hidter 2

38
TUGAS HIDROLOGI TERAPAN PERHITUNGAN CURAH HUJAN DAS KALI BANGER Disusun Oleh : Neria Arza 21010113120045 Hans Natrido B 21010113120053 Apriandre Diputra 21010113120054 Nur Aeni Erma S. 21010113120068 Rifqi Mamduh M. 21010113120109 Arini Atika 21010113120117 Intan Savera D. 21010113120120 Teguh Setyo 21010113120122 Edrial Sulistyo 21010113130134 Irvan Rivaldi 21010113140135 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014

Upload: arie-bagus-prasetyo

Post on 22-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

HIDTER 2

TRANSCRIPT

Page 1: HIDTER 2

TUGAS HIDROLOGI TERAPAN

PERHITUNGAN CURAH HUJAN DAS KALI BANGER

Disusun Oleh :

Neria Arza 21010113120045

Hans Natrido B 21010113120053

Apriandre Diputra 21010113120054

Nur Aeni Erma S. 21010113120068

Rifqi Mamduh M. 21010113120109

Arini Atika 21010113120117

Intan Savera D. 21010113120120

Teguh Setyo 21010113120122

Edrial Sulistyo 21010113130134

Irvan Rivaldi 21010113140135

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

Page 2: HIDTER 2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................... 2

Bab 1. Pendahuluan................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 3

1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................ 4

1.3 Lokasi ..................................................................................... 4

Bab 2. Pembahasan ................................................................................... 6

2.1 Analisis Hidrologi ................................................................... 6

2.1.1 Pengumpulan Data Hujan ........................................ 7

2.1.2 Uji Konsistensi Data hujan ...................................... 8

2.1.3 Hujan Rata-rata Wilayah .......................................... 15

2.1.4 Curah Hujan Maksimum ........................................... 18

Bab 3. Kesimpulan ..................................................................................... 21

Lampiran

1 | P a g e

Page 3: HIDTER 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas

Mata Kuliah Hidrologi Terapan ini.

Tugas ini disusun sebagai penambahan nilai dari mata kuliah Hidrologi

Terapan yang harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa yang dibagi dalam

beberapa kelompok yang beranggotakan 10 sampai 15 orang mahasiswa.

Pada kesempatan ini, tim penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Sri Eko Wahyuni, Ir, MS selaku dosen mata kuliah Hidrologi

Terapan.

2. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah

membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.

Penyusun menyadari dan memohon maaf apabila masih terdapat banyak

kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam pengerjaan tugas ini. Untuk itu kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari rekan mahasiswa

khususnya dan para pembaca pada umumnya, agar dalam pengerjaan tugas

selanjutnya akan membantu kami menjadi lebih baik. Semoga tugas ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Semarang, 23 Oktober 2014

Penyusun

2 | P a g e

Page 4: HIDTER 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan air yang mengalir pada

kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi dimana air tersebut berasal dari

air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem. Manfaat DAS adalah

menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atasnya.

Curah hujan adalah banyaknya air yang jatuh ke bumi yang

permukaannya diasumsikan rata. Curah hujan digunakan untuk perancangan

pemanfaatan bangunan air serta pengendalian banjir. Curah hujan efektif

adalah curah hujan yang melimpas menjadi air permukaan atau disebut

dengan run off.

Kebutuhan akan data curah hujan dalam perencanaan pengelolaan

sumber daya air suatu wilayah, merupakan hal yang mutlak diperlukan.

Cuaca merupakan faktor alam yang perlu diperhitungkan dalam banyak

kegiatan pengelolaan sumber daya air wilayah, yakni kegiatan yang

berhubungan langsung dengan tataguna air seperti ketersediaan air, penentuan

musim tanam, pengendalian erosi dan banjir, pengembangan air tanah,

pemilihan jenis pohon untuk reboisasi, penentuan lokasi yang sesuai untuk

suatu kegiatan budidaya pertanian, hingga penentuan jadwal kegiatan proyek.

Data curah hujan perlu di teliti apakah data yang ada sudah konsisten untuk

digunakan.

Missing data adalah adanya data yang hilang saat pengisian data curah

hujan. Untuk mengisi data curah hujan yang hilang dapat dilakukan dengan 3

macam cara, yaitu cara aljabar, perbandingan normal, serta cara kebalikan

kuadrat jarak.

Data hujan yang teramati pada stasiun pengamat hujan bisa tidak

konsisten. Data tidak konsisten berarti data tersebut mengandung kesalahan.

Faktor yang membuat data tidak konsisten adalah perpindahan lokasi

pengukuran, perubahan alat, serta penggantian pengamat. Untuk menguji

3 | P a g e

Page 5: HIDTER 2

konsistensi data hujan digunakan pendekatan Analisis Massa Ganda (Double

Mass Curve Analysis).

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh data besarnya curah

hujan rata-rata dari suatu daerah aliran sungai dengan menggunakan metode

Aljabar dan metode Thiessen.

Tujuan dari survey daerah aliran sungai yaitu:

1. Data daerah aliran sungai yang mempunyai minimal tiga stasiun

sungai, dan curah hujan sepanjang 20 tahun dicatat dan diolah

menjadi data curah hujan yang komplit.

2. Dapat melengkapi data curah hujan yang hilang dengan

menggunakan metode yang tepat.

3. Dapat diteliti konsisten atau tidaknya suatu data curah hujan, dan

dilengkapi dengan gambar dan faktor koreksinya.

4. Setelah data konsisten, diharapkan besarnya curah hujan rata-rata

daerah aliran sungai dapat dicari dengan metode perhitungan

tertentu.

1.3. Lokasi

Lokasi yang digunakan datanya adalah DAS kali Banger

4 | P a g e

Gambar 1.1 Topografi DAS kali Banger

Page 6: HIDTER 2

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Analisis Hidrologi

Analisis hidrologi digunakan sebagai dasar analisis pekerjaan detail

desain. Data yang diperlukan adalah data hujan, data debit, dan data

klimatologi.

Data hujan yang diperlukan untuk proyek pekerjaan desain adalah curah

hujan harian selanjutnya diolah menjadi data curah hujan rencana, yang

kemudian diolah menjadi debit banjir rencana. Data hujan harian didapatkan

dari beberapa stasiun di sekitar lokasi rencana, dimana stasiun tersebut di

utamakan terletak pada daerah aliran sungai dan yang jaraknya relatif dekat

dengan daerah aliran sungai. Adapun langkah-langkah dalam analisis

hidrologi adalah sebagai berikut:

1. Menentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) beserta luasnya.

2. Menentukan luas pengaruh daerah stasiun-stasiun penakar hujan

sungai dengan metode Thiessen.

3. Menentukan atau mensortir curah hujan maksimum tiap tahunnya

dari data curah hujan yang ada.

4. Menganalisis curah hujan rencana dengan periode ulang T tahun.

5. Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan

rencana di atas periode ulang T tahun.

6. Menghitung debit andalan atau debit minimum sungai untuk

keperluan irigasi dan air baku.

7. Menghitung kebutuhan air sawah yang dibutuhkan untuk tanaman.

8. Menghitung neraca air, yakni perbandingan antara debit air yang

tersedia dengan debit air yang dibutuhkan untuk keperluan irigasi

dan air baku.

5 | P a g e

Page 7: HIDTER 2

2.2. Pengumpulan Data Hujan

Untuk menghitung curah hujan wilayah digunakan metode Thiessen,

sedangkan data yang diperlukan adalah gambar peta DAS yang akan dihitung,

letak lokasi stasiun hujan yang berpengaruh terhadap DAS dan data curah

hujan harian maksimum hasil pengamatan di masing-masing stasiun tersebut.

Data lokasi stasiun hujan yang berpengaruh terhadap DASa yang ditinjau

dapat dilihat pada tabel 2.1

Stasiun hujan yang berpengaruh terhadap DAS yang ditinjau:

Tabel 2.1

No Nama Stasiun Hujan

1

2

3

Maritim

Simongan

Karangroto

6 | P a g e

Page 8: HIDTER 2

2.3. Data Curah hujan

Data curah hujan pada 3 buah stasiun pengamatan dari DAS Kali

Banger selama 20 tahun

TahunData Curah Hujan Harian Maksimum

Stasiun Simongan(mm)

Stasiun Karangroto (mm)

Stasiun Maritim(mm)

1991 63,38 83,41 188,6

1992 44,6 59,4 82,6

1993 166,42 126,5 170,2

1994 71,1 47,96 120,2

1995 85,86 87,16 144

1996 106 50,85 108,4

1997 124 78,38 146

1998 289 59,08 96

1999 119 87,95 106

2000 179 118,67 150

2001 88,51 80,93 96

2002 64,94 47,11 68

2003 64,59 80 99,4

2004 142,75 142,2 78,1

2005 52,66 56,21 64,8

2006 198 135 156,5

2007 162 100 78,4

2008 169 173 96,1

2009 216 130 104,5

2010 117 125 168,6

7 | P a g e

Page 9: HIDTER 2

Sumber : Anisah, Dewi dan Nurma Setyawati, 2011, Perencanaan Pengendalian Banjir Wilayah Kecamatan Semarang Timur, Semarang

2.4. Uji Konsistensi Data Hujan

Satu seri data hujan untuk satu stasiun tertentu dimungkinkan tempatnya

tidak konsisten.Data semacam ini tidak bisa langsung dianalisis.Uji

konsistensi data digunakan untuk mengetahui konsistensi terhadap suatu seri

data yang diperoleh.Penyebab tidak konsistennya data antara lain:

Alat ukur yang diganti dengan spesifikasi yang berbeda atau alat yang

sama akan tetapi dipasang dengan patokan ukuran yang berbeda

Alat ukur dipindahkan dari tempat semula akan tetapi secara

administrasi nama stasiun tersebut tidak diubah, misalnya karena

masih dala satu desa yang sama

Alat ukur sama,tempat tidak dipindahkan, aka tetapi lingkungan yang

berubah misalnya semula dipasang di tempat yang ideal (sesuai

dengan syarat-syarat yang sudah dijelaskan pada bab terdahulu),

kemudian berubah karena adanya bangunan atau pepohonan yang

terlalu besar disekitarnya.

Untuk menguji konsistensi data hujan,pendekatan yang dapat dilakukan

misalnya dengan Analisis Masa Ganda (double mass Curve analysis), yaitu

menguji konsistensi hasil pengukuran pada suatu stasiun dan membandingkan

akumulasi dari hujan yang bersamaan untuk suatu kumpulan stasiun yang

mengelilinginya.

Adapun metode yang kita gunakan untuk menguji konsistensi yaitu

dengan metode analisis masa ganda (Double Mass Curve).Cara yang

digunakan sebagai berikut:

Data hujan yang diuji adalah data hujan pada stasiun P

Data hujan acuan merupakan rata-rata data hujan A,B,C, yang

lokasinya berada disekeliling stasiun P. Data ini disebut juga data

hujan indek

Data kumulatif di stasiun P dibandingkan secara grafis dengan data

hujan kumulatif indek

8 | P a g e

Page 10: HIDTER 2

Jika grafik terdapat patahan, maka data di stasiun P membuktikan

belum konsisten dan harus dikoreksi

Cara untuk mengkoreksinya yaitu data stasiun P yang sebelumnya

harus dikurangi dan dikalikan faktor koreksi: b/a

Data yang sudah konsisten menunjukan data tersebut sudah sesuai

dengan fenomena hujan yang terjadi di lapangan

9 | P a g e

Page 11: HIDTER 2

Uji Konsistensi Double Mass Curve Stasiun Simongan

Tahun

Data curah hujan maksimumrata - rata

stasiun acuan (mm)

Kumulatif

Stasiun Simongan

(mm)

Stasiun Karangrot

o (mm)

Stasiun Mariti

m (mm)

Stasiun Simongan

(mm)

stasiun acuan (mm)

1991 63,38 83,41 188,6 136,005 63,38 136,005

1992 44,6 59,4 82,6 71 107,98 207,005

1993 166,42 126,5 170,2 148,35 274,4 355,355

1994 71,1 47,96 120,2 84,08 345,5 439,435

1995 85,86 87,16 144 115,58 431,36 555,015

1996 106 50,85 108,4 79,625 537,36 634,64

1997 124 78,38 146 112,19 661,36 746,83

1998 289 59,08 96 77,54 950,36 824,37

1999 119 87,95 106 96,975 1069,36 921,345

2000 179 118,67 150 134,335 1248,36 1055,68

2001 88,51 80,93 96 88,465 1336,87 1144,145

2002 64,94 47,11 68 57,555 1401,81 1201,7

2003 64,59 80 99,4 89,7 1466,4 1291,4

2004 142,75 142,2 78,1 110,15 1609,15 1401,55

2005 52,66 56,21 64,8 60,505 1661,81 1462,055

2006 198 135 156,5 145,75 1859,81 1607,805

2007 162 100 78,4 89,2 2021,81 1697,005

2008 169 173 96,1 134,55 2190,81 1831,555

2009 216 130 104,5 117,25 2406,81 1948,805

2010 117 125 168,6 146,8 2523,81 2095,605

Contoh perhitungan

Rata – rata stasiun acuan tahun 1991

10 | P a g e

Page 12: HIDTER 2

= Pistasiunkarangroto+Pistasiunmaritim

nstasiun

=83,41+188,62

=136,005 mm

Kumulatif stasiun acuan tahun 1992

= Kumulatif stasiun acuhan tahun 1991 + (rata- rata stasiun acuhan tahun 1992)

= 136,005 mm + 71 mm

= 207,005 mm

0 250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 2250 2500 27500

500

1000

1500

2000

2500

R² = 0.994149174414638

Mass Curve Stasiun Simongan

Kumulatif Stasiun Referensi (mm)

Kum

ulati

f Sta

siun

Sim

onga

n (m

m)

Data curah hujan di Stasiun Simongan sudah konsisten terhadap stasiun

acuan hal itu ditunjukkan dari bentuk kurva yang relatif tidak mengalami patahan

dan juga memiliki nilai R2 yang mendekati 1. Maka, tidak perlu diadakan koreksi

data.

11 | P a g e

Page 13: HIDTER 2

Uji Konsistensi Double Mass Curve Stasiun Karangroto

Tahun

Data curah hujan maksimum rata - rata stasiun acuan (mm)

Kumulatif

Stasiun Karangroto

(mm)

Stasiun Simongan

(mm)

Stasiun Maritim

(mm)

Stasiun karang roto

(mm)

stasiun acuan (mm)

1991 83,41 63,38 188,6 125,99 83,41 125,99

1992 59,4 44,6 82,6 63,6 142,81 189,59

1993 126,5 166,42 170,2 168,31 269,31 357,9

1994 47,96 71,1 120,2 95,65 317,27 453,55

1995 87,16 85,86 144 114,93 404,43 568,48

1996 50,85 106 108,4 107,2 455,28 675,68

1997 78,38 124 146 135 533,66 810,68

1998 59,08 289 96 192,5 592,74 1003,18

1999 87,95 119 106 112,5 680,69 1115,68

2000 118,67 179 150 164,5 799,36 1280,18

2001 80,93 88,51 96 92,255 880,29 1372,435

2002 47,11 64,94 68 66,47 927,4 1438,905

2003 80 64,59 99,4 81,995 1007,4 1520,9

2004 142,2 142,75 78,1 110,425 1149,6 1631,325

2005 56,21 52,66 64,8 58,73 1205,81 1690,055

2006 135 198 156,5 177,25 1340,81 1867,305

2007 100 162 78,4 120,2 1440,81 1987,505

2008 173 169 96,1 132,55 1613,81 2120,055

2009 130 216 104,5 160,25 1743,81 2280,305

2010 125 117 168,6 142,8 1868,81 2423,105

12 | P a g e

Page 14: HIDTER 2

0 250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 22500

500

1000

1500

2000

2500R² = 0.983299169983303

Mass Curve Stasiun Karangroto

Kumulatif Stasiun referensi (mm)

Kum

ulati

f Sta

siun

Kara

ngro

to

Data curah hujan di Stasiun Karangroto sudah konsisten terhadap stasiun

acuan hal itu ditunjukkan dari bentuk kurva yang relatif tidak mengalami patahan

dan juga memiliki nilai R2 yang mendekati 1. Maka, tidak perlu diadakan koreksi

data.

13 | P a g e

Page 15: HIDTER 2

Uji Konsistensi Double Mass Curve Stasiun Maritim

Tahun

Data curah hujan maksimum rata - rata stasiun acuan (mm)

Kumulatif

Stasiun Maritim

(mm)

Stasiun Karangroto

(mm)

Stasiun Simongan

(mm)

Stasiun Maritim

(mm)

stasiun acuan (mm)

1991 188,6 83,41 63,38 73,395 188,6 73,395

1992 82,6 59,4 44,6 52 271,2 125,395

1993 170,2 126,5 166,42 146,46 441,4 271,855

1994 120,2 47,96 71,1 59,53 561,6 331,385

1995 144 87,16 85,86 86,51 705,6 417,895

1996 108,4 50,85 106 78,425 814 496,32

1997 146 78,38 124 101,19 960 597,51

1998 96 59,08 289 174,04 1056 771,55

1999 106 87,95 119 103,475 1162 875,025

2000 150 118,67 179 148,835 1312 1023,86

2001 96 80,93 88,51 84,72 1408 1108,58

2002 68 47,11 64,94 56,025 1476 1164,605

2003 99,4 80 64,59 72,295 1575,4 1236,9

2004 78,1 142,2 142,75 142,475 1653,5 1379,375

2005 64,8 56,21 52,66 54,435 1718,3 1433,81

2006 156,5 135 198 166,5 1874,8 1600,31

2007 78,4 100 162 131 1953,2 1731,31

2008 96,1 173 169 171 2049,3 1902,31

2009 104,5 130 216 173 2153,8 2075,31

2010 168,6 125 117 121 2322,4 2196,31

14 | P a g e

Page 16: HIDTER 2

0 500 1000 1500 2000 25000

500

1000

1500

2000

2500

R² = 0.984044366161846

Mass Curve Stasiun Maritim

Kumulatif Stasiun Referensi

Kum

ulati

f St

asiu

n M

ariti

m

Data curah hujan di Stasiun Maritim sudah konsisten terhadap stasiun

acuan hal itu ditunjukkan dari bentuk kurva yang relatif tidak mengalami patahan

dan juga memiliki nilai R2 yang mendekati 1. Maka, tidak perlu diadakan koreksi

data.

15 | P a g e

Page 17: HIDTER 2

Perhitungan Double Mass Curve

Simongan

Mencari Nilai rata-rata stasiun indek (Stasiun Karangroto :Stasiun

Maritim)

¿ Point Rainfall Karangroto+P oint Rainfall Maritim2

¿ 83,41+188,62

= 136,005

Mencari nilai Kumulatif stasiun Simongan

Mencari nilai kumulatif stasiun indek (stasiun Karangroto ;

stasiun Maritim)

Buat Grafik dengan sumbu y berupa nilai kumulatif stasiun

Simongan dan sumbu x berupa nilai kumulatif stasiun indek

Karangroto

Mencari nilai rata-rata stasiun indek(Simongan ; Maritim)

¿ Point Rainfall Simongan+Point Rainfall Maritim2

¿ 63,38+188,62

= 125,99

Mencari nilai Kumulatif stasiun Karangroto

Mencari nilai kumulatif stasiun indek (stasiun Simongan ;

stasiun Maritim)

Buat Grafik dengan sumbu y berupa nilai kumulatif stasiun

Karangreto dan sumbu x berupa nilai kumulatif stasiun indek

(Simongan ; Maritim)

Page 18: HIDTER 2

Maritim

Mencari nilai ratau-rata stasiun indek(Simongan ; Karamgroto)

¿ Point Rainfall Simongan+Point Rainfall Karangroto2

¿ 63,38+83,412

= 73,395

Mencari nilai Kumulatif stasiun Maritim

Mencari nilai kumulatif stasiun indek (stasiun Simongan ; stasiun

Karangroto)

Buat Grafik dengan sumbu y berupa nilai kumulatif stasiun Maritim

dan sumbu x berupa nilai kumulatif stasiun indek (Simongan ;

Karangroto)

17 | P a g e

Page 19: HIDTER 2

2.5. Hujan Rata-Rata Wilayah

Untuk menghitung hujan rata-rata wilayah dapat menggunakan 3

metode yaitu Aljabar, Thiessen,dan Isohyet.Adapun metode yang kami

gunakan adalah metode Thiessen dan Aljabar.

2.5.1 Metode Thiessen

Berikut langkah-langkah metode Thiessen :

1. Hubungkan lokasi stasiun pengamat hujan.

2. Gambar garis bagi tegak lurus pada tiap sisi segitiga.

3. Hitung faktor pemberat/pembobot Thiessen Ai/ΣAi.

4. Luas poligon dapat diukur dengan planimeter / kertas milimeter.

5. Curah hujan dalam tiap poligon dianggap diwakili oleh curah hujan

dari titik pengamatan dalam tiap poligon tersebut.

Luas Daerah Pengaruh DAS Sungai Kali Banger

No Nama Stasiun Pengamatan Luas (Km2 ¿1 Stasiun Simongan 1,7312 Stasiun Karangroto 0,1873 Stasiun Maritim 3,320Total 5,218

Faktor Pemberat :

1. Simongan = Luas Daerah Pengaruh : Luas DAS total

= 1.731 : 5.218

= 0,55

2. Karangrojo = 0.187 : 5.218

= 0,11

3. Maritim = 3.320 : 5.218

= 0,34

18 | P a g e

Page 20: HIDTER 2

Analisa hasil perhitungan curah hujan rata - rata wilayah DAS Simongan

Tabel 2.4

Tahun Tanggal

Curah hujan maksimum Curah hujan

harian rata - rata DAS

(mm)

Curah hujan harian

maksimum DAS (mm)

Stasiun Simongan

(mm)

Stasiun Karangroto

(mm)

Stasiun Maritim

(mm)33,00% 3,60% 63,40%

199119 Februari 1991 63,380 78,160 88,800 80,02836

133,4611404 Nopember 1991 56,190 83,410 0,000 21,5454626 Desember 1991 41,090 9,140 188,600 133,46114

199225 Oktober 1992 44,600 59,400 16,500 27,3174

67,131425 Oktober 1992 44,600 59,400 16,500 27,317425 November 1992 42,020 24,900 82,600 67,1314

199329 Januari 1993 166,420 126,500 170,200 167,3794

167,379429 Januari 1993 166,420 126,500 170,200 167,379429 Januari 1993 166,420 126,500 170,200 167,3794

199423 Maret 1994 71,100 15,000 8,200 29,2018

97,0601625 Januari 1994 57,960 47,960 120,200 97,0601625 Januari 1994 57,960 47,960 120,200 97,06016

199513 Desember 1995 85,860 87,160 144,000 122,76756

122,7675613 Desember 1995 85,860 87,160 144,000 122,7675613 Desember 1995 85,860 87,160 144,000 122,76756

1996 18 April 1996 106,000 0,000 0,000 34,98 97,461402 September 1996 30,000 50,850 74,200 58,773427 Februari 1996 82,000 46,550 108,400 97,4614

199713 Desember 1997 124,000 18,400 64,000 82,1584

127,0947225 Januari 1997 89,000 78,380 64,000 72,7676819 Januari 1997 100,000 42,520 146,000 127,09472

199805 Maret 1998 289,000 10,880 31,000 115,41568

115,4156821 Februari 1998 122,000 59,080 80,000 93,1068826 Februari 1998 25,000 2,200 96,000 69,1932

199906 April 1999 119,000 52,320 36,000 63,97752

91,828215 April 1999 90,000 87,950 93,000 91,828220 Desember 1999 54,000 28,660 106,000 86,05576

200022 Januari 2000 179,000 64,990 122,000 138,75764

144,3223226 Januari 2000 50,000 118,670 90,400 78,0857222 Mei 2000 148,000 10,620 150,000 144,32232

200104 Desember 2001 88,510 80,930 30,500 51,45878

66,6742804 Desember 2001 88,510 80,930 30,500 51,4587806 Januari 2001 14,380 29,580 96,000 66,67428

200224 Februari 2002 64,940 34,050 8,000 27,728

62,059704 Januari 2002 39,320 47,110 21,000 27,98556

19 | P a g e

Page 21: HIDTER 2

02 April 2002 52,530 44,800 68,000 62,0597

200318 Maret 2003 64,590 28,000 6,000 26,1267

102,701202 Februari 2003 25,170 80,000 4,700 14,165916 Februari 2003 117,520 25,000 99,400 102,7012

200417 Februari 2004 142,750 142,200 46,200 81,5175

81,517517 Februari 2004 142,570 142,200 46,200 81,458111 Juni 2004 3,560 3,360 78,100 50,81116

200504 Juni 2005 52,660 44,040 2,000 20,23124

42,245703 April 2005 51,410 56,210 14,100 27,9282630 Desember 2005 3,070 4,150 64,800 42,2457

200628 Januari 2006 198,000 135,000 156,500 169,421

169,42128 Januari 2006 198,000 135,000 156,500 169,42128 Januari 2006 198,000 135,000 156,500 169,421

200712 April 2007 162,000 100,000 76,000 105,244

105,24412 April 2007 162,000 100,000 76,000 105,24411 Juni 2007 0,000 47,000 78,400 51,3976

200821 Februari 2008 169,000 0,000 16,100 65,9774

70,695429 Desember 2008 54,000 173,000 60,000 62,08819 Februari 2008 20,000 88,000 96,100 70,6954

200902 Agustus 2009 216,000 88,000 75,400 122,2516

122,251614 Januari 2009 0,000 130,000 92,800 63,515225 Desember 2009 57,000 60,000 104,500 87,223

201015 Desember 2010 117,000 56,000 47,400 70,6776

122,882403 Desember 2010 37,000 125,000 82,000 68,69812 Nopember 2010 37,000 105,000 168,600 122,8824

Bagian yang dicetak tebal merupakan data curah hujan maksimal tiap tahun pada masing – masing 3 stasiun berbeda.

Contoh perhitungan

Faktor Pembobot di Stasiun Simongan

FP= Luasdaerah pengaruhLuas daerahtotal

¿1,7315,218

×100 %

¿33 %

Faktor Pembobot di Stasiun Karangroto

20 | P a g e

Page 22: HIDTER 2

FP= Luasdaerah pengaruhLuas daerahtotal

¿0,1875,218

× 100 %

¿3,6 %

Faktor Pembobot di Stasiun Maritim (tanjung mas)

FP= Luasdaerah pengaruhLuas daerahtotal

¿3,3205,218

×100 %

¿63,4%

Hujan rata – rata DAS tahun 1991

Tanggal 19 Februari 1991 P=∑ Pi × FP

¿( (63,38× 33 % )+ (78,16 × 3,6 % )+ (88,8 ×63,40 % )) ¿80,02 mm

Tanggal 4 November 1991 P=∑ Pi × FP

¿( (56,19× 33 %)+( 83,41× 3,6 %)+( 0× 63,40 % )) ¿21,54 mm

Tanggal 2 Desember 1991 P=∑ Pi × FP

¿ ( (63,38 ×33 % )+(78,16 ×3,6 %)+(88,8 × 63,40 % )) ¿133,46 mm

Jadi, curah hujan harian maksimum DAS adalah 133,46 mm

21 | P a g e

Page 23: HIDTER 2

Metode Aljabar

1n

× (S1+S2+S 3+…+Sn )

Tabel Perhitungan Aljabar

Tabel 2.5

Tahun

Tanggal

Curah hujan maksimum Curah hujan harian

rata - rata DAS

Curah hujan harian

maksimum DAS

Simongan

Karangroto

Maritim

1991

19 Februari 1991 63,380 78,160 88,800 76,780

79,6104 Nopember 1991 56,190 83,410 0,000 46,533

26 Desember 1991 41,090 9,140188,60

079,610

1992

25 Oktober 1992 44,600 59,400 16,500 40,167

49,8425 Oktober 1992 44,600 59,400 16,500 40,167

25 November 1992 42,020 24,900 82,600 49,840

1993

29 Januari 1993 166,420 126,500170,20

0154,373

154,3733333

29 Januari 1993 166,420 126,500170,20

0154,373

29 Januari 1993 166,420 126,500170,20

0154,373

1994

23 Maret 1994 71,100 15,000 8,200 31,433

25 Januari 1994 57,960 47,960120,20

075,373

25 Januari 1994 57,960 47,960120,20

075,373

1995

13 Desember 1995 85,860 87,160144,00

0105,673

105,673333313 Desember 1995 85,860 87,160

144,000

105,673

13 Desember 1995 85,860 87,160 144,00 105,673

22 | P a g e

Page 24: HIDTER 2

0

1996

18 April 1996 106,000 0,000 0,000 35,333

78,98333333

02 September 1996

30,000 50,850 74,200 51,683

27 Februari 1996 82,000 46,550108,40

078,983

1997

13 Desember 1997 124,000 18,400 64,000 68,800

96,17333333

25 Januari 1997 89,000 78,380 64,000 77,127

19 Januari 1997 100,000 42,520146,00

096,173

1998

05 Maret 1998 289,000 10,880 31,000 110,293110,293333

321 Februari 1998 122,000 59,080 80,000 87,027

26 Februari 1998 25,000 2,200 96,000 41,067

1999

06 April 1999 119,000 52,320 36,000 69,107

90,31666667

15 April 1999 90,000 87,950 93,000 90,317

20 Desember 1999 54,000 28,660106,00

062,887

2000

22 Januari 2000 179,000 64,990122,00

0121,997

121,9966667

26 Januari 2000 50,000 118,670 90,400 86,357

22 Mei 2000 148,000 10,620150,00

0102,873

2001

04 Desember 2001 88,510 80,930 30,500 66,64766,6466666

704 Desember 2001 88,510 80,930 30,500 66,647

06 Januari 2001 14,380 29,580 96,000 46,653

2002

24 Februari 2002 64,940 34,050 8,000 35,663

55,1104 Januari 2002 39,320 47,110 21,000 35,810

02 April 2002 52,530 44,800 68,000 55,110

2003

18 Maret 2003 64,590 28,000 6,000 32,863

80,6402 Februari 2003 25,170 80,000 4,700 36,623

16 Februari 2003 117,520 25,000 99,400 80,640

23 | P a g e

Page 25: HIDTER 2

2004

17 Februari 2004 142,750 142,200 46,200 110,383110,383333

317 Februari 2004 142,570 142,200 46,200 110,323

11 Juni 2004 3,560 3,360 78,100 28,340

2005

04 Juni 2005 52,660 44,040 2,000 32,90040,5733333

303 April 2005 51,410 56,210 14,100 40,573

30 Desember 2005 3,070 4,150 64,800 24,007

2006

28 Januari 2006 198,000 135,000156,50

0163,167

163,1666667

28 Januari 2006 198,000 135,000156,50

0163,167

28 Januari 2006 198,000 135,000156,50

0163,167

2007

12 April 2007 162,000 100,000 76,000 112,667112,666666

712 April 2007 162,000 100,000 76,000 112,667

11 Juni 2007 0,000 47,000 78,400 41,800

2008

21 Februari 2008 169,000 0,000 16,100 61,70095,6666666

729 Desember 2008 54,000 173,000 60,000 95,667

19 Februari 2008 20,000 88,000 96,100 68,033

2009

02 Agustus 2009 216,000 88,000 75,400 126,467

126,4666667

14 Januari 2009 0,000 130,000 92,800 74,267

25 Desember 2009 57,000 60,000104,50

073,833

2010

15 Desember 2010 117,000 56,000 47,400 73,467

103,5333333

03 Desember 2010 37,000 125,000 82,000 81,333

12 Nopember 2010 37,000 105,000168,60

0103,533

Contoh perhitungan :

Hujan rata – rata DAS tahun 2010 Tanggal 15 desember

24 | P a g e

Page 26: HIDTER 2

P=1n∑i=1

n

Pi

¿ 13(117+56+47,4)

¿73,467 mm

Tanggal 03 desember

P=1n∑i=1

n

Pi

¿ 13(37+125+82)

¿81,33 mm

Tanggal 12 desember

P=1n∑i=1

n

Pi

¿ 13(37+105+168,6)

¿103,533 mm

Jadi, hujan maksimum pada tahun 2010 sebesar 103,53 mm

Perbandingan Hasil Curah Hujan Maksimum Harian

Tahun

Curah Hujan Maksimum Harian

Metode Aljabar

Metode Thiessen

1991 79,61 133,46114

1992 49,84 67,1314

1993 154,3733333 167,3794

1994 75,37333333 97,06016

1995 105,6733333 122,76756

1996 78,98333333 97,4614

1997 96,17333333 127,09472

1998 110,2933333 115,41568

25 | P a g e

Page 27: HIDTER 2

1999 90,31666667 91,8282

2000 121,9966667 144,32232

2001 66,64666667 66,67428

2002 55,11 62,0597

2003 80,64 102,7012

2004 110,3833333 81,5175

2005 40,57333333 42,2457

2006 163,1666667 169,421

2007 112,6666667 105,244

2008 95,66666667 70,6954

2009 126,4666667 122,2516

2010 103,5333333 122,8824

BAB III

KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan Uji Konsistensi menggunakan metode Double Mass

Curve, serta perhitungan curah hujan rata-rata menggunakan metode Thiessen,

dapat disimpulkan bahwa DAS simongan dengan Stasiun karangroto, maritim,

memiliki data curah hujan yang konsisten dengan curah hujan maksimum selama

20 tahun terhitung dari tahun 1991 sampai 2010 terjadi pada 28 Januari 2006 .

26 | P a g e