he - primigravida muda

13
PRIMIGRAVIDA MUDA Masa muda usia adalah pertumbuhan anak menjadi dewasa, masa terjadinya perkembangan seks atau masa dalam kehidupan yang dimulai dengan timbulnya sifat seks sekunder yang pertama sampai akhir pertumbuhan somatik. WHO (1997) memakai batasan umur 10-20 tahun sebagai usia muda. WHO (1974) mendefinisikan “Remaja” sebagai kurun waktu dimana seseorang berangsur-angsur memperlihatkan ciri-ciri seks sekunder sampai kematangan seks. Jiwanya berkembang dari anak-anak menjadi dewasa, keadaan ekonominya beralih dari ketergantungan menjadi relatif bebas/berdiri sendiri. 1 Oleh WHO masa remaja dibagi menjadi 3 tahap, yaitu : 1. Masa remaja awal (early edolescence) : 10-14 tahun 2. Masa remaja menengah (mid edolescence) : 14-17 tahun 3. Masa remaja lanjut (late edolescence) : 17-20 tahun. 1 Seorang remaja putri yang normal secara biologis dapat hamil dan melahirkan seorang anak, tetapi saat remaja bukan waktu yang tepat untuk hamil dan melahirkan. Seorang wanita secara statistik dapat hamil dan melahirkan secara aman pada usia 20-30 tahun dimana pada periode tersebut angka kematian ibu dan bayi adalah rendah. Kematian ibu pada wanita hamil dan melahirkan 1

Upload: endriko-toreh

Post on 28-Oct-2015

162 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

he

TRANSCRIPT

Page 1: He - Primigravida Muda

PRIMIGRAVIDA MUDA

Masa muda usia adalah pertumbuhan anak menjadi dewasa, masa terjadinya

perkembangan seks atau masa dalam kehidupan yang dimulai dengan timbulnya

sifat seks sekunder yang pertama sampai akhir pertumbuhan somatik. WHO (1997)

memakai batasan umur 10-20 tahun sebagai usia muda. WHO (1974)

mendefinisikan “Remaja” sebagai kurun waktu dimana seseorang berangsur-angsur

memperlihatkan ciri-ciri seks sekunder sampai kematangan seks. Jiwanya

berkembang dari anak-anak menjadi dewasa, keadaan ekonominya beralih dari

ketergantungan menjadi relatif bebas/berdiri sendiri. 1

Oleh WHO masa remaja dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

1. Masa remaja awal (early edolescence) : 10-14 tahun

2. Masa remaja menengah (mid edolescence) : 14-17 tahun

3. Masa remaja lanjut (late edolescence) : 17-20 tahun. 1

Seorang remaja putri yang normal secara biologis dapat hamil dan

melahirkan seorang anak, tetapi saat remaja bukan waktu yang tepat untuk hamil

dan melahirkan. Seorang wanita secara statistik dapat hamil dan melahirkan secara

aman pada usia 20-30 tahun dimana pada periode tersebut angka kematian ibu dan

bayi adalah rendah. Kematian ibu pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di

bawah 20 tahun ternyata 2-5 kali lebih besar daripada kematian ibu yang terjadi

pada usia 20-29 tahun, sehingga diambil batasan Primigravida muda adalah

kehamilan yang terjadi pada wanita berusia kurang dari 19 tahun. 1,2

Seorang wanita primigravida muda termasuk dalam kehamilan dengan resiko

tinggi. Banyak dari kehamilan usia muda datang dari mereka yang memiliki latar

belakang sosial ekonomi rendah, pendidikan yang kurang dan kesehatan yang tidak

memenuhi standar. Dapat juga dari mereka yang kurang gizi, memiliki kebiasaan

merokok, minum alkohol dan penyakit menular seksual. Gizi merupakan salah satu

masalah yang penting. Pada wanita yang hamil usia muda dengan tingkat social

ekonomi rendah sering ditemukan kurangnya pasokan kalori dan terjadi defissiensi

besi. 2,3

1

Page 2: He - Primigravida Muda

Berbagai masalah yang timbul dari kehamilan usia muda dapat disebabkan

oleh adanya perubahan perilaku seksual remaja yang menjurus ke arah bebas. Hal

ini merupakan dampak negatif dari globalisasi dan kemajuan teknologi dewasa ini.

Kehamilan usia muda menimbulkan risiko yang harus diperhitungkan diantaranya :

kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit menular seksual dengan akibat : Penyakit

Radang Panggul, infertilitas, kehamilan Ektopik. 2,3

Remaja dengan kehamilan yang tidak diinginkan menghadapi masalah: aib

karena hamil tanpa nikah, berdosa kalau menggugurkan, berpacu dengan waktu

karena hamil makin besar. 3

Kehamilan pada usia sekitar 20 tahun mempunyai resiko : 1-4

Aspek kehamilan : - Preeklampsia/Eklampsi

- Perdarahan Antepartum

- Nutrisi dan Anemia

Aspek persalinan : - Inersia uteri

- Partus lama

- Perdarahan Pospartum

Aspek resiko terhadap anak : - Prematuritas

- Pertumbuhan janin terhambat

- Asfiksia Neonatorum

Aspek penyakit masa nifas

Aspek kematian maternal

Aspek psikologis

ASPEK KEHAMILAN

- Preeklampsi/eklampsi

Kehamilan yang pertama pada umumnya memiliki resiko yang lebih besar untuk

terjadinya preeklamsi/eklampsi, hal ini dapat disebabkan oleh mekanisme

imunologis yang terjadi pada tubuh seorang wanita. Reaksi antigen antibody

yang terjadi menyebabkan terjadinya preeklamsi/eklampsi. Usia yang muda

meningkatkan hipertensi dalam kehamilan walaupun mekanismenya belum

diketahui dengan pasti. Kehamilan dengan umur yang masih sangat muda

2

Page 3: He - Primigravida Muda

mempunyai resiko yang lebih besar untuk mengalami preeklampsi. Keadaan ini

kemungkinan disebabkan karena belum matangnya perkembangan psikis dan

fisik, perkembangan uterus yang belum sempurna, perawatan antenatal yang

kurang dan diet yang tidak memadai. 4,5

- Perdarahan Antepartum

Plasenta Previa dan Solutio Plasenta merupakan dua penyebab dari perdarahan

Antepartum. Plasenta Previa disebabkan karena buruknya pertambahan berat

badan ibu akibat perawatan diri yang kurang, yang akan berpengaruh terhadap

perkembangan pembuluh darah pada sirkulasi uteroplasenter, sehingga

kemungkinan plasenta previa akan bertambah mudah dengan meluasnya ukuran

plasenta. 4

Pada solusio plasenta, keadaan ini terjadi dapat berhubungan dengan adanya

preeklamsi/eklampsi karena sebab terjadinya solusio palsenta sebagian besar

disebabkan oleh adanya hipertensi dalam kehamilan .

- Nutrisi dan Anemia

Salah satu penyebab Anemia adalah kekurangan gizi atau kurang mendapatkan

penambahan zat besi selama kehamilan selain itu ada hubungannya dengan

rendahnya pendidikan dan Sosio ekonomi. 2,3

ASPEK PERSALINAN :

- Diantara berbagai penyebab Inersia Uteri, beberapa faktor yang disebabkan

karena mudanya usia ibu, antara lain :

Kesempitan panggul : disebabkan karena perkembangan tulang-tulang

panggul yang belum sempurna

Kelainan letak janin

Kekakuan serviks

Gangguan psikis

Kondisi fisik yang lemah

Uterus yang belum matur untuk menerima kehamilan yang berdampak pada

reseptor oksitosin di miometrium. 6,8

- Partus Lama

3

Page 4: He - Primigravida Muda

Pengaruh dari rasa takut, ketegangan psikis dan rasa sakit merupakan

predisposisi untuk terjadinya inersia uteri yang bila dibiarkan akan

mengakibatkan partus lama. Partus lama juga disebabkan oleh disproporsi

sefalopelvik dan malpresentasi atau malposisi. 4,6

ASPEK RESIKO TERHADAP ANAK

- Prematuritas

Kondisi reproduksi yang belum matur akan mengakibatkan terjadinya

perdarahan pada trimester I kehamilan. Pada wanita hamil usia muda dengan

pertambahan BB < 10 kg akan meningkatkan resiko prematur. 6

- Pertumbuhan Janin Terhambat

Kehamilan usia muda merupakan emotional stress yang berat, kondisi ini akan

meningkatkan norepinephrin yang menyebabkan berkurangnya sirkulasi

uteroplasenter dan berdampak kurangnya nutrisi yang dibawa ke janin.

Hipotesis lain mengatakan bahwa dengan adanya kondisi stress emosional pada

ibu akan mengurangi keinginan mereka makan, meningkatkan hormon

antidiuretik, meningkatnya protein melalui urin, serta menurunnya daya tahan

terhadap infeksi, sehingga menjadi penyebab pertumbuhan janin terhambat. 4,6,7

- Asfiksia Neonatorum

Terjadi karena gangguan suplai O2 antara ibu ke janin selama kehamilan

maupun saat persalinan. Konsekuensi yang terjadi pada asfiksia adalah depresi

susunan saraf pusat sampai kematian perinatal. Hal ini merupakan salah satu

penyebab utama kesakitan dan kematian perinatal. 6,8

ASPEK PEYULIT MASA NIFAS

Komplikasi pada masa nifas akibat persalinan usia muda kebanyakan berupa

febris, tromboflebitis, abses payudara, luka episotomi/luka operasi terinfeksi dan

perdarahan postpartum. Secara umum pada masa nifas akibat kehamilan usia muda

tidak lebih berat dibandingkan dengan wanita usia reproduksi. Kebanyakan infeksi

nifas disebabkan karena daya tahan tubuh yang lebih rendah di samping adanya

tindakan pada persalinan. 7,8

4

Page 5: He - Primigravida Muda

ASPEK KEMATIAN MATERNAL

Tingginya kematian maternal pada primigravida muda disebabkan oleh :

- Perdarahan trimester I berupa abortus, kehamilan ektopik terganggu, dan mola

hidatidosa. Sedangkan pada trimester II dan III berupa plasenta previa.

- Anemia

- Preeklampsia / eklampsia

- Partus lama dengan segala komplikasinya

- Infeksi

- Perdarahan post partum. 3,8

ASPEK PSIKOLOGIS

1. Kehamilan usia muda, banyak tidak dikehendaki sebelumnya dan akan

memberikan dampak terhadap perkembangan psikologisnya hal ini akan

meningkatkan intensitas gangguan emosi, aborsi, dan bahkan cenderung ke arah

bunuh diri.

2. Menikah pada usia muda masih berada dalam pencarian identitas dan relatif

belum menemukannya, sehingga akan membawa resiko psikologis dalam hal

penyesuaian diri dengan partnernya, kemantapan dalam kehidupan pernikahan,

stabilitas cinta dan kesetiaan.

3. Dalam hal mendidik anak, kesulitan baru timbul oleh karena ibu tersebut secara

psikologis belum dewasa dan tidak dapat menjadi pendidik yang baik bagi

anaknya.

4. Mereka dapat melahirkan dan menjadi ibu biologis tapi sulit untuk menjadi ibu

psikologis yang bertugas untuk mengasuh dan mendidik anak. 2,3,8,9

Upaya memecahkan masalah kehamilan remaja yang tidak diinginkan dapat

dikemukakan sebagai berikut :

a. Kawin dengan resiko

Memerlukan ANC yang intensif

Karier pendidikan / kerja terputus

Perekonomian tidak normal

Terjadi perceraian karena psikologis belum mantap

Jaminan bayi-anak tidak normal

5

Page 6: He - Primigravida Muda

Mungkin diserahkan ke panti asuhan

Diserahkan kepada orang lain

b. Menggugurkan

Resiko yang paling rendah

Dari sudut biayanya ringan dibandingkan memelihara bayi

Menghilangkan aib hamil

Karier pendidikan / kerja berlangsung

Masih dapat mengembangkan diri untuk meniti masa depan lebih baik

Menggugurkan kandungan diikuti UU Kesehatan No. 231/1992

Menggugurkan di tangan yang tidak legeartis dengan resiko :

Trias komplikasi : perdarahan, infeksi, dan trauma alat reproduksi

Infertilitas

Kehamilan ektopik meningkat

Untuk mengatasi masalah tersebut kepada remaja dianjurkan :

a. Mempergunakan perlindungan dengan metode KB.

Kondom menghindari hamil dan penyakit hubungan seks

b. Meningkatkan aktivitas yang bermanfaat

c. Meningkatkan hubungan kekeluargaan

d. Mencari pergroup yang kreatif. 3

6

Page 7: He - Primigravida Muda

Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB

7

STRES KEHAMILAN REMAJA YANG TIDAK DIINGINKAN

STRES KEHAMILAN REMAJA YANG TIDAK DIINGINKAN Anemia hamil Keguguran, premturitas BBLR tinggi Komplikasi hamil pre-eklampsia-eklampsia tinggiPersalinan operatif tinggiPerdarahan pascapartus tinggi Mudah terjadi infeksi

SUMBER STRESSUtama

Aib hamil Dosa menggugurkan Berpacu dengan waktu

Tambahan Takut terhadap orang tua Malu terhadap masyarakatTanpa dukungan siapapunDianggap amoral Tidak diakui pacar?Melanggar norma agama

FAKTOR KEHAMILAN REMAJAGlobalisasi informasi masalah seksual Anggapan informasi salahTabu informasi seksual Menunda umur kawin Libido tak terkendali Hubungan keluarga renggang

(kesibukan orang tua)

MENGGUGURKAN HAMILResiko paling ringan Dapat meneruskan karier Dapat diganti pacarPelaksanaan dengan adekuatKomplikasi :

Trias komplikasiInfertilitasHamil ektopik meningkat

KEHAMILAN DITERUSKAN Memerlukan ANC intensifPersiapan persalinan adekuat Perawatan bayi/pascapartus

intensif Komplikasi :

Trauma psikologis Sulit cari pacar baru Berdosa terhadap anak

Page 8: He - Primigravida Muda

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdul, Bari. dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta. 2002

2. Cuningham FG, Gant NF. Mac Donal PC. Obsestri Williams Ed. 18.

Suyono J. Hartono A. Alih Bahasa. Manajemen Kehamilan Normal EGC.

Jakarta. 1995 : 295 – 319

3. Lisbeth Chang, MD & David Muram, MD. Pediatric & Adolescent

Gynecology In : Allan H. Decherney MD Lauren Nathan, MD : Current

Obstetric & Gynecology Diagnosis and Treatment. 9 th edition. MC Graw

Hill Boston, A Lange Medical Book, 2003 : 620-621

4. Manuaba, IB6. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Givekologi

dan KB. EGC. Jakarta. 2001

5. Najoan N.W. Hipertensi Dalam Kehamilan. Bagian Obstetri dan

Ginekologi FK UNSRAT, Manado.

6. Obstetri Patologi. Bagian Obstetri & Ginekologi FK Univesitas Padjajaran

Bandung. Elstar Offset. Bandung, 1981

7. Rosenthal MB. Psychlogical Aspects of Obstetrics and Gynecology. In :

Decherney, Pernoll ML : Current Obstetrics and Gynecology, Diagnosis

and Therapy, 8thed. USA : Appleton Lange, 1994 : 1087-1106

8. Stoppard. M. Buku Panduan Kehamilan dan Kelahiran. Mitra Media

Publisher. Jakarta. 2002.

9. Winjosastro H. Saifudin A.B. Ilmu Kebidanan. Edisi II, Yayasan Bina

Pustaka. Jakarta. 1999.

8