hemaptoe pada pasien tb
DESCRIPTION
Sinonim : hemoptoe / hemoptysis Bahasa Yunani (haima = darah, ptysis = diludahkan)Kamus Dorland : hemoptysis atau batuk darah adalah ekspetorasi darah atau mukus yang berdarah.Perdarahan yang terjadi harus berasal dari saluran napas bagian bawah (dari glottis ke bawah), bukan berasal dari saluran napas bagian atas atau saluran pencernaan.Klasifikasi batuk darah (Pursel) :Derajat 1 : bloodstreakDerajat 2 : 1-30 ccDerajat 3 : 30-150 ccDerajat 4 : 150-500 ccMassive : 500-1000 cc atau lebihTRANSCRIPT
DEFINISI• Sinonim : hemoptoe / hemoptysis • Bahasa Yunani (haima = darah, ptysis = diludahkan)• Kamus Dorland : hemoptysis atau batuk darah adalah
ekspetorasi darah atau mukus yang berdarah.• Perdarahan yang terjadi harus berasal dari saluran napas
bagian bawah (dari glottis ke bawah), bukan berasal dari saluran napas bagian atas atau saluran pencernaan.
• Klasifikasi batuk darah (Pursel) :– Derajat 1 : bloodstreak– Derajat 2 : 1-30 cc– Derajat 3 : 30-150 cc– Derajat 4 : 150-500 cc– Massive : 500-1000 cc atau lebih
• Klasifikasi batuk darah (Johnson) :– Single hemoptysis
Perdarahan < 7 hari– Repeated hemoptysis
Perdarahan >7 hari dengan interval 2-3 hari– Frank hemoptysis
Yang keluar darah saja tanpa dahak
ETIOLOGI
• Etiologi batuk darah menurut Ingbar (1999):
% kasus % kasus
Etiologi Insidensi dg batuk darah dg batuk
darah masif
Ca bronkogenik 10-15% 30-50% 10%
Bronkiektasis 20% 24-45% 30%
Tuberkulosis paru 25-40% 5-20% 20%
Abses paru 1-6% 10-15% 25%
Adenoma bronkial 1% 40-55% 10%
Eksaserbasi PPOK 10-20% 10% <5%
Kardiovaskuler 1-7% ? ?
AVM 10% 40% 25%
• Etiologi berdasarkan usia penderita (Pursel) :a. Anak-anak : - bronkiektasis - stenosis mitral - tuberkulosisb. 20-40 tahun : - tuberkulosis - bronkiektasis - stenosis mitralc. > 40 tahun : - karsinoma bronkogen - tuberkulosis - bronkiektasis
PATOGENESIS
1. Batuk darah pada tuberkulosisa. Adanya Rasmussen’s aneurysm yang pecahb. Adanya kekurangan protrombin akibat toksemia basil
tuberkulosa yang menginfeksi paru.2. Batuk darah pada karsinoma paru
- Erosi permukaan tumor dalam lumen bronkus - Nekrosis jaringan tumor
- Pecahnya pembuluh darah kecil pada tumor- Invasi tumor ke pembuluh darah pulmoner
3. Batuk darah pada bronkiektasisa. Infeksi dan trauma batuk mukosa bronkusb. Anastomose/aneurisma pembuluh darah bronkial & pulmonalc. Pecahnya pembuluh darah jaringan granulasi dinding bronkus yang mengalami ektasis
4. Batuk darah pada bronkitis kronisrobeknya mukosa yang sembab akibat radang oleh mekanisme batuk.
5. Batuk darah pada abses paruPecahnya pembuluh darah akibat trauma saat batuk
6. Batuk darah pada mitral stenosis & gagal jantung kiria. batuk darah ringan diapedesisb. Pecahnya varises di mukosa bronkus
9. Batuk darah pada infeksi jamur- Terjadi friksi pada pergerakan mycetoma jamur - Pelepasan antikoagulan & enzim proteolitik
10. Batuk darah pada batuk kerasCiri: darah di permukaan sputum, tidak bercampur.a. Kelenjar getah bening yang mengapur erosi saat batukb. Bronkolit yang menggeser lumen saat batukc. Batuk keras berulang merobek mukosa bronkus
DIAGNOSISAnamnesis1. Membedakan batuk darah dan muntah darah:
Batuk darah Muntah daraha. batuk dg rasa panas di a. muntah dengan rasa mual tenggorokanb. darah berbuih campur udara b. bercampur sisa makananc. darah segar, merah mudac. darah warna hitamd. sifat alkalis d. sifat asam e. kadang terjadi anemia e. sering terjadi anemiaf. tes benzidin (-) f. tes benzidin (+)
2. Bagaimana batuk darahnya?3. Pola batuk darah4. Faktor resiko sebagai kondisi penyebab5. Gejala lain yang menyertai
Pemeriksaan Fisik1. Tanda vital2. Pemeriksaan hidung, mulut, faring posterior dan laring,
termasuk laringoskopi3. Pemeriksaan leher, dada, jantung dan paru.Pemeriksaan Laboratorium1. Perdarahan masif evaluasi Hb & faal hemostasis2. Sputum BTA pada Tb, sitologi sputum pada ca
bronkogenik, dan kultur sputum jamur3. Pemeriksaan lain tergantung penyakit dasar.Indikasi bronkoskopi:1. Bila tidak didapatkan kelainan radiologik2. Batuk darah yang berulang-ulang3. Batuk darah masif
KOMPLIKASIKomplikasi yang mengancam jiwa:• Asfiksia, sufokasi, kegagalan sirkulasi
Komplikasi lain:• Penyebaran penyakit & atelektasis
Tingkat kegawatan ditentukan oleh:1. Asfiksia tergantung dari: frekuensi batuk, jumlah darah yang
keluar, kecemasan penderita, sirkulasi penderita, siklus inspirasi, refleks batuk yang buruk, posisi penderita.
2. Jumlah darah yang dikeluarkan3. Aspirasi pneumonia, sifat:
a. meliputi bagian yang luas dari parub. Terjadi pada percabangan bronkus yang lebih kecilc. Masuknya cairan lambung ke dalam parud. Dapat diikuti sekunder infeksi.
PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan Konservatif1. Menenangkan penderita2. Penderita berbaring pada posisi bagian paru yang sakit atau
sedikit trendelenburg3. Jaga agar jalan napas tetap terbuka4. Pemasangan IV line atau IVFD5. Pemberian obat hemostatik belum jelas manfaatnya6. Obat-obat sedasi ringan bila penderita gelisah. Obat-obat penekan batuk hanya diberikan bila batuk berlebih dan
merangsang timbulnya perdarahan.7. Transfusi darah jika Ht < 25-30% atau Hb < 10gr% dan
perdarahan masih berlangsung
B. Penatalaksanaan BedahIndikasi tindakan bedah (Busroh, 1978) :1. Batuk darah >600 cc/24 jam & dalam pengamatan batuk
darah tidak berhenti2. Batuk darah 250-600 cc/24 jam, Hb <10 gr% dan batuk
darah berlangsung terus3. Batuk darah 250-600 cc/24 jam, Hb >10 gr% dan dalam
pengamatan 48 jam perdarahan tidak berhenti
Kriteria operasi (Amitana, 1968) :1. Perhatikan sumber perdarahan2. Aspirasi berulang3. Adanya kavitas penyebab terjadinya perdarahan berulang4. Faal paru yang minimal sehingga setiap perdarahan
menyebabkan ancaman kematian
Tindakan bedah meliputi:• Reseksi paru:
– Pneumektomi : reseksi satu paru seluruhnya– Bilobektomi : reseksi dua lobus– Lobektomi : reseksi satu lobus– Wedge resection : reseksi sebagian kecil jaringan
paru– Enukleasi : bila kelainan patologis kecil dan
jinak– Segmentektomi : reseksi segmen bronkopulmonal
• Terapi kolaps: – Pneumoperitoneum – pneumotoraks artifisial – torakoplasti – frenikolisis
PROGNOSIS
• Batuk darah idiopatik : prognosis baik, kecuali penderita mengalami batuk darah rekuren
• Batuk darah sekunder, faktor yang menentukan prognosis:1. Derajat batuk darah - Single hemoptysis : prognosis baik - Batuk darah profus/bergumpal-gumpal : prognosis buruk2. Macam penyakit dasar yang menyebabkan batuk darah - Karsinoma bronkogenik : prognosis jelek3. Kecepatan dalam penatalaksanaan batuk darah masif Menurut Crocco (1968), pasien dengan batuk darah masif (600 ml) dalam waktu:
- < 4 jam : mortality rate 71%- 4-16 jam : mortality rate 22%- 16-48 jam : mortality rate 5%