hormon masa kehamilan
TRANSCRIPT
Hormon Masa Kehamilan
1. Hormon Estrogen
Estrogen dalam bentuk estradiol, estron, dan estriol ditemukan dalam
konsentrasi tinggi di vena uterine yang berarati bahwa estrogen dibuat di
plasenta. Segi-segi produksi estrogen oleh plasenta ini penting diketahui bila
dikaitkan dengan adanya janin dengan glandula suprarenalis. Estriol dalam air
kencing merupakan estrogen penting dlam kehamilan, dan janian besar
peranannya dalam pembentukannya, maka kadar estriol dalam air kancing
dapat digunakan untuk menilai keadaan janin.
Fungsi Estrogen :
1. Menebalkan dinding otot uterus
2. Meningkatkan suplai darah uterus
3. Memperbesar payudara
4. Mempermudah perkembangan embrio
2. Hormon HCG
Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di saluran Tuba
fallopii, telur yang telah dibuahi itu bergerak menuju rahim dan melekat pada
dindingnya. Sejak saat itulah plasenta mulai berkembang dan memproduksi
HCG yang dapat ditemukan dalam darah serta air seni. Keberadaan hormon
protein ini sudah dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama
keterlambatan haid, yang kira-kira merupakah hari keenam sejak pelekatan
janin pada dinding rahim.
Kadar hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-16 kehamilan,
terhitung sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian besar ibu hamil mengalami
penambahan kadar hormon hCG sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari.
Peningkatan kadar hormon ini biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang
sering dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun terus secara
perlahan, dan hampir mencapai kadar normal beberapa saat setelah persalinan.
Tetapi adakalanya kadar hormon ini masih di atas normal sampai 4 minggu
setelah persalinan atau keguguran.
Kadar HCG yang lebih tinggi pada ibu hamil biasa ditemui pada
kehamilan kembar dan kasus hamil anggur (mola). Sementara pada
perempuan yang tidak hamil dan juga laki-laki, kadar HCG di atas normal bisa
mengindikasikan adanya tumor pada alat reproduksi. Tak hanya itu, kadar
HCG yang terlalu rendah pada ibu hamil pun patut diwaspadai, karena dapat
berarti kehamilan terjadi di luar rahim (ektopik) atau kematian janin yang
biasa disebut aborsi spontan.
Korionik gonadotropin adalah suatu glikoprotein dengan kemempuan
untuk berkhasiat luteinizing, interstitial cellstimulating, dan luteotropic.
Hormone ini ditemukan di dalam darah dan air kencing wanita hamil. Bukti
bahwa hormon ini dibuat didi plasenta adalah karena jaringan plasenta yang
dibiakkan ternyata menghasilkan hormone tersebut. Hormone yang khas untuk
kehamilan ini dibentuk oleh trofoblas hubungan ini doproduksi dan ekresi
HCG meningkat pula.
Fungsi hormon HCG adalah mempertahankan korpus luteum yang
membuat estrogen dan progesterone sampai saat plasenta terbentuk
sepenuhnya dan dapat membuat sendiri estrogen dan progesteron.
Korionik somato-mammotropin adalah hormon protein yang merangsang
pertumbuhan, mempunyai efek lactogenic dan luteotropic. Perubahan dalam
metabolisme hidrat arang dan lemak sewaktu kehamilan disebabkan oleh
hormon ini.
3. Hormon Progesterone
Hormon ini berfungsi membangun lapisan dinding rahim untuk
menyangga plasenta, mencegah kontraksi/ oengerutan otot-otot rahim
sehingga menghindari persalinan dini, dan menyiapkan payudara untuk
menyusui. Di lain sisi, progesterone akan membuat pembuluh darah melebar.
Akibatnya tekanan darah menjadi turun, dan ibu akan merasa pusing.
Terkadang menyebabkan sistem pencernaan terganggu, seperti perut kembung
atau sembelit, mempengaruhi suasana hati ibu saat hamil, serta meningkatkan
suhu tubuh dan menyebabkan mual.
Progesterone ditemukan dalam darah yang keluar dari plasenta dalam
konsentrasi yang lebih tinggi. Ini berarti bahwa progesterone dibentuk di
dalam plasenta. Enzim –enzim di plasenta membentuk progesterone dari
kolesterol di dalam darah melalui pregnenolon.
Steroid yang dibentuk oleh plasenta adalah estrogen dan progesteron.
Pengaru estrogen pada tingkat sel pengaruhnya adalah terhadap system enzim
meningkatkan RNA, dan sintesa protein. Estrogen juga mendukung
pertumbuhan otot-otot uterus melalui system enzim dan peningkatan sirkulasi
darah di uterus. Retensi air dalam kehamilan juga pengaruh estrogen.
Progesterone yang pada permulaan kehamilan dibuat oleh korpus luteum
setelah plasenta terbentuk, sinsitium dari trofoblas yang membuatnya.
Progesterone dalam kehamiln menenagkan otot-otot polos , terutama dari
uterus , juga dari ureter, lambung dan usus. Selanjutnya estrogen dan
progesterone menumbuhkan tubulus-tubulus serta alveolus-alveolus pada
mamma.
Estrogen
dan progesterone merupakan hormone yang penting selama kehamilan.
Masing-masing hormone ini mempunyai fungsi tang berbeda.
Fungsi Progesteron :
1. Mencegah ovulasi
2. Membantu dalam perkembangan endometrium
3. Relaksasi otot-otot dinding uterus sampai proses persalinan dimulai
4. Menyiapkan sel-sel khusus payudara menghasilkan ASI
4. Human Placental Lactogen (HPL)
Hormon ini diproduksi oleh plasenta. Gunanya untuk memproduksi ASI.
Hormon inilah yang menyebabkan payudara membesar dan pengeluaran
kolostrum mulai bulan ke lima kehamilan. Hal inilah yang menyebabkan rasa
ngilu dan sakit pada puting.
Hormon ini juga memeriksa efektifitas plasenta pada akhir kehamilan.
Jika kadar hormon ini rendah, kemungkinan fungsi plasenta tidak maksimal
dalam memberi makanan pada janin.
5. Melanocyte Stimulating Hormone (MSH)
Hormon ini berfungsi untuk menstimulasi produksi pigmen melanin di
kulit. Pengaruh terhadap ibu hamil ialah membuat puting payudara menjadi
lebih gelap. Menjadikan garis linea nigra, garis samar yang “menyambung”
pusar dengan tulang kemaluan, menjadi lebih gelap. Pigmentasi juga membuat
dahi, leher, hidung, dan dagu menjadi berbercak. Gangguan yang disebut
Cloasma itu akan membuat ibu hamil berkulit gelap memiliki bercak yang
sedikit lebih terang di wajahnya. Sementara ibu hamil berkulit terang memiliki
bercak berwarna gelap.
Hormon ini bekerja pada pertengahan masa kehamilan. Setelah proses
persalinan, hormon akan kembali ke kondisi normal dan segala bercak
mengganggu itu akan segera hilang.
6. Prolaktin
Fungsi hormon prolaktin ialah menjaga metabolisme selama kehamilan
dan menstimulasi pertumbuhan sistem sel imun. Yang juga penting, prolaktin
membuat ibu siap menyusui.
Prolaktin memengaruhi.... payudara ibu hamil. Sebab hormon ini bertanggung
jawab untuk menghasilkan ASI.
Hormon ini hadir di sepanjang masa kehamilan. Namun, di masa
kehamilan, hormon estrogen dan progesteron bekerja sama untuk mencegah
ASI keluar. Tetapi, setelah persalinan, hormon estrogen dan progesteron turun
drastis sehingga ASI pun mengalir. Kadar prolaktin akan tetap tinggi sampai
kira-kira dua minggu setelah persalinan. Setelah itu, prolaktin akan berkurang.
Namun, isapan bayi saat menyusu atau breast pump akan merangsang prolaktin
keluar sehingga produksi ASI terjamin. Kadar prolaktin yang tinggi juga
membuat ibu hamil berhenti haid selama beberapa waktu.
7. Relaksin
Fungsi hormon ini ialah membuat serviks dan sendi-sendi menjadi
lembut selama masa kehamilan. Hasilnya, sendi tulang punggung dan panggul
menjadi lebih lentur dan lebih siap untuk proses persalinan.
Meskipun lentur, ibu hamil mudah cedera. Itu sebabnya ibu hamil sebaiknya
menghindari gerakan yang mendadak, melakukan olahraga yang ringan dan
aman (yoga atau jalan kaki lebih aman dibandingkan aerobik atau jogging.)
Relaksin muncul pada saat ovulasi dan puncaknya di trimester pertama
kehamilan. Meskipun kadar hormon akan menurun saat trimester pertama
terlampaui, kondisi otot yang lentur itu akan tetap ada hingga waktu persalinan
tiba.
8. Oksitosin
Fungsi hormon oksitosin ialah memicu kontraksi di trimester kedua dan
ketiga kehamilan. Hormon ini juga akan membuat saluran ASI bekerja untuk
menghasilkan ASI. Oksitosin seringkali disebut juga sebagai hormon cinta,
yang menyebabkan ibu hamil terikat emosi dan bonding dengan anak yang
dikandungnya. Syntocinon, bentuk sintetik dari oksitosin dipakai untuk induksi
saat proses persalinan.
Oksitosin memengaruhi kontraksi dan aliran ASI. Insting keibuan akan
meningkat pula karena hormon ini. Satu hal lagi, hormon ini akan membantu
ibu hamil “melahirkan” plasenta.
Oksitosin bekerja selama proses persalinan. Rangsangan pada payudara
akan meningkatkan jumlah hormon oksitosin dan mungkin membantu
kelancaran proses persalinan. Oksitosin akan turun segera setelah persalinan.