hasil belajar matematika dan pengaruhnya terhadap
TRANSCRIPT
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika 4(2), 171-182, Mei 2019 E-ISSN: 2614-1078
171
Hasil Belajar Matematika dan Pengaruhnya terhadap Kecerdasan Spiritual
Siswa MA Insan Qurani Aceh Besar
Fasihul Lisan, R. M. Bambang S dan Suhartati
Program Studi S1 Pendidikan Matematika Universitas Syiah Kuala
Email: [email protected]
Abstrak. Tujuan pendidikan nasional yang disebutkan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 mengenai fungsi dan tujuan pendidikan
diantaraya adalah bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Sehingga kurikulum 2013 yang berlaku dalam sistem pendidikan di Indonesia saat ini,
khususnya pada pelajaran matematika, mengembangkan proses pembelajaran tidak
langsung yang berkaitan dengan pengembangan nilai dan sikap siswa tercantum dalam
kompetensi inti yang pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil
belajar matematika terhadap kecerdasan spiritual siswa MA Insan Qurani Aceh Besar. Jenis
penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan teknik analisis data menggunakan
pendekatan kuantitatif. Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling yang berjumlah 44 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan
menyebarkan skala psikologi dan tes. Skala psikologi yang digunakan yaitu skala sikap dari
Likert yang berjumlah 60 pernyataan dengan pilihan 4 alternatif jawaban. Setelah
diujicobakan, jumlah item yang valid pada skala ini adalah 32 pernyataan dengan nilai
reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach sebesar 0,81. Materi tes yang digunakan yaitu
materi Matriks terdiri atas 5 soal esai. Hasil penelitian ini setelah dilakukan uji-t
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar matematika terhadap kecerdasan
spiritual siswa yang signifikan dengan besarnya kontribusi yang diberikan sebesar 10,18%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika memberi pengaruh yang baik
terhadap kecerdasan spiritual siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, khususnya
terkait dengan pengembangan sikap spiritual.
Kata Kunci: pengaruh, hasil belajar matematika, kecerdasan spiritual.
Pendahuluan
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan adalah
kebutuhan mendasar bagi seseorang sebagai pembentuk khusus kepribadiannya.
Pendidikan yang dimulai dari dalam kandungan sampai berusia dewasa kemudian tua,
diperoleh dari keluarga, masyarakat, maupun lingkungannya. UU RI No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan “pendidikan adalah usaha
sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.
Sekolah merupakan bangunan atau lembaga pendidikan formal yang disediakan untuk
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol. 4, No. 2, Mei 2019
172
belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran baik menurut
tingkatan, jurusan, dan sebagainya yang disebut dengan proses pembelajaran.
Bangsa Indonesia melakukan usaha dalam rangka melaksanakan pendidikan
untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam UU RI No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 mengenai fungsi dan
tujuan pendidikan yaitu: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pengembangan kurikulum
dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional, disusun sesuai dengan tingkat pendidikan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: peningkatan iman dan
takwa, akhlak mulia, potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; keragaman potensi
daerah dan lingkungan; tuntutan pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia
kerja; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika
perkembangan global; dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Kurikulum 2013 yang berlaku dalam sistem pendidikan di Indonesia saat ini
menguraikan dua bentuk proses pembelajaran, yaitu proses pembelajaran langsung
dan tidak langsung. Pembelajaran tidak langsung berkaitan dengan pengembangan
nilai dan sikap yang bertujuan untuk menumbuhkan moralitas dan kepribadian peserta
didik berhubungan erat dengan penilaian sikap, termuat dalam kompetensi inti serta
kompetensi dasar. Hal ini dilakukan oleh semua mata pelajaran di sekolah termasuk
matematika, dalam proses pembelajaran langsung maupun tidak langsung secara
terintegrasi (Asmarawati, 2016: 2). Hal ini menyebabkan posisi mata pelajaran
dijadikan sebagai sumber kompetensi, dimana kompetensi inti menunjukkan
kepentingan peserta didik, sedangkan mata pelajaran sebagai pemasok kompetensi.
Perkembangan kecerdasan jenis ketiga yang terdapat pada diri manusia, yaitu
kecerdasan spiritual atau dikenal dengan sebutan Spiritual Quotient (SQ) dimulai pada
masa akhir abad dua puluh. Danah Zohar dan Ian Marshall dalam Agustian (2001: 57)
mendefinisikan “kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Fasihul Lisan, dkk
173
makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita
dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa
tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain”.
Kecerdasan spiritual tumbuh sebagai kecerdasan tertinggi kita, merupakan landasan
yang efektif untuk memfungsikan dua kecerdasan lainnya. Salah satu usaha
pemerintah untuk merealisasikan tujuan pendidikan tersebut ditetapkan Madrasah
Aliyah (MA) sebagai satuan pendidikan tingkat SMA sederajat yang berciri khas
Islam. Madrasah Aliyah ini mengharapkan kecerdasan spiritual (SQ) peserta didik
dapat terbentuk sehingga ada kesesuaian antara manusia sebagai makhluk dengan
Sang Khalik, antara manusia yang satu dengan manusia lainnya sebagai makhluk yang
memiliki kebutuhan hidup bersama, serta manusia dengan lingkungan alam.
Matematika memiliki peran berarti dalam kehidupan manusia. Banyak sekali
permasalahan kehidupan manusia berkaitan dengan matematika, bahkan sebagian
besar permasalahan tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa dilibatkan
matematika. Pernanan matematika yang mampu menunjang keberlangsungan hidup
manusia menjadi alasan mengapa matematika penting dipelajari. Ma & Kishor (1997)
“mathematics educators have considered the connection between students’ attitudes
toward mathematics, and their achievement in the subject as one of the major
concerns”. Handler (2010) “teachers must have comprehensive understanding of their
content areas and methods for communicating knowledge to students”. Hal ini
menyebabkan dalam pembelajaran matematika, interaksi antara pendidik (khususnya
guru) dan peserta didik sangat berperan penting dalam mengembangkan nilai dan
sikap mereka (Asmarawati, 2016: 2-3).
Setelah mempelajari matematika diharapkan siswa memperoleh hasil belajar
yang berdampak terhadap sikap spiritual sesuai dengan kompetensi inti yang terdapat
pada kurikulum 2013 dan mengacu kepada tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan
hal tersebut di atas, peneliti ingin melakukan penelitian ini iuntuk menguji apakah ada
pengaruh hasil belajar matematika terhadap kecerdasan spiritual yang signifikan pada
siswa MA Insan Qurani Aceh Besar?
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol. 4, No. 2, Mei 2019
174
Metode
Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional dengan teknik analisis
data menggunakan metode kuantitatif. Identifikasi variabel dalam penelitian ini yaitu
variabel X (bebas) untuk hasil belajar matematika dan variabel Y (terikat) untuk
kecerdasan spiritual. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa Madrasah Aliyah
Insan Qurani yaitu kelas X, XI, dan XII yang seluruhnya berjumlah 256 siswa.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive
sampling, yaitu seluruh siswa kelas XI IPA MA Insan Qurani yang berjumlah 44 siswa,
dengan rincian sebanyak 16 siswa putra dan 28 siswa putri. Pengumpulan data
dilakukan dengan menyebarkan skala psikologi dan tes. Skala psikologi yang digunakan
yaitu skala sikap dari Likert yang berjumlah 60 pernyataan dengan pilihan 4 opsi
jawaban: sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju; atau berturut-turut
disingkat menjadi SS, ST, TS, dan STS. Skala tersebut diujicobakan terlebih dahulu,
dan hasil ujicoba menunjukkan bahwa jumlah item yang valid pada skala ini adalah 32
pernyataan dengan nilai reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach sebesar 0,81. Tes
yang digunakan yaitu materi Matriks yang terdiri atas 5 soal esai.
Analisis data yang digunakan meliputi: uji normalitas untuk hasil belajar
matematika dan kecerdasan spiritual menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan kriteria
pengujian yang digunakan untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal
atau tidak adalah tolak H0 jika 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 ≥ 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
2 dengan 𝛼 taraf nyata untuk pengujian;
analisis regresi linier yang berfungsi untuk mempelajari bagaimana cara dua atau lebih
variabel saling berhubungan dalam bentuk persamaan Y = a + bX; analisis korelasi
product moment untuk member informasi ada atau tidaknya pengaruh hasil belajar
matematika terhadap kecerdasan spiritual siswa; analisis determinasi untuk mengetahui
seberapa besar presentase pengaruh (kontribusi) variabel X (hasil belajar matematika)
terhadap variabel Y (kecerdasan spiritual); dan untuk menguatkan hasil penelitian ini
digunakan interpretasi secara sederhana dengan cara mencocokkan hasil perhitungan
dengan angka indeks korelasi “r” product moment dan interpretasi terhadap uji-t untuk
memperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 kemudian mencari nilai derajat kebebasannya dengan rumus dk=n-
2. Setelah diketahui dk, maka 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dikonsultasikan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf nyata 𝛼
dengan pengujian hipotesis jika −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ≤ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka tolak H0, terima Ha
yang antara variabel X dan Y memiliki korelasi yang tidak signifikan.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Fasihul Lisan, dkk
175
Hasil dan Pembahasan
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa persentase kecerdasan spiritual
berdasarkan kategori yaitu rendah sebesar 40,91%, sedang sebesar 31,82%, dan tinggi
sebesar 27,27%. Sedangkan persentase hasil belajar matematika berdasarkan kategori
yaitu rendah sebesar 34,09%, sedang sebesar 31,82%, dan tinggi sebesar 34,09%.
Secara keseluruhan hasil belajar matematika dan kecerdasan spiritual siswa
beserta kategorinya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil belajar matematika dan kecerdasan spiritual siswa
No. Nama Kelas L/P Nilai
Matematika Kategori Skor SQ Kategori
1 Siswa_01 XI B L 9 R 89 R
2 Siswa_02 XI D P 25 R 122 T
3 Siswa_03 XI D P 60 T 103 S
4 Siswa_04 XI B L 22 R 108 S
5 Siswa_05 XI B L 3 R 97 R
6 Siswa_06 XI D P 17 R 113 T
7 Siswa_07 XI B L 27 S 91 R
8 Siswa_08 XI D P 74 T 119 T
9 Siswa_09 XI B L 23 R 83 R
10 Siswa_10 XI D P 11 R 95 R
11 Siswa_11 XI D P 60 T 91 R
12 Siswa_12 XI B L 77 T 108 S
13 Siswa_13 XI B L 48 S 92 R
14 Siswa_14 XI D P 48 S 110 S
15 Siswa_15 XI D P 50 S 106 S
16 Siswa_16 XI D P 3 R 87 R
17 Siswa_17 XI D P 54 T 102 S
18 Siswa_18 XI D P 38 S 103 S
19 Siswa_19 XI B L 82 T 102 S
20 Siswa_20 XI D P 76 T 109 S
21 Siswa_21 XI B L 18 R 100 R
22 Siswa_22 XI B L 10 R 102 S
23 Siswa_23 XI B L 38 S 115 T
24 Siswa_24 XI D P 3 R 103 S
25 Siswa_25 XI D P 42 S 95 R
26 Siswa_26 XI D P 98 T 96 R
27 Siswa_27 XI B L 58 T 113 T
28 Siswa_28 XI B L 35 S 122 T
29 Siswa_29 XI D P 11 R 86 R
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol. 4, No. 2, Mei 2019
176
No. Nama Kelas L/P Nilai
Matematika Kategori Skor SQ Kategori
30 Siswa_30 XI D P 37 S 100 R
31 Siswa_31 XI D P 26 S 101 R
32 Siswa_32 XI D P 54 T 105 S
33 Siswa_33 XI D P 40 S 114 T
34 Siswa_34 XI B L 33 S 123 T
35 Siswa_35 XI B L 49 S 108 S
36 Siswa_36 XI D P 19 R 94 R
37 Siswa_37 XI D P 21 R 109 S
38 Siswa_38 XI D P 93 T 116 T
39 Siswa_39 XI D P 19 R 85 R
40 Siswa_40 XI D P 79 T 112 T
41 Siswa_41 XI D P 95 T 96 R
42 Siswa_42 XI D P 56 T 112 T
43 Siswa_43 XI B L 72 T 118 T
44 Siswa_44 XI D P 47 S 100 R
Keterangan : L = Laki-laki P = Perempuan
R = Rendah S = Sedang T = Tinggi
Berikut disajikan hasil belajar matematika dan kecerdasan spiritual siswa
berdasarkan kategorinya dalam bentuk histogram.
Gambar 1. Hasil belajar matematika dan kecerdasan spiritual siswa
Gambar 1 menunjukkan bahwa adanya kesesuaian antara hasil belajar
matematika dan kecerdasan spiritual siswa pada kategori sedang. Apabila berdasarkan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
Rendah Sedang Tinggi
Fre
ku
ensi
Kategori
Hasil Belajar
Matematika
Kecerdasan
Spiritual
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Fasihul Lisan, dkk
177
rata-rata, hasil belajar matematika siswa sebesar 42,86 yang termasuk dalam kategori
sedang dan kecerdasan spiritualnya sebesar 103,86 yang termasuk dalam kategori
sedang juga. Hal ini membuktikan bahwa tujuan pembelajaran matematika berhasil
dengan baik karena didukung oleh kurikulum yang berlaku pada sistem pendidikan saat
ini yaitu kurikulum 2013 yang membentuk generasi penerus bangsa yang berilmu juga
beradab.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 untuk varibel X sebesar 8,15 dan
variabel Y sebesar 2,36. Setelah penggabungan dapat dilihat bahwa banyak kelas
berubah menjadi k = 5, sehingga dk = 2. Kita peroleh 𝑥(0,99)(2)2 = 9,21 yang
menunjukkan bahwa data kedua variabel tersebut berdistribusi normal pada taraf nyata
1%. Persamaan regresi linier berbentuk Y = a + bX. Berdasarkan proses perhitungan
koefisien-koefisien regresi a dan b pada lampiran diperoleh persamaan regresi linier
untuk penelitian ini berbentuk Y = 98,14 + 0,13X dengan grafik sebagai berikut.
Gambar 2. Grafik persamaan regresi linier
Hasil perhitungan dengan penggunaan rumus korelasi Product Moment untuk
mendapatkan informasi tingkat korelasi antar variabel adalah 𝑟 = 0,3190. Selanjutnya
interpretasi terhadap 𝑟 secara sederhana dan dengan cara uji-t (uji signifikansi).
Y^= 98,14 + 0,13X
0
20
40
60
80
100
120
140
0 20 40 60 80 100 120
Kec
erd
asa
n S
pir
itu
al
Hasil Belajar Matematika
Nilai
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol. 4, No. 2, Mei 2019
178
Interpretasi secara sederhana
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai r yang diperoleh adalah 0,3190
(positif) dan berada di antara 0,21 − 0,40 memiliki makna bahwa antara variabel X dan
Y terdapat korelasi yang rendah.
Interpretasi dengan uji-t
Setelah memperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 2,18196, maka nilai tersebut
dikonsultasikan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, dengan nilai dk=n-2, yaitu dk=44-2=42. Setelah
memperoleh dk=42, selanjutnya dikonsultasikan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan 5%
diperoleh 2,01808. Pengujian hipotesis jika −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ≤ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau
−2,01808 ≤ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 2,01808 maka tolak H0. Dalam hal ini, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 tidak berada
pada interval tersebut, sehingga H0 diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara hasil belajar matematika terhadap kecerdasan spiritual siswa kelas XI
MA Insan Qurani Aceh Besar.
Hasil penelitian mengenai pengaruh hasil belajar matematika terhadap
kecerdasan spiritual siswa, diperoleh bahwa hubungan linier antara hasil belajar
matematika dan kecerdasan spiritual siswa yaitu Y = 98,14 + 0,13X. Dalam persamaan
ini, koefisien 0,13 bertanda positif, sehingga untuk setiap X (hasil belajar matematika)
bertambah dengan suatu nilai, maka nilai rata-rata Y (kecerdasan spiritual) bertambah
sebesar 0,13. Hasil belajar matematika mempunyai pengaruh positif yang rendah
terhadap kecerdasan spiritual siswa. Hal ini dibuktikan melalui perolehan perhitungan
korelasional antara hasil belajar matematika dan kecerdasan spiritual yaitu sebesar
0,3190 terletak antara 0,21 − 0,40 memiliki makna bahwa antara variabel X dan Y
terdapat korelasi yang rendah. Begitu juga terhadap pengujian hipotesis bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara hasil belajar matematika terhadap kecerdasan spiritual
siswa dengan besarnya kontribusi yang diberikan adalah sebesar 10,18%. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar matematika merupakan faktor yang cukup
mempengaruhi kecerdasan spiritual siswa. Besar persentase yang diperoleh
menunjukkan bahwa cukup salah satu mata pelajaran di sekolah yaitu matematika untuk
sedikit mempengaruhi kecerdasan spiritual siswa, sedangkan sisanya, besar
kemungkinan diperoleh dari mata pelajaran yang lain. Hasil yang diperoleh ini
menggambarkan adanya kesesuaian antara hasil belajar matematika dan kecerdasan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Fasihul Lisan, dkk
179
spiritual sebagaimana pepatah mengatakan agar setiap orang hendaknya seperti padi
yang semakin berisi semakin merunduk.
Ilmu padi mengasumsikan bahwa semakin berilmu seseorang maka orang
tersebut akan semakin memiliki kerendahan hati. Banyaknya ilmu yang dimiliki, tidak
akan membuat seseorang itu sombong, membanggakan dirinya, pamer kepada orang
lain dengan tujuan mengharapkan pujian dan segala bentuk apresiasi. Agama Islam
mengajarkan kita senantiasa untuk menjadi pribadi yang rendah hati, karena wajah
rupawan, harta, tahta, bahkan ilmu pengetahuan merupakan karunia Allah
subhanahuwata’ala. Kerendahan hati (tawadhu’) yang tampak dari perilaku seseorang
bertujuan semata-mata hanya mengharap ridha Allah tanpa peduli penilaian orang lain
terhadap dirinya. Oleh karena itu, kerendahatian adalah sebuah jalan yang paling mulus
untuk mendapatkan kemuliaan ilmu (Tiaranita, 2017:28). Rendah hati akan
meningkatkan religiusitas seseorang, karena sikap ini menyadarkan diri seseorang
bahwa segala yang terjadi atas kehendak Sang Pencipta dirinya. Sementara, nilai-nilai
religi adalah bagian dari spiritualitas. Hal ini akan mempengaruhi kecerdasan spiritual
siswa setelah mengikuti (khususnya) pembelajaran matematika di sekolah seperti yang
peneliti harapkan.
Sementara itu, jika kita meninjau kembali pada tabel 1, terbukti bahwa ada siswa
yang memiliki hasil belajar matematika tinggi, maka memiliki kecerdasan spiritual yang
tinggi juga. Namun, tak sedikit pula yang terjadi justru sebaliknya. Hal ini tmemperkuat
beberapa penelitian (kontradiksi) yang pernah dilakukan, mengenai pengaruh
kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar matematika sebagai berikut:
(1) Basuki (2015: 130) memperoleh besar kontribusi pengaruh langsung kecerdasan
spiritual terhadap prestasi belajar matematika adalah 4,88 %.
(2) Ismayani (2003: 57) memperoleh Spiritual Quotient (SQ) mempengaruhi hasil
belajar matematika dalam kategori sedang, yaitu 40%.
(3) Husnawati (2014: 80) memperoleh besarnya kontribusi kecerdasan spiritual yang
dimiliki siswa terhadap prestasi belajarnya adalah 95% dan sisanya 5% dipengaruhi
oleh faktor lain.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas menunjukan bahwa antara hasil
belajar matematika dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan biimplikasi.
Kecerdasan spiritual mempengaruhi hasil belajar karena kecerdasan spiritual adalah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol. 4, No. 2, Mei 2019
180
bagian dari psikologi seseorang, di mana faktor psikologi merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi hasil belajar. Hasil belajar mempengaruhi kecerdasan spiritual,
karena hasil belajar tidak semata-mata mempengaruhi aspek kognitif seseorang,
melainkan aspek sikap dan keterampilan. Sikap ini meliputi sikap sosial dan spiritual
yang ditumbuhkan dalam proses pembelajaran secara tidak langsung. Sikap spiritual
sebagai penunjang untuk meningkatkan kecerdasan spiritual. Hal ini sesuai dengan UU
RI No.20 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3
mengenai fungsi dan tujuan pendidikan yaitu: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Oleh karena itu, penelitian kecerdasan spiritual mempengaruhi hasil belajar
siswa dengan landasan bahwa kecerdasan tersebut bagian dari faktor psikologi yang
mempengaruhi hasil belajar, sementara penelitian yang peneliti lakukan yaitu pengaruh
hasil belajar, terhadap kecerdasan spiritual sebagai bukti pewujudan dari terealisasinya
tujuan pendidikan dalam sistem pendidikan kita di Indonesia. Tentu dalam hal ini yang
berkenaan dengan aspek spiritual seperti berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia. Kecerdasan spiritual dibutuhkan siswa pada saat proses pembelajaran,
dan hasil belajar siswa berdampak pada kecerdasan spiritual mereka dengan besarnya
kontribusi (khususnya pelajaran matematika) adalah 10,18% dan sisanya 89,82%
dipengaruhi oleh faktor lain.
Simpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti memaparkan beberapa
kesimpulan berikut:
(1) Rata-rata tingkat kecerdasan spiritual siswa di MA Insan Qurani yaitu sebesar
103,86 termasuk dalam kategori sedang dan rata-rata hasil belajar matematika
siswa di MA Insan Qurani yaitu sebesar 42,86 termasuk dalam kategori sedang
juga. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kesesuaian antara hasil belajar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Fasihul Lisan, dkk
181
matematika dan kecerdasan spiritual siswa yang menunjukkan bahwa rata-rata
hasil belajar matematika siswa berada pada kategori sedang dan rata-rata
kecerdasan spiritual siswa berada pada kategori sedang juga.
(2) Terdapat korelasi yang positif antara hasil belajar matematika dan kecerdasan
spiritual siswa MA Insan Qurani. Meskipun perolehan perhitungan korelasional
antara hasil belajar matematika dan kecerdasan spiritual yaitu sebesar 0,3190
terletak antara 0,21 − 0,40 yang tergolong rendah, terdapat pengaruh yang
signifikan antara hasil belajar matematika terhadap kecerdasan spiritual siswa
dengan besarnya kontribusi yang diberikan adalah sebesar 10,18%. Ini berarti
bahwa meningkatnya atau menurunnya tingkat kecerdasan spiritual seorang siswa
10,18% dapat dijelaskan oleh hasil belajar matematikanya melalui hubungan linier
yang persamaannya Y = 98,14 + 0,13X, dan sisanya 89,82% ditentukan oleh
faktor yang lain.
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti menyarankan
beberapa hal sebagai berikut:
(1) Kepala sekolah, guru, beserta jajarannya yang berkualifikasi sebagai pendidik,
agar mempertahankan dan lebih meningkatkan kembali aspek kecerdasan spiritual
yang telah tertanam di lingkungan MA Insan Qurani, baik melalui kebijakan-
kebijakan yang diberikan seperti pelaksanaan program tahfiz Quran dan Shalat
Tahajjud berjama’ah, maupun dalam proses pembelajaran di kelas seperti guru
yang mengaitkan pelajaran matematika dengan ilmu agama dan pelaksanaan ujian
tanpa pengawasan guru sebagai usaha meningkatkan kesadaran dan kejujuran diri
peserta didik.
(2) Kepada orang tua dan siswa, agar menyadari betapa pentingnya keberadaan
kecerdasan spiritual yang kita miliki, dan meningkatkannya melalui lingkungan
keluarga yang taat kepada Allah subhanahuwata’ala dan Rasul-Nya, karena orang
tua adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, sedangkan anak-anak adalah
generasi masa depan yang dipengaruhi oleh pembelajaran hidup di masa sekarang.
Contohnya melaksanakan ibadah seperti shalat lima waktu dan mengaji,
meluangkan waktu untuk mendiskusikan tentang norma sosial dan agama sebagai
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol. 4, No. 2, Mei 2019
182
proteksi diri dalam menentukan sikap, dan sebagai orang tua mendoakan kebaikan
untuk anaknya, begitu pula sebaliknya.
(3) Kepada peneliti, agar melakukan penelitian lebih lanjut dalam rangka
membuktikan kebenaran bahwa IQ dan EQ tanpa SQ (kecerdasan spiritual) tidak
berjalan efektif. Contohnya para koruptor. Mereka adalah manusia yang memiliki
kecerdasan intelektual dan emosional, dapat dilihat dari tingginya pendidikan dan
relasi terhadap kelompoknya dalam bekerja sama. Namun, tindakan korupsi
merupakan tindakan yang merugikan diri sendiri, lingkungan keluarga, bahkan
masyarakat luas. Hal ini yang menjadikan para koruptor bukanlah manusia yang
melakukan kebaikan, yang segala amal perbuatannya semata-mata niat beribadah
kepada Sang Pencipta.
Daftar Pustaka
Agustian, A. G. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual.
Jakarta: Arga.
Asmarawati, E., dkk. (2016). Proses Integrasi Sikap Sosial dan Spiritual dalam
Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas VII SMP Negeri di Kecamatan
Purwodadi. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, 4, 58-69, diakses 30
Mei 2017, dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id
Basuki, K. H. (2015). Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Motivasi Belajar terhadap
Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Formatif, 5, 120-133. Diakses 30 Mei
2017, dari journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/view/332
Husnawati. (2014). Pengaruh Kecerdasan Spiritual terhadap Hasil Belajar Siswa di
Madrasah Aliyah Al-Mawaddah Jakarta Selatan. Jakarta: Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. Skripsi. Diakses 6 Januari
2017, dari
repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24619/3/HUSNAWATI-
FITK.pdf
Tiaranita, Y., dkk. (2017). Religiusitas, Kecerdasan Emosi, dan Tawadhu pada
Mahasiswa Pascasarjana. Jurnal Psikologi, 2, 27-37. Diakses 20 Agustus 2018,
dari http://ojs.umsida.ac.id/index.php/psikologia
Undang-Undang RI 2003 No. 20, Sistem Pendidikan Nasional.
Zohar, D., & Marshall, I. (2005). SPIRITUAL CAPITAL: Memberdayakan SQ di Dunia
Bisnis. Bandung: Mizan.