hasil ukur

6
Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan pribadi aktif (Maryam, 2008). menurut Syamsu Yusuf (2008: 130) kemandirian merupakan karakteristik dari kepribadian yang sehat (healthy personality). Kemandirian individu tercermin dalam cara berpikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri, serta menyesuaikan diri secara konstruktif dengan norma yang berlaku di lingkungannya. Adapun langkah-langkah pelaksanaan kemandirian belajar menurut Bandura (Sumarno, 2004:2) terdiri dari tiga, yaitu mengamati dan mengawasi diri sendiri, membandingkan posisi diri dengan standar tertentu, dan memberikan respon sendiri (resopn positif dan respon negatif). Baik, tidak baik Ada hubungan antara peran orang tua dengan perilaku merokok pada remaja putra di SMK Setia Budi Balikpapan tahun 2011. Peran orang tua bagi anak-anaknya dapat dikelompokkan kedalam lima kategori berikut ini antara lain: 1. Merawat

Upload: jamila-tusesha

Post on 10-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ooo

TRANSCRIPT

Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan pribadi aktif (Maryam, 2008).

menurut Syamsu Yusuf (2008: 130) kemandirian merupakan karakteristik dari kepribadian yang sehat (healthy personality). Kemandirian individu tercermin dalam cara berpikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri, serta menyesuaikan diri secara konstruktif dengan norma yang berlaku di lingkungannya.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan kemandirian belajar menurut Bandura (Sumarno, 2004:2) terdiri dari tiga, yaitu mengamati dan mengawasi diri sendiri, membandingkan posisi diri dengan standar tertentu, dan memberikan respon sendiri (resopn positif dan respon negatif).Baik, tidak baikAda hubungan antara peran orang tua dengan perilaku merokok pada remaja putra di SMK Setia Budi Balikpapan tahun 2011.Peran orang tua bagi anak-anaknya dapat dikelompokkan kedalam lima kategori berikut ini antara lain: 1. Merawat

Orang tua memiliki tanggung jawab untuk merawat anak-anaknya semenjak dia lahir hingga mereka mampu merawat dirinya sendiri. Memakaikannya baju, memberinya makan, memandikannya, serta berbagai hal untuk memastikan kesehatan fisik dan psikisnya selalu terjaga hingga bisa tumbuh dan berkembang dengan baik dan sempurna. Walaupun boleh jadi ini diwakilkan kepada orang lain (baby sister atau lainnya), namun tetap semuanya atas otoritas orang tua. 2. Melindungi dan menjaga

Orang tua akan selalu melindungi dan menjaga anak-anaknya dari berbagai gangguan, baik internal maupun ekternal agar sang anak selalu dalam kondisi aman. Gangguan internal yang dapang dari dalam diri anak itu sendiri misalnya berupa penyakit. Orang tua tidak akan membiarkan anaknya tergerogoti penyakit, ia akan segera mengobatinya supaya anaknya kembali sehat. Sedangkan gangguan ekternal bisa berasal dari berbagai sumber, entah gangguan saudaranya sendiri, teman-temanya, binatang, lingkungan, cuaca, maupun lainnya. Orang tualah yang akan selalu berusaha menjaganya hingga dia mampu menjaga dirinya sendiri. 3. Memberi nafkah

Memiliki anak itu memang memerlukan biaya tidak sedikit. Biaya agar mereka bisa tumbuh kembang dengan baik, dengan aman dan nyaman mencapai kedewasaan dan kemandirian. Mulai dari ketika ia bayi hingga ia dewasa dan sanggup menafkahi dirinya sendiri, merupakan tanggung jawab orang tua untuk menyediakan biayanya. 4. Mendidik dan melatih

Orang tua mendidik anak-anaknya sehingga mereka tahu mana yang benar yang mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Mendidiknya bersosialisasi dan mendorongnya belajar berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal untuk kemandiriannya, baik melalui lembaga formal maupun nonformal. Orang tua melatih anak-anaknya untuk berbicara, berjalan, merawat, dan menjaga dirinya sendiri, serta berbagai keterampilan dasar lain yang diperlukan, hingga melatih mereka untuk mempu hidup mandiri. 5. Memberi cinta dan kasih sayang

Semua apa yang dilakukan oleh orang tua, dan kenapa mereka mau melakukannya, adalah karena mereka mencintai, menyayangi, dan mengasihi anaknya. Nasihat, larangan, dan perintah merupakan wujud lain dari rasa sayang orang tua terhadap anaknya walaupun terkadang dipahami lain oleh anak-anaknya karena kekurangan mengertikan mereka. Tanpa rasa cinta dan kasih sayang, akan sulit bagi orang tua untuk melakukan berbagai hal bagi anak-anaknya. Karena rasa itulah orang tua mau merawat, melindungi, menafkahi, mendidik, dan melakukan banyak hal lain demi anak-anaknya. Peranan orang tua memiliki pengaruh besar dalam perkembangan karakteristik anaknya, terlebih dalam hal menanamkan kemandirian sejak dini. Mereka biasanya memilki rasa keingintahuan yang besar, mudah akrab dengan orang lain, senang mencoba lah baru, dan mudah untuk diarahkan oleh orang tua. Karena anak aktif dan tidak canggung menghadapi dunia baru, orang tua perlu memberikan panduan pada anak tentang hal-hal yang boleh ia lakukan dan tidak boleh ia lakukan. Akan lebih mudah bagi anak untuk menerima nasehat bila dilakukan secara personal. Oleh karena itu penyebutan keluarga sebagai lingkungan yang pertama tidak semata-mata didasarkan pada alasan urutan kronologisnya, melainkan lebih atas dasar alasan intensitas dan tanggung jawab pendidikan yang diemban dan dilaksanakan orang tuanya yang disebut tanggung jawab edukatif yang kodrat. Berikut ini adalah barbagai peranan orang tua antara lain: a. Mengawasi dan mengontrol kegiatan anak. b. Mengingatkan anak untuk mengerjakan tugas. c. Mengetahui kegiatan anak. d. Menciptakan kondisi lingkungan keluarga yang mendukung motivasi anak. e. Membantu kesulitan anak dalam mengerjakan tugasnya. f. Memberi penghargaan pada anak. g. Mengarahkan dan mendukung bakat anak. h. Menghargai dan memperhatikan pendapat anak

(Havighurst 1972 dalam Abihaviz) Selain itu ada hal yang penting untuk dilakukan orang tua (Havighurst, 1972 dalam Abihaviz) yaitu: a. Memperhatikan tahapan perkembangan anak sesuai dengan usianya serta hal-hal yang harus dicapai dalam usia tersebut. b. Menanamkan nilai-nilai positif (bangun karakter positif) pada anak, misalnya melalui dongeng sebelum tidur, nasehat yang lemah lembut dan keteladanan. c. Memfokuskan pada kelebihan anak, bukan kekurangannya, bagaimanapun anak adalag anugerah terbaik dari Tuhan untuk dipelihara dan dijaga sebaik-baiknya. d. Memberikan pujian kepada anak, walaupun untuk hal-hal mkecil yang ia lakukan. Pujian dan penghargaan kita akan meningkatkan kepercayaan diri anak. e. Menerapkan disiplin positif, bukan bullying (menindas secara psikis, verbal atau fisik) atau corporal punishment (hukuman fisik). Yaitu proses mendisiplinkan anakn dengan tetap menjaga harga diri dan kesehatan psikologis anak. f. Memahami keunikan anak (individual differences) karena setiap individu pasti berbeda (memiliki sifat/ciri tersendiri), meski kembar identik sekalipun.

g. Memperbanyak membelai kepada anak, mengusap-usap bahu atau memeluknya dan mengatakan bahwa kita menyayangi mereka. Hal ini akan meningkatkan kelekatan antara orang tua dengan anak. h. Meluangkan waktu untuk bicara berinteraksi dengan anak dalam berbagai momen, meskipun sebentar. i. Meminta pendapat mereka tentang suatu hal. Biasanya anak senang jika pendapatnya didengarkan. Membiasakan bertanya kepada mereka tentang aktivitas yang dijalani akan membangun keterbukaan anak dengan orang tuanya. j. Menjadi teladan atas apa yang kita perintahkan/inginkan. Mengajari anak lebih banyak dengan perbuatan.

Pembagian Tahap Perkembangan Menurut Havighurst2.2.1. Masa Bayi Dan Kanak-Kanak Awal (0-6 Tahun)Di masa ini manusia belajar untuk berjalan, merangkak, memakan makanan yang padat, berbicara, mengontrol regulasi pembuangan feses dan urin, mengenali dan membedakan ciri-ciri fisik berdasarkan gender, belajar sedikit demi sedikit untuk membaca, serta membentuk konsep dan mempelajari bahasa untuk mendeskripsikan situasi fisik dan sosial yang riil. Pada masa ini, anak berada pada usia 0-6 tahun dan memiliki ciri -ciri antara lain :1. Belajar berjalan, mengambil makanan pada2. Belajar bicara3. Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal)4. Belajar tentang perbedaan jenis kelamin5. Membentuk konsep-konsep sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik6. Belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mengembangkan hati nurani7. Belajar mengadakan hubungan emosi2.2.2. Kanak-Kanak Madya (6-13 tahun)Di masa ini manusia belajar kemampuan fisik untuk melakukan permainan sederhana, menjalin hubungan dengan orang yang lebih tua, membangun perilaku yang sehat agar diterima secara sosial, mengenali peran-peran gender secara lebih kompleks (maskulin-feminin), membangun konsep yang teratur mengenai kehidupan sehari-hari, mengembangkan kesadaran, moralitas, dan perangkat nilai serta sistem sosial, mencapai independensi personal, serta membangun sikap dan perilaku yang sesuai dengan sistem nilai yang dianut lingkungan sosialnya. Pada masa ini, anak berada pada usia 6-13 tahun dan memiliki ciri -ciri antara lain :1. Membangun perilaku yang sehat2. Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang luar biasa3. Belajar bergaul dengan teman sebaya4. Belajar peran sosial terkait dengan maskulinitas dan feminitas5. Mengembangkan ketrampilan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung6. Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari7. Membangun moralitas, hati nurani dan nilai-nilai8. Pencapaian kemandirian9. Membangun perilaku dalam kelompok sosial maupun institusi (sekolah)2.2.3. Remaja (13-18 tahun)Di masa ini manusia belajar untuk, membangun hubungan yang matang dengan kawan sebaya dari berbagai jenis kelamin, mempelajari dan menggapai salah satu peran gender, menggapai kemandirian emosional terpisah dari orangtuanya dan orang dewasa lainnya, menyiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga, memilih perangkat nilai dan sistem etis yang menjadi panduan dalam berperilaku, menggapai perilaku-perilaku yang punya nilai tanggung jawab sosial, serta memilih pekerjaan. Pada masa ini, remaja berada pada usia 13-18 tahun dan memiliki ciri -ciri antara lain :