harta dan kepemilikan hakiki

14
1 HARTA DAN KEPEMILIKAN HAKIKI SERTA PENDISTRIBUSIANNYA MENURUT EKONOMI SYARIAH OLEH; NURSAL, S.Ag 1 A. PENDAHULUAN A.1. HARTA DAN SELUK BELUKNYA Harta secara lughawi berasal dari bahasa Arab yaitu al-maal dan jamaknya al-amwal yang berarti condong/berpaling . ( Munawir, 1984 ).Menurut Kamus Al Muhith tulisan Al fairuz Abadi harta adalah segala sesuatu yang engkau punyai. Sedangkan menurut para ulama harta berarti adalah Menurut Hanafiyah, Harta : segala sesuatu yang dapat disimpan untuk digunakan ketika dibutuhkan, penggunannya bisa dicampuri oleh orang lain. Menurut Musthafa Ahmad al-Zarqa,Harta: setiap materi yang mempunyai nilai yang beredar di kalangan manusia .Menurut Hasbi Ash-Shiddiqy,Harta ; nama bagi selain manusia, dapat dikelola, dapat dimiliki, dapat diperjualbelikan dan berharga. Menurut Muh. Syalabi,Harta; sesuatu yang dapat dikuasai, dapat disimpan serta dapat diambil manfaatnya menurut kebiasaan . Maka dari pengertian diatas bahwa harta dapat diartikan seluruh apa yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan dunia ini , apabila dilihat secara kasat mata, Unsur- unsur harta diantaranya Bersifat materi atau mempunyai wujud nyata („ainiyah) Dapat disimpan untuk dimiliki (qabilan lit-tamlik) Dapat dimanfaatkan (qabilan lil-intifa) „Uruf (adat atau kebiasaan) masyarakat memandangnya sebagai harta Jika ditinjau dari sisi Al Quran , maka status harta ada beberapa hal diantaranya adalah ; sebagai amanat (titipan, as a trust), QS al Taghabun; 15 sebagai perhiasan ; QS al Kahfi;46, QS Ali Imran;14, al-‟Alaq;6-7 Sebagai ujian keimanan 1 Penulis Hakim Pengadilan Agama Sawahlunto

Upload: ahmad-fadhil

Post on 23-Oct-2015

40 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Harta Dan Kepemilikan Hakiki

1

HARTA DAN KEPEMILIKAN HAKIKI SERTA PENDISTRIBUSIANNYA

MENURUT EKONOMI SYARIAH

OLEH; NURSAL, S.Ag1

A. PENDAHULUAN

A.1. HARTA DAN SELUK BELUKNYA

Harta secara lughawi berasal dari bahasa Arab yaitu al-maal dan

jamaknya al-amwal yang berarti condong/berpaling . ( Munawir, 1984

).Menurut Kamus Al Muhith tulisan Al fairuz Abadi harta adalah segala sesuatu

yang engkau punyai. Sedangkan menurut para ulama harta berarti adalah

Menurut Hanafiyah, Harta : segala sesuatu yang dapat disimpan untuk

digunakan ketika dibutuhkan, penggunannya bisa dicampuri oleh orang lain.

Menurut Musthafa Ahmad al-Zarqa,Harta: setiap materi yang mempunyai

nilai yang beredar di kalangan manusia .Menurut Hasbi Ash-Shiddiqy,Harta ;

nama bagi selain manusia, dapat dikelola, dapat dimiliki, dapat diperjualbelikan

dan berharga. Menurut Muh. Syalabi,Harta; sesuatu yang dapat dikuasai, dapat

disimpan serta dapat diambil manfaatnya menurut kebiasaan . Maka dari

pengertian diatas bahwa harta dapat diartikan seluruh apa yang digunakan oleh

manusia dalam kehidupan dunia ini , apabila dilihat secara kasat mata, Unsur-

unsur harta diantaranya

• Bersifat materi atau mempunyai wujud nyata („ainiyah)

• Dapat disimpan untuk dimiliki (qabilan lit-tamlik)

• Dapat dimanfaatkan (qabilan lil-intifa)

• „Uruf (adat atau kebiasaan) masyarakat memandangnya sebagai harta

Jika ditinjau dari sisi Al Quran , maka status harta ada beberapa hal

diantaranya adalah ;

• sebagai amanat (titipan, as a trust),

QS al Taghabun; 15

• sebagai perhiasan ;

QS al Kahfi;46, QS Ali Imran;14, al-‟Alaq;6-7

• Sebagai ujian keimanan

1 Penulis Hakim Pengadilan Agama Sawahlunto

Page 2: Harta Dan Kepemilikan Hakiki

2

QS al-Anfaal;28

• Sebagai bekal ibadah,

QS al Taubah;41, 60, Ali Imran;133-134

• sebagai kebutuhan mendasar ;

QS al-Dhuha;8

Disisi lain harta memiliki multifungsi, sehingga membawa dampak yang sangat

besar dalam kehidupan manusia diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Harta berfungsi untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah seperti

dalam ibadah khas ( mahdhah ) seseorang membutuhkan pakaian/kain

sarung untuk menutup aurat, bekal melaksanakan ibadah haji, berzakat,

sedekah dan lain-lain

2. Harta juga berfungsi sebagai ibadah social, artinya memberikan kepada

kaum dhu‟afa‟ sehingga memberikan kelapangan hidup mereka .

3. Harta berfungsi sebagai alat untuk bertasharruf sehingga terjadi

hubungan /komunikasi baik secara bisnis maupun non bisnis;

A.2. KEPEMILIKAN ( MILKIYAH ) DAN SELUK BELUKNYA

Milkiyah menurut bahasa berasal dari kata ( artinya sesuatu yang ( ( ِم ْل ْل ٌك

berada dalam kekuasaannya, sedang milkiyah menurut istilah adalah suatu

harta atau barang yang secara hukum dapat dimiliki oleh seseorang untuk

dimanfaatkan dan dibenarkan untuk dipindahkan penguasaannya kepada orang

lain.

Hak Milik adalah hak untuk mengambil kegunaan sesuatu kebendaan

dengan leluasa dan berbuat bebas terhadap kebendaan itu dengan kedaulatan

sepenuhnya asal tidak bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum,

dan tidak mengacaukan hak orang lain (Salim HS., Pengantar Hukum Perdata

Tertulis, (Jakarta: PT. Sinar Grafika, 2002), Cet. I, h. 101). Hak milik adalah hak

untuk menikmati suatu benda dengan sepenuhnya dan untuk menguasai benda

itu dengan sebebas-bebasnya asal tidak dipergunakan untuk hal yang

bertentangan dengan undang-undang atau peraturan umum yang diadakan oleh

kekuasaan yang berwenang untuk itu dan asal tidak menimbulkan gangguan

terhadap hak-hak orang lain (Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, SH.,

Hukum Perdata: Hukum Benda, (Yogyakart a: Liberty, 1975), h. 427).

Hak Milik Menurut Ali al Khafifi adalah “ Sesuatu kekhususan untuk

menguasai sesuatu yang mengesampingkan orang lain dapat memamfaatkan

sesuatu tersebut “ ( Aali Al Khafifi, Mukhtasar ahkam al Muamalah al syariah, h.

9.

Page 3: Harta Dan Kepemilikan Hakiki

3

Oleh sebab itu kepemilikan dan hak milik merupakan satu kesatuan yang

melakat sehingga seseorang dapat menguasai suatu barang.

Cara memperoleh pemilikan menurut Islam

1. Ihrazul Mubahat ( menguasai benda yang mubah ) menguasai benda

yang mubah (harta yang tidak maksud kedalam milik seseorang yang sah

dan tidak ada pula sesuatu penghalang yang dibenarkan syara‟ untuk

memilikinya)

Contohnya : Ikan di sungai, ikan di laut, hewan buruan, Burung-burung di

alam bebas, air hujan dan lain-lain.

2. Barang atau harta itu dimiliki karena melalui akad (bil Uqud), contohnya :

lewat jual beli,hutang piutang, sewa menyewa, hibah atau pemberian dan

lain-lain.

3. Barang atau harta itu dimiliki karena warisan (bil Khalafiyah), contohnya :

mendapat bagian harta pusaka dari orang tua, mendapat barang dari

wasiat ahli waris.

4. Harta atau barang yang didapat dari perkembang biakan (Attawalludu

minal mamluk)

Contohnya : Telur dari ayam yang dimiliki, anak sapi dari sapi yang dimiliki

dan lain-lain.

Adapun kepemilikan itu dapat dibedakan menjadi :

1. Kepemilikan pribadi (Individu), yaitu suatu harta yang dimiliki

seseorang atau kelompok, namun bukan untuk umum, Contohnya:

Rumah, Mobil, Sawah dan lain-lain.

2. Kepemilikan publik (umum), yaitu harta yang dimiliki oleh banyak

orang. Contohnya: Jalan Raya, laut, lapangan Olah Raga dan lain-

lain.

3. .Kepemilikan Negara Contohnya: Gedung Sekolah Negeri, Gedung

Pemerintahan, Hutan danlain-lain

Apabila di perhatikan secara filosofis maka kepemilikan mengandung nilai-nilai

diantaranya adalah :

a) Nilai Rahmat; Diperbolehkan seseorang memilki sesuatu yang mubah ,

seperti air, pepohonan di hutan, binatang buruan, dll dengan hal itu tidak

berada dalam pemilikan/kekuasaan orang lain serta ada maksud untuk

memiliki sesuatu tersebut, hal ini sebagai wujud dari rahmatan lil‟alamiin;

Page 4: Harta Dan Kepemilikan Hakiki

4

b) Nilai Penghargaan, Kepastian dan kerelaan. Aqad/transaksi

dikategorikan sebagai suatu cara memperoleh hak milik menurut Islam.

Dalam Aqad terdapat dua atau lebih pihak melakukan perjanjian, masing-

masing pihak dihargai memiliki posisi yang sama, masing-masing

memiliki sesuatu yang benilai sejak awal yang sama-sama dihargai

dalam aqad. Hal ini terkandung nilai penghargaan terhadap setiap

kepemilikan, terkandung adanya nilai kepastian hukum serta nilai

kerelaan.

c) Nilai Tanggung jawab dan Jaminan Kesejahteraan Keluarga. Salah satu

cara yang diatur Islam untuk memperoleh kepimilikan melalui kewarisan..

Hal ini mencerminkan nilai Jaminan/komitmen Islam pada kesejahteraan

keluarga

B. PEMBAHASAN

A. KEPEMILIKAN HAKIKI TERHADAP HARTA

Sebuah pertanyaan besar di dalam pemikiran kita ini, siapakan

sebenarnya pemilik harta ini , juga sekaligus sebuah pertanyaan yang mendasar

yang memiliki implikasi yang sangat luas. Tidak saja berpengaruh terhadap

sikap kepemilikannya , namun lebih jauh akan berpengaruh terhadap

mekanisme hak milik dan pemamfatannya. Oleh sebab itu penting bagi kita

untuk memahami dengan benar tentang hakikat kepemilikan harta, agar kita

tidak terjebak ke dalam sikap-sikap yang bertentangan dengan hukum syara‟

Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu merujuk kepada sumber

petunjuk yaitu Al Qur‟an . Di dalam Al qur‟an , Allah Swt kadang-kadang

menisbatkan kepemilikan harta itu langsung kepada Allah swt.( QS. Al Nur : 33 )

“ Artinya : Dan berikanlah kepada mereka, sebagian harta Allah yang

telah diberikan kepada kalian”

Allah swt langsung menyandarkan harta kepada dirinya yang berarti Harta

milik Allah ( min malillaah ) dalam ayat tersebut.. Dalam arti lain tidak ada yang

menjadi pemilik harta secara hakiki termasuk manusia kecuali Allah Swt. Kita

bisa merasakan dan mencermati secara langsung dengan mata kepala bahwa

seluruh harta adalah kepunyaan/milik Allah. Siapa saja akan mengetahui bahwa

tidak ada satu mayat pun yang akan membawa rumah, perhiasan, tanah dan

Page 5: Harta Dan Kepemilikan Hakiki

5

deposito, mobil dan harta lainnya ke dalam kubur, Sekiranya jika manusia

pemilik hakiki tentu ia akan membawa kapan dan kemanapun. Faktanya tidak,

harta itu hanyalah titipan Allah SWT.

Bahwa perlu dipahami , harta merupakan fasilitas bagi kehidupan manusia

. Di dalam Al Qur‟an dinyatakan , Allah lah yang memberikan segalanya baik

berupa harta/kekayaan kepada manusia untuk dijadikan fasilitas buat manusia ,

sebagaimana Allah nyatakan di dalam surat Al Baqarah ayat 29 :

“ artinya : Dial ah ( Allah ) yang telah menciptakan apa saja yang di muka

bumi untuk mu semuanya ,

Serta dinyatakan dalam surat an Naba ayat 6-16. Yang begitu panjang.

Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan. Dan

gunung-gunung sebagai pasak. Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan

dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat dan Kami jadikan malam sebagai

pakaian dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan dan Kami jadikan

pelita yang amat terang ( matahari ),dan Kami turunkan dari awan air yang

banyak tercurah supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian, tumbuh-

tumbuhan dan kebun-kebun yang lebat. ( Qs.Al Naba : 6-16 )

Allah Swt telah menciptakan semua harta yang ada di dunia ini, untuk

siapa ?. Tentu saja untuk memenuhi kebutuhan manusia dan juga makhluk

lainnya. Allah juga menjelaskan harta kekayaan yang dimiliki manusia adalah

berasal dari pemberianNya ( QS. Al Baqarah : 3 ) serta (QS. Al Nisa : 32)

Allah menganugerahkan kepemilikan harta kepada manusia, Allah Swt

memberikan/menganugerahkan sebagian dari karunianya berupa

harta/kekayaanNya setelah manusia berusaha secara halal dan thayyib , maka

jadilan manusia disebut memiliki harta sebagaimana di isyaratkan Allah dalamAl

Quran surat Al Baqarah: 188

“ Dan janganlah kalian saling memakan harta kalian dengan jalan bathil “

( QS. A : Baqarah 188 )

Dapat dipahami bahwa ketika harta dikaitkan dengan manusia berarti harta

itu dimiliki oleh manusia sebatas hidup di dunia ( diberi kuasa dan amanah

oleh Allah ) kelak di akhirat dipertanggung jawabkan kembali segala harta

yang telah diperoleh.

Page 6: Harta Dan Kepemilikan Hakiki

6

B. Kekayaan dalam Islam

Allah Swt memberikan izin / secara Islam membolehkan bahkan

menganjurkan kepada seseorang untuk memiliki harta kekayaan , sekaligus

dapat diartikan memberikan izin dan hak kepada pemiliknya untuk mengelola

sesuai dengan keinginannya selama memenuhi ketentuan syara‟

Jika dilihat di dalam Al qur‟an, ada semacam isyarat supaya orang

menjadi kaya yang bisa mengeluarkan zakat serta berderma dan menunaikan

rukun Islam ke lima yakni pergi haji ke Tanah suci Mekkah yang jelas

membutuhkan banyak biaya.

Dalam sejarah Islam banyak orang-orang kaya, di awal tegaknya Islam

diantaranya, isteri Nabi Ummul mukminin Khadijah, seorang wanita Saudagar

yang kaya raya, sehingga hartanya digunakan oleh Nabi Muhammad Saw untuk

menegakkan Agama Islam. Begitu juga di kalangan para sahabat seperti,Abu

Bakar sidiq, Usman bin Affan , yang mendermakan harta kekayaannya untuk

Islam.

Kemiskinan sebagai lawan dari kekayaan, merupakan sebuah fakta

yang tidak mungkin di mungkiri, namun dalam sebuah hadis nabi disebutkan

bahwa “hampir kemiskin dan itu menjatuhkan orang kepada kekufuran “. Artinya

, dalam mafhumnya miskin bisa dekat kepada kejahatan/kekafiran atau secara a

contrario, dengan memiliki kekayaan akan bisa membentengi diri dari

kejahatan/kekafiran.

Dalam banyak kasus , sering terjadi seorang muslim bisa menjadi

murtad karena sebungkus supermi, atau di iming-iming dengan sejumlah uang,

atau seorang perempuan muslimah mau menyerahkan kegadisannya bila

diimbali sejumlah uang. Dan banyak fakta lainnya.

B. BEBERAPA DIMENSI DI DALAM MEMAHAMI DISTRIBUSI

KEKAYAAN

Sebelum penjelasan lebih lanjut, bila ditinjau pandangan masyarakat

luas terhadap kemiskinan itu begitu beragam diantaranya adalah

1) .Golongan sufi memandang bahwa masalah ke duniaan tidaklah

berarti. Golongan sufi memiliki konsep penantian diri, peniadaan,

pengabdian dirinya untuk Islam, serta berkeyakinan bahwa

Page 7: Harta Dan Kepemilikan Hakiki

7

kemiskinan itu dihormati, penghematan itu disenangi, maka fakir

dan miskin identik dengan nilai-nilai sufi semakin melarat/miskin

seseorang akan semakin tinggi nilai-nilai sufinya. Mereka

beranggapan bahwa kemiskinan bukanlah suatu keburukan yang

harus untuk diatasi dan bukan merupakan suatu program yang

semestinya dipecahkan bahkan kemiskinan selaku bentuk

karunia Allah yang dilimpahkan kepada hamba-hambaNya yang

dicintai

2) Golongan Jabariah mengideologikan takdir Allah lah yang

meletakkan seseorang itu kaya atau miskin. Dalam artian bahwa

kemiskinan seseorang adalah suatu takdir Tuhan yang tidak

membutuhkan tindakan-tindakan untuk mengatasinya. Manusia

tidak mempunyai hak untuk mengubah keadaan, hanya Allah lah

yang berkehendak untuk mengubah.Manusia mempunyai hak

menunggu qada dan qadar tuhan.

3) Ekonomi Islam berada pada sisi keseimbangan antara dunia dan

akhirat, keseimbangan antara kepentingan individu dan

kepentingan kolektif ( masyarakat ), Adanya hak kepemiliksn

dalam ekonomi Islam menunjukkan bahwa ekonomi Islam

mengharuskan umat Islam mencari rezeki dengan demikian

setiap individu mempersiapkan dirinya untuk hidup

sebagaiamana mestinya sehingga mampu menghadapi

tantangan hidup dan dapat melindungi dirinya dari Bahaya

Kemiskinan. Ekonomi Islam tidak seperti golongan Jabariah

dengan mengatasi kemiskinan dengan berserah diri, tidak seperti

sosialisme memberantas kemiskinan dengan mencabut hak

kepemilikan individu dan tidak pula seperti kapitalisme yang

membiarkan kemiskinan dan menganggap kemiskinan itu harus

diselesaikan oleh mereka sendiri.

Dalam ajaranIslam tidak pada tempatnya seorang warga masyarakat

menggantungkan hidupnya kepada warga masyarakat lain dengan cara

meminta-minta,karena hal itu akan menurunkan kehormatan dan martabat

kemanusian, kecuali terhadap dua hal :

1. Meminta kepada Penguasa, yang memang Allah sendiri telah

memperkenankannya

Page 8: Harta Dan Kepemilikan Hakiki

8

2. Meminta dalam situasi yang sangat terpaksa, sekedar keperluannya

Bahkan Ibn Qoyyim menyatakan secara tegas, bahwa meminta-minta

kepada manusia adalah suatu perkosaan ( tindakan zalim ) terhadap hak Allah,

yang dimaksud memperkosa hak Allah ialah karena dalam perbuatan meminta-

minta, si pelaku telah menggantugkan permintaan dan kebutuhannya serta

menyerahkan dirinya dan nasibnya kepada selain Allah, Padahal menunaikan

hidup dan menjaga kehormatan diri termasuk ibadah. Jadi orang yang

melakukan meminta-minta berarti telah melakukan suatu perbuatan yang

merusak kepercayaan kepada Allah SWT.

Di dalam hadist Nabi SAW dari Anas bin Malik RA dikisahkan, pernah

seorang laki-laki Anshar dating menghadap Nabi Saw, lalu Nabi berkata

kepadanya.” Apakah anda tidak memiliki sesuatu apapun di rumah ? Laki-laki itu

menjawab. “ Ada yang aku miliki, yaitu sebuah permadani, separoh kami pakai

dan separoh yang lain kami gunakan tempat duduk, juga aku mempunyai

sebuah bejana yang biasa kami gunakan tempat minum, lalu Nabi bersabda: “

coba bawalah kedua barang itu ke sini “. Laki-laki itu pun membawa kedua

barangnya kehadapan Nabi, kemudian Nabi mengambilnya, seraya berkata : “

Siapakah diantara kalian yang mau membeli barang ini ?” Salah seorang

sahabat menjawab, “ Saya akan membeli keduanya dengan satu dirham “.

Rasulullah bersabda kembali : “ Siapa yang berani membayar lebih dari satu

dirham ? “ Nabi bersabda demikian dua hingga tiga kali, lalu seorang sahabat lai

menjawab, “ Saya akan membeli keduanya dengan dua Dirham, kemudian Nabi

Saw menyerahkan kedua barang itu kepadanya sambil menerima

pembayarannya dua dirham.Lalu Nabi serahkan uang itu kepada laki-laki

Anshar tadi, sambil memberi tuntunan kepadanya. Belanjakan uang ini baik-

baik, satu dirham untuk membeli makanan kemudian bawalah kepada

keluargamu dan satu dirham lagi gunakan membeli sebuah kapak, kemudian

bawalah kesini,lalu Nabi Saw menggunakan kapak itu untuk membelah

sebatang kayu dengan tangannya di hadapan orang itu, setelah itu beliau

bersabda.” Sekarang pergilah anda mencari kayu dan saya tidak bertemu

dengan kamu selama 15 hari. Berangkatlah laki-laki anshar itu mencari kayu.

Kemudian beberapa hari berlalu ia kembali dan telah mendapatkan uang 10

dirham. Ia perguanakan sebagian uang itu untuk membeli pakaian dan sebagian

yang lain untuk membeli makanan, lalu Nabi bersabda kepadanya

Page 9: Harta Dan Kepemilikan Hakiki

9

“ Usaha seperti ini adalah lebih baik bagi anda daripada dating kesana- kemari

meminta-minta yang justru meminta itu merupakan titik noda di wajah anda,

kelak di hari kiamat. Dan ketahuilah bahwa meminta-minta itu tidak

diperkenankan, kecuali dalam tiga hal :

1. Orang yang sangat parah kemiskinannya.

2. Orang yang tidak mampu membayar hutangnya;

3. Orang yang terkena denda hukuman tidak sanggup menebusnya;

( H.R. Abu Dawud, Turmizi, Nasai dan ibn Majah);

Kondisi kesenjangan ekonomi yang semakin lebar ditengah-tengah

masyarakat harus segera diatasi dengan menerapkan keseimbangan ekonomi

melalui mekanisme distribusi. Islam mewajibkan terjadi sirkulasi kekayaan pada

semua anggota masyarakat dan mencegah terjadinya sirkulasi kekayaan hanya

pada segelintir orang, sebagaimana firman Allah dalam surat al Hasyar : 7

Artinya : Supaya harta itu jangan beredar diantara orang-orang kaya

saja diantara kamu

Masalah ekonomi terjadi apabila kebutuhan pokok ( alhajatu al asasiah )

untuk semua pribadi manusia tidak tercukupi, dan masalah pemenuhan

kebutuhan pokok merupakan persoalan distribusi kekayaan.

Dalam persoalan distribusi kekayaan yang muncul, Islam melalui

system ekonomi Islam menentukan berbagi mekanisme tertentu digunakan

untuk mengatasi persoalan distribusi, mekanisme distribusi dalam system

ekonomi Islam dapat dikelompokkan kepada 2 kelompok yaitu :

1. Mekanisme secara ekonomi

2. Mekanisme secara non ekonomi

Mekanisme secara ekonomi adalah mekanisme distribusi dengan

mengandalkan kegiatan ekonomi agar tercapai distribusi kekayaan, diyakini

distribusi kekayaan itu akan berlangsung secara normal.

a.d 1. Dalam distribusi kekayaan secara mekanisme ekonomi maka

ditempuh cara-cara sebagai berikut :

Page 10: Harta Dan Kepemilikan Hakiki

10

1. Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi berlangsungnya

sebab-sebab hak milik ( asbabu al tamalluk ) dalam hak milik pribadi ( al

milkiyah al fardiyah )

Menurut An Nabhani ( 1990 ) Islam telah menetapkan sebab utama

dimana seseorang dapat memiliki harta yang berkaitan dengan hak milik pribadi

( al Milkiyah al Fardiyah ) yaitu, 1). Bekerja, 2). Warisan 3). Kebutuhan akan

harta untuk penyambung hidup 4). Harta pemberian Negara kepada rakyat.

5). Harta-harta yang diperoleh seseorang tanpa mengeluarkan harta atau

tenaga apapun.

Membuka kesempatan kerja seluas-luasnya bagi seluruh anggota

masyarakat adalah salah satu distribusi kekayaan melalui mekanisme ekonomi.

Islam menetapkan keharusan bekerja seluruh masyarakat. Dari bekerja

tersebut, menurut Islam sebab pokok (mendasar ) untuk memungkinkan

menusia memiliki harta kekayaan .

2. Memberikan kesempatan seluas-luasnya , bagi berlangsungnya

pengembangan hak milik ( tanmiyatul milkiyah ) melalui kegiatan

investasi

Pengembangan hak milik adalah mekanisme yang digunakan

seseoranguntuk mendapatkan tambahan hak milik, pengembangan hak milik ini

tentu sesuai dengan ketentuan syara‟. Jika diamati ada 3 bentuk harta kekayaan

manusia;

1. Harta berupa tanah

2. Harta yang diperoleh melalui pertukaran dengan barang ( jual beli

3. Harta yang diperoleh dengan cara mengubah bentuknya dari satu

bentuk ke bentuk yang berbeda ( produksi ).

Islam menghalalkan umat Islam bergeraka untuk berinvestasi/ berproduksi di

bidang pertanian, perdagangan dan perindustrian.

3. Larangan menimbun harta benda/kekayaan walaupun telah

dikeluarkan zakatnya, harta yang ditimbun tidak akan berfungsi

ekonomi, pada gilirannya akan menghambat distribusi karena tidak

terjadi perputaran harta.

Page 11: Harta Dan Kepemilikan Hakiki

11

Dijelaskan al badri ( 1992 ) islam mengharamkan menimbun harta

benda/kekayaan walaupun telah dikeluarkan zakatnya dan mewajibkan

pembelanjaan terhadap harta tersebut, agar ia beredar ditengah-tengah

masyarakat, sehingga dapat diambil mamfaatnya. Sebagaimana diisyaratkan

Allah larangan menimbun harta dalam Al Qur‟an surat Al taubah : 34

Artinya :” Dan orang-orang yang menimbun emas dan perak dan tidak

menginfakkan di jalan Allah, maka berilah kabar gembira dengan siksaan yang

pedih ( QS. Al Taubah : 34 )

Imam Thabari mengatakan berdasarkan sanad dari Abu Umamah,

ketika seorang Ahlu Shuffah, yaitu orang-orang yang menempati satu bagian

dari masjid Nabawi, wafat lalu di bawah selimutnya ditemukan satu dinar uang

emas. Rasulullah Saw bersabda :” satu gosokan ( api akan menimpanya di hari

kiamat ) , kemudian ketika ada lagi yang meninggal dan ditemukan dua dinar

uang emas, Nabi Saw bersabda : dua gosokan. Rasulullah Saw mengambil

isyarat pemahaman dari Surat AL Taubah: 35

Artinya : “ Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka

jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka,

( lalu dikatakan ) kepada mereka ; “ inilah harta bendamu yang kamu simpan

untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang ( akibat dari ) apa yang kamu

simpan ( QS, Al Taubah : 35 )

4. Larangan kegiatan monopoli, serta berbagai penipuan yang dapat

mendistorsi pasar.

Adanya monopoli, maka seseorang dapat menentukan harga jual

produk yang tidak sesuai dengan pasarannya, sehingga dapat merugikan

kebanyakan orang di muka umum. Begitu juga Negara tidak diperbolehkan turut

terlibat dalam menetapkan harga jual suatu produk di pasar, sebab hal ini akan

menyebabkan terjadinya perobahan harga pasar.

5. Larangan kegiatan Judi, riba, korupsi, pemberian suap dan hadiah

kepada Penguasa/pejabat.

Judi dan riba merupakan penyebab utama uang hanya akan bertemu

dengan uang ( bukan dengan barang/jasa ) dan beredar dianatara orang kaya

saja, ( QS. Al Maidah : 90 ) , Qs. Al Baqarah : 278 )

Sementara Korupsi, pemberian suap dan hadiah kepada

Pejabat/Penguasa mengakibatkan harta hanya beredar diantara orang-orang

Page 12: Harta Dan Kepemilikan Hakiki

12

yang sudah berkecukupan, hal ini merupakan penyebab rusaknya system

distribusi kekayaan .

Seorang pejabat yang menduduki suatu jabatan khusus dilarang

menerima hadiah dari pihak manapun. Al Khatib dalam kitabnya berjudul “

Talkhisul Mutasyabih “ menerangkan sebuah hadis berasal dari Anas RA bahwa

Nabi Saw bersabda :

Artinya : “ Hadiah yang diberikan kepada para pejabat adalah Suht (

haram )

A.d 2. Distribusi kekayaan melalui mekanisme non ekonomi

Tujuan pelaksanaan distribusi ini adalah agar ditengah masyarakat

segera terwujud keseimbangan ( al tawazun ) dan kesataraan ekonomi, maka

pendistribusian mekanisme non ekonomi ini dilakukan dengan cara sebagai

berikut ;

1. Pemberian Negara kepada rakyat yang membutuhkan

Negara memberikan harta kepada orang-orang yang memerlukan untuk

memenuhi kebutuhannya. Bentuk ini pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw,

ketika memberikan harta fa‟I Bani Nadhir hanya kepada orang-orang Muhajirin

saja, tidak kepada orang Anshar kecuali dua orang saja yaitu Abu Dujanah

Samak bin Khurasah dan Sahal bin Hunaif yang memang kedua orang itu

miskin. Konsep pembagian ini berdasarkan surat Al Hasyr ayat 7, agar harta itu

tidak hanya berputar diantara orang-orang kaya saja.

Pemberian harta Negara tersebut dengan maksud untuk memenuhi

kebutuhan hidup individu rakyat, sekaligus agar rakyat dapat

memamfaatkannya, sehingga kepemilikan itu terwujud secara merata.

Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat diberikan secara langsung maupun tidak

langsung.

Begitu juga Umar bin khattab RA, telah memberikan kepada para petani

di Irak, harta dari baitul mal yang bisa membantu mereka untuk mengerjakan

tanah pertanian serta memenuhi kebutuhan hidup mereka tanpa meminta

imbalan sedikitpun dari mereka .

2. Pendistribusian melalui zakat

Pemberian harta zakat yang dibayarkan oleh Muzakki kepada mustahik/

asnaf yang delapan adalah pendistribusian kekayaan melalui mekanisme non

ekonomi.

Page 13: Harta Dan Kepemilikan Hakiki

13

Zakat adalah ibadah yang wajib dilaksanakan oleh para muzakki bila

telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariat. Begitu juga Negara wajib

memaksakan siapapun yang termasuk muzakki untuk membayar zakatnya, ini

berdasarkan surat Al taubah ayat 103 ;

Artinya : Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka,

sesungguhnya doa kamu itu ( menjadi ) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan

Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Dengan adanya kegiatan bersifat memaksa ini, maka akan terjadi

peredaran harta yang tidak melalui mekanisme ekonomi dari orang-orang kaya

kepada orang-orang miskin walaupun harta zakat itu di distribusikan kepada

golongan tertentu ( ada 8 asnaf ) QS. Al Taubah : 60

Delapan golongan yang disebut itu, adalah orang-orang yang lemah

secara ekonomi, delapan golongan itu lah yang sering hidup dan dijumpai di

tengah-tengah masyarakat. Pendistribusian zakat yang tepat, baik serta tepat

sasaran tentu akan meningkat taraf hidup mereka, maka secara pelan-pelan

ekonomi serta kebutuhan hidup segera terpenuhi.

Zakat yang juga sebagai ibadah mahdoh dimana berperan dan

berdampak ekonomi yakni zakat berperan sebagai instrument distribusi

kekayaan antara kaum yang mampu /berharta ( Muzakki ) dengan Kaum yang

tidak/kurang mencukupi hartanya ( Mustahik ).

Maka dengan melalui zakat perlu pula suatu model pemberdayaan umat

baik secara ekonomi, social dan keagamaan disertai dengan Pengawasan dan

evaluasi untuk meningkatkan, mempercepat proses kemandirian mustahik.

C. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dijelaskan di atas, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Harta merupakan sesuatu yang vital bagi manusia dalam

kelangsungan hidupnya.

2. Kepemilikan harta secara hakiki termasuk manusia itu sendiri

adalah Allah SWT.

3. Allah memberikan harta kepada manusia sebagai amanah dan

untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, ketika akhirat kelak

akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah.

4. Distribusi kekayaan secara islam ada 2 mekanisme:

1. Distribusi kekayaan melalui mekanisme ekonomi

Page 14: Harta Dan Kepemilikan Hakiki

14

2. Distribusi kekayaan melalui mekanisme non ekonomi.