http

Upload: rizki-ananda

Post on 12-Jul-2015

427 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

http://it.stlawu.edu/~mtem/devbiol/db99atlas.htm http://www.auxilab.es/en/catalogo/didactic-material_prepared-slides_animal-histology_Frog-spermsmear.aspx

.1 Hasil Percobaan Reaksi Identifikasi Formalin 1. Dengan Pereksi Fehling Sampel + Fehling Hasil Pengamatan Mie Biru muda/ tidak ada endapan merah muda Siomay Biru kehijauan/ tidak ada endapan merah muda Tempe Warna ungu /tidak ada endapan merah muda Ikan asin 1 Biru muda/ tidak ada endapan merah muda Tahu Tahu menjadi merah muda/larutannya biru tua Ikan asin 2 Warna biru tua/ tidak ada endapan merah muda 2. Dengan Pereaksi Benedict Sampel + benedict Hasil Pengamatan Mie Agak kuning Siomay Kuning kebiruan Tempe Tetap biru Ikan asin Biru tua Tahu Biru Ikan teri Bitu tua

Penentuan kadar protein dengan cara semi mikro kjeldahl No Cara kerja Pengamatan 1 Dimasukkan 10 ml larutan bahan (sample ikan teri) ke dalam labu takar 100 ml lalu diencerkan sampai tanda batas. 2 Lalu dimasukkan ke dalam labu kjeldhal 500 ml dan ditambahkan H2SO4. Lalu ditambahkan asam asetat sebanyak 5 gram sebagai katalisator 3 Lalu larutan dididihkan dalam alat destruksi selama 30 menit. Setelah itu didinginkan dan dicuci dengan 140 ml aquades. Lalu larutan dimasukkan ke dalam labu destilasi dengan air cuciannya. Lalu

ditambahkan 30 ml larutan NaOH-Na2S2O3 kemudian ditambahkan beberapa butiran Zink. Lalu dilakukan destilasi dan destilatnya ditampung pada Erlenmeyer berisi 25 ml asam borat dan 2 tetes indicator metil biru. 4 Larutan dititrasi menggunakan 0,1 N NaOH NaOH terpakai = 3,3 ml Warna larutan berubah dari biru muda kehijauan menjadi ungu. 5 % protein dihitung dengan menghitung nilai total N.

Perhitungan Penentuan kadar protein dengan cara semi mikro kjeldahl: Jumlah total N = ml NaOH x N NaOH x 14,008 x f mg/ml ml larutan contoh = 3,3 ml x 0,1 N x 14,008 x 10 mg/ml 10 ml = 4,623 4.2 Pembahasan Pada percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi formalin dari suatu sample. Pada percobaan ini dilakukan 2 percobaan yaitu reaksi identifikasi formalin dan penentuan kadar protein dengan cara semi mikro kjeldhal. Pada reaksi identifikasi formalin ini menggunakan pereaksi fehling (A + B) dan benedict. Pada percobaan ini digunakan sampelnya yaitu mie, ikan asin 1, ikan asin 2, tahu, siomay dan tempe. 1. Reaksi Identifikasi Formalin Pada percobaan pertama yaitu reaksi identifikasi formalin yang menggunakan reagen fehling A+B dan reagen benedict. Pada reaksi identifikasi formalin menggunakan fehling A+B ini menunjukkan uji positif jika terbentuk endapan merah muda. Dari percobaan diperoleh hasilnya yaitu mie berwarna tetap biru/tidak ada endapan merah muda; ikan asin 1 berwarna biru muda/ tidak ada endapan merah muda; tahu berubah warna menjadi merah muda; siomay berwarna biru kehijauan/ tidak ada endapan merah muda; tempe berwarna ungu/ tidak ada endapan merah muda dan ikan asin 2 terjadi warna biru tua/ tidak ada endapan merah muda. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa sample yang mengandung formalin adalah tahu dan yang tidak mengandung formalin adalah mie, ikan asin1, ikan asin 2, siomay dan tempe. Tetapi jika lebih teliti bahwa tahu berubah warna menjadi merah muda bukan terbentuk endapan merah muda dan jika dilihat dari ciri-ciri tahu yang digunakan tidak menunjukkan seperti ciri-ciri di bawah ini:

Ciri-ciri tahu yang mengandung formalin 1. tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar (250C) dan bertahan sampai 15 hari pada suhu lemari es (100C) 2. tahu terlampau keras namun tidak padat 3. bau agak menyengat Kemungkinan warna merah muda yang ditunjukkan oleh sample tahu adalah menunjukkan adanya kandungan protein dalam tahu tersebut. Pada uji fehling pada senyawa protein menunjukkan warna merah muda dalam sample tahu. Sedangkan pada sample lain menunjukkan warna biru, ungu dan

lainnya yang menunjukkan mengandung karbohidrat dan protein dalam sample tersebut. Selanjutnya reaksi identifikasi formalin pada sample ini menggunakan reagen benedict. Dari reaksi dengan reagen ini akan menunjukkan uji positif dengan terbentuknya endapan merah muda atau kuning. Hasil percobaan menunjukkan bahwa untuk sample tempe bewarna biru, mie berwarna agak kuning, ikan teri berwarna biru tua, ikan asin berwarna biru dan siomay berwarna kuning kebiruan. Dari hasil percobaan ini yang jelas tidak mengandung formalin adalah tempe, ikan teri, ikan asin dan tahu. Dari uji kedua ini dapat dianalisis bahwa pada mie menunjukkan warna agak kuning. Hal ini belum menunjukkan adanya formalin karena bisa jadi warna kuning berasal dari mie itu sediri karena mie itu berwarna kuning. Selain itu yang terbentuk bukan endapan warna kuning. Lalu pada siomay menunjukkan warna kuning kebiruan, kemungkinan ada formalin tetapi yang terbentuk bukan endapan hanya perubahan warna atau mungkin ini menunjukkan adanya formalin dengan kadar kecil. Hal ini kemungkinan juga terjadi pada sample mie. Jika dibandingkan dengan uji menggunakan fehling A+B dan benedict hasil yang diperoleh berbeda. Seharusnya jika memang mengadung senyawa formalin hasil yang diperoleh sama. Jadi kemungkinan perubahan warna yang terbentuk bukan menunjukkan adanya formalin tetapi menunjukkan yang lain seperti kandungan protein, karbohidrat atau bahkan warna dari sample itu sendiri. Jika disesuaikan dengan literature tentang mie yang mengandung formalin cirinya adalah: 1. tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar (250C) dan bertahan sampai 15 hari pada suhu lemari es (100C) 2. bau agak menyengat, bau formalin 3. tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibanding mie normal Dari ciri itu dapat diambil ciri ketiga dan tidak menunjukkan ciri itu. 2. Penentuan Kadar Protein Bahan Penentuan kadar protein bahan dilakukan dengan metode semi-mikro-kjeldahl yang pada prinsipnya adalah penentuan jumlah Nitrogen (N) yang dikandung oleh suatu bahan dengan cara mendegradasi protein bahan organik dengan menggunakan asam sulfat pekat untuk menghasilkan nitrogen sebagai amonia, kemudian menghitung jumlah nitrogen yang terlepas sebagai amonia lalu mengkonversikan ke dalam kadar protein dengan mengalikannya dengan konstanta tertentu. Analisa protein dengan metode semi-mikro-kjeldahl pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu proses destruksi, proses destilasi, dan tahap titrasi. Pada tahap destruksi, sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi penguraian sampel menjadi unsur-unsurnya yaitu unsur-unsur C, H, O, N, S, dan P. Unsur N dalam protein ini dipakai untuk menentukan kandungan protein dalam suatu bahan. Mula-mula dimasukkan 10 gr bahan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 5 gr serbuk asam asetat. Serbuk asam asetat digunakan sebagai katalisator. Lalu dimasukkan ke dalam labu kjeldahl, kemudian ditambahkan 20 ml H2SO4. Katalisator berfungsi untuk mempercepat proses destruksi dengan menaikkan titik didih asam sulfat saat dilakukan penambahan H2SO4 pekat serta mempercepat kenaikan suhu asam sulfat, sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Karena titik didih tinggi maka asam sulfat akan membutuhkan waktu yang lama untuk menguap. Dengan demikian, kontak asam sulfat dengan sampel akan lebih lama sehingga proses destruksi akan berjalan lebih efektif. Selain itu juga dibuat blanko dalam tabung reaksi besar yang berisi katalisator N dan 3 ml H2SO4 agar analisa lebih tepat. Blanko ini berfungsi sebagai faktor koreksi dari adanya senyawa N yang berasal dari

reagensia yang digunakan. Tabung kjeldahl yang berisi sampel kemudian ditempatkan dalam alat destruksi (destruktor) dan ditutup. Setelah itu sampel didestruksi semalaman untuk memecah protein. dengan terjadinya penguraian sampel menjadi unsur-unsurnya yaitu unsur-unsur C, H, O, N, S, dan P. Selama proses destruksi akan dihasilkan gas SO2 yang berbau menyengat dan dapat membahayakan jika dihirup dalam jumlah relatif banyak. Gas yang dihasilkan ini akan bergerak ke atas (tersedot penutup) dan akan disalurkan ke dalam tabung yang berisi larutan yang berwarna merah, dimana larutan ini terdiri dari larutan Na-Sulfat, pp dan katalis. Larutan inilah yang selanjutnya dapat menyerap gas yang keluar dari sampel. Selain dibebaskan gas SO2 juga dibebaskan gas CO2 dan H2O sesuai dengan reaksi sebagai berikut : panas Bahan organik + H2SO4 CO2 + SO2 + (NH4)2SO4 + H2O Larutan sampel yang didapatkan berwarna kehitaman, lalu larutan ini didinginkan supaya suhu sampel sama dengan suhu luar sehingga penambahan perlakuan lain pada proses berikutnya dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Selanjutnya larutan ini didestilasi. Pada tahap destilasi, pada prinsipnyai adalah memisahkan cairan atau larutan berdasarkan perbedaan titik didih. Mula-mula larutan sampel hasil destruksi yang telah dingin ditambah dengan 140 ml aquadest. Tujuannya untuk melarutkan sampel hasil destruksi dan blankonya agar hasil destruksi dapat didestilasi dengan sempurna serta untuk lebih memudahkan proses analisa karena hasil destruksi melekat pada labu kjeldahl. Kemudian ditambahkan 30 ml larutan NaOH-Na2S2O3. Tujuan dari penambahan larutan ini adalah untuk memecah amonium sulfat menjadi amonia (NH3) Fungsi penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa karena reaksi tidak dapat berlangsung dalam keadaan asam. Sedangkan fungsi penambahan Na2S2O3 adalah untuk mencegah terjadinya ion kompleks ammonium sulfat dengan katalisator. Kompleks yang terjadi ikatannya kuat dan sukar diuapkan. Na2S2O3 berfungsi untuk mengendapkan katalisator sehingga tidak mengganggu reaksi kimia selanjutnya. Selanjutnya larutan ini didestilasi, dimana ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) . Ammonia yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh larutan asam standar yaitu 25 ml asam borat yang dimasukkan kedalam Erlenmeyer dan ditambahkan 3 tetes indikator metil biru. Destilat yang keluar akan ditampung dalam larutan ini. Indikator metil biru bersifat amfoter, yaitu bisa bereaksi dengan asam maupun basa. Indikator ini digunakan untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebih. Selain itu alasan pemilihan indikator ini adalah karena memiliki trayek pH 6-8 (melalui suasana asam dan basa / dapat bekerja pada suasana asam dan basa) yang berarti trayek kerjanya luas (meliputi asamnetral-basa). Pada suasana asam indikator akan berwarna biru, sedang pada suasana basa akan berwarna merah muda. Setelah ditambah metil biru, larutan akan berwarna biru karena berada dalam kondisi asam. Asam borat (H3BO3) berfungsi sebagai penangkap NH3 sebagai destilat berupa gas yang bersifat basa. Supaya ammonia dapat ditangkap secara maksimal, maka sebaiknya ujung alat destilasi ini tercelup semua ke dalam larutan asam standar sehingga dapat ditentukan jumlah protein sesuai dengan kadar protein bahan. Selama proses destilasi lama-kelamaan larutan asam borat akan berubah merah muda karena larutan menangkap adanya ammonia dalam bahan yang bersifat basa sehingga mengubah warna biru menjadi merah muda. Tetapi menurut percobaan ini larutan destilat yang dihasilkan tidak mengubah asam borat menjadi merah muda. Hal ini disebabkan karena adanya kesalahan dalam

melakukan percobaan. Reaksi yang terjadi : (NH4)SO4 + NaOH Na2SO4 + 2 NH4OH 2NH4OH 2NH3 + 2H2O 4NH3 + 2H3BO3 2(NH4)2BO3 +H2 Kemudian larutan hasil destilasi (destilat) didalam Erlenmeyer di ambil 10 ml untuk selanjutnya dilakukan titrasi dengan menggunakan NaOH. Titrasi merupakan tahap akhir dari seluruh metode Kjeldahl pada penentuan kadar protein dalam bahan pangan yang dianalisis. Dengan melakukan titrasi, dapat diketahui banyaknya asam borat yang bereaksi dengan ammonia. Selain destilat sampel, destilat blanko juga dititrasi karena selisih titrasi sampel dengan titrasi blanko merupakan ekuivalen jumlah nitrogen. Titrasi dilakukan sampai titik ekuivalen yang ditandai dengan berubahnya warna larutan biru menjadi merah muda karena adanya NaOH berlebih yang menyebabkan suasana basa. Melalui titrasi ini, dapat diketahui kandungan N dalam bentuk NH4 sehingga kandungan N dalam protein pada sampel dapat diketahui. Menurut percobaan ini volume NaOH yang digunakan adalah 3,3 ml dengan konsentrasi 0,1 N. Dengan demikian dapat dihitung kadar protein dengan menghitung total N. Menurut persamaan: Jumlah total N = ml NaOH x N NaOH x 14,008 x f mg/ml ml larutan contoh Menurut perhitungan jumlah total N adalah 4,623. http://yoza-fitriadi.blogspot.com/2011/01/laporan-penelitian-praktikum-kimia.html

Reaksi terhadap Gugus karbonil pada Keton dan Aldehid a. Reduksi dengan pereaksi Fehling No 1 2 3 Perlakuan Fehling + formalin Fehling + glukosa Fehling + aseton Hasil Pengamatan Warna merah bata Dari biru muda menjadi sangat muda Dari biru muda menjadi dua lapisan, lapisan bawah biru,lapisan atas keruh

http://aatunhalu.wordpress.com/2008/12/06/laporan-praktikum-2/

RE: [kimia_indonesia] Re: uji formalin di makanan

Ada benar tapi juga ada salahnya. Campuran larutan H2SO4 dan KMnO4 sifatnya adalah oksidator dan bereaksi dengan apa saja yang bisa dia oksidasi. Dengan demikian, reaksi ini tidaklah spesifik untuk formalin. Jadi, kalau ada zat unknown direkasikan dengan campuran KMnO4+H2SO4 dan warna ungunya hilang, belum pasti zat "unknown" itu adalah formalin, bisa saja zat lain yang mudah doksidasi oleh campuran reagan tersebut. Reagen fehling atau Tollens umunya yang digunakan untuk mendeteksi adanya senyawa aldehyde, tapi sifatnya adalah kualitatif (tidak untuk menentukan kadar/kandungan bahan). Coba deh cari di standard method atau ASTM. Wassalam Hamzah Fansuri -----Original Message----From: laeli rakhmawati [mailto:aleen_dalerie@...] Sent: Friday, 30 July 2004 8:26 PM To: [email protected] Subject: Re: [kimia_indonesia] Re: uji formalin di makanan

Assalamu'alaikum menurut guru saya formalain dideteksi dengan larutan KMn O4 dan H2so4 nanti kalo warna ungu hilang bererti ada formalinnya. Bener nggak sih ??????? Wasssalamu'alaikum --- In [email protected], laeli rakhmawati wrote: > To : semua yang dah mbantu > Assalamu'alaikum wr. wb > Terima kasih atas tanggapan / saran/ etc dari temen2 semua. > Yang saya tahu formalain itu masuk dalam aldehida. Nah reaksi pengenalan aldehid itu ada 2, pake Fehling or Tollens > Dari kakak kelas saya, mereka dah pernah neliti ada/ tidaknya formalin dlm tahu di pasar2 yogya, mereka pake fehling.soalnya kadar formalin dlm tahu masih rendah > Pertama tahu dihancurkan lalu didestilasi . Habis itu ditetesi kalo gak salah Fehling (AgNO3)2. Nanti kalo ada formalin bererti ada endapan warna merah bata. Insya Allah seperti tu. > Tapi, yg jadi pertanyaan saya, gimana takaran zat2 tsb pokoknya metode yang lebih rinci/cara kerja sesuai prosedur lab. Saya tanya kakak kelas saya tsb. tapi laporan p ene litian mereka dah ilang,

jadi saya nanya ke teman2 semua.Dan yang lebih penting, saya cuma Bahtiar Service http://tech.groups.yahoo.com/group/kimia_indonesia/message/1172

Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol. Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon dan terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.

SifatMeskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang formalin atau formol ). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO. Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persen metanol untuk membatasi polimerisasinya. Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%40%. Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida merupakan elektrofil, bisa dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dan sanyawa aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena. Dalam keberadaan katalis basa, formaldehida bisa mengalami reaksi Cannizzaro, menghasilkan asam format dan metanol. Formaldehida bisa membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksana atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin.Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan udarahttp://dwinidika.wordpress.com/ http://redscoter.blogspot.com/2011_01_06_archive.html

Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan nama berbedabeda antara lain : Formol Morbicid Methanal Formic aldehyde Methyl oxide Oxymethylene Methylene aldehyde Oxomethane Formoform Formalith Karsan Methylene glycol

Paraforin Polyoxymethylene glycols Superlysoform Tetraoxymethylene Trioxane

Fromalin digunakan untuk : Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang, dan pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan bahan peledak. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Bahan untuk pembuatan produk parfum. Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku. Pencegah korosi untuk sumur minyak. Bahan untuk insulasi busa. Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood). Cairan pembalsam ( pengawet mayat ). Dalam konsentrasi yang sangat kecil ( < 1% ) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pemcuci piring, pelembut, perawat sepatu, sampo mobil, lilin dan pembersih karpet.

Penggunaan formalin yang salah adalah hal yang sangat disesalkan. Melalui sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium,ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang salah seperti ini dilakukan produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh produk yang sering mengandung formalin misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah dan tahu yang beredar di pasaran. Yang perlu diingat, tidak semua produk pangan mengandung formalin.

Dasar hukum yang melarang penggunaan formalin di antaranya UU No 7/1996 tentang Pangan dan UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen. Formalin dan metahnyl yellow merupakan bahan tambahan pangan (BTP) yang dilarang penggunaannya dalam makanan menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh.

Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah.

Formalin bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan dan mata. Akut : efek pada kesehatan manusia langsung terlihat : seperti iritasi, alergi, kemerahan, mata berair, mual, muntah, rasa terbakar, sakit perut dan pusing Kronik : efek pada kesehatan manusia terlihat setelah terkena dalam jangka waktu yang lama dan berulang : iritasi kemungkin parah, mata berair, gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, menstruasi dan pada hewan percobaan dapat menyebabkan kanker sedangkan pada manusia diduga bersifat karsinogen (menyebabkan kanker). Mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung formalin, efek sampingnya terlihat setelah jangka panjang, karena terjadi akumulasi formalin dalam tubuh.

Formalin bisa menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, mengganggu fungsi hati, ginjal, dan sistem reproduksi Menurut Winarno dan Rahayu (1994), pemakaian formalin pada makanan dapat menyebabkan keracunan pada tubuh manusia. Gejala yang biasa timbut antara lain sukar menelan, sakit perut akut disertai muntah-muntah, mencret berdarah, timbulnya depresi susunan saraf, atau gangguan peredaran darah.

Konsumsi formalin pada dosis sangat tinggi dapat mengakibatkan konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah), dan haimatomesis (muntah darah) yang berakhir dengan kematian Formalin atau larutan formaldehida (HCHO) yang biasanya untuk bahan pengawet mayat, penggunaannya pada makanan dalam dosis tinggi akan menyebabkan iritasi lambung, menyebabkan kanker, gagal ginjal, lever, limpa dan merusak jaringan tubuh.

Deteksi formalin dan boraks secara akurat hanya dapat dilakukan di laboratorium dengan menggunakan bahan-bahan kimia, yaitu melalui uji formalin dan uji boraks. Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet beberapa hari dan tidak mudah busuk. Mie basah yang awet beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin. Ayam potong yang berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk. Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua bukan merah segar, awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.

Tahu yang mengandung formalin dapat ditandai dengan : Semakin tinggi kandungan formalin, maka tercium bau obat yang semakin menyengat, sedangkan tahu yang tidak berformalin akan tercium bau protein kedelai yang khas. Tahu yang berformalin mempunyai sifat membal (jika ditekan terasa sangat kenyal), sedangkan tahu yang tidak berformalin jika ditekan akan hancur. Tahu berformalin akan tahan lama, sedangkan yang tidak berformalin paling hanya tahan satu dua hari. Tahu yang memakai pewarna buatan dapat ditandai dengan cara melihat penampakannya. Jika tahu memakai pewarna buatan, warnanya sangat homogen/seragam dan penampakan mengilap.

Sedangkan jika memakai pewarna kunyit, warnanya cenderung lebih buram (tidak cerah). Jika kita potong tahunya, maka akan kelihatan bagian dalamnya warnanya tidak homogen/seragam. Bahkan, ada sebagian masih berwarna putih.

Pertolongan tergantung konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban. Sebelum ke rumah sakit : berikan arang aktif ( norit ) bila tersedia. Jangan melakukan rangsang muntah pada korban karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran cerna atas.

Di rumah sakit : lakukan bilas lambung ( gastric lavage ), berikan arang aktif (walaupun pemberian arang aktif akan mengganggu penglihatan bila nantinya dilakukan tindakan endoskopi). Untuk mendiagnosis terjadinya trauma esofagus dan saluran cerna dapat dilakukan tindakan endoskopi. Untuk meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh dapat dilakukan hemodyalisis (tindakan cuci darah), indikasi tindakan cuci darah ini bila terjadi keadaan asidosis metabolik berat pada korban.

Makanan yang tidak boleh dicampur Gan, ane mau info aja daftar makanan / Minuman yang tak boleh dicampur tanpa sengaja oleh kita, 1. Alpukat dengan keju atau mayones : membuat berat badan melesat naik 2. Madu + teh : mengganggu pencernaan 3. Madu + Kepiting : Keracunan 4. Coca - cola + Mentos : dalam percobaan terjadi reaksi kimia meletus 5. Susu dengan ikan : bila berlebihan menyebabkan lumpuh & Struk 6. Bawang putih dengan bawang merah (jika dicampur boleh menyebabkan lumpuh, bawang besar jika dimakan selama 40 hari berturut-turut boleh menyebabkan bintik hitam di muka) 7. Cuka dengan nasi : bila berlebihan menyebabkan lumpuh & Struk 8. Madu dan nanas : Katanya bahaya bisa tepar 9. Setelah makan SEMANGKA ga blh minum SUSU 10. Stlh makan MANGGIS jangan makan/minum yg BERGULA 11. Stlh mkan DURIAN ga blh minum BIR/OBAT 12. Stlh makan UDANG ga blh makan yg berVITAMIN C 13. Stlh makan buah PEAR jangan makan MADU Apakah ada yang mau menambahkan untuk menambah kewaspadaan kita terhadap campuran makanan yang kita tidak tau.. :maho :maho

UPDATE : Tambahan dari agan - agan 14.agan bigsatria & MadegPandhita : Makan Durian + Minum Cola + Makan Semangka = Langsung Muntah darah (Pengalaman Pribadi) 15. agan bayunatsura: abis olahraga jangan makan semangka, menyebabkan kematian tuh 16. agan togado & i.Spy: abis makan duren jagn makan rambutan,, sodara ane pernah koit soal'a 17. agan kayakura: JGN MAKAN DURIAN DAN MANGGIS ----> UGD ----> almarhum 18. pengalaman agan galatine : dulu ane pernah gan,minum teh+madu langsung kagak bisa boker gan 19. Pengalaman agan orange dan: udang + vit C.. ane pernah baca. katanya bahaya... 20. agan wisnuadryan: Jgan mnyatukn/mncampur mkn laut dngn darat dlm sekaligus mkn contohnya mkan telur dngan ikan.tdak baik untuk kbtuhan tubuh wlaupun sama-sama mengandung protein tetapi dlm unsur ion yg dihasilkan pda ikan dan telur sangat berbeda dan nilai gizinya jg tdk seimbang bhkan bs mnjdi racun dlam tbuh kita.mmpengaruhi otak dan otot2 saraf pd mnusia 21.agan kennyemangkeren: abis makan nanas ga boleh minum soda.. itu ramuan gugurin bayi ane tau dari orang 22. pengalaman agan rapak [$]: vit c campur udang bahayaaa jgn dicoba!!!kelaur darah dari berbagai inderanya 23. agan Mr.Xypo :yg ane tau cm abis makan duren jgn makan daging kambing bs lsng K.O gan 24. agan jimbrene :Makan kepiting/rajungan jangan minum soda. Keracunan makanan, efeknya bisa diare, bisa lebih parah. 25.agan motioninja [$] :durian ama rambutan gan, dulu pernah ada yg koit makan gituan 26. agan navy10 : yang ane tau kalo minum obat ga boleh pake susu atau teh sebagai ganti air trus kalo bisa abis makan ga boleh minum teh soalnya gizi yang terkandung d`makanan yang kita makan akan hilnag karena teh, ane kurang tau gimana reaksinya bisa kayak gitu 27. agan gleney :abis makan nanas ga boleh minum soda, itu ramuan gugurin bayi aye tau dari orang 28. agan cremiinalizm : kata temen ane susu + jeruk beracun gan 29. agan inter.bonek : Anggur+duren pasti kita meninggal 30. agan kecebongbankain : Bodrex+minuman soda=Katanya obat perangsang 31. agan blazterboy : pisang sma madu jga nga bole di campur gan bahaya juga 32. agan ArcticFox : abis makan duren jagn makan rambutan,, sodara eike pernah koit soalnya 33. agan S100308 : Betul gan , vitamin c dengan udang . Misalnya makan seafood, mesen udang saos tiram atau udah tepung goreng . Minumnya es jeruk . Jika disatukan , vitamin c dengan udang tersebut akan bereaksi dan bisa menjadi racun dalam tubuh kita , dan fatalnya bisa menyebabkan kematian 34. agan MasterDonk : betul gan , vitamin c dengan udang . misalnya makan seafood, mesen

udang saos tiram atau udah tepung goreng . minumnya es jeruk . jika disatukan , vitamin c dengan udang tersebut akan bereaksi dan bisa menjadi racun dalam tubuh kita , dan fatalnya bisa menyebabkan kematian 35. agan Ben.Jyo : durian ama rambutan gan, dulu pernah ada yg koit makan gituan 36. agan Little.Larc5 : tambahan : abis makan duren jagn makan rambutan,, sodara eike pernah koit soal\'a, 37. agan Kill.Z : permen mint+minuman bersoda ( cocacol*) bisa menyebabkan kematian 38. agan tuiyulNgaskus : nanas+soda katanya bisa ngecilin amandel gan yang jelas durian+bir kata temen ane rasanya perut mo pecah gan 39. agan fay_nabila : abis mkn duren terus minum beer mas wkwk modar

Trima kasih buat semua agan2 yang sudah berpartisipasi tapi ane berduka banget gan dari awal ane bikin trit ini ga ada yang satu pun kasih ane cendol.. agan2 yang dari tadi bahas bawang merah n bawang putih atau bawa2 nasi goreng ane jelasin boleh makan makanan tersebut, asal tidak 40 hari berturut - turut karna bisa menimbulkan bintik hitam, seterah agan mau percaya apa ga istilahnya ane cuma share aja.. http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8936424