hidrologi dasar

12
KUALITAS AIR SUMUR Terbentuknya air tanah bermula dari siklus hidrologi, dimana awan tersusun oleh jutaan tetes kecil air, yang sangat ringan, sehingga tetesan ini dapat melayang di udara, kemudian terangkat oleh aliran udara hangat dari darat dan akhirnya dapat berubah menjadi air hujan yang jatuh ke bumi. Air tersebut meresap dan tersimpan ke bawah permukaan tanah, yang kemudian karena pengaruh gaya gravitasi bergerak secara vertikal menembus lapisanlapisan tanah hingga mencapai zona jenuh air dan akhirnya tersimpan di dalam lapisan batuan pembawa air yang disebut akuifer. Air-air yang tersimpan dalam tanah inilah yang digunakan manusia sebagai air sumur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ilmu hidrologi dalam mendeskripsikan kualitas air tanah adalah mengklasifikasikannya dari segi kejernihan, warna, bau, dan juga rasa.

Upload: tsaniyaintan

Post on 19-Jan-2016

32 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Kualitas air

TRANSCRIPT

Page 1: hidrologi dasar

KUALITAS AIR SUMUR

Terbentuknya air tanah bermula dari siklus hidrologi, dimana awan tersusun oleh jutaan tetes kecil air, yang sangat ringan, sehingga tetesan ini dapat melayang di udara, kemudian terangkat oleh aliran udara hangat dari darat dan akhirnya dapat berubah menjadi air hujan yang jatuh ke bumi. Air tersebut meresap dan tersimpan ke bawah permukaan tanah, yang kemudian karena pengaruh gaya gravitasi bergerak secara vertikal menembus lapisanlapisan tanah hingga mencapai zona jenuh air dan akhirnya tersimpan di dalam lapisan batuan pembawa air yang disebut akuifer.

Air-air yang tersimpan dalam tanah inilah yang digunakan manusia sebagai air sumur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ilmu hidrologi dalam mendeskripsikan kualitas air tanah adalah mengklasifikasikannya dari segi kejernihan, warna, bau, dan juga rasa.

Page 2: hidrologi dasar

1. Kejernihan/KekeruhanAir yang memiliki kualitas baik pastilah memiliki kejernihan yang tinggi. Tingkat kejernihan dapat terlihat dari keruh tidaknya air. Misalkan air yang diambil dalam sebuah wadah lalu dicelupkan sebuah batu. Air yang jernih akan memperlihatkan batu dalam wadah dengan sangat jelas. Sedangkan air yang keruh tidak dapat memperlihatkan batu dalam wadah dengan jelas atau mungkin dapat memperlihatkan tetapi tidak begitu jelas (buram) akibat keruhnya air.2 Tidak berbauKlasifikasi yang kedua dalam mengukur kualitas air adalah bau. Air dengan kualitas yang baik pastilah tidak berbau entah itu berbau busuk atau berbau logam. Air yang berbau busuk mengindikasikan bahwa air tersebut telah terkontaminasi oleh kotoran / bakteri begitu juga air yang berbau logam, yang mengindikasikan air tersebut terkontaminasi bahan-bahan kimia . Air yang berbau busuk maupun berbau logam sangat tidak dianjurkan diminum oleh manusia karena dapat membahayakan kesehatan walaupun sudah direbus hingga suhu 100 derajat celcius.

3. RasaAir yang memiliki kualitas baik seharusnya juga tidak berasa. Baik itu berasa asin maupun pahit. Seperti halnya proses subduksi yang mengakibatkan air permukaan laut merembes ke permukaan tanah yang mengakibatkan air menjadi asin (seperti air pada pemukiman pesisir). Seperti yang kita tahu tidak semua air termasuk air laut dapat diminum dengan cara direbus saja tetapi harus melalui proses penyulingan secara kimiawi seperti halnya di negara Arab.4. WarnaWarna juga menjadi salah satu kriteria air dikatakan memiliki kualitas yang baik. Air dengan kualitas yang baik pastilah tidah berwarna (bening) jika air sudah berwarna, contohnya berwarna hitam. Maka air tersebut telah terkontaminasi limbah dan tentu saja air yang terkontaminasi limbah tidak layak konsumsi karena berbahaya bagi kesehatan manusia

Page 3: hidrologi dasar

Oleh sebab itu dalam pembuatan sumur (penggalian air tanah) haruslah sesuai dengan persyaratan-persyaratan tertentu demi menjamin kualitas air yang didapatkan dalam air tanah. Berikut persyaratannya:(a) untuk menghindari pencemaran langsung harus memperhatikan jarak antara sumur dengan lubang sampah dan dengan lubang galian untuk air limbah, jaraknya adalah 10 m dan diusahakan agar letaknya tidak berada di bawah tempat-tempat sumber pencemaran; (b) dibuat di tempat yang ada airnya di dalam tanah; (c) jangan dibuat di tanah yang rendah yang mungkin terendam bila terjadi banjir atau hujan.Kedua, syarat konstruksi; (a) dinding sumur 3 m dalamnya dari permukaan tanah dan dibuat dari tembok yang tidak tembus air agar tidak terjadi rembesan; (b) lantai harus kedap air dengan lebar minimal 1 meter dan miring agar air mudah mengalir ke saluran air limbah; (c) diatas tanah dibuat tembok (bibir sumur) yang kedap air minimal 80 cm untuk mencegah pengotoran dari permukaan dan untuk keselamatan si pemakai; (d) jika pengambilan air dengan timba, sebaiknya selalu digantung dan tidak diletakkan di lantai sumur; (e) saluran pembuangan air limbah di sekitar sumur dibuat dari tembok kedap air yang panjangnya minimal 10 m atau dibuat lubang dengan menggali tanah sepanjang 10 m atau lebih.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/index.php.htm

file:///C:/Users/user/Documents/komunitas/m5o11z-wow-tempat-pembuangan-sampah-jadi-

obyek-wisata…artike.htm

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16528-2208100660-Chapter2.pdf

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_lingkungan/

bab2_sistem_penyedian_air_bersih.pdf

Page 4: hidrologi dasar

TUGAS (II) HIDROLOGI DASAR

(GEL1202)

Disusun Oleh :

Nama : Intansania Nurmalasari

NIM : 13/348120/GE/07580

Dosen Pengampu: Dr. Ig.L.Setyawan Purnomo, MSi

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

Page 5: hidrologi dasar

TUGAS (I) HIDROLOGI DASAR

(GEL1202)

Disusun Oleh :

Nama : Intansania Nurmalasari

NIM : 13/348120/GE/07580

Dosen Pengampu: Dr. Ig.L.Setyawan Purnomo, MSi

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

Page 6: hidrologi dasar

AIR TANAH SEBAGAI SUMBER DAYA AIR YANG POTENSISL UNTUK AIR MINUM

Kapilaritas didefinisikan sebagai peristiwa naik turunnya zat cair melalui celah-celah

akan air secara horizontal disebut juga pergerakan air lateral. Pergerakan air vertikal dapat

berupa pergerakan air ke bawah yang dipengaruhi oleh gerak gravitasi melalui infiltrasi dan

perkolasi serta pergerakan air ke atas melalui gerak kapilaritas air tanah yang dipengaruhi oleh

porositas tanah dan temperatur tanah. Air tanah yang berada di bawah zona perakaran tanaman

akan mengalir menuju zona perakaran tanaman disebabkan oleh kemampuan kapiler (cappilary

rise) yang dimiliki oleh tanah. Air akan bergerak dari tanah yang lembab menuju tanah yang

lebih kering. Pada tanah lembab yang jumlah persentase airnya lebih tinggi, gardien tegangannya

lebih besar dan lebih cepat perpindahannya. Pola kapilaritas air tanah dipengaruhi oleh besarnya

pengembangan tegangan dan daya hantar pori-pori dalam tanah. Nilai efek kapilaritas tidak

beraturan pada setiap bagian tanah, karena ukuran pori-pori yang dilewatinya bersifat acak pula.

Pada jenis tanah yang berbeda akan memberikan pola pergerakan air tanah yang berbeda pula

karena pola pergerakan air tanah yang berupa gerak kapiler ini sangat dipengaruhi oleh tekstur

dari tanah tersebut, oleh karena itu kecepatan pergerakan air vertikal ke bawah dan pergerakan

horizontal di dalam tanah bergerak agak cepat sampai agak lambat. (Craig, 1991)

Tanah merupakan media penting bagi tumbuhan karena tanah menyedikan berbagai

macam kebutuhannya. Tanah berperan penopang tegaknya tumbuhan,disamping menyupplai

seluruh nutrisi yang dibutuhkan.Air merupakan salah satu komponen tanah sebagai pelarut dan

media reaksi kimia dalam tanah.

Keberadaan air dalam tanah terdapat dalam beberapa bentuk,meliputi air gravitasi,air

kimia,air hidroskopis dan air kapiler.Air kapiler dan air hidroskpis dapat dimanfaatkan akar

tumbuhan,sedangkan yang lain tidak.Kesedian air dalam tanah sangat dipengaruhi oleh strukrur

dan tektur tanah itu sendiri.Tanah bertektur pasir,debu dan liat memiliki daya ikat air yang

berbeda. (Muharram, 2011)

Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap

volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat memberikan gambaran tentang

ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah tertentu. Cara penetapan kadar air dapat

dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 0C – 110 0C

untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang

terkandung dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan

udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang bergerak

Page 7: hidrologi dasar

melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air tambahan berikutnya akan

bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi

secara vertikal tetapi juga horizontal. Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan

horizontal (Hakim, dkk, 1986).

Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas lapangan dan

koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga bergantung pada pertumbuhan

tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk

kebanyakan mendekati titik layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat

mempertahankan pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik

layunya telah ditunjukkan dengan baik (Kartasaputra,dkk, 1991).

Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah

bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh

karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada

tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat

mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah

hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan

langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik

tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan

tanah (Foth, Henry D, 1988).

a.       Tabel gerak kapilaritas air selama satu minggu

SampelPerubahan setiap 2 hari sekali

Hari ke-0 Hari ke-2 Hari ke-4 Hari ke-6

Tanah liat 0 77 cm 72 cm 60 cm

Tanah kebun 0 68 cm 70 cm 68 cm

Tanah pasir 0 52 cm 53 cm 45 cm

b.      Tabel kemampuan tanah mengikat air selama satu minggu

SampelPerubahan setiap 2 hari sekali

Hari ke-0 Hari ke-2 Hari ke-4 Hari ke-6

Tanah liat 58 gr 68 gr 58 gr 58 gr

Tanah kebun 57 gr 69 gr 57 gr 55 gr

Tanah pasir 57 gr 67 gr 59 gr 58 gr

Dari hasil percobaan diatas, kesimpulannya untuk gerak kapilaritas air percobaannya belum

berhasil atau gagal, dimana hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan lietratur yang ada. Tapi

secara umum daya gerak kapilaritas air pada tanah liatpaling tinggi dibandingkan dengan tanah

Page 8: hidrologi dasar

kebun dan tanah pasir.Walaupun pada pengamatan setiap tanh mengalami penurunan data yang

diperoleh.

Pada percobaan kemampuan tanah mengikat air percobaan ini terbilang sukses, dimana tanah

liat mampu menahan lebih banyak air yang tersedia bagi tumbuhan. Tanah yang kaya akan tanah

liat dan humus (atau tanah bertekstur sedang) mampu menahan air paling banyak. Begitu juga

dengan tanah kebun,kemampuan tanah mengikat air tergolong tinggi namun lebih kecil dari

tanah liat . dan pada tanah pasir percobaan nya gagal dilakukan dikarenakan banyak faktor yang

mempengaruhi sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan literatur yang ada.

Untuk memperoleh air tanah ini dengan melakukan penggalian atau pengeboran tanah. Kedalaman menggali

dan mengebor tanah sangat bergantung pada struktur tanah setempat. Dengan terbentuknya awan

dari titik-titik air dan proses pengembunan dan titik air tersebut bergabung terjadilah hujan.

Hujan ini mengakibatkan tanah menjadi basah dan meresap ke dalam permukaan tanah dan

sebagian yang lain masuk ke saluran dan akhirnya masuk sungai. Lewat cara demikian ini maka

di dalam tanah terdapat cadangan air yang sangat banyak. Cadangan air dalam tanah inilah yang

memberikan kesempatan kepada kita untuk memperoleh air bersih dengan cara menggalinya.

Ada kalanya dengan menggali sebentar telah diperoleh sumber mata air, namun ada kalanya

harus dikerjakan berhari-hari baru diperoleh sumber mata air. Dengan diperolehnya batuan yang

kedap air, hal ini merupakan faktor yang penting bagi diperolehnya air tanah yang dapat

disimpan. Penggalian sumur dapat diupayakan mencapai zona air jenuh sehingga air tanah dapat

tertampung. Zona air jenuh merupakan daerah yang pori-pori tanahnya menyimpan air melebihi

Page 9: hidrologi dasar

daya tampungnya. Zona air terbuka merupakan daerah yang pori-porinya belum jenuh

dengan air.

Sumur artesis merupakan sumur yang dapat memancarkan air secara langsung. Sumur ini dibuat

pada daerah cekungan yang struktur cadangannya melengkung. Dengan menggali pada daerah

cekungan ini akan diperoleh air yang dapat memancar ke luar.

distribusi air dalam tanah yang dimulai dari adanya hujan, air meresap dalam tanah yang tak

jenuh. Pada derah tak jenuh ini air masih terus mrembes menuju ke tempat yang rendah dan

jenuh lalu ditampung. Lapisan tak permiabel merupakan bagian yang menahan air.

Sumur artesis terbentuk bila pada saat menggali berada pada daerah yang cekung/rendah dan

penggalian lapisan tanah mencapai daerah akuiver yang jenuh dengan air. Untuk menemukan

sumber air dalam tanah diperlukan penguasaan ilmu tentang struktur bumi dan lapisan-

lapisannya.

DAFTAR PUSTAKACraig, Houston. 1991. Kapilaritas air (ilmu tanah). Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Foth, Henry D, 1988, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Hakim, Nurhajati dkk, 1986, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Universitas Negeri Lampung, Lampung

Kartasaputra,dkk, 1991, Teknologi konservasi tanah dan air, Rineka cipta, Jakarta.

Muharram, saleh. 2011. Laporan hubungan air, jaringan, dengan

tanah.    http://www.blogger.com/commentiframe.g?

blogID=9013688878540559303&postID=6772098206643350043&blogspotRpcToken=5291475 

(diunduh 10 mei 2013)

Salisbury, 1995. Fisiologi tumbuhan Hubungan Air Dengan Tanah.Gajah Mada University Press,

Yogyakarta.