hasil belajar dasar akuntansi keuangan 1 ditinjau … · metode pembelajaran dosen dan minat...
TRANSCRIPT
HASIL BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 DITINJAU DARI
METODE PEMBELAJARAN DOSEN DAN MINAT BELAJAR PADA
MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2015/2016
Diajukan Oleh :
Nama: Fareza Cahya Saputra
NIM: A210130089
Kelas : C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persaingan yang semakin ketat di era Globalisasi diikuti dengan
perkembangan penggunaan teknologi harus diikuti dengan peningkatan
kualitas diri. Peningkatan kualitas diri sebagai peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas, dapat dilakukan melalui perantara
pendidikan. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan pembinaan pribadi
manusia menuju kedewasaan yang sempurna, pembinaan pribadi menuju
kedewasaan memerlukan proses yang tidak pendek, proses itulah yang disebut
dengan pendidikan atau proses belajar mengajar. Hal tersebut sebagaimana
tercantum dalam UU Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 bab 1 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Menurut Mulyasana (2011:2) “Pendidikan pada hakikatnya sebagai
proses pematangan kualitas hidup”. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat
menciptakan manusia yang berkualitas, cerdas yang berketerampilan dan
berwatak. Cerdas dalam arti memiliki pengetahuan dan teknologi serta
terdidik sehingga dapat menggunakan nalar intelektualnya. Berketerampilan
artinya mampu melaksanakan berbagai tugas dan kewajibannya yang
memerlukan keterampilan fiskal. Sedangkan berwatak berarti memiliki
kepribadian dan sikap yang sesuai dengan jiwa dan pandangan hidup bangsa.
Menurut R. Gagne (1989) “belajar sebagai suatu proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Belajar dan
mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama yang
2
lain. Dua konsep ini terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi terjadi
interaksi antara guru dan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat sedang
berlangsung.
Proses pembelajaran di sekolah berbeda dengan proses pembelajaran
di perguruan tinggi, mahasiswa dituntut untuk mandiri secara aktif dalam
belajar. Suasana yang pasif dan menerima yang disampaikan oleh dosen tidak
akan menghasilkan suatu pembelajaran yang diharapkan, oleh karenanya perlu
adanya minat dalam suatu pembelajaran agar tercapai hasil belajar yang baik.
Menurut Sukiman (2012:15) mengatakan hasil belajar berfungsi sebagai dasar
oleh guru untuk membuat laporan mengenai kemajuan dan perkembangan
peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu. Hasil belajar bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
berkaitan dengan penunjang hasil belajar tersebut. Menurut Wasliman dan
Susanto (2013:12) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai
berikut:
Hasil belajar dicapai peserta didik merupakan hasil interaksi antara
berbagai faktor yang mempengaruhi, baik internal maupun
eksternal. Faktor internal ini meliputi faktor yang bersumber dari
dalam peserta didik, yang mempengaruhi belajarnya meliputi
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan sikap,
kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Dengan faktor
eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar peserta didik
yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Menurut teori Gestalt dalam buku Teori Belajar dan Mengajar bahwa
”belajar merupakan sesuatu proses perkembangan, perkembangan ini sendiri
memerlukan sesuatu yang baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun
lingkungannya”. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua
hal. Pertama dari siswa, dalam arti kemampuan berfikir atau tingkah laku
intelektual, motivasi, minat dan kesiapan siswa baik jasmani maupun rohani.
Kedua lingkungan, yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreatifitas
guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan keluarga dan lingkungan
Untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa, ada beberapa faktor
yang mempengaruhi, salah satunya adalah metode yang digunakan dosen
3
dalam mengajar atau menyampaikan materi. Selain sebagai pengajar yang
memberikan ilmu pengetahuan, dosen juga berperan sebagai pendidik yang
mengajarkan nilai akhlak, moral dan sosial. Untuk menjalankan peran tersebut
seorang dosen dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas
yang nantinya akan diajarkan kepada para mahasiswa. Seorang dosen dalam
menyampaikan materi pelajaran perlu memilih metode mana yang sesuai
dengan mahasiswa, sehingga mereka merasa tertarik untuk mengikuti
pelajaran yang diajarkan. Namun pada kenyataannya dalam proses
pembelajaran, masih sering kita temui dosen yang memberikan materi
pelajaran menggunakan metode konvensional atau cenderung memberikan
materi secara terus menerus tanpa melibatkan peran mahasisiwa atau tanpa
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berargumen dan
menyampaikan pendapat, sehinga mahasiswa menjadi kurang aktif dalam
proses pembelajaran dikelas.
Seorang mahasiswa dapat mencapai hasil belajar yang baik jika
seorang dosen tepat dalam menerapkan metode mengajar. Untuk itu
diperlukan suatu metode yang inovatif dan mampu meningkatkan keaktifan
serta hasil belajar yang baik. Bukan hanya faktor metode pembelajaran dosen
saja untuk meningkatkan hasil belajar tetapi juga harus ada minat dari
mahasiwa dalam proses pembelajaran
Apabila adanya minat belajar untuk mengembangkan potensinya
dalam proses pembelajaran akan membantu keberhasilan peserta didik.
Walgito (2004:234), juga mengemukakan “Minat (interest), yaitu motif yang
timbul karena organisme tertarik pada objek sebagai hasil eksplorasi, sehingga
organisme mempunyai minat terhadap objek yang bersangkutan”. Sedangkan
menurut Bloom (dalam Santoso 2013:59).”minat adalah apa yang disebutnya
sebagai subject-related affect, yang didalamnya termasuk minat dan sikap
terhadap materi pelajaran”. Dalam hal ini minat belajar mrupakan faktor
internal yang berpengaruh terhadap hasil belajar.
Bertitik tolak pada latar belakang masalah tersebut, oleh karenanya
perlu adanya penelitian yang lebih mendalam berkaitan dengan hal tersebut.
4
Atas dasar tersebut peneliti mengambil judul “HASIL BELAJAR DASAR
AKUNTANSI KEUANGAN 1 DITINJAU DARI METODE
PEMBELAJARAN DOSEN DAN MINAT BELAJAR PADA MAHASISWA
PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2015/2016”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah mengamati faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil belajar, diantaranya adalah minat belajar dan
metode pembelajaran dosen pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik 2015/2016.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan Masalah ini dilakukan agar permasalahan yang dianalisis
dalam penelitian lebih terarah, maka masalah tersebut dibatasi sebagai berikut:
1. Hasil belajar dalam penelitian ini dibatasi pada hasil dari nilai ujian tengah
semester dan ujian akhir semester mata kuliah Dasar Akuntansi Keuangan
1 pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi di Universitas Muhammadiyah
Surakarta Tahun Akademik 2015/2016.
2. Minat Belajar dimaksudkan berupa tanggapan dari para peserta didik
berupa sikap yang diikuti dengan perhatian dan keterlibatan karena adanya
ketertarikan untuk mempelajari suatu mata kuliah.
3. Metode Pembelajaran dibatasi pada Metode Pembelajaran dosen yang
digunakan pada saat proses Kegiatan Belajar Mengajar mata kuliah Dasar
Akuntansi Keuangan 1 di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
4. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik
2015/2016.
5
D. Rumusan Masalah
Supaya penelitian dapat dilakukan dengan baik dan dapat tercapai
efektif dan efisien, maka dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh Metode Pembelajaran Dosen terhadap hasil belajar
dalam proses pembelajaran dasar akuntansi keuangan 1 pada mahasiswa
Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun
Akademik 2015/2016 ?
2. Adakah pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar dalam proses
pembelajaran dasar akuntansi keuangan 1 pada mahasiswa Pendidikan
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik
2015/2016?
3. Adakah pengaruh Metode Pembelajaran Dosen dan Minat Belajar terhadap
hasil belajar dasar akuntansi keuangan 1 pada mahasiswa Pendidikan
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik
2015/2016?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh Metode Pembelajaran Dosen terhadap hasil
belajar dalam proses pembelajaran Dasar Akuntansi Keuangan 1 pada
mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tahun Akademik 2015/2016
2. Untuk mengetahui minat belajar terhadap hasil belajar dalam proses
pembelajaran Dasar Akuntansi Keuangan 1 pada mahasiswa Pendidikan
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun Akademik
2015/2016?
3. Untuk mengetahui Metode Pembelajaran Dosen dan Minat Belajar
terhadap hasil belajar dasar akuntansi keuangan 1 pada mahasiswa
Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun
Akademik 2015/2016
6
F. Manfaat Penelitian
Dengan Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan. Adapun manfaat yang diharapkan
memberikan sumbangan antara lain:
1. Manfaat secara teoritis
a. Memberikan sumbangan atau gambaran yang jelas untuk
mengembangkan teori-teori dan konsep dalam memecahkan
permasalahan yang berhubungan dengan hasil belajar.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai pedoman bagi peneliti
selanjutnya yang memiliki kegiatan penelitiannya sejenisnya
2. Manfaat Secara Praktis
a. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada
universitas bahwa minat belajar dan fasilitas belajar mempunyai
peranan yang penting dalam hasil kerja, guna meningkatkan kualitas
belajar.
b. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini untuk memperdalam ilmu yang telah dimiliki dan
menerapkan ilmu yang telah diperoleh pada saat perkulihan untuk
diterapkan dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar.
c. Bagi Pembaca
Dapat memberikan referensi bagi peneliti lain yang mempunyai
masalah serupa.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2013:2),”belajar adalah suatu prose usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perbuatan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Menurut Majid
(2013:33),”belajar dikatakan sebagai kegiatan seseorang yang
dilakukan dengan sengaja melalui penyesuaian tingkah laku dirinya
dalam upaya peningkatan kualitas hidup”.
b. Hakikat Belajar
Hakikat Belajar pada dasarnya merupakan masalah yang timbul
dari dalam diri setiap orang. Dengan belajar maka nilai, sikap, tingkah
laku, semua perbuatan manusia terbentuk, kebiasaan, keterampilan,
pengetahuan, disesuaikan dan dikembangkan. Belajar marupakan
“change” yang artinya “perubahan”. Menurut Djamarah (2011:14)
“belajar serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,afektif dan
psikomotorik”
c. Pengertian Hasil Belajar
Berdasarkan uraian tentang konsep belajar diatas, dapat
dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian
tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas oleh
nawawi dalam Susanto (2013:5) yang menyatakan bahwa “hasil
8
belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor
yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran
tertentu”.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa
adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah
sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui
evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal dalam Susanto
(2013:5), bahwa “evaluasi merupakan proses penggunaan proses
evaluasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif sesuatu
program telah memenuhi kebutuhan siswa”.
d. Macam-macam Hasil Belajar
Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif),
prose keterampilan (aspek psikomotorik), dan sikap siswa (aspek
afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013:6)
diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau
bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom adalah
seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa atau sejauh mana
siswa dapat memahami serta mengerti apa yang dibaca yang lihat,
yang dialami atau dirasakan berupa hasil penelitian atau observasi
langsung yang dilakukan.
2) Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013:6)
mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan
keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan
mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
9
Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran nalar dan
perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil
tertentu termasuk kreatifitasnya
3) Sikap
Menurut Lange dalam Susanto (2013:7), sikap tidak hanya
merupakan aspek mental semata, melainkan mencangkup pula
aspek respons fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara
mental dan fisik secara serentak. Jika mental saja yang
dimunculkan maka belum tampak secara jelas sikap seseorang
yang ditunjukkannya. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan tentang
struktur terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu:
komponen kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif
merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik
sikap: komponen afektif, yaitu perasaan yang menyangkut
emosional: dan komponen konatif merupakan aspek
kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang
dimiliki seseorang.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu
yang sedang belajar. Ada tiga faktor yang menjadi faktor intern yaitu :
1) Faktor jasmaniah
Faktor-faktor yang tergolong dalam faktor jasmaniah yang dapat
mempengaruhi belajar adalah faktor kesehatan dan cacat tubuh.
2) Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor-faktor ini
adalah : intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan
dan kesiapan.
10
3) Faktor kelelahan
Faktor kelelahan ditinjau dari dua aspek yaitu kelelahan jasmani
dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah
lunglainya tubuh dan dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan
sesuatu hilang.
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor
intern yang berpengaruh terhadap belajar menurut Slameto (2010:60)
dikelompokan menjadi 3 faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah,
dan faktor masyarakat.
1) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa:
cara orangtua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan guru, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, pengajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat
Faktor masyarakat yang mempengaruhi belajar yaitu berupa
kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan
bentuk kehidupan masyarakat.
Sedangkan menurut Suryabrata (2010:233) faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu factor internal dan eksternal. Faktor
internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri, digolongkan menjadi
faktor fisiologis dan faktor psikologi. Sedangkan faktor eksternal yaitu
faktor yang berasal dari luar diri pelajar, digolongkan menjadi faktor
nonsosial dan faktor sosial.
11
1) Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis dibedakan menjadi dua macam,
yaitu: tonus jasmani pada umumnya, dan keadaan fungsi-fungsi
fisiologis tertentu. (Suryabrata, 2010:235).
Tonus jasmani memiliki pengaruh yang cukup kuat
terhadap proses belajar siswa. Keadaan jasmani yang sehat dan
segar akan mempermudah siswa dalam menerima pelajaran
dibandingkan keadaan jasmani yang kurang sehat. Sedangkan
fungsi-fungsi fisiologis tertentu seperti pancaindera juga memiliki
pengaruh terhadap pehaman siswa dalam menerima materi
pelajaran.
Suryabrata (2010:236) mengemukakan bahwa baiknya
berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya belajar itu
berlangsung dengan baik. Dalam proses belajar, pancaindera yang
memiliki peran penting adalah mata dan telinga. Melalui mata
siswa dapat melihat berbagai hal baru yang sebelumnya tidak ia
ketahui dan dengan telinga siswa mampu mendengarkan berbagai
informasi yang dapat menjadi sumber belajar.
2) Faktor psikologi
Faktor psikologi atau kejiwaan dalam diri individu
memiliki peranan dalam mendorong siswa untuk menerima materi
pembelajaran. Frandsen (dalam Suryabrata, 2010:236) mengatakan
bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar itu adalah:
a) adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih
luas;
b) adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan
untuk selalu maju;
c) adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua,
guru, dan teman-teman;
d) adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu
12
3) Faktor nonsosial
Beberapa faktor nonsosial yang dapat mempengaruhi
proses belajar menurut Suryabrata (2010:233) adalah keadaan
udara, suhu udara, cuaca, waktu (pagi, atau siang, atau malam),
tempat (letaknya, pergedungannya), alat-alat yang dipakai untuk
belajar (seperti alat tulis-menulis, buku-buku, alat-alat peraga, dan
sebagainya yang biasa kita sebut sebagai alat pelajaran).
Keadaan-keadaan seperti yang dikemukan diatas akan
mempengaruhi suasana belajar siswa, sehingga konsentrasi dalam
memperhatikan materi dapat terganggu yang menyebabkan tidak
tercapainya tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan.
4) Faktor sosial
Suryabrata (2010:234) menyatakan yang dimaksud dengan
faktor-faktor sosial disini adalah faktor manusia (hubungan
manusia), baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu
dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir.
Keberadaan atau kehadiran seseorang dapat mempengaruhi
konsentrasi siswa dalam proses belajar. Hubungan yang terjalin
diantara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru
menunjukan hubungan sosial yang dapat membantu tercapainya
tujuan pembelajaran. Namun keadaan sosial yang tidak baik,
seperti keributan yang terjadi di dalam kelas ketika proses belajar
mengajar berlangsung dapat mengganggu konsentrasi siswa dalam
memahami dan menerima materi belajar yang disampaikan.
Faktor-faktor yang telah dikemukakan tersebut akan
mempengaruhi proses belajar yang dilakukan siswa yang akan
berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Tinggi dan
rendah nya hasil belajar yang diperoleh siswa berkaitan dengan
faktor yang mempengaruhinya.
13
Pada umumnya hasil belajar siswa yang rendah bisa
diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
1) Semangat belajar siswa yang kurang,
2) Sarana belajar kurang,
3) Penggunaan metode mengajar yang tidak efektif,
4) Guru kurang bersemangat dalam mengajar.
2. Metode Pembelajaran Dosen
a. Pengertian Metode
Metode berasal dari kata “methodos” yang terdiri dari kata
“metha” yaitu melewati, menempuh atau melalui dan kata “hodos”
yang berarti cara atau jalan. Metode artinya cara atau jalan yang akan
dilalui atau ditempuh. Sedangkan menurut istilah metode ialah cara
atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai sebuah
tujuan. Metodologi secara bahasa berasal dari bahasa yunani yaitu
“methodos” dan “logos“. Kata “logos” berarti ilmu atau bersifat yang
ilmiah. Jadi metodologi adalah ilmu atau cara yang digunakan untuk
memperoleh suatu kebenaran dengan menggunakan penelusuran
dengan urutan atau tatacara tertentu sesuai dengan apa yang akan
dikaji atau diteliti secara ilmiah
Cara seorang guru yang di pergunakan dalam mengajar agar
proses transfer ilmu berjalan dengan mudah sehingga siswa menjadi
lebih paham disebut metode mengajar. Heri Rahyubi (2012:236)
mengartikan “metode adalah suatu model cara yang dapat dilakukan
untuk menggelar aktivitas belajar-mengajar agar berjalan dengan baik.
b. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran
Menurut Nana Sudjana (2005:76) metode pembelajaran adalah
“Metode Pembelajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
14
pengajaran” dan Menurut M.Sobri Sutikno (2009:88)
menyatakan,”Metode Pembelajaran adalah cara-cara menyajikan
materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses
pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan definisi atau pengertian metode pembelajaran
yang dikemukakan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh
seseorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk
mencapai tujuan.
c. Macam-macam Metode Pembelajaran
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah
orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat
mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi
tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus
dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang
paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang
guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar
yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta
didiknya.
Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode
pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru
harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran. Disini saya
akan memaparkan beberapa metode pembelajaran menurut Ns.
Roymond H. Simamora, M.Kep yang dapat digunakan sebagai berikut:
1. Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara
lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang
relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui
ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah,
15
guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok
untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu.
Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa
informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2. Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua
orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar
pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam
pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara
mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi
merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs.
1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya,
dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan
anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan
masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan
metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah.
Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan
kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode
pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara
mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses
mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran
adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang
luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan
kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu
alat pencuci otomatis, cara membuat kue
16
4. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode
pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan
kalimat sendiri.
5. Metode Eksperimenta
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara
pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang
dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu
proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
6. Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu
metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan
secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung
ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi,
kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute).
Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan
atau pola yang otomatis pada peserta didik.
7. Metode Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar
dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing
mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk
sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat
soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang
diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut
8. Peer Theaching Method
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama
teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya
sendiri.
17
9. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving merupakan metode yang
merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat
kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus
pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan
pendapatnya.
10. Project Method
Project Method adalah metode perancangan adalah suatu
metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu
proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
11. Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan
menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian
disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan
dengan masalahnya.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dalam Pemilihan Metode
Pembelajaran
Untuk mencapai hasil yang diharapkan hendaknya pendidik
dalam menerapkan metode terlebih dahulu melihat situasi dan kondisi
yang paling tepat untuk dapat diterapkannya suatu metode tertentu agar
dalam situasi dan kondisi tersebut dapat tercapai hasil proses
pembelajaran yang optimal.
Untuk itu dalam memilih metode yang baik pendidik harus
memperhatikan hal-hal dibawah ini :
a. Faktor Tujuan yang Hendak Dicapai atau Kompetensi yang Harus
Dikuasai oleh Peserta Didik.
Sebagaimana diketahui bahwa setiap proses pendidikan
atau pembelajaran menargetkan tujuan tertentu. Di dalam sistem
pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala
aktivitas pendidik dan peserta didik, harus diupayakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal ini sangat penting
18
karena mengajar adalah proses yang memiliki tujuan. Adapun
tujuan dalam pembelajaran ada yang bersifat kognitif, afektif dan
psikomotorik. Dengan mengetahui perbedaan tujuan tersebut
pendidik dapat memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
akan dicapainya sehingga dapat mempersiapkan media dan metode
pembelajaran yang akan digunakan dengan tepat.
Sedangkan kompetensi, menurut R.M. Guion, sebagaimana
dikutip Hamzah B. Uno, adalah “kemampuan atau kompetensi
sebagai karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan
mengindikasikan cara-cara berperilaku atau berpikir, dalam segala
situasi dan berlangsung terus dalam periode waktu yang lama.”
Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa
suatu kemampuan merujuk pada kinerja seseorang dalam suatu
pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap dan perilakunya. Di
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan terdapat kompetensi yang harus
dimiliki oleh peserta didik meliputi kompetensi lulusan,
kompetensi mata pelajaran dan kompetensi dasar. Semua
kompetensi tersebut harus pula diperhatikan sebelum memilih
metode. Oleh karenanya keberhasilan suatu metode pembelajaran
dapat ditentukan dari keberhasilan peserta didik dalam mencapai
tujuan pembelajaran atau kompetensi.
b. Materi atau Bahan Pembelajaran
Dalam menetapkan metode pembelajaran pendidik
hendaknya memperhatikan bahan pembelajaran yang akan
disampaikan, baik isi, sifat maupun cakupannya. Kemp dan Merril
dalam Hamzah B.Uno membedakan isi materi pembelajaran
menjadi 4 jenis, yaitu fakta, konsep, prosedur dan prinsip.Dengan
perbedaan ini terlihat masing-masing jenis materi sudah pasti
memerlukan metode pembelajaran yang berbeda pula. Misalnya:
19
1) Materi fakta berupa segala hal yang berwujud kenyataan dan
kebenaran. Contoh; mengingat nama suatu obyek, simbol
atau peristiwa dapat disampaikan dengan alternatif metode
seperti ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
2) Materi konsep berupa segala yang berwujud pengertian-
pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran,
meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti/isi, dan
sebagainya, maka alternatif metode yang dapat digunakan
adalah metode diskusi kelompok atau resitasi.
3) Materi prinsip berupa hal-hal utama, pokok, dan posisi
terpenting meliputi dalil, rumus, paradigma, serta hubungan
antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat,
dapat digunakan alternatif metode diskusi terpimpin,
debat dan studi kasus.
4) Materi prosedur meliputi langkah-langkah secara sistematis
atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan
kronologi suatu sistem dengan alternatif metode yang dapat
digunakan adalah metode drill, demonstrasi, atau eksperimen.
Berdasarkan perbedaan karakteristik materi pembelajaran
tersebut, pendidik harus mempertimbangkan dengan cermat dalam
memilih metode, karena apabila di dalam penyampaian materi
digunakan metode yang efektif, maka tujuan pembelajaran
pun dapat dicapai secara mudah dan efektif pula.
c. Faktor Peserta Didik
Pembelajaran menaruh perhatian pada bagaimana
membelajarkan peserta didik tidak hanya pada apa yang
dipelajarinya. Dengan demikian, pembelajaran menempatkan
peserta didik sebagai subjek bukan sebagai objek. Maka dari itu,
agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal, pendidik
perlu memahami karakteristik peserta didik karena beberapa
metode mengajar ada yang menuntut pengetahuan dan kecakapan
20
serta kecekatan tertentu dan sesuai dengan
kemampuan perkembangan dan kepribadian para peserta didik.
Peserta didik memiliki latar belakang kecerdasan, bakat,
minat, hobi, dan kecenderungan yang berbeda. Demikian pula,
perbedaan tingkat usia peserta didik menyebabkan terjadinya
perbedaan sikap kejiwaan. Keadaan yang demikian itu harus
dipertimbangkan dalam pemilihan metode pembelajaran.
pentingnya para pendidik memahami karakteristik peserta
didiknya dengan berbagai perbedaan. Agar pembelajaran berjalan
dengan efektif dan efisien maka dalam memilih metode harus
sesuai dengan tingkat kematangan, bakat, minat, kondisi dan gaya
belajar peserta didik. Dengan demikian tidaklah dibenarkan jika
dalam melaksanakan proses pembelajaran pendidik hanya
menerapkan satu macam metode tanpa memperhatikan kondisi
peserta didiknya.
d. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi
keberhasilan diterapkan suatu metode. Wina Sanjaya menyatakan
bahwa Ada dua hal yang termasuk ke dalam faktor lingkungan
belajar, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan psikologis.
Lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi sekolah, misalnya
jumlah peserta didik dalam kelas, laboratorium, perpustakaan, dan
di mana lokasi sekolah itu berada. Lingkungan psikologis adalah
iklim sosial yang ada di lingkungan sekolah itu misalnya
keharmonisan hubungan antara pendidik dengan pendidik, antara
pendidik dengan kepala sekolah, keharmonisan antara pihak
sekolah dengan orang tua.
Berdasarkan pendapat di atas terlihat bahwa adanya
perbedaan pada lingkungan belajar. Hal ini harus menjadi bahan
pertimbangan dalam menetapkan metode pengajaran karena lokasi
tempat berlangsungnya suatu kegiatan pembelajaran sangat
21
berpengaruh terhadap pemilihan suatu metode. Suatu contoh
sekolah yang berada dekat jalan raya, terminal atau pasar yang
bising tentu tidak akan efektif bila pendidik hanya menerapkan
metode ceramah semata.
e. Faktor Fasilitas
Yang termasuk dalam faktor fasilitas adalah alat atau media
pembelajaran dengan berbagai macamnya dan juga sumber belajar
yang tersedia. Faktor ini harus dipertimbangkan pula dalam
pemilihan penerapan suatu metode, karena setiap metode
menghendaki alat dan sumber yang berbeda-beda. Pengaruh
fasilitas dalam pemilihan metode nyata dalam situasi di mana
metode demonstrasi dan eksperimen tidak dapat diterapkan karena
tidak tersedianya alat-alat dan bahan penunjangnya.
Seringkali terjadi dalam kegiatan proses belajar-mengajar
pendidik cenderung hanya menggunakan metode ceramah bila
tidak tersedia fasilitas penunjang yang memungkinkan untuk
diterapkan metode-metode lainnya. Hal ini disebabkan metode
ceramah tidak terlalu menuntut fasilitas yang banyak bila
dibandingkan dengan tuntutan metode lainnya seperti diskusi,
demonstrasi dan eksperimen.
f. Faktor Kesiapan Pendidik
Menurut Wina Sanjaya “pendidik merupakan komponen
yang sangat menentukan dalam implementasi strategi
pembelajaran.” Hal ini berarti pendidik dalam proses pembelajaran
memegang peran yang sangat penting. Pendidik harus menguasai
beraneka strategi dan metode mengajar yang menuntut berbagai
persyaratan tertentu yang perlu dipenuhi oleh pendidik. Persyaratan
itu di antaranya; ia harus mengerti tentang metode itu (misalnya
jalannya pengajaran serta kebaikan dan kelemahannya, situasi
yang tepat di mana metode itu efektif dan wajar) dan trampil
menggunakan metode. Pendidik yang kualitas berbahasanya
22
kurang baik dan bersuara yang lirih tidak akan tepat jika terlalu
sering menggunakan metode ceramah. Begitu pula bila pendidik
yang tidak menguasai seluk beluk metode eksperimen dan metode
Jigsaw tentunya juga tidak dapat akan menggunakan metode
tersebut dengan efektif dalam menyampaikan materi pelajaran.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan setiap
metode menuntut wawasan, ketrampilan dan pengalaman pendidik
yang akan menerapkannya.
3. Minat Belajar
a. Pengertian Minat Belajar
Menurut Sukardi dalam Susanto (2013:57) “minat dapat
diartikan sebagai suatu kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan
sesuatu”. Adapun menurut sardiman (2007:77), minat adalah sesuatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti
sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau
kebutuhan-kebutuhan sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa minat
merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap sesuatu objek,
biasanya disertai dengan perasaan senang, karena itu merasa ada
kepentingan dengan sesuatu itu.
Menurut Bloom dalam Susanto (2013:59), minat adalah apa
yang disebutnya sebagai subject-related affect, yang didalamnya
termasuk sikap terhadap materi pelajaran.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan
faktor psikis yang berpengaruh terhadap semangat atau gairah kerja.
Seseorang yang tertarik dan merasa senang pada sesuatu hal, maka
orang tersebut akan memberikan perhatian yang lebih pada bidang
yang dimaksud.
b. Macam-macam Minat
Adapun mengenai jenis atau macam-macam minat, kuder dalam
Susanto (2013:61) mengelompokan jenis-jenis minat ini menjadi
sepuluh macam, yaitu sebagai berikut:
23
1) Minat terhadap alam sekitar, yaitu minat terhadap pekerjaan-
pekerjaan yang berhubungan dengan alam, binatang dan tumbuhan
2) Minat mekanis, yaitu minat terhadap pekerjaan yang berkaitan
dengan msin-mesin atau alat mekanis.
3) Minat hitung-menghitung yaitu minat terhadap pekerjaan yang
membutuhkan perhitungan.
4) Minat terhadap ilmu pengetahuan yaitu minat untuk menemukan
fakta-fakta baru dalam pemecahan problem.
5) Minat Persuasif yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan
untuk mempengaruhi orang lain.
6) Minat Seni yaitu minat terhadap pekerjaan yang berhubungan
dengan keseniaan, kerajinan, dan kreasi tangan
7) Minat Leterer yaitu minat yang berhubungan masalah-masalah
membaca dan menulis berbagai karangan.
8) Minat Musik yaitu minat terhadap suatu masalah-masalah musik,
seperti menonton konser dan memainkan alat-alat musik
9) Minat Layanan Sosial yaitu minat berhubungan dengan pekerjaan
untuk membantu orang lain
10) Minat Klerikal, yaitu minat yang berhubungan dengan pekerjaan
administratif.
c. Ciri-ciri Minat
Elizabeth Hurlock dalam Susanto (2013:62) menyebutkan ada
tujuh ciri-ciri minat sebagai berikut:
1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.
Minat di semua bidang berubah selama terjadi perubahan fisik dan
mental, misalnya perubahan minat dalam hubungannya dengan
perubahan usia.
2) Minat tergantung pada kegiatan belajar. Kesiapan belajar
merupakan salah satu penyebab meningkatnya minat seseorang.
24
3) Minat tergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan belajar
merupakan faktor sangat berharga, sebab tidak semua orang dapat
menikmatinya.
4) Perkembangan Minat mungkin terbatas. Keterbatasan ini mungkin
dikarenakan keadaaan fisik yang tidak memungkinkan.
5) Minat dipengaruhi budaya. Budaya sangat mempengaruhi, sebab
jika budaya sudah mulai luntur mungkin minat ikut luntur.
6) Minat berbobot emosional. Minat berhubungan dengan perasaan,
maksudnya bila suatu objek dihayati sebagai sesuatu yang sangat
berharga, maka akan timbul perasaan senang yang akhirnya dapat
diminatinya.
7) Minat berbobot egosentris, artinya seseorang senang terhadap
sesuatu, maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.
d. Pengertian Minat Belajar
Setiap jenis minat berpengaruh dan berfungsi dalam
pemenuhan-pemenuhan kebutuhan, sehingga makin kuat terhadap
kebutuhan sesuatu, makin besar dan dalam minat terhadap kebutuhan
tersebut. Dalam hal ini, Slameto dalam susanto (2013:63)
menyebutkan bahwa intensitas kebutuhan yang dilakukan oleh
individual akan berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya
minat individu yang bersangkutan. Jadi, seseorang siswa akan
berminat mempelajari masalah-masalah sosial, bila mana itelegensinya
telah berkembang sampai taraf yang diperlukan untuk memahami dan
menganalisa fakta dan gejala sosial dalam kehidupan sehari-hari.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Menurut sardiman (2007:95) yang menyatakan bahwa proses
belajar, itu akan belajar lancar kalau disertai dengan minat. Sedangkan
menurut Will Liam James dalam susanto (2013:66), bahwa minat
belajar merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan
belajar siswa, jadi dapat ditegaskan bahwa faktor yang berpengaruh
secara signifikan terhadap keberhasilan belajar.
25
Minat seseorang tidak timbul secara tiba-tiba. Minat tersebut ada
karena pengaruh dari dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.
Kedua minat tersebut sebagai berikut
1) Faktor internal
Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa
berminat, yang berasal dari dalam diri sendiri. Faktor internal
tersebut antara lain: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi,
dan kebutuhan
a) Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan
baik, dan hal ini akan berpengaruh pula terhadap minat belajar
siswa atau peserta didik. Perhatian dalam belajar yaitu
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas seseorang
yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek belajar.
Siswa yang aktivitas belajarnya disertai dengan perhatian yang
intensif akan lebih sukses serta prestasinya akan lebih tinggi.
Orang menaruh minat pada suatu aktivitas akan memberikan
perhatian yang besar, tidak segan mengorbankan waktu dan
tenaga demi aktivitas tersebut.
b) Keingintahuan adalah perasaan atau sikap yang kuat untuk
mengetahui sesuatu dorongan kuat untuk mengetahui lebih
banyak tentang sesuatu. Suatu perasaan yang muncul dalam diri
seseorang yang mendorong orang tersebut ingin mengetahui
sesuatu.
c) Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai
tujuan. Motivasi adalah sesuatu yang kompleks. Motivasi akan
menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada
diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala
kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak
atau melakukan sesuatu.
26
d) Kebutuhan (motif) yaitu keadaan dalam diri pribadi seorang
siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu guna mencapai suatu tujuan. Kebutuhan ini hanya
dapat dirasakan sendiri oleh seorang individu.Seseorang
tersebut melakukan aktivitas belajar karena ada yang
mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar
penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Dan
minat merupakan potensi psikologis yang dapat
dimanfaatkauntuk menggali motivasi bila seseorang sudah
termotivasi untuk belajar, maka akan melakukan aktivitas
belajar dalam rentangan waktu tertentu.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa
berminat yang datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari
orang tua, dorongan dari guru, tersedianya prasarana dan sarana
atau fasilitas, dan keadaan lingkungan.
f. Indikator Minat Belajar
Berangkat dari konsep bahwa minat merupakan motif yang
dipelajari, yang mendorong dan mengarahkan individu untuk
menemukan secara aktif dalam kegiatan-kegiatan tertentu, akan dapat
diidentifikasikan indikator-indikator minat dengan menganalisis
kegiatan-kegiatan yang dilakukannya atau obyek-obyekyang dijadikan
kesenangan. Analisis tersebut dapat dilakukan terhadap beberapa hal,
sukartini dalam susanto (2013:64) menyebutkan ada empat hal yaitu:
1) Keinginan untuk memiliki sesuatu.
2) Objek atau kegiatan yang disenangi.
3) Jenis kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh sesuatu yang
disenangi.
4) Upaya-upaya yang dilakukan untuk merealisasikan keinginan atau
rasa terhadap objek atau kegiatan tertentu.
27
B. Penelitian Terdahulu
HASIL BELAJAR (Y) DASAR AKUNTANSI 1 DITINJAU DARI
METODE PEMBELAJARAN DOSEN (X1) DAN MINAT BELAJAR (X2)
PADA MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2015/2016
1. Hasil Belajar (Y) di Tinjau Dari Metode Pembelajaran (X1)
Penelitian yang dilakukan oleh Ulul (2011) dengan judul skripsi
Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kreatifitas Belajar Terhadap Hasil
Belajar Ekonomi Pada Siswa Kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Ngawi Tahun Ajaran 2014/ 2015. Populasi dari
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII Ilmu Pengetahuan Sosial
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Ngawi tahun ajaran 2014/2015 yang
berjumlah 114 siswa dengan sampel 84 siswa yang diambil dengan tehnik
random sampling. Telah diuji cobakan dengan uji validitas dan uji
reabilitas. Tehnik analisis data yang digunakan adalah regresi linier
berganda, uji t, uji f, sumbangan relatif dan sumbangan efektif. Hasil
analisis data menyimpulkan fasilitas belajar berpengaruh positif terhadap
hasil belajar ekonomi. Hal ini terbukti dengan taraf keslahan 5% dan nilai
signifikansi ˂ 0,05 yaitu 0,036. Dari hasil uji t signifikansi 5% thitung ˃
ttabel yaitu 2,136 ˃ 1,990 dan nilai signifikansi ˂ 0,05 yaitu 0,036. Dari
hasil uji f signifikansi 5% Fhitung ˃ Ftabel yaitu 12,894 ˃ 3,109.
2. Hasil Belajar (Y) di Tinjau Dari Minat Belajar (X2)
Penelitian yang dilakukan oleh Afrianti (2010) dengan judul skripsi
Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
VII SMP Negeri 21 Malang Pada Mata Pelajaran IPS. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 21 Malang yaitu
249 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
Proportional Random Sampling,yaitu sampel yang diambil secara acak dari
setiap kelompok populasi dan jumlah dari setiap kelompok harus seimbang.
Jadi, sampel diambil 25% dari setiap kelas, dan totalnya 63 siswa.
Instrumen yang digunakan untuk mengambil data penelitian adalah
28
dokumentasi dan angket. Dokumentasi berasal dari nilai ulangan harian
siswa. Pernyataan yang dijabarkan dalam angket terdiri dari 10 pernyataan
pada setiap variabel, yang kemudian disebarkan pada siswa. Analisis hasil
penelitian yang digunakan antara lain teknik analisis deskriptif, uji validitas
dan reliabilitas instrumen, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda
dan uji hipotesis.
Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh
minat belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 21 Malang
pada mata pelajaran IPS, terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa kelas VII SMP Negeri 21 Malang pada mata pelajaran IPS,
minat belajar adalah variabel yang lebih dominan berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 21 Malang pada mata pelajaran
IPS, terdapat pengaruh secara simultan minat dan motivasi belajar terhadap
hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 21 Malang pada mata pelajara
IPS. Hal ini dapat dilihat dari hasil Sig-t pada variabel minat belajar yaitu
0,000; besarnya koefisien determinan variabel minat belajar yaitu (0,435)2
= 0,189. hal tersebut menunjukkan bahwa variabel minat belajar adalah
yang lebih dominan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa; dan
berdasarkan nilai R square sebesar 0,399 memiliki arti bahwa 39,9%
disebabkan oleh perubahan variabel X1 (minat belajar).
3. Hasil Belajar (Y) di Tinjau Dari Metode Pembelajaran (X1) dan
Minat Belajar (X2)
Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Menurut Wasliman dalam Susanto (2013: 9), hasil
belajar dicapai peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhi, baik internal maupun eksternal. Faktor internal
dalam hal ini adalah minat belajar yang mempunyai pengaruh terhadap
hasil belajar. Dengan faktor eksternal yaitu metode pembelajaran yang
berpengaruh terhadap hasil belajar. Jadi dapat dismpulkan keduanya secara
bersama-sama akan mempengaruhi hasil belajar.
29
C. Kerangka Berfikir
Uma Sekaran (dalam Sugiono,2010:91) mendefinisikan bahwa
kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah
yang penting. Digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Keterangan:
1. Variabel independen (Variabel Bebas)
Yaitu variabel yang merupakan rangsangan untuk mempengaruhi
variabel yang lain.Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
a. Metode Pembelajaran (X1)
Guru atau Dosen harus menggunakan metode pembelajaran
yang cocok dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dikarenakan
dengan penggunaan metode pembelajaran yang cocok nantinya peserta
didik akan merasa nyaman dalam mengikuti pembelajaran dan akan
merasa paham dengan materi yang disampaikan oleh guru atau dosen.
b. Minat Belajar (X2)
Banyak mahasiswa sekarang yang mempunyai minat belajar
rendah dikarenakan banyak bermunculan teknologi-teknologi yang
canggih dan membuat mahasiswa malas untuk belajar. Sebenarnya
dengan adanya teknologi-teknologi tersebut dapat meningkatkan minat
belajar mahasiswa seperti mencari informasi mengenai pelajaran.
Metode Pembelajaran
(X1)
Minat Belajar
(X2)
Hasil Belajar
(Y)
30
Dengan minat belajar yang tinggi maka akan meningkatkan Hasil
Belajar yang baik.
2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Yaitu suatu jawaban atau hasil dari perilaku yang dirangsang.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar Mahasiswa
(Y) Dengan adanya Hasil belajar mahasiswa dapat mengukur kemampuan
belajar mahasiswa, sudah sejauh mana mahasiswa dalam belajar.
Jadi ketiga variabel tersebut mempunyai hubungan kausal atau
sebab akibat, variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi
variabel dependen, sedangkan secara parsial variabel X1 mempengaruhi Y
dan variabel X2 mempengaruhi Y.
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010:96),”Hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Dengan demikian pada
hakekatnya hipotesis adalah sebuah keputusan atau kesimpulan yang masih
bersifat sementara, karena masih harus diuji keberadaannya secara empiris.
Berdasarkan Landasan teori dan kerangka pemikiran, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1) Metode Pembelajaran Berpengaruh terhadap hasil belajar pada mahasiswa
pendidikan akuntansi universitas muhammadiyah surakarta tahun
akademik 2013/2014.
2) Minat belajar berpengaruh terhadap hasil belajar pada mahasiswa
Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun
Akademik 2013/2014.
3) Metode pembelajaran dan minat belajar berpengaruh terhadap hasil belajar
pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah
Surakarta Tahun Akademik 2013/2014.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Pengertian Metode Penelitian
Penelitian dapat berjalan dengan lancar,baik, benar, dan dapat
dipercaya apabila menggunakan cara-cara tertentu. Metode merupakan
cara yang digunakan peneliti dapat dilaksanakan dengan cara terencana,
sistematis dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Hadari Nawawi (2005:4) “Metode adalah cara utama
yang digunakan untuk mencapai tujuan”.
Sutrisno Hadi (2004:3) “Penelitian adalah suatu usaha untuk
membuka,mengembangkan,dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
usaha mana yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode
ilmiah,ilmu yang membicarakan tentang ilmiah untuk peneliti”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian adalah suatu cara pelaksanaan penelitian keilmuan dalam rangka
mendapatkan atau mengumpulkan fakta-fakta yang mendukung
tercapainya tujuan penelitian.
2. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian
diskriptif dengan pendekatan kuantitatif, pada dasarnya dapat digunakan
dari salah satu metode-metode yang ada. Menurut Sugiyono (2009:5-9),
jenis penelitian ada 2 yaitu:
a. Penelitian Menurut Tingkat Kejelasannya (eksplantasinya)
1) Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui yang dilakukan untuk mengetahui nilai veriabel
mandiri, baik satu varibel / lebih tanpa perbandingan /
menghubungkan variabel dengan variabel lain.
2) Penelitian Komparatif
32
Penelitian komporatif adalah suatu penelitian yang bersifat
membandingkan.
3) Penelitian Asosiatif
Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
menghubungkan antara 2 variabel atau lebih.
b. Penelitian Menurut Jenis Data
1) Penelitian Kuntitatif
Penelitian Kuntitatif adalah penelitian dengan maksud memperoleh
data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan
2) Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat,
skema dan gambar.
Berdasarkan uraian diatas jenis penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif, karena dalam penelitian ini berusaha untuk
memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan
keadaan subyek/obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan faktor-
faktor yang tampak sebagaimana adanya. Sedangkan pendekatan
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang menggunakan data
berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Dimana data yang
diperoleh dari sampel penelitian kemudian dianalisis sesuai dengan
metode statistik yang digunakan lalu dipresentasikan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih dalam waktu empat
bulan, mulai bulan april sampai bulan juli 2016.
33
C. Populasi, Sampel, dan Sampling
1. Populasi
Sugiyono (2010:117), mengungkapkan bahwa populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek dan subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa program studi pendidikan akuntansi fakultas keguruan
dan ilmu pendidikan universitas muhammadiyah surakarta angkatan
2013/2014 yang berjumlah 183 mahasiswa.
2. Sampel
Menurut sugiyono (2009:116), menyatakan bahwa “sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”
Cara pengambilan sampel menurut Sugiyono (2009:126), mengemukakan
pendapat bahwa “Apabila populasi 170 dengan taraf kesalahan 5% maka
sampelnya 114”.
Berikut ini contoh tabel penentuan jumlah sampel dari populasi
tertentu dengan taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10% sebagai berikut:
Tabel Krecjie Morgan
N 1% 5% 10%
110 94 84 78
120 102 89 83
130 109 95 88
140 116 100 92
150 122 105 97
160 129 110 101
170 135 114 105
180 142 119 108
190 148 123 112
200 154 127 115
3. Sampling
Menurut Sugiyono (2010:119), mengelompokan teknik sampling
dengan dua cara untuk pengambilan sampling, yaitu: Probability Sampling
dan Non-Probability Sampling.
34
1) Probability Sampling
Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi.
Teknik ini meliputi simple random sampling, disporpotionate strutified
random, cluster sampling.
2) Non Probability Sampling
Merupakan cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota
populasi diberi kesempatan untuk dipilih sebagai anggota sampel.
Adapun macam-macam non random sampling adalah sebagai berikut:
Sampling sistematis, sampling kuota, accidental sampling, purposivel
sampling, sampling jenuh, snowball sampling
Proposional random sampling yaitu pengambilan sampel secara
acak sesuai proporsi pada masing-masing kelompok. Dalam random
sampling setiap kelas dalam populasi diberikan kesempatan untuk
dijadikan sampel. Proporsional digunakan untuk memperoleh jumlah
sampel masing-masing kelas.
Tabel Distribusi Jumlah Sampel
No. Kelas Distribusi dan jumlah sampel
1 A 40/170 x 114 = 27
2 B 40/170 x 114 = 27
3 C 40/170 x 114 = 27
4 D 40/170 x 114 = 27
5 E 40/170 x 114 = 27
6 F 40/170 x 114 = 27
Jumlah 162
Rumus:
Keterangan :
n = jumlah siswa tiap kelas
k = jumlah seluruh siswa (populasi)
35
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari variabel independen dan variabel
dependen. Dalam penelitian ini variabel independen adalah metode
pembelajaran (X1) dan minat belajar (X2) sedangkan variabel dependen
adalah hasil belajar (Y).
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Angket
1) Pengertian Angket
Menurut Arikunto (2006:151),”Angket adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang diguanakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya.” Dalam
penelitian ini, penulis akan menggunakan angket tertutup secara
langsung yaitu orang yang dikenai angket harus memiliki jawaban
yang telah disediakan dalam angket.
Menurut Rubino Rubiyanto “ Kuesioner atau angket adalah
cara mengumpulkan data dengan jalan memberikan sejumlah
pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden.” Dalam
penelitian kuantitatif kuesioner merupakan alat pengumpulan data
yang banyak digunakan, karena dengan sekali waktu penyebaran
angeket telah diperoleh banyak respondent yang dapat menjawab
angket, sehingga telah banyak pula data yang dapat dikumpulkan.
2) Jenis Angket
a) Angket Tertutup, adalah angket yang alternatif jawabannya
telah disediakan, respondent tinggal memilih alternative
jawaban yang disediakan dengan jalan memberiakan tanda
silang.
b) Angket Terbuka, adalah dimana responden diberikan
kesempatan seluas-luasnya untuk memberikan jawaban angket.
36
c) Angket Langsung, artinya daftar pertannyaan dikirim dan
dijawab langsung oleh respondent tanpa melalui perantara.
d) Angket Tidak Langsung artinya respondent menjawab
pertanyaan angket bukan untuk dirinya sendiri, misalnya orang
tua peserta didik harus menjawab aktivitas belajar anaknya.
e) Angket Kombinasi Terbuka Tertutup, artinya disamping
respondent menjawab sesuai dengan alternative yang
disediakan, diberi kesempatan pula untuk menjawab sesuai
dengan pendapat,pikiran respondent.
3) Usaha agar jumlah pengembalian angket maksimal
a) Mengatur pengembalian angket sesegera mungkin setelah
selesai dijawab
b) Menggunakann jasa asisten dalam mendistribusikan dan
menarik angket
c) Menggunakan kiat yang menarik dan menggantungkan
responden
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
angket langsung tertutup karena responden hanya tinggal
memberikan tanda checklist ( ) pada salah satu jawaban yang
dianggap benar. Sedangkan penialaian angket menggunakan skala
likert. Dalam skala ini setiap item memiliki nilai atau score 1
sampai dengan 4 dan nilai tidak diketahui responden. Untuk
memudahkan pernyataan diatas mak dijelaskan sebagai berikut:
Penjelasan nilai atau score setiap item
a) Jawaban Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4 (empat)
b) Jawaban Setuju (S) diberi nilai 3 (tiga)
c) Jawaban Tidak Setuju (TS) diberi nilai 2 (dua)
d) Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1 (satu)
37
Tabel kisi- kisi angket
Varibel Indikator No. Item
Metode
Pembelajaran (X1)
1. Penggunaan Metode
Pembelajaran
2. Materi atau Bahan
Pembelajaran
3. Cara Dosen
Menyampaikan Materi
Pembelajaran
4. Kesiapan Peserta Didik
1, 2, 3,4
5, 6, 7,8
9, 10, 11,12
13, 14, 15,
Minat Belajar
(X2)
1. Kenginan untuk
memiliki sesuatu
2. Objek atau kegiatan
yang disenangi
3. Jenis kegiatan yang
dilakukan untuk
memperoleh sesuatu
yang disenangi
4. Upaya untuk
merealisasikan objek
atau kegiatan tertentu
1, 2, 3, 4,
5, 6, 7,
8, 9, 10, 11, 12
13, 14, 15
2. Uji Istrumen
a. Uji Validitas
Menurut Arikunto (2006: 168), “Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukan tingkatan-tingkatan kevalidan kesahihan suatu
instrument”. Menurut Arikunto (2006:170), Untuk mengukur validitas
angket, maka digunakan rumus korelasi Product Moment sebagai
berikut:
rxy =
Dimana :
rxy = korelasi product moment pearson item dengan soal
X = total nilai keseluruhan subjek per item
2222 ..
.
YYNXXN
YXXYN
38
Y = total nilai per subjek
N = jumlah subjek
Kiteria Pengujian:
Hasil perhitungan angket yang telah diuji cobakan dibanding angka
kritik dari tabel product moment dengan taraf signifikan 5% serta
dengan criteria pengujian jika harga r xy > r tabel product moment maka
item angket tersebut valid, dan apabila r xy> r tabel berarti angket tersebut
tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006:196), “Reliabilitas dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dua kali atau lebih terhadap
terhadap gejala yang sama, dimana hasilnya ditunjukan oleh sebuah
indeks yang menunjang seberapa jauh suatu alat ukur dapat
diandalkan”. Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Cronbach
Alpha sebagai berikut:
2
2
11 1)1( t
b
k
kr
Keterangan:
r11 = Reliabilitas angket
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Varians butir
σt2 = Varians total
Kriteria Pengujian:
Jika dari hasil perhitungan diperoleh angka, untuk mengetahui apakah
instrument reliable atau tidak maka harus dikonsultasikan dengan r tabel.
angket dikatakan reliabel jika r hitung> r tabel dan jika r hitung< r tabel maka
angket tidak reliabel.
39
c. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis diperlukan guna mengetahui apakah
analisis data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak.
Beberapa teknik analisis data menuntut uji prasyarat analisis. Uji
prasyarat analisis tersebut antara lain:
d. Uji Normalitas
Arikunto (2006:290), “Uji normalitas dimaksudkan untuk
mengetahui apakah data yang akan dianalisis berbentuk sebaran
normal atau tidak”. Dengan menggunakan uji normalitas Chi-Kuadrat
yaitu:
h
h
f
ffX
2
02
Keterangan:
X2
= Chi-Kuadrat
ƒo = Frekuensi yang diobservasi
ƒh = Frekuensi yang diharapkan
Kriteria Pengujian:
Jika X2hitung<X
2tabel, maka sampel berdistribusi normal dan sebaliknya
apabila X2
hitung> X2
tabel, maka data yang diperoleh tidak berdistribusi
normal.
e. Uji Linearitas
Sudjana (2001:17), “Uji linearitas digunakan untuk
mengetahui adanya tingkat kelinearan data antara variabel X dangan
variabel Y.” Uji linearitas variabel X1 terhadap Y, variabel X2 terhadap
Y dan variabel X3 terhadap Y dapat dilakukan dengan rumus:
1)
ni
YYYGJK Xi
2
22)(
2) JK (TC) = JK(S)-JK(G), dimana:
JK (S) = JK(T)-JK(a)-JK(b/a)
JK (T) = 2Y
40
JK (a) =
ni
Y 2
JK (b/a) =
n
YXXYb
22
2
XXn
YXXYnb
3) df (TC) = k-2
4) df (G) = n-k
5) RJK (TC) = TCdk
TCJK
6) RJK (G) = Gdk
GJK
7) Fhitung = TCRdk
TCRJK
Keterangan:
F tabel =Harga bilangan F untuk garis regresi
JK(G) = Jumlah Kuadrat Galat
RJ = Rerata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok
Df =Derajat kebebasab (setiap variable mempunyai derajat
kebebasan beda)
Untuk tuna cocok (TC): K-2
Untuk Galat : n-k
RJK (G) = Jumlah Kuadrat Galat
Kriteria Pengujian:
Dari hasil perhitungan apabila diperoleh harga F hitung< F tabel maka
dinyatakan bahwa untuk regresi tersebut linear tetapi sebaliknya
apabila harga F hitung> F tabel maka bentuk regresi tersebut tidak
normal.
41
F. Teknik Analisis data
1. Analisis Regresi Ganda
Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan perubahan
variabel Y disebabkan oleh variabel X. Sugiyono (2009:277), menjelaskan
analisis regresi ganda dua prediktor mengguna kan rumus sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2
Dimana :
Y = Hasil Belajar
X1 = Metode Pembelajaran
X2 = Minat Belajar
a = konstanta
b = koefisien korelasi
Langkah-langkah:
a. Persamaan Garis Regresi
Untuk menghitung nilai a, b1, dan b2 dapat menggunakan:
2211. XbXbnaY
212111 XXbXbXaYX
2
22112 XbXbXaYX
b. Uji Signifikansi secara Parsial/Uji t
Pengujian secara individu ini membuktikan bahwa koefisien regresi
suatu model itu statistik signifikan atau tidak maka dipakai uji t.
Perumusan hipotesis
Ho : = 0 berarti tidak ada pengaruh antara variabel X dan variabel
Y.
Ho : 0 berarti ada pengaruh antara variabel X dan variabel Y.
1) Menentukan level of significant α = 0,05.
2) Kriteria pengujian
42
Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel atau p < 0,05 maka ho diterima
Jika thitung< -ttabel atau p > 0,05 maka Ho ditolak
c. Nilai t hitung:
t hitung =Sb
b
Keterangan :
b = koefisien regresi
Sb = Standart error koefisien regresi
d. Kesimpulan
0Hditerima apabila tabelhitungtabel ttt
0Hditolak apabila tabelhitungtabelhitung ttatautt
2. Uji Signifikansi Simultan/Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel-
variabel bebas dan variabel terikat secara bersama-sama. Adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut:
1) Perumusan hipotesis
0: 210 H (tidak ada pengaruh antara variabel x dengan variabel
y).
0: 210 H ( ada pengaruh antara variabel x dengan variabel y).
2) Level of significantα= 0,05
3) Kriteria pengujian statistik.
Daerah diterima Daerah ditolak Daerah ditolak
–t tab (/2; (n-k-
1)
t tab (/2; (n-k-1)
43
H0 diterima apabila tabelhitung FF
H0ditolak apabila tabelhitung FF
4) Penghitungan nilai F
JKreg = b1 ∑x1 y
JK = ∑y2 – Jkreg
Keterangan:
JKreg : ∑ kuadrat regresi
JK : ∑ kuadrat residu
k : banyak variabel/ prediktor
n : jumlah sampel
5) Kesimpulan
Dilakukan perbandingan antara hitungF dan tabelF , jika nilai
tabelhitung FF maka dapat dikatakan bahwa terdapat variabel
independent dengan variabel dependent secara bersama-sama
sebaliknya jika tabelhitung FF tidak ada pengaruh.
3. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
1) Sumbangan Relatif (SR)
Menurut Hadi (2004:41), “Sumbangan relatif adalah untuk mengetahui
seberapa besar sumbangan masing-masing variabel prediktor terhadap
kriterium Y.”
Dengan rumus Sumbangan Relatif sebagai berikut:
%100%
11
1 xJK
yxaXSR
reg
Daerahditerima Daerah ditolak
F ; k –1; k (n-1)
44
%100)(
%22
2 xJK
yxaXSR
reg
Keterangan:
SR % X 1 = Sumbangan relatif X 1
SR % X2 = Sumbangan relatif X
2
1a = Jumlah produk antara X 1
2a = Jumlah produk antara X2
yx1 = Jumlah produk antara x 1 dan y
yx2 = Jumlah produk antara x
2dan y
2) SumbanganEfektif (SE)
Untuk mencari sumbangan efektif (SE%) prediktor terhadap kriterium
digunakan rumus:
SE %X 2
11 .% RXSR
SE %X 2
22 .% RXSR
Keterangan:
SR % X 1 = Sumbangan relatif X 1
SR % X2 = Sumbangan relatif X
2
SE % 1X = Sumbangan efektif X1
SE % 2X = Sumbangan efektif X2
2R = Koefisien korelasi determinasi
45
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta, Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri, 2002, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta
Hadari, Nawami, 2005, Metodelogi Penelitian, Yogyakarta, Gajah Mada
Mulyasana, Dedy, 2011, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Slameto, 2012, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta: PT
Rineka Cipta.
http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran Selasa 5 April
2016 Pukul 11.06 WIB