hipokratik- tinjauan

10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Skrining / penapisan farmakologi adalah suatu metode untuk mengetahui aktivitas farmakologik suatu zat. Prinsipnya adalah melihat gejala-gejala yang timbul pada hewan coba setelah diberi zat uji. Penapisan atau skrining farmakologi dilakukan untuk mengetahui aktivitas farmakologi suatu zat yang belum diketahui efeknya. Hal ini dilakukan dengan melihat gejala-gejala yang timbul pada hewan coba setelah diberi zat uji. Skrining hipokratik adalah salah satu cara untuk menapis aktivitas suatu obat atau bahan obat yang belum diketahui sebelumnya, baik yang berasal dari alam maupun semisintetis. Cara ini didasarkan atas bahwa obat bila berinteraksi dalam materi biologis dalam tubuh akan menghasilkan efek tertentu tergantung pada dosis yang diberikan. Penapisan farmakologi pendahuluan dilakukan menurut metode Malon-Robichoud mengenai penapisan hipokratik yang dimodifikasi. Prinsipnya adalah melihat gejala-gejala yang timbul pada hewan percobaan setelah diberi suatu obat. Skrining ini dapat membedakan suatu obat/bahan yangberguna dan yang tidak berguna dengan cepat dan biaya yang relatif murah. Darinya akan dihasilan profil farmakodinamik obat/bahan. Selain itu dapat diketahui efek farmakologi pada suatu obat yang belum diketahui sebelumnya, sehingga diperoleh perkiraan efek farmakologi berdasarkan pendekatan data parameter-parameter yang diketahui. Penelitian ini menggunakan

Upload: badriyatunnikmah

Post on 21-Dec-2015

86 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

Page 1: hipokratik- tinjauan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Skrining / penapisan farmakologi adalah suatu metode untuk mengetahui aktivitas

farmakologik suatu zat. Prinsipnya adalah melihat gejala-gejala yang timbul pada hewan coba

setelah diberi zat uji. Penapisan atau skrining farmakologi dilakukan untuk mengetahui

aktivitas farmakologi suatu zat yang belum diketahui efeknya. Hal ini dilakukan dengan

melihat gejala-gejala yang timbul pada hewan coba setelah diberi zat uji.

Skrining hipokratik adalah salah satu cara untuk menapis aktivitas suatu obat atau

bahan obat yang belum diketahui sebelumnya, baik yang berasal dari alam maupun

semisintetis. Cara ini didasarkan atas bahwa obat bila berinteraksi dalam materi biologis

dalam tubuh akan menghasilkan efek tertentu tergantung pada dosis yang diberikan.

Penapisan farmakologi pendahuluan dilakukan menurut metode Malon-Robichoud mengenai

penapisan hipokratik yang dimodifikasi. Prinsipnya adalah melihat gejala-gejala yang timbul

pada hewan percobaan setelah diberi suatu obat.

Skrining ini dapat membedakan suatu obat/bahan yangberguna dan yang tidak

berguna dengan cepat dan biaya yang relatif murah. Darinya akan dihasilan profil

farmakodinamik obat/bahan. Selain itu dapat diketahui efek farmakologi pada suatu obat

yang belum diketahui sebelumnya, sehingga diperoleh perkiraan efek farmakologi

berdasarkan pendekatan data parameter-parameter yang diketahui. Penelitian ini

menggunakan metode penapisan hipokratik yang dipertajam dengan uji-uji spesifik

diantaranya seperti uji viskositas, ujiaktivitas motorik, uji perpanjangan waktu tidur, uji anti

konvulsi dan uji efek hipotensi.

Dalam percobaan farmakologi, volume cairan yang diberikan kepada hewan

percobaan tidak boleh melebihi jumlah tertentu. Zat atau obat yang disediakan dalam

praktikum ini antara lain yang memberikan efek depresan SSP, perangsang SSP,

simpatomimetik, parasimpatomimetik, simpatolitik, muscle relaxant, analgesik,

vasokonstriktor, dan vasodilator. Pada percobaan ini akan dilakukan evaluasi dan

pengelompokan efek-efek yang timbul padahewan uji (tikus) berdasarkan efek yang dapat

ditimbulkan oleh zat atau obat tersebut. Prinsip dasar penapisan atau skrining farmakologi ini

ialah mencari persen aktivitas yangterjadi pada setiap kelompok efek–efek tersebut,

kemudian dapat ditarik kesimpulan berdasarkan persen aktivitas yang paling besar. Semakin

besar persen aktivitas pada suatu efek maka zat atau obat uji semakin mempunyai

kecenderungan berasal dari kelompok efek tersebut.

Page 2: hipokratik- tinjauan

Uji ini merupakan tahap awal penelitian farmakologi atau zat-zat yang belum

diketahui efeknya serta untuk mengetahui apakah obat tersebut memiliki efek fisiologis atau

tidak sehingga disebut sebagai penapisan hipokratik (penapisan awal). Penapisan ini masih

merupakan prediksi. Dasar dari metode ini yaitu, bahwa bila obat berinteraksi dengan materi

biologis dalam tubuh akan menghasilkan efek tertentu, tergantung pada dosis yang diberikan.

Sistem saraf biasanya dibagi menjadi susuna saraf pusat (otak dan sumsum tulang

belakang). Serta susunan saraf perifer, yang terbagi menjadi 2, yaitu susunan syaraf motoris

(yang bekerja sekehendak kita) serta susuna saraf otonom yang bekerja menurut aturannya

sendiri.

Farmakodinamik adalah ilmu cabang yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi

obat serta mekanisme kerjanya. Menurut teori pendudukan reseptor, intensitas efek obat

berbanding lurus dengan fraksi reseptor yang diduduki atau diikatnya, dan intensitas efek

mencapai maksimal bila seluruh reseptor diduduki oleh obat. Efek obat umumnya timbul

karena interaksi obat dengan reseptor. Pada sel suatu organisme reaksi ini menyebabkan

perubahan biokimiawi dan fisiologi yang merupakan respon khas obat tersebut : reseptor obat

merupakan komponen mikromolekul fungsional yang mencakup 2 konsep penting. Pertama,

obat dapat merubah kecepatan kegiatan faal tubuh. Kedua, obat tidak menimbulkan suatu

fungsi baru, tetapi hanya memodifikasi fungsi yang sudah ada

Berikut adalah beberapa aktivitas/ profil farmakodinamik yang akan diuji dalam

skrining hipokratik :

1. Parasimpatomimetik

Parasimpatomimetika atau kolinergika adalah sekelompok zat yang dapat menimbulkan

efek yang sama dengan stimulasi susunan parasimpatis, karena melepaskan neurohormon

asetilkolin di ujung-ujung neuronnya. Efek-efek yang muncul setelah pemberian

kolinergika adalah:

Stimulasi pencernaan dengan jalan memperkuat peristaltik dan sekresi kelenjar

ludah dan getah lambung (HCl), juga sekresi air mata, dll.

Memperlambat sirkulasi, antara lain dengan mengurangi kegiatan jantung,

vasodilatasi, dan penurunan tekanan darah.

Memperlambat pernapasan, antara lain dengan menciutkan bronchi, sedangkan

sekresi dahak diperbesar.

Kontraksi otot mata dengan efek penyempitan pupil (miosis) dan menurunnya

tekanan intraokuler akibat lancarnya pengeluaran air mata.

Kontraksi kandung kemih dan ureter dengan efek memperlancar pengeluaran urin.

Page 3: hipokratik- tinjauan

Dilatasi pembuluh dan kontraksi otot kerangka.

Menekan SSP setelah pada permulaan menstimulasinya.

2. Simpatomimetik

Simpatomimetika atau adrenergika adalah zat-zat yang dapat menimbulkan (sebagian)

efek yang sama dengan stimulasi susunan simpaticus dan melepaskan noradrenalin di

ujung-ujung sarafnya. Efek-efek yang ditimbulkan adalah:

Vasokonstriksi otot polos dan menstimulsi sel-sel kelenjar dengan bertambahnya

antar lain sekresi liur dan keringat.

Menurunkan peristaltik usus.

Memperkuat daya dan frekuensi kontraksi jantung.

Bronkodilatasi dan stimulasi metabolisme glikogen dan lemak.

3. Simpatolitik

Simpatolitika atau adrenolitika adalah zat-zat yang melawan sebagian atau seluruh

aktivitas susunan saraf simpatis. Efeknya melawan efek yang ditimbulkan oleh

simpatomimetika.

4. Analgetik

Analagetika atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau menghalau

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.

5. Vasodilator

Vasodilator didefinisikan sebagai zat-zat yang berkhasiat melebarkan pembuluh darah

secara langsung.

6. Vasokonstriktor

Efek yang ditimbulkan berlawanan dengan vasodilator.

7. CNS Activation

Zat-zat yang dapat merangsang SSP. Efek-efek yang ditimbulkan adalah:

Konvulsi.

Meningkatkan laju pernapasan. Misal pada tikus, efek yang ditimbulkan antara lain:

- Aktivitas motorik meningkat

- Temperatur rektum naik

- Rasa ingin tahu meningkat

8. CNS Depressant

Page 4: hipokratik- tinjauan

Zat-zat yang dapat menekan SSP. Efek yang ditimbulkan berlawanan dengan CNS

activation. Misal pada tikus, efek yang ditimbulkan antara lain:

·         Aktivitas motorik menurun

·         Laju pernapasan menurun

·         Hilang refleks pinal

·         Paralisa kaki

·         Hilang daya cengkeram

9. Muscle Relaxant

Efek yang ditimbulkan mirip dengan CNS depressant.

Daftar bobot untuk parameter-parameter yang diamati

No Parameter

Faktor

bobot Kriteria aktivitas

1 Kelopak mata turun 1 PEN.SSSP/SIMPL/REL.OT

2 Bulu berdiri 0,5 SIMM/PARASIMM

3 Ekor berdiri 0,5 ANALG

4 Bola mata menonjol 1,5 SIMM

5 Ekor/telinga merah 1 VASODILATASI

6 Ekor/telinga pucat 2 VASOKONSTRIKSI

7 Fasikulasi 1 STIM.SSP/PARASIMM

8 Tremor 1 STIM.SSP

9

Aktiv. Motorik

menurun 1 PEN.SSP/SILML, REL.OT

10

Aktiv. Motorik

meningkat 1 STIM.SSP

11 Respirasi meningkat 2 STIM SSP

12 Respirasi menurun 2 PEN.SSP/REL.OT

13 Gerak berputar 1 STIM.SP/ANALG

14 Ekor bergelombang 1 STIM..SSP

15 Agresif 1 STIM.SSP

16 Rasa ingin tahu á 1 STIM.SSP

17 Rasa ingin tahu â 1 PEN.SSP/REL.OT

18 Refleks kornea 1 PEN.SSP

Page 5: hipokratik- tinjauan

hilang

19

Refleks telinga

hilang 1 PEN..SSP/REL.OT

20 Refleks ballik hilang 1 PEN.SSP

21 Salivasi 2 PARASIMM

22 Lakrimasi á 0,5 PARASIMM

23 Lakrimasi â 2 SIMM

24 Air mata berdarah 1,5 PARASIMM

25 Paralisa kaki 1 PEN.SSP/REL.OT

26 Tremor 1 STIM.SP

27 Konvulsi 1

STIMM.SSP/SIMM/SIML/

PARASIMM

28 Urinasi 2 PARASIMM

29 Diare 1 PARASIMM

30 Temperatur rektum á 2 SRIM.SSP/SIMM

31 Temperatur rektum â 1 PEN.SSP/SIML/PARASIMM

32 Jatuh dari rotaroad 1 PEN.SSP/REL.OT

33 Katalepsi 1 PEN.SSP

34

Tonus tubuh

menurun 1,5 PEN.SSP/REL.OT

35

Tonus tubuh

meningkat 2 RTIM.SSP

36 Reaksi plat panas á 1 PEN,SSP/REL.OT/ANALG

37 Reaksi jepit ekor â 1 PEN.SSP/REL.OT/ANALG

38 Menggeliat 0,5 REL..OT

39 Pandangan tak lurus 2 PEN.SSP

40 Pupil mengecil 1,5 PARASIMM/SIML/PEN.SSP

41 Pupil melebar 0,5 SIML/PARASIML/ANALG

42 Ekor naik 0,5 ANALG

43 Berat badan â 1,5

44 Berat badan á 2

Page 6: hipokratik- tinjauan

Hewan percobaan yang akan kami bahas yaitu mencit karena pada praktikum ini kami

menggunakan mencit sebagai hewan coba.

Mencit

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Mammalia

Order : Rodentia

Family : Muridae

Subfamily : Murinae

Genus : Mus

Species : M.musculus

Memiliki panjang dari hidung sampai ekor 7.5–10 cm dan panjang ekor 5–10 cm;

memilki berat 10–25 g, memilki panjang kaki hanya 15–19 mm; dapat melompat sampai 45

cm. Mencit dapat menerima gelombang ultrasonic sampai 100 kHz dan aktif pada malam

hari, mencit bersifat penakut , fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya. memiliki suhu

tubuh normal 47,4 0C laju respirasi normal 163 tiap menit.

Mencit dijadikan hewan percoabaan di laboratorium karena mencit merupakan mamalia

dan danya homolog dengan manusia. Selain itu mencit mudah ditangani, tidak mahal, dan

cepat bereproduksi.

Dalam percobaan farmakologi, volume cairan yang diberikan kepada hewan percobaan

tidak boleh melebihi jumlah tertentu. Adapun volume maksimum pemberian obat pada

mencit yaitu :

Hewan Percobaan

Batas volume maksimum (ml) perekor untuk cara pemberian

IV IM IP SC ORAL

Page 7: hipokratik- tinjauan

Mencit 0,5 0,05 1 0,5 1

Adapun jumlah obat yang diberikan kepada hewan percobaan dihitung berdasarkan pada

rumus :

VAO = Berat (kg ) x Dosis (mg /kgBB)

Konsentrasi (mg /ml)

Faktor yang mempengaruhi hasil percobaan adalah kondisi mencit yaitu keadaan

kandang, suasana kandang baru yang (asing), pengamatan hewan dalam kandang, dan

keadaan ruangan tempat hidup hewan percobaan (cuaca).

DAFTAR PUSTAKA

- Katzung, Bertram G. (2004). Basic & clinical pharmacology, 9th Edition, Lange

Medical Books/Mcgraw-Hill: New York, Hal : 6, 152 (e-book version of the text).

- Universitas Indonesia. 2008. Farmakologi dan Terapi. Departemen Farmakologi dan

Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.