hasil belajar dan keaktifan siswa kelas viii ...kooperatif pada materi relasi dan fungsi telah...
TRANSCRIPT
HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII
SMP PANGUDI LUHUR KALIBAWANG DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DALAM MATERI RELASI DAN FUNGSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Program Pendidikan Matematika
Oleh:
Theresia Nina Octaviandini
NIM : 131414040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII
SMP PANGUDI LUHUR KALIBAWANG DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DALAM MATERI RELASI DAN FUNGSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana
Program Pendidikan Matematika
Oleh:
Theresia Nina Octaviandini
NIM : 131414040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur”
(Filipi 4:6)
Dengan penuh syukur skripsi ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Kedua orangtuaku yang selalu memberiku dukungan dan kasih sayang
Mas Adit, Mbak Emi dan Dek Wuri yang selalu menyayangiku
Teman-temanku yang selalu memberikan semangat dan motivasi
Terimakasih untuk segala doa, dukungan serta kasih yang kalian limpahkan.
-Berkah Dalem-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Oktober 2018
Peneliti
Theresia Nina Octaviandini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Theresia Nina Octaviandini
NIM : 131414040
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII SMP
PANGUDI LUHUR KALIBAWANG DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM MATERI RELASI
DAN FUNGSI.
Dengan demikian saya memberikan hak untuk meyimpan kepada
Perpustakaan Sanata Dharma, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya, maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 23 Oktober 2018
Yang menyatakan
(Theresia Nina Octaviandini)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Theresia Nina Octaviandini. 2018. Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas
VIII SMP Pangudi Luhur Kalibawang dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif dalam Materi Relasi dan Fungsi. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan
penerapan model pembelajaran kooperatif ditinjau dari (1) keaktifan siswa di
kelas, (2) hasil belajar siswa pada materi relasi dan fungsi. Metode penelitian yang
digunakan dalam penulisan penelitian adalah metode deskriptif kualitatif
kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur
Kalibawang yang berjumlah 25 siswa. Penelitian diadakan pada semester gasal
tahun ajaran 2016/2017.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kerja siswa,
lembar observasi aktivitas siswa dan tes akhir tertulis. Lembar observasi aktivitas
siswa di kelas digunakan peneliti untuk mengetahui keaktifan siswa di kelas
dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif. Tes akhir tertulis
digunakan untuk melihat keberhasilan model pembelajaran kooperatif ditinjau
dari hasil belajar siswa dalam materi relasi dan fungsi. Penelitian diadakan
sebanyak 5 kali pertemuan termasuk tes akhir tertulis. Secara garis besar
penelitian ini mengajak siswa untuk melakukan pembelajaran dengan model
kelompok dan diskusi serta melihat tingkat keberhasilan penelitian dari prestasi
hasil belajar siswa.
Berdasarkan analisis maka diperoleh hasil pembelajaran menggunakan model
kooperatif pada materi relasi dan fungsi telah terlaksana dengan baik karena dapat
meningkatkan keaktifan siswa dari pertemuan I 29,8%, pertemuan II 43,8%,
pertemuan III 52,6% dan pertemuan IV 55,3 %. Dari hasil penelitian juga terdapat
3 siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal, dan 22 siswa yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (k ≥ 70). Hasil analisa menunjukkan
model pembelajaran kooperatif memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi
terhadap prestasi hasil belajar siswa dengan persentase ketuntasan 88% dan nilai
rata-rata siswa 79,64. Maka disimpulkan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif efektif ditinjau dari keaktifan siswa dan hasil belajar
siswa.
Kata Kunci: hasil belajar, model, pembelajaran, kooperatif, keaktifan, hasil,
belajar, relasi dan fungsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Octaviandini, Theresia Nina. 2018. Learning Results and Activeness of the
Eighth Graders of SMP Pangudi Luhur Kalibawang Using Cooperative
Learning Models in Relations and Functions Learning Material. Thesis.
Mathematics Education Study Program, Mathematics and Natural Sciences
Department. Faculty of Teachers Training and Education, Yogyakarta: Sanata
Dharma University.
This research aimed to know the extent of the success in implementing
cooperative learning method as being evaluated for (1) the active student
participation, (2) student learning results on relations and functions learning
material. The research method to be used was quantitative qualitative description.
The research subjects were 25 eighth graders of SMP Pangudi Luhur
Kalibawang. This research was conducted in first semester of academic year
2016/2017.
The research instruments that were used were the student worksheet, the
student’s activity observation sheet, and the final written test. The student’s
activity observation sheet was used by the researcher to know the student’s
activeness inside classroom while using cooperative learning. The final written
test was used to perceive the success of cooperative learning model by being
evaluated for student learning result in relations and functions learning material.
This research was conducted in 5 meetings including final written test. As the
main point, this research asked the students to do learning using group and
discussion and perceive the success level of this research from the achievement of
student learning results
Based on the analysis, thus, it is obtained that learning result using
cooperative model towards relations and functions learning material had been
conducted well because it can increase the students’ activeness from meeting I
29.8%, meeting II 43.8%, meeting III 52.6% and meeting IV 55.3%. From this
research results, there were 3 students who had not achieved the minimum of
passing score, and 22 students who had achieved the minimum of passing score
(≥70). The analysis result shows that cooperative learning attainedthe high
success level towards the achievement of student learning results in 88% passing
percentage and the students’ average score 79.64. Therefore, it can be concluded
that learning using cooperative was effective as being evaluated for students’
activeness and students’ learning results.
Keywords: learning results, model, learning, cooperative, activeness, result,
learning, relations and functions.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa begitu banyak pihak yang membantu dalam
proses penyelesaian skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Maka penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
3. Bapak Drs. A. Sardjana, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan selama proses
penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Yosep Dwi Kristanto, M.Pd., yang telah membantu penulis untuk
memvalidasi instrumen penelitian.
5. Segenap dosen Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang
telah membagikan ilmu dan pengalaman kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
6. Segenap staf sekretariat JPMIPA yang telah banyak membantu penulis
selama proses perkuliahan di program studi Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma.
7. Bruder Yohanes Sumardi selaku kepala SMP Pangudi Luhur Kalibawang
yang telah mengijinkan penulis untuk melaksanakan penelitian.
8. Bapak Dedy Setiawan, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Matematika kelas
VIII SMP Pangudi Luhur Kalibawang yang telah bersedia memberikan jam
pelajarannya bagi penulis untuk melakukan penelitian.
9. Siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Kalibawang yang telah membantu
penulis selama proses pelaksanaan penelitian.
10. Kedua orang tuaku Yuliana Winarni dan Yohanes Sujiyana atas dukungan,
motivasi dan doa, serta cinta kasih yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi ini.
11. Mas Adit, Mbak Emi, Mas Juli dan Dek Wuri yang selalu memberikan
semangat.
12. Hanifahtu Solichah, Chatarina Andri, Veronika Fani Monika, Agata Selvi,
Veronika Ines, Stefany Dwiana Putri, Puspita Prasetyaningjati, Elisa Kurnia
Putri dan teman-teman Pendidikan Matematika 2013 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu per satu. Terimakasih karena telah memberikan motivasi
kepada penulis.
13. Romo Jonathan Bilie Cahyo Adi, Rosalia Mustikaningum, Laurentius Galih,
Elisabet Apti Elita Sari, Agustinus Adi Permadi, Willybrordus Bayu Putranto,
Yurika Anly Sugesi, Atanasia Wenhing Dewanti dan teman-teman OMK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Paroki Boro yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas
dukungan, semangat dan motivasinya.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Mengingat keterbatasan kemampuan penulis, maka dengan rendah hati penulis
bersedia menerima kritik dan saran.
Yogyakarta, 23 Oktober 2018
Penulis,
Theresia Nina Octaviandini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ..................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH . vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 7
E. Batasan Istilah ............................................................................................... 7
F. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
G. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... …….11
A. Dasar Teori ................................................................................................. 11
1. Belajar Matematika ................................................................................ 11
a. Pengertian Belajar Matematika ......................................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
b. Macam-Macam Gaya Belajar ........................................................... 13
c. Kesulitan Belajar ............................................................................... 15
d. Diagnosis Kesulitan Belajar .............................................................. 16
2. Pembelajaran Kooperatif ........................................................................ 17
a. Pembelajaran Kooperatif .................................................................. 17
b. Karakterisik Pembelajaran Kooperatif ............................................. 19
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif ......................................... 21
d. Prosedur Pembelajaran Kooperatif ................................................... 23
e. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif ............................................. 26
f. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif ............................................... 27
3. Hasil Belajar ........................................................................................... 29
a. Pengertian Hasil Belajar ................................................................... 29
b. Faktor-faktor ..................................................................................... 32
4. Keaktifan Siswa ...................................................................................... 32
a. Pengertian Keaktifan ........................................................................ 32
b. Macam-macam Keaktifan ................................................................ 34
c. Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan ............................................. 35
d. Kaktifan Siswa dalam Pembelajaran ................................................ 36
e. Indikator Keaktidan .......................................................................... 37
B. Materi Relasi dan Fungsi ............................................................................. 38
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 41
D. Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 44
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 44
B. Subyek Penelitian ........................................................................................ 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Objek Penelitian ........................................................................................... 45
D. Variabel Penelitian ....................................................................................... 45
E. Bentuk Data .................................................................................................. 46
F. Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 47
G. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 50
H. Teknik Analisis Data .................................................................................... 56
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 58
J. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian ................................................ 59
BAB IV PELAKSANAAN, ANALISI DATA, DAN PEMBAHASAN .............. 60
A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 60
B. Penyajian Data ............................................................................................. 66
1. Data Observasi ........................................................................................ 67
2. Data Uji Coba Tes Hasil Belajar ............................................................ 73
3. Data Tes Hasil Belajar Siswa ................................................................. 74
C. Analisis Data ................................................................................................ 75
1. Ananlisis Data Observasi Keaktifan Siswa ........................................... 75
2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ........................................................ 76
D. Pembahasan .................................................................................................. 78
1. Observasi Keaktifan Siswa ..................................................................... 78
2. Hasil Belajar Siswa ................................................................................. 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 81
A. Kesimpulan .................................................................................................. 81
B. Saran ............................................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83
LAMPIRAN .......................................................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Interprestasi Tingkat Reliabilitas .............................................. 53
Tabel 3.2 Daftar Keaktifan Siswa ......................................................................... 54
Tabel 3.3 Kriteria Persentase Keaktifan Siswa ...................................................... 56
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian ................................................................................... 57
Tabel 3.5 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ............................................................. 57
Tabel 3.6 Ketuntasan Belajar Siswa secara Kualitatif ........................................... 58
Tabel 4.1 Aktivitas Siswa di Kelas pertemuan I .................................................... 66
Tabel 4.2 Aktivitas Siswa di Kelas pertemuan II ................................................... 67
Tabel 4.3 Aktivitas Siswa di Kelas pertemuan III ................................................. 69
Tabel 4.4 Aktivitas Siswa di Kelas pertemuan IV ................................................. 70
Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Soal ............................................................................... 73
Tabel 4.6 Tes Hasil Belajar Siswa ......................................................................... 74
Tabel 4.7 Data Observasi Keaktifan Siswa di Kelas ............................................. 75
Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa dan Ketuntasan ...................................................... 76
Tabel 4.9 Kriteria Penilaian ................................................................................... 77
Tabel 4.10 Penilaian Hasil Belajar secara Kualitatif ............................................. 77
Tabel 4.11 Hasil Observasi Keaktifan Siswa ......................................................... 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN .................... 86
1.1 Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Sekolah ..................................... 87
LAMPIRAN II INSTRUMEN PEMBELAJARAN .............................................. 88
2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................................ 89
2.2 Lembar Kerja Siswa dan Kunci Jawaban................................................. 107
LAMPIRAN III INSTRUMEN PENELITIAN ................................................... 110
3.1 Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa .................................................... 111
3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa ............................................................ 112
3.3 Soal Tes Hasil Belajar Siswa ................................................................... 116
3.4 Kunci Jawaban dan Penskoran ................................................................. 118
LAMPIRAN IV HASIL PERHITUNGAN VALIDITAS ................................... 122
4.1 Validasi RPP ............................................................................................ 123
4.2 Validasi Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa ...................................... 125
4.3 Validasi Soal Tes oleh Pakar.................................................................... 127
4.4 Validasi Soal Tes dengan Excel .............................................................. 129
4.5 Validasi Soal Tes dengan SPSS .............................................................. 130
LAMPIRAN V HASIL PENELITIAN ................................................................ 132
5.1 Hasil Pengerjaan Tes Hasil Belajar Siswa .............................................. 133
LAMPIRAN VI FOTO – FOTO ........................................................................ 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin berkembang dunia dan kehidupan manusia, semakin berkembang
pula permasalahan yang dihadapi pendidikan. Jika perkembangan tersebut
tidak diimbangi oleh manusia yang cerdas maka perkembangan itu tidak akan
berguna untuk kehidupan di masa depan. Karena perkembangan tersebut
manusia dituntut untuk semakin maju dalam pemikiran-pemikiran tentang
pendidikan. Kini disadari bahwa pendidikan memiliki peran penting dalam
kehidupan dan kemajuan manusia. Dengan demikian, pendidikan harus betul-
betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas.
Pendidikan adalah suatu hal mutlak yang harus dipenuhi dalam upaya
untuk meningkatkan taraf hidup bangsa agar tidak sampai tertinggal dengan
bangsa lain, sebab dari pendidikan inilah nanti akan lahir generasi-generasi
penerus bangsa. Dalam UU. No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) Bab I pasal 1 menyebutkan bahwa: “Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara”
Salah satu masalah yang dihadapi di dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Padahal, proses pembelajaran sangat
mempengaruhi bagaimana hasil pendidikan yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikirnya. Proses pembelajaran di dalam kelas lebih
mengarahkan anak untuk menghafal informasi dan mengingat materi yang
diberikan. Akibatnya setelah lulus sekolah, mereka hanya pintar secara
teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi. Gejala-gejala ini merupakan gejala
umum dari hasil proses pendidikan kita. Proses pendidikan kita tidak
membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan
masalah hidup, serta tidak membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.
Kenyataan ini berlaku untuk semua mata pelajaran, termasuk juga mata
pelajaran matematika. Matematika sebagai ilmu dasar, dewasa ini telah
berkembang dengan sangat pesat, baik materi maupun kegunaannya, sehingga
dalam pembelajarannya di sekolah kita harus memperhatikan
perkembangannya, baik di masa lalu, masa sekarang maupun untuk masa
depan. Matematika sendiri berasal dari bahasa Yunani “mathein” atau
“manthenein” yang artinya “mempelajari”. Selain itu menurut James dalam
Ruseffendi mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan
satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam
tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri. Sedangkan mata pelajaran
matematika membutuhkan banyak aplikasi untuk menyelesaikan setiap soal
dan permasalahan yang ada.
Peran para guru sangat dibutuhkan dalam pembangunan sektor pendidikan.
Guru merupakan pemegang yang amat sentral. Guru adalah jantungnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pendidikan, tanpa peran aktif guru, kebijakan perubahan pendidikan
secanggih apapun akan sia-sia. Untuk itu agar semakin maksimal, para guru
dituntut untuk memiliki kemampuan mendesain programnya, menentukan
strategi, memiliki ketrampilan memilih dan menggunakan metode atau model
mengajar untuk diterapkan dalam sistem pembelajaran yang efektif. Menurut
Dri Atmaka (2004:17), pendidik atau guru adalah orang yang bertanggung
jawab untuk memberikan bantuan kepada siswa dalam pengembangan baik
fisik dan spiritual.
Dari hasil wawancara dengan guru SMP Pangudi Luhur Kalibawang dan
beberapa siswa di SMP Pangudi Luhur Kalibawang, disimpulkan bahwa guru
menyampaikan materi dengan metode ceramah, tanya jawab dan latihan soal.
Dengan metode seperti itu, siswa jadi enggan memperhatikan guru saat
pembelajaran dan membuat hasil belajar juga tidak maksimal. Guru selalu
menekankan siswa harus selalu menghafal materi. Guru belum pernah
mencoba menggunakan metode/model pembelajaran yang dapat
menumbuhkan motivasi dan keaktifan siswa dalam belajar matematika.
Berdasarkan hal tersebut di atas, ketepatan dalam pemberian pendekatan
dan penggunaan model pembelajaran untuk setiap materi itu sangat
mempengaruhi suasana dan hasil belajar siswa. Guru hendaknya dapat
memilih dan menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi
atau bahan ajar yang akan diberikan pada siswa. Dengan menggunakan
metode yang aktif dan menarik dapat menggugah semangat dan kemauan
siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Karena belajar merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sehingga kebiasaan belajar yang dilakukan siswa itu akan mempengaruhi
hasil yang dicapai.
Dalam pembelajaran matematika siswa dituntut untuk aktif dan kritis.
Siswa tidak sekedar mendengarkan penjelasan dari guru dan menghafalnya.
Tetapi siswa dituntut untuk aktif mengerjakan latihan soal supaya banyak tipe
soal yang pernah dicoba. Siswa juga dituntut untuk kritis dalam menemukan
sesuatu hal dalam pengerjaan soal. Proses pengerjaan soal tidak harus selalu
sama seperti yang diajarkan oleh guru, tetapi siswa juga dituntut untuk bisa
menemukan cara yang lain, untuk mengembangkan pola pikir siswa.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor dari
dalam diri siswa seperti minat siswa dalam belajar, karakteristik siswa dan
sebagainya. Perlu kita ketahui bahwa kemampuan antara siswa satu dengan
siswa yang lain itu berbeda-beda, hal itulah yang menyebabkan daya
penguasaan siswa akan materi yang diajarkan juga berbeda-beda. Untuk itu
diperlukan model pembelajaran yang dapat menanamkan pemahaman konsep
dasar para siswa sebagai acuan dalam memahami konsep selanjutnya.
Setiap siswa mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain.
Ada yang dengan cepat dan mudah menerima dan memahami pelajaran yang
disampaikan. Namun, ada juga siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar. Banyak orang yang beranggapan bahwa tolak ukur tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pemahaman dapat dilihat dari keberhasilannya pada mata pelajaran
matematika. Mereka menganggap bahwa dengan berhasil dalam mata
pelajaran matematika maka tingkat kecerdasan siswa itu tinggi. Banyak juga
yang menganggap mata pelajaran matematika adalah momok yang
menakutkan yang membuat siswa malas untuk lebih mendalami matematika.
Salah satu model yang dapat diterapkan pada pembelajaran matematika
dan yang berkembang saat ini adalah model pembelajaran kooperatif. Model
ini merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru memanfaatkan
kelompok-kelompok kecil siswa yang bekerja bersama untuk mencapai
sasaran belajar dan memungkinkan siswa memaksimalkan proses belajar satu
sama lain. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif ini juga
dapat membantu guru untuk melihat hasil belajar siswa dari aspek afektifnya.
Karena kebanyakan guru hanya melihat hasil belajar dari aspek kognitif saja.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu dan termotivasi untuk
menawarkan dan meneliti suatu model baru, berupa model pembelajaran
kooperatif untuk mencapai hasil belajar matematika siswa yang tinggi,
khususnya pada sub pokok bahasan relasi dan fungsi. Oleh karena itu peneliti
sengaja mengambil judul “Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa Kelas VIII
SMP Pangudi Luhur Kalibawang dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif dalam Materi Relasi dan Fungsi”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Perkembangan dunia yang semakin pesat membuat bertambahnya masalah
di dunia pendidikan yang menuntut manusia untuk semakin
mengembangkan pola pikirnya.
2. Proses pembelajaran yang kurang menarik dengan model pembelajaran
yang tidak bervariasi di SMP Pangudi Luhur Kalibawang pada materi
relasi dan fungsi membuat tidak tergugahnya semangat siswa dalam
belajar.
3. Dalam proses pembelajaran siswa kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikirnya. Proses pembelajaran di dalam kelas lebih
mengarahkan siswa untuk menghafal informasi dan mengingat materi yang
diberikan.
4. Dalam proses pembelajaran, guru belum pernah mencoba menggunakan
model pembelajaran yang dapat menumbuhkan keaktifan siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah dalam penelitian
dibatasi pada hasil belajar matematika dan keaktifan siswa kelas VIII SMP
Pangudi Luhur Kalibawang dikarenakan model pembelajaran yang kurang
menarik. Hal tersebut dijadikan sebagai pokok dari permasalahan dan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sebagai hal yang harus dikembangkan lagi dalam dunia pendidikan.
Pembatasan masalah ini dilakukan untuk mempermudah dalam penelitian.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka peneliti dapat
merumuskan permasalahan ini adalah :
1. Bagaimana model pembelajaran kooperatif di SMP Pangudi Luhur
Kalibawang pada materi relasi dan fungsi ditinjau dari keaktifan siswa ?
2. Bagaimana model pembelajaran kooperatif di SMP Pangudi Luhur
Kalibawang pada materi relasi dan fungsi ditinjau dari hasil belajar siswa ?
E. Batasan Istilah
Batasan istilah judul penelitian ini (Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa
Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Kalibawang dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif dalam Materi Relasi dan Fungsi) dimaksudkan
untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap objek pilihan
penelitian dan untuk menghindari penafsiran ganda atau penafsiran yang
salah mengenai judul penelitian ini, maka diperlukan gambaran atau batasan -
batasan sebagai berikut :
1. Belajar Matematika
Belajar matematika adalah belajar tentang rangkaian-rangkaian pengertian
(konsep) dan rangkaian pertanyaan-pertanyaan (sifat, teorema, dalil,
prinsip). Untuk mengungkapkan tentang pengertian dan pernyataan
diciptakan lambang-lambang, nama-nama, istilah dan perjanjian-perjanjian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
(fakta). Konsep yaitu pengertian abstrak yang memungkinkan seseorang
dapat membedakan suatu obyek dengan yang lain.
2. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar matematika adalah kemampuan-kemampuan yang diperoleh
siswa berupa nilai dan sikap berusaha untuk berpikir berdasarkan data
yang dapat digunakan setelah belajar matematika.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar
yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau
membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.
4. Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa adalah keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran
yang sedang berlangsung dimana siswa berinteraksi dengan siswa lain
maupun guru.
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian berjudul “Hasil Belajar
dan Keaktifan Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Kalibawang dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dalam Materi Relasi dan
Fungsi “, bertujuan untuk :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1. Mengetahui tingkat keberhasilan model pembelajaran kooperatif di SMP
Pangudi Luhur Kalibawang pada materi relasi dan fungsi ditinjau dari
keaktifan siswa.
2. Mengetahui tingkat keberhasilan model pembelajaran kooperatif di SMP
Pangudi Luhur Kalibawang pada materi relasi dan fungsi ditinjau dari hasil
belajar siswa.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman bagi peneliti tentang salah satu model
pembelajaran untuk mencapai hasil belajar siswa yang memuaskan yaitu
model pembelajaran kooperatif. Dari hasil penelitian ini juga dapat
digunakan sebagai tambahan dan masukan pengetahuan yang nantinya
dapat digunakan pada saat benar-benar menjadi pendidik serta sebagai
persyaratan untuk menempuh gelar S1.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan guru untuk memilih model pembelajaran
yang tepat bagi siswa yang sesuai dengan tujuan pengajaran dan guru
dapat mengetahui keefektifan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
3. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan keaktifan siswa, hasil belajar dan melatih sikap sosial
untuk saling peduli terhadap keberhasilan siswa lain dalam mencapai
tujuan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
1. Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar Matematika
Belajar adalah sesuatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya (Slameto, 2010 : 2).
Belajar adalah suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang
lebih buruk. Perubahan terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam
periode waktu cukup panjang. Perubahan ini disebabkan oleh
motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian dan biasanya hanya
berlangsung sementara. Tingkah laku yang mengalami perubahan
karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik
maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian pemecahan
masalah, keterampilan, kecakapan, atau kebiasaan maupun
sikap (Purwanto, 2006 : 85).
Sudjana juga berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan
sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek
yang ada pada individu yang belajar.
Adapun ciri-ciri perilaku khas yang menjadi karakteristik perilaku
belajar yang penting adalah:
1) Perubahan intensional dalam arti bukan pengalaman atau praktik
yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain
bukan kebetulan.
2) Perubahan positif dan aktif dalam arti baik, bermanfaat, serta sesuai
dengan harapan. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi
dengan sendirinya seperti karena proses kematangan, tetapi karena
usaha siswa itu sendiri.
3) Perubahan efektif dan fungsional dalam arti perubahan tersebut
membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa.
Perubahan proses belajar fungsional dalam arti bahwa ia relatif
menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut
dapat diproduksi dan dimanfaatkan.
4) Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada saat
proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut
bersifat potensial.
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh individu tentunya tidak akan
terlepas dari kegiatan pembelajaran. Menurut Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran sebagai proses
belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas
berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta
dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru
sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi
pelajaran.
Menurut Johson dan Myklebust dalam Abdurrahman (2003: 252)
matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika adalah
ilmu yang di dalamnya adalah tentang bilangan. Segala sesuatu yang
berubungan dengannya adalah yang mencakup segala bentuk prosedur
operasioal. Itu semua digunakan dalam menyelesaikan masalah
mengenai bilangan.
Belajar matematika berarti belajar ilmu pasti. Belajar ilmu pasti
berarti belajar bernalar. Jadi belajar matematika berarti berhubungan
dengan penalaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b. Macam-macam Gaya Belajar
1) Visual (Visual Learners)
Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada
ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus
diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham gaya seperti ini
mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk
kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang
khas bagi orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini.
Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran)
secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua
memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki
pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat
memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima
terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran
secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata
atau ucapan.
2) Auditori (Auditory Learners)
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada
pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya.
Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan
pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau
pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita
bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi
hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan
untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung,
ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
3) Kinestetik (Kinesthetic Learners)
Gaya belajar kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan
individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan
informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada
beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua
orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan
tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus
mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang
memiliki gaya ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca
penjelasannya.
c. Kesulitan Belajar
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2011 : 235) kesulitan belajar
adalah suatu kondisi dimana peserta didik tidak dapat belajar secara
wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan atau gangguan belajar.
Menurut Thursan Hakim (20015 : 14) kesulitan belajar adalah suatu
kondisi yang menimbulkan hambatan dalam proses belajar seseorang.
Hambatan itu menyebabkan orang tersebut mengalami kegagalan atau
setidak-tidaknya kurang berhasil mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
belajar adalah hambatan yang ditemui seseorang dalam belajar yang
dapat muncul karena faktor dari dalam diri siswa dan dari luar diri
siswa tersebut sehingga siswa dapat mengalami kegagalan dalam
mencapai tujuan belajar.
Secara garis besar, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar terdiri
atas dua macam :
1. Faktor intern siswa; yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang
muncul dari dalam diri siswa sendiri.
Yang bersifat kognitif ( ranah cipta ), antara lain seperti
rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa.
Yang bersifat afektif ( ranah rasa ), antara lain seperti
labilnya emosi dan sikap
Yang bersifak psikomotor ( ranah karsa ), antara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar ( mata
dan telinga )
2. Faktor ekstern siswa; yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang
datang dari luar diri siswa.
Lingkungan keluarga
Lingkungan masyarakat
Lingkungan sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
d. Diagnosis Kesulitan Belajar
Banyak langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru,
antara lain adalah prosedur Weener dan Senf (1982) sebagaimana
yang dikutip Wardani (1991) sebagai berikut :
1) Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang
siswa ketika mengikuti pelajaran.
2) Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang
diduga mengalami kesulitan belajar.
3) Mewawancarai orangtua atau wali siswa untuk mengetahui hal
keluarga yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
4) Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk
mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
5) Memberikan tes kemampuan intelegensi (IQ) khususnya kepada
siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.
2. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Kelompok merupakan konsep yang penting dalam kehidupan
manusia, karena sepanjang hidupnya manusia tidak akan terlepas dari
kelompoknya. Kelompok dalam konteks pembelajaran dapat diartikan
sebagai kumpulan dua orang individu atau lebih yang berinteraksi
secara tatap muka, dan setiap individu menyadari bahwa dirinya
bagian dari kelompoknya, sehingga mereka merasa memiliki, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
merasa saling ketergantungan secara positif yang digunakan untuk
mencapai tujuan bersama. Dalam proses pembelajaran kelompok
setiap anggota kelompok akan bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama pula.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat
sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).
Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan
memperoleh penghargaan, jika kelompok mampu menunjukkan
prestasi. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai
ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang akan
memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan
keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Setiap
individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi
untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki
kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi
keberhasilan kelompok.
Pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu
komponen tugas kooperatif dan komponen struktur insentif kooperatif.
Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok; sedangkan
struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok.
Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran
kooperatif, karena melalui itu setiap anggota kelompok bekerja keras
untuk belajar, mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai
materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan kelompok.
Jadi, hal yang menarik dari pembelajaran kooperatif adalah adanya
harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa
peningkatan prestasi belajar peserta didik juga mempunyai dampak
pengiring seperti relasi sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang
dianggap lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap
waktu, dan suka memberi pertolongan pada yang lain.
b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran yang lain.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih
menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang
ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian
penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama
untuk penguasaan materi teresebut. Adanya kerja sama inilah yang
menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif. Karakteristik
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1) Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim
merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
harus mampu membuat setiap siswa belajar. Semua anggota tim
(anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran
ditentukan oleh keberhasilan tim.
2) Didasarkan pada manajemen kooperatif
Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai empat
fungsi pokok, yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi
pelaksanaan, dan fungsi kontrol. Demikian juga dalam
pembelajaran kooperatif. Fungsi perencanaan menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang
agar proses pembelajaran berjalan secara efektif, misalnya
mencapai tujuan apa yang harus dicapai, bagaimana cara
mencapainya, apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan itu
dan lain sebagainya. Fungsi pelaksanaan menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan, melalui langkah-langkah pembelajaran yang sudah
ditentukan termasuk ketentuan-ketentuan yang sudah disepakati
bersama. Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah pekerjaan bersama antar setiap anggota
kelompok, oleh sebab itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab
setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol menunjukkan bahwa
dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria
keberhasilan baik melalui tes maupun nontes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
3) Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh
keberhasilan seacara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja
sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif.
Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan
tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan
perlunya saling membantu.
4) Keterampilan bekerja sama
Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikan
melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam
keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu
didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan bekomunikasi
dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai
hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap
siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, dan
memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Terdapat empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, seperti
dijelaskan di bawah ini :
1) Prinsip ketergantungan positif (positif interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu
penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan
setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas
kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota.
Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa
saling ketergantungan.
Untuk terciptanya kelompok kerja yang efektif, setiap anggota
kelompok masing-masing perlu membagi tugas sesuai dengan
tujuan kelompoknya. Tugas tersebut tentu saja disesuaikan dengan
kemampuan setiap anggota kelompok. Inilah hakikat
ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa
diselesaikan manakala ada anggota yang tak bisa menyelesaikan
tugasnya, dan semua ini memerlukan kerja sama yang baik dari
masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang
mempunyai kemampuan lebih, diharapkan mau dan mampu
membantu temannya untuk menyelesaikan tugasnya.
2) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama.
Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap
anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki
tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus
memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelomponya. Untuk
mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap
individu dan juga kelompok. penilaian individu bisa berbeda, akan
tetapi penilaian kelompok harus sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang
luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling
memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap
muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap
anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap
perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan
mengisi kekurangan masing-masing. Kelompok belajar kooperatif
dibentuk secara heterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang
sosial, dan kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan
semacam ini akan menjadi modal utama dalam proses saling
memperkaya antar anggota kelompok.
4) Partisipasi dan komunikasi (participation communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu
berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat
penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat
kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan pembelajaran
kooperatif, guru perlu membekali siswa dengan kemampuan
berkomunikasi.
d. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat
tahap :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1) Penjelasan materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian
pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam
kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa
tehadap pokok materi penjelasan. Pada tahap ini guru memberikan
gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang
selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran
kelompok (tim).
2) Belajar dalam kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-
pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar
pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk
sebelumnya. Pengelompokan dalam pembelajaran kooperatif
bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan
perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender,
latar belakang agama, sosial-ekonomi, dan etnik, serta perbedaan
kemampuan akademik. Dalam hal kemampuan akademis,
kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang
berkemampuan akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan
sedang, dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis
kurang (Anita Lie, 2005). Selanjutnya, Lie menjelaskan beberapa
alasan lebih disukainya pengelompokan heterogen. Pertama,
kelompok heterogen memberikan kesempatan untik saling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
mengajar (peer tutoring) dan salin mendukung. Kedua, kelompok
ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnis, dan
gender. Terakhir, kelompok heterogen memudahkan pengelolaan
kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan
akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga
orang. Melalui pembelajaran dalam tim siswa didorong untuk
melakukan tukar-menukar (sharing) informasi dan pendapat,
mendiskusikan permasalahan secara bersama, membandingan
jawaban mereka, dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.
3) Penilaian
Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan
dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara
individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan
memberikan informasi kemampuan setiap siswa; dan tes kelompok
akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil
akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua.
Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya.
Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam
kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap anggota
kelompok.
4) Pengakuan tim
Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang
dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan
pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim
untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain
untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.
e. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif
1) Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu
menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah
kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi
dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang siswa yang lain.
2) Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal
dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3) Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada
orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta
menerima segala perbedaan.
4) Pembelajaraan kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap
siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
5) Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup
ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus
kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga
diri,hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain,
mengembangkan keterampilan me-manage waktu,dan sikap positif
terhadap sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
6) Melalui pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan
kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri,
menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan
masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang
dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
7) Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa
menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi
nyata (riil).
8) Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini
berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
f. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
1) Untuk memahami dan mengerti filosofi pembelajaran kooperatif
memang butuh waktu. Sangat tidak rasional kalau kita
mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan
memahami filsafat cooperative learning. Untuk siswa yang
dianggap memiliki kelebihan, contohnya, mereka akan merasa
terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan.
Akibatnya, kedaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja
sama dalam kelompok.
2) Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa saling
membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang
efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya
dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa.
3) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif
didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru
perlu menyadari, bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang
diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
4) Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya
mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode
waktu yang cukup panjang, dan, hal ini tidak mungkin dapat
tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan
strategi ini.
5) Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang
sangat penting untuk siswa, akan tetap banyak aktivitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara
individual. Oleh karena itu idealnya melalui pembelajaran
kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus
belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai
kedua hal itu dalam pembelajaran kooperatif memang bukan
pekerjaan yang mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajar (Nana Sudjana, 2010 : 22).
Winkel (Purwanto 2010 : 45) berpendapat bahwa hasil belajar adalah
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan
tingkah lakunya. Nana Sudjana (2006 : 22) mendefinisikan hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Benyamin Bloom (Nana Sudjana,
2006 : 22) mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Adapun hasil
yang ingin dicapai adalah :
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental
(otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah
termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki enam
jenjang atau aspek, yaitu:
a. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
b. Pemahaman (comprehension)
c. Penerapan (application)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (syntesis)
f. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir
yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu
mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang
menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan
beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian aspek kognitif
adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan
mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke
tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
2) Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan,
minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa
sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang
telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil
belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai
tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang,
yaitu:
a) Receiving atau attending ( menerima atua memperhatikan)
b) Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya
partisipasi aktif”
c) Valuing (menilai atau menghargai)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
d) Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
e) Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi
dengan suatu nilai atau komplek nilai)
3) Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotorik
ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif
(memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru
tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku).
Ranah psikomotorik adalah berhubungan dengan aktivitas fisik,
misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan
sebagainya.
Hasil belajar keterampilan (psikomotorik) dapat diukur melalui:
(1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik
selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah
mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes
kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan,
dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan
kelak dalam lingkungan kerjanya.
Dari pernyataan-pernyataan di atas hasil belalar matematika adalah
kemampuan-kemampuan yang diperoleh siswa berupa nilai dan sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
berusaha untuk berpikir berdasarkan data yang dapat digunakan
setelah belajar matematika.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
1) Faktor Internal ( berasal dari dalam diri anak )
Aspek Fidiologis
Aspek Psikologis ( intelegensi, sikap, bakat, minat, dan
motivasi )
2) Faktor Eksternal ( berasal dari luar diri anak )
Lingkungan Sosial
Lingkungan Non Sosial
3) Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau
strategi yang digunakan anak dalam menunjang keefektifan dan
efisiensi proses pembalajaran materi tertentu.
4. Keaktifan Siswa
a. Pengertian Keaktifan Siswa
Unsur terpenting dalam keberhasilan proses pembelajaran pada
keaktifan siswa. Menurut Nana Sudjana (2010 : 28) belajar merupakan
proses yang aktif, apabila tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan
belajar sebagai responsi siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin
siswa dapat mencapai hasil yang dikehendaki.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998 : 17) menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
bahwa aktif berarti giat (bekerja atau berusaha) sedangkan keaktifan
adalah hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Maka guru perlu
mencari cara untuk meningkatkan keaktifan siswa. Keaktifan
merupakan motor dalam kegiatan belajar, siswa dituntut untuk aktif.
Menurut Nana Sudjana (2005 : 72) keaktifan siswa dapat dilihat
dari keikutsertaan siswa dalam melaksanakan tugas belajarnya, terlibat
dalam memecahkan masalah, bertanya kepada siswa lain atau guru
apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, berusaha mencari
berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau
soal, serta menilai kemampuan diri sendiri dan hasil-hasil yang
diperoleh.
Keaktifan siswa pada saat belajar matematika tampak pada
kegiatan berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran. Keaktifan
belajar siswa tidak lepas dari paradigma pembelajaran yang diciptakan
oleh guru.
Keaktifan peserta didik dalam proses belajar merupakan upaya
peserta didik dalam memperoleh pengalaman belajar, yang mana
keaktifan belajar peserta didik dapat ditempuh dengan upaya kegiatan
belajar kelompok maupun belajar secara perseorangan.
Berdasarkan beberapa pengertian keaktifan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa keaktifan yaitu keikutsertaan siswa dalam proses
pembelajaran yang sedang berlangsung dimana siswa berinteraksi
dengan siswa lain maupun guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Macam-macam Keaktifan
Menurut Sriyono, dkk (1992 : 75) keaktifan jasmani dan rohani
yang dilakukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar adalah
sebagai berikut :
1) Keaktifan indera
2) Keaktifan akal
3) Keaktifan ingatan
4) Keaktifan emosi
Sebenarnya semua proses belajar mengajar peserta didik
mengandung unsur keaktifan, tetapi antara peserta didik yang satu
dengan yang lainnya tidak sama. Oleh karena itu, peserta didik harus
berpartisipasi aktif secara fisik dan mental dalam kegiatan belajar
mengajar. Keaktifan peserta didik dalam proses belajar merupakan
upaya peserta didik dalam memperoleh pengalaman belajar, yang
mana kekatifan belajar peserta didik dapat ditempuh dengan upaya
kegiatan belajar kelompok maupun belajar secara perseorangan.
c. Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan
Muhhibin Syah (2008 : 146) mengatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi kekatifan belajar peserta didik dapat digolongkan
menjadi tiga macam, yaitu faktor internal (faktor dari dalam peserta
didik), faktor eksternal (faktor dari luar peserta didik), dan faktor
pendekatan belajar. Secara sederhana faktor-faktor yang
mempengaruhi keaktifan peserta didik tersebut dapat diuraikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
sebagai berikut :
1) Faktor Internal
a) Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-
sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intesitas peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran.
b) Aspek psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh
karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja
mempengaruhi belajar seseorang. Adapun faktor psikologis
peserta didik yang mempengaruhi kekatifan belajarnya adalah
intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal peserta didik merupakan faktor dari luar
siswa yakni kondisi lingkungan sekitar siswa. Adapun yang
termasuk dari faktor eskternal diantaranya adalah : a) lingkungan
sosial, yang meliputi : guru, staf administrasi dan teman-teman
sekelas; b) lingkungan non sosial, yang meliputi: gedung sekolah
dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar
yang digunakan peserta didik.
3) Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar merupakan segala cara atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
strategi yang digunakan peserta didik dalam menunjang keektifan
dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu.
d. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran tidak hanya guru yang aktif dalam
menyampaikan penjelasan materi tetapi dibutuhkan juga kekatifan
peserta didik agar kegiatan proses belajar mengajar lebih maksimal.
Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran itu sendiri
merupakan interaksi antara guru dan peserta didik. Menurut Mulyono
(Kurniawati, 2009 : 12) keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau
segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik
fisik maupun non fisik.
Keaktifan yang dimaksud disini adalah pada peserta didik, sebab
dengan adanya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran
akan tercipta situasi belajar yang aktif. Menurut Sudjana (2001 : 61)
dalam penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat
sejauh mana keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses belajar
mengajar.
Menurut Usman (2013:22) berpendapat bahwa aktivitas belajar
peserta didik digolongkan ke dalam beberapa hal, yaitu :
1) Aktivitas visual seperti membaca, menulis, eksperimen, dan
demonstrasi.
2) Aktivitas lisan seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab,
diskusi dan menyanyi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3) Aktivitas mendengarkan seperti mendengarkan penjelasan guru,
ceramah, dan pengarahan.
4) Aktivitas gerak seperti senam, atletik, menari, dan melukis.
5) Aktivitas menulis seperti mengarang, membuat makalah, dan
membuat surat.
Dari jenis-jenis aktivitas di atas dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh peserta didik dan cara belajar peserta didik yang
aktif di dalam proses belajar mengajar.
e. Indikator Keaktifan dalam Kegiatan Pembelajaran
Keaktifan peserta didik dalam kegiatan proses pembelajaran
merupakan hal yang snagat penting. Kegiatan disini adalah
keterlibatan peserta didik yang secara langsung dapat dilihat. Meurut
Sudjana (2001:61) keaktifan peserta didik dapat dilihat dalam hal :
1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.
2) Terlibat dalam pemecahan masalah.
3) Bertanya pada peserta didik lain atau guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapi.
4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah.
5) Melakukan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.
6) Melatih diri dalam memecahkan persoalan masalah atau soal.
7) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh.
8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
diperolehnya dan menyelesaikan tugas atau persoalan yang
dihadapinya.
B. Materi
1. Relasi
a. Pengertian Relasi
Relasi adalah hubungan antara dua himpunan. Relasi antara dua
himpunan, contoh himpunan A dengan himpunan B adalah suatu aturan
yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-
anggota himpunan B.
b. Penyajian Relasi
1) Diagram Panah
Relasi antara himpunan A dengan himpunan B dinyatakan dengan
panah-panah yang memasangkan anggota himpunan A dengan
anggota himpunan B. Karena penggambarannya menggunakan
bentuk panah (arrow) maka disebut dengan diagram panah.
2) Diagram Kartesius
Relasi antara dua himpunan dapat dinyatakan ke dalam pasangan
3
4
3
4
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
berurutan yang kemudian dituangkan dalam dot (titik-titik) dalam
diagram cartesius. Contoh dari relasi suka dengan warna di atas
dapat digambarkan dalam bentuk diagram cartesius sebagai
berikut:
3) Himpunan Pasangan Berurutan
Sebuah relasi juga dapat dinyatakan dengan menggunakan
pasangan beruturan. Artinya kita memasangkan himpunan A
dengan himpunan B secara berurutan.
Contoh : Eko menyukai warna merah, Rina menyukai warna
hitam, Tono menyukai warna merah, Dika menyukai warna biru.
Jadi, bisa dinyatakan relasinya dengan pasangan berurutan
sebagai berikut: (eko, merah), (rina, hitam), (tono, merah), (dika,
biru).
Jadi relasi antara himpunan A dengan himpunan B dapat
dinyatakan sebagai pasangan berurutan (x,y) dengan x ∈ A dan y
∈ B.
0
10
20
30
40
0 1 2 3 4 5 6 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Fungsi
a. Pengertian Fungsi
Fungsi atau pemetaan adalah hubungan atau relasi spesifik yang
memasangkan setiap anggota suatu himpunan dengan tepat satu
anggota himpunan yang lain.
b. Penyajian Fungsi
Misalkan ada contoh P = {0,2,4} dan Q = {-3,-2,-1,0,1,2,3}. Jika
fungsi P ke Q ditentukan dengan , maka penyajiannya :
1) Himpunan Pasangan Berurutan
Himpunan pasangan berurutan dari fungsi f tersebut adalah
{(0,-2), (2,0), (4,2)}
2) Diagram Panah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3) Grafik
4) Rumus Fungsi
Rumus Fungsi dari fungsi tersebut adalah 2
C. Kerangka Berpikir
Salah satu faktor untuk mencapai tujuan pendidikan adalah proses
pembelajaran yang dilaksanakan. Proses pembelajaran yang baik yaitu
pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam lingkungan
sekitar, memotivasi siswa untuk aktif, dan memberikan kebebasan siswa
untuk berkreasi dalam melakukan pembelajaran secara optimal. Pencarian
informasi merupakan keterampilan awal harus dikuasai oleh siswa yang
Model
Pembelajaran
Kooperatif
Hasil Belajar
Siswa
Keaktifan Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
diakui dengan pemantapan informasi di kelas yang dilanjutkan dengan
pengembangan keterampilan akan menjadikan siswa menguasai dasar-dasar
keterampilan tersebut. Tahap berikutnya adalah memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang sudah dikuasai dalam
berbagai situasi dan materi pelajaran baru.
Suatu keputusan penting dalam pengembangan proses pembelajaran
adalah penentuan model pembelajaran yang dilakukan. Kesalahan penerapan
suatu model pembelajaran akan berpengaruh terhadap hasil belajar dan
perkembangan mental siswa sehingga siswa kurang mampu menggunakan
keterampilan berpikirnya. Pembelajaran yang hanya berlangsung satu arah
dan kurang melibatkan mental siswa secara aktif akan menghambat hasil
belajar siswa sehingga pembelajaran hanya bersifat hafalan.
Pada kondisi awal siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Kalibawang
mempunyai kualitas belajar metematika yang rendah. Siswa belum bisa aktif
dalam pembelajaran dan masih terpancang dengan materi yang disampaikan
guru. Hal ini dikarenakan guru masih kurang optimal memanfaatkan model
pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan
kualitas belajar matematika.
D. Hipotesis Penelitian
Dugaan sementara dari penelitian yang berjudul “Hasil Belajar Siswa
ditinjau dari Perilaku Kognitif dan Afektif dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Kalibawang dalam Materi Relasi dan Fungsi” adalah : hasil belajar siswa
yang didapatkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dapat
memberikan prestasi belajar yang memuaskan dalam ranah kognitif maupun
afektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif –
kuantitatif. Kuantitatif karena penelitian ini dengan desain spesifik, jelas dan
rinci. Rencana ditentukan dari awal dengan mantap yang akan menjadi
pegangan langkah demi langkah. Hasil pengukuran variabel yang
dioperasionalkan dengan metode instrumen. Sampel yang diambil dengan
jumlah 25 anak. Analisis dapat dilakukan setelah selesai pengumpulan data.
Dikatakan kualitatif karena dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan
metode observasi dan wawancara. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian
ini berupa bilangan dan uraian. Jenis data berupa bilangan diperoleh dari nilai
hasil belajar siswa dalam pengerjaan tes akhir. Jenis data uraian diperoleh
dari hasil pengamatan/observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, penelitian ini dimaksud sebagai
usaha membantu siswa membangun pemahaman terhadap materi relasi dan
fungsi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Dalam
membangun pemahaman tersebut, peneliti berperan sebagai pelaksana
pembelajaran. Penelitian ini lebih menekankan pada proses pembelajaran dan
hasil akhir pembelajaran. Proses yang diamati adalah aktifitas siswa selama
melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil akhir pembelajaran dalam penelitian
ini akan dilihat dari perilaku kognitif dan perilaku afektif siswa.
Perilaku kognitif dinilai dengan menggunakan tes pada akhir pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Sedangkan perilaku afektif dinilai berdasarkan pengamatan selama proses
pembelajaran.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP
Pangudi Luhur Kalibawang. Jumlah siswa di kelas VIII SMP Pangudi Luhur
Kalibawang sebanyak 25 orang. Alasan dipilih kelas VIII karena siswa kelas
VIII dalam proses pembelajaran masih bersifat pasif. Diharapkan dengan
adanya model pembelajaran kooperatif ini, siswa dapat lebih aktif dalam
proses belajar mengajar.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah :
1. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika.
2. Keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.
D. Perumusan Variabel-Variabel
Variabel adalah karakteristik yang bisa diduplikasi ke dalam sekurang-
kurangnya dua klasifikasi atau indikator.
Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel penjelas, variabel penentu/variabel
penduga. Variabel bebas dari penelitian ini adalah pembelajaran dengan
menggunanakan model pembelajaran kooperatif. Karena dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
penelitian ini diharapkan pembelajaran kooperatif akan menjadi tolak
ukur keberhasilan belajar matematika.
Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel konsekuensi atau akibat. Variabel
terikat dari penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik. Karena yang
akan dicari adalah seberapa besar hasil belajar peserta didik dengan
pembelajaran kooperatif.
E. Bentuk Data
Bentuk data dalam penelitian ini berupa:
1. Data Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa yang diperlukan dalam penelitian ini adalah hasil
belajar siswa dalam ranah kognitif dan ranah afektif.
a. Hasil belajar siswa dalam ranah kognitif
Data hasil belajar yang diperoleh dalam ranah kognitif ini
merupakan data prestasi belajar siswa yang berbentuk nilai atau skor.
Dari data ini, peneliti ingin melihat keberhasilan pembelajaran yang
dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
ditinjau dari prestasi belajar siswa.
b. Hasil belajar siswa dalam ranah afektif
Data hasil belajar yang diperoleh dalam ranah afektif ini
merupakan data keaktifan siswa dan perilaku siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Dari data ini, peneliti ingin melihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif ditinjau dari perilaku siswa.
2. Data Observasi
Data observasi yang dilakukan oleh peneliti dilakukan untuk
membantu memperkuat hasil belajar siswa dengan mendeskripsikan
keadaan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan
yang diamati adalah kegiatan siswa selama pembelajaran sebelum
menggunakan model pembelajaran kooperatif dan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan
pengamatan terhadap objek penelitian. Observasi dapat dilaksanakan
secara langsung maupun tidak langsung. Observasi langsung adalah
mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-
gejala subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam
situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus
dilakukan. Sedangkan observasi tidak langsung adalah mengadakan
pengamatan terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki dengan
perantara sebuah alat. Pelaksanaannya dapat berlangsung di dalam situasi
yang sebenarnya maupun di dalam situasi buatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data
yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda serta rekaman
gambar. Adapun metode ini, peneliti gunakan untuk memperoleh data
hasil belajar siswa tentang proses model pembelajaran kooperatif ditinjau
dari ranah afektif (perilaku siswa selama pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif).
2. Catatan lapangan
Dalam hal ini, peneliti mencatat informasi apa saja yang didapatkan
saat observasi. Selain itu, dalam penelitian ini catatan lapangan digunakan
untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam instrumen pengumpulan
data yang ada dari awal tindakan sampai akhir tindakan. Dengan demikian
diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam kegiatan
penelitian ini.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan benda tertulis
maupun benda tidak tertulis. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
foto , karya dan sebagainya. Dokumen dari penelitian ini akan dijadikan
sebagai bukti dalam penelitian. Dokumentasi dilakukan dengan
mengambil foto pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Tes Hasil Belajar Siswa
Tes adalah latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
penelitian ini tes dilaksanakan dengan latihan soal sebanyak 10 soal
berbentuk essay. Tes ini bertujuan untuk mengetahui ketercapaian hasil
belajar siswa ditinjau dari ranah kognitif.
Sudijano mengemukakan dalam dunia pendidikan yang dimaksud
dengan tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu
ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan
yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang
harus dikerjakan oleh testee (peserta tes), sehingga atas data yang
diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi testee, nilai mana dapat
dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau
dibandingkan dengan nilai standar.
Tes yang digunakan pada penelitian ini berupa soal essay yang
dilaksanakan pada saat akhir tindakan (post test) yang nantinya hasil tes
ini akan diolah untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses
model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran matematika.
G. Instrumen Pengumpulan Data
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Proses Pembelajaran (RPP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Menurut Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar
proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan
pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar.
Menurut Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013 lampiran IV tentang
Implementasi Kurikulum Pedoman Pembelajaran, RPP paling sedikit
memuat :
Tujuan pembelajaran
Materi pembelajaran
Metode pembelajaran
Sumber belajar
Penilaian
Pada penelitian ini, RPP mengacu pada langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran yang berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik. LKS biasanya berupa
petunjuk, langkah untuk menyelesaikan suatu tugas, suatu tugas yang
diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar
yang akan dicapainya. (Depdiknas; 2004; 18). LKS yang dibuat
mengacu pada indikator dan tujuan pembelajaran.
2. Instrumen Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
a. Soal Tes Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif yang dilihat dari hasil
belajar siswa, maka peneliti mengadakan tes hasil belajar siswa
dengan materi relasi dan fungsi. Bentuk soal yang diberikan adalah
soal essay yang terdiri dari 10 butir soal. Penyusunan soal tes
meengacu pada indikator pembelajaran dan kisi-kisi yang telah
ditentukan oleh peneliti dan telah divalidasi. Materi pokok yang
digunakan adalah bab relasi dan fungsi.
Sebelum soal tes ini digunakan dilakukan ujicoba untuk melihat
validitas butir dan reliabilitas yang dilakukan oleh kelas IX yang
sebelumnya sudah mempelajari materi relasi dan fungsi. Selain itu
juga dilakukan validasi pakar terhadap soal tes.
1) Validitas Tes Hasil Belajar
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu isntrumen. Sebab instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
(Suharsimi, 2006: 168). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan jenis validasi isi dan dan validasi butir.
Teknik penilaian pakar dilakukan peneliti dengan meminta
bantuan dosen pengampu mata kuliah aljabar untuk menelaah
konsep materi instrumen tes hasil belajar siswa, sehingga layak
untuk digunakan dalam penelitian. Peneliti juga menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
validasi butir dengan menggunakan rumus korelasi Product
moment dari Pearson dengan mengkorelasikan skor yang didapat
siswa pada suatu butir soal dengan skor total yang didapat. rumus
korelasi Product moment dari Pearson yaitu :
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }
Keterangan :
: Koefisien relasi antara variabel X dan Y, dua variabel
yang dikorelasi
: banyaknya sampel
: skor item nomor
: skor total
Untuk mengetahui validitas tiap item soal dari hasil tes uji
coba hasil belajar yang dianalisis menggunakan rumus korelasi
Product moment dari Pearson. Hasil yang diperoleh
dikonsultasikan dengan r product moment dengan taraf signifikan
5%.
Jika maka item soal tersebut valid.
Jika maka item soal tersebut tidak valid.
dapat dilihat dengan mennggunakan tabel nilai-nilai r Product
Moment berikut dengan taraf signifikan 5%.
2) Reliabilitas Tes Hasil Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Kata reliabilitas diambil dalam bahasa inggris dari kata
reliability dan berasal dari kata reliable yang artinya dapat
dipercaya, keajegan, konsisten, keandalan, kestabilan yang
digunakan sebagai alat pengumpulan data. Reliabilitas instrumen
dalam penelitian ini diperoleh dengan mengolah dat hasil uji coba
instrumen dengan menggunakan rumus Alpha :
(
)(
∑
)
Keterangan :
: relibilitas instrumen
: banyak soal
: jumlah varians soal
: varians total
Untuk mengetahui reliabilitas soal tes ditentukan menggunakan
tabel interprestasi tingkat reliabilitas sebagai berikut :
Tabel 3.1
Kriteria Interprestasi Tingkat Reliabilitas Koefisien Korelasi Interprestasi
Antara 0,800 sampai 1,00 Sangat Tinggi
Antara 0,600 sampai 0,800 Tinggi
Antara 0,400 sampai 0,600 Cukup
Antara 0,200 sampai 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai 0,200 Sangat Rendah
Sumber : Suharsimi (2006:276)
b. Instrumen Observasi Aktivitas Siswa
Instrumen observasi aktivitas siswa terdiri dari kegiatan-kegiatan
siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
model pembelajaran kooperatif. Berikut adalah tabel observasi
aktivitas siswa :
Tabel 3.2
Daftar Keaktifan Siswa
No
Aktivitas Siswa
(hal yang
diamati)
Menit ke Jumlah
15 30 45 60 75
1
Siswa siswa
melakukan
pengamatan.
2
Siswa bertanya
jika ada hal yang
kurang
dimengerti.
3
Siswa melakukan
interaksi antar
siswa pada saat
diskusi.
4
Siswa
menggunakan
media pada saat
pembelajaran
(buku paket,
LKS)
5
Siswa berani
mempresentasika
n hasil diskusi
dan pekerjaan
kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
6
Siswa mengikuti
arahan dari guru
untuk mengamati
dan mngerjakan
latihan
7 Siswa mencatat
hal-hal penting.
8
Siswa
mengacungkan
tangan untuk
menanggapi
presentasi dari
kelompok lain.
9
Siswa berani
mengemukakan
saran dan
pendapat.
10
Siswa membuat
kesimpulan
materi yang telah
diberikan.
H. Metode Analisis Data
1. Analisis Data Observasi Keaktifan Siswa
Data hasil observasi keaktifan siswa di kelas yang dilakukan oleh
observer kemudian dianalisis dengan persentase keaktifan siswa di kelas
pada tiap pertemuan dalam penelitian. Dari persentase yang telah
didapatkan kemudian disimpulkan dari kriteria persentase keaktifan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Kriteria yang digunakan oleh peneliti adalah kriteria yang digunakan oleh
Kartika Budi dalam Widya Dharma edisi April 2001.
Tabel 3.3
Kriteria Persentase Keaktifan Siswa Frekuensi (%) Kriteria
80 < x ≤ 100 Sangat Aktif
60 < x ≤ 80 Aktif
40 < x ≤ 60 Cukup Aktif
20 < x ≤ 40 Kurang Aktif
0 ≤ x ≤ 20 Tidak Aktif
Persentase keaktifan siswa tiap pertemuan dapat digunakan untuk melihat
peningkatan keaktifan siswa di kelas.
2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa dalam penelitian ini didapatkan dari tes hasil
belajar siswa. Soal tes dalam penelitian ini terdiri dari 10 butir soal essay.
Soal nomor 1, 9, 10 jika tepat diberi skor 5. Sedangkan soal nomor 2, 3, 4,
6 memiliki skor 10. Soal nomor 5, 7, 8 memiliki skor maksimal 15.
Dengan demikian akan didapatkan nilai siswa yang merupakan jumlah
dari skor yang didapatkan yaitu dengan rentan 0-100. KKM yang harus
dicapai oleh siswa lebih dari atau sama dengan 70.
Menghitung rata-rata kelas dengan rumus :
Menghitung presentase ketuntasan hasil belajar siswa :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Untuk melihat presentase ketuntasan hasil belajar siswa peneliti
menggunakan tabel penilaian Kartika Budi dalam sebuah jurnal ilmiah
(2001:53) sebagai landasan analisis. Hasil belajar siswa ditetapkan
menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut :
Tabel 3.4
Kriteria penilaian
Inteval Skor (%) Nilai
≤44 4
45 – 54 5
55 – 64 6
65 – 74 7
75 – 84 8
85 – 94 9
95 – 100 10
Tabel 3.5
Ketuntasan Hasil Belajar Siswa % siswa yang berhasil Keterangan
≤ 40 sangat rendah
41 – 55 Rendah
56 – 65 Cukup
66 – 79 Tinggi
80 - 100 sangat tinggi
Tabel 3.6
Ketuntasan Belajar Siswa secara Kualitatif
.
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Agar penelitian ini berjalan dengan lancar, maka dibuat suatu rencana
kegiatan penelitian yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan kegiatan
Jumlah siswa yang memperoleh nilai Kriteria
≥8 ≥7 ≥6 ≥5 ≥4
≥75% Sangat Tinggi
<75% ≥75% Tinggi
<75% ≥65% Cukup
<65% ≥65% Rendah
<65% Sangat Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
yang akan dilaksanakan pada penelitian ini. Rencana kegiatan yang akan
dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan
dalam penelitian, anatara lain :
1) Peneliti datang ke sekolah meminta ijin kepada sekolah untuk
melakukan observasi dan penelitian pada anak-anak kelas VIII SMP
Pangudi Luhur Kalibawang
2) Peneliti melakukan observasi atau mengamati kegiatan belajar
mengajar mata pelajaran matematika di kelas VIII untuk mengetahui
bagaimana guru memberikan pengajaran dan bagaimana karakter
siswa
3) Menentukan materi yang akan digunakan dalam penelitian
4) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
5) Menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa dan soal tes hasil
belajar siswa
6) Peneliti melakukan uji coba soal tes hasil belajar siswa kepada siswa
kelas IX SMP Pangudi Luhur Kalibawang dan melakukan validasi
pakar
7) Peneliti melakukan revisi soal, apabila soal tidak valid
b. Pelaksanaan dan pengamatan
Pada tahap ini, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
1) Peneliti melakukan pembelajaran di kelas VIII dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan RPP
2) Peneliti melakukan ulangan harian ( tes hasil belajar siswa) mengenai
materi pembelajaran yang telah diajarkan
3) Peneliti meminta rekan sebagai observer untuk melihat keaktifan
siswa dalam pembelajaran
c. Pengolahan dan penyusunan laporan
1) Peneliti mengolah data hingga diperoleh kesimpulan.
2) Peneliti menyusun laporan penelitian yang telah dilaksanakan
J. Setting Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada
Tempat : SMP Pangudi Luhur Boro
Waktu : Bulan oktober-november
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISIS DATA,
DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas VIII SMP Pangudi Luhur Kalibawang selama
4 kali kegiatan pembelajaran dan 1 kali tes pada akhir pembelajaran yang
sudah disepakati oleh guru mata pelajaran.
1. Perencanaan Pembelajaran
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu bertemu
dengan guru mata pelajaran matematika untuk menentukan waktu
penelitian yang digunakan peneliti melakukan penelitian dan mencocokan
materi yang akan diberikan pada saat pembelajaran. Selain itu, peneliti
juga berkonsultasi dengan dosen pembimbing mengenai instrumen-
instrumen yang akan digunakan untuk penelitian serta melakukan validasi
pakar untuk soal yang akan diujikan pada salah satu dosen matematika
Universitas Sanata Dharma, dan melakukan validasi butir soal pada 28
siswa kelas IX SMP Pangudi Luhur Kalibawang. Terdapat beberapa
perbaikan soal setelah dilakukan validasi. Pembelajaran dilakukan
sebanyak 4 kali pertemuan, 11 jam pelajaran, setiap 1 jam pelajaran
berdurasi 40 menit untuk kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif dan 1 kali pertemuan, 2 jam pelajaran
untuk tes hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
2. Pembelajaran
a. Pertemuan pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Oktober 2017.
Pada pertemuan ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif sesuai RPP
yang telah disusun yaitu membahas mengenai relasi serta macam-
macam penyajian relasi.
Pembelajaran dimulai dengan peneliti memberikan salam pembuka
dan melakukan perkenalan kepada siswa-siswa kelas VIII SMP
Pangudi Luhur Kalibawang. Kemudian peneliti memeriksa kehadiran
siswa, memastikan bahwa siswa siap mengikuti pembelajaran dan
menyampaikan materi yang akan dipelajari, yaitu tentang Relasi dan
Fungsi. Peneliti juga menyampaikan tujuan pembelajaran serta
langkah-langkah yang akan dilakukan selama proses pembelajaran.
Kegiatan pendahuluan berlangsung kira-kira 15 menit. Setelah itu,
siswa diminta untuk membuat silsilah keluarga masing-masing dan
menukarkannya kepada teman di sebelahnya untuk saling mengamati
dan mencoba mencari informasi apa yang mereka dapat dari silsilah
keluarga tersebut. Dari hasil berdiskusi dengan teman didapatkan
bahwa dalam keluarga ada yang dinamakan relasi dan relasi itu adalah
hubungan. Lalu siswa dibagi dalam kelompok, satu kelompok
beranggotakan 4 orang. Karena siswa hadir semua yaitu terdapat 25
siswa, jadi ada 1 kelompok yang beranggotakan 5 orang. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
memberikan contoh kasus yang harus diselesaikan oleh siswa secara
berkelompok berkaitan dengan macam-macam cara penyajian relasi.
Diskusi kelompok berlangsung sekitar 35-40 menit. Setelah
melakukan diskusi, peneliti meminta salah satu kelompok untuk maju
ke depan dan mempresentasikan hasil diskusi kepada teman-
temannya. Presentasi ini berlangsung sekitar 20 menit. Kemudian
siswa diminta untuk mengerjakan soal sebagai latihan. Karena waktu
tidak cukup, maka soal dilanjutkan dikerjakan di rumah masing-
masing.
b. Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Oktober 2017.
Pada pertemuan ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif sesuai RPP
yang telah disusun yaitu membahas mengenai fungsi dan ciri-ciri
fungsi.
Pertemuan kedua dimulai dengan peneliti memeriksa kehadiran
siswa, memastikan siswa siap mengikuti pembelajaran,
menyampaikan pokok bahasan, menyampaikan tujuan pembelajaran
dan menyampaikan langkah-langkah pembelajaran. Pada pertemuan
ini, sebelum membahas mengenai fungsi dan ciri-ciri fungsi, peneliti
mengajak siswa untuk mengingat kembali materi yang dibahas pada
pertemuan sebelumnya dan membahas soal latihan yang mereka
kerjakan. Setelah itu, siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
4-5 siswa dan siswa diminta secara berkelompok untuk mengamati
contoh pesan yang terdiri atas kode sandi pada powerpoint. Lalu
kemudian secara bersama-sama peneliti dengan siswa membahas cara
memecahkan pesan tersebut dengan menggunakan aturan-aturan yang
bisa digunakan dan meminta salah satu siswa untuk menuliskan hasil
pengerjaannya di papan tulis serta menjelaskan kepada teman-
temannya. Kegiatan ini berlangsung sekitar 40 menit.
Setelah itu, siswa bersama dengan kelompok kembali diminta
untuk mengamati kasus pada buku siswa halaman 93 untuk mencari
perbedaan masing-masing relasi. Waktu diskusi untuk membahas
kasus ini sekitar 40 menit. Kemudian salah satu kelompok diminta
untuk maju mempresentasikan hasil diskusi mereka. Presentasi
berlangsung sekitar 15 menit dengan begitu menarik, siswa terlihat
lebih antusias pada pertemuan ini dibandingkan dengan pertemuan
sebelumnya. 5 menit peneliti meminta waktunya kepada siswa untuk
sedikit menjelaskan mengenai domain, kodomain dan range. Pada
akhir pembelajaran peneliti bersama dengan siswa menyimpulkan
hasil pembelajaran pada pertemuan kedua dan bersama-sama
berefleksi.
c. Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Oktober 2017.
Pada pertemuan ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif sesuai RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
yang telah disusun yaitu membahas mengenai bentuk penyajian
fungsi.
Pada pertemuan ketiga sama seperti pertemuan-pertemuan
sebelumnya, pertemuan dimulai dengan peneliti memeriksa kehadiran
siswa, memastikan siswa siap mengikuti pembelajaran,
menyampaikan pokok bahasan, menyampaikan tujuan pembelajaran
dan menyampaikan langkah-langkah pembelajaran. Pada pertemuan
ini sebelum masuk materi, peneliti mengajak siswa untuk sedikit
melakukan ice breaking untuk menambah semangat dan konsentrasi
siswa dengan bernyanyi konsentrasi. Setelah itu siswa dibagi ke dalam
kelompok yang terdiri dari 3-4 siswa dan bersama-sama dengan
kelompok mengamati permasalahan taksi dalam tayangan powerpoint
serta mencari penyelesaian dari permalahan tersebut. Kemudian secara
berkelompok siswa diminta untuk membaca buku siswa halaman
105-106 mengenai penyajian fungsi dan saling berdiskusi. Lalu siswa
diminta untuk mengerjakan soal sebagai latihan dan dibahas bersama-
sama. Pertemuan ketiga ditutup dengan bersama-sama menyimpulkan
apa yang telah dibahas pada pertemuan ini.
d. Pertemuan keempat
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Rabu, 19 Oktober
2017. Pada pertemuan ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif sesuai RPP
yang telah disusun yaitu membahas mengenai rumus fungsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Sama seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, pertemuan
keempat dimulai dengan peneliti memeriksa kehadiran siswa,
memastikan siswa siap mengikuti pembelajaran, menyampaikan
pokok bahasan, menyampaikan tujuan pembelajaran dan
menyampaikan langkah-langkah pembelajaran. Lalu siswa dibagi
berkelompok yang terdiri dari 2-3 orang dan diminta untuk mengamati
permasalahan taksi yang melibatkan rumus fungsi dalam powerpoint
yang telah disertai dengan perhitungannya. Siswa saling berdiskusi
mengenai permasalahan taksi tersebut dan mengerjakan soal yang
diberikan oleh peneliti. Setelah berdiskusi, siswa bersama dengan
peneliti membahas hasil diskusi dengan perwakilan satu kelompok
maju ke depan untuk membahas permasalahan taksi dan satu
kelompok membahas salah satu contoh soal. Pertemuan keempat
ditutup dengan bersama-sama menyimpulkan apa yang telah dibahas
pada pertemuan ini.
e. Pertemuan kelima
Pertemuan kelima dilakukan pada hari Kamis, 2 November 2017.
Pada pertemuan ini diadakan tes hasil belajar, semua siswa mengikuti
tes hasil belajar ini. Soal tes sudah divalidasi dan diperbaiki sebelum
diujikan. Sebelum tes dimulai siswa-siswa banyak yang mengeluh
(“yahhhhhh”, “soalnya jangan banyak-banyak ya mbak”, “soalnya
jangan susah-susah ya mbak”, dsb). Namun pada saat tes suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
kelas tampak tenang, hanya ada beberapa siswa yang terlihat kurang
siap yang membuat peneliti harus menegurnya.
B. Penyajian Data
Setelah melakukan penelitian, peneliti memperoleh data-data yang akan
dianalisis untuk memperoleh kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan.
Data-data tersebut sebagai berikut :
1. Data Observasi
a. Data Observasi Pertemuan 1
Tabel 4. 1
Aktivitas Siswa di kelas
No
Aktivitas
Siswa (hal
yang diamati)
Menit ke Jumlah
15 30 45 60 75
1
Siswa siswa
melakukan
pengamatan.
10 15 - - - 25
2
Siswa bertanya
jika ada hal
yang kurang
dimengerti.
- 5 10 15 - 30
3
Siswa
melakukan
interaksi antar
siswa pada saat
diskusi.
- - 10 15 20 45
4
Siswa
menggunakan
media pada
saat
pembelajaran
(buku paket,
LKS)
25 25 25 25 25 125
5
Siswa berani
mempresentasi
kan hasil
diskusi dan
pekerjaan
- - - 1 1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
kelompok.
6
Siswa
mengikuti
arahan dari
guru untuk
mengamati dan
mngerjakan
latihan
15 20 20 25 25 105
7 Siswa mencatat
hal-hal penting. - 3 5 8 10 26
8
Siswa
mengacungkan
tangan untuk
menanggapi
presentasi dari
kelompok lain.
- - - 2 - 2
9
Siswa berani
mengemukakan
saran dan
pendapat.
- - - - 2 2
10
Siswa membuat
kesimpulan
materi yang
telah diberikan.
- - - - 10 10
b. Data Observasi Pertemuan 2
Tabel 4. 2
Aktivitas Siswa di kelas
No
Aktivitas
Siswa (hal
yang
diamati)
Menit ke
Jumlah 15 30 45 60 75
1
Siswa siswa
melakukan
pengamatan.
10 15 20 25 - 70
2
Siswa
bertanya jika
ada hal yang
kurang
dimengerti.
- 10 13 20 - 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
3
Siswa
melakukan
interaksi
antar siswa
pada saat
diskusi.
- - 15 25 25 65
4
Siswa
menggunaka
n media pada
saat
pembelajaran
(buku paket,
LKS)
25 25 25 25 25 125
5
Siswa berani
mempresenta
sikan hasil
diskusi dan
pekerjaan
kelompok.
- - - 2 2 4
6
Siswa
mengikuti
arahan dari
guru untuk
mengamati
dan
mngerjakan
latihan
15 20 20 25 25 105
7
Siswa
mencatat hal-
hal penting.
- 5 8 20 10 43
8
Siswa
mengacungk
an tangan
untuk
menanggapi
presentasi
dari
kelompok
lain.
10 15 25
9
Siswa berani
mengemukak
an saran dan
pendapat.
2 10 15 15 5 47
10
Siswa
membuat
kesimpulan
- - - 20 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
materi yang
telah
diberikan.
c. Data Observasi Pertemuan 3
Tabel 4. 3
Aktivitas Siswa di kelas
No
Aktivitas
Siswa (hal
yang
diamati)
Menit ke
Jumlah 15 30 45 60 75
1
Siswa siswa
melakukan
pengamatan.
15 25 25 25 25 115
2
Siswa
bertanya jika
ada hal yang
kurang
dimengerti.
2 15 10 20 8 55
3
Siswa
melakukan
interaksi
antar siswa
pada saat
diskusi.
- - 15 25 25 65
4
Siswa
menggunaka
n media pada
saat
pembelajaran
(buku paket,
LKS)
25 25 25 25 25 125
5
Siswa berani
mempresenta
sikan hasil
diskusi dan
pekerjaan
kelompok.
- - 2 3 - 5
6
Siswa
mengikuti
arahan dari
guru untuk
mengamati
15 20 25 25 25 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
dan
mngerjakan
latihan
7
Siswa
mencatat hal-
hal penting.
- 15 20 25 10 70
8
Siswa
mengacungka
n tangan
untuk
menanggapi
presentasi
dari
kelompok
lain.
- - - 15 10 25
9
Siswa berani
mengemukak
an saran dan
pendapat.
3 15 20 20 5 63
10
Siswa
membuat
kesimpulan
materi yang
telah
diberikan.
- - - - 25 25
d. Data Observasi Pertemuan 4
Tabel 4. 4
Aktivitas Siswa di kelas
No
Aktivitas
Siswa (hal
yang
diamati)
Menit ke
Jumlah 15 30 45 60 75
1
Siswa siswa
melakukan
pengamatan.
15 25 25 25 25 115
2
Siswa
bertanya jika
ada hal yang
kurang
dimengerti.
10 10 20 8 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
3
Siswa
melakukan
interaksi
antar siswa
pada saat
diskusi.
- - 25 25 25 75
4
Siswa
menggunaka
n media pada
saat
pembelajaran
(buku paket,
LKS)
25 25 25 25 25 125
5
Siswa berani
mempresenta
sikan hasil
diskusi dan
pekerjaan
kelompok.
- - 2 3 - 5
6
Siswa
mengikuti
arahan dari
guru untuk
mengamati
dan
mngerjakan
latihan
15 25 25 25 25 115
7
Siswa
mencatat hal-
hal penting.
- 15 25 25 10 75
8
Siswa
mengacungka
n tangan
untuk
menanggapi
presentasi
dari
kelompok
lain.
- - - 10 10 20
9
Siswa berani
mengemukak
an saran dan
pendapat.
3 15 20 25 25 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
10
Siswa
membuat
kesimpulan
materi yang
telah
diberikan.
- - - - 25 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2. Data Uji Coba Tes Hasil Belajar
Tabel 4.5
Hasil Uji Soal
No Kode Siswa Butir Soal (X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 A1 5 10 5 7 13 10 15 13 5 2
2 A2 5 10 7 7 5 10 15 15 5 2
3 A3 5 10 7 7 15 10 11 13 5 4
4 A4 5 10 7 10 10 10 10 12 5 2
5 A5 4 10 7 10 10 10 13 14 5 4
6 A6 4 10 7 10 12 10 15 15 5 3
7 A7 5 10 7 7 10 10 15 10 5 3
8 A8 4 10 7 7 7 10 10 7 0 2
9 A9 5 10 5 7 8 10 10 5 5 2
10 A10 5 7 7 10 5 10 10 5 5 2
11 A11 5 10 5 8 5 3 5 1 5 2
12 A12 3 2 7 7 2 10 4 1 0 3
13 A13 5 10 5 5 5 10 15 12 5 2
14 A14 5 10 5 10 12 10 13 15 5 2
15 A15 5 10 10 10 15 9 15 15 5 2
16 A16 5 10 7 5 15 10 15 0 5 2
17 A17 5 10 5 10 12 10 8 12 5 2
18 A18 5 10 7 5 15 10 8 7 5 2
19 A19 5 10 10 10 15 10 14 14 5 2
20 A20 5 10 5 5 15 10 8 8 5 2
21 A21 5 10 10 10 1 10 12 12 5 3
22 A22 5 6 7 10 8 10 10 14 5 3
23 A23 5 10 10 10 3 9 15 15 5 2
24 A24 5 10 5 3 1 5 7 1 0 0
25 A25 5 10 7 3 5 10 5 5 5 2
26 A26 3 5 5 3 1 5 5 1 0 0
27 A27 5 5 9 10 5 10 5 5 5 2
Terdapat 27 siswa kelas IX yang megikuti uji coba soal tes. Analisis hasil
uji coba tes berupa validitas dan reliabilitas terlampir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
3. Data Tes Hasil Belajar Siswa
Berikut adalah hasil tes yang diperoleh siswa dari setiap nomor :
Tabel 4.6
Hasil Tes Belajar Siswa
Nomor
Absen
Siswa
Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 10 5 7 13 10 15 13 5 2
2 5 10 7 7 5 10 15 15 5 2
3 5 10 7 7 15 10 11 13 5 4
4 5 10 7 10 10 10 10 12 5 2
5 4 10 7 10 10 10 13 14 5 4
6 4 10 7 10 12 10 15 15 5 3
7 5 10 7 7 10 10 15 10 5 3
8 4 10 10 10 15 10 15 15 5 5
9 5 10 7 9 10 10 12 10 5 2
10 5 7 7 10 5 10 10 5 5 2
11 5 10 8 8 12 7 10 7 5 5
12 3 8 10 7 10 10 13 8 5 3
13 5 10 5 5 7 10 15 12 5 2
14 5 10 5 10 12 10 13 15 5 2
15 5 10 10 10 15 9 15 15 5 2
16 5 10 7 7 15 10 15 0 5 2
17 5 10 5 10 12 10 8 12 5 2
18 5 10 7 5 15 10 11 7 5 2
19 5 10 10 10 15 10 14 14 5 2
20 5 10 5 5 15 10 10 9 5 2
21 5 10 10 10 1 10 12 12 5 3
22 1 10 8 10 7 0 0 0 0 4
23 5 10 10 10 15 10 15 15 5 5
24 3 10 3 10 13 10 10 9 2 5
25 3 10 8 8 12 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
C. Analisis Data
1. Analisis Hasil Observasi Keaktifan Siswa
Tabel 4.7
Data Observasi Keaktifan Siswa di Kelas
Keaktifan
Siswa
P1 P2 P3 P4
FS FSS Pr(%) FS FSS Pr(%) FS FSS Pr(%) FS FSS Pr(%)
1 25 125 20 70 125 56 115 125 92 115 125 92
2 30 125 24 43 125 34,4 55 125 44 48 125 38,4
3 45 125 36 65 125 52 65 125 52 75 125 60
4 125 125 100 125 125 100 125 125 100 125 125 100
5 2 125 1,6 4 125 3,2 5 125 4 5 125 4
6 105 125 84 105 125 84 110 125 88 115 125 92
7 26 125 20,8 43 125 34,4 70 125 56 75 125 60
8 2 125 1,6 25 125 20 25 125 20 20 125 16
9 2 125 1,6 47 125 37,6 63 125 50,4 88 125 70,4
10 10 125 8 20 125 16 25 125 20 25 125 20
Jumlah 372 1250 29,8 547 1250 43,8 658 1250 52,6 691 1250 55,3
Berdasarkan analisis observasi keaktifan siswa di kelas, maka
dapat diketahui frekuensi keaktifan siswa pada pertemuan I sebesar
29,8%, pertemuan II sebesar 43,8%, pertemuan III sebesar 52,6% dan
pertemuan IV sebesar 55,3 %.
2. Analisis Hasil Belajar Siswa
Tes hasil belajar siswa dilaksanakan pada tanggal 2 November 2017. Pada
tabel ini akan disajikan hasil tes tersebut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 4.8
Hasil belajar siswa dan ketuntasan
Nomor
Absen
Siswa
Nomor Soal
NILAI Ketuntasan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 5 10 5 7 13 10 15 13 5 2 85 Tuntas
2 5 10 7 7 5 10 15 15 5 2 81 Tuntas
3 5 10 7 7 15 10 11 13 5 4 87 Tuntas
4 5 10 7 10 10 10 10 12 5 2 81 Tuntas
5 4 10 7 10 10 10 13 14 5 4 87 Tuntas
6 4 10 7 10 12 10 15 15 5 3 91 Tuntas
7 5 10 7 7 10 10 15 10 5 3 82 Tuntas
8 4 10 10 10 15 10 15 15 5 5 99 Tuntas
9 5 10 7 9 10 10 12 10 5 2 80 Tuntas
10 5 7 7 10 5 10 10 5 5 2 66
Tidak
Tuntas
11 5 10 8 8 12 7 10 7 5 5 77 Tuntas
12 3 8 10 7 10 10 13 8 5 3 77 Tuntas
13 5 10 5 5 7 10 15 12 5 2 76 Tuntas
14 5 10 5 10 12 10 13 15 5 2 87 Tuntas
15 5 10 10 10 15 9 15 15 5 2 96 Tuntas
16 5 10 7 7 15 10 15 0 5 2 76 Tuntas
17 5 10 5 10 12 10 8 12 5 2 79 Tuntas
18 5 10 7 5 15 10 11 7 5 2 77 Tuntas
19 5 10 10 10 15 10 14 14 5 2 95 Tuntas
20 5 10 5 5 15 10 10 9 5 2 76 Tuntas
21 5 10 10 10 1 10 12 12 5 3 78 Tuntas
22 1 10 8 10 7 0 0 0 0 4 40
Tidak
Tuntas
23 5 10 10 10 15 10 15 15 5 5 100 Tuntas
24 3 10 3 10 13 10 10 9 2 5 75 Tuntas
25 3 10 8 8 12 0 0 0 0 0 41
Tidak
Tuntas
jumlah nilai 1991
rata-rata
nilai 79,64
persentase
ketuntsan
siswa
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Dari nilai-nilai yang diperoleh siswa, tingkat keberhasilan penerapan
model pembelajaran yang digunakan akan ditentukan dari nilai tes akhir
dengan menggunakan tabel kriteria Kartika Budi. Dalam tabel penilaian
siswa terlihat bahwa persentase ketuntasan siswa lebih besar atau sama
dengan 70, menunjukkan angka ketuntasan kelas sebsar 70% dengan rata-
rata nilai kelas sebesar 79,56. Secara kualitatif, berdasarkan pafa kriteria
penilaian yang ditentukan oleh Kartika Budi dalam jurnalnya (2001:53)
nilai yang diperoleh siswa termasuk dalam kategori sangat tinggi. Berikut
adalah kriteria nilai dan tabel penilaian secara kualitatif :
Tabel 4.9
Kriteria Penilaian
Inteval Skor (%) Nilai
≤44 4 = 2 siswa
45 - 54 5
55 - 64 6
65 - 74 7 = 1 siswa
75 - 84 8 = 13 siswa
85 - 94 9 = 5 siswa
95 - 100 10 = 4 siswa
Tabel 4.10
Penilaian Hasil Belajar secara Kualitatif Jumlah siswa yang memperoleh nilai Kriteria
≥8 ≥7 ≥6 ≥5 ≥4
Sangat
Tinggi
Dari tabel penilaian secara kualitatif dapat dilihat bahwa tingkat
keberhasilan hasil belajar yang diperoleh siswa sudah mampu mencapai
kategori “sangat tinggi”. Hal ini sesuai dengan persentase ketuntasan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
belajar siswa memenuhi KKM lebih dari atau sama dengan 70% yang di
capai yaitu sebesar 88%.
D. Pembahasan
1. Observasi Keaktifan Siswa di Kelas
Dari tabel rangkuman hasil observasi keaktifan siswa, dapat dijelaskan
indikator-indikator yang mengalami peningkatan persentase keaktifan dan
persentase total dari seluruh indikator sebagai berikut :
a. Pertemuan 1
Pada pertemuan 1 persentase keaktifan siswa di kelas 29,8%, dari
hasil persentase keaktifan siswa belum terlihat maksimal bahkan bisa
dikatakan masih sangat rendah. Belum semua siswa melakukan
pengamatan pada saat pembelajaran, siswa belum berani bertanya saat
mereka mengalami permasalahan, siswa belum berani mengemukakan
pendapatnya mengenai materi pembelajaran. Pada saat diskusi
kelompok hanya beberapa siswa yang menggunakan waktu diskusi
untuk berdiskusi, banyak siswa yang hanya diam dan menunggu
teman lainnya berbicara, siswa masih merasa malu saat
mempresentasikan hasil diskusi. Saat mempresentasikan hasil diskusi
belum banyak siswa yang menanggapi. Terlihat juga banyak siswa
yang belum mencatat materi-materi penting pada saat pembelajaran.
Pada akhir pembelajaran siswa belum mampu mengemukakan
kesimpulan dari pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
b. Pertemuan kedua
Secara keseluruhan frekuensi keaktifan siswa pada pertemuan
kedua sekitar 43,8%. Pada pertemuan yang kedua semua siswa sudah
mulai melakukan pengamatan walaupun harus dipancing terlebih
dahulu. Pada saat diskusi semua siswa sudah melakukan interaksi dan
menggunakan waktu diskusi dengan baik, semua perwakilan
kelompok sudah berani mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa
sudah mulai memberikan tanggapan pada kelompok yang sedang
presentasi. Sudah banyak siswa yang berani memberikan kesimpulan
di akhir pembelajaran.
c. Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ketiga hasil observasi keaktifan siswa mencapai
52,3%, semakin terlihat keaktifan dibandingkan dengan pertemuan
pertama dan kedua. Semua siswa sudah mulai melakukan pengamatan
dengan baik, siswa berani bertanya saat menemukan permasalahan
dalam pembelajaran. Diskusi kelompok terlihat lebih hidup dan semua
siswa terlihat memberikan masukan dan tanggapan untuk
memecahkan permasalahan kelompok. Pada saat presentasi hampir
semua siswa memberikan tanggapan. Dan di akhir pembelajaran
semua siswa sudah mampu memberikan kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
d. Pertemuan keempat
Pada pertemuan keempat hasil observasi keaktifan siswa mencapai
55,3%, tidak berbeda jauh dari pertemuan ketiga. Suasana kelas terihat
lebih hidup dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
Secara keseluruhan, dari pertemuan pertama sampai pertemuan
keempat keaktifan siswa dapat dilihat dengan tabel sebagai berikut :
Tabel 4.11
Hasil Observasi Keaktifan Siswa Hasil Observasi
Keaktifan Siswa
Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan
III
Pertemuan
IV
Persentase 29,8% 43,8% 52,6% 55,3%
Kriteria Kurang
Aktif
Cukup
Aktif
Cukup Aktif Cukup Aktif
Dari deskripsi hasil observasi siswa di kelas, dapat disimpulkan bahwa
keaktifan siswa dari pertemuan pertama, kedua, ketiga dan keempat
mengalami peningkatan.
2. Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan data analisis hasil belajar siswa, dapat dikatakan bahwa
pembelajaran telah berhasil dan tidak perlu diadakan remidi. Dari 25
siswa hanya 3 siswa yang dinyatakan belum tuntas dan 22 siswa
dinyatakan sudah tuntas. Dengan demikian sudah lebih dari 70% siswa
yaitu 88% telah memenuhi nilai KKM . Menurut Kartika Budi, dengan
hasil ketuntasan 88% dapat dikatakan hasil belajar siswa sudah sangat
memuaskan dan masuk pada kriteria sangat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan bab
IV, maka kesimpulan yang telah didapat dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Observasi Keaktifan Siswa
Keaktifan siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif mengalami peningkatan pada setiap
pertemuan. Kesimpulan tersebut diperoleh dari analisis hasil observasi
keaktifan siswa di kelas yang dilakukan selama empat pertemuan dalam
penelitian yang dilaksanakan. Dari analisis yang telah dilakukan, diperoleh
persentase keaktifan siswa di kelas pada pertemuan I, II, III dan IV yaitu
29,8 %, 43,8%, 52,6%, dan 55,3 %. Persentase tersebut menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan dari pertemuan pertama yang masuk pada
kriteria kurang aktif dan pertemuan kedua, ketiga serta keempat yang
masuk pada kriteria cukup aktif.
2. Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Pangudi Luhur Kalibawang
Menurut kriteria Kartika Budi penggunaan model pembelajaran
kooperatif dapat menghasilkan hasil belajar siswa yang sangat tinggi
untuk siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Kalibawang dengan
persentase ketuntasan 88% dan nilai rata-rata siswa 79,64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti mengajukan
saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
Diharapkan bagi guru pelajaran matematika menggunakan model
pembelajaran kooperatif agar suasana kelas terlihat lebih hidup. Dalam
proses pembelajaran guru juga diharapkan mampu mengkondisikan kelas
dan memastikan setiap siswa untuk siap mengikuti pembelajaran.
2. Bagi Siswa
Bagi siswa yang masih merasa kurang aktif dalam pembelajaran dapat
belajar dengan cara sering bertanya dan diskusi bersama teman
sekelasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta dan Depdikbud.
Akhyak. 2005. Profil Pendidikan Sukses. Surabaya: eLKAF.
Atmaka. Tips menjadi Guru Kreatif. Bandung : Yrama Widya.
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Erman Suherman, et.all. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA Universitas
Pendidikan Indonesia.
Johson dan Myklebust. Learning Disbilities. New York : Crime and Stratton.
Kartika Budi. 2001. Berbagi Strategi untuk Melibatkan Siswa secara Aktif dalam
Proses Pembelajaran Fisika di SMU, Efektivitas, dan Sikap Merdeka Pada
Strategi tersebut. USD: Widya Dharma.
Oermar Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani. 2008. Mathematical Intelligence (Cara
Cerdas Melatih Otak dan Menanggulanggi Kesulitan Belajar).
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Moh Surya. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Ilmu Pendidikan IKIP Bandung :
Penerbit Publikasi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.
Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Muslikah. 2010. Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: Interprebook.
Nana Sudjana. Hasil dan Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya. 2005.
Nana Sudjana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Nana Sudjana. 2014. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. 2006. Hubungan Antara Persiapan Belajar dengan Hasil
Belajar. Bandung : PT. Remaja.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1998. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Perum Balai Pustaka.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar CBSA. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana. 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipasif. Bandung : Fallah
Production.
Sugembong. Meraih Bintang di Sekolah. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Suryana. 2010. Buku Ajar Perkuliahan Metodologi Penelitian. Universitas
Pendidikan Indonesia.
Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Thurson Hakim. 2005. Belajar secara Efektif. Jakarta : Puspa Swara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Grafida.
Usman, Husaini. 2008. Manajemen : Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta
: Bumi Aksara.
Wina Sanjaya. 2006 Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenadamedia
Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI