http filsafat kompasiana com 2013-02-14 etika bisnis islam di usaha kecil menengah ukm 533512 html

Upload: aandaku

Post on 18-Oct-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Kompasiana Kompas.com Cetak ePaper Kompas TV Bola Entertainment Tekno Otomotif Female Health Properti Urbanesia Images More

    Berita Politik Humaniora Ekonomi Hiburan Olahraga Lifestyle Wisata Kesehatan Tekno Media Muda Green Jakarta Fiksiana Freez

    seorang pengajar bidang manajemen yang suka travelling dannulis puisi

    Jadikan Teman | Kirim Pesan

    Home Humaniora Filsafat Artikel REGISTRASI | MASUK

    OPINI | 14 February 2013 | 10:29 Dibaca: 523 Komentar: 0 1

    Etika Bisnis Islam di Usaha KecilMenengah (UKM)

    Landasan filosofis yang harus dibangun dalam pribadi muslim dalam kaitannyadengan paradigma Islam tentang etika bisnis adalah adanya konsepsi hubunganmanusia dengan manusia dan lingkungannya, serta hubungan manusia denganTuhannya (hablum minallah wa hablumminannas). Dengan berpegang pada

    TweetTweet

    11

    LikeLike

    Do you need professional PDFs? Try PDFmyURL!

  • Ratu Atut Dicekal, Rano KarnoBersiap Naik Dzulfikar

    HEADLINE ARTICLES

    Tjiptadinata Effend... | | 04 April 2014 | 23:15

    FEATURED ARTICLE

    Malam ini Lion JT609Terkandas di Bandara

    Surat Terbuka Kepada Ketua

    landasan ini, setiap muslim yang berbisnis atau beraktivitas apapun akan merasaada kehadiran pihak ketiga (Tuhan) disetiap aspek kehidupannya. Keyakinan iniharus menjadi bagian integral dari setiap muslim dalam berbisnis, karena bisnisdalam Islam tidak semata-mata orientasi dunia, tetapi harus mempunyai visi akhiratyang jelas. Dengan kerangka pemikiran seperti itulah, persoalan etika dalam bisnismenjadi sorotan penting dalam ekonomi Islam (Alfan, 2011)

    Menurut Amalia (2010) Islam tidak membiarkan begitu saja seseorang bekerjasesuka hati untuk mencapai keinginannya dengan menghalalkan segala cara sepertimelakukan penipuan, kecurangan, sumpah palsu, riba, menyuap dan perbuatan batillainnya. Tetapi dalam Islam diberikan suatu batasan atau garis pemisah antara yangboleh dan yang tidak boleh, yang benar dan salah serta yang halal dan yang haram.Batasan atau garis pemisah inilah yang dikenal dengan istilah etika. Perilaku dalamberbisnis atau berdagang juga tidak luput dari adanya nilai moral atau nilai etikabisnis. Penting bagi para pelaku bisnis untuk mengintegrasikan dimensi moral kedalam kerangka/ruang lingkup bisnis.

    Dengan semakin besarnya kesadaran etika dalam berbisnis, orang mulaimenekankan pentingnya keterkaitan faktor-faktor etika dalam bisnis. Sesungguhnyadalam hal seluruh pelaksanaan kehidupan telah di atur dalam pandangan ajaranAgama Islam untuk mengatur seluruh kehidupan manusia termasuk dalam kaitannyapelaksanaan perekonomian dan bisnis. Dalam ajaran Islam memberikan kewajibanbagi setiap muslim untuk berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakansyariah (aturan). Islam di segala aspek kehidupan termasuk didalamnya aturanbermuamalah (usaha dan bisnis) yang merupakan jalan dalam rangka mencarikehidupan. Pada hakikatnya tujuan penerapan aturan (syariah) dalam ajaran Islamdi bidang muamalah tersebut khususnya perilaku bisnis adalah agar terciptanyapendapatan (rizki) yang berkah dan mulia, sehingga akan mewujudkanpembangunan manusia yang berkeadilan dan stabilisasi untuk mencapaipemenuhan kebutuhan, kesempatan kerja penuh dan distribusi pendapatan yangmerata tanpa harus mengalami ketidakseimbangan yang berkepanjangan dimasyarakat.

    Etika bisnis dalam Islam adalah sejumlah perilaku etis bisnis (akhlaq alislamiyah)yang dibungkus dengan nilai-nilai syariah yang mengedepankan halaldan haram. Jadi perilaku yang etis itu ialah perilaku yang mengikuti perintah Allahdan menjauhi larangannya. Dalam Islam, etika bisnis ini sudah banyak dibahasdalam berbagai literatur dan sumber utamanya adalah Al-Quran dan As Sunnah.Pelaku-pelaku bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai aktivitasnya.Kepercayaan, keadilan dan kejujurana dalah elemen pokok dalam mencapaisuksesnya suatu bisnis di kemudian hari.

    ShareShare

    Do you need professional PDFs? Try PDFmyURL!

  • Shiskha Prabawaning... | | 04 April 2014 | 21:17

    Auda Zaschkya | | 04 April 2014 | 09:01

    Sapriadi Pallawalin... | | 04 April 2014 | 21:17

    Kompasiana | | 10 March 2014 | 15:50

    TRENDING ARTICLES

    Luluk Ramadhany | 4 jam lalu

    Ellen Maringka | 4 jam lalu

    Faturahman Abdullah | 5 jam lalu

    Marc Marquez | 4 April 2014 11:26

    Sahroha Lumbanraja | 4 April 2014 10:47

    Umum PMI &

    Caleg Perempuan, MutlakPaham Isu Perempuan!

    Villa Juliana, Jejak PemerintahHindia

    Ikuti Kompasiana Visit ke

    MAS MH370:Dua Hal Mistik IniMungkinkah

    Mengapa Istri Orang KelihatanLebih Seksi

    Cepat Tanggap SBY dalamAncaman Pembunuhan

    Wah Penumpang PesawatMH370 Masih Update

    Katy Perry Plagiat Nike Ardila?

    suksesnya suatu bisnis di kemudian hari.Istilah bisnis dalam Al-Quran yaitu al-tijarah dan dalam bahasa arab tijaraha,

    berawal dari kata dasar t-j-r, tajara, tajran wa tijarata, yang bermakna berdagangatauberniaga. At-tijaratun walmutjar yaitu perdagangan, perniagaan (menurut kamusalmunawwir). Menurut ar-Raghib al-Asfahani dalam al-mufradat fi gharib al-Quran ,at-Tijarah bermakna pengelolaan harta benda untuk mencari keuntungan. MenurutIbnuFarabi, yang dikutip ar-Raghib, fulanun tajirun bi kadza, berarti seseorang yangmahir dancakap yang mengetahui arah dan tujuan yang diupayakan dalamusahanya (Fitri, 2010)

    Bisnis secara Islam pada dasarnya sama dengan bisnis secara umum, hanyasaja harus tunduk dan patuh atas dasar ajaran Al-Quran, As-Sunnah, Al-Ijma danQiyas(Ijtihad) serta memperhatikan batasan-batasan yang tertuang dalam sumber-sumber tersebut. Ada beberapa ayat di dalam Al Quran yang berbicara mengenaibisnis, diantaranya: Al-Baqarah (282); An-Nisaa (29); At-Taubah (24); An-Nur (37);Fatir (29);As-Shaff (10) dan Al-Jumah (11).

    Islam memberikan kebebasan kepada pemeluknya untuk melakukan usaha(bisnis), namun dalam Islam ada beberapa prinsip dasar yang menjadi etika normatifyang harus ditaati ketika seorang muslim akan dan sedang menjalankan usaha,diantaranya:1. Proses mencari rezeki bagi seorang muslim merupakan suatu tugas wajib.2. Rezeki yang dicari haruslah rizki yang halal.3. Bersikap jujur dalam menjalankan usaha.4. Semua proses yang dilakukan dalam rangka mencari rezeki haruslah dijadikan

    sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.5. Bisnis yang akan dan sedang dijalankan jangan sampai menimbulkan

    kerusakanlingkungan hidup.6. Persaingan dalam bisnis dijadikan sebagai sarana untuk berprestasi secara fair

    dan sehat (fastabikul al-khayrat).7. Tidak boleh berpuas diri dengan apa yang sudah didapatkan.8. Menyerahkan setiap amanah kepada ahlinya, bukan kepada sembarang orang,

    sekalipun keluarga sendiri.Do you need professional PDFs? Try PDFmyURL!

  • INDEXINFO & PENGUMUMAN KONTAK KOMPASIANA

    Nangkring Bareng LPDP Kemenkeu dan Raih

    Nangkring: Ngobrolin Kompasiana, Yuk!

    Pemenang Resensi Buku Jokowi (Bukan)

    Indonesia Sekarang Setara dengan Inggris, Ini Fakta!Karena Pornografi Itu Jahat, Bung!Sedikit Petunjuk Agar Sukses BerkarirBocah Titisan CahayaBuku yang Menggugah NasionalismeHal yang Paling Saya Tidak Suka Ketika Menulis &Memahami Keresahan dan Kesepian OrangtuaCatatan Hati; RomansaAlam NasyrahPertemanan Penulis

    Subscribe and Follow Kompasiana:

    sekalipun keluarga sendiri.Sedangkan dalam bertransaksi secara syariah, ada beberapa prinsip yang

    harus dipegang, yakni: saling ridha (An Taradhin), bebas manupulasi (Gharar),aman/tidakmembahayakan (Mudharat), tidak spekulasi (Maysir), tidak ada monopoli& menimbun(ihtikar), bebas riba, dan halalan thayyiban.

    Para pelaku bisnis atau disebut juga sebagai pelaku usaha ataupun wirausahamerupakan orang ataupun sekelompok orang yang berjiwa berani mengambil resikountuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Cara berpikir seorangwirausaha adalah selalu berusaha mencari, memanfaatkan peluang usaha yangdapat memberi keuntungan. Dalam Al Quran, semangat kewirausahaan ada dalamQS. Hud: 61, QS. Al-Mulk:15, dan QS. Al Jumuah: 10, QS. Al-Anbiya: 125, QS. Ar-Radu:11 dimana manusia diperintahkan untuk memakmurkan bumi danmembawanya ke arah yang lebih baik serta diperintahkan berusaha untuk mencaririzki. Sedangkan dalam Hadits semangat kewirausahaan juga tercermin sebagaiberikut: HR.Bukhari; HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah;HR.Ahmad; HR.Al-Bazzar.

    Prinsip-prinsip etika bisnis berdasar Al Quran yang dapat diterapkan dalammenjalankan Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah sebagai berikut :1. Kesatuan (Tauhid/unity)

    Tauhid merupakan konsep serba eksklusif dan serba inklusif. Pada tingkat absolutia membedakan khalik dengan makhluk, memerlukan penyerahan tanpa syaratkepada kehendak-Nya, tetapi pada eksistensi manusia memberikan suatu prinsipperpaduan yang kuat sebab seluruh umat manusia dipersatukan dalam ketaatankepada Allah semata.Dari konsepsi ini, maka Islam menawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dansosial demi membentuk kesatuan. Atas dasar pandangan ini maka pengusahamuslim dalam melakukan aktivitas bisnis harus memperhatikan tiga hal:(1) Tidak diskriminasi terhadap pekerja, penjual, pembeli, mitra kerja atas dasarpertimbangan ras, warna kulit,jenis kelamin atau agama (QS Al Hujurat:13)(2) Allah yang paling ditakuti dan dicintai (QS Al Anam:163)(3) Tidak menimbun kekayaan atau serakah, karena hakikatnyakekayaanmerupakan amanah Allah (QS Al Kahfi:46)Tauhid adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid yang

    TERAKTUALINSPIRATIF

    BERMANFAATMENARIK

    Do you need professional PDFs? Try PDFmyURL!

  • memadukan keseluruhan aspek aspek kehidupan muslim baik dalam bidangekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta mementingkankonsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh. Dari konsep ini maka Islammenawarkan keterpaduan agama, ekonomi, dan sosial demi membentukkesatuan. Atas dasar pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu,vertikal maupun horisontal, membentuk suatu persamaan yang sangat pentingdalam sistem Islam (Naqvi, 1993).

    2. Keseimbangan (keadilan)Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan untuk berbuatadil, tak terkecuali pada pihak yang tidak disukai. Hal ini sesuai dengan firmanAllah dalam Surat Al-Maidah ayat 8. Keseimbangan atau keadilanmenggambarkan dimensi horizontal ajaran Islam yang berhubungan dengankeseluruhan harmoni pada alam semesta. Hukum dan tatanan yang kita lihat padaalam semesta mencerminkan keseimbangan yang harmonis (Beekun, 1997).Keseimbangan ini sangat ditekankan oleh Allah dengan menyebut umat Islamsebagai ummatan wasathan. Ummatan wasathan adalah umat yang memilikikebersamaan, kedinamisan dalam gerak, arah dan tujuannya serta memilikiaturan-aturan kolektif yang berfungsi sebagai penengah atau pembenar. Dengandemikian keseimbangan, kebersamaan, kemoderatan merupakan prinsip etismendasar yang harus diterapkan dalam aktivitas maupun entitas bisnis.Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa pembelanjaan harta benda harus dilakukandalam kebaikan atau jalan Allah dan tidak pada sesuatu yang dapatmembinasakan diri (QS Al Baqarah:195). Harus menyempurnakan takaran dantimbangan dengan neraca yang benar (QS Al Isra:35). Dijelaskan juga bahwa ciri-ciri orang yang mendapat kemuliaan dalam pandangan Allah adalah mereka yangmembelanjakan harta bendanya tidak secara berlebihan dan tidakpula kikir, tidakmelakukan kemusyrikan, tidak membunuh jiwa yang diharamkan, tidak berzina,tidak memberikan kesaksian palsu, tidak tuli dan tidak buta terhadap ayat-ayatAllah (QS Al Furqan: 67-68, 72-73)Agar keseimbangan ekonomi dapat terwujud maka harus terpenuhi syarat-syaratberikut: (1) Produksi, konsumsi dan distribusi harus berhenti pada titikkeseimbangan tertentu demi menghindari pemusatan kekuasaan ekonomi danbisnis dalam genggaman segelintir orang. (2) Setiap kebahagiaan individu harusmempunyai nilai yang sama dipandang dari sudut sosial, karena manusia adalahmakhluk teomorfis yang harus memenuhi ketentuan keseimbangan nilai yangsama antara nilai sosial marginal dan individual dalam masyarakat. (3) Tidakmengakui hak milik yang tak terbatas dan pasar bebas yang tak terkendali.

    Do you need professional PDFs? Try PDFmyURL!

  • 3. Kehendak BebasKebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis Islam, tetapikebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu dibukalebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong manusiauntuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang dimilikinya. Sampaipada tingkat tertentu, manusia dianugerahi kehendak bebas untuk memberiarahan dan membimbing kehidupannya sendiri sebagai khalifah di muka bumi(QS Al-Baqarah:30). Berdasarkan prinsip kehendak bebas ini, manusiamempunyai kebebasan untuk membuat suatu perjanjian termasuk menepati janjiatau mengingkarinya. Tentu saja seorang muslim yang percaya kepada kehendakAllah akan memuliakan semua janji yang dibuatnya. (Beekun,1997).Dalam mengembangkan kreasi terhadap pilihan-pilihan, ada dua konsekuensiyang melekat. Di satu sisi ada niat dan konsekuensi buruk yang dapat dilakukandan diraih, tetapi di sisi lain ada niat dan konsekuensi baik yang dapat dilakukandan diraih. Konsekuensi baik dan buruk sebagai bentuk risiko dan manfaat yangbakal diterimanya yang dalam Islam berdampak pada pahala dan dosa (QS AnNisaa:85 dan QS Al Kahfi:29)

    4. PertanggungjawabanKebebasan tanpa batas adalah suatu hal mustahil, lantaran tidak menuntuttanggungjawab. Menurut Al-Ghozali, konsep adil meliputi hal bukan hanyaequilibrium tapi juga keadilan dan pemerataan. Untuk memenuhi tuntutankeadilan dan kesatuan, manusia perlu mempertanggung jawabkan tindakannya.Allah menekankan konsep tanggungjawab moral tindakan manusia, (QS. AnNisaa:123-124).) Karena itu menurut Sayyid Qutubprinsip pertanggungjawabanIslam adalah pertanggungjawaban yang seimbang dalam segala bentuk danruang lingkupnya. Antara jiwa dan raga, antara pribadi dan keluarga, individu dansosial antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. (Beekun, 1997).

    5. Kebenaran : Kebajikan dan KejujuranKebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan darikesalahan,mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran. Dalamkonteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat, sikap dan perilaku benaryang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau memperoleh komoditaspengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau menetapkankeuntungan. Adapun kebajikan adalah sikap ihsan,yang merupakan tindakanyang dapat memberi keuntungan terhadap orang lain (Beekun, 1997). Dalam Al-

    Do you need professional PDFs? Try PDFmyURL!

  • Tags: islam. usaha kecil dan menengah etika bisnis

    Siapa yang menilai tulisan ini?

    TweetTweet 1

    JonarlenPixotte

    Inspiratif

    Quran prinsip kebenaran yang mengandung kebajikan dan kejujuran dapatdiambil dari penegasan keharusan menunaikan atau memenuhi perjanjian atautransaksi bisnis.Termasuk ke dalam kebajikan dalam bisnis adalah sikapkesukarelaan dan keramahtamahan. Kesukarelaan dalam pengertian, sikap suka-rela antara kedua belahpihak yang melakukan transaksi, kerja sama atauperjanjian bisnis. Hal ini ditekankan untuk menciptakan dan menjagakeharmonisan hubungan serta cinta mencintai antar mitra bisnis. Adapunkejujuran adalah sikap jujur dalam semua proses bisnis yang dilakukan tanpaadanya penipuan sedikitpun. Sikap ini dalam khazanah Islam dapat dimaknaidengan amanah. Dengan prinsip kebenaran ini maka etika bisnis Islam sangatmenjaga dan berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satupihak yang melakukan transaksi, kerjasama atau perjanjian dalam bisnis. Darisikap kebenaran, kebajikan dan kejujuran demikian maka suatu bisnis secaraotomatis akan melahirkan persaudaraan, dan kemitraan yang salingmenguntungkan, tanpa adanya kerugian dan penyesalan.

    Islam menempatkan bisnis sebagai cara terbaik untuk mendapatkan harta.Karenanya, segala kegiatan bisnis harus dilakukan dengan cara-cara terbaikdengan tidak melakukan kecurangan, riba, penipuan, dan tindakan kezalimanlainnya. Kesadaran terhadap pentingnya etika dalam bisnis merupakan kesadarantentang diri sendiri dalam melihat dirinya sendiri ketika berhadapan dengan hal baikdan buruk, yang halal dan yangh aram. Etika bisnis Islam juga diterapkan padaUsaha Kecil Menengah (UKM), sehingga apa yang diproduksi dan dijual bukansemata-mata untuk mendapatkan keuntungan (profit) sebagai tujuan duniawi saja,melainkan juga untuk mendapat keberkahan dan keridhaan dari Allah SWT atas apayang diusahakan.

    Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di Kompasianamenjadi tanggung jawab Penulis.

    11RecommendRecommend Laporkan Tanggapi

    1

    Do you need professional PDFs? Try PDFmyURL!

  • 2008-2014About Kompasiana | Terms & Conditions | Tutorial | FAQ | Contact Us | Kompasiana Toolbar

    Submit Cancel

    KOMENTAR BERDASARKAN : TANGGAL

    Tulis Tanggapan Anda

    Menelepon ke Indonesiateleponindonesia.com

    Hanya 1.9/menit. Pembulatan Menit. Hemat Biaya Menelepon ke Indonesia!

    Do you need professional PDFs? Try PDFmyURL!