hjl

29
ANIS ADE ALINIS Rabu, 09 November 2011 BAHAN PENGISI SALURAN AKAR Pengisian saluran akar dilakukan untuk mencegah masuknya mikro-organisme ke dalam saluran akar melalui koronal, mencegah multiplikasi mikro-organisme yang tertinggal, mencegah masuknya cairan jaringan ke dalam pulpa melalui foramen apikal karena dapat sebagai media bakteri, danmenciptakan lingkungan biologis yang sesuai untuk proses penyembuhanjaringan. Hasil pengisiansaluran akar yang kurang baik tidak hanyadisebabkan teknik preparasi dan teknik pengisianyang kurang baik, tetapi juga disebabkan oleh kualitas bahan pengisi saluran akar. Pasta saluran akar merupakan bahan pengisi yang digunakan untuk mengisi ruangan antarabahan pengisi (semi solid atau solid) dengan dinding saluran akar serta bagian-bagian yang sulit terisi atau tidak teratur. Kalsium hidroksida [Ca(OH)2] merupakan bahan yang sering digunakan dalam perawatan resorbsi dan perforasi akar (Harty. FJ, 2003). Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan tindakan, yaitu : Pengisian saluran akar yaitu gigi bebas dari rasa sakit Saluran akar bersih dan kering Tidak terdapat nanah

Upload: goncalvez-gomez

Post on 22-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

hsjdafuiehkajd,njksfd

TRANSCRIPT

Page 1: hjl

ANIS ADE ALINIS

Rabu, 09 November 2011

BAHAN PENGISI SALURAN AKAR

Pengisian saluran akar dilakukan untuk mencegah masuknya mikro-organisme ke dalam

saluran akar melalui koronal, mencegah multiplikasi mikro-organisme yang tertinggal, mencegah

masuknya cairan jaringan ke dalam pulpa melalui foramen apikal karena dapat sebagai media

bakteri, danmenciptakan lingkungan biologis yang sesuai untuk proses penyembuhanjaringan.

Hasil pengisiansaluran akar yang kurang baik tidak hanyadisebabkan teknik preparasi dan teknik

pengisianyang kurang baik, tetapi juga disebabkan oleh kualitas bahan pengisi saluran akar.

Pasta saluran akar merupakan bahan pengisi yang digunakan untuk mengisi ruangan

antarabahan pengisi (semi solid atau solid) dengan dinding saluran akar serta bagian-bagian yang

sulit terisi atau tidak teratur. Kalsium hidroksida [Ca(OH)2] merupakan bahan yang sering

digunakan dalam perawatan resorbsi dan perforasi akar (Harty. FJ, 2003).

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan sebelum dilakukan tindakan, yaitu :

         Pengisian saluran akar yaitu gigi bebas dari rasa sakit

         Saluran akar bersih dan kering

         Tidak terdapat nanah

         Tidak terdapat bau busuk

Pada umumnya bahan pengisi saluran akar digolongkan menjadi :

           Golongan padat

Termasuk golongan padat ialah guttap silver point dan acrilic cone. Silver point digunakan

untuk saluran akar yang sempit, bulat mengecil, dan bengkok. Kontraindikasinya gigi

anterior, premolar akar tunggal, dan molar akar tunggal yang besar.

           Golongan pasta

Bahan ini tidak mengeras dalam saluran akar, mudah dimasukkan tapi mudah keluar melalui

foramen apikal, dan porus kebbocoran lebih besar. Contoh :  pasta dengan bahan dasar ZnO,

bahan dasar Ca(OH)2, dan bahan dasar resin.

Page 2: hjl

1.      ZnO. Merupakan serbuk amorf yang halus, rapuh, mudah larut dalam asam, tidak

larut dalam air/alkohol, antiseptik, dan toksisitasnya rendah. ZnEO bersifat non

toksik dan digunakan untuk perawatan pulpektomi.

2.      Ca(OH)2, bersifat :

-          Mempunyai efek bakteriostatik atau bakterisid

           Golongan semen

Bahan ini setelah beberapa waktu dalam saluran akar akan mengeras, sukar dimasukkan

dalam saluran akar yang sempit, mudah terdesak keluar melalui foramen apikal, iritasi, dan

sulit dikeluarkan. Contoh : oxycloride, oxysulfate, zinc oxyfosfat, zinc oxyeugenol.

           Golongan plastis

1.      Amalgam

Amalgam dalam bidang kedokteran gigi disebut dental amalgam, yaitu suatu

paduan antara merkuri (Hg) dan suatu alloy. Menurut Charbeneau dkk. (1981) amalgam

pertama kali diperkenalkan oleh Taveau pada tahun 1826 di Paris. Pada waktu pertama

kali diperkenalkan, amalgam disebut silver amalgam, karena bagian terbesar

komponennya adalah perak. Black adalah orang yang pertama kali memperkenalkan

amalgam dengan bentuk partikel lathe cut. Dalam publikasinya pada tahun 1896,

komposisi alloy amalgam adalah :

-          Ag (perak) 68,50%

-          Sn (Timah putih) 25,50%

-          Au (emas) 5%

-          Zn (seng) 1%

Amalgam telah dikenal sebagai bahan pengisi retrograde sejak lama. Dewasa ini

para peneliti terus berusaha mencari alternatif bahan pengisi retrograde selain amalgam.

Tidak ada bahan pengisi retrograde yang ideal. Amalgam sebagai bahan pengisi

retrograde memiliki Kekurangan: yaitu kebocoran marginal, korosi, kontaminasi merkuri

pada jaringan periapikal, beberapa alloy sensitif terhadap kelembaban, memerlukan

preparasi untuk undercut dan dapat mewarnai jaringan lunak dan jaringan keras.

(Heptorina, 2007).

2.  Gutta percha

Page 3: hjl

Gutta percha point memiliki biokompatibilitas yang baik terhadap jaringan

periradikuler dengan kombinasi semen saluran akar (siler) yang dapat menginduksi

pembentukan jaringan keras (respon osteogenic) den merangsang penutupan apeks. Gutta

percha tersedia dalam dua bentuk yang mengalami dua fase yaitu: fase β dan fase α.

Struktur isomer gutta percha adalah trans-7, 4-polyisoprene, dimana memiliki struktur

yang teratur yang dapat mengalami kristalisasi sehingga tampak keras dan kaku. Untuk

mendapatkan kualitas bahan pengisian saluran akar yang baik dan memiliki sifat plastis

maka gutta percha dalam pembuatannya selalu dikombinasikan dengan wax, zinc oxide,

calsium hidroxide. Untuk mendapatkan suatu pengisian yang hermetis sangat perlu

diketahui sifat-sifat material gutta percha point (Tamba, 2010).

Pasta dan semen dapat dibagi dalam lima kelompok, berbahan dasar zinc okside eugenol,

resin komposit, guttap perca, bahan adhesif dentin, dan bahan yang ditambah obat – obatan.

1.        Zinc oxide eugenol

Semen oksida dan seng eugenol adalah suatu semen tipe sedative yang lembut.

Biasanya disediakan dalam bentuk bubuk dan cair, dan berguna untuk basis insulatif

(penghambat). Bahan ini juga sering digunakan untuk balutan sementara. PH-nya mendekati

7 yang membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling sedikit mengiritasi.

Eugenol memiliki efek paliatif terhadap pulpa gigi dan ini adalah salah satu kelebihan

jenis semen tersebut. Kelebihan lainnya adalah kemampuan semen untuk meminimalkan

kebocoran micro, dan memberikan perlindungan terhadap pulpa. Bahan ini paling sering

digunaakan ketika merawat lesi-lesi karies yang besar.

Campuran konvensional dari oksida seng dan eugenol relatif lemah. Di tahun tahun

terakhir ini mulai diperkenalkan semen-semen oksida seng eugenol yang telah

disempurnakan. Salah satu produk OSE (Oksida Seng Eugenol) yang diperkuat dan cukup

terkenal adalah produk yang menggunakan polimer sebagai penguat. Selain itu, partikel-

partikel bubuk oksida seng telah “dirawat permukaan” untuk menghasilkan ikatan partikel-

partikel ke matriks yang lebih baik. Hal ini menghasilkan kekuatan yang lebih besar dan

durabilitas (masa pakai) yang lebih lama digunakan sebagai bahan tambalan sementara.

Sejumlah bahan lain, seperti resin hidroginase, dapat juga dijumpai dalam beberapa produk.

Kegunaan seng oksida eugenol :

-          restorasi sementara dan menengah

Page 4: hjl

-          bahan perekat/pengikat sementara dan permanen untuk restorasi

2.        Resin komposit

              Kelebihan Bahan Komposit

Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bahan

konvensional seperti logam. Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat dari beberapa

sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal, keupayaan (reliability),

kebolehprosesan dan biaya. Seperti yang diuraikan dibawah ini :

            a. Sifat-sifat mekanikal dan fisikal

Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan peranan penting

dalam menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan matriks dan serta

dapat menghasilkan komposit yang mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi

dari bahan konvensional seperti keluli.

-       Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah berbanding dengan bahan

konvensional. Ini memberikan implikasi yang penting dalam konteks penggunaan karena

komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari bahan

konvensional. Implikasi kedua ialah produk komposit yang dihasilkan akan mempunyai

kerut yang lebih rendah dari logam. Pengurangan berat adalah satu aspek yang penting

dalam industri pembuatan seperti automobile dan angkasa lepas. Ini karena berhubungan

dengan penghematan bahan bakar.

-       Dalam industri angkasa lepas terdapat kecendrungan untuk menggantikan komponen

yang diperbuat dari logam dengan komposit karena telah terbukti komposit mempunyai

rintangan terhadap fatigue yang baik terutamanya komposit yang menggunakan serat

karbon.

-       Kelemahan logam yang agak terlihat jelas ialah rintangan terhadap kakisa yang lemah

terutama produk yang kebutuhan sehari-hari. Kecendrungan komponen logam untuk

mengalami kakisan menyebabkan biaya pembuatan yang tinggi. Bahan komposit

sebaiknya mempunyai rintangan terhadap kakisan yang baik.

-       Bahan komposit juga mempunyai kelebihan dari segi versatility (berdaya guna) yaitu

produk yang mempunyai gabungan sifat-sifat yang menarik yang dapat dihasilkan dengan

Page 5: hjl

mengubah sesuai jenis matriks dan serat yang digunakan. Contoh dengan

menggabungkan lebih dari satu serat dengan matriks untuk menghasilkan komposit

hibrid.

            b. Proses pembuatan

Kebolehprosesan merupakan suatu kriteria yang penting dalam penggunaan suatu

bahan untuk menghasilkan produk. Ini karena dikaitkan dengan produktivitas dan mutu

suatu produk. Perbandingan antara produktiviti dan kualiti adalah penting dalam konteks

pemasaran produk yang dipabrikasi. Selain dari itu kebolehprosesan juga dikaitkan

dengan keberbagai teknik fabrikasi yang dapat digunakan untuk memproses suatu

produk.

Adalah jelas bahwa bahan komposit dibolehprosesan dengan berbagai teknik

fabrikasi yang merupakan daya tarik yang dapat membuka ruang luas bagi penggunaan

bahan komposit. Contohnya untuk komposit termoplastik yang mempunyai kelebihan

dari segi pemrosesan yaitu ianya dapat diproses dengan berbagai teknik fabrikasi yang

umum yang biasadigunakan untuk memproses termoplastik tanpa serat (Hendri Ginting,

2002).

Pada umumnya bentuk dasar suatu bahan komposit adalah tunggal dimana

merupakan susunan dari paling tidak terdapat dua unsur yang bekerja bersama untuk

menghasilkan sifat-sifat bahan yang berbeda terhadap sifat-sifat unsur bahan

penyusunnya. Dalam prakteknya komposit terdiri dari suatu bahan utama (matrik –

matrix) dan suatu jenis penguatan (reinforcement) yang ditambahkan untuk

meningkatkan kekuatan dan kekakuan matrik. Penguatan ini biasanya dalam bentuk serat

(fibre, fiber).

Sekarang, pada umumnya komposit yang dibuat manusia dapat dibagi kedalam

tiga kelompok utama :

-          Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)

-          Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)

-          Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC)

Page 6: hjl

-           

Komposit Matrik Polimer (Polymer Matrix Composites – PMC)

Bahan ini merupakan bahan komposit yang sering digunakan disebut, Polimer

Berpenguatan Serat (FRP – Fibre Reinforced Polymers or Plastics) – bahan ini

menggunakan suatu polimer-berdasar resin sebagai matriknya, dan suatu jenis serat

seperti kaca, karbon dan aramid (Kevlar) sebagai penguatannya.

Komposit Matrik Logam (Metal Matrix Composites – MMC)

Ditemukan berkembang pada industri otomotif, bahan ini menggunakan suatu logam

seperti aluminium sebagai matrik dan penguatnya dengan serat seperti silikon karbida.

Komposit Matrik Keramik (Ceramic Matrix Composites – CMC)

Digunakan pada lingkungan bertemperatur sangat tinggi, bahan ini menggunakan

keramik sebagai matrik dan diperkuat dengan serat pendek, atau serabut-serabut

(whiskers) dimana terbuat dari silikon karbida atau boron nitrida

Komposit Matrik Polimer

Sistem resin seperti epoksi dan poliester mempunyai batasan penggunaan dalam

manufaktur strukturnya, dikarenakan sifat-sifat mekanik tidak terlalu tinggi dibandingkan

sebagai contoh sebagian besar logam. Bagaimanapun, bahan tersebut mempunyai sifat-

sifat yang diinginkan, sebagian besar khususnya kemampuan untuk dibentuk dengan

mudah kedalam bentuk yang rumit.

Bahan seperti kaca, aramid dan boron mempunyai kekuatan tarik dan kekuatan

tekan yang luar biasa tinggi tetapi dalam ‘bentuk padat’ sifat-sifat ini tidak muncul. Hal

ini berkenaan dengan kenyataan ketika ditegangkan, serabut retak permukaan setiap

bahan menjadi retak dan gagal dibawah titik tegangan patah teoritisnya. Untuk mengatasi

permasalahan ini, bahan diproduksi dalam bentuk serat, sehingga, meskipun dengan

jumlah serabut retak yang terjadi sama, serabut retak tersebut terbatasi dalam sejumlah

kecil serat dengan memperlihatkan sisa kekuatan teoritis bahan. Oleh karena itu seikat

serat akan mencerminkan lebih akurat kinerja optimum bahan. Bagaimanapun juga satu

serat dapat hanya memperlihatkan sifat-sifat kekuatan tarik sesuai panjang serat, seperti

halnya serat dalam suatu tali.

Jika sistem resin dikombinasikan dengan serat penguat seperti kaca, karbon dan

aramid, sifat-sifat yang luarbiasa dapat diperoleh. Matrik resin menyebarkan beban yang

Page 7: hjl

dikenakan terhadap komposit antara setiap individu serat dan juga melindungi serat dari

kerusakan karena abrasi dan benturan. Kekuatan dan kekakuan yang tinggi, memudahkan

pencetakan bentuk yang rumit, ketahanan terhadap lingkungan yang tinggi dengan berat

jenis rendah, membuat kesimpulan komposite lebih superior terhadap logam dalam

banyak aplikasi.

Bila Komposit Matrik Polimer mengabungkan sistem resin dan serat penguat,

sifat-sifat yang dihasilkan bahan komposit akan memadukan beberapa hal sifat-sifat yang

dimiliki oleh resin dan yang dimiliki oleh serat.

Secara umum, sifat-sifat komposit ditentukan oleh :

-          Sifat-sifat serat

-          Sifat-sifat resin

-          Rasio serat terhadap resin dalam komposit (Fraksi Volume Serat – Fibre

Volume Fraction)

-          Geometri dan orientasi serat pada komposit

Bahan komposit dibentuk pada saat yang sama ketika struktur tersebut dibuat. Hal

ini berarti bahwa orang yang membuat struktur menciptakan sifat-sifat bahan komposit

yang dihasilkan, dan juga proses manufaktur yang digunakan biadanya merupakan bagian

yang kritikal yang berperanan menentukan kinerja struktur yang dihasilkan.

Pembebanan

Terdapat empat beban langsung utama dimana setiap bahan dalam suatu struktur harus

menahannya: tarik, tekan, geser/lintang dan lentur

Tarik

Gambar dibawah memperlihatkan beban tarik yang diterapkan pada suatu komposit.

Reaksi komposit terhadap beban tarik sangat tergantung pada sifat kekakuan dan

kekuatan tarik dari serat penguat, dimana jauh lebih tinggi dibandingkan dengan resinnya.

Tekan

Gambar dibawah ini memperlihatkan suatu komposit dibawah beban tekan. Disini sifat

daya rekat dan kekakuan dari sistem resin adalah penting, sebagaimana resin menjaga

serat sebagai kolom lurus dan menjaganya dari tekukan (buckling)

Geser/Lintang

Gambar dibawah ini memperlihatkan suatu komposit dikenakan beban geser. Beban ini

Page 8: hjl

mencoba untuk meluncurkan setiap lapisan seratnya. Dibawah beban geser resin

memainkan peranan utama, memindahkan tegangan melintang komposit. Untuk membuat

komposit tahan terhadap beban geser, unsur resin harus tidak hanya mempunyai sifat-sifat

mekanis yang baik tetapi juga daya rekat yang tinggi terhadap serat penguat.

Lenturan

Beban lentursebetulnya merupakan kombinasi beban tarik, tekan dan geser. Ketika beban

seperti diperlihatkan, bagian atas terjadi tekan, bagian bawah terjadi tarik dan bagian

tengah lapisan terjadi geser.

Sistem-sistem Resin

Apapun sistem resin yang digunakan dalam bahan komposit akan memerlukan sifat-sifat

berikut :

-          Sifat-sifat mekanis yang bagus

-          Sifat-sifat daya rekat yang bagus

-          Sifat-sifat ketangguhan yang bagus

-          Ketahanan terhadap degradasi lingkungan bagus

Sifat-sifat Mekanis Sistem Resin

Gambar dibawah memperlihatkan kurva tegangan/regangan untuk suatu sistem

resin ideal. Kurva untuk resin menunjukkan kekuatan puncak tinggi, kekakuan tinggi

(ditunjukkan dengan kemiringan awal) dan regangan tinggi terhadap kegagalan. Hal ini

berarti bahwa resin pada awalnya kaku tetapi pada waktu yang sama tidak akan

mengalami kegagalan getas.

Page 9: hjl

Seharusnya dicatat dimana ketika suatu komposit di bebani tarik, untuk mencapai

sifat-sifat mekanis yang optimal dari komponen serat, resin harus mampu berubah

panjang paling tidak sama dengan serat. Gambar dibawah ini memberikan regangan

terhadap kegagalan yang dimiliki untuk serat kaca-E, serat kaca-S, serat aramid, dan serat

karbon berkekuatan tinggi (yaitu bukan dalam bentuk komposit). Disini terlihat, sebagai

contoh, serat kaca-S dengan perpanjangan 5,3%, akan membutuhkan resin dengan

perpanjangan paling tidak sama dengan nilai tersebut untuk mencapai sifat tarik yang

maksimum.

Page 10: hjl

Sifat-sifat Daya rekat Sistem Resin

Daya rekat yang tinggi antara resin dan serat penguat diperlukan untuk apapun

jenis sistem resin. Hal ini akan menjamin bahwa beban dipindahkan secara efisiensi dan

akan menjaga pecahnya atau lepasnya ikatan serat dan resin ketika ditegangkan.

Sifat Ketangguhan Sistem Resin

Ketangguhan adalah suatu ukuran dari ketahanan bahan terhadap propaganda

retak, tetapi dalam komposit hal ini akan susah untuk diukur secara akurat.

Bagaimanapun juga, kurva tegangan dan regangan yang dimiliki sistem resin

menyediakan beberapa indikasi ketangguhan bahan. Sistem resin dengan regangan

terhadap kegagalan yang rendah akan cenderung menciptakan komposit yang getas,

dimana retak dapat mudah terjadi.

Sifat terhadap Lingkungan Sistem Resin

Ketahanan terhadap lingkungan, air dan substansi agresif lain yang bagus,

bersama-sama dengan kemampuan untuk bertahan terhadap siklus tegangan konstan,

adalah sifat yang paling esensi untuk apapun jenis sistem resin. Sifat-sifat ini secara

khusus penting untuk penggunaan pada lingkungan laut.

Page 11: hjl

3. Guttap perca

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran gigi telah

terbukti bahwa gutta percha point menipakan bahan yang paling ideal dan sering

digunakan sebagai bahan pengisian saJuran akar.

Gutta percha merupakan lateks koagulasi dari cairan getah murni yang dapat

mengeras dan berasal dari pohon jenis Sapotaceae yang dapat dipadatkan, terdapat di

semenanjung Malaysia dan pulau-pulau sekitarya serta pada daerah tropis yang pertama

sekali dijumpai oleh Isonandra Gutta.

Gutta percha point memiliki biokompatibilitas yang baik terhadap jaringan

periradikular dengan kombinasi semen saluran akar (siler) yang dapat menginduksi

pembentukan jaringan keras (respon osteogenic) dan tnerangsang penutupan apeks. Gutta

percha tersedia dalam dua bentuk yang dapat mengalami dua fase (fase beta/ {3 dan fase

a/fa/ a). Struktur isomer gutta percha adalah trans -7, 4- poiy isoprene, dimana memiliki

struktur yang teratur yang dapat mengalami kritalisasi sehingga tampak keras dan kaku.

Gutta percha dapat digunakan bersama dengan pelarut organik misalnya

chloroform dan xylohencalyptol yaitu guttapercha solvents yang dikenal dengan nama

chloropercha atau eupercha. Untuk mendapatkan kualitas bahan pengisian saluran akar

yang baik dan memiiiki sifat plastis maka gutta percha dalam pembuatannya selalu

dikombinasikan dengan wax, zinc oxide, calcium hidroxide. Untuk mendapatkan suatu

pengisian yang hermetis sangat perlu diketahui sifat-sifat material gutta percha point.

Pada perawatan saluran akar dengan memakai gutta percha point mempunyai tujuan

untuk mempertahankan gigi selama mungkin sesuai dengan anatomi saluran akar gigi di

dalam rongga mulut dan dapat memadat dengan baik. Gutta percha point sebagai material

yang popularitas dan keunggulannya sudah teruji masih memiliki kerugian. Oleh karena

itu sangat diperiukan keteiitian dalam menggunakan gutta percha point sebagai bahan

pengisian saluran akar.

Pada guttaercha, dilakukan beberapa teknik untuk emmasukkannya ke dalam

saluran akar. Yaitu. kondensasi lateral dan kondensasi vertical. Kondensasi lateral bahan

pengisian gutta percha adalah teknik pengisian yang paling sering diajarkan dan

dipraktekkan, serta merupakan prosedur standar dibandingkan dengan semua teknik lain

yang dievaluasi. Untuk mendapatkan hasil perawatan endodontik yang optimal, saluran

Page 12: hjl

akar harus seluruhnya terisi dengan bahan padat, terutama pada bagian sepertiga apikal.

Obturasi saluran akar menggunakan gutaperca yang dikombinasikan dengan siler saluran

akar dengan teknik kondensasi lateral akan memberikan penutupan apikal yang baik.

Penggunaan siler bertujuan menyempurnakan obturasi karena siler berfungsi sebagai

perekat dan pengisi celah antara bahan pengisi dan dinding

saluran akar, serta mengisi saluran-saluran lateral dan saluran-saluran tambahan.Adapun

merek-merek guttap yang sering dipergunakan yakni ProTaper Gutta percha point [P-

LC], ProTaper [P] dan warm [P-OE] Gutta percha point, Teknik Kondensasi Vertical

(Gutta perca panas).

4. Bahan adhesif dentin

Sistem adhesif dalam kedokteran gigi telah dipakai selama 30 tahun terakhir.

Perkembangan bahan adhesif telah menyebabkan restorasi resin komposit lebih dapat

diandalkan dan bertahan lebih lama. Sistem adhesif yang lebih baru menghasilkan

kekuatan perlekatan yang tinggi pada dentin yang lembab dan kering, dengan

pembuangan smear layer secara keseluruhan ataupun sebagian. Akan tetapi, kekuatan

perlekatan dapat bervariasi tergantung pada kelembaban intrinsik dentin, daerah yang

dietsa, dan bahan adhesifnya.

Kata adhesif berasal dari bahasa latin adhaerere yang berarti melekatkan. Secara

terminologi, adhesi adalah suatu proses interaksi zat padat maupun cair dari suatu bahan

(adhesive atau adherent) dengan bahan yang lain (adherend) pada sebuah interface.

Dental adhesion biasanya disebut juga dengan dental bonding. Kebanyakan keadaan

yang berhubungan dengan dental adhesion akan melibatkan adhesive joint. Adhesive

joint adalah hasil interaksi lapisan bahan intermediet (adhesive atau adherent) dengan

dua permukaan (adherend) menghasilkan dua buah adhesive interface. Enamel bonding

agent yang melekat di antara enamel yang dietsa dan bahan resin komposit, merupakan

dental adhesive joint yang klasik.

 

Page 13: hjl

Gambar 1. Skema adhesi dan adhesive joint dental

Perlekatan yang kuat bahan tumpatan pada dentin sulit didapatkan bila

dibandingkan ke permukaan enamel meskipun telah dilakukan pengetsaan asam. Hal ini

disebabkan adanya komponen tertentu yang dimiliki dentin seperti struktur tubulus

dentin, kelembaban intrinsik dentin dan bersifat lebih hidrofilik dibanding enamel.

Beberapa faktor yang memberikan pengaruh pada perlekatan dentin antara lain komposisi

dari dentin (dentin mengandung air lebih banyak 12%, kolagen 18% dan hidroksiapatit

70%), adanya cairan di dalam tubulus dentin, prosesus odontoblast yang terdapat pada

tubulus dentin, jumlah dan lokasi dari tubulus dentin, serta keberadaan smear layer.

Smear layer tersebut dapat menutup tubulus dentin dan berperan sebagai barrier difusi

sehingga mengurangi permeabilitas dentin

Permukaan dentin yang telah dietsa dapat dikeringkan dengan dua cara yaitu

teknik wet-bonding dan dry-bonding. Teknik wet-bonding yaitu permukaan dentin

dikeringkan dengan cara blotting sehingga permukaan dentin dalam kondisi lembab.

Teknik dry-bonding yaitu permukaan dentin dikeringkan dengan semprotan udara yang

menghasilkan permukaan dentin yang benar-benar kering.

Page 14: hjl

Teknik ”wet-bonding” mencegah perubahan yang timbul (kolapsnya kolagen) saat

pengeringan dentin yang terdemineralisasi. Penggunaan bahan adhesif pada dentin yang

lembab dimungkinkan oleh penggabungan solvent organik aseton atau etanol dalam

primer atau adhesif. Karena solvent dapat menggantikan air dari permukaan dentin dan

kolagen yang lembab, hal tersebut mendukung infiltrasi monomer resin ke dalam

kolagen. Teknik ”wet-bonding” meningkatkan kekuatan perlekatan karena air

mempertahankan porositas kolagen untuk difusi monomer. Penelitian in vitro yang telah

dilakukan menyebutkan bahwa kondisi dentin yang basah dapat memberi pengaruh buruk

dan dapat mengurangi kekuatan perlekatan bahan adhesif pada dentin, sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh Kanca menunjukkan kekuatan perlekatan bahan adhesif

dengan pelarut aseton secara signifikan lebih tinggi pada permukaan dentin yang basah

daripada permukaan dentin yang kering. Tay et al menyebutkan bahwa bahan adhesif

yang menggunakan primer berpelarut air pada permukaan dentin yang basah akan

menimbulkan fenomena ”over-wet”.

Banyak praktisi masih mengeringkan gigi yang telah dietsa untuk memeriksa

enamel yang teretsa. Karena tidak mungkin mengeringkan enamel tanpa mengeringkan

dentin, kolagen dentin kolaps selama pengeringan udara, menyebabkan penutupan celah

mikro dalam kolagen.9 Jika dilakukan pengeringan udara pada dentin yang demineralisasi

maka dapat mengakibatkan kolapsnya kolagen dan mencegah infiltrasi resin.14 Adanya air

dalam komposisi beberapa bahan adhesif dapat membasahkan serat kolagen sehingga

membuka celah untuk infiltrasi resin primer. Oleh karena itu, adanya solvent organik dan

air dapat menjadi dasar untuk infiltrasi beberapa adhesif ke dalam dentin yang

terdemineralisasi.

Kanca cit. Yesilyurt membagi sistem adhesif menjadi dua jenis ditinjau dari

tekniknya, yaitu sistem total-etching dan sistem self-etching.19 Van Merbeek B et al. cit.

Purnama Dewi membagi bahan adhesif berdasarkan jumlah tahap-tahap dalam aplikasi

klinisnya yaitu total-etching three-step adhesive (generasi keempat), total-etching two-

step adhesive (generasi kelima), self-etching two-step adhesive (generasi keenam) dan

self-etching one-step adhesive (generasi ketujuh).10 Perbedaan dari generasi-generasi

bahan adhesif yang telah ada terletak pada perlakuan yang diberikan terhadap smear

layer.

Page 15: hjl

Self-etching telah diperkenalkan untuk mengurangi sensitivitas teknik dengan

menyederhanakan langkah bonding, yaitu menggabungkan langkah conditioning dengan

langkah infiltrasi monomer hidrofilik (priming). Demineralisasi jaringan keras gigi

terbatas pada daerah infiltrasi monomer. Monomer self-etching yang lemah dengan pH 2

atau self-etching yang kuat dengan pH 0.8 sudah tersedia saat ini. Beberapa produk

mengandung semua substansi yang digunakan untuk adhesi dalam satu kemasan (one-

bottle system).

Sistem adhesif generasi ke-7 menggunakan sistem self-etching sebagai

karakteristik utamanya, yaitu sistem one-step self-etching. Sistem adhesif ini disebut juga

dengan all-in-one adhesive system, ketiga langkah etsa, priming, dan bonding resin telah

digabung, dalam satu kemasan dengan air, etanol atau aseton. Aplikasi dari asam primer

menyebabkan demineralisasi dentin dan penetrasi adhesif. Air dan monomer hidrofilik

merupakan komponen penting yang akan menghasilkan ion hidrogen yang diperlukan

untuk melarutkan dan mendemineralisasi gigi. Etanol dan/atau aseton juga mendukung

kelarutan monomer resin.

Untuk mendapatkan perlekatan ke dentin yang stabil, sistem adhesif self-etch

harus berpenetrasi melewati smear layer ke dalam dentin. Sistem adhesif one-step self-

etching mengandalkan demineralisasi sebagian dari permukaan dentin oleh monomer

asam untuk menghilangkan smear layer serta mengekspos serat kolagen untuk penetrasi

monomer resin. Efek pengetsaan sistem adhesif one-step self-etching berhubungan

dengan interaksi monomer fungsional asam dengan komponen mineral substrat gigi, dan

membentuk kesatuan antara permukaan gigi dan adhesif oleh demineralisasi yang

simultan dan penetrasi resin. Sistem adhesif one-step self-etching harus mengandung air

serta monomer hidrofilik yang larut terhadap air seperti 2-hidroksietil metakrilat

(HEMA), sehingga monomer asam dapat penetrasi ke dalam dentin yang hidrofilik.

Kedalaman demineralisasi selama aplikasi adhesif tergantung pada tipe monomer asam,

konsentrasinya, dan lamanya aplikasi serta komposisi dentin.

Page 16: hjl

              Gambar 2. Bonding resin pada dentin dengan teknik self-etc

Sistem adhesif one-step self-etching adalah alternatif sistem adhesif yang menguntungkan

untuk restorasi karena dapat digunakan dengan mudah dan dirancang untuk digunakan pada

dentin yang kering. Walaupun tidak bisa mendapatkan dentin yang kering, permukaan dentin

dapat dikeringkan setelah preparasi kavitas.

Tujuan aplikasi bahan adhesif one-step self-etching adalah untuk memudahkan prosedur

restorasi dengan mengurangi langkah-langkah yang dibutuhkan dalam prosedur bahan adhesif.

Keuntungan lain dari sistem adhesif one-step self-etching yaitu sistem adhesif ini tidak teretsa

terlalu jauh ke dalam dentin di bawah smear layer. Pada sistem ini, smear layer tidak

disingkirkan sehingga sensitivitas post-operative, yang disebabkan infiltrasi resin yang tidak

sempurna pada tubulus dentin, dapat dikurangi. Secara klinis, sistem one-step self-etching ini

tidak hanya mengurangi jumlah tahap aplikasi, tetapi juga menghilangkan beberapa sensitivitas

teknik dari sistem total-etching. Meskipun lapisan hybrid dangkal, kekuatan perlekatan resin ke

dentin sangat tinggi.

Pada umumnya sistem adhesif one-step self-etching atau sistem all-in-one memiliki

kemampuan perlekatan yang lebih lemah dibandingkan sistem adhesif lain. Hal ini disebabkan

beberapa faktor. Pertama, asam, monomer hidrofilik dan hidrofobik, solvent organik, dan air

digabung bersama dalam satu atau dua botol ini mempengaruhi fungsi dan efisiensi komponen

ini menjadi buruk. Kedua, konsentrasi solvent yang tinggi. Ketiga, kadar air yang tinggi dan

viskositas yang rendah menyebabkan lapisan adhesif yang tebal selama light cured. Keempat,

Page 17: hjl

kemungkinan beberapa solvent yang tersisa (air), mengganggu polimerisasi resin. Kelima, sifat

hidrofilik yang tinggi setelah polimerisasi, membuatnya berperan seperti membran yang

permeabel.

Pada sistem adhesif one-step self-etching, solvent dan monomer fungsional biasanya 50%

dari adhesif. Maka konsentrasi monomer hidrofobik cross-linking berkurang drastis. Oleh karena

kekuatan mekanis bahan adhesif diberikan oleh polimerisasi monomer cross-linking, monomer

hidrofobik yang lebih sedikit terdapat pada permukaan gigi setelah aplikasi bahan adhesif ini

mengganggu kekuatan perlekatan.

Tokuyama Bond Force memiliki pH sebesar 2,3 sehingga dikelompokkan sebagai self-

etch yang ringan. Kemampuan self-etch yang lebih ringan untuk bereaksi secara kimia dengan

kristal hidroksiapatit di dalam smear layer yang terdemineralisasi sebagian dapat

dipertimbangkan. Di samping itu, monomer self-reinforcing Bond Force diperlukan untuk

memberikan lapisan adhesif yang lebih kuat yang dapat menghasilkan kekuatan perlekatan yang

lebih tinggi (Parulina Tamba, 2010).

Tidak ada bahan pengisi saluran akar yang mempunyai sifat yang ideal, tetapi paling

tidak memenuhi beberapa kriteria yaitu :

Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar

Harus dapat menutup saluran lateral atau apikal

Tidak boleh menyusut sesudah dimasukkan ke dalam saluran akar gigi

Tidak dapat ditembus oleh air atau kelembaban

Bakteriostatik

Radiopaque

Tidak mewarnai struktur gigi

Tidak mengiritasi jaringan apikal

Steril atau dapat dengan mudah disterilkan

Tidak larut dalam cairan jaringan

 Bukan penghantar panas

Pada waktu dimasukkan harus dalam keadaan pekat atau semi solid dan sesudahnya

menjadi keras (Ray. H. Seltzer, 2005)

Page 18: hjl

Salah satu bahan pengisi saluran tersebut adalah glass ionomer cement. Glass ionomer

cement mempunyai biokompatibilitas, melepaskan flourida secara long acting, melekat baik pada

lapisan dentin. Karena sifat – sifat glass ionomer cement tersebut beberapa peneliti

menganjurkan untuk pemakaian endodontik sealer. Glass ionomer cement terbukti lebih efektif

dari pada zinc okside eugenol untuk mencegah kebocoran secara in vitro, tapi bila ditanam dalam

tulang menyebabkan terjadinya peradangan dan bahan dapat ditolerir cukup baik (Ray. H.

Seltzer, 2004).

Mekanisme kerja sebelum pengisian saluran akar, dilakukan preparasi saluran akar.

Preparasi saluran akar biomekanikal dalam perawatan endodonti bertujuan untuk membersihkan

dan membentuk saluran dalam mempersiapkan pengisian yang hermetis dengan bahan dan

teknik pengisian yang sesuai. Bila preparasi saluran akar tidak dilakukan, maka perawatan

endodontik akan gagal. Oleh karena itu, preparasi saluran akar biomekanikal harus dilakukan

sebaik mungkin, sesuai dengan bentuk saluran akar.  Dengan adanya bentuk gigi yang berbeda,

anatomi rongga pulpa dari setiap gigi juga tidak sama, sehingga teknik preparasi saluran akar

pada gigi yang satu akan berbeda dengan gigi yang lain. Jadi dalam melakukan preparasi saluran

akar pada gigi yang mempunyai bentuk anatomi saluran yang berbeda, diperlukan beberapa

teknik preparasi saluran akar yang sesuai yaitu: teknik preparasi konvensional, telescope, flaring,

step-back.

Saluran akar harus dikeringkan setelah irigasi yang terakhir, terutama sebelum pengisian

saluran akar. Cairan dapat diaspirasi dengan meletakkan ujung spuit pada dinding saluran akar.

Pengeringan menyeluruh dapat dilakukan dengan  menggunakan paper point yang tediri dari

berbagai macam ukuran. Secara klinis perlu disadari bahwa paper point bekerja seperti kertas

penyerap dan harus diberi waktu dalam saluran akar agar dapat bekerja efektif. Paper point dapat

dipegang dengan pinset dan diukur sesuai dengan panjang kerja sehingga ujungnya tidak

terdorong secara tidak sengaja melalui foramen apikal. Paper point dimasukkan secara perlahan

sehingga mengurangi terdorongnya cairan irigasi ke dalam jaringan apikal. Kecelakaan seperti

ini dapat menyebabkan pasien merasa sakit pada terapi endodontic. Saluran akar segera diisi

setelah pengeringan.

 Pada kasus pulpektomi vital, pengisian saluran segera dilakukan setelah preparasi dan

pembersihan, hal ini dapat mengurangi resiko kontaminasi saluran akar, waktu yang diperlukan

untuk perawatan dan menghasilkan tingkat keberhasilan yang tinggi. Ada berbagai macam teknik

Page 19: hjl

pengisian saluran akar, yang dapat dibagi menjadi teknik sementasi cone, teknik guttapercha

hangat, teknik preparasi dentin. Hasil penelitian belum dapat membuktikan keunggulan teknik

tersebut walaupun memang ada beberapa teknik yang kemungkinan kebocorannya lebih besar

dari yang lain. (Trimurni & Darwis aswal, 2004)

PENGUKURAN PANJANG GIGI DENGAN TEKNIK DIAGNOSTIC WIRE FOTO

(DWF)

Berikut adalah teknik mengukur panjang gigi dengan menggunakan Diagnostic Wire

Foto (DWF) :

1.       Jarum miller atau file dimasukkan ke dalam saluran akar panjang gigi rata-rata dikurangi 2

mm.

2.      Untuk gigi yang mahkotanya patah, panjang alat yang dimasukkan ke dalam saluran akar

dikurangi lagi dengan panjang mahkota yang patah tersebut (dalam arah cervico-insisal).

3.      Jarum tersebut diberi STOP sebagai batas panjang alat. STOP sebaiknya terbuat dari Guttap

(guttap stopping) karena akan memberikan gambaran radiopag pada hasil foto yang diambil.

4.      Posisi film, phantom diatur sedemikian rupa dan alat cone sinar X diatur sedemikian rupa

pada waktu pengambilan foto. Dari hasil foto dilakukan pengukuran , dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut :

Pgs =   Pgf x Paf

               Paf

            Keterangan :

            Pgs adalah panjang gigi sebenarnya

            Pgf adalah panjang gigi dalam foto

            Pas adalah panjang alat sebenarnya

            Paf adalah panjang alat dalam foto

(Staf Konservasi Gigi, 2009 ; 19)

            

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Hendri. 2002. Pengendalian Bahan Komposit. Sumatra Utara : Fakultas Teknik USU.

Page 20: hjl

Heptorina, Y. 2007. Case Report : Perawatan Bedah Apeks Reseksi pada Gigi yang Direstorasi

Mahkota Pasak dengan Granuloma Periapeks. Dikutip dari :

http://yusiheptorina.multiply.com.

Harty. FJ. alih bahasa Lilian Yuono. 1992. Endodontik Klinis. Jakarta : Hipokrates. 184-213.

Ray.H.Seltzer. 1991. A New Glass Ionomer Root Canal Sealer, J.Endodon.

Satu mulut sejuta makna. 2008. Panduan Untuk Komposit. Dikutip dari :

http://www.scienticdirect/net.com

Staf Konservasi Gigi. 2009. Buku Petunjuk Praktikum Preklinik Endodontia. Jember : FKG

UNEJ.

Tamba, Parulina. 2010. Barbagai Sifat dan Penggunaan Gutta Percha Point di Bidang

kedokteran Gigi. Dikutip dari : http://www.researchgate.net/com

Trimurni, Darwis aswal. Preparasi Saluran Akar Biomekanikal Teknik Double

Flated. Sumatra Utara : Lab. Konservasi FKG-USU