hasil belajar matematika dan pengaruhnya terhadap

12
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika 4(2), 171-182, Mei 2019 E-ISSN: 2614-1078 171 Hasil Belajar Matematika dan Pengaruhnya terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa MA Insan Qurani Aceh Besar Fasihul Lisan, R. M. Bambang S dan Suhartati Program Studi S1 Pendidikan Matematika Universitas Syiah Kuala Email: [email protected] Abstrak. Tujuan pendidikan nasional yang disebutkan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 mengenai fungsi dan tujuan pendidikan diantaraya adalah bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Sehingga kurikulum 2013 yang berlaku dalam sistem pendidikan di Indonesia saat ini, khususnya pada pelajaran matematika, mengembangkan proses pembelajaran tidak langsung yang berkaitan dengan pengembangan nilai dan sikap siswa tercantum dalam kompetensi inti yang pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar matematika terhadap kecerdasan spiritual siswa MA Insan Qurani Aceh Besar. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan teknik analisis data menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang berjumlah 44 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan skala psikologi dan tes. Skala psikologi yang digunakan yaitu skala sikap dari Likert yang berjumlah 60 pernyataan dengan pilihan 4 alternatif jawaban. Setelah diujicobakan, jumlah item yang valid pada skala ini adalah 32 pernyataan dengan nilai reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach sebesar 0,81. Materi tes yang digunakan yaitu materi Matriks terdiri atas 5 soal esai. Hasil penelitian ini setelah dilakukan uji-t menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar matematika terhadap kecerdasan spiritual siswa yang signifikan dengan besarnya kontribusi yang diberikan sebesar 10,18%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika memberi pengaruh yang baik terhadap kecerdasan spiritual siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, khususnya terkait dengan pengembangan sikap spiritual. Kata Kunci: pengaruh, hasil belajar matematika, kecerdasan spiritual. Pendahuluan Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan adalah kebutuhan mendasar bagi seseorang sebagai pembentuk khusus kepribadiannya. Pendidikan yang dimulai dari dalam kandungan sampai berusia dewasa kemudian tua, diperoleh dari keluarga, masyarakat, maupun lingkungannya. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan “pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampi lan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Sekolah merupakan bangunan atau lembaga pendidikan formal yang disediakan untuk

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hasil Belajar Matematika dan Pengaruhnya terhadap

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika 4(2), 171-182, Mei 2019 E-ISSN: 2614-1078

171

Hasil Belajar Matematika dan Pengaruhnya terhadap Kecerdasan Spiritual

Siswa MA Insan Qurani Aceh Besar

Fasihul Lisan, R. M. Bambang S dan Suhartati

Program Studi S1 Pendidikan Matematika Universitas Syiah Kuala

Email: [email protected]

Abstrak. Tujuan pendidikan nasional yang disebutkan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 mengenai fungsi dan tujuan pendidikan

diantaraya adalah bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Sehingga kurikulum 2013 yang berlaku dalam sistem pendidikan di Indonesia saat ini,

khususnya pada pelajaran matematika, mengembangkan proses pembelajaran tidak

langsung yang berkaitan dengan pengembangan nilai dan sikap siswa tercantum dalam

kompetensi inti yang pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil

belajar matematika terhadap kecerdasan spiritual siswa MA Insan Qurani Aceh Besar. Jenis

penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan teknik analisis data menggunakan

pendekatan kuantitatif. Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling yang berjumlah 44 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan

menyebarkan skala psikologi dan tes. Skala psikologi yang digunakan yaitu skala sikap dari

Likert yang berjumlah 60 pernyataan dengan pilihan 4 alternatif jawaban. Setelah

diujicobakan, jumlah item yang valid pada skala ini adalah 32 pernyataan dengan nilai

reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach sebesar 0,81. Materi tes yang digunakan yaitu

materi Matriks terdiri atas 5 soal esai. Hasil penelitian ini setelah dilakukan uji-t

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar matematika terhadap kecerdasan

spiritual siswa yang signifikan dengan besarnya kontribusi yang diberikan sebesar 10,18%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika memberi pengaruh yang baik

terhadap kecerdasan spiritual siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, khususnya

terkait dengan pengembangan sikap spiritual.

Kata Kunci: pengaruh, hasil belajar matematika, kecerdasan spiritual.

Pendahuluan

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan adalah

kebutuhan mendasar bagi seseorang sebagai pembentuk khusus kepribadiannya.

Pendidikan yang dimulai dari dalam kandungan sampai berusia dewasa kemudian tua,

diperoleh dari keluarga, masyarakat, maupun lingkungannya. UU RI No. 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan “pendidikan adalah usaha

sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

Sekolah merupakan bangunan atau lembaga pendidikan formal yang disediakan untuk

Page 2: Hasil Belajar Matematika dan Pengaruhnya terhadap

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol. 4, No. 2, Mei 2019

172

belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran baik menurut

tingkatan, jurusan, dan sebagainya yang disebut dengan proses pembelajaran.

Bangsa Indonesia melakukan usaha dalam rangka melaksanakan pendidikan

untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam UU RI No. 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 mengenai fungsi dan

tujuan pendidikan yaitu: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pengembangan kurikulum

dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional, disusun sesuai dengan tingkat pendidikan dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: peningkatan iman dan

takwa, akhlak mulia, potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; keragaman potensi

daerah dan lingkungan; tuntutan pembangunan daerah dan nasional; tuntutan dunia

kerja; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; agama; dinamika

perkembangan global; dan persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Kurikulum 2013 yang berlaku dalam sistem pendidikan di Indonesia saat ini

menguraikan dua bentuk proses pembelajaran, yaitu proses pembelajaran langsung

dan tidak langsung. Pembelajaran tidak langsung berkaitan dengan pengembangan

nilai dan sikap yang bertujuan untuk menumbuhkan moralitas dan kepribadian peserta

didik berhubungan erat dengan penilaian sikap, termuat dalam kompetensi inti serta

kompetensi dasar. Hal ini dilakukan oleh semua mata pelajaran di sekolah termasuk

matematika, dalam proses pembelajaran langsung maupun tidak langsung secara

terintegrasi (Asmarawati, 2016: 2). Hal ini menyebabkan posisi mata pelajaran

dijadikan sebagai sumber kompetensi, dimana kompetensi inti menunjukkan

kepentingan peserta didik, sedangkan mata pelajaran sebagai pemasok kompetensi.

Perkembangan kecerdasan jenis ketiga yang terdapat pada diri manusia, yaitu

kecerdasan spiritual atau dikenal dengan sebutan Spiritual Quotient (SQ) dimulai pada

masa akhir abad dua puluh. Danah Zohar dan Ian Marshall dalam Agustian (2001: 57)

mendefinisikan “kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan

Page 3: Hasil Belajar Matematika dan Pengaruhnya terhadap

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Fasihul Lisan, dkk

173

makna atau value, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita

dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa

tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain”.

Kecerdasan spiritual tumbuh sebagai kecerdasan tertinggi kita, merupakan landasan

yang efektif untuk memfungsikan dua kecerdasan lainnya. Salah satu usaha

pemerintah untuk merealisasikan tujuan pendidikan tersebut ditetapkan Madrasah

Aliyah (MA) sebagai satuan pendidikan tingkat SMA sederajat yang berciri khas

Islam. Madrasah Aliyah ini mengharapkan kecerdasan spiritual (SQ) peserta didik

dapat terbentuk sehingga ada kesesuaian antara manusia sebagai makhluk dengan

Sang Khalik, antara manusia yang satu dengan manusia lainnya sebagai makhluk yang

memiliki kebutuhan hidup bersama, serta manusia dengan lingkungan alam.

Matematika memiliki peran berarti dalam kehidupan manusia. Banyak sekali

permasalahan kehidupan manusia berkaitan dengan matematika, bahkan sebagian

besar permasalahan tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa dilibatkan

matematika. Pernanan matematika yang mampu menunjang keberlangsungan hidup

manusia menjadi alasan mengapa matematika penting dipelajari. Ma & Kishor (1997)

“mathematics educators have considered the connection between students’ attitudes

toward mathematics, and their achievement in the subject as one of the major

concerns”. Handler (2010) “teachers must have comprehensive understanding of their

content areas and methods for communicating knowledge to students”. Hal ini

menyebabkan dalam pembelajaran matematika, interaksi antara pendidik (khususnya

guru) dan peserta didik sangat berperan penting dalam mengembangkan nilai dan

sikap mereka (Asmarawati, 2016: 2-3).

Setelah mempelajari matematika diharapkan siswa memperoleh hasil belajar

yang berdampak terhadap sikap spiritual sesuai dengan kompetensi inti yang terdapat

pada kurikulum 2013 dan mengacu kepada tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan

hal tersebut di atas, peneliti ingin melakukan penelitian ini iuntuk menguji apakah ada

pengaruh hasil belajar matematika terhadap kecerdasan spiritual yang signifikan pada

siswa MA Insan Qurani Aceh Besar?

Page 4: Hasil Belajar Matematika dan Pengaruhnya terhadap

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol. 4, No. 2, Mei 2019

174

Metode

Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional dengan teknik analisis

data menggunakan metode kuantitatif. Identifikasi variabel dalam penelitian ini yaitu

variabel X (bebas) untuk hasil belajar matematika dan variabel Y (terikat) untuk

kecerdasan spiritual. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa Madrasah Aliyah

Insan Qurani yaitu kelas X, XI, dan XII yang seluruhnya berjumlah 256 siswa.

Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu seluruh siswa kelas XI IPA MA Insan Qurani yang berjumlah 44 siswa,

dengan rincian sebanyak 16 siswa putra dan 28 siswa putri. Pengumpulan data

dilakukan dengan menyebarkan skala psikologi dan tes. Skala psikologi yang digunakan

yaitu skala sikap dari Likert yang berjumlah 60 pernyataan dengan pilihan 4 opsi

jawaban: sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju; atau berturut-turut

disingkat menjadi SS, ST, TS, dan STS. Skala tersebut diujicobakan terlebih dahulu,

dan hasil ujicoba menunjukkan bahwa jumlah item yang valid pada skala ini adalah 32

pernyataan dengan nilai reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach sebesar 0,81. Tes

yang digunakan yaitu materi Matriks yang terdiri atas 5 soal esai.

Analisis data yang digunakan meliputi: uji normalitas untuk hasil belajar

matematika dan kecerdasan spiritual menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan kriteria

pengujian yang digunakan untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal

atau tidak adalah tolak H0 jika 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 ≥ 𝑥𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2 dengan 𝛼 taraf nyata untuk pengujian;

analisis regresi linier yang berfungsi untuk mempelajari bagaimana cara dua atau lebih

variabel saling berhubungan dalam bentuk persamaan Y = a + bX; analisis korelasi

product moment untuk member informasi ada atau tidaknya pengaruh hasil belajar

matematika terhadap kecerdasan spiritual siswa; analisis determinasi untuk mengetahui

seberapa besar presentase pengaruh (kontribusi) variabel X (hasil belajar matematika)

terhadap variabel Y (kecerdasan spiritual); dan untuk menguatkan hasil penelitian ini

digunakan interpretasi secara sederhana dengan cara mencocokkan hasil perhitungan

dengan angka indeks korelasi “r” product moment dan interpretasi terhadap uji-t untuk

memperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 kemudian mencari nilai derajat kebebasannya dengan rumus dk=n-

2. Setelah diketahui dk, maka 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dikonsultasikan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf nyata 𝛼

dengan pengujian hipotesis jika −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ≤ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka tolak H0, terima Ha

yang antara variabel X dan Y memiliki korelasi yang tidak signifikan.

Page 5: Hasil Belajar Matematika dan Pengaruhnya terhadap

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Fasihul Lisan, dkk

175

Hasil dan Pembahasan

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa persentase kecerdasan spiritual

berdasarkan kategori yaitu rendah sebesar 40,91%, sedang sebesar 31,82%, dan tinggi

sebesar 27,27%. Sedangkan persentase hasil belajar matematika berdasarkan kategori

yaitu rendah sebesar 34,09%, sedang sebesar 31,82%, dan tinggi sebesar 34,09%.

Secara keseluruhan hasil belajar matematika dan kecerdasan spiritual siswa

beserta kategorinya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil belajar matematika dan kecerdasan spiritual siswa

No. Nama Kelas L/P Nilai

Matematika Kategori Skor SQ Kategori

1 Siswa_01 XI B L 9 R 89 R

2 Siswa_02 XI D P 25 R 122 T

3 Siswa_03 XI D P 60 T 103 S

4 Siswa_04 XI B L 22 R 108 S

5 Siswa_05 XI B L 3 R 97 R

6 Siswa_06 XI D P 17 R 113 T

7 Siswa_07 XI B L 27 S 91 R

8 Siswa_08 XI D P 74 T 119 T

9 Siswa_09 XI B L 23 R 83 R

10 Siswa_10 XI D P 11 R 95 R

11 Siswa_11 XI D P 60 T 91 R

12 Siswa_12 XI B L 77 T 108 S

13 Siswa_13 XI B L 48 S 92 R

14 Siswa_14 XI D P 48 S 110 S

15 Siswa_15 XI D P 50 S 106 S

16 Siswa_16 XI D P 3 R 87 R

17 Siswa_17 XI D P 54 T 102 S

18 Siswa_18 XI D P 38 S 103 S

19 Siswa_19 XI B L 82 T 102 S

20 Siswa_20 XI D P 76 T 109 S

21 Siswa_21 XI B L 18 R 100 R

22 Siswa_22 XI B L 10 R 102 S

23 Siswa_23 XI B L 38 S 115 T

24 Siswa_24 XI D P 3 R 103 S

25 Siswa_25 XI D P 42 S 95 R

26 Siswa_26 XI D P 98 T 96 R

27 Siswa_27 XI B L 58 T 113 T

28 Siswa_28 XI B L 35 S 122 T

29 Siswa_29 XI D P 11 R 86 R

Page 6: Hasil Belajar Matematika dan Pengaruhnya terhadap

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol. 4, No. 2, Mei 2019

176

No. Nama Kelas L/P Nilai

Matematika Kategori Skor SQ Kategori

30 Siswa_30 XI D P 37 S 100 R

31 Siswa_31 XI D P 26 S 101 R

32 Siswa_32 XI D P 54 T 105 S

33 Siswa_33 XI D P 40 S 114 T

34 Siswa_34 XI B L 33 S 123 T

35 Siswa_35 XI B L 49 S 108 S

36 Siswa_36 XI D P 19 R 94 R

37 Siswa_37 XI D P 21 R 109 S

38 Siswa_38 XI D P 93 T 116 T

39 Siswa_39 XI D P 19 R 85 R

40 Siswa_40 XI D P 79 T 112 T

41 Siswa_41 XI D P 95 T 96 R

42 Siswa_42 XI D P 56 T 112 T

43 Siswa_43 XI B L 72 T 118 T

44 Siswa_44 XI D P 47 S 100 R

Keterangan : L = Laki-laki P = Perempuan

R = Rendah S = Sedang T = Tinggi

Berikut disajikan hasil belajar matematika dan kecerdasan spiritual siswa

berdasarkan kategorinya dalam bentuk histogram.

Gambar 1. Hasil belajar matematika dan kecerdasan spiritual siswa

Gambar 1 menunjukkan bahwa adanya kesesuaian antara hasil belajar

matematika dan kecerdasan spiritual siswa pada kategori sedang. Apabila berdasarkan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Rendah Sedang Tinggi

Fre

ku

ensi

Kategori

Hasil Belajar

Matematika

Kecerdasan

Spiritual

Page 7: Hasil Belajar Matematika dan Pengaruhnya terhadap

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Fasihul Lisan, dkk

177

rata-rata, hasil belajar matematika siswa sebesar 42,86 yang termasuk dalam kategori

sedang dan kecerdasan spiritualnya sebesar 103,86 yang termasuk dalam kategori

sedang juga. Hal ini membuktikan bahwa tujuan pembelajaran matematika berhasil

dengan baik karena didukung oleh kurikulum yang berlaku pada sistem pendidikan saat

ini yaitu kurikulum 2013 yang membentuk generasi penerus bangsa yang berilmu juga

beradab.

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa 𝑥ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 untuk varibel X sebesar 8,15 dan

variabel Y sebesar 2,36. Setelah penggabungan dapat dilihat bahwa banyak kelas

berubah menjadi k = 5, sehingga dk = 2. Kita peroleh 𝑥(0,99)(2)2 = 9,21 yang

menunjukkan bahwa data kedua variabel tersebut berdistribusi normal pada taraf nyata

1%. Persamaan regresi linier berbentuk Y = a + bX. Berdasarkan proses perhitungan

koefisien-koefisien regresi a dan b pada lampiran diperoleh persamaan regresi linier

untuk penelitian ini berbentuk Y = 98,14 + 0,13X dengan grafik sebagai berikut.

Gambar 2. Grafik persamaan regresi linier

Hasil perhitungan dengan penggunaan rumus korelasi Product Moment untuk

mendapatkan informasi tingkat korelasi antar variabel adalah 𝑟 = 0,3190. Selanjutnya

interpretasi terhadap 𝑟 secara sederhana dan dengan cara uji-t (uji signifikansi).

Y^= 98,14 + 0,13X

0

20

40

60

80

100

120

140

0 20 40 60 80 100 120

Kec

erd

asa

n S

pir

itu

al

Hasil Belajar Matematika

Nilai

Page 8: Hasil Belajar Matematika dan Pengaruhnya terhadap

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol. 4, No. 2, Mei 2019

178

Interpretasi secara sederhana

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai r yang diperoleh adalah 0,3190

(positif) dan berada di antara 0,21 − 0,40 memiliki makna bahwa antara variabel X dan

Y terdapat korelasi yang rendah.

Interpretasi dengan uji-t

Setelah memperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 2,18196, maka nilai tersebut

dikonsultasikan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, dengan nilai dk=n-2, yaitu dk=44-2=42. Setelah

memperoleh dk=42, selanjutnya dikonsultasikan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan 5%

diperoleh 2,01808. Pengujian hipotesis jika −𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ≤ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau

−2,01808 ≤ 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 2,01808 maka tolak H0. Dalam hal ini, 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 tidak berada

pada interval tersebut, sehingga H0 diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara hasil belajar matematika terhadap kecerdasan spiritual siswa kelas XI

MA Insan Qurani Aceh Besar.

Hasil penelitian mengenai pengaruh hasil belajar matematika terhadap

kecerdasan spiritual siswa, diperoleh bahwa hubungan linier antara hasil belajar

matematika dan kecerdasan spiritual siswa yaitu Y = 98,14 + 0,13X. Dalam persamaan

ini, koefisien 0,13 bertanda positif, sehingga untuk setiap X (hasil belajar matematika)

bertambah dengan suatu nilai, maka nilai rata-rata Y (kecerdasan spiritual) bertambah

sebesar 0,13. Hasil belajar matematika mempunyai pengaruh positif yang rendah

terhadap kecerdasan spiritual siswa. Hal ini dibuktikan melalui perolehan perhitungan

korelasional antara hasil belajar matematika dan kecerdasan spiritual yaitu sebesar

0,3190 terletak antara 0,21 − 0,40 memiliki makna bahwa antara variabel X dan Y

terdapat korelasi yang rendah. Begitu juga terhadap pengujian hipotesis bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara hasil belajar matematika terhadap kecerdasan spiritual

siswa dengan besarnya kontribusi yang diberikan adalah sebesar 10,18%. Hal ini

menunjukkan bahwa hasil belajar matematika merupakan faktor yang cukup

mempengaruhi kecerdasan spiritual siswa. Besar persentase yang diperoleh

menunjukkan bahwa cukup salah satu mata pelajaran di sekolah yaitu matematika untuk

sedikit mempengaruhi kecerdasan spiritual siswa, sedangkan sisanya, besar

kemungkinan diperoleh dari mata pelajaran yang lain. Hasil yang diperoleh ini

menggambarkan adanya kesesuaian antara hasil belajar matematika dan kecerdasan

Page 9: Hasil Belajar Matematika dan Pengaruhnya terhadap

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Fasihul Lisan, dkk

179

spiritual sebagaimana pepatah mengatakan agar setiap orang hendaknya seperti padi

yang semakin berisi semakin merunduk.

Ilmu padi mengasumsikan bahwa semakin berilmu seseorang maka orang

tersebut akan semakin memiliki kerendahan hati. Banyaknya ilmu yang dimiliki, tidak

akan membuat seseorang itu sombong, membanggakan dirinya, pamer kepada orang

lain dengan tujuan mengharapkan pujian dan segala bentuk apresiasi. Agama Islam

mengajarkan kita senantiasa untuk menjadi pribadi yang rendah hati, karena wajah

rupawan, harta, tahta, bahkan ilmu pengetahuan merupakan karunia Allah

subhanahuwata’ala. Kerendahan hati (tawadhu’) yang tampak dari perilaku seseorang

bertujuan semata-mata hanya mengharap ridha Allah tanpa peduli penilaian orang lain

terhadap dirinya. Oleh karena itu, kerendahatian adalah sebuah jalan yang paling mulus

untuk mendapatkan kemuliaan ilmu (Tiaranita, 2017:28). Rendah hati akan

meningkatkan religiusitas seseorang, karena sikap ini menyadarkan diri seseorang

bahwa segala yang terjadi atas kehendak Sang Pencipta dirinya. Sementara, nilai-nilai

religi adalah bagian dari spiritualitas. Hal ini akan mempengaruhi kecerdasan spiritual

siswa setelah mengikuti (khususnya) pembelajaran matematika di sekolah seperti yang

peneliti harapkan.

Sementara itu, jika kita meninjau kembali pada tabel 1, terbukti bahwa ada siswa

yang memiliki hasil belajar matematika tinggi, maka memiliki kecerdasan spiritual yang

tinggi juga. Namun, tak sedikit pula yang terjadi justru sebaliknya. Hal ini tmemperkuat

beberapa penelitian (kontradiksi) yang pernah dilakukan, mengenai pengaruh

kecerdasan spiritual terhadap hasil belajar matematika sebagai berikut:

(1) Basuki (2015: 130) memperoleh besar kontribusi pengaruh langsung kecerdasan

spiritual terhadap prestasi belajar matematika adalah 4,88 %.

(2) Ismayani (2003: 57) memperoleh Spiritual Quotient (SQ) mempengaruhi hasil

belajar matematika dalam kategori sedang, yaitu 40%.

(3) Husnawati (2014: 80) memperoleh besarnya kontribusi kecerdasan spiritual yang

dimiliki siswa terhadap prestasi belajarnya adalah 95% dan sisanya 5% dipengaruhi

oleh faktor lain.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas menunjukan bahwa antara hasil

belajar matematika dan kecerdasan spiritual memiliki hubungan biimplikasi.

Kecerdasan spiritual mempengaruhi hasil belajar karena kecerdasan spiritual adalah

Page 10: Hasil Belajar Matematika dan Pengaruhnya terhadap

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol. 4, No. 2, Mei 2019

180

bagian dari psikologi seseorang, di mana faktor psikologi merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi hasil belajar. Hasil belajar mempengaruhi kecerdasan spiritual,

karena hasil belajar tidak semata-mata mempengaruhi aspek kognitif seseorang,

melainkan aspek sikap dan keterampilan. Sikap ini meliputi sikap sosial dan spiritual

yang ditumbuhkan dalam proses pembelajaran secara tidak langsung. Sikap spiritual

sebagai penunjang untuk meningkatkan kecerdasan spiritual. Hal ini sesuai dengan UU

RI No.20 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3

mengenai fungsi dan tujuan pendidikan yaitu: “Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Oleh karena itu, penelitian kecerdasan spiritual mempengaruhi hasil belajar

siswa dengan landasan bahwa kecerdasan tersebut bagian dari faktor psikologi yang

mempengaruhi hasil belajar, sementara penelitian yang peneliti lakukan yaitu pengaruh

hasil belajar, terhadap kecerdasan spiritual sebagai bukti pewujudan dari terealisasinya

tujuan pendidikan dalam sistem pendidikan kita di Indonesia. Tentu dalam hal ini yang

berkenaan dengan aspek spiritual seperti berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berakhlak mulia. Kecerdasan spiritual dibutuhkan siswa pada saat proses pembelajaran,

dan hasil belajar siswa berdampak pada kecerdasan spiritual mereka dengan besarnya

kontribusi (khususnya pelajaran matematika) adalah 10,18% dan sisanya 89,82%

dipengaruhi oleh faktor lain.

Simpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti memaparkan beberapa

kesimpulan berikut:

(1) Rata-rata tingkat kecerdasan spiritual siswa di MA Insan Qurani yaitu sebesar

103,86 termasuk dalam kategori sedang dan rata-rata hasil belajar matematika

siswa di MA Insan Qurani yaitu sebesar 42,86 termasuk dalam kategori sedang

juga. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kesesuaian antara hasil belajar

Page 11: Hasil Belajar Matematika dan Pengaruhnya terhadap

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Fasihul Lisan, dkk

181

matematika dan kecerdasan spiritual siswa yang menunjukkan bahwa rata-rata

hasil belajar matematika siswa berada pada kategori sedang dan rata-rata

kecerdasan spiritual siswa berada pada kategori sedang juga.

(2) Terdapat korelasi yang positif antara hasil belajar matematika dan kecerdasan

spiritual siswa MA Insan Qurani. Meskipun perolehan perhitungan korelasional

antara hasil belajar matematika dan kecerdasan spiritual yaitu sebesar 0,3190

terletak antara 0,21 − 0,40 yang tergolong rendah, terdapat pengaruh yang

signifikan antara hasil belajar matematika terhadap kecerdasan spiritual siswa

dengan besarnya kontribusi yang diberikan adalah sebesar 10,18%. Ini berarti

bahwa meningkatnya atau menurunnya tingkat kecerdasan spiritual seorang siswa

10,18% dapat dijelaskan oleh hasil belajar matematikanya melalui hubungan linier

yang persamaannya Y = 98,14 + 0,13X, dan sisanya 89,82% ditentukan oleh

faktor yang lain.

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti menyarankan

beberapa hal sebagai berikut:

(1) Kepala sekolah, guru, beserta jajarannya yang berkualifikasi sebagai pendidik,

agar mempertahankan dan lebih meningkatkan kembali aspek kecerdasan spiritual

yang telah tertanam di lingkungan MA Insan Qurani, baik melalui kebijakan-

kebijakan yang diberikan seperti pelaksanaan program tahfiz Quran dan Shalat

Tahajjud berjama’ah, maupun dalam proses pembelajaran di kelas seperti guru

yang mengaitkan pelajaran matematika dengan ilmu agama dan pelaksanaan ujian

tanpa pengawasan guru sebagai usaha meningkatkan kesadaran dan kejujuran diri

peserta didik.

(2) Kepada orang tua dan siswa, agar menyadari betapa pentingnya keberadaan

kecerdasan spiritual yang kita miliki, dan meningkatkannya melalui lingkungan

keluarga yang taat kepada Allah subhanahuwata’ala dan Rasul-Nya, karena orang

tua adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, sedangkan anak-anak adalah

generasi masa depan yang dipengaruhi oleh pembelajaran hidup di masa sekarang.

Contohnya melaksanakan ibadah seperti shalat lima waktu dan mengaji,

meluangkan waktu untuk mendiskusikan tentang norma sosial dan agama sebagai

Page 12: Hasil Belajar Matematika dan Pengaruhnya terhadap

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika Vol. 4, No. 2, Mei 2019

182

proteksi diri dalam menentukan sikap, dan sebagai orang tua mendoakan kebaikan

untuk anaknya, begitu pula sebaliknya.

(3) Kepada peneliti, agar melakukan penelitian lebih lanjut dalam rangka

membuktikan kebenaran bahwa IQ dan EQ tanpa SQ (kecerdasan spiritual) tidak

berjalan efektif. Contohnya para koruptor. Mereka adalah manusia yang memiliki

kecerdasan intelektual dan emosional, dapat dilihat dari tingginya pendidikan dan

relasi terhadap kelompoknya dalam bekerja sama. Namun, tindakan korupsi

merupakan tindakan yang merugikan diri sendiri, lingkungan keluarga, bahkan

masyarakat luas. Hal ini yang menjadikan para koruptor bukanlah manusia yang

melakukan kebaikan, yang segala amal perbuatannya semata-mata niat beribadah

kepada Sang Pencipta.

Daftar Pustaka

Agustian, A. G. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual.

Jakarta: Arga.

Asmarawati, E., dkk. (2016). Proses Integrasi Sikap Sosial dan Spiritual dalam

Pembelajaran Matematika pada Siswa Kelas VII SMP Negeri di Kecamatan

Purwodadi. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, 4, 58-69, diakses 30

Mei 2017, dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id

Basuki, K. H. (2015). Pengaruh Kecerdasan Spiritual dan Motivasi Belajar terhadap

Prestasi Belajar Matematika. Jurnal Formatif, 5, 120-133. Diakses 30 Mei

2017, dari journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/view/332

Husnawati. (2014). Pengaruh Kecerdasan Spiritual terhadap Hasil Belajar Siswa di

Madrasah Aliyah Al-Mawaddah Jakarta Selatan. Jakarta: Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. Skripsi. Diakses 6 Januari

2017, dari

repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24619/3/HUSNAWATI-

FITK.pdf

Tiaranita, Y., dkk. (2017). Religiusitas, Kecerdasan Emosi, dan Tawadhu pada

Mahasiswa Pascasarjana. Jurnal Psikologi, 2, 27-37. Diakses 20 Agustus 2018,

dari http://ojs.umsida.ac.id/index.php/psikologia

Undang-Undang RI 2003 No. 20, Sistem Pendidikan Nasional.

Zohar, D., & Marshall, I. (2005). SPIRITUAL CAPITAL: Memberdayakan SQ di Dunia

Bisnis. Bandung: Mizan.