bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan umum penegakan …

23
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan Hukum 1. Pengertian Penegakan Hukum Penegakan hukum adalah suatu usaha untuk menanggulangi kejahatan secara rasional, memenuhi rasa keadilan dan berdaya guna. Dalam rangka menanggulangi kejahatan terhadap berbagai sarana sebagai reaksi yang dapat diberikan kepada pelaku kejahatan, berupa sarana pidana maupun non hukum pidana, yang dapat diintegrasikan satu dengan yang lainnya. Apabila sarana pidana dipanggil untuk menanggulangi kejahatan, berarti akan dilaksanakan politik hukum pidana, yakni mengadakan pemilihan untuk mencapai hasil perundang-undangan pidana yang sesuai dengan keadaan dan situasi pada suatu waktu dan untuk masa-masa yang akan datang. 15 Penegakan hukum dapat menjamin kepastian hukum, ketertiban pada era modernisasi dan globalisasi saat ini dapat terlaksana, apabila berbagai dimensi kehidupan hukum selalu menjaga keselarasan, keseimbangan dan keserasian antara moralitas sipil yang didasarkan oleh nilai-nilai actual di dalam masyarakat beradab. Sebagai proses kegiatan yang meliputi berbagai pihak termasuk masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan adalah keharusan untuk melihat penegakan hukum pidana sebagai suatu sistem peradilan pidana. 15 Barda Nawawi Arief,2002 Kebijakan Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm. 109

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Penegakan Hukum

1. Pengertian Penegakan Hukum

Penegakan hukum adalah suatu usaha untuk menanggulangi kejahatan

secara rasional, memenuhi rasa keadilan dan berdaya guna. Dalam rangka

menanggulangi kejahatan terhadap berbagai sarana sebagai reaksi yang

dapat diberikan kepada pelaku kejahatan, berupa sarana pidana maupun non

hukum pidana, yang dapat diintegrasikan satu dengan yang lainnya. Apabila

sarana pidana dipanggil untuk menanggulangi kejahatan, berarti akan

dilaksanakan politik hukum pidana, yakni mengadakan pemilihan untuk

mencapai hasil perundang-undangan pidana yang sesuai dengan keadaan dan

situasi pada suatu waktu dan untuk masa-masa yang akan datang.15

Penegakan hukum dapat menjamin kepastian hukum, ketertiban pada

era modernisasi dan globalisasi saat ini dapat terlaksana, apabila berbagai

dimensi kehidupan hukum selalu menjaga keselarasan, keseimbangan dan

keserasian antara moralitas sipil yang didasarkan oleh nilai-nilai actual di

dalam masyarakat beradab. Sebagai proses kegiatan yang meliputi berbagai

pihak termasuk masyarakat dalam rangka pencapaian tujuan adalah

keharusan untuk melihat penegakan hukum pidana sebagai suatu sistem

peradilan pidana.

15 Barda Nawawi Arief,2002 Kebijakan Hukum Pidana, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,

hlm. 109

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

17

Penegakan hukum sendiri harus diartikan dalam kerangka tiga konsep,

yaitu sebagai berikut :

a. Konsep penegakan hukum yang bersifat total (total enforcement concept)

yang menuntut agar semua nilai yang ada di belakang norma hukum

tersebut ditegakkan tanpa terkecuali.

b. Konsep penegakan hukum yang bersifat penuh (full enforcement

concept) yang menyadari bahwa konsep total perlu dibatasi dengan

hukum acara dan sebagainya demi perlindungan kepentingan individual.

c. Konsep penegakan hukum actual (actual enforcement concept) yang

muncul setelah diyakini adanya diskresi dalam penegakan hukum karena

keterbatasan-keterbatasan, baik yang berkaitan dengan saranaprasarana,

kualitas sumber daya manusianya, kualitas perundangundangannya dan

kurangnya partisipasi masyarakat.162

Negara Indonesia adalah negara hukum (recht staats), maka setiap orang

yang melakukan tindak pidana harus mempertanggungjawabkan

perbuatannya melalui proses hukum. Penegakan hukum mengandung makna

bahwa tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan

hukum, di mana larangan tersebut disertai dengan ancaman (sanksi) yang

berupa pidana tertentu sebagai pertanggungjawabannya. Dalam hal ini ada

hubungannya dengan asas legalitas, yang mana tiada suatu perbuatan dapat

dipidana melainkan telah diatur dalam undang-undang, maka bagi barang

16 Mardjono Reksodipuro,1997 Kriminologi dan Sistem Peradilan Pidana Kumpulan

Karangan Buku Kedua, Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian Hukum Lembaga Kriminologi

Universitas Indonesia, Jakarta.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

18

siapa yang melanggar larangan tersebut dan larangan tersebut sudah di atur

dalam undang-undang, maka bagi para pelaku dapat dikenai sanksi atau

hukuman, sedangkan ancaman pidananya ditujukan kepada orang yang

menimbulkan kejadian itu, ada hubungan yang erat pula.173

Sejalan dengan Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang secara tegas menyatakan bahwa Negara

Indonesia adalah Negara Hukum. Dengan demikian pembangunan nasional

dibidang hukum ditujukan agar masyarakat memperoleh kepastian,

ketertiban dan perlindungan hukum yang berintikan kebenaran dan keadilan

serta memberikan rasa aman dan tentram.

2. Pengertian Penegakan Hukum Menurut Para Ahli

Moeljatno menyatakan bahwa hukum pidana adalah bagian dari

keseluruhan hukum yang berlaku disuatu Negara, yang mengadakan dasar-

dasar dan aturan-aturan untuk:

1) Menentukan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan, yang

dilarang, dengan disertai ancaman atau sanksi berupa pidana tertentu

bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut;

2) Menentukan dalam hal apa kepada mereka yang melanggar

laranganlarangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana

yang telah diancamkan;

17 Andi Hamzah,2001 Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 15

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

19

3) Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat

dilaksanakan apabila orang yang disangkakan telah melanggar larangan

tersebut.184

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu

pengertian bahwa hukum pidana adalah hukum yang memuat peraturan-

peraturan yang mengandung keharusan dan larangan terhadap pelanggarnya

serta mengatur pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap

kepentingan umum, perbuatan yang diancam hukuman yang merupakan

suatu penderitaan atau siksaan, selanjutnya ia menyimpulkan bahwa hukum

pidana itu bukanlah suatu hukum yang mengandung norma-norma baru,

melainkan hanya mengatur pelanggaran-pelanggaran dan kejahatan-

kejahatan terhadap norma-norma hukum mengenai kepentingan umum.

Upaya penegakan hukum yang dilakukan di Indonesia merupakan

penegakan hukum yang bersifat preventif dan repesif. Upaya penegakan

hukum preventif yaitu usaha mencegah kejahatan yang merupakan bagian

dari politik kriminal yang merupakan suatu pencegahan kejahatan, dimana

dilakukan sebelum kejahatan itu terjadi. Sedangkan upaya penegakan

hukum represif yaitu segala tindakan yang dilakukan oleh aparat hukum

sesudah terjadinya kejahatan tindak pidana dilakukan. Upaya penegakan

hukum preventif dan represif yang dilakukan. Upaya penegakan hukum

preventif dan represif yang dilakukan berupa :

18 Moeljatno,2002 Perbuatan Pidana dan Pertanggungjawaban Dalam Hukum Pidana,

Bina Aksara, Yogyakarta, hlm. 1

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

20

1) Non Penal

Upaya non-penal merupakan suatu pencegahan kejahatan, dimana

dilakukan sebelum kehajatan itu terjadi, sehingga upaya ini lebih dikenal

sebagai upaya yang sifatnya preventif atau pencegahan. Hal ini seharusnya

harus lebih diutamakan daripada upaya yang sifatnya represif. Diadakan

untuk mencegah yakni, melakukan sosialisasi kepada masyarakat,

melakukan penyuluhan kepada masyarakat, serta memasang spanduk agar

tidak terjadi tindak pidana penipuan yang semakin marak.

2) Penal

Dilakukan apabila usaha preventif telah dilakukan tetapi masih juga

terdapat pelanggaran hukum. Dalam hal ini, upaya yang dilakukan adalah

secara represif oleh aparat penegak hukum ialah penindakan setelah

adanya laporan. Penegakan hukum represif didukung dan melalui berbagai

lembaga yang secara terpisah satu dengan yang lainnya, namun tetap

berada dalam kerangka penegakan hukum.19 5

3. Faktor-Faktor Penegakan Hukum

Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum menurut Soerjono

Soekanto adalah:206

19 Barda Nawawi Arief, 2002, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Hukum dan

Pengembangan Hukum Pidana, PT. Citra Adtya Bakti, Bandung, hal. 22 20 Soerjono Soekanto. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegeakan Hukum

Cetakan Kelima. Jakarta, Raja Grafindo Persada. Hal. 8

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

21

a. Faktor Hukum

Praktik penyelenggaraan hukum di lapangan ada kalanya terjadi

pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan, hal ini disebabkan

oleh konsepsi keadilan merupakan suatu rumusan yang bersifat abstrak,

sedangkan kepastian hukum merupakan suatu prosedur yang telah

ditentukan secara normatif. Justru itu, suatu kebijakan atau tindakan yang

tidak sepenuhnya berdasar hukum merupakan sesuatu yang dapat

dibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan itu tidak bertentangan

dengan hukum. Maka pada hakikatnya penyelenggaraan hukum bukan

hanya mencakup law enforcement, namun juga peace maintenance,

karena penyelenggaraan hukum sesungguhnya merupakan proses

penyerasian antara nilai kaedah dan pola perilaku nyata yang bertujuan

untuk mencapai kedamaian.

b. Faktor Penegak Hukum

Fungsi hukum, mentalitas atau kepribadian petugas penegak hukum

memainkan peranan penting, kalau peraturan sudah baik, tetapi kualitas

petugas kurang baik, ada masalah. Oleh karena itu, salah satu kunci

keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas atau

kepribadian penegak hukum.

c. Faktor Sarana atau Fasilitas Pendukung

Faktor sarana atau fasilitas pendukung mencakup perangkat lunak

dan perangkat keras, salah satu contoh perangkat lunak adalah pendidikan.

Pendidikan yang diterima oleh Polisi dewasa ini cenderung pada hal-hal

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

22

yang praktis konvensional, sehingga dalam banyak hal polisi mengalami

hambatan di dalam tujuannya, diantaranya adalah pengetahuan tentang

kejahatan komputer, dalam tindak pidana khusus yang selama ini masih

diberikan wewenang kepada jaksa, hal tersebut karena secara teknis

yuridis polisi dianggap belum mampu dan belum siap. Walaupun disadari

pula bahwa tugas yang harus diemban oleh polisi begitu luas dan banyak.

d. Faktor Masyarakat

Penegak hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk

mencapai kedamaian di dalam masyarakat. Setiap warga masyarakat atau

kelompok sedikit banyaknya mempunyai kesadaran hukum, persoalan

yang timbul adalah taraf kepatuhan hukum, yaitu kepatuhan hukum yang

tinggi, sedang, atau kurang. Adanya derajat kepatuhan hukum masyarakat

terhadap hukum, merupakan salah satu indicator berfungsinya hukum

yang bersangkutan.

e. Faktor Kebudayaan

Berdasarkan konsep kebudayaan sehari-hari, orang begitu sering

membicarakan soal kebudayaan. Kebudayaan menurut Soerjono

Soekanto, mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan

masyarakat, yaitu mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana

seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan sikapnya kalau mereka

berhubungan dengan orang lain. Dengan demikian, kebudayaan adalah

suatu garis pokok tentang perikelakuan yang menetapkan peraturan

mengenai apa yang harus dilakukan, dan apa yang dilarang.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

23

B. Tinjauan Tindak Pidana Penipuan

1. Pengertian Tindak Pidana

Pengertian tindak pidana dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana

(KUHP) dikenal dengan istilah stratbaar feit dan dalam kepustakaan tentang

hukum pidana sering mempergunakan istilah delik, sedangkan pembuat

undang-undang merumuskan suatu undang-undang mempergunakan istilah

peristiwa pidana atau perbuatan pidana atau tindak pidana.217

Delik yang dalam bahasa Belanda disebut Strafbaarfeit, terdiri atas tiga

kata, yaitu straf, baar dan feit.Yang masing-masing memiliki arti :

a. Straf diartikan sebagai pidana dan hukum,

b. Baar diartikan sebagai dapat dan boleh,

c. Feit diartikan sebagai tindak, peristiwa, pelanggaran dan perbuatan.

Dalam istilah Strafbaarfeit adalah peristiwa yang dapat dipidana atau

perbuatan yang dapat dipidana. Sedangkan delik dalam bahasa asing disebut

delict yang artinya suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan

hukuman (pidana).228

2. Pengertian Tindak Pidana Menurut Para Ahli

Para sarjana barat memberikan pengertian/definisi yang berbeda-beda

pula mengenai istilah strafbaar feit antara lain sebagai berikut :239

21 Amir Ilyas, 2012, Asas-Asas Hukum Pidana : Memahami Tindak Pidana dan

Pertanggungjawaban Pidana sabagai Syarat Pemidanaan, Yogyakarta, hlm. 20 22 Ibid,Amir Ilyas, hlm. 19 23 E.Y Kanter dan S.R Sianturi, 2012, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan

Penerapannya. Jakarta, hlm.205

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

24

a) Menurut K. Wantjik Saleh, dianta istilah itu yang paling baik dan

tepat untuk dipergunakan adalah antara dua istilah yaitu “Tindak

Pidana” atau “Perbuatan Pidana”. Karena kedua istilah itu disamping

mendukung pengertian yang tepat dan jelas sebagai suatu istilah

hukum, mudah untuk diucapkan dan didengar.2410

b) Moeljatno menerjemahkan istilah strafbaar feit dengan perbuatan

pidana. Menurut pendapat beliau istilah perbuatan pidana adalah

perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana

disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu, bagi barang

siapa yang melanggar larangan tersebut.2511

3. Pengertian Tindak Pidana Penipuan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa tipu berarti

kecoh, daya cara, perbuatan atau perkataan yang tidak jujur (bohong, palsu,

dsb), dengan maksud untuk menyesatkan, mengakali, atau mencari untung.

Penipuan berarti proses, perbuatan, cara menipu, perkara menipu

(mengecoh). Berarti bahwa yang terlibat dalam penipuan adalah dua pihak

yaitu orang menipu disebut dengan penipu dan orang yang tertipu. Penipuan

dapat diartikan sebagai suatu perbuatan atau membuat, perkataan seseorang

yang tidak jujur atau bohong dengan maksud untuk menyesatkan atau

mengakali orang lain untuk kepentingan dirinya atau kelompok.2612

24 K. Wantjik Saleh, 1996, Tindak Pidana Korupsi dan Suap, Jakarta: Paramestika, hlm.10. 25 Moeljatno, 2015, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta, Rineka Cipta, hlm. 59. 26 Ananda S, 2009, Kamus Besar Bahasa Inodenesia, Kartika, Surabaya, hlm. 364.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

25

4. Pengertian Tindak Pidana Penipuan Menurut Peraturan Perundang-

Undangan

Pengertian Tindak Pidana Penipuan dengan melihat dari segi hukum

sampai sekarang belum ada, kecuali apa yang dirumuskan dalam KUHP.

Rumusan penipuan dalam KUHP bukanlah suatu definisi melainkan

hanyalah untuk menetapkan unsur-unsur suatu perbuatan sehingga dapat

dikatakan sebagai penipuan dan pelakunya dapat dipidana.

Kejahatan penipuan atau bedrog itu diatur didalam Pasal 378-395

KUHP, Buku II Bab ke XXV. Di dalam Bab ke XXV tersebut dipergunakan

perkataan “Penipuan” atau “Bedrog”, “karena sesungguhnya didalam bab

tersebut diatur sejumlah perbuatan-perbuatan yang ditujukan terhadap harta

benda, dalam mana oleh si pelaku telah dipergunakan perbuatan-perbuatan

yang bersifat menipu atau dipergunakan tipu muslihat.”2713Tindak pidana

penipuan dalam bentuk pokok diatur dalam Pasal 378 KUHP.

Pasal 378 KUHP Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan

diri sendiri atau orang lain secara melawan hak, mempergunakan nama palsu

atau sifat palsu ataupun mempergunakan tipu muslihat atau susunan kata-

kata bohong, menggerakan orang lain untuk menyerahkan suatu benda atau

mengadakan suatu perjanjian hutang atau meniadakan suatu piutang, karena

salah telah melakukan penipuan, dihukum dengan hukuman penjaran selama

- lamanya empat tahun.

27 P.A.F. Lamintang,1997, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung, PT Citra

Aditya Bakti, hlm. 262

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

26

Mengenai kejahatan penipuan pada Pasal 378 KUHP, Soesilo

merumuskan sebagai berikut :2814

1. Kejahatan ini dinamakan kejahatan penipuan. Penipu itu pekerjaannya:

a. Membujuk orang supaya memberikan barang, membuat utang atau

menghapuskan piutang.

b. Maksud pembujukan itu ialah hendak menguntungkan diri sendiri atau

orang lain dengan melawan hak.

c. Membujuknya itu dengan memakai :

1) Nama palsu atau keadaan palsu

2) Akal cerdik (tipu muslihat) atau

3) Karangan perkataan bohong

2. Membujuk yaitu melakukan pengaruh dengan kelicikan terhadap orang,

sehingga orang itu menurutnya berbuat sesuatu yang apabila mengetahui

duduk perkara yang sebenarnya, ia tidak akan berbuat demikian itu.

3. Tentang barang tidak disebutkan pembatasan, bahwa barang itu harus

kepunyaan orang lain, jadi membujuk orang untuk menyerahkan barang

sendiri, juga dapat masuk penipuan, asal elemen-elemen lain

dipenuhinya.

4. Seperti halnya juga dengan pencurian, maka penipuanpun jika dilakukan

dalam kalangan kekeluargaan berlaku peraturan yang tersebut dalam

Pasal 367 jo 394.

28 Soesilo, 1991, Pokok-Pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-Delik Khusus,

Politeia, Bogor.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

27

Selain KUHP yang memuat aturan yang terkait dengan penipuan

terdapat juga aturan yang secara khusus mengatur mengenai tindak pidana

cyber crime yaitu Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik (selanjutnya disebut UU ITE), dalam undang-

undang ini telah dibahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan informasi

elektronik, transaksi elektronik, dan mengatur juga mengenai hal-hal yang

dilarang berkaitan dengan “dunia maya” beserta ancaman pidananya. Di

dalam UU ITE tidak menyebutkan secara jelas apa yang dimaksud dengan

penipuan, akan tetapi terhadap penipuan jual beli melalui sistem online itu

sendiri kita dapat melihatnya melalui pasal-pasal yang terdapat dalam UU

ITE, salah satunya Pasal 28 ayat (1) UU ITE dengan melihat terpenuhinya

unsur-unsur pidana yang ada. Walaupun dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE

tidak mengatur secara jelas mengenai tindak pidana penipuan itu sendiri

namun terkait dengan timbulnya kerugian konsumen yang menyatakan

“secara tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang

mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.” Kata

“berita bohong” dan “menyesatkan” dan dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE

dapat disetarakan dengan kata “tipu muslihat atau rangkaian kebohongan”

sebagaimana unsur tindak pidana yang terdapat dalam Pasal 378 KUHP.

Dapat disimpulkan bahwa Pasal 28 ayat (1) UU ITE merupakan perluasan

dari tindak pidana penipuan secara konvensional, atau tindak pidana

penipuan yang terjadi di dalam masyarakat. Pengertian-pengertian di atas,

penulis mencoba untuk menyimpulkan tentang pengertian tindak pidana

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

28

penipuan. Penipuan adalah tipu muslihat atau serangkaian perkataan bohong

sehingga seseorang merasa terpedaya karena perkataan yang seakan-akan

benar. Biasanya seseorang yang melakukan penipuan, adalah menerangkan

sesuatu yang seolah-olah betul atau terjadi, tetapi sesungguhnya

perkataannya itu adalah tidak sesuai dengan kenyataannya, karena tujuannya

hanya untuk meyakinkan orang yang menjadi sasaran agar diakui

keinginannya, sedangkan menggunakan nama palsu supaya yang

bersangkutan tidak diketahui identitasnya, begitu pula dengan menggunakan

kedudukan palsu agar orang yakin akan perkataannya. Penipuan sendiri

dikalangan masyarakat merupakan perbuatan yang sangat tercela namun

jarang dari pelaku tindak kejahatan tersebut tidak dilaporkan kepihak

kepolisian. Penipuan yang bersifat kecil-kecilan dimana korban tidak

melaporkannya membuat pelaku penipuan terus mengembangkan aksinya

yang pada akhirnya pelaku penipuan tersebut menjadi pelaku penipuan yang

berskala besar.

5. Unsur - Unsur Tindak Pidana Penipuan

Dalam KUHP tentang Penipuan terdapat dalam BAB XXV Buku II.

Pada bab tersebut, termuat berbagai bentuk penipuan yang dirumuskan

dalam 20 pasal, masing-masing pasal mempunyai nama khusus.

Keseluruhan pasal pada BAB XXV ini dikenal dengan sebutan bedrog atau

perbuatan orang. Bentuk pokok dari bedrog atau perbuatan orang adalah

Pasal 378 KUHP tentang Penipuan. Berdasarkan rumusan tersebut, maka

tindak pidana penipuan memiliki unsur-unsur pokok, yaitu :

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

29

a. Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain

secara melawan hukum.

Dengan maksud harus diartikan sebagai tujuan terdekat dari pelaku,

yakni pelaku hendak mendapatkan keuntungan. Keuntungan ini adalah

tujuan utama pelaku dengan jalan melawan hukum, pelaku masih

membutuhkan tindakan lain, maka maksud belum dapat terpenuhi.

Dengan demikian, maksud tersebut harus ditujukan untuk

menguntungkan dan melawan hukum sehingga pelaku harus

mengetahui bahwa keuntungan yang menjadi tujuannya harus bersifat

melawan hukum.

b. Dengan menggunakan salah satu atau lebih alat penggerak penipuan

(nama palsu, martabat palsu atau keadaan palsu, tipu muslihat dan

rangkaian kebohongan).

Sifat dari penipuan sebagai tindak pidana ditentukan oleh cara-cara

pelaku menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang. Alat alat

penggerak yang digunakan untuk menggerakkan orang lain adalah sebagai

berikut :

1) Nama Palsu

Nama palsu dalam hal ini adalah nama yang berlainan dengan nama

yang sebenarnya, meskipun perbedaan tersebut sangat kecil. Apabila

penipu menggunakan nama orang lain yang sama dengan nama dan

dengan dia sendiri, maka penipu dapat dipersalahkan melakukan tipu

muslihat atau susunan belit dusta.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

30

2) Tipu Muslihat

Tipu muslihat adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan

sedemikian rupa sehingga perbuatan tersebut menimbulkan

kepercayaan atau keyakinan atas kebenaran dari sesuatu kepada orang

lain. Tipu muslihat ini bukanlah ucapan melainkan perbuatan atau

tindakan.

3) Martabat atau Keadaan Palsu

Pemakaian martabat atau keadaan palsu adalah bilamana seseorang

memberikan pernyataan bahwa dia berada dalam suatu keadaan tertentu

dan keadaan itu memberikan hak-hak kepada orang yang ada dalam

keadaan tersebut.

4) Rangkaian Kebohongan

Beberapa kata bohong dianggap tidak cukup sebagai alat penggerak.

Hal ini dipertegas oleh Hoge Raad dalam Arrest 8 Maret 1926, bahwa

:2915

“Terdapat suatu rangkaian kebohongan jika antara berbagai

kebohongan itu terdapat suatu hubungan yang sedemikian rupa

dan kebohongan yang satu melengkapi kebohongan yang lain

sehingga mereka secara timbal balik menimbulkan suatu

gambaran palsu seolah-olah merupakan suatu kebenaran.”

Rangkaian kebohongan itu harus diucapkan secara tersusun

sehingga merupakan suatu cerita yang dapat diterima secara logis

29 Bastian Bastari, 2011, Analisis Yuridis Terhadap Delik Penipuan, Makassar, hlm. 40.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

31

dan benar. Dengan demikian, kata yang satu memperkuat atau

membenarkan kata orang lain.

5) Menggerakkan orang lain untuk menyerahkan sesuatu barang, atau

memberi utang, atau menghapus utang.

Dalam perbuatan menggunakan orang lain untuk menyerahkan barang

diisyaratkan adanya hubungan kausal antara alat penggerak dan penyerahan

barang. Hal ini dipertegas oleh Hoge Raad dalam Arrest 25 Agustus 1923,

bahwa :3016

“Harus terdapat suatu hubungan sebab manusia antara upaya yang

digunakan dengan penyerahan yang dimaksud dari itu. Penyerahan suatu

barang yang terjadi sebagai akibat penggunaan alat-alat penggerak

dipandang belum cukup terbukti tanpa menguraikan pengaruh yang

ditimbulkan karena dipergunakannya alat-alat tersebut menciptakan

suatu situasi yang tepat untuk menyesatkan seseorang yang normal

sehingga orang tersebut terpedaya karenanya, alat-alat penggerak itu

harus menimbulkan dorongan dalam jiwa seseorang sehingga orang

tersebut menyerahkan sesuatu barang.”

D. Tinjauan Media Elektronik

1. Pengertian Media Elektronik

Media dalam komunikasi berasal dari kata ”mediasi” karena mereka

hadir di antara permirsa dan lingkungan. Dalam bidang komunikasi, media

30 Ibid

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

32

dapat diartikan sebagai perangkat-perangkat yang digunakan untuk

menyimpan setra mengirim data atau informasi.

Media elektronik adalah informasi atau data yang dibuat, disebarkan,

dan diakses dengan menggunakan suatu bentuk elektronik, energi

elektromekanikal, atau alat lain yang digunakan dalam komunikasi

elektronik. Yang termasuk ke dalam media elektronik antara lain : televisi,

radio, komputer, handphone, dan alat lain yang mengirim dan menerima

informasi dengan menggunakan elektronik.3117

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media

elektronik adalah sarana media massa yang menggunakan alat-alat

elektronik modern, seperti radio, televisi, komputer, handphone, dll .3218

Di era globalisasi ini, informasi dapat kita peroleh secara cepat dan

mudah. Informasi itu dapat kita peroleh dari berbagai media mulai dari

media cetak sperti koran dan majalah atau media elektronik seperti televisi

dan media sosial. Teknologi saat ini juga telah berkemabang dengan pesat,

perkembangan teknologi diawali dari munculnya teknologi cetak (mekanik),

teknologi audio, hingga teknologi film yang merupakan gabungan dari

mekanik dan elektronik. Dari penjelasan di atas, telah kita ketahui apa saja

contoh-contoh media cetak. Lalu apa yang dimaksud dengan media

elektronik dan media cetak itu sendiri, konten media elektronik adalah media

31 Surya A. (2012). Hubungan penggunaan media elektronik dengan nyeri kepala pada

remaja [tesis]. Medan: Universitas Sumatera Utara. 32 Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

33

yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi pengguna

akhir untuk mengakses kontennya. Istilah ini merupakan kontras dari media

statis (terutama media cetak), yang meskipun sering dihasilkan secara

elektronis tapi tidak membutuhkan elektronik untuk diakses oleh pengguna

akhir. Sumber media elektronik yang familier bagi pengguna umum antara

lain adalah rekaman video, rekaman audio, presentasi multimedia, dan

konten daring. Media elektronik dapat berbentuk analog maupun digital,

walaupun media baru pada umumnya berbetuk digital.3319

Tentu hal ini sangat bereda dengan media cetak yang walaupun dibuat

secara elektronik tetapi tidak membutuhkan alat elektronik untuk membuka

kontennya. Contoh sumber alat elektronik yang biasa kita jumpai antara lain

adalah rekaman video, rekaman audio, presentasi multimedia, dan konten

daring. Media elektronik dapat berbentuk analog maupun digital, walaupun

media baru pada umumnya berbentuk digital.

Berbeda dengan media elektronik yang memerlukan alat elektronik

untuk membukanya. Karena media cetak terdapat dalam bentuk printing,

kelebihan dari media cetak adalah kita dapat membaca kontennya dimana

saja. Kalimat didalam media cetak juga lebih formal dan terperinci dari pada

media elektronik. Tapi kekurangan dari media cetak adalah, media cetak

tidak dapat menyajikan pendapat narasumber secara langsung (audio).

Biasanya media cetak terdapat dalam bentuk koran atau majalah. Namun ada

beberapa hal yang dapat membuat media cetak tertinggal dari media

33 http://id.m.wikipedia.org/wiki/media_elektronik.com, 18 Maret 2019 ,20:07

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

34

elektronik. Karena masyarakat saat ini lebih suka mencari informasi di

media elektronik dan internet. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini

terjadi, salah satunya karena media elektronik lebih praktis dan dapat lebih

cepat diakses. Walaupun begitu media elektronik dapat tetap populer sampai

sekarang. Pengusaha media cetak dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif

dalam mengembangkan produknya. Salah satu caranya dengan

memanfaatkan teknologi digital saat ini. Enewspaper, Ebook, dan

Emagazine adalah beberapa contoh hasil inovasi media cetak.3420

Karya jurnalistik baik elektronik maupun cetak tentu memiliki

kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Namun media cetak dan

media elektronik akan tetap berkembang dan berinovasi kearah yang lebih

baik. Karena kedua karya jurnalistik ini adalah media untuk menyalurkan

informasi ke pembaca, tentu selama informasi masih ada media cetak dan

elektronik juga tetap akan ada dan tidak akan ditinggalkan. Dan bahkan

mungkin suatu saat bisa seperti penggunaan internet.3521

2. Pengertian Media Elektronik Menurut Peraturan Perundang- Undangan

Seiring bertambahnya pengguna Internet, termasuk makin besarnya

penggunaan teknologi ini dalam kehidupan sehar-hari, telah melahirkan

berbagai dampak sosial, ekonomi dan politik. Situasi ini kemudian melahirkan

perkembangan baru, yang menjadi kesepahaman bersama para pemangku

kepentingan, perihal pentingnya pengaturan Internet. Selama ini, tantangan

34 Ibid, 35http://www.kompasiana.com/alyashabirian/informasi-dalam-media-elektronik.dan

media-cetak_5607b118de22bdd00756df52. akses pada 15 Maret 2019,09.00 wib

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

35

terbesar dalam penyusunan aturan terkait dengan penggunaan teknologi

internet,adalah selalu tertinggalnya konsekuensi hukum dan sosial dari inovasi

teknologinya. Oleh karena itu, Internet membutuhkan regulasi yang

komprehensif untuk mencegah hilangnya fungsi, sekaligus menjaga efisiensi

dan interoperabilitasnya. Selain itu, pengaturan ini juga penting untuk

meletakkan prinsip-prinsip hak asasi manusia yang akan memfasilitasi

perlindungan hak-hak pengguna, serta perumusan tanggungjawab dari para

pemangku kepentingannya.3622

UU ITE yang diharapkan menjadi acuan dari seluruh kebutuhan di atas,

apabila ditelaah rumusannya, yang mengemukan dalam sejumlah pasal

larangan. Ketentuan ini khususnya yang memuat aturan yang terkait dengan

penipuan terdapat juga aturan yang secara khusus mengatur mengenai tindak

pidana cyber crime yaitu UU ITE, dalam undang-undang ini telah dibahas

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan informasi elektronik, transaksi

elektronik, dan mengatur juga mengenai hal-hal yang dilarang berkaitan

dengan “dunia maya” beserta ancaman pidananya. Di dalam UU ITE tidak

menyebutkan secara jelas apa yang dimaksud dengan penipuan, akan tetapi

terhadap penipuan jual beli melalui sistem online itu sendiri kita dapat

melihatnya melalui pasal-pasal yang terdapat dalam UU ITE, salah satunya

Pasal 28 ayat (1) UU ITE dengan melihat terpenuhinya unsur-unsur pidana

yang ada. Walaupun dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE tidak mengatur secara

jelas mengenai tindak pidana penipuan itu sendiri namun terkait dengan

36 Joanna Kulesza,2012 International Internet Law, London: Routledge.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

36

timbulnya kerugian konsumen yang menyatakan “secara tanpa hak

menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian

konsumen dalam Transaksi Elektronik.” Kata “berita bohong” dan

“menyesatkan” dan dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE dapat disetarakan

dengan kata “tipu muslihat atau rangkaian kebohongan” sebagaimana unsur

tindak pidana yang terdapat dalam Pasal 378 KUHP. Dapat disimpulkan

bahwa Pasal 28 ayat (1) UU ITE merupakan perluasan dari tindak pidana

penipuan secara konvensional, atau tindak pidana penipuan yang terjadi di

dalam masyarakat.

Pengertian-pengertian di atas, penulis mencoba untuk menyimpulkan

tentang pengertian tindak pidana penipuan. Penipuan adalah tipu muslihat

atau serangkaian perkataan bohong sehingga seseorang merasa terpedaya

karena perkataan yang seakan-akan benar. Biasanya seseorang yang

melakukan penipuan, adalah menerangkan sesuatu yang seolah-olah betul

atau terjadi, tetapi sesungguhnya perkataannya itu adalah tidak sesuai

dengan kenyataannya, karena tujuannya hanya untuk meyakinkan orang

yang menjadi sasaran agar diakui keinginannya, sedangkan menggunakan

nama palsu supaya yang bersangkutan tidak diketahui identitasnya, begitu

pula dengan menggunakan kedudukan palsu agar orang yakin akan

perkataannya. Penipuan sendiri dikalangan masyarakat merupakan

perbuatan yang sangat tercela namun jarang dari pelaku tindak kejahatan

tersebut tidak dilaporkan kepihak kepolisian. Penipuan yang bersifat

kecilkecilan dimana korban tidak melaporkannya membuat pelaku penipuan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

37

terus mengembangkan aksinya yang pada akhirnya pelaku penipuan tersebut

menjadi pelaku penipuan yang berskala besar.

3. Jenis Media Elektronik

Beberapa jenis media elektronik yang banyak digunakan di Indonesia, antara

lain :3723

a. Televisi

TV atau televisi berasal dari bahasa Yunani yaitu tele yang berarti

jauh dan bahasa Latin yaitu viso yang berarti penglihatan. Jadi, TV bisa

diartikan sebagai suatu alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan

media visual atau penglihatan.

b. Radio

Radio adalah transmisi sinyal dengan cara modulasi dan radiasi

elektromagnetik baik lewat udara atau ruangan hampa udara

c. Telepon seluler atau handphone

Telepon seluler atau handphone adalah alat komunikasi modern

tanpa kabel atau wireless sehingga mudah dibawa kemana-mana.

Fungsinya hampir sama dengan telepon konvensional yang ada di

rumah, hanya saja telepon seluler bisa digunakan untuk mengirim dan

menerima pesan singkat melalui layanan short messaging service

(SMS). Beberapa jenis telepon seluler ada yang disertai berbagai fitur

23 Dreilinger, S., 2014. Electronic Media. Available from :

http://durak.org/sean/pubs/information-in-society/node4.php [akses pada 29 Februari 2019]

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Penegakan …

38

lain seperti bluetooth, kabel data, dan internet yang semakin

memudahkan pertukaran informasi.

d. Komputer/laptop

Komputer berasal dari kata computare yang berarti menghitung

Komputer adalah mesin yang dapat memanipulasi, menyimpan, dan

mengolah data sesuai dengan prosedur dan instruksi yang diberikan.

Komputer dan laptop sebenarnya sama dari segi fungsi hanya saja

laptop terkesan lebih canggih dan praktis, karena sifatnya yang mobile

dan harganya yang lebih mahal.

e. Smartphone dan tablet computer

Smartphone memiliki fungsi dasar yang sama seperti telepon seluler

biasa, yaitu sebagai alat komunikasi dengan fitur telepon dan pesan

singkat, hanya saja smartphone atau telepon pintar ini lebih canggih

karena adanya fitur-fitur tambahan yang tidak dimiliki telepon seluler

biasa. Sedangkan tablet computer adalah komputer portabel lengkap

yang bersifat mobile dengan layar sentuh sebagai piranti input yang

menggunakan stylus, pena digital, atau ujung jari, tidak seperti

komputer biasa yang menggunakan keyboard atau mouse.