hip

7
HIP JOINT ANATOMIANAMNESIS Anamnesis Umum : Nama Umur Jenis kelamin Hobby Pekerjaan Dan lain-lain Anamnesis Khusus : Keluhan Utama Lokasi keluhan utama Kapan keluhan utama Riwayat perjalanan penyakit Provokasi nyeri Sifat keluhan utama INSPEKSI Inspeksi Statis : 1. Tampak Depan Ekspresi wajah Postur Keadaan berdiri pasien Warna dan tekstur kulit Crista iliaca/posisi pelvic SIAS m. rectus femoris. Antalgic posisi. 2. Tampak belakang Postur : Scoliosis. SIPS. m. gluteus maksimus, m. ekstensor lumbal, m. hamstring. 3. Tampak Samping Postur : Kyposis-Lordosis. Kelainan postur yang lain. Inspeksi Dinamis : Perhatikan pola berjalan ketika pasien masuk ke ruangan fisioterapis.

Upload: nur-faizah-hatta

Post on 05-Aug-2015

72 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

HIP

TRANSCRIPT

Page 1: HIP

HIP JOINT

ANATOMIANAMNESISAnamnesis Umum :

Nama Umur Jenis kelamin Hobby Pekerjaan Dan lain-lain

Anamnesis Khusus : Keluhan Utama Lokasi keluhan utama Kapan keluhan utama Riwayat perjalanan penyakit Provokasi nyeri Sifat keluhan utama

INSPEKSI Inspeksi Statis :

1. Tampak Depan Ekspresi wajah Postur Keadaan berdiri pasien Warna dan tekstur kulit Crista iliaca/posisi pelvic SIAS m. rectus femoris. Antalgic posisi.

2. Tampak belakang Postur : Scoliosis. SIPS. m. gluteus maksimus, m. ekstensor lumbal, m. hamstring.

3. Tampak Samping Postur : Kyposis-Lordosis. Kelainan postur yang lain.

Inspeksi Dinamis : Perhatikan pola berjalan ketika pasien masuk ke ruangan fisioterapis.

Page 2: HIP

PEMERIKSAAN GERAK FUNGSI DASAR A. Orientasi/Quick Test 1. Gait Analysis. (Perhatikan rhythm, jarak kaki, phase, kecepatan dan lain-lain) 2. Fleksi-Ekstensi in standing. (Perhatikan ROM, end feel lumbopelvic rhythm)

3. Squat and bouncing (Jika memungkinkan)

B. Pemeriksaan Fungsi Dasar 1. Gerakan Aktif Fleksi, Ekstensi, Abduksi, Adduksi, Exorotasi, Endorotasi. (Perhatikan koordinasi gerak, pola gerak, nyeri, ROM aktif). 2. Gerakan Pasif

Semua gerakan diatas . Perhatikan end feel, ROM pasif, Nyeri, stabilitas sendi, capsular pattern.

3. Gerak Isometric Melawan Tahanan Semua gerakan diatas. Perhatikan :

1. Nyeri pada musculo-tendinogen.2. kekuatan otot secara isometric.3. Kualitas saraf motorik.

Page 3: HIP

ROMA. Tes aktif ROM

1. abduksi 40° minta pasien berdiri dengan melebarkan tungkainya sejauh mungkin (titik orientasi : extended leg) 2. adduksi 25°

minta pasien untuk mengembalikan tungkainya secara bersamaan dari posisi abduksi kemudian saling menyilangkannya. Pertama tungkai kanan di depan kemudian tungkai kiri (titik orientasi : extended leg) 3. fleksi 120°

minta pasien untuk menarik kneenya di dada sejauh dia mampu tanpa membengkokan punggungnya (titik orientasi : hip in anatomical position, knee flexed) 4. ekstensi 5 - 20°

dengan posisi side lying minta pasien menarik salah satu kakinya di belakang (titik orientasi : hip in anatomical position, knee flexed) 5. eksternal dan internal rotasi 35°

pada posisi berdiri minta pasien untuk memutarkan tungkai bawah ke arah luar dan dalam (titik orientasi : midway between ext-int rotasi) 6. eksternal dan internal rotasi (flexi knee 90° ) 45° pada posisi berbaring minta pasien untuk memfleksikan kneenya 90° kemudian memutarkan tungkai bawah ke arah luar dan dalam (titik orientasi : midway between ext-int rotasi)

B. Tes pasif ROM1. fleksi 120° posisi pasien supine lying dengan pelvis dan trunk sejajar. Stabilisasi pelvis dengan tangan

fisioterapis di bawah lumbal spine dan fleksi hipnya, kemudian peganglah tungkai pasien yang satu pada dadanya dan biarkan tungkai yang lain di bawah hingga rata dengan meja jika tidak dapat full ekstensi. Pasien mungkin mengalami kontraktur pada fleksi hip. Jika dia mengayunkan ke depan dengan mengangkat thorax dari meja atau lengkungan backnya berubah dari lordosis lumbal saat dia menurunkan tungkainya ini merupakan tanda deformity fleksi yang berlawanan.

2. ekstensi 30° Posisi prone lying dan stabilisasi pelvisnya denga tangan fisioterapis diatas crista iliaca &

lumbal spine bawah, kemudian bengkokkan kneenya sedikit untuk merilekskan hamstring sehingga tidak bisa aktif saat hip ekstensi, lalu letakkan tangan pemeriksa yang lain di bawah paha pasien & tungkainya ke atas jika hip tidak bisa ekstensi mungkin disebabkan adanya kontraktur. 3. abduksi (45° - 50°)

posisi pasien supine lying & kakinya posisi netral, stabilisasi pelvis dengan tangan fisioterapis menyilang abdomen dan tangan yang lain diatas SIAS yang berlawanan, kemudian peganglah satu ankle & abduksikan tungkainya sejauh mungkin.

4. adduksi dengan posisi supine lying stabilisasi pelvis & pegang satu ankle kemudian silangkan pada

garis tengah tubuh diatas tungkai lainnya. Pemeriksa dapat merasakan pelvis mulai bergerak pada titik akhir adduksi hip. Beratnya paha dapat memberikan tahanan pada full ROM adduksi.

5. internal rotasi 35° & eksternal rotasi 45° dengan supine lying kedua tungkai lurus, fisioterapis berdiri di depan kaki pasien dan

memegang bagian atas malleolus pasien kemudian menginternalkan dan eksternal rotasikan dengan menjadikan patella sebagai petunjuk dalam mengukur jarak rotasi.

Page 4: HIP

PEMERIKSAAN SPESIFIK1. PALPASI

Suhu. Tendernes . Palpasi pada bursa iliopectinea & triangle femoralis,bursa subcutanea trochanterica

di atas trochanter mayor, otot rectus femoris, m. adduktor longus, m.sartorius, m. piriformis, ligamen inguinalis.

Jaringan keras : SIAS, Crista iliaca, trochanter mayor hip, sympisis ossis pubis. 2. JOINT PLAY MOVEMENT (JPM)

Traksi caput femur terhadap coxae.3. MUSCLE LENGTH TEST

m.Iliopsoas. m.rectus femoris. m.hamstrings.

4. HIP FLEKSI + ADDUKSI + INTERNAL rotasi untuk m. piriformis.5. STRAIGHT LEG RAISING (SLR) + BRAGARD + NERI.6. TES GAPPING

a. GAPPING ANTERIOR- Pasien terlentang, tangan fisioterapis bersilangan pada SIAS, lakukan compressi

ke posterolateral .- Tujuan : mengetahui adanya kelainan pada SIJ/ligamen anterior SIJ.

b. GAPPING POSTERIOR- Pasien tidur miring, tangan fisioterapis pada pelvic, lakukan compressi antero-

caudal.- Tujuan : mengetahui adanya kelainan pada SIJ/ligamen posterior SIJ.

7. TES PATRIC Pasien tidur terlentang , letakkan ankle di atas patella kaki yang lainnya. Lakukan fiksasi pada

SIAS & tangan yang satunya melakukan compressi pada knee joint (gerakan: fleksi+abduksi+eksternal rotasi).

Tujuan : mengetahui kelainan pada m.addutor hip, ligamen anterior hip joint, lig. Anterior SIJ.

Page 5: HIP

8. TES ANTIPATRIC Pasien tidur terlentang, laukan gerakan internal rotasi hip, adduksi dan internal rotasi

(kebalikan patric test). Tujuan : mengetahui gangguan pada SIJ/ligament posterior SIJ.

9. TRUE LEG LENGTH Pasien terlentang, letakkan tungkai pasien pada posisi yang tepat dan pastikan jarak dari

SIAS ke malleolus medial /lateral ankle. Jarak yang tidak sama menentukan ekstremitas inferior memendek.

Tujuan : menentuka panjang tungkai yang benar.

10. TES TREDELENBURG Pasien berdiri, kemudian diperintahkan untuk mengangkat satu tungkainya. Perhatikan

pada lekukan/garis pantat. Tujuan : melihat adanya kelemahan m. gluteus

Page 6: HIP

11. PEMERIKSAAN TAMBAHAN ‘X’ RAY

Fracture, dislocation, arthrosis, fusion, osteophyte, dan lain-lain. MRI

Gambaran detail RIWAYAT OPERASI LABORATORIUM DLL