjadi individu yang produktif atau memiliki produktivitas
kerja yang baik dan begitu pula sebaliknya.
Untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi maka seorang karyawan marketing harus
dapat memenuhi target yang diberikan oleh perusahaan dalam setiap tingkatannya dengan
tetap mengutamakan kualitas kerja, kuantitas kerja dan ketepatan waktu. Seseorang karyawan
marketing dituntut untuk dapat mencapai target dan bertahan dalam pekerjaannya dengan
tingkatan kesulitan yang semakin lama semakin sulit. Kemudian untuk memenuhi setiap
8
tantangan pekerjaan yang semakin sulit tersebut seseorang haruslah memiliki kemampuan
yang baik dalam menghadapi kesulitan serta mengubah kesulitan tersebut menjadi sebuah
peluang untuk dapat mencapai level yang lebih tinggi lagi. Menurut Stoltz (2005)
kemampuan tersebut dinamakan adversity quotient yaitu kecerdasan menghadapi kesulitan
atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai tingkatan-tingkatan kesulitan hidup
dan tantangan yang dialami. Dengan kemampuan adversity quotient yang baik maka seorang
karyawan marketing akan jauh lebih baik dalam menghadapi dan bertahan pada setiap
tingkatan kesulitan yang dimilikinya dalam mencapai target yang ditentukan oleh perusahaan
dengan tetap memenuhi ketiga faktor dari produktivitas kerja.
Keterkaitan hubungan antara adversity quotient dengan produktivitas kerja karyawan
marketing tersebut didukung oleh Stoltz (2000) bahwa perbandingan yang telah ia lakukan
pada tahun 1996 terhadap produktivitas kerja karyawan dari beberapa perusahaan yang
menyatakan bahwa adversity quotient juga memiliki beberapa peran dalam kehidupan yang
salah satunya merupakan peran dalam produktivitas, dimana karyawan yang memiliki
adversity quotient yang baik menunjukkan produktivitas yang baik pula dalam kata lain
semakin tinggi adversity quotient maka semakin tinggi produktivitas kerja karyawan.
Kerangka Penelitian
Hipotesa
Terdapat hubungan positif antara adversity quotient dengan produktivitas kerja pada
karyawan marketing. Semakin tinggi adversity qoutient pada karyawan marketing maka
semakin tinggi produktivitas kerjanya.
1. Control
2. Origin and Ownership
3. Reach
4. Endurance
1. Kualitas Kerja
2. Kuantitas kerja
3. Ketepatan waktu
Adversity Quotient
Produktivitas Kerja
Terdapat hubungan positif antara adversity quotient dengan
produktivitas kerja
Adversity quotient yang tinggi dapat membuat individu memiliki
produktivitas kerja yang tinggi
9
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional yang
bertujuan untuk melihat hubungan antara beberapa variabel dengan beberapa variabel lain
(Darmawan, 2013).
Dalam penelitian ini peneliti berusaha untuk mencari tahu apakah terdapat hubungan positif
antara adversity quotient dengan produktivitas kerja pada karyawan marketing.
Subjek Penelitian
Subjek pada penelitan ini adalah sejumlah 200 orang karyawan marketing masih aktif bekerja
pada perusahaan atau instansi yang bergerak dibidang jasa keuangan (bank) dan memiliki
target pencapaian kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan di kota Samarinda. Dengan
teknik pengambilan data adalah quota sampling.
Variabel dan Instrumen Penelitian
Adversity quotient adalah respon subjek menghadapi kesulitan atau hambatan dan
kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan dan tantangan yang dialami dalam pekerjaan
berdasarkan skor yang diperoleh melalui skala adversity quotient. Berdasarkan dimensi
advesity berupa Control (Kendali), yaitu seberapa besar ia mampu mengendalikan diri dalam
menghadapi kesulitan, berani mengambil resiko, dan mudah bangkit dari ketidakberdayaan.
Kedua Origin dan Ownership (Asal usul dan pengakuan), yaitu pandangan tentang siapa dan
apa yang menybabkan kesulitan dan mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan dari kesulitan
tersebut (kepemilikan masalah dan sebab akibat). Ketiga, Reach (jangkauan) yaitu
sejauhmana seseorang dapat mengendalikan masalah yang dihadapinya agar tidak
mempengaruhi aspek lain dalam kehidupannya. Keempat yaitu Endurance (daya tahan) yaitu
Mengenai waktu kesulitan dan penyebab kesulitan tidak berlangsung. Indikatornya ialah
menilai kesulitan atau kegagalan bersifat sementara, dan mempunyai sifat optimisme. Untuk
alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala adversity quotient yang disusun
sendiri berdasarkan indikator atau dimensi adversity quotient yang sebelumnya telah
dijelaskan serta telah di uji coba dengan hasil indeks validitas antara 0.367-0.590. Pada skala
adversity quotient ini terdiri atas 20 item yang terdiri atas 6 item control, 4 item origin dan
ownership, 5 item reach, dan 5 item endurance. Dari item-item per indikator terbagi atas
favorable dan unfavorable. Jawaban dari setiap item terdiri dari jawaban dari tingkat sangat
positif sampai sangat negatif serta setiap pilihan jawaban memiliki skor yang berbeda yaitu
untuk item favorable, sangat setuju dengan skor 4, Setuju dengan skor 3, tidak setuju dengan
skor 2, sangat tidak setuju dengan skor 1 dan sebaliknya untuk item unfavorable. Contoh dari
item ini adalah “saya yakin setiap kegagalan yang saya dapatkan hanya bersifat sementara”.
Dengan koefisien Cronbach's Alpha pada alat ukur ini adalah sebesar 0.876.
Sedangkan untuk variabel dependen adalah produktivitas kerja adalah respon subjek terhadap
pekerjaan berupa hasil yang dicapai dan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan
sumber daya yang digunakan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengukuran produktivitas kerja
menggunakan alat ukur yaitu skala produktivitas kerja, disusun oleh Hayeni (2013)
berdasarkan indikator Simamora (2004) yang kemudian diadaptasi kembali agar sesuai
dengan subjek yang diteliti. Skala produktivitas kerja ini menggunakan model skala likert.
Total item adalah 30 item dan terdiri atas 10 item kuantitas kerja, 10 item kualitas kerja dan
10
10 item ketepatan waktu. Dari 10 item per indikator terbagi atas favorable dan unfavorable.
Jawaban dari setiap item terdiri dari jawaban dari tingkat sangat positif sampai sangat negatif
serta setiap pilihan jawaban memiliki skor yang berbeda yaitu sangat setuju dengan skor 4,
setuju dengan skor 3, tidak setuju dengan skor 2, sangat tidak setuju dengan skor 1. Contoh
dari item ini adalah “Saya bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan saya dengan tepat
waktu”. Untuk koefisien Cronbach's Alpha pada alat ukur ini adalah 0,938. Namun setelah
dilakukan uji coba pada alat ukur ini didapatkan hasil indeks validitas antara 0.394-0.687
dengan koefisien Cronbach's Alpha sebesar 0.926 dengan total item menjadi 26 yang terdiri
dari 8 item kuantitas kerja, 9 item kualitas kerja dan 9 item ketepatan waktu yang terdiri atas
item favorable dan unfavorable.
Prosedur dan Analisa Data Penelitian
Prosedur penelitian dan pengambilan dapat pada penelitian ini dilakukan menggunakan
prosedur secara umum yang terdiri dari tiga tahap seperti sebagai berikut :
Pada tahapan pertama penelitan ini diawali dengan persiapan yaitu penyusunan proposal
penelitian sampai melakukan perizinan dan try out. Pada try out yang dilakukan peneliti
menggunakan sebanyak 34 orang karyawan marketing yang bekerja pada perusahaan jasa
untuk menguji instrumen penelitian. Setelah selesai kemudian peneliti melakukan uji
validitas dan reliabilitas pada instrumen yang telah di uji coba (07 Oktober 2015-24
Desember 2015).
Tahap kedua adalah tahap pengambilan data, pada tahapan ini merupakan tahap pelaksanaan
penelitian dimana peneliti menggunakan instrumen yang telah valid dan reliabel untuk di uji
pada para subjek penelitian yang sebenarnya yaitu sebanyak 200 orang karyawan marketing
perusahaan jasa keuangan di kota Samarinda (28 Desember 2015-10 Januari 2016).
Tahap ketiga, yaitu tahap analisa data yaitu analisis data skor dari instrumen yang telah diisi
oleh subjek penelitian. Analisis pertama yang dilakukan adalah uji validitas yang menyatakan
instrument telah valid dan reliabel, kemudian yang kedua uji normalitas yang menyatakan
bahwa data telah berdistribusi normal dengan angka signifikansi sebesar 0.392. yang ketiga
uji hipotesis dengan analisis korelasi product moment pearson dengan menggunakan program
SPSS for Windows versi 21, untuk mengetahui bagaimana hubungan antara 2 variabel yang
diteliti yaitu variabel dependen dengan satu variabel independen (11 Januari 2016-23 Januari
2016).
HASIL PENELITIAN
Deskripsi karakteristik dari 200 subjek penelitian ditinjau dari jenis kelamin yaitu sebanyak
128 orang laki-laki (64,0%), 72 orang perempuan (36,0%). Kemudian ditinjau dari usia yang
dibagi menjadi 3 kategori yaitu untuk usia dengan kategori 20-25 tahun sebanyak 103 orang
(51,5%), usia 26-30 sebanyak 71 orang atau 35,5% dan untuk usia di atas 30 tahun sebanyak
26 orang (13,0%). Sedangkan bila ditinjau pada lama kerja yang juga dibagi menjadi 3
kategori yaitu 0-3 tahun sebanyak 135 orang (67,5%), 4-7 tahun sebanyak 35 orang atau
17,5% dan di atas 7 tahun sebanyak 30 orang (15,0%). Dimana deskripsi karakteristik ini
digambarkan pada tabel 1.
11
Tabel 1 : Deskripsi karakteristik subjek penelitian (N=200)
Kategori Frekuensi Presentase
Jenis Kelamin
Laki-Laki 128 64,0%
Perempuan 72 36,0%
Usia
20-25 Tahun 103 51,5%
26-30 Tahun 71 35,5%
Di atas 30 Tahun 26 13,0%
Lama Kerja
0-3 Tahun 135 67,5%
4-7 Tahun 35 17,5%
Di atas 7 tahun 30 15,0%
Kemudian pada identifikasi skor skala yang telah dilakukan diketahui bahwa adversity
quotient yang dimiliki subjek cukup rendah, dimana dari 200 subjek, terdapat 126 subjek
(63%) berada pada kategori rendah dan 74 (37%) berada pada kategori tinggi. Selain itu
diketahui bahwa terdapat perbedaan yang cukup jauh antara kategori sedang dan tinggi.
Kemudian untuk Produktivitas Kerja diperoleh 124 subjek (62%) berada pada kategori
rendah dan 76 subjek (38%) berada pada kategori rendah.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa adversity quotient dan produktivitas kerja karyawan
marketing di kota Samarinda rendah, dikarenakan lebih dari 50% subjek memiliki adversity
quotient dan produktivitas kerja subjek tergolong dalam kategori rendah. Hasil identifikasi
skor skala yang telah dilakukan dapat digambarkan pada tabel 2.
Tabel 2 : Identifikasi Skor Skala Pada Adversity Quotient dan Produktivitas Kerja
(N=200)
Kategori Interval Frekuensi Presentase
Adversity Quotient
Tinggi T-Score > 50 74 37%
Rendah T-Score < 50 126 63%
Produktivitas Kerja
Tinggi T-Score > 50 76 38%
Rendah T-Score < 50 124 62%
Berdasarkan hasil analisis uji korelasi product moment pearson yang telah dilakukan,
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan sangat signifikan antara adversity
quotient dengan produktivitas kerja (r=0.825, p=0.000), dengan demikian hipotesis yang
diajukan diterima yaitu terdapat hubungan positif antara adversity quotient dengan
produktivitas kerja pada karyawan Marketing. Semakin tinggi adversity qoutient pada
karyawan marketing maka semakin tinggi produktivitas kerja. Hasil dari perhitungan
koefisien determinan variabel (r2) diperoleh 0.681 dimana hal ini menunjukkan bahwa
adversity quotient berkontribusi sebesar 68.1% dalam pembentukan produktivitas kerja.
12
DISKUSI
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara advesity quotient dengan
produktivitas kerja pada karyawan marketing. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui
bahwa terdapat hubungan yang positif antara adversity quotient dengan produktivitas kerja
pada karyawan marketing. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yaitu
terdapat hubungan yang positif antara adversity quotient dengan produktivitas kerja pada
karyawan marketing (r=0.825, p=0.000). Semakin tinggi adversity quotient yang dimiliki
karyawan marketing maka semakin tinggi tingkat produktivitas kerjanya. Begitu pula
sebaliknya, semakin rendah adversity quotient yang dimiliki karyawan marketing maka
semakin rendah produktivitas kerjanya.
Dengan begitu hal ini mendukung Stoltz (2005) yang menjelaskan bahwa berdasarkan
perbandingan yang ia lakukan pada tahun 1996, adversity quotient juga memiliki beberapa
peran dalam kehidupan yang salah satunya merupakan peran dalam produktivitas, dimana
karyawan yang memiliki adversity quotient yang baik menunjukkan produktivitas yang baik
pula. Selain mendukung Stoltz, penelitian ini juga mendukung pendapat Sutrisno (2041)
sebagaimana kita ketahui bahwa adversity quotient yang merupakan faktor instrinsik yang
memberikan pengaruh besar dalam pembentukan produktivitas kerja juga sejalan dengan
Sutrisno (2014) yang menjelaskan bahwa dalam pembentukan produktivitas kerja dapat
dipengaruhi oleh faktor instrinsik dan ekstrinsik dari invidividu. Sehingga dalam penelitian
ini mendukung pendapat tersebut yang menyatakan bahwa faktor instrinsik yang dimiliki
individu adalah yang mempengaruhi produktivitas kerja.
Hal ini tersebut sejalan dengan penelitian Tigchelaar, L. & Khaled E. B. (2015) yang
menjelaskan bahwa adversity quotient (AQ), berperan sebagai prediktor keberhasilan, sangat
berguna dalam memungkinkan seorang individu untuk menentukan bagaimana dia akan
mengelola dalam menghadapi suatu kesulitan dalam setiap tingkatannya. Dengan
kemampuan tersebut maka individu yang memiliki adversity quotient yang tinggi ia akan
dapat dengan mudah menghadapi kesulitan yang dihadapi dalam pekerjaannya atau dalam
kata lain individu tesebut akan memiliki produktivitas kerja yang tinggi pula. Selain itu
penelitian lain yang juga mendukung adalah penelitian yang dilakukan Laura & Sunjoyo
(2009) yang juga menjelaskan bahwa adanya hubungan antara advesity quotient dengan
kinerja karyawan. Dalam hal ini pula dapat diketahui bahwa kinerja karyawan yang baik akan
menunjukkan produktivitas kerja yang baik pula bagi karyawan tersebut. Semakin tinggi
adversity quotientnya maka semakin tinggi pula produktivitas kerjanya.
Pada dasarnya individu atau karyawan marketing yang memiliki adversity quotient yang baik
atau tinggi akan cenderung memiliki pemikiran yang positif dalam menghadapi kesulitan,
dengan terlebih dahulu menganalisa dengan baik peluang yang dapat terjadi apabila ia
menghadapi kesulitan serta optimisme yang tinggi dalam mencapai tingkatan yang lebih
karena cenderung menganggap bahwa setiap kesulitan dan hambatan yang dihadapi hanya
bersifat sementara dan dapat dilalui. Dengan tidak mudah terfokus pada sisi permasalahannya
saja, individu dengan adversity quotient yang tinggi akan jauh lebih optimis dalam mencari
jalan keluar dari kesulitan yang dihadapinya disaat orang lain terfokus pada kesulitannya saja
hingga sulit dalam menemukan jalan keluar. Seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh
Deesom (2011) bahwa orang yang menghadapi permasalahan dengan pikiran positif
cenderung memiliki kemampuan menghadapi kesulitan yang baik. Sehingga ketika karyawan
marketing memiliki adversity quotient yang tinggi maka ia akan dengan jauh lebih baik
13
dalam menghadapi setiap tingkatan kesulitan dalam bekerja atau dalam pekerjaannya. Seperti
halnya dalam mencapai target pemasaran yang telah direncanakan oleh perusahaannya yang
tentunya semakin lama semakin sulit untuk dilalui. Dengan demikian maka waktu pencapaian
target yang sangat singkat bukan menjadi penghambat yang berarti dan malah menjadi
sebuah tantangan yang menyenangkan untuk dihadapi oleh karyawan marketing dengan
adversity quotient yang tinggi. Dengan tidak mudah berputus asa dan terus berpikir optimis
karyawan marketing yang memiliki adversity quotient yang tinggi tentunya memiliki tingkat
produktivitas kerja yang tinggi pula dalam memenuhi target yang diberikan perusahaan.
Dalam penelitian ini diketahui pengaruh atau kontribusi adversity quotient pada pembentukan
produktivitas kerja pada karyawan marketing berdasarkan koefisien determinan variabel (r2)
sebesar 0.681 (68.1%). Hal tersebut membuktikan bahwa pengaruh yang dimiliki oleh
adversity quotient cukup besar dalam membentuk seorang marketing dalam memiliki
produktivitas kerja yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian yang dijelaskan pada tabel 2 menggambarkan bahwa sebagian
besar subjek yang merupakan karyawan marketing di kota Samarinda memiliki produktivitas
kerja yang tergolong dalam kategori rendah. Hal tersebut dikarenakan rendahnya adversity
quotient yang dimiliki oleh sebagian besar karyawan marketing selaku subjek yang diteliti.
Rendahnya produktivitas kerja karyawan marketing ini dapat dipengaruhi beberapa faktor
lain seperti motivasi kerja seperti yang dinyatakan oleh Jayanti (2014) dalam penelitiannya,
kedisiplinan dalam bekerja seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Anumnaka (2013)
serta pada penelitian berikut Akintayo (dalam Hayeni, 2013) berupa faktor-faktor lain yang
berupa faktor ekstrinsik berupa politik, ekonomi, sosial, hukum dan teknologi merupakan
faktor signifikan yang mempengaruhi produktivitas kerja. Sedangkan rendahnya adversity
quotient dapat dipengaruhi oleh faktor lain berupa faktor instrinsik dari individu seperti
halnya yang terdapat dalam penelitian yang dilakukan oleh Saidah, S & Aulia, L.A.A (2014)
yang menyatakan bahwa self eficacy memiliki kontribusi positif dalam pembentukan
adversity quotient, sehingga semakin tinggi self eficacy yang dimiliki individu maka semakin
tinggi adversity quostient yang dimiliki. Tidak hanya itu, terdapat faktor lain yang dapat
mempengaruhi adversity quotient menurut Stoltz (2000) adalah kesehatan mental, kesehatan
fisik, vitalitas, kebahagiaan, dan kegembiraan yang dimiliki oleh individu.
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan sangat
signifikan antara adversity quotient dengan produktivitas kerja karyawan marketing. Nilai
korelasi yang diperoleh dari penelitian ini sebesar 0.825 dengan nilai p = 0.000 menandakan
adanya hubungan kearah positif yang sangat signifikan antara adversity quotient dengan
produktivitas kerja karyawan marketing. Karyawan marketing akan memiliki produktivitas
kerja yang baik ketika mereka memiliki adversity quotient yang tinggi serta sebaliknya yaitu
akan memiliki produktivitas kerja yang rendah ketika memiliki adversity quotient yang
rendah pula.
Adapun implikasi dari penelitian ini meliputi instansi terkait pihak perusahaan sebaiknya
melaksanakan rekruitmen dengan mempertimbangkan aspek adversity quotient pada calon
karyawan marketing serta meningkatkan adversity quotient para karyawan marketing yang
ada dengan cara melakukan sosialisasi pada karyawan marketing untuk meningkatkan
produktivitas kerja dengan peningkatan advesity quotient melalui pelatihan diskusi karyawan
14
yang membahas tentang karakter diri yang tangguh dan positif, mengdentifikasi masalah dan
strategi memprioritaskan penanganan masalah, mengidentifikasi potensial yang dapat
menggagalkan, mengidentifikasi solusi dan melakukan indentifikasi yang menghalangi
solusi, dan melakukan pencegahan terhadap masalah. Kemudian untuk peneliti selanjutnya
bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian terhadap variabel produktivitas
kerja dapat melakukan penelitian dengan variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap
produktivitas kerja karyawan, serta alat ukur yang digunakan dapat dikembangkan lagi dan
dapat memperluas subjek penelitian tidak hanya berfokus pada karyawan marketing saja.
15
REFERENSI
Anumaka, I. B & Ssemugenyi F. (2013). Gender and Work-Productivity of Academic Staff
in Selected Private Universities in Kampala city, Uganda. Journal International
Journal of Researchin Business Management, 1, 29-36.
Annur, Z.F. (2014). Pengaruh motivasi instrinsik, pengembangan dan kompensasi terhadap
kinerja karyawan marketing pada PT. Agung Automall cabang Soekarno Hatta
Pekanbaru. Jurnal online mahasiswa, 1, (2), 1-12.
Astuti, P. (2013). Hubungan disiplin kerja dengan produktivitas kerja pegawai di kantor
kecamatan Sambutan kota Samarinda. Jurnal Administrasi Negara, 1, (4), 1685-
1699.
Darmawan, D . (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Bandung:Rosta.
Deesom, N. (2011). The Result of A Positive Thinking Program to The Adversity quotient of
Matthayomsuksa VI Students. Jurnal of Education Khon Kaen University, 5.
Hayeni, T . (2013). Hubungan antara disiplin kerja dengan produktivitas kerja karyawan.
Skripsi: Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang.
Jayanti, N D. (2014). Peran Reward and Punishment dalam rangka peningkatan produktivitas
kerja pegawai pada bank (Studi pada PT. Bank Rakyat Indonesia cabanga Malang)
. Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang.
Kotler, P.(2002). Manajemen Pemasaran Edisi Milenium. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Laura & Sunjoyo. (2009).Pengaruh Adversity quotient terhadap Kinerja Karyawan: Sebuah
Studi Kasus pada Holiday Inn Bandung. Jurnal Ekonomi 368-393.
Maharlin, R. (2013). Pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas kerja karyawan
Robbinson Supermarket Samarinda. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, 1, (4), 298-
314.
Muta’asifah.(2013). Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap produktivitas kerja karyawan
(Studi pada BMT tamziz Wonosobo). Skripsi: Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Ottawa, O. (1998). Productivity: key to economic success. Centre for the study of living
standards . (1998) Report prepared by the centre for the Study of Living Standards.
Canada : The Atlantic Canada Opportunities Agency
PortalHR. (2013). Online web 2013. Tingkat stress karyawan meningkat. Diunduh pada
tanggal 11 Oktober 2015, dari http://portalhr.com/berita/tingkat-stress-karyawan-
meningkat/
Purnomo, H. (2004). Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Puspitasari, R. T. (2013). Adversity quotient dengan Kecemasan Mengerjakan Skripsi Pada
Mahasiswa. Jurnal of Psikologi, 01. 299-310.
16
Rahmawati, Desi. (2013). Pengaruh Produktivitas Kerja Karyawan PR Fajar Berlian
Tulungagung 1, (1), 1-16.
Saidah, S & Aulia, L.A.A. (2014). Hubungan self effecacy dengan adversity quotient. Jurnal
Psikologi, 1, (2), 54-61.
Shivaranjani. (2014). Adversity quotient : one stop solution to combat attrition rate of women
in Indian it sector.Jurnal of Management, 1, 181-189.
Simamora, H. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN
Stolz, P.G. (1997). The most important factor in achieving success adversity quotient turning
obstacles into opportunities. Canada: United States.
Stoltz, P.G. (2000). Adversity Quotient: mengubah tantangan menjadi peluang. Terj. T.
Hermaya). Jakarta: PT Grasindo.
Stolz, P. G. P.(2005). Faktor Penting dalam Meraih Sukses Adversity quotient Mengubah
Hambatan Menjadi Peluang. (Terj. T. Hermaya.). Jakarta: PT. Grasindo.
Sutrisno, Edy. (2010). Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana.
Sutrisno, Edy. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
Tempo. (2014). Tingkat stres karyawan bank tinggi. Diunduh 9 Oktober 2015, dari http://bisnis.tempo.co/read/news/2014/06/03/087582224/tingkat-stres-karyawan-bank-tinggi
Triastutik, A. (2013). Tingkat produktivitas kerja wanita penggiling rokok ditinjau dari
konflik peran ganda. Jurnal of Psikologi, 1, 65-76.
Tigchelaar, L & Khaled E. B. (2015). The relationship of adversity quotient and personal
demographic profile of private business leaders in egypt. Journal of Sciences : Basic
and Applied Research, 20, 403-421.
17
LAMPIRAN 1
Skala dan Blue Print Skala
18
INSTRUMEN PENELITIAN
Saya Praditri Sagacici A.S Mahasiswi fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah
Malang Semester VII yang sedang melakukan penelitian untuk memenuhi tugas akhir dalam
menyelesaikan program sarjana. Untuk itu dengan penuh rasa hormat, saya memohon
bantuan Saudara(i) untuk mengisi skala penelitian saya. Perlu diketahui bahwa penelitian ini
bersifat dan bertujuan akademis/ keilmuan semata. Sehingga Saudara(i) tidak perlu
khawatir dalam mengisi skala ini karena semua hasil dan identitas yang anda berikan akan
dirahasiakan untuk kepentingan akademik saja. Mohon membaca dan mengisi setiap
peryataan dengan teliti hingga tidak ada pernyataan yang terlewati. Tidak ada jawaban
benar atau salah, yang peneliti butuhkan hanya pendapat pribadi dari Saudara(i). Oleh
karena itu kejujuran dalam pengisian skala ini sangat lah diharapkan.
Terima kasih atas kesediaan Saudara(i) meluangkan waktu mengisi lembar skala
penelitian ini. Semoga partisipasi Saudara(i) bermanfaat untuk pengembangan pengetahuan
khususnya dalam bidang Psikologi.
Hormat Saya
Peneliti,
Praditri Sagacici A.S
19
1. Identitas
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Lama Bekerja :
Pendidikan Terakhir :
2. Petunjuk
1. Jawablah penyataan-pernyataan berikut ini yang sesuai dengan diri anda dengan
cara memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban.
Alternatif jawaban yang disediakan adalah :
SS : jika anda sangat setuju dengan item yang disajikan.
S : jika anda setuju dengan item disajikan.
TS : jika anda tidak setuju dengan item yang disajikan.
STS : jika anda sangat tidak setuju dengan item yang sajikan.
2. Apabila ingin mengganti jawaban, maka beri tanda sama dengan (=) pada jawaban
pertama kemudian pilih jawaban baru.
3. Jawablah semua penyataan tanpa ada yang terlewati.
4. Setelah selesai menjawab semua item harap dikumpulkan.
Skala 1
No Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya membuat customer tertarik dengan penawaran yang saya berikan
meskipun saya baru bertemu
2 Saya lebih mengutamakan pemikiran dibanding perasaan dalam
menghadapi masalah pekerjaan
3 Saya yakin apapun yang saya lalukan pasti berhasil sehingga saya harus
terus berusaha
4 Saya yakin setiap kegagalan yang saya dapatkan hanya bersifat
sementara
5 Saya merasa tidak yakin dapat mencapai target pekerjaan yang saya
miliki
6 Saya mengorbankan waktu luang saya demi mendapatkan apa yang saya
inginkan
7 Tidak tercapainya target merupakan kesalahan dari diri saya sendiri
20
No Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
8 Kegagalan saya dalam mencapai target membuat hubungan saya dengan
orang-orang terdekat saya ikut bermasalah
9 Saya tidak dapat memisahkan masalah pribadi dengan pekerjaan yang
saya jalani
10 Rekan kerja yang tidak mampu bekerja sama dengan baik menyebabkan
target pekerjaan menjadi tidak terpenuhi
11 Saya tetap dapat bekerja dengan baik meski pun banyak masalah yang
sedang saya hadapi
12 Saat orang lain tidak memperhatikan presentasi saya, saya melakukan
hal apa saja agar mereka tertarik untuk memperhatikan
13 Perasaan saya mudah berubah buruk ketika orang yang saya hadapi
menolak apa yang saya tawarkan
14 Saya sulit membuat orang lain untuk dapat tertarik dengan apa yang
saya tawarkan
15 Sekasar apa pun penolakan yang dilakukan oleh para cutomer, hal
tersebut tidak akan berpengaruh pada kinerja saya dalam bekerja
16 Saya memisahkan masalah pekerjaan saya dengan kehidupan sehari-hari
saya
17 Kesulitan yang saya hadapi merupakan tantangan yang dapat membuat
saya lebih semangat dalam bekerja
18 Kegagalan yang saya alami dalam mencapai target dikarenakan
pengetahuan yang kurang dalam memahami strategi pemasaran
19 Sering kali orang menyalahkan saya pada masalah yang tidak saya
mengerti asal-usulnya
20 Semakin banyak penolakan yang saya dapatkan semakin saya merasa
bahwa saya tidak cocok bekerja di bagian pemasaran
Skala 2
No Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya melaksanakan pekerjaan untuk mencapai target yang ditetapkan
oleh perusahaan
2 Pekerjaan yang saya lakukan selama ini sesuai dengan target pencapaian
yang telah ditentukan oleh perusahaan
3
Saya menyelesaikan pekerjaan sebelum batas waktu yang telah
ditentukan
21
No Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
4 Saya tidak mampu mencapai target yang telah ditentukan oleh
perusahaan
5 Pencapaian target yang saya hasilkan tidak sesuai dengan yang
ditentukan oleh perusahaan
6 Saya bisa menyelesaikan pekerjaan melebihi batas waktu yang
ditentukan
7 Saya memenuhi pencapaian target yang lebih tinggi dibandingkan
dengan rekan kerja lainnya
8 Dalam bekerja saya lebih mengutamakan tercapainya target kerja sesuai
dengan standart perusahaan
9 Pekerjaan yang telah saya selesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan oleh perusahaan
10 Saya kadang menunda-nunda pekerjaan yang diberikan
11 Jumlah pencapaian target yang saya capai sesuai dengan yang ditentukan
oleh perusahaan
12 Dalam bekerja saya menghindari terjadinya kesalahan sehingga apa yang
saya pasarkan tidak dipandang sebelah mata oleh konsumen
13 Saya benar-benar menggunakan waktu secara efisien untuk
menyelesaikan pekerjaan yang saya miliki
14 Pencapaian target saya kurang dari standar rata-rata yang ditentukan oleh
perusahaan
15 Saya tidak memikirkan mengenai hasil kerja saya
16 Hasil kerja saya dinilai lebih baik dibanding rekan kerja
17 Saya bekerja keras untuk menyelesaikan pekerjaan saya tepat waktu
18 Saya mengabaikan target kerja yang diberikan perusahaan
19 Saya merasa hasil kerja saya sudah cukup sehingga tidak perlu
ditingkatkan lagi
20 Saya biasa istirahat sebelum waktunya
21 Saya bisa melampaui standar kuantitas perkerjaan yang ditetapkan
perusahaan
22
No Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
22 Saya meneliti ulang hasil kerja saya
23 Menyelesaikan taget pencapaian tepat waktu membuat saya nyaman
24 Menurut saya standar pencapaian target perusahaan terlalu tinggi
25 Hasil kerja yang saya capai antara dulu dan sekarang tidak ada
perubahan
26 Saya sering berbincang-bincang dengan rekan-rekan kerja disaat jam
kerja sedang berlangsung.
“Terima Kasih banyak atas partisipasinya.
Semoga Tuhan mempermudah segala urusan saudara(i)” .
23
Lampiran : Blueprint Skala Penelitian
Skala Aspek
Jumlah
Item
Valid
Favorable Unfavorable
Adversity
Quotient
Control 6 9, 2, 3, 24, 26, 27
Origin dan
Ownership
4 11, 33, 34 18, 35
Reach 5 22, 28, 30 14, 15,
Endurance 5 4, 5, 32 6, 38
Jumlah 20 13 8
Produktivitas
Kerja
Kuantitas Kerja 8 1, 7, 13, 25 4, 16, 22, 28
Kualitas Kerja 9 2, 8, 14, 20, 26 5, 17, 23, 29
Ketepatan Waktu 9 3, 9, 15, 21, 27 6, 12, 24, 30
Jumlah 26 14 12
24
LAMPIRAN 2
Hasil Try Out , Uji Validitas dan
Reliabilitas
25
Lampiran : Hasil Try Out, Uji Validitas dan Reliabilitas
ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS
SKALA 1
(ADVERSITY QUOTIENT : Control, Origin and Ownership, Reach, Endurance)
Syarat Data dikatakan Valid Apabila :
Rhitung (Corrected Item-Total Correlation) > Rtabel
Rtabel
Ttabel didapatkan dari angka probabilitas sebesar 5% atau = 0,975 dan df Sebesar N-1 = 34-1 = 33
Berdasarkan perhitungan melalui SPSS 21 didapatkan nilai Ttabel = 2,03 dan Rtabel = 0,34. Sehingga
item dinyatakan valid apabila angka Rhitung (Corrected Item-Total Correlation) lebih dari (>)
0,34 (Rtabel).
Syarat Data dikatakan ReliabelApabila :
Rhitung (Cronbach's Alpha) > Rtabel
Berdasarkan perhitungan melalui SPSS 21 didapatkan nilai Ttabel = 2,03 dan Rtabel = 0,34. Sehingga
item dinyatakan reliabel apabila angka Rhitung (Cronbach's Alpha) lebih dari (>) 0,34 (Rtabel).
Pada tahapan uji validitas ini, dilakukan sebanyak 3 kali pengujian untuk keseluruhan aspek
yaitu sebagai berikut :
Variabel X (Aspek Control, Origin and Ownership, Reach, Endurance)
Item control : 1, 2, 3, 8, 9, 10, 24, 25, 26, 27
Item Origin and Ownership : 11, 12, 13, 18, 19, 20, 33, 34, 35, 36
Item Reach : 14, 15, 16, 17, 21, 22, 23, 28, 29, 30
Item Endurnce : 4, 5, 6, 7, 31, 32, 37, 38, 39, 4
Hasil Output Spss 21 Uji Pertama
Item-Total Statistics
c Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item1 111,35 150,963 ,113 ,846
item2 111,38 148,243 ,356 ,840
item3 111,50 141,106 ,532 ,834
26
c Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item4 111,47 139,893 ,618 ,832
item5 111,09 144,083 ,512 ,836
item6 111,50 141,833 ,541 ,834
item7 111,32 147,438 ,376 ,839
item8 111,38 144,486 ,336 ,840
item9 111,44 143,830 ,506 ,835
item10 111,62 150,425 ,225 ,842
item11 111,65 146,357 ,421 ,838
item12 111,82 148,756 ,206 ,843
item13 111,12 148,774 ,301 ,841
item14 111,68 141,741 ,478 ,835
item15 111,32 145,074 ,434 ,837
item16 111,21 147,926 ,291 ,841
item17 111,18 149,968 ,193 ,843
item18 111,56 142,496 ,459 ,836
item19 111,59 148,977 ,216 ,843
item20 112,03 150,454 ,246 ,842
item21 111,71 153,971 -,015 ,848
item22 111,24 144,307 ,491 ,836
item23 111,62 155,698 -,099 ,851
item24 111,47 141,893 ,485 ,835
item25 111,56 148,133 ,275 ,841
item26 111,59 145,401 ,373 ,839
item27 111,38 142,728 ,509 ,835
item28 111,21 147,078 ,378 ,839
item29 111,24 146,670 ,327 ,840
item30 111,38 146,304 ,353 ,839
item31 111,12 151,198 ,142 ,844
item32 111,24 141,943 ,656 ,832
item33 111,76 144,307 ,427 ,837
item34 111,88 152,592 ,050 ,847
item35 111,56 145,224 ,404 ,838
item36 111,44 149,890 ,202 ,843
item37 111,85 156,917 -,165 ,851
item38 111,41 147,947 ,394 ,839
item39 111,50 153,894 -,010 ,847
item40 111,26 151,352 ,122 ,845
27
Analisi Validitas
Analisis pertama menunjukan bahwa terdapat 19 item yang dinyatakan tidak valid karena
nilai R hitungnya lebih kecil dibanding R tabel yaitu (item 1, 8, 10, 12, 13, 16, 17,19, 20, 21,
23, 25, 29, 31, 34, 36, 37, 39, 40 = 0.113, 0.336, 0.225, 0.206, 0.301, 0.291, 0.193, 0.216,
0.246, -0.015, -0.099, 0.275, 0.327, 0.142, 0.050, 0.020, -0.165, -0.010, 0.122 < 0,34).
Kemudian data item yang valid dilakukan uji validitas lagi sehingga didapatkan hasil sebagai
berikut :
Hasil Output Spss 21 Uji Kedua
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item2 57,71 86,093 ,390 ,876
item3 57,82 81,059 ,528 ,871
item4 57,79 79,078 ,685 ,866
item5 57,41 83,583 ,491 ,873
item6 57,82 81,241 ,562 ,870
item7 57,65 86,720 ,308 ,878
item9 57,76 82,246 ,567 ,870
item11 57,97 85,484 ,386 ,876
item14 58,00 82,545 ,415 ,876
item15 57,65 84,417 ,408 ,875
item18 57,88 82,713 ,419 ,875
item22 57,56 82,557 ,557 ,871
item24 57,79 79,502 ,608 ,868
item26 57,91 84,628 ,349 ,877
item27 57,71 82,032 ,523 ,871
item28 57,53 84,560 ,456 ,874
item30 57,71 83,790 ,430 ,874
item32 57,56 82,072 ,627 ,869
item33 58,09 83,477 ,424 ,875
item35 57,88 83,865 ,422 ,875
item38 57,74 86,140 ,406 ,875
Analisis pertama menunjukan bahwa terdapat 1 item yang dinyatakan tidak valid karena nilai
R hitungnya lebih kecil dibanding R tabel yaitu (item 7 = 0, 308 < 0,34). Kemudian data item
yang valid dilakukan uji validitas lagi sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :
28
Hasil Output Spss 21 Uji Ketiga
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item2 54,97 84,090 ,412 ,872
item3 55,09 79,295 ,533 ,868
item4 55,06 76,845 ,722 ,861
item5 54,68 82,286 ,460 ,870
item6 55,09 79,113 ,590 ,866
item8 54,97 81,181 ,367 ,875
item9 55,03 81,060 ,530 ,868
item14 55,26 80,564 ,431 ,872
item15 54,91 81,962 ,459 ,870
item18 55,15 81,038 ,417 ,872
item22 54,82 81,422 ,515 ,869
item24 55,06 78,239 ,583 ,866
item26 55,18 82,513 ,374 ,873
item27 54,97 80,211 ,531 ,868
item28 54,79 82,714 ,465 ,870
item30 54,97 82,514 ,400 ,872
item32 54,82 80,271 ,635 ,865
item33 55,35 82,296 ,390 ,873
item35 55,15 82,372 ,407 ,872
item38 55,00 84,545 ,393 ,873
Pada analisa ketiga, semua item dinyatakan valid karena angka Rhitung semua item lebih
besar dari (>) Rtabel (0,34).
Analisis Reliabelitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,876 20
Pada analisa ketiga, Instrumen dinyatakan Relibael karena angka Rhitung lebih besar dari (>)
Rtabel (0,34).
Kesimpulan :
Terdapat 20 Item yang dinyatakan Valid karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga 20 item
tersebut dapat digunakan untuk mengukur adversity quotient pada karyawan marketing.
Instrumen dikatakan reliabel karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga instrumen dapat
digunakan secara konsisten untuk mengukur adversity quotient pada karyawan marketing.
29
ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS
SKALA 2
(PRODUKTIVITAS KERJA : Kualitas Kerja, Kuantitas Kerja, Kerepatan Waktu)
Variabel Y (Kualitas Kerja, Kuantitas Kerja dan Ketepatan Waktu)
Item Kuantitas Kerja : 1, 7, 13, 19, 25, 4, 10, 16, 22, 28
Kualitas Kerja : 2, 8, 14, 20, 26, 5, 11, 17, 23, 29
Ketepatan Waktu : 3, 9, 15, 21, 27, 6, 12, 18, 24, 30
Hasil Output Spss 21 Uji Pertama
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1 83,32 148,589 ,644 ,911
item2 83,71 143,365 ,644 ,909
item3 83,74 142,928 ,622 ,909
item4 83,91 144,204 ,598 ,910
item5 83,76 146,731 ,416 ,913
item6 84,15 143,766 ,607 ,910
item7 83,56 148,496 ,390 ,913
item8 83,50 149,470 ,393 ,913
item9 83,68 144,347 ,641 ,909
item10 84,03 150,393 ,223 ,916
item11 83,97 148,757 ,321 ,914
item12 83,79 143,562 ,545 ,911
item13 83,44 149,345 ,509 ,912
item14 83,76 143,943 ,588 ,910
item15 83,76 144,791 ,610 ,910
item16 83,74 144,261 ,582 ,910
item17 83,79 139,805 ,733 ,907
item18 83,85 153,402 ,078 ,918
item19 83,76 151,882 ,133 ,918
item20 83,56 143,042 ,637 ,909
item21 83,53 143,045 ,593 ,910
item22 83,71 143,184 ,620 ,909
item23 83,44 146,981 ,573 ,911
item24 83,76 143,337 ,539 ,911
30
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item25 83,68 148,529 ,391 ,913
item26 83,38 145,577 ,552 ,911
item27 83,38 144,304 ,591 ,910
item28 83,94 148,360 ,344 ,914
item29 83,53 148,075 ,402 ,913
item30 83,91 144,750 ,511 ,911
Analisi Validitas
Analisis pertama menunjukan bahwa terdapat 4 item yang dinyatakan tidak valid karena nilai
R hitungnya lebih kecil dibanding R tabel yaitu (item 10, item 11 item 18 dan item 19 =
0.223, 0.21, 0.078, 0.133 < 0,34). Kemudian data item yang valid dilakukan uji validitas lagi
sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :
Hasil Output Spss 21 Uji Kedua
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item1 72,59 130,613 ,638 ,923
item2 72,97 125,908 ,628 ,922
item3 73,00 125,394 ,613 ,922
item4 73,18 126,210 ,611 ,922
item5 73,03 128,514 ,430 ,925
item6 73,41 125,825 ,618 ,922
item7 72,82 129,725 ,435 ,925
item8 72,76 130,488 ,456 ,924
item9 72,94 126,239 ,662 ,921
item12 73,06 127,148 ,475 ,924
item13 72,71 130,638 ,564 ,923
item14 73,03 126,029 ,597 ,922
item15 73,03 126,454 ,644 ,922
item16 73,00 126,727 ,567 ,923
item17 73,06 123,148 ,687 ,921
item20 72,82 125,483 ,628 ,922
item21 72,79 125,562 ,580 ,923
item22 72,97 125,726 ,605 ,922
item23 72,71 128,941 ,580 ,923
item24 73,03 125,363 ,552 ,923
item25 72,94 130,421 ,394 ,925
item26 72,65 127,932 ,538 ,923
item27 72,65 126,841 ,571 ,923
31
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
item28 73,21 129,320 ,399 ,926
item29 72,79 129,805 ,417 ,925
item30 73,18 126,816 ,517 ,924
Pada analisa kedua, semua item dinyatakan valid karena angka Rhitung semua item lebih
besar dari (>) Rtabel (0,34).
Analisis Reliabelitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,926 26
Pada analisa kedua, Instrumen dinyatakan Relibael karena angka Rhitung lebih besar dari (>)
Rtabel (0,34).
Kesimpulan :
Terdapat 26 Item yang dinyatakan Valid karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga 26 item
tersebut dapat digunakan untuk mengukur produktivitas kerja pada karyawan marketing.
Interumen dikatakan reliabel karena angka Rhitung > Rtabel, sehingga instrumen dapat
digunakan secara konsisten untuk mengukur produktivitas kerja pada karyawan marketing.
Blue Print Hasil
Skala Aspek
Jumlah
Item
Valid
Favorable Unfavorable
Adversity
Quotient
Control 6 9, 2, 3, 24, 26, 27
Origin dan
Ownership
4 11, 33, 34 18, 35
Reach 5 22, 28, 30 14, 15,
Endurance 5 4, 5, 32 6, 38
Jumlah 20 13 8
Produktivitas
Kerja
Kuantitas Kerja 8 1, 7, 13, 25 4, 16, 22, 28
Kualitas Kerja 9 2, 8, 14, 20, 26 5, 17, 23, 29
Ketepatan Waktu 9 3, 9, 15, 21, 27 6, 12, 24, 30
Jumlah 26 14 12
32
LAMPIRAN 3
Output Analisis Data
33
Lampiran 3 : Output SPSS
PK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Rendah 123 61,5 61,5 61,5
Tinggi 77 38,5 38,5 100,0
Total 200 100,0 100,0
AQ
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Rendah 126 63,0 63,0 63,0
Tinggi 74 37,0 37,0 100,0
Total 200 100,0 100,0
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Skor_AQ 200 50 74 58,02 5,164
Skor_PK 200 56 104 76,11 11,175
Valid N (listwise) 200
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,825a ,681 ,679 5,66553
a. Predictors: (Constant), T_ScoreAQ
b. Dependent Variable: T_ScorePK
34
Correlations
T_ScoreAQ T_ScorePK
T_ScoreAQ
Pearson Correlation 1 ,825**
Sig. (2-tailed) ,000
N 200 200
T_ScorePK
Pearson Correlation ,825** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 200 200
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 200
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 5,65127431
Most Extreme Differences
Absolute ,064
Positive ,058
Negative -,064
Kolmogorov-Smirnov Z ,901
Asymp. Sig. (2-tailed) ,392
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
35
LAMPIRAN 4
Surat Izin Penelitian
36
37
38
39