hordeolum dan khalazion
TRANSCRIPT
Hordeolum
Hordeolum ( stye ) adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus).Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis : Hordeolum interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam).
Hordeolum eksterna, terjadi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. Benjolan nampak dari luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra).
G E J A L ATanda-tanda hordeolum sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada kelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan. Adakalanya nampak bintik berwarna keputihan atau kekuningan disertai dengan pembengkakan kelopak mata.Pada hordeolum interna, benjolan akan nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata.Keluhan yang kerap dirasakan oleh penderita hordeolum diantaranya rasa mengganjal pada kelopak mata, nyeri takan dan makin nyeri saat menunduk. Kadang mata berair dan peka terhadap sinar.Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak mata dan pecah dengan mengeluarkan nanah.PENGOBATANPada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self-limited) dalam 1-2 minggu. Namun tak jarang memerlukan pengobatan secara khusus, obat topikal (salep atau tetes mata antibiotik) maupun kombinasi dengan obat antibiotika oral (diminum).Urutan penatalaksanaan hordeolum adalah sebagai berikut: Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4 kali sehari.
Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin, Polimyxin B, Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid, dan lain-lain. Obat topikal digunakan selama 7-10 hari, sesuai anjuran dokter, terutama pada fase peradangan.
Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin, Doxycyclin. Antibiotik oral digunakan jika hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan antibiotika topikal. Obat ini diberikan selama 7-10 hari. Penggunaan dan pemilihan jenis antibiotika oral hanya atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.
Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan sesuai dengan masing-masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum.Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk meredakan keluhan nyeri, misalnya: asetaminofen, asam mefenamat, ibuprofen, dan sejenisnya.
ANJURAN UNTUK PENDERITA
Hindari mengucek-ucek atau menekan hordeolum.
Jangan memencet hordeolum. Biarkan hordeolum pecah dengan sendirinya, kemudian bersihkan dengan kasa steril ketika keluar nanah atau cairan dari hordeolum.
Tutup mata pada saat membersihkan hordeolum.
Untuk sementara hentikan pemakaian make-up pada mata.
Lepaskan lensa kontak (contact lenses) selama masa pengobatan.
Kapan dilakukan insisi ?
Dianjurkan insisi (penyayatan) dan drainase pada hordeolum, apabila:
Hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan obat-obat antibiotika topikal dan antibiotika oral dalam 2-4 minggu.
Hordeolum yang sudah besar atau sudah menunjukkan fase abses.Setelah insisi dianjurkan kontrol dalam seminggu atau lebih untuk penyembuhan luka insisi agar benar-benar sembuh sempurna.
PENCEGAHAN
1. Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang.
2. Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak.
3. Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman.
4. Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu
Khalazion
DEFINISI
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang
tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan
infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis tersebut. Biasanya
kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan parut
lainnya.
Chalazion adalah radang granulomatosa menahun steril dan idiopatik pada
kelenjar meibom; umumnya ditandai pembengkakan terbatas yang tidak
terasa sakit dan berkembang dalam beberapa minggu.
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kronik kelenjar meibom yang
terjadi setelah timbulnya hordeulum internal. Kalazion akan terus tumbuh
dan diperlukan eksisi atau suntikansteroid untuk alasan kosmetik
atau jika penglihatan terganggu.
Kalazion merupakan peradangan lipogranulomatosa yang berlokasi di kelenjar
Meibom atau kelenjar zeis. Kalazion biasanya berkembang secara spontan
sebagai hasil dari penyumbatan satu atau lebih kelenjar bersifat tidak nyeri.
Nodulnya berkembang secara lambat dan biasanya tidak sakit dan
eritematosa. Lesinya biasanya hilang dalam beberapa minggu sampai
beberapa bulan saat lesinya di drainase baik secara eksternal melalui kulit
kelopak mata atau secara internal melalui tarsus, atau saat lipid yang
tertekan difagosit dan granuloma menghilang. Sebagian kecil daripada
jaringan parut nungkin akan tetap ada. Kadang-kadang pasien dengan
kalazion mungkin mengalami pengelihatan kabur yang sekunder sampai
astigmatisma karena tekanan dari kalazion terhadap bola mata.
Kalazion terjadi pada semua umur; sementara pada umur yang ekstrim sangat
jarang, kasus pediatrik mungkin dapat dijumpai. Pengaruh hormonal terhadap
sekresi sabaseous dan viskositas mungkin menjelaskan terjadinya
penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan.
ETIOLOGI
Kalazion juga disebabkan sebagai lipogranulomatosa kelenjar Meibom.
Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran
kelenjar atau sekunder dari hordeoluminternum. Kalazion dihubungkan
dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan acne rosacea.
a. Sumbatan pada kelenjar Meibom. Kelenjar Meibom adalah kelenjar
sebasea, yang menghasilkan minyak yang membentuk permukaan
selaput air mata.
b. Penyakit mata lainnya: blefaritis ulseratif, dan hordeolum
PATOFISIOLOGI
Kalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom. Nodul terlihat
atas sel imun yang responsif terhadap steroid termasuk jaringan ikat
makrofag seperti histiosit, sel raksasa multinucleate plasma,
sepolimorfonuklear, leukosit dan eosinofil.
Kalazion akan memberi gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemik,
tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler tidak
membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata
akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.
Produk-produk hasil pemecahan lipid (lemak), mungkin dari enzim-enzim
bakteri yang berupa asam lemak bebas, mengalami kebocoran dari jalur
sekresinya memasuki jaringan di sekitarnya dan merangsang terbentuknya
respon inflamasi. Massa yang terbentuk dari jaringan granulasi dan sel-sel
radang ini membentuk kalazion. Hal ini dapat membedakan
kalazion dari hordeolum, yang merupakan reaksi radang akut dengan leukosit
PMN dan nekrosis disertai pembentukan pus. Namun
demikian, hordeolum dapat menyebabkan terbentuknya kalazion, dan
sebaliknya.
Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar,
kemungkinan karena enzimdari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan
mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara
kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik
yang menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat
menyebabkan hordeolum, begitupun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal
(jarang multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada
tarsal. Eversi palpebra mungkin menampakkan kelenjar meibom yang
berdilatasi.
Riwayat blefaritits, hordeolum dan penyumbatan spontan yang terjadi pada
saluran kelenjar Meibom menyebabkan terjadinya sumbatan pada drainase
normal kelenjar Meibom. Sumbatan pada drainase normal kelenjar Meibom
menyebabkan terjadinya penumpukkan sekresi kelenjar Meibom.
Penumpukkan sekresi tersebut akan menimbulkan terjadinya reaksi
inflamasi/peradangan pada kelenjar Meibom sehingga timbul jaringan
granulasi/ jaringan ikat dan hialin dan peradangan kronis pada kelenjar
Meibom yang disebut dengan kalazion. Masa yang terbentuk dari jaringan
granulasi tersebut tampak sebagai nodul pada kelopak mata yang tidak nyeri,
teraba keras dan terfiksir pada tarus.
MANIFESTASI KLINIS
Pasien biasanya datang dengan riwayat singkat adanya keluhan
pada palpebra baru-baru ini, diikuti dengan peradangan akut (misalnya
merah, pembengkakan, perlunakan). Seringkali terdapat riwayat keluhan yang
sama pada waktu yang lampau, karena kalazion memiliki kecenderungan
kambuh pada individu-individu tertentu.
Kalazion lebih sering timbul pada palpebra superior, di mana jumlah
kelenjar Meibom terdapat lebih banyak daripada palpebra inferior.
Penebalan dari saluran kelenjar Meibom juga dapat menimbulkan
disfungsi dari kelenjar Meibom. Kondisi ini tampak dengan penekanan pada
kelopak mata yang akan menyebabkan keluarnya cairan putih seperti pasta
gigi, yang seharusnya hanya sejumlah kecil cairan jernih berminyak.
Kalazion dihubungkan dengan disfungsi kelenjar sebasea dan obstruksi di kulit
(seperti komedo, wajah berminyak). Juga mungkin terdapat akne rosasea
berupa kemerahan pada wajah (facial erythema), teleangiektasis dan spider
nevi pada pipi, hidung, dan kulit palpebra.
Benjolan pada kelopaka mata, tidak hiperemis dan tidak ada nyeri tekan.
Pseudoptosis
Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat
tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.
Pada anak muda dapat diabsobsi spontan.
DIAGNOSIS BANDING
Hordeoulum.
Dermoid Cyst.
Tear Gland Adenoma.
blefaritis
selulitis Orbita
Konjungtivitis bakterialis
Dakrioadenitis, dakriosistitits
Obstruksi duktus lakrimalis
Papiloma
Ptosis
Tumor Orbita
DIAGNOSIS
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata.
Kadang saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit, untuk
memastikan hal ini maka perlu dilakukan pemeriksaan biopsi. Pemeriksaan
histopatologi dilakukan bila kalazion terjadi berulang kali sehingga dicurigai
keganasan.
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang umum dilakukan pada pasien dengan kalazion adalah
pemeriksaan fisik pada kelopak mata pasien.
Inpeksi : pada pemeriksaan secra inspeksi dapat dilihat adanya nodul pada
kelopak mata atas atau bawah, dimana nodul menonjol ke arah konjungtiva
dan tampak adanya daerah berwarna kemerahan pada palpebra bagian
dalam.
Palpasi : pada pemeriksaan secara palpasi dapat ditemukan
adanya masa yang keras dan terfiksasi pada tarsus.
b. Pemeriksaan Histopatologi. Pemeriksaan histopatologi
dilakukan bila kalazion terjadi berulang kalisehingga dicurigai keganasan
c. Pemeriksaan Tonografi
Untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan tekanan intra okuler (TIO) pada
mata. Biasanya tidak terjadi peningkatan, namun pemeriksaan tetap
dilakukan untuk memperkuat diagnosis
d. Pemeriksaan Darah Lengkap
Kadang kalazion dapat diikuti infeksi pada mata.Selain itu juga untuk
membedakan antara kalazion dan herdeolum.
e. Pemeriksaan Lipid Serum
Digunakan untuk memperkuat diagnosis.
PENATALAKSANAAN
Kalazion yang kecil dan tanpa disertai nyeri dapat diabaikan. Pengobatan
secara konservatif seperti pemijatan pada palpebra, kompres hangat,
dan steroid topikal ringan biasanya dapat berhasil dengan baik. Pada sebagian
besar kasus, pembedahan hanya dilakukan bila pengobatan selama
berminggu-minggu tidak membuahkan hasil.
Sebagian besar kalazion berhubungan dengan kalazion lain yang berlokasi di
bagian yang lebih dalam dari palpebra. Isi dari kalazion marginalis murni akan
menyatu bila 2 buah kapas didorong ke arah tepi palpebra dari kedua
sisinya. Jika isi kalazion tidak daapt dikeluarkan, lakukan insisi distal kalazion
dan isinya dikerok.
Penatalaksanaan dari kalazion terinfeksi (misalnya hordeolum interna)
meliputi pemanasan, serta antibiotik topikal dan atau sistemik. Pada beberapa
kasus mungkin diperlukan insisi dan drainase. Yang dikeluarkan hanyalah pus,
kuretase atau kerokan yang berlebihan dapat memperluas infeksi dengan
rusaknya jaringan. Steriod topikal diperlukan untuk mencegah terjadinya
reaksi peradangan kronis yang dapat menimbulkan sikatrik.
Mengingat kalazion adalah peradangan, maka terapinya bersifat anti
peradangan.
1. Menggunakan kompres hangat selama kira-kira 15 menit, 2-4 kali sehari
- Penanganan konservatif kalazion adalah dengan kompres air hangat 15
menit (4 kali sehari). ebih dari 50% kalazion sembuh dengan pengobatan
konservatif. Obat tetes mata atau salep mata jika infeksi diperkirakan sebagai
penyebabnya.
2. Injeksi steroid untuk mengurangi inflamasi
- Injeksi steroid ke dalam kalazion untuk mengurangi inflamasi, jika tidak
ada bukti infeksi. Steroid menghentikan inflamasi dan sering menyebabkan
regresi dari kalazion dalam beberapa minggu kemudian. Injeksi 0,2 – 2 ml
triamsinolon 5 mg/ml secara langsung ke pusat kalazion, injeksi kedua
mungkin diperlukan. Komplikasi dari penyuntikan steroid meliputi
hipopigmentasion, atropi, dan potensial infeksi.
3. Tindakan bedah jika gumpalan tersebut tidak dapat hilang.
- Eksisi kalazion. Jika perlu, buatlah insisi vertikal pada permukaan
konjungtiva palpebra. Untuk kalazion yang kecil, lakukan kuretase pada
granuloma inflamasi pada kelopak mata. Untuk kalazion yang besar, iris
granuloma untuk dibuang seluruhnya Cauter atau pembuangan kelenjar
meibom (yang biasa dilakukan) . Untuk kalazion yang menonjol ke kulit, insisi
permukaan kulit secara horisontal lebih sering dilakukan daripada lewat
konjungtiva untuk pembuangan seluruh jaringan yang mengalami inflamasi.
- Eskokleasi Kalazion. Terlebih dahulu mata ditetes dengan anestesi topikal
pentokain. Obat anestesia infiltratif disuntikkan dibawah kulit di depan
kalazion. Kalazion dijepit dengan kelem kalazion dan kemudian klem dibalik
sehingga konjungitva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus
margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem
kalazion dilepas dan diberi salep mata.
Untuk kasus Kalazion level kompetensi dari dokter umum adalah 3a yaitu:
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan- pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya
: pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat
memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis
yang relevan (bukan kasus gawat darurat).
Terapi pendahuluan yang diberikan yaitu melakukan kompres hangat pada
lesi selama 10-20 menit. Dan tidak diberikan antibiotik topikal karena tidak
terlalu berarti dalam pengobatan kalazion. Kemudian dirujuk ke dokter
spesialis mata untuk mendapatkan evaluasi dan mendapatkan penanganan
yang lebih lanjut.
- Eksisi bedah dilakukan melalui sayatan vertical ke dalam kelenjar
tarsal dari permukaan konjungtiva, diikuti kuretase materi gelatinosa dan
epitel kelenjarnya dengan hati-hati.
- Penyuntikan steroid ke dalam lesi juga da manfaatnya untuk lesi
kecil, dan dikombinasikan dengan tindakan bedah untuk kasus sulit.
- Biopsy diindikasikan untuk kalasion yang kambuhan, karena tampilan
karsinoma kelenjar meibom dapat mirip kalasion.
Kadang-kadang kalazion sembuh atau hilang dengan sendirinya akibat
diabsorbsi (diserap) setelah beberapa bulan atau beberapa tahun.
1. Kompres hangat 10-20 menit 4kali sehari.
2. Antibiotika topikal dan steroid disertai kompres panas dan bila tidak
berhasil dalam waktu 2 minggu maka dilakukan pembedahan.
3. Bila kecil dapat disuntik steroid dan yang besar dapat dilakukan
pengeluaran isinya.
4. Bila terdapat sisa bisa dilakukan kompres panas.
Untuk mengurangi gejala :
1. Dilakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya atau dilakukan ekstirpasi
kalazion tersebut. Insisi dilakukan seperti insisi pada hordeolum internum.
2. Bila terjadi kalazion yang berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan
pemeriksaan histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosis
dengan kemungkinan adanya suatu keganasan.
Ekskokleasi Kalazion
Terlebih dahulu mata ditetesi dengan anastesi topikal pentokain.Obat
anestesia infiltratif disuntikan dibawah kulit didepan kalazion. Kalazion dijepit
dengan klem kalazion kemudian klem dibalik sehingga konjungtiva tarsal dan
kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan kemudian isi
kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan diberi salep mata.
Pada abses palpebra pengobatan dilakukan dengan insisi dan pemasangan
drain kalau perlu diberi antibiotik, lokal dan sistemik. Analgetika dan sedatif
diberikan bila sangant diperlukan untuk rasa sakit.
Catatan :
- Dalam menangani hordeolum dan kalazion, kemudian keganasan jangan
dilupakan.
- Apabila peradangan tidak mereda perlu dilakukan pemeriksaan uji resistensi
dan dicari underlying cause.
Penyulit :
- Kalazion besar dapat mengakibatkan astigmatisma.
- Hati-hati kemungkinan karsinoma sel sebasea.
PROGNOSIS
Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik.
Seringkali timbul lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama
akibat drainase yang kurang baik. Kalazion yang tidak memperoleh perawatan
dapat mengering dengan sendirinya, namun sering terjadi peradangan akut
intermiten.
Kalazion rekuren atau berulang, terutama yang terjadi di tempat yang sama
meskipun telah dilakukan drainase dengan baik sebelumnya, harus
dipertimbangkan adanya suatu keganasan berupa karsinoma sel sebasea.
Biopsi langsung dengan potongan beku perlu dilakukan.
Insisi yang kurang baik dapat menyebabkan terbentuknya tonjolan.
Sedangkan insisi yang terlalu dalam dapat menyebabkan timbulnya fistula
dan jarinagn parut.
Suntikan kortikosteroid intralesi dapat menimbulkan hilangnya pigmentasi
pada kulit. Pada pasien tertentu, pemberian kortikosteroid dapat
menimbulkan peningkatan tekanan intra okular.
Kuretase dan drainase yang inadekuat dapat menyebabkan berulangnya atau
berkembangnya suatu granulomata.
Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik.
Seringkali timbul lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama
akibat drainase yang kurang baik. Kalazion yang tidak memperoleh perawatan
dapat mengering dengan sendirinya, namun sering terjadi peradangan akut
intermiten.
PENCEGAHAN
Kebiasaan sehari-hari seperti tidur cukup, pajanan sinar matahari tidak terlalu
sering, olah raga, dan udara segar mungkin dapat bermanfaat bagi kesehatan
dan kebersihan kulit dan kelenjar-kelenjar yang terdaapt pada palpebra.
Stress sering dikaitkan dengan kejadian kalazion berulang, meskipun
peranannya sebagai penyebab belum dapat dibuktikan
a. Selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh kulit di sekitar
mata dan Bersihkan minyak yang berlebihan di tepi kelopak mata secara
perlahan.
b. Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum
menyentuh wajah
c. Jaga kebersihan peralatan make-up mata
KOMPLIKASI
Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan
kehilangan bulu mata. Kalazion yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi
untuk menyingkirkan adanya keganasan. Astigmatisma dapat terjadi jika
massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea. Kalazion yang
drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi
prolapsus diatas konjungtiva atau kulit.
a. Astigmatisma
Kelainan refraksi sehingga sinar tidak bisa difokuskan pada satu titik. Hal ini
bisa disebabkan oleh kalazion yang massa nya besar, sehingga massa
tersebut menekan permukaan kornea yang mengakibatkan terjadinya
perubahan kelengkungan kornea. Kelengkungan kornea yang bertambah
mengakibatkan berkas cahaya yang masuk ke retina tidak difokuskan pada
satu titik dengan tajam tetapi pada 2 titik , sehingga bayangan yang
dihasilkan tampak silendris.
b. Meibomianitis
Infeksi pada kelenjar meibom dapat terjadi jika kalazion terkontaminasi oleh
debu atau pun bakteri dan virus yang di akibatkan oleh kurangnya personal
higiene seseorang terutama pada daerah kelopak mata, Sehingga terjadi
peradangan pada kelenjar meibom.
c. Blefaritistarsus superior
Peradangan pada kelopak mata yang biasanya disebabkan oleh infeksi dan
alergi. Blefaritis dapat terjadi jika kebersihan kelopak mata tidak diperhatikan,
selain itu insisi pada kalazion yang tidak steril juga dapat menyebabkan
peradangan pada kelopak mata.
d. Obstruksi duktus lakrimalis
Penyumbatan kelenjar air mata, hal ini terjadi jika massa kalazion besar.
Sehingga akan menekan kelenjar lakrimalis, hal ini mengakibatkan saluran
kelenjar air mata menjadi tersumbat dan kehilangan fungsinya
e. Trikiasis
Adalah suatu keadaan dimana bulu mata mengarah kebola mata sehingga
kornea tergores, hal ini terjadi jika kalazion tidak ditangani dengan benar
sehingga menyebabkan blefaritis. Peradangan pada kelopak mata dapat
menyebabkan pembentukan parut, pembentukan parut yang sempurna pada
konjungtiva tarsus superior menyebabkan perubahan bentuk pada tarsus.
Sehingga mengakibatkan pertumbuhan bulu mata abnormal.
f. Hordeolum internum
Peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Hordeulum internum merupakan
komplikasi lanjutan dari meibomianitis.
g. Obstruksi duktus lakrimalis
Penyumbatan kelenjar air mata, hal ini terjadi jika massa kalazion besar.
Sehingga akan menekan kelenjar lakrimalis, hal ini mengakibatkan saluran
kelenjar air mata menjadi tersumbat dan kehilangan fungsinya.