hikayat kliping

11
Hikayat 1001 Malam Oleh : Fuad Syarifudin Nur Pada suatu hari, tinggallah seorang Raja dengan permaisurinya di sebuah Istana megah. Sang Raja sangat kecewa terhadap istrinya yang selingkuh. Ia pun menaruh dendam yang sangat dalam terhadap permaisurinya, bahkan terhadap semua wanita. Setiap wanita dianggapnya tidak berbudi. Permaisuri dibunuhhnya untuk melampiaskan dendamnya itu. Setiap wanita yang mati, dibunuh olehnya. Setelah hampir habis wanita terbunuh oleh Raja yang kejam itu, sampailah giliran anak mentrinya. Sang mentri sangat sedih, karena bila ia tidak dapat mencarikan wanita untuk Raja, berarti ia akan dibunuh dan bila ia memberikan anak wanitanya, berarti anak wanitanya akan dibunuh. Melihat ayahnya yang sedih, putrinya yang bernama Syahrazat mengusulkan supaya dia saja yang di serahkan pada Raja dan biarlah ayahnya menjalankan tugas seperti biasa. Karena desakan putrinya itu, maka dengan berat hati mentri itu menyerahkan anaknya kepada Raja. Setelah putri Syahrazat dinikahi Raja menjelang subuh, segeralah Raja mengeluarkan keris mautnya untuk menghabisi nyawa Syahrazat. Dengan sopan dan tabah, Syahrazat memohon kepada Raja, agar sebelum ia dibunuh, ia diperbolehkan menyampaikan sebuah cerita. Permintaanya untuk bercerita dikabulkan oleh Raja. Lalu Syahrazat pun bercerita dengan sungguh-sungguh, sehingga menjelang pagi cerita itu belum selesai dan Raja mengusulkan supaya cerita itu dilanjutkan malam berikutnya. Di dalam cerita yang disampaikan oleh putri Syahrazat terdapat cerita lagi. Cerita itu sangat menarik, sehingga Raja selalu mengusulkan supaya cerita itu dilanjutkan malam berikutnya. Demikianlah malam demi malam keadaan itu berlangsung selama 1001 malam. Cerita yang disampaikan itu berisi hal yang ajaib dan perbandingan suatu hal. Lama kelamaan Raja itu sadar atas kesalahannya yang menganggap bahwa semua wanita itu tidak baik. Selama 1001 malam itu , lahirlah anak Raja atas perkawinanya dengan putri Syahrazat. Raja sangat sayang kepada putranya dan kemudian mumutuskan akan menjadikan putri Syahrazat sebagai permaisurinya. Kemudian mereka hidup dengan bahagia.

Upload: zaenal-fanani

Post on 31-Dec-2014

104 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: hikayat kliping

Hikayat 1001 MalamOleh : Fuad Syarifudin Nur

Pada suatu hari, tinggallah seorang Raja dengan permaisurinya di sebuah Istana megah. Sang Raja sangat kecewa terhadap istrinya yang selingkuh. Ia pun menaruh dendam yang sangat dalam terhadap permaisurinya, bahkan terhadap semua wanita. Setiap wanita dianggapnya tidak berbudi. Permaisuri dibunuhhnya untuk melampiaskan dendamnya itu. Setiap wanita yang mati, dibunuh olehnya. Setelah hampir habis wanita terbunuh oleh Raja yang kejam itu, sampailah giliran anak mentrinya. Sang mentri sangat sedih, karena bila ia tidak dapat mencarikan wanita untuk Raja, berarti ia akan dibunuh dan bila ia memberikan anak wanitanya, berarti anak wanitanya akan dibunuh. Melihat ayahnya yang sedih, putrinya yang bernama Syahrazat mengusulkan supaya dia saja yang di serahkan pada Raja dan biarlah ayahnya menjalankan tugas seperti biasa. Karena desakan putrinya itu, maka dengan berat hati mentri itu menyerahkan anaknya kepada Raja. Setelah putri Syahrazat dinikahi Raja menjelang subuh, segeralah Raja mengeluarkan keris mautnya untuk menghabisi nyawa Syahrazat. Dengan sopan dan tabah, Syahrazat memohon kepada Raja, agar sebelum ia dibunuh, ia diperbolehkan menyampaikan sebuah cerita. Permintaanya untuk bercerita dikabulkan oleh Raja. Lalu Syahrazat pun bercerita dengan sungguh-sungguh, sehingga menjelang pagi cerita itu belum selesai dan Raja mengusulkan supaya cerita itu dilanjutkan malam berikutnya. Di dalam cerita yang disampaikan oleh putri Syahrazat terdapat cerita lagi. Cerita itu sangat menarik, sehingga Raja selalu mengusulkan supaya cerita itu dilanjutkan malam berikutnya. Demikianlah malam demi malam keadaan itu berlangsung selama 1001 malam. Cerita yang disampaikan itu berisi hal yang ajaib dan perbandingan suatu hal. Lama kelamaan Raja itu sadar atas kesalahannya yang menganggap bahwa semua wanita itu tidak baik. Selama 1001 malam itu , lahirlah anak Raja atas perkawinanya dengan putri Syahrazat. Raja sangat sayang kepada putranya dan kemudian mumutuskan akan menjadikan putri Syahrazat sebagai permaisurinya. Kemudian mereka hidup dengan bahagia.

Page 2: hikayat kliping

Unsur Intrinsik:

1.   Tema : Balas dendam2.   Alur : Alur maju Demikianlah malam demi malam keadaan itu berlangsung selama 1001 malam.3.  Setting : Tempat :  istana yang megah Waktu : menjelang subuh dan malam hari4.  Suasana      : Mengharukan: Ketika putri Syahrazat merelakan dirinya untuk diserahkan kepada Raja5.  Perwatakan    :

Raja, kejam : ia telah membunuh hampir seluruh wanita di sekitarnya Raja, penyayang : ia sangat sayang kepada putranya Putri Syahrazat, penyayang : ia sangat sayang kepada ayahnya, sehingga ia tidak tega

kalau ayahnya yang akan dibunuh Putri Syahrazat, sabar dan sopan : ia meminta dengan sabar dan sopan agar sebelum ia

dibunuh, ia diperbolehkan untuk bercerita

6.  Amanat : Kita jangan pernah berpikiran buruk terhadap sesuatu hal yang pernah mengecewakan kita, karena belum tentu sesuatu yang kita anggap buruk sama dengan yang pernah menahan mengecewakan kita.

Unsur Ekstrinsik :

Nilai kemanusiaan : Raja sangat tidak berperikemanusiaan karena telah membunuh hamper semua wanita

Nilai kasih sayang : Putri Syahrazat mengorbankan dirinya agar Raja tidak membunuh Ayah yang sangat disayanginya.

Page 3: hikayat kliping

SITI NURBAYA (Kasih Tak Sampai)

Ibunya meninggal saat Siti Nurbaya masih kanak-kanak, maka bisa dikatakan itulah titik awal penderitaan hidupnya. Sejak saat itu hingga dewasa dan mengerti cinta ia hanya hidup bersama Baginda Sulaiman, ayah yang sangat disayanginya. Ayahnya adalah seorang pedagang yang terkemuka di kota Padang. Sebagian modal usahanya merupakan uang pinjaman dari seorang rentenir bernama Datuk Maringgih.Pada mulanya usaha perdagangan Baginda Sulaiman mendapat kemajuan pesat. Hal itu tidak dikehendaki oleh rentenir seperti Datuk Maringgih. Maka untuk melampiaskan keserakahannya Datuk Maringgih menyuruh kaki tangannya membakar semua kios milik Baginda Sulaiman. Maka dengan seluruh orang suruhanya, yaitu pendekar lima, pendekar empat serta pendekar tiga, serta yang lainnya Datuk Maringgih memerintahkan untuk membakar toko Baginda Sulaiman. Dengan demikian hancurlah usaha Baginda Sulaiman. Ia jatuh miskin dan tak sanggup membayar hutang-hutangnya pada Datuk Maringgih. Dan inilah kesempatan yang dinanti-nantikan oleh Datuk Maringgih. Datuk Maringgih mendesak Baginda Sulaiman yang sudah tak berdaya agar melunasi semua hutangnya. Boleh hutang tersebut dapat dianggap lunas, asalkan Baginda Sulaiman mau menyerahkan Siti Nurbaya, puterinya, kepada Datuk Maringgih.Menghadapi kenyataan seperti itu Baginda Sulaiman yang memang sudah tak sanggup lagi membayar hutang-hutangnya tidak menemukan pilihan lain selain yang ditawarkan oleh Datuk Maringgih. Yaitu menyarahkan puterinya Siti Nurbaya kepada Datuk Maringgih untuk dijadikan istri.Siti Nurbaya menangis menghadapi kenyataan bahwa dirinya yang cantik dan muda belia harus menikah dengan Datuk Maringgih yang tua bangka dan berkulit kasar seprti kulit katak. Lebih sedih lagi ketika ia teringat Samsulbahri, kekasihnya yang sedang sekolah di stovia, Jakarta. Sungguh berat memang, namun demi keselamatan dan kebahagiaan ayahandanya ia mau mengorbankan kehormatan dirinya dengan Datuk Maringgih.Samsulbahri yang berada di Jakata mengetahui peristiwa yang terjadi di desanya, terlebih karena Siti Nurbaya mengirimkan surat yang menceritakan tentang nasib yang dialami keluarganya. Dia sangat terpukul oleh kenyataan itu. Cintanya yang menggebu-gebu padanya kandas sudah. Dan begitupun dengan Siti Nurbaya sendiri, hatinya pun begitu hancur pula, kasihnya yang begitu dalam pada Samsulbahri kandas sudah akibat petaka yang menimpa keluarganya.Pada suatu hari ketika Samsulbahri sedang liburan kembali ke Padang, ia dapat bertemu empat mata dengan Siti Nurbaya yang telah resmi menjadi istri Datuk Maringgih. Pertemuan itu diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga terjadi keributan. Datuk Maringgih sangat marah melihat mereka berdua yang sedang duduk bersenda gurau itu, sehingga Datuk maringgih berusaha menganiaya Siti Nurbaya. Samsulbahri tidak mau membiarkan kekasihnya dianiaya, maka Datuk Maringgih dia pukul hingga terjerembab jatuh ketanah. Karena saking kaget dan takut, Siti Nurbaya berteriak-teriak keras hingga teriakan Siti Nurbaya terdengar oleh ayahnya yang tengah terbaring karena sakit keras karena derita beruntun yang menimpanya. Mendengar teriakan anak yang sangat dicinatianya itu baginda Sulaiman berusaha bangkit, tetapi akhirnya jatuh tersungkur dan menghembuskan nafas terakhir.Mendengar itu, ayah Samsulbahri yaitu Sultan Mahmud yang kebetulan menjadi penghulu kota Padang, malu atas perbuatan anaknya. Sehingga Samsulbahri diusir dan harus kembali ke Jakarta dan ia benrjanji untuk tidak kembali lagi kepada keluargannya di Padang. Datuk Maringgih juga tidak tinggal diam, oleh karena itu Siti Nurbaya diusirnya, karena dianggap telah mencoreng nama baik keluarganya dan adat istiadat. Siti Nurbaya kembali ke

Page 4: hikayat kliping

kampunyanya dan tinggal bersama bibinya. Sementara itu Samsulbahri yang ada di Jakarta hatinya hancur dan penuh dendam kepada Datuk Maringgih yang telah merebut kekasihnya.Siti Nurbaya yang mendengar bahwa kekasihnya diusir orang tuanya, timbul niatnya untuk pergi menyusul Samsulbahri ke Jakarta. naumun di tengah perjalanan dia hampir meninggal dunia, ia terjatuh kelaut karena ada seseorang yang mendorongnya. Tetapi Siti Nurbaya diselamatkan oleh seseorang yang telah memegang bajunya hingga dia tidak jadi jatuh ke laut.Tetapi, walaupun dia selamat dari marabahaya tersebut, tetapi marabahaya berikutnya menunggunya di daratan. Setibanya di Jakarta,Karena dengan siasat dan fitnah dari Datuk Mariggih Siti Nurbaya ditangkap polisi, karena surat telegram Datuk Maringgih yang memfitnah Siti Nurbaya, bahwa dia ke Jakarta telah membawa lari emasnya atau hartanya. Sehingga memaksa Siti Nurbaya kembali dengan perantaraan polisi.Tak lama kemudian Siti Nurbaya meninggal dunia karena memakan lemang beracun yang sengaja diberikan oleh kaki tangan Datuk Maringgih. Kematian Siti Nurbaya itu terdengar oleh Samsulbahri sehingga ia menjadi putus asa dan mencoba melakukan bunuh diri. Akan tetapi mujurlah karena ia tak meninggal. Sejak saat itu Samsulbahri tidak meneruskan sekolahnya dan memasuki dinas militer.

Sepuluh tahun kemudian, dikisahkan dikota Padang sering terjadi huru-hara dan tindak kejahatan akibat ulah Datuk Maringgih dan orang-orangnya. Samsulbahri yang telah berpangkat Letnan dikirim untuk melakukan pengamanan. Samsulbahri yang mengubah namanya menjadi Letnan Mas segera menyerbu kota Padang. Ketika bertemu dengan Datuk Maringgih dalam suatu keributan tanpa berpikir panjang lagi Samsulbahri menembaknya. Datuk Maringgih jatuh tersungkur, namun sebelum tewas ia sempat membacok kepala Samsulbahri dengan parangnya.Samsulbahri alias Letnan Mas segera dilarikan ke rumah sakit. Sewaktu di rumah sakit, sebelum dia meninggal dunia, dia minta agar dipertemukan dengan ayahnya untuk minta maaf atas segala kesalahannya. Ayah Samsulbahri juga sangat menyesal telah mengata-ngatai dia tempo dulu, yaitu ketika kejadian Samsulbahri memukul Datuk Maringgih dan mengacau keluarga orang, yang sangat melanggar adat istiadat dan memalukan itu. Setelah berhasil betemu dengan ayahnya, Samsulbahripun meninggal dunia. Namun, sebelum meninggal dia minta kepada orangtuanya agar nanti di kuburkan di Gunung Padang dekat kekasihnya Siti Nurbaya. Perminataan itu dikabulkan oleh ayahnya, dia dikuburkan di Gunung Padang dekat dengan kuburan kekasihnya Siti Nurbaya. Dan di situlah kedua kekasih ini bertemu terakhir dan bersama untuk selama-lamanya.

Page 5: hikayat kliping

Unsur Intrinsik :

- Alur               : Maju

- Tema             : Perjodohan

- Setting

Waktu             : pagi, siang, petang

Suasana         : sedih, gembira, tertekan

- Tempat           : Di kediaman Baginda Sulaiman, di toko Baginda Sulaiman, di kediaman Datuk Maringgih, Di kediaman samsul Bahri, Di bawah pohon, dsb.

-Tokoh dan Perwatakan

Siti Nurbaya  : Lemah lembut, penurut, anak yang berbakti

Datuk Maringgih : egois, pendendam, iri dengki

Samsul Bahri     : penyayang, berani, jantan

Baginda Sulaiman : Penyanyang

- Amanat : Cinta itu tidak dapat dipaksakan. Cinta itu tidak dapat dikekang. Kita tidak bisa memelihara cinta dalam ruang yang terbatas, karena hakikatnya cinta itu bebas.

- Bahasa : Bahasanya masih dicampur bahasa-bahasa Padang, walaupun begitu masih sanggup dimengerti dan kiasan-kiasan.

- Kekurangan : Bahasa sedikit tidak cocok untuk kalangan remaja, karena sedikit berat.

- Kelebihan : Buku ini mengangkat tempa cinta yang kompleks. Sehingga kita mendapatkan cerita yang lain dari biasanya

Page 6: hikayat kliping

Hikayat Bayan Budiman

Sebermula ada saudagar di negara Ajam.Khojan Mubarok namanya,terlalu amat kaya,akan tetapi ia tiada beranak.tak seberapa lama setelah ia berdoa kepada Tuhan,maka saudagar Mubarok pun beranaklah istrinya seorang anak laki-laki yang di beri nama Khojan Maimun.Setelah umurnya Khojkan maimun lima tahun,maka di serahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun,ia di pinangkan dengan anak saudagar yang kaya,amat elok parasnya,namanya Bibi Zainab.Hatta beberapa lamanya khojan Maimun beristri itu,ia membeli seekor burung bayan jantan.Maka beberapa di antara itu ia juga membeli seekor tiung betina,lalu di bawanya ke rumah dan di taruhnya hampir sangkaran bayan jugaPada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut,lalu minta izinlah dia kepada istrinya.Sebelum dia pergi ,berpesanlah dia pada istrinya itu,jika ada barang suatu pekerjaan,mufakatlah dengan dua ekor unggas itu,hubaya-hubaya jangan tiada ,karena fitnah di dunia amat besar lagi tajam dari pada senjata.Hatta beberapa lama di tinggal suaminya,ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok.Berkencanlah mereka unyuk bertemu melalui seorang perempuan tua.maka pada suatu malam,pamitlah Bibi Zainab kepada burung tiung itu hendak menemui anak raja itu,maka bernasehatkah di tentang perbuatanya yang melanggar aturan Allah SWT.maka marahlah istri Khojan Maimun dan disentakkannya tiung itu dari sangkarnya dan dihempaskannya sampai mati.Lalu Bibi Zainab pun pergi mendapatkan bayan yang sedang berpura2 tidur.maka bayan pun berpura2 terkejut dan mendengar kehendak hati Bibi Zainab perg mendapatkan anak raja.maka bayan pun berpikir bila ia menjawab seperti tiung maka ia juga akan binasa.Setelah ia sudah berpikir demikian itu,mak ujarnya,"Aduhai Siti yang baik paras,pergilah dengan segeranya mendapatkan anak raja itu.Apapun hamba ini haraplah tuan,jikalau jahat sekalipun pekerjaan tuan,Insya Allah di atas kepala hambalah menanggungnya.Baiklah tuan pergi,karena sudah di nanti anak raja itu.Apatah di cara oleh segala manusia di dunia ini selain martabat,kesabaran,dan kekayaan?Adapun akan hamba,tuan ini adalah seperti hikayat seekor unggas bayan yang dicabut bulunya oleh tuannya seorang istri saudagar.Maka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut.Maka Bayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu.Hatta setiap malam,Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu,dan setiap berpamitan dengan bayan ,maka di berilah ia cerita2 hingga sampai 24 kisah dan 24 malam burung tersebut bercerita,hingga akhirny lah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatanya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya.

Page 7: hikayat kliping

Hikayat Bayan Budiman adalah hikayat Melayu yang menyadur kisah berbingkai dari India, Sukasaptati. Penulis hikayat ini sendiri mengambil adaptasi yang berasal dari Persia. Menurut teks, terjemahan dari Persia dilakukan oleh Kadi Hassan pada 773 H (1371 M).Hikayat ini bercerita tentang seorang burung bayan yang mencoba mencegah seorang perempuan muda yang hendak menyeleweng, dengan cara mengisahkan cerita-cerita menarik. 

Unsur intrinsik :Tema : kesetiaan seorang istri kepada suaminya yang diujiAmanat : janganlah menghianati suamiLatar          : tempat: rumah Bibi ZenabWaktu : pada masa suatu malamSuasana: tegangTokoh    : Bibi Zenab, Khojan Maimun, saudagar yang kayaPenokohan : Khojan Maimun : sangat mempercayai istri dan

TuhanBibi Zenab : memiliki sifat mudah tergiurAlur : majuSudut pandang :orang ketiga

Unsur ekstrinsik : Budaya : berlayar dan menikahkan anak berumur 15 tahunReligi : percaya kepada adanya dosa dan keyakinan pada Allah Swt

Page 8: hikayat kliping

KUMPULAN HIKAYAT BESERTA UNSUR-UNSUR

 

Nama : Lita Mutia Sari

No : 20

Kelas : XI IPA 1