holding bumn festival hijau rini, quni, dan mimpi yang...

1
15 Senin, 1 Agustus 2016 KORPORASI Bisnis/Nurul Hidayat Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) Syukur Lawigena (dari kiri) bersama Deputy Group CEO Sinar Mas Land Monik William dan Head of CSR BSD Idham Muchlis menyaksikan Bunda PAUD Kabupaten Tangerang Yuli Zaki Iskandar menanam pohon pada acara Festival Hijau 2016 di Botanical Park, Cisauk, Kabupaten Tangerang, Sabtu (30/7). Emiten berkode BSDE tersebut menggelar kampanye lingkungan hidup dengan melibatkan 100 anak usia dini dan membekali mereka dengan ilmu menanam pohon. FESTIVAL HIJAU EMITEN SEMEN INTP Gunakan Capex 32% JAKARTA — PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. merealisasikan belanja mo- dal sebesar Rp727 miliar pada semester I/2016, atau sekitar 32% dari alokasi pada tahun ini Rp2,3triliun–Rp2,4 triliun. Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya memaparkan anggaran be- lanja modal itu rencananya paling banyak digunakan untuk pabrik baru P14 di kom- pleks pabrik perusahaan di Citeureup, Bo- gor, Jawa Barat. Menurutnya, pabrik berkapasitas pro- duksi 4,4 juta ton semen per tahun itu akan melakukan produksi secara komer- sial pada Agustus 2016. “Sekarang sudah produksi tapi masih commisioning,” kata- nya, Jumat (29/7) malam. Manajemen perseroan mengklaim pa- brik itu memiliki teknologi tinggi yang efisien. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi semen di pabrik baru di- anggap lebih rendah dibandingkan dengan produksi di pabrik lama. Pada saat ini, pasar utama yang menjadi target emiten berkode saham INTP itu adalah Jakarta dan Jawa Barat. Pada paruh pertama tahun ini, pertumbuhan permintaan se- men di kawasan itu relatif menurun di- bandingkan dengan kawasan lain. Di Jakarta, papar Christian, permintaan semen turun 14%. Hal yang sama terjadi di Banten dengan penurunan sebesar 9,3%, sedangkan pasar semen di Jawa Barat tumbuh 1%. Menurutnya, persaingan penjualan semen cukup ketat terjadi di Jawa Barat karena sejumlah perusahaan baru me- miliki pabrik semen di kawasan tersebut sekaligus memasarkan produknya tidak jauh dari lokasi pabrik. Permintaan semen, sambungnya, me- ningkat di kawasan Jawa Timur 8%, Sulawesi 21,4%, Sumatra 6,7% dan In- donesia Timur 18,3%. Peningkatan per- mintaan semen di kawasan Indonesia Ti- mur dianggap mengindikasikan berlang- sungnya pembangunan infrastruktur. Secara keseluruhan, penjualan semen Indocement yang terdiri dari penjualan ekspor dan penjualan di dalam negeri me- nurun 2,3% menjadi 8,12 juta ton pada semester I/2016 dibandingkan dengan 8,32 juta ton pada periode yang sama 2015. Penjualan domestik mengalami pe- nurunan 3,7%. Sebaliknya, penjualan semen ke luar negeri mengalami peningkatan 159,7% menjadi 190.000 ton pada semester I/2016 dibandingkan dengan 73.000 ton pada periode yang sama 2015. Porsi penjualan untuk ekspor sangat kecil dibandingkan dengan penjualan dalam negeri. Dengan kinerja penjualan tersebut, pendapatan bersih perusahaan mencapai Rp7,74 triliun pada semester I/2016, atau turun 12,8%. (Yodie Hardiyan) Bulan sabit mungil masih menggelayuti langit dataran tinggi Dieng pada Sabtu (30/7) dini hari. Maftuh Ihsan [email protected] U dara dingin menusuk kulit tak menyurutkan langkah Menteri BUMN Rini Soemarno dan sejumlah Direktur Utama BUMN menapaki terjalnya anak tangga menuju Puncak Sikunir demi mengejar golden sunrise. Matahari terbit di Puncak Sikunir merupakan salah satu pesona wisata yang diburu di kawasan Dieng. Tidak terkecuali bagi Rini dan para direksi BUMN yang kala itu tengah merayakan ulang tahun delapan BUMN di Wonosobo, Jawa Tengah. Dieng yang letaknya tidak jauh dari Wonosobo merupakan sa- lah satu tempat perayaan ulang tahun delapan BUMN tersebut. Selain melihat matahari terbit di Puncak Sikunir, terdapat pula sejumlah acara lainnya yang tersebar di Wonosobo dan sekitarnya. Namun, padatnya acara yang berlangsung selama dua hari berturut-turut itu tampaknya tidak membuat Rini lelah. Dalam pendakian menuju Puncak Sikunir, dia masih sempat saling melempar canda dengan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Ahmad Baiquni. “Pak Quni [Ahmad Baiquni] kok berhenti?” tanya Rini. Di- rektur Utama BNI itu menjawab, “Loh, saya kira hanya sampai di sini [pos pertama menuju Puncak Sikunir]. Memang kita mau kemana lagi?” “Kita akan ke pos dua [Puncak Sikunir],” jawab Rini. “Yah, tadi saya sudah sampai di pos kedua, tahu begitu saya tidak turun,” kelakar Baiquni. Candaan Rini dengan Baiquni itu beredar di kalangan pewarta. Dari pengamatan Bisnis, memang Rini dan Baiquni tampak akrab saat itu, mengingat BNI meru- pakan salah satu dari BUMN yang berulang tahun pada bulan ini. Rini juga tampak bersemangat mendaki walaupun usianya hampir memasuki kepala enam. Wanita yang lahir di Maryland, Amerika Serikat pada 9 Juni 1958 ini dikenal memang memiliki stamina dan ambisi yang kuat. “Dulu, saat ke Banyuwangi, Bu Rini ngotot ingin ke Gunung Ijen dan berhasil sampai ke sana,” ungkap salah satu peserta yang hadir di acara tersebut. Memang, pada April 2016, Rini mengunjungi Banyuwangi bersama Baiquni untuk menghadiri peluncuran Banyuwangi Mall yang merupakan program digital market place yang diprakarsai Pemkab Banyuwangi bekerja sama dengan BNI. Kala itu, menurut sejumlah pemberitaan, keinginan Rini ke Gunung Ijen sudah tak ter- bendung lagi. Bahkan, per- ingatan dari para bawahannya tentang perjalanan yang panjang dan melelahkan ke Ijen tak digubrisnya. Kengototan dan semangat Rini mungkin yang membuat dirinya tetap menjadi bagian dari kabinet Presiden Joko Widodo. Pada reshuffle pertama, nama Rini sempat diisukan akan diganti. Namun, hingga pergantian menteri jilid kedua pada pekan lalu, mantan Direktur Utama PT Astra International Tbk. pada era 1998-2000 ini masih bercokol sebagai Menteri BUMN. Sikap ‘keras’ Rini ini pun ter- lihat saat pembahasan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2016 kepada BUMN. DPR dan Menteri BUMN sempat tidak melakukan rapat pembahasan PMN karena larangan yang dikeluarkan oleh pimpinan DPR terkait kasus PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). Sebagai pengingat, Panitia Khusus DPR mengirimkan rekomendasi kepada Presiden Joko Widodo agar menghentikan Rini dari jabatan Menteri BUMN dan Richard Joost Lino dari jabatan Direktur Utama Pelindo II pada 2015. Namun, pada akhir bulan lalu, Komisi VI DPR telah memberikan persetujuan usulan PMN, walaupun pembahasan PMN tidak dilakukan oleh Rini sebagai wakil pemerintah, melainkan dengan Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan kala itu, setelah mendapat mandat dari Presiden Jokowi. Untung saja DPR bersedia me- nerima Bambang untuk mem- bahas anggaran PMN untuk BUMN di bawah koordinasi Kementerian BUMN. Akhirnya, BUMN yang diusulkan men- dapatkan PMN bisa bernafas lega karena pembahasan PMN dilanjutkan dalam RAPBN Perubahan 2016 dan disetujui. TARGET BUMN Rini punya sejumlah target, salah satunya adalah pemben- tukan holding BUMN, mimpi era lama yang kemungkinan dapat terwujud pada masa kepemimpinannya. Pada tahun ini, pihaknya menargetkan ada lima holding BUMN yang akan dibentuk, yaitu BUMN sektor perbankan, energi, perumahan, jalan tol, dan pertambangan. Bahkan, beberapa waktu lalu, Rini sempat mengusulkan pembentukan lembaga super holding BUMN untuk mengelola BUMN pada masa mendatang. Super holding BUMN itu digadang-gadang dapat menggantikan peran Kementerian BUMN, walaupun usulan ini menuai banyak kritikan. Dengan pembentukan super holding, BUMN diklaim tidak lagi bergantung kepada anggaran ne- gara, sekaligus disiapkan untuk menghadapi persaingan antar perusahaan di kawasan Asia. Memang, ketergantungan BUMN terhadap negara masih menjadi isu hangat yang sering dibicarakan sejumlah pihak. Akibat ketergantungan ini, sejumlah BUMN yang masih ‘sakit’ terkesan belum terlalu serius untuk memperbaiki kinerjanya. Pada tahun lalu, kinerja BUMN memang sedikit mengalami perbaikan. Total kerugian BUMN turun menjadi Rp5,8 triliun pada 2015 dibandingkan dengan Rp10,2 triliun pada 2014. Jumlah BUMN yang merugi juga turun dari 27 entitas pada 2014 menjadi 18 entitas pada tahun lalu. Adapun, pada tahun ini Kementerian BUMN mem- perkirakan laba 118 BUMN mencapai Rp172 triliun, atau meningkat sekitar 14% secara tahunan. Sementara itu, pendapatan BUMN diperkirakan mencapai Rp1.969 triliun pada tahun ini, atau naik 13,94%. Perbaikan kinerja dan pengurangan ketergantungan terhadap negara sudah selayaknya menjadi tujuan dan fokus utama BUMN ke depan. Namun, perlu diingat pula tujuan lain adalah memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Bermanfaat tersebut tidak hanya dilihat dalam bentuk corporate social responsibility (CSR), tetapi hal-hal lain seperti percepatan pembangunan infra- struktur, pemberian suku bunga yang tak mencekik, serta pem- bukaan lapangan kerja sebesar- besarnya bagi masyarakat lokal. Rini dan sejumlah direksi BUMN akhirnya tiba di Puncak Sikunir. Namun, kabut terlalu tebal pagi itu dan golden sunrise tak dapat dinikmati sesuai harapan. Semoga saja, perjalanan Rini yang terjal dalam menahkodai BUMN menuju tingkatan yang lebih baik tidak berakhir kurang sempurna seperti di Puncak Sikunir. Target-target yang telah ditetapkan tidak boleh hanya menjadi angan, tetapi harus dikejar dengan kerja, kerja, dan kerja. (Yodie Hardiyan) Laba MPMX Turun JAKARTA — PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. mencatatkan penurunan laba bersih 22,67% pada paruh pertama tahun ini menjadi Rp179,98 mi- liar secara tahunan. Pendapatan yang di- raup emiten bersandi saham MPMX itu tum- buh 8,57% menjadi Rp8,88 triliun dari Rp8,18 triliun. Namun, biaya pokok penda- patan juga meningkat 8,61% menjadi Rp7,6 triliun. Direktur Utama Mitra Pinasthika Mustika Rudy Halim menuturkan pen- dapatan yang diperoleh perseroan pada kuartal II/2016 meningkat 14% bila dibandingkan dengan kuartal sebe- lumnya. Laba bersih juga meningkat 52% dibandingkan dengan kuartal I/2016. “Kinerja grup MPM terus menunjukkan tren penguatan di tengah pertumbuhan industri yang melambat hingga semester I/2016,” ujar- nya dalam keterangan pers akhir pekan lalu. Dia menuturkan, ki- nerja perseroan ke de- pan akan fokus untuk menghasilkan arus kas yang positif. (Sukirno) Kementerian BUMN menargetkan pem- bentukan lima holding BUMN rampung pada tahun ini. Jumlah BUMN yang merugi turun dari 27 entitas pada 2014 menjadi 18 entitas pada tahun lalu. HOLDING BUMN Rini, Quni, dan Mimpi yang Tertunda Bisnis/Husin Parapat

Upload: duongliem

Post on 26-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: HOLDING BUMN FESTIVAL HIJAU Rini, Quni, dan Mimpi yang ...bigcms.bisnis.com/file-data/1/1812/3fc9ae0d_Jun16-KMIWireandCable... · nurun 2,3% menjadi 8,12 juta ton pada se mester I/2016

15Senin, 1 Agustus 2016 K O R P O R A S I

Bisnis/Nurul Hidayat

Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) Syukur Lawigena (dari kiri) bersama Deputy Group CEO Sinar Mas Land Monik William dan Head of CSR BSD Idham Muchlis menyaksikan Bunda PAUD Kabupaten Tangerang Yuli Zaki Iskandar menanam pohon pada acara Festival Hijau 2016 di Botanical Park, Cisauk, Kabupaten Tangerang, Sabtu (30/7). Emiten berkode BSDE tersebut menggelar kampanye lingkungan hidup dengan melibatkan 100 anak usia dini dan membekali mereka dengan ilmu menanam pohon.

FESTIVAL HIJAU

EMITEN SEMEN

INTP Gunakan Capex 32%JAKARTA — PT Indocement Tunggal

Pra karsa Tbk. merealisasikan belanja mo -dal sebesar Rp727 miliar pada semester I/2016, atau sekitar 32% dari alokasi pada ta hun ini Rp2,3triliun–Rp2,4 triliun.

Direktur Utama Indocement Christian Kar tawijaya memaparkan anggaran be -lanja modal itu rencananya paling banyak digunakan untuk pabrik baru P14 di kom-pleks pabrik perusahaan di Citeureup, Bo -gor, Jawa Barat.

Menurutnya, pabrik berkapasitas pro -duksi 4,4 juta ton semen per tahun itu akan melakukan produksi secara ko mer -sial pada Agustus 2016. “Sekarang su dah produksi tapi masih commisioning,” ka ta -nya, Jumat (29/7) malam.

Manajemen perseroan mengklaim pa -brik itu memiliki teknologi tinggi yang efi sien. Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi semen di pabrik baru di -anggap lebih rendah dibandingkan dengan produksi di pabrik lama.

Pada saat ini, pasar utama yang menjadi target emiten berkode saham INTP itu adalah Jakarta dan Jawa Barat. Pada paruh pertama tahun ini, pertumbuhan permintaan se -men di kawasan itu relatif menurun di -bandingkan dengan kawasan lain.

Di Jakarta, papar Christian, permintaan semen turun 14%. Hal yang sama terjadi di Banten dengan penurunan sebesar 9,3%, sedangkan pasar semen di Jawa

Barat tumbuh 1%. Menurutnya, persaingan penjualan

semen cukup ketat terjadi di Jawa Ba rat karena sejumlah perusahaan baru me -miliki pabrik semen di kawasan tersebut se kaligus memasarkan produknya tidak jauh dari lokasi pabrik.

Permintaan semen, sambungnya, me -ningkat di kawasan Jawa Timur 8%, Su lawesi 21,4%, Sumatra 6,7% dan In -do nesia Timur 18,3%. Peningkatan per -min taan semen di kawasan Indonesia Ti -mur dianggap mengindikasikan ber lang -sungnya pembangunan infrastruktur.

Secara keseluruhan, penjualan semen In docement yang terdiri dari penjualan ekspor dan penjualan di dalam negeri me -nurun 2,3% menjadi 8,12 juta ton pada se mester I/2016 dibandingkan dengan 8,32 juta ton pada periode yang sama 2015. Penjualan domestik mengalami pe -nurunan 3,7%.

Sebaliknya, penjualan semen ke luar negeri mengalami peningkatan 159,7% menjadi 190.000 ton pada semester I/2016 dibandingkan dengan 73.000 ton pada periode yang sama 2015. Porsi penjualan untuk ekspor sangat kecil dibandingkan dengan penjualan dalam negeri.

Dengan kinerja penjualan tersebut, pendapatan bersih perusahaan mencapai Rp7,74 triliun pada semester I/2016, atau turun 12,8%. (Yodie Hardiyan)

Bulan sabit mungil masih menggelayuti langit dataran tinggi Dieng pada Sabtu (30/7)

dini hari.

Maftuh [email protected]

Udara dingin menusuk kulit tak menyurutkan langkah Menteri BUMN Rini Soemarno dan

sejumlah Direktur Utama BUMN menapaki terjalnya anak tangga menuju Puncak Sikunir demi mengejar golden sunrise.

Matahari terbit di Puncak Sikunir merupakan salah satu pesona wisata yang diburu di kawasan Dieng. Tidak terkecuali bagi Rini dan para direksi BUMN yang kala itu tengah merayakan ulang tahun delapan BUMN di Wonosobo, Jawa Tengah.

Dieng yang letaknya tidak jauh dari Wonosobo merupakan sa -lah satu tempat perayaan ulang ta hun delapan BUMN tersebut. Se lain melihat matahari terbit di Puncak Sikunir, terdapat pula sejumlah acara lainnya yang tersebar di Wonosobo dan sekitarnya.

Namun, padatnya acara yang berlangsung selama dua hari berturut-turut itu tampaknya tidak membuat Rini lelah. Dalam pendakian menuju Puncak Sikunir, dia masih sempat saling melempar canda dengan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Ahmad Baiquni.

“Pak Quni [Ahmad Baiquni] kok berhenti?” tanya Rini. Di -rektur Utama BNI itu men jawab, “Loh, saya kira hanya sampai di sini [pos pertama menuju Puncak Sikunir]. Memang kita mau kemana lagi?”

“Kita akan ke pos dua [Puncak Sikunir],” jawab Rini. “Yah, tadi saya sudah sampai di pos kedua, tahu begitu saya tidak turun,” kelakar Baiquni.

Candaan Rini dengan Baiquni itu beredar di kalangan pewarta. Dari pengamatan Bisnis, memang Rini dan Baiquni tampak ak rab saat itu, mengingat BNI me ru -pakan salah satu dari BUMN yang berulang tahun pada bulan ini.

Rini juga tampak bersemangat mendaki walaupun usianya hampir memasuki kepala enam. Wanita yang lahir di Maryland, Amerika Serikat pada 9 Juni 1958 ini dikenal memang memiliki stamina dan ambisi yang kuat.

“Dulu, saat ke Banyuwangi, Bu Rini ngotot ingin ke Gunung Ijen dan berhasil sampai ke sana,” ungkap salah satu peserta yang hadir di acara tersebut.

Memang, pada April 2016, Rini mengunjungi Banyuwangi bersama Baiquni untuk menghadiri peluncuran Banyuwangi Mall yang merupakan program digital market place yang diprakarsai Pemkab Banyuwangi bekerja sama dengan BNI.

Kala itu, menurut sejumlah pemberitaan, keinginan Rini ke Gunung Ijen sudah tak ter -bendung lagi. Bahkan, per-ingatan dari para bawahannya tentang perjalanan yang panjang dan melelahkan ke Ijen tak digubrisnya.

Kengototan dan semangat Rini mungkin yang membuat dirinya tetap menjadi bagian dari kabinet Presiden Joko Widodo. Pada reshuffle pertama, nama Rini sempat diisukan akan diganti.

Namun, hingga pergantian menteri jilid kedua pada pekan lalu, mantan Direktur Utama PT Astra International Tbk. pada era 1998-2000 ini masih bercokol sebagai Menteri BUMN.

Sikap ‘keras’ Rini ini pun ter -lihat saat pembahasan Penyertaan Modal Negara (PMN) 2016 kepada BUMN. DPR dan Menteri BUMN sempat tidak melakukan rapat pembahasan PMN karena larangan yang dikeluarkan oleh pimpinan DPR terkait kasus PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

Sebagai pengingat, Panitia Khusus DPR mengirimkan rekomendasi kepada Presiden Joko Widodo agar menghentikan Rini dari jabatan Menteri BUMN dan Richard Joost Lino dari jabatan Direktur Utama Pelindo II pada 2015.

Namun, pada akhir bulan lalu, Komisi VI DPR telah memberikan

persetujuan usulan PMN, walaupun pembahasan PMN tidak dilakukan oleh Rini sebagai wakil pemerintah, melainkan dengan Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan kala itu, setelah mendapat mandat dari Presiden Jokowi.

Untung saja DPR bersedia me -nerima Bambang untuk mem -bahas anggaran PMN untuk BUMN di bawah koordinasi Kementerian BUMN. Akhirnya, BUMN yang diusulkan men -da patkan PMN bisa bernafas lega karena pembahasan PMN dilanjutkan dalam RAPBN Perubahan 2016 dan disetujui.

TARGET BUMNRini punya sejumlah tar get,

salah satunya adalah pem ben -tukan holding BUMN, mimpi era lama yang kemungkinan dapat terwujud pada masa kepemimpinannya.

Pada tahun ini, pihaknya menargetkan ada lima holding BUMN yang akan dibentuk, yaitu BUMN sektor perbankan, energi, perumahan, jalan tol, dan pertambangan.

Bahkan, beberapa waktu lalu, Rini sempat mengusulkan pembentukan lembaga super holding BUMN untuk mengelola BUMN pada masa mendatang.

Super holding BUMN itu digadang-gadang dapat menggantikan peran Kementerian BUMN, walaupun usulan ini menuai banyak kritikan.

Dengan pembentukan super holding, BUMN diklaim tidak lagi bergantung kepada anggaran ne -gara, sekaligus disiapkan untuk menghadapi persaingan antar perusahaan di kawasan Asia.

Memang, ketergantungan BUMN terhadap negara masih menjadi isu hangat yang sering dibicarakan sejumlah pihak. Akibat ketergantungan ini, sejumlah BUMN yang masih

‘sakit’ terkesan belum terlalu serius untuk memperbaiki kinerjanya.

Pada tahun lalu, kinerja BUMN memang sedikit mengalami perbaikan. Total kerugian BUMN turun menjadi Rp5,8 triliun pada 2015 dibandingkan dengan Rp10,2 triliun pada 2014. Jumlah BUMN yang merugi juga turun dari 27 entitas pada 2014 menjadi 18 entitas pada tahun lalu.

Adapun, pada tahun ini Ke men terian BUMN mem -perkirakan laba 118 BUMN mencapai Rp172 triliun, atau meningkat sekitar 14% secara tahunan. Sementara itu, pendapatan BUMN diperkirakan mencapai Rp1.969 triliun pada tahun ini, atau naik 13,94%.

Perbaikan kinerja dan pengurangan ketergantungan terhadap negara sudah selayaknya menjadi tujuan dan fokus utama BUMN ke depan.

Namun, perlu diingat pula tujuan lain adalah memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Bermanfaat tersebut tidak hanya dilihat dalam bentuk corporate social responsibility (CSR), tetapi hal-hal lain seperti percepatan pembangunan in fra -struktur, pemberian suku bu nga yang tak mencekik, serta pem -bukaan lapangan kerja sebesar-besarnya bagi masyarakat lokal.

Rini dan sejumlah direksi BUMN akhirnya tiba di Puncak Sikunir. Namun, kabut terlalu tebal pagi itu dan golden sunrise tak dapat dinikmati sesuai harapan.

Semoga saja, perjalanan Rini yang terjal dalam menahkodai BUMN menuju tingkatan yang lebih baik tidak berakhir kurang sempurna seperti di Puncak Sikunir. Target-target yang telah ditetapkan tidak boleh hanya menjadi angan, tetapi harus dikejar dengan kerja, kerja, dan kerja. (Yodie Hardiyan)

Laba MPMX Turun

JAKARTA — PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. mencatatkan penurunan laba bersih 22,67% pada paruh pertama tahun ini menjadi Rp179,98 mi -liar secara tahunan.

Pendapatan yang di -raup emiten bersandi sa ham MPMX itu tum-buh 8,57% menjadi Rp8,88 triliun dari Rp8,18 tri liun. Namun, biaya po kok penda-patan juga me ningkat 8,61% menjadi Rp7,6 triliun.

Direktur Utama Mitra Pinasthika Mustika Rudy Halim menuturkan pen -dapatan yang di per oleh per seroan pada kuartal II/2016 meningkat 14% bila dibandingkan de ngan kuartal se be -lumnya. Laba bersih juga meningkat 52% di bandingkan dengan kuartal I/2016.

“Kinerja grup MPM te rus menunjukkan tren penguatan di te ngah pertumbuhan in dustri yang melambat hingga semester I/2016,” ujar-nya dalam ke terangan pers akhir pekan lalu.

Dia menuturkan, ki-nerja perseroan ke de -pan akan fokus untuk menghasilkan arus kas yang positif. (Sukirno)

Kementerian BUMN menargetkan pem-bentukan lima holding BUMN rampung pada tahun ini.

Jumlah BUMN yang merugi turun dari 27 entitas pada 2014 menjadi 18 entitas pada tahun lalu.

HOLDING BUMN

Rini, Quni, dan Mimpi yang Tertunda

Bisnis/Husin Parapat