hemoglobin

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosi. Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin yang lebih rendah dari normal. Anemia bisa juga berarti suatu kondisi ketika terdapat defisiensi ukuran atau jumlah eritrosit atau kandungan hemoglobin. Anemia yang paling umum ditemukan di masyarakat adalah anemia gizi besi. Terjadinya anemia gizi besi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kandungan zat besi dalam makanan sehari- hari, penyerapan zat besi dari makanan yang sangat rendah, adanya parasit dalam tubuh seperti cacing 1

Upload: nsyukriya

Post on 07-Aug-2015

241 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

hb

TRANSCRIPT

Page 1: hemoglobin

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah

darah ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest.

Pengukuran secara visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan

warna batang gelas standar. Metode ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%,

sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosi. Anemia adalah suatu

keadaan dengan kadar hemoglobin yang lebih rendah dari normal. Anemia bisa

juga berarti suatu kondisi ketika terdapat defisiensi ukuran atau jumlah eritrosit atau

kandungan hemoglobin. Anemia yang paling umum ditemukan di masyarakat

adalah anemia gizi besi. Terjadinya anemia gizi besi ini dapat disebabkan oleh

beberapa faktor, diantaranya kandungan zat besi dalam makanan sehari-hari,

penyerapan zat besi dari makanan yang sangat rendah, adanya parasit dalam tubuh

seperti cacing tambang atau cacing pita, diare, kehilangan banyak darah akibat

kecelakaan atau operasi karena penyakit (Wirakusumah, 1999). Anemia gizi besi

adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Artinya,

konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena terganggunya pembentukan

sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah. Semakin berat

kurangnya kadar zat besi yang terjadi, akan semakin berat anemia yang diderita.

Anemia gizi besi berakibat buruk bagi penderita terutama bagi golongan rawan gizi

yaitu anak balita, anak sekolah, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui serta pekerja

1

Page 2: hemoglobin

terutama yang berpenghasilan rendah. Pada anak dan remaja yang terkena anemia

gizi akan terganggu 2 pertumbuhan fisik dan perkembangan. Selain itu, aktivitas

fisiknya juga akan menurun (Wirakusumah, 1999). Prevalensi anemia (< 12g/ dl)

adalah sebesar 27% ( remaja desa) dan 22% (remaja kota) pada saat tidak sedang

menstruasi. Sebanyak 24% (remaja desa) dan 27,8% (remaja kota) pada saat

menstruasi. Data tersebut menunjukkan bahwa kadar hemoglobin lebih tinggi pada

remaja desa pada saat menstruasi, sedangkan kadar hemoglobin lebih rendah pada

remaja desa pada saat tidak sedang menstruasi (Vasanthi et.al, 1991).

1.2. Tujuan

Untuk mengetahui kadar hemoglobin (Hb) darah dan mengetahui berapa jumlah

eritrosit seseorang dalam 1 mm3 darah

1.3 Metode dan Teknik

Dalam penyusunan makalah ini saya mengembangkan suatu metode yang

sering digunakan dalam pembahasan-pembahasan makalah sederhana, dimana saya

menggunakan metode dan teknik secara deskriptif dimana mencari sumber data dan

sumber informasi yang akurat lainnya. Setelah itu dianalisis sehingga diperoleh

informasi tentang masalah yang akan dibahas. Setelah itu, berbagai referensi yang

didapatkan dari berbagai sumber tersebut disimpulkan sesuai dengan pembahasan

yang akan dilakukan dan sesuai dengan judul makalah dan dengan tujuan

pembuatan makalah ini.Seperti itulah gambaran sekilas tentang metode dan teknik

yang digunakan dalam penyusunan makalah ini.

2

Page 3: hemoglobin

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Penetapan Kadar Hemoglobin

Hemoglobin (kependekan: Hb) merupakan molekul protin di dalam sel

darah merah yang bergabung dengan oksigen dan karbon dioksida untuk diangkut

melalui sistem peredaran darah ke tisu-tisu dalam badan. ion besi dalam bentuk

Fe+2 dalam hemoglobin memberikan warna merah pada darah. Dalam keadaan

normal 100 ml darah mengandungi 15 gram hemoglobin yang mampu mengangkut

0.03 gram oksigen.

Hemoglobin adalah molekul yang terdiri dari 4 kandungan haem (berisi zat

besi) dan 4 rantai globin, berada didalam eritrosit dan berfungsi untuk mengangkut

02. Kualitas darah dan warna darah ditentukan oleh kadar hemoglobin.

Kadar Hemoglobin Normal

Kadar hemoglobin biasanya ditentukan sebagai jumlah hemoglobin dalam gram

(gm) bagi setiap dekaliter (100 mililiter). Aras hemoglobin normal bergantung

kepada usia, awal remaja, dan jenis kelamin seseorang. Kadar normal adalah

sebagai berikut :

1) Bayi Baru lahir : 17-22 gm/dl.

2) Bayi Usia seminggu : 15-20 gm/dl.

3) Bayi Usia sebulan : 11-15gm/dl.

4) Kanak-kanak: 11-13 gm/dl.

3

Page 4: hemoglobin

5) Lelaki dewasa: 14-18 gm/dl.

6) Wanita dewasa: 12-16 gm/dl.

7) Lelaki separuh usia: 12.4-14.9 gm/dl.

8) Wanita separuh usia: 11.7-13.8 gm/dl.

Pemeriksaan Hemoglobin

Penetapan kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan bermacam-macam

cara yang banyak dipakai di laboratorium klinik ialah cara fotoelektrik dan

kalorimetrik visual. Kadar hemoglobin dinyatakan dalam gr/dl darah. Pada pria

memiliki rata-rata sedikit lebih tinggi dari pada wanita. Kadar hemoglobin dapat

diukur dengan menggunakan dua cara terbaik ialah dengan teknik kalorimetri atau

fotometri

Macam-macam cara penetapan kadar hemoglobin:

1.    Cara Tallquist

Prinsip    :    Membandingkan darah asli dengan suatu skala warna yang bertingkat-

tingkat mulai dad warna merah muda sampai warna merah tua. Cara ini hanya

mendapat kesan dari kadar hemoglobin saja, sebagai dasar diambil adalah

100%=15,8 gram hemoglobin per 100 ml darah. Tallquist mempergunakan skala

warna dalam satu buku mulai dari merah muda 10%. Ditengah-tengah ada lowong

di mana darah yang akan dibandingkan secara langsung sehingga kesalahan dalam

melakukan pemeriksaan antara 25-50%.

2.    Cara Sahli

4

Page 5: hemoglobin

Prinsip    :    Hemoglobin diubah menjadi hematin asam, kemudian warna yang

terjadi dibandingkan secara visual dengan standar dalam alat. Cara sahli ini banyak

dipakai di Indonesia, walaupun cara ini tidak tepat 100%, akan tetapi masih

dianggap cukup baik untuk mengetahui apakah seseorang kekurangan darah.

Kesalahan dalam melakukan pemeriksaan ini kira-kira 10%. Kelemahan cara sahli

ini adalah hematrin asam itu bukan merupakan larutan sejati dan juga alat

hemoglobinometer sukar distandarisasi. Selain itu, tidak semua macam hemoglobin

dapat di ubah menjadi hematin, misalnya karboxy hemoglobin, methemoglobin dan

suffhemoglobin.

3.    Cara cupri sulfat

Prinsip    :    Cara ini hanya dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin dari donor

yang diperlukan untuk transfuse darah. Hasil metode ini adalah persen hemoglobin.

Kadar hemoglobin dari seorang donor cukup kira-kira 80% hemoglobin. Kadar

minimum ini ditentukan dengan setetes darah yang tenggelam dalam larutan cupri

sulfat dengan berat jenis 1,053.

4.    Cara Photo Elektrik kalorimetri

Prinsip    :    Hemoglobin diubah menjadi sianmethemoglobin dalam larutan

drabkin yang berisi kalium sianida dan kalium ferisianida. Absorbansi larutan

diukur pada panjang gelombang 540 nm. Larutan drabkin dipakai untuk mengubah

hemoglobin. Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan

untuk penetapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standar sianmethemoglobin

5

Page 6: hemoglobin

kadamya stabil dan dapat dibeli. Larutan drabkin terdiri dari natrium biokarbonat 1

gram, kalium sianida 50 mg, kalium ferisianida 200 mg, aquadest 1000 ml.

Penetapan Hb cara Sahli

Pemeriksaan Hb menurut Sahli digolongkan kepada metoda colorimetri. 

Prinsipnya, Hb darah diubah menjadi Hematin chlorida, yang warnanya menjadi

coklat tua (tengguli). warna yang terjadi diencerkan dengan aquadest sampai

dengan warna standart Hematin chlorida.

Alat dan bahan yang dipergunakan

a. Hemoglobinometer (hemometer), Sahli terdiri dari :

1) Gelas berwarna sebagai warna standard

2) Tabung hemometer dengan pembagian skala putih 2 sampai dengan 22.

Skla merah untuk hematokrit.

3) Pengaduk dari gelas

4) Pipet Sahli yang merupakan kapiler dan mempunyai volume 20/ul

5) Pipet pasteur.

6) Kertas saring/tissue/kain kassa kering

b. Reagen

1) Larutan HCL 0,1 N

2) Aquades

6

Page 7: hemoglobin

Tehnik Pemeriksaan :

1. Siapkan tabung dan isilah dengan HCl 0,1 N hingga garis yang terendah

(pada angka 2).

2. Kemudian buatlah luka kapiler pada jari sedemikian rupa hingga darah

keluar dengan baik    tanpa memijat-mijat jari.

3. Hisaplah dengan pipet kapiler Hemoglobin (slang penghisap dibibir

pemeriksa) darah peripher tsbt. hingga garis batas 20 mm3.

4. Bersihkan, disapu dengan kertas saring, darah yang terdapt dibagian luar

ujung pipet. Hati-hati jangan sampai darah dalam kapiler turut keluar.

5. Masukkan pipet kapiler tsbt. kedalam tabung pengukur hingga tercelup

didalam HCl 0,1 N dan hembuskan perlahan-lahan. Isap dan hembuskan

lagi supaya isi tabung tercampur dengan baik. Letakkan tabung pengukur

tsbt. diantara dua telapak tangan dan kocoklah beberapa saat, Tunggulah 1-2

menit. Terjadi warna coklat tua.

6. Ambilah Aquadest dengan pasteur pipet dan teteskan tetes demi tetes

kedalam larutan Hematin chlorida yang berwrna coklat tua itu dan aduk

dengan batang gelas pengaduk. Dengan melatakkan kedalam celah diantara

cylinder warna standart kita samakan isi tabung perngukur itu. Bila masih

terlalu tua warnanya tetesi lagi aquadest. Bila terlampau banyak aquadest

dan warna menjadi lebih muda maka pemeriksaanharus diulang dari awal.

7. Setelah tercapai warna yang sama, kita perhatikan garis batas mana yang

dicapai oleh permukaan larutan, menumjukan skala atau kadar Hb. dalam gr

%.

7

Page 8: hemoglobin

Nilai normal dewasa : Laki-laki : 13-16g% Perempuan : 12-14g%

Catatan:

Tidak semua jenis Hb dapat dirubah menjadi asam hematin pada percobaan

Hb cara Sahli.

Kadar Hb cara Sahli ini masih banyak di pakai di Indonesia.

Sebenarnya kadar Hb ini berhubungan dengan jumlah eritrosit dan nilai Ht

dalam hal nulai MC (Mean Corpuscular). Secara kasar juga digunakan

hubungan nilai kadar Hb = 3 kali jumlah eritrosit permililiter kubik.

Kesalahan yang sering terjadi

1. Alat/reagen kurang sempurna, yaitu :

a. Volume pipet Hb tidak selalu tepat 20 ul

b. Warna standard sering sudah pucat.

c. Kadar larutan HCL sering tidak dikontrol.

2. Orang yang melakukan pemeriksaan :

a. Pengambilan darah kurang baik.

b. Penglihatan pemeriksa tidak normal atau sudah lelah.

c. Intensitas sinar/penerangan kurang.

d. Pada waktu waktu membaca hsil dipermukaan terdapat gelembung udara.

e. Pipet tidak dibilas dengan HCL

8

Page 9: hemoglobin

2.5 Menghitung Jumlah Eritrosit

Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya

darah pada seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah

dan pada seorang perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah.

Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis tengah

7,5 uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna

merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa

hemoglobin.

Hitung eritrosit adalah jumlah eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter

dalah. Seperti hitung leukosit, untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua

metode, yaitu manual dan elektronik (automatik). Metode manual hampir sama

dengan hitung leukosit, yaitu menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit

lebih sukar daripada hitung leukosit.

Prinsip hitung eritrosit manual adalah darah diencerkan dalam larutan

isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit dan mencegah hemolisis. Larutan

Pengencer yang digunakan adalah:

Larutan Hayem : Natrium sulfat 2.5 g, Natrium klorid 0.5 g, Merkuri klorid

0.25 g, aquadest 100 ml. Pada keadaan hiperglobulinemia, larutan ini tidak dapat

dipergunakan karena dapat menyebabkan precipitasi protein, rouleaux, aglutinasi.

9

Page 10: hemoglobin

Larutan Gower : Natrium sulfat 12.5 g, Asam asetat glasial 33.3 ml, aquadest 200

ml. Larutan ini mencegah aglutinasi dan rouleaux.

Nilai Normal

Dewasa laki-laki : 4.50 – 6.50 (x106/μL)

Dewasa perempuan : 3.80 – 4.80 (x106/μL)

Bayi baru lahir : 4.30 – 6.30 (x106/μL)

Anak usia 1-3 tahun : 3.60 – 5.20 (x106/μL)

Anak usia 4-5 tahun : 3.70 – 5.70 (x106/μL)

Anak usia 6-10 tahun : 3.80 – 5.80 (x106/μL)

Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di

dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan

biliverdin, yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil

penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk

membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang dibentuk

dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara keseluruhan.

Hitung Eritrosit

Azas : Darah diencerkan dalam pipet eritosit dan tekanan dalam kamar hitung

Improved Neubauer. Jumlah eritrosit dihitung dalam volume tertentu, dengan

menggunakan factor konversi dalam jumlah eritrosit per mm3 darah dapat

diperhitungkan.

Alat dan bahan:

10

Page 11: hemoglobin

Pengencer dipakai larutan Hayem atau Gower,

Pipet isap

Kamar hitung Improved Neubuer

Mikroskop dengan objektif 40x.

Cara kerja:

1. Isap darah kapiler/perifer atau darah oksalat/EDTA sampai garis tanda 0,5

dan bersihkan ujung pipet.

2. Isap larutan Hayem dengan pipet tadi sampai garis tanda 101. Hati-hati

jangan sampai terjadi gelembung hawa pada pipet tersebut.

3. Kocok dengan menutup kedua ujung pipet dengan jari selama 3 menit.

4. Buang 3-4 tetes dan tetesan selanjutnya diteteskan pada kamar hitung

dengan menyinggung tepi kaca penutup. Dengan daya kapiler cairan

tersebut masuk ke dalam kamar hitung.

5. Tunggu beberapa saat agar eritrosit mengendap dan lihat dibawah

mikroskop dengan perbesaran 40 x.

6. Bahagian kamar hitung yang dihitung adalah bidang tengah sebanyak 5

bidang kecil dengan ukuran 1/25 mm2 (dengan kode E1, E2 , E3, E4 dan

E5).

Cara perhitungan:

Faktor pengenceran : 200x

Tinggi kamar hitung : 1.10mm

Luas 5 bidang kecil : 1/5mm2

11

Page 12: hemoglobin

Untuk mendapatkan jumlah eritrosit dalam 1mm3 maka luas bidang kecil harus

dikali 5

Maka dapat dirumuskan:

Jumlah eritrosit = (E1+E2+E3+E4+E5) x 5 x 10 x 200 = ∑ E x 10.000/mm3

12

Page 13: hemoglobin

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Cara Sahli ini bukanlah cara yang teliti. Kelemahan metode ini berdasarkan

kenyataan bahwa kolorimetri visual tidak teliti; bahwa hematin asam bukanlah

merupakan larutan sejati dan bahwa alat itu tidak dapat distandarkan.

Untuk menghitung eritrosit diperlukan pengalaman serta kemahiran dan

ketelitian agar kesalahn kecil sekali. Larutan yang dipakai adalah larutan Hayem

yang berfungsi untuk menghancurkan leukosit sehingga yang terlihat hanya eritrosit

saja.

3.2 SARAN

1. Pada saat melakukan percobaan sebaiknya mahasiswa berhati-hati agar tidak

terjadi kesalahan.

2. Pada saat pengambilan darah sebaiknya darah yang diambil melalui pipet jangan

sampai terputus, dan harus sesuai dengan ukuran yang ada.

Dan pada saat pengambilan sampel hendaknya berhati-hati dalam melihat warna,

karen harus sama dengan tabung yang ada di dalam alat Sahli.

13

Page 14: hemoglobin

DAFTAR PUSTAKA

Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas, Jakarta, Departemen Kesehatan

RI, 1991

Harper, V. W Rodwell, P. A Mayes. 1979. Biokimia. Jakarta: EGC

Sadikin, M., 2001, Biokimia Darah, Widya Medika, Jakarta

14