hasil pengamatan dan pembahasan
TRANSCRIPT
5/11/2018 Hasil Pengamatan Dan Pembahasan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pengamatan-dan-pembahasan-55a3591805261 1/10
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. SEREALIA
Serealia adalah biji-bijian dari famili rumput-rumputan (gramineae) yangkaya akan kabohidrat sehingga merupakan makanan pokok manusia, pakan ternak,
dan industri yang mempergunakan karbohidrat sebagai bahan baku. Jenis biji-bijian
yang mengandung minyak misalnya jagung merupakan bahan baku industri minyak
nabati. Serealia kacang-kacangan dan telur merupakan bahan pangan yang sudah
dianggap bahan pangan pokok oleh masyarakat Indonesia dalam memenuhi
kebutuhan makanannya sehari-hari (Muchtadi, 1992).
1. Pengamatan Struktur Morfologi Padi
Tabel 1. Pengamatan Struktur Morfologi Beras/padi
(sumber: kelompok 3, 2010)
Dilihat dari tabel 1, beras pecah kulit dan gabah memiliki perbedaan. Dalam
segi warna beras pecah kulit berwarna putih karena beras pecah kulit merupakan isi
dari gabah itu sendiri, sedangkan untuk kulit gabah berwarna kecoklatan karena
merupakan warna khas dari kulit itu sendiri. Dalam bentuk sebenarnya tidak jauh
berbeda, hanya saja kulit gabah bentuknya lonjong tidak beraturan dan pecah-pecah
akibat pengelupasan sebelumnya dari gabah itu sendiri.
Deskripsi Gambar
Beras pecah kulit :
Warna : Putih kecoklatan
Bentuk : Lonjong beraturan dan panjang.
Kulit gabah :
Warna : Kuning kecoklatan .
Bentuk : Lonjong tidak beraturan, panjang,
dan pecah-pecah.
5/11/2018 Hasil Pengamatan Dan Pembahasan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pengamatan-dan-pembahasan-55a3591805261 2/10
2. Pengamatan Sifat Fisik dan Organoleptik pada Beras
Tabel 2. Sifat Fisik dan Organoleptik pada Beras
Beras Putih Beras Merah Beras Ketan
Berat Awal 20 gr 10 gr 10 gr
Berat Beras Pecah 5 gr 1 gr 3 gr
Berat Beras Utuh 15gr 9 gr 7 gr
Persentase Beras
Utuh
15 x100% = 75%
20
9 x 100% = 90%
10 10
7x 100% = 70 %
Persentase Beras
Pecah
5 x 100% = 25%
20 10
1x 100% = 10 %
10
3x 100% = 30 %
Gambar
(sumber: kelompok 3, 2010)
Dilihat dari tabel 2, beras merah memiliki persentase utuh yang lebih tinggi
dibandingkan beras putih dan beras ketan. Hal ini bisa dikarenakan penyimpanan
beras merah yang lebih baik dibandingkan beras putih dan beras ketan.
Pada saat pemanenan biji serealia mengandung kira-kira 25% air, sehingga
memerlukan pengeringan sampai kadar air 10%-14% agar tahan terhadap serangan
kapang dan pembusukan selama penyimpanan. Kebanyakan biji serealia mengandung
karbohidrat 58%-72%, terutama berupa pati dan sakarida yang mudah dicerna.
Sebelum dikonsumsi biji serealia harus digiling terlebih dahulu untuk menghilangkan
fraksi serat kasar yang tidak dapat dicerna serta fraksi lemaknya (Tjahjadi & Marta,
2008).
Bisa pula karena proses pemanenan diatas bisa mengurangi persentase utuh
dari beras itu sendiri, atau proses penggilangan yang kurang bagus bisa pula
mempengaruhinya.
Tabel 3. Ukuran rata-rata panjang beras
Beras Putih (cm) Merah (cm) Ketan (cm)
1 0,7 0,61 0,65
2 0,71 0,63 0,66
5/11/2018 Hasil Pengamatan Dan Pembahasan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pengamatan-dan-pembahasan-55a3591805261 3/10
3 0,67 0,6 0,61
4 0,65 0,5 0,61
5 0,67 0,66 0,59
Rata-rata 0,68 0,61 0,62
(sumber: kelompok 3, 2010)
Dilihat dari tabel 3, rata-rata panjang beras dari ketiga beras tersebut tidak
jauh berbeda. Akan tetapi beras merah memiliki panjang yang lebih pendek karena
karakteristik dari beras merah tersebut yang lebih kecil dibandingkan jenis beras lain.
Untuk beras putih memiliki panjang yang lebih panjang dibandingkan dengan jenis
beras lain, hal ini dikarenakan karakteristik beras putih itu sendiri yang lebih besar
dari jenis beras lainnya.
3. Pengaruh Pemasakan terhadap mutu beras
Tabel 4. Karakteristik Beras
Beras Awal Setengah Matang Matang
Keras
Beras
berwarna
putih bening
Lunak
Masih banyak
mengandung
air
Beras berwarna
putih
Lunak
Sedikit lengket
Mengandung air
sedikit
Beras berwarna
putih
(sumber: kelompok 3, 2010)
Beaker glass : 49gr
Berat beras : 25gr +
Berat total : 74gr
Air : 54ml
Beras merupakan sumber karbohidrat utama bagi bahan makanan kita sehari-
hari. Kandungan pati dalam beras sebesar 78,3% (Winarno, 2004) yang terdiri dari
amilosa dan amilopektin. Amilosa memilki bentuk rantai linier polimer (lurus)
dengan ikatan α,1-4 glikosida.
5/11/2018 Hasil Pengamatan Dan Pembahasan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pengamatan-dan-pembahasan-55a3591805261 4/10
Sedangkan pada amilopektin, bentuk rantainya bercabang-cabang karena
memiliki ikatan α,1-6 glikosida.
Beras yang sudah menjadi nasi biasanya saling terikat antara butiran satu
dengan butiran lain (punel), tetapi juga ada yang keras. Hal ini disebabkan karena ada
perbandingan kandungan antar amilosa dan amilopektin. Semakin kecil kandungan
amilosa atau semakin tinggi kandungan amilopektinnya, maka nasinya semakin lekat.
Di dalam nasi yang biasa kita makan mengandung 75% amilopektin dan 25% amilosa
(Anonim, 2010). Dalam proses pembuatan nasi, beras mengalami gelatinisasi yang
menyebabkan banyak kehilangan air disebabkan gugus hidroksil berikatan satu sama
lain. Granul pati menyerap air, dan mengembang ketika panas dilanjutkan. Ketika
pada suhu tertentu (disebut sebagai suhu gelatinisasi) tercapai, dinding sel granul
memecah dan pati menjadi kental (gelatin). Ini adalah inti yang terjadi selama proses
memasak nasi.
5/11/2018 Hasil Pengamatan Dan Pembahasan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pengamatan-dan-pembahasan-55a3591805261 5/10
B. KACANG-KACANGAN
Kacang-kacangan telah lama dikenal sebagai sumber protein yang saling
melengkapi dengan biji-bijian, seperti beras dan gandum. Komoditi ini juga ternyata
potensial sebagai sumber zat gizi lain selain protein, yaitu mineral, vitamin B,
karbohidrat kompleks dan serat makanan. Disamping diolah secara tradisional dengan
direbus, dikukus, dan disayur, sebenarnya potensi penggunaannya sangat luas untuk
menghasilkan produk baru. Misalnya sebagai bahan baku tepung campuran ( flour
mix) yang dapat digunakan dalam pembuatan berbagai produk pangan, termasuk
makanan bayi. Kacang-kacangan dapat menyumbang banyak protein dan zat gizi lain
bagi masyarakat di negara maju dan negara berkembang. Karena kandungan seratnya
tinggi, maka kacang-kacangan juga dapat dijadikan sumber serat. Kacanganmemiliki berbagai jenis varietas seperti kacang tanah, kacang koro, kedelai dan
kacang merah (Koswara, 2009).
1. Pengamatan Struktur dan Sifat Fisik Kacang Merah dan Kacang Tanah
Tabel 6. Struktur dan Sifat Fisik kacang Merah, Kacang Tanah, Kacang Hijau,
dan Kacang Kedelai
Nama
Kacang
Gambar utuh Gambar
melintang
Gambar
kepingan
Bagian-bagian
kacang
Kacang
merah
Perikarp,
embrio dan
endosperm.
Kacang tanah Perikarp,
embrio dan
endosperm.
Kacangkedelai
Perikarp,embrio dan
endosperm.
5/11/2018 Hasil Pengamatan Dan Pembahasan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pengamatan-dan-pembahasan-55a3591805261 6/10
Kacang hijau Perikarp,
embrio dan
endosperm.
(sumber: kelompok 3, 2010)
Dilihat dari Tabel 6, keempat kacang itu memiliki perbedaan yaitu terdapat
pada warnanya. Akan tetapi apabila keempat kacang tersebut diiris secara melintang
dan membujur kacang tersebut memiliki 3 lapisan yaitu perikarp, embrio dan
endosperm.
Pada umumnya presentase kulit biji lebih tinggi pada kacang-kacangan
daripada serealia . demikian juga tiap jenis berbeda persentasenya misalnya kulit
kedelai 6-8%, kacang gude 10,5-15,5% dan lebih banyak lagi untuk biji dengan kulit
yang lebih tebal misalnya kara benguk (Muchtadi dkk, 2001)
Bagian terluar dari kulit biji berupa epidermis yang tersusun oleh sel palisade,
sedangkan dibawahnya ada testa yang terdiri dari sel parenki. Bagian terluar
endosperm adalah lapisan aleuron. Pada kacang tanah hanya ada satu lapis sel yang
yang berisi tetesan-tetesan minyak seperti halnya pada serealia.
5/11/2018 Hasil Pengamatan Dan Pembahasan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pengamatan-dan-pembahasan-55a3591805261 7/10
B. SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN
Sayur dan buah memiliki memiliki banyak persamaan dalam hal komposisi,
cara budidaya dan pemanenan. Sifat penyimpanan serta pengolahannya. Secara
botanis buah adalah bagian tanaman yang mengandung biji. Menurut kebiasaan
makan, sayuran adalah bagian-bagian tanaman yang dikonsumsi bersama makanan
pokok/nasi, sedangkan buah umumnya dikonsumsi sebagai pencuci mulut karena
rasanya yang manis atau sengaja diberi tambahan gula dan aromanya yang harum
serta manis.
1. Pengamatan Sifat Fisik Buah Tomat (Grade A, B, C)
Tabel 8. Pengamatan Sifat Fisik
No Nama Diameter Bentuk Warna Aroma Kekerasan Berat
1 Tomat 3,95 cm Bulat,
sedikit
besar,
agak
lonjong
Merah Khas
tomat
+++ 37
gram
2 Tomat 3,44 cm Bulat
kecil,agak
lonjong
Kekuning-
kuningan
Khas
tomat
+++ 24
gram
3 Jeruk 4,14 cm Bulat,
sedikit
lonjong
Kuning
ke’orange-
orange’an
Khas
jeruk
yang
manis
++ 32
gram
4 Kangku
ng
- Panjang,
ada
batang
dan daun
menyirip
Hijau Khas
kangku
ng
Batang :
+++
Daun : +
-
5/11/2018 Hasil Pengamatan Dan Pembahasan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pengamatan-dan-pembahasan-55a3591805261 8/10
5 toge - Panjang,
sedikit
lonjong
Putih,
ujungnya
hijau
Khas
toge
+++ -
(sumber: kelompok 3, 2010)
Zat selain karbohidrat dan protein yang dibutuhkan oleh tubuh adalah vitamin
dan mineral. Vitamin dan mineral dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayuran.
Sifat fisik buah-buahan dan sayuran yang sering diamati adalah warna, aroma, rasa,
bentuk, berat, ukuran atau kekerasan. Hal tersebut akan berpengaruh pada kualitas
buah-buahan atau sayuran tersebut. Misalnya pada buah tomat. Dalam pengkelasan
mutu atau grading, tingkat kematangan, bentuk, warna dan aroma menentukan
mutunya. Untuk grade A, mutu paling tinggi adalah tomat yang memiliki diameter3,95, warnanya merah dan beraroma khas tomat segar. Tomat dengan grade B
memiliki diameter 3,44, berwarna kekuning-kuningan dan beraroma khas tomat
segar.
Untuk jeruk, jeruk memiliki tingkat kekerasan yang rendah dibandingkan
dengan sayuran yang lain. Hal ini dikarenakan kadar air dari jeruk itu sendiri yang
lebih besar dibandingkan sayuran lain sehingga terasa lebih lunak.
2. Pengamatan Sifat Kimia Buah Tomat
a. Keasaman (pH)
Nilai pH ekstrak tomat adalah 4,15 sehingga tomat termasuk buah
yang asam. Oleh karena itu, tomat merupakan salah satu sumber vitamin
C.
b. Padatan Terlarut
Persentase padatan terlarut adalah 5,4 Brix. Hasil ini didapat dari
penggunaan alat yang bernama refraktometer.
5/11/2018 Hasil Pengamatan Dan Pembahasan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pengamatan-dan-pembahasan-55a3591805261 9/10
3. Menghitung Bagian yang dapat Dimakan ( Edible portion)
Tabel 8. Tabel bagian yang dapat dimakan
Nama Bahan Berat Awal Berat Yang Dapat
Dimakan
Berat Yang Tidak Dapat
DimakanWortel 35 gram 30 gram 5 gram
(sumber: kelompok 3, 2010)
Bagian-bagian yang terdapat dalm buah dan sayur tidak seluruhnya dapat
dimakan. Contohnya pada wortel dengan massa 35 gram. Bagian yang dapat dimakan
(BDD) sekitar 30 gram sisanya merupakan kupasan kulit dari wortel tersebut yang
tidak dapat dimakan. Dengan membagi massa yang dapat dikonsumsi dengan massa
awal kemudian dikali 100%, maka akan dipeoleh persentase BDD atau edible
portion. Dengan begitu, BDD wortel tersebut adala 85,714%. BDD setiap buah atau
sayur akan berebeda-beda. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya jenis
buah atau sayurnya, kesegarannya, massa, dan sifat-sifat fisik lainnya.
5/11/2018 Hasil Pengamatan Dan Pembahasan - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/hasil-pengamatan-dan-pembahasan-55a3591805261 10/10
Daftar Pustaka
Anonim. 2010. Beras. http: wikipedia.org.htm (diakses tanggal 28 Februari 2011)
Anonim.2010. Starch. Food-Info.net.htm: Waningen University (diakses tanggal 28
Februari 2011)
Koswara, Sutrisno. 2009. Kacang-kacangan Sumber Serat Kaya Gizi. diambil dari
http://www.ebookpangan.com. (diakses tanggal 28 Februari 2011)
Muchtadi T dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Penerbit IPB:
Bogor.
Muchtadi, Tien R. dan Sugiyono. 2001. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bogor:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor.
Winarno, F.G.2004. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta
Tjahjadi C dan Marta. 2008. Pengantar Teknologi Pangan Volume II . Penerbit
Universitas Padjadjaran: Bandung.