hordeolum dan khalazion

11
Hordeolum Hordeolum ( stye ) adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll. Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis : Hordeolum interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam). Hordeolum eksterna, terjadi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. Benjolan nampak dari luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra). G E J A L A Tanda-tanda hordeolum sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada kelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan. Adakalanya nampak bintik berwarna keputihan atau kekuningan disertai dengan pembengkakan kelopak mata. Pada hordeolum interna, benjolan akan nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata. Keluhan yang kerap dirasakan oleh penderita hordeolum diantaranya rasa mengganjal pada kelopak mata, nyeri takan dan makin nyeri saat menunduk. Kadang mata berair dan peka terhadap sinar. Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak mata dan pecah dengan mengeluarkan nanah. PENGOBATAN Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self- limited) dalam 1-2 minggu. Namun tak jarang memerlukan pengobatan secara khusus, obat topikal (salep atau tetes mata antibiotik) maupun kombinasi dengan obat antibiotika oral (diminum). Urutan penatalaksanaan hordeolum adalah sebagai berikut: Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4 kali sehari. Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin, Polimyxin B, Chloramphenicol,

Upload: pank-buminata

Post on 01-Jan-2016

164 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hordeolum Dan Khalazion

Hordeolum

Hordeolum ( stye ) adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus).Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis : Hordeolum interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam).

Hordeolum eksterna, terjadi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. Benjolan nampak dari luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra).

G E J A L ATanda-tanda hordeolum sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada kelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan. Adakalanya nampak bintik berwarna keputihan atau kekuningan disertai dengan pembengkakan kelopak mata.Pada hordeolum interna, benjolan akan nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata.Keluhan yang kerap dirasakan oleh penderita hordeolum diantaranya rasa mengganjal pada kelopak mata, nyeri takan dan makin nyeri saat menunduk. Kadang mata berair dan peka terhadap sinar.Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak mata dan pecah dengan mengeluarkan nanah.PENGOBATANPada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self-limited) dalam 1-2 minggu. Namun tak jarang memerlukan pengobatan secara khusus, obat topikal (salep atau tetes mata antibiotik) maupun kombinasi dengan obat antibiotika oral (diminum).Urutan penatalaksanaan hordeolum adalah sebagai berikut: Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4 kali sehari.

Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin, Polimyxin B, Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid, dan lain-lain. Obat topikal digunakan selama 7-10 hari, sesuai anjuran dokter, terutama pada fase peradangan.

Page 2: Hordeolum Dan Khalazion

Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin, Doxycyclin. Antibiotik oral digunakan jika hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan antibiotika topikal. Obat ini diberikan selama 7-10 hari. Penggunaan dan pemilihan jenis antibiotika oral hanya atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.

Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan sesuai dengan masing-masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum.Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk meredakan keluhan nyeri, misalnya: asetaminofen, asam mefenamat, ibuprofen, dan sejenisnya.

ANJURAN UNTUK PENDERITA

Hindari mengucek-ucek atau menekan hordeolum.

Jangan memencet hordeolum. Biarkan hordeolum pecah dengan sendirinya, kemudian bersihkan dengan kasa steril ketika keluar nanah atau cairan dari hordeolum.

Tutup mata pada saat membersihkan hordeolum.

Untuk sementara hentikan pemakaian make-up pada mata.

Lepaskan lensa kontak (contact lenses) selama masa pengobatan.

Kapan dilakukan insisi ?

Dianjurkan insisi (penyayatan) dan drainase pada hordeolum, apabila:

Hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan obat-obat antibiotika topikal dan antibiotika oral dalam 2-4 minggu.

Hordeolum yang sudah besar atau sudah menunjukkan fase abses.Setelah insisi dianjurkan kontrol dalam seminggu atau lebih untuk penyembuhan luka insisi agar benar-benar sembuh sempurna.

PENCEGAHAN

1. Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang.

Page 3: Hordeolum Dan Khalazion

2. Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak.

3. Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman.

4. Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu

Khalazion

DEFINISI

Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang

tersumbat. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan

infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis tersebut. Biasanya

kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi dan jaringan parut

lainnya.

Chalazion adalah radang granulomatosa menahun steril dan idiopatik pada

kelenjar meibom; umumnya ditandai pembengkakan terbatas yang tidak

terasa sakit dan berkembang dalam beberapa minggu.

Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kronik kelenjar meibom yang

terjadi setelah timbulnya hordeulum internal.  Kalazion akan terus tumbuh

dan diperlukan eksisi atau suntikansteroid untuk alasan kosmetik

atau jika penglihatan terganggu.

Kalazion merupakan peradangan lipogranulomatosa yang berlokasi di kelenjar

Meibom atau kelenjar zeis. Kalazion biasanya berkembang secara spontan

sebagai hasil dari penyumbatan satu atau lebih kelenjar bersifat tidak nyeri.

Nodulnya berkembang secara lambat dan biasanya tidak sakit dan

eritematosa. Lesinya biasanya hilang dalam beberapa minggu sampai

beberapa bulan saat lesinya di drainase baik secara eksternal melalui kulit

kelopak mata atau secara internal melalui tarsus, atau saat lipid yang

tertekan difagosit dan granuloma menghilang. Sebagian kecil daripada

jaringan parut nungkin akan tetap ada. Kadang-kadang pasien dengan

kalazion mungkin mengalami pengelihatan kabur yang sekunder sampai

astigmatisma karena tekanan dari kalazion terhadap bola mata.

Kalazion terjadi pada semua umur; sementara pada umur yang ekstrim sangat

jarang, kasus pediatrik mungkin dapat dijumpai. Pengaruh hormonal terhadap

sekresi sabaseous dan viskositas mungkin menjelaskan terjadinya

penumpukan pada masa pubertas dan selama kehamilan.

ETIOLOGI

Page 4: Hordeolum Dan Khalazion

Kalazion juga disebabkan sebagai lipogranulomatosa kelenjar Meibom.

Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran

kelenjar atau sekunder dari hordeoluminternum. Kalazion dihubungkan

dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan acne rosacea.

a.  Sumbatan pada kelenjar Meibom. Kelenjar Meibom adalah kelenjar

sebasea, yang menghasilkan minyak yang membentuk permukaan

selaput air mata.

b.      Penyakit mata lainnya: blefaritis ulseratif, dan hordeolum

PATOFISIOLOGI

Kalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom. Nodul terlihat

atas sel imun yang responsif terhadap steroid termasuk jaringan ikat

makrofag seperti histiosit, sel raksasa multinucleate plasma,

sepolimorfonuklear, leukosit dan eosinofil.

Kalazion akan memberi gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemik,

tidak ada nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler tidak

membesar. Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata

akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.

Produk-produk hasil pemecahan lipid (lemak), mungkin dari enzim-enzim

bakteri yang berupa asam lemak bebas, mengalami kebocoran dari jalur

sekresinya memasuki jaringan di sekitarnya dan merangsang terbentuknya

respon inflamasi. Massa yang terbentuk dari jaringan granulasi dan sel-sel

radang ini membentuk kalazion. Hal ini dapat membedakan

kalazion dari hordeolum, yang merupakan reaksi radang akut dengan leukosit

PMN dan nekrosis disertai pembentukan pus. Namun

demikian, hordeolum dapat menyebabkan terbentuknya kalazion, dan

sebaliknya.

Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar,

kemungkinan karena enzimdari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan

mengakibatkan inflamasi. Proses granulomatous ini yang membedakan antara

kalazion dengan hordeolum internal atau eksternal (terutama proses piogenik

yang menimbulkan pustul), walaupun kalazion dapat

menyebabkan hordeolum, begitupun sebaliknya. Secara klinik, nodul tunggal

(jarang multipel) yang agak keras berlokasi jauh di dalam palpebra atau pada

tarsal. Eversi palpebra mungkin menampakkan kelenjar meibom yang

berdilatasi.

Riwayat blefaritits, hordeolum dan penyumbatan spontan yang terjadi pada

saluran kelenjar Meibom menyebabkan terjadinya sumbatan pada drainase

normal kelenjar Meibom. Sumbatan pada drainase normal kelenjar Meibom

menyebabkan terjadinya penumpukkan sekresi kelenjar Meibom.

Penumpukkan sekresi tersebut akan menimbulkan terjadinya reaksi

inflamasi/peradangan pada kelenjar Meibom sehingga timbul jaringan

granulasi/ jaringan ikat dan hialin dan peradangan kronis pada kelenjar

Page 5: Hordeolum Dan Khalazion

Meibom yang disebut dengan kalazion. Masa yang terbentuk dari jaringan

granulasi tersebut tampak sebagai nodul pada kelopak mata yang tidak nyeri,

teraba keras dan terfiksir pada tarus.

MANIFESTASI KLINIS

Pasien biasanya datang dengan riwayat singkat adanya keluhan

pada palpebra baru-baru ini, diikuti dengan peradangan akut (misalnya

merah, pembengkakan, perlunakan). Seringkali terdapat riwayat keluhan yang

sama pada waktu yang lampau, karena kalazion memiliki kecenderungan

kambuh pada individu-individu tertentu.

Kalazion lebih sering timbul pada palpebra superior, di mana jumlah

kelenjar Meibom terdapat lebih banyak daripada palpebra inferior.

Penebalan dari saluran kelenjar Meibom juga dapat menimbulkan

disfungsi dari kelenjar Meibom. Kondisi ini tampak dengan penekanan pada

kelopak mata yang akan menyebabkan keluarnya cairan putih seperti pasta

gigi, yang seharusnya hanya sejumlah kecil cairan jernih berminyak.

Kalazion dihubungkan dengan disfungsi kelenjar sebasea dan obstruksi di kulit

(seperti komedo, wajah berminyak). Juga mungkin terdapat akne rosasea

berupa kemerahan pada wajah (facial erythema), teleangiektasis dan spider

nevi pada pipi, hidung, dan kulit palpebra.

Benjolan pada kelopaka mata, tidak hiperemis dan tidak ada nyeri tekan.

Pseudoptosis

Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat

tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.

Pada anak muda dapat diabsobsi spontan.

DIAGNOSIS BANDING

Hordeoulum.

Dermoid Cyst.

Tear Gland Adenoma.

blefaritis

selulitis Orbita

Konjungtivitis bakterialis

Dakrioadenitis, dakriosistitits

Obstruksi duktus lakrimalis

Papiloma

Ptosis

Tumor Orbita

DIAGNOSIS

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata.

Kadang saluran kelenjar Meibom bisa tersumbat oleh suatu kanker kulit, untuk

memastikan hal ini maka perlu dilakukan pemeriksaan biopsi. Pemeriksaan

histopatologi dilakukan bila kalazion terjadi berulang kali sehingga dicurigai

keganasan.

Page 6: Hordeolum Dan Khalazion

a.       Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan yang umum dilakukan pada pasien dengan kalazion adalah

pemeriksaan fisik pada kelopak mata pasien.

Inpeksi : pada pemeriksaan secra inspeksi dapat dilihat adanya nodul pada

kelopak mata atas atau bawah, dimana nodul menonjol ke arah konjungtiva

dan tampak adanya daerah berwarna kemerahan pada palpebra bagian

dalam.

Palpasi : pada pemeriksaan secara palpasi dapat ditemukan

adanya masa yang keras dan terfiksasi pada tarsus.

b.      Pemeriksaan Histopatologi. Pemeriksaan histopatologi

dilakukan bila kalazion terjadi berulang kalisehingga dicurigai keganasan

c.      Pemeriksaan Tonografi

Untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan tekanan intra okuler (TIO) pada

mata. Biasanya tidak  terjadi peningkatan, namun pemeriksaan tetap

dilakukan untuk memperkuat diagnosis

d.      Pemeriksaan Darah Lengkap

Kadang kalazion dapat diikuti infeksi pada mata.Selain itu juga untuk

membedakan antara kalazion dan herdeolum.

e.      Pemeriksaan Lipid Serum

Digunakan untuk memperkuat diagnosis.

PENATALAKSANAAN

Kalazion yang kecil dan tanpa disertai nyeri dapat diabaikan. Pengobatan

secara konservatif seperti pemijatan pada palpebra, kompres hangat,

dan steroid topikal ringan biasanya dapat berhasil dengan baik. Pada sebagian

besar kasus, pembedahan hanya dilakukan bila pengobatan selama

berminggu-minggu tidak membuahkan hasil.

Sebagian besar kalazion berhubungan dengan kalazion lain yang berlokasi di

bagian yang lebih dalam dari palpebra. Isi dari kalazion marginalis murni akan

menyatu bila 2 buah kapas didorong ke arah tepi palpebra dari kedua

sisinya. Jika isi kalazion tidak daapt dikeluarkan, lakukan insisi distal kalazion

dan isinya dikerok.

Penatalaksanaan dari kalazion terinfeksi (misalnya hordeolum interna)

meliputi pemanasan, serta antibiotik topikal dan atau sistemik. Pada beberapa

kasus mungkin diperlukan insisi dan drainase. Yang dikeluarkan hanyalah pus,

kuretase atau kerokan yang berlebihan dapat memperluas infeksi dengan

rusaknya jaringan. Steriod topikal diperlukan untuk mencegah terjadinya

reaksi peradangan kronis yang dapat menimbulkan sikatrik.

Mengingat kalazion adalah peradangan, maka terapinya bersifat anti

peradangan.

1.    Menggunakan kompres hangat selama kira-kira 15 menit, 2-4 kali sehari

-    Penanganan konservatif kalazion adalah dengan kompres air hangat 15

menit (4 kali sehari). ebih dari 50% kalazion sembuh dengan pengobatan

Page 7: Hordeolum Dan Khalazion

konservatif. Obat tetes mata atau salep mata jika infeksi diperkirakan sebagai

penyebabnya.

2.    Injeksi steroid untuk mengurangi inflamasi

-    Injeksi steroid ke dalam kalazion untuk mengurangi inflamasi, jika tidak

ada bukti infeksi. Steroid menghentikan inflamasi dan sering menyebabkan

regresi dari kalazion dalam beberapa minggu kemudian. Injeksi 0,2 – 2 ml

triamsinolon 5 mg/ml secara langsung ke pusat kalazion, injeksi kedua

mungkin diperlukan. Komplikasi dari penyuntikan steroid meliputi

hipopigmentasion, atropi, dan potensial infeksi.

3.    Tindakan bedah jika gumpalan tersebut tidak dapat hilang.

-    Eksisi kalazion. Jika perlu, buatlah insisi vertikal pada permukaan

konjungtiva palpebra. Untuk kalazion yang kecil, lakukan kuretase pada

granuloma inflamasi pada kelopak mata. Untuk kalazion yang besar, iris

granuloma untuk dibuang seluruhnya Cauter atau pembuangan kelenjar

meibom (yang biasa dilakukan) . Untuk kalazion yang menonjol ke kulit, insisi

permukaan kulit secara horisontal lebih sering dilakukan daripada lewat

konjungtiva untuk pembuangan seluruh jaringan yang mengalami inflamasi.

-    Eskokleasi Kalazion.  Terlebih dahulu mata ditetes dengan anestesi topikal

pentokain. Obat anestesia infiltratif disuntikkan dibawah kulit di depan

kalazion. Kalazion dijepit dengan kelem kalazion dan kemudian klem dibalik

sehingga konjungitva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus

margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem

kalazion dilepas dan diberi salep mata.

Untuk kasus Kalazion level kompetensi dari dokter umum adalah 3a yaitu:

Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan  fisik dan

pemeriksaan- pemeriksaan  tambahan  yang  diminta  oleh  dokter  (misalnya 

:  pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat

memutuskan dan memberi terapi pendahuluan,  serta merujuk ke  spesialis

yang  relevan  (bukan kasus gawat darurat).

Terapi pendahuluan yang diberikan yaitu melakukan kompres hangat pada

lesi selama 10-20 menit. Dan tidak diberikan antibiotik topikal karena tidak

terlalu berarti dalam pengobatan kalazion. Kemudian dirujuk ke dokter

spesialis mata untuk mendapatkan evaluasi dan mendapatkan penanganan

yang lebih lanjut.

-          Eksisi bedah dilakukan melalui sayatan vertical ke dalam kelenjar

tarsal dari permukaan konjungtiva, diikuti kuretase materi gelatinosa dan

epitel kelenjarnya dengan hati-hati.

-          Penyuntikan steroid ke dalam lesi juga da manfaatnya untuk lesi

kecil, dan dikombinasikan dengan tindakan bedah untuk kasus sulit.

-          Biopsy diindikasikan untuk kalasion yang kambuhan, karena tampilan

karsinoma kelenjar meibom dapat mirip kalasion.

Page 8: Hordeolum Dan Khalazion

Kadang-kadang kalazion sembuh atau hilang dengan sendirinya akibat

diabsorbsi (diserap) setelah beberapa bulan atau beberapa tahun.

1. Kompres hangat 10-20 menit 4kali sehari.

2. Antibiotika topikal dan steroid disertai kompres panas dan bila tidak

berhasil dalam waktu 2 minggu maka dilakukan pembedahan.

3. Bila kecil dapat disuntik steroid dan yang besar dapat dilakukan

pengeluaran isinya.

4. Bila terdapat sisa bisa dilakukan kompres panas.

Untuk mengurangi gejala :

1. Dilakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya atau dilakukan ekstirpasi

kalazion tersebut. Insisi dilakukan seperti insisi pada hordeolum internum.

2. Bila terjadi kalazion yang berulang beberapa kali sebaiknya dilakukan

pemeriksaan histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosis

dengan kemungkinan adanya suatu keganasan.

Ekskokleasi Kalazion

Terlebih dahulu mata ditetesi dengan anastesi topikal pentokain.Obat

anestesia infiltratif disuntikan dibawah kulit didepan kalazion. Kalazion dijepit

dengan klem kalazion kemudian klem dibalik sehingga konjungtiva tarsal dan

kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus margo palpebra dan kemudian isi

kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan diberi salep mata.

Pada abses palpebra pengobatan dilakukan dengan insisi dan pemasangan

drain kalau perlu diberi antibiotik, lokal dan sistemik. Analgetika dan sedatif

diberikan bila sangant diperlukan untuk rasa sakit.

Catatan :

- Dalam menangani hordeolum dan kalazion, kemudian keganasan jangan

dilupakan.

- Apabila peradangan tidak mereda perlu dilakukan pemeriksaan uji resistensi

dan dicari underlying cause.

Penyulit :

- Kalazion besar dapat mengakibatkan astigmatisma.

- Hati-hati kemungkinan karsinoma sel sebasea.

PROGNOSIS

Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik.

Seringkali timbul lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama

akibat drainase yang kurang baik. Kalazion yang tidak memperoleh perawatan

dapat mengering dengan sendirinya, namun sering terjadi peradangan akut

intermiten.

Kalazion rekuren atau berulang, terutama yang terjadi di tempat yang sama

meskipun telah dilakukan drainase dengan baik sebelumnya, harus

dipertimbangkan adanya suatu keganasan berupa karsinoma sel sebasea.

Biopsi langsung dengan potongan beku perlu dilakukan.

Page 9: Hordeolum Dan Khalazion

Insisi yang kurang baik dapat menyebabkan terbentuknya tonjolan.

Sedangkan insisi yang terlalu dalam dapat menyebabkan timbulnya fistula

dan jarinagn parut.

Suntikan kortikosteroid intralesi dapat menimbulkan hilangnya pigmentasi

pada kulit. Pada pasien tertentu, pemberian kortikosteroid dapat

menimbulkan peningkatan tekanan intra okular.

Kuretase dan drainase yang inadekuat dapat menyebabkan berulangnya atau

berkembangnya suatu granulomata.

Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik.

Seringkali timbul lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama

akibat drainase yang kurang baik. Kalazion yang tidak memperoleh perawatan

dapat mengering dengan sendirinya, namun sering terjadi peradangan akut

intermiten.

PENCEGAHAN 

Kebiasaan sehari-hari seperti tidur cukup, pajanan sinar matahari tidak terlalu

sering, olah raga, dan udara segar mungkin dapat bermanfaat bagi kesehatan

dan kebersihan kulit dan kelenjar-kelenjar yang terdaapt pada palpebra.

Stress sering dikaitkan dengan kejadian kalazion berulang, meskipun

peranannya sebagai penyebab belum dapat dibuktikan

a.    Selalu mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh kulit di sekitar

mata dan Bersihkan minyak yang berlebihan di tepi kelopak mata secara

perlahan.

b.   Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum

menyentuh wajah

c.    Jaga kebersihan peralatan make-up mata

KOMPLIKASI

Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan trichiasis, dan

kehilangan bulu mata. Kalazion yang rekuren atau tampat atipik perlu dibiopsi

untuk menyingkirkan adanya keganasan. Astigmatisma dapat terjadi jika

massa pada palpebra sudah mengubah kontur kornea. Kalazion yang

drainasenya hanya sebagian dapat menyebabkan massa jaringan granulasi

prolapsus diatas konjungtiva atau kulit.

a.       Astigmatisma

Kelainan refraksi sehingga sinar tidak bisa difokuskan pada satu titik. Hal ini

bisa disebabkan oleh kalazion yang massa nya besar, sehingga massa

tersebut menekan permukaan kornea yang mengakibatkan terjadinya

perubahan kelengkungan kornea. Kelengkungan kornea yang bertambah

mengakibatkan berkas cahaya yang masuk ke retina tidak difokuskan pada

satu titik dengan tajam tetapi pada 2 titik , sehingga bayangan yang

dihasilkan tampak silendris.

b.      Meibomianitis

Page 10: Hordeolum Dan Khalazion

Infeksi pada kelenjar meibom dapat terjadi jika kalazion terkontaminasi oleh

debu atau pun bakteri dan virus yang di akibatkan oleh kurangnya personal

higiene seseorang terutama pada daerah kelopak mata, Sehingga terjadi

peradangan pada kelenjar meibom.

c.       Blefaritistarsus superior

Peradangan pada kelopak mata yang biasanya disebabkan oleh infeksi dan

alergi. Blefaritis dapat terjadi jika kebersihan kelopak mata tidak diperhatikan,

selain itu insisi pada kalazion yang tidak steril juga dapat menyebabkan

peradangan pada kelopak mata.

d.      Obstruksi duktus lakrimalis

Penyumbatan kelenjar air mata, hal ini terjadi jika massa kalazion besar.

Sehingga akan menekan kelenjar lakrimalis, hal ini mengakibatkan saluran

kelenjar air mata menjadi tersumbat dan kehilangan fungsinya

e.      Trikiasis

Adalah suatu keadaan dimana bulu mata mengarah kebola mata sehingga

kornea tergores, hal ini terjadi jika kalazion tidak ditangani dengan benar

sehingga menyebabkan blefaritis. Peradangan pada kelopak mata dapat

menyebabkan pembentukan parut, pembentukan parut yang sempurna pada

konjungtiva tarsus superior menyebabkan perubahan bentuk pada tarsus.

Sehingga mengakibatkan pertumbuhan bulu mata abnormal.

f.      Hordeolum internum

Peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Hordeulum internum merupakan

komplikasi lanjutan dari meibomianitis.

g.      Obstruksi duktus lakrimalis

Penyumbatan kelenjar air mata, hal ini terjadi jika massa kalazion besar.

Sehingga akan menekan kelenjar lakrimalis, hal ini mengakibatkan saluran

kelenjar air mata menjadi tersumbat dan kehilangan fungsinya.