haruskah manajer pabrik bertanggung jawab untuk mencapai laba

6
1. Haruskah manajer pabrik bertanggung jawab untuk mencapai laba? Mengapa ya? Mengapa tidak? 2. Bagaimana seharusnya Vershire Company menggunakan “Laporan evaluasi kinerja” dan “Laporan Level Pabrik Individual” untuk mengetahui kinerja divisinya? 3. Apakah anda akan mendesain ulang struktur pengendalian manajemen pada Vershire Company? Jika ya, bagaimana dan mengapa? JAWABAN MASALAH 1. Haruskah manajer pabrik bertanggung jawab untuk mencapai laba? Mengapa ya? Mengapa tidak? Pada kasus ini, perusahaan Vershire menggunakan struktur organisasi fungsional dimana setiap divisi dititik beratkan kepada fungsi divisinya masing-masing. Di dalam Perusahaan Vershire terdapat dua manajer lini yaitu manajer manufaktur dan manajer pemasaran yang dibawahi langsung oleh manajer umum divisi. Pada tingkat penggunaan struktur organisasi fungsional ini, Vershire telah menggunakan struktur yang tepat. Alasannya, output dari Vershire ini adalah pengemasan. Pengemasannya sendiri terdiri dari beberapa bahan baku seperti alumunium, baja, gelas, fiber-foil (campuran kertas dan logam). Manajer umum divisi dalam Vershire memiliki pengendalian penuh terhadap bisnis tersebut kecuali dalam dua hal yaitu: 1. Peningkatan modal 2. Hubungan ketenagakerjaan Kedua hal tersebut terpusat di kantor pusat, artinya dalam hubungan alternatif organisasinya menggunakan hubungan garis putus-putus. Vershire menggunakan sistem

Upload: wahyu-hadi-saputra

Post on 15-Dec-2015

182 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Haruskah Manajer Pabrik Bertanggung Jawab Untuk Mencapai Laba

1. Haruskah manajer pabrik bertanggung jawab untuk mencapai laba? Mengapa

ya? Mengapa tidak?

2. Bagaimana seharusnya Vershire Company menggunakan “Laporan evaluasi

kinerja” dan “Laporan Level Pabrik Individual” untuk mengetahui kinerja

divisinya?

3. Apakah anda akan mendesain ulang struktur pengendalian manajemen pada

Vershire Company? Jika ya, bagaimana dan mengapa?

JAWABAN MASALAH

1. Haruskah manajer pabrik bertanggung jawab untuk mencapai laba?

Mengapa ya? Mengapa tidak?

Pada kasus ini, perusahaan Vershire menggunakan struktur organisasi fungsional dimana setiap divisi dititik beratkan kepada fungsi divisinya masing-masing. Di dalam Perusahaan Vershire terdapat dua manajer lini yaitu manajer manufaktur dan manajer pemasaran yang dibawahi langsung oleh manajer umum divisi. Pada tingkat penggunaan struktur organisasi fungsional ini, Vershire telah menggunakan struktur yang tepat. Alasannya, output dari Vershire ini adalah pengemasan. Pengemasannya sendiri terdiri dari beberapa bahan baku seperti alumunium, baja, gelas, fiber-foil (campuran kertas dan logam).

Manajer umum divisi dalam Vershire memiliki pengendalian penuh terhadap bisnis tersebut kecuali dalam dua hal yaitu:

1. Peningkatan modal

2. Hubungan ketenagakerjaan

Kedua hal tersebut terpusat di kantor pusat, artinya dalam hubungan alternatif organisasinya menggunakan hubungan garis putus-putus. Vershire menggunakan sistem pengendalian yang diberikan anggaran, dalam hal ini anggaran penjualan dan anggaran manufaktur.

Kami berpendapat bahwa manajer pabrik harus bertanggung jawab untuk mencapai laba, alasannya:

1. Pembuatan anggaran penjualan telah ditinjau dan telah disetujui oleh

berbagai pihak sebelum diturunkan menjadi anggaran manufaktur (pabrik).

2. Setiap pabrik diberi kewenangan untuk membagi anggaran penjualan

berdasarkan harga, volume dan penggunaannya.

3. Sebelum anggaran pabrik diajukan, staf kontroler dari kantor pusat

melakukan kunjungan pabrik guna memberikan kesempatan manajer

pabrik menjelaskan kondisi pabrik dan membuat para kontroler lebih

Page 2: Haruskah Manajer Pabrik Bertanggung Jawab Untuk Mencapai Laba

mengenali alasan manajer sehingga lebih mudah menjelaskan saat

presentasi dihadapan manajemen perusahaan.

Dari segi insentif manajemen, hanya manajer yang memiliki kapabilitas untuk dipromosikan, kompensasi manajer pabrik saling terikat dengan laba, setiap bulan disusun sebuah bagan untuk menampilkan efisensi perusahaan yang telah dilakukan pabrik dan divisinya.

Uraian panjang diatas, membuktikan bahwa manajer pabrik harus bertanggung jawab terhadap laba. Dalam penerapannya, jika manajer bertanggung jawab terhadap laba memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

1. Dari segi efektivitas mungkin memang tercapai, karena tujuan perusahaan

yaitu laba maksimum tercapai karena manajer pabrik melakukan

penghematan dalam berbagai aspek. Namun, tolak ukur kinerja pusat

tanggung jawab juga dilihat dari segi efisiensi, yaitu apakah output yang

dihasilkan setiap pabrik juga sebesar input yang diberikan.

2. Dalam internal perusahaan akan terjadi persaingan antar pabrik, karena

acuan pemberian kompensasi adalah laba. Setiap pabrik akan berusaha

mencapai laba sebesar-besarnya tanpa melihat efisiensi dari kinerja

mereka.

3. Manajer akan mendorong para pekerja untuk bekerja lebih keras untuk

mencapai tingkat laba yang diinginkan karena tingkat laba berpengaruh

pada promosi jabatan si manajer dan kompensasi untuk manajer. Namun

disisi lain, tidak ada kontrol sehingga ada kemungkinan biaya overhead

akan cenderung meningkat.

2. Bagaimana seharusnya Vershire Company menggunakan “Laporan

evaluasi kinerja” dan “Laporan Level Pabrik Individual” untuk mengetahui

kinerja divisinya?

Laporan evaluasi kinerja untuk sebuah pabrik berfungsi untuk

mengetahui pusat-pusat tanggung jawab dalam sebuah pabrik, seperti : pusat

pendapatan, pusat beban, pusat laba dan pusat investasi. Dalam mengukur

pusat beban, biasanya suatu perusahaan membagi jenisnya lagi menjadi: pusat

beban teknik dan pusat beban kebijakan. Serta laporan evaluasi kerja ini

berfungsi untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas suatu unit bisnis. Karena

didalam laporan evaluasi kerja perusahaan membandingkan antara standard

dan kejadian aktual sehingga memperoleh varians yang nantinya digunakan

Page 3: Haruskah Manajer Pabrik Bertanggung Jawab Untuk Mencapai Laba

untuk tahap analisis untuk mengetahui langkah terbaik yang harus diambil.

Sedangkan yang disebut Laporan Level Pabrik Individual, adalah laporan

pendukung yang dapat digunakan perusahaan untuk menguatkan indikasi

untuk analisis kinerja divisinya.

3. Begitupun Vershire Company, dalam mengukur kinerja pabriknya dia

membandingkan antara besaran dari aktual dan standar pada anggaran yang

telah dibuat, semakin besar varians yang dihasilkan maka kinerja unit fungsi

tersebut dapat dikatakan baik atau buruk sekalipun. Misalnya Vershire

Company, memperoleh varians yang besar ketika melakukan analisis terhadap

pusat beban yang memiliki standar yaitu 2 juta US dollar, namun aktualnya

mencapai 3 juta US Dollar berarti pusat beban mengalami inefisiensi, tidak

berhenti sampai disini Vershire Company juga harus menelusuri inefisiensi ini

dengan melakukan analisis beban dengan menggunakan laporan pelengkap

berupa “Laporan Level Pabrik Individual” sehingga dapat mengetahui pusat

beban manakah yang mengalami inefisiensi baik Pusat beban teknik maupun

pusat beban kebijakan, sehingga Vershire Company dapat mengambil

tindakan manajerial.

4. Sehingga setelah mengambil tindakan manajerial, Vershire Company

dapat melakukan pengendalian seperti mempertahankan atau melepas

divisinya sesuai dengan hasil evaluasi kedua laporan tersebut.

3.Apakah anda akan mendesain ulang struktur pengendalian

manajemen pada Vershire Company? Jika ya, bagaimana dan

mengapa?

Secara garis besar, struktur yang digunakan dalam Manajemen Vershire sudah baik. Oleh karena itu, kami tidak akan mendesain ulang struktur pengendalian manajemen Vershire. Namun, yang perlu ditinjau kembali adalah efektivitas dan efisiensi yang telah dilakukan dalam setiap masing-masing fungsi bisnis.

Vershire tidak dapat menjadikan laba sebagai tolak ukur utama dalam setiap pabriknya sebab pengeluaran dari masing-masing tersebut berbeda bergantung dengan aktivitasnya. Untuk melakukan efektivitas dan efisiensi dalam Vershire kami memiliki alternatif yang bisa diterapkan, sebagai berikut:

1. Mengganti laba sebagai tolak ukur, dan beralih kepada penggunaan

Balanced Scorecard.

Page 4: Haruskah Manajer Pabrik Bertanggung Jawab Untuk Mencapai Laba

2. Pemberian kompensasi tidak hanya kepada manajer saja namun juga

kepada pekerja terbaik.

3. Promosi jabatan berlaku tidak hanya untuk manajer karena pada prinsipnya

apabila tujuan perusahaan tercapai tidak semata-mata manajernya yang

optimal dalam pekerja namun juga pegawainya.

4. Pengendali divisi lebih sering melakukan kunjungan kepada setiap pabrik

(tidak hanya sebelum pengajuan anggaran pabrik) guna meningkatkan

komunikasi dengan manajer pabrik untuk mengetahui masalah yang ada.