http

10
http://dhogerz.wordpress.com/2012/03/07/pengertian-penalaran- deduksi-dan-induksi/ Macam - Macam Penalaran Penalaran Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Sehingga pengamat akan mendapatkan gambaran sebelum mengungkapkan sebuah pendapat. Macam macam penalaran 1. Penalaran Induktif, yaitu adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Induktif: Di dalam penalaran induktif terdapat tiga bentuk penalaran induktif, yaitu generalisasi, analogi dan hubungan kausal. 1. Generalisasi Proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Contoh generalisasi : Jika ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara, hewan akan hidup. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup. Jadi, jika ada udara mahkluk hidup akan hidup. 2. Analogi Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Contoh analogi : Nina adalah lulusan Akademi Amanah. Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Ali adalah lulusan Akademi Amanah. Oleh Sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik 3. Hubungan Kausal

Upload: margi-utami

Post on 20-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

macam - macam penalaran

TRANSCRIPT

Page 1: Http

http://dhogerz.wordpress.com/2012/03/07/pengertian-penalaran-deduksi-dan-induksi/

Macam - Macam Penalaran

Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan

sejumlah konsep dan pengertian. Sehingga pengamat akan mendapatkan gambaran sebelum mengungkapkan

sebuah pendapat.

Macam macam penalaran

1. Penalaran Induktif,

yaitu adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum

berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.

Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Induktif:

Di dalam penalaran induktif terdapat tiga bentuk penalaran induktif, yaitu generalisasi, analogi dan hubungan

kausal.

1. Generalisasi

Proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan

simpulan yang bersifat umum.

Contoh generalisasi :

Jika ada udara, manusia akan hidup.

Jika ada udara, hewan akan hidup.

Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

Jadi, jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

2. Analogi

Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.

Contoh analogi :

Nina adalah lulusan Akademi Amanah.

Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

Ali adalah lulusan Akademi Amanah.

Oleh Sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik

3. Hubungan Kausal

Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.

Page 2: Http

Macam hubungan kausal :

a. Sebab- akibat.

Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.

b. Akibat – Sebab.

Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.

c. Akibat – Akibat.

Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.

2. Penalaran Deduktif,

Penalaran deduktif yaitu adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk menarik

kesimpulan.

Contoh klasik dari penalaran deduktif, yang diberikan oleh Aristoteles, ialah

* Semua manusia fana (pasti akan mati). (premis mayor)

* Sokrates adalah manusia. (premis minor)

* Sokrates pasti (akan) mati. (kesimpulan)

Macam-Macam Silogisme di dalam Penalaran Deduktif:

Di dalam penalaran deduktif terdapat entimen macam silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif dan silogisme entimen.

1. Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor.

Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi, yaitu:

Premis umum : Premis Mayor (My)

Premis khusus remis Minor (Mn)

Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.

Contoh:

Contoh silogisme Kategorial:

My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA

Page 3: Http

Mn : Badu adalah mahasiswa

K : Badu lulusan SLTA

2. Silogisme Hipotesis

Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.

Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :

My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.

Mn : Air tidak ada.

K : Jadi, Manusia akan kehausan.

3. Silogisme Alternatif

Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.

Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh

My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.

Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.

K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

4. Silogisme Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh:

- Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.

- Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya. namun silogisme kategorial dapat dibedakan menjadi dua saja, yaitu silogisme kategorial dan silogisme tersusun. Dimana silogisme tersusun terbagi lagi menjadi tiga kategorial yaitu:

a. Epikherema

Epikherema adalah jabaran dari silogisme kategorial yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya. Cara yang biasa digunakan adalah dengan menambahkan keterangan sebab: penjelasan sebab terjadinya, keterangan waktu, maupun poembuktian keberadaannya.

Contoh:

Semua pahlawan bersifat mulia sebab mereka selalu memperjuangkan hak miliki bersama dengan menomorduakan kepentingan pribadinya. Sultan Mahmud Badaruddin adalah pahlawan. Jadi, Sultan Mahmud Badaruddin itu mulia.

b. Entimem

Page 4: Http

Silogisme ini merupakan jenis silogisme yang sama dengan pada penjelasan di atas.

c. Sorites.

Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk tulisan atau pembicaraan yang bernuansa persuasif. Silogisme tipe ini didukung oleh lebih dari tiga premis, bergantung pada topik yang dikemukakan serta arah pembahasan yang dihubung-hubungkan demikian rupa sehingga predikat premis pertama menjadi subyek premis kedua, predikat premis kedua menjadi subyek pada premis ketiga, predikat premis kedua menjadi subyek pada premis keempat, dan seterusnya, hingga akhirnya sampailah pada kesimpulan yang diambil dari subyek premis pertama dan predikat premis terakhir.

Kesimpulan

Jadi apa yang dimasksud penalaran adalah merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan dikemukakannya kepada orang lain.

Dimana penalaran dibagi dua macam yaitu penalaran induktif dan deduktif. Kedua jenis penalaran tersebut mempunyai maksud dan Silogisme yang berbeda. penalaran deduktif adalah proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal.sedangkan penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.

PENGERTIAN DARI PENALARAN DEDUKSI DAN INDUKSI

PENALARAN DEDUKSI

Penalaran deduksi didasarkan pada penarikan kesimpulan yang bertolak dari hal yang umum. Dalam karangan penerapan penalaran deduktif ini tampak pada pernyataan umum yang dituangkan dalam kalimat utama yang kemudian menuju pada beberapa kalimat penjelas.

1. Silogisme Kategorial

Silogisme Katagorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

Contoh :

My : Semua mahluk hidup membutuhkan udara.

Mn : Hewan adalah mahluk hidup .

K : Hewan membutuhkan udara.

2. Silogisme Alternatif

Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Page 5: Http

Contoh :

My : Ular berada di dalam kandang atau di luar kandang.

Mn : Ular berada di luar kandang.

K : Jadi, ular tidak berada di dalam kandang.

3. Silogisme Hipotesa

Silogisme hipotesis yaitu silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :

My : jika tidak ada uang, manusia sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Mn : Uang tidak ada.

K : Jadi, manusia akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

 

 

 

 

 

 

4. Entimen

 

Entimen adalah silogisme yang di pendekkan.

Contoh :Semua perempuan akan melahirkan. Helliana adalah perempuan. Helliana pasti akan melahirkan.

5. Rantai Deduksi

Seringkali penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimem. Orang-orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk-bentuk yang informal.

Page 6: Http

Yang penting dalam mata rantai deduksi ini, penulis harus mengetahui norma dasar, sehingga bila argumennya mendapat tantangan atau bila ia sendiri ragu-ragu terhadap argumen orang lain, ia dapat menguji argumen ini untuk menemukan kesalahannya dan kemudian dapat memperbaikinya, baik kesalahan itu terjadi karena induksi yang salah, entah karena premis atau konklusi-konklusi deduksi yang salah.

Contoh:

Semua mahluk hidup berkembang biak.

Manusia adalah mahluk hidup.

Jadi, manusia berkembang biak.

Hewan juga berkembang biak.

 

 

PENALARAN INDUKSI

 

Induksi atau penalaran induktif adalah penalaran dari kasus-kasus partikular menuju pada kesimpulan umum.

 

1. Generalisasi

Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum

Contoh :

·Steven Gerrard adalah bintang sepakbola, dan ia berparas tampan.

· Daniel Agger adalah bintang sepakbola, dan ia berparas tampan.

Generalisasi :  Semua bintang sepakbola berparas tampan.

Pernyataan “semua bintang sepakbola berparas tampan” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

Contoh kesalahannya:

Ronaldinho juga bintang sepakbola, tetapi ia tidak berparas tampan.

2. Hipotesa dan Teori

Page 7: Http

 

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.

Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti.Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori.

Pernyataan hubungan antara variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, merupakan hanya merupakan dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Sebab, teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.

Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan ialah melalui proses operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang lebih konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat diukur. Proposisi yang dapat diukur atau diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan antar-variabel. Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis

 

3. Analogi

Analogi adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama. Cara ini didsarkan asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, maka akan ada persamaan pula dalam bidang lain.

Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.Contoh :

· Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.

· Yoga seorang alumni SMA 3 Depok dapat diterima kerja di perusahaan Chevron. Oleh sebab itu, Merry yang juga lulusan SMA 3 Depok pasti bisa juga diterima kerja di perusahaan Chevron.

4. Hubungan Kausalitas

Hubungan kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab-akibat.. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi

Page 8: Http

variabel yang lain (dependen).Contoh :

· Hubungan kepandaian dengan kekayaan (Diasumsikan kepandaian membuat orang bisa kaya, dan sebaliknya karena kaya orang mempunyai biaya untuk belajar sehingga pandai).

· Kemarin Budi tidak masuk kuliah. Hari ini pun tidak. Pagi tadi ibunya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Budi sedang sakit.

5. Induksi Dalam Metode Eksposisi

 

Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.

Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.

Langkah menyusun eksposisi:

• Menentukan topik/tema

• Menetapkan tujuan

• Mengumpulkan data dari berbagai sumber

• Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih

• Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

 

Sumber :

http://m-eko-febrianto.blogspot.com/2010/11/penalaran-deduksi-dan-induksi.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/penalaran-deduktif-dan-induktif-2/