hidrosfer 2

37
Noviana Anjar Hastuti 12708251009 SUNGAI, GLETSER, DAN AIR TANAH Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Upload: noviana-hastuti

Post on 26-Jun-2015

1.130 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

Bagian dari hidrosfer: sungai, gletser, dan air tanah

TRANSCRIPT

Page 1: Hidrosfer 2

Noviana Anjar Hastuti12708251009

SUNGAI, GLETSER, DAN AIR TANAH

Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Page 2: Hidrosfer 2

Hidrosfer meliputi semua air yang terdapat maupun berada pada

permukaan bumi. Bumi merupakan satu-satunya planet dalam tata surya yang

sebagian besar wilayahnya tertutup oleh wilayah perairan, baik dalam bentuk

padat (lembaran-lembaran salju dan es), cair, (sungai, danau, rawa, laut, dan air tanah) maupun bentuk gas (uap air).

Hidrosfer

Page 3: Hidrosfer 2

Hidrosfer

Sungai

Page 4: Hidrosfer 2

Definisi Sungai:1. Sungai merupakan aliran air yang

besar dan memanjang yang mengalit secara terus menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara);

2. Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah sekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawa menuju laut, danau, rawa, atau ke sungai lainnya

3. Sungai adalah bagian muka bumi yang lebih rendah berupa alur, terbentuk secara alami sebagai tempat air mengalir;

Sungai

Hidrosfer

Page 5: Hidrosfer 2

Definisi Sungai:4. Sungai adalah air tawar dari

sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih besar.

5. River is a large natural stream of water following in a channel to the sea, a lake, or another river. Sungai merupakan aliran air yang terbentuk secara alami mengikuti saluran yang menuju laut, danau atau sungai yang lain.

Sungai

Hidrosfer

Page 6: Hidrosfer 2

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sungai merupakan aliran air dari berbagai sumber air alamiah yang mengalir dari sumber (hulu)

menuju muara (hilir) yang merupakan laut, danau, ataupun

sungai lainnya.

Arus air di bagian hulu sungai biasanya lebih deras dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Aliran sungai seringkali berliku-liku

karena terjadinya proses pengikisan dan pengendapan di sepanjang

sungai.

Sungai

Hidrosfer

Page 7: Hidrosfer 2

Sungai terbentuk ketika air yang berada di permukaan daratan, baik air hujan, mata air,

maupun gletser akan mengalir melalui sebuah saluran menuju tempat yang lebih rendah.

Misalnya di sebuah puncak bukit atau gunung yang tinggi, dimana air hujan sangat banyak jatuh di daerah itu, kemudian berkumpul di bagian yang

cekung, lama kelamaan dikarenakan sudah penuh, akhirnya air akan mengalir keluar melalui bagian bibir cekungan yang paling mudah tergerus air. Mula-mula saluran ini relatif sempit dan pendek.

Akan tetapi secara alamiah aliran ini akan mengikis daerah-daerah yang dilaluinya sehingga saluran ini semakun lebar dan panjang dan pada

akhirnya terbentuklah sungai.

Proses Terbentuknya Sungai

Hidrosfer

Page 8: Hidrosfer 2

Perkembangan sungai akan menunjukkan umur dari sungai tersebut, karena sungai yang ada saat

ini merupakan proses yang terus menerus berlangsung dan akan terus berkembang. Sungai

mengalami masa muda, dewasa, dan tua. Menurut Davis Morris, seorang geologist berkebangsaan Amerika, siklus kehidupan sungai dimulai ketika

tanah baru muncul di atas permukaan laut. Hujan kemudian mengikisnya dan membuat parit,

kemudian parit-parit itu bertemu sesamanya dan membentuk sungai. Anak-anakk sungai kemudian

tumbuh dari sungai utamanya seperti cabang tumbuh dari pohon. Semakin tua sungai,

lembahnya semakin dalam dan anak-anak sungainya semakin panjang.

Perkembangan Sungai

Hidrosfer

Page 9: Hidrosfer 2

Perkembangan Sungai

Hidrosfer

Page 10: Hidrosfer 2

Sungai muda memiliki ciri terjal karena biasanya ditemukan di tempat

yang tinggi atau di daerah pegunungan, dengan gradient besar dan berarus sangat cepat. Kegiatan

erosi yang sangat kuat karena arusnya yang cepat, khususnya erosi

ke bawah. Erosi tersebut akan menghasilkan lembah menyerupai

huruf-V. Terdapat air terjun dan longsoran banyak terjadi pada tebing-tebingnya. Contohnya Sungai Fraser.

Sungai Muda

Hidrosfer

Page 11: Hidrosfer 2

Sungai dewasa mengalami pengurangan gradient,

sehingga kecepatan alirannya berkurang. Daya

angkut erosi berkurang, terdapat variasi antara erosi dan sedimentasi,

terus memperlebar lembahnya, dan

mengembangkan lantai datar, terdapat dataran

banjir yang kemudian akan membentuk meander. Contohnya Sungai Nil

Hidrosfer

Sungai Dewasa

Page 12: Hidrosfer 2

Sungai tua merupakan dataran banjir, dibantaran

yang lebar sungai biasanya mengembangkan pola berkelok (meander),

oxbow lakes, alur teranyam, tanggul alam, dan undak-undak sungai

menunjukkan kondisi ‘graded’. Sungai tua sangatlah berlumpur,

konsekuensi dari banyaknya material yang

dibawa oleh sungai dengan kecepatan yang

rendah. Contoh sungai tua adalah Sungai Mississippi.

Hidrosfer

Sungai Dewasa

Page 13: Hidrosfer 2

HidrosferKlasifikasi Sungai

Sumber Air

Debit Air

Asal Kejadian (Genetik)

Struktur Geologi

Pola Aliran

Berdasarkan

Page 14: Hidrosfer 2

Sungai Berdasarkan Sumber Airnya

Hidrosfer

Sungai Mata Air

Sungai Hujan

Sungai Gletser

Sungai Campuran

Sungai Berdasarkan Debit Airnya

Sungai Permanen

Sungai Periodik

Sungai Episodik

Sungai Ephemeral

Page 15: Hidrosfer 2

Sungai Berdasarkan Asal Kejadian

Hidrosfer

Sungai Konsekuen

Sungai Subsekuen

Sungai Obsekuen

Sungai Resekuen

Sungai Berdasarkan Struktur Geologi

Sungai Anteseden

Sungai Superposed

Sungai Insekuen

Page 16: Hidrosfer 2

Sungai Berdasarkan Asal Kejadian

Hidrosfer

Sungai Konsekuen

Sungai konsekuen adalah sungai yang

airnya mengalir mengikuti

kemiringan lapisan batuan yang

dilaluinya. Contoh Sungai Cipanas.

Sungai Subsekuen Sungai subsekuen

adalah sungai yang aliran airnya

mengikuti srike batuan, mengalir

pada lapisan batuan yang lunak,

dan biasanya merupakan sungai yang tegak lurus terhadap sungai

konsekuen.

Page 17: Hidrosfer 2

Sungai Berdasarkan Asal Kejadian

Hidrosfer

Sungai obsekuen adalah sungai yang

aliran airnya berlawanan arah dengan sungai konsekuen atau berlawanan arah

dengan kemiringan lapisan batuan

serta bermuara di sungai subsekuen

Sungai resekuen adalah sungai yang

airnya mengalir mengikuti arah

kemiringan lapisan batuan dan

bermuara di sungai subsekuen.

Sungai Obsekuen Sungai Resekuen

Page 18: Hidrosfer 2

Sungai Berdasarkan Asal Kejadian

Hidrosfer

Sungai insekuen adalah sungai yang

mengalir tanpa dikontrol oleh

litologi maupun struktur geologi sehingga arah alirannya tidak

menentu.

Sungai resekuen adalah sungai yang

airnya mengalir mengikuti arah

kemiringan lapisan batuan dan

bermuara di sungai subsekuen.

Sungai Resekuen Sungai Insekuen

Page 19: Hidrosfer 2

Sungai Berdasarkan Asal Kejadian

Hidrosfer

Sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya

walaupun ada struktur geologi (batuan) yang

melintang. Hal ini karena kekuatan

arusnya, sehingga mampu menembus

batuan yang merintanginya.

Sungai superposed adalah sungai yang melintang, struktur

dan prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan

yang menutupinya

Sungai Anteseden Sungai Superposed

Page 20: Hidrosfer 2

Sungai Berdasarkan Pola Aliran

Hidrosfer

Radial Sentripetal

Radial Sentrifugal

Dendritik

Trellis

Rektangular

Anular

Pinate

Page 21: Hidrosfer 2

Gletser

Page 22: Hidrosfer 2

“Fundamentally, a glacier is a mass of ice, a land, that moves under its own weight.” Pada dasarnya gletser merupakan massa es, pada daratan, yang

bergerak dengan beratnya sendiri. Gletser terbentuk di lembah pegunungan dan menuruni

lembah pegunungan secara perlahan-lahan akibat akumulasi dari es, salju, ataupun bebatuan

karena adanya perubahan suhu. Bagaimanapun suhu akan menurun seiring

dengan naiknya ketinggian, sehingga gletser dapat terbentuk pada daerah pegunungan bahkan di daerah tropis ataupun daerah

subtropis. Sebagian besar gletser berada pada kutub utara dan kutub selatan dimana sinar

matahari sangat sedikit, bahkkan pada musim panas, pada daerah kutub masih cukup dingin,

sehingga gletser tidak akan mencair.

Gletser

Page 23: Hidrosfer 2

• Gletser terbentuk ketika salju turun, setelah mengendap, udara yang terperangkap di antara serpihan salju terdorong keluar, shingga membentuk keping salju padat yang disebut firn. Saat salju semakin banyak turun, firn akan terpadatkan menjadi gletser.

• Perubahan bentuk dari salju menjadi gletser mungkin membutuhkan waktu dari 5 hingga 3500 tahun tergantung pada beberapa faktor, diantaranya iklim, dan rata-rata salju yang terakumulasi. Pada akhirnya, ketika massa es menjadi lebih besar, gletser pada bidang yang miring akan runtuh atau mengalir.

Proses Terbentuknya Gletser

Page 24: Hidrosfer 2

Gletser dibagi menjadi dua tipe berdasarkan ukuran dan proses terbentuknya yaitu alpine glacier dan continental glacier. Alpine gletser merupakan gletser yang berada di daerah pegunungan, ataupun pada daerah yang tinggi. Sekitar 70.000-200.000 gletser di bumi ini merupakan alpine glacier. Sedangkan continental glacier merupakan gletser yang menutupi sebagian besar wilayah greenland dan antartika.

Diperkirakan gletser yang berada di greenland menutupi wilayah seluas 1,7 juta km2 dengan ketebalan 3 km, sedangkan gletser pada daerah antartika menutupi wilayah seluas 12,5 juta km2 dengan ketebalan 5 km.

Tipe Gletser

Page 25: Hidrosfer 2

Proses terbentuk ataupun mencairnya gletser sangat dipengaruhi oleh faktor suhu. Ilmuwan mengklaim gletser di seluruh dunia telah mencair 100 kali lebih cepat dalam kurun waktu 350 tahun

Pencairan Gletser karena Perubahan Suhu

Page 26: Hidrosfer 2

Pencairan Gletser karena Perubahan Suhu

Pencairan gletser di Kutub Utara, sehingga kapal dapat berlayar tanpa hambatan

Page 27: Hidrosfer 2

Pencairan Gletser karena Perubahan Suhu

Pencairan gletser di Kutub Utara, sehingga ditemukan bongkahan es di Australia

Page 28: Hidrosfer 2

Air Tanah

Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antara butir-butir tanah dan di dalam retak-retak dari batuan. Secara sederhana air tanah dapat diartikan sebagai air yang terdapat di bawah permukaan bumi, yaitu di dalam celah-celah batuan dan tanah. Air tanah berasal dari salju, hujan atau bentuk curahan lain yang meresap ke dalam tanah dan tersimpan dalam lapisan kedap air.

Page 29: Hidrosfer 2

Air Tanah

Proses terbentuknya air tanah berhubungan dengan siklus hidrologi. Seperti yang telah diketahui bahwa siklus hidrologi merupakan sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui proses kondensasi, prespitasi, evaporasi, dan transpirasi. Setelah air jatuh ke tanah siklus hidrologi bergerak secara terus menerus dalam tiga cara yang berbeda yaitu evaporasi, infiltrasi, dan air permukaan. Air tanah terbentuk dari proses infiltrasi, yang merupakan proses meresapnya air dari permukaan tanah melalui pori-pori tanah. Air dapat masuk ke dalam tanah ketika ada ruang yang terbuka dan juga ketika ruang tersebut tidak terisi oleh air.

Page 30: Hidrosfer 2

Air Tanah

Page 31: Hidrosfer 2

Proses Pergerakan Air Tanah

Tanah Hujan membasahi tanah Pori Tanah

Meresap ke bawah tanah hingga lapisan impermeabel

Tidak dapat lagi meresap ke bawah tanah hingga mengisi ruang

tersebut

Hujan lagiMenambah Volume air

Air Tanah

Page 32: Hidrosfer 2

Jenis Air Tanah

Air Tanah Dalam

Page 33: Hidrosfer 2

Jenis Air Tanah

Air tanah freatis merupakan air tanah

dangkal yang terletak di atas lapisan kedap air

tidak jauh dari permukaan tanah. Air tanah dangkal

banyak dimanfaatkan untuk dibuat sumur.

Banyaknya sumber air tanah dangkal dipengaruhi

oleh resapan air di sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air tanah dangkal sangat terbatas, sedangkan pada musim hujan jumlah sumber air

tanah dangkal akan melimpah.

Air tanah artesis merupakan air tanah dalam yang terletak jauh di dalam tanah, di antara dua lapisan kedap air atau yang biasa disebut sebagai lapisan akuifer.

Lapisan akuifer banyak menampung air, jika lapisan kedap air retak, secara alami air akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan tersebut disebut mata air artesis. Jika pada musim kemarau, ketika kesulitan mencari air tanah dangkal, kebanyakan orang melakukan pengeboran untuk membuat sumur.

Air Tanah Dangkal

Air Tanah Dalam

Page 34: Hidrosfer 2

Permasalahan Air TanahBeberapa permasalahan pada air tanah diantaranya adalah air tanah yang tercemar oleh berbagai mineral seperti besi

ataupun senyawa organik lainnya. Jika air tanah telah

tercemar tentu saja air tersebut akan membawa bibit-bibit

penyakit yang akan merugikan kelangsungan hidup makhluk

hidup. Tingkat pencemaran terhadap

air tanah dangkal sangat tergantung dari kedudukan

akuifer, besaran dan jenis zat pencemar, serta jenis

tanah/batuan di zona tak jenuh, serta batuan penyusun akuifer

itu sendiri.

1. Penurunan Muka Air Tanah

2. Intrusi Air Lau3. Amblesan Tanah

Pencemaran Air Tanah

Pemanfaatan Air Tanah secara berlebihan

Page 35: Hidrosfer 2

Permasalahan Air Tanah

Page 36: Hidrosfer 2

Konservasi Air Tanah

1. Hemat dalam menggunakan air, baik air mentah maupun air minum. Dengan hanya menutup keran air berarti kita telah melakukan penghematan air, karena air tidak akan terbuang cuma-cuma.

2. Tanam tumbuhan di bidang yang bertanah di dekat rumah. (Bilang ke ayah) jangan tutup lahan bertanah dengan aspal ataupun semen. Hal itu dapat menyebabkan rumah kita kekurangan resapan air hujan.

3. Menanam pohon yang dapat melindungi sumber air.

4. Buat resapan biopori agar air hujan bisa berguna sebagai air tanah.

5. Minimalisir penggunaan cairan pembersih toilet karena dapat menghambat proses pembusukan di septic tank.

Page 37: Hidrosfer 2

TERIMAKASIH