hidayati: jurnal guru halaman 98-101

4
Hidayati | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 98 | ISSN : 2459-9743 Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual pada Siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri 2 Sekayu Hidayati Guru SMP Negeri 2 Sekayu, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015 ABSTRAK Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII3 SMP Negeri 2 Sekayu melalui pendekatan pembelajaran konstekstual. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII3 yang terdiri dari 13 Orang siswa laki-laki dan 25 Orang siswa perempuan dengan jumlah keseluruhan sebanyak 38 siswa. Metode penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil tes pra tindakan dengan hasil ulangan harian pada siklus pertama dan siklus kedua. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik selama pembelajaran. Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah siswa yang meraih ketuntasan belajar pada tes pratindakan sebanyak 16 orang (42,11 persen), pada siklus pertama sebanyak 30 orang (78,95 prsen), dan pada siklus kedua sebanyak 35 orang (92,11 persen). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual efektif dalam meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri 2 Sekayu. Kata Kunci: hasil belajar matematika, pembelajaran kontekstual A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Kurikulum pembelajaran Matematika menyebutkan bahwa proses pembelajaran Matematika pada siswa harus berorientasi pada kehidupan nyata yang relevan dengan konsep atau kajian dalam proses pembelajaran Matematika, sehingga proses pembelajaran Matematika diharapkan dapat berjalan secara aktual dan menyenangkan. Dalam prakteknya, proses pembelajaran Matematika di sekolah masih belum mengacu pada kehendak kurikulum tersebut. SMP Negeri 2 Sekayu adalah salah satu sekolah yang masih perlu meningkatkan proses pembelajaran Matematika secara lebih nyata, relevan, dan menyenangkan. Salah satu indikatornya adalah masih rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tertentu dan tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang masih rendah. Dampaknya adalah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika masih terbilang rendah. Rendahnya hasil belajar anak didik yang dilihat dari hasil analisis ulangan harian yang telah dilaksanakan secara klasikal, dengan nilaii rata-rata dibawah 60, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Matematika hanya mencapai 65. Bertitik tolak dari permasalahan diatas maka peneliti mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII3 Melalui pendekatan pembelajaran kontekstual. Dalam penelitian ini direncanakan siswa akan diajak untuk mengamati secara langsung kondisi di lingkungan sekitarnya. Misalnya, siswa diminta untuk membawa berbagai contoh kotak kecil seperti kotak bekas makanan untuk dijadikan sebagai alat bantu dalam memahami materi kubus dan balok dalam pembelajaran Matematika. 2. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas VIII-3 di SMP Negeri 2 Sekayu melalui pendekatan kontekstual. Adapun manfaatnya adalah agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bagi guru dan sekolah dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran Matematika di kelas. B. Kajian Teori 1. Hasil Belajar

Upload: jurnal-guru

Post on 09-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran (www.e-jurnalguru.com)

TRANSCRIPT

  • Hidayati | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

    98 | ISSN : 2459-9743

    Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

    Melalui Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

    pada Siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri 2 Sekayu

    Hidayati Guru SMP Negeri 2 Sekayu, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan

    Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015

    ABSTRAK

    Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas

    VIII3 SMP Negeri 2 Sekayu melalui pendekatan pembelajaran konstekstual. Subjek penelitian ini

    adalah siswa kelas VIII3 yang terdiri dari 13 Orang siswa laki-laki dan 25 Orang siswa perempuan

    dengan jumlah keseluruhan sebanyak 38 siswa. Metode penelitian ini menggunakan analisis data

    kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil tes pra tindakan dengan hasil ulangan harian pada

    siklus pertama dan siklus kedua. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi untuk

    mengamati aktivitas peserta didik selama pembelajaran. Dari hasil penelitian diketahui bahwa

    jumlah siswa yang meraih ketuntasan belajar pada tes pratindakan sebanyak 16 orang (42,11

    persen), pada siklus pertama sebanyak 30 orang (78,95 prsen), dan pada siklus kedua sebanyak 35

    orang (92,11 persen).

    Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran

    kontekstual efektif dalam meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri

    2 Sekayu.

    Kata Kunci: hasil belajar matematika, pembelajaran kontekstual

    A. Pendahuluan

    1. Latar Belakang

    Kurikulum pembelajaran Matematika

    menyebutkan bahwa proses pembelajaran

    Matematika pada siswa harus berorientasi

    pada kehidupan nyata yang relevan dengan

    konsep atau kajian dalam proses pembelajaran

    Matematika, sehingga proses pembelajaran

    Matematika diharapkan dapat berjalan secara

    aktual dan menyenangkan. Dalam prakteknya,

    proses pembelajaran Matematika di sekolah

    masih belum mengacu pada kehendak

    kurikulum tersebut. SMP Negeri 2 Sekayu

    adalah salah satu sekolah yang masih perlu

    meningkatkan proses pembelajaran

    Matematika secara lebih nyata, relevan, dan

    menyenangkan.

    Salah satu indikatornya adalah masih

    rendahnya kemampuan siswa dalam

    menyelesaikan soal-soal tertentu dan tingkat

    keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

    yang masih rendah. Dampaknya adalah hasil

    belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika

    masih terbilang rendah. Rendahnya hasil

    belajar anak didik yang dilihat dari hasil

    analisis ulangan harian yang telah dilaksanakan

    secara klasikal, dengan nilaii rata-rata dibawah

    60, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal

    (KKM) untuk mata pelajaran Matematika hanya

    mencapai 65.

    Bertitik tolak dari permasalahan diatas

    maka peneliti mencoba melakukan penelitian

    tindakan kelas dengan judul Upaya

    Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa

    Kelas VIII3 Melalui pendekatan pembelajaran

    kontekstual. Dalam penelitian ini direncanakan

    siswa akan diajak untuk mengamati secara

    langsung kondisi di lingkungan sekitarnya.

    Misalnya, siswa diminta untuk membawa

    berbagai contoh kotak kecil seperti kotak bekas

    makanan untuk dijadikan sebagai alat bantu

    dalam memahami materi kubus dan balok

    dalam pembelajaran Matematika.

    2. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah

    meningkatkan hasil belajar Matematika pada

    siswa kelas VIII-3 di SMP Negeri 2 Sekayu

    melalui pendekatan kontekstual. Adapun

    manfaatnya adalah agar penelitian ini dapat

    dijadikan sebagai bahan bagi guru dan sekolah

    dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran

    Matematika di kelas.

    B. Kajian Teori

    1. Hasil Belajar

  • Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 98 -101

    ISSN : 2459-9743 | 99

    Kata hasil belajar dapat di identifikasikan

    dengan kata prestasi belajar, yakni hasil yang

    diperoleh setelah belajar. Sebagai gambaran,

    berikut ini adalah pendapat tentang prestasi

    belajar. Sunaryo (2001:63) berpendapat

    bahwa prestasi belajar adalah kemampuan

    seseorang dalam menguasai sejumlah program,

    setelah program itu selesai. Hasil prestasi ini

    dilambangkan dalam bentuk angka (nilai)

    sehingga mencerminkan keberhasilan belajar

    atau prestasi siswa dalam periode tertentu

    (Suherna, 2002:18).

    2. Matematika

    Matematika merupakan ratu dari ilmu

    pengetahuan dimana materi matematika

    diperlukan di semua jurusan yang di pelajari

    oleh semua orang. Berhitung merupakan

    aktifitas sehari-hari tiada aktifitas tanpa

    menggunakan Matematika. Istilah Mathematics

    (Inggris), Mathematik (Jerman),

    Mathematique (Perancis), Matematico (Itali),

    Matematiceski (Rusia), atau Mathematick

    (Belanda) berasal dari perkataan latin

    Mathematica, yang mulanya diambil dari

    perkataan Yunani yang berarti relating to

    learning.

    Matematika berfungsi mengembangkan

    kemampuan menghitung, mengukur,

    menurunkan dan menggunakan rumus

    matematika yang diperlukan dalam kehidupan

    sehari-hari melalui pengukuran dan geometri,

    aljabar, peluang dan statistik, kalkulus dan

    trigonometri. Matematika juga berfungsi

    mengembangkan kemampuan

    mengkomunikasikan gagasan melalui model

    matematika yang dapat berupa kalimat

    matematika dan persamaan matematika,

    diagram, grafik atau tabel.

    3. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual

    Pendekatan pembelajaran dengan

    pendekatan kontekstual merupakan paham

    pembelajaran yang memandang pentingnya

    dorongan dan keterlibatan siswa untuk mampu

    menghubungkan konsep yang dipelajari

    dengan aplikasi dalam kehidupan nyata

    keseharian yang dialami sendiri. Dalam

    pendekatan kontekstual pembelajaran

    direncanakan sedemikian rupa sehingga siswa

    dapat memecahkan persoalan melalui kegiatan

    yang merefleksikan kejadian sebenarnya dalam

    kehidupan. Clifford dan Wildson (Depdiknas:

    2005:20) mendeskripsikan karakteristik

    pemeblajaran kontekstual sebagai berikut:

    a. Merencanakanpembelajaransesuaidengan

    kewajaranperkembangan mental siswa

    (developmentally appropriate)

    b. membentuk group belajar yang saling

    ketergantungan (interdependent learning

    group)

    c. Menyediakan lingkungan yang

    mendukung pembelajaran mandiri (self

    regulated learning) yang mempunyai

    karakteristik: kesadaran berfikir,

    penggunaan strategi, dan motivasi

    berkelanjutan.

    d. Mempertimbangkan keragaman siswa

    (disversity of student)

    e. Memperhatikan multi-intelegensi siswa

    (multiple intelligences), spasial-verbal,

    linguistic-verbal, interpersonal, musikal

    ritmik, naturalis, badan-kinestetika,

    intrapersonal, dan logismatematis.

    (Gardner, 1993)

    f. Menggunakan teknik-teknik bertanya

    yang meningkatkan pembelajaran siswa,

    perkembangan pemecahan masalah dan

    keterampilan berfikir tingkat tinggi.

    g. Menerapkan penilaian autentik (authentic

    assessment

    1. Perbedaan Pembelajaran Kontektual

    dan Konvensional

    Pola pembelajaran kontekstual berbeda

    dengan pembelajaran konvensional yang

    selamaini dikenal. Perbedaan tersebut

    tergambar dalam tabel berikut. Perbandingan

    pola pembelajaran kontekstual dengan

    pembelajaran konvensional

    2. Komponen Utama Pembelajaran

    Kontekstual.

    Pendekatan kontekstual memiliki tujuh

    komponen utama menurut Sumiati dkk,

    (2007:14) yaitu konstruktivisme

    (contructivism), menemukan (inquiry),

    bertanya (questioning), masyarakat belajar

    (learning community), pemodelan (modeling),

    refleksi (reflection), dan penilaian yang

    sebenarnya (authentic assessment). Sebuah

    kelas dikatakan menggunakan pendekatan

    kontekstual jika menerapkan ketujuh

    komponen tersebut dalam pembelajarannya.

    Model pembelajaran kontekstual dapat

    diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang

    studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun

    keadaannya. Adapun ketujuh asas serta

    penjelasannya antara lain:

    1) Kembangkan pemikiran bahwa anak akan

    belajar lebih bermakna dengancara

    bekerja sendiri, menemukan sendiri,

  • Hidayati | Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

    100 | ISSN : 2459-9743

    mengkonstruksi pengetahuan dan

    keterampilan barunya

    2) Laksanakan sejauh mungkin kegiatan

    inkuiri untuk semua topik

    3) Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan

    bertanya

    4) Ciptakan masyarakat belajar (belajar

    dalam kelompok-kelompok)

    5) Hadirkan model sebagai contoh

    pembelajaran

    6) Lakukan refleksi di akhir pertemuan

    7) Lakukan penilaian yang sebenarnya

    dengan berbagai cara

    8) KarakteristikPembelajaranKontekstual

    Karakteristik pembelajaran kontekstual

    antara lain: adanya kerjasama, saling

    menunjang, menyenangkan, tidak

    membosankan, belajar dengan bergairah,

    pembelajaran terintegrasi, menggunakan

    bebagai sumber, siswa aktif, sharing dengan

    teman, siswa kritis, guru kreatif, laporan

    kepada orang tua berujud rapor, hasil karya

    siswa, laporan praktikum, karangan siswa,

    dan lain-lain.

    3. Penilaian dalam Pembelajaran

    Konstekstual.

    Penilaian dilakukan dengan menggunakan

    penilaian authentik, yang mempunyai

    karakteristik sebagai berikut :

    1) a). Penilaian dilaksanakan selama dan

    sesudah proses pembelajaranberlangsung

    2) b). Menggunakan penilaian formatif

    maupun sumatif

    3) c). Mengukur keterampilan dan

    performansi, bukan mengingat fakta

    4) d). Berkesinambungan

    5) e). Terintegrasi

    6) f). Digunakan sebagai umpan balik.

    4. Hipotesis Tindakan

    Dari uraian di atas dapat dirumuskan

    hipotesis tindakan sebagai berikut: pendekatan

    pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan

    hasil belajar siswa Kelas VIII-3 SMP Negeri 2

    Sekayu dalam mata pelajaran Matematika.

    C. Hasil Penelitian

    Pelaksanaan penelitian dilakukan di

    tempat peneliti mengajar yaitu di SMP Negeri 2

    Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin Tahun

    Pelajaran 2014/2015, dengan jumlah subjek

    penelitian sebanyak 38 siswa. Pelaksanaan

    penelitian mulai dari perencanaan sampai

    refleksi dilaksanakan pada tanggal 2 Desember

    2014 sampai dengan tanggal 25 Maret 2015.

    Sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan,

    penulis melakukan perencanaan tindakan

    seperti menyiapkan, rencana pelaksanaan

    pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS),

    soal tes, dan pedoman penskoran.

    1. Pertemuan Pertama Siklus I

    Pertemuan pertama di kelas eksperimen

    dilakukan pada hari Jumat tanggal 20 Pebruari

    2015 dengan alokasi waktu 2 x 40 Menit pada

    materi unsur-unsur pada kubus dan balok

    dengan indikator yang harus dicapai siswa

    adalah siswa dapat mengenal dan

    menyebutkan titik sudut, rusuk, bidang sisi,

    diagonal ruang dan bidang diagonal. Dalam

    pertemuan ini, siswa yang hadir ada 38 siswa.

    Telah proses pembelajaran selesai, peneliti

    memberikan umpan balik kepada siswa yang

    kelompoknya mendapatkan nilai tertinggi, dan

    mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan

    menyampaikan rencana belajar pada

    pertemuan berikutnya.

    2. Pertemuan Kedua Siklus I

    Pertemuan kedua dengan materi

    menentukan diagonal bidang dan diagonal

    ruang pada kubus dan balok. Pertemuan kedua

    ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 3

    Maret 2015. Dalam pertemuan kedua ini siswa

    yang hadir sebanyak 38 siswa. Sebelum

    memulai pelajaran, peneliti menyampaikan

    tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada

    pertemuan ini yaitu mengenal diagonal sisi,

    diagonal ruang dan bidang diagonal, dan

    bagaimana pentingnya mempelajari sifat-sifat

    bangun ruang dalam mengaplikasikannya

    dalam kehidupan sehari-hari.

    3. Pertemuan Ketiga Siklus I

    Pertemuan ke tiga dengan

    materimenggambar kubus dan balok, materi

    ini dilaksakan dengan waktu tiga jam pelajaran

    dimana satu jam pertama digunakan untuk

    pembahasan materi dan dua jam berikutnya

    untuk pelaksanaan tes akhir siklus

    satudilaksakan pada hari jumat tanggal 6 maret

    2015. Posisi tempat duduk siswa dikondisikan

    tidak berkelompok seperti biasanya, siswa

    diarahkan untuk dapat menggambar kubus dan

    balok dengan tepat serta benar, kemudian

    peneliti berkeliling melihat hasil gambaran

    siswa. Setelah satu jam berjalan peneliti

    meminta siswa menyimpan catatan, LKS, dan

    alat-alat yang tidak diperlukan kecuali pena

    atau pensil. Peneliti membagikan lembar soal

    dan lembar kosong sebagai lembar jawaban.

    Kemudian peneliti mengoreksi dan

    menganalisisnya.

    4. Pertemuan Pertama Siklus 2

    Pelaksanaan tindakan pada siklus kedua

    ini dengan materi menghitung luas permukaan

    kubus dan balok dengan waktu 4 Jam Pelajaran

    (2 kali Pertemuan) dan 2 Jam pelajaran untuk

    tes hasil belajar. Pertemuan pertama dengan

    materi luas sisi kotak kado yang berkaitan

    dengan kehidupan sehari-hari, dilaksanakan

    pada hari Selasa, tanggal 17 Maret 2015.

  • Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 98 -101

    ISSN : 2459-9743 | 101

    Sebelum memulai pelajaran, peneliti

    menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

    dicapai pada pada pertemuan ini yaitu

    menemukan rumus luas permukaan balok yang

    berkaitan dengan dunia nyata.

    5. Pertemuan Kedua Siklus 2

    Pertemuan kedua dengan materi

    menentukan dan menemukan volume kubus

    dan balok dengan langkah-langkah seperti pada

    pertemuan pertama, dilakukan pada hari

    Jumat, tanggal 20 Maret 2015. Sebelum

    memulai pelajaran, peneliti menyampaikan

    tujuan pembelajaran yang akan dicapai adalah

    menemukan rumus volume balok untuk

    memahami cara menghitung kubus atau sebuah

    luas aquarium dirumah. Setelah selesai

    menjelaskan, peneliti meminta siswa untuk

    duduk pada kelompoknya masing-masing

    untuk mengerjakan LKS yang telah

    dipersiapkan, dan mendorong siswa untuk

    saling berinteraksi dengan kelompoknya

    masing-masing. Peneliti memberikan umpan

    balik kepada siswa yang kelompoknya

    mendapatkan nilai tertinggi, dan mengakhiri

    kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan

    rencana belajar pada pertemuan berikutnya.

    6. Pertemuan Ketiga Siklus 2

    Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada

    hari selasa tanggal 24 maret 2015 dimana

    pelaksanaan satu jam pertama peneliti gunakan

    untuk membahas materi dengan langkah-

    langkah kegiatan yang sama seperti pertemuan

    sebelumnya namun siswa tidak dikondisikan

    duduk tidak berkelompok. Materi yang dibahas

    yaitu perubahan volume kubus dan balok,

    dimana siswa sudah memahami konsep volume

    kubus dan balok sehingga materi ini sebagai

    materi lanjutan tidak sukar bagi siswa untuk

    memahaminya. Satu jam kemudian peneliti

    meminta siswa untuk bersiap-siap

    melaksanakan tes akhir siklus kedua dengan

    waktu dua jam pelajaran. Kemudian peneliti

    membagikan soal ulangan akhir siklus,

    kemudian peneliti mengoreksi dan

    menganalisisnya .

    Berdasarkan uraian distribusi

    perbandingan analisis hasil belajar siswa pada

    tabel 8 dan tabel 9 diatas, dapat disimpulkan

    bahwa terdapat peningkatan yang signifikan

    antara hasil penelitian sebelum diberikan

    tindakan, siswa memperoleh hasil ketuntasan

    belajar sebanyak 16 siswa atau 42,11 persen

    hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus

    pertama diperoleh sebanyak 30 siswa atau

    78,95 persen sedangkan hasil ketuntasan

    belajar siswa pada siklus kedua diperoleh

    sebanyak 35 siswa atau 92,11 persen.

    Ketuntasan hasil belajar pada penelitian

    ini telah memenuhi kreteria ketuntasan belajar

    baik secara individu atau pun secara klasikal

    yaitu; Secara individu siswa yang mendapat

    nilai diatas KKM atau 65 adalah 92,11 persen.

    Secara klasikal ketuntasan diatas KKM 85%

    juga sudah terlaupaui yaitu 85,61 persen. Dari

    data nilai hasil belajar siswa dapat juga

    disajikan dengan bentuk grafik batang seperti

    berikut ini.

    D. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian tindakan

    kelas ini dapat disimpulkan bahwa

    pendekatan kontekstual dapat meningkatkan

    hasil belajar Matematika siswa Kelas VIII-3

    SMP Negeri 2 Sekayu. Hal ini dapat dilihat dari

    prosentasi hasil ketuntasan mulai dari tes

    pratindakan sebesar 42,11 persen, siklus

    pertama adalah sebesar 78,95 persen, dan

    siklus kedua sebesar 92,11 persen. Dengan

    demikian terjadi peningkatan hasil belajar

    siswa sebesar 13,16 persen dan secara klasikal

    juga terjadi peningkatan yaitu sebesar 14,90

    persen.

    Daftar Pustaka

    Departemen Pendidikan Nasional. 2003.

    Kurikulum Berbasis Kompetensi.

    Jakarta: Balitbang Depdikbud.

    Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian.

    Bandung: Alfabeta

    Sudjana, N. 2004. Dasar-Dasar Proses Belajar

    Mengajar. Bandung: Sinar Baru

    Algensido Offset.

    Sumiati, A. 2006. Metode Pembelajaran.

    Bandung: CV. Wacana Prima

    Wardani, IGK, dkk. 2003. Penelitian Tindakan

    Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan

    Universitas Terbuka.